Perancangan Event Promosi Tenun Sutera Bugis-Sengkang.

(1)

vii ABSTRAK

PERANCANGAN EVENT PROMOSI TENUN SUTERA BUGIS SENGKANG

Oleh

Gabriella Valia Ciputra 1064043

Tiap suku di Indonesia mewariskan warisan budaya yang berbeda-beda. Warisan budaya dapat berupa lagu, tari maupun kain tradisional. Kain tradisional khas Indonesia yang sejak dulu ada namun sekarang tidak lagi banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia salah satunya adalah kain tenun sutera Bugis – Sengkang. Kurang dikenalnya tenun sutera Bugis – Sengkang inilah yang menjadi latar belakang perancangan promosi proyek tugas akhir ini.

Perancangan karya yang akan dilakukan berupa strategi promosi kreatif melalui perancangan media event yang sesuai dengan wanita-wanita dewasa Indonesia, yang menjadi target pasar yang dituju. Nama event yang dipilih adalah Sabbe Wastra. Sabbe Wastra bertujuan untuk mengenalkan secara lebih jauh lagi mengenai tenun sutera Bugis - Sengkang kepada masyarakat, khususnya target pasar dan setelah itu mau membeli dan menggunakan tenun sutera Bugis Sengkang dalam kehidupan sekarang yang moderen. Media-media promosi utama yang akan digunakan adalah media cetak (majalah) dan media elektronik (internet). Media promosi ini dipilih karena banyak diakses/ digunakan dalam kehidupan sehari-hari target pasar. Event Sabbe Wastra merupakan event yang menggabungkan antara acara pameran kain tenun sutera Bugis - Sengkang, dan kegiatan amal untuk mendukung kesejahteraan para penenun sutera Bugis Sengkang. Tema acara untuk Sabbe Wastra sendiri adalah dengan menggunakan gaya dan nuansa yang Exclusive, Modern dan Chic namun tetap menggunakan motif-motif khas tenun sutera Bugis – Sengkang. Media lain yang digunakan untuk mendukung event promosi ini adalah booklet, goodybag, backdrop event, invitation, ambient media (jembatan penyebrangan orang dan lift Plaza Indonesia).

Mengusung konsep yang kreatif, eksklusif dan modern, event Sabbe Wastra diharapkan dapat menjadi sebuah acara promosi yang dapat membawa wanita Indonesia khususnya target market, untuk lebih mengenal dan mencintai tenun sutera Bugis – Sengkang sebagai salah satu warisan tradisional Indonesia yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang moderen, berkelas namun tetap tidak melupakan ciri khas tradisional Indonesia.


(2)

viii ABSTRACT

DESIGN OF STRATEGIC PROMOTION OF BUGIS - SENGKANG WOVEN SILK, USING PROMOTIONAL EVENTS

Gabriella Valia Ciputra/1064043

Every Indonesian tribe passes on different cultural heritage. Cultural heritage may be in the form of songs, dances as well as traditional fabric. One of the Indonesian traditional fabric which has existed since long time ago but has been forgotten is the the Bugis - Sengkang woven silk. This fact becomes the background of this final project.

Creative promotion strategy through media event design which suits Indonesian women is the plan, as Indonesian women are the target market. The name of the event is Sabbe Wastra. Sabbe Wastra aims to familiarise people with Bugis - Sengkang woven silk. It is hoped that the target market will buy and wear Bugis – Sengkang woven silk in their modern daily lives.

Promotional media which will be used are printed and electronic media (magazines and the Internet). They are chosen considering the fact that they are easily accessed by the target market. The Sabbe Wastra event is an event combining a Bugis - Sengkang woven silk exhibition and a charity event to support the welfare of the Sengkang craftspeople. The theme itself is exclusive, modern and chic Bugis – Sengkang woven silk. The other media used to to support this event are booklets, goodybags, event backdrop, invitation, ambient media (pedestrians’ bridge and lift in Plaza Indonesia).

Upholding a creative, exclusive and modern concept, the Sabbe Wastra event is expected to become a promotion event which can bring Indonesian women as target market to know and love Bugis – Sengkang woven silk as one of the Indonesian cultural heritage and wear it in their modern, classy daily lives without forgetting the values of the Indonesian tradition.


(3)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAMPIRAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3

1.2.1 Permasalahan ... 3

1.2.2 Ruang Lingkup ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 4

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 4

1.5 Skema Perancangan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Promosi ... 6

2.2 Event dan Event Marketing ... 7

2.3 Fashion dan Tenun ... 8

2.4 Dewasa Dini dan Psikologi Dewasa Dini ... 11


(4)

x

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 15

3.1 Data dan Fakta ... 15

3.1.1 Mandatori: Dewan Kerajinan Nasional (DEKRANAS) ... 15

3.1.2 Data mengenai Tenun Sutera Bugis – Sengkang ... 23

3.1.3 Tinjauan Karya Sejenis ... 45

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 48

3.2.1 Analisis Strength, Weakness, Opportunity, Treats (SWOT) Perancangan Tenun Sutera Bugis – Sengkang ... 48

3.2.2 Analisis Strength, Weakness, Opportunity, Treats (SWOT) Perancangan ... 49

3.2.2 Analisis Segmenting, Targeting, Positioning (STP) Perancangan ... 49

3.2.3 Analisis Pemecahan Masalah ... 51

BAB IV PEMECAHAN MASALAH ... 54

4.1 Konsep Komunikasi... 54

4.2 Konsep Kreatif... 55

4.3 Konsep Media... 58

4.4 Hasil Karya... 66

BAB V PENUTUP ... 85

5.1 Simpulan ... 85

5.2 Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 87

LAMPIRAN ... 89

DATA PENULIS ... 103


(5)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan ... 5

Gambar 3.1 Logo DEKRANAS ... 15

Gambar 3.2 Logo Pemerintahan Daerah Kabupaten Wajo ... 18

Gambar 3.3 Logo Bank BCA ... 19

Gambar 3.4 Logo Plaza Indonesia ... 21

Gambar 3.5 Logo Majalah Dewi ... 22

Gambar 3.6 Logo Femina Group ... 22

Gambar 3.7 Contoh motif Balo Tettong (bergaris atau tegak) ... 26

Gambar 3.8 Contoh motif Makkalu (melingkar) ... 26

Gambar 3.9 Contoh motif Mallobang (berkotak kosong) ... 27

Gambar 3.10 Contoh motif Balo Renni (berkotak kecil) ... 27

Gambar 3.11 Contoh motif Bali Are ... 28

Gambar 3.12 Contoh motif Toraja ... 29

Gambar 3.13 Contoh motif Songket ... 29

Gambar 3.14 Aneka ragam tenun sutera Bugis – Sengkang ... 30

Gambar 3.15 Penenun sedang mengerjakan tenun dengan menggunakan alat tenun gedongan ... 31

Gambar 3.16 Alat tenun gedongan ... 32

Gambar 3.17 Alat tenun bukan mesin (ATBM) ... 32

Gambar 3.18 Alat tenun bukan mesin (ATBM) ... 33

Gambar 3.19 Alat tenun bukan mesin (ATBM) ... 34

Gambar 3.20 Diagram usia responden ... 35

Gambar 3.21 Diagram pendapatan perbulan ... 36

Gambar 3.22 Diagram tempat tinggal responden ... 36

Gambar 3.23 Diagram hobi responden ... 36

Gambar 3.24 Diagram kain Nusantara yang diketahui responden ... 37

Gambar 3.25 Diagram kecenderungan membeli kain untuk dijahit ... 37


(6)

xii

Gambar 3.27 Diagram pengeluaran untuk membeli kain ... 38

Gambar 3.28 Diagram kepentingan untuk menjahit baju ... 39

Gambar 3.29 Diagram desainer Indonesia terfavorit responden ... 39

Gambar 3.30 Diagram majalah yang palin sering dibaca oleh wanita dewasa Indonesia ... 39

Gambar 3.31 Diagram update berita untuk para responden ... 40

Gambar 3.32 Diagram media iklan ... 40

Gambar 3.33 Ramadhan In Style ... 45

Gambar 3.34 Modern Interpretation of Tenun by Priyo Oktaviano ... 46

Gambar 3.35 Modern Interpretation of Tenun by Didi Budiardjo ... 46

Gambar 3.36 Modern Interpretation of Tenun by Sebastian Gunawan ... 47

Gambar 4.1 Warna ... 57

Gambar 4.2 Logo event Sabbe Wastra ... 62

Gambar 4.3 Elemen logo ... 63

Gambar 4.4 Print ads awareness di majalah Dewi ... 64

Gambar 4.5 Print ads informing di majalah Dewi ... 65

Gambar 4.6 Print ads cover informing di majalah Dewi ... 65

Gambar 4.7 Iklan di tahap informing dalam bentuk advertorial di majalah Dewi ... 66

Gambar 4.8 Iklan di tahap informing dalam bentuk advertorial di majalah BCA Prioritas ... 67

Gambar 4.9 Iklan di tahap informing dalam bentuk photo editorial di majalah Dewi dan BCA Prioritas ... 67

Gambar 4.10 Iklan di tahap informing dalam bentuk photo editorial di majalah Dewi dan BCA Prioritas ... 68

Gambar 4.11 Iklan di tahap reminding dalam bentuk photo advertorial di majalah Dewi dan BCA Prioritas ... 73

Gambar 4.11 Iklan di tahap reminding dalam bentuk print ads di majalah Dewi dan BCA Prioritas ... 73

Gambar 4.13 Iklan awareness di situs Odioli.com ... 74

Gambar 4.14 Iklan informing dalam bentuk GIF di situs femaledaily.com ... 74


(7)

xiii

Gambar 4.16 Iklan informing dalam bentuk Facebook ads ... 75

Gambar 4.17 Tampilan website ... 77

Gambar 4.18 Video ads awareness di situs Youtube ... 78

Gambar 4.19 Video ads informing di situs Youtube ... 79

Gambar 4.20 Booklet event Sabbe Wastra ... 80

Gambar 4.21 Goodybag Sabbe Wastra ... 81

Gambar 4.22 Pouch Sabbe Wastra ... 81

Gambar 4.23 Backdrop event Sabbe Wastra ... 82

Gambar 4.24 Instalasi tenun sutera Bugis - Sengkang ... 83

Gambar 4.25 Tampilan awareness pada lift Plaza Indonesia ... 84


(8)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Timeline promosi ... 61 Tabel 4.2 Tabel Budgeting ... 62


(9)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A ... 90 Lampiran B ... 91 Lampiran C ... 93


(10)

Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau dengan beragam suku dan budaya di tiap-tiap daerah. Dari tiap-tiap daerah di Indonesia mewariskan berbagai warisan budaya yang berbeda, misalnya warisan budaya lagu, tari, kuliner hingga budaya kain.

Menurut M. Jacobs and B.J. Stern (1948), kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang ke semuanya merupakan warisan sosial.

Hingga saat ini ada begitu banyak warisan kebudayaan di Indonesia yang diakui dunia, dan tidak jarang membuat kita bangga menjadi bangsa yang memiliki banyak warisan budaya. Contohnya, Candi Borobudur, Pulau Komodo, angklung, dan batik. Warisan budaya kain yang diakui oleh UNESCO untuk saat ini adalah batik saja. Tidak banyak orang yang tahu bahwa Indonesia juga memiliki tenun, songket, lurik, ulos, dan lain-lain sebagai warisan budaya kain tradisional khas Indonesia.

Jika ditelusuri lebih jauh, berbagai daerah-daerah di Indonesia sudah mengenal teknik menenun sejak jaman dahulu kala. Di tiap daerah di Indonesia memiliki teknik menenun yang berbeda. Mulai dari teknik pemilihan benang, pewarnaan dan motif.

Sulawesi merupakan pulau besar di tengah-tengah Indonesia sehingga menjadi tempat perdagangan dari Barat Indonesia dan timur Indonesia. Kain tenun sutera Sulawesi, khususnya dari Sulawesi Selatan diyakini berasal dari para pedagang luar Indonesia di masa lampau yang datang untuk berdagang. Penggunaan sutera dalam pembuatan kain tenun sutera Sulawesi dibawa oleh para pedagang Cina yang datang ke Indonesia untuk berdagang (Cita Tenun Indonesia, 2010).

Kain tenun sutera Sulawesi, disebut juga Lipa’ Sabbe yang dalam bahasa Bugis,

Lipa’ berarti sarung dan Sabbe berarti sutera. Pada umumnya proses pembuatan

benang sutera menjadi kain sutera masih menggunakan alat tenun tradisional yaitu alat tenun gedongan. Ada 2 jenis kain tenun di Sulawesi Selatan yang sangat terkenal, kain tenun sutera Bugis - Sengkang yang berasal dari suku Bugis, dan kain


(11)

Universitas Kristen Maranatha 2 tenun sutera Mandar yang berasal dari suku Mandar. Walaupun sama-sama terbuat dari sutera dan dibuat dengan teknik menenun, terdapat perbedaan antara kain tenun sutera Bugis - Sengkang dan kain tenun sutera Mandar, yaitu pada motif.

Sengkang merupakan ibukota dari Kabupaten Wajo di Sulawesi Selatan. Berjarak kurang lebih 250 km dari Makassar, Sengkang dikenal sebagai kota penghasil sutera terbesar di Sulawesi Selatan. Menurut hasil wawancara dengan ketua koperasi pengrajin tenun sutera Bugis - Sengkang, Ibu Andi Enteng Diana Tantu, kegiatan menenun sutera sudah menjadi aktivitas keseharian dari orang Bugis di Sengkang dari jaman nenek moyang. Kegiatan menenun sutera di bawah rumah tiap penduduk adalah tradisi yang menjadi kebiasaan orang Bugis.

Yang menjadi kelebihan dari tenun sutera Bugis - Sengkang adalah proses memproduksinya. Untuk menghasilkan tenun sutera Bugis - Sengkang, setiap pengrajin memelihara dan mengembangbiakkan sendiri ulat sutera untuk menghasilkan benang sutera. Benang sutera yang dihasilkan pun merupakan hasil persilangan antara ulat sutera Cina dan ulat sutera Jepang sehingga hasil kain tenun sutera Bugis - Sengkang lebih halus, mengkilat dan tahan lama.

Di Sengkang terdapat sekitar 4.982 orang perajin gedongan dengan jumlah produksi sekitar 99.640 sarung per tahun dan perajin Alat Tenun Bukan Mesin (ABTM) berjumlah 277 orang dengan produksi sekitar 1.589.000 meter kain sutra pertahun (wajokab.go.id, Rabu 27 Agustus 2014, 23.45 WIB).

Meskipun tenun sutera Bugis - Sengkang terkenal di Sulawesi dan cukup dikenal di beberapa daerah di Indonesia dan mancanegara, namun jumlah masyarakat yang belum mengetahui keberadaan tenun sutera Bugis - Sengkang masih lebih banyak.

Berdasarkan dari data yang dikutip dari situs resmi pemerintah Kabupaten Wajo(http://www.wajokab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id= 63&Itemid=42, Rabu 27 Agustus 2014, 23.10 WIB), “Permasalahan yang masih dijumpai dalam memasarkan tenun sutera Bugis - Sengkang, yaitu diantaranya masih belum berjalannya dengan baik organisasi yang menghimpun pengusaha persuteraan, belum tertatanya dengan baik pemasaran produk sutera utamanya dalam pemasaran luar daerah dan pulau Jawa sehingga sering menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat. Belum adanya klasifikasi harga terhadap produk sehingga dapat menimbulkan persepsi yang keliru terhadap produk sutera yang dihasilkan. Beberapa


(12)

Universitas Kristen Maranatha 3 pengusaha belum bisa mengembangkan usahanya lebih luas karena kekurangan dana disebabkan karena tingkat keyakinan perbankan dan lembaga pembiyaan lainnya unuk mendanai kegiatan persuteraan masih rendah.”

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1 Permasalahan

1. Bagaimana membuat program promosi untuk memperkenalkan kain tenun sutera Bugis – Sengkang sebagai warisan kain tradisonal Indonesia yang berharga tinggi kepada masyarakat Indonesia?

2. Bagaimana membuat promosi dengan strategi visual yang menarik agar dapat meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat untuk lebih memilih membeli dan menggunakan kain tradisional, kain tenun sutera Bugis – Sengkang, dalam kehidupan sehari-hari?

1.2.2 Ruang Lingkup

Dalam laporan tugas akhir ini, penulis merencanakan untuk membuat sebuah promosi yang berupa event untuk terlebih dahulu memperkenalkan kain tenun sutera Bugis – Sengkang (awareness) kepada masyarakat Indonesia. Promosi yang akan dilakukan memilih target market wanita dewasa muda, dengan rentang usia dari 26 45 tahun ke atas. Target market yang dipilih pun memiliki profesi mayoritas sebagai ibu-ibu pejabat, ibu-ibu kaya maupun sosialita yang memiliki gaya hidup menengah ke atas. Tinggal kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan lain – lain. Kelas menengah keatas dipilih karena harga dari kain tenun sutera Bugis – Sengkang tidaklah murah.

1.3 Tujuan Perancangan

1. Memperkenalkan mengenai kain tenun sutera Bugis - Sengkang sebagai warisan kain tradisional Indonesia yang berharga tinggi kepada masyarakat Indonesia.


(13)

Universitas Kristen Maranatha 4 2. Meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat Indonesia untuk lebih memilih membeli dan menggunakan kain Nusantara, kain tenun sutera Bugis – Sengkang, dalam kehidupan sehari-hari.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam studi ini adalah sebagai berikut:

1. Sumber data dari instansi

Sumber data yang akan diperoleh berasal dari instansi yang menangani langsung tentang kain tenun sutera Bugis - Sengkang seperti kantor pemerintah kabupaten Wajo.

2. Wawancara

Kegiatan tanya jawab yang akan dilakukan kepada pihak yang terlibat langsung dalam pembuatan sarung tenun sutera Bugis - Sengkang seperti ketua koperasi pengrajin tenun sutera Bugis - Sengkang, Ibu Andi Enteng Diana Tantu, penjual tenun sutera Bugis - Sengkang, dan desainer, Bapak Icha.

3. Survei

Sumber data diperoleh dari pembagian kuisioner kepada masyarakat yang menjadi target market.

4. Observasi

Pengamatan langsung di tempat pembuatan dan toko sarung tenun sutera Bugis - Sengkang.

5. Studi Pustaka

Pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari sumber-sumber yang terkandung didalam buku dan data-data dari internet.


(14)

Universitas Kristen Maranatha 5 1.5 Skema Perancangan

Gambar 1.1 Skema Perancangan (Sumber: dokumentasi penulis)


(15)

Universitas Kristen Maranatha85

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Setelah melihat dari berbagai fakta dan data yang ada, dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki sangat banyak warisan kekayaan budaya yang patut dibanggakan. Kekayaan budaya terbanyak yang dimiliki Indonesia salah satunya adalah kekayaan warisan kain tradisional. Kekayaan warisan kain tradisional sudah sepatut dan selayaknya untuk kita banggakan dan terus kita jaga keberadaannya. Penulis memberikan solusi dengan membuat perancangan event sebagai media promosi yang menjadi strategi komunikasi kreatif dalam mempromosikan tenun sutera Bugis – Sengkang dapat diaplikasikan pula kepada promosi warisan kain tradisional Indonesia lainnya.

Event promosi yang bertajuk malam gala Sabbe Wastra berfungsi untuk

terlebih dahulu memberikan informasi yang lebih pada masyarakat mengenai tenun sutera Bugis – Sengkang, dan kemudian mengajak masyarakat untuk membeli dan menggunakan tenun sutera Bugis – Sengkang sebagai wujud penghargaan rasa bangga akan warisan kain tradisional sendiri. Dengan tetap mempertahankan nilai dan filosofi khas Indonesia, Sabbe Wastra juga ikut memperkenalkan pada masyarakat bahwa tenun sutera Bugis – Sengkang tetap dapat mengikuti perkembangan fashion yang moderen. Dalam pemilihan target pasar pun menjadi poin penting dalam event promosi ini. Pemilihan target pasar yang sesuai akan membantu tujuan dari promosi ini tercapai. Tujuannya yaitu untuk memperkenalkan, dan mengajak masyarakat khususnya target pasar untuk mengenal, mencintai dan mau menggunakan tenun sutera Bugis – Sengkang dalam acara penting di kehidupan sehari-hari yang moderen.


(16)

Universitas Kristen Maranatha86 5.2 Saran

5.2.1 Saran bagi sesama desainer

Penulis ingin memberikan saran pada desainer grafis di seluruh Indonesia untuk lebih sering mengeksplor kebudayaan Indonesia untuk didesain dengan lebih baik. Karena ada begitu banyak kebudayaan Indonesia yang sudah terlupakan oleh masyarakat Indonesia sendiri. Hendaknya para desainer Indonesia memiliki rasa nasionalisme yang lebih besar sehingga memiliki keinginan yang kuat untuk mengeksplor, dan memperkenalkan kebudayaan Indonesia pada masyarakat luas.

5.2.2 Saran dari dosen pembimbing dan dosen penguji

Beberapa saran yang penulis terima dari para dosen penguji dan dosen pembimbing adalah untuk selalu memperhatikan konsistensi bentuk logo dalam penggunaannya di media-media yang digunakan, kemudian untuk lebih menampilkan eksotisme kain yang dipromosikan dalam media iklannya, dan terakhir untuk lebih menonjolkan nuansa eksotisme tradisional khas Bugis – Sengkang.

Penulis berharap kedepannya dapan memperbaiki hasil karya yang telah dikerjakan berdasarkan kritik dan saran dari para doesen penguji dan dosen pembimbing. Tidak lupa penulis juga dengan sangat terbuka menerima berbagai kritik, saran dan masukan yang diharapkan dapat membuat perancangan strategi promosi melalui media event ini menjadi lebih baik.


(17)

Universitas Kristen Maranatha 87 DAFTAR PUSTAKA

Altstiel, Tom. Dan Jean Grow. 2006. Advertising Strategy: Creative Tactics From

The Outside/ In. California: Sage Publications, Inc.

Barnard, Malcolm. 2009. Fashion Sebagai Komunikasi. Jakarta: Distributor Jalasutra.

Cita Tenun Indonesia. 2010. Tenun: Handwoven Textiles of Indonesia. Jakarta: Cita Tenun Indonesia.

Hurlock, Elizabeth.B. 1980. Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Jusuf, Herman. 2012. Kain-Kain Kita. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.

Kotler, Philip. dan Gary Armstrong. 2002. Manajemen Pemasaran. Jilid 1, Edisi Milenium. Jakarta : PT Prenhallindo.

Kahlenberg, Mary Hunt. 2010. Five Centuries of Indonesian Textiles. United Kingdom: Laurence King Publishing.

Noor, Any. 2009.Manajemen Event. Bandung: Alfabeta.

Saladin, Djaslim. 2003. Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran. Cetakan ketiga. Bandung : Linda Karya

Shimp, Terence A. 2000. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi

Pemasaran Terpadu. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Washburn, Sherwood L. 1948. American Journal of Physical Anthropology. United States: John Wiley and Sons.

Bank Central Asia. 07 September 2014. “Program BCA”, (Online),

(http://www.bca.co.id/id/about/bakti-bca/bakti_bca.jsp, 07 September 2014).\

Bank Central Asia. 07 September 2014. “Sejarah, Visi dan Misi BCA”, (Online),

(www.bca.co.id, 07 September 2014).

Cita Tenun Indonesia. 1 Agustus 2014. “Jenis Tenun”, (Online), (http://www.tenunindonesia.com/, 1 Agustus 2014)


(18)

Universitas Kristen Maranatha 88

Dekranas. 10 September 2014. “Dekranas dan Dekranasda”, (Online), (http://

id.indonesian-craft.com/, 10 Spetember 2014).

Femina Group. 13 September 2014, “Mengenai Femina Group”, (Online),

(http://www.feminagroup.com/about.us, 13 September 2014).

Harian Online Pelita. 31 Agustus 2014. “Khasanah Budaya; Sekilas Sejarah Kain

Tradisional Indonesia,” (Online), (www.pelita.or.id, 31 Agustus 2014).

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1 September 2014. “Pengertian Tenun”, (Online), (http://kbbi.web.id/tenun, 1 September 2014).

Majalah Dewi. 13 September 2014, “Mengenai Majalah Dewi”, (Online),

(http://www.dewimagazine.com/web, 13 September 2014).

Oxford English Dictionary. 4 September 2014. “Definition of Fashion”, (Online), (http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/fashion, diakses 4 September 2014).

Pemda Kabupaten Wajo. 27 Agustus 2014. “Sutera”, (Online), (http://www.wajokab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=63&It emid=42, diakses Rabu 27 Agustus 2014).

Pemerintahan Daerah Kabupaten Wajo. 10 September 2014. “Daftar Nama Dinas di

Pemerintahan Kabupaten Wajo”, (Online),

(http://www.wajokab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=95:daf tar-nama-dinas&Itemid=62, 10 September 2014).

Plaza Indonesia. 07 September 2014. “Mengenai Plaza Indonesia”, (Online),


(1)

Universitas Kristen Maranatha 4 2. Meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat Indonesia untuk lebih memilih membeli dan menggunakan kain Nusantara, kain tenun sutera Bugis – Sengkang, dalam kehidupan sehari-hari.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam studi ini adalah sebagai berikut:

1. Sumber data dari instansi

Sumber data yang akan diperoleh berasal dari instansi yang menangani langsung tentang kain tenun sutera Bugis - Sengkang seperti kantor pemerintah kabupaten Wajo.

2. Wawancara

Kegiatan tanya jawab yang akan dilakukan kepada pihak yang terlibat langsung dalam pembuatan sarung tenun sutera Bugis - Sengkang seperti ketua koperasi pengrajin tenun sutera Bugis - Sengkang, Ibu Andi Enteng Diana Tantu, penjual tenun sutera Bugis - Sengkang, dan desainer, Bapak Icha.

3. Survei

Sumber data diperoleh dari pembagian kuisioner kepada masyarakat yang menjadi target market.

4. Observasi

Pengamatan langsung di tempat pembuatan dan toko sarung tenun sutera Bugis - Sengkang.

5. Studi Pustaka

Pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari sumber-sumber yang terkandung didalam buku dan data-data dari internet.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 5

1.5 Skema Perancangan

Gambar 1.1 Skema Perancangan (Sumber: dokumentasi penulis)


(3)

Universitas Kristen Maranatha85

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Setelah melihat dari berbagai fakta dan data yang ada, dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki sangat banyak warisan kekayaan budaya yang patut dibanggakan. Kekayaan budaya terbanyak yang dimiliki Indonesia salah satunya adalah kekayaan warisan kain tradisional. Kekayaan warisan kain tradisional sudah sepatut dan selayaknya untuk kita banggakan dan terus kita jaga keberadaannya. Penulis memberikan solusi dengan membuat perancangan event sebagai media promosi yang menjadi strategi komunikasi kreatif dalam mempromosikan tenun sutera Bugis – Sengkang dapat diaplikasikan pula kepada promosi warisan kain tradisional Indonesia lainnya.

Event promosi yang bertajuk malam gala Sabbe Wastra berfungsi untuk terlebih dahulu memberikan informasi yang lebih pada masyarakat mengenai tenun sutera Bugis – Sengkang, dan kemudian mengajak masyarakat untuk membeli dan menggunakan tenun sutera Bugis – Sengkang sebagai wujud penghargaan rasa bangga akan warisan kain tradisional sendiri. Dengan tetap mempertahankan nilai dan filosofi khas Indonesia, Sabbe Wastra juga ikut memperkenalkan pada masyarakat bahwa tenun sutera Bugis – Sengkang tetap dapat mengikuti perkembangan fashion yang moderen. Dalam pemilihan target pasar pun menjadi poin penting dalam event promosi ini. Pemilihan target pasar yang sesuai akan membantu tujuan dari promosi ini tercapai. Tujuannya yaitu untuk memperkenalkan, dan mengajak masyarakat khususnya target pasar untuk mengenal, mencintai dan mau menggunakan tenun sutera Bugis – Sengkang dalam acara penting di kehidupan sehari-hari yang moderen.


(4)

Universitas Kristen Maranatha86

5.2 Saran

5.2.1 Saran bagi sesama desainer

Penulis ingin memberikan saran pada desainer grafis di seluruh Indonesia untuk lebih sering mengeksplor kebudayaan Indonesia untuk didesain dengan lebih baik. Karena ada begitu banyak kebudayaan Indonesia yang sudah terlupakan oleh masyarakat Indonesia sendiri. Hendaknya para desainer Indonesia memiliki rasa nasionalisme yang lebih besar sehingga memiliki keinginan yang kuat untuk mengeksplor, dan memperkenalkan kebudayaan Indonesia pada masyarakat luas.

5.2.2 Saran dari dosen pembimbing dan dosen penguji

Beberapa saran yang penulis terima dari para dosen penguji dan dosen pembimbing adalah untuk selalu memperhatikan konsistensi bentuk logo dalam penggunaannya di media-media yang digunakan, kemudian untuk lebih menampilkan eksotisme kain yang dipromosikan dalam media iklannya, dan terakhir untuk lebih menonjolkan nuansa eksotisme tradisional khas Bugis – Sengkang.

Penulis berharap kedepannya dapan memperbaiki hasil karya yang telah dikerjakan berdasarkan kritik dan saran dari para doesen penguji dan dosen pembimbing. Tidak lupa penulis juga dengan sangat terbuka menerima berbagai kritik, saran dan masukan yang diharapkan dapat membuat perancangan strategi promosi melalui media event ini menjadi lebih baik.


(5)

Universitas Kristen Maranatha 87 DAFTAR PUSTAKA

Altstiel, Tom. Dan Jean Grow. 2006. Advertising Strategy: Creative Tactics From The Outside/ In. California: Sage Publications, Inc.

Barnard, Malcolm. 2009. Fashion Sebagai Komunikasi. Jakarta: Distributor Jalasutra.

Cita Tenun Indonesia. 2010. Tenun: Handwoven Textiles of Indonesia. Jakarta: Cita Tenun Indonesia.

Hurlock, Elizabeth.B. 1980. Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Jusuf, Herman. 2012. Kain-Kain Kita. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.

Kotler, Philip. dan Gary Armstrong. 2002. Manajemen Pemasaran. Jilid 1, Edisi Milenium. Jakarta : PT Prenhallindo.

Kahlenberg, Mary Hunt. 2010. Five Centuries of Indonesian Textiles. United Kingdom: Laurence King Publishing.

Noor, Any. 2009.Manajemen Event. Bandung: Alfabeta.

Saladin, Djaslim. 2003. Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran. Cetakan ketiga. Bandung : Linda Karya

Shimp, Terence A. 2000. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Washburn, Sherwood L. 1948. American Journal of Physical Anthropology. United States: John Wiley and Sons.

Bank Central Asia. 07 September 2014. “Program BCA”, (Online), (http://www.bca.co.id/id/about/bakti-bca/bakti_bca.jsp, 07 September 2014).\

Bank Central Asia. 07 September 2014. “Sejarah, Visi dan Misi BCA”, (Online), (www.bca.co.id, 07 September 2014).

Cita Tenun Indonesia. 1 Agustus 2014. “Jenis Tenun”, (Online), (http://www.tenunindonesia.com/, 1 Agustus 2014)


(6)

Universitas Kristen Maranatha 88 Dekranas. 10 September 2014. “Dekranas dan Dekranasda”, (Online), (http:// id.indonesian-craft.com/, 10 Spetember 2014).

Femina Group. 13 September 2014, “Mengenai Femina Group”, (Online), (http://www.feminagroup.com/about.us, 13 September 2014).

Harian Online Pelita. 31 Agustus 2014. “Khasanah Budaya; Sekilas Sejarah Kain Tradisional Indonesia,” (Online), (www.pelita.or.id, 31 Agustus 2014).

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1 September 2014. “Pengertian Tenun”, (Online), (http://kbbi.web.id/tenun, 1 September 2014).

Majalah Dewi. 13 September 2014, “Mengenai Majalah Dewi”, (Online), (http://www.dewimagazine.com/web, 13 September 2014).

Oxford English Dictionary. 4 September 2014. “Definition of Fashion”, (Online), (http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/fashion, diakses 4 September 2014).

Pemda Kabupaten Wajo. 27 Agustus 2014. “Sutera”, (Online), (http://www.wajokab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=63&It emid=42, diakses Rabu 27 Agustus 2014).

Pemerintahan Daerah Kabupaten Wajo. 10 September 2014. “Daftar Nama Dinas di

Pemerintahan Kabupaten Wajo”, (Online),

(http://www.wajokab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=95:daf tar-nama-dinas&Itemid=62, 10 September 2014).

Plaza Indonesia. 07 September 2014. “Mengenai Plaza Indonesia”, (Online), (http://www.plazaindonesia.com/pdf/2007/ind2007.pdf, 07 September 2014).