PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPS) BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI SMP.

(1)

Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL

UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPS) BERBANTUAN

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

DI SMP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI

oleh: Ligar Patra Yuniar

0902300

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL

UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPS) BERBANTUAN

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

DI SMP

Oleh :

Ligar Patra Yuniar Disetujui Dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Drs. Heri Sutarno, M.T NIP.195607141984031002

Pembimbing II

Dr. Dedi Rohendi, M.T NIP. 196705241993021001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer


(3)

Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(4)

Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL

UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPS) BERBANTUAN

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

DI SMP

Oleh : Ligar Patra Yuniar

0902300

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Ligar Patra Yuniar 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang


(5)

Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lain tanpa ijin dari penulis.

PERNYATAAN PERTANGGUNJAWABAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMP” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandung, Juni 2013


(6)

iv Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL

UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPS) BERBANTUAN

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

DI SMP

Ligar Patra Yuniar NIM: 0902300

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa SMP dengan Model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) berbantuan multimedia pembelajaran interaktif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Penelitian menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design yang dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 1 Cidahu Tahun Ajaran 2012/2013 pada sampel yang terdiri dari dua kelas, yakni kelas eksperimen dan kontrol. Data dikumpulkan melalui instrumen soal yang berbentuk pilihan ganda. Setelah diberikan perlakuan diperoleh informasi bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemhamanan konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu rerata nilai posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkankelas kontrol. Berdasarkan hasil uji gain ternormalisasi diperoleh rata-rata nilai untuk kelas eksperimen adalah 0,69 dan untuk kelas kontrol adalah 0,55. Setelah diinterpretasi kedalam kriterium nilai <g>, diperoleh bahwa peningkatan hasil pembealajran CUPs berbantuan multimedia pembelajaran interaktif yang dilakukan pada kelas eksperimen tergolong “tinggi”, sedangkan peningkatan hasil pembelajaran konvensional yang dilakukan pada kelas kontrol tergolong “sedang”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman konsep TIK yang lebih baik antara pembelajaran dengan model CUPs berbantuan multimedia pembelajaran interaktif dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Cidahu Tahun Pelajaran 2012/2013.

Kata kunci : conceptual understanding procedures, CUPs, multimedia


(7)

v Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

APPLICATION OF CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES ASSISTED WITH MULTIMEDIA INTERACTIVE TO IMPROVE

STUDENT’S CONCEPTUAL UNDERSTANDING IN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) SUBJECT IN SMP

Ligar Patra Yuniar NIM: 0902300

ABSTRACT

This research is aimed to know the improvement of student’s conceptual understanding that used Conceptual Understanding Procedures (CUPs) assisted with multimedia interactive learning compared with conventional models. This research used quasi experiment method and nonequivalent control group design conducted in SMP Negeri 1 Cidahu school year 2012/2013 on a sample consist of two classes. Data were gathered through the test in multiple choice question. After applying the treatment, there is a difference found from students’s conceptual understaning in experiment class with those who are in the control class.Based on the normalized gain test , the average score for the experiment class was 0,69 and 0,55 for control class, according to the criterium of <g> score the improvement of eksperiment class was “high” and the control was “medium”. So, the conclusion is the improvement of SMP student’s conceptual understanding used Conceptual Understanding Procedures (CUPs) assisted with multimedia interactive learning is better than the conventional class at VIII class in SMP Negeri 1 Cidahu School Periode 2012/2013.

Keywords : conceptual understanding procedures, CUPs, multimedia interactive


(8)

vi Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... viii DAFTAR GAMBAR ... ix BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitan... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Bagi Peneliti ... Error! Bookmark not defined. 2. Bagi Guru ... Error! Bookmark not defined. 3. Bagi Siswa ... Error! Bookmark not defined. E. Definisi Operasional... Error! Bookmark not defined.

1. Model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs)

Error! Bookmark not defined.

2. Pemahaman Konsep ... Error! Bookmark not defined. F. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Multimedia Pembelajaran Interaktif ... Error! Bookmark not defined. B. Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs)

Error! Bookmark not defined.

C. Pemahaman Konsep ... Error! Bookmark not defined. D. Pembelajaran Konvensional ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. A. Metodologi Pengembangan Multimedia . Error! Bookmark not defined. B. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.


(9)

vii Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.


(10)

vii

G. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. H. Teknik Analisis Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. C. Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Hasil Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif... Error!

Bookmark not defined.

2. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. a. Letak dan Lokasi Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. b. Kondisi Sekolah ... Error! Bookmark not defined. 3. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Pendidikan Error! Bookmark not

defined.

4. Pelaksanaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 5. Analisis Data Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI . Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Klasifikasi Interpretasi Validitas ... 31

Tabel 3.2 Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas ... 32

Tabel 3.3 Klasifikasi Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 33

Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda ... 34

Tabel 3.5 Nilai Gain Ternormalisasi dan Klasifikasinya ... 40

Tabel 4.1 Data Hasil Analisa Uji Validitas Soal Pretest ... 58

Tabel 4.2 Daja Hasil Uji Validitas Soal Posttest ... 59

Tabel 4.3 Kemampuan Awal Siswa Sebelum Dilakukan Pembelajaran ... 62

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Pretest ... 63

Tabel 4.5 Uji Homogenitas Data Pretest ... 64

Tabel 4.6 Perbandingan Kemampuan Awal Siswa ... 65

Tabel 4.7 Pemahaman Konsep Siswa Setelah Dilakukan Pembelajaran .... 65

Tabel 4.8 Hasil Normalitas Data Posttest ... 66

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest ... 67

Tabel 4.10 Hasil Uji Perbandingan Data Posstest ... 68

Tabel 4.11 Uji Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa ... 69


(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konsep Multimedia ... 10

Gambar 2.2 Model Triplet ... 16

Gambar 2.2 Model Whole Class ... 17

Gambar 3.1 Model Siklus Hidup Menyeluruh (SHM): Pengembangan Software Multimedia dalam Pendidikan ... 23

Gambar 3.2 Nonequivalent Control Group Design ... 25

Gambar 4.1 Flowchart Multimedia Pembelajaran Interaktif ... 46

Gambar 4.2 Tampilan Multimedia - Tampilan Awal ... 47

Gambar 4.3 Tampilan Multimedia - Halaman Register (Daftar) ... 48

Gambar 4.4 Tampilan Multimedia - Halaman Login Pengguna ... 49

Gambar 4.5 Tampilan Multimedia - Halaman Menu ... 50

Gambar 4.6 Tampilan Multimedia - Halaman Standar Komptensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD) ... 51

Gambar 4.7 Tampilan Multimedia – Halaman Latihan Soal ... 52

Gambar 4.8 Tampilan Multimedia – Halaman Gagal Latihan Soal ... 53

Gambar 4.9 Tampilan Multimedia – Halaman Berhasil Latihan Soal ... 54

Gambar 4.10 Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Model CUPs Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif ... 71


(13)

1 Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah mengubah pola masyarakat dari beragam sektor, diantaranya: ekonomi, pemerintahan dan sosial politik. Seiring dengan adanya perubahan pola tersebut munculah berbagai tantangan dan permasalahan baru dari dunia global yang semakin kompleks terhadap masyarakat.

Menurut Munir dkk (2007) perkembangan ekonomi berbasis ilmu pengetahun dan masyarakat informasi telah menjadi paradigma global yang dominan. Globalisasi dan perdagangan bebas menjadikan dunia semakin penuh dengan kompetisi. Penguasaan TIK menjadi sangat krusial untuk mampu bertahan dan bersain. Namun menurut Munir dkk (2007) berbagai keadaan menunjukan bahwa Indonesia belum mampu mendayagunakan Potensi TIK secara baik, oleh karena itu Indonesia terancam kesenjangan digital yang semakin tertinggal terhadap negara-negara maju.

Dalam menghadapi dan memecahkan berbagai tantangan dan permasalahan dunia global yang relatif semakin kompleks seiring dengan perkembagan cepat dan pesatnya TIK, diperlukan SDM (Sumber Daya Manusia) yang memiliki kompetensi di bidang TIK untuk mengimbangi akselerasi tersebut. Salah satu langkah untuk mempersiapkan SDM yang kompeten dalam bidang TIK dan meminimalisir terjadinya kesenjangan TIK dengan negara-negara maju salah satunya adalah dengan memberikan pendidikan TIK di sekolah. Oleh karena itu sejak tahun 2004, pemerintah Indonesia memasukan mata pelajaran TIK ke dalam kurikulum sekolah. Pada mata pelajaran TIK di sekolah, peserta didik mengenal, mempraktikan dan menguasai komponen-komponen dan kegunaan dari perangkat-perangkat teknologi informasi dan komunikasi. Berdasarkan Naskah


(14)

2 Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Akademik Kajian Kurikulum Mata Pelajaran TIK (2007) visi mata pelajaran TIK yaitu:


(15)

Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

“Agar siswa dapat menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi Secara Tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap inisiatif, pemecahan masalah, eksplorasi dan komunikasi. Konsep, pengetahuan, dan operasi dasar pengolahan informasi untuk produktivitas mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan yang

baru.”

Berdasarkan Naskah Akademik Kajian Kurikulum Mata Pelajaran TIK (2007) yang telah dituliskan di atas maka pemahaman konsep merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikanuntuk produktivitas mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan yang baru. Namun pada kenyataannya di lapangan berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada saat penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL), pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran TIK terindikasi kurang baik. Hal tersebut terlihat dari banyaknya siswa yang mampu menjawab dengan tepat pertanyaan dengan bentuk soal yang sama dengan contoh dari suatu konsep yang diberikan guru namun seringkali tidak dapat menjawab dengan benar pertanyaan modifikasi (berbeda dengan contoh dari konsep). Padahal pemahaman konsep begitu diperlukan dalam pengintegrasian teknologi di dalam kehidupan nyata untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa dalam kehidupan sehari dalam kondisi dan situasi dunia nyata.

Menurut Uno (2004) kemampuan manusia dalam membedakan, mengelompokan dan menanamkan sesuatu itulah menyebabkan munculnya suatu konsep.Sebagai contoh, manusia mengenal bahwa yang dimaksud dengan konsep kota adalah suatu tempat yang menjadi pusat pemerintahan, pusat perdagangan, dan lain-lain. Begitu pula halnya dengan konsep kursi misalnya. Kursi adalah suatu alat untuk menyandarkan tubuh, ada yang berkaki empat dan bahkan berkaki satu. Jadi, manusia mengkategorikan suatu konsep berdasarkan ciri-ciri (atribut) yang dimilikinya. Atas dasar pandangan tersebut, maka kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep menjadi bagian fundamental dari sistem persekolahan.


(16)

Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan pendapat di atas maka penulis menyimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah aspek penting yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran di sekolah.

Model pembelajaran yang diharapkan dapat merangsang dan memberi kesempatan siswa untuk dapat berpartisipasi secara aktif dalam sistem pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa adalah model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs). Sebagaimana pandangan yang diungkapkan oleh McKittrick dan Mulhall (2002) bahwa CUPs adalah sebuah prosedur terstruktur yang dapat menanamkan makna pada diri siswa sehingga dapat membangun konsep-konsep yang dapat diterima secara ilmiah. Prosedur tersebut membuat siswa berpikir tentang suatu konsep dan meninggalkan pemikiran terhadap ide yang tidak tepat. Hal tersebut membantu dan mendorong siswa untuk meningkatkan pemahamannya, sebagaimana dikemukakannya bahwa:

“CUPs is a procedure which tackles the problem of students having constructed meanings for scientific concepts which differ from the scientifically accepted view. The procedure requires students to think about their existing views on a concept and have these challenged if necessary. It encourages students to abandon incorrect ideas, re-organise others, and incorporate new ones into their mental framework in ways that result in

better understanding”

Selain itu, berdasarkan studi pustaka yang dilakukan, penulis menemukan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penerapan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa, beberapa penelitian tersebut diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sitorus (2006) tentang penerapan model pembelajaran CUPs untuk meningkatkan hasil belajar siswa menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran CUPs dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa meningkat.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Paoki (2010) tentang Implementasi model pembelajaran CUPs untuk meningkatkan penguasaan konsep menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan penguasaan konsep siswa


(17)

Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

melalui pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) yang lebih baik bila dibandingkan dengan peningkatan penguasaan konsep siswa melalui pembelajaran dengan model pembelajaran tradisional. Dalam penelitian ini, terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang disebutkan di atas, diantaranya: perbedaan subjek penelitian serta adanya penggunaan multimedia pembelajaran interaktif dalam penelitian ini. Model pembelajaran CUPs telah dikembangkan di Fisika, tetapi dapat dirancang untuk bidang studi lain seperti Kimia, Matematika dan Biologi, sebagaimana yang dikemukakan bahwa:

“A Conceptual Understanding Procedure, or CUP, is a teaching procedure designed to aid development of understanding of concepts that students find difficult. They have been developed in physics but could be designed for other areas of study such as chemistry, mathematics and biology.

They are constructivist in approach, ie they are based on the belief that students construct their own understanding of concepts by expanding or modifying their existing views. The procedure also reinforces the value of cooperative learning and the individual studentís active role in learning.”(http://www.education.monash.edu.au/research/groups/smte/projec ts/cups/)

Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memiliki karakteristik yang mirip dengan mata pelajaran yang disebutkan di atas, maka CUPs dapat digunakan dalam mata pelajaran TIK.

Maka untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam mata pelajaran TIK, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran CUPs.

Selain model pembelajaran, peran media pembelajaran juga secara teori berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa. Menurut Munir (2001) apabila proses belajar dilaksanakan dengan hanya menggunakan satu media maka rangsangan yang diperlukan untuk belajar sangat terbatas.Suatu proses belajar seharusnya menggunakan multimedia agar rangsangan yang diperlukan untuk belajar menjadi lengkap sebab telah meliputi rangsangan dari penggabungan


(18)

Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

audio dan visual. Munir (2001) menyatakan bahwa multimedia memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh media lain, yaitu:

1. Multimedia menyediakan prroses interaktif dan memberikan kemudahan umpan balik

2. Multimedia memberikan kebebasan kepada pelajar dalam menentukan topik belajar

3. Multimedia memberikan kemudahan Kontrol yang sistematis dalam Proses belaiar

Menurut Wahyono (2008), kelebihan aplikasi multimedia interaktif pembelajaran dalam menjelaskan suatu konsep dapat menuntut siswa untuk bereksplorasi dan menganalisis, mencoba dan menggali konsep dan prinsip yang termuat dalam suatu materi yang dihadapinya, sehingga dapat relatif lebih cepat membangun struktur pemahaman siswa, karena terintegrasinya komponen-komponen seperti suara, teks, animasi, gambar, dan video berfungsi untuk mengoptimalkan peran indera dalam menerima informasi kedalam sistem memori. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi multimedia interaktif dapat membantu siswa mengkontruksi pemahaman konsepnya.

Munir (2001) menyatakan bahwa para pakar pendidikan sering menganjurkan bahwa dalam pelaksanaan proses proses belajar sebaiknya guru menggunakan media yang lengkap, sesuai dengan keperluan dan yang menyentuh berbagai panca indra. Bagi memenuhi keperluan itu, maka penggunaan multimedia adalah salah satu altematif pilihan yang baik untuk pengajaran dan proses belajar yang berkesan. Munir (2001) juga menyatakan bahwa multimedia memudahkan guru menyampaikan bahan pengajaran dan pelajar merasa dilibatkan dalam proses belajar karena teknologi multimedia memberi fasilitas berlakunya interaktivitas. Oleh karena itu, multimedia interaktif juga dilibatkan dalam penelitian ini.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat

sebuah formulasi judul “Penerapan Model Pembelajaran Conceptual


(19)

Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Interaktif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMP”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya:

1. Bagaimana pengembangan Multimedia Interaktif sebagai alat bantu model pembelajaran CUPs?

2. Apakah peningkatan pemahaman konsep siswa yang dalam pembelajarannnya menggunakan model pembelajaran CUPs lebih baik dari pada yang menggunakan model pembelajaran konvensional?

C. Tujuan Penelitan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang ada, yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan multimedia interaktif sebagai alat bantu model pembelajaran CUPs.

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa SMP melalui Model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) berbantuan multimedia pembelajaran interaktif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan mengenai cara untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Wawasan tersebut dianggap penting karena akan menunjang kegiatan peneliti sebagai guru di masa mendatang.

2. Bagi Guru

Memberikan alternatif solusi dalam pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa SMP pada mata pelajaran TIK.


(20)

Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Bagi Siswa

Memberikan solusi dan inovasi pembelajaran yang mampu membantu siswa meningkatkan daya serap dalam pembelajaran sehingga pemahamnnya konsepnnya meningkat.

E. Definisi Operasional

1. Model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif: penerapan langkah-langkah pembelajaran CUPs dimana guru menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dalam menerangkan materinya. Langkah-langkah pembelajaran yang meliputi 3 bagian, yaitu: individu, triplet dan kelas dengan 5 langkah yaitu. Langkah-langkah tersebut diantaranya: persiapan, perangkat keras, organisasi kelompok kecil (triplet) dan kebutuhan akan percaya dan skema dasar, sedangkan multimedia interaktif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian, dimana media tersebut merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap), grafik, sound, animasi, video, interaksi, dll. yang telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi).

2. Pemahaman Konsep : kemampuan seseorang untuk mengubah atau menterjemahkan suatu komunikasi kedalam bentuk yang lebih dipahami dengan menggunakan kata-kata sendiri (Translasi), mampu memberikan atau menafsirkan suatu bentuk informasi atau data (Interprestasi) dan mampu meramalkan dan mengaplikasikan informasi atau data yang diberikan (Ekstrapolasi).


(21)

Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Peningkatan pemahaman konsep

siswa yang dalam pembelajarannnya menggunakan model pembelajaran CUPs berbantuan multimedia pembelajaran interaktif lebih baik dari pada


(22)

23 Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metodologi Pengembangan Multimedia

Menurut Munir dan Zaman (2002), terdapat berbagai metodologi yang telah dikembangkan oleh para ahli dalam mengembangkan software untuk kpeerluan pengajaran dan pembelajaran. Munir dan Zaman juga memaparkan 5 tahap pengembangan software multimedia dalam pendidikan yang meliputi 5 fase yaitu: (1) analisis, (2) desain, (3) pengembangan, (4) implementasi dan (5) penilain yang melibatkan aspek pengguna, lingkungan, pembelajaran, kurikulum, prototaip, penggunaan dan penyempurnaan sistem.

Gambar 3.1 Model Siklus Hidup Menyeluruh (SHM): Pengembangan Software Multimedia dalam Pendidikan

Tahap Pertama: Tahap Analisis


(23)

24 Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tahap ini menetapkan keperluan pengembangan software, baik bagi pelajar, guru juga lingkungan. Analisis ini dilakukan dengan kerjasama antara


(24)

guru dengan pengembang software mengacu kepada kurikulum berasaskan tujuan yang ingin dicapai.

Tahap Kedua: Tahap Desain

Tahap ini meliputi unsur-unsur yang perlu dimuatkan dalam software yang akan dikembangkan berdasarkan suatu model pengajaran dan pembelajaran ID (Instructional Design).

Tahap Ketiga: Tahap Pengembangan

Tahap pengembangan berasaskan model ID dan storyboard yang telah disediakan sehingga menghasilkan sebuah prototaip software pembelajaran. Tahap Keempat: Tahap implementasi

Tahap ini membuat pengujian unit-unit yang telah dikembangkan dalam proses pengajaran dan pembelajaran dan juga prorotaip yang telah siap.

Tahap Kelima: Tahap Penilaian

Untuk mengetahui secara pasti kelebihan dan kelemahan software yang dikembangkan sehingga dapat membuat pengubahsuaian (perbaikan) dan penghalusans software yang dikembangkan untuk pengembangan software yang lebih sempurna.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen, sebab peneliti memberikan perlakuan pada subjek penelitian untuk diketahui pengaruhnya. Menurut Panggabean (1996) penelitian kuasi eksperimen bertujuan untuk memperoleh infoemasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Karena penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian sosial yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs), oleh karena itu metode kuasi eksperimen dianggap tepat untuk digunakan dalam penelitian ini.


(25)

Metode penelitian kuasi eksperimen merupakan suatu bentuk eksperimen dengan ciri utamanya tidak dilakukan penugasan dan pengambilan sampel secara acak, melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah tersedia, sebagaimana dikemukan oleh Ali (1993):

“Kuasi eksperimen hampir sama dengan eksperimen sebenarnya.

Perbedaannya terletak pada penggunaan subjek yaitu kuasi eksperimen tidak dilakukan penugasan random, melainkan menggunakan kelompok yang sudah ada”.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan nonequivalent control group design, dimana dalam desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dipilih secara tidak acak dan tanpa adanya penugasan secara acak. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan model Conceptual Understanding Procedures (CUPs) berbantuan multimedia pembelajaran interaktif sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang diberi perlakuan berupa pembelajaran konvensional.

Kedua kelompok tersebut pertama-tama diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Menurut Sugiyono (2009) Hasil pre test yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Selanjutnya diberi posttest kepada masing-masing kelompok setelah diberikan treatment (perlakuan). Kemudian hasil posttest tersebut digunakan untuk mengetahui keadaan akhir dari masing-masing kelompok.

Gambar 3.2 Nonequivalent Control Group Design Keterangan:

O1 : Pre test O2 : Post test

X : Pembelajaran CUPs berbantuan multimedia interaktif

O1 X O2


(26)

D. Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Penerapan model pembelajaran CUPs berbantuan multimedia interaktif. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep siswa.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Cidahu yang bertempat di Kabupaten Sukabumi, sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas dari keseluruhan populasi yang dipilih dengan menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2009), purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dengan mempertimbangkan kebutuhan penelitian yang memanfaatkan multimedia pembelajaran interaktif dalam membantu pembelajaran maka dipilih populasi siswa yang berada di sekolah yang memiliki sarana yang memadai.Dua kelas yang digunakan dalam penlitian adalah kelas VIII-F sebagai kelas kontrol yang akan diberikan perlakuan yaitu pembelajaran model pembelajaran CUPs berbantuan multimedia pembelajaran interaktif dalam kelas dan kelas VIII-G sebagai kelas eksperimen yang akan diberikan metode pembelajaran konvensional. Pemilihan kelas sampel tersebut tidak lepas dari rekomendasi yang diberikan oleh guru TIK di sekolah bersangkutan. Dalam pengambilan sampel penelitian ini disesuaikan dengan keadaan kelas sebenarnya tanpa ada perubahan.

F. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap persiapan:

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan berbagai persiapan sebagai berikut:

a. Penyusunan proposal penelitian

b. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. c. Mengurus surat izin penelitian


(27)

d. Studi literatir dengan cara mengkaji sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian serta mengkaji hasil penelitian yang relevan

e. Melakukan observasi ke sekolah dan berkonsultasi dengan guru bidang studi TIK untuk mengetahui secara langsung kondisi siswa, proses pembelajaran, sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah tersebut. Selanjutnya dilaksanakan pemilihan sampel penelitian.

f. Perancangan Multimedia Interaktif.

g. Judgement Multimedia Pembelajaran Interaktif kepada satu orang ahli materi.

h. Judgement Multimedia Pembelajaran Interaktif kepada satu orang ahli media.

i. Melakukan revisi atau perbaikan multimedia pembelajaran interaktif berdasarkan validasi yang dilakukan.

j. Judgement instrumen penelitian kepada dua orang dosen. k. Melakukan revisi/perbaikan instrumen.

l. Melakukan uji coba instrumen.

m. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi tingkat kesukaran, dayaa pembeda, validitas dan reliabilitas.

n. Memperbaiki instrumen penelitian 2. Tahap Pelaksanaan :

a. Menentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, kelompok eksperimen menggunakan pembelajaran model CUPs berbantuan multimediapembelajran interaktif sebanyak satu kelas dari kelas VIII-F, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional sebanyak satu kelas dari kelas VIII-G.

b. Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal yang diberikanoleh pihak kurikulum sekolah sebanyak 5 kali tatap muka yang terdiri sari pretest pada pertemua pertama dan posttest pada pertemuan terakhir dan pelaksanaan RPP selama 3 pertemuan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan alokasi waktu yaitu: 2x (2x40 Menit) pada hari yang sama.


(28)

c. Melaksanakan pretestpada hari yang sama kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Soal pretestyang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tes pilihan ganda yang telah diuji dan dianalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya. Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. d. Memberi perlakuan kepada kelas kesperimen yaitu pembelajaran dengan

model pembelajaran CUPs berbatuan multimedia pembelajaran interaktif dan kepada kelas kontrol yaitu pembelajaran dengan model konvensional. e. Melaksakan posttestpada hari yang sama kepada kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Soal pretestyang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tes pilihan ganda yang telah diuji dan dianalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya. Tahap ini dilakukan untuk melihat keadaan akhir kedua kelas.

f. Memberikan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran model CUPs berbantuan multimedia pembelajaran interaktif.

3. Tahap Akhir :

a. Mengumpulkan hasil data kuantitatif dan kualitatif dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Mengolah data hasil tes awal, tes akhir, angket, dan hasil observasi. c. Menganalisis dan membahas temuan penelitian

d. Menarik kesimpulan. G. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas instrumen tes berbentuk pilihan ganda, lembar observasi dan angket. Instrumen tes berupa tes pemahaman konsep siswa. Berikut penjelasan mengenai instrumen pengumpulan data yang akan digunakan:

1. Tes Pilihan Ganda

Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi ajar yang telah disampaikan, terutama meliputi aspek translasi, interpretasi dan ekstrapolasi. Pada penelitian ini, tes yang digunakan berupa tes


(29)

formatif yang diwujudkan dalam bentuk soal pilihan gandayang relevan dengan indikator pencapaian kompetensi dasar yang terdiri dari 20 butir soal pretes dan 20 butir soal post test yang berbeda tetapi memiliki tingkat kesukaran yang sama sehingga dapat diketahui pemahaman siswa setelah pembelajaran.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan tes adalah sebagai berikut:

a. Menentukan indikator soal agar sesuai dengan indikator materi pembelajaran yang berdasarkan SK-KD pada kurikulum KTSP SMP mata pelajaran TIK kelas VIII

b. Membuat kisi-kisi soal dan membuat kunci jawabannya. Kisi-kisi soal yang dibuat berdasarkan kurikulum KTSP mata pelajaran TIK SMP kelas VIII semester 2, dengan materi pokok berdasarkar Standar Kompetensi: 2. Menggunakanperangkatlunakpengolahangkauntukmenyajikaninformasi dan Kompetensi Dasar: 2.4 Membuat dokumen pengolah angka sederhana. c. Instrumen yang dibuat kemudian dikunsultasikan dengan dosen

pembimbing, kemudian meminta pertimbangan (judgement)kepada dua orang dosen.

d. Melakukan uji coba instrumen penelitian terhadap siswa kelas IX-C SMP Negeri 1 Cidahu yang telah mempelajari materi pembelajaran Excel

e. Melakukan analisis instrumen. Analisis yang dilakukan diantaranya analisis uji validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan uji realibilitas soal.

2. Kuesioner/angket

Angket diberikan kepada kelas eksperimen untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan moel CUPs berbantuan multimedia pembelajaran interaktif.

3. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas yang berlangsung dalam proses pembelajaran, dalam hal ini aktivitas yang diukur adalah aktivitas keterlaksanaan pembelajaran dengan model CUPs berbantu multimedia pembelajaran interaktif.


(30)

H. Teknik Analisis Instrumen Penelitian

Setelah dibuat instrumen berupa tes formatif pilihan ganda, maka diadakan uji coba instrumen, sehingga ketika instrumen diberikan kepada sampel pada penelitian, instrumen tersebut telah valid, reliabel dan layak untuk digunakan.

1. Analisis Validitas Instrumen

Uji validitas tes yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji validitas yang dihubungkan dengan kriteria (criteria related validity). Untuk mengetahui validitas isi tes, dilakukan judgementterhadap butir-butir soal yang dilakukan oleh dua orang dosen, sedangkan untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan kriteria (criteria related validity) digunakan uji statistik. Pertama uji statsitik digunakan untuk mencari koefisien validitas dengan menggunakan rumus korelasi produk-moment memakai angka kasar (Arikunto, 2008) sebagai berikut:

 

2 2

2

 

2

) )( ( ) ( Y Y N X X N Y X XY N rxy            ... (3.1) Keterangan:

: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N : banyak subyek (testi)

X : nilai yang diperoleh dari tes Y : rata-rata nilai harian

Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan kedalam klasifikasi koefisien korelasi menurut Guilford(Arikunto, 2008). Dalam hal ini nilai diartikan sebagai koefisien validitas. Interpretasi validitas soal seperti pada Tabel 3.1.


(31)

Tabel 3.1 Klasifikasi Interpretasi Validitas

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 < rxy 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < rxy 0,80 Tinggi

0,40 < rxy 0,60 Cukup 0,20 < rxy 0,40 Rendah

0,00 < rxy  0,20 Sangat Rendah

2. Analisis Reliabilitas Instrumen

Dalam penelitian ini digunakan reliabilitas internal yang dapat diperoleh dengan menggunakan rumus K-R 20 (Arikunto, 2008), yaitu:

... (3.2)

Keterangan:

: reliabilitas instrumen tes secara keseluruhan

: proporsi subjek yang menjawab item soal dengan benar : proporsi subjek yang menjawab item soal dengan salah

: banyak butir soal (item)

: jumlah hasil perkalian antara p dan q s2 : varians skor total

Untuk menginterpretasikan reliabilitas dari instrumen yang diperoleh adalah dengan cara melihat tabel interpretasi reliabilitas tabel 3.2 (Arikunto, 2008)


(32)

Tabel 3.2 Klasifikasi Interpretasi Realibilitas

3. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan menggunakan rumus: P= ... (3.3)

(Arikunto, 2008) Keterangan :

P: TingkatKesukaran atau Taraf Kemudahan

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar : Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok tinggi

Kriteria tolak ukur indeks kesukaran butir soal yang digunakan berdasarkan Arikunto (2005) yang selengkapnya ditunjukkan pada tabel 3.3

Koefisien Reliabilitas Kriteria Reliabilitas

0,80 < r11  1,00 Sangat Tinggi 0,60 < r11  0,80 Tinggi

0,40 < r11  0,60 Sedang 0,20 < r11  0,40 Rendah


(33)

Tabel 3.3 Klasifikasi Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran

0,00 Terlalu Sukar

0,00 < P  0,30 Sukar

0,31  P  0,70 Sedang

0,71  P < 1,00 Mudah

1,00 Sangat mudah

4. Daya Pembeda

Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal, digunakan rumus sebagai berikut(Arikunto, 2008):

DP = ... (3.4) Keterangan:

DP: Indeks daya Pembeda satu butir soal tertentu : rata-rata skor siswa kelompok atas

: rata-rata skor siswa kelompok bawah : Banyaknya peserta kelompok atas : Banyaknya pesert akelompok bawah

Kriteria tolak ukur daya pembeda butir soal yang digunakan berdasarkan Arikunto (2008) yang selengkapnya ditunjukkan pada tabel 3.4


(34)

Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda

Indeks DP Kriteria Daya Pembeda

Negatif Sangat buruk, harus dibuang 0,00 – 0,20 Buruk, sebaiknya dibuang 0,20 – 0,40 Sedang

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali

B. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan digolongkan kedalam dua jenis, yaitu data kuantitatif dan kualitatif.

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian ini adalah skor tes siswa dengan soal pilihan ganda. Skor tes terdiri dari skor tes awal (pretest) dan skor tes akhir (posttest)

2. Data Kualitatif

Data kualitatif yang diperoleh dalam penelitian ini, meliputi:

a. Aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan model CUPs berbantuan multimedia pembelajaran interaktif. Data ini diperoleh melalui observasi dengan alat pengumpul data berupa lembar observasi keterlaksanaan yang diisi oleh dua orang observer.

b. Tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran dengan model CUPs berbantuan multimedia pembelajaran interaktif. Data ini diperoleh melalui angket tanggapan siswa yang diisi oleh siswa dari kelompok eksperimen. C. Teknik Pengolahan Data

1. Data Skor Tes

Data skor tes yang diperolah digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa. Data skor tersebut diperoleh dari pretest dan posttest.


(35)

a. Pedoman Penskoran

Pemberian skor untuk soal pilihan ganda dihitung dengan menggunakan metode right only. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan: S = Skor siswa

R = Jawaban siswa yang benar

Selanjutnya dari skor tersebut didapatlah nilai dengan menggunakan rumus:

Nilai yang telah didapat kemudian diolah sebagai langkah dalam pengujian hipotesis.

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Langkah pengujian hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:

1) Uji perbandingan kemampuan awal siswa dan kemampuan akhir siswa Uji untuk pengujian H1 akan dilakukan dengan menggunakan teknik uji statistik yang cocok dengan distribusi data yang diperoleh. Proses pengujian hipotesis akan meliputi uji normalitas distribusi data dan uji homogenitas sebagai syarat untuk menggunakan statistik parametrik, yakni dengan menggunakan uji-t

a) Uji Normalitas data pretest dan posttest

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa yang dinilai dengan menggunakan pretes dan hasil belajar siswa yang dinilai dengan menggunakan postes pada kelas eksperimen berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh tersebar secara normal. Uji


(36)

normalitas ini diperlukan untuk menentukan langkah statistik selanjutnya. Pada penelitian ini, pengujian normalitas data dilakukan dengan bantuan software Microsoft© Excel©. Pada software Microsoft© Excel© menggunakan kecocokan chi kuadrat (x2). Langkah-langkah dalam uji normalitas sebagai berikut:

(1) Membuat tabel distribusi skor. (2) Uji Normalitas distribusi skor.

Untuk melakukan Uji Normalitas distribusi skor, maka digunakan uji Chi Kuadtrat (Sugiyono, 2013) dengan rumus sebagai berikut :

... (3.7) Dengan :

χ2

= Chi Kuadrat

f0 = Frekuensi nyata atau hasil pengamatan fh = Frekuensi yang diharapkan

Adapun langkah langkah yang diperlukan dalam pengujian normalitas data menurut Sugiyono (2013) adalah sebagi berikut :

(1) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya. Dalam hal data hasil pretes dan postes.

(2) Menentukan jumlah kelas interval : Jumlah Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 Log n. (3) Menentukan panjang kelas interval yaitu :

(data terbesar – data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas kelas interval.

(4) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi. (5) Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan).

k

i h

h

f

f

f

1

2 0

2

(

)


(37)

(6) Memasukan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung harga-harga (fo fh)2 dan

h h

f f f0 )2

( 

dan

menjumlahkannya. (7) Harga

h h

f f f0 )2

( 

adalah merupakan harga Chi Kuadrat (Xh2) hitung.

(8) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat Tabel.

b) Uji homogenitas

Untuk menentukan rumus t-test mana yang akan dipilih untuk pengujian hipotesis, maka perlu diuji dulu varians kedua sampel homogen atau tidak.

... (3.8)

(Sugiyono, 2013) Keterangan :

= varians (sd2) yang lebih besar = varians (sd2) yang lebih kecil

Jika Fhitung < Ftabel maka variansi itu homogen; dan jika Fhitung >

Ftabel maka variansi tersebut tidak homogen.

c) Uji-t

T-test dilakukan untuk dapat mengambil kesimpulan dalam penerimaan hipotesis penelitian, untuk pengujian tersebut dipergunakan rumus test. Adapun petunjuk untuk memilih rumus t-test yang dikemukakan (Sugiyono, 2013) adalah sebagai berikut :


(38)

(1)Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varians homogens (σ12 = σ22

), maka dapat digunakan rumus t-test, baik untuk separated maupun Polled Varians.

(2) Bila n1 ≠ n2, varians homogens (σ12 = σ22) dapat digunakan t-test dengan polled varian.

(3) Bila n1 = n2, varias tidak homogens (σ12 ≠ σ22) dapat digunakan rumus Separated Varians maupun Polled Varians.

(4) Bila n1 ≠ n2, dan varias tidak homogens (σ12 ≠ σ22). Untuk ini digunakan rumus Separated Varians.

Rumus t-test untuk sampel independen (Polled Varians)

... (3.9) (Sugiyono, 2013) Rumus T-test Separated Varians:

 

 

2 2 2 1 2 1 2 1

n

S

n

S

x

x

t

... (3.10) (Sugiyono, 2013) Kriteria uji-t untuk membandingkan data kemampuan awal siswa

- H0: - H1:

Keterangan: H0 = Hipotesis nol H1 = Hipotesis alternatif

= Varians data pretes kelas eksperimen = Varians data pretes kelas kontrol

Dari data pretest didapatkan hasil uji perbandingan kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, dari hasil uji tersebut maka

               2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 ) 1 ( ) 1 ( n n n n s n s n X X t


(39)

H0 diterima dengan daerah penerimaan H0 adalah

Kriteria uji-t untuk membandingkan data kemampuan akhir siswa

- H0: - H1:

Keterangan: H0 = Hipotesis nol H1 = Hipotesis alternatif

= Varians data pretes kelas eksperimen = Varians data pretes kelas kontrol

Dari data pretest didapatkan hasil uji perbandingan kemampuan akhir siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kemampuan akhir siswa di kelas kontrol, dari hasil uji –t pada data postes maka H0 ditolak, karena

2) Perhitungan skor gain dan gain yang ternormalisasi

Skor Gain diperoleh dari selisih skor tes awal dan tes akhir. Perbedaan skor awal dan skor akhir ini diasumsikan sebagai efek dari perlakukan (treatment) (Panggabean, 1996). Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung gain adalah:

... (3.11) Keterangan:

G = gain

= skor tes akhir(posttest) = skor tes awal (pretest)

Untuk menguji keunggulan pembelajaran CUPs berbantuan multimedia pembelajaran interkatif untuk menginkatkan pemahaman konsep siswa, akan ditinjau dari perbandingan gain yang ternormalisasi. Penghitungan gain ternomalisasi yang digunakan


(40)

adalah persamaan yang dirumuskan oleh Hake (1999), yaitu sebagai berikut:

... (3.12)

Keterangan: adalah rata-rata gain yang dinormalisasi dari kedua pembelajaran yang merupakan rasio dari gain aktual terhadap gain maksimum yang mungkin terjadi, sednagkan dan merupakan rata-rata kelas dari tes akhir dan tes awal. Tinggi rendahnya gain ternomalisasi dinyatakan oleh Hake (1999) pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Nilai Gain Ternomalisasi dan Klasifikasinya

Gain Ternormalisasi Klasifikasi

Tinggi

0,3 Sedang

Rendah 2. Angket

Data dari hasil angket yang telah disebar kepada responden dihitung dan ditabulasikan kemudian dipresentasikan dari seluruh jawaban siswa yang telah memilih jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Untuk mengolah data hasil angket, digunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala likert disusun dalam bentuk pernyataan dan diikuti oleh beberapa responden yang menununjukan tingkatan seperti :

SS = Sangat Setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

Menurut Sugiyono (2010) angket diinterpretasikan dengan cara sebagai berikut:


(41)

a. Menghitung jumlah skor kriterium

Skor kriterium merupakan skor jika setiap butir mendapatkan skor tertinggi

b. Menghitung jumlah skor hasil panegumpulan data

Skor-skor yang diperolah dari responden ditabulasikan ke dalam tabel kemudian dihitung jumlah keseluruhan skor data kualitatif yang dipilih seluruh responden

c. Menentukan kategori/interpretasi data

Setelah diketahui jumlah skor kriterium dan jumlah skor hasil pengumpulan data, dihitung skor kualitas dengan cara:

Sehingga diketahui resentasi dari kriteria yang ditetapkan secara kontinu dapat dibuat kategori dengan interval sebagai berikut:

Bagan 3.1

Interval Interpretasi Kategori Perolehan Angket Keterangan:

JR : Jumlah Responden

1-4 pada interval merupakan nilai jawaban kuantitatif yang dsediakan untuk setiap butir soal pada angket

3. Observasi

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju Setuju Sangat

Tidak setuju


(42)

Observasi guru dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran CUPs berbantuan multimedia pembelajaran interaktif. Pada penelitian ini, observer yang melakukan observasi adalah sebanyak dua orang. Tahapan analisis data observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Menjumlahkan keterlaksanaan indikator strategi pembelajaran problem solving yang terdapat pada lembar observasi yang telah diamati oleh observer.

b. Menghitung presentasi keterlaksaannya dengan menggunakan rumus :

Presentase yang didapat kemudian dijadikan sebagai acuan terhadap kelebihan dan kekurangan selama kegiatan pembelajaran berlangsung agar guru dapat melakukan pembelajaran yang lebih baik daripada pertemuan selanjutnya.


(43)

75 Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Pengembangan multimedia interaktif sebagai alat bantu model pembelajaran CUPs dikembangkan dalam lima tahap yaitu tahap analisis, tahap desain, tahap pengembangan, tahap judgement, dan tahap implementasi.

2. Peningkatan pemahaman konsep TIK siswa pada kelas yang dalam pembelajarnnya menggunakan model pembelajaran CUPs berbantuan mutimedia pembelajaran interaktif lebih baik daripada kelas yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional dengan

nilai gain ternormalisasi untuk kelas eksperimen sebesau 0,69 (“tinggi”) dan kelas kontrol sebesar 0,55 (“sedang”)

B. Rekomendasi

Berdasarkan penlitian yang telah dilakukan maka saran-saran yang dapat diberikan yaitu:

1. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa model pembelajaran CUPs berbantuan multimedia pembelajaran interaktif dapat meningkatkan pemahaman siswa, sehingga model CUPs dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif oleh guru dalam pembelajaran TIK.

2. Salah satu kelemahan pembelajaran CUPs adalah cara mengefektifkan waktu yang tersedia demi terlaksananya tiap sesi pembelajaran dengan baik dan dapat menampung ide-ide dari semua siswa yang keluar, sehingga bagi peneliti yang hendak melakukan penelitian dnegan model pembelajaran CUPs harus memikirkan dan merancang pembelajaran dengan waktu yang tepat.


(44)

Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti lebih lanjut mengenai penerapan model CUPs untuk meningkatkan pemahaman konsep pada tingkat kelas berbeda atau pada materi berbeda.


(45)

77 Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Bloom, Benjamin S. Et al. (1979). Taxonomy of Educational Objectives Book I

Cognitive Domain. London: Longman Group LTD

Depdiknas. (2007). Naskah Akademik Kajian Kurikulum Mata Pelajaran TIK. Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Djamarah dan Zain. (1996). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Gunstone, Dick. (1998). CUP - A Procedure for Developing Conceptual

Understanding. disampaikan pada PEEL Conference.

Hake, Richard R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf [4 Juni 2013]

Hartono, dkk. (2008). PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan). Pekanbaru Riau: Zanafa Publising

Kloot, D. (2003) CUPs Guide [Online]. Tersedia: http://www.education.monash.edu.au/research/groups/smte/projects/cups/cu ps-guide.pdf [1 Juli 2013]

Mardika, I Nyoman. (2008). Pengembangan Multimedia dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris di DS. Jurnal Pamong Belajar SKB Donggala.


(46)

78 Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

McKittrick, Brian dan Paul Mulhall. (2002). Conceptual Understanding Procedures (CUPs). Dalam PEEL SEEDS Article [Online]. Issue 61 (54).


(47)

Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tersedia: http://www.peelweb.org/index.cfm?resource=article&filename=i10p0 54a2.htm[1 Juli 2013]

Munir. (2012). Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta

_. (2001). Aplikasi Multimedia dalam Proses Belajar Mengajar. Mimbar Pendidikan XX(3). Bandung : UPI Press.

Munir, dkk. (2007). Naskah Akademik Kurikulum Masa Depan Teknologi Informasi dan Komunikasi.Tidak diterbitkan.

Munir dan Halimah Badioze Zaman. (2002). Metodologi Pengembangan Multimedia dalam Pendidikan (Studi Kasus Terhadap Projek: Multimedia in Education for Literacy (MEL) University Kebangsaan Malaysia). Dalam Jurnal Mimbar Pendidikan XX1(2)

Nandi. (2006). “Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Geografi

di Persekolahan”. Jurnal “GEA” Jurusan Pendidikan Geografi,6, (1) Panggabean, L. P. (1996). Penelitian Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan

Fisika FPMIPA UPI Bandung.

Paoki, Rhandiga Gideon Toar. (2011). Implementasi Model Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa. Bandung: Skripsi pada Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Philips, R. (1997). A practical guide for educational applications. London: Kogan Page limited.

Purwanto, M.N. 1994. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sitorus, N. (2006). Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 SMP


(48)

Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Negeri 12 Bandung. Bandung: Skripsi pada Jurusan Pendidikan Matematika, FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

Subiyanto. (1988). Evaluasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Kependidikan.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfa Beta.

Suherman, Yuyus. (2009). Pengembangan Media Pembelajaran Bagi ABK. Makalah: disampaikan pada Diklat Profesi Guru PLB Wilayah X Jawa Barat Bumi Makmur

Uno, Hamzah B. (2004). Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Gorontalo: Nurul Jannah

Wahyono, Unggul. (2008). Makalah Seminar Nasional Pendidikan: Pengembangan Model Pembelajaran TIK untuk Meningkatkan Pengaturan Diri Dalam Belajar Siswa. Tidak Diterbitkan

Widayati, Ani. (2004). Metode Mengajar Sebagai Strategi dalam Mencapai Tujuan Belajar Mengajar. Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia.3, (1), 66-70.


(1)

75

Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Pengembangan multimedia interaktif sebagai alat bantu model pembelajaran CUPs dikembangkan dalam lima tahap yaitu tahap analisis, tahap desain, tahap pengembangan, tahap judgement, dan tahap implementasi.

2. Peningkatan pemahaman konsep TIK siswa pada kelas yang dalam pembelajarnnya menggunakan model pembelajaran CUPs berbantuan mutimedia pembelajaran interaktif lebih baik daripada kelas yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional dengan nilai gain ternormalisasi untuk kelas eksperimen sebesau 0,69 (“tinggi”) dan kelas kontrol sebesar 0,55 (“sedang”)

B. Rekomendasi

Berdasarkan penlitian yang telah dilakukan maka saran-saran yang dapat diberikan yaitu:

1. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa model pembelajaran CUPs berbantuan multimedia pembelajaran interaktif dapat meningkatkan pemahaman siswa, sehingga model CUPs dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif oleh guru dalam pembelajaran TIK.

2. Salah satu kelemahan pembelajaran CUPs adalah cara mengefektifkan waktu yang tersedia demi terlaksananya tiap sesi pembelajaran dengan baik dan dapat menampung ide-ide dari semua siswa yang keluar, sehingga bagi peneliti yang hendak melakukan penelitian dnegan model pembelajaran CUPs harus memikirkan dan merancang pembelajaran dengan waktu yang tepat.


(2)

76

3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti lebih lanjut mengenai penerapan model CUPs untuk meningkatkan pemahaman konsep pada tingkat kelas berbeda atau pada materi berbeda.


(3)

77

Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Bloom, Benjamin S. Et al. (1979). Taxonomy of Educational Objectives Book I

Cognitive Domain. London: Longman Group LTD

Depdiknas. (2007). Naskah Akademik Kajian Kurikulum Mata Pelajaran TIK. Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah dan Zain. (1996). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Gunstone, Dick. (1998). CUP - A Procedure for Developing Conceptual Understanding. disampaikan pada PEEL Conference.

Hake, Richard R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf [4 Juni 2013]

Hartono, dkk. (2008). PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan). Pekanbaru Riau: Zanafa Publising

Kloot, D. (2003) CUPs Guide [Online]. Tersedia:

http://www.education.monash.edu.au/research/groups/smte/projects/cups/cu ps-guide.pdf [1 Juli 2013]

Mardika, I Nyoman. (2008). Pengembangan Multimedia dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris di DS. Jurnal Pamong Belajar SKB Donggala.


(4)

McKittrick, Brian dan Paul Mulhall. (2002). Conceptual Understanding Procedures (CUPs). Dalam PEEL SEEDS Article [Online]. Issue 61 (54).


(5)

79

Ligar Putra Yuniar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tersedia: http://www.peelweb.org/index.cfm?resource=article&filename=i10p0 54a2.htm[1 Juli 2013]

Munir. (2012). Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta

_. (2001). Aplikasi Multimedia dalam Proses Belajar Mengajar. Mimbar Pendidikan XX(3). Bandung : UPI Press.

Munir, dkk. (2007). Naskah Akademik Kurikulum Masa Depan Teknologi Informasi dan Komunikasi.Tidak diterbitkan.

Munir dan Halimah Badioze Zaman. (2002). Metodologi Pengembangan Multimedia dalam Pendidikan (Studi Kasus Terhadap Projek: Multimedia in Education for Literacy (MEL) University Kebangsaan Malaysia). Dalam Jurnal Mimbar Pendidikan XX1(2)

Nandi. (2006). “Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Geografi di Persekolahan”. Jurnal “GEA” Jurusan Pendidikan Geografi,6, (1) Panggabean, L. P. (1996). Penelitian Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan

Fisika FPMIPA UPI Bandung.

Paoki, Rhandiga Gideon Toar. (2011). Implementasi Model Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa. Bandung: Skripsi pada Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Philips, R. (1997). A practical guide for educational applications. London: Kogan Page limited.

Purwanto, M.N. 1994. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sitorus, N. (2006). Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 SMP


(6)

80

Negeri 12 Bandung. Bandung: Skripsi pada Jurusan Pendidikan Matematika, FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

Subiyanto. (1988). Evaluasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Kependidikan.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfa Beta.

Suherman, Yuyus. (2009). Pengembangan Media Pembelajaran Bagi ABK. Makalah: disampaikan pada Diklat Profesi Guru PLB Wilayah X Jawa Barat Bumi Makmur

Uno, Hamzah B. (2004). Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Gorontalo: Nurul Jannah

Wahyono, Unggul. (2008). Makalah Seminar Nasional Pendidikan: Pengembangan Model Pembelajaran TIK untuk Meningkatkan Pengaturan Diri Dalam Belajar Siswa. Tidak Diterbitkan

Widayati, Ani. (2004). Metode Mengajar Sebagai Strategi dalam Mencapai Tujuan Belajar Mengajar. Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia.3, (1), 66-70.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPs) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN CURIOSITY SISWA PADA PELAJARAN FISIKA

1 9 217

PENERAPAN METODE CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPs) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK Penerapan Metode Conceptual Understanding Procedurs (CUPs) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika (PTK pada Siswa Kelas

0 1 16

MODEL EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA PELAJARAN TIK.

0 2 44

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 3 44

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMA DALAM MATA PELAJARAN TIK.

3 10 35

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 40

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SMP PADA MATAPELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK).

1 1 50

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 43

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI).

2 2 58

PENERAPAN DRILL METHOD BERBANTU MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK).

0 1 48