IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACIEVEMENT AND DIVISIONS) MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT DAN MATRIKULASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) MENGGUNAKAN
MEDIA POWE RP OI NT DA N MATRIKU LASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA
PADA POKOK BAHASANHIDROKARBON
Oleh:
Indra Lasmana Tarigan NIM 4101131015
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2014
(2)
(3)
ii
RIWAYAT HIDUP
Indra Lasmana Tarigan lahir di Pancur Batu pada tanggal 28 Mei 1992. Merupakan anak pertama dari empat bersaudara, dari Ayah yang bernama Suranta Tarigan dan Ibu bernama Hafsah Lubis. Pada tahun 1998, penulis masuk SD Negeri No. 105309 Rambung Baru , dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Pancur Batu dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Pancur Batu dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Universitas Negeri Medan Jurusan Kimia Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam melalui jalur undangan. Selama kuliah penulis aktif dalam organisasi keislaman kampus UKMI Ar-Rahman Unimed, Forum Silaturahmi Muslim Kimia, Himpunan Mahasiswa Jurusan, organisasi keilmuan Masyarakat Ilmuan dan Teknolog Indonesia (MITI) Mahasiswa, Lembaga Penalaran dan Penelitian Ilmiah Mahasiswa (LP2IM), dan Insani Privat Course (IPC).
(4)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembaran Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1.
Latar Belakang Masalah
1
1.2.
Identifikasi Masalah
4
1.3.
Batasan Masalah
5
1.4.
Rumusan Masalah
5
1.5.
Tujuan Penelitian
6
1.6.
Manfaat Penelitian
6
1.7.
Defenisi Operasional
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
8
2.1. Kerangka Teoritis
8
2.1.1. Hakikat Belajar Kimia
8
2.1.2. Hasil Belajar Kimia
9
2.1.3. Model Pembelajaran
2.1.3.1. Model Pembelajaran Kooperatif
11
2.1.3.2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
16
2.1.3.3. Keunggulan dan Kekurangan Kooperatif Tipe STAD
19
(5)
vii
2.1.3.4. Model Pembelajaran DI
20
2.1.3.5. Ciri-ciri model DI
21
2.1.3.6. Sintaks Model Pembelajaran DI
22
2.1.4.
Media Pembelajaran
24
2.1.4.1. Manfaat Media Pembelajaran
25
2.1.4.2. Media Powerpoint
26
2.1.4.3. Kelebihan dan Kekurangan Media Powerpoint
27
2.1.5.
Matrikulasi
28
2.1.6. Materi Hidrokarbon
30
2.2.
Kerangka Konseptual
47
2.3.
Hipotesis
48
BAB III METODE PENELITIAN
49
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
49
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
49
3.3.
Variabel Penelitian
50
3.4.
Jenis dan Desain Penelitian
50
3.4.1. Jenis Penelitian
50
3.4.2.
Desain Penelitian
51
3.5.
Prosedur Penelitian
52
3.6.
Instrumen Penelitian
55
3.6.1. Tes Hasil Belajar
55
3.6.2. Validitas Tes
56
3.7.
Teknik Analisis Data
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
64
4.1.
Data Hasil Penelitian
64
4.1.1. Analisis Data Instrument Penelitian
64
(6)
viii
4.1.1.2. Reliabilitas Tes
65
4.1.1.3. Tingkat Kesukaran
65
4.1.1.4. Daya Beda
65
4.1.2. Analisis Data Hasil Penelitian
65
4.1.2.1. Uji Normalitas Data
67
4.1.2.2. Uji Homogenitas Data
67
4.1.2.3. Pengujian Hipotesis
68
4.1.2.4. Interaksi Antara Pengetahuan Awal dan Hasil Belajar
68
4.1.2.5. Korelasi Antara Minat dan Motivasi pada Hasil Belajar
70
4.1.2.6. Persentase Peningkatan Hasil Belajar
71
4.2.
Pembahasan Hasil Penelitian
72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
77
5.1.
Kesimpulan
77
5.2.
Saran
78
DAFTAR PUSTAKA
79
(7)
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian
54
(8)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran
Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen dan Kontrol
63
Lampiran 3a. Kisi-Kisi Instrumen Test Sebelum divalidasi
112
Lampiran 3b. Kisi-Kisi Instrumen Test Sesudah divalidasi
120
Lampiran 4a. Instrumen Test Sebelum Divalidasi
125
Lampiran 4b. Instrumen Test Sesudah Divalidasi
131
Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Test
136
Lampiran 6. Angket Minat dan Motivasi Awal Siswa
Lampiran 7. Matrikulasi
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa
114
Lampiran 9. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa
142
Lampiran 10. Tabel Persiapan Validitas, Reliabilitas,
dan Tingkat Kesukaran Soal
145
Lampiran 11. Perhitungan Validitas Soal
151
Lampiran 12. Perhitungan Reliabilitas Soal
153
Lampiran 13. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
154
Lampiran 14. Tabel Persiapan Daya Beda Soal
156
Lampiran 15. Perhitungan Daya Beda Soal
157
Lampiran 16. Perhitungan Pemberian Nilai Pretes
159
Lampiran 17. Perhitungan Pemberian Nilai Postes
161
Lampiran 18. Data Minat dan Motivasi Awal Siswa
163
Lampiran 19. Data Penelitian
164
Lampiran 20. Uji Normalitas Data
165
Lampiran 21. Uji Homogenitas Data
170
Lampiran 22. Tabulasi Gain Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
172
Lampiran 23. Daftar Kemampuan Awal dan Nilai Siswa
174
Lampiran 24. Daftar Kelas Minat dan Nilai Siswa
175
Lampiran 27. Uji Hipotesis
Lampiran 28. Uji Interaksi Minat dan Motivasi terhadap Hasil Belajar
Lampiran 29. Uji Korelasi Minat dan Motivasi terhadap Hasil Belajar
Lampiran 30. Perhitungan Persentasi Peningkatan Hasil Belajar
Lampiran 31. Tabel Nilai-Nilai r Product Moment
Lampiran 32. Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat
Lampiran 33. Tabel Nilai-Nilai Untuk Distribusi F
Lampiran 34. Tabel Nilai-Nilai Untuk Distibusi t
Lampiran 35. Media Powerpoint
Lampiran 36. Jadwal Kegiatan Penelitian
Lampiran 37. Dokumentasi Penelitian
(9)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai siswa terlihat bahwa terjadi penurunan Nilai Ujian nasional Kimia siswa SMA. Kelulusan tahun 2009 angkanya mencapai 98 % sementara tahun 2010 menjadi 94,74 %. Penurunan tingkat kelulusan siswa dinilai akibat menurunnya kualitas belajar mengajar, terlihat dari hasil belajar siswa yang rendah. Untuk di Sumatera utara juga menunjukkan nilai rata-rata UN 2009/2010 tingkat SMA sederajat yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Sumut untuk jurusan IPA nilai kimia hanya mencapai 7,89 (Antara News, 2013). Dari hasil capaian tersebut dapat disimpulkan bahwa masih tingginya tingkat kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran IPA khususnya pada bidang studi kimia (Hasil UN SMA, 2013).
Hasil pengalaman dan pengamatan pada Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) 2013 dan Observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa, sebagian besar guru dikelas menyampaikan materi pelajaran bergantung pada guru itu sendiri. Artinya peran guru lebih besar dibandingkan peran siswa dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran ini sering disebut dengan pembelajaran langsung (Direct Instruction). PembelajaranDirect Instruction (DI) menekankan pada strategi modeling, bahwa seorang dapat belajar melalui perilaku orang lain, dalam hal ini adalah guru sebagai modelnya. (Trianto, 2011). Program pembelajaran berbasis kurikulum 2013 menunjukkan bahwa konsep pembelajaran harus berorientasi kepada siswa bukan guru. Namun yang masih terjadi saat ini bahwa pembelajaran masih bergantung pada kesiapan guru. Guru menguasai kelas secara keseluruhan (Teacher Centered).Pembelajaran seperti ini bertujuan untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural dan terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Pembelajaran langsung membuat rendahnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, karena lebih menekankan pada informasi yang disampaikan guru.
(10)
2
Ketika proses belajar mengajar berorientasi pada siswa, maka guru lebih memposisikan dirinya sebagai pengamat dan pengatur ritme pembelajaran. Banyak hal yang harus diamati oleh seorang guru, dan salah satu diantaranya adalah kondisi awal siswa terhadap pembelajaran, pre-konsepsi atau kemampuan awal siswa. Setiap anak memiliki pre-konsepsi atau priorknowledge. Secara teori dapat kita pahami bahwa, kemampuan awal siswa sangat berpengaruh pada sikap anak dalam menerima konsep pelajaran yang akan dijarkan kepadanya. Menurut Simson Tarigan (2012) bahwa, salah satu cara meningkatan kemampuan awal siswa adalah dengan mengembangkan teori perubahan konsep dan melakukan pengulangan singkat materi yang telah dilewati (matrikulasi). Berdasarkan hasil pengalaman peneliti, bahwa kebijakan Jurusan Kimia Unimed melakukan matrikulasi di awal, hal ini ternyata bertujuan untuk mengkaji ulang dan menyamakan presepsi diawal. Menurut Amy dan Eda (2014), bahwa dalam matrikulasi akan ada pengembangan beberapa hal, salah satunya adalah pengembangan kompetensi, dan matrikulasi dilaksanakan diawal untuk memudahkan dan meningkatkan kemampuan awal siswa ( Rahmawati, 2012).
Disamping kita perlu memperhatikan pengetahuan awal siswa, sebagai guru penting juga kita menganalisis minat dan motivasi awal siswa dalam pembelajaran karena akan mempengaruhi kondisi siswa dalam menerima pembelajaran. Ketika siswa memiliki minat dan motivasi terhadap suatu pelajaran, maka akan mendorongnya untuk belajar lebih guna mempersiapkan diri mereka. Namun, ketika siswa memiliki minat dan motivasi yang rendah, maka ini akan membuat siswa cenderung malas dalam mengikuti pembelajaran. Menurut Trianto (2011) rendahnya minat dan motivasi siswa juga dapat disebabkan oleh miskinnya penggunaan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Kemiskinan model pembelajaran, membuat siswa terkekang dan tidak tersalurkan potensi kecerdasannya. Hasil Observasi yang dilakukan bahwa, siswa tidak termotivasi dan kurang aktif dalam pembelajaran karena guru tidak menggunakan model pembelajaran yang bisa meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. Ketika guru lebih dominan, maka guru juga yang mengatur ritme yang terjadi didalam kelas.
(11)
3
Menurut Slameto (2003) pembelajaran kimia pada dasarnya akan lebih disukai siswa ketika mereka memiliki minat dan motivasi yang cukup tinggi terhadap pembelajaran itu. Karena hakikat dari motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu keinginan untuk mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Sehingga motivasi akan menentukan tngkah kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan sebuah konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep lain, seperti minat, konsep diri, dan sebagainya. (Hamzah B. Uno dalam Sari 2012).
Menurut Hamalik (2006: 167) Motivasi siswa itu dapat dibangun melalui beberapa hal, seperti kerja kelompok (kooperatif), siswa melakukan kerja sama dalam belajar, setiap anggota kelompoknya turutnya, kadang-kadang perasaan untuk mempertahankan nama baik kelompok menjadi pendorong yang kuat dalam belajar, ataupun menggunakan media dalam pembelajaran, hal ini berhubungan dengan teknik mengajar yang dilakukan guru. Santi (2012) melakukan penelitian bahwa ada peningkatan motivasi belajar kimia dengan menggunakan media powerpoint sebesar 82%, dan hasil belajar meningkat mencapai 80%. Hal ini menunjukkan bahwa powerpoint merupakan media yang cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar kimia siswa.
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD salah satu model yang mampu meningkatkan aktivitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Beberapa penelitian yang telah dilakukan para peneliti sebelumnya telah menerapkan STAD dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Army dan Supriaty (2009) menggunakan model STAD dan mampu meningkatkan hasil pembelajaran kimia siswa 30%. Rosilawati dkk (2011) menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dihasilakan adanya peningkatan hasil belajar siswa diikuti dengan peningkatan keaktifan siswa di dalam kelas. Artinya pembelajaran kooperatif tipe STAD mampu meningkatkan hasil belajar siswa melalui peningkatan motivasi dan aktivitas siswa di dalam kelas.
(12)
4
Beberapa hasil penelitan menunjukkan bahwa peran model pembelajaran akan lebih meningkat jika dikombinasikan dengan media pembelajaran. Sinta (2012) melakukan penerapan model dan media pembelajaran berbasis powerpoint ternyata mampu meningkatkan hasil belajar siswa dari 66% menjadi 80%. Mardi dkk (2012) juga menyatakan bahwa model dan media powerpoint mampu meningkatkan hasil belajar kimia siswa, hal ini menunjukkan bahwa media juga mampu berperan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Namun dalam beberapa penelitian tersebut tidak dilakukan pengukururan terhadap minat dan motivasi awal siswa dalam pembelajaran sehingga peneliti ingin melaksanakan penelitian yang mengukur hubungan minat dan motivasi awal siswa terhadap hasil belajar siswa dengan pengembangan media dan model.
Berdasarkan beberapa masalah dan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untu melakukan penelitian yang mengkombinasikan model, media dan matrikulasi untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa, dan mengajukan penelitian, yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement and Divisions) Menggukana Media Powerpoint dan Matrikulasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Rendahnya hasil belajar kimia siswa.
2. Guru kimia yang belum memperhatikan pengetahuan awal siswa, serta minat dan motivasi awal siswa dalam pembelajaran kimia.
3. Guru kimia yang kurang dalam menggunakan model dan media pembelajaran yang tepat pada materi-materi kimia.
4. Guru kimia yang kurang menerapan matrikulasi sebagai strategi peningkatan pemahaman awal siswa dalam menerima pelajaran.
5. Materi hidrokarbon merupakan materi yang banyak memerlukan perhatian siswa, karena berisi rumus umum, konsep dan aturan yang harus diikuti.
(13)
5
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan tujuan yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah hasil belajar kimia siswa yang diberikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan media powerpoint dan matrikulasi lebih tinggi dibanding hasil belajar kimia siswa yang diberikan model pembelajaran Direct Instruction (DI) dengan menggunakan media powerpoint dan matrikulasi ?
2. Apakah ada interaksi antara kemampuan awal siswa dengan model pembelajaran yang diterapkan ?
3. Apakah ada korelasi antara minat dan motivasi awal siswa dengan hasil belajar kimia siswa ?
1.4. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusal masalah diatas, dan karena keterbatasan waktu, dana dan kemampuan peneliti maka perlu dibatasi masalah dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement and Divisions)dan model pembelajaran langsung “Direct Instruction”(DI) 2. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media
powerpointdan Matrikulasi
3. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Model Medan T.A. 2013/2014.
4. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-3 dan X-6 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Model Medan.
5. Materi yang disajikan kepada siswa dalam penelitian ini dibatasi hanya pada materi pokok Hidrokarbon.
(14)
6
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk membuktikan bahwa hasil belajar kimia siswa yang diberi pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan media powerpoint dan matrikulasi lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran DI dengan menggunakan media powerpointdan matrikulasi pada pokok bahasan hidrokarbon.
2. Untuk mengetahui apakah ada interaksi yang signifikan antara pengetahuan awal siswa terhadap hasil belajar siswa
3. Untuk mengetahui apakah ada korelasi antara minat dan motivasi awal siswa terhadap hasil belajar siswa
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Bagi Siwa
Melatih siswa agar lebih aktif, kreatif, percaya diri dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah kimia sehingga dapat meningkatkan sifat positif pada siswa untuk berfikir kritis, inovatif, dan sistematis serta merangsang otak untuk menyusun kata-kata ilmiah dalam menerima perbedaan pendapat dalam menyelesaikan masalah dengan orang lain. 2. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru agar lebih memperhatikan kebutuhan siswa, dan sebagai pertimbangan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran. 3. Bagi Sekolah
Dapat membantu menciptakan panduan model pembelajaran dan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar ataupun lainnya, serta menjado bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran dan media yang tepat demi kemajuan proses belajar mengajar dimasa depan.
(15)
7
4. Bagi Pemerintah
Sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan guna memajukan pembelajaran pada umumnya dan pembelajaran kimia pada khususnya. 5. Bagi Peneliti
Sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan guna kemajuan pembelajaran pada umumnya dan pembelajaran kimia pada khususnya.
1.7 Definisi Operasional
Untuk menghindari pemahaman yang meluas, maka peneliti perlu memberikan penjelasan istilah terhadap judul penelitian ini. Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah:
1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD adalah salah satu tipe pembelajarn Kooperatif dimana siswa ditempatkan dalam tim –tim belajar heterogen beranggota empat sampai lima orang. Berbagai materi akan disajikan kepada siswa, dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari porsi materinya kemudian membagikannya kepada masing-masing anggota kelompoknya.
2. Model pembelajaran langsung ”Direct Instruction” merupakan model pembelajaran terpusat pada guru, dimana guru memberi materi pelajaran, kemudian tanya jawab antara guru dan siswa dan terakhir guru memberi soal- soal latihan kepada siswa yang dikerjakan siswa secara individu maupun secara kelompok.
3. Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan tidak hanya pada satu aspek potensi kemanusiaan saja karena turut serta dalam membentuk kepribadian seseorang.
4. Media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim (guru) kepada penerima (siswa) 5. Matrikulasi merupakan bagian dari media pembelajaran, yang kegiatan
pembelajaran tambahan untuk menyetarakan pengetahuan peserta didik agar dapat mengikuti program pendidikan yang akan diikuti.
(16)
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil Belajar Kimia Siswa yang diberikan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD menggunakan media powerpoint dan matrikulasi lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kimia siwa yang diberiakan model pembelajaran Direct Instructiondengan media powerpointdan matrikulasi 2. Tidak ada interaksi antara kemampuan awal siswa dengan model
pembelajaran yang diterapkan.
3. Adanya korelasi antara minat dan motivasi awal siswa dengan hasil belajar kimia siswa
4. Adanya Interaksi antara kemampuan awal siswa yang berbeda dengan hasil belajar siswa.
5. Adanay interaksi antara model pembelajaran yang diterapkan dengan hasil belajar siswa.
6. Faktor Kemampuan awal dan faktor model pembelajaran diterapkan secara terpisah (salah satu saja) karena tidak efektif apabila diterapkan secara bersama-sama
(17)
79
5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya maka disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya dalam melaksanakan proses pembelajaran tidak hanya memperhatikan aspek eksternal seperti pemilihan metode, strategi, maupun model pembelajaran, melainkan juga memperhatikan aspek internal yakni dari dalam diri siswa salah satunya adalah memperhatikan kemampuan awal siswa, serta minat dan motivasi awal siswa terhadapa pembelajaran kimia.
2. Bagi mahasiswa calon guru yang ingin melakukan penelitian yang sama sebaiknya memilih sampel yang jumlah siswanya tidak terlalu banyak. 3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model
pembelajaran tipe STAD dan kombinasi matrikulasi lebih lanjut, disarankan untuk lebih memperhatikan efisiensi waktu pada tahap matrikulasi dan komposisi kelompok.
4. Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa model pembelajaran STAD lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran DI. Untuk itu dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan model pembelajaran STAD dengan mempertimbangkan materi yang akan diajarkan.
5. Dalam hasil penelitian, bahwa perbedaan rataan kedua model pembelajaran tidak begitu besar, hal ini karena keduanya dikombinasikan terhadap matrikulasi. Untuk itu dalam proses pembelajaran hendaknya guru menambahkan proses matrikulasi dalam pembelajaran.
6. Perlu analisis lebih lanjut lagi seberapa jauh sifat interaksi antara model dengan kemampuan awal siswa, apakah hanya pada beberapa kemampuan awal atau sebagian.
(18)
80
DAFTAR PUSTAKA
Amy dan Eda (2014), http://www.scribd.com/doc/64065460/ Manfaat-matrikulasi (Accessed 11 Januari 2014)
Anonim (2011), http://smadapare.com/matrikulasi/. (Accessed 28 Januari 2014) Anonim (2012),
http://www.antaranews.com/berita/184112/nilai-un-terendah-di-sumut-ternyata-bahasa-indonesia. (Accessed 08 Februari 2014
Anonim (2011), http://my.opera.com/teminuskom/blog/matrikulasi-sebagai-saran a-putera-puteri-timika-dalam-meraih-cita-cita-melalui-pendidikan.
(Accessed 08 Februari 2014 )
Antara News (2013), http://www.antaranews.com/berita/184112/nilai-unterendah-di-sumut-ternyata-bahasa-indonesia. (Accessed 08 Februari 2014 )
Arifin Zaenal, (2009), Evaluasi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung Ari Harnanto dan Ruminten, Kimia 1 : Untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), 150-160.
Auliah, Army dan Supriati, (2009), Penerapan Pembelajaran Siklus Belajar Setting Kooperatif STAD pada Siswa Kelas XII IPA SMA N 1 Sungguminasa, Jurnal Chemica, Vol. 10, No. 1, Malang. Juni, 28-35 Burhani Ruslan, (2013). Hasil Ujian Nasional. http://imbalo.wordpress.com/2013/
05/24/pengumuman-hasil-un-smasmkma-tahun-2013/. (Accessed 10 Februari 2014)
Detiknews, 2013 Dalam http://m.detik.com. (Accessed 10 Februari 2014)
Eka Ari S. (2011). Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Direct Instruction Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Siswaterhadap Prestasi Belajar Asam, Basa, Dan Garam Kelas Vii Smp Negeri 1 Jaten Tahun Ajaran 2010/201. Skripsi Jurusan Kimia., FMIPA UNS, Surakarta.
Hamdani., (2011) , Dasar – Dasar Kependidikan, Cetakan ke I, Pustaka Setia, Bandung.
Hamalik., Oemalik (2006), Proses Belajar Mengajar, Cetakan kelima, PT. Bumi Aksara, Jakarta
(19)
81
Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Cetakan ketiga, Media Persada, Medan
Kunandar., (2007), Guru Profesional “Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru”, PT Rajawali Grafinda Persada, Jakarta
Mardi, Mardiyana, dan Triyatno, (2012), Eksperimentasi Pembelajaran STAD dengan Media Powerpoint dan Model Bangun Ruang Materi Bangun Ruang Sisis Lengkung ditinjau dari Gaya Belajar, Jurnal Pendidikan Surakarta.
Nasution, Nurhasni (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dengan menggunakan media powerpoint terhadap hasil belajar kimia siswa SMA pada pokok bahasan hidrokarbon, Skripsi Jurusan Kimia FMIPA Unimed. Medan
Rahmawati, Widya (2012), Manual Prosedur; Matrikulasi Mahasiswa Alih Program D III Gizi, Jurusan Ilmi Gizi, FK, Univ. Brawijaya, Malang Rosilawati, Ila dan Wiwit (2011), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD dengan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar Siswa pada Materi Koloid, Seminar Nasional Pendidikan MIPA, Unila. Lampung.
Ruhadi., (2008), Model Pembelajaran Tipe STAD Salah Satu Alternatif dalam Mengajarkan Sains IPA yang Menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Vol. 6 No. 1, Banda Aceh. Sanjaya Wina., (2008), Strategi Pembelajaran , Edisi pertama, cetakan
kelima.Kencana Prenada Media Group. Jakarta
Sinta Puspita Sari, Eny Enawaty, dan Erlina., (2012) , Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar dalam Pokok Bahasan Partikel Materi melalui media Powerpoint, Jurnal Pendidikan Kimia FKIP Untan, Jakarta.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Cetakan keempat Rineka Cipta, Jakarta
Slavin, Robert. E, (2005), Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik, Terjemahan, Nusa Media, Bandung
Sudjana, Nana (2009), Penilaian hasil proses belajar mengajar, Cetakan ketiga belas, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
(20)
82
Suryadi, Ace., (2010), Permasalahan Dan Alternatif Kebijakan Peningkatan Relevansi Pendidikan, Seminar Internasional Pendidikan Luar Sekolah Bandung.
Suprijono, Agus (2010) Cooperatif learning ; Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Tarigan, Simson., (2012), Strategi Belajar Mengajar (Chemistry Teaching and Learning Strategy), Jurusan Kimia FMIPA Unimed, Medan.
Trianto, (2011)., Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif , Edisi Pertaman, Cetakan ke 4, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Wilis Dahar, Ratna., (2006) Teori-teori belajar dan pembelajaran ,Erlangga, Jakarta.
(1)
4. Bagi Pemerintah
Sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan guna memajukan pembelajaran pada umumnya dan pembelajaran kimia pada khususnya. 5. Bagi Peneliti
Sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan guna kemajuan pembelajaran pada umumnya dan pembelajaran kimia pada khususnya.
1.7 Definisi Operasional
Untuk menghindari pemahaman yang meluas, maka peneliti perlu memberikan penjelasan istilah terhadap judul penelitian ini. Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah:
1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD adalah salah satu tipe pembelajarn Kooperatif dimana siswa ditempatkan dalam tim –tim belajar heterogen beranggota empat sampai lima orang. Berbagai materi akan disajikan kepada siswa, dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari porsi materinya kemudian membagikannya kepada masing-masing anggota kelompoknya.
2. Model pembelajaran langsung ”Direct Instruction” merupakan model pembelajaran terpusat pada guru, dimana guru memberi materi pelajaran, kemudian tanya jawab antara guru dan siswa dan terakhir guru memberi soal- soal latihan kepada siswa yang dikerjakan siswa secara individu maupun secara kelompok.
3. Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan tidak hanya pada satu aspek potensi kemanusiaan saja karena turut serta dalam membentuk kepribadian seseorang.
4. Media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim (guru) kepada penerima (siswa) 5. Matrikulasi merupakan bagian dari media pembelajaran, yang kegiatan
pembelajaran tambahan untuk menyetarakan pengetahuan peserta didik agar dapat mengikuti program pendidikan yang akan diikuti.
(2)
78 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil Belajar Kimia Siswa yang diberikan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD menggunakan media powerpoint dan matrikulasi lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kimia siwa yang diberiakan model pembelajaran Direct Instructiondengan media powerpointdan matrikulasi 2. Tidak ada interaksi antara kemampuan awal siswa dengan model
pembelajaran yang diterapkan.
3. Adanya korelasi antara minat dan motivasi awal siswa dengan hasil belajar kimia siswa
4. Adanya Interaksi antara kemampuan awal siswa yang berbeda dengan hasil belajar siswa.
5. Adanay interaksi antara model pembelajaran yang diterapkan dengan hasil belajar siswa.
6. Faktor Kemampuan awal dan faktor model pembelajaran diterapkan secara terpisah (salah satu saja) karena tidak efektif apabila diterapkan secara bersama-sama
(3)
5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya maka disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya dalam melaksanakan proses pembelajaran tidak hanya memperhatikan aspek eksternal seperti pemilihan metode, strategi, maupun model pembelajaran, melainkan juga memperhatikan aspek internal yakni dari dalam diri siswa salah satunya adalah memperhatikan kemampuan awal siswa, serta minat dan motivasi awal siswa terhadapa pembelajaran kimia.
2. Bagi mahasiswa calon guru yang ingin melakukan penelitian yang sama sebaiknya memilih sampel yang jumlah siswanya tidak terlalu banyak. 3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model
pembelajaran tipe STAD dan kombinasi matrikulasi lebih lanjut, disarankan untuk lebih memperhatikan efisiensi waktu pada tahap matrikulasi dan komposisi kelompok.
4. Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa model pembelajaran STAD lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran DI. Untuk itu dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan model pembelajaran STAD dengan mempertimbangkan materi yang akan diajarkan.
5. Dalam hasil penelitian, bahwa perbedaan rataan kedua model pembelajaran tidak begitu besar, hal ini karena keduanya dikombinasikan terhadap matrikulasi. Untuk itu dalam proses pembelajaran hendaknya guru menambahkan proses matrikulasi dalam pembelajaran.
6. Perlu analisis lebih lanjut lagi seberapa jauh sifat interaksi antara model dengan kemampuan awal siswa, apakah hanya pada beberapa kemampuan awal atau sebagian.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Amy dan Eda (2014), http://www.scribd.com/doc/64065460/ Manfaat-matrikulasi (Accessed 11 Januari 2014)
Anonim (2011), http://smadapare.com/matrikulasi/. (Accessed 28 Januari 2014) Anonim (2012),
http://www.antaranews.com/berita/184112/nilai-un-terendah-di-sumut-ternyata-bahasa-indonesia. (Accessed 08 Februari 2014
Anonim (2011), http://my.opera.com/teminuskom/blog/matrikulasi-sebagai-saran a-putera-puteri-timika-dalam-meraih-cita-cita-melalui-pendidikan.
(Accessed 08 Februari 2014 )
Antara News (2013), http://www.antaranews.com/berita/184112/nilai-unterendah-di-sumut-ternyata-bahasa-indonesia. (Accessed 08 Februari 2014 )
Arifin Zaenal, (2009), Evaluasi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung Ari Harnanto dan Ruminten, Kimia 1 : Untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), 150-160.
Auliah, Army dan Supriati, (2009), Penerapan Pembelajaran Siklus Belajar Setting Kooperatif STAD pada Siswa Kelas XII IPA SMA N 1 Sungguminasa, Jurnal Chemica, Vol. 10, No. 1, Malang. Juni, 28-35 Burhani Ruslan, (2013). Hasil Ujian Nasional. http://imbalo.wordpress.com/2013/
05/24/pengumuman-hasil-un-smasmkma-tahun-2013/. (Accessed 10 Februari 2014)
Detiknews, 2013 Dalam http://m.detik.com. (Accessed 10 Februari 2014)
Eka Ari S. (2011). Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Direct Instruction Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Siswaterhadap Prestasi Belajar Asam, Basa, Dan Garam Kelas Vii Smp Negeri 1 Jaten Tahun Ajaran 2010/201. Skripsi Jurusan Kimia., FMIPA UNS, Surakarta.
Hamdani., (2011) , Dasar – Dasar Kependidikan, Cetakan ke I, Pustaka Setia, Bandung.
Hamalik., Oemalik (2006), Proses Belajar Mengajar, Cetakan kelima, PT. Bumi Aksara, Jakarta
(5)
Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Cetakan ketiga, Media Persada, Medan
Kunandar., (2007), Guru Profesional “Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru”, PT Rajawali Grafinda Persada, Jakarta
Mardi, Mardiyana, dan Triyatno, (2012), Eksperimentasi Pembelajaran STAD dengan Media Powerpoint dan Model Bangun Ruang Materi Bangun Ruang Sisis Lengkung ditinjau dari Gaya Belajar, Jurnal Pendidikan Surakarta.
Nasution, Nurhasni (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dengan menggunakan media powerpoint terhadap hasil belajar kimia siswa SMA pada pokok bahasan hidrokarbon, Skripsi Jurusan Kimia FMIPA Unimed. Medan
Rahmawati, Widya (2012), Manual Prosedur; Matrikulasi Mahasiswa Alih Program D III Gizi, Jurusan Ilmi Gizi, FK, Univ. Brawijaya, Malang Rosilawati, Ila dan Wiwit (2011), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD dengan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar Siswa pada Materi Koloid, Seminar Nasional Pendidikan MIPA, Unila. Lampung.
Ruhadi., (2008), Model Pembelajaran Tipe STAD Salah Satu Alternatif dalam Mengajarkan Sains IPA yang Menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Vol. 6 No. 1, Banda Aceh. Sanjaya Wina., (2008), Strategi Pembelajaran , Edisi pertama, cetakan
kelima.Kencana Prenada Media Group. Jakarta
Sinta Puspita Sari, Eny Enawaty, dan Erlina., (2012) , Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar dalam Pokok Bahasan Partikel Materi melalui media Powerpoint, Jurnal Pendidikan Kimia FKIP Untan, Jakarta.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Cetakan keempat Rineka Cipta, Jakarta
Slavin, Robert. E, (2005), Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik, Terjemahan, Nusa Media, Bandung
Sudjana, Nana (2009), Penilaian hasil proses belajar mengajar, Cetakan ketiga belas, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
(6)
Suryadi, Ace., (2010), Permasalahan Dan Alternatif Kebijakan Peningkatan Relevansi Pendidikan, Seminar Internasional Pendidikan Luar Sekolah Bandung.
Suprijono, Agus (2010) Cooperatif learning ; Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Tarigan, Simson., (2012), Strategi Belajar Mengajar (Chemistry Teaching and Learning Strategy), Jurusan Kimia FMIPA Unimed, Medan.
Trianto, (2011)., Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif , Edisi Pertaman, Cetakan ke 4, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Wilis Dahar, Ratna., (2006) Teori-teori belajar dan pembelajaran ,Erlangga, Jakarta.