PENERAPAN PEMBELAJARAN KUANTUM METODE EKSPERIMEN BERBANTUAN MEDIA VISUAL PADA POKOK BAHASAN BARISAN DAN DERET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS X�.
PENERAPAN PEMBELAJARAN KUANTUM METODE EKSPERIMEN BERBANTUAN MEDIA VISUAL PADA POKOK BAHASAN
BARISAN DAN DERET DI KELAS X–OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH 9 MEDAN
TAHUN AJARAN 2012/2013
O l e h: Faisal Komanda NIM. 061244110033
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
(2)
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karuniaNya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul “penerapan pembelajaran kuantum metode eksperimen berbantuan media visual pada pokok bahasan barisan dan deret terhadap hasil belajar siswa di kelas x–otomotif smk muhammadiyah 9 medan tahun ajaran 2012/2013” ini disusun untuk melengkapi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. M. Manullang, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberi bimbingan dan saran kepada penulis sejak penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, dan Bapak Prof. Dr. P Siagian, M.Pd, selaku dosen penguji yang memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M. Sc, Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED, kepada Bapak Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, kepada Bapak Drs. B. Panjaitan selaku Dosen Pembimbing Akademik, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Fuzial selaku Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 9 Medan yang telah memberi izin penelitian, dan juga kepada Dahliani, S.Pd, serta Bapak Drs. Supono selaku guru matematika SMK Muhammadiyah 9 yang telah banyak memberi bantuan selama penelitian berlangsung.
(4)
Penulis juga berterima kasih kepada orangtua, teman-teman di jurusan matematika serta seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu menyelesaikan skripsi ini, yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.
Penulis telah berupaya untuk maksimal menyelesaikan skripsi ini, akan tetapi penulis juga sangat sadar bahwa skripsi masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan masukan, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah keilmuan pendidikan.
Medan, Juli 2013 Penulis
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Lampiran ix
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang Masalah 1 1.2.Identifikasi Masalah 6
1.3.Batasan Masalah 6
1.4.Rumusan Masalah 6
1.5.Tujuan Penelitian 7
1.6.Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1.Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Pembelajaran Matematika 8 2.1.2. Hasil Belajar Matematika 9 2.1.3. Pembelajaran Kuantum 11 2.1.3.1. Lahirnya Konsep Pembelajaran Kuantum 11 2.1.3.2. Penerapan Pembelajaran Kuantum dalam Proses Pembelajaran` 12 2.1.4. Metode Eksperimen 13 2.1.4.1. Pengertian Metode Eksperimen 13 2.1.4.2. Ketentuan Pemakaian Metode Eksperimen 14 2.1.4.3. Kelebihan Metode Eksperimen 14 2.1.4.4. Kekurangan Metode Eksperimen 15 2.1.4.5. Hal yang Perlu Diperhatikan 15 2.1.4.6. Prosedur Eksperimen 16 2.1.4.7. Tahap Eksperimen 16 2.1.5. Media Pembelajaran 17
2.1.6. Media Visual 19
2.1.6.1. Pengertian Media Visual 19 2.1.6.2. Fungsi Media Visual 19 2.1.6.3. Penggunaan Media Visual 20 2.1.7. Pembelajaran Kuantum dengan Metode Eksperimen Berbantuan
Media visual 22
2.1.8. Barisan dan Deret Bilangan 22 2.2.Kerangka Konseptual 26 2.3.Hipotesis Penelitian 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29
(6)
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian 29
3.2.1. Populasi 29
3.2.2. Sampel 29
3.3.Variabel Penelitian 29 3.4.Definisi Operasional 29 3.5.Jenis dan Desain Penelitian 30 3.6.Prosedur Penelitian 32 3.7.Instrumen Penelitian 33 3.8. Teknik Analisis Data 37 3.8.1. Menghitung Rata-Rata Skor 38 3.8.2. Menghitung Standart Deviasi 38
3.8.3. Uji Normalitas 38
3.8.4. Uji Homogenitas 39
3.8.5. Uji Hipotesis Statistik 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 42
4.1. Hasil Penelitian 42
4.1.1. Analisis Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan DayaBeda
Tes 43
4.1.2. Hasil Belajar Siswa 45 4.1.3. Deskripsi Hasil Belajar Siswa 46 4.2. Analisi Hasil Observasi 47 4.3. Uji Persyaratan Analisi Data 47 4.3.1. Uji Normalitas 47
4.3.2. Uji Homogenitas 48
4.3.3. Uji Hipotesis Statistik 48
4.4. Pembahasan 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 51
5.1. Kesimpulan 51
5.2. Saran 51
(7)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Ringkasan Validitas, Reliabilitas, Daya Beda Pretes 42
Tabel 4.2. Ringkasan Validitas, Reliabilitas, Daya Beda Postes 43
Tabel 4.3. Data siswa kelas kontrol 44
Tabel 4.4. Data siswa kelas eksperimen 45
Tabel 4.5. Deskripsi data hasil belajar siswa 45
Tabel 4.6. Hasil Observasi 46
(8)
i
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksprimen I 56
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksprimen II 66
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol I 75
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol I 85
Lampiran 5. Soal uji validitas pretes 93
Lampiran 6. Kunci jawaban Soal uji validitas pretes 97
Lampiran 7. Reliabilitas dan validitas soal uji pretes 98
Lampiran 8. Perhitungan taraf kesukaran dan daya beda soal uji pretes 101
Lampiran 9. Soal uji validitas postes 104
Lampiran 10.Kunci jawaban Soal uji validitas postes 107
Lampiran 11.Reliabilitas dan validitas soal uji postes 108
Lampiran 12.Perhitungan taraf kesukaran dan daya beda soal uji postes 111
Lampiran 13. Lembar Observasi Kegiatan Guru 114
Lampiran 14. Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol 117
Lampiran 15. Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen 119
Lampiran 16.Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil
Belajar Siswa 121
Lampiran 17.Uji Normalitas Data Hasil Tes pada Kelas Kontrol 125
Lampiran 18.Uji Normalitas Data Hasil Tes pada Kelas Eksperimen 127
Lampiran 19.Uji Homogenitas 129
Lampiran 20.Pengujian Hipotesis 130
Lampiran 21.Kisi-kisi Pretes dan Postes 134
Lampiran 22.Pretes 136
(9)
ii
Lampiran 24.Postes 139
Lampiran 25.Kunci Jawaban Postes 141
(10)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Karena kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kreatifitas pendidikan bangsa itu sendiri dan kompleksnya masalah kehidupan menuntut sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetensi. Selain itu, pendidikan merupakan wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak sumber daya manusia yang bermutu tinggi. Pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap, melainkan suatu hal yang dinamis sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus menerus. Perubahan dapat dilakukan dalam hal metode mengajar.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Banyak yang telah disumbangkan matematika untuk kemajuan peradaban manusia. Erlangga (dalam Juliana, 2006:1) menyatakan :
“Matematika sebagai ilmu dasar, memegang peranan yang cukup penting dalam banyak bidang ilmu terapan. Setelah sukses diterapkan dalam bidang astronomi dan mekanika, matematika telah berkembang menjadi alat analisis yang penting dalam bidang fisika dan juga engineering. Dengan demikian matematika telah menjadi komponen esensial dalam kegiatan hidup”.
Selain itu, tanpa bantuan matematika, maka semua ilmu pengetahuan tidak akan sempurna. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Nirwana (dalam Yanuarni, 2010:1) bahwa :
“Dalam perkembangan peradaban modern, matematika memegang peranan yang penting, karena dengan bantuan matematika, semua ilmu pengetahuan menjadi sempurna. Tanpa bantuan matematika, semua tidak akan mendapat kemajuan berarti”.
(11)
2
Senada dengan diatas Cornelius (dalam abdurrahman, 2003:253) mengemukakan: “Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1). Sarana berpikir yang jelas dan logis, (2). Sarana untuk pemecahan masalah kehidupan sehari – hari, (3). Sarana mengenal pola – pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4). Sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5). Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.”
Indonesia memiliki Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah mengatur standar proses dan standar isi mengenai pengajaran matematika. Tujuan mata pelajaran yang tercantum dalam KTSP oleh Depdiknas (2006:147) adalah sebagai berikut:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang eliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, meyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Namun, tingginya tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan hasil belajar matematika siswa. Kenyataan yang ada menunjukkan hasil belajar matematika siswa kurang menggembirakan.
Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan oleh banyaknya kendala yang dihadapi oleh siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat belajar siswa karena banyak siswa yang menganggap matematika adalah pelajaran yang paling sulit untuk dimengerti. Hal ini senada dengan pendapat Mulyono Abdurrahman (2003:52) “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para
(12)
3
siswa baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih–lebih bagi yang berkesulitan belajar”.
Dari hasil wawancara dengan Drs. Supono sebagai guru matematika senior di SMK Teknologi Muhammadiyah 9 Medan, dapat diketahui bahwa minat juga merupakan salah satu masalah yang dialami siswa saat ini. Drs. Supono mengungkapkan bahwa:
“Minat belajar matematika siswa merupakan masalah yang paling mencolok pada saat ini untuk SMK MUHAMMADIYAH 9, hal ini dikarenakan karakter khusus siswa SMK. Siswa SMK cenderung lebih menyukai pelajaran yang dapat dipraktekkan langsung sesuai dengan jurusannya, dibanding pelajaran yang membutuhkan daya pikir yang tinggi dan kajian yang abstrak seperti pelajaran matematika. Rendahnya minat belajar matematika siswa ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar mereka”.
Hal ini diperkuat dari data hasil ujian midsemester matematika siswa yang telah dilaksanakan pada tanggal 20 oktober 2012 yang lalu. Dari 30 orang siswa kelas X– Otomotif 1 hanya 28,26% (sebanyak 13 orang) siswa yang memperoleh nilai > 6 (tuntas), sedangkan 71,74% (sebanyak 33 orang) siswa lainnya memperoleh nilai < 6 (remedial).
Untuk itu adalah sangat penting untuk menumbuhkan minat dalam kegiatan pembelajaran, terutama bagi siswa, dan guru. Seperti yang diungkapkan oleh De Porter dan Hernacki (2005:51) bahwa: “Menciptakan minat adalah cara yang sangat baik untuk memberikan motivasi pada diri anda demi mencapai tujuan anda”. Masykur dan Fathani (2007:70) juga mengungkapkan: “tanpa adanya minat, seseorang akan sulit untuk mau belajar, dan kemudian menguasai matematika secara sempurna”.
Untuk dapat mengatasi masalah minat belajar siswa yang rendah dan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa, maka perlu dilakukan proses pengajaran yang sesuai serta dapat membuat siswa aktif dalam proses belajar terutama pada siswa SMK Teknologi. Masykur dan Fathani (2007:70) mengungkapkan: “Menumbuhkan kembali minat siswa terhadap matematika akan sangat terkait dengan metode pengajaran maupun aspek–aspek lain yang menyangkut pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran matematika”. Soedjadi (2004:104) mengungkapkan: “Merupakan kiat guru matematika untuk memilih strategi, pendekatan, metode, dan teknik yang cocok digunakan bagi topic matematika tertentu dan sekelompok siswa tertentu”.
(13)
4
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru hendaknya ampu memberi inovasi pada metode pembelajaran yang digunakan selama ini. Metode pembelajaran tersebut hendaknya dapat diteruma oleh siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang berbeda–beda. Di samping itu, metode–metode pembelajaran juga harus mampu menimbulkan emosi positif tersebut tidak dapat dibangun, ruang–ruang kelas tidak lebih dari sekat–sekat yang membatasi pengembaraan intelektual seseorang. Dengan terciptanya emosi positif antara siswa dengan guru dan dengan lingkungannya, kegiatan belajar matematika tidak lagi dianggap sebagai momok atau beban yang menakutkan bagi siswa. Belajar jadi menyenangkan bebas dari perasaan tegang dan takut serta tumbuh motivasi dan minta dalam diri siswa untuk belajar tanpa harus dipaksa.
Pembelajaran kuantum (Quantum Learning) merupakan salah satu cara membelajarkan siswa yang digagas oleh Bobby De Potter. Melalui pembelajaran kuantum siswa akan diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya. De Porter dan Hernacki (2005:14) mengungkapkan: “Quantum Learning merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis kerja, untuk semua tipe orang dan segala usia. Prisipnya adalah sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif maupun negatif. Pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi dengan kegembiraan”.
Dengan pembelajaran kuantum ini diharapkan dapat tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan belajar siswa. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangka siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila siswa banyak aktif dibandingkan guru.
Di samping itu, keberhasilan dalam belajar juga ditentukan oleh beberapa faktor lain, salah satunya pemilihan media pengajaran yang tepat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hamalik dalam Arsyad (2005:15): “Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh–pengaruh psikologis terhadap siswa”. Berbagai media dapat digunakan pada
(14)
5
proses pengajarna antara lain media berbasis visual (chart, grafik, handout, ringkasan, gambar, slide), media berbasis audio–visual (video dan audio–tape) dan media berbasis komputer seperti animasi.
Seorang guru yang mengajar tanpa media yang tepat memberi kesan kurang menarik dan dapat menimbulkan kebosanan kepada siswa karena penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar memiliki manfaat praktis di ataranya dapat memperjelas penyajian pesan, alat perangsang bagi siswa untuk mengikuti pelajaran dan tentunya hal ini dapat meningkatkan hasil belajar.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata–kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dikonkretkan dengan kehadiran media. Degan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media (Djamarah dan Zain, 2006:120).
Barisan dan deret merupakan salah satu materi pelajaran untuk kelas X–Otomotif SMK Teknologi. Hal ini memungkinkan peneliti untuk membelajarkan materi ini dengan metode pembelajaran kuantum. Dalam materi ini siswa dituntut mampu untuk menentukan pola dan urutan tertentu dari serankaian bilangan melalui penggunaan sifat– sifat dan aturan–aturan dari operasi bilangan. Oleh karena itu dibutuhkan ingatan, pemahaman, penalaran serta kreativitas dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan sehingga terjadi koordinasi antar kedua belahan otak (otak kanan dan otak kiri) dimana otak kiri berkenaan dengan pemahaman dan logika serta otak kanan berkenaan dengan kreativitas. Sebagaimana diungkapkan Taufik Bahaudin : “Otak kiri berkenaan dengan angka–angka, kata–kata, logika, urutan atau daftar dan rincian–rincian atau sering disebut otak yang berkaitan dengan pembelajaran akademis. Otak kanan berkaitan dengan irama, rima, music, gambar, imajinasi atau sering disebut otak yang berkaitan dengan aktivitas kreatif”.
Berdasarkan fakta–fakta di atas tentang kesulitan pelajaran matematika dan pemilihan metode serta media yang sesuai dengan materi–materi matematika salah
(15)
6
satunya fungsi kuadrat, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kuantum Metode Eksperimen BerbantuanMedia
Visual Pada Pokok Bahasan Barisan dan Deret Terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas X–Otomotif Smk Muhammadiyah 9 Medan Tahun Ajaran 2012/2013”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diindentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan belajar Matematika siswa, antara lain:
1. Hasil belajar matematika siswa di SMK TI Muhammadiyah 9 Medan masih rendah. 2. Siswa SMK cenderung lebih menyukai pelajaran yang dapat dipraktekkan langsung
sesuai dengan jurusannya, dibanding pelajaran yang membutuhkan daya pikir yang tinggi dan kajian yang abstrak seperti pelajaran matematika.
3. Anggapan siswa bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit sehingga kurangnya ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran matematika.
4. Pembelajaran yang diterapkan guru kurang variatif sehingga cenderung membosankan bagi siswa.
5. Guru jarang menggunakan media khususnya media visual sebagai media dalam pembelajaran.
1.3.Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang dikemukaakan sangat luas maka masalah yang dipilih dibatasi pada masih rendahnya hasil belajar siswa dan masih kurangnya penggunaan media visual dalam membantu pembelajaran matematika disekolah tersebut.
1.4.Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah adalah: Apakah hasil belajar siswa dalam pokok bahasan barisan dan deret melalui penerapan pembelajaran kuantum metode eksperimen berbantuan media visual lebih baik daripada pembelajarankuantum metode eksperimen di kelas X-otomotif SMK Muhammadiyah 9 Medan T.A 2012/2013.
(16)
7
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
1. Mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran kuantum metode eksperimen berbantuan media visual pada pokok bahasan barisan dan deret terhadap hasil belajar siswa di kelas X–Otomotif SMK Muhammadiyah 9 Medan tahun ajaran 2012/2013.
2. Mengetahui Apakah hasil belajar siswa dalam pokok bahasan barisan dan deret melalui penerapan pembelajaran kuantum metode eksperimen berbantuan media visual lebih baik daripada pembelajaran kuantum metode eksperimen di kelas X-Otomotif SMK Muhammadiyah 9 Medan T.A 2012/2013.
1.6.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dam masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama:
1. Informasi tentang hasil belajar siswa Kelas X–Otomotif SMK Teknologi Muhammadiyah 9 Medan terhadap pokok bahasan perkalian barisan dan deret. 2. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi wahanan ilmiah dalam
mengaplikasikan dan mengembangkan kemampuan yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan.
3. Bagi guru dapat dijadikan masukan atau sebagai tolak ukur di sekolah agar dapat mempertahankan atau mencari alternative lain pada proses pembelajaran matematika yang digunakan selama ini, khususnya pada pokok bahasan barisan dan deret.
4. Sebagai bahan informasi awal bagi peneliti lain yang berminat meneliti hal yang sama atau melanjutkan penelitian ini dengan cakupan yang lebih luas, baik tentang masalah yang dieliti maupun tentang subjek penelitian.
(17)
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa dalam pokok bahasan barisan dan deretmelalui penerapan pembelajaran kuantummetode eksperimen berbantuan media visual lebih tinggi daripada pembelajaran kuantum metode eksperimen di kelas X-otomotif SMK Muhammadiyah 9 Medan T.A 2012/2013.
2. Berdasarkan observasi penerapan pembelajaran kuantum metode eksperimen berbantuan media visual pada pokok bahasan barisan dan deret dikategorikan sangat baik.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa pesan yang perlu disampaikan antara lain:
1. Bagi siswa agar terlibat lebih aktif dalam pembelajaran seperti mengeluarkan pendapat dan ide-ide pengetahuan baru. Sehingga pengetahuan yang didapatkan adalah pengetahuan bermakna yang bukan sekedar hafalan yang selanjutnya dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan soal matematika.
2. Bagi guru matematika, khususnya Guru matematika SMK hendaknya lebih kreatif dan inovatif dalam mengajarkan materi matematika.Tidak hanya menggunakan metode pembelajaran yang bersifat konvensional namun diharapkan dapat mengembangkan suatu strategi pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam belajar, menggunakan media/alat bantu yang tersedia di lingkungan sekolah agar dapat lebih mengoptimalkan potensi siswa SMK teknik yang pada umumnya cenderung lebih suka pelajaran praktis daripada pelajaran teoritis. Dimana salah satu bentuk
(18)
52
pembelajarannya adalah pembelajaran kuantum metode eksperimen berbantuan media visual.
3. Bagi pihak sekolah sekolah, khususnya sekolah SMK teknik diharapkan untuk lebih memperhatikan ketersediaan fasilitas pembelajaran yang dapat membantu guru dalam menjalankan tugasnya dengan baik, dan disarankan agar memberikan pelatihan-pelatihan kepada guru agar terampil dalam menggunakan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
4. Diharapkan kepada peneliti lainnya untuk melanjutkan bentuk penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat sebagai bahan perbandingan.
(1)
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru hendaknya ampu memberi inovasi pada metode pembelajaran yang digunakan selama ini. Metode pembelajaran tersebut hendaknya dapat diteruma oleh siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang berbeda–beda. Di samping itu, metode–metode pembelajaran juga harus mampu menimbulkan emosi positif tersebut tidak dapat dibangun, ruang–ruang kelas tidak lebih dari sekat–sekat yang membatasi pengembaraan intelektual seseorang. Dengan terciptanya emosi positif antara siswa dengan guru dan dengan lingkungannya, kegiatan belajar matematika tidak lagi dianggap sebagai momok atau beban yang menakutkan bagi siswa. Belajar jadi menyenangkan bebas dari perasaan tegang dan takut serta tumbuh motivasi dan minta dalam diri siswa untuk belajar tanpa harus dipaksa.
Pembelajaran kuantum (Quantum Learning) merupakan salah satu cara membelajarkan siswa yang digagas oleh Bobby De Potter. Melalui pembelajaran kuantum siswa akan diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya. De Porter dan Hernacki (2005:14) mengungkapkan: “Quantum Learning merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis kerja, untuk semua tipe orang dan segala usia. Prisipnya adalah sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif maupun negatif. Pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi dengan kegembiraan”.
Dengan pembelajaran kuantum ini diharapkan dapat tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan belajar siswa. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangka siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila siswa banyak aktif dibandingkan guru.
Di samping itu, keberhasilan dalam belajar juga ditentukan oleh beberapa faktor lain, salah satunya pemilihan media pengajaran yang tepat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hamalik dalam Arsyad (2005:15): “Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh–pengaruh psikologis terhadap siswa”. Berbagai media dapat digunakan pada
(2)
proses pengajarna antara lain media berbasis visual (chart, grafik, handout, ringkasan, gambar, slide), media berbasis audio–visual (video dan audio–tape) dan media berbasis komputer seperti animasi.
Seorang guru yang mengajar tanpa media yang tepat memberi kesan kurang menarik dan dapat menimbulkan kebosanan kepada siswa karena penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar memiliki manfaat praktis di ataranya dapat memperjelas penyajian pesan, alat perangsang bagi siswa untuk mengikuti pelajaran dan tentunya hal ini dapat meningkatkan hasil belajar.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata–kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dikonkretkan dengan kehadiran media. Degan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media (Djamarah dan Zain, 2006:120).
Barisan dan deret merupakan salah satu materi pelajaran untuk kelas X–Otomotif SMK Teknologi. Hal ini memungkinkan peneliti untuk membelajarkan materi ini dengan metode pembelajaran kuantum. Dalam materi ini siswa dituntut mampu untuk menentukan pola dan urutan tertentu dari serankaian bilangan melalui penggunaan sifat– sifat dan aturan–aturan dari operasi bilangan. Oleh karena itu dibutuhkan ingatan, pemahaman, penalaran serta kreativitas dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan sehingga terjadi koordinasi antar kedua belahan otak (otak kanan dan otak kiri) dimana otak kiri berkenaan dengan pemahaman dan logika serta otak kanan berkenaan dengan kreativitas. Sebagaimana diungkapkan Taufik Bahaudin : “Otak kiri berkenaan dengan angka–angka, kata–kata, logika, urutan atau daftar dan rincian–rincian atau sering disebut otak yang berkaitan dengan pembelajaran akademis. Otak kanan berkaitan dengan irama, rima, music, gambar, imajinasi atau sering disebut otak yang berkaitan dengan aktivitas kreatif”.
Berdasarkan fakta–fakta di atas tentang kesulitan pelajaran matematika dan pemilihan metode serta media yang sesuai dengan materi–materi matematika salah
(3)
satunya fungsi kuadrat, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kuantum Metode Eksperimen BerbantuanMedia Visual Pada Pokok Bahasan Barisan dan Deret Terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas X–Otomotif Smk Muhammadiyah 9 Medan Tahun Ajaran 2012/2013”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diindentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan belajar Matematika siswa, antara lain:
1. Hasil belajar matematika siswa di SMK TI Muhammadiyah 9 Medan masih rendah.
2. Siswa SMK cenderung lebih menyukai pelajaran yang dapat dipraktekkan langsung
sesuai dengan jurusannya, dibanding pelajaran yang membutuhkan daya pikir yang tinggi dan kajian yang abstrak seperti pelajaran matematika.
3. Anggapan siswa bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit sehingga kurangnya
ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran matematika.
4. Pembelajaran yang diterapkan guru kurang variatif sehingga cenderung
membosankan bagi siswa.
5. Guru jarang menggunakan media khususnya media visual sebagai media dalam
pembelajaran.
1.3.Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang dikemukaakan sangat luas maka masalah yang dipilih dibatasi pada masih rendahnya hasil belajar siswa dan masih kurangnya penggunaan media visual dalam membantu pembelajaran matematika disekolah tersebut.
1.4.Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah adalah: Apakah hasil belajar siswa dalam pokok bahasan barisan dan deret melalui penerapan pembelajaran kuantum metode eksperimen berbantuan media visual lebih baik daripada pembelajarankuantum metode eksperimen di kelas X-otomotif SMK Muhammadiyah 9 Medan T.A 2012/2013.
(4)
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
1. Mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran kuantum metode eksperimen
berbantuan media visual pada pokok bahasan barisan dan deret terhadap hasil belajar siswa di kelas X–Otomotif SMK Muhammadiyah 9 Medan tahun ajaran 2012/2013.
2. Mengetahui Apakah hasil belajar siswa dalam pokok bahasan barisan dan deret
melalui penerapan pembelajaran kuantum metode eksperimen berbantuan media visual lebih baik daripada pembelajaran kuantum metode eksperimen di kelas X-Otomotif SMK Muhammadiyah 9 Medan T.A 2012/2013.
1.6.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dam masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama:
1. Informasi tentang hasil belajar siswa Kelas X–Otomotif SMK Teknologi
Muhammadiyah 9 Medan terhadap pokok bahasan perkalian barisan dan deret.
2. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi wahanan ilmiah dalam
mengaplikasikan dan mengembangkan kemampuan yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan.
3. Bagi guru dapat dijadikan masukan atau sebagai tolak ukur di sekolah agar dapat
mempertahankan atau mencari alternative lain pada proses pembelajaran matematika yang digunakan selama ini, khususnya pada pokok bahasan barisan dan deret.
4. Sebagai bahan informasi awal bagi peneliti lain yang berminat meneliti hal yang
sama atau melanjutkan penelitian ini dengan cakupan yang lebih luas, baik tentang masalah yang dieliti maupun tentang subjek penelitian.
(5)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa dalam pokok bahasan barisan dan deretmelalui
penerapan pembelajaran kuantummetode eksperimen berbantuan media visual lebih tinggi daripada pembelajaran kuantum metode eksperimen di kelas X-otomotif SMK Muhammadiyah 9 Medan T.A 2012/2013.
2. Berdasarkan observasi penerapan pembelajaran kuantum metode
eksperimen berbantuan media visual pada pokok bahasan barisan dan deret dikategorikan sangat baik.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa pesan yang perlu disampaikan antara lain:
1. Bagi siswa agar terlibat lebih aktif dalam pembelajaran seperti
mengeluarkan pendapat dan ide-ide pengetahuan baru. Sehingga pengetahuan yang didapatkan adalah pengetahuan bermakna yang bukan sekedar hafalan yang selanjutnya dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan soal matematika.
2. Bagi guru matematika, khususnya Guru matematika SMK hendaknya lebih
kreatif dan inovatif dalam mengajarkan materi matematika.Tidak hanya menggunakan metode pembelajaran yang bersifat konvensional namun diharapkan dapat mengembangkan suatu strategi pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam belajar, menggunakan media/alat bantu yang tersedia di lingkungan sekolah agar dapat lebih mengoptimalkan potensi siswa SMK teknik yang pada umumnya cenderung lebih suka pelajaran
praktis daripada pelajaran teoritis. Dimana salah satu bentuk
(6)
pembelajarannya adalah pembelajaran kuantum metode eksperimen berbantuan media visual.
3. Bagi pihak sekolah sekolah, khususnya sekolah SMK teknik diharapkan
untuk lebih memperhatikan ketersediaan fasilitas pembelajaran yang dapat membantu guru dalam menjalankan tugasnya dengan baik, dan disarankan agar memberikan pelatihan-pelatihan kepada guru agar terampil dalam menggunakan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
4. Diharapkan kepada peneliti lainnya untuk melanjutkan bentuk penelitian ini
agar mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat sebagai bahan perbandingan.