Pembinaan spiritualitas di program studi IImu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai upaya membantu mahasiswa dalam menanggapi panggilannya sebagai katekis - USD Repository
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PEMBINAAN SPIRITUALITAS
DI PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA SEBAGAI UPAYA MEMBANTU MAHASISWA DALAM
MENANGGAPI PANGGILANNYA SEBAGAI KATEKIS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh :
Ade Mardiana
NIM : 071124020
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada: Allah Bapa di Surga, Keluarga Besar Mateus
Maman Sulaeman, seluruh mahasiswa IPPAK-USD dan para katekis di seluruh
Indonesia
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
Berkat Kasih Karunia-Nya
Ia telah memilih dan memanggil aku untuk menjadi seorang katekis untuk
menyatakan Kristus kepada umat-Nya
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul PEMBINAAN SPIRITUALITAS DI PROGRAM
STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA
KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SEBAGAI
UPAYA
MEMBANTU
MAHASISWA
DALAM
MENANGGAPI
PANGGILANNYA SEBAGAI KATEKIS. Judul skripsi ini dipilih berdasarkan
refleksi penulis terhadap pembinaan spiritualitas yang ada di Prodi IPPAK USD yang
diproses selama empat tahun. Selain sebagai hasil refleksi, skripsi ini ditulis
berdasarkan keingintahuan penulis mengenai peran pembinaan spiritualitas terhadap
mahasiswa tingkat empat tahun ajaran 2011/2012 secara khusus pada panggilan
mereka sebagai katekis. Pembinaan spiritualitas yang berlangsung di Prodi IPPAK
USD merupakan bagian dari mata kuliah yang ada di Prodi sekaligus juga sebagai
motor atau penggerak bagi mahasiswa agar memiliki spiritualitas dan panggilan
hidup sebagai katekis. Spiritualitas yang dikembangkan adalah spiritualitas katekis.
Pembinaan spiritualitas ini sangat penting bagi mahasiswa. Maka untuk
mengetahui kontribusi pembinaan spiritualitas penting bagi mahasiswa penulis
tempuh dengan mengadakan penelitian di lapangan. Jenis penelitian yang penulis
gunakan adalah kualitatif sedangkan metodenya adalah metode survey. Sampel
penelitian ini adalah mahasiswa tahun ke empat tahun ajaran 2011/2012. Instrumen
yang penulis gunakan adalah kuesioner yang terbagi menjadi dua bagian yakni
terbuka dan tertutup. Dalam penelitian tersebut terdapat tiga variabel dan tiga
variabel tersebut menjadi sasaran penulis dalam penelitian. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh data bahwa pembinaan spiritualitas memberikan kontribusi bagi
mahasiswa yang secara khusus mahasiswa terbantu dalam menanggapi panggilannya
sebagai katekis dan spiritualitas katekis bertumbuh dalam diri mahasiswa. Namun
dalah hal kemantapan atau mantap menjadi seorang katekis belum dirasakan oleh
mahasiswa. Hal tersebut menandakan belum sepenuhnya pembinaan spiritualitas
memberikan kontribusi.
Mengingat identitas mahasiswa adalah calon-calon katekis dan akan menjadi
seorang katekis, kemantapan dalam hal panggilan sangat penting bagi mereka, maka
pembinaan spiritualitas ini perlu ditingkatkan kembali agar semakin memberikan
kontribusi bagi mahasiswa dalam memantapkan panggilannya sebagai katekis.
Dalam rangka meningkatkan pembinaan spiritualitas ini, penulis mengusulkan
program rekoleksi yang terintegrasi dengan keseluruhan pembinaan spiritualitas.
Rekoleksi ini dilaksanakan pada akhir pembinaan spiritualitas yakni penutupan
pembinaan spiritualitas.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
This small thesis entitled THE FORMATION OF SPIRITUALITY IN
RELIGIOUS CATHOLIC EDUCATION DEPARTMENT SANATA DHARMA
UNIVERSITY YOGYAKARTA AS EFFORT TO HELP STUDENTS IN
RESPONDING THEIR VOCATION AS CATECHISTS. This title was chosen based
on the reflection of the author on the formation of spirituality in Prodi IPPAK USD
for four years. In addition as a result of reflection, this paper is written based on the
author's curiosity about the role of the formation of spirituality for students in the
fourth-year 2011/2012 teachings, especifically on their calls as catechists. The
formation of spirituality that takes place in the Prodi IPPAK USD is a part of the
existing courses in the department program as well as a motor for students to have
spirituality and vocation as catechists. The spirituality is developed catechist
spirituality.
The formation of spirituality is very important for students. So to determine
the contribution of the formation of spirituality for students, the author conducted a
research. This type of research was qualitative while the method was survey method.
The sample was a fourth-year students of the school year 2011 / 2012. Instrument
that I used was a questionnaire that was divided into two parts, namely open and
closed. In that study, there were three variables the formation of spirituality. The
results of the research shows that contributes of the students, in responsding to the
vocation as catechists and catechist spirituality has grown within the students. But
the students have not fullyfelt as catechist. It shows that the formation of spirituality
has not fully contributed yet.
Given the identity of the students as candidates to become catechists, the call
as catechist is very important to them, then the formation of spirituality needs to be
improved in order to contribute to the students in establishing vocation as catechists.
The author proposes an integrated program with the overall recollection the
formation of spirituality. Recollection was conducted at the end of the formation of
spirituality.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan anugerah yang melimpah diberikan kepada penulis, sehingga skripsi yang
berjudul
PEMBINAAN
PENDIDIKAN
SPIRITUALITAS
KEKHUSUSAN
DI
PROGRAM
PENDIDIKAN
STUDI
AGAMA
ILMU
KATOLIK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SEBAGAI UPAYA
MEMBANTU MAHASISWA DALAM MENANGGAPI PANGGILANNYA
SEBAGAI KATEKIS dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini lahir berawal dari
refleksi penulis terhadap pembinaan spiritualitas yang ada di Prodi IPPAK USD dan
keingintahuan penulis mengenai kontribusi pembinaan spiritualitas terhadap para
mahasiswa. Sebagai hasilnya penulis tuangkan dalam bentuk karya ilmiah yaitu
skripsi.
Skripsi ini, dapat terselesaikan berkat bantuan dan dukungan semua pihak.
Maka dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung SJ, M.Ed selaku Kaprodi dan Bapak Yoseph
Kristianto, SFP. M.Pd. selaku Wakaprodi yang telah bersedia memberikan
dukungan, perhatian dan morivasi kepada penulis selama berproses di Prodi
IPPAK.
2. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ selaku dosen utama yang telah membimbing,
meluangkan waktu, memberikan pengarahan, kritik dan saran serta motivasi
kepada penulis dalam penyusunan skripsi dari awal hingga akhir penulisan.
3. Y.H. Bintang Nusantara, SFK. M. Hum Dosen selaku dosen pengujikeduayang
telah memberikan bimbingan, dukungan, motivasi dan masukan kepada penulis
dalam penyususan skripsi dari awal hingga akhir penulisan.
4. Drs. L. Bambang Hendarto Y, M. Hum selaku dosen penguji ke tiga yang telah
memberikan bimbingan, dukungan, motivasi dan masukan kepada penulis dalam
penyususan skripsi dari awal hingga akhir penulisan.
5. P. J. Setyakarjana, SJ, Ibu Murti, Sr. Rety, FMM, Suster-suster FDCC, Pusat
Musik Liturgi (Rm Prier, SJ, ibu Nanik) dan Frater-frater MSF yang telah secara
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
tulus memberikan sumbangan kepada penulis sehingga penulis bisa terdaftar dan
menjadi mahasiswa IPPAK-USD sampai sekarang ini.
6. Drs. M. Sumarno Ds, S. J. M.A, Drs. L. Bambang HY, M. Hum dan Drs. Y.a.
C.H. Mardiraharjo yang selalu memberikan beasiswa secara tulus kepada penulis
disetiap semester sehingga penulis bisa dan tetap melanjutkan studi di Prodi
IPPAK-USD.
7. Drs. H.J. Suhardiyanto, SJ, Drs. F.X. Heryatno W. W., M,Ed dan Dr. B. Agus
Rukiyanto, SJ yang secara tulus telah memberikan ijin dan tempat tinggal kepada
penulis sehingga penulis merasa nyaman dan kerasan dalam menjalankan studi di
Prodi IPPAK-USD.
8. Segenap staf dosen (Bapak Dapiyanta, Rm. Putranta, dan Ibu Supriyati),
sekretariat (Bapak Bambang Sulis dan Bapak Widiastono dan mbak Wulan),
perpustakaan (Bapak Bambang Kiswantoto dan Ibu Surti) dan karyawan Prodi
IPPAK USD (Mas Diono, Pak Bari, Pak Suroto, Pak Paryono, Pak Supri
“almarhum”, Pak Yatno, Pak Suwarno dan Mas Panto) yang telah begitu banyak
melimpahi penulis dengan ilmu pengetahuan, perhatian, dukungan, bimbingan
serta senyuman yang selalu menguatkan penulis menjalani proses studi di
kampus IPPAK ini.
9. Keluaraga besar bapak Karnadi dan Jaya Arlika yang telah memberikan bantuan
baik itu secara moral maupun materi kepada penulis sehingga bisa tetap bertahan
dalam melanjutkan studi di IPPAK-USD.
10. Keluarga bapak Sudarisman (ibu Tatik, Maria Jajar, Agnes Jajar, Via, simbah,
mbah dan lain-lain) yang telah memberikan bantuan secara moral kepada penulis
sehingga bisa tetap bertahan dalam pengerjaan skripsi sampai selesai.
11. F. X. Franky Paskalis Pitoy, Pr dan seluruh umat di stasi St. Theresia Ciledug
paroki Bunda Maria Cirebon yang telah memberikan dukungan, semangat dan
doa kepada penulis sehingga penulis bisa tetap bertahan dalam menjalankan
skripsi.
12. Guru-guru SD Kanisius Wirobrajan I yang selalu setia mendukung, mendorong
dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................
iv
MOTTO ..............................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...............................................
vii
ABSTRAK ..........................................................................................................
viii
ABSTRACT ..........................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................
x
DAFTAR ISI .......................................................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................
xviii
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................
1
A. Latar Belakang ..........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
7
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................
7
D. Manfaat Penulisan ......................................................................................
7
1. Bagi Mahasiswa IPPAK USD .............................................................
8
2. Bagi Prodi IPPAK USD .......................................................................
8
3. Bagi Penulis .........................................................................................
8
E. Metode Penulisan .......................................................................................
8
F. Sistematika Penulisan ................................................................................
9
BAB II. SPIRITUALITAS KATEKIS DAN UPAYA PEMBINAANNYA .....
11
A. Katekis sebagai Panggilan Allah ................................................................
11
1. Pengertian Panggilan sebagai Katekis ...................................................
11
a. Pengertian Panggilan .........................................................................
12
b. Pengertian Panggilan menurut Kitab Suci ........................................
12
c. Pengertian Katekis ...........................................................................
13
d. Pengertian Panggilan sebagai Katekis ..............................................
14
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Kekhasan Panggilan Katekis .................................................................
15
3. Hidup seorang Katekis...........................................................................
15
4. Peran dan Kualifikasi Seorang Katekis .................................................
16
a. Peranan seorang Katekis ...................................................................
17
b. Kualifikasi seorang Katekis ..............................................................
19
1). Pengetahuan Seorang Katekis ......................................................
19
a). Pengetahuan tentang Katekese ................................................
20
b). Pengetahuan tentang Metode Katekese ...................................
20
c). Pengetahuan akan situasi/ keadaan Umat ................................
21
d). Pengetahuan Menyangkut Konteks .........................................
21
2). Keterampilan seorang Katekis .....................................................
22
a). Keterampilan Berkomunikasi ..................................................
22
b). Keterampilan Berefleksi ..........................................................
22
3). Spiritualitas seorang Katekis .......................................................
23
a). Pengertian Spiritualitas ............................................................
23
b). Pengertian Spiritualitas Katekis ..............................................
24
c). Perlunya Spiritualitas bagi Katekis dengan Berguru pada
Yesus Kristus ..........................................................................
25
B. Spiritualitas Katekis dan Tantangannya .....................................................
26
1. Spiritualitas Katekis ...............................................................................
26
a. Sedia Diutus ......................................................................................
27
b. Semangat Menggereja .......................................................................
27
c. Menjadi Murid ..................................................................................
28
d. Berakar dan Berbuah .........................................................................
29
2. Tantangan dalam Menumbuhkan Spiritualitas Katekis .........................
29
a. Budaya Materialistik dan Hedonis ....................................................
30
b. Budaya Audio Visual ........................................................................
30
c. Krisis Makna Generasi Muda............................................................
31
d. Globalisasi .........................................................................................
32
C. Usaha Pembinaan dalam menumbuhkan Spiritualitas Katekis ..................
32
1. Perlunya Usaha Pembinaan Spiritualitas Katekis ..................................
33
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Bentuk-bentuk Pembinaan Spiritualitas Katekis ...................................
34
a. Pendidikan Formal dan Informal ......................................................
34
b. Retret .................................................................................................
35
c. Refleksi .............................................................................................
35
3. Pembina dalam Pembinaan Spiritualitas Katekis ..................................
36
D. Rangkuman ................................................................................................
37
1. Katekis sebagai Panggilan Allah .........................................................
37
2. Spiritualitas Katekis dan Tantangannya ..............................................
39
3. Usaha Pembinaan Spiritualitas Katekis ..............................................
40
BAB III. PENELITIAN TENTANG PEMBINAAN SPIRITUALITAS
KATEKIS BAGI MAHASISWA DI PROGRAM STUDI
ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN
AGAMA KATOLIK ............................................................................
41
A. Gambaran Umum Prodi IPPAK .................................................................
42
1. Sejarah Prodi IPPAK .............................................................................
42
2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Prodi IPPAK .......................................
45
3. Gambaran Kurikulum Prodi IPPAK ......................................................
47
4. Tujuan dan Materi Pembinaan Spiritualitas ..........................................
50
a. Tujuan Pembinaan Spirtualitas ..........................................................
50
b. Materi Pembinaan Spiritualitas .........................................................
51
5. Pelaksanaan Pembinaan Spiritualitas ....................................................
53
a. Perkuliahan Tatap Muka Pembinaan Spiritualitas ............................
53
b. Waktu Pelaksanaan Pembinaan Spiritualitas ....................................
54
c. Pendamping Pembinaan Spiritualitas................................................
54
B. Penelitian ....................................................................................................
55
1. Tujuan Penelitian ...................................................................................
55
2. Manfaat Penelitian .................................................................................
56
3. Jenis dan Metode Penelitian ..................................................................
56
4. Variabel Penelitian ................................................................................
57
5. Instrumen Penelitian ..............................................................................
58
6. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................
58
7. Tempat dan waktu Penelitian ................................................................
59
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8. Teknik Analisis Data .............................................................................
59
C. Laporan Hasil Penelitian ............................................................................
60
1. Identitas dan Motivasi Mahasiswa .......................................................
60
2. Pemahaman Mahasiswa terhadap Sosok Katekis .................................
62
3. Pemahaman Mahasiswa terhadap Peran Katekis dalam Gereja ............
65
4. Pemahaman Mahasiswa terhadap Kualifikasi Seorang Katekis ...........
67
5. Peranan Pembinaan Spiritualitas ..........................................................
72
6. Faktor Pendukung Pembinaan Spiritualitas ..........................................
75
7. Harapan Mahasiswa terhadap Pembinaan Spiritualitas ........................
79
D. Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................................
81
1. Identitas dan Motivasi Mahasiswa .......................................................
82
2. Pemahaman Mahasiswa terhadap Sosok Katekis .................................
83
3. Pemahaman Mahasiswa terhadap Peran Katekis dalam Gereja ...........
88
4. Pemahaman Mahasiswa Kualifikasi Seorang Katekis ..........................
93
5. Peranan Pembinaan Spiritualitas bagi Mahasiswa ................................
101
6. Faktor Pendukung Pembinaan Spiritualitas ..........................................
104
7. Harapan Mahasiswa terhadap Pembinaan Spiritualitas ........................
108
E. Kesimpulan Penelitian ..............................................................................
110
BAB IV: USULAN PROGRAM REKOLEKSI YANG TERINTEGRASI
DENGAN PEMBINAAN SPIRITUALITAS SEBAGAI
UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN MAHASISWA
AKAN PANGGILANNYA SEBAGAI KATEKIS ............................
115
A. Alasan Perlunya Rekoleksi yang Terintegrasi dengan Keseluruhan
PembinaanSpiritualitas............................................................................
116
1. Rekoleksi sebagai Simpul Materi Pembinaan Spiritualitas ..................
117
2. Rekoleksi membantu Menemukan Kembali Sang Sumber
Spiritualitas ...........................................................................................
119
3. Rekoleksi Meneguhkan Pembiasaan Hidup yang Dijalani Mahasiswa
120
4. Rekoleksi membantu Mahasiswa Memantapkan Panggilannya
sebagaiKatekis ......................................................................................
122
B. Program Rekoleksi yang Terintegrasi dengan Keseluruhan Pembinaan
Spiritualitas ................................................................................................
124
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1. Pengertian Program Rekoleksi dan Tujuan Rekoleksi .........................
124
2. Tema-tema Program Rekoleksi ............................................................
125
3. Matrik Program Rekoleksi ....................................................................
127
Petunjuk Pelaksanaan Program Rekoleksi yang Terintegrasi dengan Ke seluruhan Pembinaan Spiritualitas ............................................................
133
1. Pendamping Rekoleksi .........................................................................
133
2. Peserta Rekoleksi ..................................................................................
134
3. Waktu Rekoleksi ...................................................................................
134
4. Sarana dan Metode Rekoleksi ..............................................................
134
5. Tempat Rekoleksi .................................................................................
135
6. Evaluasi ................................................................................................
135
BAB V: PENUTUP ............................................................................................
136
A. Kesimpulan Umum ....................................................................................
136
B. Saran ...........................................................................................................
138
1. Bagi Prodi IPPAK ................................................................................
138
2. Bagi Pembinaan Spiritualitas ................................................................
138
a. Materi Pembinaan Spiritualitas ........................................................
139
b. Sarana dan Metode Pembinaan Spiritualitas ....................................
139
c. Pendamping Pembinaan Spiritualitas ...............................................
139
3. Bagi Mahasiswa ....................................................................................
139
DAFTAR FUSTAKA .........................................................................................
140
LAMPIRAN ........................................................................................................
143
(1) Contoh Hasil Penelitian ......................................................................
(1)
C.
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Alkitab (Kitab
Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru). Edisi ke kelima 1997. Jakarta: LBI
B. Singkatan Dokumen Gereja
AA
: Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang
Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.
AG
: Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misioner
Gereja, 7 Desember 1965.
CT
: Catechesi Tradendae, Anjuran tentang Katekese Masa Kini, 16
Oktober 1979.
LG
: Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan IItentang
Gereja, 21 November 1964.
RM
: Redemptoris Missio, Ensiklik Yohanes Paulus II tentang Mengenai
Keabsahan Tetap Mandat Pengutusan Gereja, 7 Desember 1990
C. Singkatan Lain
AKKI
: Akademik Kateketik Katolik Indonesia
ASG
: Ajaran Sosial Gereja
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DPP
: Dewan Pengurus Paroki
FIPA
: Fakultas Ilmu Pendidikan Agama
FKIP
: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
IPPAK
: Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
KAS
: Keuskupan Agung Semarang
KBBI
: Kamus Besar Bahasa Indonesia
KBP
: Karya Bakti Paroki
Komkat
: Komisi Kateketik
KWI
: Konferensi Waligereja Indonesia
MAWI
: Majelis Agung Waligereja Indonesia
Mendikbud
: Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
Renstra
: Rencana Kerja Lima Tahun Terakhir
PKKI
: Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia
Prodi
: Program Studi
PUSKAT
: Pusat Kateketik
USD
: Universitas Sanata Dharma
SJ
: Serikat Jesus
SKS
: Satuan Kredit Semester
LPTK
: Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
STFK
: Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik
xix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
127
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman modern yang penuh dengan tantangan ini, jemaat membutuhkan
pendamping dari para pelayan pastoral yang tangguh dalam menghadapi berbagai
macam permasalahan iman. Pelayanan pastoral yang dimaksud adalah pelayanan
sabda. Dalam bentuknya, pelayanan sabda bermacam-macam. Salah satunya adalah
katekese (Kongregasi untuk Imam art. 52). Telaumbanua (1999: 1) menyatakan
katekese adalah pendampingan, pendidikan dan komunikasi iman. Katekese ialah
pembinaan anak-anak, kaum muda dan orang-orang dewasa dalam iman, yang
khususnya mencakup penyampain ajaran Kristen, yang pada umumnya diberikan
secara organis dan sistematis, dengan maksud menghantar para pendengar memasuki
kepenuhan hidup Kristen (CT, art. 18).
Sebagai salah satu bentuk pelayanan sabda, kegiatan katekese senantiasa
menyentuh seluruh kalangan jemaat, mulai dari anak-anak, remaja sampai kelompok
jemaat dewasa (CT, art. 36, 37 dan 39). Dalam prosesnya, katekese selalu
menghadapi tantangan yang tidak pernah habis. Perlu ada suatu pembaharuan yang
bersifat terus menerus agar katekese tidak kehilangan rohnya. Salah satu penggerak
sebuah proses katekese adalah pelaku sekaligus pewarta sabda Allah, yang sering
disebut dengan istilah katekis.
Menengok sejenak sejarah perkembangan katekese pada zaman Konsili
Vatikan I, Gereja belum melibatkan jemaat dalam karya pelayanan pastoral. Seperti
yang diketahui bahwa segala macam bentuk pelayanan pastoral hanya dilakukan oleh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
imam dan biarawan-biarawati. Pada zaman itu pelayanan sabda Gereja bersifat
piramidal artinya Gereja menempatkan posisi imam dan kelompok biarawanbiarawati di atas seluruh umat. Konsekuensi dari konsep Gereja yang demikian
adalah segala macam keputusan, kebijakan iman berada di tangan hierarki, sehingga
Gereja dipahami sebagai kaum berjubah (Prasetya, 2007: 14). Konsep Gereja yang
demikian sangat mempengaruhi proses katekese yang terjadi di tengah kehidupan
jemaat. Pemahaman bahwa hanya kelompok hierarki yang boleh memberikan
pengajaran
atau
melakukan
pewartaan
menjadi
sangat
dominan.
Dalam
perkembangan zaman selanjutnya, Gereja menyadari bahwa konsep Gereja yang
demikian tidak relevan lagi. Maka, muncullah suatu gerakan yang lahir dari inisiatif
kaum hierarki untuk membaharui konsep Gereja yang demikian. Gerakan itu
terwujud dalam bentuk Konsili Vatikan II.
Satu hal yang patut disyukuri bahwa setelah Konsili Vatikan II, Gereja
menyatakan keterbukaannya terhadap seluruh umat, maka segala macam bentuk
kehidupan, tugas pelayanan pastoral dan perkembangan Gereja menjadi tanggung
jawab bersama yang secara khusus kepada kaum awam, yaitu katekis yang
membantu dalam menangani pelayanan sabda (LG, art. 35). Dalam perkembangan
selanjutnya kinerja atau tugas para katekis semakin jelas dan fokus pada bidang
kerygma atau pewartaan. Kini tugas katekis tidak serta merta menggantikan tugas
para imam atau kaum biarawan-biarawati. Meskipun demikian yang penting untuk
terus menerus disadari oleh seorang katekis adalah perintah Yesus sendiri yaitu
“Pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang
telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
sampai kepada akhir zaman” (Mat 28: 19-20). Lebih jelas dan terang lagi dalam Injil
Markus 16: 15-16: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala
makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan tetapi siapa yang tidak
percaya akan dihukum.”
Adapun bentuk-bentuk nyata tugas pewartaan yang dilakukan oleh katekis
adalah berkatekese, berbagi pengalaman hidup kristiani, dan penghayatan hidup
beriman (AG, art. 15). Selanjutnya, dalam menjalankan tugasnya, katekis diharapkan
memiliki spiritualitas yang mendalam agar mampu hidup dalam Roh Kudus, mampu
memperbaharui hidup secara terus-menerus, mampu menanggapi panggilannya serta
mampu melaksanakan tugasnya tersebut. Berkaitan dengan peran seorang katekis,
dalam salah satu dokumen Gereja Yohanes Paulus II mengatakan bahwa:
“Misionaris sejati adalah santo, kiranya dapat diterapkan tanpa ragu-ragu pada
katekis, mereka dipanggil kepada kesucian dan kepada tugas perutusan yakni untuk
menghidupi panggilan mereka dengan semangat para santo” (RM, art. 90).
Yohanes Paulus II atas peryataannya tersebut mengharapkan panggilan dan
kehidupan katekis layaknya seperti panggilan dan kehidupan seorang santo. Sama
seperti para kudus yang mewartakan hidup Yesus Kristus di dalam hidup mereka,
katekis juga mewartakan hidup Yesus Kristus di dalam hidupnya sehari-hari. Itu
berarti bahwa pewartaan katekis bukan hanya melalui kata-kata, melainkan juga
melalui seluruh aspek kehidupannya. Bentuk pewartaan yang dilakukan secara
konkret dalam kehidupan nyata, mampu melahirkan roh penggerak dari dalam diri
seorang pewarta untuk terus menerus hidup dalam tuntunan Allah. Roh penggerak
dari dalam itulah yang disebut sebagai spiritualitas katekis. Supaya spiritualitas
katekis yang sudah dimilikinya tetap tumbuh dan mengakar, maka ia perlu mendapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
berbagai pembinaan spiritualitas katekis yang mendalam, kreatif dan kontekstual
secara terus menerus.
Pembinaan spiritualitas yang ada sampai sekarang ini bersifat formal maupun
informal, baik yang bersifat rutin maupun berkala dalam bentuk pengajaran dengan
mengutamakan aspek pengetahuan iman, praktek pastoral di lapangan, refleksi yang
dalam kehidupan sehari-hari, retret dan komunikasi iman melalui katekese di
lingkungan. Dengan pembinaan spiritualitas katekis yang dilakukan secara rutin dan
berkala diharapkan bagi katekis sendiri mampu menumbuhkan spiritualitas
katekisnya secara integral.
Dewasa ini jumlah katekis sangat sedikit. Hal ini disebabkan karena para
katekis yang ada termakan oleh faktor usia, ada yang pensiun dan ada pula yang
meninggal dunia. Selain itu faktor lain adalah kurang gencarnya proses kaderisasi
yang dapat melahirkan para calon katekis yang militan. Proses kaderisasi tidak
melulu dilakukan secara formal dan melalui jalur khusus. Proses kaderisasi yang
paling efektif adalah melalui keteladan yang kharismatis dari seorang katekis di
tengah jemaat. Keteladanan yang kharismatis dari seorang katekis hanya mungkin
terjadi jika memiliki kedalaman spiritualitas katekis yang mendalam.
Berdasarkan pengalaman penulis sendiri ketika melaksanakan Karya Bakti
Paroki (KBP) di Paroki Bunda Maria Cirebon pada tanggal 28 November 2010 - 15
Januari 2011 keberadaan seorang katekis di tengah jemaat sangat dibutuhkan.
Sementara yang terjadi di paroki Bunda Maria Cirebon, segala macam bentuk
pewartaan, katekese dan pendidikan iman masih dilakukan oleh para pastor dan
biarawan-biarawati. Sekalipun di sana ada beberapa guru agama, namun status
kinerja mereka lebih sebagai katekis paro waktu, suka rela dan tidak mendapat bekal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
pendidikan formal atau khusus. Pastor paroki biasanya menunjuk beberapa umat
untuk membantu tugas pewartaan ini dan membekali mereka seperlunya. Singkat
kata, di paroki Bunda Maria Cirebon belum ada tenaga katekis profesional. Hal ini
sungguh memprihatinkan, mengingat bahwa Cirebon bukanlah kota yang berada di
pedalaman atau jauh dari akses informasi tentang pengetahuan iman.
Memang tidak mudah untuk mengajak anggota jemaat, khususnya anggota
jemaat muda untuk terlibat dalam proses pewartaan. Perlu adanya suatu terobosan
yang luar biasa untuk mengajak anggota jemaat muda di paroki-paroki untuk terlibat
dan bahkan berani menjawab panggilan Allah menjadi seorang katekis. Hanya
dengan keteladanan yang kharismatis dari seorang katekis yang ada saat ini atau dari
calon katekis yang masih mempersiapkan diri dipendidikan formal, seperti Ilmu
pendidikan Kekhususan pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma
(IPPAK USD), terobosan ini bisa dilakukan. Permasalahannya adalah bagaimana
para calon katekis ini disiapkan sedemikian rupa, khususnya dalam hal membangun
spiritualitas katekis maupun panggilannya yang menjadi roh kehidupannya kelak
sebagai pewarta Sabda Allah.
Untuk menanggapi permasalahan tersebut Program Studi Ilmu Pendidikan
Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
(Prodi IPPAK USD) mendidik dan menghasilkan katekis yang berspiritualitas
maupun yang profesional yang dibekali dengan pendidikan spiritualitas yang
sistematis melalui pendidikan formal, pengetahuan Kitab Suci dan tradisi iman yang
memadai serta keterampilan katekese yang kreatif dan kontekstual.
Di Prodi IPPAK, pembinaan spiritualitas telah diberikan pada mahasiswa
mulai dari semester I (satu) sampai dengan semester VIII (delapan). Hal-hal yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
digali dalam masa pendidikan, pembinaan dan pendampingan mencakup unsur-unsur
akademik, sosial interpersonal, moral spiritual dan kemandirian pribadi (Staf Dosen
IPPAK, 2009: 6). Meskipun mereka telah menerima berbagai macam pembinaan,
penulis melihat masih banyak mahasiswa yang belum mampu menyadari
identitasnya sebagai calon katekis. Bahkan ada pengakuan dari beberapa mahasiswa
Prodi IPPAK yang enggan bahkan menyangkal diri untuk menjadi seorang katekis.
Hal ini disebabkan karena motivasi dan tujuan kuliah di Prodi IPPAK hanya sebatas
tuntutan orang tua, kebutuhan lapangan, gengsi atau ikut-ikutan orang lain.
Kurangnya kesadaran diri sebagai calon katekis ini tampak dalam
keterlibatan mereka di lingkungan sekitar, seperti keterlibatan dalam doa,
pendalaman iman di lingkungan, koor, dan doa-doa pribadi di tempat tinggal masingmasing. Gejala lain muncul dari mentalitas mereka dalam menyelesaikan setiap
tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Tidak sedikit para calon katekis yang
membuat tugas kuliah secara kurang maksimal. Situasi ini sungguh memprihatinkan,
mengingat peran mereka sebagai katekis di tengah umat sangatlah besar.
Permasalahan yang telah dipaparkan di atas, menggugah penulis untuk
menuliskan
skripsi
dengan
judul
“PEMBINAAN
SPIRITUALITAS
DI
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN
AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SEBAGAI UPAYA MEMBANTU MAHASISWA DALAM MENANGGAPI
PANGGILANNYA SEBAGAI KATEKIS.”
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan-rumusan masalah dalam
penulisan skripsi ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan spiritualitas katekis?
2. Bagaimana upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menumbuhkan dan
mengembangkan spiritualitas katekis?
3. Bagaimana peranan pembinaan spiritualitas bagi mahasiswa di Prodi IPPAK
USD?
4. Bagaimana usaha-usaha yang dapat dilakukan guna meningkatkan pembinaan
spiritualitas bagi mahasiswa Prodi IPPAK USD?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan-rumusan masalah di atas, tujuan-tujuan penulisan
skripsi ini adalah:
1. Menjelaskan spiritualitas katekis.
2. Menjelaskan pembinaan spiritualitas katekis yang ideal dan kontekstual.
3. Mengetahui peranan pembinaan spiritualitas bagi mahasiswa di Prodi IPPAK.
4. Memaparkan usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam meningkatkan pembinaan
spiritualitas bagi mahasiswa di Prodi IPPAK.
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan di atas, manfaat-manfaat penulisan skripsi ini
adalah:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
1. Bagi mahasiswa IPPAK USD
a. Mahasiswa Prodi IPPAK memiliki pemahaman yang memadai tentang
spiritualitas katekis dan pembinaannya secara lebih konprehensif.
b. Mahasiswa Prodi IPPAK mendapatkan pembinaan spiritualitas yang
kontekstual dalam menumbuhkan spiritualitas katekis maupun panggilannya
sebagai katekis.
2. Bagi Prodi IPPAK
a. Prodi IPPAK menemukan suatu model pembinaan spiritualitas yang cocok
dan kreatif yang sesuai dengan karakteristik mahasiswa.
b. Prodi IPPAK memiliki lulusan mahasiswa yang sungguh-sungguh menghayati
panggilannya sebagai katekis.
3. Bagi Penulis
a. Semakin memahami spiritualitas katekis dan terdorong untuk menghidupinya
di dalam kehidupan sehari-hari.
b. Semakin terpanggil untuk menjadi seorang katekis.
c. Memenuhi salah satu syarat kelulusan SI di Prodi IPPAK USD Yogyakarta.
E. Metode Penulisan
Penulisan skripsi ini menggunakan metode dekriptif analitis. Melalui metode
ini penulis menggambarkan permasalahan yang ada melalui pemaparan data yang
diperoleh berdasarkan studi pustaka dan penelitian. Metode penelitian yang penulis
gunakan adalah metode survey. Data yang diperoleh dari hasil penelitian, penulis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
kemudian menganalisis dan mengolahnya dalam rupa pemaparan gambaran
mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Metode dekriptif analitis
ini sebagai bentuk pertanggungjawaban penulis atas keseluruhan skripsi yang penulis
buat ini.
F. Sistematika Penulisan
Supaya skripsi ini dapat dipahami secara keseluruhan, penulis akan
memberikan gambaran singkat sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika
penulisan skripsi secara keseluruhan.
Dalam bab II penulis menguraikan spiritualitas katekis dan upaya
pembinaannya. Penulis membagi bab ini menjadi tiga bagian. Bagian pertama,
katekis sebagai panggilan Allah. Kedua, macam-macam spiritualitas katekis dan
tantangannya. Ketiga usaha pembinaan dalam menumbuhkan spiritualitas katekis
Dalam bab III penulis menjelaskan tentang peranan pembinaan spiritualitas
bagi mahasiswa di Prodi IPPAK. Untuk menjelaskan bab ini penulis membagi
menjadi tiga bagian. Pertama, selayang pandang Prodi IPPAK. Kedua, persiapan
penelitian. Ketiga, laporan dan hasil penelitian. Keempat, kesimpulan penelitian.
Dalam bab IV penulis menguraikan usulan program rekoleksi yang
terintegrasi dengan pembinaan spiritualitas sebagai upaya meningkatkan kesadaran
mahasiswa akan panggilannya sebagai katekis. Dalam bab ini penulis membaginya
ke dalam tiga bagian. Pertama, alasan rekoleksi yang terintegrasi dengan keseluruhan
pembinaan spiritualitas. Kedua, program rekoleksi yang terintegrasi dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
keseluruhan pembinaan spiritualitas. Ketiga, petunjuk pelaksanaan program
rekoleksi yang terintegrasi dengan keseluruhan pembinaan spiritualitas.
Bab V merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran. Dalam bab ini
penulis, memberikan kesimpulan atas keseluruhan isi skripsi ini. Di samping itu,
penulis juga memberikan saran-saran untuk Prodi IPPAK dan mahasiswa IPPAK.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
BAB II
SPIRITUALITAS KATEKIS DAN UPAYA PEMBINAANNYA
Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai spiritualitas katekis dan upaya
pembinaannya. Penulis membagi bab ini menjadi tiga bagian. Bagian pertama,
katekis sebagai panggilan Allah. Kedua, macam-macam spiritualitas katekis dan
tantangan yang dihadapinya. Ketiga, usaha pembinaan dalam menumbuhkan
spiritualitas katekis.
A. Katekis sebagai Panggilan Allah
Menjadi katekis merupakan panggilan yang diterima oleh manusia guna
menjalankan tugas pewartaan yakni mewartakan Injil. Hakekat panggilan yang
diterima katekis pada dasarnya Allah sendiri yang berinisiatif memanggil, maka
sikap katekis terhadap panggilan tersebut adalah menanggapi. Dalam menguraikan
katekis sebagai panggilan Allah, penulis membagi pembahasan ke dalam empat
bagian yang meliputi: pengertian panggilan sebagai katekis, kekhasan panggilan
katekis, hidup katekis, peran dan kualifikasi katekis.
1. Pengertian Panggilan sebagai Katekis
Manusia pada dasarnya telah dipanggil oleh Allah, dan tentunya saja
panggilan yang diterima itu berbeda-beda. Untuk bisa memahami mengenai
panggilan pada bagian ini penulis menjelaskannya, namun hanya dibatasi pada
panggilan sebagai katekis. Hal-hal yang diungkap meliputi pengertian panggilan,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
pengertian panggilan menurut Kitab Suci, pengertian katekis dan pengertian
panggilan sebagai katekis.
a. Pengertian Panggilan
Panggilan berasal dari kata memanggil (vocatio, vocare) artinya memanggil
atau menyerukan nama seseorang. Panggilan dapat dipahami sebagai suatu undangan
dari Allah yang ditujukan kepada manusia yang dipilih-Nya. Panggilan tersebut
menunjukkan hasrat dan keinginan seseorang untuk mengabdikan hidupnya dalam
pelayanan Allah (Konseng, 1995: 8). Maka panggilan adalah undangan Allah yang
ditujukan kepada manusia yang dipilih-Nya agar menyerahkan dan mengabdikan diri
secara utuh kepada Allah demi tugas pelayanan.
b. Pengertian Panggilan menurut Kitab Suci
Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, panggilan merupakan saat yang penting
dalam pewahyuan Allah dan sejarah keselamatan manusia. Panggilan yang diterima
oleh para nabi bersumber dari Allah, maka sikap para nabi adalah menerima
panggilan itu dengan tulus hati. Dengan demikian panggilan yang diterima dan
dilaksanakan dengan tulus hati mampu membawa perubahan hidup pada diri manusia
karena Allah sendiri mengajak manusia masuk ke dalam pengalaman-Nya,
kehidupan-Nya, batin-Nya, dan situasi-Nya (Yamtini, 1981: 14-16). Dalam
Perjanjian Baru, Yesus memanggil kedua belas rasul dengan tujuan untuk membantu
dalam pewartaan-Nya (Mat 10: 1-15). Yesus sebelum mengutus para rasul, terlebih
dahulu Ia melakukan pembinaan terhadap mereka. Pembinaan tersebut meliputi ikut
ambil bagian dalam hidup-Nya, tugas-Nya dan pengajaran secara pribadi. Setelah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
Yesus wafat di kayu salib, bangkit dan terangkat ke surga, para rasul baru
menjalankan tugas panggilannya yaitu mewartakan Injil (Dister, 1987: 125-126).
Jadi panggilan para rasul adalah tugas perutusan untuk mewartakan Injil.
Para nabi dan para rasul mendapat panggilan, tugas dan tujuan yang sama
yaitu mewartakan karya keselamatan Allah. Pewartaan yang dilakukan para nabi dan
para murid bertujuan untuk membangun Kerajaan Allah di bumi yang tampak dalam
Gereja Kristus. Berdasarkan keterangan mengenai panggilan para nabi dan para
murid, maka panggilan adalah undangan dari Allah yang ditujukan kepada manusia
untuk ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan manusia dengan cara mewartaan
karya keselamatan.
c. Pengertian Katekis
Katekis adalah orang-orang yang dalam semangat Roh melibatkan diri dalam
perluasan dan perwujudan Kerajaan Allah di dunia (Komisi Kateketik KWI, 2005:
99). Katekis adalah pembina iman (Telaumbanua, 1999: 6). Katekis adalah orang
beriman yang dipanggil secara khusus oleh Allah melalui Gereja diutus untuk
memperkenalkan Kristus, menumbuhkan dan mengembangkan iman umat baik
dalam komunitas basis, teritorial maupun kategorial (Komisi Kateketik KWI, 2005:
133). Katekis adalah seorang awam yang ditunjuk secara khusus oleh Gereja, sesuai
dengan kebutuhan setempat, untuk memperkenalkan Kristus, dicintai dan diikuti oleh
mereka yang belum mengenalnya dan oleh kaum beriman itu sendiri (Komisi
Kateketik KWI, 1997: 17). Atas pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa katekis adalah orang beriman yang melibatkan diri dalam pembinaan iman
umat dengan semangat Roh dipanggil secara khusus oleh Allah yang mendapat tugas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
dari Gereja untuk menyampaikan Sabda yaitu Kristus untuk memperkenalkan,
menumbuhkan dan mengembangkan iman umat baik dalam komunitas basis,
teritorial maupun kategorial.
Dari pengertian katekis di atas dapat terlihat juga mengenai ciri-cirinya. Ciriciri tersebut menunjukan akan keberadaannya dalam Gereja, yaitu sebagai orang
yang dipanggil Allah, diutus oleh Gereja, akan bekerjasama dengan tugas perutusan
apostolik dari uskup dan memiliki hubungan khusus dengan kegiatan misi Ad Gentes
(kepada segala bangsa). Ciri-ciri tersebut menjadi identitas katekis dan sekaligus
membedakan dengan orang-orang yang bekerja di Gereja (koster, prodiakon, dll) dan
itu semua diakui dalam magisterium dan hukum Gereja (Komisi Kateketik KWI,
1997: 16).
d. Pengertian Panggilan sebagai Katekis
Penulis sudah menjelaskan mengenai pengertian panggilan dan pengertian
katekis di atas, maka dapat disimpulkan panggilan sebagai katekis adalah undangan
Allah yang ditujukan kepada manusia untuk menjadi seorang katekis yang mendapat
tugas
dari
Gereja
untuk
memperkenalkan
Kristus,
menumbuhkan
dan
mengembangkan iman umat baik dalam komunitas basis, teritorial maupun
kategorial. Seorang katekis perlu menyadari makna adikodrati dan gerejawi dari
panggilannya, sehingga ia bisa menjawab “Sungguh aku datang” (Ibr 10: 7), atau
“Ini aku, utuslah aku” (Yes 6: 8). Dengan begitu katekis akan sungguh-sungguh
menghidupi panggilannya dan penuh tanggungjawab dalam menjalankan tugas
panggilannya tersebut.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
2. Kekhasan Panggilan Katekis
Sebagai orang awam, tentunya katekis memiliki panggilan yang khas, di
mana ia dipanggil dan diutus mewartakan Injil dalam sifat keduniawiannya di
tengah-tengah kehidupan bermasyarakat (Komisi Kateketik KWI, 1997: 15). Dalam
kehidupannya di masyarakat ia ikut ambil bagian dalam pergumulan dan
perkembangan masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, ia juga berperan sebagai
pewarta sabda dengan menghadirkan sosok Yesus Kristus yang diimaninya dengan
menampilkan kasih Allah melalui perkataan dan perbuatan di tengah-tengah
kehidupan bermasyarakat dengan harapan agar semakin banyak orang yang percaya
dan beriman kepada-Nya (Prasetya, 2007: 30).
Sebagai pewarta sabda ia juga merenungkan sabda yang ia wartakan di dalam
hidupnya. Dari sabda yang ia wartakan dan renungkan, ia juga bersaksi atas sabda
dan imannya karena dengan kesaksiannya itu dapat menjadi teladan dan contoh bagi
kehidupan orang lain. Buah dari pewartaan, permenungan dan kesaksian ia
wujudnyatakan dalam tingkah laku dan perbuatan di dalam kehidupan sehariharinya.
3. Hidup Seorang Katekis
Sebagai seorang pewarta Kristus, katekis perlu memiliki sikap rendah hati,
sederhana dan semangat melayani karena yang diwartakan adalah Yesus yang
memiliki sikap-sikap tersebut. Karena pewartaan katekis di tujukan kepada orang
banyak diharapkan ia mengembangkan sikap dan semangat rela berkorban demi
kepentingan sesama. Sikap tersebut hendaknya dilakukan secara tulus hati dan tanpa
pamrih. Dengan demikian ia akan mencintai tugas panggilannya sebagai seorang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
katekis. Katekis juga perlu menyadari bahwa tugasnya itu sangat penting dan
strategis. Maka sudah sepantasnya ia mempunyai niat dan kemauan keras untuk
belajar secara terus menerus agar ia semakin berkembang dan karyanya dapat
dipertanggungjawabkan (Prasetya, 2007: 44-48).
Dalam dunia pelayanan dan kerja, ia akan bekerja sama dengan berbagai
pihak secara khusus dengan Pastor Paroki, Dewan Pengurus Paroki (DPP), pengurus
stasi, pengurus lingkungan atau pun antar katekis sendiri. Maka diha
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PEMBINAAN SPIRITUALITAS
DI PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA SEBAGAI UPAYA MEMBANTU MAHASISWA DALAM
MENANGGAPI PANGGILANNYA SEBAGAI KATEKIS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh :
Ade Mardiana
NIM : 071124020
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada: Allah Bapa di Surga, Keluarga Besar Mateus
Maman Sulaeman, seluruh mahasiswa IPPAK-USD dan para katekis di seluruh
Indonesia
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
Berkat Kasih Karunia-Nya
Ia telah memilih dan memanggil aku untuk menjadi seorang katekis untuk
menyatakan Kristus kepada umat-Nya
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul PEMBINAAN SPIRITUALITAS DI PROGRAM
STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA
KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SEBAGAI
UPAYA
MEMBANTU
MAHASISWA
DALAM
MENANGGAPI
PANGGILANNYA SEBAGAI KATEKIS. Judul skripsi ini dipilih berdasarkan
refleksi penulis terhadap pembinaan spiritualitas yang ada di Prodi IPPAK USD yang
diproses selama empat tahun. Selain sebagai hasil refleksi, skripsi ini ditulis
berdasarkan keingintahuan penulis mengenai peran pembinaan spiritualitas terhadap
mahasiswa tingkat empat tahun ajaran 2011/2012 secara khusus pada panggilan
mereka sebagai katekis. Pembinaan spiritualitas yang berlangsung di Prodi IPPAK
USD merupakan bagian dari mata kuliah yang ada di Prodi sekaligus juga sebagai
motor atau penggerak bagi mahasiswa agar memiliki spiritualitas dan panggilan
hidup sebagai katekis. Spiritualitas yang dikembangkan adalah spiritualitas katekis.
Pembinaan spiritualitas ini sangat penting bagi mahasiswa. Maka untuk
mengetahui kontribusi pembinaan spiritualitas penting bagi mahasiswa penulis
tempuh dengan mengadakan penelitian di lapangan. Jenis penelitian yang penulis
gunakan adalah kualitatif sedangkan metodenya adalah metode survey. Sampel
penelitian ini adalah mahasiswa tahun ke empat tahun ajaran 2011/2012. Instrumen
yang penulis gunakan adalah kuesioner yang terbagi menjadi dua bagian yakni
terbuka dan tertutup. Dalam penelitian tersebut terdapat tiga variabel dan tiga
variabel tersebut menjadi sasaran penulis dalam penelitian. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh data bahwa pembinaan spiritualitas memberikan kontribusi bagi
mahasiswa yang secara khusus mahasiswa terbantu dalam menanggapi panggilannya
sebagai katekis dan spiritualitas katekis bertumbuh dalam diri mahasiswa. Namun
dalah hal kemantapan atau mantap menjadi seorang katekis belum dirasakan oleh
mahasiswa. Hal tersebut menandakan belum sepenuhnya pembinaan spiritualitas
memberikan kontribusi.
Mengingat identitas mahasiswa adalah calon-calon katekis dan akan menjadi
seorang katekis, kemantapan dalam hal panggilan sangat penting bagi mereka, maka
pembinaan spiritualitas ini perlu ditingkatkan kembali agar semakin memberikan
kontribusi bagi mahasiswa dalam memantapkan panggilannya sebagai katekis.
Dalam rangka meningkatkan pembinaan spiritualitas ini, penulis mengusulkan
program rekoleksi yang terintegrasi dengan keseluruhan pembinaan spiritualitas.
Rekoleksi ini dilaksanakan pada akhir pembinaan spiritualitas yakni penutupan
pembinaan spiritualitas.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
This small thesis entitled THE FORMATION OF SPIRITUALITY IN
RELIGIOUS CATHOLIC EDUCATION DEPARTMENT SANATA DHARMA
UNIVERSITY YOGYAKARTA AS EFFORT TO HELP STUDENTS IN
RESPONDING THEIR VOCATION AS CATECHISTS. This title was chosen based
on the reflection of the author on the formation of spirituality in Prodi IPPAK USD
for four years. In addition as a result of reflection, this paper is written based on the
author's curiosity about the role of the formation of spirituality for students in the
fourth-year 2011/2012 teachings, especifically on their calls as catechists. The
formation of spirituality that takes place in the Prodi IPPAK USD is a part of the
existing courses in the department program as well as a motor for students to have
spirituality and vocation as catechists. The spirituality is developed catechist
spirituality.
The formation of spirituality is very important for students. So to determine
the contribution of the formation of spirituality for students, the author conducted a
research. This type of research was qualitative while the method was survey method.
The sample was a fourth-year students of the school year 2011 / 2012. Instrument
that I used was a questionnaire that was divided into two parts, namely open and
closed. In that study, there were three variables the formation of spirituality. The
results of the research shows that contributes of the students, in responsding to the
vocation as catechists and catechist spirituality has grown within the students. But
the students have not fullyfelt as catechist. It shows that the formation of spirituality
has not fully contributed yet.
Given the identity of the students as candidates to become catechists, the call
as catechist is very important to them, then the formation of spirituality needs to be
improved in order to contribute to the students in establishing vocation as catechists.
The author proposes an integrated program with the overall recollection the
formation of spirituality. Recollection was conducted at the end of the formation of
spirituality.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan anugerah yang melimpah diberikan kepada penulis, sehingga skripsi yang
berjudul
PEMBINAAN
PENDIDIKAN
SPIRITUALITAS
KEKHUSUSAN
DI
PROGRAM
PENDIDIKAN
STUDI
AGAMA
ILMU
KATOLIK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SEBAGAI UPAYA
MEMBANTU MAHASISWA DALAM MENANGGAPI PANGGILANNYA
SEBAGAI KATEKIS dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini lahir berawal dari
refleksi penulis terhadap pembinaan spiritualitas yang ada di Prodi IPPAK USD dan
keingintahuan penulis mengenai kontribusi pembinaan spiritualitas terhadap para
mahasiswa. Sebagai hasilnya penulis tuangkan dalam bentuk karya ilmiah yaitu
skripsi.
Skripsi ini, dapat terselesaikan berkat bantuan dan dukungan semua pihak.
Maka dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung SJ, M.Ed selaku Kaprodi dan Bapak Yoseph
Kristianto, SFP. M.Pd. selaku Wakaprodi yang telah bersedia memberikan
dukungan, perhatian dan morivasi kepada penulis selama berproses di Prodi
IPPAK.
2. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ selaku dosen utama yang telah membimbing,
meluangkan waktu, memberikan pengarahan, kritik dan saran serta motivasi
kepada penulis dalam penyusunan skripsi dari awal hingga akhir penulisan.
3. Y.H. Bintang Nusantara, SFK. M. Hum Dosen selaku dosen pengujikeduayang
telah memberikan bimbingan, dukungan, motivasi dan masukan kepada penulis
dalam penyususan skripsi dari awal hingga akhir penulisan.
4. Drs. L. Bambang Hendarto Y, M. Hum selaku dosen penguji ke tiga yang telah
memberikan bimbingan, dukungan, motivasi dan masukan kepada penulis dalam
penyususan skripsi dari awal hingga akhir penulisan.
5. P. J. Setyakarjana, SJ, Ibu Murti, Sr. Rety, FMM, Suster-suster FDCC, Pusat
Musik Liturgi (Rm Prier, SJ, ibu Nanik) dan Frater-frater MSF yang telah secara
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
tulus memberikan sumbangan kepada penulis sehingga penulis bisa terdaftar dan
menjadi mahasiswa IPPAK-USD sampai sekarang ini.
6. Drs. M. Sumarno Ds, S. J. M.A, Drs. L. Bambang HY, M. Hum dan Drs. Y.a.
C.H. Mardiraharjo yang selalu memberikan beasiswa secara tulus kepada penulis
disetiap semester sehingga penulis bisa dan tetap melanjutkan studi di Prodi
IPPAK-USD.
7. Drs. H.J. Suhardiyanto, SJ, Drs. F.X. Heryatno W. W., M,Ed dan Dr. B. Agus
Rukiyanto, SJ yang secara tulus telah memberikan ijin dan tempat tinggal kepada
penulis sehingga penulis merasa nyaman dan kerasan dalam menjalankan studi di
Prodi IPPAK-USD.
8. Segenap staf dosen (Bapak Dapiyanta, Rm. Putranta, dan Ibu Supriyati),
sekretariat (Bapak Bambang Sulis dan Bapak Widiastono dan mbak Wulan),
perpustakaan (Bapak Bambang Kiswantoto dan Ibu Surti) dan karyawan Prodi
IPPAK USD (Mas Diono, Pak Bari, Pak Suroto, Pak Paryono, Pak Supri
“almarhum”, Pak Yatno, Pak Suwarno dan Mas Panto) yang telah begitu banyak
melimpahi penulis dengan ilmu pengetahuan, perhatian, dukungan, bimbingan
serta senyuman yang selalu menguatkan penulis menjalani proses studi di
kampus IPPAK ini.
9. Keluaraga besar bapak Karnadi dan Jaya Arlika yang telah memberikan bantuan
baik itu secara moral maupun materi kepada penulis sehingga bisa tetap bertahan
dalam melanjutkan studi di IPPAK-USD.
10. Keluarga bapak Sudarisman (ibu Tatik, Maria Jajar, Agnes Jajar, Via, simbah,
mbah dan lain-lain) yang telah memberikan bantuan secara moral kepada penulis
sehingga bisa tetap bertahan dalam pengerjaan skripsi sampai selesai.
11. F. X. Franky Paskalis Pitoy, Pr dan seluruh umat di stasi St. Theresia Ciledug
paroki Bunda Maria Cirebon yang telah memberikan dukungan, semangat dan
doa kepada penulis sehingga penulis bisa tetap bertahan dalam menjalankan
skripsi.
12. Guru-guru SD Kanisius Wirobrajan I yang selalu setia mendukung, mendorong
dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................
iv
MOTTO ..............................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...............................................
vii
ABSTRAK ..........................................................................................................
viii
ABSTRACT ..........................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................
x
DAFTAR ISI .......................................................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................
xviii
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................
1
A. Latar Belakang ..........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
7
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................
7
D. Manfaat Penulisan ......................................................................................
7
1. Bagi Mahasiswa IPPAK USD .............................................................
8
2. Bagi Prodi IPPAK USD .......................................................................
8
3. Bagi Penulis .........................................................................................
8
E. Metode Penulisan .......................................................................................
8
F. Sistematika Penulisan ................................................................................
9
BAB II. SPIRITUALITAS KATEKIS DAN UPAYA PEMBINAANNYA .....
11
A. Katekis sebagai Panggilan Allah ................................................................
11
1. Pengertian Panggilan sebagai Katekis ...................................................
11
a. Pengertian Panggilan .........................................................................
12
b. Pengertian Panggilan menurut Kitab Suci ........................................
12
c. Pengertian Katekis ...........................................................................
13
d. Pengertian Panggilan sebagai Katekis ..............................................
14
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Kekhasan Panggilan Katekis .................................................................
15
3. Hidup seorang Katekis...........................................................................
15
4. Peran dan Kualifikasi Seorang Katekis .................................................
16
a. Peranan seorang Katekis ...................................................................
17
b. Kualifikasi seorang Katekis ..............................................................
19
1). Pengetahuan Seorang Katekis ......................................................
19
a). Pengetahuan tentang Katekese ................................................
20
b). Pengetahuan tentang Metode Katekese ...................................
20
c). Pengetahuan akan situasi/ keadaan Umat ................................
21
d). Pengetahuan Menyangkut Konteks .........................................
21
2). Keterampilan seorang Katekis .....................................................
22
a). Keterampilan Berkomunikasi ..................................................
22
b). Keterampilan Berefleksi ..........................................................
22
3). Spiritualitas seorang Katekis .......................................................
23
a). Pengertian Spiritualitas ............................................................
23
b). Pengertian Spiritualitas Katekis ..............................................
24
c). Perlunya Spiritualitas bagi Katekis dengan Berguru pada
Yesus Kristus ..........................................................................
25
B. Spiritualitas Katekis dan Tantangannya .....................................................
26
1. Spiritualitas Katekis ...............................................................................
26
a. Sedia Diutus ......................................................................................
27
b. Semangat Menggereja .......................................................................
27
c. Menjadi Murid ..................................................................................
28
d. Berakar dan Berbuah .........................................................................
29
2. Tantangan dalam Menumbuhkan Spiritualitas Katekis .........................
29
a. Budaya Materialistik dan Hedonis ....................................................
30
b. Budaya Audio Visual ........................................................................
30
c. Krisis Makna Generasi Muda............................................................
31
d. Globalisasi .........................................................................................
32
C. Usaha Pembinaan dalam menumbuhkan Spiritualitas Katekis ..................
32
1. Perlunya Usaha Pembinaan Spiritualitas Katekis ..................................
33
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Bentuk-bentuk Pembinaan Spiritualitas Katekis ...................................
34
a. Pendidikan Formal dan Informal ......................................................
34
b. Retret .................................................................................................
35
c. Refleksi .............................................................................................
35
3. Pembina dalam Pembinaan Spiritualitas Katekis ..................................
36
D. Rangkuman ................................................................................................
37
1. Katekis sebagai Panggilan Allah .........................................................
37
2. Spiritualitas Katekis dan Tantangannya ..............................................
39
3. Usaha Pembinaan Spiritualitas Katekis ..............................................
40
BAB III. PENELITIAN TENTANG PEMBINAAN SPIRITUALITAS
KATEKIS BAGI MAHASISWA DI PROGRAM STUDI
ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN
AGAMA KATOLIK ............................................................................
41
A. Gambaran Umum Prodi IPPAK .................................................................
42
1. Sejarah Prodi IPPAK .............................................................................
42
2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Prodi IPPAK .......................................
45
3. Gambaran Kurikulum Prodi IPPAK ......................................................
47
4. Tujuan dan Materi Pembinaan Spiritualitas ..........................................
50
a. Tujuan Pembinaan Spirtualitas ..........................................................
50
b. Materi Pembinaan Spiritualitas .........................................................
51
5. Pelaksanaan Pembinaan Spiritualitas ....................................................
53
a. Perkuliahan Tatap Muka Pembinaan Spiritualitas ............................
53
b. Waktu Pelaksanaan Pembinaan Spiritualitas ....................................
54
c. Pendamping Pembinaan Spiritualitas................................................
54
B. Penelitian ....................................................................................................
55
1. Tujuan Penelitian ...................................................................................
55
2. Manfaat Penelitian .................................................................................
56
3. Jenis dan Metode Penelitian ..................................................................
56
4. Variabel Penelitian ................................................................................
57
5. Instrumen Penelitian ..............................................................................
58
6. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................
58
7. Tempat dan waktu Penelitian ................................................................
59
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8. Teknik Analisis Data .............................................................................
59
C. Laporan Hasil Penelitian ............................................................................
60
1. Identitas dan Motivasi Mahasiswa .......................................................
60
2. Pemahaman Mahasiswa terhadap Sosok Katekis .................................
62
3. Pemahaman Mahasiswa terhadap Peran Katekis dalam Gereja ............
65
4. Pemahaman Mahasiswa terhadap Kualifikasi Seorang Katekis ...........
67
5. Peranan Pembinaan Spiritualitas ..........................................................
72
6. Faktor Pendukung Pembinaan Spiritualitas ..........................................
75
7. Harapan Mahasiswa terhadap Pembinaan Spiritualitas ........................
79
D. Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................................
81
1. Identitas dan Motivasi Mahasiswa .......................................................
82
2. Pemahaman Mahasiswa terhadap Sosok Katekis .................................
83
3. Pemahaman Mahasiswa terhadap Peran Katekis dalam Gereja ...........
88
4. Pemahaman Mahasiswa Kualifikasi Seorang Katekis ..........................
93
5. Peranan Pembinaan Spiritualitas bagi Mahasiswa ................................
101
6. Faktor Pendukung Pembinaan Spiritualitas ..........................................
104
7. Harapan Mahasiswa terhadap Pembinaan Spiritualitas ........................
108
E. Kesimpulan Penelitian ..............................................................................
110
BAB IV: USULAN PROGRAM REKOLEKSI YANG TERINTEGRASI
DENGAN PEMBINAAN SPIRITUALITAS SEBAGAI
UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN MAHASISWA
AKAN PANGGILANNYA SEBAGAI KATEKIS ............................
115
A. Alasan Perlunya Rekoleksi yang Terintegrasi dengan Keseluruhan
PembinaanSpiritualitas............................................................................
116
1. Rekoleksi sebagai Simpul Materi Pembinaan Spiritualitas ..................
117
2. Rekoleksi membantu Menemukan Kembali Sang Sumber
Spiritualitas ...........................................................................................
119
3. Rekoleksi Meneguhkan Pembiasaan Hidup yang Dijalani Mahasiswa
120
4. Rekoleksi membantu Mahasiswa Memantapkan Panggilannya
sebagaiKatekis ......................................................................................
122
B. Program Rekoleksi yang Terintegrasi dengan Keseluruhan Pembinaan
Spiritualitas ................................................................................................
124
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1. Pengertian Program Rekoleksi dan Tujuan Rekoleksi .........................
124
2. Tema-tema Program Rekoleksi ............................................................
125
3. Matrik Program Rekoleksi ....................................................................
127
Petunjuk Pelaksanaan Program Rekoleksi yang Terintegrasi dengan Ke seluruhan Pembinaan Spiritualitas ............................................................
133
1. Pendamping Rekoleksi .........................................................................
133
2. Peserta Rekoleksi ..................................................................................
134
3. Waktu Rekoleksi ...................................................................................
134
4. Sarana dan Metode Rekoleksi ..............................................................
134
5. Tempat Rekoleksi .................................................................................
135
6. Evaluasi ................................................................................................
135
BAB V: PENUTUP ............................................................................................
136
A. Kesimpulan Umum ....................................................................................
136
B. Saran ...........................................................................................................
138
1. Bagi Prodi IPPAK ................................................................................
138
2. Bagi Pembinaan Spiritualitas ................................................................
138
a. Materi Pembinaan Spiritualitas ........................................................
139
b. Sarana dan Metode Pembinaan Spiritualitas ....................................
139
c. Pendamping Pembinaan Spiritualitas ...............................................
139
3. Bagi Mahasiswa ....................................................................................
139
DAFTAR FUSTAKA .........................................................................................
140
LAMPIRAN ........................................................................................................
143
(1) Contoh Hasil Penelitian ......................................................................
(1)
C.
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Alkitab (Kitab
Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru). Edisi ke kelima 1997. Jakarta: LBI
B. Singkatan Dokumen Gereja
AA
: Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang
Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.
AG
: Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misioner
Gereja, 7 Desember 1965.
CT
: Catechesi Tradendae, Anjuran tentang Katekese Masa Kini, 16
Oktober 1979.
LG
: Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan IItentang
Gereja, 21 November 1964.
RM
: Redemptoris Missio, Ensiklik Yohanes Paulus II tentang Mengenai
Keabsahan Tetap Mandat Pengutusan Gereja, 7 Desember 1990
C. Singkatan Lain
AKKI
: Akademik Kateketik Katolik Indonesia
ASG
: Ajaran Sosial Gereja
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DPP
: Dewan Pengurus Paroki
FIPA
: Fakultas Ilmu Pendidikan Agama
FKIP
: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
IPPAK
: Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
KAS
: Keuskupan Agung Semarang
KBBI
: Kamus Besar Bahasa Indonesia
KBP
: Karya Bakti Paroki
Komkat
: Komisi Kateketik
KWI
: Konferensi Waligereja Indonesia
MAWI
: Majelis Agung Waligereja Indonesia
Mendikbud
: Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
Renstra
: Rencana Kerja Lima Tahun Terakhir
PKKI
: Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia
Prodi
: Program Studi
PUSKAT
: Pusat Kateketik
USD
: Universitas Sanata Dharma
SJ
: Serikat Jesus
SKS
: Satuan Kredit Semester
LPTK
: Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
STFK
: Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik
xix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
127
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman modern yang penuh dengan tantangan ini, jemaat membutuhkan
pendamping dari para pelayan pastoral yang tangguh dalam menghadapi berbagai
macam permasalahan iman. Pelayanan pastoral yang dimaksud adalah pelayanan
sabda. Dalam bentuknya, pelayanan sabda bermacam-macam. Salah satunya adalah
katekese (Kongregasi untuk Imam art. 52). Telaumbanua (1999: 1) menyatakan
katekese adalah pendampingan, pendidikan dan komunikasi iman. Katekese ialah
pembinaan anak-anak, kaum muda dan orang-orang dewasa dalam iman, yang
khususnya mencakup penyampain ajaran Kristen, yang pada umumnya diberikan
secara organis dan sistematis, dengan maksud menghantar para pendengar memasuki
kepenuhan hidup Kristen (CT, art. 18).
Sebagai salah satu bentuk pelayanan sabda, kegiatan katekese senantiasa
menyentuh seluruh kalangan jemaat, mulai dari anak-anak, remaja sampai kelompok
jemaat dewasa (CT, art. 36, 37 dan 39). Dalam prosesnya, katekese selalu
menghadapi tantangan yang tidak pernah habis. Perlu ada suatu pembaharuan yang
bersifat terus menerus agar katekese tidak kehilangan rohnya. Salah satu penggerak
sebuah proses katekese adalah pelaku sekaligus pewarta sabda Allah, yang sering
disebut dengan istilah katekis.
Menengok sejenak sejarah perkembangan katekese pada zaman Konsili
Vatikan I, Gereja belum melibatkan jemaat dalam karya pelayanan pastoral. Seperti
yang diketahui bahwa segala macam bentuk pelayanan pastoral hanya dilakukan oleh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
imam dan biarawan-biarawati. Pada zaman itu pelayanan sabda Gereja bersifat
piramidal artinya Gereja menempatkan posisi imam dan kelompok biarawanbiarawati di atas seluruh umat. Konsekuensi dari konsep Gereja yang demikian
adalah segala macam keputusan, kebijakan iman berada di tangan hierarki, sehingga
Gereja dipahami sebagai kaum berjubah (Prasetya, 2007: 14). Konsep Gereja yang
demikian sangat mempengaruhi proses katekese yang terjadi di tengah kehidupan
jemaat. Pemahaman bahwa hanya kelompok hierarki yang boleh memberikan
pengajaran
atau
melakukan
pewartaan
menjadi
sangat
dominan.
Dalam
perkembangan zaman selanjutnya, Gereja menyadari bahwa konsep Gereja yang
demikian tidak relevan lagi. Maka, muncullah suatu gerakan yang lahir dari inisiatif
kaum hierarki untuk membaharui konsep Gereja yang demikian. Gerakan itu
terwujud dalam bentuk Konsili Vatikan II.
Satu hal yang patut disyukuri bahwa setelah Konsili Vatikan II, Gereja
menyatakan keterbukaannya terhadap seluruh umat, maka segala macam bentuk
kehidupan, tugas pelayanan pastoral dan perkembangan Gereja menjadi tanggung
jawab bersama yang secara khusus kepada kaum awam, yaitu katekis yang
membantu dalam menangani pelayanan sabda (LG, art. 35). Dalam perkembangan
selanjutnya kinerja atau tugas para katekis semakin jelas dan fokus pada bidang
kerygma atau pewartaan. Kini tugas katekis tidak serta merta menggantikan tugas
para imam atau kaum biarawan-biarawati. Meskipun demikian yang penting untuk
terus menerus disadari oleh seorang katekis adalah perintah Yesus sendiri yaitu
“Pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang
telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
sampai kepada akhir zaman” (Mat 28: 19-20). Lebih jelas dan terang lagi dalam Injil
Markus 16: 15-16: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala
makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan tetapi siapa yang tidak
percaya akan dihukum.”
Adapun bentuk-bentuk nyata tugas pewartaan yang dilakukan oleh katekis
adalah berkatekese, berbagi pengalaman hidup kristiani, dan penghayatan hidup
beriman (AG, art. 15). Selanjutnya, dalam menjalankan tugasnya, katekis diharapkan
memiliki spiritualitas yang mendalam agar mampu hidup dalam Roh Kudus, mampu
memperbaharui hidup secara terus-menerus, mampu menanggapi panggilannya serta
mampu melaksanakan tugasnya tersebut. Berkaitan dengan peran seorang katekis,
dalam salah satu dokumen Gereja Yohanes Paulus II mengatakan bahwa:
“Misionaris sejati adalah santo, kiranya dapat diterapkan tanpa ragu-ragu pada
katekis, mereka dipanggil kepada kesucian dan kepada tugas perutusan yakni untuk
menghidupi panggilan mereka dengan semangat para santo” (RM, art. 90).
Yohanes Paulus II atas peryataannya tersebut mengharapkan panggilan dan
kehidupan katekis layaknya seperti panggilan dan kehidupan seorang santo. Sama
seperti para kudus yang mewartakan hidup Yesus Kristus di dalam hidup mereka,
katekis juga mewartakan hidup Yesus Kristus di dalam hidupnya sehari-hari. Itu
berarti bahwa pewartaan katekis bukan hanya melalui kata-kata, melainkan juga
melalui seluruh aspek kehidupannya. Bentuk pewartaan yang dilakukan secara
konkret dalam kehidupan nyata, mampu melahirkan roh penggerak dari dalam diri
seorang pewarta untuk terus menerus hidup dalam tuntunan Allah. Roh penggerak
dari dalam itulah yang disebut sebagai spiritualitas katekis. Supaya spiritualitas
katekis yang sudah dimilikinya tetap tumbuh dan mengakar, maka ia perlu mendapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
berbagai pembinaan spiritualitas katekis yang mendalam, kreatif dan kontekstual
secara terus menerus.
Pembinaan spiritualitas yang ada sampai sekarang ini bersifat formal maupun
informal, baik yang bersifat rutin maupun berkala dalam bentuk pengajaran dengan
mengutamakan aspek pengetahuan iman, praktek pastoral di lapangan, refleksi yang
dalam kehidupan sehari-hari, retret dan komunikasi iman melalui katekese di
lingkungan. Dengan pembinaan spiritualitas katekis yang dilakukan secara rutin dan
berkala diharapkan bagi katekis sendiri mampu menumbuhkan spiritualitas
katekisnya secara integral.
Dewasa ini jumlah katekis sangat sedikit. Hal ini disebabkan karena para
katekis yang ada termakan oleh faktor usia, ada yang pensiun dan ada pula yang
meninggal dunia. Selain itu faktor lain adalah kurang gencarnya proses kaderisasi
yang dapat melahirkan para calon katekis yang militan. Proses kaderisasi tidak
melulu dilakukan secara formal dan melalui jalur khusus. Proses kaderisasi yang
paling efektif adalah melalui keteladan yang kharismatis dari seorang katekis di
tengah jemaat. Keteladanan yang kharismatis dari seorang katekis hanya mungkin
terjadi jika memiliki kedalaman spiritualitas katekis yang mendalam.
Berdasarkan pengalaman penulis sendiri ketika melaksanakan Karya Bakti
Paroki (KBP) di Paroki Bunda Maria Cirebon pada tanggal 28 November 2010 - 15
Januari 2011 keberadaan seorang katekis di tengah jemaat sangat dibutuhkan.
Sementara yang terjadi di paroki Bunda Maria Cirebon, segala macam bentuk
pewartaan, katekese dan pendidikan iman masih dilakukan oleh para pastor dan
biarawan-biarawati. Sekalipun di sana ada beberapa guru agama, namun status
kinerja mereka lebih sebagai katekis paro waktu, suka rela dan tidak mendapat bekal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
pendidikan formal atau khusus. Pastor paroki biasanya menunjuk beberapa umat
untuk membantu tugas pewartaan ini dan membekali mereka seperlunya. Singkat
kata, di paroki Bunda Maria Cirebon belum ada tenaga katekis profesional. Hal ini
sungguh memprihatinkan, mengingat bahwa Cirebon bukanlah kota yang berada di
pedalaman atau jauh dari akses informasi tentang pengetahuan iman.
Memang tidak mudah untuk mengajak anggota jemaat, khususnya anggota
jemaat muda untuk terlibat dalam proses pewartaan. Perlu adanya suatu terobosan
yang luar biasa untuk mengajak anggota jemaat muda di paroki-paroki untuk terlibat
dan bahkan berani menjawab panggilan Allah menjadi seorang katekis. Hanya
dengan keteladanan yang kharismatis dari seorang katekis yang ada saat ini atau dari
calon katekis yang masih mempersiapkan diri dipendidikan formal, seperti Ilmu
pendidikan Kekhususan pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma
(IPPAK USD), terobosan ini bisa dilakukan. Permasalahannya adalah bagaimana
para calon katekis ini disiapkan sedemikian rupa, khususnya dalam hal membangun
spiritualitas katekis maupun panggilannya yang menjadi roh kehidupannya kelak
sebagai pewarta Sabda Allah.
Untuk menanggapi permasalahan tersebut Program Studi Ilmu Pendidikan
Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
(Prodi IPPAK USD) mendidik dan menghasilkan katekis yang berspiritualitas
maupun yang profesional yang dibekali dengan pendidikan spiritualitas yang
sistematis melalui pendidikan formal, pengetahuan Kitab Suci dan tradisi iman yang
memadai serta keterampilan katekese yang kreatif dan kontekstual.
Di Prodi IPPAK, pembinaan spiritualitas telah diberikan pada mahasiswa
mulai dari semester I (satu) sampai dengan semester VIII (delapan). Hal-hal yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
digali dalam masa pendidikan, pembinaan dan pendampingan mencakup unsur-unsur
akademik, sosial interpersonal, moral spiritual dan kemandirian pribadi (Staf Dosen
IPPAK, 2009: 6). Meskipun mereka telah menerima berbagai macam pembinaan,
penulis melihat masih banyak mahasiswa yang belum mampu menyadari
identitasnya sebagai calon katekis. Bahkan ada pengakuan dari beberapa mahasiswa
Prodi IPPAK yang enggan bahkan menyangkal diri untuk menjadi seorang katekis.
Hal ini disebabkan karena motivasi dan tujuan kuliah di Prodi IPPAK hanya sebatas
tuntutan orang tua, kebutuhan lapangan, gengsi atau ikut-ikutan orang lain.
Kurangnya kesadaran diri sebagai calon katekis ini tampak dalam
keterlibatan mereka di lingkungan sekitar, seperti keterlibatan dalam doa,
pendalaman iman di lingkungan, koor, dan doa-doa pribadi di tempat tinggal masingmasing. Gejala lain muncul dari mentalitas mereka dalam menyelesaikan setiap
tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Tidak sedikit para calon katekis yang
membuat tugas kuliah secara kurang maksimal. Situasi ini sungguh memprihatinkan,
mengingat peran mereka sebagai katekis di tengah umat sangatlah besar.
Permasalahan yang telah dipaparkan di atas, menggugah penulis untuk
menuliskan
skripsi
dengan
judul
“PEMBINAAN
SPIRITUALITAS
DI
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN
AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SEBAGAI UPAYA MEMBANTU MAHASISWA DALAM MENANGGAPI
PANGGILANNYA SEBAGAI KATEKIS.”
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan-rumusan masalah dalam
penulisan skripsi ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan spiritualitas katekis?
2. Bagaimana upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menumbuhkan dan
mengembangkan spiritualitas katekis?
3. Bagaimana peranan pembinaan spiritualitas bagi mahasiswa di Prodi IPPAK
USD?
4. Bagaimana usaha-usaha yang dapat dilakukan guna meningkatkan pembinaan
spiritualitas bagi mahasiswa Prodi IPPAK USD?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan-rumusan masalah di atas, tujuan-tujuan penulisan
skripsi ini adalah:
1. Menjelaskan spiritualitas katekis.
2. Menjelaskan pembinaan spiritualitas katekis yang ideal dan kontekstual.
3. Mengetahui peranan pembinaan spiritualitas bagi mahasiswa di Prodi IPPAK.
4. Memaparkan usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam meningkatkan pembinaan
spiritualitas bagi mahasiswa di Prodi IPPAK.
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan di atas, manfaat-manfaat penulisan skripsi ini
adalah:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
1. Bagi mahasiswa IPPAK USD
a. Mahasiswa Prodi IPPAK memiliki pemahaman yang memadai tentang
spiritualitas katekis dan pembinaannya secara lebih konprehensif.
b. Mahasiswa Prodi IPPAK mendapatkan pembinaan spiritualitas yang
kontekstual dalam menumbuhkan spiritualitas katekis maupun panggilannya
sebagai katekis.
2. Bagi Prodi IPPAK
a. Prodi IPPAK menemukan suatu model pembinaan spiritualitas yang cocok
dan kreatif yang sesuai dengan karakteristik mahasiswa.
b. Prodi IPPAK memiliki lulusan mahasiswa yang sungguh-sungguh menghayati
panggilannya sebagai katekis.
3. Bagi Penulis
a. Semakin memahami spiritualitas katekis dan terdorong untuk menghidupinya
di dalam kehidupan sehari-hari.
b. Semakin terpanggil untuk menjadi seorang katekis.
c. Memenuhi salah satu syarat kelulusan SI di Prodi IPPAK USD Yogyakarta.
E. Metode Penulisan
Penulisan skripsi ini menggunakan metode dekriptif analitis. Melalui metode
ini penulis menggambarkan permasalahan yang ada melalui pemaparan data yang
diperoleh berdasarkan studi pustaka dan penelitian. Metode penelitian yang penulis
gunakan adalah metode survey. Data yang diperoleh dari hasil penelitian, penulis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
kemudian menganalisis dan mengolahnya dalam rupa pemaparan gambaran
mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Metode dekriptif analitis
ini sebagai bentuk pertanggungjawaban penulis atas keseluruhan skripsi yang penulis
buat ini.
F. Sistematika Penulisan
Supaya skripsi ini dapat dipahami secara keseluruhan, penulis akan
memberikan gambaran singkat sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika
penulisan skripsi secara keseluruhan.
Dalam bab II penulis menguraikan spiritualitas katekis dan upaya
pembinaannya. Penulis membagi bab ini menjadi tiga bagian. Bagian pertama,
katekis sebagai panggilan Allah. Kedua, macam-macam spiritualitas katekis dan
tantangannya. Ketiga usaha pembinaan dalam menumbuhkan spiritualitas katekis
Dalam bab III penulis menjelaskan tentang peranan pembinaan spiritualitas
bagi mahasiswa di Prodi IPPAK. Untuk menjelaskan bab ini penulis membagi
menjadi tiga bagian. Pertama, selayang pandang Prodi IPPAK. Kedua, persiapan
penelitian. Ketiga, laporan dan hasil penelitian. Keempat, kesimpulan penelitian.
Dalam bab IV penulis menguraikan usulan program rekoleksi yang
terintegrasi dengan pembinaan spiritualitas sebagai upaya meningkatkan kesadaran
mahasiswa akan panggilannya sebagai katekis. Dalam bab ini penulis membaginya
ke dalam tiga bagian. Pertama, alasan rekoleksi yang terintegrasi dengan keseluruhan
pembinaan spiritualitas. Kedua, program rekoleksi yang terintegrasi dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
keseluruhan pembinaan spiritualitas. Ketiga, petunjuk pelaksanaan program
rekoleksi yang terintegrasi dengan keseluruhan pembinaan spiritualitas.
Bab V merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran. Dalam bab ini
penulis, memberikan kesimpulan atas keseluruhan isi skripsi ini. Di samping itu,
penulis juga memberikan saran-saran untuk Prodi IPPAK dan mahasiswa IPPAK.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
BAB II
SPIRITUALITAS KATEKIS DAN UPAYA PEMBINAANNYA
Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai spiritualitas katekis dan upaya
pembinaannya. Penulis membagi bab ini menjadi tiga bagian. Bagian pertama,
katekis sebagai panggilan Allah. Kedua, macam-macam spiritualitas katekis dan
tantangan yang dihadapinya. Ketiga, usaha pembinaan dalam menumbuhkan
spiritualitas katekis.
A. Katekis sebagai Panggilan Allah
Menjadi katekis merupakan panggilan yang diterima oleh manusia guna
menjalankan tugas pewartaan yakni mewartakan Injil. Hakekat panggilan yang
diterima katekis pada dasarnya Allah sendiri yang berinisiatif memanggil, maka
sikap katekis terhadap panggilan tersebut adalah menanggapi. Dalam menguraikan
katekis sebagai panggilan Allah, penulis membagi pembahasan ke dalam empat
bagian yang meliputi: pengertian panggilan sebagai katekis, kekhasan panggilan
katekis, hidup katekis, peran dan kualifikasi katekis.
1. Pengertian Panggilan sebagai Katekis
Manusia pada dasarnya telah dipanggil oleh Allah, dan tentunya saja
panggilan yang diterima itu berbeda-beda. Untuk bisa memahami mengenai
panggilan pada bagian ini penulis menjelaskannya, namun hanya dibatasi pada
panggilan sebagai katekis. Hal-hal yang diungkap meliputi pengertian panggilan,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
pengertian panggilan menurut Kitab Suci, pengertian katekis dan pengertian
panggilan sebagai katekis.
a. Pengertian Panggilan
Panggilan berasal dari kata memanggil (vocatio, vocare) artinya memanggil
atau menyerukan nama seseorang. Panggilan dapat dipahami sebagai suatu undangan
dari Allah yang ditujukan kepada manusia yang dipilih-Nya. Panggilan tersebut
menunjukkan hasrat dan keinginan seseorang untuk mengabdikan hidupnya dalam
pelayanan Allah (Konseng, 1995: 8). Maka panggilan adalah undangan Allah yang
ditujukan kepada manusia yang dipilih-Nya agar menyerahkan dan mengabdikan diri
secara utuh kepada Allah demi tugas pelayanan.
b. Pengertian Panggilan menurut Kitab Suci
Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, panggilan merupakan saat yang penting
dalam pewahyuan Allah dan sejarah keselamatan manusia. Panggilan yang diterima
oleh para nabi bersumber dari Allah, maka sikap para nabi adalah menerima
panggilan itu dengan tulus hati. Dengan demikian panggilan yang diterima dan
dilaksanakan dengan tulus hati mampu membawa perubahan hidup pada diri manusia
karena Allah sendiri mengajak manusia masuk ke dalam pengalaman-Nya,
kehidupan-Nya, batin-Nya, dan situasi-Nya (Yamtini, 1981: 14-16). Dalam
Perjanjian Baru, Yesus memanggil kedua belas rasul dengan tujuan untuk membantu
dalam pewartaan-Nya (Mat 10: 1-15). Yesus sebelum mengutus para rasul, terlebih
dahulu Ia melakukan pembinaan terhadap mereka. Pembinaan tersebut meliputi ikut
ambil bagian dalam hidup-Nya, tugas-Nya dan pengajaran secara pribadi. Setelah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
Yesus wafat di kayu salib, bangkit dan terangkat ke surga, para rasul baru
menjalankan tugas panggilannya yaitu mewartakan Injil (Dister, 1987: 125-126).
Jadi panggilan para rasul adalah tugas perutusan untuk mewartakan Injil.
Para nabi dan para rasul mendapat panggilan, tugas dan tujuan yang sama
yaitu mewartakan karya keselamatan Allah. Pewartaan yang dilakukan para nabi dan
para murid bertujuan untuk membangun Kerajaan Allah di bumi yang tampak dalam
Gereja Kristus. Berdasarkan keterangan mengenai panggilan para nabi dan para
murid, maka panggilan adalah undangan dari Allah yang ditujukan kepada manusia
untuk ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan manusia dengan cara mewartaan
karya keselamatan.
c. Pengertian Katekis
Katekis adalah orang-orang yang dalam semangat Roh melibatkan diri dalam
perluasan dan perwujudan Kerajaan Allah di dunia (Komisi Kateketik KWI, 2005:
99). Katekis adalah pembina iman (Telaumbanua, 1999: 6). Katekis adalah orang
beriman yang dipanggil secara khusus oleh Allah melalui Gereja diutus untuk
memperkenalkan Kristus, menumbuhkan dan mengembangkan iman umat baik
dalam komunitas basis, teritorial maupun kategorial (Komisi Kateketik KWI, 2005:
133). Katekis adalah seorang awam yang ditunjuk secara khusus oleh Gereja, sesuai
dengan kebutuhan setempat, untuk memperkenalkan Kristus, dicintai dan diikuti oleh
mereka yang belum mengenalnya dan oleh kaum beriman itu sendiri (Komisi
Kateketik KWI, 1997: 17). Atas pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa katekis adalah orang beriman yang melibatkan diri dalam pembinaan iman
umat dengan semangat Roh dipanggil secara khusus oleh Allah yang mendapat tugas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
dari Gereja untuk menyampaikan Sabda yaitu Kristus untuk memperkenalkan,
menumbuhkan dan mengembangkan iman umat baik dalam komunitas basis,
teritorial maupun kategorial.
Dari pengertian katekis di atas dapat terlihat juga mengenai ciri-cirinya. Ciriciri tersebut menunjukan akan keberadaannya dalam Gereja, yaitu sebagai orang
yang dipanggil Allah, diutus oleh Gereja, akan bekerjasama dengan tugas perutusan
apostolik dari uskup dan memiliki hubungan khusus dengan kegiatan misi Ad Gentes
(kepada segala bangsa). Ciri-ciri tersebut menjadi identitas katekis dan sekaligus
membedakan dengan orang-orang yang bekerja di Gereja (koster, prodiakon, dll) dan
itu semua diakui dalam magisterium dan hukum Gereja (Komisi Kateketik KWI,
1997: 16).
d. Pengertian Panggilan sebagai Katekis
Penulis sudah menjelaskan mengenai pengertian panggilan dan pengertian
katekis di atas, maka dapat disimpulkan panggilan sebagai katekis adalah undangan
Allah yang ditujukan kepada manusia untuk menjadi seorang katekis yang mendapat
tugas
dari
Gereja
untuk
memperkenalkan
Kristus,
menumbuhkan
dan
mengembangkan iman umat baik dalam komunitas basis, teritorial maupun
kategorial. Seorang katekis perlu menyadari makna adikodrati dan gerejawi dari
panggilannya, sehingga ia bisa menjawab “Sungguh aku datang” (Ibr 10: 7), atau
“Ini aku, utuslah aku” (Yes 6: 8). Dengan begitu katekis akan sungguh-sungguh
menghidupi panggilannya dan penuh tanggungjawab dalam menjalankan tugas
panggilannya tersebut.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
2. Kekhasan Panggilan Katekis
Sebagai orang awam, tentunya katekis memiliki panggilan yang khas, di
mana ia dipanggil dan diutus mewartakan Injil dalam sifat keduniawiannya di
tengah-tengah kehidupan bermasyarakat (Komisi Kateketik KWI, 1997: 15). Dalam
kehidupannya di masyarakat ia ikut ambil bagian dalam pergumulan dan
perkembangan masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, ia juga berperan sebagai
pewarta sabda dengan menghadirkan sosok Yesus Kristus yang diimaninya dengan
menampilkan kasih Allah melalui perkataan dan perbuatan di tengah-tengah
kehidupan bermasyarakat dengan harapan agar semakin banyak orang yang percaya
dan beriman kepada-Nya (Prasetya, 2007: 30).
Sebagai pewarta sabda ia juga merenungkan sabda yang ia wartakan di dalam
hidupnya. Dari sabda yang ia wartakan dan renungkan, ia juga bersaksi atas sabda
dan imannya karena dengan kesaksiannya itu dapat menjadi teladan dan contoh bagi
kehidupan orang lain. Buah dari pewartaan, permenungan dan kesaksian ia
wujudnyatakan dalam tingkah laku dan perbuatan di dalam kehidupan sehariharinya.
3. Hidup Seorang Katekis
Sebagai seorang pewarta Kristus, katekis perlu memiliki sikap rendah hati,
sederhana dan semangat melayani karena yang diwartakan adalah Yesus yang
memiliki sikap-sikap tersebut. Karena pewartaan katekis di tujukan kepada orang
banyak diharapkan ia mengembangkan sikap dan semangat rela berkorban demi
kepentingan sesama. Sikap tersebut hendaknya dilakukan secara tulus hati dan tanpa
pamrih. Dengan demikian ia akan mencintai tugas panggilannya sebagai seorang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
katekis. Katekis juga perlu menyadari bahwa tugasnya itu sangat penting dan
strategis. Maka sudah sepantasnya ia mempunyai niat dan kemauan keras untuk
belajar secara terus menerus agar ia semakin berkembang dan karyanya dapat
dipertanggungjawabkan (Prasetya, 2007: 44-48).
Dalam dunia pelayanan dan kerja, ia akan bekerja sama dengan berbagai
pihak secara khusus dengan Pastor Paroki, Dewan Pengurus Paroki (DPP), pengurus
stasi, pengurus lingkungan atau pun antar katekis sendiri. Maka diha