PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SMP PADA MATAPELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK).

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SMP PADA

MATAPELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Oleh

SULTAN SYAH AULIA 1002884

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SMP PADA

MATAPELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Oleh Sultan Syah Aulia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam

© Sultan Syah Aulia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SMP PADA

MATAPELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Oleh: Sultan Syah Aulia

NIM 1002884

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Munir, MIT NIP. 196603252001121001

Pembimbing II,

Harsa Wara Prabawa, S. Si., M. Pd. NIP.198008102009121003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Dr. Enjang Ali Nurdin, M. Kom. NIP. 196711211991011001


(4)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SMP PADA

MATAPELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Sultan Syah Aulia, 1002884, sy_aulia@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana menerapkan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle berbantuan multimedia pembelajaran interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP lebih baik daripada model pembelajaran konvensional pada matapelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada pokok bahasan (hardware).Penelitian dilakukan di SMPN 1 Lembang Bandung dengan menggunakan Metode penelitian Quasi-experiment research. Berdasarkan hasil penelelitian disimpulan bahwa terdapat hasil peningkatan hasil belajar siswa SMP yang cukup signifikan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle berbantuan multimedia pembelajaran interaktif dan lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal tersebut ditunjukan dengan temuan hasil perhitungan statistic data bahwa skor rata-rata siswa kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan sebesar 9,92 meningkat menjadi 16,54 dengan N-Gain sebesar 0,65. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol mengalami peningkatan tidak lebih besar dari kelas eksperimen yaitu sebesar 10,42 menjadi 15,19 dengan N-Gain sebesar 0,51.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latarbelakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

1.6 Hipotesis ... 9

1.7 Definisi Operasional ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Pembelajaran ... 11

2.2 Pembelajaran Multimedia Interaktif ... 12

2.3 Model Pembelajaran Inkuiri ... 22

2.4 Model Pembelajaran Inkuiri Metode Pictorial Riddle ... 30


(6)

2.6 Pembelajaran Konvensional ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1 Metode Pengembangan Multimedia ... 37

3.2 Metode Penelitian ... 40

3.3 Populasi Dan Sampel ... 42

3.4 Variabel Penelitian ... 43

3.5 Intstrumen ... 43

3.6 Skala Sikap ... 50

3.7 Prosedur Penelitian ... 51

3.8 Teknik Analisa Dan Pengolahan Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 63

4.1 Pengembangan Multimedia Pembelajaran ... 63

4.2 Pengolahan Data Kuantitatif Dan Kualitatif ... 82

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 97

BAB V KESIMPULAN ... 104

5.1 Kesimpulan ... 104

5.2 Saran ... 105


(7)

DAFTAR TABEL

2.1 Sintak Pembelajaran Inkuri Metode Pictorial Riddle ... 32

3.1 Klasifikasi Validitas ... 45

3.2 Klasifikasi Derajat Reliabilitas ... 46

3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 47

3.4 Klasifikasi Daya Pembeda ... 48

3.5 Hasil Analisis Hitung Intrumen ... 50

3.6 Klasifikasi Indeks Gain ... 54

3.7 Panduan Pemberian Skor Skala Sikap Siswa ... 61

4.1 Sintak Action Script Button ... 81

4.2 Perbandingan Hasil Belajar Siswa ... 83

4.3 Klasifikasi Indeks Gain ... 86

4.4 Hasil Analisis Gain ... 87

4.5 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol ... 89

4.6 Uji Normalitas Data Postest Kelas Kontrol ... 89

4.7 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen ... 90

4.8 Uji Normalitas Data Postest Kelas Eksperimen ... 91

4.9 Uji Homogenitas ... 92

4.10 Hasil Uji T ... 94


(8)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Alur Pengembangan Multimedia Pembelajaran ... 38

4.1 Flowchart Multimedia Pembelajaran ... 70

4.2 Desain Antarmuka Beranda ... 72

4.3 Desain Antarmuka Konten ... 73

4.4 Desain Antarmuka Sub Konten ... 74

4.5 User Interface Properties ... 76

4.6 User Interface Konversi Symbol Button ... 76

4.7 User Interface Konversi Movie Clip ... 77

4.8 Movie Clip Konten Pembelajaran ... 77

4.9 Skema Layer ... 78

4.10 Skema Analogi Alur Navigasi ... 79

4.11 Action Script Pada Button ... 81

4.12 Diagram Perbandingan Rerata ... 84

4.13 Diagram Kenaikan Skor Rata-Rata ... 85


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu, pengetahuan, dan sains semakin pesat, terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi tersebut, arus informasi datang dari berbagai penjuru dunia secara cepat dan melimpah ruah. Untuk dapat tampil unggul dalam keadaan yang selalu berubah dan kompetitif ini diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas.

Untuk memenuhi sumberdaya manusia yang mempunyai keahlian dibidang teknologi informasi dan komunikasi, pemerintah memasukan pengetahuan TIK kedalam kurikulum pendidikan nasional. Berdasarkan SK Kurikulum 2004 (Depdiknas, 2003:7) Teknologi informasi dan komunikasi menjadi sangat penting untuk diajarkan di sekolah dengan tujuan peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami teknologi informasi dan komunikasi

2. Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

3. Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi


(10)

Masuknya pengetahuan TIK kedalam kurikulum pendidikan nasional menjadi tantangan baru bagi para pendidik bagaimana mencetak sumberdaya manusia yang mempunyai pengetahuan dan keahlian dibidang TIK. Tentu saja dalam merealisasikan hal tersebut terbentur banyak kendala diantaranya tantangan para guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada matapelajar TIK sesusai kriteria kelulusan minimum (KKM).

Studi literatur yang peneliti lakukan menemukan hasil belajar siswa SMP pada matapelajaran TIK di dareah Bandung belum sesuai KKM hal ini ditunjukan beberapa peneliti yang melakukan penelitian di SMP daerah Bandung seperti, Rosa (2010), Irfan (2012) dan Dominggus (2012) penelitiannya di latar belakangi oleh hasil belajar siswa pada matapelajaran TIK masih di bawah nilai KKM. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukan fakta-fakta hasil belajar siswa yang rendah dikarenakan pada pelaksanaan kegiatan pemebelajaran TIK banyak menggunakan model pembelajaran konvensional dari pada menggunakan pendekatan model pembelajaran yang inovatif.

Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SMPN 1 Lembang Bandung menemukan permasalahan yang sama, hasil studi pendahuluan menunjukan bahwa hasil belajar siswa di SMPN 1 kelas VII-I Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 masih belum memuaskan. Diketahui 65 % dari 28 jumlah siswa nilai hasil belajar siswa pada matapelajaran TIK masih di bawah rata-rata nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) sehingga untuk memenuhi nilai siswa sesuai dengan standar nilai KKM pelajaran TIK harus melaksanakan remedial. Kendala-kendala yang mempengaruhi nilai hasil belajar siswa tersebut yang diketahui oleh peneliti


(11)

dengan pengalaman melaksanakan kegiatan belajar mengajar selama satu semester penuh dan melakukan wawancara terhadap guru-guru TIK dan siswa SMPN 1Lembang kelas1 disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil observasi kegiatan belajar dan mengajar pada pelajaran TIK diketahui sering menggunakan metode ceramah. Hal ini menyebabkan Rendahnya partisipasi siswa dalam aktifitas pembelajaran dikelas siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri dan kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat pada orang lain, hal ini

dikarenakan kegiatan pembelajaran dominan terpusat pada guru “teacer center”. Akibatnya menyempitkan pola pikir siswa tentang suatu konsep yang dipelajarinya. Komunikasi multi-arah baik antar siswa dengan siswa maupun guru dengan siswa menjadi terhambat, dengan sendirinya pula hasil belajar siswa belum mencapai hasil yang maksimal.

2. Pelajaran TIK pada umumnya tidak dianggap oleh siswa sebagai pelajaran yang sukar. Para siswa tidak mengkategorikan sebagai momok seperti halnya pelajaran matematika, fisika, kimia, dll. Tetapi pada kenyataannya nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK tidak lebih baik dari mata pelajaran yang dianggap sukar. Hal ini menyebabkan siswa menjadi tidak termotivasi untuk belajar sungguh-sungguh terhadap matapelajaran TIK dampaknya membuat nilai matapelajaran TIK kurang memusakan.

3. Kegiatan pemebalajaran kurang diimbangi dengan praktek di labolatorium komputer disebabkan kurangnya perangkat komputer untuk dijadikan media pembelajaran praktikum sehingga siswa kurang sering diperkanalkan


(12)

langsung untuk mengientifikasi dan mengopresaikan alat-alat TIK. Hal ini berdampak pengetahuan siswa tentang TIK hanya terbatas pada materi ajar dari buku dan LKS.

Salah satu upaya untuk memecahkan masalah rendahnya hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model inkuiri merupakan model pembelajaran yang melatih siswa untuk belajar menemukan masalah, mengumpulkan, mengorganisasi, dan memecahkan masalah. Dapat dikatakan bahwa inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh oleh siswa dengan merencanakan dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menarik kesimpulan. Dalam inkuiri siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar.

Pada hasil penelitan Kristianingsih (2010) dengan judul “Model Pembelajaran InkuiriDengan Metode Pictorial Riddle Pada Pokok Bahasan Alat-Alat Optik Di SMP”, terbukti meningkatkan hasil belajar siswa. Kemudian hasil penelitian Rangkuti (2010:) menunjukan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri berbasis pictorial riddle pada materi pokok gejala gelombang, lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan (Manurung, 2012) menunjukan ada pengaruh model pembelajaran inkuiri berbasis pictorial riddle terhadap hasil belajar siswa pada materi pengukuran di kelas X SMA Swasta Methodist Lubuk Pakam T.A. 2012/2013.


(13)

Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut menunujkan fakta bahwa model pebelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan yang telah disebutkan. Hal ini melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian menerapkan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle untuk meningkatkan hasil belajarar siswa pada pelajaran TIK dalam pokok bahasan hardware.

Metode pictorial riddle yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan salah satu metode yang termasuk kedalam model inkuiri. Metode pictorial riddle adalah suatu metode atau teknik untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil maupun besar sehingga mereka dilatih untuk berani mengemukakan ide dan gagasan, berfikikir kritis dalam memecahkan masalah serta menghargai pendapat teman-temannya. Pictorial riddle biasanya berupa gambar, baik di papan tulis, papan poster, maupun diproyeksikan dari suatu transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle itu (Sudirman dkk, 1989:180).

Penggunaan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle dalam pembelajaran TIK merupakan suatu proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut. Tahapan dari model pembelajaran inkuiri, yaitu 1) tahap penyajian masalah, 2) tahap pengumpulan dan verifikasi data, 3) tahap mengadakan eksperimen dan pengumpulan data, 4) tahap merumuskan penjelasan, 5) tahap mengadakan analisis inkuiri.


(14)

Sebagai penunjang penggunaan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle dibantu dengan multimedia pembelajaran interaktif.

Penggunaan multimedia interaktif diharapkan mampu membantu siswa untuk memahami materi ajar dan merangsang siswa untuk belajar. Sebagaimana yang diutarakan Lawrence J. Najjar (1996) bahwa “Informasi yang disajikan dengan multimedia dapat memudahkan seseorang untuk belajar”. Dan M I Jawid Nazir, Aftab Haider Rizvi dan Ramachandra V Pujeri (2012) berpendapat

“Penggunaan multimedia pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk belajar dan lebih mudah untuk mendapatkan informasi”. Teori tersebut diperkuat oleh John Sculley dalam Luann K. Stemler (1997) yang mengatakan “Multimedia pembelajaran memungkinkan siswa untuk beajar sendiri dan membuat siswa belajar aktif dalam proses pembelajaran”. Dari beberapa teori tersebut dapat disimpulkan bahwa menggunaan multimedia pembelajaran interaktif dapat membantu siswa belajar secara aktif serta memudahkan siswa untuk mencerna informasi berupa bahan ajar.

Multimedia pembejaran merupakan apikasi yang berisi materi ajar yang disajikan secara interaktif yang digunakan diharapkan mampu membantu siswa untuk memahamai materi ajar dengan mudah serta dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan semua latar belakang masalah tersebut penulis mencoba melakukan penelitian untuk menjawab permasalahan tentang hasil belajar siswa pada matepelajaran TIK dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Pictorial Riddle Berbantuan Multimedia Pembelajaran


(15)

Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMPN 1 LEMBANG Pada Matapelajaran TIK.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif model tutorial dengan konten pembelajaran hardware?

2. Apakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri metode pictorial riddle berbantuan multimedia pembelajaran interaktif pada matapelajaran TIK meningkat dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional?

3. Bagaimana sikap positif siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan menggunakan model pembelajaran inkuiri metode pictorial riddle berbantuan multimedia pembelajaran pada matapelajaran TIK?

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus, peneliti membatasi permasalahan di atas dalam hal-hal berikut ini:

1. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP.

2. Materi yang dipilah dalam penelitian adalah pemahaman perangkat keras (hardware).

3. Model multimedia pembelajaran interaktif yang digunakan adalah model MMI tutorial yang dibangun dengan perangkat lunak Macromedia Flash 8 Professional, dalam penelitian ini digunakan


(16)

sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan hasil belajar siswa SMP.

4. Aspek hasil belajar yang diteliti adalah ranah kognitif siswa

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan utama penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana mengembangkan mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif model tutorial dengan konten pembelajaran hardware.

2. Mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri metode pictorial riddle berbantuan multimedia pembelajaran interaktif pada matapelajaran TIK.

3. Mengetahui sikap positif siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri metode pictorial riddle berbantuan multimedia pembelajaran interaktif pada matapelajaran TIK.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk kalangan berikut: 1. Untuk siswa, diharapkan dapat menikmati proses pembelajaran, serta

termotivasi untuk belajar TIK dengan sungguh-sungguh, serta memiliki minat belajar yang semakin tinggi, guna meningkatkan hasil belajar. 2. Untuk guru bidang studi TIK, pembelajaran yang dikembangkan dapat

dijadikan sebagai acuan atau model pembelajaran alternatif oleh para guru dalam kegiatannya di dalam kelas.


(17)

3. Untuk penyelenggara pendidikan, dapat memfasilitasi kebutuhan siswanya dalam menimba ilmu di sekolah tersebut terkait dalam pengaplikasian pembelajaran TIK simulasi berbasis multimedia interaktif.

1.6 Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dibuat untuk melakukan pengecekannya. (Sudjana 1996). Atau singkatnya hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan dalam penelitian yang harus dibuktikan kebenarannya. Secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diujikan kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel peneleitian (statitik). Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini, hipotesis yang dapat ditetapkan adalah :

“Terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle berbantuan multimedia pembelajaran pada matapelajaran TIK lebih baik dari peningkatan hasil

belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional”.

1.7Definisi Operasional

a. Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Pictorial Riddle

Model pembelajaran Inkuiri metode Pictorial riddle adalah suatu teknik atau metode untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil maupun besar. Suatu riddle biasanya berupa gambar, di


(18)

papan tulis, papan poster, atau diproyeksikan dari suatu transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan gambar itu. Gambar, peragaan atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa. ( Sudirman, 1989:180) b. Multimedia Pembelajaran Interaktif Model Tutorial.

Multimedia pembelajaran merupakan penyampaian pesan/informasi yang disajikan dengan gabungan teks, gambar, suara, gambar bergerak (animasi) atau video kepada khalayak. Sedangkan MMI model tutorial menurut munir

(2012) “pengetahuan dan informasi dikomunikasikan atau disajikan dalam bentuk unit-unit kecil disertai pertanyaan-pertanyaan”.

c. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran”. ( Dimiyanti et al, 1999). Tetapi dalam penelitian ini hasil belajar yang diteliti ranah konitif siswa


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengembangan Multimedia

Dalam pelaksanaan penerapan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle dibantu dengan multimedia pembelajaran. Multimedia pembelajaran yang akan dikembangkan merupakan bahan materi ajar (hardware) yang disajikan secara interaktif dan praktis digunakan dengan tujuan dapat membantu siswa secara mudah untuk mencerna dan memahami materi ajar. Cara membuat multimedia pembelajaran yang layak pakai maka dalam pengembangan multimedia pembelajaran peneliti menggunakan penedekatan terhadap metode pengembangan multimedia sebagai berikut:

3.1.1 Tahap Analisis

Munir (2008:196) mengungkapkan bahwa “tahapan analisis ini merupakan tahap ditetapkannya tujuan pengembangan software, baik bagi pelajar, guru maupun bagi lingkungan”. Munir lebih lanjut menjelaskan, “untuk keperluan tersebut, maka analisis dilakukan dengan kerjasama antara guru dengan pengembang software dengan mengacu pada kurikulum yang digunakan” (Munir, 2008:196). Oleh karena itu, untuk menetapkan tujuan tersebut dan mengumpulkan informasi yang relevan, maka pada tahap analisis ini kegiatan yang dilakukan adalah studi literatur dan studi lapangan.


(20)

a. Studi Literatur

Merupakan kegiatan mengumpulkan data - data berupa teori pendukung dari sistem yang dibuat. Sumber - sumber yang didapat adalah dari beberapa literatur, jurnal, buku dan lainnya yang relevan untuk keperluan pengembangan.

b. Studi Lapangan.

Melakukan studi lapangan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung dan yang akan menjadi kendala baik dalam proses pengembangan maupun dalam penerapan multimedia pembelajaran. Sehingga setiap resiko dapat diminimalisir.


(21)

3.1.2 Tahap Desain

Tahap desain merupakan tahap yang meliputi penentuan unsur-unsur yang perlu dimuatkan dalam software yang akan dikembangan sesuai dengan desain pembelajaran. (Munir 2008:197) Berdasarkan hal tersebut maka dalam proses perancangan multimedia pembelajaran terdapat beberapa unsur yang harus dirancang meliputi tujuan, flowchart, story board dan antarmuka.

3.1.3 Tahap Pengembangan

Tahap pengembangan software meliputi langkah-langkah penyediaan papan cerita (storyboard), carta alir (flowchart), aturcara, menyediakan grafik, media (suara dan video) dan pengintegrasian sistem. Setelah pengembangan sofware selesai, maka penilaian terhadap unit-unit software tersebut dilakukan dengan menggunakan rangkaian penilaian software multimedia (Munir, 2008: 199). Selanjutnya (Munir, 2008:199) “Penilaian terhadap software pembelajaran meliputi penilaian terhadap: teks, grafik, suara, music, video, animasi dan kegiatan pembelajaran di dalamnya”.

3.1.4 Tahap Implementasi

Munir (2008: 200) mengungkapkan bahwa “software multimedia yang dikembangkan bersumber dari bahan-bahan pelajaran yang diperoleh dari buku, pengalaman lingkungan, guru, pengalaman peserta didik itu sendiri atau bersumber dari cerita yang berkembang di masyarakat”. Dengan demikian, peserta didik termotivasi untuk membaca dan perasaaan ingin tahunya meningkat. Dalam hal ini peranan guru selain menjadi fasilitator juga untuk mengontrol perkembangan pembelajaran peserla didik secara objektif (Munir, 2008:200).


(22)

Berdasarkan tujuan awal penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi kesalahan siswa dalam memilih jawaban yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan siswa. Maka pada tahap implementasi ini akan diperoleh data mengenai tanggapan siswa terhadap multimedia yang telah dibuat.

3.1.5 Tahap Penilaian Akhir/Revisi.

Apabila setelah multimedia pembelajaran diimplementasikan ditemukan kekurangan dan ketidaksesuaian software multimedia pembelajaran dengan program pembelajaran yang diterapkan maka kekurangan software multimedia pembelajran dianalisis untuk dikembangkan kembali dalam melengkapi kekurangan dan kelemahan software tersebut. Proses perbaikan ini bisa berlangsung terus menerus sampai pada akhirnya didapatkan produk yang menurut ahli media dan ahli materi telah layak untuk digunakan kembali.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry metode pictorial riddle berbantuan multimedia pembelajaran pada matapelajaran TIK.

Metode yang dipakai untuk adalah metode penelitian eksperimental-semu atau quasi-experiment research yang merupakan suatu bentuk eksperimen dengan ciri utamanya tidak dilakukan penugasan random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada yang dalam hal ini adalah kelas biasa.

Tujuan penelitian eksperimen-semu atau quasi-experiment research ini adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang


(23)

tidak memugkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasi variable yang relevan. Adapun yang dimaksud penelitian eksperimen adalah:

“Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam pengertian lain, penelitian eksperimen adalah penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok eksperimen, kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat di control”. (Riyanto,1996:28-40).

Dalam desain penelitian ini digunakan dua kelompok subjek yaitu kelompok eksperimen dan Kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan model pembelajaran inkuiri dengan metoda pictorial riddle berbantuan multimedia interaktif sedangkan pada kelas kontrol diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional.

Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :

O1 :Tes awal (Pretest), untuk mengukur hasil belajar sebelum diberikan treatment.

O2 :Tes akhir (Posttest), untuk mengukur hasil belajar setelah diberikan treatment.


(24)

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi dalam suatu kegiatan penelitian berkenaan dengan sumber data yang digunakan. Menurut Sugiono (2009:117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yangmempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan olehpeneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMPN 1 Lembang Bandung.

3.2.1 Sample

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009:118).

Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 1 lembang Bandung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling purposive. Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik ini paling cocok digunakan untuk penelitian kualitatif yang tidak melakukan generalisasi. Misalnya penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan atau ahli gizi. (Sugiyono, 2009:85). Alasan peneliti menggunakan teknik purposive sampling atas pertimbangan sebagai berikut :

a. Sampel yang diteliti merupakan objek studi kasus atau objek ekperimen penerepan model pembelajaran untuk mendapatkan data


(25)

b. Penelitian merupakan eksperimen penerapan model pembelajaran dengan pokok bahasan hardware dimana pokok bahasan hardware masuk dalam kurikulum matapelajaran SMP kelas VII maka sampel yang tepat untuk dipakai adalah siswa SMP kelas VII

c. Secara kebetulan jumlah populasi yang didapat memenuhi kuota untuk dipakai dalam penelitian yaitu 58 siswa SMP dan yang dipakai untuk sampel adalah 26 siswa untuk sampel kelompok kontrol dan 26 siswa untuk sampel kelompok eksperimen

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002:31). Penulis menggunakan dua buah variabel sebagai objek penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variable terkait. Variable bebas adalah model pembelajaran inquiry metode pictorial riddle berbantuan multimedia pembelajaran pada kelas eksperimen, sedangkan variabel terikatnya adalah peningkatan hasil belajar siswa.

3.4 Instrument

Instrument penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode (Arikunto, 2006:149). Salah satu tujuan dibuatnya instrument adalah untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap mengenai hal-hal yang ingin dikaji dalam penelitian ini. Instrumen yang digunakan, yaitu tes objektif pilihan ganda.


(26)

3.4.1 Tes

Menurut Arikunto (2006:150) “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bekal yang dimiliki oleh individu atau kelas”. Dalam penelitian ini tes yang digunakan berupa tes formatif dengan teknik pilihan ganda (multiple choice). Tes dalam penelitian ini terdiri dari tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Untuk mengetahui sejauh mana kualitas suatu instrumen tes tersebut, maka sebelumnya perlu dilakukan serangkaian pengujian dan analisis terhadap instrumen. Untuk mendapatkan instrumen yang berkualitas dapat ditinjau dari beberapa hal diantaranya uji validitas, uji reliabilitas, uji indeks kesukaran, uji daya pembeda.

a. Validitas Butir Soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006: 168). Oleh karena itu, untuk mengetahui instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid maka harus dilakukan analisis validitas empirik. Menurut Arikunto (2009:72) untuk mengetahui validitas tiap butir soal maka dihitung koefisien korelasi antara nilai tiap butir soal dengan nilai total dengan rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑


(27)

Keterangan :

rXY = koefisien korelasi item total (bivariete person) X = skor item

Y = skor total N = banyak subyek

Untuk mengetahui tingkat (derajat) validitas alat evaluasi, maka digunakan kriteria engklasifikasian. Klasifikasi koefisien korelasi yang digunakan adalah klasifikasi menurut Guilford dalam (Suherman, 2003:113) seperti pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Klasifikasi Validitas

Korelasi Interpretasi

Tidak valid Validitas sangat rendah Validitas rendah Validitas sedang Validitas tinggi Validitas sangat tinggi

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas suatu tes adalah tingkat keajegan atau ketepatan instrumen terhadap kelas yang dapat dipercaya sehingga instrumen dapat diandalkan sebagai pengambil data.

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan untuk mengukur objek yang sama berulang-ulang hasilnya relative sama.


(28)

Untuk menghitungnya menggunakan rumus yang diketemukan oleh Kuder dan Richardsons dalam(Arikunto, 2009:100) sebagai berikut :

[ ] [ ∑ ] Keterangan :

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan. n :Banyak butir soal (item).

p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar.

q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q= 1-p). Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q.

S : Standar deviasi dari tes.

Untuk mengetahui besarnya derajat reliabilitas alat evaluasi digunakan tolak ukur yang dibuat oleh Guilford dalam (Suherman, 2003:138) seperti pada Tabel 3.2

Tabel 3.2

Klasifikasi Derajat Reliabilitas

Korelasi Interpretasi

Derajat reliabilitas sangat rendah Derajat reliabilitas rendah Derajat reliabilitas sedang Derajat reliabilitas tinggi Derajat reliabilitas sangat tinggi


(29)

c. Indeks kesukaran

Untuk mengetahui soal baik atau tidak, perlu diketahui pula mudah dan sukarnya dari instrumen soal yang dibuat. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak pula terlalu sukar. Derajat kesukaran tiap butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut dengan indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran tiap butir soal adalah sebagai berikut :

Persamaan tingkat kesukaran (Arikunto, 2009:208)

Keterangan :

P : Indeks Kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes

Selanjutnya indeks kesukaran yang diperoleh dari hasil uji coba diinteprestasikan dengan menggunakan klasifikasi indeks kesukaran yang digunakan menurut Arikunto (2009: 210), yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.3

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran (P) Kriteria

0,00 < P ≤ 0,30 Soal Sukar

0,30 < P ≤ 0,70 Soal sedang


(30)

d. Daya pembeda

Suherman (2003:160) mengemukakan untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal, digunakan rumus sebagai berikut :

̅ ̅ Keterangan :

DP = Daya Pembeda

̅ = Rata-rata skor siswa kelompok atas ̅ = Rata-rata skor siswa kelompok bawah SMI = Skor Maksimum Ideal

Selanjutnya koefisien daya pembeda yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.4

Klasifikasi Daya Pembeda

Korelasi Interpretasi

Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat baik

3.4.2 Hasil Analisis Uji Intrumen

Instrumen berupa tes formatif dengan teknik pilihan ganda (multiple choice) dengan jumlah soal 25 butir soal yang terdiri dari tiga kategori ranah


(31)

kognitif yaitu C1 (kognitif), C2 (afektif) dan C3 (aplikatif) diuji cobakan kepada 25 koresponden siswa SMPN 1 Lembang-Bandung kelas VIII yang sudah mendapatkan materi pelajaran TIK dengan sub materi pelajaran perangkat keras komputer. Berikut adalah Tabel hasil analisis hitung uji instrumen berupa Uji Validitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran dengan menggunakan Sofware MS. Office Excel.

Dari hasil perhitungan uji reabilitas, didapat nilai sebesar 0,783. Dengan merujuk Tabel tolak ukur derajat reliabilitas alat evaluasi yang dibuat oleh Guilford (Suherman, 2003:138) bahwa nilai reabiltas 0.781 termasuk kedalam derajat reabilitas tinggi. Dengan demikian terdapat 20 soal yang yang digunakan untuk peneletian setelah melalui serangkaian analisis uji intrumen.

Berdasarkan Tabel 3.5 dapat dideskripsikan bahwa terdapat 18 butir soal dengan nilai validitas diatas 4.0 dan digunakan untuk soal penelitian serta soal nomor 4, 6 dengan ktiteria validitas rendah dan nomor soal 19, 20 dengan kriteria daya pembeda rendah tetap digunakan untuk soal penelitian setelah dilakukan diperbaikan. Sedangkan untuk nomor soal 21 s/d 25 dibuang atau tidak digunakan untuk soal penelitian dengan pertimbangan memiliki kriteria validitas dan daya pembeda yang jelek.


(32)

Tabel 3.5

Hasil analisis hitung intrumen

3.5 Skala Sikap

Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap dan tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang diterapkan dan jenis skala sikap yang digunakan adalah angket. Angket merupakan sekumpulan pertanyaan atau pertanyaan yang harus dilengkapi oleh responden dengan memilih jawaban atau menjawab pertanyaan melalui jawaban-jawaban yang sudah disediakan atau melengkapi

No Soal

Validitas Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran Keterangan

Nilai Krteria Nilai Kiteria Nilai Kiteria

1 0.5 Cukup 0.4 Cukup 0.2 Sukar Digunakan

2 0.6 Tinggi 0.5 Baik 0.3 Sukar Digunakan

3 0.4 Rendah 0.3 Cukup 0.4 Sedang Digunakan

4 0.3 Rendah 0.4 Cukup 0.6 Sedang Diperbaiki

5 0.5 Cukup 0.4 Cukup 0.7 Sedang Digunakan

6 0.4 Rendah 0.1 Jelek 0.1 Mudah Diperbaiki

7 0.6 Tinggi 0.5 Baik 0.8 Mudah Digunakan

8 0.5 Cukup 0.3 Cukup 0.9 Mudah Digunakan

9 0.6 Tinggi 0.5 Baik 0.6 Sedang Digunakan

10 0.6 Tinggi 0.5 Baik 0.7 Mudah Digunakan

11 0.3 Rendah 0.3 Cukup 0.8 Mudah Diperbaiki

12 0.5 Cukup 0.3 Cukup 0.8 Mudah Digunakan

13 0.4 Rendah 0.4 Cukup 0.3 Sedang Digunakan

14 0.5 Cukup 0.4 Cukup 0.8 Mudah Digunakan

15 0.6 Tinggi 0.4 Cukup 0.3 Sukar Digunakan

16 0.4 Rendah 0.2 Jelek 0.6 Sedang Diperbaiki

17 0.5 Cukup 0.5 Baik 0.6 Sedang Digunakan

18 0.4 Rendah 0.5 Baik 0.6 Sedang Digunakan

19 0.4 Rendah 0.1 Jelek 0.1 Mudah Diperbaiki

20 0.4 Rendah 0.2 Jelek 0.9 Mudah Diperbaiki

21 0.3 Rendah 0.2 Jelek 0.7 Mudah Dibuang

22 0.3 Rendah 0.2 Jelek 0.9 Mudah Dibuang

23 0.2 Sangat Rendah 0 Sangat Jelek 0.4 Sedang Dibuang

24 0 Sangat Rendah 0.2 Jelek 9 Mudah Dibuang


(33)

kalimat. Angket hanya diberikan kepada siswa kelas eksperimen di akhir sebuah pembelajaran. Model angket yang digunakan adalah skala Likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).

3.6 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan diantaranya sebagai berikut:

3.6.1 Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi masalah, potensi, dan peluang yang terkait dengan pembelajaran TIK di SMP 1 Lembang.

b. Melakukan observasi ke lokasi penelitian/sekolah.

c. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian. d. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan bahan ajar. e. Membuat instrumen penelitian.

f. Membuat media pembelajaran berbasis multimedia pembelajaran interaktif.

g. Judgement instrumen penelitian dan analisis teoritik mengenai RPP dan bahan ajar penelitian oleh dosen pembimbing.

h. Judgement media pembelajaran oleh dosen pembimbing. i. Pemilihan sampel penelitian.


(34)

3.6.2 Tahap Penelitian

Dalam tahap pelaksanaan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian

b. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk penelitian c. Tahap pembelajaran.

Pada tahap pembelajaran terdiri dari beberapa tahapan, sebagai berikut: 1. Tahap pretest

Pada tahapan ini dilakukan tes awal di kelas sampel sebelum diberikan treatmen, Soal pretest yang digunakan berbentuk soal pilihan ganda. 2. Tahap pemberian treatment

Pada tahapan treatment, kelas eksperimen siswa diberikan treatmen berupa pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri metode pictorial riddle berbantuan multimedia pembelajaran, sedangkan pada kelas control siswa diberikan treatment model pembelajaran konvensional

3. Tahap Obeservasi

Observer melakukan observasi terhadap kegiatan guru dan kegiatan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

4. Tahap Postest

Pada tahapan ini dilakukan tes awal di kelas sampel setelah diberikan treatmen, Soal postest yang digunakan berbentuk soal pilihan ganda. d. Pengisian angket skala sikap oleh siswa.


(35)

3.6.3 Tahap Akhir

Pengolahan dan analisis data hasil penelitian dan hasil observasi yang terdiri atas :

1. Mengumpulkan hasil data kuantitatif dan kualitatif dari kelas sampel yang telah diberikan pretes, eksperimen dan postest

2. Mengolah dan menganalisis hasil data kuantitatif berupa pretes dan postes dan data kualitatif dari kelas sampel

3. Pembahasan hasil analisis data

4. membuat kesimpulan hasil penelitian berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan.

3.7 Teknik Analisis dan Pengolahan Data Penelitian

Analisis data dilakukan pada setiap kegiatan siswa dan situasi yang berkaitan dengan penelitian menggunakan instrumen berupa tes. Tes yang diberikan berupa pretes di awal penelitian dan postes di akhir penelitian.

Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan terhadap data kuantitaif dan data kualitatif tersebut melalui langkah-langkah sebagai berikut:

3.7.1 Pengolahan Data Kuantitatif

Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil data pretes, postes, dan indeks gain (normalized gain) dari kelas hasil eksperimen.


(36)

a. Gain

Hasil postest kedua populasi dihitung dengan rumus gain untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajara antara kelas control dengan kelas ekperimen. Indeks gain ini dihitung dengan rumus indeks gain yaitu :

Adapun untuk kriteria rendah, sedang dan tinggi mengacu pada kriteria Richard R. Hake (1999), yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.6

Klasifikasi Indeks Gain

Nilai Indeks Gain Interpretasi

Indeks Gain < 0,30 Rendah 0,30 Indeks Gain 0,70 Sedang Indeks Gain > 0,70 Tinggi

Langkah-langkah pengujian yang ditempuh untuk data pretes dan postes adalah sebagai berikut:

b. Nilai Rata-rata ̅

Menurut Sudjana (1996:67) nilai rata-rata (mean) didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu dibagi dengan jumlah individu pada kelompok tersebut. Hal ini dirumuskan sebagai berikut:


(37)

Keterangan :

Me = Mean (rata-rata)  = Epsilon (baca jumlah) Xi = Nilai x i sampai ke n n = Jumlah individu

c. Simpangan Baku

Jarak antara nilai individu dengan rata-rata disebut simpangan. Menurut Sudjana (1996:93) untuk mencari simpangan data sampel rumusnya adalah :

√∑ ̅ Keterangan :

s = Simpangan baku sampel Xi = Nilai x ke i sampai ke n ̅ = Nilai rata-rata

n = Jumlah sampel

d. Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk membuktikan data dari sampel yang dimiliki berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau data populasi yang dimiliki berdistribusi normal. Untuk menghitung Uji normalitas digunakan tahapan perhitungan sebagai berikut :

1. Menentukan Banyak Kelas Interval


(38)

Keterangan :

k = Banyak kelas n = banyak data

2. Menentukan Rentang Kelas Interval

(Sudjana, 1996:47) Keterangan :

r = range/ rentang max = nilai tertinggi min = nilai tererndah

3. Menentukan Panjang Kelas Interval

(Sudjana, 1996:47) Keterangan :

p = interpal kelas r = rentang k= banyak kelas

4. Menentukan batas atas dan batas bawah setiap kelas interval. Batas atas diperoleh dari ujung kelas atas ditambah 0,5 sedangkan batas bawah diperoleh dari ujung kelas atas dikurangi 0,5 (Sudjana, 1996:46)

5. Menentukan nilai frkuensi harapan

(Sudjana, 1996:45) Keterangan :

N = Jumlah siswa l = luas kelas interval


(39)

6. Menentukan nilai chi kuadrat (χ2)

(Sudjana, 1996:273)

7. membuat Tabel frekuensi kumulatifnya seperti di bawah ini : Batas

Kelas (x)

Z untuk batas kelas

Luas tiap kelas interval

Frekuensi diharapkan

(Ei)

Frekuensi Pengamatan

(Oi)

8. Kemudian dihitung signifikansinya, H0 = Data sample berdistribusi normal; Ha = Data sample tidak berdistribusi normal;

Signifikansi Uji, nilai X2hitung dibandingkan X2Tabel pada taraf signifikan 5% (Chi-Square)

 Jika nilai X2hitung <= X2Tabel, H0 maka diterima;  Jika nilai X2hitung > X2Tabel, H0 maka ditolak;

Jika hasil pengujian, sample dinyatakan normal maka selanjutnya ialah menguji homogenitas sample.

e. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki varians yang homogen atau tidak. Dalam Sugiyono (2010:107) pengujian homogenitas varians digunakan uji F dengan rumus:


(40)

Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila F hitung lebih kecil dari Tabel, maka Ho diterima, dan apabila F hitung lebih besar sama dengan harga Tabel maka Ho ditolak.

f. Uji t

Jika data yang dianalisis berdistribusi normal dan homogen, menurut Sudjana (1996:241) untuk pengujian hipotesis dilakukan uji t. Karena n1 = n2 maka digunakan rumus berikut ini:

̅ ̅ √ Keterangan :

t = Nilai thitung

̅ = Rata-rata skor kelompok eksperimen ̅ = Rata-rata skor kelompok kontrol s1 = Simpangan baku kelompok eksperimen s2 = Simpangan baku kelompok kontrol n1 = Jumlah kelompok eksperimen n2 = Jumlah kelompok kontrol

Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho diterima, dan apabila t hitung lebih besar sama dengan harga t tabel maka Ho ditolak. Sedangkan kriteria pengujian hipotesis untuk kelompok eksperimen dan kelompok control sebagai berikut :


(41)

1. Uji t terhadap rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hipotesis statistik yang digunakan adalah:

H0 : μe1 = μk1 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal (pretest) siswa antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

H1 : μe1μk1 : Ada perbedaan rata-rata kemampuan awal (pretest) siswa antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

2. Uji t terhadap rata-rata skor postest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hipotesis statistik yang digunakan adalah:

H0 : μe1 = μk1 : Tidak terdapat peningkatan hasil belajar siswa antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

H1 : μe1μk1 : Terdapat peningkatan hasil belajar siswa antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

g. Uji statistik non parametik

Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis tidak berdistribusi normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas sedangkan untuk pengujian hipotesis dilakukan uji statistik non parametik, uji statistic non parametik yang digunakan adalah Mann-Whitney.

Terdapat dua rumus yang digunakan dalam pengujian, kedua rumus tersebut digunakan dalam perhitungan, karena digunakan untuk mengetahui harga


(42)

U mana yang lebih kecil (dalam Sugiyono, 2010:153). Harga U yang lebih kecil tersebut yang digunakan untuk pengujian dan membandingkan dengan U Tabel.

Keterangan :

n1 = jumlah sampel 1 n2 = jumlah sampel 2 U1 = jumlah peringkat 1 U2 = jumlah peringkat 2

R1 = jumlah rangking pada sampel n1 R2 = jumlah rangking pada sampel n2

Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila U hitung lebih kecil dari Tabel, maka Ho diterima, dan apabila U hitung lebih besar sama dengan harga Tabel maka Ho ditolak.

3.7.2 Pengolahan Data Kualitatif (Skala Sikap)

Data kualitatif yang terdiri dari angket diberikan setelah dieksperimen untuk mengetahui sikap siswa terhadap model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle berbantuan multimedia interaktif.

Menurut Sugiono (2010:94) “untuk mengolah data skala sikap digunakan pengujian hipotesis deskriptif yang pada dasarnya merupakan proses pengujian generalisasi hasil penelitian yag didasarkan pada satu sampel”. Kesimpulan yang


(43)

dihasilkan nanti adalah apakah hipotesis yang diuji itu dapat digeneralisasikan atau tidak. Jika Ho diterima maka dapat digeneralisasikan. Langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis data skala sikap adalah sebagai berikut :

a. Mengubah Data Skala Kualitatif ke dalam Skala Kuantitatif

Dalam menganalisis hasil angket, skala kualitatif ditransfer ke dalam skala kuantitatif. Untuk pernyataan yang bersifat positif (favorable) kategori SS (sangat stuju) diberi skor tertinggi, makin menuju ke STS (sangat tidak setuju) skor yang diberikan berangsur-angsur menurun. Sebaliknya untuk pernyataan yang bersifat negatif (unfavorable) untuk kategori SS (sangat setuju) diberi skor terendah, makin menuju STS (sangat tidak setuju) skor yang diberikan berangsur-angsur tinggi). Pembobotan yang paling sering dipakai dalam mentransfer skala kualitatif ke dalam skala kuantitatif (Suherman dan Sukajaya 1990 : 235) adalah:

Tabel 3.6

Panduan Pemberian Skor Skala Sikap Siswa

Pernyataan Bobot Pendapat

SS S TS STS

Favorable 5 4 2 1

Unfavorable 1 2 4 5

b. Menghitung Skor Rata-rata Sikap Siswa

Menurut Suherman dan Sukajaya (1990:237) untuk menghitung skor rata-rata sikap siswa dapat dihitung dengan rumus:


(44)

Keterangan :

X = Nilai rata-rata sikap siswa

WF = Jumlah siswa yang memilih setiap kategori F = Nilai kategori siswa

Setelah angket sikap terkumpul dan diolah dengan menggunakan cara seperti di atas, sikap siswa terhadap pernyataan digolongkan ke sikap positif atau negatif. Penggolongan dapat dilakukan dengan membandingkan skor subyek dengan jumlah skor alternatif jawaban netral dari pernyataan. Jika rata-rata skor siswa terhadap pernyataan lebih dari skor jawaban netral (3) maka siswa digolongkan bersikap positif. Jika rata-rata skor siswa terhadap pernyataan kurang dari skor jawaban netral, maka siswa mempunyai sikap negatif.


(45)

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle berbantuan multimedia interaktif untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMP pada matapelajaran TIK dalam pokok bahasan hardware ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif model tutorial dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Tahap Analisis, pada tahap ini menetukan analisis kebutuhan untuk membangun MMI meliputi (1) Pengembangan RPP, (2) Materi Ajar, (3) Perangkat lunak, (5) Perangkat Komputer.

b. Tahap Desain, pada tahap ini mendesain kebutuhan untuk membangun MMI yang meliputi (1) Storyboard, (2) Flowchart, (3) Antarmuka

c. Tahap Pengembanagan yang meliputi produksi dan jugmen ahli d. Tahap Penerapan

e. Tahap Penilaian.

2. Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle berbantuan multimedia interaktif lebih baik dari hasil belajar siswa yang menggunakan kelas konvensional. Hal ini ditunjukan berdasarakan temuan hasil penelitian bahwa skor rata-rata siswa kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan sebesar 9,92 meningkat


(46)

menjadi 16,54 dengan N-Gain sebesar 0,65. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol mengalami peningkatan tidak lebih besar dari kelas eksperimen yaitu sebesar 10,42 menjadi 15,19 dengan N-Gain sebesar 0,51.

3. Sikap siswa terhadap model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle berbantuan multimedia interaktif positif. Hal ini ditunjukan berdasarakan temuan hasil penelitian bahwa nilai rata-rata angket sekala sikap adalah 3,84 dan hasil nilai rata-rata angket sikap siswa terhadap multimedia pembelajaran adalah 3,8 lebih besar dari angka netral yaitu (3). Menurut (Suherman dan Sukajaya, 1990 : 237). Apabila nilai rata-rata skala sikap siswa diatas angka netral yaitu dengan angka netral (3) maka sikap siswa positif.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis memberikan beberapa saran berikut :

1. Penerapan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle berbantuan multimedia interaktif masih harus disempurnakan. Peneyempurnaan dapat dilakukan dengan menganalisis kembali kekurangan dan kelemahan pada pendekatan tahapan pembelajaran terhadap tahapan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle.

2. Pengembangan multimedia yang dipakai sebagai media bantu dalam model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle dapat disemprnakan kembali dengan melakukan pendekatan terhadap model pembelajaran inkuiri


(47)

dengan metode pictorial riddle sehingga konten multimedia pemebalajaran lebih mengadaptasi pada tahapan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle.

3. Persiapan untuk menerapakan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle harus lebih matang baik dari segi alokasi waktu yang diperlukan maupun alat-alat bantu untuk kegiatan pembelajaran.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Angkowo dan Kosasih. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Mempengaruhi Motivasi, Hasil Belajar dan Kepribadian. Jakarta : PT. Grasindo

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Dimyati. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Dominggus. O. Sirius (2012). “Efektivitas Model Pembelajaran Konstruktivisme Lima Fase Needham Berbantuan Multimedia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa SMP kelas VII pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)”. Bandung : UPI.

Gina Nugraha, Muhamad. (2011). “Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Simulasi Komputer Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Korelasinya Dengan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas Xi Pada Pokok Bahasan Fluida Statis”. Bandung : UPI

Hamalaik, Oemar (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Irfan (2012). “Penerapan Model Pembelajaran Token Time Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Kelas Viii Smp Negeri 12 Bandung Pada Mata

Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi”. Bandung : UPI

Joyce, Weil & Calhoun (2009). Model of Teaching : Model-Model Pengajaran. Putaka Pelajar

Kristianingsih. (2010). “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Pictorial riddle Pada Pokok Bahasan Alat-Alat Optik di SMP”. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6: 10-13.

Lawrence J. Najjar (1996). Multimedia Information and Learning. Jl. of Educational Multimedia and Hypermedia .pp. 129-150.

Luann K. Stemler (1997) Educational Characteristics of Multimedia: A Literature Review. Jl. of Educational Multimedia and Hypermedia. 6(3/4), 339 359


(49)

M I Jawid Nazir, Aftab Haider Rizvi & Ramachandra V Pujeri. (2012) . Skill development in Multimedia Based Learning Environment in Higher Education: An Operational Model. International Journal of Information and Communication Technology Research. Volume 2 No. 11 .

Manurung, Jeniusman Binartua. (2012). “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Pictorial Riddle Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pengukuran Di Kelas X Semester I Sma Swasta Methodist Lubuk Pakam

T.A. 2012/2013”. Medan : UNIMED

Muhibbin (2007). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Rosdakarya Munir (2012). Multimedia : Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung :

Alfabeta

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta

Nurvidyani (2010). “Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi”. Bandung : UPI

Pusat Kurikulum Baltibang Depdiknas . (2003). Kopetensi dasar Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi SMA. Jakarta : Depdiknas

Rahmatika, Rosa. (2010) “Efektivitas Penerapan Multimedia Pembelajaran Interaktif Komponen Perangkat Keras (Hardware) Komputer Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok Pada Siswa Kelas VII SMPN

40 Bandung”. Bandung : UPI

Rangkuti, Muhammad Aswin. (2010). “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Berbasis Pictorial riddle Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Gejala Gelombang di Kelas XII Semester I SMA Negeri 4 Binjai”. Skripsi. Medan : UNIMED

Richard R. Hake (1999). Analyzing Change/Gain Scores . [online] tersedia :

http://physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf

Sudirman, dkk (1989). Ilmu pendidikan. Bandung : Remaja Karya Offset. Sudjana (1996). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(50)

Sugiyono (2010). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung. Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Suherman & Sukajaya (1990). Petunjuk praktis untuk melaksananakan evaluasi pendidikan matematika. Bandung : wijayakusuma 157.

Suherman (2003) Statistika FMIPA JICA . Bandung : UPI

Supriyatna. (2008). Penggunaan Multimedia Interaktif (Mmi) Model Drill And Practice Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Mesin (Dkktm). Bandung: Tidak Diterbitkan.

Trianto (2007).Model-model pembelajaran inovasi berorientasi kontruktivistik. Surabaya : Prestasi Pustaka Publisher

Wanata, Irfan. (2012). “Penerapan Model Pembelajaran Token Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Viii Smp Negeri 12 Bandung

Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi”. Bandung :

UPI.

Wicaksono (2009) PEnerapan Model PEmbelajaran Inkuiri. [Online]. Tersedia : Http://agungprudent.wodpress.com/../perbedaan-model-strategi-metode-dan-prinsippembelajaran

Yatim, riyanto (1996). Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar. Surabaya : SIC

Zubaedah, Siti (2012). Multimedia Dalam Pembelajaran. [online] tersedia :


(1)

Sultan Syah Aulia, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Pictorial Riddle Berbantuan Multimedia

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle berbantuan multimedia interaktif untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMP pada matapelajaran TIK dalam pokok bahasan hardware ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif model tutorial dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Tahap Analisis, pada tahap ini menetukan analisis kebutuhan untuk membangun MMI meliputi (1) Pengembangan RPP, (2) Materi Ajar, (3) Perangkat lunak, (5) Perangkat Komputer.

b. Tahap Desain, pada tahap ini mendesain kebutuhan untuk membangun MMI yang meliputi (1) Storyboard, (2) Flowchart, (3) Antarmuka

c. Tahap Pengembanagan yang meliputi produksi dan jugmen ahli d. Tahap Penerapan

e. Tahap Penilaian.

2. Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle berbantuan multimedia interaktif lebih baik dari hasil belajar siswa yang menggunakan kelas konvensional. Hal ini ditunjukan berdasarakan temuan hasil penelitian bahwa skor rata-rata siswa kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan sebesar 9,92 meningkat


(2)

Sultan Syah Aulia, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Pictorial Riddle Berbantuan Multimedia menjadi 16,54 dengan N-Gain sebesar 0,65. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol mengalami peningkatan tidak lebih besar dari kelas eksperimen yaitu sebesar 10,42 menjadi 15,19 dengan N-Gain sebesar 0,51.

3. Sikap siswa terhadap model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle berbantuan multimedia interaktif positif. Hal ini ditunjukan berdasarakan temuan hasil penelitian bahwa nilai rata-rata angket sekala sikap adalah 3,84 dan hasil nilai rata-rata angket sikap siswa terhadap multimedia pembelajaran adalah 3,8 lebih besar dari angka netral yaitu (3). Menurut (Suherman dan Sukajaya, 1990 : 237). Apabila nilai rata-rata skala sikap siswa diatas angka netral yaitu dengan angka netral (3) maka sikap siswa positif.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis memberikan beberapa saran berikut :

1. Penerapan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle berbantuan multimedia interaktif masih harus disempurnakan. Peneyempurnaan dapat dilakukan dengan menganalisis kembali kekurangan dan kelemahan pada pendekatan tahapan pembelajaran terhadap tahapan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle.

2. Pengembangan multimedia yang dipakai sebagai media bantu dalam model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle dapat disemprnakan kembali dengan melakukan pendekatan terhadap model pembelajaran inkuiri


(3)

106

Sultan Syah Aulia, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Pictorial Riddle Berbantuan Multimedia dengan metode pictorial riddle sehingga konten multimedia pemebalajaran lebih mengadaptasi pada tahapan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle.

3. Persiapan untuk menerapakan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle harus lebih matang baik dari segi alokasi waktu yang diperlukan maupun alat-alat bantu untuk kegiatan pembelajaran.


(4)

Sultan Syah Aulia, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Pictorial Riddle Berbantuan Multimedia

DAFTAR PUSTAKA

Angkowo dan Kosasih. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Mempengaruhi Motivasi, Hasil Belajar dan Kepribadian. Jakarta : PT. Grasindo

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Dimyati. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Dominggus. O. Sirius (2012). “Efektivitas Model Pembelajaran Konstruktivisme Lima Fase Needham Berbantuan Multimedia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa SMP kelas VII pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)”. Bandung : UPI.

Gina Nugraha, Muhamad. (2011). “Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Simulasi Komputer Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Korelasinya Dengan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas Xi Pada Pokok Bahasan Fluida Statis”. Bandung : UPI

Hamalaik, Oemar (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Irfan (2012). “Penerapan Model Pembelajaran Token Time Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Kelas Viii Smp Negeri 12 Bandung Pada Mata

Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi”. Bandung : UPI

Joyce, Weil & Calhoun (2009). Model of Teaching : Model-Model Pengajaran. Putaka Pelajar

Kristianingsih. (2010). “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Pictorial riddle Pada Pokok Bahasan Alat-Alat Optik di SMP”. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6: 10-13.

Lawrence J. Najjar (1996). Multimedia Information and Learning. Jl. of Educational Multimedia and Hypermedia .pp. 129-150.

Luann K. Stemler (1997) Educational Characteristics of Multimedia: A Literature Review. Jl. of Educational Multimedia and Hypermedia. 6(3/4), 339 359


(5)

108

Sultan Syah Aulia, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Pictorial Riddle Berbantuan Multimedia M I Jawid Nazir, Aftab Haider Rizvi & Ramachandra V Pujeri. (2012) . Skill

development in Multimedia Based Learning Environment in Higher Education: An Operational Model. International Journal of Information and Communication Technology Research. Volume 2 No. 11 .

Manurung, Jeniusman Binartua. (2012). “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Pictorial Riddle Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pengukuran Di Kelas X Semester I Sma Swasta Methodist Lubuk Pakam

T.A. 2012/2013”. Medan : UNIMED

Muhibbin (2007). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Rosdakarya Munir (2012). Multimedia : Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung :

Alfabeta

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta

Nurvidyani (2010). “Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi”. Bandung : UPI

Pusat Kurikulum Baltibang Depdiknas . (2003). Kopetensi dasar Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi SMA. Jakarta : Depdiknas

Rahmatika, Rosa. (2010) “Efektivitas Penerapan Multimedia Pembelajaran Interaktif Komponen Perangkat Keras (Hardware) Komputer Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok Pada Siswa Kelas VII SMPN

40 Bandung”. Bandung : UPI

Rangkuti, Muhammad Aswin. (2010). “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Berbasis Pictorial riddle Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Gejala Gelombang di Kelas XII Semester I SMA Negeri 4 Binjai”. Skripsi. Medan : UNIMED

Richard R. Hake (1999). Analyzing Change/Gain Scores . [online] tersedia : http://physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf

Sudirman, dkk (1989). Ilmu pendidikan. Bandung : Remaja Karya Offset. Sudjana (1996). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(6)

Sultan Syah Aulia, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Pictorial Riddle Berbantuan Multimedia Sugiyono (2010). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung.

Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Suherman & Sukajaya (1990). Petunjuk praktis untuk melaksananakan evaluasi pendidikan matematika. Bandung : wijayakusuma 157.

Suherman (2003) Statistika FMIPA JICA . Bandung : UPI

Supriyatna. (2008). Penggunaan Multimedia Interaktif (Mmi) Model Drill And Practice Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Mesin (Dkktm). Bandung: Tidak Diterbitkan.

Trianto (2007).Model-model pembelajaran inovasi berorientasi kontruktivistik. Surabaya : Prestasi Pustaka Publisher

Wanata, Irfan. (2012). “Penerapan Model Pembelajaran Token Time Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Viii Smp Negeri 12 Bandung

Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi”. Bandung :

UPI.

Wicaksono (2009) PEnerapan Model PEmbelajaran Inkuiri. [Online]. Tersedia : Http://agungprudent.wodpress.com/../perbedaan-model-strategi-metode-dan-prinsippembelajaran

Yatim, riyanto (1996). Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar. Surabaya : SIC

Zubaedah, Siti (2012). Multimedia Dalam Pembelajaran. [online] tersedia : http://scribd.com/../Multimedia-Dalam-Pembelajaran


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DENGAN INKUIRI ILMIAH TEKNIK PICTORIAL RIDDLE

0 6 53

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE MELALUI GAMECRITICAL ZATHURA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

0 18 185

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Metode Pictorial Riddle terhadap Pemahaman Konsep Pemantulan Cahaya Pada Siswa SMP Kelas VIII

0 11 155

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

1 17 183

Pengaruh metode pictorial riddle terhadap kemampuan representasi matematis siswa pada materi bangun segiempat di Sekolah Menengah Pertama Muslim Asia Afrika

1 18 214

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA.

1 5 45

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN Penerapan Strategi Pembelajaran Pictorial Riddle untuk meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika (PTK Di Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 3 Colomadu Tahun Aj

0 2 18

PENERAPAN DRILL METHOD BERBANTU MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK).

0 1 48

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPS) BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI SMP.

2 10 48

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IMPROVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

1 1 5