Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Manajemen Sekolah dalam Meningkatan Mutu Pembelajaran di SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak
Lampiran 1
Model Manajemen Pembelajaran
Melalui Metode Stop and Stop
SDN Purwosari 1 Sayung - Demak
Oleh :
SUTIMIN
NPM : 942014060
PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN-FKIP
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
(2)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk
mewujudkan
suasana
belajar dan
proses
pembelajaran
agar
peserta
didik
secara
aktif
mengembangkan
potensi
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian,
kecerdasan,
akhlak
mulia,
serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003).
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional merumuskan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan
dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia.
Dalam Permendiknas No 24
Tahun 2006 disebutkan bahwa
satuan pendidikan dasar dan menengah dapat
mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih
tinggi dari Standar
Isi sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah
dan
Standar
Kompentesi
Lulusan
sebagaimana
diatur
dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Denagn
demikian yang menjadi dasar sebagai pelaksanaan
pendidikan di Indonesia akan mampu mengacu pada
(3)
tujuan
pendidikan
nasional
menjadi
dasar
dalam
pengembangan pendidian karakter.
Semua mata pelajaran yag diajarkan di sekolah
mempunyai makna, maksut dan tujuan yang sudah
dirancang maupun dicantumkan dalam kurikulum. Cara
menyampaikan ke anak didik perlu membutuhkan
metode yang sangat pas dan mudah dipahami peserta
didik di sekolah masing-masing Metode yang diterapkan
diharapkan dapat memberikan muatan besar pada
pendidikan. Pendidikan membutuhkan sistim mengajar
yang sejalan dengan tujuan pendidikan yaitu membina
anak didik menjadi warga negara yang baik, yang
memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian
sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi
masyarakat dan bagi negara. Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yang mengamanatkan perlu adanya
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) maka
pengembangan pembelajaran pada setiap mata pelajaran
sekolah membutuhkan cara dan metode. Untuk setiap
mata pelajaran yang mengacu pada Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 tentang
Standar Isi dan Nomor 23 tentang Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) dengan panduan KTSP yang dikeluarkan
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Segala usaha pengaturan proses belajar mengajar,
dalam rangka tercapainya proses belajar mengajar yang
efektif
dan
efisien
tertera
dalam
manajemen
pembelajaran. Konsep manajemen pembelajaran sebagai
proses mengelola yang meliputi kegiatan perencanaan,
(4)
pengorganisasian,
pengendalian
(pengarahan)
dan
pengevaluasian kegiatan yang berkaitan dengan proses
membelajarkan siswa (orang yang belajar) dengan
mengikutsertakan berbagai faktor di dalamnya guna
mencapai tujuan.
B.Tujuan Model Manajemen Pembelajaran Melalui
Metode
“Stop and Stop”
Model manajemen pembelajaran melalui metode
“stop and stop”
berbasis pendidikan karakter untuk
mengatur proses belajar mengajar, dalam rangka
tercapainya proses belajar mengajar yang efektif dan
efisien. Tujuan dalam model manajemen pembelajaran
melalui metode
“stop and stop”
yang dilakukan oleh
para guru atau pengajarantara lain :
1.
Bagi guru
tujuannya dapat mengoptimalkan dan
mengkondisikan kelas terutama kelas yang jumlah
sisiwanya sangat banyak, bisa terkendali dengan
baik sehingga siswa mengikuti pembelajaran dengan
sungguh-sungguh.
2.
Bagi Kepala Sekolah
Pembelajaran melalui metode
stop and stop ini dapat mengotrol pelaksanaan
supervisi tanpa terganggu kegaduhan siswa.
3. Bagi siswa: siswa dengan tertib tanpa tekanan dari
guru
melakukan
kegiatan
pembelajaran
yang
dilakuan guru dengan snggu-sungguh dalam proses
pembelajaran dapat dilakukan secara runtut dan
baik berdasar pada RPP.
(5)
C.Manfaat Model Manajemen Pembelajaran Melalui
Metode
“Stop and Stop”
1. Model manajemen pembelajaran melalui metode
“Stop and Stop”
berbasis pendidikan karakter pada
setiap sekolah akan mengoptimalkan proses belajar
mengajar atau pembelajaran secara efektif dan
efisien.
2. Model manajemen pembelajaran melalui metode
“Stop and Stop”
pendidikan karakter di sekolah ini
akan
meningkatkan
potensi
kegiatan
belajar
mengajar.
3. Model manajemen pembelajaran melalui
“Stop and
Stop”
berbasis pendidikan karakter di sekolah ini
dapat memudahkan guru untuk memahami tugas
dan tanggungjawabnya dalam pembelajaran.
D.Sasaran Model Manajemen Pembelajaran Melalui
Metode
“Stop and Stop”
Model manajemen pembelajaran melalui metode
“stop and stop”
diperuntukkan bagi semau guru kelas
tinggi maupun kelas rendah sekolah dasar.
E. Spesifikasi
ModelManajemen
Pembelajaran
melalui Metode
“Stop and Stop”
Model manajemen pembelajaran melalui
“Stop
andstop”
berbasis pendidikan karakter di satuan
pendidkan memiliki spesifikasi antara lain:
1.Penerapan proses manajemen yaitu: (perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan) pada
(6)
pembelajaran dapat dijadikan acuan untuk melakukan
kegiatan belajar mengajar agar tujuan kegiatan belajar
mengajar dapat tercapai secara efektif dan efisien.
2.Pendidikan anak terintegrasi dalam pembelajaran dan
pelaksanaannya harus menggunakan metode yang
tepat yang dilakukan pada proses manajemen
pembelajaran. Nilai pengajaran pada setiap mata
pelajaran yang dilakukan oleh setiap guru sangat
membutuhkan metode, cara yang terkandung dalam
pembelajaran itu sendiri bertujuan mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati
baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik.
3.Penggunaan model pembelajaran melalui metode
“stopand stop”
diterapkan pada semua pelajaran yang
diselenggarakan oleh setiap satuan pendidikan untuk
satuan pendidikan di sekolah dasar.
Pola Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Metode “stop & stop” di Sekolah
Pengawasa oleh Kepala Sekolah
Tenaga kependidikan
GURU GURU GURU GURU GURU
(7)
BAB II
Model Manajemen Pembelajaran
Melalui Metode
“Stop and Stop”
A. Konsep Model Manajemen Pembelajaran melalui
Metode
“Stop and Stop”
pada satuan Pendidikan
Pembelajaran yang dinyatakan sebagai proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar lain dalam suatu lingkungan belajar, berlangsung
dalam suatu proses interaksi. Interaksi tersebut bersifat
edukatif yang melibatkan peserta didik dan pendidik
sehingga guru sebagai sentral figur memegang peranan
penting
dalam
merencanakan,
mengorganisasikan,
mengarahkan, dan mengendalikan proses pembelajaran
di
sekolah.
Proses
merencana,
mengorganisasi,
menggerakkan dan mengawasi kegiatan dengan segala
aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif
dan
efisien
merupakan
kegiatan
manajemen.
Manajemen yang efektif dalam pembelajaran diharapkan
dapat mengembangkan potensi siswa, sehingga memiliki
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
mengakar pada individu siswa.
Semua mata pelajaran yang diajarkan pada setiap
satuan
pendidikan
membutuhkan
metode
untuk
memudahkan dan mengarahkan peserta didik untuk
mudah memahami agar menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggungjawab, serta menjadi warga
(8)
dunia yang cinta damai. Hal ini akan tercapai dengan
baik jika dilaksanakan dan disajikan oleh guru dengan
menggunakan metode yang tepat tersebut diungkapkan
oleh Ari Wijayanti (2011:53). Oleh karena itu, metode
pembelajaran yang digunakan di sekolah dirancang
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan yang jelas dan menganalisis terhadap
kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat yang dinamis. Dalam metode “stop and
stop” harus mengedepankan kenyamanan bagi anak
didik. Kenyamanan yang dimajsut yaiu anak didik tidak
merasa tertekan dan takut, yakni peserta didik dapat
mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh guru dan
mengedepankan disiplin dan penuhrasa tanggungjawab
terhadap masyarakat materi yang diterimanya.
Model manajemen pembelajaran melalui metode
“stop and stop” dalam pendidikan diterapkan melalui
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
dan pengawasan. Kegiatan yang berkaitan dengan proses
membelajarkan dengan metode “stop and stop” siswa
dengan mengikutsertakan berbagai faktor di dalamnya
guna mencapai tujuan itu sendiri. Dalam mengelola
pembelajaran yang menggunakan metode “stop and
stop” guru sebagai manajer harus melaksanakan
berbagai langkah kegiatan mulai dari merencanakan dari
awal pembelajaran, mengorganisasikan pembelajaran,
menggerakkan dan mengawasi pembelajaran yang
dilakukan.
Masalah pembelajaran yang menggunakan metode
“stop and stop” utamanya di SD Negeri Purwosari 1
(9)
belum semau guru mampu melakukan proses kegiatan
belajar mengajar yang sesuai dengan Pembelajaran Aktif
Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM),utamanya
menerapkan metode “ stop and stop” pada saat
menyajikan materi pelajaran. Dari hasil wawancara
dengan Kepala SDN Purwosari 1 pada tanggal 5 Maret
2016 ditemukan masalah bahwa model manajemen
melalui
metode
“stop
and
stop”
berbasis
pada
pengendalian peserta didik di kelas memang selama ini
dilaksanakan di SDN Purwosari1 belum tertata/tersusun
secara baik. Sistem perencanaan yang kurang baik
menjadikan pengorganisasian kurang padu, sehingga
pelaksanaan tidak konsisten meskipun pengarahan dan
pengawasan sudah dilaksanakan secara kontinyu
dampaknya tujuan pembelajaran belum tercapai secara
efektif dan efisien.
B.
Prosedur Menuju Pembelajaran:
SDN Purwosari 1 menyusun dan menerapkan
model manajemen pembelajaran melalui metode “stop
and stop” yang mengacu pada kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan maupun pengawasan.
Kegiatan yang berkaitan dengan proses membelajarkan
siswa dengan mengikutsertakan berbagai faktor di
dalamnya guna mencapai tujuan. Dalam mengelola
pembelajaran, guru sebagai manajer melaksanakan
berbagai langkah kegiatan mulai dari merencanakan
(10)
pembelajaran, dan dalam mengorganisasikan maupun
menggerakkan dan mengawasi pembelajaran yang
dilakukan seperti gambar berikut:
Efektifitas penerapan fungsi perencanaan dalam
kegiatan pembelajaran diindikasikan dengan aplikasi prinsip-prinsip pembelajaran yaitu:
(1) Menetapkan apa yang hendak dilakukan oleh guru,
kapan
dan
bagaimana
melakukannya
dalam
implementasi
pembelajaran
yang
menggunakan
metode “stop and stop” dalam pembelajaran.
(2) Aplikasi penerapan metode “stop and stop”,guru
mengatakan
stop,
maka peserta didik harus berhenti
pada saat itu juga.
Perencanaan Pembuatan RPP
Penggerakan dimuainya Pembeajaran oleh para guru yang mengajar di kelas.
Pengawasa oleh Kepala Sekolah melalui supervisi
Penilaian dilakukan secara berkala sekurang-kurangnya satu minggu setelah penilaian Ini dilakukan melalui rapat Kegiatan Kelompok Guru dalam satuan pendidikan.
(11)
(3) Pengembangan berikut guru mengatakan
stop
andstop
secara tiba-tiba, maka peserta didik harus
menaruh tangannya di atas meja.
(4) Mengumpulkan dan menganalisis kegiatan siswa
yang penting dilakukan guru untuk mendukung
kegiatan,siswa terkendali dengan baik
(5) Kegiatan berikutnya guru mengatakan
rilek
semua
siswa boleh bergerak sesuai yang dikehendaki.
(6) Langkah terakir guru bilang mute,siswa boleh
bergerak namun tidak bersuara, boleh komunikasi
dengan teman tanpa mengeluarkan suara, bo;eh
melalui tulisan.kemudian guru mengatakan rilek
situasi kembali normal.
(7) Mempersiapkan dan mengkomunikasikan
rencana-rencana dan keputusan-keputusan yang berkaitan
dengan pembelajaran kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Mengacu pada implementasi fungsi perencanaan
dalam kegiatan pembelajaran melalui metode tersebut,
sehingga dikembangkan sejumlah indikator penelitian
tentang perencanaan pembelajaran yang mencakup
penyusunan kegiatan pembelajaran, penetapan dan
pembatasan
tujuan
pembelajaran,
pengembangan
strategi pembelajaran, pengumpulan data dan informasi
pendukung
pembelajaran,
dan
pengkomunikasian
rencana pembelajaran tersebut kepada pihak terkait.
(12)
Bentuk perencanaan pembelajaran dimaksud, diukur
dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang di dalamnya menggunakan metode “stop and
stop” didukung dengan sejumlah komponen, yaitu
tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Melalui
perencanaan pembelajaran melalui metode “stop and
stop” ini, guru dapat mempersiapkan segala sesuatu
yang dibutuhkan siswa dalam belajar.
a. Pengorganisasian Pembelajaran (
Organizing
)
Fungsi pengorganisasian yang ada dalam kegiatan
pembelajaran melalui metode yang dimaksudkan untuk
menentukan pelaksana tugas dengan jelas kepada setiap
personil sekolah sesuai bidang, wewenang, mata ajaran,
dan tanggung jawabnya. Dengan kejelasan tugas dan
tanggung jawab masing-masing unsur dan komponen
pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran baik
proses maupun kualitas yang dipersyaratkan dapat
berlangsung sesuai dengan yang direncanakan.
Mengenai penerapan fungsi pengorganisasian
dalam kegiatan pembelajaran, ditunjukkan dengan
sejumlah indikator, yaitu:
(1) Menyediakan fasilitas, perlengkapan, dan personil
yang diperlukan untuk menyusun kerangka yang
efisien
dalam
melaksanakan
rencana-rencana
melalui
suatu
proses
penetapan
pelaksanaan
(13)
pembelajaran melalui metode
“stop and stop”
yang
diperlukan untuk menyelesaikannya,
(2) Mengelompokkan komponen pembelajaran melalui
metode
“stop and stop”
berbasis pendidikan karakter
dalam struktur pembelajaran sekolah secara teratur,
(3) Membentuk struktur wewenang dan mekanisme
koordinasi pembelajaran melalui metode
“stop
andstop”
di kelas pada satuan pendidikan,
(4) Merumuskan dan menetapkan metode melalui
metode
“stop and stop”
pembelajaran dikelas,serta
Penerapan
fungsi
pengorganisasian
dalam
manajemen
pembelajaran
sebagaimana
yang
ditunjukkan dengan sejumlah indikator di atas, telah
dikembangkan sebagai tolak ukur tentang efektivitas
pelaksanaan fungsi pengorganisasian dalam kegiatan
pembelajaran melalui metode
“stop and stop”
.
b. Penggerakan/pelaksanaan Pembelajaran (
Actuating
)
Penerapan
fungsi
penggerakan
dalam
pembelajaran melalu metode
“stop and stop”
meliputi:
(1) Melaksanakan pembelajaran berdasarkan silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran melalui
metode
“stop and stop”
berbasis pendidikan karakter
yang diperlukan untuk dalam sekolah maupun
pembelajaran secara rinci dan jelas.
(2) Mengeluarkan instruksi-instruksi dalam kegiatan
belajar mengajar yang spesifik ke arah pencapaian
(14)
tujuan pembelajaran melalui metode
“stop and stop”
berbasis pendidikan karakter.
(3) Membimbing,
memotivasi
dan
melakukan
pengawasan oleh guru terhadap siswa.
(4) Membimbing, memotivasi dan memberi tuntunan
atau arahan yang jelas oleh guru terhadap pelayanan
belajar kepada peserta didik.
Hubungan siswa dengan guru dalam proses
pembelajaran, menempatkan guru pada posisi strategis
sebagai manajer pembelajaran dengan mempersiapkan
segala sesuatu yang berhubungan dengan proses
pembelajaran, seperti adanya tujuan yang ingin dicapai,
bahan atau pesan yang menjadi isi interaksi, pelajar
yang aktif mengalami, guru yang melaksanakan, metode
untuk mencapai tujuan, situasi yang memungkinkan
proses pembelajaran berjalan dengan baik, serta adanya
penilaian terhadap hasil belajar. Komponen tersebut
termasuk
juga
cara
guru
memanajemen
proses
pembelajaran
yang
berlangsung
sehingga
tidak
membosankan bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian, hal itu akan mampu mewujudkan
berhasilnya
tujuan
pembelajaran
itu
sendiri.
Penggerakan sebagai fungsi manajemen diterapkan oleh
kepala sekolah bersama guru dalam pembelajaran agar
siswa melakukan aktivitas belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
(15)
Pengawasan dalam konteks pembelajaran melalui
metode
“stop and stop”
berbasis pendidikan karakter
dilakukan oleh guru terhadap kegiatan pembelajaran
pada seluruh kelas, termasuk pemberian pelayanan
kebutuhan pembelajaran secara sungguh- sungguh.
Untuk keperluan pengawasan ini, guru mengumpulkan,
menganalisis, dan mengevaluasi informasi kegiatan
belajar, serta memanfaatkannya untuk mengendalikan
pembelajaran melalui metode
“stop and stop”
berbasis
pendidikan karakter sehingga tercapai tujuan belajar
yang telah direncanakan.
Penerapan fungsi pengawasan dalam kegiatan
pembelajaran,
diimplikasikan
dengan
sejumlah
indikator, yaitu
(1) Mengevaluasi
pelaksanaan
kegiatan
dibanding
dengan rencana pembelajaran melalui metode
“stop
and stop”
berbasis pendidikan karakter.
(2) Melaporkan penyimpangan untuk tindakan koreksi
dan merumuskan tindakan koreksi, menyusun
standar-standar pembelajaran melalui metode
“stop
and stop”
yang berbasis pendidikan karakter dan
sasaran-sasaran.
(3) Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi
terhadap
penyimpangan-penyimpangan,
baik
institusional satuan pendidikan maupun proses
pembelajaran melalui metode
“stop and stop”
berbasis pendidikan karakter.
(16)
Adapun penerapan fungsi pengawasan dalam
kegiatan pembelajaran, didasarkan pada tanggung jawab
yang di dalamnya terkandung norma-norma etika,
sosial, dan
scientific
sebagai suatu kesanggupan untuk
menjalankan tugas dan kewajiban yang dipikulkan
kepadanya dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian,
maka pelaksanaan dalam kegiatan pembelajaran yang
dipertanggungjawabkan itu dapat diterima orang lain
dan mengandung kebenaran yang bersifat umum.
Manajemen
yang
diterapkan
guru
dalam
proses
pembelajaran, apabila diterima baik oleh siswa, maka
akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa.
(17)
B.Skema Model Manajemen Pembelajaran Melalui
Metode “Stop and Stop” Berbasis Pendidikan Karakter
di Sekolah.
N o Manajemen Pembelajar-an melalui metode “ stop and stopTahapan Pengembangan Keterangan
1 Planning (Perencanaan)
Perencanaan proses pembelajaran melalui metode “stop and stop” meliputi:
1. Menetapkan apa yang hendak dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana melakukannya dan penerapan implementasi dalam metode “stop and stop” berbasis pendidikan karakter. 2. Membatasi sasaran atas dasar
tujuan instruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan melalui metode “stop and stop” dalam target pembelajaran.
3. Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi dalam pembelajaran melalui metode “stop and stop”pendidikan yang karakter.
4. Mengumpulkan setrategi dan menganalisis informasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran melalui metode “stop and stop” yang berbasis pendidikan karakter.
1. Menetapkan Silabus dan RPP melalui metode “stop and stop” oleh para guru secara mandiri.
2. Membatasi KBM dengan SK dan KD serta indikator pembelajaran yang berbasis pada metode “stop and stop” dalam pembelajaran.
3. Mengembangkan strategi pembelajaran yaitu pembelajaran melalui metode “stop and stop”.
4. Mengumpulkan bahan pembelajaran berbasis pendidikan melalui metode “stop and stop”karakter dari berbagai sumber untuk mendukung
(18)
5. Mempersiapkan setrategi dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan metode pembelajaran pembelajaran melalui metode “stop and stop” berbasis pendidikan karakter kepada pihak-pihak,anak didik yang berkepentingan.
KBM.
5. Mempersiapkan RPP melalui metode “stop and stop”berbasis pendidikan karakter dan silabus yang disesuaikan dengan kondisi/lingkungan sekolah serta mengkomunikasikan RPP berbasis pendidikan karakter dan silabus kepada KS 2 Organizing
(Peng-organisasian)
1. Menyediakan media atau alat peraga yang dimiliki untuk lancar mendukung pembelajaran yang melalui metode “stop and stop”berbasis pada pendidikan karakter.
2. Pengelompokan SK dan KD dalam pembelajaran melalui metode “stop and stop”pada pelaksanaan pembelajaran berbasis pada pendidikan karakter.
3. Merumuskan metode dan menetapkan pelaksanaan metode “stop and stop”dan prosedur pembelajaran pembelajaran yang berbasis pendidikan karakter.
1. Media/alat pembelajaran
pembelajaran melalui metode “stop and stop”berbasis
pendidikan karakter yang melalui permainan.
2. Standar kompetensi menggambarkan penguasaan
pengetahuan, sikap, keterampilan yang diharapkan dicapai melalui metode “stop and stop”berbasis dalam pendidikan karakter.
3. Model pembelajaran melalui metode “stop and stop” berbasis Pendidikan Karakter:
(19)
4. Memilih penilaian hasil pembelajaran yang melalui metode “stop and stop” berbasis pada pendidikan karakter yang tepat untuk mengukur daya tingkat keberhasilan penyusunan hasil belajar siswa dan memperbaiki proses belajar melalui metode “stop and stop” berbasis pendidikan karakter.
secara konsisten, sistematik, dan terprogram sesuai dengan rahan yang diberikan, guru mengukur sikap, nilai hasil penetapan pembelajaran melalui metode “stop and stop” penilaian diri.
3 Actuating (Penggerakan/ pelaksanaan)
1. Melaksanakan silabus dan RPP yang pelaksanaannya pembelajaran melalui metode “stop and stop” berbasis pendidikan karakter yang diperlukan untuk sekolah maupun pembelajaran secara rinci dan jelas.
2. Mengeluarkan instruksi-instruksi yang spesifik ke arah pencapaian sasaran, tujuan pembelajaran melalui metode “stop and stop” berbasis pendidikan karakter.
3. Membimbing dan memotivasi, dan melakukan pengawasan pembelajaran melalui metode “stop and stop” berbasis pendidikan karakter oleh guru terhadap siswa.
4. Membimbing, memotivasi, dan memberi tuntunan atau arahan pembelajaran melalui
1. Guru melaksanakan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran melalui metode “stop and stop” berbasis pendidikan karakter didalam KBM.
2. Guru Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan melalui metode “stop and stop”sesuai arah pencapaian tujuan dalam RPP .
3. Guru Membimbing dan memotivasi cara-cara penggunaan metode “stop and stop” serta mengawasi siswa.
4. Guru harus memberi tuntunan atau arahan
(20)
metode “stop and stop”berbasis pendidikan karakter yang jelas oleh guru terhadap pelayanan belajar kepada peserta didik.
yang jelas terhadap peserta didik/siswa.
Controlling (Pengawasan)
1. Pengawasan proses
pembelajaran melalui metode “stop and stop”pendidikan karakter dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran
pembelajaran IPS berbasis pendidikan karakter. 2. Pengawasan pembelajaran
melalui metode “stop and stop” berbasis pendidikan karakter dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
3. Kegiatan pengawasan pembelajaran melalui metode “stop and stop”berbasis pendidikan karakter dilaksanakan oleh guru kelas.
Pengawasan administrasi ataupun pengawasan pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilakukan oleh Kepala Sekolah setiap 1 bulan sekali dan oleh Pengawas Sekolah setiap 3 bulan sekali.
C. Petunjuk Pelaksanaan Model Bagi Guru
Planning
(Perencanaan)
1. Guru merencanakan pembelajran melalui metode
“stop and stop”
berbasis pendidikan karakter sesuai
dengan kompetensi mengajarnya secara mandiri.
Silabus
yang
berbasis
pendidikan
karakter
(21)
dikembangkan berdasarkan Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan
penyusunan (KTSP). Guru menyusun RPP melalui
metode
“stop and stop”
berbasis pendidikan karakter
hanya pada saat-saat dibutuhkan dalam pertemuan
yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan
atau lebih disesuaikan dengan penjadwalan di satuan
pendidikan.
2. Guru merencanakan kegiatan belajar mengajar
mengacu pada Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) serta Indikator dalam
pembelajaran melalui metode
“stop and stop”
berbasis
pendidikan karakter. Guru mengembangkan strategi
pembelajaran yang dirancang berbasis pendidikan
karakter. Macam metode yang dapat dipergunakan
untuk pembelajaran melalui metode
“stop and stop”
berbasis pendidikan karakter.
3. Guru mengumpulkan bahan pembelajaran dari
berbagai sumber untuk mendukung kegiatan belajar
mengajar. Sumber yang digunakan antara lain
buku panduan pelajaran yang digunakan,
buku-buku penunjang, internet, televisi, radio dan
lain-lain.
4.
Guru
mempersiapkan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
melalui
metode
“stop
and
stop”
berbasis pendidikan karakter dan Silabus yang
disesuaikan dengan kondisi atau lingkungan sekolah
serta mengkomunikasikan silabus dan RPP yang
berbasis pendidikan karakterkepada KS / Pengawas
sekolah.
(22)
D.
Organizing
(Pengorganisasian)
1. Guru memfasilitasi media/alat pembelajaran melalui
metode
“stop and stop”
berbasis pendidikan
karakter yang digunakan: LCD komputer, internet,
kuis, permainan.
2. Guru
mempelajari
standar
kompetensi
yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang diharapkan dicapai dan
kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan
yang harus dikuasai peserta didik dalam mata
pelajaran melalui metode
“stop and stop”
berbasis
pendidikan karakter. Ketrampila yang dimiliki
guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai
dengan materi pembelajaran melalui metode
“stop
and stop”
berbasis pendidikan karakter. Model
pembelajaran yang sudah ditentukan oleh guru
dituangkan dahulu didalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
dan
dilaksanakan
dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Nilai pendidikan
karakter
yang
diharapkan
terintegrasi
dalam
kegiatan inti pembelajaran, yakni pada tahap
elaborasi. Nilai karakter yang terintegrasi dalam
model pembelajaran melalui metode
“stop and stop”
antara lain religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
(23)
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi,
bersahabat/komunikatif,
cinta
damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial,
tanggung
jawab
(Puskur
2009:9-10).
Model
pembelajaran melalui metode
“stop and stop”
berbasis pendidikan karakter yang gunakan dalam
kegiatan belajar menagajar antara lain sebagai
berikut:
a. Model Pembelajaran melalui metode
“stop and
stop”
sangat cocok dipergunakan pada setiap
kelas yang memiliki jumlah siswa banyak.
Pembelajaran
Numbered Head Together
merupakan
strategi pembelajaran melalui metode
“stop and
stop”
yang mengutamakan adanya kerjasama antar
siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam
kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari
materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan
dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk
memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat
terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam
kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian
besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa,
yakni mempelajari materi pelajaran melalui metode
“stop and stop”
berbasis pendidikan karakter serta
berdiskusi untuk memecahkan masalah jika belum
mencapai keberhasilan.
(24)
b. Model Pembelajaran
Student Teams Achievement
Divisions
(STAD)
Model pembelajaran
Student Teams Achievement
Divisions
termasuk model pembelajaran kooperatif.
Semua model pembelajaran kooperatif ditandai
dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan
struktur penghargaan. Dalam proses pembelajaran
melalui metode
“stop and stop”
berbasis pendidikan
karakter
dengan model pembelajaran kooperatif,
siswa didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas
bersama dan mereka harus mengkoordinasikan
usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
guru. Tujuan pembelajaran melalui metode
“stop and
stop”
berbasis pendidikan karakter model kooperaif
adalah prestasi belajar akademik siswa meningkat
dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari
temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.
a. Model Pembelajaran
Jigsaw
Model
pembelajaran
Jigsaw
didesain
untuk
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajaran
melalui
metode
“stop
and
stop”
berbasis pendidikan karakter itu sendiri dan
juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka
juga harus siap memberikan dan mengajarkan
materi tersebut kepada kelompoknya. Pembelajaran
melalui metode
“stop and stop”
berbasis pendidikan
karakter
model jigsaw
membutuhkan keaktifan
siswa
(student
centered),
dengan
dibentuknya
kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3-5
(25)
orang yang terdiri dari kelompok asal dan kelompok
ahli.
d.Model Pembelajaran
Mind Mapping
Pembelajaran melalui metode
“stop and stop”
berbasis pendidikan karakter model
mind mapping
merupakan cara untuk menempatkan informasi ke
dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak.
Bentuk
mind mapping
seperti peta sebuah jalan di
kota yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya
peta jalan kita bisa membuat pandangan secara
menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu
area yang sangat luas. Sebuah peta bisa digunakan
untuk merencanakan sebuah rute yang tercepat dan
tepat dan mengetahui kemana arah pembelajaran
IPS berbasis pendidikan karakter dan dimana posisi
pembelajaran melalui metode
“stop and stop”
berbasis pendidikan karakter berada.
E.
Actuating
(Pelaksanaan)
Dalam pelaksanaan pembelajaran melalui metode
“stop
and stop”
berbasis pendidikan karakter guru melakukan
hal sebagai berikut:
1. Guru
melaksanakan
silabus
dan
rencana
pelaksanaan pembelajaran melalui metode
“stop and
stop”
berbasis pendidikan karakter didalam KBM.
2. Guru melaksanakan KBM sesuai arah pencapaian
tujuan pembelajaran melalui metode
“stop and stop”
(26)
3. Guru membimbing dan memotivasi serta mengawasi
siswa.
Guru memberi tuntunan atau arahan yang jelas
terhadap peserta didik/siswa.
F
.Controlling
(Pengawasan)
1. Guru
memantau
proses
pembelajaran
melalui
metode
“stop and stop”
berbasis pendidikan karakter
mulai pada tahap perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan hasil pembelajaran.
2. Guru yang melakukan pengawasan dengan cara
pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan
dokumentasi.
Spesifikasi metode stop and stop diperuntukan bagi
semua tingkatan kelas di Sekolah Dasar.
Isinya mengacu pada pelaksanaan penguasaan kelas
pada saat kelas mengalami kendala pembelajran yang
kurang harmonis.
Pelaksanaannya dilakukan oleh guru sesuai kondisi
kelas yang ada, karena setiap kelas memiliki karakter
yang
berbeda-beda,
sehingga
penangannanyapun
membutuhkan kreatip guru masing dalam pembelajaran
melalui metode “ stop and stop”
Evaluasi metide “stop and stop” dilakkan secara
bersama-sama melalui rapat dewan kerja guru. Yaitu
menilai tingkat keberhasilan yang dilakukan guru
masing-masing kelas.
(27)
BAB III
PENUTUP
Pembelajaran melalui metode
“stop and stop”
yang
dinyatakan sebagai proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar lain dalam suatu
lingkungan belajar, berlangsung dalam suatu proses
interaksi. Interaksi tersebut bersifat edukatif yang
melibatkan peserta didik dan pendidik sehingga guru
sebagai sentral figur memegang peranan penting dalam
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan
mengendalikan proses pembelajaran di sekolah. Nilai
pendidikan karakter yang terintegrasi didalam kegiatan
inti pembelajaran bertujuan mengembangkan nilai-nilai
yang
membentuk
karakter
bangsa
yaitu:
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku
baik; membangun bangsa yang berkarakter Pancasila;
mengembangkan potensi warga negara agar memiliki
sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya
serta mencintai umat manusia. Melalui penerapan Model
manajemen pembelajaran melalui metode
“stop and
stop”
berbasis pendidikan karakter di kelas tinggi, guru
dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk
terjadinya proses belajar bagi seluruh siswa sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan
efisien.
(28)
Lampiran
pelaksanaan
pembelajaran
melalui
metode “stop and stop”
IDENTIFIKASI METODE
“STOP AND STOP”
1
Nama
Metode
“Stop and stop”
2
Sasaran
Semua tingkatan kelas di SD
3
Waktu
Selama proses KBM
4
Alat
dan
bahan
LCD, tape recorder atau media yang
lain
5
Jumlah
peserta
Tidak ada batasan tergantung sikon
di kelas
6
Tujuan
metode
1.Melatih konsentrasi peserta didik
2.Melatih peserta didik untuk sportif
3.Melatih peserta didik disiplin
4.Menjadikan kelas lebih atraktif
dan aktif
7
Tips
pelaksanaan
Guru
diharuskan
tegas
dalam
menjalankan metode “stop and stop”
ini, karena kalau tidak dijalankan
dengan baik,peserta didik kadang
akan
terarik
melanggarnya.
Akibatnya kelas tidak bisa berjalan
sesuai tujuan awal.
(29)
Lampiran 2
SURAT PERMOHONAN UJI PAKAR
Hal
:Permohonan Kesediaan Uji Pakar
Lamp : 1 Bendel
Kepada Yth. Dr. Bambang Ismanto, M.Si.
Di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Sutimin
NPM
: 942014060
Prodi
: Magister Manajemen Pendidikan
Dengan surat ini saya memohon kesediaan Bapak untuk
memberikan penilaian terhadap Model Manajemen
Pembelajaran Melalui metode “Stop and Stop” di SDN
Purwosari 1 Sayung Demak. Bersama dengan surat ini,
saya lampirkan Model Manajemen Pembelajaran melalui
metode “Stop and Stop” dan instrumen uji penilaian.
Demikian surat permohonan ini saya ajukan. Atas
kesediaan Bapak saya mengucapkan terima kasih.
Mengetahui,
Salatiga, 23Mei 2016
Pembimbing
Peneliti
(30)
Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian ini digunakan untuk menilaiModel
Manajemen Pembelajaran Melalui metode
“Stop and Stop”di SDNdi SDN Purwosari 1 Sayung Demak yang telah
dibuat. Instrumen penilaian terdiri atas tiga bab, yaitu
pendahuluan (latar belakang, tujuan, sasaran); model
manajemen pembelajaran
Melalui metode “Stop and Stop”(model dan petunjuk pelaksanaan model); penutup.
Langkah-langkah penilaian.
1. Cermati format draf Model Manajemen Pembelajaran
Melaluimetode
“Stop and Stop”
di SDNegeriPurwisari1 Sayung Demak (format terlampir).
2. Berikan tanggapan, saran dan kritikan pada kriteria
penilaian terlampir sesuai dengan penilaian Bapak
terhadap Model Manajemen Pembelajaran
Melalui metode “Stop and Stop”di SDN Purwosari 1 Sayung,
Demak.
Instrumen Penilaian Draf Model Manajemen
Pembelajaran Melalui metode
“Stop and Stop”
Kriteria Penilaian.
1. Kejelasan Latar Belakang dan Tujuan Model dan
Sasaran Model Manajemen Pembelajaran melalui
metode
“Stop and Stop”
di SDN Purwosari 1 Sayung,
Demak.
...
...
...
(31)
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
2.
Kejelasan Model Manajemen Pembelajaran Melalui
metode
“Stop and Stop”
di SDN Purwosari 1 Sayung,
Demak.
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
3. Kesesuaian isi Model Manajemen Pembelajaran
melalui metode
“Stop and Stop”
di SDN Purwosari 1
Sayung, Demak.
...
...
(32)
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
4. Kejelasan Petunjuk Pelaksanaan Model Manajemen
Pembelajaran melalui metode
“Stop and Stop”
di
SDN Purwosari 1 Sayung, Demak.
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
(33)
5. Kelengkapan
Model
Manajemen
Pembelajaran
melalui metode
“Stop and Stop”
di SDN Purwosari 1
Sayung, Demak.
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
(34)
Salatiga, ... Mei 2016
Mengetahui,
Dosen Pakar/Ahli
(Dr. Bambang Ismanto, M.Si )
CATATAN KHUSUS :... ... ... ... ... ... ...
(35)
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA Wawancara dengan: Kepala Sekolah
Nama : SRI SUKEKSI, S.Pd Jabatan : Kepala Sekolah Tanggal : 8 Februari 2016
1. Pertanyaan
Jawaban
Salah satu indikator kualitas sekolah terlihat dari kualitas pembelajaran dan lulusannya. Kualitas pembelajaran dan lulusan pada umumnya hanya dilihat dari nilai hasil Ujian. Nilai yang relatif tinggi umumnya dimaknai bahwa kualitas pembelajaran dan lulusannya baik. SDN Purwosari 1 menilai kualitas lulusan bukan hanya pada nilai akademik yang diperoleh rapi juga pada aspek lain, yaitu keterampilan, budi pekerti, semangat relegius, dan jiwa nasionalisme atau karakter bangsa. Hal itu sesuai dengan tujuan pendidikan nasional maupun visi misi sekolah yang disepakati bersama segenap stakeholder.
Bagaimana kebijakan dalam peningkatan kualitas lulusan SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
(36)
Untuk mencapai tujuan di atas, segenap guru dilibatkan secara aktif dan berjenjang. Kita sadari bahwa kualitas pembelajaran dan lulusan tidak hanya ditentukan oleh guru kelas VI saja, tapi ditentukan dan diwarnai oleh jenjang kelas di bawahnya. Hal itu karena kemampuan dan kepribadian siswa dipengaruhi oleh proses pendidikan yang diikuti mulai kelas I sampai kelas VI.
Praktiknya, kepala sekolah melakukan pembinaan dan pengawasan untuk memastikan bahwa materi pelajaran yang tercantum dalam kurikulum sekolah disajikan secara lengkap dan benar. Hal ini penting karena kegagalan pembelajaran pada suatu jenjang kelas akan berpengaruh pada kelas berikutnya. Kelas I sampai VI merupakan mata rantai yang saling berhubungan. Dalam proses pembelajaran maupun di luar jam pelajaran segenap warga sekolah melakukan pembinaan agar siswa selalu berperilaku baik, sopan, bersih, tertib, dan taat beribadah.
Intinya, bahwa kebijakan peningkatan kualitas pembelajaran dan lulusan dilakukan secara sinergis dan paralel oleh semua guru dan di semua jenjang kelas. Penekanannya bukan hanya pada aspek kognitif, tapi juga aspek afektif dan aspek psikomotorik secara simultan. Hal itu dicapai melalui pembinaan, pengawasan, dan keteladanan.
2. Pertanyaan
Uraikan bagaimana proses penetapan kebijakan sekolah dalam peningkatan kualitas lulusan SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
(37)
Jawaban
Proses penetapan kebijakan sekolah dimulai pada saat sekolah menentukan visi, misi, dan tujuan sekolah. Penentuan visi, misi, dan tujuan sekolah dirumuskan bersama oleh kepala sekolah, dewan guru, komite sekolah, dan pengawas TK/SD. Perumusan ini didahului oleh analisis SWOT secara bersama-sama sehingga diperoleh gambaran tentang profil sekolah yang nyata.
Dari visi, misi, dan tujuan inilah tergambar profil lulusan yang diharapkan. Harapan ini disosialisasikan kepada seluruh wali murid untuk mendapat dukungan dan pemahaman bersama. Hal ini penting karena peran orang tua sangat strategis dalam mendukung program-progran sekolah.
Pada awal tahun pelajaran, diadakan rapat yang dihadiri oleh seluruh wali murid dan komite sekolah. Pada kesempatan ini, kepala sekolah menyampaikan program dan kebijakan sekolah dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Setelah itu, setiap guru diberi kesempatan untuk berkomunikasi dengan wali murid sesuai kelas masing-masing. Guru menyampaikan secara tertulis materi apa saja yang akan dipelajarai, buku yang digunakan, keterampilan apa saja yang harus dikuasai, sikap sikap apa saja yang harus dikembangkan sesuai kelas masing-masing. Hal ini dikenal dengan “kontrak belajar Guru – Orang Tua”.
Berdasarkan kesepakatan ini, guru melaksanakan pembelajaran dan proses pendidikan lainnya sedangkan orang tua melakukan pengawasan. Selama proses berlangsung, orang tua dapat melakukan konsultasi perihal perkembangan belajar anaknya
(38)
setrta hambatan dan kemajuan yang dicapai. Pada setiap akhir semester guru memberikan laporan hasil belajar yang dicapai. Laporan ini selain berupa nilai- nilai hasil belajar juga laporan perihal keterampilan dan sikap apa yang telah dikuasai dan yang belum dikuasai.
Melalui kebijakan ini guru tidak hanya bertanggung jawab kepada kepala sekolah, tapi juga kepada orang tua. Selain itu orang tua juga terlibat aktif dalam pembelajaran. Selama ini orang tua hanya dilibatkan dalam proses penggalian dana dan sumbangan. Kini, mereka juga harus terlibat dalam proses kemajuan belajar putranya karena pendidikan tanggung jawab bersama.
3. Pertanyaan
Jawaban
Kualitas pembelajaran dan hasil belajar di Sekolah Dasar sangat ditentukan oleh kemampuan profesional guru. Karena itu, meningkatkan kemampuan guru merupakan langkah utama dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan kemampuan guru dilakukan melalui kegiatan saling membantu antar guru, berbagi pengalaman, menyediakan bahan bacaan, aktivitas dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG), dan mengikuti kegiatan seminar/diklat profesi.
Bagaimana karakteristik kebijakan sekolah dalam peningkatan kompetensi dan profesional guru di SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
(39)
Selain itu guru wajib memahami kompetensi yang harus dimiliki seorang guru profesional. Mulai dari kompetensi profesional, paedagogik, sosial, dan kepribadian . Selanjutnya secara berkala, guru diajak melakukan refleksi diri tentang kompetensi apa yang telah dimiliki dan kompetensi mana yang masih harus dipelajari.
Faktor lain yang cukup penting dari upaya peningkatan kompetensi dan profesionalisme adalah masalah kesejahteraan. Di sini sekolah bersama komite berusaha meningkatkan kesejahteraan melalui pemberian honor, promosi, pengadaan fasilitas pembelajaran, dan berbagai insentif lainnya.
4. Pertanyaan
Jawaban
Kualitas pembelajaran dan hasil belajar di Sekolah Dasar juga dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan prasarana belajar. Sarana dan prasarana (sarpras) belajar di SDN Purwosari 1 relatif telah memadai. Sarpras tersebut ada yang merupakan bantuan pemerintah dan adapula yang merupakan swadaya sekolah. Pada tahun 2010 SDN Purwosari 1 telah mendapat bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) sehingga gedung sekolah dalam kondisi bagus dan alat belajar/ alat peraga juga relatif lengkap. Pada tahun 2015 SDN Purwosari 1 juga mendapat bantuan 1 unit perpustakaan dengan sarana pendukungnya.
Bagaimana karakteristik kebijakan sekolah dalam peningkatan sarana prasarana pembelajaran di SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
(40)
Sarpras yang dibutuhkan untuk peningkatan mutu tapi belum tersedia diupayakan oleh sekolah melalui dana BOS maupun iuran dari wali murid. Masalah sarpras bukan hanya masalah pengadaan tapi juga pemanfaatan, perawatan, dan pengadministrasian. Untuk itu di SDN Purwosari 1 ada petugas khusus yang mengelola perpustakaan maupun pengelola sarana belajar lainnya. Data sarpras yang dimiliki SDN Purwosari 1 dicatat dan dilaporkan setiap tahun dalam bentuk laporan inventaris barang.
5. Pertanyaan
Jawaban
Kepala sekolah sebagai leader dan manager memegang peran penting dalam penentuan kebijakan sekolah. Hal itu karena kepala sekolah merupakan pengambil keputusan dan pihak pertama yang mempertanggungjawabkan suatu kebijakan. Karena itu menurut saya, setidaknya ada tiga jenis keterampilan yang seyogyanya dimiliki oleh kepala sekolah, yaitu : (1) keterampilan teknis, yakni keterampilan yang berhubungan dengan pengetahuan, metode, dan teknik-teknik tertentu dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu; (2) keterampilan manusiawi yakni keterampilan yang menunjukkan kemampuan seorang manajer di dalam bekerja dengan orang lain secara efektif dan efisien; (3) keterampilan konseptual yakni keterampilan yang berkenaan dengan cara kepala sekolah memandang sekolah, keterkaitan sekolah dengan struktur di atasnya
Bagaimana karakteristik peran kepala sekolah dalam penentuan kebijakan peningkatan kualitas lulusan di SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
(41)
dan dengan pranata-pranata kemasyarakatan, serta program kerja sekolah secara keseluruhan.
Saya senantiasa berusaha untuk mencapai ketiga hal tersebut, namun seberapa jauh saya telah mencapainya, orang lain tentu yang lebih tahu. Saya juga berusaha untuk menjadi kepala sekolah yang baik, terutama dalam mengambil keputusan. Pengalaman bekerja sebagai guru dengan berbagai tipe kepala sekolah membuat saya dapat mengambil pelajaran tentang pola kepemimpinan yang baik. Pengalaman bekerjasama dengan guru dan karyawan di SDN Purwosari 1 juga bahan berharga dalam mengambil keputusan.
Namun, sekali lagi, saya tidak bisa menilai diri saya sendiri, tapi satu hal yang pasti, saya akan selalu belajar dari setiap pengalaman.
6. Pertanyaan
Jawaban
Guru merupakan perencana sekaligus pelaksana pembelajaran. Peran guru nampak dari mulai penentuan visi, misi, dan tujuan sekolah sampai pada evaluasi pembelajaran. Setiap guru sebagai pelaksana pembelajaran mutlak perlu memahami visi, m1si, dan tujuan SDN Purwosari 1. Tujuannya agar setiap langkah dan kebijakan yang diambil tidak lepas dari visi dan misi yang ditetapkan. Langkah dan kebijakan ini nampak mulai dari saat penyusunan
Bagaimana karakteristik peran guru dalam penentuan kebijakan peningkatan kualitas lulusan di SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
(42)
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran , kepedulian atas perilaku siswa, hubungan guru-siswa-orang tua, dan evaluasi atas hasil belajar siswa.
Guru memegang peran penting bagi upaya peningkatan mutu pendidikan. Hal itu karena guru merupakan fasilitator sekaligus aktor bagi proses tranformasi ilmu pengetahuan, teknologi, keterampilan, maupun budi pekerti. Kemampuan guru merealisasikan visi dan misi sekolah melalui langkah nyata di kelas memegang peran penting terhadap hasil belajar siswa maupun kualitas lulusan. Hal itu karena merekalah yang berhadapan langsung dan berkomunikasi intens dengan siswa. Selain itu, bagi siswa guru merupakan figur ideal yang menjadi sumber identifikasi sehingga perilaku guru akan menjadi acuan siswa dalam berpikir, bersikap, dan bertindak.
7. Pertanyaan
Jawaban
Komite Sekolah merupakan mitra utama bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah. Setiap kebijakan sekolah selalu dirumuskan, dipertimbangkan, atau setidaknya dikonsultasikan dengan komite sekolah. Hal itu karena mereka adalah representasi dari wali murid dan warga masyarakat. Dengan adanya komite sekolah maka kebijakan sekolah akan mendapat
Bagaimana karakteristik keterlibatan komite sekolah dalam penentuan kebijakan peningkatan kualitas lulusan di SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
(43)
dukungan dan pemahaman oleh segenap wali murid dan masyarakat.
Setidaknya ada 4 peran komite sekolah, yaitu: (1)Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan kebijakan pendidikan; (2)Pendukung (supporting agency) baik finansial, fikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan; (3)Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan; dan (4)Penengah (mediating agency) antara pemerintah dengan masyarakat.
Susunan komite SDN Purwosari 1 terdiri dari 9 orang dengan rincian 1 orang ketua, 1 orang sekretaris, 1 orang bendahara, dan 6 orang kepala bidang. Mereka terdiri dari unsur guru, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan perangkat desa . Mereka bekerja untuk periode waktu 4 tahun sesuai SK Kepala Sekolah dan bekerja dengan berpedoman pada AD/ART.
Pada umumnya, komite hanya dilibatkan dalam proses penentuan kebijakan sekolah berkaitan dengan pemungutan dana dari wali murid atau pembangunan sarana fisik sekolah. Di SDN Purwosari 1, komite sekolah juga dilibatkan dalam hal terkait peningkatan kualitas lulusan. Pelaksanaannya dengan menerima dan menyalurkan masukan dari wali murid terkait pembelajaran dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dimaklumi karena umumnya orang tua enggan berkonsultasi langsung dengan guru, tapi lebih suka melalui mediasi komite sekolah. Pada akhir tahun pelajaran, komite juga memberi tanggapan dan evaluasi atas kualitas lulusan berdasarkan standar yang telah disepakati bersama. Masukan ini
(44)
dijadikan kritik membangun untuk meningkatkan kinerja pada tahun pelajaran selanjutnya.
8. Pertanyaan
Jawaban
Orang tua dan sekolah memiliki tanggung jawab yang sama dalam meningkatkan kualitas lulusan suatu sekolah. Hal itu karena sebagian besar waktu anak berada di rumah. Peran orang tua secara konkret adalah mempelajari kontrak belajar siswa kemudian mengawasi atau membantu agar kontrak itu dapat dicapai anak. Selain itu orang tua juga diharapkan menyediakan fasilitas belajar yang dibutuhkan anak sehingga mereka dapat berkembang optimal. Peran secara khusus dalam pengambilan kebijakan telah terwakili oleh komite sekolah.
Selain itu, orang tua juga diharapkan memberikan saran dan masukan bagi kemajuan sekolah. Saran dapat disampaikan langsung kepada kepala sekolah, guru, komite sekolah, atau melalui kotak saran yang tersedia di sekolah. Ini penting karena kemajuan sekolah, khususnya dalam pembelajaran ditentukan oleh kerjasama yang harmonis antara sekolah, orang tua, dan masyarakat.
9. Pertanyaan
Bagaimana karakteristik peran orang tua dalam pembuatan kebijakan peningkatan kualitas lulusan di SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
Bagaimana karakteristik perencanaan pembelajaran khusus dalam kebijakan peningkatan kualitas lulusan di SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
(45)
Jawaban
Perencanaan Pembelajaran pada dasarnya terdiri dari Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, ma-teri pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pen-capaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lu-lusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Ting-kat Satuan Pendidikan (KTSP).
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan ke-giatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Komponen RPP adalah 1. Identitas mata pelajaran
(46)
Identitas
mata
pelajaran,
meliputi:
satuan
pendidikan,kelas, semester, program/program keahlian, mata
pela-jaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
2. Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemam-puan
minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan
dicapai pada setiap kelas pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi dasarKompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang
harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran
ter-tentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompe-tensi
dalam suatu pelajaran.
4. Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur
dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian
kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilai-an
mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
opera-sional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
5. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan ha-sil
belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai
dengan kompetensi dasar.
(47)
6. Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan pro-sedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
dengan rumusan indikator pencapaian kompe-tensi.
7. Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan un-tuk
pencapaian KD dan beban belajar.
8. Metode pembelajaran
Pemi-lihan metode pembelajaran disesuaikan dengan
situ-asi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap
indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada
setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik
digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3
SD/M I.
9. Kegiatan pembelajaran a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu
pertemuan pembelajaran yang ditujukan un-tuk
membangkitkan
motivasi
dan
memfokuskan
perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran.
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD. Kegiatan pembelajaran di-lakukan
(48)
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenang-kan,
menantang,
memotivasi
peserta
didik
untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan
secara sistematis dan sistemik melalui proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un-tuk
mengakhiri
aktivitas
pembelajaran
yang
dapat
dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpul-an,
penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.
10. Penilaian hasil belajarProsedur dan instrumen penilaian proses dan hasil
belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian
kom-petensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
11. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kom-petensi.
Ada kekhusuan dari Silabus dan RPP yang digunakan di SDN Purwosari 1, yaitu adanya muatan Pembinaan Nasionalisme dan
(49)
Karakter Bangsa yang dimasukkan secara khusus dalam silabus dan RPP . Jadi, melalui cara ini nilai-nilai nasionalisme diasupkan atau disisipkan dalam mata pelajaran yang sesuai. Diharapkan nilai-nilai dan jiwa nasionalisme tertanam secara alamiah, wajar, disukai, dan tidak terkesan sebagai indoktrinasi. Nilai-nilai nasionalisme yang diintegrasikan dalam mata pelajaran merupakan nilai dasar yang dapat disesuaikan sifat dan jenis mata pelajaran yang diikuti.
10. Pertanyaan
Jawaban
Penyusunan Silabus dan RPP pada dasarnya merupakan tangung jawab guru secara mandiri. Namun agar waktu dan konsentrasi guru lebih terfokus pada pelaksanaan pembelajaran dan pembinaan kemampuan siswa, maka penyusunan silabus dan RPP dilakukan dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang diadakan di gugus setiap hari Sabtu.
Dengan Silabus dan RPP guru kelas sejenis dalam lingkungan gugus dapat saling bekerjasama menciptakan pembelajaran bermutu. Mereka juga bisa bersama-sama memecahkan kendala pembelajaran yang terjadi.
11. Pertanyaan
Bagaimana peran guru dalam perencanaan pembelajaran khusus dalam kebijakan peningkatan kualitas lulusan di SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
Bagaimana karakteristik penggunaan metode dan model pembelajaran khusus dalam kebijakan peningkatan kualitas lulusan di SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
(50)
Jawaban
Metode mengajar dapat kita bedakan dalam dua jenis, yaitu :
1. Metode yang bersifat ekpositorik di mana guru mengolah
secara tuntas pesan/materi sebelum disampaikan di kelas
sehingga peserta didik tinggal menerima saja.
2. Metode yang bersifat heuristik, di mana peserta didik
mengolah sendiri pesan/ materi dengan pengarahan dari
guru.
Dalam pembelajaran guru diminta untuk lebih menekankan pada penggunaan metode yang bersifat heuristik. Tujuannya agar siswa dapat “belajar bagaimana belajar”. Maksudnya, siswa diharapkan memperoleh pengetahuan melalui usahanya sendiri, merasakan terlibat langsung dalam proses perolehan suatu ilmu pengetahuan. Mereka tidak hanya sekedar menerima, tapi mereka secara aktif terlibat dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Berdasarkan ketentuan ini, guru bebas berkreasi memilih metode yang dianggap sesuai dengan sifat materi dan tujuan pelajaran. 12. Pertanyaan
Bagaimana karakteristik materi pelajaran khusus dalam kebijakan peningkatan kualitas lulusan di SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
(51)
Jawaban
Lulusan yang diharapkan dari SDN Purwosari 1 adalah lulusan yang memiliki keunggulan di bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk itu materi dipilih dengan mempertimbangkan tujuan tersebut. Pelaksanaannya, materi pelajaran yang umumnya bersifat kognitif dikombinasikan dengan nilai-nilai nasionalisme yang umumnya bersifat afektif. Sedangkan aspek psikomotorik dikembangkan melalui kegiatan pembiasaan di dalam maupun di luar jam sekolah. Ketiga ranah tersebut menjadi acuan bagi guru dalam memilih materi.
Materi pembelajaran yang memuat aspek kognitif dan afektif dipadukan oleh guru dalam proses pembuatan Rencana Pembelajaran. Prinsipnya, merupakan perpaduan antara materi pelajaran dengan nilai-nilai nasionalisme. Sedangkan pembinaan secara praktik dilakukan melalui kegiatan terprogram.
Kegiatan terprogram yaitu kegiatan sekolah yang dilaksanakan secara terencana dan dilaksanakan dengan waktu yang sudah ditentukan. Misalnya : Upacara Bendera, Peringatan hari besar Nasional, Peringatan hari besar agama, Pentas Seni, Jumat Bersih dan Jumat Beramal, Pengumpulan dan penyaluran Zakat Fitrah, Halal Bi Halal, Karya Wisata, Pramuka, Olah raga, Kesenian (seni tari, seni drama), dan kegiatan sekolah lainnya.
Kegiatan terprogram dilaksanakan dalam lingkup yang lebih khusus sebagai berikut :
(52)
1) Di Kelas, yaitu melalui proses belajar setiap mata pelajaran yang dirancang sebelumnya. Setiap kegiatan mengembangkan aspek kognitif,afektif dan psikomotor. Kegiatan ini untuk mengembangkan nilai-nilai tertentu seperti kerja keras, jujur, toleransi, disiplin, mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air dan gemar membaca.
2) Di Sekolah, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seluruh peserta didik, guru, kepala sekolah,dan tenaga kependidikan di sekolah tersebut. Kegiatan ini direncanakan awal tahun. Misalnya lomba vocal grup/koor antarkelas yang bertemakan cinta tanah air, pagelaran seni budaya bertemakan cinta tanah air, lomba olah raga antarkelas, pameran karya siswa, lomba pidato/baca puisi antarkelas bertemakan perjuangan.
3) Di Luar Sekolah, yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lainnya yang diikuti oleh peserta didik. Misalnya kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta tanah air, menumbuhkan rasa semangat kebangsaan (museum), menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial (bakti sosial) dan sebagainya.
13. Pertanyaan
Bagaimana karakteristik evaluasi pembelajaran khusus dalam kebijakan peningkatan kualitas lulusan di SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
(53)
Jawaban
Evaluasi pembelajaran adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Evaluasi pembelajaran di SDN Purwosari 1 dilaksanakan melalui kegiatan ulangan, pengamatan terhadap sikap perilaku, dan unjuk kerja keterampilan siswa.
Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Jenis ulangan meliputi Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester,m Ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah, dan UN.
Evaluasi atas sikap, perilaku, dan unjuk kerja keterampilan siswa dilakukan oleh guru kelas baik di dalam maupun di luar kelas. Sifatnya non tes. Misalnya, siswa secara berkelompok diminta meragakan suatu dialog atau bermain drama. Format penilaian sikap adalah sebagai berikut.
NO KELOMPOK
ASPEK PENILAIAN
JMLH SKOR EKSPRESI KETEPATAN KEKOMPAKAN PENJIWAAN
(54)
Dst.
RUBRIK PENILAIAN
1. Setiap aspek diberi skor minimal 1 dan skor maksimal 4
2. Nilai kelompok diperoleh dari : (skor perolehan/skor maksimal) x 100
Hasil
penilain
berupa
ulangan
dan
pengamatan
sikap/keterampilan dijadikan dasar untuk
menentukan
ketuntasan belajar siswa maupun kelulusan siswa. Dengan
strategi ini, maka aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
dapat terukur sekaligus.
14. Pertanyaan
Jawaban
Pengawasan atau supervisi dilaksanakan dalam suasana
kemitraan terhadap guru kelas atau guru mata pelajaran.
Bentuknya ada yang bersifat langsung dan tidak langsung.
Bersifat langsung dilaksanakan dua kali dalam satu bulan. Satu
kali untuk supervisi administrasi dan satu kali untuk supervisi
Bagaimana bentuk pengawasan kepala sekolah dalam pembelajaran khusus peningkatan kualitas lulusan di SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
(55)
pembelajaran dengan format tersedia.
Supervisi administrasi untuk menjamin bahwa proses
pembelajaran telah didukung oleh perencanaan, analisis,
evaluasi,
dan
dokumentasi
yang
memadai.
Supervisi
pembelajaran dilakukan dengan mengikuti/melihat action guru
dalam melaksanakan pembelajaran. Hasil kedua evaluasi ini
dijadikan dasar untuk memperbaiki kualitas pembelajaran
berikutnya.
Suasana kemitraan dalam supervisi perlu dijaga agar guru
tidak merasa diawasi atau dicurigai. Saya berusaha
menyadarkan bahwa supervisi bukan untuk mencari kesalahan,
tapi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran sesuai tuntutan
profesionalisme sebagai guru. Dengan kesadaran ini, maka
kehadiran saya di kelas dipandang sebagai “mitra” bukan
sebagai “polisi”.
Selain itu, di sekolah juga diadakan kotak aduan. Orang
tua atau masyarakat boleh menyampaikan kritik dan masukan
bagi upaya peningkatan mutu pembelajaran maupun kemajuan
sekolah secara umum. Kritik dan aduan dari masyarakat
dibahas bersama dalam rapat dewan guru serta ditindaklanjuti
secara proporsional.
15. Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana peran guru dalam pembelajaran khusus peningkatan kualitas pembelajaran dan lulusan di SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
(56)
Guru berperan dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelasnya. Mereka merupakan ujung tombak dan penentu
kualitas pembelajaran maupun kualitas lulusan. Hal itu karena
merekalah yang berhadapan langsung dengan siswa. Mereka
harus berusaha meningkatkan kemampuannya agar dapat
menyelenggarakan pembelajaran berkualitas. Hal itu dilakukan
dengan diskusi teman sejawat di sekolah maupun melalui
kegiatan KKG di gugus. Jadi, guru merupakan kartu As bagi
peningkatan kualitas lulusan di SD ini. Ini tentu berbeda
dengan siswa pada jenjang SMP atau SMA dimana mereka bisa
mendapat sumber belajar yang lebih beragam. Sementara guru,
lebih berperan sebagai fasilitator bagi transformasi ilmu dan
teknologi.
16. Pertanyaan
Jawaban
Penilaian hasil belajar yang dilaksanakan di SDN Purwosari 1 terdiri dari:
1. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara
periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi
Dasar (KD) atau lebih.
2. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan
Bagaimana penilaian hasil belajar lulusan di SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
(57)
oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan
pembelajaran.
Cakupan
ulangan
meliputi
seluruh
indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada
periode tersebut.
3. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
semua KD pada semester tersebut.
4. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester
genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem
paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator pada
semester tersebut.
5.
Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran
pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh
satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas
prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan
kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang
diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan
dalam ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau
psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia
serta
kelompok
mata
pelajaran
(58)
kewarganegaraan dan kepribadian.
6. UN adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi
peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu
dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar
Nasional Pendidikan.
17. Pertanyaan
Jawaban
Hasil belajar lulusan SDN Purwosari 1 menunjukkan hasil yang menggembirakan. Dalam UN Tahun Pelajaran 2015/2016, SDN Purwosari 1 mendapat peringkat 2 tingkat Kecamatan Sayung. Selain hasil UASBN, hasil ujian sekolah, baik yang bersifat praktek maupun tertulis juga menunjukkan nilai yang baik. Memang belum merata untuk semua siswa, tapi hal ini wajar di setiap kelas tentu ada kelompok tinggi, sedang, dan kurang. Namun secara rata-rata kelas menunjukkan hasil yang baik yaitu diatas KKM yang ditentukan.
18. Pertanyaan
Bagaimana hasil belajar lulusan di SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
Bagaimana ketentuan dalam evaluasi belajar di SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
(59)
Jawaban
Evaluasi belajar telah saya jelaskan dalam pertanyaan terdahulu, tapi dapat saya tambahkan bahwa setiap hasil evaluasi belajar selalu kami laporkan kepada orang tua. Akibatnya, orang tua tahu perkembangan belajar anaknya serta dapat memberi bantuan yang diperlukan bagi anaknya.
19. Pertanyaan
Jawaban
Kriteria kenaikan kelas dan kelulusan di SDN Purwosari 1 telah diatur dalam Dokumen KTSP. Aturan ini telah dipahami guru dan disosialisasikan kepada orang tua maupun komite sekolah.
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1). Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti, baik Standar Kompetensi maupun Kompetensi Dasar telah memenuhi minimal 70 % dari SKBM.
Bagaimana Bagaimana kriteria ketuntasan belajar lulusan di SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
(60)
2). Tidak terdapat nilai kurang (dibawah 50) lebih dari 3 mata pelajaran untuk semua mata pelajaran pada semester yang diikuti
3). Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian, kelakuan dan kerajinan pada semester yang diikuti.
4). Kehadiran siswa minimal 90 % hadir dan aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar (tidak termasuk apabila siswa sakit).
5). Nilai raport diambil dari nilai pegamatan, nilai harian, nilai tugas, nilai tes tengah semester dan nilai akhir semester dijumlahkan untuk mencari nilai rata-rata setiap siswa didalam satu mata pelajaran, yang sesuai dengan standar ketuntasan belajar .
6). Penentuan kenaikan kelas dilakukan oleh sekolah dalam suatu apat Dewan guru dengan mempertimbangkan SKBM, Sikap/Budi Pekerti dan kehadiran siswa yang bersangkutan.
Sedangkan kriteria kelulusan, mengacu pada PP 19/2005 pasal 72 ayat 1, peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah :
1). Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2). Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian,
(61)
kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan;
3). Lulus Ujian Sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan tehnologi;
4). Lulus Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional
20. Pertanyaan
Jawaban
Dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan ada beberapa hambatan, antara lain:
1. Beban belajar yang harus diikuti siswa terlalu banyak. Mereka harus mempelajari 11 mata pelajaran. Tiap mata pelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga kurang seimbang dengan taraf kemampuan berpikir siswa.
2. Jumlah ruang kelas tidak seimbang dengan jumlah siswa. Sesuai ketentuan bahwa satu kelas maksimal 32 siswa, maka di SDN Purwosari 1 terdapat 12 rombongan belajar. Kelas yang tersedia hanya 6 ruang kelas sehingga kurang proporsional untuk menciptakan pembelajaran yang efektif.
3. Masih banyak orang tua yang belum memberikan dukungan baik moril maupun material bagi kemajuan belajar siswa.
Hambatan apa yang dihadapi dalam strategi peningkatan kualitas lulusan di SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
(62)
Alasannya adalah masalah ekonomi maupun kesibukan. Perlu sosialisasi yang lebih intensif tentang program-program sekolah serta dukungan yang diharapkan.
4. Peningkatan mutu memerlukan dana yang cukup. SDN Purwosari 1 hanya menggantungkan BOS sebagai sumber dana utama. Dana BOS difokuskan untuk operasional, sehingga hal-hal terkait penngkatan mutu cenderung kurang terdanai dengan cukup.
Purwosari , 8 Februari 2016
Narasumber
(63)
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA
Wawancara dengan: Guru Kelas VI
Nama : NUR MUNIFAH, S.Pd.SD Jabatan : Guru Kelas VI
Tanggal : 8 Februari 2016 1. Pertanyaan
Jawaban
a. Setiap guru harus menyampaikan materi sesuai kurikulum KTSP b. Kemampuan siswa dievaluasi secara berkala dan dilaporkan
c. Segera melakukan remedial bagi siswa yang tidak tuntas belajar dan dapat minta bantuan guru lain dalam pelaksanaannya.
d. Adanya pembinaan semangat nasionalisme melalui pembelajaran maupun pemb iasaan di sekolah.
e. Semangat dan ketaatan beribadah serta budi pekerti luhur harus selalu dibina di dalam dan di luar jam sekolah
f. Perhatian yang seimbang antara aspek kognitif, afektif , dan psikomotorik dalam pembelajaran.
Bagaimana kebijakan dalam peningkatan kualitas lulusan SD Negeri Purwosari 1 Kec. Sayung Kab. Demak?
(1)
185
SOSIALISASI PERENCANAAN PEMBENTUKAN TEAM WORK TEACHER ( KERJA KELOMPOK GURU )
DI SD NEGERI PURWOSARI 1 YANG DIHADIRI DEWAN KOMITE DAN PENGAWAS TK/SD KECAMATAN SAYUNG
(2)
186
PEMBENTUKAN TEAM WORK TEACHER
( KERJA KELOMPOK GURU )
(3)
187
FOTO MEMBANGUN KOMITMEN
(4)
188
(5)
189
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK UPTD DIKPORA KEC. KARANGTENGAH
SD NEGERI Purwosari 1
Alamat: Jalan Raya Sayung=Demak N0.34
SURAT KETERANGAN
Nomor: 421.3/ ... /2016 Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : SRI SUKEKSI,S.Pd
Nip : 19611222 198405 2001
Pangkat/Gol : Guru Madya IV/a Jabatan : Kepala Sekolah
Menerangkan bahwa:
Nama : SUTIMIN
NPM : 942014060
Fak/jurusan : FKIP Magister Manajemen Pendidikan Universitas : Universitas Kristen Satya Wacana
Telah melaksanakan penelitian dan pengambilan data dengan judul “Strategi Manajemen Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di SDN Purwosari 1 Sayung-Demak ” pada bulan maret sampai dengan mei 2016.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Sayung, 16 Mei 2016 Kepala Sekolah,
SRI SUKEKSI, S.Pd
(6)