ANALISIS EFEKTIVITAS JALUR EKSPEKTASI INFLASI DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA : PENDEKATAN VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR).
ABSTRAK
NURITA HUTAGALUNG, Analisis Efektifitas Jalur Ekspektasi Inflasi dalam
Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia : Pendekatan Vector
Autoregressive (VAR). Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2012.
Ekspektasi inflasi memainkan peran penting dalam pembentukan inflasi
sebagai konsekuensi logis dari aktivitas perekonomian suatu negara. Keputusan
ekonomi suatu rumah tangga, perusahaan, atau pembuat kebijakan sangat
tergantung pada bagaimana ekspektasi mereka terhadap kondisi ekonomi
mendatang. Ekspektasi inflasi menjadi salah satu landasan utama kebanyakan
agen ekonomi dalam menetapkan harga dan upah yang pada akhirnya
mempengaruhi keputusan konsumsi dan investasi. Sehubungan dengan itu tujuan
penelitian adalah untuk melihat efektifitas jalur ekspektasi inflasi dengan
menganalisis kejutatan acak (shock) dan kontribusi masing-masing variabel
terhadap perubahan variabel lainnya.
Pengumpulan data diperoleh dari data sekunder yaitu data jumlah uang
beredar (JUB), non perfomance loan (NPL), deposito perbankan, kredit
perbankan, ekspektasi inflasi, PDB dan Investasi triwulan 1 tahun 2005 sampai
dengan triwulan 4 tahun 2011. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model ekonometrika dengan metode Vector Autoregression (VAR) Impulse
Response Funtion (IRF) dan Variance Decomposition (VD) yang sebelumnya
diuji dengan menggunakan uji stasioner, uji kointegrasi, dan uji lap optimal.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) seluruh variabel saling
memberikan kejutan acak terhadap variabel lainnya sehingga mencapai
keseimbangan jangka panjang. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil estimasi uji
IRF pada setiap variabel, (2) semua variabel saling berkontribusi terhadap variabel
lainnya yang ditunjukkan dengan hasil estimasi uji VD. Dari hasil estimasi dapat
disimpulkan ekspektasi inflasi mempengaruhi sasaran kebijakan moneter yaitu
inflasi.
Kata Kunci : Jalur Ekpektasi Inflasi, Kebijakan Moneter, Uji IRF, UJI Variance
Decompositin.
i
ABSTRACT
NURITA Hutagalung, Effectiveness Analysis of Path Inflation Expectations in
Monetary Policy Transmission Mechanism in Indonesia: Approach Vector
Autoregressive (VAR). Graduate Program, State University of Medan, 2012.
Inflation expectations play an important role in the formation of inflation
as a logical consequence of a country's economic activity. The economic decisions
of households, firms, or policy makers depends on how their expectations of
future economic conditions. Inflation expectations become one of the main
runway most of the economic agents in setting prices and wages, which in turn
affect consumption and investment decisions. In connection with the purpose of
research is to look at the effectiveness of the path of inflation expectations by
analyzing random kejutatan (shock) and the contribution of each variable to
changes in other variables.
The collection of data obtained from secondary data is data in the money
supply (JUB), non perfomance loan (NPL), bank deposits, bank credit, inflation
expectations, GDP and Investment in 2005 quarter 1 to quarter 4 of 2011. The
model used in this study is the method of econometric models Vector
Autoregression (VAR) Impulse Response Funtion (IRF) and Variance
Decomposition (VD) that were previously tested using the stationary test,
cointegration test, and test the optimum lag.
The results of this study concluded that (1) all gave each other a variable
random shocks to other variables so as to achieve long-term equilibrium. This is
shown by the results of the estimated IRF test on each variable, (2) all variables
other variables contribute to each other as indicated by the results of estimation of
VD test. From the estimation results can be summed up in inflation expectations
that monetary policy affects inflation.
Keywords: Path Inflation Expectations, Monetary Policy, IRF Test, Decompositin
Variance Test.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
berkat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam menuntut ilmu
dan menyelesaikan penelitian tesis ini yang berjudul “Analisis Efektifitas Jalur
Ekspektasi Inflasi Dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di
Indonesia : Pendekatan Vector Autoregressive (VAR)”.
Selama melaksanakan penelitian dan penelitian tesis ini penulis banyak
mendapat bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang, selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi,
sekaligus selaku Penguji.
4. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, sekaligus selaku
Pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berharga
bagi penulis.
5. Bapak Dr. Joni Manurung. selaku Pembimbing I, yang telah banyak
memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis.
6. Bapak Dr. Arwansyah, M.Si dan Dr M Yusuf Harahap, M.Si selaku Penguji.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen program Studi Ilmu Ekonomi yang telah
banyak memberikan ilmu dan pengetahuan selama menempuh pendidikan di
Program Sekolah Pascasarjana Unimed.
iii
8. Ayahanda Alm Akhir Hutagalung dan Ibunda Tiolia Sarumpaet yang sangat
saya cintai terimakasih atas investasi tulus semua ini, doa yang mengalir tanpa
henti, semangat pantang menyerah untuk menjalani pendidikan setinggitingginya;
serta
saudara-saudaraq
tersayang
Bertua
Uli
Hutagalung
(Abangku), Basanti Hutagalung (Kakakku), Harry Hutagalung (Adikku),
Rosdina Hutagalung (Adikku), Boi Rotua Hutagalung (Adikku), dan Andri
Adi Hutagalung (Adikku) yang selalu setia memberikan dukungan, doa yang
tulus, semangat terus berkobar, ketegaran menjalani cobaan, ketenangan
dimasa-masa sulit dan tawa keceriaan yang selalu hadir ditengah-tengah
keluarga.
9. Rekan-rekan mahasiswa angkatan X1 Program Studi Ilmu Ekonomi Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah menjalin keakraban
bersama, suka duka, dukungan dan semangatnya selama menjalani
perkuliahan ini.
Penulis masih mengharapkan masukan maupun kritikan yang membangun
dalam penelitian tesis ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa karya belumlah
sempurna, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan,
pemerintahan dan masyarakat.
Medan,
Penulis
30 Agustus 2012
Nurita Hutagalung
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................
i
DAFTAR ISI .............................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ....................................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
1
1.1
Latar Belakang...........................................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah .....................................................................................
10
1.3
Tujuan Penelitian .......................................................................................
12
1.4
Manfaat Penelitian .....................................................................................
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................
15
2.1
Pengertian Kebijakan Moneter ...................................................................
15
2.2
Instrumen-Instrumen Kebijakan Moneter ..................................................
17
2.3
Indikator dan Respon Kebijakan Moneter .................................................
20
2.4
Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter ................................................
24
2.5
Tahapan Transmisi Moneter.......................................................................
27
2.6
Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Ekspektasi Inflasi ..........
30
2.7
Hubungan antar Variabel ..........................................................................
33
2.8
Penelitian Terdahulu .................................................................................
36
i
2.9
Kerangka Pemikiran ...................................................................................
38
2.10 Hipotesis .....................................................................................................
38
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................
41
3.1
Ruang Lingkup Penelitian .........................................................................
41
3.2
Jenis dan Sumber Data ..............................................................................
41
3.3
Model Analisis...........................................................................................
41
3.4
Metode Pengujian Hasil Penaksiran ..........................................................
41
3.5
Defenisi Operasional .................................................................................
48
BAB IV HASIL PENELITIAN ...............................................................................
50
4.1.
Deskripsi Data Penelitian ..........................................................................
50
4.2.
Hasil Uji Model Penelitian ........................................................................
70
4.3.
Hasil Analisis Data ....................................................................................
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................
105
5.1.
Kesimpulan ................................................................................................
105
5.2.
Saran ..........................................................................................................
107
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
108
LAMPIRAN ..............................................................................................................
111
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Perkembangan Inflasi Di Indonesia ..................................................
6
Gambar 1.2
Ekspektasi Inflasi - Consensus Forecast ..........................................
7
Gambar 1.3
Perkembangan rata-rata nilai tukar rupiah ........................................
8
Gambar 2.1
Mekanisme bekerjanya transmisi kebijakan moneter .......................
24
Gambar 2.2
Skema mekanisme Kebijakan Moneter Jalur Ekspektasi Inflasi ......
33
Gambar 4.1
Grafik Perkembangan Jumlah Uang Beredar (JUB) .........................
56
Gambar 4.2
Grafik Perkembangan Non Performance Loan (NPL) ......................
58
Gambar 4.3
Grafik Perkembangan Deposito Perbankan (DEPO) ........................
60
Gambar 4.4
Grafik Perkembangan Kredit Perbankan (KRDT) ............................
63
Gambar 4.5
Grafik Perkembangan Ekspektasi Inflasi (EInf) ...............................
66
Gambar 4.6
Grafik Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) .....................
67
Gambar 4.7
Grafik Perkembangan Investasi (INV) ..............................................
69
Gambar 4.8
Grafik IRF Jumlah Uang Beredar .....................................................
79
Gambar 4.9
Grafik IRF Non Performance Loan ...................................................
81
Gambar 4.10
Grafik IRF Deposito Perbankan ........................................................
83
Gambar 4.11
Grafik IRF Kredit Perbankan ............................................................
86
Gambar 4.12
Grafik IRF Ekspektasi Inflasi ............................................................
88
Gambar 4.13
Grafik IRF Produk Domestik Bruto ..................................................
89
Gambar 4.14
Grafik IRF Investasi ..........................................................................
91
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Pertumbuhan PDB menurut penggunaan ..............................................
5
Tabel 4.1
Perkembangan Jumlah Uang Beredar (JUB) ........................................
56
Tabel 4.2
Perkembangan Non Performance Loan (NPL) .....................................
58
Tabel 4.3
Perkembangan Deposito Perbankan (DEPO) .......................................
60
Tabel 4.4
Perkembangan Kredit Perbankan (KRDT) ...........................................
62
Tabel 4.5
Perkembangan Ekspektasi Inflasi (EInf) ..............................................
65
Tabel 4.6
Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) ....................................
67
Tabel 4.7
Perkembangan Investasi (INV) .............................................................
69
Tabel 4.8
Hasil Uji Stasioner ................................................................................
71
Tabel 4.9
Hasil Uji Kointegrasi ............................................................................
71
Tabel 4.10
Hasil Uji Lag Optimal ...........................................................................
74
Tabel 4.11
Hasil Uji Stabilitas VAR .......................................................................
74
Tabel 4.12
Vector Auto Regression Estimates .......................................................
74
Tabel 4.13
VAR Model dan VAR Model substituted coeficiant ............................
75
Tabel 4.14
IRF Jumlah Uang Beredar....................................................................
78
Tabel 4.15
IRF Non Performance Loan .................................................................
80
Tabel 4.16
IRF Deposito Perbankan .......................................................................
82
Tabel 4.17
IRF Kredit Perbankan ...........................................................................
84
Tabel 4.18
IRF Ekspektasi Inflasi ...........................................................................
86
Tabel 4.19
IRF Produk Domestik Bruto .................................................................
89
Tabel 4.20
IRF Investasi .........................................................................................
90
Tabel 4.21
Variance Decomposition Jumlah Uang Beredar ...................................
93
iv
Tabel 4.22
Variance Decomposition Non Performance Loan ................................
95
Tabel 4.23
Variance Decomposition Deposito Perbankan .....................................
97
Tabel 4.24
Variance Decomposition Kredit Perbankan ..........................................
99
Tabel 4.25
Variance Decomposition Ekspektasi Inflasi .........................................
100
Tabel 4.26
Variance Decomposition Produk Domestik Bruto................................
101
Tabel 4.27
IRF Investasi .........................................................................................
102
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Uji Stasioner ..............................................................................................
110
Lampiran Uji Kointegrasi ..........................................................................................
120
Lampiran Uji Penentuan Lag Optimal .......................................................................
121
Lampiran VAR Model dan VAR substitution Coefisien ...........................................
122
Lampiran Uji Stabilitas VAR .....................................................................................
123
Lampiran Uji Vector Autoregression .........................................................................
124
Lampiran Uji Impulse Response Funtion ..................................................................
125
Lampiran Uji Variance Decomposition .....................................................................
131
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kestabilan perekonomian suatu negara akan selalu menjadi priotitas yang
ingin dicapai, karena dengan stabilitas ekonomi akan menciptakan suasana
kondusif dalam kegiatan perekonomian. Kestabilan ekonomi ini dapat diukur
dengan melihat stabilitas makro ekonomi yang ada. Namun, stabilitas makro
ekonomi ini sangat rentan terhadap perubahan. Apabila terjadi guncangan dalam
suatu variabel ekonomi akan berdampak pada variabel yang lain dan keadaan ini
meenjadikan fluktuasi dalam makro ekonomi. Bila fluktuasi yang terjadi relatif
kecil dan waktu mencapai keseimbangan jangka panjang relatif tidak lama, maka
dapat
dikatakan
kondisi
makro
ekonomi
relatif
stabil.
Perkembangan
perekonomian suatu negara dapat dikatakan sedang meningkat atau menurun
dilihat dari beberapa indikator dasar makro ekonominya, diantaranya suku bunga,
jumlah uang beredar, inflasi, nilai tukar dan pengangguran.
Tingkat inflasi ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran
terhadap barang dan jasa yang mencerminkan perilaku para pelaku pasar atau
masyarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat tersebut
adalah ekspektasi terhadap inflasi di masa yang akan datang. Ekspektasi inflasi
yang tinggi akan mendorong masyarakat untuk mengalihkan aset finansial yang
dimilikinya menjadi asset riil, seperti tanah, rumah, dan barang-barang konsumsi
lainnya. Begitu juga sebaliknya ekspektasi inflasi yang rendah akan memberikan
insentif terhadap masyarakat untuk menabung serta melakukan investasi pada
1
sektor-sektor produktif. Menurut Laksmono (2001:30), beberapa penelitian di
Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya juga telah menemukan hubungan
yang dekat antara suku bunga dengan proyeksi perubahan inflasi.
Ekspektasi inflasi memainkan peran penting dalam pembentukan inflasi
sebagai konsekuensi logis dari aktivitas perekonomian suatu negara. Keputusan
ekonomi suatu rumah tangga, perusahaan, atau pembuat kebijakan sangat
tergantung pada bagaimana ekspektasi mereka terhadap kondisi ekonomi
mendatang. Ekspektasi inflasi menjadi salah satu landasan utama kebanyakan
agen ekonomi dalam menetapkan harga dan upah yang pada akhirnya
mempengaruhi keputusan konsumsi dan investasi.
Hutabarat (2005:25), dengan menggunakan model makroekonomi SSMX
(Small-Scale Macroeconomic model extended) menemukan bahwa ekspektasi
inflasi masyarakat Indonesia pada periode 1999-2004 sangat mendominasi
pembentukan inflasi dibandingkan variable ekonomi lainnya seperti output gap,
administered price, supply shocks,
dan nilai tukar. Selain itu, berdasarkan
dekomposisi inflasi di Indonesia pada tahun 2007, Bank Indonesia (2008:5)
mendapati bahwa ekspektasi inflasi memiliki porsi 56,8%. Angka ini jauh di atas
persentase variable volatile foods, output gap, supply shocks, dan nilai tukar.
Jadi, tidaklah mengherankan apabila ekspektasi inflasi menjadi bagian yang
penting untuk diperhitungkan dalam memperkirakan inflasi mendatang.
Ekspektasi inflasi dapat dibentuk diantaranya melalui pengumuman
kepada publik mengenai target inflasi yang hendak dicapai
dalam beberapa
periode ke depan serta kebijakan yang diambil bank sentral dalam pencapaian
target tersebut. Jika Bank sentral sangat kredibel di mata agen ekonomi, maka
2
agen ekonomi sangat percaya bahwa bank sentral akan melakukan tindakan yang
tepat dalam mengendalikan inflasi ketika inflasi mulai bergerak menjauh dari
sasaran inflasi yang ditetapkan. Dalam situasi tersebut, ekspektasi inflasi mereka
tidak akan bergerak liar, namun terpatri pada tingkat yang sesuai dengan tujuan
Bank Sentral dalam menjaga stabilitas harga. Penetapan harga dan upah
cenderung mengikuti koridor target inflasi yang ditetapkan bank sentral dan
kurang responsif terhadap fluktuasi inflasi sesaat. Hal ini sangat membantu bank
sentral, karena otoritas moneter dapat mengabaikan volatilitas harga jangka
pendek dan lebih cenderung mengambil pendekatan jangka menengah-panjang
dalam mengendalikan inflasi.
Sebaliknya, menjaga stabilitas harga menjadi lebih sulit jika Bank Sentral
tidak kredibel di mata agen ekonomi. Dalam situasi seperti itu, wajar apabila
dalam banyak kesempatan ekspektasi inflasi masyarakat tidak sesuai dengan
tujuan kebijakan moneter. Masyarakat acapkali mendiskon kebijakan moneter,
disebabkan ketidakkonsistenan Bank Sentral terhadap kebijakannya di masa lalu.
Keinginan
Bank
Sentral
untuk
menstabilkan
harga
seringkali
bertumbukan dengan ekspektasi inflasi masyarakat yang cenderung tinggi dan tak
bergeming terhadap kebijakan moneter. Anglingkusumo dan Wuryandani
(2003:78) menemukan bukti bahwa variabel kredibilitas kebijakan disinflasi
pemerintah merupakan determinan utama dalam pembentukan ekspektasi inflasi.
Dalam banyak situasi, ekspektasi inflasi masyarakat yang tinggi ini dapat
direfleksikan dalam bentuk permintaan upah dan harga yang tinggi, dan bahkan
pada suatu saat tertentu masyarakat cenderung mempercepat keputusan belanja
konsumsinya, sehingga pada akhirnya menambah tekanan inflasi. Mengendalikan
3
inflasi dalam situasi yang demikian mendorong Bank Sentral untuk menelurkan
kebijakan moneter yang lebih agresif untuk meyakinkan para penentu harga dan
upah yang skeptis bahwa tingkat harga akan stabil.
Banyak harapan yang diungkapkan oleh masyarakat Indonesia di tahun
2012. Di bidang ekonomi semua masyarakat tentunya berharap akan tercapainya
kesejahteraan yang lebih baik, harga-harga yang tidak terinflasi dan terbukanya
lapangan pekerjaan. Karena itu, memprediksi bagaimana prospek ekonomi
Indonesia di tahun 2012 ini menjadi sangat penting untuk menilai dan
menentukan bagaimana roda ekonomi Indonesia ini berputar.
Sikap optimisme
akan kondisi ekonomi Indonesia yang lebih baik pada tahun 2012 nanti juga
diungkapkan oleh pemerintah dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI beberapa
waktu lalu tentang asumsi makro RAPBN 2012, pemerintah memberikan sinyal
positif tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintah memasang target
optimis pertumbuhan ekonomi 6,5-6,9%, inflasi 3,5-5,5%, nilai tukar Rp 9.0009.300 per dolar AS, suku bunga SPN 3 bulan 5,5- 7,5%,.
Perekonomian Indonesia tahun 2010 tumbuh lebih tinggi dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan PDB 2010 mencapai 6,1%, meningkat
dari 4,6% pada tahun 2009. Di sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan
ekonomi didukung oleh kinerja ekspor dan investasi yang tumbuh tinggi, disertai
konsumsi rumah tangga yang tetap kuat. Kenaikan harga komoditas internasional
turut
menunjang
tingginya
pertumbuhan
ekspor
nasional.
Selain
itu,
meningkatnya kinerja ekspor juga diikuti oleh lebih terdiversifikasinya komoditas
ekspor dan lebih besarnya peran negara-negara emerging market sebagai pasar
tujuan ekspor Indonesia. Permintaan eksternal dan domestik yang kuat
4
berpengaruh positif bagi optimisme pelaku usaha terhadap prospek perekonomian
sehingga pada akhirnya mendorong kinerja investasi tumbuh meningkat.
Sementara itu, konsumsi rumah tangga yang tetap kuat ditopang oleh daya beli
masyarakat yang terjaga didukung meningkatnya peran pembiayaan lembaga
keuangan. Tingginya permintaan domestik dan eksternal pada gilirannya
berdampak pada tingginya pertumbuhan impor hingga melebihi pertumbuhan
ekspor. (tabel 1)
Tabel 1.1
Pertumbuhan PDB Menurut Penggunaan
Komponen
Konsumsi
Konsumsi
2007
2009*
2008
2009
I
II
III
IV
persen
2010**
2010
I
II
III
IV
4,9
5,9
7,2
6,2
5,4
6,1
6,2
2,7
3,4
5,1
4,9
4,0
5,0
5,3
6,0
4,8
4,7
4,0
4,9
3,9
5,0
5,2
4,4
4,6
3,9
10,4
18,8
16,3
9,8
18,0
15,7
-7,6
-7,3
4,8
7,3
0,3
9,3
11,9
3,5
2,3
3,2
4,1
3,3
8,0
8,0
9,2
8,7
8,5
11,9
25,4
-4,4
-7,8
-8,2
-6,4
-6,7
10,2
10,6
16,6
14,7
13,1
8,5
7,5
6,3
6,1
7,7
8,1
7,1
7,3
7,2
6,8
6,7
7,0
6,5
7,6
5,3
9,4
25,2
10,9
12,5
12,1
2,0
1,4
13,7
7,5
8,5
9,5
-18,7
-15,5
-7,8
3,7
-9,7
20,0
14,6
9,6
16,1
14,9
9,1
10,0
-24,4
-21,0
-14,7
1,6
-15,0
22,6
18,4
12,2
16,9
17,3
6,3
6,3
4,6
4,2
4,2
5,4
4,6
5,6
6,1
5,8
6,9
6,1
Rumah Tangga
Konsumsi
Pemerintah
Pembentukan
Modal Tetap Bruto
Investasi Non
Bangunan
Investasi
Bangunan
Ekspor Neto
Ekspor Barang
dan Jasa
Impor Barang dan
Jasa
Produk Domestik
Bruto
Sumber BPS
*angka sementara ** angka sangat sementara
Inflasi IHK pada November 2011 meningkat dibandingkan dengan bulan
sebelumnya, namun secara tahunan tekanan inflasi masih berada pada tren yang
menurun. Inflasi IHK tercatat sebesar 0,34% (mtm) atau 4,15% (yoy), setelah
bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar -0,12% (mtm) atau 4,42% (yoy).
5
Sumber tekanan inflasi pada bulan laporan berasal dari kelompok volatile food
terkait dengan pola musiman paceklik dan masuknya musim penghujan. Kenaikan
inflasi volatile food terutama masih terjadi di Jawa dan Jakarta antara lain karena
inflasi beras yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain. Namun
tingginya impor pangan, termasuk impor beras, turut meredam akselerasi
kenaikan harga pada bulan laporan.
Sumber: BI laporan triwulan IV 2011
Gambar 1.1
Perkembangan Inflasi di Indonesia
Tekanan inflasi inti masih cukup moderat ditopang oleh kondisi
permintaan-penawaran domestik yang masih kondusif dan ekspektasi yang kian
membaik, walaupun terdapat tekanan eksternal yang terutama bersumber dari
kenaikan harga emas dan melemahnya nilai tukar. Sementara itu, tekanan inflasi
dari kelompok administered prices relatif rendah karena tidak adanya kebijakan
pemerintah menyangkut harga di sepanjang bulan laporan. Dengan perkembangan
tersebut, laju inflasi tahun kalender mencapai 3,20% (ytd).
6
Ekspektasi inflasi berada dalam tren yang membaik. Hal tersebut tercermin
dari hasil survei Consensus Forecast bulan November 2011 yang menunjukkan
ekspektasi inflasi tahun 2011 dan 2012 menurun dari 5,50% menjadi 5,40% di
tahun 2011 dan 5,70% menjadi 5,30% di tahun berikutnya, seperti ditunjukkan
pada gambar 2.
Sumber: BI laporan tw 4 2011
Gambar 1.2
Ekspektasi Inflasi – Consensus Forecast
Seiring dengan meningkatnya risiko berlanjutnya perlambatan ekonomi
dunia, rupiah mengalami tekanan depresiasi selama triwulan IV 2011. Berbagai
sentimen negatif selama triwulan laporan sempat menurunkan minat investor
global terhadap pasar keuangan
emerging markets. Secara rata-rata, rupiah
melemah 3,74% (qtq) ke level Rp8.933 per dolar AS (Gambar 3) sementara secara
point-to-point rupiah mencatatkan depresiasi sebesar 3,51% (qtq) dan ditutup pada
level Rp9.110 per dolar AS. Secara keseluruhan tahun 2011, nilai tukar rupiah
secara rata-rata mengalami apresiasi sebesar 3,87% (ytd) ke level Rp8.742 dari
7
Rp9.080 per dolar AS pada akhir tahun sebelumnya. Namun, secara point-to-point
rupiah ditutup pada level Rp9.110 per dolar AS atau terdepresiasi sebesar 1,10%
dari level akhir tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp9.010 per dolar AS.
Pelemahan tersebut relatif sejalan dengan pergerakan nilai tukar kawasan yang
secara rata-rata juga terkoreksi, kecuali Yen Jepang.
Mekanisme transmisi kebijakan moneter, pada dasarnya menggambarkan
bagaimana kebijakan moneter yang ditempuh Bank Sentral dalam mempengaruhi
berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan sehingga pada akhirnya mencapai
tujuan akhir yang ditetapkan. Efektivitas kebijakan moneter sangat tergantung
pada mekanisme transmisinya, maka dari itu penelitian mengenai efektivitas jalurjalur dalam mekanisme transmisi moneter sangat menarik untuk dilakukan.
Sumber: BI laporan tw 4 2011
Gambar 1.3
Perkembangan Rata-Rata Nilai Tukar Rupiah
Mekanisme bekerjanya perubahan BI Rate sampai mempengaruhi inflasi
tersebut sering disebut sebagai mekanisme transmisi kebijakan moneter.
Mekanisme ini menggambarkan tindakan Bank Indonesia melalui perubahan-
8
perubahan instrumen moneter dan target operasionalnya mempengaruhi berbagai
variabel ekonomi dan keuangan sebelum akhirnya berpengaruh ke tujuan akhir
inflasi. Mekanisme tersebut terjadi melalui interaksi antara Bank Sentral,
perbankan dan sektor keuangan, serta sektor riil. Perubahan BI Rate
mempengaruhi inflasi melalui berbagai jalur, diantaranya jalur suku bunga, jalur
kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur ekspektasi.
Sejatinya, penelitian mekanisme transmisi kebijakan moneter menjelaskan
mengenai bagaimana perubahan dalam instrumen kebijakan moneter dapat
mempengaruhi variabel makroekonomi lainnya hingga terwujudnya sasaran akhir
kebijakan moneter. Seberapa besar pengaruhnya terhadap harga dan kegiatan di
sektor riil, semuanya sangat tergantung dari perilaku atau respons perbankan dan
dunia usaha lainnya terhadap perubahan instrumen kebijakan moneter itu sendiri.
Dampak perubahan suku bunga kepada kegiatan ekonomi juga
mempengaruhi ekspektasi publik akan inflasi (jalur ekspektasi). Penurunan suku
bunga yang diperkirakan akan mendorong aktifitas ekonomi dan pada akhirnya
inflasi mendorong pekerja untuk mengantisipasi kenaikan inflasi dengan meminta
upah yang lebih tinggi. Upah ini pada akhirnya akan dibebankan oleh produsen
kepada konsumen melalui kenaikan harga.
Faktor ketidakpastian dan kecenderungan-kecenderungan baru yang
dimaksud mencakup, pertama, studi empiris tentang jalur-jalur mekanisme
transmisi kebijakan moneter di Indonesia yang telah dikemukakan sebelumnya
belum sampai pada kesimpulan final mengenai jalur-jalur apa yang paling efektif
dalam
mewujudkan
sasaran
akhir
kebijakan
moneter.
Kedua,
adanya
kecenderungan-kecenderungan baru, baik yang terjadi di sektor moneter maupun
9
di sektor riil, antara lain: (a). Jika sektor keuangan semakin berkembang dengan
baik yang ditandai dengan efektifnya fungsi intermediasi perbankan, maka
transmisi Jalur Suku Bunga akan semakin efektif dibandingkan dengan jalur-jalur
lainnya, misalnya jalur uang. (b). Seiring dengan stabilnya nilai tukar, maka
transmisi Jalur Nilai Tukar akan semakin efektif dan (c). Jalur Ekspektasi Inflasi
akan semakin efektif seiring dengan semakin kredibelnya kebijakan moneter.
Meskipun telah banyak dilakukan studi mengenai peranan mekanisme
transmisi kebijakan moneter adalah studi yang menyangkut efektivitas mekanisme
transmisi kebijakan moneter baik secara parsial maupun terintegrasi, namun
karena adanya faktor ketidakpastian dan kecenderungan-kecenderungan baru yang
dapat mempengaruhi mekanisme transmisi kebijakan moneter, maka penelitian
lanjutan untuk masalah tersebut tetap relevan untuk dilakukan.
Sehubungan dengan ini dalam penelitian ini akan di analisis efektifitas
jalur ekspektasi inflasi dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter di
Indonesia pendekatan: vector autoregression (VAR).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini
adalah:
1. Berapakah besar decomposition (kontribusi) Jumlah Uang Beredar merespons
adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu Jumlah Uang Beredar, non
performance loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan, ekspektasi
Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir kebijakan
moneter?
10
2. Berapakah besar decomposition (kontribusi) non performance loan (NPL)
merespons adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang
beredar, non performance loan (NPL) ,deposito perbankan, kredit perbankan,
ekspektasi Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir
kebijakan moneter?
3. Berapakah besar decomposition (kontribusi) deposito perbankan merespons
adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang beredar, non
performance loan (NPL) , deposito perbankan, kredit perbankan, ekspektasi
Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir kebijakan
moneter?
4. Berapakah besar decomposition (kontribusi) kredit perbankan merespons
adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang beredar, non
performance loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan, ekspektasi
Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir kebijakan
moneter?
5. Berapakah besar decomposition (kontribusi) ekspektasi Inflasi merespons
adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang beredar, non
performance loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan, ekspektasi
Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir kebijakan
moneter?
6. Berapakah besar decomposition (kontribusi) PDB merespons adanya shock
instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang beredar, non performance
loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan, ekspektasi Inflasi, PDB
dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir kebijakan moneter?
11
7. Berapakah besar decomposition (kontribusi) Investasi merespons adanya
shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang beredar, non
performance loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan, ekspektasi
Inflasi, PDB dan Investasi, hingga terwujudnya sasaran akhir kebijakan
moneter?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian analisis
efektifitas jalur ekspektasi inflasi adalah
1. Untuk mengetahui besar decomposition (kontribusi) Jumlah Uang Beredar
merespons adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu Jumlah Uang
Beredar, non performance loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan,
ekspektasi Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir
kebijakan moneter?
2. Untuk mengetahui besar decomposition (kontribusi) non performance loan
(NPL) merespons adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah
uang beredar, non performance loan (NPL) ,deposito perbankan, kredit
perbankan, ekspektasi Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran
akhir kebijakan moneter?
3. Untuk mengetahui besar decomposition (kontribusi) deposito perbankan
merespons adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang
beredar, non performance loan (NPL) , deposito perbankan, kredit perbankan,
ekspektasi Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir
kebijakan moneter?
12
4. Untuk mengetahui besar decomposition (kontribusi) kredit perbankan
merespons adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang
beredar, non performance loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan,
ekspektasi Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir
kebijakan moneter?
5. Untuk mengetahui besar decomposition (kontribusi) ekspektasi Inflasi
merespons adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang
beredar, non performance loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan,
ekspektasi Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir
kebijakan moneter?
6. Untuk mengetahui besar decomposition (kontribusi) PDB merespons adanya
shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang beredar, non
performance loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan, ekspektasi
Inflasi, PDB dan
Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir kebijakan
moneter?
7. Untuk mengetahui besar decomposition (kontribusi) Investasi merespons
adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang beredar, non
performance loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan, ekspektasi
Inflasi, PDB dan Investasi, hingga terwujudnya sasaran akhir kebijakan
moneter?
1.4 Manfaat Penelitian
Kesimpulan terhadap rumusan masalah dan tercapainya tujuan, penelitian
ini diharapkan akan memberikan manfaat yaitu:
13
1. Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu
ekonomi moneter khususnya kebijakan moneter dan lebih khusus lagi
mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia.
2.
Memberikan kontribusi berupa penjelasan yang lebih komprehensif, terutama
menyajikan bukti empirik tentang efektivitas Jalur Ekspektasi Inflasi dalam
mewujudkan sasaran akhir kebijakan moneter di Indonesia.
3. Menjadi bahan rujukan bagi peneliti lainnya, sehingga dapat melanjutkan studi
ini dan studi lanjutan untuk jalur-jalur transmisi moneter lainnya, misalnya:
jalur kredit dan jalur harga aset.
14
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Beberapa edisi. Laporan Perekonomian Indonesia.
Bank Indonesia. Beberapa edisi. Laporan Tahunan Bank Indonesia.
-------------------. Beberapa edisi. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia.
Boediono. 1985. Ekonomi Moneter. Ed. 3. Yogyakarta: BPFE.
Bofinger, Peter., 2001. Monetary Policy: Goal, Institutions, StRategies and
Instrument. New York: Oxford University Press
Blinder, A.S. 1998. The Federal Funds Rate and the ChannelMonetary
Transmission, The American Economic Review, Vol. 2, No.12, pp. 90
121. September 1998
Dernburg, Thomas F. 1994. Makro Ekonomi: Teori, Analisis dan Kebijakan. Ed.
7. Jakarta: Erlangga
Enders, Walter. 2004. Applied Econometric Time Series. New York : John Wiley.
Friedman, Schwartz. 1993. “Monetry Policy,”NBR working paper 8057,
Desember 1993.
Gujarati, DN. 1995. Basic Econometrics. 3th Ed. McGraw-Hill.
Gujarati, DN. 2003. Basic Econometric. 4th Ed. McGraw-Hill.
Guritno Mangkoesoebroto dan Algifari. 1998. Ed. 3. Teori Ekonomi Makro.
Yogyakarta: Bagian Penerbit STIE YKPN
.
Hirawan, Fajar Bambang. 2007. Efektifitas Quantum Channel Dalam Mekanisme
Transmisi Kebijakan Moneter: Studi Kasus Indonesia Tahun 1993-2005.
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia. Vol. VII No.2, hal. 53-73.
Hutabarat, Akhis R.. 2005. Determinan Inflasi Indonesia. Occasional Paper No
OP/06/2005. Bank Indonesia
http://www.bi.go.id/web/id/Ruang+Media/Berita/Pidato_GBI_Pertemuan_Perban
kan_2011_ind.htm
http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Jurnal+Ekonomi/
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/09/25/efektifitas-mekanismetransmisi-kebijakan-moneter-pada-jalur-suku-bunga-periode-200507201006/
1
Ismail, M. 2006. Inflation Targeting dan Tantangan Implementasinya di
Indonesia. Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia. Volume 21, No. 2, April
2006. Hal. 105 – 121.
Iswardono. 1993. Kebijakan Moneter yang tidak Diantisipasi dan pengaruhnya
terhadap Komponen Pasar Uang di Indonesia. makalah pada Kongres
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia XV Batu, Malang.
Junghun, Oh. 1999. “Inflation Targeting, Monetery Transmission Mechanism and
Policy Rules in Korea.” Economic Papers the Bank of korea Vol 2 No 1
March
Laksmono R, Didy. Suhaedi, dkk. 2000. Suku Bunga Sebagai Salah Satu
Indikator Ekspektasi Inflasi. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan
Maret 2000. Bank Indonesia.
Leuz, C., N. Dhananjay, and P. D. Wysocki. 2003. “Earnings management and
investor protection: An international comparison”. Journal of Financial
Economics 69:505–527.
Natsir, M. 2008. Studi Efektivitas Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di
Indonesia melalui Jalur Suku Bunga, Jalur Nilai Tukar dan Jalur
Ekspektasi Inflasi Periode 1990:2-2007:1. Disertasi pada Program
Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya.
Natsir, M. 2007. Analisis Empiris Efektivitas Mekanisme Transmisi Kebijakan
Moneter di Indonesia Periode 1990:2-2007:1. Journal
Mandala, Manurung dan Prathama Rahardja. 2008. Uang, Perbankan dan
Ekonomi Moneter. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia:Jakarta
Mishkin, Frederic.S, 1995, “Symposium on the Monetary Transmission
Mechanism,”Journal of Economic Perspectives, Vol 9 No 4,Fall, Hal 3-10
Mishkin, F.S, 2004. The Economics of Money, Banking and Financial Markets.
Seventh Edition. International Edition, New York: Pearson Addison
Wesley Longman.
Mishkin, F.S, 2007. The Economics of Money, Banking and Financial Markets.
Seventh Edition. International Edition, New York: Pearson Addison
Wesley Longman.
Natsir, M. 2008. Studi Efektivitas Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di
Indonesia melalui Jalur Suku Bunga, Jalur Nilai Tukar dan Jalur
Ekspektasi Inflasi Periode 1990:2-2007:1. Disertasi pada Program
Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya.
2
Sambodo, 2001. Uang: Pengertian, Penciptaan, dan Peranannya dalam
Perekonomian. Buku Seri Kebanksentralan No.1. Pusat Pendidikan Dan
Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Bank
Indonesia. Bandung: Penerbit “Citra Umbara”.
Warjiyo, Perry. 2004. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia.
Buku SeriKebanksentralan No.11. Pusat Pendidikan Dan Studi
Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia.
Widayat, W.S., Tjahyono, E.D., Kusmiarso,B., Agung, Juda., Budiman. 2002.
Perumusan Kerangka Kerja Kebijakan Moneter Inflation Targeting
Dengan Suku Bunga Sebagai Target Operasional. Direktorat Riset
Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia. Jakarta: Bank
Indonesia.
........................, 2005. Ekonomi Moneter dan Perbankan: Teori, Model Empiris
dan Kebijakan. Pascasarjana Universitas Indonesia Program Studi Ilmu
Ekonomi. Depok Jakarta.
3
NURITA HUTAGALUNG, Analisis Efektifitas Jalur Ekspektasi Inflasi dalam
Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia : Pendekatan Vector
Autoregressive (VAR). Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2012.
Ekspektasi inflasi memainkan peran penting dalam pembentukan inflasi
sebagai konsekuensi logis dari aktivitas perekonomian suatu negara. Keputusan
ekonomi suatu rumah tangga, perusahaan, atau pembuat kebijakan sangat
tergantung pada bagaimana ekspektasi mereka terhadap kondisi ekonomi
mendatang. Ekspektasi inflasi menjadi salah satu landasan utama kebanyakan
agen ekonomi dalam menetapkan harga dan upah yang pada akhirnya
mempengaruhi keputusan konsumsi dan investasi. Sehubungan dengan itu tujuan
penelitian adalah untuk melihat efektifitas jalur ekspektasi inflasi dengan
menganalisis kejutatan acak (shock) dan kontribusi masing-masing variabel
terhadap perubahan variabel lainnya.
Pengumpulan data diperoleh dari data sekunder yaitu data jumlah uang
beredar (JUB), non perfomance loan (NPL), deposito perbankan, kredit
perbankan, ekspektasi inflasi, PDB dan Investasi triwulan 1 tahun 2005 sampai
dengan triwulan 4 tahun 2011. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model ekonometrika dengan metode Vector Autoregression (VAR) Impulse
Response Funtion (IRF) dan Variance Decomposition (VD) yang sebelumnya
diuji dengan menggunakan uji stasioner, uji kointegrasi, dan uji lap optimal.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) seluruh variabel saling
memberikan kejutan acak terhadap variabel lainnya sehingga mencapai
keseimbangan jangka panjang. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil estimasi uji
IRF pada setiap variabel, (2) semua variabel saling berkontribusi terhadap variabel
lainnya yang ditunjukkan dengan hasil estimasi uji VD. Dari hasil estimasi dapat
disimpulkan ekspektasi inflasi mempengaruhi sasaran kebijakan moneter yaitu
inflasi.
Kata Kunci : Jalur Ekpektasi Inflasi, Kebijakan Moneter, Uji IRF, UJI Variance
Decompositin.
i
ABSTRACT
NURITA Hutagalung, Effectiveness Analysis of Path Inflation Expectations in
Monetary Policy Transmission Mechanism in Indonesia: Approach Vector
Autoregressive (VAR). Graduate Program, State University of Medan, 2012.
Inflation expectations play an important role in the formation of inflation
as a logical consequence of a country's economic activity. The economic decisions
of households, firms, or policy makers depends on how their expectations of
future economic conditions. Inflation expectations become one of the main
runway most of the economic agents in setting prices and wages, which in turn
affect consumption and investment decisions. In connection with the purpose of
research is to look at the effectiveness of the path of inflation expectations by
analyzing random kejutatan (shock) and the contribution of each variable to
changes in other variables.
The collection of data obtained from secondary data is data in the money
supply (JUB), non perfomance loan (NPL), bank deposits, bank credit, inflation
expectations, GDP and Investment in 2005 quarter 1 to quarter 4 of 2011. The
model used in this study is the method of econometric models Vector
Autoregression (VAR) Impulse Response Funtion (IRF) and Variance
Decomposition (VD) that were previously tested using the stationary test,
cointegration test, and test the optimum lag.
The results of this study concluded that (1) all gave each other a variable
random shocks to other variables so as to achieve long-term equilibrium. This is
shown by the results of the estimated IRF test on each variable, (2) all variables
other variables contribute to each other as indicated by the results of estimation of
VD test. From the estimation results can be summed up in inflation expectations
that monetary policy affects inflation.
Keywords: Path Inflation Expectations, Monetary Policy, IRF Test, Decompositin
Variance Test.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
berkat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam menuntut ilmu
dan menyelesaikan penelitian tesis ini yang berjudul “Analisis Efektifitas Jalur
Ekspektasi Inflasi Dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di
Indonesia : Pendekatan Vector Autoregressive (VAR)”.
Selama melaksanakan penelitian dan penelitian tesis ini penulis banyak
mendapat bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang, selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi,
sekaligus selaku Penguji.
4. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, sekaligus selaku
Pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berharga
bagi penulis.
5. Bapak Dr. Joni Manurung. selaku Pembimbing I, yang telah banyak
memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis.
6. Bapak Dr. Arwansyah, M.Si dan Dr M Yusuf Harahap, M.Si selaku Penguji.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen program Studi Ilmu Ekonomi yang telah
banyak memberikan ilmu dan pengetahuan selama menempuh pendidikan di
Program Sekolah Pascasarjana Unimed.
iii
8. Ayahanda Alm Akhir Hutagalung dan Ibunda Tiolia Sarumpaet yang sangat
saya cintai terimakasih atas investasi tulus semua ini, doa yang mengalir tanpa
henti, semangat pantang menyerah untuk menjalani pendidikan setinggitingginya;
serta
saudara-saudaraq
tersayang
Bertua
Uli
Hutagalung
(Abangku), Basanti Hutagalung (Kakakku), Harry Hutagalung (Adikku),
Rosdina Hutagalung (Adikku), Boi Rotua Hutagalung (Adikku), dan Andri
Adi Hutagalung (Adikku) yang selalu setia memberikan dukungan, doa yang
tulus, semangat terus berkobar, ketegaran menjalani cobaan, ketenangan
dimasa-masa sulit dan tawa keceriaan yang selalu hadir ditengah-tengah
keluarga.
9. Rekan-rekan mahasiswa angkatan X1 Program Studi Ilmu Ekonomi Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah menjalin keakraban
bersama, suka duka, dukungan dan semangatnya selama menjalani
perkuliahan ini.
Penulis masih mengharapkan masukan maupun kritikan yang membangun
dalam penelitian tesis ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa karya belumlah
sempurna, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan,
pemerintahan dan masyarakat.
Medan,
Penulis
30 Agustus 2012
Nurita Hutagalung
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................
i
DAFTAR ISI .............................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ....................................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
1
1.1
Latar Belakang...........................................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah .....................................................................................
10
1.3
Tujuan Penelitian .......................................................................................
12
1.4
Manfaat Penelitian .....................................................................................
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................
15
2.1
Pengertian Kebijakan Moneter ...................................................................
15
2.2
Instrumen-Instrumen Kebijakan Moneter ..................................................
17
2.3
Indikator dan Respon Kebijakan Moneter .................................................
20
2.4
Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter ................................................
24
2.5
Tahapan Transmisi Moneter.......................................................................
27
2.6
Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Ekspektasi Inflasi ..........
30
2.7
Hubungan antar Variabel ..........................................................................
33
2.8
Penelitian Terdahulu .................................................................................
36
i
2.9
Kerangka Pemikiran ...................................................................................
38
2.10 Hipotesis .....................................................................................................
38
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................
41
3.1
Ruang Lingkup Penelitian .........................................................................
41
3.2
Jenis dan Sumber Data ..............................................................................
41
3.3
Model Analisis...........................................................................................
41
3.4
Metode Pengujian Hasil Penaksiran ..........................................................
41
3.5
Defenisi Operasional .................................................................................
48
BAB IV HASIL PENELITIAN ...............................................................................
50
4.1.
Deskripsi Data Penelitian ..........................................................................
50
4.2.
Hasil Uji Model Penelitian ........................................................................
70
4.3.
Hasil Analisis Data ....................................................................................
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................
105
5.1.
Kesimpulan ................................................................................................
105
5.2.
Saran ..........................................................................................................
107
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
108
LAMPIRAN ..............................................................................................................
111
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Perkembangan Inflasi Di Indonesia ..................................................
6
Gambar 1.2
Ekspektasi Inflasi - Consensus Forecast ..........................................
7
Gambar 1.3
Perkembangan rata-rata nilai tukar rupiah ........................................
8
Gambar 2.1
Mekanisme bekerjanya transmisi kebijakan moneter .......................
24
Gambar 2.2
Skema mekanisme Kebijakan Moneter Jalur Ekspektasi Inflasi ......
33
Gambar 4.1
Grafik Perkembangan Jumlah Uang Beredar (JUB) .........................
56
Gambar 4.2
Grafik Perkembangan Non Performance Loan (NPL) ......................
58
Gambar 4.3
Grafik Perkembangan Deposito Perbankan (DEPO) ........................
60
Gambar 4.4
Grafik Perkembangan Kredit Perbankan (KRDT) ............................
63
Gambar 4.5
Grafik Perkembangan Ekspektasi Inflasi (EInf) ...............................
66
Gambar 4.6
Grafik Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) .....................
67
Gambar 4.7
Grafik Perkembangan Investasi (INV) ..............................................
69
Gambar 4.8
Grafik IRF Jumlah Uang Beredar .....................................................
79
Gambar 4.9
Grafik IRF Non Performance Loan ...................................................
81
Gambar 4.10
Grafik IRF Deposito Perbankan ........................................................
83
Gambar 4.11
Grafik IRF Kredit Perbankan ............................................................
86
Gambar 4.12
Grafik IRF Ekspektasi Inflasi ............................................................
88
Gambar 4.13
Grafik IRF Produk Domestik Bruto ..................................................
89
Gambar 4.14
Grafik IRF Investasi ..........................................................................
91
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Pertumbuhan PDB menurut penggunaan ..............................................
5
Tabel 4.1
Perkembangan Jumlah Uang Beredar (JUB) ........................................
56
Tabel 4.2
Perkembangan Non Performance Loan (NPL) .....................................
58
Tabel 4.3
Perkembangan Deposito Perbankan (DEPO) .......................................
60
Tabel 4.4
Perkembangan Kredit Perbankan (KRDT) ...........................................
62
Tabel 4.5
Perkembangan Ekspektasi Inflasi (EInf) ..............................................
65
Tabel 4.6
Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) ....................................
67
Tabel 4.7
Perkembangan Investasi (INV) .............................................................
69
Tabel 4.8
Hasil Uji Stasioner ................................................................................
71
Tabel 4.9
Hasil Uji Kointegrasi ............................................................................
71
Tabel 4.10
Hasil Uji Lag Optimal ...........................................................................
74
Tabel 4.11
Hasil Uji Stabilitas VAR .......................................................................
74
Tabel 4.12
Vector Auto Regression Estimates .......................................................
74
Tabel 4.13
VAR Model dan VAR Model substituted coeficiant ............................
75
Tabel 4.14
IRF Jumlah Uang Beredar....................................................................
78
Tabel 4.15
IRF Non Performance Loan .................................................................
80
Tabel 4.16
IRF Deposito Perbankan .......................................................................
82
Tabel 4.17
IRF Kredit Perbankan ...........................................................................
84
Tabel 4.18
IRF Ekspektasi Inflasi ...........................................................................
86
Tabel 4.19
IRF Produk Domestik Bruto .................................................................
89
Tabel 4.20
IRF Investasi .........................................................................................
90
Tabel 4.21
Variance Decomposition Jumlah Uang Beredar ...................................
93
iv
Tabel 4.22
Variance Decomposition Non Performance Loan ................................
95
Tabel 4.23
Variance Decomposition Deposito Perbankan .....................................
97
Tabel 4.24
Variance Decomposition Kredit Perbankan ..........................................
99
Tabel 4.25
Variance Decomposition Ekspektasi Inflasi .........................................
100
Tabel 4.26
Variance Decomposition Produk Domestik Bruto................................
101
Tabel 4.27
IRF Investasi .........................................................................................
102
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Uji Stasioner ..............................................................................................
110
Lampiran Uji Kointegrasi ..........................................................................................
120
Lampiran Uji Penentuan Lag Optimal .......................................................................
121
Lampiran VAR Model dan VAR substitution Coefisien ...........................................
122
Lampiran Uji Stabilitas VAR .....................................................................................
123
Lampiran Uji Vector Autoregression .........................................................................
124
Lampiran Uji Impulse Response Funtion ..................................................................
125
Lampiran Uji Variance Decomposition .....................................................................
131
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kestabilan perekonomian suatu negara akan selalu menjadi priotitas yang
ingin dicapai, karena dengan stabilitas ekonomi akan menciptakan suasana
kondusif dalam kegiatan perekonomian. Kestabilan ekonomi ini dapat diukur
dengan melihat stabilitas makro ekonomi yang ada. Namun, stabilitas makro
ekonomi ini sangat rentan terhadap perubahan. Apabila terjadi guncangan dalam
suatu variabel ekonomi akan berdampak pada variabel yang lain dan keadaan ini
meenjadikan fluktuasi dalam makro ekonomi. Bila fluktuasi yang terjadi relatif
kecil dan waktu mencapai keseimbangan jangka panjang relatif tidak lama, maka
dapat
dikatakan
kondisi
makro
ekonomi
relatif
stabil.
Perkembangan
perekonomian suatu negara dapat dikatakan sedang meningkat atau menurun
dilihat dari beberapa indikator dasar makro ekonominya, diantaranya suku bunga,
jumlah uang beredar, inflasi, nilai tukar dan pengangguran.
Tingkat inflasi ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran
terhadap barang dan jasa yang mencerminkan perilaku para pelaku pasar atau
masyarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat tersebut
adalah ekspektasi terhadap inflasi di masa yang akan datang. Ekspektasi inflasi
yang tinggi akan mendorong masyarakat untuk mengalihkan aset finansial yang
dimilikinya menjadi asset riil, seperti tanah, rumah, dan barang-barang konsumsi
lainnya. Begitu juga sebaliknya ekspektasi inflasi yang rendah akan memberikan
insentif terhadap masyarakat untuk menabung serta melakukan investasi pada
1
sektor-sektor produktif. Menurut Laksmono (2001:30), beberapa penelitian di
Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya juga telah menemukan hubungan
yang dekat antara suku bunga dengan proyeksi perubahan inflasi.
Ekspektasi inflasi memainkan peran penting dalam pembentukan inflasi
sebagai konsekuensi logis dari aktivitas perekonomian suatu negara. Keputusan
ekonomi suatu rumah tangga, perusahaan, atau pembuat kebijakan sangat
tergantung pada bagaimana ekspektasi mereka terhadap kondisi ekonomi
mendatang. Ekspektasi inflasi menjadi salah satu landasan utama kebanyakan
agen ekonomi dalam menetapkan harga dan upah yang pada akhirnya
mempengaruhi keputusan konsumsi dan investasi.
Hutabarat (2005:25), dengan menggunakan model makroekonomi SSMX
(Small-Scale Macroeconomic model extended) menemukan bahwa ekspektasi
inflasi masyarakat Indonesia pada periode 1999-2004 sangat mendominasi
pembentukan inflasi dibandingkan variable ekonomi lainnya seperti output gap,
administered price, supply shocks,
dan nilai tukar. Selain itu, berdasarkan
dekomposisi inflasi di Indonesia pada tahun 2007, Bank Indonesia (2008:5)
mendapati bahwa ekspektasi inflasi memiliki porsi 56,8%. Angka ini jauh di atas
persentase variable volatile foods, output gap, supply shocks, dan nilai tukar.
Jadi, tidaklah mengherankan apabila ekspektasi inflasi menjadi bagian yang
penting untuk diperhitungkan dalam memperkirakan inflasi mendatang.
Ekspektasi inflasi dapat dibentuk diantaranya melalui pengumuman
kepada publik mengenai target inflasi yang hendak dicapai
dalam beberapa
periode ke depan serta kebijakan yang diambil bank sentral dalam pencapaian
target tersebut. Jika Bank sentral sangat kredibel di mata agen ekonomi, maka
2
agen ekonomi sangat percaya bahwa bank sentral akan melakukan tindakan yang
tepat dalam mengendalikan inflasi ketika inflasi mulai bergerak menjauh dari
sasaran inflasi yang ditetapkan. Dalam situasi tersebut, ekspektasi inflasi mereka
tidak akan bergerak liar, namun terpatri pada tingkat yang sesuai dengan tujuan
Bank Sentral dalam menjaga stabilitas harga. Penetapan harga dan upah
cenderung mengikuti koridor target inflasi yang ditetapkan bank sentral dan
kurang responsif terhadap fluktuasi inflasi sesaat. Hal ini sangat membantu bank
sentral, karena otoritas moneter dapat mengabaikan volatilitas harga jangka
pendek dan lebih cenderung mengambil pendekatan jangka menengah-panjang
dalam mengendalikan inflasi.
Sebaliknya, menjaga stabilitas harga menjadi lebih sulit jika Bank Sentral
tidak kredibel di mata agen ekonomi. Dalam situasi seperti itu, wajar apabila
dalam banyak kesempatan ekspektasi inflasi masyarakat tidak sesuai dengan
tujuan kebijakan moneter. Masyarakat acapkali mendiskon kebijakan moneter,
disebabkan ketidakkonsistenan Bank Sentral terhadap kebijakannya di masa lalu.
Keinginan
Bank
Sentral
untuk
menstabilkan
harga
seringkali
bertumbukan dengan ekspektasi inflasi masyarakat yang cenderung tinggi dan tak
bergeming terhadap kebijakan moneter. Anglingkusumo dan Wuryandani
(2003:78) menemukan bukti bahwa variabel kredibilitas kebijakan disinflasi
pemerintah merupakan determinan utama dalam pembentukan ekspektasi inflasi.
Dalam banyak situasi, ekspektasi inflasi masyarakat yang tinggi ini dapat
direfleksikan dalam bentuk permintaan upah dan harga yang tinggi, dan bahkan
pada suatu saat tertentu masyarakat cenderung mempercepat keputusan belanja
konsumsinya, sehingga pada akhirnya menambah tekanan inflasi. Mengendalikan
3
inflasi dalam situasi yang demikian mendorong Bank Sentral untuk menelurkan
kebijakan moneter yang lebih agresif untuk meyakinkan para penentu harga dan
upah yang skeptis bahwa tingkat harga akan stabil.
Banyak harapan yang diungkapkan oleh masyarakat Indonesia di tahun
2012. Di bidang ekonomi semua masyarakat tentunya berharap akan tercapainya
kesejahteraan yang lebih baik, harga-harga yang tidak terinflasi dan terbukanya
lapangan pekerjaan. Karena itu, memprediksi bagaimana prospek ekonomi
Indonesia di tahun 2012 ini menjadi sangat penting untuk menilai dan
menentukan bagaimana roda ekonomi Indonesia ini berputar.
Sikap optimisme
akan kondisi ekonomi Indonesia yang lebih baik pada tahun 2012 nanti juga
diungkapkan oleh pemerintah dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI beberapa
waktu lalu tentang asumsi makro RAPBN 2012, pemerintah memberikan sinyal
positif tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintah memasang target
optimis pertumbuhan ekonomi 6,5-6,9%, inflasi 3,5-5,5%, nilai tukar Rp 9.0009.300 per dolar AS, suku bunga SPN 3 bulan 5,5- 7,5%,.
Perekonomian Indonesia tahun 2010 tumbuh lebih tinggi dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan PDB 2010 mencapai 6,1%, meningkat
dari 4,6% pada tahun 2009. Di sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan
ekonomi didukung oleh kinerja ekspor dan investasi yang tumbuh tinggi, disertai
konsumsi rumah tangga yang tetap kuat. Kenaikan harga komoditas internasional
turut
menunjang
tingginya
pertumbuhan
ekspor
nasional.
Selain
itu,
meningkatnya kinerja ekspor juga diikuti oleh lebih terdiversifikasinya komoditas
ekspor dan lebih besarnya peran negara-negara emerging market sebagai pasar
tujuan ekspor Indonesia. Permintaan eksternal dan domestik yang kuat
4
berpengaruh positif bagi optimisme pelaku usaha terhadap prospek perekonomian
sehingga pada akhirnya mendorong kinerja investasi tumbuh meningkat.
Sementara itu, konsumsi rumah tangga yang tetap kuat ditopang oleh daya beli
masyarakat yang terjaga didukung meningkatnya peran pembiayaan lembaga
keuangan. Tingginya permintaan domestik dan eksternal pada gilirannya
berdampak pada tingginya pertumbuhan impor hingga melebihi pertumbuhan
ekspor. (tabel 1)
Tabel 1.1
Pertumbuhan PDB Menurut Penggunaan
Komponen
Konsumsi
Konsumsi
2007
2009*
2008
2009
I
II
III
IV
persen
2010**
2010
I
II
III
IV
4,9
5,9
7,2
6,2
5,4
6,1
6,2
2,7
3,4
5,1
4,9
4,0
5,0
5,3
6,0
4,8
4,7
4,0
4,9
3,9
5,0
5,2
4,4
4,6
3,9
10,4
18,8
16,3
9,8
18,0
15,7
-7,6
-7,3
4,8
7,3
0,3
9,3
11,9
3,5
2,3
3,2
4,1
3,3
8,0
8,0
9,2
8,7
8,5
11,9
25,4
-4,4
-7,8
-8,2
-6,4
-6,7
10,2
10,6
16,6
14,7
13,1
8,5
7,5
6,3
6,1
7,7
8,1
7,1
7,3
7,2
6,8
6,7
7,0
6,5
7,6
5,3
9,4
25,2
10,9
12,5
12,1
2,0
1,4
13,7
7,5
8,5
9,5
-18,7
-15,5
-7,8
3,7
-9,7
20,0
14,6
9,6
16,1
14,9
9,1
10,0
-24,4
-21,0
-14,7
1,6
-15,0
22,6
18,4
12,2
16,9
17,3
6,3
6,3
4,6
4,2
4,2
5,4
4,6
5,6
6,1
5,8
6,9
6,1
Rumah Tangga
Konsumsi
Pemerintah
Pembentukan
Modal Tetap Bruto
Investasi Non
Bangunan
Investasi
Bangunan
Ekspor Neto
Ekspor Barang
dan Jasa
Impor Barang dan
Jasa
Produk Domestik
Bruto
Sumber BPS
*angka sementara ** angka sangat sementara
Inflasi IHK pada November 2011 meningkat dibandingkan dengan bulan
sebelumnya, namun secara tahunan tekanan inflasi masih berada pada tren yang
menurun. Inflasi IHK tercatat sebesar 0,34% (mtm) atau 4,15% (yoy), setelah
bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar -0,12% (mtm) atau 4,42% (yoy).
5
Sumber tekanan inflasi pada bulan laporan berasal dari kelompok volatile food
terkait dengan pola musiman paceklik dan masuknya musim penghujan. Kenaikan
inflasi volatile food terutama masih terjadi di Jawa dan Jakarta antara lain karena
inflasi beras yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain. Namun
tingginya impor pangan, termasuk impor beras, turut meredam akselerasi
kenaikan harga pada bulan laporan.
Sumber: BI laporan triwulan IV 2011
Gambar 1.1
Perkembangan Inflasi di Indonesia
Tekanan inflasi inti masih cukup moderat ditopang oleh kondisi
permintaan-penawaran domestik yang masih kondusif dan ekspektasi yang kian
membaik, walaupun terdapat tekanan eksternal yang terutama bersumber dari
kenaikan harga emas dan melemahnya nilai tukar. Sementara itu, tekanan inflasi
dari kelompok administered prices relatif rendah karena tidak adanya kebijakan
pemerintah menyangkut harga di sepanjang bulan laporan. Dengan perkembangan
tersebut, laju inflasi tahun kalender mencapai 3,20% (ytd).
6
Ekspektasi inflasi berada dalam tren yang membaik. Hal tersebut tercermin
dari hasil survei Consensus Forecast bulan November 2011 yang menunjukkan
ekspektasi inflasi tahun 2011 dan 2012 menurun dari 5,50% menjadi 5,40% di
tahun 2011 dan 5,70% menjadi 5,30% di tahun berikutnya, seperti ditunjukkan
pada gambar 2.
Sumber: BI laporan tw 4 2011
Gambar 1.2
Ekspektasi Inflasi – Consensus Forecast
Seiring dengan meningkatnya risiko berlanjutnya perlambatan ekonomi
dunia, rupiah mengalami tekanan depresiasi selama triwulan IV 2011. Berbagai
sentimen negatif selama triwulan laporan sempat menurunkan minat investor
global terhadap pasar keuangan
emerging markets. Secara rata-rata, rupiah
melemah 3,74% (qtq) ke level Rp8.933 per dolar AS (Gambar 3) sementara secara
point-to-point rupiah mencatatkan depresiasi sebesar 3,51% (qtq) dan ditutup pada
level Rp9.110 per dolar AS. Secara keseluruhan tahun 2011, nilai tukar rupiah
secara rata-rata mengalami apresiasi sebesar 3,87% (ytd) ke level Rp8.742 dari
7
Rp9.080 per dolar AS pada akhir tahun sebelumnya. Namun, secara point-to-point
rupiah ditutup pada level Rp9.110 per dolar AS atau terdepresiasi sebesar 1,10%
dari level akhir tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp9.010 per dolar AS.
Pelemahan tersebut relatif sejalan dengan pergerakan nilai tukar kawasan yang
secara rata-rata juga terkoreksi, kecuali Yen Jepang.
Mekanisme transmisi kebijakan moneter, pada dasarnya menggambarkan
bagaimana kebijakan moneter yang ditempuh Bank Sentral dalam mempengaruhi
berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan sehingga pada akhirnya mencapai
tujuan akhir yang ditetapkan. Efektivitas kebijakan moneter sangat tergantung
pada mekanisme transmisinya, maka dari itu penelitian mengenai efektivitas jalurjalur dalam mekanisme transmisi moneter sangat menarik untuk dilakukan.
Sumber: BI laporan tw 4 2011
Gambar 1.3
Perkembangan Rata-Rata Nilai Tukar Rupiah
Mekanisme bekerjanya perubahan BI Rate sampai mempengaruhi inflasi
tersebut sering disebut sebagai mekanisme transmisi kebijakan moneter.
Mekanisme ini menggambarkan tindakan Bank Indonesia melalui perubahan-
8
perubahan instrumen moneter dan target operasionalnya mempengaruhi berbagai
variabel ekonomi dan keuangan sebelum akhirnya berpengaruh ke tujuan akhir
inflasi. Mekanisme tersebut terjadi melalui interaksi antara Bank Sentral,
perbankan dan sektor keuangan, serta sektor riil. Perubahan BI Rate
mempengaruhi inflasi melalui berbagai jalur, diantaranya jalur suku bunga, jalur
kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur ekspektasi.
Sejatinya, penelitian mekanisme transmisi kebijakan moneter menjelaskan
mengenai bagaimana perubahan dalam instrumen kebijakan moneter dapat
mempengaruhi variabel makroekonomi lainnya hingga terwujudnya sasaran akhir
kebijakan moneter. Seberapa besar pengaruhnya terhadap harga dan kegiatan di
sektor riil, semuanya sangat tergantung dari perilaku atau respons perbankan dan
dunia usaha lainnya terhadap perubahan instrumen kebijakan moneter itu sendiri.
Dampak perubahan suku bunga kepada kegiatan ekonomi juga
mempengaruhi ekspektasi publik akan inflasi (jalur ekspektasi). Penurunan suku
bunga yang diperkirakan akan mendorong aktifitas ekonomi dan pada akhirnya
inflasi mendorong pekerja untuk mengantisipasi kenaikan inflasi dengan meminta
upah yang lebih tinggi. Upah ini pada akhirnya akan dibebankan oleh produsen
kepada konsumen melalui kenaikan harga.
Faktor ketidakpastian dan kecenderungan-kecenderungan baru yang
dimaksud mencakup, pertama, studi empiris tentang jalur-jalur mekanisme
transmisi kebijakan moneter di Indonesia yang telah dikemukakan sebelumnya
belum sampai pada kesimpulan final mengenai jalur-jalur apa yang paling efektif
dalam
mewujudkan
sasaran
akhir
kebijakan
moneter.
Kedua,
adanya
kecenderungan-kecenderungan baru, baik yang terjadi di sektor moneter maupun
9
di sektor riil, antara lain: (a). Jika sektor keuangan semakin berkembang dengan
baik yang ditandai dengan efektifnya fungsi intermediasi perbankan, maka
transmisi Jalur Suku Bunga akan semakin efektif dibandingkan dengan jalur-jalur
lainnya, misalnya jalur uang. (b). Seiring dengan stabilnya nilai tukar, maka
transmisi Jalur Nilai Tukar akan semakin efektif dan (c). Jalur Ekspektasi Inflasi
akan semakin efektif seiring dengan semakin kredibelnya kebijakan moneter.
Meskipun telah banyak dilakukan studi mengenai peranan mekanisme
transmisi kebijakan moneter adalah studi yang menyangkut efektivitas mekanisme
transmisi kebijakan moneter baik secara parsial maupun terintegrasi, namun
karena adanya faktor ketidakpastian dan kecenderungan-kecenderungan baru yang
dapat mempengaruhi mekanisme transmisi kebijakan moneter, maka penelitian
lanjutan untuk masalah tersebut tetap relevan untuk dilakukan.
Sehubungan dengan ini dalam penelitian ini akan di analisis efektifitas
jalur ekspektasi inflasi dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter di
Indonesia pendekatan: vector autoregression (VAR).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini
adalah:
1. Berapakah besar decomposition (kontribusi) Jumlah Uang Beredar merespons
adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu Jumlah Uang Beredar, non
performance loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan, ekspektasi
Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir kebijakan
moneter?
10
2. Berapakah besar decomposition (kontribusi) non performance loan (NPL)
merespons adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang
beredar, non performance loan (NPL) ,deposito perbankan, kredit perbankan,
ekspektasi Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir
kebijakan moneter?
3. Berapakah besar decomposition (kontribusi) deposito perbankan merespons
adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang beredar, non
performance loan (NPL) , deposito perbankan, kredit perbankan, ekspektasi
Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir kebijakan
moneter?
4. Berapakah besar decomposition (kontribusi) kredit perbankan merespons
adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang beredar, non
performance loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan, ekspektasi
Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir kebijakan
moneter?
5. Berapakah besar decomposition (kontribusi) ekspektasi Inflasi merespons
adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang beredar, non
performance loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan, ekspektasi
Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir kebijakan
moneter?
6. Berapakah besar decomposition (kontribusi) PDB merespons adanya shock
instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang beredar, non performance
loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan, ekspektasi Inflasi, PDB
dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir kebijakan moneter?
11
7. Berapakah besar decomposition (kontribusi) Investasi merespons adanya
shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang beredar, non
performance loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan, ekspektasi
Inflasi, PDB dan Investasi, hingga terwujudnya sasaran akhir kebijakan
moneter?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian analisis
efektifitas jalur ekspektasi inflasi adalah
1. Untuk mengetahui besar decomposition (kontribusi) Jumlah Uang Beredar
merespons adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu Jumlah Uang
Beredar, non performance loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan,
ekspektasi Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir
kebijakan moneter?
2. Untuk mengetahui besar decomposition (kontribusi) non performance loan
(NPL) merespons adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah
uang beredar, non performance loan (NPL) ,deposito perbankan, kredit
perbankan, ekspektasi Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran
akhir kebijakan moneter?
3. Untuk mengetahui besar decomposition (kontribusi) deposito perbankan
merespons adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang
beredar, non performance loan (NPL) , deposito perbankan, kredit perbankan,
ekspektasi Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir
kebijakan moneter?
12
4. Untuk mengetahui besar decomposition (kontribusi) kredit perbankan
merespons adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang
beredar, non performance loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan,
ekspektasi Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir
kebijakan moneter?
5. Untuk mengetahui besar decomposition (kontribusi) ekspektasi Inflasi
merespons adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang
beredar, non performance loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan,
ekspektasi Inflasi, PDB, dan Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir
kebijakan moneter?
6. Untuk mengetahui besar decomposition (kontribusi) PDB merespons adanya
shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang beredar, non
performance loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan, ekspektasi
Inflasi, PDB dan
Investasi hingga terwujudnya sasaran akhir kebijakan
moneter?
7. Untuk mengetahui besar decomposition (kontribusi) Investasi merespons
adanya shock instrumen kebijakan moneter, yaitu jumlah uang beredar, non
performance loan (NPL), deposito perbankan, kredit perbankan, ekspektasi
Inflasi, PDB dan Investasi, hingga terwujudnya sasaran akhir kebijakan
moneter?
1.4 Manfaat Penelitian
Kesimpulan terhadap rumusan masalah dan tercapainya tujuan, penelitian
ini diharapkan akan memberikan manfaat yaitu:
13
1. Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu
ekonomi moneter khususnya kebijakan moneter dan lebih khusus lagi
mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia.
2.
Memberikan kontribusi berupa penjelasan yang lebih komprehensif, terutama
menyajikan bukti empirik tentang efektivitas Jalur Ekspektasi Inflasi dalam
mewujudkan sasaran akhir kebijakan moneter di Indonesia.
3. Menjadi bahan rujukan bagi peneliti lainnya, sehingga dapat melanjutkan studi
ini dan studi lanjutan untuk jalur-jalur transmisi moneter lainnya, misalnya:
jalur kredit dan jalur harga aset.
14
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Beberapa edisi. Laporan Perekonomian Indonesia.
Bank Indonesia. Beberapa edisi. Laporan Tahunan Bank Indonesia.
-------------------. Beberapa edisi. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia.
Boediono. 1985. Ekonomi Moneter. Ed. 3. Yogyakarta: BPFE.
Bofinger, Peter., 2001. Monetary Policy: Goal, Institutions, StRategies and
Instrument. New York: Oxford University Press
Blinder, A.S. 1998. The Federal Funds Rate and the ChannelMonetary
Transmission, The American Economic Review, Vol. 2, No.12, pp. 90
121. September 1998
Dernburg, Thomas F. 1994. Makro Ekonomi: Teori, Analisis dan Kebijakan. Ed.
7. Jakarta: Erlangga
Enders, Walter. 2004. Applied Econometric Time Series. New York : John Wiley.
Friedman, Schwartz. 1993. “Monetry Policy,”NBR working paper 8057,
Desember 1993.
Gujarati, DN. 1995. Basic Econometrics. 3th Ed. McGraw-Hill.
Gujarati, DN. 2003. Basic Econometric. 4th Ed. McGraw-Hill.
Guritno Mangkoesoebroto dan Algifari. 1998. Ed. 3. Teori Ekonomi Makro.
Yogyakarta: Bagian Penerbit STIE YKPN
.
Hirawan, Fajar Bambang. 2007. Efektifitas Quantum Channel Dalam Mekanisme
Transmisi Kebijakan Moneter: Studi Kasus Indonesia Tahun 1993-2005.
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia. Vol. VII No.2, hal. 53-73.
Hutabarat, Akhis R.. 2005. Determinan Inflasi Indonesia. Occasional Paper No
OP/06/2005. Bank Indonesia
http://www.bi.go.id/web/id/Ruang+Media/Berita/Pidato_GBI_Pertemuan_Perban
kan_2011_ind.htm
http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Jurnal+Ekonomi/
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/09/25/efektifitas-mekanismetransmisi-kebijakan-moneter-pada-jalur-suku-bunga-periode-200507201006/
1
Ismail, M. 2006. Inflation Targeting dan Tantangan Implementasinya di
Indonesia. Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia. Volume 21, No. 2, April
2006. Hal. 105 – 121.
Iswardono. 1993. Kebijakan Moneter yang tidak Diantisipasi dan pengaruhnya
terhadap Komponen Pasar Uang di Indonesia. makalah pada Kongres
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia XV Batu, Malang.
Junghun, Oh. 1999. “Inflation Targeting, Monetery Transmission Mechanism and
Policy Rules in Korea.” Economic Papers the Bank of korea Vol 2 No 1
March
Laksmono R, Didy. Suhaedi, dkk. 2000. Suku Bunga Sebagai Salah Satu
Indikator Ekspektasi Inflasi. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan
Maret 2000. Bank Indonesia.
Leuz, C., N. Dhananjay, and P. D. Wysocki. 2003. “Earnings management and
investor protection: An international comparison”. Journal of Financial
Economics 69:505–527.
Natsir, M. 2008. Studi Efektivitas Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di
Indonesia melalui Jalur Suku Bunga, Jalur Nilai Tukar dan Jalur
Ekspektasi Inflasi Periode 1990:2-2007:1. Disertasi pada Program
Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya.
Natsir, M. 2007. Analisis Empiris Efektivitas Mekanisme Transmisi Kebijakan
Moneter di Indonesia Periode 1990:2-2007:1. Journal
Mandala, Manurung dan Prathama Rahardja. 2008. Uang, Perbankan dan
Ekonomi Moneter. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia:Jakarta
Mishkin, Frederic.S, 1995, “Symposium on the Monetary Transmission
Mechanism,”Journal of Economic Perspectives, Vol 9 No 4,Fall, Hal 3-10
Mishkin, F.S, 2004. The Economics of Money, Banking and Financial Markets.
Seventh Edition. International Edition, New York: Pearson Addison
Wesley Longman.
Mishkin, F.S, 2007. The Economics of Money, Banking and Financial Markets.
Seventh Edition. International Edition, New York: Pearson Addison
Wesley Longman.
Natsir, M. 2008. Studi Efektivitas Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di
Indonesia melalui Jalur Suku Bunga, Jalur Nilai Tukar dan Jalur
Ekspektasi Inflasi Periode 1990:2-2007:1. Disertasi pada Program
Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya.
2
Sambodo, 2001. Uang: Pengertian, Penciptaan, dan Peranannya dalam
Perekonomian. Buku Seri Kebanksentralan No.1. Pusat Pendidikan Dan
Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Bank
Indonesia. Bandung: Penerbit “Citra Umbara”.
Warjiyo, Perry. 2004. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia.
Buku SeriKebanksentralan No.11. Pusat Pendidikan Dan Studi
Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia.
Widayat, W.S., Tjahyono, E.D., Kusmiarso,B., Agung, Juda., Budiman. 2002.
Perumusan Kerangka Kerja Kebijakan Moneter Inflation Targeting
Dengan Suku Bunga Sebagai Target Operasional. Direktorat Riset
Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia. Jakarta: Bank
Indonesia.
........................, 2005. Ekonomi Moneter dan Perbankan: Teori, Model Empiris
dan Kebijakan. Pascasarjana Universitas Indonesia Program Studi Ilmu
Ekonomi. Depok Jakarta.
3