PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODELJIGSAW PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CEPOKOSAWIT II Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Modeljigsaw Pada Siswa Kelas V SD Negeri Cepokosawit II Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODELJIGSAW
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CEPOKOSAWIT II
KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

YOGI WIDYASMORO
NIM 510080049

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

i


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
rr A

Yani rromor Pos

I

Paberan

Kartasura,fili;i33"1]j.11il,-ld,l,llfl;(0271)'11s448

Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan d i bawah ini Pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama Pembimbing I Dr. Samino, MM


NIP/NIK
Nama Pembimbing II Drs. Muhroji, M.Si
NIP/NIK
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi tugas akhir dari mahasiswa :
YOGI WIDYASMORO
Nama

NIM

A 510 080 049

Fakultas/Jurusan

FKIP/PGSD

Jenis

SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI


Judul

MODEL JIGSAWPADA SISWA KELAS V SD
NEGERI CEPOKOSAWIT II KECAMATAN SAWIT

KABUPATEN BOYOLALI TAHI.IN PELAJARAN
201212013

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta,

l0 P"a*ai 2013

P3bimbins II
t

Samino, MM
NIP/NIK: .{.e.1.


fuAA
J, nrr,*lr *
NIPA{IK:

ABSTRAK
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL JIGSAW
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CEPOKOSAWIT II
KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Yogi Widyasmoro
A 510080049

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA
dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw. Penelitian ini menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Tiap
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD
Negeri 2 Cepokosawit, Sawit, Boyolali sebanyak 13 siswa.Metode pengumpulan

data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, tes dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif. Hasil
penelitian tindakan kelas ini adalah pada tindakan pra siklus dari 13 siswa yang
masuk terdapat 7 siswa (54%) yang mendapat nilai ≥ 70 sebagai KKM, pada
siklus I dari 13 siswa yang masuk terdapat 9 siswa (69%) yang mendapatkan nilai
≥ 70 sebagai KKM, sedangkan pada siklus II dari 13 siswa yang masuk terdapat
11 siswa (84,61%) yang mendapatkan nilai ≥ 70 sebagai KKM. Secara
keseluruhan, dari siklus I sampai siklus II terdapat peningkatan hasil belajar
siswa sejumlah 15,61%. Untuk nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 73,84
sedangkan pada siklus II adalah 84,61 jadi pada siklus I sampai siklus II ada
peningkatan nilai rata-rata sejumlah 10,77. Dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa penerapan strategi pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar
IPA pada siswa kelas V SD Negeri 2 Cepokosawit, Sawit, Boyolali tahun
2012/2013.

Kata kunci: jigsaw, hasil belajar, kelas

iii

A. PENDAHULUAN

Kegiatan belajar mengajar untuk pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
harus diarahkan kepada proses mencari dan menemukan, bukan memberikan
materi supaya dihafal oleh siswa. Pembelajaran harus bisa mendorong dan
menumbuhkan minat belajar siswa sehingga menjadi aktif. Siswa dimotivasi
untuk bisa mengeluarkan ide/ gagasan yang ada pada dirinya, sehingga akan
tercipta suatu kreativitas. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa (PP No 19/2005: SNP,
pasal 19, ayat 1 ).
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar harus diarahkan pembelajaran
yang dapat memupuk dan mengembangkan kreativitas dan sikap ilmiah dan
dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi, karena IPA sebagai produk
dan sebagai proses. Pembelajaran IPA bukanlah sekedar memberikan informasi
pada siswa tetapi lebih menekankan kepada pencarian dan penemuan fakta,
konsep dan prinsip alam sekitar dan alam semesta melalui interaksi secara
ilmiah. Untuk mencapai pola pembelajaran tersebut di atas, maka guru-guru
mata pelajaran IPA harus kreatif dalam memilih model dan metode
pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman kepada siswa dalam

merencanakan dan melakukan kerja ilmiah untuk membentuk sikap ilmiah.
Ketepatan guru dalam memilih suatu metode yang sesuai dengan jenis dan sifat
materi pelajaran akan sangat menentukan keberhasilan belajar.
Berbagai macam model pembelajaran dapat dikembangkan oleh
guru, salah satunya adalah model Jigsaw. Model Jigsaw merupakan model
pembelajaran yang melibatkan peserta didik aktif dalam melakukan
pembelajaran, memberikan keleluasaan kepada siswa untuk mengeluarkan ide/
gagasan, serta memberikan penafsiran serta interpretasi sendiri permasalahan
yang dihadapi. Siswa diarahkan untuk berani mengungkapkan gagasan
sehingga akan termotivasi munculnya suatu kreativitas dari dalam dirinya.

1

Selain itu berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti sendiri selama ini
proses pembelajaran IPA di sekolah dasar jarang/belum menggunakan model
Jigsaw. Hasil belajar/kompetensi belajar merupakan hasil dari suatu usaha
kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah
pengetahuan dan pengalaman yang dipelajari. Hasil belajar dalam proses
belajar dan pembelajaran dapat dipandang sebagai barometer keberhasilan
siswa dalam mengikuti pelajaran tertentu maupun sebagai ukuran keberhasilan

guru dalam melaksanakan proses belajar pembelajaran.
1. Pengertian ModelJigsaw
Ada beberapa metode dalam model pembelajaran kooperatif,di
antaranya adalah model Jigsaw, yang pada hakekatnya melibatkan tugas yang
memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung satu sama lainnya
dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Dalam model pembelajaran ini
siswa akan memiliki persepsi bahwa mereka memiliki tujuan yang sama,
mempunyai tanggung jawab dalam meteri yang dihadapi, saling membagi
tugas dan tanggung jawab yang sama besarnya dalam kelompok, belajar
kepemimpinan sementara mereka mempertanggung jawabkan secara individu
materi yang dibahas dalam kelompok.
Menurut Johnson & Johnson (2002:322)Jigsaw merupakan salah
satu model belajar kooperatif formal. Belajar kooperatif formal merupakan
benntuk belajar kooperatif yang melibatkan siswa untuk bekerja sama dalam
satu periode pelajaran hingga beberapa minggu untuk mencapai tujuan
belajar.
Dari dunia nyata manusia telah diajari menggunakan keragaman
kelompok seperti melalui permainan Jigsaw. Berbagai keahlian yang dimiliki
seseorang mungkin tidak akan menyelesaikan suatu masalah. Dengan
menggabungkan keahlian dan informasi yang dimiliki orang lain, maka

sesuatu yang tidak diperkirakan akan dapat dilakukan. Semua orang dianggap
sebagai penyumbang kesuksesan bersama dalam menyelesaikan masalah.
a.

Penerapan model Jigsaw

2

Menurut

Benny

A.

Pribadi

(2011:91)Langkah-langkah

dalam


menggunakan model pembelajaran Jigsaw dalam proses pembelajaran adalah
sebagai berikut: 1) semua siswa dalam kelas dibagi dalam kelompokkelompok dengan anggota sekitar 5 siswa; 2) setiap kelompok diberi lembar
kegiatan berisi pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan jumlah
anggota kelompoknya, sehingga setiap anggota kelompok berusaha
menjawab satu pertanyaan dan memahaminya betul; 3) anggota kelompok
yang sudah bisa menjawab dan memahami, menjelaskan kepada anggota lain
dalam satu kelompok yang sama; 4) dirumuskan hasil-hasil pemahaman
setiap anggota kelompok dalam bentuk kesimpulan bersama; 5) guru
membimbing diskusi kelompok dan diskusi kelas untuk mendapatkan
kesimpulan akhir; 6) diberikan tes kooperatif sebagai ulangan harian.
b.

Kelebihan dan Kekurangan Model Jigsaw
KelebihanJigsawmenurut menurutBenny A. Pribadi (2011:91)

dibandingkan model yang lain dalam cooperative learning adalah sebagai
berikut :
1) Jigsaw lebih meningkatkan pengetahuan umum dan keterampilan dasar
siswa yang dapat dideskripsikan sebagai berorientasi produk dan dihitung
dengan tes kemampuan standar.

2) Jigsaw

menitikberatkan

pada

penguasaan

materi

meskipun

juga

melibatkan belajar keterampilan interpersonal.
3) Jigsawmenekankan elemen kerjasama dan berbagi (saling bertukar
pengetahuan).
4) Dengan Jigsawsemua materi dapat terselesaikan dalam waktu yang relatif
lebih singkat dibandingkan dengan metode yang lain.
Selain kelebihan tersebut, model Jigsawjuga mempunyai kekurangan, adalah
sebagai berikut :
a) Masalah siswa yang dominan.
b) Masalah siswa yang lambat.
c) Masalah dari siswa pandai yang bosan.

3

B. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Istilah
dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR). Tindakan
tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh
siswa. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Herawati dkk
(2009: 1) PTK adalah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan
bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru atau calon guru yang
memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap system, cara
kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi pembelajaran.
PTK (penelitian tindakan kelas) ialah kegiatan pemecahan masalah
yang dimulai dari perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting),
observasi (observing) dan refleksi (reflecting). PTK bercirikan perbaikan terus
menerus sehingga kepuasan peneliti menjadi tolak ukur berhasilnya
(berhentinya) siklus-siklus tersebut. Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa
kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk
mengulangi kesuksesan atau menguatkan hasil. Tetapi, umumnya kegiatan
yang dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan
dari tindakan pada siklus pertama yang bertujuan untuk memperbaiki
hambatan atau kesulitan yang ditemukan pada siklus pertama. Apabila guru
merasa belum puas terhadap hasil yang diperoleh dari siklus kedua maka guru
dapat melanjutkan kesiklus berikutnya.Data yang

diperoleh dengan cara

observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Menurut Arikunto (dalam Samino dan Saring Marsudi, 2011: 48)
hasil belajar adalah hasil yang dicapai
seseorang setelah melakukan kegiatan
2
belajar dan merupakan penilaian yang dicapai seorang siswa untuk
mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang diajarkan sudah
diterima siswa. Menurut Gunarso (dalam Samino dan Saring Marsudi, 2011:

4

48) Hasil belajar adalah suatu hasil yang dicapai oleh murid sebagai hasil
belajarnya, baik berupa angka maupun huruf serta tidakan.
Pembahasan berisi tentang uraian dan penjelasan mengenai hasil
tindakan kelas. Hal-hal yang dibahas dalam pembahasan adalah sesuatu
yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dan hipotesis tindakan.
Permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah
”Apakah penerapanmodel Jigsawdapat meningkatkan hasil belajar IPA
pada siswa kelas V SD Negeri Cepokosawit II Kecamatan Sawit Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013?”. Hasil penelitian yang dilakukan
secara kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas V menunjukkan bahwa
dalam proses pembelajaran IPA melalui penerapan model Jigsaw telah
meningkat hasil belajar siswa.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran IPA, guru harus bisa
menentukan strategi pembelajaran yang tepat, model Jigsaw merupakan
suatu pendekatan yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran alat
pernapasan. Jigsaw merupakan salah satu model belajar kooperatif formal.
Belajar kooperatif formal merupakan bentuk belajar kooperatif yang
melibatkan siswa untuk bekerja sama dalam satu periode pelajaran hingga
beberapa minggu untuk mencapai tujuan belajar. Siswa mengerjakan tugas
dan latihan tertentu (Johnson & Johnson 2002:322). Dari pendapat tersebut
maka pendekatan Jigsaw merupakan pendekatan pembelajaran nyata serta
sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa maka siswa menjadi tertarik dan
termotivasi belajar sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Kelebihan
Jigsaw menurut menurut Benny A. Pribadi (2011:91) salah satunya adalah
Jigsaw menekankan elemen kerjasama dan berbagi (saling bertukar
pengetahuan). Hal ini dibuktikan dengan kerjasama yang aktif antara murid
yang pandai dan murid yang kurang.
Hal

ini

sejalan

dengan

penelitian

yang

dilakukan

oleh

Utaminingsih, Murni, S. Pd (2012), dengan judul Peningkatan Pemahaman
dan Hasil Belajar melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Jigsaw pada Pembelajaran IPA Materi kelas V SDN 01 Nglegok Kecamatan

5

Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011. Dalam
penelitiannya Utaminingsih, Murni ingin mengetahui seberapa jauh
penerapan pemahaman dan hasil belajar IPA dapat ditingkatkan melalui
model pembelajaran Jigsaw di SD. Hasil penelitian

penerapan

menyimpulkan bahwa model pembelajaran Jigsaw dalam pembelajaran IPA
pada siswa kelas V SD V SDN 01 Nglegok Kecamatan Ngargoyoso
Kabupaten

Karanganyar

Tahun

Pelajaran

2010/2011

mengalami

peningkatan. Jadi penerapan pendekatan pembelajaran Jigsaw dalam
penelitian ini menunjukkan keberhasilan. Penelitian yang dilakukan oleh
Utaminingsih, Murni, S. Pd sangat relevan, relevansinya terletak pada
tepatnya pemilihan pendekatan pembelajaran yang digunakan, yaitu
menggunakan pendekatan Jigsaw.
Meningkatnya kemampuan hasil belajar IPA dapat dilihat dari
kemampuan siswa untuk menyelesaikan hasil tes setelah tindakan. Siswa
dikatakan tuntas jika dapat memperoleh nilai diatas KKM ≥ 70. Pada waktu

sebelum tindakan siswa yang dikatakan tuntas sebanyak 7 siswa (54%),
pada siklus I siswa yang dikatakan tuntas sebanyak 9 siswa (69%) dan pada
siklus II sebanyak 11 siswa (84,61%) .
Selain itu siswa yang memperoleh nilai di atas nilai rata-rata juga
meningkat. Pada waktu sebelum tindakan nilai rata-rata kelas adalah 68,8
dan siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata sebanyak 7 siswa (54%),
pada siklus I pertemuan pertama nilai rata-rata kelas adalah 73,84 dan pada
pertemuan kedua nilai rata-rata kelas adalah 74,23, dan siswa yang
memperoleh nilai di atas rata-rata sebanyak 9 siswa (69%), pada siklus II
nilai rata-rata kelas adalah 84,61 dan siswa yang memperoleh nilai di atas
rata-rata sebanyak 11 siswa (84,61%). Dilihat dari deskripsi data, tindak
mengajar yang dilakukan oleh guru selama pelaksanaan menunjukan bahwa
guru telah melaksanakan pembelajaran dengan model Jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Cepokosawit tahun
ajaran 2012/2013.
Hasil penelitian secara keseluruhan dari tindakan siklus I dan

6

siklus II penerapan model Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA
materi alat pernapasan pada manusia dan hewan pada siswa kelas V SD
Negeri Cepokosawit II Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya peningkatan hsil belajar IPA yang mampu

mencapai KKM ≥ 70. Dengan demikian, hasil penelitian tersebut dapat
menjawab masalah diatas.
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, hipotesis yang menyatakan
bahwa “Menerapkan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil
belajarpada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cepokosawit II tahun
2012/2013. Dapat diterima kebenarannya.

D. SIMPULAN
1. Hasil dari penelitian ini adalah dengan penerapan model Jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD N Cepokosawit II
Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/ 2012. Hal ini
dilihat dari ketuntasan belajar siswa yang mendapat nilai lebih dari 70 dan
siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata.
a. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah sebagai berikut:
Pada siklus I pertemuan pertama sebanyak 9 siswa (69%) dari 13 siswa,
dan pada pertemuan kedua sebanyak 9 siswa (69%) dari 13 siswa, siklus
II sebanyak 11 siswa (84,61 %) dari 13 siswa.
b. Jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas nilai rata-rata juga
meningkat. Pada siklus I pertemuan pertama nilai rata-rata kelas adalah
73,84, dan pada pertemuan kedua sedikit meningkat denga nilai rata-rata
kelas 74,23, dan siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rat sebanyak 9
siswa (69%), pada siklus II nilai rata-rata kelas adalah 84,61 dan siswa
yang memperoleh nilai di atas rata-rata sebanyak 11 siswa (84,61 %).
2. Hipotesis yang berbunyi “Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di
atas, maka pada penelitian ini, hipotesis tindakan yang diajukan adalah
“Menerapkan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil

7

belajarpada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cepokosawit II tahun
2012/2013”. Dengan demikian hipotesis diterima.

8

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayat,(2004 : 8) Teori Pembelajaran. Semarang : Universitas Negeri Semarang
Press.
Johnson

and

Johnson. 1994.

An

Overview

of

Cooparetive

Learning.

http://www.co-operation.org/pages/overviewpaper.html diunduh tanggal
20 Oktober 2012.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.
Pribadi, Beny A.2011.Model Assure untuk Mendesain Pembelajaran Sukses.
Jakarta :Dian Rakyat.
Samino dan Saring Marsudi, 2011. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta: Fairuz
Media.
Srini M. Iskandar (2001: 2) Pendidikan IPA II. Jakarta ; Depdikbub. Dirjen Dikti
Proyek Pembinaan Tenaga Kerja.

9

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V A SD NEGERI 10 METRO TIMUR

6 61 50

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 CANDIMAS NATAR

0 20 69

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 TRIMULYO KECAMATAN TANJUNG BINTANG TAHUN 2012/2013.

0 6 44

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI TANAH MELALUI PENDEKATAN CTL IPA PADA SISWA KELAS V SD 1 JEPANG

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas V SD Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas V SD Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 66

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Karanggondang 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Karanggondang 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014

0 0 47

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Karanggondang 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Karanggondang 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014

0 2 78