PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TYPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT :Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SDN Anyer IV.

(1)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TYPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN

BENDA LANGIT

(Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SDN Anyer IV)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Guru Sekolah Dasar

Oleh

MEGAWATI ANANDA PUTRI

0903816

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG


(2)

(3)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TYPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN

BENDA LANGIT

(Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SDN Anyer IV)

Oleh

MEGAWATI ANANDA PUTRI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© MEGAWATI ANANDA PUTRI 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

(5)

ABSTRAK

Penerapan Model Kooperatif Type Team Games Tournament (TGT) Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit (PTK di kelas IV SDN Anyer IV). Megawati Ananda Putri, 2013.

Latar belakang penelitian ini adalah pembelajaran IPA di SD yang kurang variatif dan penampilan guru yang kurang menarik maka akan timbul kebosanan dan tidak bersemangatnya anak didik untuk belajar IPA yang mengakibatkan hasil belajar rendah.

Dari latar belakang diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan yaitu ingin meningkatkan proses pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Team games tournament (TGT) pada konsep perubahan kenampakan benda langit dan ingin mengetahui hasil belajar siswa dalam konsep perubahan kenampakan bumi dengan menggunakan metode koorperatif tipe team games tournament (TGT).

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan 2 siklus dengan tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini difokuskan pada kelas IV SDN Anyer IV, dengan banyak siswa 30 orang, data yang dikumpulkan melalui observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan, hal ini dibuktikan nilai hasil rata-rata observasi siswa pra siklus yaitu 15% dan hasil nilai rata-rata observasi guru di pra siklus yaitu 40%. Pada siklus I, nilai rata-rata aktivitas siswa yaitu 73% dan nilai rata-rata aktifitas guru yaitu 76%. Peningkatan juga terjadi pada rata-rata nilai hasil belajar siswa di siklus I yaitu 69. Serta pada siklus II, nilai rata-rata aktifitas siswa yaitu 92% sedangkan hasil rata-rata aktifitas guru yaitu 93% dan pada nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II yaitu 77.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode kooperatif type TGT dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit di kelas IV SDN Anyer IV.

Dengan hasil yang terus meningkat diharapkan guru kelas IV dalam pembelajaran IPA menggunakan metode kooperatif tipe TGT. Hasil penelitian ini direkomendasikan kepada guru, para peneliti, gugus sekolah dalam kegiatan KKG dan kepala sekolah untuk mengembangkan metode kooperatif tipe TGT ini ke dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar.


(6)

(7)

Vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN….……… i

LEMBAR PERNYATAAN……… ii

KATA PENGANTAR……….... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... v

ABSTRAK……….……….. vi

DAFTAR ISI………... vii

DAFTAR TABEL………... ix

DAFTAR GRAFIK……… x

DAFTAR BAGAN………. xi

DAFTAR LAMPIRAN………. xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………...……….. 1 B. Rumusan Masalah………...…. 4

C. Tujuan Penelitian………... 4

D. Manfaat Penelitian………...… 4

E. Defini Operasional………... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori...……….. 8

B. Kajian Hasil Penelitian…...……….. 22

C. Kerangka Berfikir………...……….. 23

D. Hipotesis Tindakan………...………... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian………...……….. 25

B. Prosedur Penelitian………...………. 30


(8)

viii

D. Teknik Pengolahan Data... 39

E. Subjek Dan Lokasi Penelitian... 42

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Hasil Penelitian………....…… 43

B. Pembahasan Hasil Penelitian………... 70

C. Rekapitulasi hasil penelitian... 72

D. Jawaban Hipotesis………..………... 75

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan………...……… 76

B. Rekomendasi………. 77

DAFTAR PUSTAKA………...………...… 78


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Kelompok menggunakan metode Kooperatif type TGT... 18 Tabel 3.1 Pedoman Obervasi Aktivitas Guru Menggunakan metode Kooperatif type TGT...………....………… 35 Tabel 3.2 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Menggunakan metode Kooperatif type TGT ………....…... 36 Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal………... 37 Tabel 4.1 Hasil Obervasi Aktivitas Guru Menggunakan metode Kooperatif type TGT pra Siklus...… 45 Tabel 4.2 Hasil Obervasi Aktivitas Siswa Menggunakan metode Kooperatif type TGT pra Siklus …………...…..…….. 46 Tabel 4.3 Nilai Rata-rata pada kegiatan pra siklus.……….… 47 Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menggunakan Metode kooperatif type TGT Pada Siklus I………...… 54 Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas siswa Dengan Menggunakan Metode kooperatif type TGT Pada Siklus I ………. 55 Tabel 4.6 Hasil Belajar siswa di kegiatan siklus I...……….. 57 Tabel 4.7 Nilai Rata-rata Pada Siklus I…………...…. 57 Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Menggunakan metode kooperatif type TGT Pada Siklus II………... 64 Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan menggunakan metode kooperatif type TGT Pada Siklus II………...……... 65


(10)

x

Tabel 4.10 Nilai Hasil Belajar Siswa di Kegiatan Siklus II..…………... 67 Tabel 4.11 Nilai Rata-rata Pada Siklus I ...………. 68 Tabel 4.12 Rekapitulasi Nilai dengan menggunakan Metode kooperatif

type TGT…………... 72

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Penelitian kegiatan observasi siswa dan guru pada Pra Siklus...………. 48 Grafik 4.2 Hasil Penelitian observasi siswa dan guru beserta hasil belajar siswa pada siklus I...…….. 58 Grafik 4.3 Hasil Penelitian observasi siswa dan guru beserta hasil belajar siswa pada siklus II ...………. 68 Grafik 4.4 Hasil penelitian observasi guru dan siswa dari pra siklus hingga siklus

II dengan menggunakan metode kooperatif type TGT....………. 73 Grafik 4.5 Hasil penelitian nilai hasil belajar siswa dari siklus I hingga siklus II


(11)

xi

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Alur PTK dalam Pembelajaran Sains dalam Konsep Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit menggunakan Metode Kooperatif Tipe TGT... 29


(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Foto Kegiatan Belajar Mengajar ketika penelitian berlangsung…………. L1 Rangkuman Materi pada siklus I... L3 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus I………....…... L5 Hasil Soal Evaluasi Siklus I……….……… L7 Rangkuman Materi pada siklus II...………. L14 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus II……….... L16 Hasil Soal Evaluasi Siklus II……….. L17 Surat Keputusan Direktur UPI Kampus Serang………. L23 Surat Izin Penelitian……… L24 Surat Keterangan Penelitian Dari Sekolah………. L25 Riwayat Hidup Penulis……….. L26


(13)

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan melaksanakan berbagai model pembelajaran, guru dapat memilih model yang sangat baik untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu atau yang sangat sesuai dengan lingkungan belajar atau sekelompok siswa tertentu. Salah satu alternatif pilihan dalam pembelajaran IPA diterapkan pendekatan koperatif dengan teknik yang baik.

Johnson & Johnson mengatakan bahwa Pembelajaran koperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran (LPMP, 2006 : 3).

Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok tersebut membantu belajar satu sama lainnya. Idealnya kelompok-kelompok tersebut beranggotakan siswa dengan hasil belajar tinggi, rata-rata, dan rendah; laki-laki dan perempuan; siswa dengan latar belakang suku berbeda yang ada di kelas; dan siswa penyandang cacat bila ada. Kelompok beranggota heterogen ini tinggal bersama selama beberapa minggu, sampai mereka dapat belajar bekerja sama dengan baik.


(15)

2

Kesuksesan suatu proses pembelajaran, khususnya di SD antara lain ditentukan oleh faktor ketepatan pemahaman guru terhadap perkembangan murid, pemahaman terhadap murid tersebut dapat menjadi modal utama bagi pengembangan strategi dan proses pembelajaran yang membantu siswa mengembangkan sikap dan prilakunya yang ada. Seiring dengan perkembangan strategi pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered) menjadi berpusat pada peserta didik (student centered) maka berkembang pula cara pandang terhadap bagaimana peserta didik belajar dan memperoleh pengetahuan. Kemampuan pemahaman sains siswa dengan metode seperti itu mengakibatkan hasil belajar rendah. Maka dari hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh gambaran bahwa sebagian besar siswa kelas IV kurang memahami konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit.

Adapun hasil pengamatan di SDN Anyer IV adalah kegagalan yang nyata di lapangan khususnya pembelajaran IPA di SD adalah kurang variatif dan penampilan guru yang kurang menarik maka akan timbul kebosanan dan tidak bersemangatnya anak didik untuk belajar IPA. Oleh karena itu yang menjadi masalah utama dalam pembelajaran sains adalah metode apa yang sesuai untuk pembelajaran sains? Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan beberapa fakta dalam pembelajaran sains, antara lain : (1) metode ceramah merupakan metode paling dominan dalam pembelajaran sains dengan guru sebagai pengendali dan aktif menyampaikan informasi, (2) guru bertugas menyampaikan isi seluruh isi buku ajar dan (3) teknik inkuiri


(16)

3

diabaikan dan jarang digunakan dengan alasan khawatir tidak mampu menghabiskan materi pelajaran. Tentu saja banyak faktor yang menyebabkan pembelajaran IPA tidak efektif. Guru merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Hal inilah yang masih dirasakan oleh guru-guru di SDN Anyer IV.

Mengacu kepada uraian di atas, serta pemasalahan yang timbul di SDN Anyer IV, sebagai lokasi penelitian, maka sebaiknya guru kelas IV, mencoba menerapkan Team Games Tournament (TGT) untuk pembelajaran IPA. Adapun keunggulan TGT adalah Kelebihan TGT diantaranya adalah siswa lebih temotivasi untuk belajar agar dapat memberikan dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, meningkatkan interaksi siswa secara aktif dan melibatkan segenap kemampuan yang dimiliki siswa, menuntut rasa tanggung jawab siswa untuk berbuat terbaik bagi kelompoknya, meningkatkan prestasi belajar siswa (Etin Solihatin dan Raharjo, 2008 : 30)

Dengan digunakannya TGT dalam IPA, diharapkan akan membawa dampak positif terhadap siswa, diantaranya melibatkan aktivitas siswa, menumbuhkan kreatifitas, pembelajaran lebih bermakna, efektif, dan tumbuh rasa senang pada siswa. Siswa merasa betah dan ingin selalu belajar karena mereka memperoleh kesenangan di dalamnya.

Dengan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas mengenai “Penerapan Model Kooperatif Type Team


(17)

4

Pada Konsep Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit. Di

kelas IV SDN Anyer IV Tahun Pelajaran 2013-2014.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut didepan, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :

1. Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe TGT pada konsep perubahan kenampakan benda langit? 2. Apakah dengan menggunakan metode kooperatif tipe team games

tournament (TGT) hasil belajar siswa dalam konsep perubahan kenampakan bumi dapat meningkat?

C. Tujuan Hasil Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah :

1. Ingin meningkatkan proses pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Team games tournament (TGT) pada konsep perubahan kenampakan benda langit.

2. Ingin mengetahui hasil belajar siswa dalam konsep perubahan kenampakan bumi dengan menggunakan metode koorperatif tipe team games tournament (TGT)

D. Manfaat Hasil Penelitian


(18)

5

1) Dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan tentang metode kooperatif tipe team game tournament, dapat menambah wawasan dan lebih menguasai metode-metode dalam pendidikan.

2) Dapat memberikan bantuan kepada guru untuk meningkatkan kualitas kemampuan mengajar dalam pembelajaran sains.

3) Meningkatkan profesionalisme peneliti dalam mengajar. b. Bagi Siswa

1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit baik secara individu maupun kelompok.

2) Siswa semakin termotivasi untuk belajar kerena ikut aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan suasana pembelajaran menyenangkan dan bermakna.

c. Bagi Guru

1) Menumbuhkan kreativitas guru dengan menggunakan penerapan metode kooperatif tipe team games tournamnet (TGT).

2) Memiliki kemampuan dalam menyusun strategi pembelajaran yang sesuai dengan perubahan kurikulum.

d. Untuk Sekolah

1) Meningkatkan pemberdayaan penerapan metode kooperatif tipe team games tournament (TGT) agar prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lainnya.

2) Dapat memberikan nilai tambah dalam meningkatkan mutu sekolah dan prestasi sekolah.


(19)

6

E. Definisi Operasional

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti mengambil judul Penerapan Model Kooperatif Type Team Games Tournament (TGT) Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit”.

1. Kooperatif Type Team Games Tournamnet (TGT)

Menurut Hilda Karli dan Margaretha Sriyuliatiningsih (2004 : 48) menyatakan bahwa “Model belajar kooperatif adalah suatu strategi belajar dan mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok untuk memecahkan masalah”.

Menurut Robert E. Slavin (2009 : 13) “Team Games Tournament (TGT) adalah metode yang menggunakan pelajaran yang sama yang disampaikan guru dan tim kerja dalam tournament akademik dengan anggota kelompok lainnya”.

2. Meningkatkan Pemahaman Siswa

Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami (Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja, 2008 : 607-608)


(20)

7

Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian; pengetahuan yang banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan, (4) mengerti benar (akan); tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar. Apabila mendapat imbuhan me- i menjadi memahami, berarti : (1) mengerti benar (akan); mengetahui benar, (2) memaklumi. Dan jika mendapat imbuhan pe- an menjadi pemahaman, artinya (1) proses, (2) perbuatan, (3) cara memahami atau memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham) (Depdikbud, 1994: 74). Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami cara mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak.

3. Konsep Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit

Menurut Dorothy J Skeel (1979) dalam Nasoetion Noehi, (2002 : 2.3) “Konsep adalah sesuatu yang terganbar dalam pikiran – suatu pemikiran, gagasan atau suatu pengertian”. Definisi lain konsep adalah suatu citra mental tentang sesuatu, sesuatu tersebut dapat berupa objek kongkret ataupun gagasan yang abstrak.

Konsep dalam penelitian ini maksudnya adalah konsep IPA yang terdapat di kurikulum pembelajaran IPA tahun 2013 di SD kelas IV, yaitu perubahan kenampakan bumi dan benda langit.

Dalam buku karangan Haryanto (2006 : 181) “Perubahan kenampakan bumi dan benda langit adalah perubahan yang menyebabkan keadaan bumi dan benda langit berubah atau tidak sama dengan awalnya akibat factor alam maupun manusia”.


(21)

(22)

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Dalam literatur berbahasa inggris, Penelitian Tindakan Kelas disebut dengan Classroom Action Research. Mc Niff memandang PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan kurikulum, pengembangan keahlian mengajar dan

sebagainya (Nur’aeni, 2012 : 6).

Stephen Kemmis dalam buku yang berjudul A Teacher’s Guide To

Classroom Research, Bristol PA. Open University Press, 1993, sebagaimana dikutip dalam Depdikbud 1999/2000 : 7 dinyatakan bahwa action research adalah :

“…a form of selft-reflective inquiri undertaken by participants in a social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational pactices, (b) their understanding of these practices and (c) the situation in which practices are carried out” (Depdikbud, 1999/2000 : 7).

Sementara Subiyantoro mendefinisikan PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang


(23)

26

dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusun suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Subyantoro, 2009:10).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap segala tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam kelas yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya perencanaan sampai dengan penelitian terhadap tindakan nyata yang dilakukan di dalam kelas berupa kegiatan pemebelajaran untuk memperbaiki pembelajaran tersebut.

Model PTK yang dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan model PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 2010:16) yang terdiri dari beberapa siklus, dimana dalam satu siklus terdiri dari empat komponen seperti 1) perencanaan; 2) aksi/tindakan; 3) observasi; dan 4) refleksi serta diawali dengan pra siklus. Secara garis besar, rancangan penelitian kelas yang diambil yaitu model siklus, yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan (siklus spiral). Model tersebut disusun sedemikian rupa sehingga pada setiap siklus terdiri atas; perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan diuraikan langkah-langkah penelitian tindakan kelas sebagai berikut:


(24)

27

a. Perencanaan

Rencana tindakan disusun berdasarkan pada identifikasi masalah yang dilakukan pada tahapan Pra Penelitian Tindakan Kelas. Hal ini dimaksudkan untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang ditentukan.

Pada tahap ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci yaitu mencakup segala keperluan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang meliputi: materi atau bahan ajar, rancana pelajaran (metode/teknik mengajar) serta teknik dan instrumen observasi maupun evaluasi.

b. Tindakan

Tahap ini merupakan implementasi dari semua rencana yang telah dibuat pada perencanaan. Pelaksanaannya berlangsung di dalam kelas yang merupakan realisasi dari segala teori pendidikan dan model pembelajaran yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

c. Observasi atau pemantauan

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang telah dibuat serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen penelitian yang telah disiapkan sebelumnya.

d. Refleksi

Refleksi merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat pada saat dilakukan pengamatan. Data yang dibuat kemudian dihipotesa dan dicari eksplanasinya, dianalisis serta disintesis.


(25)

28

Dalam proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori

instruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang

dilaksanakan sebelumnya, menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan

sehingga ditarik suatu kesimpulan yang mantap. Dari hasil proses refleksi ini

akan didapat suatu masukan yang sangat akurat untuk menentukan langkah

tindakan selanjutnya.

Demikianlah secara keseluruhan keempat tahapan yang akan penulis

lakukan dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya pola rangkaian kegiatan

penelitian tindakan yang dilakukan dapat digambarkan dengan bagan alur

siklus Penelitian Tindakan Kelas pada Metode Kooperatif tipe TGT pada

pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi dan benda Langit modifikasi


(26)

29

Bagan 3.1 Alur PTK dalam Pembelajaran Sains dalam Konsep Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit menggunakan Metode Kooperatif Tipe TGT

(Modifikasi Model PTK Kemmis)

PRA SIKLUS

OBSERVASI

Mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas sesuai dengansituasi asli

REFLEKSI

Peneliti dengan guru kelas menganalisis temuan atau

kelemahan dalam

pembelajaran yang telah

dilaksanakan

SIKLUS 1 PERENCANAAN

Membuat RPP dengan menggunakan Metode Kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi dan benda Langit di kelas IV SD

TINDAKAN

Guru kelas melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan Metode

Kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi dan benda Langit di kelas IV SD sesuai dengan yang direncanakan

OBSERVASI

Mengamati kegiatan kegiatan belajar mengajar dengan Metode Kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi dan benda Langit di kelas IV SD

REFLEKSI

Peneliti dan Guru kelas menganalisis tentang kemajuan hasil belajar dengan menggunakan metode Kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi dan benda Langit di kelas IV SD. Jika hasil belajar belum maksimal maka dilanjutkan pada siklus selanjutnya


(27)

30

B. Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini, proses pelaksanaan tindakan dibuat 3 siklus tindakan yang diawali dengan kegiatan prasiklus dan dilanjutkan dengan siklus selanjutnya. Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut :

a. Pra Siklus

Proses penelitian pra siklus ini merupakan tahap awal dari rangkaian siklus tindakan, kegiatan yang dilakukan sebagai berikut :

1) Kegiatan Pemantauan (Observasi)

Melihat kondisi obyek (observasi keadaan lapangan) dimaksudkan memantau kegiatan belajar mengajar (KBM) sains yang asli atau sebenarnya berdasarkan kebiasaan guru mengajar. Kegiatan ini merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti. Hal yang diobservasi adalah praktek pembelajaran yang dilaksanakan guru kelas sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini betujuan mencari data mengenai berbagai kelemahan yang dialami didalam proses belajar.

2) Refleksi

Dalam kegiatan ini guru dan peneliti melakukan diskusi dan evaluasi tentang permasalahan yang dihadapi guru yang dihasilkan melalui observasi, selanjutnya memberikan refleksi sebagai bahan rancangan kegiatan pemecahan masalah berdasarkan hasil diskusi dan evaluasi untuk merumuskan siklus I.


(28)

31

b. Siklus 1

1) Perencanaan

Di dalam kegiatan ini, peneliti dan guru merancang pembelajaran Sains dalam bentuk RPP pada pokok bahasan perubahan kenampakan bumi dan benda langit dengan menggunakan metode kooperatif learning tipe TGT, Guru juga menyiapkan kartu-kartu soal yang akan digunakan dalam turnament.

2) Tindakan

Melaksanakan tindakan sesuai dengan yang telah di rencanakan. langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode kooperatif

learning tipe Team Games Tournament menurut Robert E Slavin (2005 : 169) sebagai berikut:

a. Presentasi di kelas

Penyajian materi dalam TGT diperkenalkan melalui presentasi kelas. Presentasi kelas dilakukan oleh guru pada saat awal pembelajaran. Guru menyampaikan materi kepada siswa terlebih dahulu yang biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung melalui ceramah. Selain menyajikan materi, pada tahap ini guru juga menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa, serta memberikan motivasi. Pada tahap ini, siswa juga dapat diikutsertakan saat penyajian materi. Bahkan agar lebih menarik, penyajian materi bisa disajikan dalam bentuk audiovisual yang dikemas dalam CD interaktif seperti yang dilakukan dalam


(29)

32

penelitian ini. Pada saat penyajian materi, siswa harus benar-benar memperhatikan serta berusaha untuk memahami materi sebaik mungkin, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok, game dan saat turnamen akademik. Selain itu, siswa dituntut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran seperti mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan yang diajukan guru, dan mempresentasikan jawaban di depan kelas.

b. Tim/kelompok

Setelah penyajian materi oleh guru, siswa kemudian berkumpul berdasarkan kelompok yang sudah dibagi guru. Setiap tim atau kelompok terdiri dari 3 sampai 5 siswa yang anggotanya heterogen. Dalam kelompoknya siswa berusaha mendalami materi yang telah diberikan guru agar dapat bekerja dengan baik dan optimal saat turnamen. Guru kemudian memberikan LKS untuk dikerjakan. Siswa lalu mencocokkan jawabannya dengan jawaban teman sekelompok. Bila ada siswa yang mengajukan pertanyaan, teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjawab dan menjelaskan pertanyaan tersebut. Apabila teman sekelompoknya tidak ada yang bisa menjawabnya, maka pertanyaan tersebut bisa diajukan kepada guru. Belajar dalam kelompok sangat bermanfaat, karena dapat mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial memupuk keterampilan kerja sama siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud adalah berbagi tugas dengan anggota kelompoknya, saling


(30)

33

bekerja sama, aktif bertanya, menjelaskan dan mengemukakan ide, menanggapi jawaban/pertanyaan dari teman, dan sebagainya.

c. Game (permainan)

Apabila siswa telah selesai mengerjakan LKS bersama anggota kelompoknya, tugas siswa selanjutnya adalah melakukan game.

Game dimainkan oleh perwakilan dari tiap-tiap kelompok pada meja

yang telah dipersiapkan. Di meja tersebut terdapat kartu bernomor yang berhubungan dengan nomor pertanyaan-pertanyaan pada lembar permainan yang harus dikerjakan peserta. Siswa yang tidak bermain juga berkewajiban mengerjakan soal-soal game beserta teman sekelompoknya.

d. Tournament (turnamen)

Turnamen biasanya dilakukan tiap akhir pekan atau akhir subbab. Turnamen diikuti oleh semua siswa. Tiap-tiap siswa akan ditempatkan di meja turnamen dengan siswa dari kelompok lain yang kemampuan akademiknya setara. Jadi, dalam satu meja turnamen akan diisi oleh siswa-siswa homogen (kemampuan setara) yang berasal dari kelompok yang berbeda. Meja turnamen diurutkan dari tingkatan kemampuan tinggi ke rendah. Meja 1 untuk siswa dengan kemampuan tinggi, meja 2 untuk siswa dengan kemampuan sedang. Meja 3 untuk siswa dengan kemampuan di bawah siswa-siswa di meja 2, dan seterusnya. Di meja turnamen tersebut siswa akan bertanding menjawab soal-soal yang disediakan mewakili kelompoknya.


(31)

34

Soal-soal turnamen harus dirancang sedemikian rupa agar semua siswa dari semua tingkat kemampuan dapat menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Jadi, guru membuat kartu soal yang sulit untuk siswa pintar, dan kartu dengan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Siswa yang mendapat skor tertinggi akan naik ke meja yang setingkat lebih tinggi. Siswa yang mendapatkan peringkat kedua bertahan pada meja yang sama, sedangkan siswa dengan peringkat-peringkat di bawahnya akan turun ke meja yang yang tingkatannya lebih rendah.

3) Observasi

Peneliti berkolaborasi dengan guru mitra dan sebagai observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran kenampakan perubahan bumi dan benda langit dengan menggunakan metode kooperatif learning dengan tipe TGT yang dilakukan oleh peneliti sebagai model.

4) Refleksi

Kegiatan refleksi ini adalah untuk merefleksi hasil kegiatan belajar mengajar pada putaran kesatu, kemudian, penulis merefleksi serta memikirkan guna membuat rencana baru dalam rangka mengatasi kesulitan atau permasalahan tersebut. Hal ini sebagai dasar untuk perencanaan pada siklus berikutnya.


(32)

35

C. Instrumen Penelitian dan Alat Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (1998: 15) ” Instrumen penelitian adalah suatu fasilitas

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih diolah. Adapun dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah Observasi dan Tes. Untuk lebih jelasnya maka peneliti akan menjelaskan masing-masing alat yang diperlukan dalam mengumpulkan data penelitian ini sebagai berikut:

a. Pedoman Observasi Aktivitas Guru dan siswa

Observasi (pengamatan) adalah melakukan pengamatan secara langsung objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Ridwan, 2004 :76).

Tabel 3.1 Pedoman Observasi pada Pembelajaran Kooepratif tipe TGT untuk guru.

No Uraian Kriteria Skor 1 2 3

1 Mengelola Kelas

2 Menyampaikan Tujuan Pembelajaran 3 Mempresentasikan materi pelajaran 4 Membentuk Kelompok

5 Menjelaskan aturan permainan

6 Mengarahkan/membimbing turnament 7 Memberi Penguatan

8 Menyampaikan Skor Tiap Kelompok 9 Memberikan penghargaan kepada tim 10 Evaluasi Tim

Jumlah Skor Hasil yang dicapai

Keterangan :


(33)

36

Kriteria keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajran yaitu apabila semua aspek yang dinilai mendapat skor baik.

Tabel 3.2 Pedoman Observasi Perilaku Belajar Siswa dalam Kelompok

No Perilaku

Kelompok 1 2 3 1 Kerjasama dalam kelompok

2 Leadership

3 Kemampuan Bertanya Kepada Guru 4 Kemampuan Menjawab Pertanyaan Guru 5 Berani Tampil

6 Aktif Di Dalam Kelompok 7 Gembira Dan Menyenangkan 8 Dapat Menghargai Pendapat 9 Sportifitas

10 Berjiwa Besar Jumlah

Keterangan : 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik


(34)

37

Kriteria keberhasilan siswa dalam pembelajaran teknik team games tournamnet (TGT) yaitu apabila semua aspek yang dinilai mendapat skor baik.

b. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan unutik mengukur keterampilan, intelegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006:150).

Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dengan jumlah 10 soal. Tes ini dilaksanakan pada setiap akhir pelajaran pada setiap siklus untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa dalam konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal IPA Tentang Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit

No.

Tugas Kognitif C1 C2 C3 Jumlah Pokok Materi Tingkat

Kesukaran PG PG PG Mdh Sdg Skr 1.

-Perubahan Kenampakan

Bumi

Mudah 1 7 2

Sedang 2 8 2 Sukar 9 3 2

2. -Kenampakan Perubahan Bulan

Mudah 4 1

Sedang 5 1 Sukar 10 6 2


(35)

38

Contoh Soal Tentang Perubahan Kenampakan Bumi

1. Pengikisan tanah oleh air laut disebut … a. Korasi c.Tanah longsor

b. Abrasi d.Banjir

2. Bentuk bulan akan terlihat bulat penuh pada fase … a. Bulan sabit b. Bulan purnama

c. Bulan bungkuk d. Bulan separuh

3. Kenampakan bulan yang berbeda-beda dari waktu ke waktu disebabkan

oleh …

a. Gerakan bumi pada porosnya b. Gerakan bulan mengelilingi bumi c. Gerakan bulan pada porosnya d. Gerakan bulan mengelilingi matahari

4. Di lahan pertanian atau perkebunan yang miring seperti perbukitan banyak

terdapat … untuk mencegah terjadinya erosi dan longsor. a. Sengkedan b. Tembok beton

c. Hutan Bakau d. Reboisasi

5. Benda langit yang dapat memancarkan cahayanya sendiri adalah … a. Bintang b. Komet

c. Bulan d. Planet

6. Keadaan permukaan air laut yang naik sehingga air laut tampak lebih banyak disebut . . .

a. Gravitasi b. Gerhana c. Bintang d. Pasang Naik

7. Apa yang menyebabkan pasang surut air laut . . . a. Panas Matahari b. Gaya Tarik Bulan

c. Sinar Bulan d. Bintang

8. Matahari tampak terbit di sebelah . . . a. Timur b. Utara c. Selatan d. Barat


(36)

39

9. Matahari tampak terbenam di sebelah . . . a. Timur c. Selatan

b. Utara d. Barat

10.Pada siang hari, bumi tampak terang karena . . . a. Bumi dekat dengan matahari

b. Bumi dekat dengan planet mars c. Bumi lebih besar daripada matahari d. Bumi mendapat cahaya dari matahari

Kunci Jawaban

1. B 2. B 3. A 4. A 5. A

6. D 7. B 8. B 9. D 10.D

D. Teknik Pengolahan Data

Setelah data diperoleh dari hasil pengumpulan data selanjutnya data perlu diolah dan dianalisis. Secara garis besar, prosedur pengolahan data hasil penelitian tindakan kelas meliputi tahapan sebagai berikut:

a. Menyeleksi Data

Setelah data dikumpulkan, kemudian dipilih untuk diseleksi dan diklasifikasi sesuai dengan tujuan untuk memudahkan pengolahan data dan menarik kesimpulan.


(37)

40

b. Validitas

Tahap untuk membuktikan bahwa sesuatu yang diamati dalam penelitian ini sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan sebanarnya.

c. Interpretasi

Kumpulan data yang telah divaliditasi kemudian di interpretasikan berdasarkan hasil kajian empiric dan teoritik, serta intuisi guru dalam merefleksikan selama pembelajaran berlangsung. Hasil interpretasi data ini akan menghasilkan analisis penelitian tindakan kelas secara keseluruhan.

d. Tindakan

Berdasarkan hasil analisis data secara keseluruhan, maka akan menjadi referensi tentang situasi pembelajaran yang bermakna sehingga bermanfaat serta menjadi dasar bagi guru untuk melakukan tondakan pembelajaran selanjutnya.

Adapun penilaian hasil dari kedua alat pengumpulan data itu sebagai berikut:

1) Observasi

Data dari hasil observasi adalah banyaknya ceklis dari kolom penilaian. Katagori 1 untuk guru yang dinilai kurang dalam melakukan aspek penilaian, katagori 2 untuk guru yang dinilai cukup dalam melakukan aspek penilaian, dan katagori 3 untuk guru yang dinilai baik dalam melakukan aspek penilaian. Skor perilaku guru dalam observasi guru, yaitu jumlah skor yang diperoleh dibagi jumlah skor maksimal dikali 100%. Karena jumlah aspek yang


(38)

41

diobservasi 10 butir dan skor maksimal tiap butir adalah 3. Maka jumlah sekor adalah 10x3=30. Dengan demikian data dapat diolah dengan rumus :

% 100 30 X diperoleh yang Nilai Nilai 

Dengan kriteria penilaian :

a) Baik Sekali A = 86 % – 100 % b)Baik B = 67 % – 86 % c) Cukup C = 47 % – 66 % d)Kurang D = 27 % – 46 % e) Kurang Sekali E = ≤ 27 %

Sedangkan hasil observasi pada perilaku siswa dilakukan untuk setiap kelompok belajar. Jumlah aspek yang diobservasi 10 butir dan skor maksimal tiap butir adalah 3, maka jumlah skor maksimal adalah 10x3=30 untuk setiap kelompok. Karena dalam kelas IV terdapat 3 kelompok, maka jumlah skor maksimal dikali jumlah kelompok siswa yaitu 30x3=90. Skor akhir dilakukan dengan persentase yaitu jumlah skor yang diperoleh semua kelompok dibagi jumlah skor maksimal dikali 100%. Persentasi dapat dihitung dengan rumus :

% 100 90 X diperoleh yang Nilai Nilai 

Dengan kriteria penilaian :

a) Baik Sekali A = 86 % – 100 % b)Baik B = 67 % – 86 % c) Cukup C = 47 % – 66 % d)Kurang D = 27 % – 46 % e) Kurang Sekali E = ≤ 27 %


(39)

42

2) Tes

Rumus untuk menghitung nilai yang diperoleh dari tes yang diberikan pada setiap siklus :

0 10 x Total Skor diperoleh yang skor Jumlah Akhir Nilai   

Dengan kriteria penilaian :

a) Baik Sekali =80 - 100 b)Baik = 66 -79 c) Cukup = 56 - 65 d)Kurang = 40 - 55 e) Gagal = 30 – 39

D. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah kegiatan belajar mengajar (KBM) kelas IV dalam konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit dengan menggunakan metode TGT di SDN Anyer IV. Dengan jumlah siswa 31 orang untuk kelas IV yang dijadikan objek peneliti.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri Anyer IV. Adapun alasan pemilihan lokasi SDN Anyer IV karena lokasi peneliti dekat dengan SD tersebut sehingga memudahkan peneliti untuk mencari informasi dan mempermudah peneliti untuk bertukar pendapat dengan guru kelas dan kepala sekolah.


(40)

76

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Proses pembelajaran pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit mengalami peningkatan dengan menggunakan metode kooperatif type TGT. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil rata-rata observasi siswa pra siklus yaitu 15% dan hasil nilai rata-rata observasi guru di pra siklus yaitu 40%. Pada silkus I, nilai rata-rata aktivitas siswa yaitu 73% dan nilai rata-rata aktifitas guru yaitu 76%. Serta pada siklus II, nilai rata-rata aktifitas siswa yaitu 92% sedangkan hasil rata-rata aktifitas guru yaitu 93%.

2. Hasil belajar siswa pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit mengalami peningkatan dengan menggunakan metode kooperatif type TGT. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 69. Sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 77.

Melihat dari dua hasil penelitian dia atas, penulis berkeyakinan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatig type TGT dapat meningkatkan


(41)

77

aktivitas guru dalam mengajar, aktivitas siswa dalam belajar dan penguasaan konsep IPA.

B.Rekomendasi

Melihat hasil-hasil penelitian yang terus meningkat, penulis berkeinginan untuk memberikan rekomendasi kepada :

1. Guru dapat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pembelajaran IPA dengan konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit beserta pelajaran lainnya, dapat mensosialisasikan kepada guru lain di sekolahnya.

2. Kepala sekolah dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan pembinaan profesional bagi guru-guru dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran IPA pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT serta fasilitator dari semua penelitian yang dilakukan di sekolahnya.

3. Gugus Sekolah dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif type TGT sebagai bahan pembinaan profesional dalam wadah kegiatan kelompok kerja guru (KKG).

4. Para peneliti dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan

rujukan penelitian yang sejenis. Terutama bagi mahasiswa yang akan membuat skripsi tentang pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pembelajaran di kelas.


(42)

(43)

78

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Fahron, Siti (2010). Pendekatan kooperatif model TGT untuk meningkatkan

hasil belajar IPA siswa kelas V MI Nurul Ulum Sebalong Nguling Pasuruan. Tidak diterbitkan.

Hamruni (2012). Strategi Pembelajaran. Insan Madani : Yogyakarta

Iru, La, dan La Ode (2012). Analisis Penerapan Pendekatan Metode Strategi

dan Model-model Pembelajaran. Multi Presido : Yogyakarta

Karli, Hilda dan Margaretha Sriyuliartiatiningsih (2004) Implementasi

Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bina Media Informasi : Bandung

Kemmis, S and McTaggart, M R. (1982). The Action Research Planner. Victoria : Deakin University.

Michaelis, U John, Ruth H Grossman dan Lluod F. Scott (1975). New Designs

For Elementary Curriculum And Instruction. Allen Wayne Techinical

Corp : USA

Mulyasa, E (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Remaja Rosdakarya : Bandung

Nur’aeni. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang : Ikhwan

Mandiri Press

Rowe, Mary Budd (1978). Teaching Science As Continous Inquiry : A Basic : USA

Rusman (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Setyaningsih, Irma (2011). Penggunaan model pembelajaran kooperatif learning tipe TGT untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelaaran IPA kelas IV SD Negri Karangtengah 3 Sragen. Tidak diterbitkan.

Slavin Robert E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Parktik. Penerbit Nusa Media : Bandung


(44)

79

Sumasiah, Neneng (2008). Penerapan Teknik Mengajar Team Games

Tournament untuk meningkatkan penguasaan konsep IPA pada materi energi di kelas IV SDN Pasangrahan 2 Kecamatan Cisoka Kabupaten Tangerang. Tidak diterbitkan.


(1)

42

2) Tes

Rumus untuk menghitung nilai yang diperoleh dari tes yang diberikan pada setiap siklus :

0 10 x Total Skor diperoleh yang skor Jumlah Akhir Nilai   

Dengan kriteria penilaian :

a) Baik Sekali =80 - 100

b)Baik = 66 -79

c) Cukup = 56 - 65

d)Kurang = 40 - 55

e) Gagal = 30 – 39

D. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah kegiatan belajar mengajar (KBM) kelas IV dalam konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit dengan menggunakan metode TGT di SDN Anyer IV. Dengan jumlah siswa 31 orang untuk kelas IV yang dijadikan objek peneliti.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri Anyer IV. Adapun alasan pemilihan lokasi SDN Anyer IV karena lokasi peneliti dekat dengan SD tersebut sehingga memudahkan peneliti untuk


(2)

76

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Proses pembelajaran pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit mengalami peningkatan dengan menggunakan metode kooperatif type TGT. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil rata-rata observasi siswa pra siklus yaitu 15% dan hasil nilai rata-rata observasi guru di pra siklus yaitu 40%. Pada silkus I, nilai rata-rata aktivitas siswa yaitu 73% dan nilai rata-rata aktifitas guru yaitu 76%. Serta pada siklus II, nilai rata-rata aktifitas siswa yaitu 92% sedangkan hasil rata-rata aktifitas guru yaitu 93%.

2. Hasil belajar siswa pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit mengalami peningkatan dengan menggunakan metode kooperatif type TGT. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 69. Sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 77.

Melihat dari dua hasil penelitian dia atas, penulis berkeyakinan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatig type TGT dapat meningkatkan


(3)

77

aktivitas guru dalam mengajar, aktivitas siswa dalam belajar dan penguasaan konsep IPA.

B.Rekomendasi

Melihat hasil-hasil penelitian yang terus meningkat, penulis berkeinginan untuk memberikan rekomendasi kepada :

1. Guru dapat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pembelajaran IPA dengan konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit beserta pelajaran lainnya, dapat mensosialisasikan kepada guru lain di sekolahnya.

2. Kepala sekolah dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan pembinaan profesional bagi guru-guru dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran IPA pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT serta fasilitator dari semua penelitian yang dilakukan di sekolahnya.

3. Gugus Sekolah dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif type TGT sebagai bahan pembinaan profesional dalam wadah kegiatan kelompok kerja guru (KKG).

4. Para peneliti dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Fahron, Siti (2010). Pendekatan kooperatif model TGT untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V MI Nurul Ulum Sebalong Nguling Pasuruan. Tidak diterbitkan.

Hamruni (2012). Strategi Pembelajaran. Insan Madani : Yogyakarta

Iru, La, dan La Ode (2012). Analisis Penerapan Pendekatan Metode Strategi dan Model-model Pembelajaran. Multi Presido : Yogyakarta

Karli, Hilda dan Margaretha Sriyuliartiatiningsih (2004) Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bina Media Informasi : Bandung Kemmis, S and McTaggart, M R. (1982). The Action Research Planner.

Victoria : Deakin University.

Michaelis, U John, Ruth H Grossman dan Lluod F. Scott (1975). New Designs For Elementary Curriculum And Instruction. Allen Wayne Techinical Corp : USA

Mulyasa, E (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Remaja Rosdakarya : Bandung

Nur’aeni. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang : Ikhwan Mandiri Press

Rowe, Mary Budd (1978). Teaching Science As Continous Inquiry : A Basic : USA

Rusman (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan

Profesionalisme Guru.

Setyaningsih, Irma (2011). Penggunaan model pembelajaran kooperatif learning tipe TGT untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelaaran IPA kelas IV SD Negri Karangtengah 3 Sragen. Tidak diterbitkan.

Slavin Robert E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Parktik. Penerbit Nusa Media : Bandung


(6)

79

Sumasiah, Neneng (2008). Penerapan Teknik Mengajar Team Games Tournament untuk meningkatkan penguasaan konsep IPA pada materi energi di kelas IV SDN Pasangrahan 2 Kecamatan Cisoka Kabupaten Tangerang. Tidak diterbitkan.


Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas 5 pada materi FPB dan KPK melalui metode learning tournament

1 6 156

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas Iv Sd Negeri 02 Brujul Kecamatan

0 1 15

PENERAPAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA KONSEP PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA:PTK Di Kelas IV SDN Wadasari Kecamatan Bojonegara

0 0 45

penggunaan model pembelajaran ARIAS untuk meningkatkan penguasaan konsep perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SDN Soropadan No 108 tahun ajaran 2015/2016.

0 1 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

0 0 12