Spiritualitas Bunda Maria sebagai teladan bagi mahasiswa IPPAK dalam menghadapi permasalahan.
viii ABSTRAK
Skripsi ini berjudul SPIRITUALITAS BUNDA MARIA SEBAGAI TELADAN BAGI MAHASISWA IPPAK DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN.Latar belakang munculnya judul skripsi di atas adalahhidup yang tidakselamanya berjalan mulus, pasti akan ada cobaan atau rintangan yang menghalangi tujuan atau cita-cita kita. Dibutuhkan kekuatan yang besar untuk menghadapi semua cobaan yang ada untuk dapat menyelesaikan kuliah dengan baik, salah satunya bisa dengan meneladani Bunda Maria. Oleh karena itu, ini menjadi keprihatinan penulis untuk mengetahui seberapa besar pengenalan mahasiswa IPPAK terhadap Spiritualitas Bunda Maria dan sejauh mana mahasiswa IPPAK dapat menjadikan Bunda Maria sebagai teladan dalam menghadapi setiap permasalahan yang datang.
Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah berapa banyak mahasiswa IPPAK yang berdevosi kepada Bunda Maria dan berapa besar mahasiswa IPPAK mengenal dan mampu meneladani Spiritualitas Bunda Maria, sebagai sumber kekuatan mahasiswa IPPAK dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada. Untuk mengkaji masalah ini diperlukan data yang sangat akurat. Oleh karena itu penyebaran kuisioner kepada mahasiswa IPPAK yang diwakili oleh mahasiswa IPPAK angkatan 2011, sudah dilaksanakan. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling yaitu teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam penelitian yang dilaksanakan. Instrumen yang digunakan ialah skala likert. Skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang pengetahuan akan Spiritualitas Bunda Maria, seberapa banyak mahasiswa IPPAK yang berdevosi kepada Bunda Maria, sikap yang dapat diteladani dari sosok Bunda Maria, manfaat dari berdevosi kepada Bunda Maria, dan apa yang akan dilakukan ke depannya demi keberhasilan kuliah, yang dikembangkan dalam 12 soal kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 90% atau 27 responden dari 30 responden menunjukan bahwa berdoa dan berevosi kepada Bunda Maria membuat mereka semakin dapat tenang saat sedang menghadapi masalah terutama selama masa kuliah. Belum seluruh mahasiswa IPPAK khususnya angkatan 2011 mengenal dan berdevosi serta meneladani Bunda Maria, maka dari itu masih diperlukan pendampingan untuk pengenalan sosok Bunda Maria kepada mahasiswa IPPAK itu sendiri. Dari hasil penelitian para mahasiswa IPPAK angkatan 2011, juga mengatakan bahwa masih perlu pengenalan dan memperdalam Spiritualitas Bunda Maria agar dapat semakin lebih kuat dan tegar ketika menghadapi masalah dan kesulitan terutama selama masa kuliah.Salah satu caranya adalah dengan mengadakan pendalaman iman dengan model Shared Christian Praxis. DiharapkanShared Christian Praxisdapat menjawab kebutuhan dari mahasiswa IPPAK khususnya mahasiswa angkatan 2011, agar mereka dapat lebih mengenal sosok Bunda Maria, khususnya Spiritualitas Bunda Maria sehingga dapat meneladani Bunda Maria. Dan pada akhirnya mahasiswa IPPAK dapat menjalani perkuliahan dengan lebih tenang dan dapat lulus dengan hasil memuaskan.
(2)
ix
ABSTRACT
This thesis titled SPIRITUALITY OF MOTHER MARY AS A SOURCE OF STRENGTH IN FACETHE PROBLEM FOR STUDENTS OF IPPAK . The background of the thesis title above is life not always go smoothly , there would be a trial or obstacles that hinder the goal or our ideals . It takes great strength to face all the trials that there is to be able to complete the course work , one of them can imitate the Mother Mary. Therefore, it becomes a concern for the writer to know how big the indentification of student of IPPAK against Spirituality of Mother Mary and the extent to which students of IPPAK can make Mother Mary as an example in dealing with any problems that come up .
A primary issue in this thesis is how many students IPPAK that devotion to the Blessed Mother Mary and how much students of IPPAK know and are able to emulate Spirituality of Mary, as source of strength student of IPPAK in face of every existing problems. To examine this issue isrequired very accurate data. Therefore the distribution of questionnaires to students of IPPAK represented by student IPPAK class of 2011, has been implemented. Taking a sample by purposive sampling technique used to achieve certain goals in research conducted. The instrument used is a Likertscale. Likert scale was used to measure attitudes, opinions, and perceptions of a person or group of people on the knowledge of the spirituality of Mary, how many students IPPAK that devotion to Mary, exemplary attitude of the figure of the Virgin Mary, the benefits of devotion to Mary, and what will be the future for the success of the lecture, which was developed in the 12 question questionnaire .
The results showed that 90% or 27 respondents out of 30 respondents indicated that prayer and devotion to the Blessed Mother makes them more able to calm when facing a problem especially during college. Not all students IPPAK particular class of 2011 recognize and devotion, and imitate Mary, therefore still needed assistance to the introduction of the figure of the Virgin Mary to students IPPAK itself. From the results of the students IPPAK class of 2011, also said that still need an introduction and deepen the spirituality of Mary to be increasingly more powerful and brave when facing problems and difficulties, especially during the school term. One way is to hold a deepening of faith with Shared Christian Praxis models. Expected Shared Christian Praxis can address the needs of students, especially students IPPAK class of 2011, so that they can better know the figure of the Virgin Mary, in particular spirituality so as to imitate the Blessed Mother Mary. And in the end can lead college students IPPAK with quieter and can pass with satisfactory results .
(3)
SPIRITUALITAS BUNDA MARIA SEBAGAI TELADAN BAGI MAHASISWA IPPAK DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Faola Sulistiana NIM: 091124004
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2015
(4)
(5)
(6)
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada
Bunda Maria dan PutraNya Tuhan Yesus Kristus.
Keluargaku yang selalu mendukung dan membantu : eyang, mamah, om, tante dan
adekku yang tercinta
Teman-teman terbaikku, para sahabat angkatan 2009, dan semua pihak yang selalu
membantu, mendampingi dan memberikan semangat baik dalam keadaan suka
maupun duka.
Para Romo, dosen dan karyawan di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan
Pendidikan Agama Katolik
Universitas Sanata Dharma
(7)
v MOTTO
“Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanMu”
(8)
(9)
(10)
viii ABSTRAK
Skripsi ini berjudul SPIRITUALITAS BUNDA MARIA SEBAGAI TELADAN BAGI MAHASISWA IPPAK DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN.Latar belakang munculnya judul skripsi di atas adalahhidup yang tidakselamanya berjalan mulus, pasti akan ada cobaan atau rintangan yang menghalangi tujuan atau cita-cita kita. Dibutuhkan kekuatan yang besar untuk menghadapi semua cobaan yang ada untuk dapat menyelesaikan kuliah dengan baik, salah satunya bisa dengan meneladani Bunda Maria. Oleh karena itu, ini menjadi keprihatinan penulis untuk mengetahui seberapa besar pengenalan mahasiswa IPPAK terhadap Spiritualitas Bunda Maria dan sejauh mana mahasiswa IPPAK dapat menjadikan Bunda Maria sebagai teladan dalam menghadapi setiap permasalahan yang datang.
Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah berapa banyak mahasiswa IPPAK yang berdevosi kepada Bunda Maria dan berapa besar mahasiswa IPPAK mengenal dan mampu meneladani Spiritualitas Bunda Maria, sebagai sumber kekuatan mahasiswa IPPAK dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada. Untuk mengkaji masalah ini diperlukan data yang sangat akurat. Oleh karena itu penyebaran kuisioner kepada mahasiswa IPPAK yang diwakili oleh mahasiswa IPPAK angkatan 2011, sudah dilaksanakan. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling yaitu teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam penelitian yang dilaksanakan. Instrumen yang digunakan ialah skala likert. Skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang pengetahuan akan Spiritualitas Bunda Maria, seberapa banyak mahasiswa IPPAK yang berdevosi kepada Bunda Maria, sikap yang dapat diteladani dari sosok Bunda Maria, manfaat dari berdevosi kepada Bunda Maria, dan apa yang akan dilakukan ke depannya demi keberhasilan kuliah, yang dikembangkan dalam 12 soal kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 90% atau 27 responden dari 30 responden menunjukan bahwa berdoa dan berevosi kepada Bunda Maria membuat mereka semakin dapat tenang saat sedang menghadapi masalah terutama selama masa kuliah. Belum seluruh mahasiswa IPPAK khususnya angkatan 2011 mengenal dan berdevosi serta meneladani Bunda Maria, maka dari itu masih diperlukan pendampingan untuk pengenalan sosok Bunda Maria kepada mahasiswa IPPAK itu sendiri. Dari hasil penelitian para mahasiswa IPPAK angkatan 2011, juga mengatakan bahwa masih perlu pengenalan dan memperdalam Spiritualitas Bunda Maria agar dapat semakin lebih kuat dan tegar ketika menghadapi masalah dan kesulitan terutama selama masa kuliah.Salah satu caranya adalah dengan mengadakan pendalaman iman dengan model Shared Christian Praxis. DiharapkanShared Christian Praxisdapat menjawab kebutuhan dari mahasiswa IPPAK khususnya mahasiswa angkatan 2011, agar mereka dapat lebih mengenal sosok Bunda Maria, khususnya Spiritualitas Bunda Maria sehingga dapat meneladani Bunda Maria. Dan pada akhirnya mahasiswa IPPAK dapat menjalani perkuliahan dengan lebih tenang dan dapat lulus dengan hasil memuaskan.
(11)
ix
ABSTRACT
This thesis titled SPIRITUALITY OF MOTHER MARY AS A SOURCE OF STRENGTH IN FACETHE PROBLEM FOR STUDENTS OF IPPAK . The background of the thesis title above is life not always go smoothly , there would be a trial or obstacles that hinder the goal or our ideals . It takes great strength to face all the trials that there is to be able to complete the course work , one of them can imitate the Mother Mary. Therefore, it becomes a concern for the writer to know how big the indentification of student of IPPAK against Spirituality of Mother Mary and the extent to which students of IPPAK can make Mother Mary as an example in dealing with any problems that come up .
A primary issue in this thesis is how many students IPPAK that devotion to the Blessed Mother Mary and how much students of IPPAK know and are able to emulate Spirituality of Mary, as source of strength student of IPPAK in face of every existing problems. To examine this issue isrequired very accurate data. Therefore the distribution of questionnaires to students of IPPAK represented by student IPPAK class of 2011, has been implemented. Taking a sample by purposive sampling technique used to achieve certain goals in research conducted. The instrument used is a Likertscale. Likert scale was used to measure attitudes, opinions, and perceptions of a person or group of people on the knowledge of the spirituality of Mary, how many students IPPAK that devotion to Mary, exemplary attitude of the figure of the Virgin Mary, the benefits of devotion to Mary, and what will be the future for the success of the lecture, which was developed in the 12 question questionnaire .
The results showed that 90% or 27 respondents out of 30 respondents indicated that prayer and devotion to the Blessed Mother makes them more able to calm when facing a problem especially during college. Not all students IPPAK particular class of 2011 recognize and devotion, and imitate Mary, therefore still needed assistance to the introduction of the figure of the Virgin Mary to students IPPAK itself. From the results of the students IPPAK class of 2011, also said that still need an introduction and deepen the spirituality of Mary to be increasingly more powerful and brave when facing problems and difficulties, especially during the school term. One way is to hold a deepening of faith with Shared Christian Praxis models. Expected Shared Christian Praxis can address the needs of students, especially students IPPAK class of 2011, so that they can better know the figure of the Virgin Mary, in particular spirituality so as to imitate the Blessed Mother Mary. And in the end can lead college students IPPAK with quieter and can pass with satisfactory results .
(12)
x
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah yang Maha Kasih, Sang
sumber hidup karena atas berkat, rahmat dan kasih-Nya telah membimbing,
menuntun dan menyertai penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul SPIRITUALITAS BUNDA MARIA SEBAGAI TELADAN BAGI
MAHASISWA IPPAK DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN.
Skripsi ini penulis susun sebagai kepedulian dan keprihatinan terhadap
mahasiswa yang mudah menyerah dan memilih berhenti di tengah masa studinya,
di Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Bertolak dari situasi
tersebut, penulis tertarik untuk membantu para mahasiswa IPPAK dalam
menguatkan batin mereka dengan lebih memperkenalkan Spiritualitas Bunda
Maria sebagai teladan untuk dapat menjadi pribadi yang kuat dalam menghadapi
setiap masalah yang ada. Begitu banyak cobaan yang datang pada masa studi; rasa
jenuh, terbebani dengan tugas yang begitu menumpuk dan sulit, konflik dengan
teman, tekanan karena pilihan dari keluarga, masalah biaya, dll. Dari begitu
banyak cobaan dan masalah yang datang dapat membuat kita terlalu mudah
menyerah dan memilih berhenti di tengah masa studi. Oleh karena itu, penulisan
skripsi ini dimaksudkan untuk dapat lebih memperkenalkan Spiritualitas Bunda
Maria kepada mahasiswa IPPAK, untuk dapat dijadikan teladan ketika sedang
dalam kesulitan.Selain itu, skripsi ini juga disusun sebagai salah satu syarat untuk
(13)
xi
Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Berkat dukungan, pendampingan, bimbingan dan kerja sama yang baik dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, akhirnya penulisan
skirpsi ini bisa diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu dengan penuh rasa
syukur penulis menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya dan
mengucapkan banyak terimakasih melalui kesempatan ini kepada:
1. Dr. C. Putranto, SJ selaku dosen pembmbing utama yang telah memberikan
kesempatan, memberikan waktu luang, rendah hati untuk membimbing,
mengarahkan, memberikan masukan-masukan juga pengetahuannya yang
membangun dan bermanfaat dari awal hingga akhir penulisan skripsi dengan
penuh kesabaran dan murah hati sehingga selesainya penulisan skripsi ini.
2. Ibu Dra. Y. Supriyati, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik dan dosen
penguji II yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi,
masukan-masukan yang bermanfaat bagipenulis ketika menghadapi hambatan maupun
masalah dalam menyelesaikan skripsi danselama proses kuliah di IPPAK.
3. Bapak P. Banyu Dewa HS, S.Ag.,M.Si selaku dosen penguji III yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membaca dan memberikan saran, masukan
yang berarti dan membangun dalam perkembangan skripsi dan hidup penulis.
4. Kaprodi IPPAK-USD Yogyakarta, Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ,
M.Ed., yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menyusun skripsi
(14)
xii
5. Segenap staf dosen program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan
Agama Katolik jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang dengan sepenuhhati, penuh kesabaran telah
mendidik, menuntun, mendampingi, mengarahkan dan membimbing penulis
selama menempuh proses pendidikan dari awal sampai terselesaikannya
penulisan skripsi ini.
6. Segenap staf karyawan Ilmu Pendidikan kekhususan Pendidikan Agama
Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang selalu menyapa,
memberikan senyuman, dan melayani penulis maupun mahasiswa/i dengan
sepenuh hati dan kekeluargaan selama menjalani proses pendidikan dari awal
sampai menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Keluargaku : Eyang, Mamah Godelia Elyana, Om Suknandar, Tante Lucila
Iriani dan adikku Julius Bobby yang dengan penuh kasih dan cinta selalu
mendoakan, mendukung, memberi semangat, menegur, mengingatkan,
membantu penulis dalam setiap perjalanan studi di IPPAK-USD Yogyakarta
sehingga mendorong penulis untuk menyelesaikan studi ini dan membuat
mereka bahagia.
8. Para sahabat angkatan 2009 yang telah mendukung, membantu dan
menyemangati dengan kebersamaan, persaudaraan, kekeluargaan yang turut
berperan dalam bentuk apapun sehingga penulis semakin mampu dan
dikuatkan untuk terus berjuang dari awal studi sampai akhir studi ini.
9. Orang yang kucintai dan para sahabat terbaikku: Robertus Rudy, Papih
(15)
xiv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii
HALAMAN PENGESAHAN………... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……….... iv
MOTTO………... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA………... vii
ABSTRAK………... viii
ABSTRACT……….. ix
KATA PENGANTAR………... x
DAFTAR ISI……….... xiv
BAB I. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang………... 1
B. Rumusan Masalah………... 5
C. Tujuan Penulisan………... 5
D. Manfaat Penulisan………... 6
E. Sistematika Penulisan………... 6
BAB II. SPIRITUALITAS BUNDA MARIA SEBAGAI TELADAN... 8
A. Spiritualitas Bunda Maria ………... 8
1. Spiritualitas ………... 8
a. Istilah Spiritualitas ………... 8
b. Ciri-Ciri Spiritualitas Katolik………..…... 9
2. Bunda Maria ………. 11
a. Maria dalam Lumen Gentium ……… 11
b. Bunda Maria sebagai Teladan dalam Proses Beriman ….……... 14
c. Peranan Maria bagi Kita ………. 16
(16)
xv
B. Kekuatan Batin dalam Menghadapi Masalah………... 27
C. Cara-Cara Menjadi Pribadi yang Kuat dalam Menghadapi Masalah ……. 30
1. Mengatasi Stress ... 30
2. Menghilangkan Pikiran Negatif ………... 31
3. Menghadapi Kritik ... 32
4. Mengelola Emosi ... 32
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN SPIRITUALITAS BUNDA MARIA SEBAGAI TELADAN BAGI MAHASISWA IPPAK DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN………... 33
A. Prodi IPPAK ... 33
B. Mahasiswa IPPAK ... 34
C. MetodologiPenelitian ……… 37
1. Tujuan Penelitian ... 37
2. Tempat Penelitian ... 38
3. Metode Penelitian ………. 38
4. Responden Penelitian ………... 38
5. Instrumen Penelitian ………. 38
D. Laporan Hasil Penelitian ……….. ……… 40
1. Gambaran Penghayatan Spiritualitas Bunda Maria Sebagai Kekuatan Mahasiswa IPPAK Angkatan 2011 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta……….. 40
2. Manfaat Devosi Kepada Bunda Maria Menjadi Sumber Kekuatan Mahasiswa IPPAK angkatan 2011 dengan meneladaniBunda Maria 43 E. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 46
1. Gambaran Penghayatan Spiritualitas Bunda Maria Sebagai Kekuatan Mahasiswa IPPAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 46 a. Mahasiswa angkatan 2011 yang berdevosi dan meneladani Bunda Maria…………...………. 46
b. Berbagai cara berdevosi kepada Bunda Maria……….….. 47 2. Manfaat Devosi Kepada Bunda Maria Menjadi Sumber
(17)
xvi
Kekuatan Mahasiswa IPPAK angkatan 2011 dengan meneladani
Bunda Maria………... 48
a. Manfat berdevosikepada Bunda Maria ………. 48
b. Sikap yang dapat diambil dan diteladani dari Bunda Maria……. 49
c. Perlunya mahasiswa IPPAK angkatan 2011 lebih mengenal dan memperdalam sosok Bunda Maria………..… 50
F. Keterbatasan Penelitian ……….. 51
BAB IV. PENDAMPINGAN UNTUK DAPAT SEMAKIN LEBIH MENGENAL DAN MENELADANI BUNDA MARIA BAGI MAHASISWA IPPAK UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA……... 52
A. Katekese dengan ModelShared Christian Praxis... 52
1. PengertianShared Christian Praxis(SCP)……….... 52
a. Sharing-dialog ……….... 53
b. Christian ………. 53
c. Praxis ……….. 54
2. Langkah-langkahShared Christian Praxis(SCP) ……….... 55
a. Langkah 0 (awal) ……….... 56
b. Langkah I(pertama) ………... 56
c. Langkah II(kedua) ………...….. 57
d. Langkah III (ketiga) ………..……. 57
e. Langkah IV (keempat)………..……. 57
f. Langkah V (kelima) ………...…… 57
B. Usulan Program Katekese Umat bagi Mahasiswa IPPAK dalam Mewujudkan Spriritualitas Bunda Maria dalam Kehidupan Sehari-hari Terutama dalam Masa Kuliah ... 58
1. Tema dan Tujuan ………. 59
(18)
xvii
BAB V. PENUTUP………... 64
A. Kesimpulan ……….... 64
B. Saran……….. 65
DAFTAR PUSTAKA... 67
LAMPIRAN... 68
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... (1)
Lampiran 2 Kuisioner Penelitian... (2)
Lampiran 3 Contoh SCP ………...………. (4)
(19)
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Variabel Penelitian ………... 39 Tabel 2 Mahasiswa angkatan 2011 yang berdevosi dan meneladani Bunda
Maria………... 41 Tabel 3 Berbagai cara berdevosi kepada Bunda Maria………... 42 Tabel 4Manfaat dari berdevosi kepada Bunda Maria ………. 43 Tabel 5 Sikap yang dapat diambil dan diteladani dari Bunda Maria…….. 44 Tabel 6 Perlunya mahasiswa IPPAK angkatan 2011 lebih mengenal dan
(20)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam menjalani satu pekerjaan, tentu kita membutuhkan kekuatan yang
begitu besar untuk menghadapi segala macam cobaan yang ada. Seperti yang kita
ketahui bahwa hidup tidak akan selamanya berjalan mulus, pasti akan ada cobaan
atau rintangan yang menghalangi tujuan atau cita-cita kita. Oleh karena itu kita
dituntut untuk bisa menghadapi masalah tersebut sehingga apa yang kita jalani
dan apa yang menjadi harapan kita bisa tercapai dengan sebaik-baiknya. Semua
usaha kita dalam menghadapi masalah atau cobaan tidak lepas dari bantuan Yesus
sendiri. Tapi kadangkala karena kita terus berdoa kepada Yesus, seolah-olah kita
lupa bahwa ada sosok wanita yang tidak lain adalah perantara doa kita sendiri
kepada Yesus. Dan wanita itu adalah Bunda Maria.
Bunda Maria adalah sosok wanita yang kuat, setia, sabar dan mau
menyerahkan diri seutuhnya kepada Bapa. Sikap pasrah tersebut terlihat dalam
ucapan “ Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan
-Mu itu” ( Sabato,2006:32 ). Bunda Maria begitu patuh dan taat pada apa yang diperintahkan atau dikatakan oleh Allah. Kenyataannya adalah banyak
orang-orang di dunia ini yang masih belum bisa menghadapi masalah dengan baik.
Mereka belum bisa taat dan menerima apa yang Tuhan berikan, sampai mereka
harus lari dari masalah. Bunda Maria selalu taat dan menerima apa yang diberikan
oleh Allah dengan hati yang terbuka. Pertanyaan untuk kita, mengapa kita tidak
(21)
Contohnya saja masalah yang terlihat di kampus IPPAK dan yang pernah
penulis alami di angkatan penulis. Awalnya angkatan saya berjumlah 48 orang,
tapi seiring berjalannya waktu dari semester ke semester jumlah kami pun
berkurang. Sampai saat ini masih tersisa 36 orang. Mereka yang memilih untuk
berhenti dan meninggalkan kampus IPPAK, tidak bisa menghadapi masalah yang
mereka hadapi di dalam kampus. Entah karena masalah mata kuliah yang sulit
untuk diikuti, tidak bisa beradaptasi dengan situasi dan aturan di kampus, bosan
dengan suasana yang ada. Tapi penulis tidak akan menguak tentang alasan
mengapa mereka pergi dari IPPAK. Penulis hanya akan membahas tentang
bagaimana kita semua (semester 1 – semester 9) yang masih berada di kampus IPPAK ini harus bertahan menjalani tugas dan panggilan kita selama ada di
IPPAK ini sampai bisa lulus dengan baik.
Dalam rangka meneladani spiritualitas Bunda Maria, kita bisa melihat
terlebih dahulu kepribadian atau cerita tentang Bunda Maria itu seperti apa. Maria
adalah orang yang terpanggil dan terpilih, yang selalu siap mengajarkan yang baik
kepada kita : menjalankan tugasnya dengan setia dan penuh rasa tanggung jawab.
Ia berjalan dari Nazaret ke Betlehem, dari Betlehem ke Mesir, dari Mesir kembali
lagi ke Israel, dan seterusnya. Ia siap menaati perintah Tuhan. Ia siap mengasihi
sesamanya. Intervensi Maria tampak dalam saat-saat yang tepat. Maria siap pada
masa-masa awal dan masa-masa akhir hidup Yesus : Maria siap ketika awal hidup
Yesus di Bait Allah serta mukjizat pertamanya di Kana (Yoh 2:1-1-2). Maria siap
tampil lagi ketika berdiri di kaki salib Yesus. Maria juga siap ada setelah kenaikan
(22)
rasul di Yerusalem. Sungguh, Maria selalu siap. Maria siap bersalin di kandang
domba karena tapak Yesus harus berbekas di jerami dan kandang yang begitu
sederhana. Maria siap berlari-lari ke Mesir karena tapak-tapaknya pada batu-batu
cadas gunung itu sampai pada puncaknya. Yang jelas, mengacu pada Santo
Ignatius Loyola dalam latihan rohani 230, bukankah benar bahwa cinta harus
lebih diwujudkan dalam siapnya perbuatan daripada diungkapkan dalam
kata-kata? ( Kokoh, 2009 : 13).
Bunda Maria adalah sosok wanita yang kuat, setia, rendah hati. Kuat ketika
melihat Putranya diadili, disiksa hingga wafat di kayu salib. Setia dengan perintah
Allah, selalu menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah. Rendah hati
walaupun dia mengandung Sang Penebus dunia, tapi Bunda Maria tidak menjadi
sombong dengan hal itu. Kita bisa belajar dari sikap-sikap Bunda Maria tersebut.
Sebagai mahasiswa IPPAK, tentu akan banyak mengalami kesulitan. Dari
kesulitan-kesulitan tersebut kita dituntut untuk bisa menghadapinya, salah satunya
dengan cara meneladani sikap-sikap Bunda Maria dalam menjalani kehidupannya.
Kita dipanggil oleh Tuhan untuk masuk di kampus IPPAK ini. Banyaknya
persoalan atau kesulitan yang dihadapi itu merupakan ujian dari Tuhan. Kesetiaan
kita diuji dalam menjalankan tugas kita di IPPAK.
Mengapa penulis memilih sosok Maria sebagai teladan? Alasan pertama
penulis memilih sosok Maria sebagai teladan adalah karena penulis sendiri sangat
suka dengan sosok Maria. Maria adalah sosok wanita yang baik, apa adanya, kuat
dalam menghadapi masalah, tegar, dan lebih tenang dalam menghadapi masalah.
(23)
sekali mengeluh ketika ada masalah. Tapi Maria lebih memilih untuk diam dan
tidak mengumbar masalah yang sedang dihadapinya kepada siapa pun. Yang
terpenting dan perlu kita teladani adalah Maria diam tapi tidak sepenuhnya diam,
Dia diam tapi dia tetap berdoa dan memasrahkan diri kepada Tuhan. Maria
memohonkan jalan yang terbaik untuk dirinya. Sikap pasrah ini yang patut kita
contoh. Karena hanya kepada Tuhanlah kita meminta, dan hanya Tuhan yang tahu
dan pasti memberikan apa yang terbaik dan yang kita butuhkan. Sosok Maria bisa
menjadi teladan untuk kita, karena Maria adalah Ibu dari Yesus penyelamat umat
manusia dan Bunda kita semua. Sikap Maria yang mau menerima perintah Allah
untuk mengandung sampai melahirkan Yesus, menjadikan kita semua selamat.
Maria mempunyai sikap yang bijaksana dalam menjalani hidup. Dia tidak
memikirkan dirinya sendiri. Maria mau menjalani hidupnya sesuai dengan
kehendak Allah. Seiring berjalannya waktu kesulitan pun mulai datang, misal:
mata kuliah yang susah untuk diikuti, tuntutan IPK yang tinggi, tugas yang
menumpuk, perselisihan dengan teman, dll. Kita dituntut untuk bisa
menyelesaikan masalah tersebut dengan baik. Kita bisa meneladani sikap Maria
yang sabar dalam menghadapi cobaan, tetap kuat dengan masalah yang ada.
Dengan meneladani sikap Bunda Maria kita akan bisa menjadi pribadi yang kuat,
sehingga bisa menjalani hidup dengan baik.
Kenyataannya saat ini adalah masih ada banyak teman yang tidak bisa
mengatasi masalahnya sampai harus memutuskan untuk keluar dan meninggalkan
IPPAK. Karena tidak bisa mengolah emosi dan mengelola waktu dengan baik,
(24)
Oleh karena itu, penulis mengajak teman-teman yang masih bertahan di
IPPAK untuk bisa terus menjalani tugasnya sebagai mahasiswa IPPAK dengan
baik. Meneladani sikap-sikap Bunda Maria ketika sedang mengalami kesusahan.
Sehingga pada akhirnya bisa lulus dengan baik.
B. RUMUSAN PERMASALAHAN
Permasalahan pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini, dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1. Berapa besar persentase mahasiswa IPPAK yang berdevosi kepada Bunda
Maria?
2. Dengan cara apa mahasiswa IPPAK berdevosi kepada Bunda Maria (rosario,
ziarah, novena, dll)?
3. Apa yang mahasiswa IPPAK teladani dari sosok Bunda Maria?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Menggali dan mengetahui jumlah presentase mahasiswa IPPAK yang
berdevosi kepada Bunda Maria.
2. Mengetahui bagaimana cara mahasiswa IPPAK berdevosi kepada Bunda Maria
(rosario, ziarah, novena, dll)
3. Memberi sumbangan bagi mahasiswa IPPAK untuk mengetahui lebih dalam
(25)
D. MANFAAT PENULISAN
Penulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :
1. Bagi mahasiswa/mahasiswi IPPAK menambah pengetahuan, wawasan dan
pengalaman tentang Spiritualitas Bunda Maria yang pada akhirnya
diwujudnyatakan dalam sikap dan tingkah laku dalam hidup sehari-hari.
2. Bagi penulis dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang
semakin luas mengenai Spiritualitas Bunda Maria sebagai sumber kekuatan
batin. Sehingga penulis dapat membantu dalam membentuk pribadi mahasiswa
IPPAK yang semakin dewasa dalam menghadapi masa perkuliahan.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Tulisan ini mengambil judul “SPIRITUALITAS BUNDA MARIA SEBAGAI TELADAN BAGI MAHASISWA IPPAK DALAM MENGHADAPI
PERMASALAHAN” yang dikembangkan dalam lima bab yakni: Bab I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bagian pendahuluan yang di dalamnya dikemukakan tentang
latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,
metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II : GAMBARAN UMUM TENTANG SPIRITUALITAS BUNDA MARIA
DAN KEKUATAN.
Bab ini mendeskripsikangambaran tentang spiritualitas, istilah spiritualitas,
(26)
menurut Lumen Gentium, Bunda Maria sebagai teladan dalam proses beriman,
peranan Maria bagi kita, spiritualitas Bunda Maria, perwujudan iman Bunda
Maria, pengertian tentang kekuatan batin dan cara-cara menjadi pribadi yang kuat
dan mahasiswa IPPAK.
Bab III: METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini di dalamnya akan dikemukakan tentang tujuan penelitian, tempat
penelitian, metode penelitian, responden penelitian, instrument penelitian, variabel
penelitian, laporan penelitian, pembahasan penelitian dan hasil penelitian.
BAB IV : PENDAMPINGAN UNTUK DAPAT SEMAKIN LEBIH
MENGENAL DAN MENELADANI BUNDA MARIA BAGI MAHASISWA
IPPAK UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA.
Pada bab ini berisi usulan program berupaShared Christian Praxis(SCP)
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari seluruh hasil yang telah penulis
(27)
BAB II
SPIRITUALITAS BUNDA MARIA SEBAGAI TELADAN DALAM MENGHADAPI MASALAH
A. SPIRITUALITAS BUNDA MARIA 1. Spiritualitas
a. Istilah Spiritualitas
Jika kita mendengar kata ‘spiritualitas’, kita dibawa pada suatu kenyataan bahwa di dalam hidup, manusia selalu mencari ‘sesuatu di atas dirinya’ sebagai
manusia. Hal ini disebabkan karena kita manusia tidak hanya terdiri dari tubuh
saja, melainkan juga jiwa spiritual, sehingga kita selalu memiliki kecenderungan
untuk menemukan jati diri kita dengan mengenali Sang Pencipta. Seperti halnya
ikan salmon yang mengembara ribuan kilometer dalam hidupnya untuk kembali
ke tempat ia dilahirkan dan mati di tempat asalnya tersebut; demikian halnya
dengan manusia. Sudah selayaknya, kita yang diciptakan lebih sempurna dari ikan
salmon- menyadari, bahwa kita berasal dari Tuhan dan suatu saat akan kembali
kepada Tuhan. Maka, di dalam hidup, kita akan berusaha untuk mengenal diri
sendiri dan Tuhan, dan di sinilah spiritualitas berperan dalam kehidupan kita.
Spiritualitas mengacu pada nilai-nilai religius yang mengarahkan tindakan seseorang. Jika nilai-nilai yang dipegang tidak mengarah pada Tuhan,
kebahagiaan yang dicapai adalah ‘semu’ sedangkan jika nilai-nilai itu mengarah pada Tuhan, kebahagiaan yang diperoleh adalah kebahagiaan sejati. Meskipun
(28)
spiritualitas ini tidak terbatas pada agama tertentu, namun kita bisa memahami
bahwa spiritualitas mengarah pada Tuhan Sang Pencipta. Semua manusia
diciptakan oleh Tuhan yang satu dan sama, dan karena hanya di dalam Tuhanlah
kita mendapatkan jawaban atas segala pertanyaan di dalam kehidupan ini (Listiati,
Apakah Spiritualitas Katolik)
b. Ciri-Ciri Spiritualitas Katolik
1) Berpusat pada Kristus. Kristuslah yang menciptakan hidup spiritual, sebab di dalam Dia, Tuhan menyatakan diriNya oleh kuasa Roh Kudus. Oleh
karena itu spiritualitas tergantung dari semua pengajaran Kristus.
2) Melalui Kristus menuju kesatuan dengan Allah Tritunggal. Karena Kristus adalah Pribadi kedua di dalam kesatuan Tritunggal Maha Kudus,
maka jika kita bersatu dengan Kristus, maka kita akan bersatu dengan Allah
Tritunggal.
3) Keikutsertaan di dalam misteri Paska Kristus (salib, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga), melalui rahmat Tuhan, iman, kasih, dan nilai-nilai
Kristiani lainnya. Singkatnya, Spiritualitas Katolik tak terlepas dari Salib
Kristus, penderitaan dan kesadaran diri akan dosa- dosa kita yang membawa
kita pada kebangkitan di dalam Dia. Karena misi Keselamatan Kristus
diperoleh melalui Salib, maka sebagai pengikutNya, kita pun layaknya
mengambil bagian dalam penderitaan itu, terutama dengan kesediaan untuk
terus-menerus bertobat dan mau menanggung penderitaan demi keselamatan
(29)
kemuliaan-Nya. Jika kita hanya mau mengambil bagian dalam ‘kemuliaan’ tanpa mau mengambil bagian dalam ‘penderitaan’ yang dizinkan oleh Tuhan untuk terjadi di dalam hidup kita- maka kita tidak menerapkan Injil
dengan seutuhnya.
4) Berdasarkan kesaksian akan Kasih Tuhan. Kitab Suci bukan hanya wahyu Tuhan, tapi juga pernyataan akan pengalaman manusia di dalam
wahyu Tuhan itu. Apa yang dialami oleh Adam dan Hawa, Nabi Abraham,
Ayub, Bunda Maria, Rasul Petrus dan Paulus, dapat dialami oleh kita
semua.
5) Disertai kesadaran akan dosa dan belas kasihan Tuhan. Spiritualitas Katolik berlandaskan atas keyakinan akan Kasih Tuhan di atas segalanya
yang mampu mengubah segala sesuatu. Pada saat Tuhan mengasihi kita, dan
jika kita membuang segala dosa yang menghalangi kita untuk menerima
kasih-Nya, dan dengan iman dan doa, maka kita dapat sungguh diubah,
dikuduskan dan dimampukan berbuat baik.
6) Mengarah pada kehidupan kekalyang dijanjikan oleh Allah.
7) Melihat Bunda Maria sebagai contoh teladan. Spiritualitas Katolik menerima segala kebijaksanaan Tuhan yang selalu menggunakan peran
pengantara, yaitu Musa, para nabi, Yohanes Pembaptis, dan terutama Bunda
Maria untuk menyelenggarakan karya keselamatan-Nya. Karya Tuhan yang
ajaib juga nampak dalam mukjizat keperawanan Maria dan melalui ketaatan
dan kesediaan Maria, Allah menganugerahkan rahmat yang tiada batasnya,
(30)
8) Mangacu pada Gereja-Nya, Gereja Katolik. Gereja merupakan sumber atau alat yang meneruskan rahmat Tuhan. Rahmat Tuhan ini kita peroleh
melalui sakramen-sakramen terutama Ekaristi; dan juga melalui ketaatan
kita pada para penerus Rasul Kristus yang telah dipilih oleh- Nya. Gereja
sebagai kesatuan (komuni) manusia dengan Tuhan, selalu memperjuangkan
martabat manusia, dan memperhatikan kesatuannya dengan para orang
kudus; sebab melalui kesatuan ini Allah dimuliakan.
2. Bunda Maria
a. Maria dalam Lumen Gentium
Pada tanggal 21 November 1964, pesta St. Maria dipersembahkan dalam
bait Suci, ditandatangani Konstitusi Dogmatik tentang Gereja, Lumen Gentium.
Para Bapa Konsiliaris lama berefleksi mengenai Maria, “Perawan yang Suci dan
Bunda Tuhan (Mater Dei)”. Akhirnya dipersembahkan kepadanya bab lebih panjang dari seluruh konstitusi dogmatik ini, bab VIII. Maria digambarkan
sebagai model, citra bagi Gereja, umatnya, dan bagi yang berhidup bakti, para
imam dan rasul awam (Sabato, 2006:71).
Perdebatan dan perbedaan selama pembahasan bab VIII, yang berlatar
belakang aliran-aliran teologi, berakhir dan disetujui. Dengan demikian hilanglah
segala keraguan : “Bunda Maria terlibat secara vital dalam misteri Kristus dan
Gereja. Penghormatan terhadapnya sesuai dengan tradisi dan berakar pada Kitab
(31)
Ajaran dan petunjuk bab VIII itu menjadi dasar dan arah untuk pembaruan
buku liturgi dan devosi dengan memperhatikan segi sejarah, teologi, biblis,
pastoral dan ekumenis. (Sabato, 2006:71) Hasil dari ajaran ini terlihat :
a. Devosi menjadi sumber suatu evangelisasi baru.
b. Surat kepausan “Marialis Cultus” (Paulus VI, th 1974), 10 tahun setelah Lumen Gentium.
c. Refleksi teologi dan mariologi: “peranan Maria didukung studi dan kongres tingkat nasional dan internasional, dibahas problematik baru berkaitan
sosiologi dan antropologi masa kini.
d. Mariologi diperkaya oleh pengalaman rohani tokoh-tokoh marialis, seperti St.
L,. de Monfort, Max. M. Kolbe, Yohanes Paulus II, muncul gerakan
berinspirasi pada teladan dan sikap Maria.
e. Pengaruh penghayatan “spiritualitas marialis” Yohanes Paulus II: Surat
Ensiklik “Redemptoris Mater”; “Mulieris Dignitatem” (Martabat Wanita);
“RosariumVirginis mariae”; “Ecclesia de Euchrarisitia” (bab terakhir: Maria, Wanita Ekaristi;)
f. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dasar utama mariologi adalah
LumenGentiumbab VIII (Sabato, 2006:73-74).
Bunda Maria dalam eklesiologi: Maria adalah ikon, gambar, teladan Gereja.
Tentang mariologi dinyatakan sebagai berikut :
1. Maria adalah Bunda Penebus dan Penyelamat
(32)
3. Maria adalah Hamba Tuhan, Putri Sion, murid Kristus dan citra Gereja
(Sabato, 2006:73-74).
Yang dibahas adalah keterlibatan Maria yang mendalam dalam karya
keselamatan Putranya. Kemudian peranan, fungsi, privileginya dalam hubungan
dengan Gereja, umat Allah, Tubuh mistik, Bait/kenisah Roh Kudus. Bunda Maria
adalah anggota pertama dan sempurna dalam Gereja. Fungsi “keibuannya”
(Maternitas Divina) adalah terhadap Kepalanya (kristologi) dan terhadap
anggota-anggotanya (eklesiologi).
Bunda Maria adalah teladan iman dalam dialog dengan Firman Allah yang
selalu menuntut jawaban dan sikap bebas, tanggung jawab serta kerja sama atas
rencana ilahi; Maria, adalah guru dan sekaligus murid dalam mengenal dan
menyerahkan diri kepada kehendak ilahi; Keibuan yang Perawan (Sponsa Spiritus
Sancti) adalah ikon Keibuan Gereja (Maternitas Ecclesiae). Dia adalah ikon
sempurna bagi setiap orang untuk mengembalikan keadaan rahmat, “gambar dan rupa kita” (Kej 1,26) karena dia adalah immaculata, tanpa noda. Ia juga telah mendahului umat manusia dalam kebangkitan badan (Maria Assumpta).
Dalam kehidupan umat kristiani Bunda Maria dapat dijadikan teladan atau
spirit dalam menjalani hidup sehari-hari. Banyak yang bisa kita teladani dari kisah
hidup seorang Maria itu sendiri. Ada alasan mengapa Maria bisa menjadi isi
spiritualitas kristiani. Alasannya sudah kita ketahui dan tidak asing bagi kita umat
kristiani adalah bahwa Maria sama seperti kita. Sama seperti kita dalam arti
(33)
kejadian saat Maria diberi kabar oleh malaikat utusan Allah bahwa Ia akan
mengandung seorang anak yang bernama Yesus. Iman Maria yang begitu percaya
kepada Allah tergambar jelas saat Ia berkata kepada malaikat itu : “Sesungguhnya
aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” ( Luk
1:38). Maria taat pada perintah Allah dan memasrahkan diri sepenuhnya kepada
kehendak Allah. Tidak hanya sampai pada mengandung dan melahirkan Yesus
saja, tapi Maria terus mendampingi Yesus sampai Yesus wafat di kayu salib. “Dan
dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, istri Klopas dan
Maria Magdalena” (Yoh 19:25). Perjuangan seorang Maria dari saat mengandung, melahirkan, mengurus Yesus dari sejak Ia kecil, remaja sampai menjadi seorang
yang dewasa, menyaksikan Putranya diadili, disiksa sampai dihukum mati
disalibkan sangatlah tidak mudah. Layaknya seorang ibu yang tidak akan tega
melihat anaknya menderita kesakitan bahkan sampai dihukum mati oleh orang
banyak. Bunda Maria tetap tegar dalam menjalani hidupnya, ia tetap percaya dan
taat dengan kehendak Allah.
b. Bunda Maria sebagai Teladan dalam Proses Beriman
Kita mengetahui bahwa Maria adalah sosok wanita yang sangat menaati
perintah Allah. Buktinya Maria mau menerima dirinya untuk mengandung dan
melahirkan Yesus walaupun ia belum menikah. Kita sebagai manusia biasa saja
banyak yang tega membuang bahkan menggugurkan anak karna hamil diluar
(34)
Maria memegang peranan yang tidak dipegang orang lain. Maria percaya
(beriman) pada Allah. Ia percaya bahwa apa pun yang Allah berikan adalah yang
terbaik untuknya. Maka dari itu Maria mau memasrahkan dirinya kepada Allah.
Sikap pasrah Maria bukan berarti hanya diam dan tidak berbuat apa-apa. Maria
menjalani hidup seperti orang kebanyakan, makan, minum, bekerja, tidur, dan
berdoa. Maria selalu berdoa memohonkan yang terbaik dalam hidupnya, terutama
saat Maria menerima kabar bahwa ia mengandung. Dalam perasaan takutnya
Maria terus berdoa sampai akhirnya ia menerima perintah Allah untuk
mengandung Yesus. Maria adalah ibu dari Yesus sang juru selamat semua
manusia. Dengan arti yang sama Maria disebut “ibu” semua mereka yang ditebus,
malah “ibu” semua manusia. Konsili Vatikan II tidak berkeberatan menyebut Maria “ibu kaum beriman” dan “ibu semua manusia” (dalam tata penyelamatan).
Kita sebagai umat beriman yang mengakui dan mempercayai keberadaan Bunda
maria pun juga percaya kepada Yesus yang tidak lain adalah anak yang terlahir
dari rahim Maria sendiri. Keberadaan Yesus bergantung pada Maria, dalam arti
keputusan Maria untuk menerima atau tidak saat menerima kabar bahwa ia
mengandung, menentukan keberadaan Yesus saat sekarang ini (Groenen,
1988:102)
Dengan merelakan diri menjadi ibu Yesus sampai akhir (dalam turut
menderita) Maria secara personal menerima tawaran dari Allah (berupa anaknya
sendiri). Dengan demikian Maria secara personal diikutsertakan dalam
penyelamatan yang menyangkut semua orang. Berkat penerimaan awal (menjadi
(35)
secara personal menerima tawaran dari Allah (melalui iman akan Yesus Kristus)
menggabungkan diri dengan penerimaan oleh Maria. Sikap Maria yang pasrah
menyerahkan diri seutuhnya pada Allah sangat patut kita teladani. Di dalam hidup
ini kita manusia biasa hanya bisa berharap, berdoa dan berusaha. Selebihnya dari
itu biarkan Tuhan yang menentukan jalan yang harus kita jalani sesuai dengan
kehendak-Nya (Groenen, 1988: 105-106).
c. Peranan Maria Bagi Kita
Seperti yang kita ketahui bahwa Bunda Maria setia mendampingi Yesus
sampai Yesus wafat di kayu Salib. Peristiwa penting saat itu adalah saat dimana
Yesus menyerahkan murid yang dikasihi˗Nya kepada Maria menjadi anaknya, dan Maria kepada Murid-Nya menjadi Ibu-Nya (Emir, 2006:42). Peranan Maria
menjadi penting dalam peristiwa ini, karena Maria Ibu Yesus, menjadi Ibu dari
murid-Nya dan sekarang menjadi Ibu dari semua umat yang percaya pada Yesus.
Dari peristiwa tersebut penulis menyimbolkan bahwa murid yang
diserahkan oleh Yesus untuk jaman ini adalah kita semua yang percaya pada
Yesus. Yesus sudah menyerahkan kita semua pada Maria yang tidak lain adalah
IbuNya sendiri. Yesus ingin kita menganggap Maria seperti Ibu kita sendiri. Maka
dari itu tidak sedikit orang yang berdevosi, berdoa kepada Maria, dengan novena,
rosario, ziarah, dll. Banyak yang percaya bahwa seperti doa novena 3x salam
maria itu manjur dan bisa terkabul. Hampir setiap hari Minggu dalam misa di
gereja, penulis mendengar ucapan terimakasih atas terkabulnya doa novena 3x
(36)
hanya sekedar bercerita sendiri, kadang juga pergi ke Gua Maria untuk berdoa
menenangkan diri.
Sosok Maria seperti seorang ibu dalam kehidupan nyata. Peranannya
semasa hidup begitu kuat. Sebagai anak, kita meneladani seorang ibu. Dari kita
lahir, kecil, remaja, dewasa, sampai kapanpun ibu yang selalu mengajarkan kita
dalam berbuat dan berkata baik dalam hidup kita. Sama seperti Maria, lewat kisah
hidupnya kita diajarkan untuk bisa pasrah, menuruti kehendak Allah, setia
mengikuti Yesus, selalu kuat, tegar dalam menghadapi kesulitan. Di sini letak
pentingnya peranan Maria semasa hidupnya. Kita bisa mempelajarinya dari Kitab
Suci atau buku bacaan lainnya tentang Maria. Layaknya seorang ibu yang selalu
mendampingi anaknya, memantau anak dari jauh, selalu ada kapan saja untuk
anaknya. Yang berbeda adalah sosok yang terlihat nyata dan yang tidak terlihat
secara nyata. Tapi jika dirasakan keduanya menjadi hal yang sama. Ada yang
tidak begitu dekat dengan ibunya, tapi rasa sayangnya tetap terasa dan terus ada.
Seperti Pastor Peter John McLaughlin OMI (2010:10) berpendapat:
Relasi saya dengan Bunda Maria cukup terpengaruh oleh relasi saya dengan ibu saya. Saya tidak tergolong dekat dengan ibu. Kendati demikian, saya selalu berusaha dekat dengan ibu. Ibu saya adalah sosok ibu yang dekat tapi jauh. Gambaran ini mempengaruhi relasi rohani saya dengan Maria. Doa rosario sering saya lakukan
Ada kasus bahwa Bunda Maria sering dilihat sebagai jalan pintas, pintu
belakang ke surga, atau juru kunci rahasia (Emir, 2006:16). Pandangan tersebut
sebetulnya tidak baik, karena menimbulakan kesan yang berbau magis dan tahyul.
(37)
membuat sasaran devosi tidak lagi pada Allah, hanya berhenti pada Maria (Emir,
2006:17).
Maria hanya sebagai perantara, sebagaimana Maria yang juga telah
melahirkan Yesus. Allah memakai Maria sebagai perantara dalam menghadirkan
Yesus ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia.Bunda Maria menghantar
kita untuk lebih menghormati, menyembah, mencintai, dan sungguh percaya akan
kehadiran Yesus yang hadir nyata dalam Ekaristi. Dengan itu kita didorong lebih
bersatu, selalu akrab, erat dan mesra dengan Yesus dalam Ekaristi, karena Ekaristi
adalah sumber dan puncak dari hidup dan perutusan Gereja (Emir, 2006:19).
d. Spiritualitas Bunda Maria
1) Penyerahan Diri seutuhnya
Menyadari diri sebagai hamba dan segala sesuatuhanyalah kelimpahan rahmat
semata, Bunda Maria tidak dapat berbuat lain kecuali menyerahkan diri dalam
kesederhanaan iman kepada rencana Ilahi. Yang menjadi pedoman Bunda Maria
ialah “Jadilah padaku menurut perkataanmy itu” (Luk 1:38). Sabda Tuhan itulah
yang menjadi pusat hidup Bunda Maria. Dengan bagitu Bunda Maria menjadi
hamba karya penyelamatan Allah. Bunda Maria terlibat di dalam rencana
keselamatan Allah secara utuh. Sikap penyerahan diri Bunda Maria ini
sesungguhnya merupakan buah iman Bunda Maria tidak mengandalkan diri pada
kekuatannya sendiri tetapi kepada kuasa Allah yang menaungi dan akan menyertai
(38)
Bunda Maria sebagai perempuan saleh Yahudi, pasti akrab dengan
sabda-sabda Allah yang terdapat di dalam Kitab Suci. Dia mencintai sabda-sabda-sabda-sabda itu,
karena penuh kuasa. Maka dia menyimpan dan merenungkannya. Dia percaya
bahwa sabda itu akan terjadi. Dia berharap agar diperkenankan menyaksikan
sabda Allah itu terjadi. Itulah yang membuat Bunda Maria siap dan sedia untuk
menyambut tawaran Allah (Darminta, 1994:17). Oleh sabda-sabda itu Bunda
Maria dibuat mampu untuk menyambut uluran tangan Allah. Dia hidup seutuhnya
untuk rencana Allah. Maka kepada Bunda Maria juga dianugrahi hidup ilahi
sendiri, yang dibawa oleh Yesus, yaitu hidup sepenuhnya untuk kehendak Allah.
Dia dianugrahi keperawanan, meskipun dia itu ibu Sang Penebus. Dia dianugrahi
kemiskinan, yang menyerahkan segala sesuatu yang ada pada dirinya kepada
Allah. Dia dianugrahi ketaatan, yang menjadikan dia sedia untuk melaksanakan
rencana Allah.
Karena itu Bunda Maria oleh Roh Kudus dibuat mampu untuk menyambut
dan setuju kepada rencana Allah dengan penuh kebebasan, karena dilandasi oleh
cinta. Maria menjadi manusia paling merdeka, yang pernah ada di dunia ini. Maria
menunjukkan kepada kita, bahwa kemerdekaan beriman adalah anugrah yang
diberikan terus-menerus oleh Roh Kudus yang menaungi. Merdeka berarti taat
kepada Allah dan memegang seluruh hidup di tangan, serta menggunakan untuk
mengabdi Allah dengan penuh kasih. Dalam iman seperti itu Maria menjawab
kasih Allah dengan penyerahan diri seutuhnya untuk mengabdi Allah dalam
(39)
2) Sikap Kontemplatifnya
Bunda Maria tumbuh dalam iman, karena ia terus-menerus menatap Sabda
Allah. Karena itu Bunda Maria selalu mengarahkan diri kepada pengabdian
kepada Allah. Dalam diri Maria terpenuhilah gerak manusia menuju ke kesatuan
dengan Allah dalam penyerahan diri dan kepatuhan penuh kasih. Itulah yang
memberikan kegembiraan Maria sebagai “anawim” yang kecil dari Allah untuk
menghayati hidup sepenuhnya terpusat kepada Allah dan kepada pelayanan
kepada Allah. Tidak lagi penting bagi Bunda Maria, apakah pelayanan itu kecil
atau besar.
Mata iman kontemplatif yang dimiliki Bunda Maria itulah yang
memungkinkan Maria melihat kuasa Allah dalam umat-Nya, baik dalam perkara
atau peristiwa kecil maupun besar (Darminta, 1994:23). Kesadaran hati seperti itu
menjadi kekuatan Bunda Maria untuk kerjasama dengan karya penyelamatan
Allah lewat Kristus. Bunda Maria melihat dan merasakan dari lubuk hati terdalam,
bahwa Allah dengan penuh kuasa sedang berkarya dalam dirinya maupun dalam
umat-Nya. Maka Bunda Maria hanya berbuat satu hal, yaitu menyerahkan diri
agar digunakan oleh Allah untuk karya-Nya. Membiarkan kuasa Allah nampak
dalam hidupnya dan dalam umatnya itulah yang dia lakukan. Bunda Maria
percaya, bahwa meskipun dirinya hina dan kecil, Allah berkenan menggunakan
untuk menampakkan kuasa dan kekuatan-Nya. Allah setia kepada umat-Nya.
Dalam dan dengan kehidupan yang seperti itu, Bunda Maria menyatakan dan
mewartakan kepada kita bahwa manusia pada dasarnya dipanggil ke kesatuan dan
(40)
dirinya hanya segabai hamba rendah hati yang dipanggil untuk meluhurkan
kemuliaan Allah dan belaskasih-Nya kepada umat manusia. Luapan
pengabdianpenuh kasih dan kerendahan hati kepada Allah itu mengajak dan
mengundang kita ke pangalaman akan Allah yang serupa. Bunda Maria
mengundang kita untuk mengalami Allah, yang merupakan segala-galanya dalam
hidup kita. Karena itu kita diajak pula untuk merasakan keagungan dan
kegembiraan kita dalam pengabdian yang penuh penyerahan diri dan kasih, baik
lewat pekerjaan atau karya sederhana, kecil maupun besar. Bunda Maria
mengajari kita bagaimana menjadi hamba Allah.
Kita semua diberi kemungkinan untuk mengalami semua yang dialami Bunda
Maria, meskipun secara berbeda dan tidak sama seperti Bunda Maria. Kita semua
diciptakan oleh Allah sebagai dan “menurut gambar dan rupa Allah” (Kej 1:26).
Kita semua karena itu dipanggil untuk bersatu erat dengan Dia melalui
kontemplasi akan Sabda-Nya, yang tinggal di dalam diri kita dan di dalam alam
ciptaan serta peristiwa-peristiwanya. Untuk itu, sebagaimana Bunda Maria adalah
perempuan pendoa, kita pun dipanggil menjadi pendoa.
3) Pendoa
St. Lukas memperkenalkan Bunda Maria sebagai pendoa. Doa Bunda Maria
punya ciri khusus. Diceritakan bahwa Bunda Maria menyimpan segala perkara itu
di dalam hatinya dan merenungkannya (Luk 2:19.51). Dengan cara itu Bunda
Maria menjadikan hati tempat berjumpa dengan Sabda Allah, bahkan tempat
(41)
hati dan merenungkannya merupakan tindakan dan doa Maria dalam kepatuhan
iman yang terdalam (Darminta, 1994:26). Dengan menyimpan dan merenungkan
dalam hati, Bunda Maria membiarkan diri sepenuhnya dikuasai oleh Allah yang
hadir dan berkarya menurut caranya sendiri. Maria menyambut Allah dengan
hatinya. Dengan kata lain Bunda Maria berdoa dengan hatinya.
Doa Bunda Maria dengan hati semakin lama semakin membuahkan keakraban
dengan Yesus yang lebih mendalam, yaitu tidak hanya bertindak sebagai ibu
jasmani bagi Yesus, melainkan menjadi rekan sekerja dengan Yesus (Yoh 2:4).
Doa hati inilah yang menjadikan Bunda Maria mengerti segala sesuatu yang
terjadi atas Yesus dan semua nubuat para nabi karena kekuatan Roh yang
bersemayam di dalam hati. Bunda Maria menjadi mengerti bahwa dirinya
dipanggil menjadi perempuan penciptaan baru, bunda semua orang-orang yang
dilahirkan dalam iman akan Yesus.
Dengan berdoa seperti itu, yaitu menyimpan dan merenungkan dalam hati,
Bunda Maria mengajarkan kepada kita bagaimana bersikap benar dan berdoa
benar kepada Allah. Semakin dekat dengan Tuhan, orang semakin merasa dirinya
kecil, lemah dan tak pantas. Kita diajak untuk berdoa dengan seluruh hati, dengan
segala kerendahan hati dan dengan segala penyerahan diri. Doa maria sungguh
doa seorang hamba, yang kenal betul akan Tuhannya.
4) Kerendahan Hatinya
Sosok Maria telah melekat di benak setiap orang Katolik. Hatinya yang penuh
(42)
dengan mengandung Putra Allah. Sikapnya yang peka terhadap orang lain dan
situasi di sekitarnya membuatnya menjadi Ibu Kebijaksanaan. Peranan Maria
dalam mengasuh Yesus di tengah keluarga Nazaret membuat yesus pun menjadi
anak yang bijaksana. Kebijaksanaan Yesus bukan semata-mata karunia dari
Bapa-Nya di surga, tetapi memang nyata juga berasal dari didikan Maria sebagai bunda
yang tidak gegabah dan bijaksana dalam bertindak (Kokoh, 2009:43). Kita
sebetulnya bisa lebih belajar menjadi “Maria-Maria zaman sekarang” ketika kita sungguh bersedia sejenak bijak merenung-renungkan arti nama MARIA, yakni
Mau Rendah Hati Ikut Allah.
Hendaklah kamu selalu rendah hati (Ef 4:2, Flp 2:3). Kerendahan hati
bukanlah suatu sikap yang sekedar menganggap diri penuh kelemahan dan
kekurangan dan sebaliknya orang lain penuh kekuatan dan kelebihan. Kerendahan
hati adalah suatu sikap yang merendah dan terbuka di hadapan Allah. Kerendahan
hati adalah suatu sikap yang hidup yang menganggap orang lain sama penting dan
mulianya dengan diri sendiri dan karena itu dengan ikhlas menghormati dan
melayaninya tanpa merasa hina atau rendah. Lebih dalam, kerendahan hati adalah
suatu sikap hidup yang terus-menerus membuka diri untuk dikoreksi dan tak
pernah mengklaim kebenaran sebagai monopoli diri sendiri (Kokoh, 2009:44).
Pada akhirnya, kerendahan hati adalah sikap yang membuka diri kepada
pertolongan orang lain dan terutama Allah. Allah memanggil kita bersikap rendah
(43)
5) Devosi kepada Bunda Maria
Ada banyak cara kita untuk berdoa, salah satunya berdoa kepada Bunda
Maria. Tidak sedikit umat yang sering berdevosi kepada Bunda Maria. Devosi
berarti : suatu sikap hati serta perwujudannya, yang dengannya orang secara
pribadi mengarahkan diri kepada sesuatu atau seseorang, yang dihargai, dijunjung
tinggi, dicintai dan ditujui (Groenen, 1988:150).
Devosi kepada Maria biasanya amat konkret dan realistik. Devosi bertitik
tolak pada kehidupan sehari-hari dengan segala kebutuhannya. Ada yang meminta
penyembuhan, jodoh, lulus ujian, tambahan penghasilan, pertobatan orang
tertentu, dibebaskan dari perang, bencana alam, dll (Groenen, 1988:170). Tapi
terkadang berdevosi kepada Maria hanya sesekali saja saat sedang kesusahan.
Seperti saat menjelang ujian nasional, gereja akan penuh dengan anak-anak yang
berdoa memohon agar mereka lulus. Tapi setelah selesai masa ujian, cenderung
lupa untuk mengucap syukur atau lebih sering ke gereja lagi.
Ada berbagai macam cara berdevosi kepada Bunda Maria:
a. Novena
Novena (Novem–Latin, artinya sembilan) adalah suatu acara/kegiatan yang dilaksanakan selama sembilan hari, sembilan waktu, sembilan tempat, sembilan
bentuk/jenis cara, dsb. Ada banyak jenis novena dalam Gereja katolik, antara lain:
Novena Pentakosta/Novena Roh Kudus, Novena Hati Kudus Yesus, Novena
Kerahiman Ilahi, Novena Maria, Novena Arwah, dll (Emir, 2006:109). Yang akan
kita bahas disini adalah Novena Maria, karena banyak umat yang memakai doa
(44)
novena Maria ini bisa dikatakan ampuh/manjur, tapi tidak semua karena semua
sudah diatur oleh Tuhan dan kita hanya bisa meminta. Tuhan tau apa yang kita
butuhkan, jika waktunya sudah tiba maka permohonan kita akan dikabulkan saat
itu.
Novena Maria adalah bentuk kebaktian dan doa khusus untuk menghormati
Bunda. Dilaksanakan selama sembilan kali berturut-turut (sembilan hari, sembilan
pekan, sembilan bulan, sembilan tempat/gua Maria/gereja, atau sembilan tempat
suci Maria, dll). Dapat dilaksanakan sendiri atau bersama-sama/banyak orang
(Emir, 2006:109). Doa novena memang baik dilaksanakan selama sembilan hari
berturut-turut, tapi tidak jarang juga ada beberapa orang yang tidak tuntas
menyelesaikan novena selama sembilan hari berturut-turut. Entah karena malas
atau terlalu sibuk, maka ada hari yang terlewat untuk berdoa sehingga harus
mengulang lagi dari hari pertama.
b. Ziarah
Ziarah adalah suatu rangkaian perjalanan religius yang dilakukan baik
secara pribadi maupun berkelompok ke lokasi/tempat khusus dan istimewa secara
rohani (tanah suci, tempat orang kudus Gereja, gereja bersejarah, dll), atau untuk
memperingati peristiwa tertentu/peristiwa suci dan bersejarah yang pernah terjadi
di tempat itu (Emir, 2006:115).
Banyak umat yang suka berziarah terutama ke Gua Maria. Apalagi pada
bulan Mei dan Oktober, Gua Maria akan penuh dengan umat katolik yang ziarah
(45)
datang dengan rombongan. Banyak yang bisa dilakukan saat ziarah, seperti jalan
salib, rosario, berdoa secara pribadi di depan gua, dll. Ziarah Maria adalah suatu
perjalanan religius yang dilakukan baik secara pribadi maupun bersama-sama
dalam kelompok, dengan tujuan mengunjungi tempat-tempat suci Maria, seperti
Gua Maria, Gereja/Kapel Maria, tempat penampakan Maria, dll, dengan maksud
untuk menghormati Bunda Maria di tempat-tempat itu dengan mengadakan misa
bersama, doa novena bersama, jalan salib, dll (Emir, 2006:116). Ziarah Maria itu
baik untuk mengenang dan menghormati Bunda Maria yang tidak lain adalah Ibu
dari Yesus. Seperti menurut Mgr. Johannes Maria Trilaksyanto Pujasumarta
(2011:12) :
Kebiasaan umat katolik berziarah itu baik untuk menungkapkan iman mereka. Banyak orang katolik senang berziarah ke Gua Maria karena pertama umat katolik memiliki seorang tokoh khusus yang menjadi pokok iman, yaitu Yesus Kristus. Yesus Kristus mempunyai bunda, yaitu Bunda Maria. Maka orang katolik memiliki devosi besar kepada Bunda Maria. Devosi ini diungkapkan dengan berbagai macam cara. Dari situlah ada tempat-tempat ziarah untuk mnghormati Bunda Maria. Sementara itu tradisi gereja juga menunjukkan ada bulan-bulan yang dijadikan orang katolik sebagai waktu khusus untuk mengungkapkan devosi kepada Bunda Maria, yaitu mei dan oktober.
c. Rosario
Setiap umat katolik pasti sudah mengenal dengan jelas doa rosario. Setiap
bulan Mei dan Oktober setiap hari umat katolik berdoa rosario bersama di gereja.
Rosario artinya karangan bunga mawar, boleh putih atau merah, kuning; warna itu
mempunyai arti simbolik. Paus sangat menganjurkan doa rosario, khususnya
sebagai semacam “liturgi keluarga”. Bulan mei dan oktober dikhususkan untuk doa rosario (Groenen, 1988:175).
(46)
Doa rosario begitu lama populer pada umat katolik (sampai menjadi
semacam tanda pengenal, tanda kekatolikan) tentu ada masalahnya. Dapat dinilai
sebagai semacam magis, mekanik dan obat penenang serta obat tidur (Groenen,
1988:176). Memang nyatanya ada beberapa orang yang memakai doa rosario
sebagai “obat tidur”, dalam arti setiap orang akan merasa cepat ngantuk saat
melakukan aktifitas yang membosankan. Bagi sebagian orang itu doa rosario
terlihat doa yang sangat panjang, terkadang kita pun malas-malasan karena itu.
Tidak jarang kita pun tidak tuntas saat doa rosario karena tertidur. Maka dari itu
diharapkan agar setiap orang yang berdoa dari dalam hati dan memang bertujuan
kepada Yesus, bukan karena alasan lainnya atau digunakan untuk tujuan lain.
B. KEKUATAN BATIN DALAM MENGHADAPI MASALAH
Kekuatan batin adalah kekuatan yang ada di dalam diri setiap orang yang
dianugerahi oleh Allah. kekuatan batin ini diperlukan oleh semua orang termasuk
mahasiswa IPPAK yang sedang menjalani kuliah dari awal sampai lulus.
Kekuatan batin ini dibutuhkan sebagai kekuatan ketika sedang menghadapi satu
masalah. Masalah yang dihadapi mahasiswa berbagai macam, dari mulai tugas
yang menumpuk, masalah dengan teman, masalah pribadi, dengan dosen, dll.
Maka disini penulis ingin memakai tokoh Bunda Maria sebagai teladan yang
dapat dicontoh oleh mahasiswa IPPAK. Kekuatan Bunda Maria dari mulai ia
menerima kabar bahwa ia akan mengandung seorang anak yaitu Yesus sampai
dititik akhir dimana ia harus kuat mengetahui dan melihat sendiri bagaimana
(47)
Kekuatan batin memiliki beberapa inti yang diharapkan bisa dimanfaatkan
untuk tujuan yang luhur. Inti-inti dari kekuatan batin adalah sbb:
1. TUHAN ASAL SEMUA ENERGI. Inti kekuatan batin yang pertama adalah
pemberian Tuhan. Dialah sumber dari segala sumber energi, tenaga dan
kekuatan. Sumber energi dan kekuatan yang lain itu hakekatnya berasal dari
Tuhan Yang Maha Kasih dan Sayang. Dia adalah sumber dari semua sumber
apapun di alam semesta. Dibutuhkan keyakinan yang mendalam untuk
mengakui bahwa Tuhan adalah satu-satunya sumber kekuatan ini. Dari mana
asal keyakinan? Asalnya tetap yaitu dari Pemberian Tuhan. Maka, jika kita
sudah memiliki “keyakinan” artinya Tuhan sudah memberikan anugerah kekuatan batin yang perlu dirawat, dijaga dan ditingkatkan. Maka, langkah
pertama bila ingin memiliki batin yang sangat kuat maka mintalah kepada
Tuhan dengan sungguh-sungguh.
2. PASRAH/SUMELEH/SUMARAH PADA-NYA. Inti kekuatan batin yang
kedua adalah kepasrahan total pada kehendak-Nya. Apabila masing-masing
mahasiswa terus menerus berkomunikasi dengan Tuhan, berdevosi dan berdoa
juga pada Bunda Maria maka mereka akan menerima dengan senang hati dan
ikhlas semua pemberian-Nya. Senang, susah, derita, bahagia, sedih duka lara
nestapa maupun senyum akibat musibah maupun berkah hendaknya diterima
dengan kepasrahan. Kepasrahan adalah usaha aktif mental dan batin kita untuk
mengakui Kemahakuasaan Tuhan. Ya, langkah kedua bila ingin memiliki batin
yang sangat kuat maka pasrah saja kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh
(48)
3. DOA. Inti kekuatan batin keempat adalah doa. Doa terdiri dari berbagai macam
jenisnya. Tetapi ada puladoa yang bersifat diulang-ulang dan nyaris
monoton.Hakekat doa adalah sebuah kesaksian kita di depan Tuhan. Doa
merupakan energi spiritual lalu akan memunculkan energi fisik yang luar biasa.
Energi itu berwujud dan berbentuk macam-macam. Di Jawa, kita mengenal
beragam bentuk energi yang bisa dikenali dari warnanya. Energi yang ada di
alam berasal dari semua elemen pembentuknya, misalnya dari Cahaya, Api,
Air, Angin, Tanah dan seterusnya. Tuhan juga membentuk semua yang ada di
alam semesta ini dari elemen-elemen tersebut. Manusia diciptakan dari tanah,
malaikat diciptakan dari cahaya, jin dari api, begitu pula dengan hewan di
hutan dan tumbuhan serta segala sesuatu yang ada di bumi ini diciptakan
Tuhan dari unsur-unsur di dalam bumi sendiri.
4. METODE ATAU CARA. Ini adalah kunci terakhir inti kekuatan batin.
Kekuatan Batin bisa dicapai dengan banyak metode atau cara. Kita mengenal
ribuan metode atau cara untuk menggali kekuatan batin yang tersembunyi pada
diri manusia. Di India, kita mengenal tradisi Yoga, di Barat kita mengenal
tradisi meditation, di Indonesia kita mengenal semedhi, maladehing,
manekung, maneges. Di negara-negara Arab, kita mengenal tradisi bertahanut
dan seterusnya. Cara boleh berbeda namun semuanya bermuara pada inti yang
sama; yaitu bagaimana kita memfokuskan keinginan agar menyatu dengan
(49)
C. CARA-CARA MENJADI PRIBADI YANG KUAT DALAM MENGHADAPI MASALAH
Kekuatan batin adalah kekuatan yang ada di dalam hati semua orang
termasuk mahasiswa IPPAK, dimana mahasiswa bisa sabar menghadapi setiap
masalah yang ada terutama selama masa perkuliahan. Ada beberapa cara untuk
bisa membuat seseorang bisa menjadi pribadi yang kuat :
1. Mengatasi stress
Seiring dengan banyaknya aktivitas yang dijalani, aktivitas mental juga
bertambah. Kalau beban sudah berlebihan, biasanya kita menjadi tertekan
(Rohani, 2004:23). Misalnya saja di semester-semester tertentu yang menuntut
mahasiswa untuk menyelesaikan banyak tugas dalam waktu yang tidak banyak.
Untuk tidak menjadi stres yang berkepanjangan kita bisa melakukan sesuatu:
a. Minimalisir. Misalnya jika kita adalah orang yang suka menunda sehingga
banyak urusan yang tidak beres. Atau terlalu banyak kemauan dan tidak pernah
merasa puas dan membebani diri dengan target yang tinggi. Kita bisa
meminimalisir itu dengan manajemen waktu untuk yang suka menunda
pekerjaan. Dan bagi yang terlalu memaksa diri, cobalah untuk bertarget yang
realistis saja. Dengan bersikap seperti ini kita bisa meminimalisir terjadinya
stres.
b. Mencari selingan. Jangan hanya melakukan segala sesuatu yang menyebabkan
stres, sekalipun itu kewajiban. Sempatkan untuk melakukan hal yang lain juga.
c. Relaksasi diri. Kita melakukan sesuatu yang membuat kita merasa rileks.
(50)
dengan mendengarkan musik, berendam, atau hanya sekedar duduk santai
sejenak.
d. Curhat dengan Tuhan. Kadang-kadang kita bertemu dengan hal-hal yang
menyebabkan stres di luar kendali kita. Ketika kita bertemu dengan hal-hal
yang menyebabkan stres, sudah layak dan sepantasnyalah kita datang kepada
Tuhan yang mempunyai kuasa terhadap apa yang di luar kendali kita. Mintalah
agar Tuhan mau ikut campur tangan dalam persoalan kita lewat doa. Seperti
Bunda Maria yang juga berdoa kepada Allah, menyerahkan segala
persoalannya ke dalam tangan Allah. Hati kita akan terasa lebih lega karena di
dalam Tuhan selalu ada harapan baik.
2. Menghilangkan pikiran negatif
Memang tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di hari yang akan datang.
Tapi semua itu bukan berarti tidak ada harapan. Jika kita hanya bisa mengeluh dan
berpikiran negatif, pandangan kita pun akan menjadi suram. Belum berbuat
apa-apa sudah menyerah dan kalah terlebih dahulu (Rohani, 2004:37). Maka dari itu
kita perlu menghindari :
a. Merasa tidak beruntung.
b. Iri dengan fasilitas teman.
c. Merasa tidak bisa.
d. Menyalahkan keluarga.
(51)
3. Menghadapi kritik
Dalam mencapai cita-cita kita tidak berjalan sendiri. Ketika kita berbuat
sesuatu, kita berinteraksi dengan orang lain dan menimbulkan reaksi dari orang
lain. Salah satunya adalah dengan adanya kritikan. Kecenderungan kita mudah
sakit hati menerima kritikan (Rohani, 2004:42). Sebenarnya jika kita mau
mendengarkan kritik dengan positif, banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari
kritikan tersebut. Dengan kritik, kita bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih
baik lagi ke depannya.
4. Mengelola emosi
Masa remaja seumuran kita ini dikatakan masa yang penuh gejolak emosi.
Namun bukan berarti emosi dibiarkan tumbuh dengan liar. Sekarang saatnya
untuk belajar bersikap tepat terhadap brbagai jenis emosi. Jika kita tidak bisa
menguasai diri dalam menghadapi berbagai emosi, bisa dipastikan energi kita
akan habis dan aspek kehidupan yang lain bisa terlantar.
Bila kita merasakan ada suatu emosi yang mendatangi kita, kita perlu
memikirkan lebih mendalam mengenai perasaan-perasaan kita. Kita cari apa yang
menjadi penyebabnya. Setelah itu, kita memutuskan apakah kita akan memendam
atau mengungkapkannya. Untuk remaja seumuran kita, ini termasuk tugas yang
tidak mudah. Apalagi emosi itu kadang datangnya tak terduga dan dalam waktu
yang cepat. Namun dengan kesadaran ini, minimal kita akan perlu belajar untuk
menjaganya supaya tetap terkendali (Rohani, 2004:54). Akhirnya kita dapat
(52)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
SPIRITUALITAS BUNDA MARIA SEBAGAI TELADAN BAGI MAHASISWA IPPAK DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN
Dalam bab III ini diuraikan jenis penelitian, tujuan penelitian, tempat
penelitian, instrumen penelitian, responden penelitian, waktu penelitian, variabel
dan pembahasan hasil penelitian.
A. PRODI IPPAK
Prodi IPPAK adalah tempat dimana mahasiswa dan mahasiswi kuliah atau
belajar. Program studi IPPAK menyelenggarakan Program Sarjana Strata 1 (S1).
Kegiatan perkuliahan di IPPAK dikelompokkan dalam kegiatan tatap muka,
praktikum dan praktik.
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran IPPAK:
1. Visi : mewujudkan katekis yang bijaksana dan berilmu untuk membangun
jemaat yang bermutu.
2. Misi : membina dan menyiapkan ahli katekese yang terampil membantu sesama
(53)
3. Tujuan : menghasilkan lulusan yang beriman mendalam, berkepribadian utuh,
mampu berefleksi atas imannya dan berkualifikasi untuk mengemban misi
IPPAK.
4. Sasaran : menghasilkan lulusan yang kompeten untuk menjadi guru agama di
sekolah maupun fasilitator katekese dalam jemaat.
B. Mahasiswa IPPAK
Mahasiswa IPPAK adalah orang-orang yang belajar atau kuliah di kampus
IPPAK. Di kampus IPPAK, mahasiswa diberikan bermacam-macam
pendampingan yang tentunya berkualitas bagi perkembangan hidup pribadi
mahasiswa. Pendampingan tersebut antara lain: pendampingan akademik,
pendampingan spiritualitas dan pendampingan kepribadian:
1. Pendampingan akademik
Pada semester 1 diselenggarakan program bimbingan studi bagi mahasiswa
baru. Program ini berbobot 2 sks/semester. Tujuan dari program ini adalah untuk
membantu para mahasiswa baru memasuki budaya belajar di perguruan tinggi.
Selama menjalani proses pendidikan, mahasiswa didampingi oleh seorang Dosen
Pembimbing Akademik sampai pada akhir masa studi yang ditunjuk oleh Ketua
Program Studi. Pada akhir masa studi, mahasiswa berhak memperoleh
pendampingan dalam hal penulisan tugas akhir. Pendampingan dilakukan oleh
dosen pembimbing penulisan tugas akhir. Dosen tersebut membantu mahasiswa
(54)
2. Pendampingan spiritualitas
IPPAK secara khusus diselenggarakan program pendampingan spiritualitas
yang dikoordinasi oleh kepala bidang spiritualitas. Spiritualitas dimengerti
sebagai semangat hidup dan perjuangan yang menjadi cara pandang atau
pendekatan dalam pengelolaan hidup. Spiritualitas yang hendak ditumbuh
kembangkan di IPPAK, sebagaimana di USD dan Universitas Yesuit lainnya,
adalah Spiritualitas Ignatian: semangat hidup dan perjuangan sebagaimana
diwariskan oleh St. Ignatius Loyola. Pola penumbuh kembangan Spiritualitas
Ignatian di IPPAK mengacu pada dinamika Latihan Rohani yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan khusus mahasiswa IPPAK dan kebutuhan USD
pada umumnya, yakni:
a. Membangun kekaguman kepada realitas dunia yang secara hakiki
mengungkapkan keagungan pencipta-Nya.
b. Membangun kesadaran akan penyimpangan yang terus terjadi akibat kedosaan.
c. Mendorong untuk terlibat khususnya di dalam proses penebusan yang terus
berlangsung melalui disiplin ilmu yang ada.
d. Serta mendorong pengembangan diri yang selaras dengan realitas penciptaan
tersebut, ialah semakin menjadi “ men and women for others”.
Program pendampingan spiritualitas terwujud dalam sejumlah kegiatan
sebagai berikut:
1. Pertemuan pengembangan spiritualitas yang berlangsung selama 8 semester
(55)
2. Rekoleksi angkatan yang diselenggarakan pada akhir setiap semester, beberapa
sebagai kegiatan pertemuan pengembangan spiritualitas pada semester yang
bersangkutan.
3. Camping rohani dilaksanakan pada semester III dan IV.
4. Rekoleksi bersama diselenggarakan 1 kali setiap tahun, ditujukan bagi segenap
warga kampus IPPAK.
5. Retret diselenggarakan 1 kali setiap tahun.
6. Ekaristi kampus diselenggarakan setiap hari jumat minggu pertama dalam
setiap bulan.
7. Bimbingan pribadi yang pelaksanaannya mahasiswa bebas memilih siapa yang
menjadi pembimbingnya.
8. Re-entry diselenggarakan pada akhir masa studi atau akhir semester VIII,
secara khusus mempersiapkan mahasiswa memasuki dunia kerja dan pelayanan
pastoral-katekis.
Dengan adanya pendampingan spiritualitas ini juga mahasiswa bisa lebih
dikenalkan dengan tokoh-tokoh agama di dalam kampus. Sebagai seorang katekis
kita perlu mengenal tokoh-tokoh agama dengan baik. Salah satunya adalah Bunda
Maria yang tidak lain adalah ibu dari Yesus. Dengan mengenal Bunda Maria,
mahasiswa IPPAK bisa lebih tau bagaimana kisah tentang Maria dengan
membaca Kitab Suci atau buku bacaan tentang Maria. Setelah mahasiswa
mengenal barulah mereka tau dan bisa menjadikan Bunda Maria sebagai teladan
atau contoh dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Maka dari itu dalam skripsi
(56)
Bunda Maria dalam menghadapi kesulitan di masa perkuliahan sampai bisa lulus
dengan baik.
3. Pendampingan kepribadian
Pendampingan kepribadian di prodi IPPAK adalah peningkatan penguasaan
soft skills para mahasiswa. Soft skills yang dimaksudkan disini adalah karakter
luhur (bertanggung jawab, jujur, disiplin) kemampuan berkomunikasi, bekerja
sama dalam tim, profesionalisme, dan kepemimpinan. Peningkatan penguasaan
soft skills diupayakan melalui berbagai kegiatan : perkuliahan (pengerjaan tugas,
diskusi, kerja kelompok), kegiatan pendampingan akademik, pendampingan
spiritualitas, kepanitiaan, organisasi kemahasiswaan, organisasi kemasyarakatan,
dan pelatihan-pelatihan.
C. METODOLOGI PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
a. Gambaran sejauh mana mahasiswa IPPAK menghayati Spiritualitas Bunda
Maria sebagai sumber kekuatan batin dalam menghadapi masalah dalam
perkuliahan.
b. Sejauh mana mahasiswa IPPAK berdevosi kepada Bunda Maria dan dengan
cara apa saja.
(1)
mengetahui semua yang mereka perlukan. Dan pada ayat 34 dikatakan bahwa janganlah kita khawatir dengan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan di hari ini cukup hanya hari ini saja.
5. Langkah IV: Menerapkan iman Kristiani dalam situasi peserta konkrit a) Pengantar
Teman-teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita sebisa mungkin bertahan dengan hidup kita yang mungkin juga sudah kita nyatakan
“hancur”. Dan terbukti kita bisa! selama kuliah di IPPAK ini kita dapat bertahan dari semester I sampai semester VII ini dengan begitu banyak tugasdancobaan yang telah berhasil kita lewati. Dengan kita masih bertahan sampai sekarang, itu menandakan bahwa kita sudah berhasil melawan cobaan demi cobaan yang telah kita hadapi selama ini. Kalau teman-teman dan saya tidak bisa melawan semua cobaan yang ada selama hampir 4 tahun kita kuliah di IPPAK ini, mungkin saatini pun kita sudah tidak akan berada di kampus ini seperti saat ini kita mengikuti SCP bersama-sama.
Tidak jarang dari teman-teman kita yang terkena masalah lalu putus asa dan memilih untuk keluar dari IPPAK ini. Tapi disini Tuhan tidak menginginkan kita seperti itu. Inilah jalan yang Tuhan berikan pada kita, kita dikirim untuk kuliah di IPPAK ini dan bisa sampai di semester VIII berarti Tuhan tahu kita bisa melewati semuanya sampai akhirnya kita bisa lulus bersama-sama dengan nilai yang baik. Jalan menuju kebahagiaan memang tidaklah gampang. Kita harus bersusah-susah untuk bisa mencapai sesuatu yang kita inginkan. Dengan perjuangan jatuh bangun kita dalam menjalani kuliah ini (susah payah dari pagi sampai siang bahkan malam sampai pagi lagi mengerjakan tugas;
(2)
setiap hari untuk kuliah; dll) yakin dan percayalah Tuhan akan memberikan upah yang sebanding dengan semua yang sudah kita perjuangkan yaitu lulus dengan baik.
b) Sebagai bahan refleksi agar kita dapat semakin menyadari sikap kita dalam usaha kita mendengarkansabda Yesus dalam menghadapi cobaan, dengan mencoba diam dan hening sejenak serta mengendapkan segala pesan yang telah disampaikan oleh Tuhan Yesus ke dalam hati kita dengan merenungkan pertanyaan berikut ini: - SabdaYesusmana yang patut kita dengardanwujudkandalam
menjalanihidup kita yang penuhtantanganterutama di kampus supaya dapat menyelesaikan kuliah dengan baik?
c) Saat hening diiringi dengan musik instrumental dari Laptop untuk mengiringi renungan secara pribadi akan pesan Injil. Kemudian peserta diberi kesempatan untuk mengungkapkan hasil-hasil permenungan pribadinya itu. Akhirnya, sebagai bahan renungan dalam langkah ini, pendamping memberi arah rangkuman singkat. d) Arah rangkuman penerapan pada situasi peserta
Teman-teman yang terkasih, tadi kita telah sama-sama mendengarkan jawaban apa saja sikap yang akan kita ambil dan lakukan dalam menghadapi cobaan di kemudian hari. Sikap untuk selalu berdoa dan meminta kekuatan ketika sedang dihadapkan dengan cobaan, sabar, positif thingking, dll. Diharapkan teman-teman dapat mewujudkan sikap yang sudah teman-teman katakan saat menjawab pertanyaan tadi. Semoga ketika cobaan datang, teman-teman bisa langsung mengambil sikap seperti yang telah teman-teman katakan tadi. Bisa dengan bersikap sabar berdoa meminta kekuatan dan jalan keluar pada Tuhan, atau bercerita pada teman dekat agar bebannya sedikit berkurang dan bisa menjalani cobaan yang ada dengan tegar karena tidak merasa sendiri, atau dengan cara yang lainnya yang positif dan bisa membuat kita tetap kuat dalam menghadapi cobaan.
(3)
6. Langkah V: Mengusahakan suatu aksi konkret a) Pengantar
Teman-teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita telah bersama-sama melihat, berbagi dan menggali pengalaman- pengalaman kita yang berawal dari melihat video yang menceritakan tentang seorang ibu yang berjuang mencari uang di tengah kesakitannya demi anggota keluarganya. Lalu kita juga sudah mendengarkan sabdaYesus yang mengatakankepadakitauntuktidakperlukuatirdenganhariesok. Kita tidakperlukuatirdenganapa yang akankitamakanbesok, apa yang akankitaminumbesokdanapa yang akankitapakaibesok. Janganterlalukuatir, karenaesokhari aka nada kesusahannyasendiri.Kesusahanhariinicukuplahuntukhariinisaja.Teman-teman juga sudah membagikan pengalaman kesusahannyasendiri.Kesusahanhariinicukuplahuntukhariinisaja.Teman-teman-kesusahannyasendiri.Kesusahanhariinicukuplahuntukhariinisaja.Teman-teman mengenai cobaan yang teman-teman hadapi dan bagaimana cara teman-teman melewatinya. Tadi teman-teman juga sudah mengungkapkan sikap-sikap apa yang patut kita teladani dari yesus untuk menghadapi cobaan. Dan sekarang marilah kita ungkapkan niat apa saja yang akan kita lakukan untuk menghadapi cobaan-cobaan yang akan datang di hari selanjutnya. b) Sebagai bahan refleksi agar kita dapat semakin setia dan semakin mampu
merasakan kuasa Yesus dalam hidup kita, terlebih dahulu kita akan melihat kenyataan yang kita hadapi saat ini, dengan mencoba diam dan hening sejenak serta mengendapkan segala pesan yang telah disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada kita, lewat pertanyaan sebagai berikut:
- Niat apa yang akan kita lakukan sebagai mahasiswa semester VIII IPPAK, khususnya dalam menghadapi cobaan kuliah agar dapat menyelesaikan kuliah dengan baik?
c) Setelah mempunyai jawaban masing- masing, niat- niat pribadi yang sudah ada diungkapkan oleh masing- masing peserta.
d) Setelah peserta menyampaikan niat-niatnya tersebut, pendamping mengajak peserta untuk mendiskusikan bersama agar mereka dapat
(4)
menghadapi atau menjalani hidup selama berkuliah di IPPAK.
7. Penutup
a) Setelah selesai merumuskan niat pribadi dan bersama, pendamping mengajak peserta untuk membawa segala permohonan peserta ke dalam doa umat.
b) Doa penutup.
Tuhan Yesus Kristus kami mengucap syukur karena kami boleh mendengar sabdaMu dan kami juga sudah melihat kembali pengalaman-pengalaman kami dalam menghadapi cobaan. Seringkali kami mengeluh dan lari dari-Mu. Yesus, Engkau telah memberi teladan kepada kami untuk tetap setia mendengarkan sabda Allah dan tetap taat pada Allah dalam menghadapi cobaan lewat sabdaMu hari ini. Semoga kami bisa seperti-Mu, dapat menghadapi setiap cobaan yang akan kami hadapi di kemudian hari. Ya Bapa berkatilah kami agar dapat melaksanakan niat-niat yang telah kami buat untuk menghadapi cobaan di kemudian hari, sehingga kami semakin dikuatkan dan dapat lulus dengan baik di IPPAK ini. Semua doa ini kami sampaikan kepadaMu lewat perantara Juru Selamat kami, Yesus Kristus, yang bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
c) Sesudah Doa Penutup, pertemuan diakhiri dengan menyanyikan lagu
(5)
Lampiran 4:
LampiranLagudanBacaanKitabSuciContoh SCP
“Lagu Pembukaan Hari ini kurasa bahagia”
Hari ini kurasa bahagia, berkumpul bersama saudara seiman.
Tuhan Yesus t’lah satukan kita, tanpa memandang diantara kita.
Bergandengan tangan dalam kasih, dalam satu hati.
Berjalan dalam terang kasih Tuhan.
Kau sahabatku, kau saudaraku
Tiada yang dapat memisahkan kita .. Ooooooooo
Kau sahabatku, kau saudaraku
Tiada yang dapat memisahkan kita.
“LaguPenutup Salam Maria (MB 542)”
Salam Maria, RahmatTuhansertaMu
BundaYesusKristus, doakanlah kami
Salam Maria EngkauBundaGereja
(6)
TerpujilahEngkau di sepanjangmasa
Lampiran teks Kitab Suci (Mat 6:31-34)
6:31Sebabitujanganlahkamukuatirdanberkata: Apakah yang akan kamimakan?
Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32Semuaitudicaribangsa-bangsa yang tidakmengenal Allah.Akan tetapiBapamu
yang ada di sorgatahu, bahwakamumemerlukansemuanyaitu.
6:33TetapicarilahdahuluKerajaan Allah dankebenarannya,
makasemuanyaituakanditambahkankepadamu.
6:34Sebabitujanganlahkamukuatirakanharibesok,
karenaharibesokmempunyaikesusahannyasendiri.