Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Khusus

(1)

i

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI

TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA

POWERPOINT

TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI

POKOK BAHASAN JURNAL KHUSUS

(Studi Kasus pada Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Pulokulon

Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Apriyaji Surono NIM 7101407028

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011


(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 11 Oktober 2011

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Subkhan Amir Mahmud, S.Pd, M.Si.

NIP. 195003271978031002 NIP. 197212151998021001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Dra. Nanik Suryani, M.Pd. NIP. 195604211985032001


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 3 November 2011

Penguji

Dra. Sri Kustini

NIP. 195003041979032001

Anggota I Anggota II

Drs. Subkhan Amir Mahmud, S.Pd, M.Si.

NIP. 195003271978031002 NIP. 197212151998021001 Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. S. Martono, M.Si NIP. 196603081989011001


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, 11 Oktober 2011

Apriyaji Surono NIM. 7101407028


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

 “Hanya kepada Engkau-lah kami meyembah dan hanya kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan” (Q.S Al Fatihah: 5)

 Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil (Mario Teguh)

Persembahan

 Orang tuaku, Bapak Kartono dan Ibu Hartatik tersayang, terimakasih atas do’a, kasih sayang, perhatian, dan perjuangan yang tiada batasnya.

 Almamaterku tercinta.

 Adik-adikku, Karyati dan Kristini terimakasih atas do’a dan dukungannya.

 Keluarga Besar Mbah Sarwo & Bapak H.Harji terimakasih atas do’a dan dukungannya.


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, atas segala nikmat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Khusus (Studi Kasus pada Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Pulokulon Kabupaten Grobogan)”. Tak lupa Sholawat dan salam dihanturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jalan yang gelap ke jalan yang terang benderang.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu

persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh bantuan, masukan, saran, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan pada program studi Pendidikan Ekonomi (Akuntansi) di UNNES.

2. Drs. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kemudahan dalam perijinan skripsi ini. 3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi ini.


(7)

vii

4. Drs. Subkhan, Dosen Pembimbing I yang dengan sabar selalu memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Amir Mahmud, S.Pd, M.Si., Dosen Pembimbing II yang dengan sabar membimbing dan memberikan saran serta motivasi selama penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi (Akuntansi) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, yang telah membimbing, mengarahkan, dan menularkan ilmu pengetahuannya.

7. Drs. H. Margono, MM, Kepala SMA Negeri 1 Pulokulon yang telah memberikan ijin penelitian.

8. Purwanti, S.Pd., Guru Ekonomi/Akuntansi SMA Negeri 1 Pulokulon yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pelaksanaan penelitian.

9.

Chemplon, Chow’enk, Mas Ro’is, Ezza, Arief PrekOtz, Arini, Nining, Erna,

Upik, dan Iik, sahabat-sahabat motivatorku terima kasih atas do’a dan dukungannya.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dapat dijadikan referensi penelitian selanjutnya, dan berguna bagi perkembangan studi pendidikan akuntansi.

Semarang, Oktober 2011 Penyusun


(8)

viii

SARI

Surono, Apriyaji. 2011. Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Khusus (Studi Kasus pada Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Pulokulon Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Subkhan. Pembimbing II. Amir Mahmud, S. Pd., M.Si.

Kata Kunci : Hasil Belajar Akuntansi, Metode Inkuiri Terbimbing, Powerpoint. Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan siswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai pada setiap bidang studi. Banyak siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal jurnal khusus sehingga hasil belajar siswa rendah. Salah satu hal yang mempengaruhi hasil belajar adalah penggunaan metode pembelajaran oleh guru. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah peningkatan rata-rata hasil belajar akuntansi menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media powerpoint lebih baik daripada menggunakan metode pembelajaran konvensional berbantuan media powerpoint. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan rata-rata hasil belajar akuntansi menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media powerpoint lebih baik daripada menggunakan metode pembelajaran konvensional berbantuan media powerpoint pada pokok bahasan jurnal khusus kelas XII IPS di SMA Negeri 1 Pulokulon tahun ajaran 2011/2012.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah 82 siswa. Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi, sehinga penelitian ini disebut penelitian populasi. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah hasil belajar akuntansi menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media powerpoint sebagai X1 dan hasil belajar akuntansi menggunakan metode pembelajaran konvensional berbantuan media powerpoint sebagai X2. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Analisis datanya menggunakan uji perbedaan dua rata–rata (uji independent sample t test).

Hasil analisis data pre test kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang relatif sama, tidak ada perbedaan kemampuan awal dari kedua kelas. Hasil analisis uji independent sample t test data post test menunjukkan adanya perbedaan rata–rata, kelas eksperimen rata-rata hasil belajar mencapai 77,84. Sedangkan kelas kontrol rata–rata hasil belajar mencapai 73,67. Hal ini menunjukkan rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Dari dari desain pre test dan post test menunjukkan kelas eksperimen dan kontrol mengalami peningkatan hasil belajar, namun lebih tinggi kelas eksperimen. Sehingga kelas eksperimen dikatakan lebih baik dari pada kelas kontrol.

Sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan metode pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media powerpoint lebih baik daripada metode pembelajaran konvensional berbantuan powerpoint disarankan kepada guru ekonomi/akuntansi untuk menggunakan variasi pembelajaran metode inkuiri terbimbing berbantan powerpoint khususnya pokok bahasan jurnal khusus.


(9)

ix

ABSTRACT

Surono, Apriyaji. 2011. The Application of inquiry assisted learning method against media powerpoint learning outcomes Specific Journal (Case Studies in Student Class XII IPS SMA Negeri 1 Pulokulon Regency of Grobogan Accademic Year 2011/2012). Final Project. Accounting Departmen. Faculty of Economics. Semarang States University. Advisor I. Drs. Subkhan. Advisor II. Amir Mahmud, S. Pd., M.Si.

Keywords: Accounting Learning Outcomes, Guided Inquiry Method, Powerpoint Learning outcomes is a measure of student success is expressed in terms of value in each field of study. Many students still had difficulty in solving problems specific journals so that low student learning outcomes. One of the things that affect learning outcomes is the use of teaching methods by teachers. Guided inquiry method of learning can encourage students to think critically, so that the guided inquiry method of learning is expected to be an effective learning process. Issues raised in this study is whether the average results of study of accounting using guided inquiry-assisted learning methods powerpoint media better than using conventional learning methods assisted powerpoint media. The purpose of this study was to enhancement the average results of study of accounting using guided inquiry-assisted learning methods powerpoint media better than using conventional learning methods assisted powerpoint media subject specific journals in class XII IPS SMA Negeri 1 Pulokulon academic year 2011/2012.

The study population was students in grade XII IPS consists of two classes by the number of 82 students. This study sample is the entire population, so that this study is called population studies. Variables that were examined in this study is the result of learning of accounting using the method of media-assisted guided inquiry learning powerpoint as X1 and learning outcomes of accounting using conventional learning methods of media-assisted powerpoint as X2. Data collection methods used were a test. Analysis of data using two different tests mean (independent sample t test))

The results of pre-test data analysis of both classes have a relatively equal initial ability, no differences in initial abilities of the two classes. The results of independent sample t test analysis test post test data indicate a difference in the average, experimental class averages the study reached 77.84. While the average control class learning outcomes achieved 73.67. This indicates an average grade higher than the experimental control class. From the design of pre test and post test experimental and control classes showed increased learning outcomes, but higher-class experiments. So that the experimental class is said to be better than the control class.

In accordance with the results of research and discussion it can be concluded assisted guided inquiry learning methods powerpoint media better than conventional learning methods suggested to the teacher-assisted powerpoint economics / accounting for the variation of learning methods using guided inquiry berbantan powerpoint specialized journals in particular subject.


(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

1.4.1 Kegunaan Teoritis... 9

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11


(11)

xi

2.1.1 Pengertian Belajar ... 11

2.1.2 Teori Belajar ... 12

2.1.3 Pengertian Pembelajaran ... 14

2.1.4 Pengertian Hasil Belajar ... 16

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 18

2.2 Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 19

2.2.1 Pengertian Inkuiri ... 19

2.2.2 Jenis-jenis Inkuiri ... 20

2.2.3 Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 21

2.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing .... 23

2.3 Pembelajaran Konvensional ... 24

2.3.1 Pengertian Pembelajaran Konvensional ... 24

2.3.2 Langkah-langkah, Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Konvensional ... 25

2.4 Media Pembelajaran ... 26

2.4.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 26

2.4.2 Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 28

2.5 Media Animasi Powerpoint ... 30

2.6 Tinjauan tentang Akuntansi dan Jurnal Khusus Perusahaan Dagang .. 32

2.7 Penelitian terdahulu ... 37


(12)

xii

2.9 Hipotesis ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

3.1 Jenis Penelitian ... 42

3.2 Populasi Penelitian ... 42

3.3 Variabel Penelitian ... 44

3.4 Desain Penelitian ... 44

3.5 Instrumen Penelitian... 45

3.5.1 Tahap Persiapan Uji Coba Instrumen ... 46

3.5.2 Tahap Uji Coba Instrumen ... 47

3.5.3 Analisis Uji Coba Instrumen ... 47

3.6 Prosedur Eksperimen ... 53

3.6.1 Kelas Eksperimen ... 53

3.6.2 Kelas Kontrol ... 56

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 58

3.8 Teknik Analisis Data ... 59

3.8.1 Uji Prasyarat ... 59

3.8.2 Uji Hipotesis ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

4.1 Hasil Penelitian ... 61

4.1.1 Deskripsi Obyek Penelitian ... 61


(13)

xiii

4.1.3 Deskripsi Hasil Belajar Akuntansi ... 63

4.1.4 Analisis Hasil Pre Test ... 64

4.1.4.1 Uji Prasyarat Data Pre Test ... 65

4.1.4.2 Uji Independent Sample t Test Pre Test ... 66

4.1.5 Analisis Hasil Post Test ... 67

4.1.6 Uji Hipotesis ... 71

4.1.7 Hasil Desain Control Group Pre Test Post Test... 72

4.2 Pembahasan ... 73

BAB V PENUTUP ... 79

5.1 Simpulan ... 79

5.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Ketuntasan Nilai Ulangan Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal

Khusus ... 4

Tabel 2.1 Skenario Pembelajaran Inkuiri ... 22

Tabel 2.2 Perbedaan Jurnal Khusus dengan Jurnal Umum ... 34

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ... 37

Tabel 3.1 Gambaran Populasi Penelitian ... 42

Tabel 3.2 Hasil Uji Homogenitas Populasi ... 43

Tabel 3.3 Desain Penelitian... 45

Tabel 3.4 Hasil Analisis Validitas Butir Soal Uji coba ... 48

Tabel 3.5 Hasil Analisis Reliabelitas Butir Soal Uji coba ... 49

Tabel 3.6 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Uji coba... 51

Tabel 3.6 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Uji coba ... 52

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Pre Test ... 64

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pre Test ... 65

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pre Test ... 66

Tabel 4.4 Uji Independent Sample t Test Hasil Pre Test ... 67

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Post Test ... 68

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Post Test ... 69

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Post Test ... 70


(15)

xv

Tabel 4.9 Hasil Desain Control Group Pre Test – Post Test ... 72 Tabel 4.10 Peningkatan Total Pembelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Ulangan Harian Kelas XI IPS 1 ...84

Lampiran 2 Hasil Ulangan Harian Kelas XI IPS 2 ...86

Lampiran 3 Uji Normalitas Data Populasi ...88

Lampiran 4 Uji Homogenitas Data Populai ...89

Lampiran 5 Daftar Siswa Kelas Uji Coba ...90

Lampiran 6 Daftar Siswa Kelas Eksperimen ...91

Lampiran 7 Pembagian Kelompok...92

Lampiran 8 Daftar Siswa Kelas Kontrol ...93

Lampiran 9 Kisi-kisi Soal Uji Coba ...94

Lampiran 10 Soal Uji Coba...96

Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Uji Coba ...103

Lampiran 12 Uji Validitas Soal Uji Coba ...104

Lampiran 13 Uji Reliabelitas Soal Uji Coba ...107

Lampiran 14 Daftar Analisis Uji Coba Instrumen ...108

Lampiran 15 Perhitungan Daya Pembeda Soal ...111

Lampiran 16 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ... 112

Lampiran 17 Silabus ...113

Lampiran 18 RPP Kelas Eksperimen ...116

Lampiran 19 RPP Kelas Kontrol...122

Lampiran 20 Soal Pre Test ...128


(17)

xvii

Lampiran 22 Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Kontrol ...135

Lampiran 23 Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen ...137

Lampiran 24 Uji Normalitas Hasil Pre Test ...139

Lampiran 25 Uji Homogenitas Hasil Pre Test ...140

Lampiran 26 Uji Independent Sample t Test Hasil Pre Test ...141

Lampiran 27 Uji Normalitas Hasil Post Test ...142

Lampiran 28 Uji Homogenitas Hasil Post Test...143

Lampiran 29 Uji Independent Sample t Test Hasil Post Test ...144

Lampiran 30 Hasil Ulangan Jurnal Khusus Kelas XII IPS 1 ...145

Lampiran 31 Hasil Ulangan Jurnal Khusus Kelas XII IPS 2 ...147

Lampiran 32 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ...149

Lampiran 33Surat Permohonan Ijin Penelitian ...151

Lampiran 34 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA Negeri 1 Pulokulon ...152


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pembelajaran adalah sistem interaksi peserta didik dengan pendidik pada suatu lingkungan belajar, hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003. Jadi bisa dikatakan bahwa pembelajaran adalah hubungan timbal balik antara guru dengan siswa untuk melaksanakan suatu proses belajar mengajar yang kreaktif, dan berpikir yang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan berpikir peserta didik, maka guru dituntut dapat memahami hakikat materi pelajaran.

Mata pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas adalah mata pelajaran wajib pada jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Mata pelajaran Ekonomi merupakan mata pelajaran terpadu yang merupakan perpaduan mata pelajaran Ilmu Ekonomi dan Akuntansi. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Akuntansi diberikan sejak kelas XI sampai dengan kelas XII IPS.

Sebagai bagian dari mata pelajaran Ekonomi, Akuntansi merupakan mata pelajaran yang penting bagi siswa. Dengan adanya mata pelajaran Akuntansi siswa dapat mengetahui dan memahami konsep dasar Akuntansi, menerapkan konsep dasar tersebut untuk menyusun siklus akuntansi, serta memiliki keterampilan dalam mengolah data keuangan untuk menghasilkan informasi keuangan. Selanjutnya dengan keterampilan tersebut, siswa diharapkan dapat menguasai serta mengaplikasikan konsep akuntansi dalam kehidupan sehari-hari.


(19)

Siswa setingkat Sekolah Menengah Atas baik siswa SMA, MA maupun SMK yang mendapatkan mata pelajaran akuntansi harus terampil dalam menyusun laporan keuangan. Keterampilan tersebut berguna sebagai dasar pengetahuan apabila akan melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi khususnya di jurusan akuntansi. Namun bagi yang tidak melanjutkan, keterampilan tersebut menjadi bekal yang berguna terutama bagi siswa yang ingin bekerja di bidang keuangan.

Dalam melakukan pembelajaran Akuntansi, guru harus pandai dalam menanamkan konsep awal pada siswa. Siswa pun dituntut untuk memiliki pemahaman yang cukup disertai keterampilan yang menunjang pencapaian kompetensi yang telah ditentukan. Maka siswa tidak begitu tertarik pada mata pelajaran ini karena jika tidak memahami di awal dan tidak menyimak secara seksama penjelasan prosedural dari guru, akan merasa tertinggal. Tugas guru adalah memberikan situasi pembelajaran yang hidup untuk memacu motivasi siswa pada saat belajar akuntansi. Proses pembelajaran khususnya pembelajaran akuntansi akan lebih efektif dan bermakna apabila siswa berpartisipasi aktif.

Peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep sukar pada gilirannya akan berimbas pada peningkatan kompetensi siswa secara umum. Terkait dengan hal ini Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 sebagai penjabaran UU Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 membedakan 4 jenis kompetensi yaitu kompetensi paedagogik, kepribadian, professional dan sosial. Di antara keempat jenis kompetensi tersebut, kompetensi profesional yang diartikan sebagai kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam


(20)

3

memerlukan pemahaman yang serius, terutama untuk mata pelajaran kompleks seperti akuntansi.

Belajar mengandung dua pokok pengertian yaitu proses dan hasil belajar. Proses belajar disini dimaknai sebagai suatu kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku, sedangkan perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil belajar. Dalam proses belajar terjadi interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Komponen- komponen itu dapat dikelompokan ke dalam tiga ketegori utama, yaitu: guru, materi pelajaran, dan siswa. Interaksi antara ketiga komponen utama itu melibatkan sarana dan prasarana, seperti metode, media, dan panataan lingkungan tempat belajar, sehingga terciptanya situasi belajar- mengajar yang memungkinkan tercapainya hubungan yang harmonis dan dinamis diantara guru dan siswa. Hal ini dimaksudkan agar proses belajar mengajar tersebut dapat membuka komunikasi aktif serta dapat mengetahui peran, fungsi dan tujuan masing- masing.

Keberhasilan proses pembelajaran merupakan muara dari seluruh aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa. Keberhasilan proses belajar mengajar salah satunya dapat dilihat pada hasil atau prestasi yang di miliki siswa. Keberhasilan siswa mencapai prestasi yang baik pada pembelajaran akuntansi merupakan salah satu parameter keberhasilan proses belajar mengajar.

Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh; faktor psikilogis meliputi inteligensi, perhatian, minat, motivasi, kematangan, kesiapan; dan faktor


(21)

kelelahan. Sedangkan faktor eksternal antara lain : keadaan keluarga, keadaan sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, alat pembelajaran, disiplin sekolah, metode belajar dan fasilitas lain yang mendukung; dan keadaan masyarakat.

SMA Negeri 1 Pulokulon pada saat ini kurikulum yang diterapkan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan KTSP yang diterapkan di SMA Negeri 1 Pulokulon, mata pelajaran akuntansi diberikan kepada siswa sejak kelas XI pada jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Pokok bahasan yang diajarkan meliputi memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa dan praktik siklus akuntansi perusahaan jasa di kelas XI IPS, sedangkan pada kelas XII IPS pokok bahasan yang diajarkan adalah siklus akuntansi perusahaan dagang.

Ketuntasan belajar siswa diukur dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran ekonomi/akuntansi ditetapkan adalah 68 dengan 75 % siswa dalam kelas telah tuntas.

Tabel 1.1 Data Ketuntasan Nilai Ulangan Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Khusus

Kelas KKM Jumlah

siswa

Tuntas % Tidak tuntas

% Rata-rata kelas

XII IPS 1 68 40 23 57,5 % 17 42,5% 65,5

XII IPS 2 68 42 23 54,8 % 19 45,2 % 65,5

Sumber : Arsip Guru Ekonomi/Akuntansi SMA Negeri 1 Pulokulon (lampiran 30-31)


(22)

5

Tabel 1.1 menjelaskan bahwa pembelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal khusus di kelas XII IPS SMA Negeri 1 Pulokulon masih belum optimal sekitar 42% siswa masih belum memenuhi KKM. Peneliti menduga penyebab ketidaktuntasan siswa dikarenakan kurangnya variasi penggunaan metode dan media pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi /akuntansi kelas XII IPS, sebagian siswa masih belum tuntas dalam penguasaan materi jurnal khusus dikarenakan ketidakpahaman siswa atas materi yang disampaikan guru. Pembelajaran yang dilaksanakan guru adalah menggunakan metode konvensional (ceramah). Metode pembelajaran konvensional dirasa monoton tanpa ada variasi, lebih didominasi oleh guru sedangkan siswa pasif. Sehingga, materi yang di ajarkan tidak segera di kuasai dan di pahami. Siswa merasa lebih bisa memahami ketika materi didiskusikan dengan teman-temannya karena siswa tidak malu bertanya apabila belum jelas. Oleh karena itu guru memerlukan variasi metode pembelajaran agar siswa lebih memahami materi yang diajarkan.

Salah satu alternatif agar siswa aktif dalam pembelajaran akuntansi dapat dilakukan dengan menggunakan pembelajaran inkuiri bebas, terbimbing, dan termodifikasi. Pembelajaran inkuiri bebas berarti siswa secara nyata mencari pengetahuan sendiri tanpa bantuan dan bimbingan dari guru, sedangkan pembelajaran inkuiri terbimbing, proses siswa dalam memperoleh pengetahuan dengan bantuan bimbingan dan petunjuk dari guru. Pembelajaran inkuiri merupakan gabungan pembelajaran inkuiri bebas dan terbimbing.


(23)

Dengan pembelajaran inkuiri terbimbing siswa melakukan penyelidikan dan akhirnya menemukan sendiri konsep-konsep dasar akuntansi sehingga siswa memiliki pengalaman pribadi. Terlebih jika berhasil menemukan konsep yang belum diketahui, maka siswa akan merasakan kebanggaan dan kepuasan.

Inkuiri terbimbing merupakan inovasi model pembelajaran dalam kelas yang baik untuk siswa setingkat SMA, dimana siswa masih memiliki jiwa yang labil dan masih perlu bimbingan dalam melakukan pembelajaran. Pembelajaran akuntansi dengan pendekatan seperti ini diharapkan dapat memberi kesempatan para siswa berlatih secara tekun dalam memecahkan soal-soal sehingga siswa memperoleh penguasaan materi berdasarkan proses yang melibatkan siswa secara aktif.

Menurut Mahuri (2011) inkuiri terbimbing (guided inquiry), yaitu model pembalajaran dimana siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang, guru hanya berperan sebagai fasilitator.

Beberapa uji empiris sebelumnya telah dilakukan. Berdasarkan uji empiris sebelumnya mengenai metode pembelajaran inkuiri terbimbing yang dilakukan Bilgin (2009:1038) juga menyebutkan bahwa siswa dengan kelompok inkuiri terbimbing yang belajar secara kooperatif mempunyai pemahaman yang lebih baik terhadap penguasaan konsep materi pelajaran dan menunjukkan sikap yang positif. Model pembelajaran inkuiri terbimbing memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif menggunakan proses fisik dalam menemukan sendiri


(24)

7

beberapa konsep dan prinsip materi yang sedang dipelajari dengan bimbingan dari guru sehingga materi pelajaran tidak hanya sebagai materi saja tetapi juga membangun moral siswa. Penelitian lain yang senada juga diungkapkan oleh Agustianingsih (2010) menunjukan bahwa hasil belajar akuntansi pada pokok bahasan jurnal penyesuaian menggunakan metode inkuiri terbimbing dengan bantuan media CD interaktif lebih baik daripada menggunakan metode konvensional.

Selain metode pembelajaran, media pembelajaran juga memegang peranan penting dalam pencapaian hasil belajar. Menurut Sanjaya (2008: 160) dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran akan tetapi juga bisa membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran dirasa penting dalam proses pembelajaran. Mata pelajaran akuntansi yang dirasa rumit oleh sebagian siswa selain membutuhkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan partisipasi siswa juga perlu didukung dengan media yang dapat menarik perhatian siswa.

Dalam penelitian ini metode inkuiri terbimbing dilakukan dalam pembelajaran akuntansi dengan memanfaatkan media powerpoint. Powerpoint adalah aplikasi yang tergabung dalam Microsoft Office yang biasa digunakan untuk presentasi. Tampilan powerpoint dapat lebih menarik dibandingkan aplikasi pengolah kata lainnya karena dapat ditambahkan efek animasi gambar gerak maupun tulisan gerak. Selain itu pembuatan tampilan powerpoint juga mudah sehingga dapat dimanfaatkan oleh guru mata pelajaran dalam proses pembelajaran.


(25)

Penelitian empiris sebelumnya yang dilakukan oleh Ardhi (2007) menunjukan bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan media animasi (dikemas dalam software Powerpoint) dan LKS dapat mengefektifitaskan pembelajaran matematika. Penelitian lain juga dilakukan oleh Yuniati (2010) menunjukan bahwa hasil belajar akuntansi pada penerapan metode pembelajaran quantum berbantu media powerpoint lebih efektif jika dipakai dalam KBM.

Keberhasilan penggunaan metode inkuiri terbimbing dan penggunaan media powerpoint dalam pembelajaran merupakan hal yang menarik bagi peneliti untuk

melakukan penelitian dalam mata pelajaran ekonomi/akuntansi. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI POKOK BAHASAN JURNAL KHUSUS (Studi kasus pada siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012)”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah peningkatan rata-rata hasil belajar akuntansi menggunakan metode inkuiri terbimbing berbantuan media powerpoint lebih baik daripada rata-rata hasil belajar akuntansi menggunakan metode konvensional berbantuan powerpoint pada pokok bahasan jurnal khusus siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Pulokulon?.


(26)

9

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: Peningkatan rata-rata hasil belajar akuntansi menggunakan metode inkuiri terbimbing berbantuan media powerpoint dan rata-rata hasil belajar akuntansi menggunakan metode konvensional berbantuan powerpoint pada pokok bahasan jurnal khusus siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Pulokulon.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan dilakukannya penelitian ini oleh penulis adalah menerapkan pemahaman teoritis yang diperoleh selama di bangku kuliah pada kenyataan di lapangan dan juga sebagai bahan masukan yang nantinya dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya.

1.4.2 Kegunaan Praktis a. Bagi Peneliti

1) Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai metode pembelajaran inkuiri terbimbing.

2) Menambah keterampilan peneliti khususnya yang terkait dengan penelitian yang menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing.


(27)

b. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat meningkatkan keaktifan (partisipasi) dan kekreatifan siswa dalam pemelajaran, kesungguhan dalam menyelesaikan soal-soal tes, hasil belajar dan ketuntasan belajar meningkat.

c. Bagi Guru

Penelitian ini dapat memacu guru untuk mengoptimalkan pembelajaran dengan variasi pembelajaran menggunakan berbagai metode yang sesuai dengan karakteristik pokok bahasan, serta mengoptimalkan media pembalajaran khususnya komputer.

d. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat memberikan wacana baru tentang media pembelajaran dalam menentukan kebijakan sekolah dalam kaitannya dengan pengembangan media pembelajaran lebih terarah.


(28)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.Kajian tentang Belajar dan Hasil Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar

Kata belajar sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat, sebagai contohnya adalah bayi yang sedang menirukan ucapan lewat gerak bibir ibunya, seorang anak yang sedang menonton film kesayangannya di TV, seseorang anak yang sedang belajar naik sepeda, dan masih banyak lagi. Sebenarnya hal tersebut merupakan tindakan proses belajar dari tidak bisa menjadi bisa. Walaupun hal tersebut tidak bisa dideteksi secara langsung proses yang terjadi dari kegiatan orang yang melakuakan proses belajar tersebut.

Menurut Slameto (2010:2) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Anni (2007:2) Belajar juga berarti proses penting bagi perubahan tingkah laku dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Menurut Arsyad (2010:1) “Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya”. Jadi belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja tanpa harus secara formal dilingkungan sekolah.


(29)

Morris L. Bigge dalam Darsono (2000:03) menyatakan bahwa “ learning is an enduring change in a living individual that is not heralded by a genetic

inheritance” (belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang dan tidak diwariskan secara genetis). Sementara itu Gagne dan Berliner dalam Anni (2007:2) menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Dalam hal ini pengalaman dijadikan sumber keterampilan dan pengetahuan yang bersifat kontinu dan interaktif.

Dari beberapa pengertian belajar menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah upaya seseorang dalam mengubah perilaku melalui proses berpikir dalam lingkungannya. Belajar akuntansi berarti proses perubahan tingkah laku dalam proses pembelajaran akuntansi baik perubahan dalam pemecahan masalah, partisipasi aktif dalam pembelajaran, dan atau perubahan dalam pemahaman konsep-konsep akuntansi.

2.1.2. Teori Belajar

1) Teori Belajar Menurut Meichenbaum

Meichenbaum dalam Anni (2007:35) menyatakan bahwa individu dapat diajarkan untuk memantau dan mengatur perilakunya sendiri. Ada 5 tahap dalam kegiatan mandiri yang dikembangkan oleh Meichenbaum, yaitu

a) Model orang dewasa melakukan tugas tertentu sambil berbicara dengan keras. Model ini disebut modeling kognitif.


(30)

13

b) Anak melakukan tugas yang sama dibawah arahan pembelajaran dari model. Kegitan ini disebut bimbingan eksternal.

c) Anak melakukan tugas sambil membelajarkan diri sendiri.kegiatan ini disebut bimbingan yang dilakukan oleh diri sendiri.

d) Anak membelajarkan dirinya sendiri dengan berbicara pelan-pelan pada saat melanjutkan tugas. Kegiatan ini disebut bimbingan yang dilakukan diri sendiri.

e) Anak melakukan tugas untuk mencapai kinerja tertentu dengan melakukan percakapan diri sendiri (pembelajaran diri sendiri).

2) Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme sangat berpengaruh dalam pembelajaran akuntansi. Teori belajar menurut pandangan Konstruktivisme, menyatakan bahwa anak tidak menerima begitu saja pengetahuan dari orang lain, tetapi anak secara aktif membangun pengetahuannya yang sebelumnya anak sudah mempunyai kemampuan awal. Menurut Slavin (2008:13) Teori belajar konstruktivis ini menyatakan bahwa “siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasi informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan- aturan itu tidak lagi sesuai”. Dalam proses belajar seorang siswa harus berusaha mendapatkan pengetahuan sendiri. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus belajar bekerja memecahkan masalah, dan menemukan segala sesuatu untuk dirinya.


(31)

Menurut teori kontruktivisme untuk membangun suatu pengetahuan baru, peserta didik akan menyesuaikan informasi baru atau pengalaman yang dimilikinya melalui berinteraksi dengan peserta didik lain atau dengan gurunya. Melalui model pembelajaran penemuan terbimbing siswa bisa dibagi menjadi kelompok kecil atau perorangan. Sehingga siswa bisa berdiskusi dan menyampaikan pendapatnya dalam proses penemuan konsep dan berlatih.

2.1.3. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran secara umum adalah kegiatan yang dilakukan guru sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Menurut UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam pasal 1 yang dimaksud dengan “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”(UU Sistem Pendidikan Nasional, diakses tanggal 28 Februari 2011).

Dalam pasal yang sama juga dijelaskan bahwa “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu” dan “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”.

Menurut Sanjaya (2006:78) kata “pembelajaran“ adalah terjemahan dari “instruction”, yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di amerika serikat.


(32)

15

Pembelajaran banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif- wholistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu pembelajaran juga dipengaruhi oleh perkembanan teknologi yang di asumsikan dapat membantu mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media seperti bahan-bahan cetak, program televisi, gambar, audio, dan lain sebagainya, sehingga mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar

Menurut Briggs (dalam Sugandi, 2007:9) pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan. Menurut Gagne dalam Sanjaya, (2006:78) mengajar atau “teaching” merupakan bagian dari pembelajaran (instraction), dimana peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengarasemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.

Menurut Sanjaya (2008:105-108) Makna pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan ditunjukkan oleh beberapa ciri, yaitu: pertama, belajar adalah proses berpikir. Belajar berpikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi secara individu dengan lingkungan. Kedua, pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara

maksimal. Ketiga, belajar adalah proses yang terus-menerus yang tidak pernah berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas.


(33)

Dari definisi pembelajaran di atas dapat diketahui bahwa kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, oleh Gino, dkk (1996:30) disebutkan:

1) Siswa, sebagai penerima, pencari dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

2) Guru, sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar dan peran lainnya yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

3) Tujuan yaitu pernyataan tentang peubah tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik.

4) Isi pelajaran, yakni segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

5) Metode yaitu cara yang teratur untuk memberi yang diingimkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, yang meliputi kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

6) Media yaitu bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang dipakai untuk menyajikan informasi pada siswa agar mencapai tujuan.

7) Evaluasi yaitu cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.

2.1.4. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Anni (2007:4) Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang dialami pembelajar setelah mengalami proses belajar. Perolehan aspek perubahan


(34)

17

tersebut tergantung pada aspek yang dipelajari oleh pembelajar. Apabila pembelajar mempelajari tentang konsep maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah penguasaan konsep. Hasil belajar ini sangat dibutuhkan sebagai petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar yang sudah dilaksanakan. Hasil belajar diketahui melalui evaluasi untuk mengukur dan menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari sesuai tujuan yang telah ditetapkan.

Secara garis besar Bloom mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 3 ranah. Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar, yaitu : (1) ranah kognitif yang mencakup pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation), (2) ranah afektif yang mencakup kategori penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan pembentukan pola hidup (organization by a value complex). Taksonomi tujuan pembelajaran afektif dikembangkan oleh Krathwohl, dkk merupakan hasil belajar yang paling sulit diukur, (3) ranah psikomotorik, kategori ranah psikomotorik menurut Elizabeth Simpson (Gay, 1986) adalah persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided responses), gerakan terbiasa (mechanism),gerakan kompleks (complex overt responses), penyesuaian (adaption), dan kreativitas (originality)

Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah berjalan secara efektif. Umumnya dilakukan setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hasil


(35)

belajar akuntansi merupakan perubahan tingkah laku setelah melaksanakan kegiatan belajar akuntansi. Dalam hal ini hasil belajar akuntansi yang di gunakan dalam penelitian adalah hasil belajar kognitif pokok bahasan jurnal khusus (post test). Hasil belajar akuntansi antara kelas eksperimen dibandingkan dengan hasil

belajar kelas kontrol.

2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh; faktor psikilogis meliputi inteligensi, perhatian, minat, motivasi, kematangan, kesiapan; dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal antara lain : keadaan keluarga, keadaan sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, alat pembelajaran, disiplin sekolah, metode belajar dan fasilitas lain yang mendukung; dan keadaan masyarakat.

Menurut Anni (2007:14) faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain adalah kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh; kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional; dan kondisi sosial seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Sedangkan faktor eksternal antara lain variasi dan derajat kesulitan materi (stimulus) yang dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar siswa.


(36)

19

Dari uraian-uraian di atas jelas bahwa suatu proses belajar mengajar pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam arti bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa. Dan dari beberapa pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah siswa menerima suatu pengetahuan yang berupa angka (nilai). Jadi aktivitas siswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya aktivitas siswa maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya hasil belajar yang dicapai siswa rendah. Aktivitas siswa agar dapat mencapai hasil belajar akuntansi yang optimal antara lain dengan memahami konsep dasar dan banyak berlatih mengerjakan kasus tentang akuntansi.

2.2.Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 2.2.1.Pengertian Inkuiri

Menurut Razak, (2010) inkuiri berasal dari kata inquire yang berarti menanyakan, meminta keterangan, atau penyelidikan, dan inkuiri berarti penyelidikan. Siswa diprogramkan agar selalu aktif secara mental maupun fisik. Inkuiri adalah suatu metode yang digunakan dalam pembelajaran baik untuk mata pelajaran matematika dan sains, maupun sosial sains dan mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan, informasi atau mempelajari suatu gejala. Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan pembelajar untuk mencari dan meyelidiki secara


(37)

sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga pembelajar mampu merumuskan sendiri berbagai penemuan atas berbagai persoalan dengan penuh percaya diri. 2.2.2.Jenis-jenis Inkuiri

Menurut Romey (dalam Razak, 2010) membedakan inkuiri menjadi dua tingkat, yaitu : (a) Inkuiri dengan aktivitas terstruktur. Dalam inkuiri dengan “Aktivitas terstruktur” siswa memperoleh petunjuk-petunjuk lengkap yang mengarahkan pada prosedur yang didesain untuk memperoleh sesuatu konsep atau prinsip tertentu; (b) Inkuiri dengan aktivitas tidak terstruktur. Dalam inkuiri dengan “Aktivitas Tidak Terstruktur”, hanya terdapat penyajian masalah, dan siswa secara bebas memilih dan menggunakan prosedur-prosedur masing-masing, menyusun data yang diperolehnya, menganalisisnya dan kemudian menarik kesimpulan.

Menurut Bonnstetter (dalam Mahuri, 2011) membedakan inkuiri menjadi lima tingkat yaitu praktikum (tradisional hands-on), pengalaman sains terstruktur (structured science experiences), inkuiri terbimbing (guided inkuiri), inkuiri siswa mandiri (student directed inquiry), dan penelitian siswa (student research). Klasifikasi inkuiri menurut Bonnstetter (2000) didasarkan pada tingkat kesederhanaan kegiatan siswa dan dinyatakan sebaiknya penerapan inkuiri merupakan suatu kontinum yaitu dimulai dari yang paling sederhana terlebih dahulu.

Praktikum (tradisional hands-on) adalah tipe inkuiri yang paling sederhana. Dalam praktikum guru menyediakan seluruh keperluan mulai dari topik sampai kesimpulan yang harus ditemukan siswa dalam bentuk buku petunjuk yang


(38)

21

lengkap. Pada tingkat ini komponen esensial dari inkuiri yakni pertanyaan atau masalah tidak muncul, oleh karena itu, Martin-Hansen (2002) (dalam Mahuri, 2011) menyatakan bahwa praktikum tidak termasuk kegiatan inkuiri. Sains terstruktur (structured science experiences), yaitu kegiatan inkuiri di mana guru menentukan topik, pertanyaan, bahan dan prosedur sedangkan analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh siswa. Inkuiri terbimbing (guided inquiry), yaitu di mana siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Inkuiri siswa mandiri (student directed inquiry), pada tingkatan ini siswa bertanggungjawab secara penuh terhadap proses belajarnya, dan guru hanya memberikan bimbingan terbatas pada pemilihan topik dan pengembangan pertanyaan. Penelitian siswa (student research) dimana guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan penentuan atau pemilihan dan pelaksanaan proses dari seluruh komponen inkuiri menjadi tangungjawab siswa. Menurut Carin dan Sund (dalam Razak, 2010) berpendapat bahwa pembelajaran metode inkuiri mencakup inkuiri induktif terbimbing dan tak terbimbing, inkuiri deduktif, dan pemecahan masalah.

2.2.3.Pembelajaran inkuiri Terbimbing

Diantara metode-metode inkuiri yang lebih cocok untuk siswa-siswa pada peringkat pendidikan dasar dan menengah adalah inkuiri induktif terbimbing, dimana siswa terlibat aktif dalam pembelajaran tentang konsep atau suatu gejala melalui pengamatan, pengukuran, pengumpulan data untuk ditarik kesimpulan.


(39)

Pada inkuiri induktif terbimbing, guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi, tetapi guru membuat rencana pembelajaran atau langkah-langkah pembelajaran. Skenario pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Gulo (2002:99) dapat dilihat pada tabel 2.1 :

Tabel 2.1 Skenario Pembelajaran Inkuiri

No. Kegiatan siswa Langkah Kegiatan Kegiatan Guru Keterangan 1 Menunjukan

kebutuhan, masalah

Menentukan tujuan pengajaran

Menjelaskan tujuan pengajaran

Guru

mempersiapkan LKS

2 Mendengar,

mengusulkan, dan mempertanyakan

Pengantar singkat tentang materi pelajaran

Memberi

penjelasan singkat materi pelajaran

Menentukan batas waktu 3 Masuk kedalam

kelompok Membentuk kelompok Mengorganisasikan fasilitas dan kelompok Pembentukan kelompok 4 Merumuskan,

mengklasifikasikan tujuan Urutan tugas Klasifikasi tujuan Mengamati, membantu, mengarahkan 5 Membaca,

bertanya, mengamati,

membuat catatan, meneliti, mengorganisasi data Kerja individual Menganjurkan, memberi fasilitas, dan bimbingan Saling membantu Antar siswa

6 Analisis data, kesimpulan individual Laporan pada kelompok Menganjurkan, memberi fasilitas dan bimbingan Saling membantu Antar siswa 7 Sharing penemuan,

kritik mengambil catatan, kesimpulan pandahuluan Diskusi kelompok Menganjurkan, memberi fasilitas dan bimbingan. Saling membantu Antar siswa 8 Menulis laporan

kelompok antar siswa

Laporan kelompok

Memberi bantuan Saling membantu Antar siswa 9 Menanggapi dan

bertanya Diskusi kelas Memantau, membantu mengelola kelas Memimpin Diskusi 10 Tanya jawab, catat Rangkuman Sintesis,

menyimpulkan

Memimpin Diskusi 11 Mamberi saran Tindakan

lanjut Menentukan tindak lanjut berdasarkan hasil diskusi Memimpin diskusi


(40)

23

2.2.4.Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Menurut Suryosubroto (2009:185) kelebihan pembelajaran inkuiri yaitu: (1) membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, (2) membangkitkan gairah pada siswa misalkan siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan, (3) memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya, (4) membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuaan, (5) siswa terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi untuk belajar, dan (6) strategi ini berpusat pada anak, misalkan memberi kesempatan kepada siswa dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide. Guru menjadi teman belajar, terutama dalam situasi penemuan yang jawabannya belum diketahui.

Menurut Suryosubroto (2009:186) Kelemahan pembelajaran inkuiri yaitu: (1) dipersyaratkan keharusan ada persiapan mental untuk cara belajar ini, (2) pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas besar, misalkan sebagian waktu hilang karena membantu siswa menemukan teori-teori, atau menemukaan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu, (3) harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru, dan (4) siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pembelajaran secara tradisional.


(41)

2.3.Pembelajaran Konvensional

2.3.1.Pengertian Pembelajaran Konvensional

Menurut Roestiyah (1998) dalam Yuli (2010) cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah Pendidikan ialah cara mengajar dengan ceramah. Sejak duhulu guru dalam usaha menularkan pengetahuannya pada siswa, ialah secara lisan atau ceramah. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh para guru. Bahwa, pembelajaran konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru.

Burrowes (2003) dalam Warpala (2011) menyampaikan bahwa pembelajaran konvensional menekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikannya kepada situasi kehidupan nyata. Lebih lanjut dinyatakan bahwa pembelajaran konvensional memiliki ciri-ciri, yaitu: (1) pembelajaran berpusat pada guru, (2) terjadi passive learning, (3) interaksi di antara siswa kurang, (4) tidak ada kelompok-kelompok kooperatif, dan (5) penilaian bersifat sporadis.

Penyelenggaraan pembelajaran konvensional lebih sering menggunakan modus telling (pemberian informasi), ketimbang modus demonstrating (memperagakan) dan doing direct performance (memberikan kesempatan untuk


(42)

25

menampilkan unjuk kerja secara langsung). Dalam hal ini, guru lebih sering menggunakan strategi atau metode ceramah dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum secara ketat. Guru berasumsi bahwa keberhasilan program pembelajaran dilihat dari ketuntasannya menyampaikan seluruh materi yang ada dalam kurikulum. Penekanan aktivitas belajar lebih banyak pada buku teks dan kemampuan mengungkapkan kembali isi buku teks tersebut. Jadi, pembelajaran konvensional kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses (hands-on activities).

2.3.2.Langkah-langkah, Kelebihan, dan Kelemahan Pembelajaran Konvensional

Menurut Sudjana (2008:77) langkah-langkah dalam menggunakan metode konvensional (ceramah) antara lain :

a. Tahap persiapan artinya tahap guru untuk menciptakan kondisi belajar yang baik sebelum mengajar dimulai.

b. Tahap penyajian artinya tiap guru menyampaikan tahap ceramah

c. Tahap asosiasi (komparasi) artinya memberi kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang telah diterima. Dalam tahap ini deberikan/disediakan tanya jawab.

d. Tahap generalisasi atau kesimpulan. Pada tahap ini kelas menyimpulkan hasil ceramah, umumnya siswa mencatat bahan yang telah diceramahkan.


(43)

e. Tahap aplikasi/ evaluasi. Tahap terakhir ini diadakan penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diberikan guru. Evaluasi bisa dalam bentuk lisan, tulisan, tugas, dan lain-lain.

Menurut Muhfida (2011) kelebihan dari pembelajaran konvensional adalah peserta didik lebih memperhatikan guru dan pandangan peserta didik hanya tertuju pada guru. Sedangkan, kelemahan dari pembelajaran konvensional antara lain: (1) Pelajaran berjalan membosankan, peserta didik hanya aktif membuat catatan saja, (2) Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat peserta didik tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan, (3) Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan. (4) Ceramah menyebabkan belajar peserta didik menjadi benar menghafal yang tidak menimbulkan pengertian.

2.4.Media Pembelajaran

2.4.1.Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Arsyad, (2010:3), kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Association of Education and Communication Technology (AECT) memberikan definisi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi. Suranto (dalam Pandora, 2010) mengemukakan bahwa media adalah suatu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari seorang komunikator kepada komunikan. Heinich, Dkk (dalam Arsyad, 2010 : 4)


(44)

27

mengemukakan bahwa istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.

Briggs (1979) dalam pandora (2010) secara lebih khusus mengatakan media sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Sarana fisik tersebut dapat berupa buku, tape recorder, kaset, kamera video, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Bovee dalam Ena (2011) media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.

Menurut Ena (2011) Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.

Dengan demikian media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis, yang dapat digunakan untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal atau dapat disimpulkan bahwa media merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat


(45)

merangsang siswa untuk belajar. Dan media pembelajaran akuntansi adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran akuntansi.

Menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2010:12-14) Beberapa ciri-ciri media adalah sebagai berikut :

1) Ciri fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media siswam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksikan suatu peristiwa atau objek. Dengan demikian, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransformasikan tanpa mengenal waktu (dapat digunakan setiap saat).

2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapt disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Memanipulasi kejadian atau objek dengan cara mengedit

rekaman dengan demikian dapat menghemat waktu. 3) Ciri Distributif ( Distributif Property)

Media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama dengan kejadian itu. 2.4.2.Jenis-jenis Media Pembelajaran

Menurut Sukarman (2008) media pembelajaran berdasarkan realitasnya dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu media nyata dan media buatan. Media nyata yaitu segala jenis benda atau objek nyata (tidak secara khusus


(46)

29

dirancang untuk dijadikan media) yang dimanfaatkan sebagai alat bantu pembelajaran atau sumber belajar di dalam upaya mengefektifkan proses belajar mengajar. Sebaliknya, media buatan yaitu benda atau objek yang secara khusus dirancang dan dibuat untuk dijadikan sebagai alat bantu pembelajaran atau sebagai sumber belajar di dalam upaya mengefektifkan proses belajar mengajar.

Berdasarkan wujudnya, media dapat dibedakan atas media audiotif, media visual, dan media audio-visual. Media audiotif yaitu segala jenis alat bantu atau sumber belajar berupa suara atau bunyi semata, pencerapannya hanya melalui indera dengar. Media visual yaitu segala jenis alat bantu atau sumber belajar berupa benda atau objek kasat mata, pencerapannya hanya melalui indera lihat. Media audio-visual yaitu segala jenis alat bantu atau sumber belajar yang selain berupa suara atau bunyi juga berupa benda atau objek kasat mata, pencerapannya di samping melalui indera dengar juga melalui indera lihat.

Menurut Rakim (2008), multimedia pembelajaran berdasarkan kegunaannya ada 2 macam yaitu : (1) multimedia presentasi pembelajaran yakni alat bantu guru dalam proses pembelajaran dikelas dan tidak menggantikan guru secara keseluruhan. Contohnya Microsoft Powerpoint, (2) multimedia pembelajaran mandiri yakni software pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh siswa secara mandiri tanpa bantuan guru. Multimedia pembelajaran mandiri harus dapat memadukan explicit knowledge dan tacit knowledge, mengandung fitur assemen untuk latihan,ujian dan simulasi termasuk tahapan pemecahan masalah. Contohnya Macromedia Authorware atau Adobe Flash.


(47)

Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Hubbard, (dalam Ena, 2011) mengusulkan sembilan kriteria untuk menilainya. Kreteria pertamanya adalah biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu. Kriteria lainnya adalah ketersediaan fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir adalah kegunaan. Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah media semakin baiklah media itu. Selain kelebihan yang telah disebutkan diatas, komputer sebagai media pembelajaran memiliki kelemahan antara lain : hambatan dana, ketersediaan piranti lunak dan keras komputer, keterbatasan pengetahuan tehnis dan teoris dan penerimaan terhadap tehnologi.

2.5.Media Animasi Powerpoint

Menurut Lee (dalam Ena, 2011) merumuskan paling sedikit ada delapan alasan pemakaian komputer sebagai media pembelajaran. Alasan-alasan itu adalah: pengalaman, motivasi, meningkatkan pembelajaran, materi yang otentik, interaksi yang lebih luas, lebih pribadi, tidak terpaku pada sumber tunggal, dan pemahaman global.

Menurut Nasution, (1999:110) media animasi merupakan peralatan elektronik digital yang dapat memproses suatu masukan untuk menghasilkan suatu keluaran yang bekerja secara digital. Media animasi adalah hasil teknologi modern yang membuka kemungkinan-kemungkinan yang besar alat pendidikan.


(48)

31

Menurut Ena (2011) Microsoft Powerpoint adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office. Program ini dibuat untuk mendesain presentasi dalam seminar, workshop, penataran dan sebagainya oleh penyaji.

Keuntungan dari program Microsoft Powerpoint adalah sederhananya tampilan ikon- ikon. Ikon-ikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon- ikon Microsoft Word yang sudah dikenal oleh kebanyakan pemakai komputer. Program yang dihasilkanpun menarik. Program Microsoft Powerpoint dilengkapi dengan animasi yang bukan hanya berlaku pada teks saja tetapi juga pada gambar, suara, garis dan sebagainya, sehingga merupakan program yang interaktif. Inilah yang bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran Akuntansi. Dengan adanya animasi tentu akan menarik perhatian siswa.

Penggunaan program Microsoft Powerpoint pun memiliki kelebihan sebagai berikut: (1) penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto, (2) lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji, (3) pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik, (4) tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan, (5) dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang, dan (6) dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD / Disket / Flashdisk), sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-mana.

Di era yang semakin modern ini, semua tenaga kependidikan sangat dituntut untuk lebih kreatif dalam menopang profesinya sebagai guru. Hal ini


(49)

dimaksudkan untuk meningkatkan mutu suatu pendidikan. Sebagai guru harus sadar benar akan arti pentingnya teknologi untuk menunjang proses pembelajaran, salah satunya adalah dengan menggunakan Powerpoint. Melihat perkembangan dalam dunia pendidikan sekarang ini, sudah saatnya seorang guru melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam teknik pengajarannya. Dalam hal ini perubahan yang harus dilakukan oleh guru salah satunya adalah pembuatan media pembelajaran berbasis komputer, khususnya presentasi dengan menggunakan

Powerpoint. Presentasi menggunakan Powerpoint diharapkan dapat

mengkomunikasikan suatu gagasan/ pemikiran yang bertujuan untuk menarik perhatian siswa sebagai peserta didik.

2.6.Tinjauan tentang Akuntansi dan Jurnal Khusus Perusahaan Dagang Menurut Harahap (2005:4) Akuntansi adalah bahasa atau alat komunkasi bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan (ekonomi) berupa posisi keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, utang dan modal suatu bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu. Dalam buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT), akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengatur, menyampaikan informasi ekonomi sebagai bagian informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh penguna informasi keuangan.

Dari pengertian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu kegiatan mengolah input (transaksi keuangan) melalui proses pencatatan, pengelompokan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan menjadi output.


(50)

33

Pencatatan pada perusahaan dagang pada prinsipnya tidak berbeda dengan pencatatan pada perusahaan jasa. Tetapi karena perusahaan dagang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan perusahaan jasa, maka dalam pencatatannya mempunyai karakter yang khas. perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagangan dari pemasok (supplier) dengan tujuan untuk dijual kembali kepada konsumen tanpa mengubah bentuk. Karakteristik perusahaan dagang yang tidak dimiliki oleh perusahaan jasa, adalah pembelian, penjualan, dan persediaan barang dagangan. Hasil utama yang diperoleh perusahaan dagang adalah keuntungan (laba) atau pun kerugian yang merupakan selisih antara harga pembelian dengan harga penjualan.

Menurut Indrastuti (2009:19) Jurnal khusus yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat kelompok transaksi sejenis yang sering terjadi. Jurnal khusus bertujuan untuk mengurangi pekerjaan dalam memposting ke buku besar dan untuk menciptakan pengendalian intern perusahaan. Manfaat jurnal khusus adalah sebagai berikut.

a) Terdapat spesialisasi kerja (pembagian kerja) menurut jenis jurnal yang telah ditentukan.

b) Informasi keuangan yang disajikan lebih jelas karena ada pengelompokan data keuangan yang sejenis.

c) Posting ke buku besar lebih mudah dilakukan karena dilakukan secara berkala dengan pengelompokan transaksi yang sejenis.


(51)

Tabel 2.2 Perbedaan Jurnal Khusus dengan Jurnal Umum

Aspek Jurnal Khusus Jurnal Umum

Format Disesuaikan dengan

kolom-kolom yang diperlukan dalam mencatat transaksi sejenis

Format jurnal terdiri atas

Tanggal, Akun

Keterangan, Ref dan Jumlah yang terdiri atas debet dan kredit

Pencatatan Transaksi dicatat sesuai dengan jenisnya dalam beberapa jurnal yang sesuai

Semua transaksi dicatat hanya pada satu jurnal

Posting ke akun buku besar

Posting jurnal kea kun buku besar dilakukan secara berkala, misal setiap bulan

Posting jurnal ke akun buku besar dilakukan setiap hari, setiap terjadi transaksi

Peruntukan Digunakan pada

perusahaan yang besar

Cocok digunakan untuk perusahaan dagangyang masih kecil

Jurnal khusus yang digunakan dalam perusahaan dagang dikelompokkan menjadi 4 macam :

1. Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipts Journal)

Seluruh transaksi yang menyebabkan bertambahnya jumlah uang kas dicatat dalam jurnal penerimaan kas. Bentuk jurnal penerimaan kas sebagai berikut:

Jurnal Penerimaan Kas

Halaman: ... Tgl Keterangan Ref.

Debet Kredit

Kas Potongan Penjualan

Piutang

Dagang Penjualan

Serba-serbi Ref Perkiraan Jumlah


(52)

35

2. Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payments Journal)

Jurnal pengeluaran kas merupakan jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang menyebabkan berkurangnya kas perusahaan. Bentuk jurnal pengeluaran kas sebagai berikut :

Jurnal pengeluaran kas

Halaman: ...

Tgl Ket. Ref

.

Debet Kredit

Utang

Dagang Pmbelian

Serba-serbi

Kas Potongan Pmbelian Ref

.

akun Juml .

3. Jurnal Penjualan (Sales Journal)

Jurnal penjualan adalah jurnal yang digunakan khusus untuk mencatat penjualan-penjualan barang dagangan secara kredit. Bentuk jurnal penjualan sangat sederhana, karena hanya memiliki satu kolom jumlah untuk mencatat penjualan dan piutang dagang. Bentuk jurnal penjualan sebagai berikut:

Jurnal Penjualan

Halaman : ... Tgl Nomor

Faktur Keterangan Ref.

Syarat Pembayaran

Piutang Dagang(D)

Penjualan (K)


(53)

4. Jurnal Pembelian (Purchases Journal)

Jurnal pembelian yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pembelian, baik pembelian barang dagangan, maupun pembelian aktiva lainnya yang dilakukan secara kredit. Bentuk jurnal pembelian sebagai berikut :

Jurnal Pembelian

Halaman : ... Tgl Keterangan Ref

Debet Kredit

Pembelian Serba-serbi Utang

Dagang Perkiran Ref. Jumlah

Jika, jurnal umum dipakai bersama-sama dengan jurnal khusus, maka jurnal umum disini pengertiannya yaitu jurnal yang hanya dipakai untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak dapat dicatat dalam jurnal khusus.

Jurnal Umum

Halaman : ...


(54)

37

2.7.Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu

No

. Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Eka Rosiana Agustianingsih (2010)

Implementasi Pendekatan Inkuiri terbimbing dengan bantuan media CD interaktif dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran akuntansi (Studi Kasus Pada Siswa SMA Virgo Fidelis Bawen Tahun Pelajaran 2009/2010)

Inkuiri terbimbing dengan bantuan media CD interaktif berpengaruh positif dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran akuntansi 2 Ibrahim Bilgin

(2009:1038)

The effects of guided inquiry

instruction incorporating with

cooperative learning environment on

University students’ achievement of

acid and bases concepts and attitude toward guided inquiry instruction

Siswa dengan kelompok inkuiri terbimbing yang belajar secara kooperatif

mempunyai

pemahaman yang lebih baik terhadap penguasaan konsep materi pelajaran dan menunjukkan sikap yang positif

3 Revillia Ardhi (2007)

Efektifitas Pembelajaran dengan Media Animasi dan LKS Mandiri pada Pokok Bahasan Pengukuran Luas dan Keliling Daerah Segiempat terhadap Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VII di SMP Negeri I Wonosobo Tahun Ajaran 2006/2007

Pembelajaran

dengan media animasi

(powerpoint) dan

LKS mandiri

mempunyai

pengaruh positif dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa

4 Ester Yuniati (2010)

Efektivitas Metode Pembelajaran Quantum dengan Pemanfaatan Media Pembelajaran Powerpoint pada Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IS SMA MASEHI 1 PSAK Semarang Tahun Ajaran 2009/2010

Hasil belajar akuntansi pada penerapan metode pembelajaran

quantum berbantu media powerpoint lebih efektif jika dipakai dalam KBM.


(55)

2.8.Kerangka Berfikir

Metode pembelajaran adalah sebuah teknik yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat proses belajar mengajar. Metode pembelajaran yang saat ini banyak digunakan oleh guru dalam menyampaikan pelajaran adalah metode pembelajaran konvensional. Menurut Sinarno dalam dalam Suryosubroto (2009:155) metode pembelajaran konvensional (ceramah) adalah penerangan dan penuturan liasan oleh guru terhadap kelasnya. Metode utama dalam perhubungan guru dengan murid adalah berbicara. Selama berlangsungnya ceramah guru bisa menggunakan alat bantu seperti gambar bagan. Dalam pembelajaran metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. Pembelajaran akuntansi dengan metode konvensional berbantuan media powerpoint berarti dalam menerangkan materi jurnal khusus guru menyampaikan dengan ceramah dan powerpoint, dalam hal ini siswa hanya mendengar, melihat, mencatat apa yang

diterangkan guru, dan sedikit mengerjakan latihan. Siswa tidak diberikan kesempatan untuk berperan aktif dalam berpendapat, maju kedepan kelas dalam membahas latihan soal, dan mengemukakan gagasan yang ada dalam pikirannya. Namun demikian, metode konvensional tidak bisa ditinggalkan secara mutlak.

Pembelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal khusus dengan metode pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu pembelajaran aktif dimana siswa menidentifikasi masalah, menganalisis masalah, mendiskusikan masalah secara berkelompok dan mengambil kesimpulan yang dibimbing oleh guru dan dilengkapi dengan lembar kerja siswa dalam menemukan konsep dan sekaligus


(56)

39

bisa latihan. Pembelajaran akuntansi dengan metode inkuiri terbimbing berbantuan powerpoint dalam penelitian ini dimana setelah melakukan diskusi, untuk memperjelas konsep materi yang telah diperoleh dari diskusi dengan menggunakan presentasi powerpoint. Sedangkan pembelajaran akuntansi dengan metode konvensional berbantuan powerpoint dimana dalam menyampaikan materi jurnal khusus guru menerangkan dengan ceramah serta menggunakan presentasi powerpoint.

Pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan powerpoint adalah salah satu pembelajaran yang dinamis dimana tidak terpusat pada guru atau pada siswa saja. Pembelajaran dengan model tersebut memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam menemukan sendiri konsep-konsep dalam pembelajaran akuntansi dengan tetap didampingi oleh guru. Pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dengan bantuan powerpoint akan merangsang siswa untuk termotivasi dan lebih tertarik dalam menemukan konsep-konsep yang terdapat dalam materi jurnal khusus. Dalam sintaks inkuiri terbimbing siswa dihadapkan pada masalah yang harus diselesaikan, dengan bimbingan dan pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa diarahkan untuk ditingkatkan rasa penasaran dan rasa keingintahuannya pada materi yang diajarkan yaitu jurnal khusus. Jadi pembelajaran inkuiri terbimbing dengan powerpoint akan menarik perhatian siswa untuk mempelajari konsep jurnal khusus yang disampaikan.

Penguasaan konsep dalam belajar akuntansi adalah sebuah keharusan karena keterkaitan antar materi satu dengan materi yang lainnya. Penggunaan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang disampaikan.


(57)

Maka metode pembelajaran inkuiri terbimbing akan mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep yang diajarkan pada materi jurnal khusus sekaligus dapat berlatih mengerjakan soal, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan, dengan bantuan powerpoint pembelajaran akan lebih menarik. Dengan demikian pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media powerpoint diharapkan dapat meningkatkan rata-rata hasil belajar siswa dengan baik. Dari uraian di atas, dapat digambarkan bagan kerangka berfikir sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Pembelajaran Akuntansi

Tes Kemampuan siswa

Hasil Belajar Akuntansi

Rata-rata hasil belajar menggunakan metode inkuiri terbimbing berbantuan media powerpoint diharapkan lebih baik daripada rata-rata hasil belajar

metode konvensional berbantuan media powerpoint

Metode konvensional berbantuan media powerpoint

Metode pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media


(58)

41

2.9.Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah rata-rata hasil belajar akuntansi siswa menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan powerpoint lebih baik daripada rata-rata hasil belajar siswa akuntansi dengan menggunakan metode konvensional berbantuan media powerpoint pada pokok bahasan jurnal khusus kelas XII IPS SMA Negeri 1 Pulokulon.


(59)

42 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu (Arikunto, 2002:3). Adapun tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki adanya kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara memberikan satu atau lebih perlakuan (treatment) kepada satu atau lebih kelompok eksperimen.

3.2.Populasi Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah keseluruhan siswa kelas XII IPS SMA Negeri I Pulokulon Tahun Pelajaran 2011/ 2012, yang berjumlah 82 siswa, terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas XII IPS 1 dan XII IPS 2. Gambaran populasi dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Gambaran Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah

1. XI IPS 1 42 siswa

2. XI IPS 2 40 siswa

Jumlah 82 siswa


(60)

43

Seluruh populasi yang tersedia yaitu kelas XII IPS 1 dan XII IPS 2 dijadikan sampel, sehingga penelitian ini disebut penelitian populasi. Sampel dipilih berdasarkan informasi dari guru pengampu mata pelajaran ekonomi/akuntansi yang mengatakan bahwa kedua kelas tersebut terdiri dari siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan yang relatif sama, dan tidak ada kelas unggulan, serta pembuktian uji statistik homogenitas. Uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2 Uji Homogenitas Populasi Test of Homogeneity of Variances Hasil_Belajar

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

1.932 1 80 .168

Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui signifikansi sebesar 0,168. Karena signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. Analisis uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan nilai ulangan harian semester 2 kelas XI mata pelajaran ekonomi akuntansi sebagai patokannya. Penentuan pengambilan keputusan dalam pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan acak (random) dengan menggunakan undian. Setelah dilakukan pengundian diperoleh kelas XII IPS 1 sebagai kelas eksperimen, dan kelas XII IPS 2 sebagai kelas kontrol.


(61)

3.3.Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Hasil belajar akuntansi siswa menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan powerpoint (X1). Data yang digunakan adalah hasil nilai pretest, dan hasil nilai pos-test.

b. Hasil belajar akuntansi siswa menggunakan metode pembelajaran konvensional berbantuan powerpoint (X2). Data yang digunakan adalah hasil nilai pretest, dan hasil nilai pos-test.

3.4.Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian dengan metode eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri terbimbing berbantuan media powerpoint, dan metode konvensional berbantuan media powerpoint. Dimana dalam desain ini kedua kelompok diberi tes awal ( Pretest) sebelum dilakukan pembelajaran dengan metode tersebut.

Dalam peneletian ini kedua kelompok dikenai perlakuan yang berbeda, yaitu Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan metode pembelajaran ikuiri terbimbing sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan metode pembelajaran konvensional. Namun sama-sama menggunakan media pembelajaran berupa powerpoint. Setelah itu dilakukan tes akhir berupa post test, kemudian hasil


(1)

Hasil Ulangan Jurnal Khusus kelas XII IPS 1

No. Nama KKM Nilai

Ulangan

1 AHMAD HADZIK Z. 68 69

2 ALI IRVANA 68 60

3 ALI SODIKIN 68 68

4 ARBAIN MAHMUD 68 68

5 ARIF BUDI SANTOSO 68 65

6 DWI HANDAYANI 68 68

7 DWI MISTRIYANI 68 68

8 ENI NUR JANAH 68 60

9 FACHRUDIN 68 60

10 GUDEL GUNARTI 68 68

11 HABIB KHAIDER ALI AKBAR 68 70

12 IHWAN AZIS 68 68

13 INDAH HERLINA 68 90

14 KHOIRUL AMANUN 68 70

15 KHOLIFATUL WAFA 68 69

16 M. MUFID 68 50

17 MARTINAWATI 68 55

18 MIFTAH FARID 68 60

19 MOH KHOIRUL ANAM 68 60

20 MOHAMAD KOMARUDIN 68 70

21 MOHAMAD ROSIDI 68 90

22 MOHAMAD SAMSUDI 68 60

23 MUHAMAD KHOIRUL ANAM 68 50

24 MUHAMAD PAKIHUDIN 68 50

25 NOVITA SARI 68 60

26 NUR ENDAH ROKHAYATUN 68 50

27 PRIYONO 68 68

28 PURWANTO 68 60

29 RENI YOUNANDA SETIANI 68 60

30 RISTANTO 68 69

31 RUDI KRISTIYANTO 68 68

32 SHINTIYA ANGGRAINI 68 70

33 SINTYATRI UTAMI 68 68


(2)

35 SUGIARTO 68 69

36 SUNARI 68 70

37 SUPRIYONO 68 75

38 SUSILO 68 70

39 TONI SETYAWAN 68 70


(3)

Hasil Ulangan Jurnal Khusus kelas XII IPS 2

No. Nama KKM Nilai

Ulangan

1 ACHMAD SUGANDA 68 69

2 ADITYA ANDI EKO PARABELA 68 60

3 AFIT YOGO UTOMO 68 68

4 ARI GUNAWAN 68 68

5 ARIF WIDODO 68 65

6 BUDI UTOMO 68 68

7 DWI HANDOKO 68 68

8 EDI PRASTOMO 68 60

9 EDY SUHENDRO 68 60

10 EKO BUDIONO 68 68

11 ENI NUR FITRIANA 68 70

12 ERWIN HANES SAPUTRO 68 68

13 FENI NUR HIDAYAH 68 90

14 FRENDI ADI ATMIKO 68 70

15 HAMAM NASIRUDIN 68 69

16 IIN ANGGRAINI 68 50

17 IKA PRANINGTYAS 68 55

18 IKA SOPIYANA 68 60

19 ISNA PRADEWI 68 60

20 JOKO SUPOYONO 68 70

21 MAERAWATI 68 90

22 MALES. AGUS TRI MULYONO 68 60

23 MOCH HERU RIPAN 68 50

24 MOH ALI MAHFUD 68 50

25 MOH SO'IM 68 60

26 MOH. SAIFUL 68 50

27 MOH. TRI WIDIYANTO 68 68

28 MUCHAMAD ZARQONI IBNU IB. 68 60

29 MUSTAIN 68 60

30 NIKMATUL QOIRIYAH 68 69

31 NUR KHOLIS 68 68

32 NUR WAHID 68 70

33 PANGESTU PUJI PRIHUTANTO 68 68


(4)

35 RENI HARYANI 68 69

36 RHIKE KORNIA ASIH 68 70

37 SIDO LESTARI 68 75

38 SITI FATIMAH 68 70

39 SITI ROMLAH 68 70

40 SRI MULYATI 68 70

41 YATIMAH DWI PUJI RAHAYU 68 65


(5)

Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian

Kelas Eksperimen

Kelas Kontol

Pre Test

Pre Test

Penyampaian Materi dengan


(6)

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Pembelajaran Terpusat pada Guru

Siswa Aktif Mengerjakan Soal

Siswa Mencatat (Pasif)


Dokumen yang terkait

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF DAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI POKOK BAHASAN JURNAL PENYESUAIAN

2 37 232

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM.

0 3 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 2 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 2 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS MEDIA PETA KONSEP TERHADAP KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA.

0 6 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA KELAS XI PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA.

2 7 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWAKELAS XI PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA.

0 2 23

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PROSES ORIENTASI INKUIRI TERBIMBING (POGIL) DENGAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI.

0 2 15

PENGARUH PENERAPAN MEDIA WINDOWS MOVIE MAKER PADA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA.

1 10 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING INTEGRASI PEER INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN ELASTISITAS

0 3 142