Book Design "Asiknya Menanam".

(1)

Universitas Kristen Maranatha  

ABSTRAK

Peranan bercocok tanam sangatlah penting bagi kehidupan lingkungan dan manusia. Maka dari itu, kegiatan bercocok tanam perlu ditanamkan kepada anak-anak sedari dini, karena dari tingkat anak-anaklah kita belajar mengenal segala sesuatu dan akan menjadikannya kebiasaan. Namun sayang, masih sedikit orang tua yang mengajarkan anak mereka untuk mencintai lingkungan, untuk itu salah satu cara mengenalkan kegiatan bercocok tanam kepada anak-anak adalah buku cerita. Buku cerita merupakan media yang dari dulu sampai sekarang selalu digemari oleh anak-anak. Dari kegemaran anak membaca inilah kegiatan bercocok tanam akan dikenal oleh anak-anak, buku cerita akan dikemas menarik dan didalamnya terdapat petunjuk kegiatan bercocok tanam yang mudha dan menantang anak-anak untuk melakukannya karena anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar dan berani serta senang mencoba hal-hal yang baru, mereka akan mencoba kegiatan bercocok tanam serta mengerti betapa pentingnya apa yang mereka lakukan, dan membuat kegiatan bercocok tanam menjadi kebiasaan sampai mereka tumbuh dewasa.


(2)

Universitas Kristen Maranatha  

DAFTAR ISI

COVER DALAM ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... v

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup... 3

1.3 Tujuan Perancangan... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data... 4

  1.4.1 Sumber Data ... 4

1.4.2 Metode dan teknik Pengumpulan Data... 4

1.5 Skema Perancangan ... 5

  BAB 2 LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Desain Komunikasi Visual... 6

2.1.1 Book Design... 6

2.1.2 Ilustrasi untuk Anak... 6

2.2 Buku Anak ... 7

2.2.1 Buku Cerita Bergambar ... 8

2.3 Teori Warna ... 10

2.3.1 Pengelompokkan Warna... 10


(3)

Universitas Kristen Maranatha  

2.4.1 Pengentasan Ancaman Global Warming... 12

2.5 Bercocok Tanam ... 13

2.5.1 Peranan Bercocok Tanam Bagi Anak... 14

2.5.2 Peranan Bercocok Tanam Bagi Kesehatan Jasmani dan Rohani ... 15

2.6 Psikologi Anak... 16

2.6.1 Tugas Perkembangan Anak ... 17

2.6.2 Bermain ... 20

BAB 3 DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 23

3.1 Perusahaan atau Lembaga Terkait ... 23

  3.1.2 Tinjauan Terhadap Persoalan Sejenis... 25

3.1.3 Hasil Kuesioner dan Wawancara... 34

3.1.3.1 Hasil Kuesioner (Primer) ... 34

3.1.3.2 Hasil Kuesioner (Sekunder) ... 39

3.1.3.3 Hasil Wawancara ... 44

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 46

BAB 4 PEMECAHAN MASALAH... 49

4.1 Konsep Komunikasi... 49

4.2 Konsep Kreatif ... 49

4.3 Konsep Media ... 53

4.4 Hasil Karya ... 56

  BAB 5 PENUTUP... 64

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Saran Penulis... 64

5.2.1 Untuk Civitas Akademi Maranatha ... 64

5.2.2 Untuk Masyarakat Umum ... 65 


(4)

Universitas Kristen Maranatha  

DAFTAR LAMPIRAN ... 68 DATA PENULIS ... 71 UCAPAN TERIMA KASIH ... 72

       

 

 

     


(5)

Universitas Kristen Maranatha  

DAFTAR GAMBAR

 

Gambar 1.1 ... 5

Gambar 2.1 ... 10

Gambar 3.1 ... 26

Gambar 3.2 ... 27

Gambar 3.3 ... 28

Gambar 3.4 ... 30

Gambar 3.5 ... 31

Gambar 3.6 ... 32

Gambar 3.7 ... 33

Gambar 4.1 ... 49

Gambar 4.2 ... 50

Gambar 4.3 ... 50

Gambar 4.4 ... 51

Gambar 4.5 ... 52

Gambar 4.6 ... 56

Gambar 4.7 ... 56

Gambar 4.8 ... 57

Gambar 4.9 ... 57

Gambar 4.10 ... 58

Gambar 4.11 ... 59

Gambar 4.12 ... 60


(6)

Universitas Kristen Maranatha  

DAFTAR TABEL

 

Tabel 1.1 ... 34

Tabel 1.2 ... 35

Tabel 1.3 ... 35

Tabel 1.4 ... 36

Tabel 1.5 ... 37

Tabel 1.6 ... 38

Tabel 2.1 ... 39

Tabel 2.2 ... 40

Tabel 2.3 ... 40

Tabel 2.4 ... 41

Tabel 2.5 ... 42

Tabel 2.6 ... 42

Tabel 2.7 ... 43

Tabel 2.8 ... 43

 


(7)

 

       

Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia hidup dengan menghirup oksigen yang terdapat di udara. Oksigen dihasilkan oleh tumbuhan. Peranan tumbuhan sangat penting bagi manusia karena mengambil karbon dioksida dari udara dan mengembalikan oksigen ke udara. Selain itu, tumbuhan juga menyimpan air dalam tanah untuk mencegah banjir di dataran rendah jika terjadi hujan. Tetapi saat ini tumbuhan di muka bumi semakin berkurang jumlahnya, banyak terjadi penebangan hutan, dan ketika tumbuhan semakin sedikit, bencana yang menelan korban jiwa dan materi pun akan terjadi, seperti tanah longsor dan banjir. Namun sayang, masih sedikit manusia yang peduli untuk melindungi bumi, salah satu cara melindungi bumi yaitu bercocok tanam.

(Laabs, Gerald. “Widya Wiyata Pertama Anak-anak : Bunga dan Pohon”. 1983:9), (Berry, C.E. “Widya Wiyata Pertama Anak-anak : Ekologi dan Lingkungan”. 1993:16-17, 70-71)

Di Indonesia, kegiatan bercocok tanam kebanyakan hanya dilakoni oleh segelintir orang, seperti petani yang berada di pedesaan dan pecinta tanaman. Maka dari itu, kita perlu mengajak penerus bangsa untuk lebih mencintai bumi dengan cara bercocok tanam. Mungkin kedengarannya sepele tetapi dengan hal kecil ini, bumi akan lebih terlindungi. Sekarang ini, sekolah formal kurang bisa diharapkan dalam membentuk kebiasaan bercocok tanam murid-muridnya, maka orang tua-lah yang masih mungkin menanamkan kecintaan terhadap bidang yang satu ini. Kita dapat melihat bagaimana sekarang alam diperlakukan, masalah sampah, bencana alam di mana-mana, pembicaraan mengenai global warming dan sebagainya dapat dilihat di situs terpercaya seperti kompas.com


(8)

 

       

Universitas Kristen Maranatha

Banyak orang tua tidak membiarkan anak-anak mereka bermain di taman atau kebun karena khawatir anaknya kotor dan terkena cacingan. Memang bermain tanah memang tidak higienis, apalagi memakannya. Banyak ibu takut anaknya cacingan tetapi dalam sebuah studi bernama hygiene hypothesis, sejumlah ilmuwan menyimpulkan bahwa organisme seperti jutaan bakteri, virus, dan cacing yang memasuki tubuh bersama dengan tanah memacu perkembangan sistem imun yang sehat. Sejumlah studi menemukan bukti bahwa cacing dapat membantu memulihkan kembali sistem kekebalan yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, misalnya kelainan autoimmune, alergi, dan asma. Kenyataan bahwa cacing dapat membantu meningkatkan sistem imun memang agak sulit diterima akal sehat. Tetapi menurut pendapat yang dikemukan oleh Joel V. Weinstock, direktur gastroenterologi dan hepatologi di Tufts Medical Center, Boston. Sebagian besar cacing tidak berbahaya, terutama bagi orang bergizi baik. Hanya sedikit penyakit yang disebabkan cacing karena manusia telah beradaptasi dengan kehadiran sebagian besar cacing.

(Dewi, Tjandra. 2009, “Kotor itu Baik”, Koran Tempo, Februari 04)

Kegiatan bercocok tanam dapat dinikmati oleh dewasa ataupun anak-anak, berapapun usia mereka, akan selalu mendapatkan tempat ketika mereka bercocok tanam. Banyak hal positif yang didapat dengan memperkenalkan anak pada alam seperti memberikan dasar yang baik dalam hal menghargai alam dan keinginan untuk melindunginya. Ketika melakukan kegiatan bercocok tanam perasaan puas dan gembira pun akan dirasakan oleh orang tua dan anak. Selain mendapatkan kesenangan dari kegiatan bermain di taman, seorang anak dapat mengetahui bagaimana cara menanam dan merawat tanaman.

(Richardson, 1998 : 5)

Bercocok tanam juga berperan penting untuk perkembangan kepribadian anak, dengan aktivitas di dalam taman dapat menumbuhkan rasa keingintahuannya terhadap alam sekitar, belajar untuk bertanggung jawab dengan menanam dan


(9)

 

       

Universitas Kristen Maranatha

merawat tanaman, hingga rasa peduli dengan keadaan sekitar, dan kelestarian alam di waktu yang akan datang. Dr. Benjamin Rush, professor dari Institute of Medicine and Clinical Practice di Philadephia, mengumumkan bahwa perkebunan memiliki efek menyembuhkan pada orang yang mentalnya terganggu. Sehingga selain hal positif yang telah disebutkan di atas, kegiatan bercocok tanam juga memiliki kelebihan lain yaitu dijadikan sarana terapi bagi orang yang mentalnya terganggu.

(Straus, 1998 : 199)

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana mengajak anak di daerah perkotaan untuk tertarik dalam mengenal proses bercocok tanam?

2. Bagaimana merancang book design dengan tema bercocok tanam yang baik agar siap bersaing dengan buku anak lainnya?

Dalam tugas akhir ini, akan dilakukan pembuatan buku bergambar untuk anak yang memiliki beberapa karakter atau tokoh serta petunjuk aktivitas dan pengetahuan dasar yang mudah dimengerti dilengkapi oleh alur cerita teratur dan menarik yang sesuai dengan target marketyang telah ditentukan.

1.3 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan ini adalah sebagai berikut :

1. Mengajak anak di daerah perkotaan untuk tertarik dalam mengenal proses bercocok tanam

2. Merancang book design dengan tema bercocok tanam yang baik agar siap bersaing dengan buku anak lainnya


(10)

 

       

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

1.4.1 Sumber Data

Sumber data yang akan dipakai berupa artikel dan pengamatan yang berasal dari situs web terpercaya serta berbagai buku yang terkait dengan topik yang bersangkutan.

1.4.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Wawancara

Menurut Prof. DR. Suharsini Arikunto dikatakan, bahwa :

“Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara”

Penulis melakukan wawancara berupa wawancara berencana (standarlized interview) yaitu suatu wawancara yang melalui persiapan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan disusun terlebih dahulu.

b. Kuesioner

Kuesioner yang berupa sejumlah pertanyaan tertulis akan disebarkan ke tempat tertentu untuk memperoleh informasi dari responden.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka yang merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi dari berbagai sumber, seperti buku-buku yang memuat berbagai ragam kajian teori yang dibutuhkan penulis.


(11)

 

       

Universitas Kristen Maranatha 1.5 Skema Perancangan


(12)

 

       

Universitas Kristen Maranatha

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Banyak digalakkannya gerakan melawan global warming ternyata tidak berjalan seimbang dengan kegiatan bercocok tanam sendiri yang merupakan salah satu upaya untuk mengatasi global warming. Terutama kota-kota besar di Indonesia, sebagian masyarakatnya kurang menyadari bahwa kegiatan bercocok tanam memiliki peranan penting dalam melindungi bumi. Tidak dapat dipungkiri bahwa media yang menyampaikan hal tersebut di Indonesia sangatlah minim. Alangkah baiknya jika saja ada media yang memberikan pengetahuan seputar pentingnya peranan bercocok tanam. Salah satu media agar masyarakat sejak dini mengenal kegiatan bercocok tanam adalah sebuah buku. Kebanyakan orang tua tidak keberatan membelikan buku bagi anak mereka yang baru masuk sekolah. Apalagi buku cerita pendidikan dengan gambar yang menarik sekaligus berisi aktivitas yang dapat membantu anak mengingat pesan cerita yang dibacanya. Dengan begitu anak merasakan apa yang dirasakan tokoh di dalam buku ceritanya, mereka akan mulai mencontoh dari apa yang ada di dalam buku.

Permasalahan global warming tidaklah mudah untuk diatasi tetapi alangkah baiknya jika setiap orang menyadari pentingnya kegiatan bercocok tanam, apalagi jika kesadaran itu dipupuk sejak dini dan menjadi sebuah kebiasaan, dan melindungi bumi dari global warming bukanlah hal yang mustahil.

5.2 Saran Penulis

5.2.1 Untuk Civitas Akademi Maranatha

Tugas akhir membantu saya dan civitas akademi Maranatha untuk mengenal lebih jauh mengenai kegiatan bercocok tanam dan peranan pentingnya terhadap lingkungan. Semoga laporan ini dapat memberikan


(13)

 

       

Universitas Kristen Maranatha wawasan lebih jauh mengenai peranan penting kegiatan bercocok tanam kepada para pembacanya.

5.2.2 Untuk Masyarakat Umum

Hendaknya masyarakat umum tidak mempersulit terutama mahasiswa yang sedang mencari data untuk tugas akhir karena setiap data yang ada, baik penting maupun terlihat sepele dapat sangat berguna. Semoga setiap informasi tentang kegiatan bercocok tanam dapat lebih diperhatikan dan dapat dijadikan kebiasaan sejak dini di kehidupan sehari-hari.


(14)

 

       

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Berry. C.E. (2009), Widya Wiyata Pertama Anak Anak: Ekologi dan Lingkungan, Jakarta, PT. Tira Pustaka

Davis, RS. (1997), Comics; a Multi Dimensional Teaching in Integrated-Skill Classes, Nagoyama University: Japan. Dari

http://www.esllab.com/research/comics.html

Dewi, Tjandra. (2009), “Kotor Itu Baik”, Koran Tempo, Februari 25. 18:06 WIB Glick, Patty. (2007), The Gardener’s Guide to Globe Warming: Challenge and Solution, Texas, The National Wildlife Federation

Gunarsa, Singgih D. (2008), Dasar & Teori Perkembangan Anak, Jakarta, Gunung Mulia

Hurlock, Elizabeth B. (1978), Perkembangan Anak, Jakarta, PT. Gelora Aksara. Pratama

Laabs, Gerald. (1993), Widya Wiyata Pertama Anak Anak: Bunga dan Pohon, Jakarta, PT. Tira Pustaka.

Larson&Meyer. (2006), Generations Gardening Together: Source Book for Intergeneration & Therapeutic Horticulture, New York, The Haworth Press Mitchell, Diani. (2003), Children’s Literature an Imitation to the Word, Michigan State University

Relf, Diane. (1992), Human Issues In Horticulture. HortTechnology. Vol.2, no.2 Rothlein, Liz & Meinbach, Anita Meyer. (1995), Literature Connection Using


(15)

 

       

Universitas Kristen Maranatha Sadiman, Arief S. dkk. (2008), Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada

Sheu Hsiu-Chih. (2008), The Value of English Picture Story Books, Oxford University Press, Versi web

Silberman, Melvin L. (2002), Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif (Terjemahan dari Sarjuli, et. Al.) Yogyakarta, YAPPENDIS

Simson & Straus. (1998), Horticulture as Therapy, Principles and Practice, New York, The Haworth Press, Inc.

Sudjana, Nana & Riva’I, Ahmand. (2002), Media Pengajaran, Jakarta, Sinar Baru Algensindo

Sutanto, T. (2007), “Sekitar Dunia Desain Grafis/ Komunikasi Visual”, Pura-Pura Jurnal DKV ITB, Bandung, 2 Juli 15-16


(1)

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 1.4.1 Sumber Data

Sumber data yang akan dipakai berupa artikel dan pengamatan yang berasal dari situs web terpercaya serta berbagai buku yang terkait dengan topik yang bersangkutan.

1.4.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Wawancara

Menurut Prof. DR. Suharsini Arikunto dikatakan, bahwa :

“Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara”

Penulis melakukan wawancara berupa wawancara berencana (standarlized interview) yaitu suatu wawancara yang melalui persiapan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan disusun terlebih dahulu.

b. Kuesioner

Kuesioner yang berupa sejumlah pertanyaan tertulis akan disebarkan ke tempat tertentu untuk memperoleh informasi dari responden.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka yang merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi dari berbagai sumber, seperti buku-buku yang memuat berbagai ragam kajian teori yang dibutuhkan penulis.


(2)

(3)

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Banyak digalakkannya gerakan melawan global warming ternyata tidak berjalan seimbang dengan kegiatan bercocok tanam sendiri yang merupakan salah satu upaya untuk mengatasi global warming. Terutama kota-kota besar di Indonesia, sebagian masyarakatnya kurang menyadari bahwa kegiatan bercocok tanam memiliki peranan penting dalam melindungi bumi. Tidak dapat dipungkiri bahwa media yang menyampaikan hal tersebut di Indonesia sangatlah minim. Alangkah baiknya jika saja ada media yang memberikan pengetahuan seputar pentingnya peranan bercocok tanam. Salah satu media agar masyarakat sejak dini mengenal kegiatan bercocok tanam adalah sebuah buku. Kebanyakan orang tua tidak keberatan membelikan buku bagi anak mereka yang baru masuk sekolah. Apalagi buku cerita pendidikan dengan gambar yang menarik sekaligus berisi aktivitas yang dapat membantu anak mengingat pesan cerita yang dibacanya. Dengan begitu anak merasakan apa yang dirasakan tokoh di dalam buku ceritanya, mereka akan mulai mencontoh dari apa yang ada di dalam buku.

Permasalahan global warming tidaklah mudah untuk diatasi tetapi alangkah baiknya jika setiap orang menyadari pentingnya kegiatan bercocok tanam, apalagi jika kesadaran itu dipupuk sejak dini dan menjadi sebuah kebiasaan, dan melindungi bumi dari global warming bukanlah hal yang mustahil.

5.2 Saran Penulis

5.2.1 Untuk Civitas Akademi Maranatha

Tugas akhir membantu saya dan civitas akademi Maranatha untuk mengenal lebih jauh mengenai kegiatan bercocok tanam dan peranan pentingnya terhadap lingkungan. Semoga laporan ini dapat memberikan


(4)

wawasan lebih jauh mengenai peranan penting kegiatan bercocok tanam kepada para pembacanya.

5.2.2 Untuk Masyarakat Umum

Hendaknya masyarakat umum tidak mempersulit terutama mahasiswa yang sedang mencari data untuk tugas akhir karena setiap data yang ada, baik penting maupun terlihat sepele dapat sangat berguna. Semoga setiap informasi tentang kegiatan bercocok tanam dapat lebih diperhatikan dan dapat dijadikan kebiasaan sejak dini di kehidupan sehari-hari.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Berry. C.E. (2009), Widya Wiyata Pertama Anak Anak: Ekologi dan Lingkungan, Jakarta, PT. Tira Pustaka

Davis, RS. (1997), Comics; a Multi Dimensional Teaching in Integrated-Skill Classes, Nagoyama University: Japan. Dari

http://www.esllab.com/research/comics.html

Dewi, Tjandra. (2009), “Kotor Itu Baik”, Koran Tempo, Februari 25. 18:06 WIB Glick, Patty. (2007), The Gardener’s Guide to Globe Warming: Challenge and Solution, Texas, The National Wildlife Federation

Gunarsa, Singgih D. (2008), Dasar & Teori Perkembangan Anak, Jakarta, Gunung Mulia

Hurlock, Elizabeth B. (1978), Perkembangan Anak, Jakarta, PT. Gelora Aksara. Pratama

Laabs, Gerald. (1993), Widya Wiyata Pertama Anak Anak: Bunga dan Pohon, Jakarta, PT. Tira Pustaka.

Larson&Meyer. (2006), Generations Gardening Together: Source Book for Intergeneration & Therapeutic Horticulture, New York, The Haworth Press Mitchell, Diani. (2003), Children’s Literature an Imitation to the Word, Michigan State University

Relf, Diane. (1992), Human Issues In Horticulture. HortTechnology. Vol.2, no.2 Rothlein, Liz & Meinbach, Anita Meyer. (1995), Literature Connection Using Children’s Book in the Classroom, London, Foresman and company


(6)

Sadiman, Arief S. dkk. (2008), Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada

Sheu Hsiu-Chih. (2008), The Value of English Picture Story Books, Oxford University Press, Versi web

Silberman, Melvin L. (2002), Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif (Terjemahan dari Sarjuli, et. Al.) Yogyakarta, YAPPENDIS

Simson & Straus. (1998), Horticulture as Therapy, Principles and Practice, New York, The Haworth Press, Inc.

Sudjana, Nana & Riva’I, Ahmand. (2002), Media Pengajaran, Jakarta, Sinar Baru Algensindo

Sutanto, T. (2007), “Sekitar Dunia Desain Grafis/ Komunikasi Visual”, Pura-Pura Jurnal DKV ITB, Bandung, 2 Juli 15-16