Penilaian guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
PENILAIAN GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK
MAHASISWA PPL
Chatarina Pristi Fitria Cahyani
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) tingkat
penilaian guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa praktikan
ditinjau dari asal perguruan tinggi guru pembimbing; (2) tingkat penilaian guru
pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa praktikan ditinjau dari
pengalaman guru pembimbing membimbing PPL.
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri dan Swasta Kota Yogyakarta,
Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul pada bulan Agustus-September 2012.
Data dikumpulkan dengan kuesioner. Populasi sebanyak 48 orang diambil sampel
sebanyak 37 orang dengan teknik purposive sampling. Data di analisis dengan
perhitungan PAP tipe II.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat penilaian guru pamong
terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa praktikan ditinjau dari asal perguruan

tinggi FKIP dikategorikan cukup dan ditinjau dari asal perguruan tinggi non FKIP
dikategorikan rendah; (2) Tingkat penilaian guru pamong terhadap kompetensi
pedagogik mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing “kurang
berpengalaman” dikategorikan cukup, ditinjau dari pengalaman membimbing
“cukup berpengalaman” dikategorikan tinggi, dan ditinjau dari pengalaman
membimbing “sangat berpengalaman” dikategorikan rendah.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
THE ASSESSMENT OF ADVISORS TOWARDS PEDAGOGIC
COMPETENCE OF PPL STUDENTS
Chatarina Pristi Fitria Cahyani
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
The purpose of this study is to determine: (1) the level of assessment of
teachers' pedagogical tutor to student PPL practitioner in terms of the origin of

college guidance counselor, (2) teacher assessment levels for PPL officials
pedagogical practitioner students in terms of experience guiding counselourPPL.
The experiment was conducted in public and private high school
Yogyakarta, Sleman and Bantul in August-September 2012. Data were collected
by questionnaire. Population sample taken 48 people 37 people by purposive
sampling technique. Data were analyzed by calculating type II PAP.
The results showed that: (1) The assessment of teachers 'pedagogical tutor
to students in terms of origin praktikan college FKIP considered sufficient and
non-native college FKIP categorized low, (2) The assessment of teachers'
pedagogical tutor to students in terms of experience guiding the experimentalist
categorized inexperienced enough, experienced enough categorized as high, low
and very experienced categorized.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENILAIAN GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI
PEDAGOGIK MAHASISWA PPL


SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :
CHATARINA PRISTI FITRIA CAHYANI
08 1334 041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENILAIAN GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI
PEDAGOGIK MAHASISWA PPL


SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :
CHATARINA PRISTI FITRIA CAHYANI
08 1334 041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karya Ini Untuk :

 Almamaterku Universitas Sanata Dharma
 Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang
selalu melimpahkan Berkat dan
RahmatNya…..
 Bapak Herman Yoseph Cahyo Subronto
 Ibu Fransisca Sri Mardiyani

Terimakasih atas segala cinta kasih dan kasih

sayang yang telah diberikan

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

Kesuksesan tidak dicapai secara kebetulan,
Kesuksesan dicapai melalui pilihan

Dakilah gunung dan sepenuhnya percaya
bahwa kamu akan sukses.
Ini adalah kekuatan spiritual

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI


Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 Januari 2013
Penulis

Chatarina Pristi Fitria Cahyani

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama

: Chatarina Pristi Fitria Cahyani


NIM

: 081334041

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENILAIAN GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK
MAHASISWA PPL
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 21 Januari 2013
Yang menyatakan


(Chatarina Pristi Fitria Cahyani)

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
PENILAIAN GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK
MAHASISWA PPL
Chatarina Pristi Fitria Cahyani
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) tingkat
penilaian guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa praktikan
ditinjau dari asal perguruan tinggi guru pembimbing; (2) tingkat penilaian guru
pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa praktikan ditinjau dari
pengalaman guru pembimbing membimbing PPL.
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri dan Swasta Kota Yogyakarta,

Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul pada bulan Agustus-September 2012.
Data dikumpulkan dengan kuesioner. Populasi sebanyak 48 orang diambil sampel
sebanyak 37 orang dengan teknik purposive sampling. Data di analisis dengan
perhitungan PAP tipe II.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat penilaian guru pamong
terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa praktikan ditinjau dari asal perguruan
tinggi FKIP dikategorikan cukup dan ditinjau dari asal perguruan tinggi non FKIP
dikategorikan rendah; (2) Tingkat penilaian guru pamong terhadap kompetensi
pedagogik mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing “kurang
berpengalaman” dikategorikan cukup, ditinjau dari pengalaman membimbing
“cukup berpengalaman” dikategorikan tinggi, dan ditinjau dari pengalaman
membimbing “sangat berpengalaman” dikategorikan rendah.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
THE ASSESSMENT OF ADVISORS TOWARDS PEDAGOGIC
COMPETENCE OF PPL STUDENTS

Chatarina Pristi Fitria Cahyani
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
The purpose of this study is to determine: (1) the level of assessment of
teachers' pedagogical tutor to student PPL practitioner in terms of the origin of
college guidance counselor, (2) teacher assessment levels for PPL officials
pedagogical practitioner students in terms of experience guiding counselourPPL.
The experiment was conducted in public and private high school
Yogyakarta, Sleman and Bantul in August-September 2012. Data were collected
by questionnaire. Population sample taken 48 people 37 people by purposive
sampling technique. Data were analyzed by calculating type II PAP.
The results showed that: (1) The assessment of teachers 'pedagogical tutor
to students in terms of origin praktikan college FKIP considered sufficient and
non-native college FKIP categorized low, (2) The assessment of teachers'
pedagogical tutor to students in terms of experience guiding the experimentalist
categorized inexperienced enough, experienced enough categorized as high, low
and very experienced categorized.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Penilaian
Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pedagogik Mahasiswa PPL”.
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Melalui kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih yang tulus kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, terutama kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan
kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Penguji
6. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA., selaku Dosen Penguji

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan
tambahan pengetahuan selama dalam proses perkuliahan.
8. Kepala sekolah, guru, dan staff SMA Pangudi Luhur Yk, SMA Taman Madya
Jetis, SMA BOPKRI 2 Yk, SMA Marsudi Luhur Yk, SMA Negeri 1 Depok,
SMA GAMA Yk, SMA St. Mikael Sleman, SMA BOPKRI 1 Yk, SMA Stella
Duce 1 Yk, SMA Negeri 1 Kasihan, SMA Stella Duce 2 Yk, SMA Negeri 1
Kalasan, SMA Negeri 1 Bantul, SMA Negeri 4 Yk, SMA Negeri 6 Yk, dan
SMA Negeri 11 Yk terimakasih atas kesempatan yang diberikan sehingga
penelitian saya terlaksana dengan lancar.
9. Seluruh keluargaku: Kedua orangtuaku, Bapak HY. Cahyo Subronto dan Ibu
Fransisca Sri Mardiyani, Mas Yulius Dicky Pasca Cahyo Mardiyanto dan
Mbak Dian Utami Pritarini, Adik Yosef Rizky Cahyo Aditya, dan
keponakanku tercinta Titania Zahra Amira yang telah memberikan doa,
dukungan, semangat, dan kasih sayangnya selama ini.
10. Sahabat “Sejatiku” Mathias Windyananto Ardy Nugroho, yang selalu
mendukung, mendampingi, dan memberikan perhatian.
11. Bapak Yakobus Wasidi dan Ibu Maria Imaculata Winarni telah memberikan
doa, dukungan, dan semangatnya selama ini.
12. Keluarga Besar Eyang Simon Walidjo yang selalu memberikan nasehat, doa,
dan dukungannya.
13. Keluarga Besar Eyang Yohanes Mardiyo Djoyo Supadmo yang selalu
memberikan nasehat, doa, dan dukungannya.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14. Sahabat-sahabatku tercinta: Suster Yuni Mardiyah, Marissa Deby, Mathias
Windyanato, Ana Nurfiana, Friska Ari, Puri Ratnasari, Yustina Rista, Dewi
Kumalasari, Blasius Priyandono, Yohanes Adi Putro, Vincentius Priyo,
Bruder Petrus, Dwi Hasto, Yosef Tundra, Victorin Ratih, dan Genk Fairry
Fellow (Mirna, Piping, Heni, Iren, Tyas, Minami, Manda, Yulia) terima kasih
untuk dukungan, doa, semangat, keceriaan, tawa, senyum, dan saran-saran
yang telah diberikan selama ini.
15. Teman-teman PAK angkatan 2008 dan semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu yang banyak membantu Penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan
skripsi ini, serta Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna
karena masih banyak kekurangan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Yogyakarta, 21 Januari 2013
Penulis

Chatarina Pristi Fitria Cahyani

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ...................................................... vii
ABSTRACK .................................................................................................. viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ................ 8
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 8
1. Penilaian ................................................................................................. 8
2. Guru ....................................................................................................... 10

3. Kompetensi Pedagogik .............................................................. 13
4. Program Pengalaman Lapangan (PPL) ...................................... 26
B. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 32
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 32
B. Subyek dan Obyek Penelitian .......................................................... 32
C. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 32
D. Populasi dan Sampel, Teknik Sampling ........................................... 33
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ................................................. 35
F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 37
G. Kisi-kisi Kuesioner ......................................................................... 37
H. Pengujian Instrumen Penelitian ....................................................... 44
xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Pengujian Validitas .................................................................... 44
2. Pengujian Reliabilitas ................................................................ 48
I. Teknik Analisis Data........................................................................ 49
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...................................... 50
A. Deskripsi Data ............................................................................... 50
1. Deskripsi Responden Penelitian ................................................. 52
a. Asal Perguruan Tinggi ......................................................... 52
b. Pengalaman Membimbing ................................................... 53
c. Persentase Penilaian Guru Pamong Terhadap Kompetensi
Pedagogik Mahasiswa PPL................................................... 54
B. Pembahasan .................................................................................... 62
1. Tingkat Penilaian Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pedagogik
Mahasiswa PPL Ditinjau Dari Asal Perguruan Tinggi ............... 62
2. Tingkat Penilaian Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pedagogik
Mahasiswa PPL Ditinjau Dari Pengalaman Membimbing .......... 63
BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ......................... 66
A. Kesimpulan .................................................................................... 66
B. Keterbatasan .................................................................................. 66
C. Saran .............................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 68
LAMPIRAN .................................................................................................. 70

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5

Tabel 4.6
Tabel 4.7

Tabel 4.8

Daftar SMA Negeri dan Swasta kota Yogyakarta,
kabupaten Sleman, dan kabupaten Bantul ...........................
Skala Pengukuran ...............................................................
Kisi – kisi Kuesioner ..........................................................
Tabel Pengujian Validitas ...................................................
Tabel Penilaian Acuan Patokan (PAP) II ............................
Sebaran Responden Penelitian ............................................
Deskripsi Responden Menurut Asal Perguruan Tinggi ........
Deskripsi Responden Menurut Pengalaman Membimbing ...
Persentase Penilaian Guru Pamong Terhadap Kompetensi
Pedagogik Mahasiswa PPL .................................................
Persentase Penilaian Guru Pamong Terhadap Kompetensi
Pedagogik Mahasiswa PPL Ditinjau dari Asal Perguruan
Tinggi .................................................................................
Deskripsi Asal Perguruan Tinggi ........................................
Persentase Penilaian Guru Pamong Terhadap Kompetensi
Pedagogik Mahasiswa PPL Ditinjau dari Pengalaman
Membimbing ......................................................................
Deskripsi Pengalaman Membimbing ...................................

xv

35
36
38
47
49
51
52
53
55

57
58

59
60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6

KUESIONER .............................................................. 70
PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN ................ 84
DATA PENELITIAN .................................................. 88
TABEL T, TABEL R, dan TABEL F ........................... 91
INSTRUMEN PENILAIAN ........................................ 95
SURAT IJIN PENELITIAN ....................................... 100
SURAT KETERANGAN PENELITIAN .................... 100

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan perkembangan
individu dan perkembangan masyarakat suatu bangsa. Kemajuan masyarakat
suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya. Pendidikan nasional
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki seseorang dapat dilihat dari
tingkat pendidikan yang telah dimilikinya. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka akan semakin tinggi pula tingkat pemahaman, kemampuan, dan
ketrampilan yang dimikilinya. Fungsi pendidikan adalah untuk membimbing anak
didik ke arah suatu tujuan yang bernilai tinggi. Pendidikan dikatakan baik jika
usahanya berhasil membawa semua anak didik kepada tujuan itu. Indonesia
menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Hal ini dapat
dilihat dari isi Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa tujuan
nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kejayaan sebuah negara bergantung pada ilmu. Proses penyampaian ilmu
ini memerlukan orang yang benar-benar pakar pada bidangnya. Dalam dunia serba
modern dan teknologi ini, peranan guru agak menantang dibandingkan dengan
tugas guru pada zaman dahulu. Namun, kepuasaan terpancar di raut wajah insani
yang bergelar guru karena setiap perubahan dan pemodernan dalam masyarakat

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

akan diawali guru. Peran guru sangat mendukung dalam pelaksanaan pendidikan.
Guru merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan.
Disadari atau tidak, guru memang memiliki peran penting bagi perkembangan
pendidikan anak didik. Secara langsung guru memberi ilmu, mengajarkan budi
pekerti, dan mengajarkan berinteraksi terhadap kehidupan sosial. Di tangan
gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill
(keahlian), kematangan emosional, dan moral serta spiritual. Di tangan guru akan
dihasilkan generasi masa depan yang siap hidup dengan tantangan zamannya.
Pekerjaan sebagai guru adalah suatu profesi. Itu berarti orang yang menjalankan
pekerjaan tersebut haruslah memenuhi standar-standar keprofesionalan yang telah
ditentukan oleh organisasi profesi dalam bidang yang bersangkutan. Berdasarkan
UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Kunandar, 2007:45)
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi. Oleh karena itu, diperlukan sosok guru yang
mempunyai kualifikasi, kompetensi, dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan
tugas profesionalitasnya.
Kompetensi guru merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku
guru atau tenaga kependidikan yang sangat berarti. Untuk dapat menjadi seorang
guru yang memiliki kompetensi, maka diharuskan memiliki kemampuan untuk
mengembangkan empat aspek kompetensi yang ada pada dirinya, yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

kompetensi profesional seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007. Penulis hanya
memusatkan pada kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik. Berkenaan
dengan pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus mampu mengembangkan
kurikulum berdasakan tingkat satuan pendidikannya masing-masing dan
disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
Sebagai calon pendidik, mahasiswa dilatih dan dibimbing dalam kegiatan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang diselengarakan untuk memberikan
pengalaman terstruktur dan terarah bagi mahasiswa calon guru untuk mengalami
langsung berbagai aspek pendidikan di sekolah dengan penekanan dari sudut
pandang guru. Melalui PPL mahasiswa melihat dan mengalami langsung berbagai
aspek pengelolaan sekolah baik dari segi admnistratif maupun dari segi akademik.
Di samping itu, hal yang sangat penting di dalam PPL adalah mahasiswa belajar
mengelola pembelajaran secara efektif dan bermakna. Pengalaman-pengalaman
tersebut hanya akan menjadi pengalaman belajar dan membawa perubahan baik
pada ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif pada diri mahasiswa apabila
dilakukan secara terstruktur, terarah, dan dilakukan secara cermat serta diolah dan
direfleksikan (Pedoman Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan, 2007).
Selanjutnya dalam latihan praktek, mahasiswa tidak hanya berkesempatan untuk
menerapkan pengetahuan teoritisnya saja, tetapi juga akan mendapatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

pengalaman-pengalaman baru yang tidak didapatkan dalam teori guna melengkapi
pengetahuan profesi yang telah dimilikinya.
Mahasiswa praktikan masih mempunyai sedikit pengetahuan dan
pengalaman dalam hal praktek mengajar dan juga penguasaan kompetensi
pedagogik. Hal ini disebabkan karena waktu pelaksanaan PPL di sekolah sangat
singkat, sehingga mahasiswa masih sangat minim dalam pelaksanaan program
pembelajaran. Hal ini juga yang akan berpengaruh dalam kualitas kompetensi
pedagogik yang dimiliki mahasiswa praktikan. Mahasiswa praktikan harus
mencari informasi lain kepada guru pamong ataupun pihak sekolah guna
memperdalam pengetahuan dan pengalaman dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran di sekolah.
Pada kenyataan di lapangan, mahasiswa praktikan PPL di sekolah masih
banyak mengalami kesulitan dan hambatan. Seperti mengerjakan kegiatan
administrasi sekolah, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan pengelolaan kelas
dalam

pelaksanaan

pembelajaran.

Melalui

pemantapan

PPL mahasiswa

dipersiapkan untuk memantapkan penguasaan berbagai kompetensi yang harus
dimiliki guru profesional. Kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa dalam PPL
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang sistematik dan terpercaya oleh
institusi yang berkompeten. Proses pemerolehan kompetensi tersebut melalui
banyak interaksi bermakna, yaitu interaksi antar mahasiswa, mahasiswa dan guru
pamong, mahasiswa dan dosen pembimbing, mahasiswa dan siswa, mahasiswa
dan materi ajar. Oleh karena itu, pelaksanaan PPL harus memberikan kesempatan
agar terjadi interaksi-interaksi tersebut yang akan menumbuhkembangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

kompetensi yang perlu dimiliki oleh seorang guru. Pada pelaksanaan PPL,
mahasiswa harus menciptakan adanya kebersamaan mahasiswa/praktikan dalam
melaksanakan PPL. Kebersamaan itu terjadi pada pembahasan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkatnya, seperti media, LKS atau alat
pembelajaran, mengobservasi praktik implementasi RPP di kelas dan kegiatan
refleksi yang mendiskusikan kegiatan pembelajaran yang baru saja dilaksanakan
berdasarkan hasil observasi dalam rangka perbaikan RPP dan perbaikan
pembelajaran berikutnya. Hal ini pula yang menjadi kesulitan dan hambatan bagi
mahasiswa praktikan, karena mereka harus benar-benar mempersiapkan dari
sebelum memulai kegiatan pembelajaran sampai pada akhir memberikan evaluasi
pada akhir kegiatan pembelajaran tersebut. Hal ini sangat dirasa sulit oleh
mahasiswa praktikan apabila tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan
sesuai dengan prosedurnya. Maka dari itu guru pamong sangat berperan dalam
mengamati secara langsung kegiatan mahasiswa berpraktikan disekolah. Ini juga
yang menjadikan dasar penilaian guru pamong untuk menilai penguasaan
kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari asal perguruan tinggi guru
pamong dan pengalaman membimbing mahasiswa praktikan. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat penilaian antara guru yang satu dengan yang lainnya.
Untuk mengetahui kompetensi mengajar mahasiswa praktikan perlu diadakan
penelitian

berdasarkan

“PENILAIAN

GURU

PAMONG

TERHADAP

KOMPETENSI PEDAGOGIK MAHASISWA PPL“. Hasil dari penelitian dapat
dijadikan bahan evaluasi guna meningkatkan kualitas mengajar mahasiswa PPL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

B. Rumusan Masalah
1.

Bagaimana penilaian guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik
mahasiswa praktikan ditinjau dari asal perguruan tinggi guru pembimbing?

2.

Bagaimana penilaian
mahasiswa

praktikan

guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik
ditinjau

dari

pengalaman

guru

pembimbing

membimbing PPL?

C. Tujuan Penelitian
1.

Untuk mengetahui tingkat penilaian guru pamong PPL terhadap kompetensi
pedagogik mahasiswa praktikan ditinjau dari asal perguruan tinggi guru
pembimbing.

2.

Untuk mengetahui tingkat penilaian guru pamong PPL terhadap kompetensi
pedagogik mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman guru pembimbing
membimbing PPL.

D. Manfaat Penelitian
1.

Bagi Mahasiswa PPL
Hasil penelitian memberi gambaran tingkat keberhasilan dalam pencapaian
kompetensi dasar keguruan dan digunakan sebagai pembelajaran ke arah yang
lebih baik di masa mendatang.

2.

Bagi Guru
Untuk dapat lebih banyak memberikan pendampingan, pembelajarannya dan
kritik bagi mahasiswa PPL II agar pelaksanaan sesuai yang diharapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

3.

Bagi Universitas Sanata Dharma
Dapat digunakan sebagai peningkatan kualitas pelaksanaan PPL secara efektif
dan efesien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Tinjauan Pustaka
1. Penilaian
Penilaian (evaluasi) adalah proses sistematis pengumpulan, pengolahan
dan pengambilan keputusan atas data tentang suatu obyek untuk selanjutnya
dipertimbangkan pemberian nilai atas obyek tersebut berdasarkan pada suatu
kriteria tertentu sehingga dapat diketahui hasil dari obyek yang diamati
tersebut (Panduan Evaluasi Pembelajaran Berbasis Pedagogi Ignasian, 2010)
Penilaian adalah suatu proses atau serangkaian kegiatan yakni kegiatan
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan
dan berdaya guna untuk memperoleh hasil yang sesungguhnya (Sanjaya,
2008:58)
Penilaian merupakan rancangan upaya untuk mengukur kemampuan
mahasiswa. Penilaian dapat dilakukan pada awal, pertengahan, atau akhir
perkuliahan. Untuk mata kuliah tertentu, penilaian juga dapat dilakukan
selama proses perkuliahan berlangsung sehingga pada akhir pembelajaran
dapat diketahui seberapa besar kompetensi yang dimiliki mahasiswa tersebut
(Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Akuntansi)

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

Menurut Siregar dan Nara (2011:141) Penilaian adalah suatu proses untuk
mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes atau non tes.
Dari hasil tersebut dapat diketahui tingkat pemahaman siswa pada
subyek/bidang yang dipelajari tersebut.
Penilaian merupakan suatu proses sistematis yang memainkan peran
penting dalam pengajaran yang efektif. Penilaian berawal dari identifikasi
tujuan pembelajaran (learning goal) dan berakhir dengan penilaian (judgment)
tentang seberapa dalam tentang tujuan itu telah tercapai (Siregar dan Nara,
2011:143)
Sebagaimana dikemukakan oleh Rusman (2011:93) penilaian merupakan
serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, serta menafsirkan data
tentang

proses

dan

hasil

yang

dilakukan

secara

sistematis

da n

berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan dan bermanfaat dalam kegiatan tersebut. Menurut
Trianto

(2010:10)

penilaian

merupakan

serangkaian

kegiatan

untuk

memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peseta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Menurut Imron (1996:115) penilaian adalah suatu aktivitas yang
bermaksud menentukan nilai belajar pembelajaran (baik-belum/tidaknya,
berhasil belum/tidaknya, memadai belum/tidaknya belajar-pembelajaran, yang
meliputi hasil belajar proses belajar dan mereka yang terlibat dalam belajar
dan pembelajaran (pembelajaran dan guru).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

Menurut Sudjana (1989:8) Penilaian adalah upaya yang dilakukan untuk
menentukan apakah tujuan pendidikan dan tujuan pengajaran telah tercapai
atau tidak sehingga pada nantinya dapat diketahui hasil sesuai dengan
keadaannya. Penilaian merupakan tugas dan tanggung jawab guru di sekolah,
baik penilaian yang dilaksanakan pada waktu mengajar (normatif) maupun
penilaian yang dilaksanakan pada akhir semester (sumatif). Guru memiliki
peranan yang sangat penting untuk melihat perkembangan pola didik anak
didik di sekolah. Yang dimaksud dengan elemen penilaian menurut
Taniredja,dkk (2011:21) adalah unsur-unsur pokok yang dapat menjelaskan
kemampuan peserta didik (mahasiswa) setelah menyelesaikan satu satuan
pendidikan tertentu. Kemampuan tersebut diharapkan dapat bermanfaat dan
dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi kesimpulannya
penilaian adalah memberikan pertimbangan atau harga terhadap sesuatu
berdasarkan kriteria tertentu. Dalam proses belajar-mengajar penilaian
berfungsi untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran/instruksional
dan sebagai bahan dalam memperbaiki proses belajar-mengajar.

2. Guru
Menurut Sardiman (1986:123) guru adalah salah satu komponen
manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.
Guru memang benar-benar menjadi contoh, teladan, dan panutan di
masyarakat dalam membentuk karakter suatu bangsa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

Menurut Prey Katz (Sardiman,1986) guru sebagai komunikator, sahabat
yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi insprirasi
dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta
nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan. Guru adalah
komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi
pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi,
maka straegi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan. Karena guru memiliki
pengusaan kompetensi, metode pembelajaran, serta kemampuan pengelolaan
kelas yang baik dalam kegiatan pembelajaran di kelas (Sanjaya, 2006:50)
Sebagaimana dikemukakan Sudjana (1989:1) guru menempati kedudukan
sentral, sebab perannya sangat menentukan. Ia harus mampu menterjemahkan
dan menjabarkan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum, kemudian
menstransformasikan nilai-nilai tersebut kepada siswa melalui proses
pengajaran di sekolah. Sehingga diharapkan siswa dapat memahami,
menguasai, dan menerapkan nilai-nilai luhur tersebut dalam berkehidupan di
masyarakat. Menurut Kunandar (2007:54) guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Karena guru memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pola
perkembangan anak didik di sekolah, agar nantinya siswa tersebut menjadi
manusia yang memiliki akhlak mulia dan berdaya guna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

Menurut Isjoni (2008:87) guru adalah orang yang perlu mencari, meneroka
dan menyelidik apa pun ilmu sebelum mereka mengajar anak didiknya. Dalam
pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik. Karena guru merupakan salah satu faktor
penentu kecemerlangan dalam pendidikan. Guru adalah pendidik anak bangsa.
Ilmu yang dicurahkannya menjadi azimat bagi kemajuan dan kegemilangan
negara pada masa depan. Selain sebagai penyampai ilmu ataupun informasi
kepada anak didiknya, guru juga adalah model keteladanan kepada siswa
sehingga peran guru memang benar-benar menjadi panutan dan teladan bagi
siswa (Isjoni, 2008:86).
Guru pamong ialah guru yang bertanggungjawab membimbing para calon
selama latihan-latihan praktek keguruan berlangsung dan umumnya terdiri
dari guru-guru sekolah tempat praktek. Guru pamong bertanggungjawab
kepada Sekolah Guru atau Biro Praktek Keguruan pada perguruan Tinggi. Ia
adalah orang yang terpilih karena memenuhi syarat-syarat tertentu. Sehingga
diharapkan guru pamong tersebut memiliki kompetensi yang memadai dan
dapat menerapkan metode tersebut kepada anak didik di sekolah dan
mahasiswa praktikan untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran
(Hamalik, 1975:6). Jadi kesimpulannya guru merupakan sosok yang benarbenar digugu dan ditiru, artinya segala sesuatu yang menjadi tingkah laku dan
cara menyampaikan ilmu pengetahuan akan selalu dikenang dan terus diingat
oleh siswanya. Oleh sebab itu guru memang harus selalu menjadi contoh dan
panutan bagi siswa, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

3. Kompetensi Pedagogik
Menurut Sanjaya (2006:17) kompetensi merupakan perilaku rasional guna
mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Dengan demikian, suatu kompetensi ditunjukkan oleh penampilan atau unjuk
kerja yang dapat dipertanggungjawabkan (rasional) dalam upaya untuk
mencapai suatu tujuan. Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan,
ketrampilan, nilai dan sikap yang direflesikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak. Seseorang yang telah memiliki kompetensi dalam bidang tertentu
bukan hanya mengetahui, akan tetapi juga dapat memahami dan menghayati
bidang tersebut yang tercermin dalam pola perilaku sehari-hari sehingga dapat
diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat (Sanjaya, 2008:131)
Kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung jawab
yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu sehingga apa yang
diharapkan dapat terwujud dan terlaksana dengan baik (Sujiono, 2010:102).
Menurut Usman (Kunandar, 2007:51) kompetensi adalah suatu hal yang
menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif
maupun yang kuantitatif. Menurut McAshan (Kunandar, 2007:52) kompetensi
juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang
dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia
dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan
sebaik-baiknya. Finch dan Crunkilton (Kunandar, 2007:52) kompetensi adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

penguasaan terhadap suatu tugas, ketrampilan, sikap, dan apresiasi yang
diperlukan untuk menunjang keberhasilan.
Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas (Kunandar, 2007:52)
kompetensi adalah pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dengan demikian,
kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru
yang sebenarnya. Menurut Kepmendiknas 045/U/2002 (Kunandar, 2007:52)
kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat
dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
Menurut Spencer and Spencer (Uno, 2007:78) kompetensi sebagai
karakteristik yang menonjol dari seorang individu yang berhubungan dengan
kinerja dan/atau superior dalam suatu pekerjaan atau situasi. Kompetensi
menunjukkan suatu kemampuan seseorang terhadap suatu bidang tertentu.
Terdapat beberapa aspek dalam setiap kompetensi sebagai tujuan yang ingin
dicapai.
a. Pengetahuan (Knowledge), yaitu kemampuan dalam bidang kognitif,
misalnya

seorang

guru

sekolah

dasar

mengetahui

teknik-teknik

mengidentifikasi kebutuhan siswa; dan menentukan strategi pembelajaran
yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa.
b. Pemahaman (Understanding), yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki
setiap individu, misalnya seorang guru sekolah dasar bukan hanya sekedar
tahu tentang teknis mengidentifikasi siswa, akan tetapi memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

langsung langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam proses
mengidentifikasi tersebut.
c. Kemahiran (Skill), yaitu kemampuan individu untuk melaksanakan secara
praktik tentang tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Misalnya, kemahiran guru dalam menggunakan media dan sumber
pembelajaran dalam proses belajar mengajar di dalam kelas; kemahiran
guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
d. Nilai (Value), yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh setiap individu.
Nilai inilah yang selanjutnya, akan menuntut setiap individu dalam
melaksanakan

tugas-tugasnya.

Misalnya

nilai

kejujuran,

nilai

kesederhanaan, nilai keterbukaan, dan lain sebagainya.
e. Sikap (Attitude), yaitu pandangan individu terhadap sesuatu. Misalnya,
senang-tidak senang; suka-tidak suka, dan lain sebagainya.
f. Minat (Interest), yaitu kecenderungan individu untuk melakukan sesuatu
perbuatan. Minat adalah aspek yang dapat menentukan motivasi seseorang
melakukan aktivitas tertentu.
Sudjana (1989:18) membagi kompetensi guru menjadi tiga bagian.
a. Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelektual seperti
penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar,
penetahuan tentang
tentang

cara

belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan

menilai

ha s i l

belajar

siswa,

kemasyarakatan, serta pengetahuan umum lainnya.

pengetahuan

tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

b. Kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap
berbagai hal berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap
menghargai pekerjaannya, mencintai dan memiliki perasaan senang
terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama
teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil
pekerjaannya.
c. Kompetensi perilaku/performance, artinya kemampuan guru dalam
berbagai

ketrampilan/berperilaku,

seperti

ketrampilan

mengajar,

membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul atau
berkomunikasi.
Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Ada lima sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik
(http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/01/kompetensi-pedagogik.html).
a. Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami
peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan
kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal
peserta didik.
b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran yang meliput memahami landasan pendidikan,
menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi
pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran
berdasarkan strategi yang dipilih.
c. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar (setting)
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi
merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil
belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode, menganalisis
hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat
ketuntasan belajar (mastery level), dan memanfaatkan hasil penepenelitian
pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara
umum.
e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya meliputi memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan
berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan berbagai potensi non akademik.
Menurut Rusman (2011) guru harus mampu mengoptimalkan potensi
peserta didik untuk mengaktualisasikan kemampuannya di kelas, dan guru
juga harus mampu melakukan kegiatan penilaian terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh karena itu guru harus memiliki
kriteria kompetensi pedagogik meliputi:
a. penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

b. penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik;
c. mampu

mengembangkan

kurikulum

yang

terkait

dengan

bidang

pengembangan yang diampu;
d. menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik;
e. memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik;
f. memfasilitasi

pengembangan

potensi

peserta

didik

untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki;
g. berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik;
h. melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar;
i. memanfaatkan

hasil

penilaian

dan

evaluasi

untuk

kepentingan

pembelajaran;
j. melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 7 (tujuh) aspek
dan 45 (empat puluh lima) indikator yang berkenaan penguasaan kompetensi
pedagogik. Berikut ini disajikan ketujuh aspek kompetensi pedagogik beserta
indikatornya. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/01/29/kompetensipedagogilk-guru/)
a. Menguasai karakteristik peserta didik. Guru mampu mencatat dan
menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik untuk
membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial
budaya:
1) guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di
kelasnya;
2) guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan
yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran;
3) guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang
sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan
belajar yang berbeda;
4) guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta
didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta
didik lainnya;
5) guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan
peserta didik;
6) guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu
agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik
tersebut tidak termarjinalkan (tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb).
b. Menguasasi teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik. Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi,

metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai
dengan standar kompetensi guru. Guru mampu menyesuaikan metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
memotivasi mereka untuk belajar:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

1) guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai
materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui
pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi;
2) guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap
materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran
berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut;
3) guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang
dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana,
terkait keberhasilan pembelajaran;
4) guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan
belajar peserta didik;
5) guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu
sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses
belajar peserta didik;
6) guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang
memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya
untuk memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya.
c. Pengembangan kurikulum. Guru mampu menyusun silabus sesuai
dengan tujuan terpenting kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan
tujuan dan lingkungan pembelajaran. Guru mampu memilih, menyusun,
dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

1) guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum;
2) guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus
untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai
kompetensi dasar yang ditetapkan;
3) guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan
tujuan pembelajaran;
4) guru memilih materi pembelajaran yang: (a) sesuai dengan tujuan
pembelajaran, (b) tepat dan mutakhir, (c) sesuai dengan usia dan
tingkat kemampuan belajar peserta didik, (d) dapat dilaksanakan di
kelas dan (e) sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta
didik.

d. Kegiatan pembelajaran yang mendidik. Guru mampu menyusun dan
melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap.
Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik. Guru mampu menyusun dan menggunakan
berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan
karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi
informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran:
1) guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan
yang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut
mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

2) guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk
membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga
membuat peserta didik merasa tertekan;
3) guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan)
sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik;
4) guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai
tahapan proses pembelajaran, bukan semata-mata kesalahan yang

harus dikoreksi. Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta
didik lain yang setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum

memberikan penjelasan tentang jawaban yamg benar;
5) guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan
mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik;

6) guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu
yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan
tingkat kemampuan belajar dan mempertahanka