PERBANDINGAN HASIL PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA ANTARA YANG DI AJAR DENGAN POLA INDIVIDUAL MENGGUNAKAN HIPERMEDIA DENGAN POLA KOOPERATIF MENGGUNAKAN GROUP INVESTIGATION.

(1)

 

v   

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Masalah 1 1.2.Identifikasi Masalah 4 1.3.Pembatasan Masalah 4 1.4.Rumusan Masalah 5 1.5.Tujuan Penelitian 5 1.6.Manfaat Penelitian 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 7

2.1. Kerangka Teoritis 7 2.1.1. Proses Belajar Mengajar 7

2.1.2. Definisi Media 11 2.1.3. Penggunaan Media Pendidikan 13 2.1.4. Ciri-Ciri Media Pendidikan, Fungsi dan Manfaatnya 19 2.1.5. Pemillihan Media 25 2.1.6. Hipermedia dan Software Pendukung Media Pembelajaran 25 2.1.7. Kooperatif Learning 32 2.2. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 36 2.2.1 Kerangka Konseptual 36 2.2.2 Hipotesis Penelitian 38 2.3. Definisi Operasional 38 BAB III METODE PENELITIAN 40

3.1. Lokasi Penelitian 40 3.2. Populasi dan Sampel 40 3.3. Desain Peneliitian 40 3.4. Teknik Pengumpulan Data 41 3.5. Prosedur Penelitian 42 3.6. Uji Coba Instrumen Penelitian 47 3.7. Teknik Analisis Data 48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 51

4.1. Hasil Penelitian 51 4.2. Deskripsi Data Penelitian 56 4.3 Pengolahan Data 58 4.4 Pembahasan 63 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 68 5.1 Simpulan 68 5.2 Saran 69 DAFTAR PUSTAKA 70


(2)

 

vi   

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Pesan Dalam Komunikasi 16

Tabel 2.2. Format Analisis Wacana Buku Teks 30

Tabel 2.3. Format Hasil Transformasi Analisis Wacana Teks ke 31

Dalam Bentuk Presentasi Software


(3)

 

vii   

DAFTAR GAMBAR

      Halaman

Gambar 2.1. Proses Komunikasi yang Gagal 15

Gambar 2.2. Proses Komunikasi yang Berhasil 16

Gambar 2.3. Kerucut Pengalaman Dale 18

Gambar 2.4. Contoh Pengorganisasian Informasi Pola Hipermedia 28

Gambar 3.1. Prosedur Pembuatan Software Pembelajaran 45

Gambar 3.2. Prosedur Penelitian 46

Gambar 4.1. Jembatan Keledai Untuk Deret Volta 52

Gambar 4.2. Reaksi Spontanitas antara Cu dan Zn 52

Gambar 4.3. Perbandingan Hasil Pretest Pembelajaran Pola Individual 56

dengan Pola Kooperatif Tentang Reaksi Redoks dan

Elektrokimia

Gambar 4.4. Perbandingan Hasil Posttest Pembelajaran Pola 57

Individual dengan Pola Kooperatif Tentang Materi Reaksi

Redoks dan Elektrokimia

Gambar 4.5. Grafik Pengaruh Interaksi Model Pembelajaran dan 60

Kemampuan belajar Terhadap Hasil Belajar Tentang

Reaksi Redoks dan Elektrokimia

Gambar 4.6. Grafik Rerata Hasil Posttes Menurut Uji Lanjut Tukey 61


(4)

 

viii   

Gambar 4.7. Grafik Perbandingan Hasil Posttes Peserta Didik Antara 61

Individual Kemampuan Belajar Tinggi dengan Kemampuan Belajar Rendah Tentang Reaksi Redoks dan Elektrokimia

Gambar 4.8. Grafik Perbandingan Hasil Posttes Peserta Didik Antara 62

Kooperatif Kemampuan Belajar Tinggi dengan Kooperatif Kemampuan Belajar Rendah tentang Reaksi Redoks dan Elektrokimia

Gambar 4.9. Grafik Perbandingan Hasil Posttes Peserta Didik Antara 62

Individual Kemampuan Belajar Tinggi dengan Kooperatif Kemampuan Belajar Tinggi tentang Reaksi Redoks dan Elektrokimia

Gambar 4.10. Grafik Perbandingan Hasil Posttes Peserta Didik Antara 63

Individual Kemampuan Belajar Rendah dengan Kooperatif Kemampuan Belajar Rendah tentang Reaksi Redoks dan Elektrokimia


(5)

 

ix   

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Materi Redoks dan Elektrokimia 74 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Individual 83 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif 93 Lampiran 4 Analisis Wacana Buku Teks 109 Lampiran 5 Transformasi Hasil Analisis Wacana Buku Teks 117 Lampiran 6 Instrumentasi Test 131

Lampiran 7 Kisi-Kisi 139

Lampiran 8 Penilaian Standar Kualitas Pakar 141

Lampiran 9 Validitas Soal 147

Lampiran 10 Realibilitas Soal 148

Lampiran 11 Daya Beda Soal 149

Lampiran 12 Tingkat Kesukaran Soal 150 Lampiran 13 Test Hasil Belajar 151 Lampiran 14 Data Pretes dan Postes 156

Lampiran 15 Normalitas 158

Lampiran 16 Homogenitas 159

Lampiran 17 Gain Faktor 160

Lampiran 18 Uji Anava 2 x 2 161

Lampiran 19 Uji Lanjut Tukey 163

Lampiran 20 Wilayah luas Kurva Normal 164 Lampiran 21 Daftar Nilai Kritis Lilliefors 165


(6)

PERBANDINGAN HASIL PEMBELAJARAN REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN POLA INDIVIDUAL MENGGUNAKAN HIPERMEDIA DENGAN POLA

KOOPERATIF MENGGUNAKAN GROUP INVESTIGATION

TESIS

Diajukan Untuk memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :

NIAR REHULINA PERANGIN ANGIN NIM 071188410012

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2012


(7)

(8)

(9)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “Perbandingan Hasil Pembelajaran Reaksi Redoks dan Elektrokimia Antara yang Diajar dengan Pola Individual Menggunakan Hipermedia dengan Pola Kooperatif Menggunakan Group Investigation”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini. Ungkapan terima kasih yang sebenar-benarnya kepada :

1. Bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si dan Ibu Dr. Ely Djulia, M.Pd selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan tesis ini.

2. Bapak Prof Dr Ibnu Hajar Damanik selaku Rektor UNIMED

3. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang selaku Direktur Pascasarjana UNIMED 4. Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Kimia Pascasarjana dan narasumber yang selalu memberi motivasi dan masukan

5. Bapak Dr. Mahmud, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana

6. Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si dan Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si selaku Tim Pakar Penguji Hipermedia

7. Kepada SMAN 1 Binjai yang telah bersedia untuk memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian

8. Ucapan terimakasih yang teristimewa Keluarga, kedua orang tua, Bapak dan Bibi tengah Zendrato, Abang dan Kakak, serta Suandu dan Ciona yang tidak pernah putus memberikan semangat dan doa dalam semua wujud kehidupan 9. Keluarga besar SMAN 1 Aek Kuo, rekan-rekan sejawat serta para siswa

terimakasih atas dukungan dan pengertiannya

10.Keluarga besar KOHATI Komisariat FMIPA UNIMED, tanpa kalian hal ini tidak akan terjadi pada waktunya


(10)

iv

11.Semua orang yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih sebanyak-banyaknya karena selalu memberikan pelajaran dan hikmah di setiap kesempatan

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi balasan yang lebih baik dan mudah-mudahan kita selalu dalam kasih sayang-Nya. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini memberi manfaat

Medan, September 2012 Penulis,

Niar Rehulina Perangin-angin


(11)

i

ABSTRAK

NIAR REHULINA PERANGIN-ANGIN. Perbandingan Hasil Pembelajaran

Reaksi Redoks dan Elektrokimia Antara yang Diajar dengan Pola Individual Menggunakan Hipermedia dengan Pola Kooperatif Menggunakan Group Investigation. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2007

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Menunjukkan kelayakan hipermedia interaktif untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran pola individual kimia di SMA, (2) Mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan pola individual dengan pola kooperatif di SMAN 1 Binjai, (3) Mengetahui perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang memiliki kemampuan belajar tinggi dan kemampuan belajar rendah di SMAN 1 Binjai. Metode penelitian ini adalah metode eksperimen. Instrument penelitian telah diuji validitas, daya beda, tingkat kesukaran dan reliabilitas. Teknik analisis yang digunakan teknik analisis varians 2 x 2. Hasil penelitian menunjukkan : (1) hipermedia menjadi media yang layak untuk digunakan sebagai media di dalam kegiatan belajar mengajar kimia, (2) Terdapat perbedaan hasil belajar kimia secara signifikan antara peserta didik yang dibelajarkan dengan menerapkan pola individual dan pola kooperatif hal ini ditunjukkan oleh harga sinifikansi sebesar 0,033 yaitu lebih kecil dari taraf signifikansi data 0,05. Menurut Uji Tukey pola kooperatif lebih baik daripada pola individual, (3) Terdapat perbedaan signifikan hasil belajar kimia peserta didik kemampuan belajar tinggi dan kemampuan belajar rendah yang ditunjukkan dengan harga signifikansi sebesar 0,000 yaitu lebih kecil dari taraf signifikansi data 0,05. Peserta didik yang memiliki kemampuan belajar tinggi lebih baik daripada peserta didik kemampuan belajar rendah. Dari penelitian ini dapat memberikan implikasi agar para guru dapat memberikan variasi dalam metode mengajar yang disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa karena dari penelitian menunjukkan ternyata metode dan kemampuan belajar siswa memiliki pengaruh pada hasil belajar materi redoks dan elektrokimia


(12)

ii

ABSTRACT

NIAR REHULINA PERANGIN ANGIN. Comparison of Learning Outcomes

Electrochemical and Redox Reaction Between a Taught by Individual Patterns Using Hypermedia and Pattern Cooperative Using Group Investigation. Medan State University Graduate Program 2007

This quasy experiment research aims to: (1) Show the feasibility of interactive hypermedia learning activities for use in individual patterns of chemistry in high school, (2) Knowing the difference in learning outcomes between students who learned with individual patterns of cooperative patterns in SMAN 1 Binjai, (3) Know the difference of chemistry learning outcomes between students who have a high learning ability and low learning ability in SMAN 1 Binjai. Studies have tested the validity of the instrument, the power difference, level of difficulty and reliability. The analysis technique used techniques 2 x 2 analysis of variance. The results showed: (1) hypermedia become a viable medium for using as a medium in the teaching and learning of chemistry, (2) There are differences in learning outcomes significantly chemistry between learned learners to apply the individual and cooperative patterns as indicated by the price sinifikansi of 0.033 which is smaller than the data significance level of 0.05. According to Tukey test pattern better than the uncooperative individual patterns, (3) There are significant differences in learning outcomes chemistry students study skills study skills high and low prices as indicated by the significance of 0.000 is less than the significance level 0.05 the data. Learners who have a high learning ability are better than low learning ability students. This study implied that teachers can provide variety in teaching methods tailored to the learning ability of students because of research showing it turns out the methods and skills students have an influence on the outcome of learning materials and electrochemical redox


(13)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “Perbandingan Hasil Pembelajaran Reaksi Redoks dan Elektrokimia Antara yang Diajar dengan Pola Individual Menggunakan Hipermedia dengan Pola Kooperatif Menggunakan Group Investigation”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini. Ungkapan terima kasih yang sebenar-benarnya kepada :

1. Bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si dan Ibu Dr. Ely Djulia, M.Pd selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan tesis ini.

2. Bapak Prof Dr Ibnu Hajar Damanik selaku Rektor UNIMED

3. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang selaku Direktur Pascasarjana UNIMED 4. Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Kimia Pascasarjana dan narasumber yang selalu memberi motivasi dan masukan

5. Bapak Dr. Mahmud, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana

6. Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si dan Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si selaku Tim Pakar Penguji Hipermedia

7. Kepada SMAN 1 Binjai yang telah bersedia untuk memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian

8. Ucapan terimakasih yang teristimewa Keluarga, kedua orang tua, Bapak dan Bibi tengah Zendrato, Abang dan Kakak, serta Suandu dan Ciona yang tidak pernah putus memberikan semangat dan doa dalam semua wujud kehidupan 9. Keluarga besar SMAN 1 Aek Kuo, rekan-rekan sejawat serta para siswa

terimakasih atas dukungan dan pengertiannya

10.Keluarga besar KOHATI Komisariat FMIPA UNIMED, tanpa kalian hal ini tidak akan terjadi pada waktunya


(14)

iv

11.Semua orang yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih sebanyak-banyaknya karena selalu memberikan pelajaran dan hikmah di setiap kesempatan

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi balasan yang lebih baik dan mudah-mudahan kita selalu dalam kasih sayang-Nya. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini memberi manfaat

Medan, September 2012 Penulis,

Niar Rehulina Perangin-angin


(15)

70 

 

DAFTAR

PUSTAKA

Achsin, A. 1986. Media Pendidikan dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Ujung pandang: IKIP Ujung Pandang Press

Aduwa, O.S.E. dan Iyamu, E. O. S. 2005. Using Information and Communication Technology in Secondary Schools in Negeria Problems and Prospects, Educational Technology and Society. 8(1), 104-112.

Ali, M. 1987. Penelitian Kependidikan, Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa

Arends, R. L. 2008. Learning To Teach. Jakarta : Pustaka Pelajar

Arikunto, S. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.

Rineka Cipta

Arsyad, A. 1995. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Ashari, H. 2006. Tips & Trik Kimia. Jakarta: Erlangga

Bloom. B. S. 1979. Taxonomy of Educational Objectives Book I Cognitive Domain. London. Longman Group

Briggs. L. 1970. Principles of Constructional Design. New York. Holt, Rinehart and Winston

Brunner, J. S. 1966. Toward a Theory of Instruction. Cambridge: Harvard University

Colleti, A.B. 1987. Teaching Methods and Apllied Techniques, New York : Keystone Pub, Inc

Dahar, R. W. 1996. Teori-Teori Belajar. Bandung. Erlangga

Harahap, D. 2011. Anallisis Hubungan antara Efikasi Diri Siswa Dengan Hasil Belajar Kimianya. Jurnal Pendidikan Kimia. 3 (1). 27-34

Dale, E. 1969. Audiovisual Methods in Teaching. 3rd edition. New York : The Dryden Press


(16)

71 

 

Ebenezer, J.V. 2001. A Hypermedia Environment to Explore and Negotiate Students Conceptions Animation of The Solution Process of Table Salt. Journal of Science Education and Technology. 10(1). 73-92

Finley, N. F., Steward, J. dan Yarroch, W. L. 1982. Teacher’s perceptions of Important and Difficult science concepts. Science Education. 66(4), 531-538

Forum Kajian Pustaka. 2010. Solusi UN SMA IPA 2011. Bogor: CV. Spirit Bersama Press.

Gagne, R.M dan Briggs, L.J. 1979. Principles of Instructional Design. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Gerlach dan Ely. 1971. Teaching and Media. A Systematic Approach. Englewood Cliffs : Prentice-Hall, Inc

Hendra. 2012. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Hasil Belajar Kimia. Jurnal Pendidikan Kimia. 4 (1). 18-28

Hamalik O. 1986. Media Pendidikan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti

Harahap, D. 2011. Analisis Hubungan Anrara Efikasi-Diri Siswa dengan Hasil Belajar Kimianya. Jurnal Pendidikan Kimia. 3(1). 27-34

Isjoni. 2009. Cooperative Learning, Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung : Alfabeta

Jones, K. A., dan Jones, J. L. 2008. Making Cooperative Learning Work In The College Classroom: An Application of The ‘Five Pillars’ of Cooperative Learning to Post-Secondary Instruction. The Journal of Effective Teaching. 8(2). 61-76

Justiana S dan M. 2009. Kimia 3. Bogor: Yudisthira

Kemp, J.E. dan Dauton, D.K. 1985. Planning and Producing Instructional Media, 5th edition. New York: Harper & Row, publishers

Levie, W. H. and Lentz, R.. 1982. Effects of text illustrations: a review of research. Educational Communication and Technology Journal, 30: 195-232.

Lie. 2008. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Rineka Cipta


(17)

72 

 

Munir. 2003. Pengembangan Teknologi Multimedia Terhadap Motivasi Belajar Anak-Anak Prasekolah dalam Pembelajaran Literasi. Mimbar pendidikan, 22(3), 4-11

Nasution, S.R. 2007. Pembuatan Media Interaktif Berbasis Komputer Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.

Norton, P. dan Sprague, D. 2001. Technology for Teaching. Needham Heights: Allyn and Bacon

Noviawati, D. 2009. Upaya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan make a match. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Panggabean, F. T. M. dan Silaban, R. 2012. Pengaruh Penggunaan Media Animasi Komputer Terhadap Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia. Jurnal Pendidikan Kimia. 4(1). 59-73

Raksimadini, W. 2007. Analisis Keterampilan Intelektual Siswa Kelas X pada Materi Minyak Bumi Melelui Pembelajaran Menggunakan Software Berbasis Web. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: UPI

Roblyer M.D. Edwards J. dan Havriluk M.A. 1997. Integrating Education Technology Into Teaching. New Jersey. Prentice-Hall

Shavinina, L. V. 1997. Educational multimedia of “tomorrow” : High intellectual and creative psyco educational technologies. In L. R vandervert, L. V. shavinina and R.A. Cornell (Eds.), cyber educational : the future oof Distance Learning. Larchmont, NY : Mary Ann Liebert, Inc, 63-82

Sianturi D. P. dan Silaban, R. 2011. Pengaruh Penggunaan Macromedia Flash, Program Powerpoint, dan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Kimia pada Pokok Bahasan Hidrokarbon. Jurnal Pendidikan Kimia. 3 (1). 1-9

Silitonga. 2007. Efektifitas Media Audiovisual Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Sistem Koloid. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana UNIMED

Soekartawi. 1995. Meningkatkan Efektifitas Mengajar., Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya


(18)

73 

 

Sudjana. 1992. Metode Statsitika. Bandung: Tarsito

Sugiarti. 2011. Perbedaan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik SMA Kelas X pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Tipe Make A Match (MAM)

Sudjana, N dan Rivai, A. 1992. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Agesindo

Syafriani, D. dan Suharta. 2012. Sistem Pembelajaran Yang Optimal Untuk Menumbuhkan Perilaku Demokratis Dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Kimia Di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Kimia. 4 (1). 9-17

Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. 2004. Desain Web Interaktif dan Dinamis dengan Microsoft Frontpage XP. Jakarta: Salemba Infotek

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana


(19)

68 

 

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan data-data yang diperoleh yang kemudian diuji dengan sistem pengolahan data, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Hipermedia dibuat melalui 5 tahap. Tahapan pertama analisis materi redoks dan elektrokimia dan mengubahnya ke dalam bentuk wacana. Tahapan kedua mengubah wacana menjadi beragam media (video, animasi, gambar, dan teks). Tahapan ketiga menggabungkan media yang telah dibuat dan dikumpulkan kedalam pemrograman frontpage serta ditransfer ke dalam CD. Tahap keempat pengujian kelayakan oleh pakar, pakar pertama untuk materi dan pakar kedua untuk tampilan media, terakhir Tahapan kelima pengujian hasil belajar peserta didik.

2. Hipermedia dapat menjadi salah satu media yang patut dipertimbangkan untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, karena media ini menggabungkan berbagai media yang dihubungkan dengan link, membuat peserta didik memiliki keputusan sendiri dalam menentukan kecepatan belajarnya. Hipermedia ini cocok digunakan untuk peserta didik kemampuan belajar tinggi.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar kimia yang signifikan antara peserta didik yang dibelajarkan dengan menerapkan pola individual menggunakan hipermedia dengan pola kooperatif menggunakan GI dimana pola kooperatif lebih baik dibandingkan dengan pola individual

4. Terdapat perbedaan hasil belajar kimia yang signifikan antara peserta didik kemampuan belajar tinggi dan kemampuan belajar rendah dimana kemampuan belajar tinggi lebih baik dibandingkan kemampuan belajar rendah.


(20)

69 

 

5.2.Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik secara optimal, hendaknya pendidik dapat merancang suatu pendekatan pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara aktif selama proses pembelajaran salah satunya dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI, dan diharapkan untuk selalu memberikan motivasi kepada peserta didik agar konsentrasi dan lebih kreatif dalam belajar.

2. Penerapan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif perlu dipersiapkan dengan baik oleh pendidik sehingga pelaksanaan pembelajaran lebih sempurna dapat melibatkan peserta didik secara langsung dalam pembelajaran dan mampu memotivasi peserta didik untuk lebih kreatif dalam proses pembelajaran.

3. Kepada pihak sekolah diharapkan dapat lebih mengoptimalkan penggunaan media komputer dalam proses pembelajaran, karena selain media komputer merupakan media yang sekarang hampir dimiliki tiap sekolah juga karena media komputer adalah media tuntutan perkembangan zaman dalam kemajuan teknologi demi peningkatan pembelajaran.

4. Diharapkan kepada setiap pendidik agar terus menambah pengetahuan tentang efektivitas pembelajaran dan meningkatkan kemampuan teknologi yang menunjang kemajuan pengetahuan seperti program komputer dan sebagainya sehingga pendidik dapat membuat media pembelajaran.

5. Kepada peneliti dan pemerhati pendidikan khususnya bidang pendidikan kimia, kiranya dapat melanjutkan penelitian pasca penelitian ini. Hal ini penting agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan metode, model ataupun pendidikan pembelajaran di dalam kelas.


(21)

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1. Latar Belakang Masalah

Ilmu kimia mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi berkaitan dengan konsep-konsep dalam kimia bersifat abstrak. Pada pengajaran kimia pendidik berusaha menyampaikan penyederhanaan materi dari keadaan yang sebenarnya. Karena itulah setiap pendidik dituntut agar tetap meningkatkan kualitas yang dimilikinya baik dalam pengetahuan maupun kreatifitasnya dalam merancang media pembelajaran interaktif yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga hasil belajar yang tercapai dapat optimal, Hendra (2012).

Meningkatkan kualitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) demi pencapaian tujuan pembelajaran, pemilihan variasi metode, strategi, pendekatan dan media pembelajaran model pembelajaran yang semakin baik diharapkan akan menarik peserta didik untuk betah mengikuti pengajaran dan proses adopsi dari bahan ajar yang diberikan dan juga diharapkan lebih baik. Menurut Colleti (1987), urutan efektifitas dalam penggunakan model pembelajaran dalam kaitannya dengan kemampuan peserta didik dalam menangkap informasi adalah sebagai berikut : Melihat (dengan bantuan peragaan) = 75 %; Mendengar (dengan ceramah) = 12 %; Meraba = 6 %; Membau = 4 %; Merasakan = 3 %.

Kehadiran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) membantu KBM dengan menggunakan dua indra yaitu melihat dan mendengar sehingga efektifitas pembelajaran dapat digandakan. Peserta didik akan tertarik dan akan berminat dalam belajar apabila dalam proses pembelajaran pendidik melakukan sesuatu yang lain dari biasanya yaitu dengan menggunakan media dalam menyampaikan materi, Sianturi dan Silaban (2011). Penggunaan audiovisual sebagai alat belajar sangat menguntungkan karena telah tersedia berbagai jenis software dan hardware yang memudahkan untuk mengintegrasi komputer dan peralatan elektronik lain seperti video, kamera dan instrument laboratorium, Panggabean dan Silaban


(22)

 

(2012) penelitian tersebut didukung juga oleh Shavinina (1997), pentingnya TIK telah mendapat cukup bukti dari perspektif pendidikan. Meskipun papan tulis, buku, radio/televisi dan film telah digunakan untuk tujuan selama bertahun-tahun, tidak ada yang cukup berdampak pada proses pendidikan seperti komputer.

Aduwa dan Iyamu (2005), melalui penggunaan simultan audio, teks, gambar multiwarna, grafik, gerakan, TIK memberikan contoh dan peluang yang luar biasa untuk para peserta didik untuk mengembangkan kapasitas untuk belajar berkualitas tinggi dan untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk berinovasi. Kehadiran teknologi multimedia membuka suatu era baru dan perkembangan media yang akan digunakan untuk proses belajar mengajar. Kemampuan teknologi multimedia yang bisa menggabungkan berbagai media seperti teks, suara gambar, numerik, animasi dan video dalam suatu software digital, serta mempunyai interaktif menjadi satu alternatif yang sebagai alat bantu proses belajar mengajar, penelitian juga menunjukkan bahwa multimedia sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman peserta didik (Munir, 2003).

Perkembangan komputer mengikutsertakan perkembangan internet yang memiliki ciri adanya suatu jaringan yang menghubungkan satu dan yang lain secara saling-silang dan dapat di terapkan dalam pembuatan media, hipermedia. Hipermedia memberikan kebebasan pada peserta didik untuk mengakses informasi yang dikehendakinya. Bagi peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi, tidak perlu menunggu pendidik untuk menjelaskan materi ataupun mengalami kebosanan karena pendidik membantu kawan-kawan yang berkemampuan rendah, begitupun sebaliknya bagi peserta didik yang berkemampuan rendah, dapat mengulang materi yang disajikan dengan berulang-ulang sampai peserta didik mengerti. Seperti yang dikatakan oleh Shavinina TIK memiliki kapasitas untuk menyediakan potensi interaktif yang lebih tinggi bagi pengguna untuk mengembangkan kemampuan individu mereka, intelektual dan kreatif.

Harahap (2011) Pada dasarnya jiwa manusia dibedakan menjadi dua aspek, yakni aspek kemampuan (ability) dan aspek kepribadian (personality) Pembelajaran menggunakan hipermedia ini memang cenderung individualistis, sikap yang tertanam ini menyebabkan rasa tidak peduli terhadap sesama sehingga


(23)

 

bagi peserta didik yang tergolong rendah kesulitan untuk memeroleh bantuan belajar. Sedangkan bagi peserta didik yang terbiasa bekerja sendiri kemungkinan besar akan mengalami kesulitan untuk hidup bermasyarakat. Karena menurut Noviawati (2009) bahwa suatu kenyataan dalam KBM selalu ada peserta didik yang memerlukan bantuan, baik dalam mencerna bahan pengajaran maupun dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar mereka.

Pembelajaran yang mengetengahkan pembelajaran kooperatif adalah Group Investigation. Slavin dalam Arends (2008) salah seorang pencetus cooperative learning percaya bahwa fokus kelompok pada cooperative learning dapat mengubah norma-norma dalam budaya peserta didik dan membuat prestasi tinggi dalam tugas-tugas belajar akademis lebih dapat diterima. Syafriani dan Suharta (2012) pembelajaran cooperative learning lebih menitikberatkan kerjasama dalam satu kelompok untuk memecahkan masalah secara bersama-sama.

Nasution (2007) menyatakan bahwa mata pelajaran kimia mengandung banyak postulat-postulat yang cenderung abstrak. Pemahaman proses kimia seperti peleburan, penguapan melarutkan, difusi, sel elektrokimia, transfer elektron, konduksi ion, dan ikatan antarmolekul merupakan dasar untuk belajar kimia umum, (Ebenezer, 2001). Elektrokimia telah dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang paling sulit untuk dipelajari oleh para pendidik dan peserta didik (Finley, 2007) oleh karena itu pembelajaran kimia menuntut adanya pendeskripsian yang benar ditambah dengan analogi-analogi sederhana dan melibatkan beragam kegiatan dan keterampilan untuk memperkuat penjelasan tentang suatu konsep, sehingga materi yang diterima peserta didik lebih konkrit

Tiap pengajar mempunyai kesenangan atau keahlian di dalam memilih model instruksi yang dipakai sehari-hari di kelas. Pola individual menggunakan hipermedia yang dibuat oleh peneliti memiliki nilai tambah karena peneliti selaku pengajar memiliki pengetahuan tentang materi yang akan difokuskan dan materi tambahan pendukung dan mengetahui kelayakan dari media. Pola kooperatif menggunakan Group Investigation yang menuntut soft skill dari para peserta didik dan pengajar menjadi nilai tambah juga pada penerapan KBM materi reaksi redoks dan elektrokimia. Menurut Soekartawi (1995) model instruksi atau sering


(24)

 

disebut dengan instructional design ilmu pengetahuan dan teknologi maka model instruksi yang dipakai oleh para pengajar juga berkembang dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut maka peneliti mencoba untuk melakukan “Perbandingan Hasil Pembelajaran Reaksi Redoks Dan Elektrokimia Antara Yang Diajar Dengan Pola Individual Menggunakan Hipermedia Dengan Pola Kooperatif Menggunakan Group Investigation”

 

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana efektifitas media pembelajaran reaksi redoks dan elektrokimia terhadap hasil belajar peserta didik? Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang dibelajarkan dengan pola individual dan yang dibelajarkan menggunakan pola kooperatif? Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang memiliki kemampuan belajar tinggi dan kemampuan belajar rendah?

1.3. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang teridentifikasi, maka perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terarah, dan yang menjadi batasan masalah dalam penelititan ini antara lain :

1. Pembuatan hipermedia sampai pada bentuk VCD

2. Penelitian dilakukan di SMAN 1 Binjai dan dibatasi hanya pada peserta didik kelas XII tahun pelajaran 2011/2012 semester 1

3. Kelas yang diteliti dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu satu kelas pola Individual menggunakan hipermedia dan satu kelas lainnya pola kooperatif menggunakan GI. Selanjutnya dari masing-masing kelas, peserta didik dikelompokkan lagi menjadi dua kelompok berdasarkan kemampuannya, yaitu kelompok peserta didik yang memiliki kemampuan belajar tinggi dan kelompok yang memiliki kemampuan belajar rendah.


(25)

 

4. Materi pelajaran meliputi penyetaraan reaksi redoks, sel volta, elektrolisis, dan korosi.

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah langkah-langkah untuk membuat hiperrmedia interaktif pembelajaran kimia pada reaksi Redoks dan Elektrokimia.

Untuk lebih memperjelas masalah dalam penelitian ini, maka dirumuskan sub masalah-sub masalah sebagai berikut :

1. Apakah hipermedia interaktif tentang Reaksi Redoks dan Elektrokimia yang dibuat oleh peneliti dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran kimia di SMA berdasarkan angket pengamatan tim pakar?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang dibelajarkan dengan menerapkan pola individual dan pola kooperatif di SMAN 1 Binjai?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara peserta didik kemampuan belajar tinggi dan kemampuan belajar rendah di SMAN 1 Binjai?

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan :

1. Kelayakan hipermedia interaktif untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran kimia di SMA berdasarkan angket pengamatan tim pakar?.

2. Perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang dibelajarkan dengan pola individual dan pola kooperatif di SMAN 1 Binjai.

3. Perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang memiliki kemampuan belajar tinggi dan kemampuan belajar rendah di SMAN 1 Binjai.


(26)

 

1.6. Manfaat Penelitian

1. Memberikan alternatif pembelajaran yang baru sehingga proses pembelajaran lebih bervariatif.

2. Sebagai wacana bagi para pendidik untuk dapat mengembangkan media pendidikan terutama media yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

3. Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji lebih dalam tentang pembelajaran menggunakan pola individual dan pola kooperatif.


(1)

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1. Latar Belakang Masalah

Ilmu kimia mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi berkaitan dengan konsep-konsep dalam kimia bersifat abstrak. Pada pengajaran kimia pendidik berusaha menyampaikan penyederhanaan materi dari keadaan yang sebenarnya. Karena itulah setiap pendidik dituntut agar tetap meningkatkan kualitas yang dimilikinya baik dalam pengetahuan maupun kreatifitasnya dalam merancang media pembelajaran interaktif yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga hasil belajar yang tercapai dapat optimal, Hendra (2012).

Meningkatkan kualitas KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) demi pencapaian tujuan pembelajaran, pemilihan variasi metode, strategi, pendekatan dan media pembelajaran model pembelajaran yang semakin baik diharapkan akan menarik peserta didik untuk betah mengikuti pengajaran dan proses adopsi dari bahan ajar yang diberikan dan juga diharapkan lebih baik. Menurut Colleti (1987), urutan efektifitas dalam penggunakan model pembelajaran dalam kaitannya dengan kemampuan peserta didik dalam menangkap informasi adalah sebagai berikut : Melihat (dengan bantuan peragaan) = 75 %; Mendengar (dengan ceramah) = 12 %; Meraba = 6 %; Membau = 4 %; Merasakan = 3 %.

Kehadiran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) membantu KBM dengan menggunakan dua indra yaitu melihat dan mendengar sehingga efektifitas pembelajaran dapat digandakan. Peserta didik akan tertarik dan akan berminat dalam belajar apabila dalam proses pembelajaran pendidik melakukan sesuatu yang lain dari biasanya yaitu dengan menggunakan media dalam menyampaikan materi, Sianturi dan Silaban (2011). Penggunaan audiovisual sebagai alat belajar sangat menguntungkan karena telah tersedia berbagai jenis software dan hardware yang memudahkan untuk mengintegrasi komputer dan peralatan elektronik lain seperti video, kamera dan instrument laboratorium, Panggabean dan Silaban


(2)

(2012) penelitian tersebut didukung juga oleh Shavinina (1997), pentingnya TIK telah mendapat cukup bukti dari perspektif pendidikan. Meskipun papan tulis, buku, radio/televisi dan film telah digunakan untuk tujuan selama bertahun-tahun,

tidak ada yang cukup berdampak pada proses pendidikan seperti komputer.

Aduwa dan Iyamu (2005), melalui penggunaan simultan audio, teks, gambar multiwarna, grafik, gerakan, TIK memberikan contoh dan peluang yang luar biasa untuk para peserta didik untuk mengembangkan kapasitas untuk belajar berkualitas tinggi dan untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk berinovasi. Kehadiran teknologi multimedia membuka suatu era baru dan perkembangan media yang akan digunakan untuk proses belajar mengajar. Kemampuan teknologi multimedia yang bisa menggabungkan berbagai media seperti teks,

suara gambar, numerik, animasi dan video dalam suatu software digital, serta

mempunyai interaktif menjadi satu alternatif yang sebagai alat bantu proses belajar mengajar, penelitian juga menunjukkan bahwa multimedia sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman peserta didik (Munir, 2003).

Perkembangan komputer mengikutsertakan perkembangan internet yang memiliki ciri adanya suatu jaringan yang menghubungkan satu dan yang lain secara saling-silang dan dapat di terapkan dalam pembuatan media, hipermedia. Hipermedia memberikan kebebasan pada peserta didik untuk mengakses informasi yang dikehendakinya. Bagi peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi, tidak perlu menunggu pendidik untuk menjelaskan materi ataupun mengalami kebosanan karena pendidik membantu kawan-kawan yang berkemampuan rendah, begitupun sebaliknya bagi peserta didik yang berkemampuan rendah, dapat mengulang materi yang disajikan dengan berulang-ulang sampai peserta didik mengerti. Seperti yang dikatakan oleh Shavinina TIK memiliki kapasitas untuk menyediakan potensi interaktif yang lebih tinggi bagi pengguna untuk mengembangkan kemampuan individu mereka, intelektual dan kreatif.

Harahap (2011) Pada dasarnya jiwa manusia dibedakan menjadi dua

aspek, yakni aspek kemampuan (ability) dan aspek kepribadian (personality)

Pembelajaran menggunakan hipermedia ini memang cenderung individualistis, sikap yang tertanam ini menyebabkan rasa tidak peduli terhadap sesama sehingga


(3)

bagi peserta didik yang tergolong rendah kesulitan untuk memeroleh bantuan belajar. Sedangkan bagi peserta didik yang terbiasa bekerja sendiri kemungkinan besar akan mengalami kesulitan untuk hidup bermasyarakat. Karena menurut Noviawati (2009) bahwa suatu kenyataan dalam KBM selalu ada peserta didik yang memerlukan bantuan, baik dalam mencerna bahan pengajaran maupun dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar mereka.

Pembelajaran yang mengetengahkan pembelajaran kooperatif adalah

Group Investigation. Slavin dalam Arends (2008) salah seorang pencetus

cooperative learning percaya bahwa fokus kelompok pada cooperative learning

dapat mengubah norma-norma dalam budaya peserta didik dan membuat prestasi tinggi dalam tugas-tugas belajar akademis lebih dapat diterima. Syafriani dan

Suharta (2012) pembelajaran cooperative learning lebih menitikberatkan

kerjasama dalam satu kelompok untuk memecahkan masalah secara bersama-sama.

Nasution (2007) menyatakan bahwa mata pelajaran kimia mengandung banyak postulat-postulat yang cenderung abstrak. Pemahaman proses kimia seperti peleburan, penguapan melarutkan, difusi, sel elektrokimia, transfer elektron, konduksi ion, dan ikatan antarmolekul merupakan dasar untuk belajar kimia umum, (Ebenezer, 2001). Elektrokimia telah dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang paling sulit untuk dipelajari oleh para pendidik dan peserta

didik (Finley, 2007) oleh karena itu pembelajaran kimia menuntut adanya

pendeskripsian yang benar ditambah dengan analogi-analogi sederhana dan melibatkan beragam kegiatan dan keterampilan untuk memperkuat penjelasan tentang suatu konsep, sehingga materi yang diterima peserta didik lebih konkrit

Tiap pengajar mempunyai kesenangan atau keahlian di dalam memilih model instruksi yang dipakai sehari-hari di kelas. Pola individual menggunakan hipermedia yang dibuat oleh peneliti memiliki nilai tambah karena peneliti selaku pengajar memiliki pengetahuan tentang materi yang akan difokuskan dan materi tambahan pendukung dan mengetahui kelayakan dari media. Pola kooperatif

menggunakan Group Investigation yang menuntut soft skill dari para peserta

didik dan pengajar menjadi nilai tambah juga pada penerapan KBM materi reaksi redoks dan elektrokimia. Menurut Soekartawi (1995) model instruksi atau sering


(4)

disebut dengan instructional design ilmu pengetahuan dan teknologi maka model instruksi yang dipakai oleh para pengajar juga berkembang dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut maka peneliti mencoba untuk

melakukan “Perbandingan Hasil Pembelajaran Reaksi Redoks Dan

Elektrokimia Antara Yang Diajar Dengan Pola Individual Menggunakan Hipermedia Dengan Pola Kooperatif Menggunakan Group Investigation”

 

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana efektifitas media pembelajaran reaksi redoks dan elektrokimia terhadap hasil belajar peserta didik? Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang dibelajarkan dengan pola individual dan yang dibelajarkan menggunakan pola kooperatif? Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang memiliki kemampuan belajar tinggi dan kemampuan belajar rendah?

1.3. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang teridentifikasi, maka perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terarah, dan yang menjadi batasan masalah dalam penelititan ini antara lain :

1. Pembuatan hipermedia sampai pada bentuk VCD

2. Penelitian dilakukan di SMAN 1 Binjai dan dibatasi hanya pada

peserta didik kelas XII tahun pelajaran 2011/2012 semester 1

3. Kelas yang diteliti dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu satu

kelas pola Individual menggunakan hipermedia dan satu kelas lainnya pola kooperatif menggunakan GI. Selanjutnya dari masing-masing kelas, peserta didik dikelompokkan lagi menjadi dua kelompok berdasarkan kemampuannya, yaitu kelompok peserta didik yang memiliki kemampuan belajar tinggi dan kelompok yang memiliki kemampuan belajar rendah.


(5)

4. Materi pelajaran meliputi penyetaraan reaksi redoks, sel volta, elektrolisis, dan korosi.

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah langkah-langkah untuk membuat hiperrmedia interaktif pembelajaran kimia pada reaksi Redoks dan Elektrokimia.

Untuk lebih memperjelas masalah dalam penelitian ini, maka dirumuskan sub masalah-sub masalah sebagai berikut :

1. Apakah hipermedia interaktif tentang Reaksi Redoks dan Elektrokimia

yang dibuat oleh peneliti dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran kimia di SMA berdasarkan angket pengamatan tim pakar?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik

yang dibelajarkan dengan menerapkan pola individual dan pola kooperatif di SMAN 1 Binjai?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara peserta didik

kemampuan belajar tinggi dan kemampuan belajar rendah di SMAN 1 Binjai?

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan :

1. Kelayakan hipermedia interaktif untuk digunakan dalam kegiatan

pembelajaran kimia di SMA berdasarkan angket pengamatan tim pakar?.

2. Perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang dibelajarkan dengan

pola individual dan pola kooperatif di SMAN 1 Binjai.

3. Perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang memiliki

kemampuan belajar tinggi dan kemampuan belajar rendah di SMAN 1 Binjai.


(6)

1.6. Manfaat Penelitian

1. Memberikan alternatif pembelajaran yang baru sehingga proses

pembelajaran lebih bervariatif.

2. Sebagai wacana bagi para pendidik untuk dapat mengembangkan

media pendidikan terutama media yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

3. Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji lebih

dalam tentang pembelajaran menggunakan pola individual dan pola kooperatif.