Perancangan Interior Marvel Museum dengan Konsep "Be Marvelous" di Bandung.

(1)

i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Komunitas pencinta film di Indonesia memiliki jumlah yang banyak, salah satu dari komunitas film itu adalah komunitas Marvel. Marvel sendiri adalah sebuah perusahaan Amerika Serikat yang bergerak dalam bidang entertain yang berawal dari karya berupa komik yang terus berkembang sehingga menghasilkan karya berupa film, game, dan lain sebagainya. Komunitas pencinta Marvel ini memiliki jumlah yang cukup banyak yang tidak mengenal usia, profesi, dan statusnya. Mengambil tempat di Honda Pasteur Bandung, Marvel Museum hadir dan menyediakan wadah bagi para komunitas pencinta Marvel, terutama yang berada di Bandung untuk dapat melakukan segala kegiatannya dengan fasilitas yang dapat menunjang aktifitas komunitas ini.

Konsep yang diambil pada perancangan Marvel Museum ini adalah “Be Marvelous”. Be Marvelous sendiri diambil dari karakteristik Marvel sendiri yang dijabarkan menjadi gaya dan ciri khas Marvel. Penerapan dan suasana setiap area pada Marvel Museum ini berbeda satu dengan lainnya sesuai dengan fungsi dan suasana yang ingin disampaikan kepada pengunjung museum. Selain itu, display yang dipamerkan pada area pameran tetap berskala 1:1 sehingga para pengunjung yang masuk dapat merasakan bagaimana menjadi bagian dari cerita Marvel itu sendiri.


(2)

ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACTION

The film community in Indonesia has large numbers, one of witch is a Marvel community. Marvel is an American publisher starting from comics and developed into movies, games, and more. Marvel community has a large number and didn’t look the age, profession, and status. Located in Honda Pasteur, Bandung, Marvel museum attendance by providing a forum for Marvel community, especially those in Bandung to be able to do all activities with all facilities that can support Marvel community activities.

Taken “Be Marvelous” as the concept design its take from the characteristic described Marvel tobe the style and hallmark of Marvel. Implementation and athmosphere af each other in accordance with the fungtions and the athmosphere to be conveyed to the museum visitors. In the permanent exhibition area, Marvel museum have 1:1 scale of diorama display, so visitors can feel to be a part of Marvel story.


(3)

iii Universitas Kristen Maranatha KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaan-nya sehingga makalah Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Laporan Tugas Akhir ini dibuat untuk memenuhi persyaratan akademis dalam mencapai gelar Sarjana Seni Desain Interior (S1) Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen Maranatha.

Dalam kesampatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih atas segala dukungan yang telah diberikan oleh pihak – pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada:

1. Bapak Yuma Chandrahera,S.Sn.,M.Ds, selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan pengetahuan serta saran yang berharga.

2. Bapak Miky Endro Santoso,S.Sn.,MT., selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membagi ilmu serta saran yang berharga. 3. Keluarga yang selalu memberikan perhatian serta dukungan selama ini.

4. Teman – teman yang telah memberikan dukungan dan perhatian selama melaksanakan Tugas Akhir ini.

Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan segala kritik, saran, dan masukan yang membangun. Besar harapan penulis agar laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kemajuan semua pihak.

Bandung, 2 Juli 2014


(4)

iv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI

ABSTRAK….………... i

ABSTRACTION……….. ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI……… iv

DAFTAR GAMBAR……….. vii

DAFTAR TABEL……..………. x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……….……….. 1

1.2 Ide Gagasan Proyek ……….. 2

1.3 Rumusan Masalah……….. 2

1.4 Tujuan perancangan ……….. 3

1.5 Manfaat Perancangan………...……….. 3

1.5.1 Penulis……….……….………...……….. 3

1.5.2 Masyarakat umum………...……….. 3

1.6 Sistematika Penulisan………...………...……….. 4

BAB II MARVEL MUSEUM DAN FASILITASNYA 2.1 Museum dan Fasilitas Pendukung 2.1.1 Pengertian Museum…...……….………...… 5

2.1.2 Fungsi dan Peranan Museum…..………...… 6

2.1.3 Syarat Pendirian Museum…..……….…...… 8

2.1.4 Sistem Display Museum…..……….…...… 12

2.1.5 Sistem Pencahayaan…..………...… 18


(5)

v Universitas Kristen Maranatha

2.2 Marvel Super Hero…...………..…...… 36

2.2.1 Sejarah dan Perkembangan Marvel …..………....… 37

2.2.2 Ciri Khas Marvel…...………..…...…40

2.3 Fasilitas Marvel Museum 2.3.1 Lobby dan Ticketing area …..………....… 40

2.3.2 Auditorium………...…..………....… 40

2.3.3 Perpustakaan………...…...………....… 41

2.3.4 Ruang Pameran………...…..………....… 42

2.3.5 Gift Shop………...…..………..……....… 44

2.3.6 Workshop………...…..………..……....… 44

2.3.7 Ruang Kantor………...…..………..……....… 45

BAB III MARVEL MUSEUM 3.1 Deskripsi Site………. 46

3.1.1 Analisis Fungsi……….. 58

3.1.2 Analisis Tampak……… 50

3.1.3 Analisis Bangunan………. 51

3.2 Analisa User…...……… 53

3.3 Programing 3.3.1 Kebutuhan Ruang……….. 53

3.3.2 User Activity………. 56

3.3.3 Jam Operasional……… 57

3.3.4 Matrix Kedekatan Ruang……….. 58

3.3.5 Buble Diagram………. 58

3.3.6 Zoning dan Blocking……… 59

3.4 Tema dan Konsep 3.4.1 Tema……….. 63

3.4.2 Konsep………... 63

3.5 Survey Fungsi Sejenis 3.5.1 CW Gallery and Resto……….. 67


(6)

vi Universitas Kristen Maranatha

3.5.3 Zero Toys ………. 72

3.5.4 Madame Tussaunds London………. 75

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR MARVEL MUSEUM DI BANDUNG 4.1 Dasar Pemikiran………..….. 74

4.2 Site Plan………. 74

4.3 General Lay-out………...……….……….. 75

4.4 General Section ………...………. 78

4.5 Pameran Tetap Museum Marvel……… 82

4.6 Special Plan 4.6.1 Public Area……….... 84

4.6.2 Exhibition………...……… 88

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan………...………. 89


(7)

vii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Museum………. 12

Gambar 2.2. Jarak dan Sudut Pandang yang Baik……….... 13

Gambar 2.3. Daerah Visual Manusia dalam Bidang Horizontal dan Vertical……….. 13

Gambar 2.4 Gerakan Kepala Manusia l dalam Mengamati Materi Koleksi………. 13

Gambar 2.5 Penyajian Display Film………. 17

Gambar 2.6 Penyajian Display Komputer……….….. 17

Gambar 2.7 Sistem Display Remote Control dan Tata Lampu………...… 17

Gambar 2.8 Beragam Sistem Pencahayaan yang Digunakan dalam Ruang……… 21

Gambar 2.9 Sumber pencahayaan pada Sudut Langit-Langit Atas Ruangan……….. 22

Gambar 2.10 Sumber Pencahayaan yang Ditutupi Kaca Tembus Cahaya……...………… 23

Gambar 2.11 Pencahayaan Khusus pada Ambalan……….………. 23

Gambar 2.12 Pencahayaan khusus pada ambalan tempat benda pamer diletakkan……….. 24

Gambar 2.13 Daerah Refleksi Pencahayaan pada Bidang Vertikal……….. 24

Gambar 2.14 Letak sumber pencahayaan terhadap benda pamer 3D……… 25

Gambar 2.15 Penempatan Kisi-Kisi di Bawah Lampu………. 26

Gambar 2.16 Refleksi Pencahayaan pada bidang kaca miring ke arah Vertical…………... 26

Gambar 2.17 Refleksi Pencahayaan pada bidang kaca miring ke arah horizontal………… 27

Gambar 2.18 Timely Publications logo……….……….. 37

Gambar 2.19 Atlas Comic logo………..…….. 38

Gambar 2.20 Marvel logo………..…… 38

Gambar 3.1 Google Map………46

Gambar 3.2 Site Plan………..…….. 47

Gambar 3.3 Besment……….……… 47

Gambar 3.4 1st Floor ………... 47

Gambar 3.5 2th Floor……… 48

Gambar 3.6 Potongan……….48

Gambar 3.7 Façade bangunan ………...……… 51


(8)

viii Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.9 Bagian Dalam Bangunan……….………..………… 52

Gambar 3.10 Bagian Dalam Bangunan………..………...…… 52

Gambar 3.11 Area front office………..……….……… 52

Gambar 3.12 Matrix Kedekatan Ruang………..…… 58

Gambar 3.13 Buble Diagram………..…… 58

Gambar 3.14 Zoning Blocking Besment Area…………..………..…... 59

Gambar 3.15 Zoning Blocking 1st Floor Area……… 59

Gambar 3.16 Zoning Blocking 2nd Floor Area………...… 60

Gambar 3.17 Mind Mapping ………... 61

Gambar 3.18 Konsep Bentuk………..………..…… 62

Gambar 3.19 Konsep Warna…………..………..…… 63

Gambar 3. 20 konsep Pencahayaan………..……… 63

Gambar 3.21 Studi Image imajinatif dan kreatif……… 64

Gambar 3.22 Studi Image Suasana museum ………...…… 64

Gambar 3.23 Studi Image Suasana Area Pamer……… 64

Gambar 3.24 Façade CW Gallery and Resto………..… 65

Gambar 3.25 Area Display CW Gallery……… 65

Gambar 3.26 Display 1;1 scale………..…… 66

Gambar 3.27 Display Atribute and Character……… 66

Gambar 3.28 CW Movie room………..……… 67

Gambar 3.29 Suasana Area Pamer……….……68

Gambar 3.30 Replika Area Hall of Armor ……….…68

Gambar 3.31 Suasana Area Kerja Tonny Stark……….…… 69

Gambar 3.32 Display Hottoys Skala Kecil……… 69

Gambar 3.33 Display Hottoys Limmited Edition……… 69

Gambar 3.34 Bagian Toko Mainan……….………..…… 70

Gambar 3.35Rak Display………...…… 70

Gambar 3.36 Display Mainan Jepang ………...…… 71

Gambar 3.37 Display Mainan Amerika……….……… 71

Gambar 3.38 Display Mainan Amerika Ghost Buster………...… 71

Gambar 3.39 Madame Tussaund London………..…… 72


(9)

ix Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.41 The Grand Hall Madame Tussaund London……… 73

Gambar 4.1Site Plan……….…… 75

Gambar 4.2 General Lay-out Besment………..…… 75

Gambar 4.3 General Lay-out 1st Floor………..… 76

Gambar 4.4 General Lay-out 2nd Floor……… 78

Gambar 4.5 General Section……….. 79

Gambar 4.6 Lorong Waktu……… 79

Gambar 4.7 Furniture Special Plan 1st Floor……… 81

Gambar 4.8 Section 1 Special Plan 1st Floor ………... 81

Gambar 4.9 Section 2 Special Plan 1st Floor……… 81

Gambar 4.10 Floor Special Plan 1st Floor……… 82

Gambar 4.11 Ceiling Special Plan 1st Floor………. 82

Gambar 4.12 Prespektif Lobby………. 84

Gambar 4.13 Prespektif Lounge………...… 84

Gambar 4.14 Ceiling Special Plan 2nd Floor……….… 84

Gambar 4.15 Floor Special Plan 2nd Floor……… 85

Gambar 4.16 Furniture Special Plan 2nd Floor………. 85

Gambar 4.17 Section 1 Special Plan 2nd Floor………. 85

Gambar 4.18 Section 2 Special Plan 2nd Floor………. 86

Gambar 4.19 Prespektif Area Thor……… 87

Gambar 4.20 Prespektif Area Ironman………. 87


(10)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ukuran penggunaan iluminasi cahaya terhadap benda koleksi……… 20

Tabel 2.2 Alternatif Lay-out dalam Ruang Pamer……… 29

Tabel 2.3 Tipe Sirkulasi………. 28

Tabel 2.4 Hubungan sirkulasi dengan Ruang Pamer……… 31

Tabel 2.5 Luas area ruang pamer yang dilalui pengunjung……….. 34

Tabel 2.6 Bentuk Organisasi Ruang………..…… 36

Tabel 3.1Analisis Tapak……… 50

Tabel 3.2 Tabel Kebutuhan Ruang……….………...…… 56


(11)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang cepat berkembang, serta gaya hidup masyarakat modern. Museum merupakan tempat yang kurang diminati untuk dikunjungi, karena pada umumnya masyarakat memandang museum sebagai suatu tempat atau lembaga yang bersuasana statis dan kuno. Ditambah lagi bangunan museum yang terkesan menyeramkan karena identik dengan barang-barang kuno, sunyi, dan kurang terurus.

Namun seharusnya hal ini tidak menjadi halangan bagi masyarakat untuk mengunjungi museum. Karena dibalik kekakuannya, museum merupakan sarana untuk memperkenalkan proses perkembangan sosial budaya dari suatu lingkungan kepada masyarakat. Dalam era perkembangan teknologi saat ini, peranan museum sangat diharapkan menjadi sarana rekreasi yang mengedukasi dan menyediakan informasi mengenai ilmu pengetahuan dan budaya yang terdapat dalam kehidupan manusia dan lingkungannya.

Perkembangan teknologi dan budaya perfilman yang masuk ke Indonesia, saat ini sudah semakin bervariatif dan berhasil menarik perhatian masyarakat indonesia. Jenis film


(12)

2 Universitas Kristen Maranatha yang banyak berkembang dan diminati oleh masyarakat kebanyakan adalah film action fantasy seperti Batman, The Avengers, dan tokoh superhero lain yang ceritanya diambil berdasarkan comic ternama seperti DC dan Marvel.

Di Bandung sendiri terdapat banyak komunitas pecinta Marvel yang memiliki banyak ide kreatif dengan segudang kegiatan yang menyenangkan. Namun kegiatan dan ide – ide tersebut memiliki hambatan ,yaitu mereka belum memiliki wadah yang dapat menampung berbagai kegiatan mereka.

Dengan adanya faktor-faktor diatas, maka penulis memiliki ide untuk merancang sebuah Marvel Museum. Tujuan dari perancangan Marvel Museum ini adalah untuk membuat sebuah sarana rekreasi yang mengedukasi yang dapat merubah pandangan masyarakat Indonesia tentang museum. Selain itu, dengan adanya Marvel Museum ini diharapkan tersedianya sebuah wadah yang dapat digunakan oleh komunitas pecinta Marvel untuk berkumpul dan menyelenggarakan acara – acara mereka demi berkembangnya kreatifitas.

1.2 Ide Gagasan Proyek

Dengan beberapa fasilitas pendukung yang ada dalam Marvel Museum seperti lounge, auditorium yang sekaligus berfungsi sebagai mini theater, dan workshop diharapkan dapat menunjang kegiatan yang berhubungan dengan museum dan komunitas pecinta Marvel yang ada di Bandung.

Sehingga selain berfungsi sebagai sarana rekreatif dan edukatif, Marvel Museum ini juga diharapkan menjadi dapat menjadi wadah yang layak bagi komunitas pencinta Marvel yang ada di Bandung.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, berikut ini beberapa identifikasi masalah yang ditemukan:

1. Bagaimana menerapkan tema ‘Between Imaginative and Creative’ dengan konsep

Be Marvelous’ pada perancangan interior Museum Marvel yang berada di Dr. Djunjunan Bandung?


(13)

3 Universitas Kristen Maranatha 2. Bagaimana menerapkan sistem display, pencahayaan,dan sirkulasi pada area

pameran tetap Museum Marvel sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya?

1.4Tujuan perancangan

Tujuan perancangan Marvel Museum ini adalah untuk:

1. Menerapkan tema ‘Between Imaginative and Creative’ dengan konsep ‘Be

Marvelous’ pada perancangan interior Museum Marvel yang berada di Dr.

Djunjunan Bandung.

2. Menerapkan sistem display, pencahayaan,dan sirkulasi pada area pameran tetap Museum Marvel sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya.

1.5 Manfaat Perancangan

Dengan adanya perancangan ini, penulis mengharapkan agar hasil perancangan ini dapat bermanfaat bagi:

1.5.1 Penulis

Perancangan ini bermanfaat untuk memperluas wawasan, menambah pengalaman dan pengetahuan penulis tentang bagaimana seharusnya membuat museum yang baik dan menarik.

1.5.2 Masyarakat umum

Perancangan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat untuk merancang galeri di Indonesia agar dapat lebih menarik lagi. Juga dapat memperlihatkan kepada masyarakat bahwa museum dapat dibuat semenarik mungkin, sehingga museum dapat dijadikan pilihan untuk menghabiskan waktu luang.


(14)

4 Universitas Kristen Maranatha 1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

Bab I terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, ide gagasan proyek, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan, dan sistematika penulisan.

Bab II terdiri dari teori - teori pendukung museum, mulai dari asal kata, definisi, fungsi, klasifikasi, standart pengamanan, dan data mengenai Marvel.

Bab III terdiri dari deskripsi proyek, deskripsi site, analisis fungsi, analisi tapak, identifikasi user, programming, dan tema konsep.

Bab IV terdiri dari perancangan desain interior yang berisi tentang aplikasi konsep pada perancangan, pertimbangan, dan keputusan desain guna menjawab identifikasi masalah, gambar kerja, serta gambar presentasi.

Bab V terdiri dari simpulan yang berisi tentang kesimpulan terhadap proses perancangan yang telah di lakukan.


(15)

89 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Untuk menerapkan Tema “Between Imaginative and Creative” maka bentukan dan pola yang diterapkan dalam museum ini adalah perpaduan antara bentuk geometris dan organis yang bersifat dinamis dan terkesan bebas. Hal ini dapat dilihat dari bentukan ruang dalam area pamer, serta pola lantai pada pada beberapa area seperti lounge, lobby, dll.

Konsep dalam perancangan Marvel Museum di Bandung ini adalah “ Be Marvelousyang di ambil dari Marvel. Ciri khas Marvel yang ada diartikan dan di tarik ke dalam penerapan konsep – konsep yang ada. Tujuan dipilihnya tema “ Be Marvelous” dan konsep “Between Imaginative and Creative” adalah untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap museum yang dianggap kuno, statis, menyeramkan dan membosankan menjadi suatu tempat yang menarik dan mengasikan untuk dikunjungi. Selain itu agar komunitas dan


(16)

90 Universitas Kristen Maranatha masyarakat yang menyukai dan tertarik dengan marvel dapat lebih mengenal marvel dan memiliki wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan marvel.

Sistem pencahayaan pada Marvel Museum menggunakan pencahayaan buatan yang terdiri pencahayaan general dengan warna putih, spotlight yang berfungsi untuk menyorot benda display (karakter Marvel) dan pencahayaan yang berfungsi sebagai aksen ruangan yang sebagian besar menggunakan pencahayaan berwarna biru.

Pada area pameran tetap Marvel Museum sistem display menggunakan sistem kronologis, yaitu koleksi yang dipamerkan yang disusun berdasarkan rentetan tahun dipublikasikannya karakter atau cerita tokoh Marvel tersebut. Berdasarkan bentuk penyajian koleksinya sebagian besar menggunakan sistem diorama. Berdasarkan aspek aksentualisasi materi yang ditampilkan menggunakan sistem perbedaan tinggi lantai dan split level plafon /langit – langit. Pada beberapa ruang pameran menggunakan teknologi berupa sistem sisplay computer / monitor TV.

Menggunakan alternative lay-out kombinasi, taitu menesuaikan tipe display dan bangunan Honda Pasteur yang digunakan dalam perancangan ini. Tipe sirkulasi yang digunakan dalam area pameran tetap Marvel Museum adalah tipe sirkulasi langsung (straight). Alasan pemilihan sirkulasi ini adalah selain mempertimbangkan bentukan bangunan Honda Pasteur, juga membuat sirkulasi yang terarah dan jelas (terikat / tidak bebas.) sesuai dengan konsep yang diangkat dalam perancangan. Pola keterkaitan ruang pamer dan sirkulasi yang digunakan adalah sirkulasi dari ruang ke ruang (room to room). Sesuai dengan sistem display yang digunakan, yaitu sistem kronologis sehingga suasana yang dipamerkan dapat dirasakan dengan baik oleh para pengunjung.

5.2Saran

Dalam mendesain museum hal yang perlu diperhatikan adalah desain museum harus dibuat menarik dan memiliki ciri khas, sehingga museum tidak terkesan statis, kuno, menyeramkan dan membosankan sehingga pengunjung dapat menikmati perjalan ke museum dengan menyenangkan dan tidak merasa bosan.


(17)

(18)

Universitas Kristen Maranatha

Daftar Pustaka

Neufert,Ernest and Peter.2000.Neufert Architect’s Data Third Editions.USA:Blackwell Science Ltd

Direktorat Permuseuman.986.Pedoman Standarisasi Pengadaan Sarana Peralatan Pokok Museum Umum tingkat Propinsi.Jakarta:Proyek Pengembangan Permuseuman Jakarta,Ditjenbus,Depdikbud.

Direktorat Permuseuman.1985/1986.Buku Bidan Permuseuman Pinter.Jakarta: Proyek Pengembangan Permuseuman Jakarta, Ditjenbud, Depdikbud.

Direktorat Permuseuman.1999/2000. Kecil Tapi Indah:Pedoman Pendirian Museum.Jakarta:Proyek Pengembangan Permuseuman Jakarta,Ditjenbud,Depdikbud.

Tedjo,Drs.,Susilo, Lukman Prakusumah,1992/1993, Pedoman Pendirian Museum,Jakarta:Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan.

H.N. Abrams.1991.Marvel: five fabulous decades of the worlds greatest comic, USA:Antiques and collectibles

DK.Publishing,Inc.2006.The Marvel Comics Encyclopedia.USA.DK.Publishing

Robert G.Weiner.2008.Marvel Graphic Novels and Related Publications,USA:McFarland

http://www.hottoys.com/marvels-charachter/ diakses pada 6 oktober 2013

http://www.marvel.com/marvels-new-concept/ diakses pada 6 oktober 2013

http://www.marvel.com/everlasting-superheroes-marvel/ diakses pada 6 oktober 2013

http://www.jalanjalanhemat.com/museum-toko-mainan/ diakses pada 8 oktober 2013

http://www.kotaku.com/this-restaurant-is-nerd-paradise/ diakses pada 8 oktober 2013

http://www.neokg.com/threads/profile/CW-gallerry / diakses pada 8 oktober 2013


(19)

Universitas Kristen Maranatha http://www.comicbookmovie.com/avengers/ diakses pada 8 oktober 2013

http://www.centrone.com/lifestyle /marvel/ diakses pada 9 oktober 2013

http://www.statueforum.com/shorwtread/marvel/amazing diakses pada 9 oktober 2013


(1)

4 Universitas Kristen Maranatha

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

Bab I terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, ide gagasan proyek, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan, dan sistematika penulisan.

Bab II terdiri dari teori - teori pendukung museum, mulai dari asal kata, definisi, fungsi, klasifikasi, standart pengamanan, dan data mengenai Marvel.

Bab III terdiri dari deskripsi proyek, deskripsi site, analisis fungsi, analisi tapak, identifikasi user, programming, dan tema konsep.

Bab IV terdiri dari perancangan desain interior yang berisi tentang aplikasi konsep pada perancangan, pertimbangan, dan keputusan desain guna menjawab identifikasi masalah, gambar kerja, serta gambar presentasi.

Bab V terdiri dari simpulan yang berisi tentang kesimpulan terhadap proses perancangan yang telah di lakukan.


(2)

89 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Untuk menerapkan Tema “Between Imaginative and Creative” maka bentukan dan pola yang diterapkan dalam museum ini adalah perpaduan antara bentuk geometris dan organis yang bersifat dinamis dan terkesan bebas. Hal ini dapat dilihat dari bentukan ruang dalam area pamer, serta pola lantai pada pada beberapa area seperti lounge, lobby, dll.

Konsep dalam perancangan Marvel Museum di Bandung ini adalah “ Be Marvelousyang di ambil dari Marvel. Ciri khas Marvel yang ada diartikan dan di tarik ke dalam penerapan konsep – konsep yang ada. Tujuan dipilihnya tema “ Be Marvelous” dan konsep

Between Imaginative and Creative” adalah untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap museum yang dianggap kuno, statis, menyeramkan dan membosankan menjadi suatu tempat yang menarik dan mengasikan untuk dikunjungi. Selain itu agar komunitas dan


(3)

90 Universitas Kristen Maranatha masyarakat yang menyukai dan tertarik dengan marvel dapat lebih mengenal marvel dan memiliki wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan marvel.

Sistem pencahayaan pada Marvel Museum menggunakan pencahayaan buatan yang terdiri pencahayaan general dengan warna putih, spotlight yang berfungsi untuk menyorot benda display (karakter Marvel) dan pencahayaan yang berfungsi sebagai aksen ruangan yang sebagian besar menggunakan pencahayaan berwarna biru.

Pada area pameran tetap Marvel Museum sistem display menggunakan sistem kronologis, yaitu koleksi yang dipamerkan yang disusun berdasarkan rentetan tahun dipublikasikannya karakter atau cerita tokoh Marvel tersebut. Berdasarkan bentuk penyajian koleksinya sebagian besar menggunakan sistem diorama. Berdasarkan aspek aksentualisasi materi yang ditampilkan menggunakan sistem perbedaan tinggi lantai dan split level plafon /langit – langit. Pada beberapa ruang pameran menggunakan teknologi berupa sistem sisplay computer / monitor TV.

Menggunakan alternative lay-out kombinasi, taitu menesuaikan tipe display dan bangunan Honda Pasteur yang digunakan dalam perancangan ini. Tipe sirkulasi yang digunakan dalam area pameran tetap Marvel Museum adalah tipe sirkulasi langsung (straight). Alasan pemilihan sirkulasi ini adalah selain mempertimbangkan bentukan bangunan Honda Pasteur, juga membuat sirkulasi yang terarah dan jelas (terikat / tidak bebas.) sesuai dengan konsep yang diangkat dalam perancangan. Pola keterkaitan ruang pamer dan sirkulasi yang digunakan adalah sirkulasi dari ruang ke ruang (room to room). Sesuai dengan sistem display yang digunakan, yaitu sistem kronologis sehingga suasana yang dipamerkan dapat dirasakan dengan baik oleh para pengunjung.

5.2Saran

Dalam mendesain museum hal yang perlu diperhatikan adalah desain museum harus dibuat menarik dan memiliki ciri khas, sehingga museum tidak terkesan statis, kuno, menyeramkan dan membosankan sehingga pengunjung dapat menikmati perjalan ke museum dengan menyenangkan dan tidak merasa bosan.


(4)

(5)

Universitas Kristen Maranatha

Daftar Pustaka

Neufert,Ernest and Peter.2000.Neufert Architect’s Data Third Editions.USA:Blackwell Science Ltd

Direktorat Permuseuman.986.Pedoman Standarisasi Pengadaan Sarana Peralatan Pokok

Museum Umum tingkat Propinsi.Jakarta:Proyek Pengembangan Permuseuman

Jakarta,Ditjenbus,Depdikbud.

Direktorat Permuseuman.1985/1986.Buku Bidan Permuseuman Pinter.Jakarta: Proyek Pengembangan Permuseuman Jakarta, Ditjenbud, Depdikbud.

Direktorat Permuseuman.1999/2000. Kecil Tapi Indah:Pedoman Pendirian Museum.Jakarta:Proyek Pengembangan Permuseuman Jakarta,Ditjenbud,Depdikbud.

Tedjo,Drs.,Susilo, Lukman Prakusumah,1992/1993, Pedoman Pendirian Museum,Jakarta:Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan.

H.N. Abrams.1991.Marvel: five fabulous decades of the worlds greatest comic, USA:Antiques and collectibles

DK.Publishing,Inc.2006.The Marvel Comics Encyclopedia.USA.DK.Publishing

Robert G.Weiner.2008.Marvel Graphic Novels and Related Publications,USA:McFarland

http://www.hottoys.com/marvels-charachter/ diakses pada 6 oktober 2013 http://www.marvel.com/marvels-new-concept/ diakses pada 6 oktober 2013

http://www.marvel.com/everlasting-superheroes-marvel/ diakses pada 6 oktober 2013 http://www.jalanjalanhemat.com/museum-toko-mainan/ diakses pada 8 oktober 2013 http://www.kotaku.com/this-restaurant-is-nerd-paradise/ diakses pada 8 oktober 2013 http://www.neokg.com/threads/profile/CW-gallerry / diakses pada 8 oktober 2013 http://www.detik.com/oto reads/ diakses pada 8 oktober 2013


(6)

Universitas Kristen Maranatha http://www.comicbookmovie.com/avengers/ diakses pada 8 oktober 2013

http://www.centrone.com/lifestyle /marvel/ diakses pada 9 oktober 2013

http://www.statueforum.com/shorwtread/marvel/amazing diakses pada 9 oktober 2013 http://www.statueforum.com/shorwtread/marvel/amazing diakses pada 9 oktober 2013