Upaya pengembangan spiritualitas kristiani mahasiswa-mahasiswi IPPAK – USD sebagai calon guru Pendidikan Agama Katolik yang profesional dan berspiritual.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Judul
skripsi
ini
adalah
“UPAYA
PENGEMBANGAN
SPIRITUALITAS KRISTIANI MAHASISWA-MAHASISWI IPPAK – USD
SEBAGAI CALON GURU AGAMA KATOLIK YANG PROFESIONAL
DAN BERSPIRITUAL”. Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi kurangnya
penghayatan dan kedalaman pembinaan iman para mahasiswa-mahasiswi IPPAK,
dapat dilihat dari para mahasiswa-mahasiswi sangat baik di bidang teori tetapi
dalam bidang prakteknya belum maksimal. Bisa dikatakan belum mencapai
perkembangan pribadi yang utuh.
Melihat persoalan itu penulis melakukan penelitian untuk memperoleh
data-data yang penulis inginkan. Penulis ingin meneliti apakah mahasiswamahasiswi IPPAK telah mengalami perkembangan pribadi secara utuh. Penulis
melakukan observasi kepada mahasiswa-mahasiswi IPPAK – USD kemudian
menyebarkan kuesioner kepada 60 responden yaitu para mahasiswa. Selain itu
penulis juga melakukan wawancara untuk menguatkan pendapat-pendapat dari
responden. Dari penelitian dan wawancara tersebut, penulis telah membahasnya
dan menyimpulkannya. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa para mahasiswa
IPPAK sebagian besar sudah mampu dalam hal teori ketika berada dalam
perkuliahan, tapi dalam hal prakteknya para mahasiswa IPPAK masih belum bisa
menghayati terlebih spiritualitas Kristiani. Menjadi calon guru agama Katolik
haruslah seimbang baik itu teori maupun prakteknya, karena sosok guru yang
ideal salah satunya profesional serta berspiritualitas. Untuk menjadi pribadi yang
utuh teori dan praktek harus berjalan bersama tidak ada yang saling mendominasi.
Selain itu juga penulis berharap dengan penelitian dan wawancara ini makin
memacu para mahasiswa IPPAK untuk lebih memotivasi dirinya dalam menjalani
panggilan Tuhan ini. Para mahasiswa perlu mengembangkan dirinya agar menjadi
pribadi seorang calon guru agama yang utuh.
Untuk menindaklanjuti penelitian ini, penulis mengusulkan program
kegiatan serial rekoleksi sebagai upaya untuk makin mendalami/menginternalisasi
spiritualitas Kristiani para mahasiswa IPPAK agar menjadi pribadi yang
berkembang secara utuh. Melalui kegiatan yang penulis tawarkan ini, diharapkan
para mahasiswa IPPAK makin menyadari serta semakin mendalami spiritualitas
Kristiani mereka msing-masing dalam rangka menjadi calon guru agama Katolik
yang profesional dan berspiritualitas.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
This thesis titled “CHRISTIAN SPIRITUALITY DEVELOPMENT
EFFORTS STUDENTS IPPAK-USD AS CANDIDATE FOR PROFESIONALITY
AND SPIRITUAL RELIGIOUS EDUCATION TEACHER”. The lack of full and
total comprehension of the depth faith formation of IPPAK students are background of
this writing. It can be seen from students that are good in theory but in practice not
maximized field. Meaning to say that students have not yet reached of personal integrity
development.
Facing this kind of problems, the author conducted research to obtain the desired
data. The authors wanted to examine whether IPPAK students have experienced the
development of the whole as a person. The authors make observation to students
IPPAK-USD by distributing questionnaires to 60 students as respondents. Besides that,
the authors conducted interview to support the opinions of respondents. The authors
conducted discussions and eventually make conclusions by this research and interviews.
From these studies it is known that IPPAK students are good in theory while in their
class, but they cannot live up to Christian spirituality in practices. To be a Catholic
teacher must be balanced between theory and practices, because one of the
characteristic of the figure of ideal teacher is professional and having Christian’s
spirituality. Theory and practice have to walk with nothing dominate to have personal
integrity. The authors also look forward to the results of research and interviews will
challenge IPPAK students motivated in journeying God’s call. The students need to
develop themselves in order to become a candidate of religion teacher with personal
integrity.
To follow up on this study, the authors propose a series of recollection activities
programs as an effort to go deeper to internalize Christian’s spirituality IPPAK students
to develop being integrated person. Through this activities which the authors offer,
expected that the IPPAK students are more aware of and explore deeply their
Christian’s spirituality life in order to become candidate of Catholic religion teacher
which professional and good in spirituality.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
UPAYA PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KRISTIANI
MAHASISWA – MAHASISWI IPPAK – USD
SEBAGAI CALON GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
YANG PROFESIONAL DAN BERSPIRITUAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Nicanius Andrey Wuddy Luchensy
NIM: 101124020
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada
orang tuaku Antonius Warono dan C. Wembo R dan adikku Monica Vivilyana W
yang selalu mendukung, menyertai serta selalu mendoakan usaha dan
perjuanganku selama ini, teman-teman IPPAK angkatan 2010, sahabat, dan pihakpihak yang selalu mendukung dalam kasih dan doa, serta perhatian.
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
“Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala,
dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran
seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.”
(Dan 12;3)
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Judul
skripsi
ini
adalah
“UPAYA
PENGEMBANGAN
SPIRITUALITAS KRISTIANI MAHASISWA-MAHASISWI IPPAK – USD
SEBAGAI CALON GURU AGAMA KATOLIK YANG PROFESIONAL
DAN BERSPIRITUAL”. Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi kurangnya
penghayatan dan kedalaman pembinaan iman para mahasiswa-mahasiswi IPPAK,
dapat dilihat dari para mahasiswa-mahasiswi sangat baik di bidang teori tetapi
dalam bidang prakteknya belum maksimal. Bisa dikatakan belum mencapai
perkembangan pribadi yang utuh.
Melihat persoalan itu penulis melakukan penelitian untuk memperoleh
data-data yang penulis inginkan. Penulis ingin meneliti apakah mahasiswamahasiswi IPPAK telah mengalami perkembangan pribadi secara utuh. Penulis
melakukan observasi kepada mahasiswa-mahasiswi IPPAK – USD kemudian
menyebarkan kuesioner kepada 60 responden yaitu para mahasiswa. Selain itu
penulis juga melakukan wawancara untuk menguatkan pendapat-pendapat dari
responden. Dari penelitian dan wawancara tersebut, penulis telah membahasnya
dan menyimpulkannya. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa para mahasiswa
IPPAK sebagian besar sudah mampu dalam hal teori ketika berada dalam
perkuliahan, tapi dalam hal prakteknya para mahasiswa IPPAK masih belum bisa
menghayati terlebih spiritualitas Kristiani. Menjadi calon guru agama Katolik
haruslah seimbang baik itu teori maupun prakteknya, karena sosok guru yang
ideal salah satunya profesional serta berspiritualitas. Untuk menjadi pribadi yang
utuh teori dan praktek harus berjalan bersama tidak ada yang saling mendominasi.
Selain itu juga penulis berharap dengan penelitian dan wawancara ini makin
memacu para mahasiswa IPPAK untuk lebih memotivasi dirinya dalam menjalani
panggilan Tuhan ini. Para mahasiswa perlu mengembangkan dirinya agar menjadi
pribadi seorang calon guru agama yang utuh.
Untuk menindaklanjuti penelitian ini, penulis mengusulkan program
kegiatan serial rekoleksi sebagai upaya untuk makin mendalami/menginternalisasi
spiritualitas Kristiani para mahasiswa IPPAK agar menjadi pribadi yang
berkembang secara utuh. Melalui kegiatan yang penulis tawarkan ini, diharapkan
para mahasiswa IPPAK makin menyadari serta semakin mendalami spiritualitas
Kristiani mereka msing-masing dalam rangka menjadi calon guru agama Katolik
yang profesional dan berspiritualitas.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
This thesis titled “CHRISTIAN SPIRITUALITY DEVELOPMENT
EFFORTS STUDENTS IPPAK-USD AS CANDIDATE FOR PROFESIONALITY
AND SPIRITUAL RELIGIOUS EDUCATION TEACHER”. The lack of full and
total comprehension of the depth faith formation of IPPAK students are background of
this writing. It can be seen from students that are good in theory but in practice not
maximized field. Meaning to say that students have not yet reached of personal integrity
development.
Facing this kind of problems, the author conducted research to obtain the desired
data. The authors wanted to examine whether IPPAK students have experienced the
development of the whole as a person. The authors make observation to students
IPPAK-USD by distributing questionnaires to 60 students as respondents. Besides that,
the authors conducted interview to support the opinions of respondents. The authors
conducted discussions and eventually make conclusions by this research and interviews.
From these studies it is known that IPPAK students are good in theory while in their
class, but they cannot live up to Christian spirituality in practices. To be a Catholic
teacher must be balanced between theory and practices, because one of the
characteristic of the figure of ideal teacher is professional and having Christian’s
spirituality. Theory and practice have to walk with nothing dominate to have personal
integrity. The authors also look forward to the results of research and interviews will
challenge IPPAK students motivated in journeying God’s call. The students need to
develop themselves in order to become a candidate of religion teacher with personal
integrity.
To follow up on this study, the authors propose a series of recollection activities
programs as an effort to go deeper to internalize Christian’s spirituality IPPAK students
to develop being integrated person. Through this activities which the authors offer,
expected that the IPPAK students are more aware of and explore deeply their
Christian’s spirituality life in order to become candidate of Catholic religion teacher
which professional and good in spirituality.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Pertama-tama rasa syukur dan terimakasih penulis ucapkan kepada Allah
Bapa, Tuhan Yesus Kristus, serta perantaraan Bunda Maria, karena berkat kasih
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul
“UPAYA
PENGEMBANGAN
SPIRITUALITAS
KRISTIANI
MAHASISWA - MAHASISWI IPPAK - USD SEBAGAI CALON GURU
PENDIDIKAN
AGAMA
KATOLIK
YANG
PROFESIONAL
DAN
BERSPIRITUAL”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Selama proses penulisan skripsi ini mulai dari perencanaan sampai pada
tahap akhir, penulis merasakan hambatan dan tantangan. Namun karena kebaikan
dan kasih Allah, penulis dapat menyelesaikannya. Selain itu banyak pihak yang
mendukung penulis, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Romo Drs. FX. Heryatno Wono Wulung, SJ. M. Ed selaku kaprodi dan dosen
pembimbing skripsi yang dengan kesediaannya, kesabaran serta kasih
sayangnya membimbing dan mengarahkan penulis selama proses penyusunan
tugas akhir serta selama pembelajaran di prodi IPPAK – USD ini.
2. Bapak Yoseph Kristianto, SFK. M. Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik
(DPA) yang telah membantu, mengarahkan serta memotivasi penulis selama
perkuliahan serta menyelesaikan tugas akhir ini.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3. Bapak Drs. L. Bambang Hendarto Y. M. Hum selaku dosen penguji ketiga
yang telah merelakan tenaga, waktu serta pikiran membimbing dan
mengarahkan penulis.
4. Segenap romo, bapak dan ibu dosen, serta karyawan-karyawan IPPAK – USD
yang telah memberikan dukungan, semangat dan motivasi kepada penulis
untuk memperlancar studi penulis.
5. Orang tua, adik, serta keluarga besar penulis yang telah mendukung dan
memberi semangat kepada penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan
tugas akhir ini.
6. Segenap teman-teman IPPAK angkatan 2010 yang selalu memberi dorongan,
semangat dan perhatian kepada penulis selama pembelajaran di kampus,
berjuang dan melangkah bersama.
7. Sahabat, teman-teman terbaik penulis serta kepada Bernadetta Linda
Kusumawati yang selalu memberikan semangat, motivasi, dukungan, serta
perhatian
kepada penulis selama pembelajaran serta dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.
8. Kepala sekolah, bapak dan ibu guru serta karyawan/wati SD Kanisius
Wirobrajan I yang telah mendukung penulis untuk menyelesaikan tugas akhir
ini.
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..........................................
vii
ABSTRAK ...................................................................................................
viii
ABSTRACT ...................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN ..............................................................................
xvi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii
BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Rumusan Masalah ....................................................................
8
C. Tujuan Penulisan. .....................................................................
8
D. Manfaat Penulisan. ...................................................................
8
E. Metode Penulisan .....................................................................
9
F. Sistematika Penulisan ...............................................................
9
BAB II. SOSOK GURU AGAMA YANG PROFESIONAL DAN
BERSPIRITUALITAS KRISTIANI ............................................
11
A. Sosok Guru Yang Profesional ..................................................
11
1. Guru Yang Profesional.........................................................
11
2. Empat Kompetensi Guru Profesional ..................................
14
a. Kompetensi Pedagogik ..................................................
15
b. Kompetensi Profesional ................................................
15
c. Kompetensi Kepribadian ...............................................
16
d. Kompetensi Sosial ........................................................
16
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B. Guru Agama Yang Berspiritualitas Kristiani .............................
17
1. Guru Kristiani ......................................................................
17
2. Guru Agama Katolik ............................................................
18
3. Spiritualitas Kristiani ...........................................................
24
4. Sosok Guru Agama Yang Berspiritualitas Kristiani. .............
26
BAB III. PEMBINAAN SPIRITUALITAS KRISTIANI MAHASISWAMAHASISWI IPPAK – USD SEBAGAI CALON GURU AGAMA
YANG PROFESIONAL DAN BERSPIRITUAL ...................... 31
A. Gambaran Umum Prodi IPPAK - USD .....................................
32
1. Visi dan Misi Prodi IPPAK – USD Tahun 2013 ....................
32
2. Tujuan Prodi IPPAK – USD .................................................
32
3. Gambaran Umum Mahasiswa-Mahasiswi IPPAK – USD .....
34
4. Pembelajaran dan Suasana Akademis Prodi IPPAK – USD ..
37
B. Penelitian Tentang Pembinaan Kristiani Mahasiswa-Mahasiswi
IPPAK - USD Sebagai Calon Guru Agama Katolik ..................
40
1. Desain Penelitian……………………………………… …..
40
a. Latar Belakang Penelitian ................................................
40
b. Rumusan Permasalahan ...................................................
42
c. Tujuan Penelitian ............................................................
42
d. Responden Penelitian ......................................................
43
e. Instrumen Pengumpulan Data ..........................................
43
1) Kuesioner …………………………………………….
44
2) Wawancara…………………………………………...
44
f. Jenis Penelitian ................................................................
44
g. Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................
45
h. Variabel Penelitian ..........................................................
45
i. Kisi-Kisi Penelitian .........................................................
46
2. Laporan Hasil Penelitian .......................................................
48
a. Laporan Penelitian Melalui Kuesioner………………….
49
b. Laporan Penelitian Melalui Wawancara………………
57
c. Pembahasan Hasil Kuesioner…………………………
60
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
d. Pembahasan Hasil Wawancara………………………..
62
e. Kesimpulan Penelitian………………………………...
63
BAB IV. USULAN PROGRAM KEGIATAN REKOLEKSI OUTING
UNTUK MAHASISWA-MAHASISWI IPPAK-USD SEBAGAI
UPAYA MENGEMBANGKAN SPIRITUALITAS KRISTIANI.. 65
A. Latar Belakang Diadakannya Rekoleksi Outing bagi MahasiswaMahasiswi IPPAK-USD ...........................................................
66
B. Program Serial Rekoleksi Untuk Mengembangkan Spiritualitas
Kristiani Mahasiswa-Mahasiswi IPPAK-USD ..........................
68
1. Latar Belakang Program .....................................................
68
2. Tujuan Pemilihan Program...................................................
70
3. Usulan Program Rekoleksi ...................................................
70
a. Tema Rekoleksi…………………………………………
71
b. Peserta…………………………………………………..
71
c. Tempat dan Waktu……………………………………..
71
d. Pelaksanaan Rekoleksi………………………………… .
71
e. Metode Rekoleksi………………………………………
72
f. Sarana…………………………………………………..
72
g. Pendamping……………………………………………
72
h. Matriks Program Rekoleksi…………………………… .
74
i. Susunan Acara…………………………………………
76
j. Contoh Salah Satu Persiapan…………………………..
76
BAB V. PENUTUP.....................................................................................
85
A. Kesimpulan ...........................................................................
85
B. Saran .....................................................................................
87
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
89
LAMPIRAN ...............................................................................................
92
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ...................................................................
(1)
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Angket ........................................................
(2)
Lampiran 3. Panduan Daftar Pertanyaan Wawancara ...................................
(4)
Lampiran 4. Transkrip Hasil Wawancara ....................................................
(5)
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Dokumen Gereja
CT
:Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II
kepada Para Uskup, Klerus dan segenap umat beriman tentang
katekese masa kini, 16 Oktober 1979
EN
:Evangelii Nuntiandi, Imbauan Apostolik Bapa Suci Paulus VI
tentang Karya Pewartaan Injil dalam Jaman Modern, 8 Desember
1975.
B. Singkatan Lain
Art
: Artikel
Dan
: Daniel
IPPAK
: Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Mat
: Matius
Mrk
: Markus
KWI
: Konferensi Wali Gereja Indonesia
Komkat
: Komisi Kateketik
Prodi
: Program Studi
PP
: Peraturan Pemerintah
UU
: Undang-undang
USD
: Universitas Sanata Dharma
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Data Mahasiswa-mahasiswi IPPAK – USD TA 2014/2015
Tabel 2.
Kisi-kisi Instrumen Gambaran Tentang Persepsi Mahasiswamahasiswi IPPAK terhadap guru agama Katolik yang Profesional
sekaligus berspiritualitas.
Tabel 3.
Kisi–kisi Instrumen Gambaran tentang tingkat Internalisasi
Mahasiswa- mahasiswi IPPAK terhadap sosok guru agama Katolik
yang profesional sekaligus berspiritualitas.
Tabel 4.
Jumlah Pembagian Responden Kuesioner
Tabel 5.
Guru
Agama
Katolik
yang
Profesional
menurut
pandangan/perspektif mahasiswa-mahasiswi IPPAK – USD
Tabel 6.
Sejauh mana mahasiswa-mahasiswi sudah mempersiapkan dirinya
menghayati spiritualitas Kristiani sebagai calon guru agama
Katolik.
Tabel 7.
Matriks Program Rekoleksi
Tabel 8.
Jadwal Rekoleksi Mahasiswa-Mahasiswi IPPAK - USD
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan bukan hanya semata-mata tugas guru dan lembaga
pendidikan (sekolah) melainkan tugas dari seluruh warga masyarakat. Orang tua
adalah pendidik yang utama dan pertama bagi anak-anak mereka. Orang tua
mempunyai pengaruh yang kuat bagi anak-anak, terutama penanaman nilai-nilai.
Sigit Setyawan (2013:128) mengatakan bahwa “para orang tua sebaiknya
menanamkan nilai-nilai sejak usia dini, meskipun membutuhkan waktu yang
cukup lama hingga mereka menemukan nilai-nilai yang ditanamkan itu relevan
dengan kehidupan mereka”. Selain itu, orang tua juga mempunyai kewajiban dan
hak yang tidak bisa diganggu untuk mendidik anak-anak mereka. Maka hendaklah
orang tua paham dan mengerti akan pentingnya tugas mereka sebagai pendidik
yang pertama dan utama. Peran besar orang tua juga seperti yang dikemukakan
oleh Sigit Setyawan (2013:92) merupakan agen utama dalam perkembangan anak.
Penulis melihat bahwa peran orang tua sangatlah vital dalam perkembangan
kepribadian anak.
Namun tidak sedikit anak-anak yang kurang mempedulikan dan
memperhatikan nilai-nilai yang ditanamkan orang tua mereka, karena terpengaruh
oleh pergaulan dan lingkungan sekitar yang kurang mendukung. Sigit Setyawan
(2013:92) mengatakan “pengaruh terjadi dengan kuat karena ada faktor
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
lingkungan dan peristiwa yang mendukung”. Selain itu juga, ada orang tua yang
kurang memperhatikan tindakan yang ditujukan kepada anak-anak mereka
sehingga anak-anak beranggapan bahwa orang tua tidak memberikan teladan yang
baik. Misalnya orang tua yang tidak mempunyai waktu bersama dengan anakanak mereka karena kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan. Ini salah satu
penyebab anak-anak kurang diperhatikan oleh orang tua dan beranggapan orang
tua tidak memberikan teladan yang baik.
Selain peran dari orang tua, peran guru dalam pendidikan juga sangat
penting. Guru banyak disebut sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa” yang berarti
guru mempunyai pengaruh yang kuat dalam masyarakat. Profesi guru juga
dipandang sebagai profesi yang mulia karena mengajarkan hal-hal yang baik, dari
yang awal tidak tahu menjadi semakin tahu. Dalam dunia pendidikan peran guru
menjadi sangatlah vital untuk mengajarkan hal-hal yang baru kepada para murid.
Dalam hal ini Sigit Setyawan (2013:1) mengatakan:
Peran guru yang dipandang mulia oleh masyarakat juga tercermin dari
akronim kata “guru” dalam bahasa Jawa sebagai digugu lan ditiru. Kata
“digugu” berarti hal-hal yang dikatakannya layak dipercayai oleh orang lain
dan “ditiru” berarti hal-hal yang dilakukannya layak dijadikan teladan.
Sosok guru berperan menanamkan nilai kepada anak-anak pada saat di
sekolah. Sedangkan orang tua menanamkan nilai-nilai di awal kehidupan anakanak dan menanamkan nilai ketika anak-anak berusaha untuk mengenal
lingkungan sekitarnya. Nilai yang dikomunikasikan oleh guru mempunyai
pengaruh bagi siswa, Sigit Setyawan (2013:23) mengatakan bahwa “hidup siswa
dibentuk oleh guru, terutama melalui nilai-nilai yang ditularkan oleh para guru”.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
Siswa membutuhkan sosok yang memberikan teladan yang baik dalam
kehidupannya. Sosok guru disini menjadi penting untuk memberikan teladan yang
baik di sekolah, karena dengan teladan yang baik dapat mencerminkan sosok guru
yang profesional. Sigit Setyawan (2013:88) mengatakan “keteladanan yang
disertai tindakan verbal dan dilakukan secara konsisten akan meningkatkan
kredibilitas guru”.
Namun ada permasalahan yang membuat profesi guru menjadi bias
sehingga kurang menghayati perannya sebagai guru, melainkan karena alasan
tuntutan profesi misalnya untuk proses sertifikasi dsb. Perhatian guru akan
kompetensi yang dimiliki juga semakin berkurang, hanya memperhatikan
beberapa kompetensi saja seperti kompetensi pedagogik. Sedangkan kompetensi
kepribadian dan sosial kurang diperhatikan. Selain tuntutan profesi, ada kendala
lain yaitu dari dalam diri guru itu sendiri. Guru kurang menghayati perannya
sebagai pendidik bagi siswanya, sehingga guru kurang dapat memotivasi siswa
untuk semakin berkembang dalam belajar. Sigit Setyawan (2013:127) mengatakan
“seorang guru sebaiknya menyadari bahwa dirinya memiliki potensi untuk
memengaruhi siswa”.
Guru sebagai awam Katolik berada di sekolah mempunyai tugas
membantu/memperlancar iman siswa sehingga siswa bangga akan imannya itu.
Lukas
Mandagi
(1984:23)
mengatakan
bahwa
“pendidik
tidak
hanya
memindahkan sekumpulan pengetahuan kepada siswa, melainkan menjadikan
Injil sebagai dasar dan sumber dari segala usaha agar menjadi manusia berpribadi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
dan utuh”. Pelayanan kaum awam Katolik di sekolah merupakan wujud panggilan
dalam bidang pendidikan yang disemangati oleh Kristus dan Injil-Nya.
Pendidikan agama Katolik sudah mengalami banyak perkembangan baik
kurikulumnya maupun pengajarnya (guru). Namun dari segi berkembangnya
pendidikan agama Katolik, masih tetap ada berbagai macam tantangan atau
kesulitan. Di sekolah-sekolah, baik itu di sekolah Katolik maupun sekolah negeri
pendidikan agama Katolik mempunyai kesulitan atau tantangan yang berbedabeda. Jam pelajaran pendidikan agama Katolik baik itu di sekolah negeri maupun
swasta Katolik sekitar 2-3 jam selama satu minggu. Tapi ada perbedaan seperti
jumlah murid yang mengikuti pelajaran agama Katolik. Di sekolah negeri jumlah
murid yang beragama Katolik lebih sedikit jadi ketika pelajaran agama Katolik
murid yang hadir kurang, bahkan tidak jarang ada yang digabung dengan kelas
lain. Di sekolah swasta Katolik yang mayoritas muridnya beragama Katolik tidak
kesulitan untuk mengajar pelajaran agama katolik, dan biasanya murid yang
beragama lain ikut menyesuaikan dan sambil menambah pengetahuan mereka
akan agama Katolik dan mampu menghargai temannya.
Dalam pelajaran agama Katolik itu sendiri, guru-guru agama ketika
mengajar kurang menghayati perannya sebagai guru agama. Lukas Mandagi
(1984:19) mengatakan “jumlah guru awam yang terjun dalam karya pendidikan
banyak, namun mereka memandang karya pendidikan sebagai partisipasi dalam
tugas Kristus demi mewartakan karya keselamatan kepada semua orang”. Guru
agama ketika mengajar di depan kelas bukan hanya memberikan hal yang baru
kepada siswa, melainkan perkataan dari Yesus sendiri yaitu sang Guru sejati.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
Tidak hanya berpaku pada buku saja melainkan membuka cakrawala siswa agar
semakin mendalami dan mencintai imannya akan Yesus sendiri. Jika dilihat dari
siswanya ketika mengikuti pelajaran agama, dari pengalaman beberapa siswa
mengungkapkan jika pelajaran agama kurang menarik, dan siswa mementingkan
pelajaran yang lain. Tidak dipungkiri jika siswa mengatakan demikian karena
pelajaran agama yang kurang menarik, baik itu pembawaan dari guru atau
materinya.
Dengan keprihatinan dan tantangan yang dihadapi, pendidikan agama
Katolik menjadi kurang berdampak bagi kehidupan siswa. Mereka hanya
mengikuti pelajaran agama saja di sekolah setelah itu kurang diperhatikan.
Kehidupan sehari-hari siswa di rumah menjadi kurang terbantu oleh pelajaran
agama Katolik. Sikap-sikap siswa juga perlu diperhatikan misalnya masih ada
siswa yang suka melakukan bullying, mencontek ketika ulangan maupun sikapsikap lain yang tidak mencerminkan seorang murid Katolik.
Prodi IPPAK berperan dalam mempersiapkan generasi penerus dalam
bidang keagamaan, dan selama ini sudah mampu menyumbangkan tenaga
pendidik, khususnya guru agama Katolik. Selain menjawab banyak keprihatinan
yang ada, prodi IPPAK juga memberi inovasi baik itu dalam bentuk pemikiran
maupun tenaga. Selain katekis yang berperan penting di paroki, ada guru agama
yang mempunyai peranan yang penting juga di sekolah. Mahasiswa-mahasiswi
IPPAK sebagai calon guru agama Katolik ditempa dan benar-benar dipersiapkan
untuk menjadi guru agama yang berspiritualitas. Mahasiswa-mahasiswi IPPAK
datang dari berbagai macam kalangan, baik itu awam maupun kaum religius
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
(biarawan/biarawati) yang mempunyai motivasi untuk belajar mengembangkan
diri. Para mahasiswa IPPAK belajar mengembangkan diri melalui kegiatan yang
ada di kampus baik itu terjadwal dalam mata kuliah maupun di luar mata kuliah,
misalnya belajar untuk berorganisasi.
Melalui segala hal yang prodi IPPAK berikan para mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari terlebih bagaimana
mengembangkan diri menjadi pribadi yang utuh. Utuh yang dimaksud adalah
berkembang dalam 3 hal yaitu head, heart, dan hands. Kegiatan-kegiatan di
kampus IPPAK sangat mendukung bagi perkembangan diri pribadi mahasiswa
baik itu dari mata kuliahnya sendiri maupun kegiatan di luar mata kuliah.
Panggilan hati mahasiswa-mahasiswi IPPAK semakin dipupuk dan dibaharui
dengan harapan mereka menjadi seorang guru yang tangguh dan mempunyai iman
yang matang.
Mahasiswa-mahasiswi IPPAK-USD adalah kaum muda gereja baik itu
awam dan juga kaum religiusnya yang mempunyai motivasi dalam dirinya
masing-masing.
Maka
itu
prodi
IPPAK-USD
dalam
perkuliahannya
mempersiapkan mahasiswa-mahasiswi untuk menjadi seorang guru agama
Katolik. Dalam perkuliahan ada beberapa mata kuliah yang mendukung dalam
pelaksanaan PPL PAK PD dan PPL PAK PM, seperti pembinaan Spiritualitas dan
persiapan PPL sekolah. Mata kuliah Pembinaan Spiritualitas sangat berguna bagi
mahasiswa-mahasiswi IPPAK karena dari mata kuliah ini mahasiswa-mahasiswi
semakin dibentuk dan dipersiapkan agar menjadi sosok guru yang mempunyai
spiritualitas Kristiani yang kokoh. Guru agama Katolik perlu mempunyai identitas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
akan dirinya yang sebagai guru agama Katolik.
7
Mintara (2009:14-21)
mengemukakan tentang identitas guru Kristiani seperti sikap berani merendahkan
diri, melayani secara tulus, dan memberi teladan, selain itu mempunyai kepekaan
untuk melihat konteks dan situasi batin muridnya. Keutamaan yang mendasar
adalah memasukkan pribadi para muridnya ke dalam jantung hatinya, dan dibawa
kedalam doanya.
Prodi IPPAK telah menyelenggarakan pendidikan untuk calon-calon guru
agama Katolik yang siap diutus. Prodi meyakini untuk membina/mendidik calon
guru agama Katolik masih mempunyai banyak peluang yang besar. Selain itu
mahasiswa-mahasiswi IPPAK tiap tahun akademis juga mengalami pertumbuhan
yang baik, mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang bersatu dalam
motivasi menjadi pendidik yang berilmu dan bijaksana (Pradnyawidya).
Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa spiritualitas Kristiani perlu
dikembangkan dalam diri mahasiswa-mahasiswi IPPAK-USD yang akan menjadi
guru agama Katolik. Spiritualitas Kristiani perlu dikembangkan agar membantu
mahasiswa-mahasiswi IPPAK-USD menjadi sosok guru yang profesional serta
berspiritualitas. Dalam rangka itu penulis terdorong menulis tugas akhir dengan
judul:
UPAYA
PENGEMBANGAN
SPIRITUALITAS
KRISTIANI
MAHASISWA-MAHASISWI IPPAK-USD SEBAGAI CALON GURU
PENDIDIKAN
AGAMA
BERSPIRITUAL.
KATOLIK
YANG
PROFESIONAL
DAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Sosok guru agama Katolik seperti apa yang profesional dan berspiritualitas
Kristiani?
2.
Sejauh mana mahasiswa-mahasiswi IPPAK – USD telah menginternalisasi
spiritualitas Kristiani di dalam masa studinya?
3.
Usaha apa yang dapat dilakukan untuk mengembangkan spiritualitas Kristiani
oleh mahasiswa-mahasiswi IPPAK-USD sebagai calon guru agama Katolik?
C. TUJUAN PENULISAN
1.
Menemukan sosok guru agama Katolik yang profesional sekaligus
berspiritualitas.
2.
Mengetahui tingkat penghayatan spiritualitas Kristiani mahasiswa-mahasiswi
IPPAK-USD.
3.
Menemukan bentuk-bentuk usaha untuk mengembangkan spiritualitas
Kristiani mahasiswa-mahasiswi IPPAK-USD sebagai calon guru agama
Katolik yang profesional dan berspiritual.
D. MANFAAT PENULISAN
Penulisan skripsi ini diharapkan akan memberikan pengetahuan dan juga
wawasan tentang pengembangan spiritualitas Kristiani bagi mahasiswa-mahasiswi
IPPAK-USD sebagai calon guru agama Katolik. Adapun harapan tersebut antara
lain:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1.
9
Bagi calon guru agama Katolik dapat menambah wawasan dan juga semakin
mendalami tentang spiritualitas Kristiani.
2.
Bagi mahasiswa-mahasiswi IPPAK – USD dapat semakin menyadari sebagai
calon guru agama katolik bagaimana pentingnya spiritualitas Kristiani itu
dikembangkan dalam dirinya untuk menjadi pribadi yang utuh.
3.
Bagi penulis sendiri, dengan menulis skripsi ini dapat membuka wawasan dan
juga semakin mendalami spiritualitas Kristiani sebagai semangat untuk
menjadi seorang guru agama Katolik.
E. METODE PENULISAN
Adapun metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif
analisis. Deskriptif analisis adalah metode dengan penggambaran secara nyata
keadaan mahasiswa-mahasiswi IPPAK-USD sebagai calon guru agama Katolik.
Dalam metode ini penulis akan menggunakan kuesioner (instrumen penelitian)
untuk memperoleh data dan wawancara. Data ini sebagai penguat untuk deskripsi
yang penulis gunakan selain itu penulis juga menggunakan metode studi pustaka.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Skripsi yang berjudul “UPAYA PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS
KRISTIANI MAHASISWA-MAHASISWI IPPAK-USD SEBAGAI CALON
GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK YANG PROFESIONAL DAN
BERSPIRITUAL” ini, secara umum akan memuat pokok-pokok sebagai berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
Bab I berisi latar belakang penulisan, rumusan permasalahan, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, metode dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II berisi uraian tentang Sosok Guru Agama Yang Berspiritualitas Kristiani.
Uraian bab II ini terbagi menjadi beberapa pokok yaitu, pengertian spiritualitas
Kristiani, spiritualitas guru Kristiani, guru agama, guru agama Katolik, dan sosok
guru agama Katolik yang berspiritualitas Kristiani.
Bab III berisi uraian mengenai gambaran situasi spiritualitas Kristiani mahasiswamahasiswi IPPAK-USD yang terbagi dalam dua pokok pembahasan yaitu;
gambaran umum prodi IPPAK-USD, penelitian tentang pembinaan spiritualitas
Kristiani mahasiswa-mahasiswi IPPAK-USD, dan hasil penelitian tentang
spiritualitas Kristiani mahasiswa-mahasiswi IPPAK-USD.
Bab IV berisi program kegiatan serial rekoleksi untuk mengembangkan
spiritualitas Kristiani bagi mahasiswa-mahasiswi IPPAK-USD sebagai calon guru
pendidikan agama Katolik. Bab ini menguraikan latar belakang program, tema
dan tujuan program, penjabaran program, petunjuk pelaksanaan program, dan
contoh pelaksanaan program.
Bab V berisi penutup yang mencakup kesimpulan dan saran.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
SOSOK GURU AGAMA YANG PROFESIONAL DAN
BERSPIRITUALITAS KRISTIANI
Pada bab II ini, penulis akan memaparkan tentang Sosok Guru Agama yang
mempunyai spiritualitas Kristiani. Penulis akan menyoroti tentang spiritualitas
Kristiani seorang guru agama Katolik di sekolah dan akan memberikan
sumbangan pemikiran dari berbagai sumber bagaimana sosok guru agama Katolik
yang berspiritualitas.
Dalam bab II ini, penulis membahas tentang sosok guru agama Katolik yang
berspiritualitas Kristiani. Bab II ini merupakan kajian pustaka, maka penulis
membagi bab dalam dua bagian yaitu sosok guru secara umum dan kemudian
sosok guru yang berspiritualitas Kristiani.
A. Sosok Guru Yang Profesional
1. Guru Yang Profesional
Guru dalam pepatah Jawa adalah sosok manusia yang harus dapat digugu
dan ditiru. Digugu artinya segala ucapannya harus dapat dipercaya, sedangkan
ditiru artinya segala tingkah lakunya harus dapat diteladani oleh murid-murid.
Selain memberi teladan yang baik, guru juga berperan penting untuk membimbing
murid-murid (Winkel, 2005: 221).
UU Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1,
menyatakan:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Dalam undang-undang ini dapat dilihat bahwa guru adalah pendidik
profesional. Guru yang profesional yang dimaksud seorang guru mampu
menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian,
dan profesional. Tugas utama seorang guru adalah sebagai pendidik profesional
dimanapun guru itu mengajar baik pada pendidikan dasar ataupun menengah.
Tugas guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan
juga menilai peserta didik. Sedangkan PP No. 38/1992, bab 1, pasal 1, ayat 1
menjelaskan bahwa tenaga kependidikan adalah warga masyarakat yang
mengabdikan diri secara langsung dalam penyelenggaraan lembaga kependidikan
tertentu (Samana, 1994:11).
Surat Edaran Mendikbud dan Kepala BAKN No. 57686/MPK/1989
mendefinisikan guru ialah pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas,
wewenang, dan tanggungjawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
pendidikan di sekolah, termasuk hak yang melekat dalam jabatan. Suparlan (2006:
9) mengartikan guru sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual,
emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.
UU Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal
2 ayat 1 menjelaskan: “Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional
pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan”. Dengan kedudukan yang dipunyai oleh guru tersebut maka
guru mempunyai fungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai
agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Selain itu dalam UU ini pada pasal 8 menjelaskan tentang “Guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.
Uzer Usman (1991: 4) menyatakan bahwa ada tiga jenis tugas guru yaitu
tugas dalam bidang profesi, tugas bidang kemanusiaan, dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan. Dalam bidang profesi, bagaimana guru dapat mengajar dan
mendidik siswa dan memberikan pengajaran yang baru. Dalam bidang
kemanusiaan, bagaimana guru dapat menjadi orang tua asuh siswa selama di
sekolah. Dalam bidang masyarakat, guru mendapat posisi yang baik karena
mengajarkan tentang pengetahuan baru kepada orang lain.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, terdapat komponen-komponen
yang saling berinteraksi antara lain guru, isi atau materi pelajaraan, dan siswa.
Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana, seperti
metode, media, dan penataan lingkungan tempat belajar sehingga tercipta situasi
belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya. Suparlan (2006: 10) mengatakan “Guru adalah seseorang yang
memiliki tugas sebagai fasilitator agar siswa dapat belajar dan atau
mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, melalui
lembaga pendidikan sekolah”. Dapat disimpulkan bahwa guru yang memegang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
peranan sentral dalam proses belajar mengajar menjalankan tiga tugas utama,
yaitu merencanakan, melaksanakan pengajaran, dan memberikan balikan
(Muhammad Ali, 1987: 4-6). Memberikan balikan artinya memberi tanggapan
atas respon siswa atau pertanyaan dari para siswa ketika di kelas.
Proses belajar dan mengajar masa kini berbeda dengan pembelajaran yang
lalu. Perbedaannya terletak pada peserta didik yang kini menjadi pusat
pembelajaran, bukan hanya gurunya. Dalam pengemasan proses pembelajarannya
pun berbeda, guru tidak hanya berbicara di depan kelas melainkan harus
menciptakan pembelajaran yang aktif dan interaktif dan dikemas dalam
pembelajaran kolaboratif dan kooperatif. SCL (Student Centered Learning) adalah
proses pembelajaran yang terletak pada peserta didik, dimana mereka dapat
memperoleh fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya, sehingga mereka
akan memperoleh pemahaman yang mendalam, dan pada akhimya dapat
meningkatkan mutu kualitas peserta didik.
2.
Empat Kompetensi Guru Profesional
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan mereka. Pasal 28 ayat 3 Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara tegas
dinyatakan bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai agen
pembelajaran. Keempat kompetensi itu adalah kompetensi pedagogik, kompetensi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Untuk menjadi guru
yang profesional harus memiliki empat kompetensi ini antara lain:
a.
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru untuk memahami siswa,
bagaimana merancang dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi hasil
belajar siswa serta mampu untuk mengembangkan siswa itu sendiri. Dalam
kompetensi pedagogik ini bagaimana guru mampu untuk mengelola pembelajaran
mulai dari awal sampai akhir, selain itu guru juga membantu siswa untuk
mengembangkan pada ranah kognitif (pengetahuan) dengan kata lain guru mampu
mengelola pembelajaran di kelas.
b.
Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan guru menguasai kurikulum
materi pembelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan bidang
keilmuannya. Selain itu bagaimana guru juga mampu mempersiapkan administrasi
pembelajarannya. Guru juga mampu untuk menunjukkan sisi kreatifitasnya dalam
mengemas materi agar menarik minat belajar siswa, selain itu mampu
menggunakan media pembelajaran yang sesuai agar motivasi belajar siswa itu
meningkat. Dengan berkembangnya zaman maka guru juga mengikuti
perkembangan ilmu pendidikan terkini yang selalu dinamis. Tugas guru bukan
semata memberikan materi pelajaran kepada siswa saja melainkan bagaimana
membentuk karakter siswa itu sendiri.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
c.
16
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kompetensi yang berifat personal dari
seorang guru. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan
memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun lingkungan
sekitarnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu” (ditaati
nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (dicontoh sikap dan perilakunya).
Kemampuan kepribadian seorang guru juga mencerminkan kehidupannya
baik itu dilihat dari faktor fisik maupun psikisnya setiap perkataan, tindakan, dan
tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan kepribadian seseorang.
Samana (1994:54) mengatakan bahwa kompetensi kepribadian merupakan modal
dasar bagi seorang guru dalam menjalankan tugas keguruannya. Selain itu guru
juga mampu menjadi seorang pemimpin baik itu di dalam lingkup sekolah
maupun di luar sekolah, dengan tujuan menciptakan suasana belajar yang
kondusif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan kompetensi
kepribadian ini guru dapat menjadi teladan dan panutan bagi para siswanya.
d.
Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial seorang guru dapat dilihat dari cara berkomunikasi dan
bergaul secara efektif baik dengan orang tua, sesama guru, maupun dengan siswa
itu sendiri. Selain itu guru tidak boleh mempunyai sikap eksklusif melainkan
inklusif dan tidak mendiskriminasi siswa. Kompetensi sosial juga bagaimana guru
mempunyai cara berkomunikasi yang baik terlebih santun serta mampu
memberikan interaksi yang baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
masyarakat. Samana (1994:54) mengatakan bahwa kompetensi sosial merupakan
salah satu modal dasar bagi seorang guru dalam menjalankan tugas keguruannya.
B. Guru Yang Berspiritualitas Kristiani
1. Guru Kristiani
Guru Kristiani adalah seorang awam atau seorang religius (biarawan,
biarawati dan klerus), baik itu beragama Protestan atau Katolik yang mempunyai
profesi sebagai pengajar di sekolah. Guru Kristiani juga mengajar baik itu di
pendidikan dasar maupun pendidikan menengah. Dalam pelayanannya sebagai
pengajar, guru Kristiani haruslah mampu untuk memberikan kesaksian imannya
dan pelayanannya itu sebagai tugas sosial Gereja. Sebagai pengajar, guru Kristiani
juga haruslah mampu bertindak sebagai pemimpin tapi bukan pemimpin dalam
arti harafiah, melainkan mampu memiliki kedalaman hidup dan memberikan
teladan yang baik bagi orang di sekitarnya. Mintara (2009: 5) mengatakan bahwa
“Seorang pemimpin mesti memiliki kedalaman hidup. Ia mesti seorang pribadi
yang mengakar kuat. Ia tidak mudah bengkok dan ia tahan uji.”
Guru Kristiani berpusat pada Yesus Kristus, Sang Guru Sejati. Selain itu
juga, dalam mengajar pastilah berisi tentang Kristus sendiri dan ajaran-Nya, dan
bagaimana mewujudkannya pada masa sekarang. Pada saat pelayanan-Nya, Yesus
mengajar orang banyak yang mengikuti-Nya dan mendengarkan ajaran-Nya. Pada
masa sekarang, tugas mengajar itu sudah dilanjutkan oleh guru-guru Kristiani,
yang harus mampu menjalankan tugas seperti Yesus. Dalam proses pembelajaran,
guru Kristiani juga harus mempunyai semangat Kristiani, misalnya seperti
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
kebenaran, kesetiaan dan kasih. Misalnya untuk nilai kebenaran, guru Kristiani
mengajarkan tentang kebenaran pada murid-murid. Dalam mengajar, guru
Kristiani tidak hanya mengajarkan tentang kebenaran-kebenaran tapi juga
bagaimana dapat berkomunikasi dengan Allah itu sendiri (bdk CT art 7).
Berkomunikasi dengan Allah yang dimaksudkan adalah bagaimana guru mampu
menunjukkan bahwa dirinya memberikan teladan misalnya ketika berdoa secara
pribadi.
Guru Katolik mencerminkan orang Kristiani yang mengabdikan diri pada
kehidupan orang banyak, terutama dalam tugas menjadi seorang pendidik di
sekolah. Guru Kristiani bertugas mendidik para murid melalui pelajaran agama
Katolik di sekolah. Melalui tugasnya yaitu mendidik guru dapat membuat orang
banyak terbantu terutama dalam hal pendidikan. Sebagai orang Kristiani, tugas
menjadi seorang guru merupakan suatu panggilan hati, karena dengan melayani
dengan sepenuh hati maka guru itu dapat menghayati tugas yang diembannya.
Panggilan hati yang dimaksud adalah bagaimana guru itu menghayati bahwa
menjadi gurulah panggilan hidupnya. Guru merupakan tugas yang mulia d
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Judul
skripsi
ini
adalah
“UPAYA
PENGEMBANGAN
SPIRITUALITAS KRISTIANI MAHASISWA-MAHASISWI IPPAK – USD
SEBAGAI CALON GURU AGAMA KATOLIK YANG PROFESIONAL
DAN BERSPIRITUAL”. Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi kurangnya
penghayatan dan kedalaman pembinaan iman para mahasiswa-mahasiswi IPPAK,
dapat dilihat dari para mahasiswa-mahasiswi sangat baik di bidang teori tetapi
dalam bidang prakteknya belum maksimal. Bisa dikatakan belum mencapai
perkembangan pribadi yang utuh.
Melihat persoalan itu penulis melakukan penelitian untuk memperoleh
data-data yang penulis inginkan. Penulis ingin meneliti apakah mahasiswamahasiswi IPPAK telah mengalami perkembangan pribadi secara utuh. Penulis
melakukan observasi kepada mahasiswa-mahasiswi IPPAK – USD kemudian
menyebarkan kuesioner kepada 60 responden yaitu para mahasiswa. Selain itu
penulis juga melakukan wawancara untuk menguatkan pendapat-pendapat dari
responden. Dari penelitian dan wawancara tersebut, penulis telah membahasnya
dan menyimpulkannya. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa para mahasiswa
IPPAK sebagian besar sudah mampu dalam hal teori ketika berada dalam
perkuliahan, tapi dalam hal prakteknya para mahasiswa IPPAK masih belum bisa
menghayati terlebih spiritualitas Kristiani. Menjadi calon guru agama Katolik
haruslah seimbang baik itu teori maupun prakteknya, karena sosok guru yang
ideal salah satunya profesional serta berspiritualitas. Untuk menjadi pribadi yang
utuh teori dan praktek harus berjalan bersama tidak ada yang saling mendominasi.
Selain itu juga penulis berharap dengan penelitian dan wawancara ini makin
memacu para mahasiswa IPPAK untuk lebih memotivasi dirinya dalam menjalani
panggilan Tuhan ini. Para mahasiswa perlu mengembangkan dirinya agar menjadi
pribadi seorang calon guru agama yang utuh.
Untuk menindaklanjuti penelitian ini, penulis mengusulkan program
kegiatan serial rekoleksi sebagai upaya untuk makin mendalami/menginternalisasi
spiritualitas Kristiani para mahasiswa IPPAK agar menjadi pribadi yang
berkembang secara utuh. Melalui kegiatan yang penulis tawarkan ini, diharapkan
para mahasiswa IPPAK makin menyadari serta semakin mendalami spiritualitas
Kristiani mereka msing-masing dalam rangka menjadi calon guru agama Katolik
yang profesional dan berspiritualitas.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
This thesis titled “CHRISTIAN SPIRITUALITY DEVELOPMENT
EFFORTS STUDENTS IPPAK-USD AS CANDIDATE FOR PROFESIONALITY
AND SPIRITUAL RELIGIOUS EDUCATION TEACHER”. The lack of full and
total comprehension of the depth faith formation of IPPAK students are background of
this writing. It can be seen from students that are good in theory but in practice not
maximized field. Meaning to say that students have not yet reached of personal integrity
development.
Facing this kind of problems, the author conducted research to obtain the desired
data. The authors wanted to examine whether IPPAK students have experienced the
development of the whole as a person. The authors make observation to students
IPPAK-USD by distributing questionnaires to 60 students as respondents. Besides that,
the authors conducted interview to support the opinions of respondents. The authors
conducted discussions and eventually make conclusions by this research and interviews.
From these studies it is known that IPPAK students are good in theory while in their
class, but they cannot live up to Christian spirituality in practices. To be a Catholic
teacher must be balanced between theory and practices, because one of the
characteristic of the figure of ideal teacher is professional and having Christian’s
spirituality. Theory and practice have to walk with nothing dominate to have personal
integrity. The authors also look forward to the results of research and interviews will
challenge IPPAK students motivated in journeying God’s call. The students need to
develop themselves in order to become a candidate of religion teacher with personal
integrity.
To follow up on this study, the authors propose a series of recollection activities
programs as an effort to go deeper to internalize Christian’s spirituality IPPAK students
to develop being integrated person. Through this activities which the authors offer,
expected that the IPPAK students are more aware of and explore deeply their
Christian’s spirituality life in order to become candidate of Catholic religion teacher
which professional and good in spirituality.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
UPAYA PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KRISTIANI
MAHASISWA – MAHASISWI IPPAK – USD
SEBAGAI CALON GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
YANG PROFESIONAL DAN BERSPIRITUAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Nicanius Andrey Wuddy Luchensy
NIM: 101124020
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada
orang tuaku Antonius Warono dan C. Wembo R dan adikku Monica Vivilyana W
yang selalu mendukung, menyertai serta selalu mendoakan usaha dan
perjuanganku selama ini, teman-teman IPPAK angkatan 2010, sahabat, dan pihakpihak yang selalu mendukung dalam kasih dan doa, serta perhatian.
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
“Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala,
dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran
seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.”
(Dan 12;3)
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Judul
skripsi
ini
adalah
“UPAYA
PENGEMBANGAN
SPIRITUALITAS KRISTIANI MAHASISWA-MAHASISWI IPPAK – USD
SEBAGAI CALON GURU AGAMA KATOLIK YANG PROFESIONAL
DAN BERSPIRITUAL”. Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi kurangnya
penghayatan dan kedalaman pembinaan iman para mahasiswa-mahasiswi IPPAK,
dapat dilihat dari para mahasiswa-mahasiswi sangat baik di bidang teori tetapi
dalam bidang prakteknya belum maksimal. Bisa dikatakan belum mencapai
perkembangan pribadi yang utuh.
Melihat persoalan itu penulis melakukan penelitian untuk memperoleh
data-data yang penulis inginkan. Penulis ingin meneliti apakah mahasiswamahasiswi IPPAK telah mengalami perkembangan pribadi secara utuh. Penulis
melakukan observasi kepada mahasiswa-mahasiswi IPPAK – USD kemudian
menyebarkan kuesioner kepada 60 responden yaitu para mahasiswa. Selain itu
penulis juga melakukan wawancara untuk menguatkan pendapat-pendapat dari
responden. Dari penelitian dan wawancara tersebut, penulis telah membahasnya
dan menyimpulkannya. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa para mahasiswa
IPPAK sebagian besar sudah mampu dalam hal teori ketika berada dalam
perkuliahan, tapi dalam hal prakteknya para mahasiswa IPPAK masih belum bisa
menghayati terlebih spiritualitas Kristiani. Menjadi calon guru agama Katolik
haruslah seimbang baik itu teori maupun prakteknya, karena sosok guru yang
ideal salah satunya profesional serta berspiritualitas. Untuk menjadi pribadi yang
utuh teori dan praktek harus berjalan bersama tidak ada yang saling mendominasi.
Selain itu juga penulis berharap dengan penelitian dan wawancara ini makin
memacu para mahasiswa IPPAK untuk lebih memotivasi dirinya dalam menjalani
panggilan Tuhan ini. Para mahasiswa perlu mengembangkan dirinya agar menjadi
pribadi seorang calon guru agama yang utuh.
Untuk menindaklanjuti penelitian ini, penulis mengusulkan program
kegiatan serial rekoleksi sebagai upaya untuk makin mendalami/menginternalisasi
spiritualitas Kristiani para mahasiswa IPPAK agar menjadi pribadi yang
berkembang secara utuh. Melalui kegiatan yang penulis tawarkan ini, diharapkan
para mahasiswa IPPAK makin menyadari serta semakin mendalami spiritualitas
Kristiani mereka msing-masing dalam rangka menjadi calon guru agama Katolik
yang profesional dan berspiritualitas.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
This thesis titled “CHRISTIAN SPIRITUALITY DEVELOPMENT
EFFORTS STUDENTS IPPAK-USD AS CANDIDATE FOR PROFESIONALITY
AND SPIRITUAL RELIGIOUS EDUCATION TEACHER”. The lack of full and
total comprehension of the depth faith formation of IPPAK students are background of
this writing. It can be seen from students that are good in theory but in practice not
maximized field. Meaning to say that students have not yet reached of personal integrity
development.
Facing this kind of problems, the author conducted research to obtain the desired
data. The authors wanted to examine whether IPPAK students have experienced the
development of the whole as a person. The authors make observation to students
IPPAK-USD by distributing questionnaires to 60 students as respondents. Besides that,
the authors conducted interview to support the opinions of respondents. The authors
conducted discussions and eventually make conclusions by this research and interviews.
From these studies it is known that IPPAK students are good in theory while in their
class, but they cannot live up to Christian spirituality in practices. To be a Catholic
teacher must be balanced between theory and practices, because one of the
characteristic of the figure of ideal teacher is professional and having Christian’s
spirituality. Theory and practice have to walk with nothing dominate to have personal
integrity. The authors also look forward to the results of research and interviews will
challenge IPPAK students motivated in journeying God’s call. The students need to
develop themselves in order to become a candidate of religion teacher with personal
integrity.
To follow up on this study, the authors propose a series of recollection activities
programs as an effort to go deeper to internalize Christian’s spirituality IPPAK students
to develop being integrated person. Through this activities which the authors offer,
expected that the IPPAK students are more aware of and explore deeply their
Christian’s spirituality life in order to become candidate of Catholic religion teacher
which professional and good in spirituality.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Pertama-tama rasa syukur dan terimakasih penulis ucapkan kepada Allah
Bapa, Tuhan Yesus Kristus, serta perantaraan Bunda Maria, karena berkat kasih
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul
“UPAYA
PENGEMBANGAN
SPIRITUALITAS
KRISTIANI
MAHASISWA - MAHASISWI IPPAK - USD SEBAGAI CALON GURU
PENDIDIKAN
AGAMA
KATOLIK
YANG
PROFESIONAL
DAN
BERSPIRITUAL”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Selama proses penulisan skripsi ini mulai dari perencanaan sampai pada
tahap akhir, penulis merasakan hambatan dan tantangan. Namun karena kebaikan
dan kasih Allah, penulis dapat menyelesaikannya. Selain itu banyak pihak yang
mendukung penulis, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Romo Drs. FX. Heryatno Wono Wulung, SJ. M. Ed selaku kaprodi dan dosen
pembimbing skripsi yang dengan kesediaannya, kesabaran serta kasih
sayangnya membimbing dan mengarahkan penulis selama proses penyusunan
tugas akhir serta selama pembelajaran di prodi IPPAK – USD ini.
2. Bapak Yoseph Kristianto, SFK. M. Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik
(DPA) yang telah membantu, mengarahkan serta memotivasi penulis selama
perkuliahan serta menyelesaikan tugas akhir ini.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3. Bapak Drs. L. Bambang Hendarto Y. M. Hum selaku dosen penguji ketiga
yang telah merelakan tenaga, waktu serta pikiran membimbing dan
mengarahkan penulis.
4. Segenap romo, bapak dan ibu dosen, serta karyawan-karyawan IPPAK – USD
yang telah memberikan dukungan, semangat dan motivasi kepada penulis
untuk memperlancar studi penulis.
5. Orang tua, adik, serta keluarga besar penulis yang telah mendukung dan
memberi semangat kepada penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan
tugas akhir ini.
6. Segenap teman-teman IPPAK angkatan 2010 yang selalu memberi dorongan,
semangat dan perhatian kepada penulis selama pembelajaran di kampus,
berjuang dan melangkah bersama.
7. Sahabat, teman-teman terbaik penulis serta kepada Bernadetta Linda
Kusumawati yang selalu memberikan semangat, motivasi, dukungan, serta
perhatian
kepada penulis selama pembelajaran serta dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.
8. Kepala sekolah, bapak dan ibu guru serta karyawan/wati SD Kanisius
Wirobrajan I yang telah mendukung penulis untuk menyelesaikan tugas akhir
ini.
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..........................................
vii
ABSTRAK ...................................................................................................
viii
ABSTRACT ...................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN ..............................................................................
xvi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii
BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Rumusan Masalah ....................................................................
8
C. Tujuan Penulisan. .....................................................................
8
D. Manfaat Penulisan. ...................................................................
8
E. Metode Penulisan .....................................................................
9
F. Sistematika Penulisan ...............................................................
9
BAB II. SOSOK GURU AGAMA YANG PROFESIONAL DAN
BERSPIRITUALITAS KRISTIANI ............................................
11
A. Sosok Guru Yang Profesional ..................................................
11
1. Guru Yang Profesional.........................................................
11
2. Empat Kompetensi Guru Profesional ..................................
14
a. Kompetensi Pedagogik ..................................................
15
b. Kompetensi Profesional ................................................
15
c. Kompetensi Kepribadian ...............................................
16
d. Kompetensi Sosial ........................................................
16
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B. Guru Agama Yang Berspiritualitas Kristiani .............................
17
1. Guru Kristiani ......................................................................
17
2. Guru Agama Katolik ............................................................
18
3. Spiritualitas Kristiani ...........................................................
24
4. Sosok Guru Agama Yang Berspiritualitas Kristiani. .............
26
BAB III. PEMBINAAN SPIRITUALITAS KRISTIANI MAHASISWAMAHASISWI IPPAK – USD SEBAGAI CALON GURU AGAMA
YANG PROFESIONAL DAN BERSPIRITUAL ...................... 31
A. Gambaran Umum Prodi IPPAK - USD .....................................
32
1. Visi dan Misi Prodi IPPAK – USD Tahun 2013 ....................
32
2. Tujuan Prodi IPPAK – USD .................................................
32
3. Gambaran Umum Mahasiswa-Mahasiswi IPPAK – USD .....
34
4. Pembelajaran dan Suasana Akademis Prodi IPPAK – USD ..
37
B. Penelitian Tentang Pembinaan Kristiani Mahasiswa-Mahasiswi
IPPAK - USD Sebagai Calon Guru Agama Katolik ..................
40
1. Desain Penelitian……………………………………… …..
40
a. Latar Belakang Penelitian ................................................
40
b. Rumusan Permasalahan ...................................................
42
c. Tujuan Penelitian ............................................................
42
d. Responden Penelitian ......................................................
43
e. Instrumen Pengumpulan Data ..........................................
43
1) Kuesioner …………………………………………….
44
2) Wawancara…………………………………………...
44
f. Jenis Penelitian ................................................................
44
g. Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................
45
h. Variabel Penelitian ..........................................................
45
i. Kisi-Kisi Penelitian .........................................................
46
2. Laporan Hasil Penelitian .......................................................
48
a. Laporan Penelitian Melalui Kuesioner………………….
49
b. Laporan Penelitian Melalui Wawancara………………
57
c. Pembahasan Hasil Kuesioner…………………………
60
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
d. Pembahasan Hasil Wawancara………………………..
62
e. Kesimpulan Penelitian………………………………...
63
BAB IV. USULAN PROGRAM KEGIATAN REKOLEKSI OUTING
UNTUK MAHASISWA-MAHASISWI IPPAK-USD SEBAGAI
UPAYA MENGEMBANGKAN SPIRITUALITAS KRISTIANI.. 65
A. Latar Belakang Diadakannya Rekoleksi Outing bagi MahasiswaMahasiswi IPPAK-USD ...........................................................
66
B. Program Serial Rekoleksi Untuk Mengembangkan Spiritualitas
Kristiani Mahasiswa-Mahasiswi IPPAK-USD ..........................
68
1. Latar Belakang Program .....................................................
68
2. Tujuan Pemilihan Program...................................................
70
3. Usulan Program Rekoleksi ...................................................
70
a. Tema Rekoleksi…………………………………………
71
b. Peserta…………………………………………………..
71
c. Tempat dan Waktu……………………………………..
71
d. Pelaksanaan Rekoleksi………………………………… .
71
e. Metode Rekoleksi………………………………………
72
f. Sarana…………………………………………………..
72
g. Pendamping……………………………………………
72
h. Matriks Program Rekoleksi…………………………… .
74
i. Susunan Acara…………………………………………
76
j. Contoh Salah Satu Persiapan…………………………..
76
BAB V. PENUTUP.....................................................................................
85
A. Kesimpulan ...........................................................................
85
B. Saran .....................................................................................
87
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
89
LAMPIRAN ...............................................................................................
92
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ...................................................................
(1)
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Angket ........................................................
(2)
Lampiran 3. Panduan Daftar Pertanyaan Wawancara ...................................
(4)
Lampiran 4. Transkrip Hasil Wawancara ....................................................
(5)
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Dokumen Gereja
CT
:Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II
kepada Para Uskup, Klerus dan segenap umat beriman tentang
katekese masa kini, 16 Oktober 1979
EN
:Evangelii Nuntiandi, Imbauan Apostolik Bapa Suci Paulus VI
tentang Karya Pewartaan Injil dalam Jaman Modern, 8 Desember
1975.
B. Singkatan Lain
Art
: Artikel
Dan
: Daniel
IPPAK
: Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Mat
: Matius
Mrk
: Markus
KWI
: Konferensi Wali Gereja Indonesia
Komkat
: Komisi Kateketik
Prodi
: Program Studi
PP
: Peraturan Pemerintah
UU
: Undang-undang
USD
: Universitas Sanata Dharma
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Data Mahasiswa-mahasiswi IPPAK – USD TA 2014/2015
Tabel 2.
Kisi-kisi Instrumen Gambaran Tentang Persepsi Mahasiswamahasiswi IPPAK terhadap guru agama Katolik yang Profesional
sekaligus berspiritualitas.
Tabel 3.
Kisi–kisi Instrumen Gambaran tentang tingkat Internalisasi
Mahasiswa- mahasiswi IPPAK terhadap sosok guru agama Katolik
yang profesional sekaligus berspiritualitas.
Tabel 4.
Jumlah Pembagian Responden Kuesioner
Tabel 5.
Guru
Agama
Katolik
yang
Profesional
menurut
pandangan/perspektif mahasiswa-mahasiswi IPPAK – USD
Tabel 6.
Sejauh mana mahasiswa-mahasiswi sudah mempersiapkan dirinya
menghayati spiritualitas Kristiani sebagai calon guru agama
Katolik.
Tabel 7.
Matriks Program Rekoleksi
Tabel 8.
Jadwal Rekoleksi Mahasiswa-Mahasiswi IPPAK - USD
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan bukan hanya semata-mata tugas guru dan lembaga
pendidikan (sekolah) melainkan tugas dari seluruh warga masyarakat. Orang tua
adalah pendidik yang utama dan pertama bagi anak-anak mereka. Orang tua
mempunyai pengaruh yang kuat bagi anak-anak, terutama penanaman nilai-nilai.
Sigit Setyawan (2013:128) mengatakan bahwa “para orang tua sebaiknya
menanamkan nilai-nilai sejak usia dini, meskipun membutuhkan waktu yang
cukup lama hingga mereka menemukan nilai-nilai yang ditanamkan itu relevan
dengan kehidupan mereka”. Selain itu, orang tua juga mempunyai kewajiban dan
hak yang tidak bisa diganggu untuk mendidik anak-anak mereka. Maka hendaklah
orang tua paham dan mengerti akan pentingnya tugas mereka sebagai pendidik
yang pertama dan utama. Peran besar orang tua juga seperti yang dikemukakan
oleh Sigit Setyawan (2013:92) merupakan agen utama dalam perkembangan anak.
Penulis melihat bahwa peran orang tua sangatlah vital dalam perkembangan
kepribadian anak.
Namun tidak sedikit anak-anak yang kurang mempedulikan dan
memperhatikan nilai-nilai yang ditanamkan orang tua mereka, karena terpengaruh
oleh pergaulan dan lingkungan sekitar yang kurang mendukung. Sigit Setyawan
(2013:92) mengatakan “pengaruh terjadi dengan kuat karena ada faktor
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
lingkungan dan peristiwa yang mendukung”. Selain itu juga, ada orang tua yang
kurang memperhatikan tindakan yang ditujukan kepada anak-anak mereka
sehingga anak-anak beranggapan bahwa orang tua tidak memberikan teladan yang
baik. Misalnya orang tua yang tidak mempunyai waktu bersama dengan anakanak mereka karena kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan. Ini salah satu
penyebab anak-anak kurang diperhatikan oleh orang tua dan beranggapan orang
tua tidak memberikan teladan yang baik.
Selain peran dari orang tua, peran guru dalam pendidikan juga sangat
penting. Guru banyak disebut sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa” yang berarti
guru mempunyai pengaruh yang kuat dalam masyarakat. Profesi guru juga
dipandang sebagai profesi yang mulia karena mengajarkan hal-hal yang baik, dari
yang awal tidak tahu menjadi semakin tahu. Dalam dunia pendidikan peran guru
menjadi sangatlah vital untuk mengajarkan hal-hal yang baru kepada para murid.
Dalam hal ini Sigit Setyawan (2013:1) mengatakan:
Peran guru yang dipandang mulia oleh masyarakat juga tercermin dari
akronim kata “guru” dalam bahasa Jawa sebagai digugu lan ditiru. Kata
“digugu” berarti hal-hal yang dikatakannya layak dipercayai oleh orang lain
dan “ditiru” berarti hal-hal yang dilakukannya layak dijadikan teladan.
Sosok guru berperan menanamkan nilai kepada anak-anak pada saat di
sekolah. Sedangkan orang tua menanamkan nilai-nilai di awal kehidupan anakanak dan menanamkan nilai ketika anak-anak berusaha untuk mengenal
lingkungan sekitarnya. Nilai yang dikomunikasikan oleh guru mempunyai
pengaruh bagi siswa, Sigit Setyawan (2013:23) mengatakan bahwa “hidup siswa
dibentuk oleh guru, terutama melalui nilai-nilai yang ditularkan oleh para guru”.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
Siswa membutuhkan sosok yang memberikan teladan yang baik dalam
kehidupannya. Sosok guru disini menjadi penting untuk memberikan teladan yang
baik di sekolah, karena dengan teladan yang baik dapat mencerminkan sosok guru
yang profesional. Sigit Setyawan (2013:88) mengatakan “keteladanan yang
disertai tindakan verbal dan dilakukan secara konsisten akan meningkatkan
kredibilitas guru”.
Namun ada permasalahan yang membuat profesi guru menjadi bias
sehingga kurang menghayati perannya sebagai guru, melainkan karena alasan
tuntutan profesi misalnya untuk proses sertifikasi dsb. Perhatian guru akan
kompetensi yang dimiliki juga semakin berkurang, hanya memperhatikan
beberapa kompetensi saja seperti kompetensi pedagogik. Sedangkan kompetensi
kepribadian dan sosial kurang diperhatikan. Selain tuntutan profesi, ada kendala
lain yaitu dari dalam diri guru itu sendiri. Guru kurang menghayati perannya
sebagai pendidik bagi siswanya, sehingga guru kurang dapat memotivasi siswa
untuk semakin berkembang dalam belajar. Sigit Setyawan (2013:127) mengatakan
“seorang guru sebaiknya menyadari bahwa dirinya memiliki potensi untuk
memengaruhi siswa”.
Guru sebagai awam Katolik berada di sekolah mempunyai tugas
membantu/memperlancar iman siswa sehingga siswa bangga akan imannya itu.
Lukas
Mandagi
(1984:23)
mengatakan
bahwa
“pendidik
tidak
hanya
memindahkan sekumpulan pengetahuan kepada siswa, melainkan menjadikan
Injil sebagai dasar dan sumber dari segala usaha agar menjadi manusia berpribadi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
dan utuh”. Pelayanan kaum awam Katolik di sekolah merupakan wujud panggilan
dalam bidang pendidikan yang disemangati oleh Kristus dan Injil-Nya.
Pendidikan agama Katolik sudah mengalami banyak perkembangan baik
kurikulumnya maupun pengajarnya (guru). Namun dari segi berkembangnya
pendidikan agama Katolik, masih tetap ada berbagai macam tantangan atau
kesulitan. Di sekolah-sekolah, baik itu di sekolah Katolik maupun sekolah negeri
pendidikan agama Katolik mempunyai kesulitan atau tantangan yang berbedabeda. Jam pelajaran pendidikan agama Katolik baik itu di sekolah negeri maupun
swasta Katolik sekitar 2-3 jam selama satu minggu. Tapi ada perbedaan seperti
jumlah murid yang mengikuti pelajaran agama Katolik. Di sekolah negeri jumlah
murid yang beragama Katolik lebih sedikit jadi ketika pelajaran agama Katolik
murid yang hadir kurang, bahkan tidak jarang ada yang digabung dengan kelas
lain. Di sekolah swasta Katolik yang mayoritas muridnya beragama Katolik tidak
kesulitan untuk mengajar pelajaran agama katolik, dan biasanya murid yang
beragama lain ikut menyesuaikan dan sambil menambah pengetahuan mereka
akan agama Katolik dan mampu menghargai temannya.
Dalam pelajaran agama Katolik itu sendiri, guru-guru agama ketika
mengajar kurang menghayati perannya sebagai guru agama. Lukas Mandagi
(1984:19) mengatakan “jumlah guru awam yang terjun dalam karya pendidikan
banyak, namun mereka memandang karya pendidikan sebagai partisipasi dalam
tugas Kristus demi mewartakan karya keselamatan kepada semua orang”. Guru
agama ketika mengajar di depan kelas bukan hanya memberikan hal yang baru
kepada siswa, melainkan perkataan dari Yesus sendiri yaitu sang Guru sejati.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
Tidak hanya berpaku pada buku saja melainkan membuka cakrawala siswa agar
semakin mendalami dan mencintai imannya akan Yesus sendiri. Jika dilihat dari
siswanya ketika mengikuti pelajaran agama, dari pengalaman beberapa siswa
mengungkapkan jika pelajaran agama kurang menarik, dan siswa mementingkan
pelajaran yang lain. Tidak dipungkiri jika siswa mengatakan demikian karena
pelajaran agama yang kurang menarik, baik itu pembawaan dari guru atau
materinya.
Dengan keprihatinan dan tantangan yang dihadapi, pendidikan agama
Katolik menjadi kurang berdampak bagi kehidupan siswa. Mereka hanya
mengikuti pelajaran agama saja di sekolah setelah itu kurang diperhatikan.
Kehidupan sehari-hari siswa di rumah menjadi kurang terbantu oleh pelajaran
agama Katolik. Sikap-sikap siswa juga perlu diperhatikan misalnya masih ada
siswa yang suka melakukan bullying, mencontek ketika ulangan maupun sikapsikap lain yang tidak mencerminkan seorang murid Katolik.
Prodi IPPAK berperan dalam mempersiapkan generasi penerus dalam
bidang keagamaan, dan selama ini sudah mampu menyumbangkan tenaga
pendidik, khususnya guru agama Katolik. Selain menjawab banyak keprihatinan
yang ada, prodi IPPAK juga memberi inovasi baik itu dalam bentuk pemikiran
maupun tenaga. Selain katekis yang berperan penting di paroki, ada guru agama
yang mempunyai peranan yang penting juga di sekolah. Mahasiswa-mahasiswi
IPPAK sebagai calon guru agama Katolik ditempa dan benar-benar dipersiapkan
untuk menjadi guru agama yang berspiritualitas. Mahasiswa-mahasiswi IPPAK
datang dari berbagai macam kalangan, baik itu awam maupun kaum religius
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
(biarawan/biarawati) yang mempunyai motivasi untuk belajar mengembangkan
diri. Para mahasiswa IPPAK belajar mengembangkan diri melalui kegiatan yang
ada di kampus baik itu terjadwal dalam mata kuliah maupun di luar mata kuliah,
misalnya belajar untuk berorganisasi.
Melalui segala hal yang prodi IPPAK berikan para mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari terlebih bagaimana
mengembangkan diri menjadi pribadi yang utuh. Utuh yang dimaksud adalah
berkembang dalam 3 hal yaitu head, heart, dan hands. Kegiatan-kegiatan di
kampus IPPAK sangat mendukung bagi perkembangan diri pribadi mahasiswa
baik itu dari mata kuliahnya sendiri maupun kegiatan di luar mata kuliah.
Panggilan hati mahasiswa-mahasiswi IPPAK semakin dipupuk dan dibaharui
dengan harapan mereka menjadi seorang guru yang tangguh dan mempunyai iman
yang matang.
Mahasiswa-mahasiswi IPPAK-USD adalah kaum muda gereja baik itu
awam dan juga kaum religiusnya yang mempunyai motivasi dalam dirinya
masing-masing.
Maka
itu
prodi
IPPAK-USD
dalam
perkuliahannya
mempersiapkan mahasiswa-mahasiswi untuk menjadi seorang guru agama
Katolik. Dalam perkuliahan ada beberapa mata kuliah yang mendukung dalam
pelaksanaan PPL PAK PD dan PPL PAK PM, seperti pembinaan Spiritualitas dan
persiapan PPL sekolah. Mata kuliah Pembinaan Spiritualitas sangat berguna bagi
mahasiswa-mahasiswi IPPAK karena dari mata kuliah ini mahasiswa-mahasiswi
semakin dibentuk dan dipersiapkan agar menjadi sosok guru yang mempunyai
spiritualitas Kristiani yang kokoh. Guru agama Katolik perlu mempunyai identitas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
akan dirinya yang sebagai guru agama Katolik.
7
Mintara (2009:14-21)
mengemukakan tentang identitas guru Kristiani seperti sikap berani merendahkan
diri, melayani secara tulus, dan memberi teladan, selain itu mempunyai kepekaan
untuk melihat konteks dan situasi batin muridnya. Keutamaan yang mendasar
adalah memasukkan pribadi para muridnya ke dalam jantung hatinya, dan dibawa
kedalam doanya.
Prodi IPPAK telah menyelenggarakan pendidikan untuk calon-calon guru
agama Katolik yang siap diutus. Prodi meyakini untuk membina/mendidik calon
guru agama Katolik masih mempunyai banyak peluang yang besar. Selain itu
mahasiswa-mahasiswi IPPAK tiap tahun akademis juga mengalami pertumbuhan
yang baik, mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang bersatu dalam
motivasi menjadi pendidik yang berilmu dan bijaksana (Pradnyawidya).
Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa spiritualitas Kristiani perlu
dikembangkan dalam diri mahasiswa-mahasiswi IPPAK-USD yang akan menjadi
guru agama Katolik. Spiritualitas Kristiani perlu dikembangkan agar membantu
mahasiswa-mahasiswi IPPAK-USD menjadi sosok guru yang profesional serta
berspiritualitas. Dalam rangka itu penulis terdorong menulis tugas akhir dengan
judul:
UPAYA
PENGEMBANGAN
SPIRITUALITAS
KRISTIANI
MAHASISWA-MAHASISWI IPPAK-USD SEBAGAI CALON GURU
PENDIDIKAN
AGAMA
BERSPIRITUAL.
KATOLIK
YANG
PROFESIONAL
DAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Sosok guru agama Katolik seperti apa yang profesional dan berspiritualitas
Kristiani?
2.
Sejauh mana mahasiswa-mahasiswi IPPAK – USD telah menginternalisasi
spiritualitas Kristiani di dalam masa studinya?
3.
Usaha apa yang dapat dilakukan untuk mengembangkan spiritualitas Kristiani
oleh mahasiswa-mahasiswi IPPAK-USD sebagai calon guru agama Katolik?
C. TUJUAN PENULISAN
1.
Menemukan sosok guru agama Katolik yang profesional sekaligus
berspiritualitas.
2.
Mengetahui tingkat penghayatan spiritualitas Kristiani mahasiswa-mahasiswi
IPPAK-USD.
3.
Menemukan bentuk-bentuk usaha untuk mengembangkan spiritualitas
Kristiani mahasiswa-mahasiswi IPPAK-USD sebagai calon guru agama
Katolik yang profesional dan berspiritual.
D. MANFAAT PENULISAN
Penulisan skripsi ini diharapkan akan memberikan pengetahuan dan juga
wawasan tentang pengembangan spiritualitas Kristiani bagi mahasiswa-mahasiswi
IPPAK-USD sebagai calon guru agama Katolik. Adapun harapan tersebut antara
lain:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1.
9
Bagi calon guru agama Katolik dapat menambah wawasan dan juga semakin
mendalami tentang spiritualitas Kristiani.
2.
Bagi mahasiswa-mahasiswi IPPAK – USD dapat semakin menyadari sebagai
calon guru agama katolik bagaimana pentingnya spiritualitas Kristiani itu
dikembangkan dalam dirinya untuk menjadi pribadi yang utuh.
3.
Bagi penulis sendiri, dengan menulis skripsi ini dapat membuka wawasan dan
juga semakin mendalami spiritualitas Kristiani sebagai semangat untuk
menjadi seorang guru agama Katolik.
E. METODE PENULISAN
Adapun metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif
analisis. Deskriptif analisis adalah metode dengan penggambaran secara nyata
keadaan mahasiswa-mahasiswi IPPAK-USD sebagai calon guru agama Katolik.
Dalam metode ini penulis akan menggunakan kuesioner (instrumen penelitian)
untuk memperoleh data dan wawancara. Data ini sebagai penguat untuk deskripsi
yang penulis gunakan selain itu penulis juga menggunakan metode studi pustaka.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Skripsi yang berjudul “UPAYA PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS
KRISTIANI MAHASISWA-MAHASISWI IPPAK-USD SEBAGAI CALON
GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK YANG PROFESIONAL DAN
BERSPIRITUAL” ini, secara umum akan memuat pokok-pokok sebagai berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
Bab I berisi latar belakang penulisan, rumusan permasalahan, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, metode dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II berisi uraian tentang Sosok Guru Agama Yang Berspiritualitas Kristiani.
Uraian bab II ini terbagi menjadi beberapa pokok yaitu, pengertian spiritualitas
Kristiani, spiritualitas guru Kristiani, guru agama, guru agama Katolik, dan sosok
guru agama Katolik yang berspiritualitas Kristiani.
Bab III berisi uraian mengenai gambaran situasi spiritualitas Kristiani mahasiswamahasiswi IPPAK-USD yang terbagi dalam dua pokok pembahasan yaitu;
gambaran umum prodi IPPAK-USD, penelitian tentang pembinaan spiritualitas
Kristiani mahasiswa-mahasiswi IPPAK-USD, dan hasil penelitian tentang
spiritualitas Kristiani mahasiswa-mahasiswi IPPAK-USD.
Bab IV berisi program kegiatan serial rekoleksi untuk mengembangkan
spiritualitas Kristiani bagi mahasiswa-mahasiswi IPPAK-USD sebagai calon guru
pendidikan agama Katolik. Bab ini menguraikan latar belakang program, tema
dan tujuan program, penjabaran program, petunjuk pelaksanaan program, dan
contoh pelaksanaan program.
Bab V berisi penutup yang mencakup kesimpulan dan saran.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
SOSOK GURU AGAMA YANG PROFESIONAL DAN
BERSPIRITUALITAS KRISTIANI
Pada bab II ini, penulis akan memaparkan tentang Sosok Guru Agama yang
mempunyai spiritualitas Kristiani. Penulis akan menyoroti tentang spiritualitas
Kristiani seorang guru agama Katolik di sekolah dan akan memberikan
sumbangan pemikiran dari berbagai sumber bagaimana sosok guru agama Katolik
yang berspiritualitas.
Dalam bab II ini, penulis membahas tentang sosok guru agama Katolik yang
berspiritualitas Kristiani. Bab II ini merupakan kajian pustaka, maka penulis
membagi bab dalam dua bagian yaitu sosok guru secara umum dan kemudian
sosok guru yang berspiritualitas Kristiani.
A. Sosok Guru Yang Profesional
1. Guru Yang Profesional
Guru dalam pepatah Jawa adalah sosok manusia yang harus dapat digugu
dan ditiru. Digugu artinya segala ucapannya harus dapat dipercaya, sedangkan
ditiru artinya segala tingkah lakunya harus dapat diteladani oleh murid-murid.
Selain memberi teladan yang baik, guru juga berperan penting untuk membimbing
murid-murid (Winkel, 2005: 221).
UU Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1,
menyatakan:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Dalam undang-undang ini dapat dilihat bahwa guru adalah pendidik
profesional. Guru yang profesional yang dimaksud seorang guru mampu
menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian,
dan profesional. Tugas utama seorang guru adalah sebagai pendidik profesional
dimanapun guru itu mengajar baik pada pendidikan dasar ataupun menengah.
Tugas guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan
juga menilai peserta didik. Sedangkan PP No. 38/1992, bab 1, pasal 1, ayat 1
menjelaskan bahwa tenaga kependidikan adalah warga masyarakat yang
mengabdikan diri secara langsung dalam penyelenggaraan lembaga kependidikan
tertentu (Samana, 1994:11).
Surat Edaran Mendikbud dan Kepala BAKN No. 57686/MPK/1989
mendefinisikan guru ialah pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas,
wewenang, dan tanggungjawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
pendidikan di sekolah, termasuk hak yang melekat dalam jabatan. Suparlan (2006:
9) mengartikan guru sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual,
emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.
UU Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal
2 ayat 1 menjelaskan: “Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional
pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan”. Dengan kedudukan yang dipunyai oleh guru tersebut maka
guru mempunyai fungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai
agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Selain itu dalam UU ini pada pasal 8 menjelaskan tentang “Guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.
Uzer Usman (1991: 4) menyatakan bahwa ada tiga jenis tugas guru yaitu
tugas dalam bidang profesi, tugas bidang kemanusiaan, dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan. Dalam bidang profesi, bagaimana guru dapat mengajar dan
mendidik siswa dan memberikan pengajaran yang baru. Dalam bidang
kemanusiaan, bagaimana guru dapat menjadi orang tua asuh siswa selama di
sekolah. Dalam bidang masyarakat, guru mendapat posisi yang baik karena
mengajarkan tentang pengetahuan baru kepada orang lain.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, terdapat komponen-komponen
yang saling berinteraksi antara lain guru, isi atau materi pelajaraan, dan siswa.
Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana, seperti
metode, media, dan penataan lingkungan tempat belajar sehingga tercipta situasi
belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya. Suparlan (2006: 10) mengatakan “Guru adalah seseorang yang
memiliki tugas sebagai fasilitator agar siswa dapat belajar dan atau
mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, melalui
lembaga pendidikan sekolah”. Dapat disimpulkan bahwa guru yang memegang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
peranan sentral dalam proses belajar mengajar menjalankan tiga tugas utama,
yaitu merencanakan, melaksanakan pengajaran, dan memberikan balikan
(Muhammad Ali, 1987: 4-6). Memberikan balikan artinya memberi tanggapan
atas respon siswa atau pertanyaan dari para siswa ketika di kelas.
Proses belajar dan mengajar masa kini berbeda dengan pembelajaran yang
lalu. Perbedaannya terletak pada peserta didik yang kini menjadi pusat
pembelajaran, bukan hanya gurunya. Dalam pengemasan proses pembelajarannya
pun berbeda, guru tidak hanya berbicara di depan kelas melainkan harus
menciptakan pembelajaran yang aktif dan interaktif dan dikemas dalam
pembelajaran kolaboratif dan kooperatif. SCL (Student Centered Learning) adalah
proses pembelajaran yang terletak pada peserta didik, dimana mereka dapat
memperoleh fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya, sehingga mereka
akan memperoleh pemahaman yang mendalam, dan pada akhimya dapat
meningkatkan mutu kualitas peserta didik.
2.
Empat Kompetensi Guru Profesional
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan mereka. Pasal 28 ayat 3 Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara tegas
dinyatakan bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai agen
pembelajaran. Keempat kompetensi itu adalah kompetensi pedagogik, kompetensi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Untuk menjadi guru
yang profesional harus memiliki empat kompetensi ini antara lain:
a.
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru untuk memahami siswa,
bagaimana merancang dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi hasil
belajar siswa serta mampu untuk mengembangkan siswa itu sendiri. Dalam
kompetensi pedagogik ini bagaimana guru mampu untuk mengelola pembelajaran
mulai dari awal sampai akhir, selain itu guru juga membantu siswa untuk
mengembangkan pada ranah kognitif (pengetahuan) dengan kata lain guru mampu
mengelola pembelajaran di kelas.
b.
Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan guru menguasai kurikulum
materi pembelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan bidang
keilmuannya. Selain itu bagaimana guru juga mampu mempersiapkan administrasi
pembelajarannya. Guru juga mampu untuk menunjukkan sisi kreatifitasnya dalam
mengemas materi agar menarik minat belajar siswa, selain itu mampu
menggunakan media pembelajaran yang sesuai agar motivasi belajar siswa itu
meningkat. Dengan berkembangnya zaman maka guru juga mengikuti
perkembangan ilmu pendidikan terkini yang selalu dinamis. Tugas guru bukan
semata memberikan materi pelajaran kepada siswa saja melainkan bagaimana
membentuk karakter siswa itu sendiri.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
c.
16
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kompetensi yang berifat personal dari
seorang guru. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan
memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun lingkungan
sekitarnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu” (ditaati
nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (dicontoh sikap dan perilakunya).
Kemampuan kepribadian seorang guru juga mencerminkan kehidupannya
baik itu dilihat dari faktor fisik maupun psikisnya setiap perkataan, tindakan, dan
tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan kepribadian seseorang.
Samana (1994:54) mengatakan bahwa kompetensi kepribadian merupakan modal
dasar bagi seorang guru dalam menjalankan tugas keguruannya. Selain itu guru
juga mampu menjadi seorang pemimpin baik itu di dalam lingkup sekolah
maupun di luar sekolah, dengan tujuan menciptakan suasana belajar yang
kondusif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan kompetensi
kepribadian ini guru dapat menjadi teladan dan panutan bagi para siswanya.
d.
Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial seorang guru dapat dilihat dari cara berkomunikasi dan
bergaul secara efektif baik dengan orang tua, sesama guru, maupun dengan siswa
itu sendiri. Selain itu guru tidak boleh mempunyai sikap eksklusif melainkan
inklusif dan tidak mendiskriminasi siswa. Kompetensi sosial juga bagaimana guru
mempunyai cara berkomunikasi yang baik terlebih santun serta mampu
memberikan interaksi yang baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
masyarakat. Samana (1994:54) mengatakan bahwa kompetensi sosial merupakan
salah satu modal dasar bagi seorang guru dalam menjalankan tugas keguruannya.
B. Guru Yang Berspiritualitas Kristiani
1. Guru Kristiani
Guru Kristiani adalah seorang awam atau seorang religius (biarawan,
biarawati dan klerus), baik itu beragama Protestan atau Katolik yang mempunyai
profesi sebagai pengajar di sekolah. Guru Kristiani juga mengajar baik itu di
pendidikan dasar maupun pendidikan menengah. Dalam pelayanannya sebagai
pengajar, guru Kristiani haruslah mampu untuk memberikan kesaksian imannya
dan pelayanannya itu sebagai tugas sosial Gereja. Sebagai pengajar, guru Kristiani
juga haruslah mampu bertindak sebagai pemimpin tapi bukan pemimpin dalam
arti harafiah, melainkan mampu memiliki kedalaman hidup dan memberikan
teladan yang baik bagi orang di sekitarnya. Mintara (2009: 5) mengatakan bahwa
“Seorang pemimpin mesti memiliki kedalaman hidup. Ia mesti seorang pribadi
yang mengakar kuat. Ia tidak mudah bengkok dan ia tahan uji.”
Guru Kristiani berpusat pada Yesus Kristus, Sang Guru Sejati. Selain itu
juga, dalam mengajar pastilah berisi tentang Kristus sendiri dan ajaran-Nya, dan
bagaimana mewujudkannya pada masa sekarang. Pada saat pelayanan-Nya, Yesus
mengajar orang banyak yang mengikuti-Nya dan mendengarkan ajaran-Nya. Pada
masa sekarang, tugas mengajar itu sudah dilanjutkan oleh guru-guru Kristiani,
yang harus mampu menjalankan tugas seperti Yesus. Dalam proses pembelajaran,
guru Kristiani juga harus mempunyai semangat Kristiani, misalnya seperti
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
kebenaran, kesetiaan dan kasih. Misalnya untuk nilai kebenaran, guru Kristiani
mengajarkan tentang kebenaran pada murid-murid. Dalam mengajar, guru
Kristiani tidak hanya mengajarkan tentang kebenaran-kebenaran tapi juga
bagaimana dapat berkomunikasi dengan Allah itu sendiri (bdk CT art 7).
Berkomunikasi dengan Allah yang dimaksudkan adalah bagaimana guru mampu
menunjukkan bahwa dirinya memberikan teladan misalnya ketika berdoa secara
pribadi.
Guru Katolik mencerminkan orang Kristiani yang mengabdikan diri pada
kehidupan orang banyak, terutama dalam tugas menjadi seorang pendidik di
sekolah. Guru Kristiani bertugas mendidik para murid melalui pelajaran agama
Katolik di sekolah. Melalui tugasnya yaitu mendidik guru dapat membuat orang
banyak terbantu terutama dalam hal pendidikan. Sebagai orang Kristiani, tugas
menjadi seorang guru merupakan suatu panggilan hati, karena dengan melayani
dengan sepenuh hati maka guru itu dapat menghayati tugas yang diembannya.
Panggilan hati yang dimaksud adalah bagaimana guru itu menghayati bahwa
menjadi gurulah panggilan hidupnya. Guru merupakan tugas yang mulia d