Kontribusi Determinan-determinan Terhadap Intention Dalam Menjalani Program Diet Low Calorie Balanced Pada Individu Yang Mengalami Obesitas di Praktek Dokter "X" Bandung.

(1)

iii Universitas Kristen Maranatha

balanced pada individu yang mengalami obesitas di Praktek Dokter”X” Bandung.

Terdapat 4 variabel penelitian yaitu intention, attitude toward the behavior, subjective norms dan perceived behavioral control. Metode yang digunakan adalah metode kontribusi. Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah accidental samplingdan ukuran sampel berjumlah 20 orang individu yang mengalami obesitas yang menjalani program diet low calorie balanced di Praktek

Dokter “X” Bandung

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner intention dan determinan-determinan intention yang disusun oleh Icek Ajzen (2005)dan dimodifikasi oleh peneliti. Validitas alat ukur diuji dengan menggunakan content validity. Data hasil penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik multiple regresi. Hasil uji signifikansi model regresi sebesar 0,00 dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa attitude toward the behavior memberikan kontribusi paling besar terhadap intention dalam menjalani program diet low calorie balanced yaitu sebesar0.636, subjective norms memberikan kontribusi kedua terhadap intention sebesar 0,386, sedangkan perceived behavioral control memberikan kontribusi terkecil sebesar 0,086 dan tidak signifikan mempengaruhi intention.

Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran kepada dokter, keluarga, serta orang-orang terdekat individu yang mengalami obesitas untuk dapat memberikan informasi yang lebih mengenai efektivitas menjalani program diet low calorie balanced serta memberikan dukungan-dukungan kepada individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet low calorie balanced. Penelitian ini juga memberikan saran agar dilakukan penelitian serupa dengan lebih meneliti beliefs secara lebih mendalam dan spesifik serta meneliti korelasi antar determinan.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

LEMBAR JUDUL………i

LEMBAR PENGESAHAN……….ii

ABSTRAK………..iii

KATA PENGANTAR………iv

DAFTAR ISI……….viii

DAFTAR TABEL………..…xii

DAFTAR BAGAN………...xiii

DAFTAR LAMPIRAN……….xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah………1

1.2. Identifikasi Masalah………..9

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian………..9

1.4. Kegunaan Penelitian………10

1.4.1. Kegunaan Ilmiah………..10

1.4.2. Kegunaan Praktis………10

1.5. Kerangka Pikir……….11

1.6. Asumsi……….21


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.1.2. Intention………...25

2.1.3. Determinan-Determinan Intention………...25

2.1.3.1. Attitude Toward The Behavior……….25

2.1.3.2. Subjective Norms………...27

2.1.3.3. Perceived Behavioral Control………...28

2.1.4. Pengaruh Determinan-Determinan Terhadap Intention…………...29

2.1.5. Hubungan Antar Determinan-Determinan Intention………31

2.1.6. Background Factors……….32

2.1.7. Target, Action, Contect dan Time………36

2.2. Masa Dewasa Awal…….………37

2.2.1. Periode Masa Dewasa Awal……….37

2.2.2. Perkembangan Fisik Masa Dewasa Awal………...38

2.2.3 Perilaku Makan dan Berat Badan Pada Masa Dewasa Awal………39

2.3. Obesitas………...43

2.3.1 Konsekuensi dan Resiko Obesitas……….44


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

3.2.1. Variabel Penelitian………...50

3.2.2. Definisi Operasional……….50

3.3. Alat Ukur……….51

3.3.1. Alat Ukur Planned Behavior………51

3.3.2. Item Alat Ukur……….51

3.3.3. Sistem Penilaian………...51

3.3.4. Data Pribadi dan Data Penunjang……….53

3.3.5. Validitas Alat Ukur………..………54

3.4. Popoulasi Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel………...54

3.4.1. Populasi Penelitian………...54

3.4.2. Karakteristik Populasi………..55

3.4.3. Teknik Penarikan Sampel……….55

3.5. Teknik Analisis………...55

3.6. Hipotesis Statistik ………...56

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian………...58


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.1.4. Gambaran Subjek Berdasarkan Status Pekerjaan……….60

4.1.5. Gambaran Subjek Berdasarkan Tipe Obesitas (BMI)………..60

4.1.6. Gambaran Subjek Berdasarkan Rentang Waktu Menjalani Diet…..61

4.2. Hasil Penelitian………..62 4.2.1 Uji Hipotesis………..62

4.2.2. Intention dan Determinan Intention………64

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian………..66

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan……….75

5.2. Saran………76

DAFTAR PUSTAKA...77


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

Tabel 3.1. Item Alat Ukur………..52

Tabel 3.2. Bobot Penilaian……….52

Tabel 4.1.Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………58

Tabel 4.2. Gambaran Responden Berdasarkan Usia ……….59

Tabel 4.3. Gambaran Responden Berdasarkan Status Marital………...59

Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Status Pekerjaan………60

Tabel 4.5 Gambaran Responden Berdasarkan Tipe Obesitas (BMI)……….60

Tabel 4.6 Gambaran Responden Berdasarkan Rentang Waktu Menjalani Program Diet Low Calorie Balanced………..60

Tabel 4.7. Kontribusi Determinan Terhadap Intention ……….62

Tabel 4.8. Gambaran Hasil Penelitian Intention………64

Tabel 4.9. Gambaran Hasil Determinan Attitude Toward The Behavior dalam Intention………...64

Tabel 4.10. Gambaran Hasil Determinan Subjective Norms Dalam Intention…..65


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

Bagan 1.1. Kerangka Pikir………...20

Bagan 2.1. Teori Planned Behavior………...24

Bagan 3.1. Rancangan Penelitian………...49

Bagan 4.1. Kontribusi Determinan-Determinan Intention Terhadap


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 2 : Kuesioner Data Penenunjang

LAMPIRAN 3 : Karakteristik Responden LAMPIRAN 4 : Hasil Jawaban Data Primer

LAMPIRAN 5 : Crosstabulations Attitude Toward The Behavior dengan Behavioral Beiefs dan Outcome Evaluation

LAMPIRAN 6 : Crosstabulations Subjective Norms dengan Normative Belief dan Motivation to Comply

LAMPIRAN 7 : Crosstabulation Perceived Behavioral Control dengan Control Beliefs dan Power of Control Factors

LAMPIRAN 8 : Crosstabulations Perceived Behavioral Control dengan Data Penunjang

LAMPIRAN 9 : Ranking Subjective Norms Dengan Data Penunjang

LAMPIRAN 10 : Crosstabulation Perceived Behavioral Control dengan Data Penunjang


(9)

KATA PENGANTAR

Salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti ujian akhir di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung adalah menyusun skripsi. Adapun judul skripsi yang saya buat adalah “Kontribusi Determinan-Determinan terhadap Intention dalam Menjalani Program Diet Low Calorie Balanced Pada Individu yang Mengalami Obesitas di Praktek Dokter “X” Bandung.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka saudara dimohon kesediannya untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner ini. Data yang akan diperoleh nantinya akan dipergunakan untuk penelitian ini.

Saudara diharapkan untuk mengisi kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya. Identitas dan kerahasiaan jawaban saudara akan dijaga.

Atas kesediaan dan bantuan saudara kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,


(10)

IDENTITAS

Nama (inisial) :

Usia :

Jenis kelamin : L / P (lingkari salah satu)

Pekerjaan :

Status : menikah / belum menikah

Tinggi badan :

Berat badan

 Sebelum menjalani program diet :  Berat badan saat ini :

PETUNJUK PENGISIAN

Pada halaman berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan yang diakhiri dengan 2 kata yang berlawanan. Diantara 2 kata yang berlawanan tersebut terdapat 7 kemungkinan jawaban. Kemungkinan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : 1 = sangat : jika saudara merasa kata disebelah kiri tersebut sangat sesuai dengan diri

saudara.

2 = cukup : jika saudara merasa kata disebelah kiri tersebut cukup sesuai dengan diri saudara.

3 = agak : jika saudara merasa kata disebelah kiri tersebut agak atau sedikit sesuai dengan diri saudara.


(11)

4 = netral : jika saudara merasa kata di sebelah kiri dan kanan tidak sesuai dengan diri saudara, saudara merasa hal tersebut biasa-biasa saja.

5 = agak : jika saudara merasa kata di sebelah kanan tersebut agak atau sedikit sesuai dengan diri saudara.

6 = cukup : jika saudara merasa kata di sebelah kanan tersebut cukup sesuai dengan diri saudara

7 = sangat : jika saudara merasa kata di sebelah kanan tersebut sangat sesuai dengan diri saudara

Contoh pengisian

Menurut saudara, menjaga kesehatan adalah…

Buruk : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 :Baik Sangat Cukup Agak Netral Agak Cukup Sangat

 Jika menurut saudara bahwa menjaga kesehatan adalah sangat baik, maka lingkarilah angka 7.

 Jika menurut saudara bahwa menjaga kesehatan adalah cukup baik, maka lingkarilah angka 6.

 Jika menurut saudara bahwa menjaga kesehatan adalah agak baik, maka lingkarilah angka 5.

 Jika menurut saudara bahwa menjaga kesehatan adalah merupakan hal yang biasa-biasa saja, maka lingkarilah angka 4.


(12)

 Jika menurut saudara bahwa menjaga kesehatan adalah agak buruk, maka lingkarilah angka 3.

 Jika menurut saudara bahwa menjaga kesehatan adalah cukup buruk, maka lingkarilah angka 2.

 Jika menurut saudara bahwa menjaga kesehatan adalah sangat buruk, maka lingkarilah angka 1

1. Bagi saya menjalani program diet sesuai anjuran dokter merupakan hal yang… Mudah : _1 _: _2_ : _3 _:_ 4 _: _5 _: _6 _: _7 _:_ Sulit

2. Sebagian besar keluarga saya berpendapat bahwa saya…..

Harus : 1 _: _2_ : _3 _: _4_ : _5 _: _6 _: _7 _: Tidak harus Menjalani program diet sesuai anjuran dokter

3. Bagi saya menjalani program diet sesuai anjuran dokter merupakan hal yang… Baik: 1_: _2_ : _3 _: _4 _: _5_:_6 _:_7 : Buruk

4. Saya berencana untuk menjalani program diet sesuai anjuran dokter Sesuai : 1_:_2_:_3_:_4_:_5_:_6_: _7_ Tidak sesuai

Dengan diri saya

5. Bagi saya menjalani atau tidak menjalani program diet sesuai anjuran dokter adalah…..


(13)

Tergantung pada saya : _1 :2 : 3 : 4 : 5 :6 : 7 :Tidak tergantung pada saya

6. Teman dekat saya berpendapat bahwa saya…

Harus : 1_:_2_:_3_:_4_: _5_:_ 6_:_7_: Tidak harus Menjalani program diet sesuai anjuran dokter

7. Bagi saya menjalani program diet sesuai anjuran dokter merupakan hal yang… Penting : 1_: _2_:_3_:_ 4_:_5_:_6_ :_7_: Tidak Penting

8. Saya akan mencoba 1_:_2_:_3_:_4_:_5_:_6_: _7_ : Tidak akan mencoba Menjalani program diet sesuai anjuran dokter

9. Jika saya mau, saya mampu menjalani program diet sesuai anjuran dokter Yakin 1_:_2_:_3_:_4_:_5_:_6_: _7_ Tidak yakin

10.Dokter …

Mewajibkan: 1_: _2_:_3_:_4_:_5_:_6_ :_7_: Tidak mewajibkan Saya untuk menjalani program diet sesuai anjuran dokter

11. Bagi saya menjalani program diet sesuai anjuran dokter merupakan hal… Menyenangkan :1_:_2_:_3_:_4_:_5_:_ 6_:_7_ : Tidak menyenangkan


(14)

12.Saya

Akan berusaha : 1_:_2_:_3_:_4_:_5_:_6_ :_7_: Tidak akan berusaha Menjalani program diet sesuai anjuran dokter

13. Bagi saya menjalani program diet sesuai anjurand okter merupakan hal yang….

Mampu saya lakukan : 1_:_2_:_3_:_ 4_:_5 :_ 6_:_7 _: tidak mampu saya lakukan

14. Teman-teman di lingkungan sekitar saya menuntut saya untuk menjalani

program diet sesuai anjuran dokter Sesuai :1_: _2 _: _3_:_4_:_5_ :_6_:_7_ : Tidak sesuai

saya untuk menjalani program diet secara teratur

15. Bagi saya menjalani program diet sesuai anjuran dokter merupakan hal yang…

Bermanfaat : 1_:_2_:_3_:_4_:_5_:_ 6 _: _7_ : tidak bermanfaat

16. Saya berniat : 1_:_2_:_3_:_ 4_:_5_:_6_:_7_ : Tidak berniat Untuk menjalani program diet sesuai anjuran dokter


(15)

DATA PENUNJANG

Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan di bawah ini kemudian jawablah pertanyaan tersebut dengan cara member tanda silang pada pertanyaan yang memiliki pilihan jawaban yang menurut Saudara paling menggambarkan diri Saudara. Pada beberapa pertanyaan saudara diminta untuk menuliskan jawaban saudara pada tempat yang telahtersedia. Isilah pertanyaan tersebut dengan lengkap dan jelas.

( Behavioral Beliefs)

1. Saya akan memiliki berat badan yang ideal karena menjalani program diet

Sesuai : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 Tidak sesuai

2. Saya akan makan dengan jenis makanan yang tidak bervarisi karena menjalani program diet

Sesuai : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 Tidak sesuai

3. Saya akan dapat terhindar dari beberapa penyakit karena menjalani program diet

Sesuai : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 Tidak sesuai

(Normative Beliefs)

4 Dokter berpikir bahwa saya harus menjalani program diet sesuai anjuran dokter…


(16)

5 Keluarga saya berpikir bahwa saya harus menjalani program diet sesuai anjuran dokter..

Sesuai 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak sesuai

6 Teman dekat saya berpikir bahwa saya harus menjalani program diet sesuai anjuran dokter..

Sesuai 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak sesuai

7 Teman-teman di lingkungan sekitar saya berpikiran bahwa saya harus menjalani program diet sesuai anjuran dokter…

Sesuai 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 :Tidak sesuai

(Outcome Evaluations)

8 Bagi saya memiliki berat badan yang ideal karena menjalani program diet sesuai anjuran dokter merupakan hal yang…

Baik 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 :Buruk

9 Bagi saya makan dengan jenis makanan yang tidak bervariasi karena menjalani program diet sesuai anjuran dokter merupakan hal yang…


(17)

10 Bagi saya dapat terhindar dari beberapa penyakit karena menjalani program diet sesuai anjuran dokter merupakan hal yang…

Baik 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Buruk

(Control Beliefs)

1.Seberapa sering saudara merasa kesulitan dalam menjalani program diet sesuai anjuran dokter?

Jarang 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Sering

2. Seberapa sering saudara gagal dalam menjalani program diet sesuai anjuran dokter?

Jarang 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Sering

3.Seberapa sering saudara merasa malas atau bosan untuk menjalani program diet sesuai anjuran dokter?

Jarang 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 Sering

(Motivation to Comply)

4. Secara umum, sejauh mana saudara peduli dengan apa yang dokter pikirkan mengenai apa yang harus saudara lakukan?


(18)

5. Secara umum, sejauh mana saudara peduli dengan apa yang keluarga pikirkan mengenai apa yang harus saudara lakukan?

Peduli 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak peduli

6. Secara umum, sejauh mana saudara peduli dengan apa yang teman dekat pikirkan mengenai apa yang harus saudara lakukan?

Peduli 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak peduli

7. Secara umum, sejauh mana saudara peduli dengan apa yang teman-teman dilingkungan sekitar pikirkan mengenai apa yang harus saudara lakukan?

Peduli 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : Tidak peduli

(Power of Control Factors)

8. Bila saya sedang berada diluar rumah, hal tersebut akan mebuat saya lebih sulit untuk menjalani program diet sesuai anjuran dokter…

Tidak setuju 1: 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 Setuju

9. Bila saya pernah gagal menjalani program diet, maka hal tersebut membuat saya lebih sulit untuk menjalani program diet sesuai anjuran dokter…

Tidak setuju 1: 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 Setuju

10.Bila saya merasa malas dan bosan, hal tersebut akan membuat saya lebih sulit untuk menjalani program diet sesuai anjuran dokter….


(19)

Tidak setuju 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 Setuju

11.Apakah saudara mengetahui manfaat melakukan diet? a. Ya

b. Tidak

Jika ya, sebutkan manfaat tersebut khususnya bagi diri saudara………

12. Siapakah yang paling menuntut saudara untuk menjalani program diet? (jawaban boleh lebih dari satu)

a. Keluarga b. Teman c. Dokter

d. …………

e. Tidak ada yang menuntut

23. Dari manakah saudara mendapatkan informasi mengenai efektivitas menjalani program diet (jawaban boleh lebih dari satu)

a. Keluarga b. Teman c. Dokter

d. Media massa/ elektronik


(20)

24. Apa saja informasi mengenai efektivitas menjalani program diet ?

……… ………

25. Hal-hal apa saja yang mendukung saudara dalam menjalani program diet

……… ……… ………

26. Hal apa saja yang menghambat/mempersulit saudara dalam menjalani program diet sesuai anjuran dokter?

……… ……… ……… 27. Suasana hati yang bagaimana yang mendukung saudara dalam menjalani program

diet?

……… ……… ………

28. Suasana hati yang bagaimana yang menghambat/mempersulit saudara dalam menjalani program diet?

……… ………


(21)

29. Apakah biaya dalam menajalani program diet memberatkan saudara? a. Ya


(22)

KARAKTERISTIK RESPONDEN

Subjek Usia Jenis Kelamin Status Marital

1 22 Perempuan Belum Menikah

2 20 Perempuan Belum Menikah

3 25 Laki-laki Belum Menikah

4 20 Perempuan Belum Menikah

5 25 Perempuan Menikah

6 29 Perempuan Menikah

7 35 Perempuan Menikah

8 20 Perempuan Belum Menikah

9 20 Perempuan Belum Menikah

10 22 Perempuan Belum Menikah

11 23 Perempuan Belum Menikah

12 34 Perempuan Belum Menikah

13 20 Perempuan Belum Menikah

14 23 Laki-laki Belum Menikah

15 23 Perempuan Belum Menikah

16 39 Perempuan Menikah

17 21 Perempuan Belum Menikah

18 20 Perempuan Belum Menikah

19 25 Perempuan Belum Menikah


(23)

HASIL JAWABAN

Subjek ATB SN PBC Intention

1 26 26 27 28

2 25 9 25 20

3 25 23 24 26

4 26 25 23 28

5 27 22 28 28

6 20 16 19 20

7 28 22 25 27

8 25 21 21 27

9 24 19 22 27

10 26 20 27 28

11 20 25 19 22

12 27 25 24 27

13 24 23 24 25

14 28 13 28 28

15 24 26 26 28

16 28 22 28 28

17 27 17 26 28

18 24 22 23 24

19 27 27 27 26


(24)

CROSSTABULATION ATTITUDE TOWARD THE BEHAVIOR DENGAN BEHAVIORAL BELIEFS DAN OUTCOME EVALUATION

Tabel 5.1. Crosstabs Attitude Toward The Behavior dengan Behavioral Beliefs

ATB BEHAVIORAL BELIEFS TOTAL

Tinggi Rendah POSITIF 8 (40%) 3 (15%) 11 (55%) NEGATIF 4 (20%) 5 (25%) 9 (45%) TOTAL 12 60%) 8 (40%) 20 (100%)

Tabel 5.2. Crosstabs Attitude Toward The Behavior dengan Outcome Evaluation

ATB OUTCOME EVALUATION TOTAL

Tinggi Rendah POSITIF 7 (35%) 4 (20%) 11 (55%) NEGATIF 5 (25%) 4 (20%) 9 (45%) TOTAL 12 (60%) 8 (40%) 20 (100%)


(25)

CROSSTABULATION SUBJECTIVE NORMS DENGAN NORMATIVE BELIEFS DAN MOTIVATION TO COMPLY

Tabel 6.1. Crosstabs Subjective Norms dengan Normative Beliefs

SN NORMATIVE BELIEFS TOTAL

Tinggi Rendah POSITIF 7 (35%) 5 (25%) 12 (60%) NEGATIF 3 (15%) 5 (25%) 8 (40%) TOTAL 10 (50%) 10 (50%) 20 (100%)

Tabel 6.2. Crosstabs Subjective Norms dengan Motivation To Comply

SN

MOTIVATION TO

COMPLY TOTAL

Tinggi Rendah POSITIF 10 (50%) 2 (10%) 12 (60%) NEGATIF 3 (15%) 5 (25%) 8 (40%) TOTAL 13 (65%) 7 (35%) 20 (100%)


(26)

CROSSTABULATION PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DENGAN CONTROL BELIEFS DAN POWER OF CONTROL FACTORS

Tabel 7.1. Crosstabs Perceived Behavioral Control dengan Control Beliefs

PBC CONTROL BELIEFS TOTAL

Tinggi Rendah POSITIF 7 (35%) 4 (20%) 11 (55%) NEGATIF 3 (15%) 6 (30%) 9 (45%) TOTAL 10 (50%) 10 (50%) 20 (100%)

Tabel 7.2. Crosstabs Perceived Behavioral Control dengan Power Of Control Factors

PBC POWER OF CONTROL FACTORS TOTAL

Tinggi Rendah

POSITIF 7 (35%) 4 (20%) 11 (55%) NEGATIF 3 (15%) 6 (30%) 9 (45%) TOTAL 10 (50%) 10 (50%) 20 (100%)


(27)

CROSSTABULATION ATTITUDE TOWARD THE BEHAVIOR DENGAN DATA PENUNJANG

Tabel 8.1. Crosstabs Attitude Toward The Behavior dengan Informasi Mengenai Efektivitas Menjalani Program Diet Low Calorie Blanced

ATB

Informasi mengenai efektivitas menjalani program diet low calorie balanced

TOTAL Pengaturan pola makan Terhindar dari penyakit Memiliki berat badan ideal POSITIF 6 (30%) 3 (15%) 2 (10%) 11 (33%) NEGATIF 3 (15%) 4 (20%) 2 (10%) 9 (45%) TOTAL 9 (45%) 7 (35%) 4 (20%) 20 (100%)


(28)

Tabel 8.2. Crosstabs Attitude Toward the Behavior dengan Mengetahui Manfaat Melakukan Program Diet Low Calorie Balanced

ATB

Mengetahui Manfaat melakukan

program diet low calorie balanced Total YA

POSITIF 11

(55%)

11 (55%)

NEGATIF 9

(45%)

9 (45%)

TOTAL 20

(100%)

20 (100%)

Tabel 8.3. Crosstabs Attitude Toward The Behavior dengan Sumber Informasi yang didapatkan menganai efektivitas menjalani program diet low calorie balanced

ATB

Sumber Informasi yang didapatkan menganai efektivitas menjalani program diet low calorie balanced

TOTAL

Keluarga Dokter Teman

Media Elektronik POSITIF 2 (10%) 1 (5%) 7 (35%) 1 (5%) 11 (55%) NEGATIF 2 (10%) 2 (10%) 1 (5%) 4 (20%) 9 (45%) TOTAL 4 (20%) 3 (15%) 8 (40%) 5 25%) 20 (100%)


(29)

RANKING DATA PENUNJANG DENGAN SUBJECTIVE NORMS

Orang yang paling menuntut JUMLAH

Dokter 2

(10%)

Teman 2

(10%)

Diri Sendiri 6

(30%)

Keluarga 10

(50%)

TOTAL 20


(30)

CROSSTABULATION PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DENGAN DATA PENUNJANG

Tabel 10.1. Crosstabs Perceived Behavioral Control dengan Hal-hal yang mendukung

PBC

Hal-hal yang mendukung menjalani program diet low calorie balanced TOTAL Keinginan terhindar dari penyakit Keinginan memiliki berat badan ideal Dukungan orang lain Biaya POSITIF 7 (35%) 2 (10%) 1 (5%) 1 (5%) 11 (55%) NEGATIF 3 (15%) 1 (5%) 4 (20%) 1 (5%) 9 (45%) TOTAL 10 (50%) 3 (15%) 5 (25%) 2 (10%) 20 (100%)

Tabel 10.2. Crosstabs Perceived Behavioral Control dengan suasana hati yang mendukung

PBC

Suasana hati yang mendukung

Total SENANG

POSITIF 11

(55%)

11 (55%)

NEGATIF 9

(45%)

9 (45%)

TOTAL 20

(100%)

20 (100%)


(31)

Tabel 10.3. Crosstabs Perceived Behavioral Control dengan Hal-hal yang menghambat

PBC

Hal-hal yang Menghambat

TOTAL Jadwal Makan Tidak disiplin Keinginan Untuk Mengemil POSITIF 3 (15%) 1 (5%) 7 (35%) 11 (55%) NEGATIF 2 (10%) 2 (10%) 5 (25%) 9 (45%) TOTAL 5 (25%) 3 (15%) 12 (60%) 20 (100%)

Tabel 10.4 Crosstabs Perceived Behavioral Control dengan suasana hati yang menghambat

PBC Suasana Hati yang Menghambat TOTAL

Sedih Kesal Malas Stress

POSITIF 6 (30%) 2 (10%) 0 (0%) 3 (15%) 11 (55%) NEGATIF 1 (5%) 3 (15%) 2 (10%) 3 (15%) 9 (45%) TOTAL 7 (35%) 5 (25%) 2 (10%) 6 (30%) 20 (100%)


(32)

1 Universitas Kristen Maranatha 1.1. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap individu ingin memiliki bentuk tubuh yang ideal. Memiliki bentuk tubuh yang ideal berarti memiliki berat badan dan tinggi badan yang proporsional. Memiliki bentuk tubuh yang ideal tidak terlepas dari kemampuan seseorang untuk menjaga serta mengatur asupan kalori yang masuk kedalam tubuhnya. Jika seseorang mengalami kelebihan berat badan, maka akan menimbulkan berbagai macam risiko yang akan menimbulkan masalah serius bagi kesehatan individu. Selain itu juga dapat menimbulkan rasa kurang percaya diri pada individu tersebut. Terlebih lagi bagi kaum wanita, kelebihan berat badan merupakan suatu “momok” yang paling menakutkan bahkan hingga menimbulkan kegelisahan tersendiri. (www.hanyawanita.com).

Kelebihan berat badan atau yang sering disebut sebagai obesitas adalah keadaan dimana jumlah lemak tubuh lebih besar dari 20% diatas jumlah normal (dr. H.Kunkun K.W, 2004 dalam Obesitas dan Penanggulangannya). Obesitas kini menjadi masalah penting yang mendapat perhatian, hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah individu dengan masalah obesitas di seluruh penjuru dunia, terutama terjadi di wilayah Asia pasifik. Khususnya juga terjadi di wilayah Negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Data statistik di Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa jumlah individu dengan masalah obesitas di Indonesia ternyata cukup mengejutkan. Berdasarkan hasil survei di beberapa


(33)

Universitas Kristen Maranatha ibukota propinsi di Indonesia, pada tahun 2003 terdapat 6,8% penduduk pria dewasa dan 13,5% wanita dewasa yang mengalami obesitas. Jumlah ini meningkat pesat, karena pada tahun 2006 meningkat menjadi 23% untuk pria dewasa dan 43% untuk wanita dewasa ( Majalah Ethical Diggest, Januari 2006 ).

Banyak faktor yang menjadi penyebab dari obesitas. Salah satunya adalah jika jumlah kalori yang masuk kedalam tubuh melebihi kalori yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari. Akibat kelebihan kalori dan kurangnya aktivitas fisik, terjadilah penimbunan lemak di bagian-bagian tertentu didalam tubuh. Penyebab lainnya adalah gaya hidup dan pola makan masyarakat modern yang menjadikan makanan fast food yang mengandung kalori tinggi sebagai pilihan utama dengan alasan kepraktisan (www.hanyawanita.com). Selain itu ada dua pola makan abnormal yang juga menjadi penyebab obesitas yaitu makan dengan jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari. Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stress dan kekecewaan (id.wikipedia.org/wiki/obesitas). Kemajuan pengetahuan dan teknologi juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya aktivitas fisik seseorang. Rendahnya aktivitas fisik mengakibatkan jumlah kalori yang dibakar sangat sedikit sehingga penimbunan lemak dalam tubuh menjadi sumber masalah obesitas (www.gizikesehatan.ugm.ac.id).

Penimbunan lemak berlebihan di dalam tubuh yang dialami oleh individu dengan masalah obesitas dapat menimbulkan masalah serius bagi individu tersebut. Obesitas secara langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit yaitu diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi (hipertensi), stroke, serangan jantung, gagal jantung, kanker, batu


(34)

Universitas Kristen Maranatha kandung empedu, gangguan kesuburan, gangguan produksi sel telur, dan serangan asma (http//id.wikipedia.org/wiki/obesitas).

Masalah yang sering muncul pada individu yang mengalami obesitas tidak hanya mencakup masalah segi fisik saja, namun individu dengan masalah obesitas juga mengalami masalah psikologis seperti kurangnya rasa kepercayaan diri. Memiliki bentuk tubuh yang berbeda dari kebanyakan orang yang memiliki berat badan normal, menyebabkan individu yang mengalami obesitas sering menarik diri dari masyarakat karena merasa diri tidak menarik dalam hal penampilan. Kondisi ini membuat individu yang mengalami masalah obesitas berusaha untuk mengubah penampilan fisik mereka dengan cara mengurangi berat badannya. Salah satunya adalah melalui diet.

Banyak orang yang beranggapan, bahwa diet diartikan sebagai “puasa” atau mengurangi jumlah asupan makanan sebanyak mungkin, maka hal ini akan mempercepat penurunan berat badan menuju berat badan yang diinginkan. Menurut Dr. Luciana B. Sutanto,MS, Sp.GK, diet sebenarnya memiliki arti yaitu mengkombinasi makanan dan minuman di dalam hidangan makan yang dikonsumsi sehari-hari atau dengan kata lain mengatur makan dengan pola yang sehat.

Diet merupakan faktor utama dalam pengelolaan obesitas. Dalam pengaturan diet, yang lebih perlu dilakukan adalah perubahan pemilihan makanan, kebiasaan makan dan gaya hidup dalam jangka panjang daripada pembatasan sementara terhadap jenis makanan. Diet yang sangat dianjurkan untuk dilakukan serta baik untuk kesehatan adalah low calorie balanced. Diet Low calorie


(35)

Universitas Kristen Maranatha balanced merupakan pengaturan pola makan dengan tetap menyeimbangkan komposisi karbohidrat, protein dan lemak, vitamin, mineral dan serat sesuai dengan kebutuhan tiap individu, berat badan, tingkat kegemukan serta aktivitas fisik masing-masing individu, yang dibatasi hanyalah kalori yang masuk ke dalam tubuh seperti karbohidrat dan lemak yang terkandung di dalam makanan. Dalam diet ini penurunan berat badan dilakukan secara bertahap sehingga kebugaran fisik individu yang menjalani program diet tetap terjaga (dr. H.Kunkun K.W dalam Obesitas dan Penanggulangannya).

Salah satu tempat dimana indvidu yang mengalami obesitas dapat mengikuti program diet low calorie balanced adalah di praktek dokter “X” Bandung, yang merupakan praktek dokter gizi. Di tempat tersebut, cukup banyak jumlah individu yang mengalami obesitas menjalani program diet low calorie balanced.

Individu yang mengalami obesitas cenderung memandang program diet sebagai sesuatu yang menyiksa, sehingga mereka merasa menjalankan program diet adalah hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Oleh sebab itu, banyak individu yang mengalami obesitas frustrasi, tidak bersemangat serta cenderung menghindari program diet (www.indoposo.co.id). Untuk dapat menjalani program diet yang sering dirasakan sulit oleh individu yang mengalami obesitas, maka hal yang perlu dimiliki oleh individu adalah niat yang kuat dalam menjalani program diet. Individu yang mengalami obesitas yang memiliki niat yang kuat dalam menjalani program diet akan lebih mampu menjalani program diet dengan baik dan benar sesuai aturan yang diberikan oleh dokter. Niat individu yang mengalami


(36)

Universitas Kristen Maranatha obesitas dalam menjalani program diet dalam teori Planned Behavior (Icek ajzen, 2005) disebut dengan intention. Terdapat tiga determinan yang mempengaruhi intention, yaitu : sikap baik atau buruk, sikap penting atau tidak penting, sikap menyenangkan atau tidak menyenangkan, sikap bermanfaat atau tidak bermanfaat individu yang mengalami obesitas terhadap evaluasi dari konsekuensi dalam menjalani program diet low calorie balanced (attitude toward the behavior) , persepsi individu yang mengalami obesitas mengenai tuntutan dari keluarga, dokter, dan teman untuk mengharuskan atau tidak mengharuskan, mewajibkan atau tidak mewajibkan, menuntut atau tidak menuntut dalam melakukan perilaku menjalani program diet low calorie balanced, serta kesediaan untuk mematuhi orang-orang tersebut (subjective norms), dan persepsi individu obesitas mengenai kemampuan mereka untuk menjalani program diet, mudah atau sulitnya, mungkin atau tidak mungkin, yakin atau tidak yakin, tergantung atau tidak tegantung individu yang mengalami obesitas dalam menjalani menjalani program diet low calorie balanced (perceived behavioral control).

Individu yang mengalami obesitas diharapkan dapat melakukan program diet low calorie balanced dengan baik dan benar sesuai dengan anjuran dokter. Berdasarkan hasil survey awal terhadap 10 orang individu yang mengalami obesitas dan sedang menjalani program diet low calorie balanced di Praktek dokter ”X” Bandung, 80% individu yang mengalami obesitas memiliki sikap yang favourable dalam menjalani program diet low calorie balanced. Mereka mengatakan, menjalani program diet low calorie balanced ingin memiliki berat badan yang ideal seperti orang lain pada umumnya dan ingin berpenampilan


(37)

Universitas Kristen Maranatha menarik. Mereka juga mengatakan bahwa keinginan mereka untuk melakukan diet karena sering merasa minder terhadap orang-orang disekitarnya dikarenakan bentuk tubuhnya yang dirasa kurang ideal sehingga dengan menjalani diet mereka memiliki harapan dapat memiliki berat badan yang normal dan terlepas dari rasa minder. Selain itu juga mereka ingin terhindar dari beberapa masalah kesehatan seperti sering sesak nafas, kesakitan yang sering dirasakan pada kaki saat berjalan karena kebesaran badan, kurang lancarnya siklus menstruasi. Mereka juga merasa konsekuensi dari menjalani program diet akan memberikan dampak yang positif dan bermanfaat (attitude toward the behavior), yaitu terhindar dari berbagai macam penyakit. Hal ini membuat niat individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet low calorie balanced menjadi kuat (intention kuat).

Sebanyak 20% individu yang mengalami obesitas memiliki sikap yang unfavourable dalam menjalani program diet low calorie balanced. Mereka mengatakan bahwa diet tidak memberikan dampak yang berarti bagi dirinya dan mengikuti program diet hanya karena mengikuti saran orang tua saja. Hal tersebut membuat mereka sering melanggar anjuran yang diberikan oleh dokter yaitu memakan makanan yang banyak mengandung terigu dan tidak disiplin untuk melakukan kontrol ke dokter. Hal ini membuat niat individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet menjadi lemah (intention lemah).

Sebanyak 90% individu yang mengalami obesitas yang sedang menjalani program diet low calorie balanced di Praktek dokter ”X” Bandung mengatakan bahwa mereka merasa keluarga, teman dan dokter mendukung mereka untuk menjalani program diet low calorie balanced. Hal ini membuat mereka


(38)

Universitas Kristen Maranatha berkeyakinan bahwa orang tua, teman dan dokter menuntut mereka untuk dapat menjalani program diet low calorie balanced dengan benar, sehingga mereka memiliki persepsi bahwa orang tua, teman, dan dokter menuntut dirinya untuk menjalani program diet low calorie balanced dan ada kesediaan untuk mematuhi orang tersebut (subjective norms). Tuntutan yang dirasakan dari orang-orang tersebut adalah orang-orang tua yang memberikan dukungan dana untuk menjalani program diet yang sedang dilakukan dan memberikan perhatian dengan cara membantu dalam mengontrol menu makanan ataupun porsi makanannya. Hal ini membuat niat individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet menjadi kuat (intention kuat).

Sebanyak 10% individu yang mengalami obesitas yang sedang menjalani program diet low calorie balanced di Praktek dokter ”X” Bandung mengatakan bahwa mereka merasa keluarga, teman dan dokter kurang mentut mereka dalam menjalani program diet low calorie balanced (subjective norms). Individu tersebut merasa orang tua dan teman-temannya kurang mengerti mengenai diet yang sedang dijalaninya, sehingga orang tua dan teman-temannya kurang memperdulikan makanan-makanan yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi. Hal ini membuat orang tua dan teman-teman sering mengajak individu yang mengalami obesitas tersebut untuk memakan makanan yang tidak boleh dikonsumsi. Hal ini membuat niat individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet menjadi lemah (intention lemah).

Sebanyak 30 % individu yang mengalami obesitas yang sedang menjalani program diet low calorie balanced di Praktek dokter ”X” Bandung mengaku


(39)

Universitas Kristen Maranatha bahwa mereka mampu dan tidak merasa sulit dalam menjalani program diet low calorie balanced (perceived behavioral control). Mereka mengaku bahwa mereka mampu mengendalikan keinginan untuk mengemil ketika berada diluar rumah dan mampu membatasi jumlah makanannya dan tidak memakan makanan yang banyak mengandung tepung terigu. Hal ini membuat niat mereka dalam menjalani program diet menjadi kuat (intention kuat).

Sebanyak 70% individu yang mengalami obesitas yang sedang menjalani program diet low calorie balanced mengaku bahwa menjalani program diet merupakan sesuatu yang sulit dilakukan (perceived behavioral control). Mereka mengaku bahwa sulit mengontrol porsi makan yang telah dianjurkan oleh dokter dan sulit mengendalikan keinginan untuk mengemil bila berada diluar rumah. Beberapa orang juga mengatakan dikarenakan mereka kos, maka mereka kesulitan dalam menyediakan makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh dokter, sehingga membuat mereka mengkonsumsi makanan siap saji. Selain itu juga biaya yang mahal menjadi salah satu kesulitan yang mereka rasakan sehingga hal ini membuat individu yang mengalami obesitas tidak disiplin untuk kontrol ke dokter. Hal ini membuat niat mereka dalam menjalani program diet menjadi lemah (intention lemah).

Dengan memiliki attitude toward the behavior, subjective norms dan perceived behavioral control yang positif untuk menjalani program diet low calorie balanced, maka diharapkan akan memperkuat intention individu yang mengalami obesitas untuk dapat menjalani program diet low calorie balanced.


(40)

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti secara lebih mendalam mengenai kontribusi determinan-determinan terhadap intention dalam menjalani program diet low calorie balanced pada individu yang mengalami obesitas di Praktek dokter”X” Bandung.

1.2. Identifikasi Masalah

Bagaimana gambaran mengenai kontribusi determinan-determinan terhadap intention dalam menjalani program diet low calorie balanced pada individu yang mengalami obesitas di Praktek dokter ”X” Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud dan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai kontribusi determinan-determinan terhadap intention dalam menjalani program diet low calorie balanced pada individu yang mengalami obesitas di Praktek dokter ”X” Bandung.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran secara utuh dan lebih rinci mengenai kontribusi determinan-determinan intention terhadap intention individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet low calorie balanced di Praktek Dokter “X” Bandung.


(41)

Universitas Kristen Maranatha 1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Ilmiah

1. Untuk menambah informasi dalam bidang ilmu psikologi kesehatan mengenai gambaran kontribusi determinan-determinan terhadap intention dalam menjalani program diet low calorie balanced pada individu yang mengalami obesitas di Praktek dokter ”X” Bandung

2. Memberikan sumbangan informasi mengenai gambaran kontribusi determinan-determinan terhadap intention berdasarkan teori planned behavior kepada peneliti-peneliti lain khususnya dalam bidang psikologi sosial dan klinis yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai gambaran kontribusi determinan-determinan terhadap intention pada individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet low calorie balanced.

1.4.2. Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi kepada individu yang mengalami obesitas mengenai gambaran intention dan determinan-determinan yang dimilikinya sehingga individu yang mengalami obesitas termotivasi dalam menjalani program diet low calorie balanced dalam rangka penurunan berat badan.

2. Memberikan informasi kepada keluarga dan teman individu yang mengalami obesitas mengenai gambaran intention dan determinan-determinan yang dimiliki individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet low calorie balanced sehingga keluarga dan


(42)

Universitas Kristen Maranatha teman dapat membantu dan memberikan dukungan yang dapat meningkatkan intention individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet low calorie balanced.

3. Memberikan informasi kepada dokter mengenai gambaran kontribusi determinan-determinan terhadap intention yang dimiliki individu yang mengalami obesitas sehingga dokter dapat memotivasi individu yang mengalami obesitas agar memiliki intention dalam menjalani program diet low calorie balanced yang kuat.

1.5. Kerangka Pemikiran

Individu pada penelitian ini adalah individu yang mengalami obesitas yang ingin menurunkan berat badannya dengan cara menjalani program diet low calorie balanced di Praktek Dokter ”X” Bandung, dilihat dari usianya (20-40 tahun) berada pada tahap perkembangan masa dewasa awal (Santrock, 2002). Pada masa dewasa awal, kondisi fisik individu tidak hanya mencapai puncaknya, tetapi juga akan mulai menurun selama periode ini. Puncak dari kemampuan fisik dicapai pada usia dibawah 30 tahun, seringkali pada usia 19 dan 26 tahun. Gaya hidup yang tidak sehat merupakan salah satu penyebab individu mengalami masalah obesitas dan akan mempengaruhi kesehatan fisik dan mental di rentang kehidupan selanjutnya. Pada masa dewasa awal, perhatian pada kesehatan semakin meningkat, dengan perhatian khusus terhadap diet, berat badan, olaharaga dan ketergantungan. Oleh karena itu menurunkan berat badan sebagai bentuk dari pengendalian pola hidup pada masa ini menjadi penting karena akan


(43)

Universitas Kristen Maranatha mempengaruhi kesehatan mereka pada kehidupan dewasa selanjutnya (Santrock, 2002)

Tubuh manusia terdiri dari struktur tubuh yang tersusun oleh air 60-65%, protein 15-18%, lemak 10-28%,mineral 6%, karbohidrat 1,5% dan sedikit vitamin. Lemak merupakan komponen tubuh kedua terbesar setelah air. Kelebihan lemak yang menumpuk didalam tubuh disebut adipose yang dapat mengakibatkan obesitas. Obesitas adalah keadaan dimana individu memiliki jumlah lemak di dalam tubuh yang berakumulasi lebih dari 20% diatas jumlah normal. Obesitas terjadi apabila total asupan kalori yang terkandung dalam makanan melebihi jumlah total kalori yang dibakar dalam proses metabolisme. (dr. H. Kunkun K.W dalam Obesitas dan Penanggulangannya 2004)

Banyak faktor yang menjadi penyebab obesitas yaitu adanya faktor genetik, disfungsi salah satu bagian otak, pola makan yang berlebihan, kurang gerak atau kurang berolah raga, pengaruh emosional dan pengaruh lingkungan (www.e-psikologi.com/remaja). Kemajuan sosial, ekonomi, teknologi dan modernisasi juga menyebabkan perubahan gaya hidup yang akan mempengaruhi pola pikir dan sikap yang ditandai oleh pola kebiasaan makan dan pola kebiasaan dalam beraktivitas fisik. Pola kebiasaan makan tersebut dapat dilihat dari individu yang sering mengkonsumsi makanan fast food. Makanan tersebut pada umumnya terbuat dari bahan makanan yang sangat terolah (high refined), berenergi tinggi, mudah ditelan, mudah dicerna dan diserap usus bila dibandingkan dengan makanan tradisional sehingga hal ini menjadikan asupan energi didalam tubuh


(44)

Universitas Kristen Maranatha bertambah banyak (dr. H. Kunkun K.W dalam Obesitas dan Penanggulangannya 2004).

Salah satu penanganan terhadap obesitas adalah dengan melakukan diet. Dalam melakukan diet harus diperhatikan jumlah dan jenis makanan serta komposisi zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi metabolik tubuh seseorang. Diet untuk menurunkan berat badan harus dengan kandungan energi yang rendah namun komposisi zat gizinya harus baik, aman, dan tidak mengganggu kesehatan. Diet Low calorie balanced merupakan pengaturan pola makan dengan tetap menyeimbangkan komposisi karbohidrat, protein dan lemak, vitamin, mineral dan serat sesuai dengan kebutuhan tiap individu, berat badan, tingkat kegemukan serta aktivitas fisik masing-masing individu, yang dibatasi hanyalah kalori yang masuk ke dalam tubuh seperti karbohidrat dan lemak yang terkandung di dalam makanan (dr. H.Kunkun K.W dalam Obesitas dan Penanggulangannya 2004).

Menurut Icek Ajzen (2005),manusia berperilaku berdasarkan pada akal sehat dan selalu mempertimbangkan dampak dari perilaku yang dilakukannya tersebut, hal ini membuat seseorang dapat memunculkan niat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tersebut. Dalam teori planned behavior, niat seseorang dalam mengerahkan usaha untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu disebut intention. Terdapat tiga determinan yang mempengaruhi intention yaitu attitude toward the behavior, subjective norms dan perceived behavior control.


(45)

Universitas Kristen Maranatha Determinan pertama yaitu atiitude toward the behavior adalah suatu sikap evaluasi positif atau negatif individu terhadap menampilkan suatu perilaku. Attitude toward the behavior didasari oleh behavioral belief dan outcome evaluation, yaitu keyakinan mengenai evaluasi dari konsekuensi menampilkan suatu perilaku. Jika individu yang mengalami obesitas memiliki keyakinan mengenai evaluasi positif dari konsekuensi dalam menjalani program diet low calorie balanced seperti memiliki berat badan yang ideal, terlepas dari rasa minder dan terhindar dari berbagai macam penyakit, maka individu yang mengalami obesitas memiliki sikap favourable dalam menjalani program diet low calorie balanced sehingga intention individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet low calorie balanced akan kuat, seperti mereka akan tertarik untuk menjalani program diet low calorie balanced. Jika individu yang mengalami obesitas memiliki keyakinan mengenai evaluasi negatif dari konsekuensi dalam menjalani program diet low calorie balanced seperti adanya keterbatasan dalam mengkonsumsi makanan yang mereka sukai, maka individu yang mengalami obesitas memiliki sikap unfavourable dalam menjalani program diet low calorie balanced sehingga intention individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet low calorie balanced akan lemah, seperti mereka akan merasa malas dalam menjalani program diet low calorie balanced.

Belief yang dimiliki oleh setiap individu yang mengalami obesitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah informasi. Individu yang tumbuh dilingkungan sosial yang berbeda dapat memperoleh informasi yang berbeda serta jumlah informasi yang berbeda mengenai keuntungan dan


(46)

Universitas Kristen Maranatha efektivitas dalam menjalani program diet low calorie balanced yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam menurunkan berat badan. Hal ini menjadi dasar keyakinan (beliefs) individu yang mengalami obesitas mengenai konsekuensi dalam menjalani program diet low calorie balanced. Bila individu yang mengalami obesitas berasal dari lingkungan sosial yang memberikan banyak informasi positif mengenai keuntungan dan efektivitas dalam menjalani program diet low calorie balanced akan membuat sikap individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet low calorie balanced menjadi suka (favourable) dalam menjalani program diet low calorie balanced. Sebaliknya, individu yang mengalami obesitas yang berasal dari lingkungan sosial yang sedikit memberikan informasi mengenai keuntungan dan efektivitas dalam menjalani program diet low calorie balanced akan mempengaruhi sikapnya dalam menjalani program diet low calorie balanced menjadi kurang menyukai (unfavourable).

Determinan kedua yaitu subjective norms adalah suatu persepsi individu mengenai tuntutan dari orang-orang yang signifikan untuk menampilkan atau tidak menampilkan perilaku dan adanya kesediaan untuk memenuhi tuntutan tersebut. Subjective norms didasari oleh normative beliefs dan motivation to comply , yaitu keyakinan seseorang bahwa individu atau kelompok yang penting baginya akan mengharapkan atau tidak mengharapkan penampilan suatu perilaku dan serta kesediaan individu untuk mematuhi orang-orang yang signifikan tersebut. Tuntutan yang dipersepsi ini dapat berasal dari dukungan, teguran atau peringatan keluarga, teman dan dokter. Jika individu yang mengalami obesitas memiliki keyakinan bahwa keluarga, teman dan dokter mendukungnya dalam


(47)

Universitas Kristen Maranatha menjalani program diet low calorie balanced, maka individu yang mengalami obesitas memiliki persepsi bahwa keluarga, teman dan dokter menuntut mereka dalam menjalani program diet low calorie balanced dan ada kesediaan dari individu yang mengalami obesitas untuk mematuhi orang-orang tersebut, sehingga intention individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet low calorie balanced menjadi kuat. Jika individu yang mengalami obesitas memiliki keyakinan bahwa keluarga, teman dan dokter tidak mendukung mereka dalam menjalani program diet low calorie balanced, maka individu yang mengalami obesitas akan memiliki persepsi bahwa keluarga, teman dan dokter tidak menuntut mereka dalam menjalani program diet low calorie balanced dan mereka bersedia mematuhi tuntutan orang-orang tersebut sehingga intention individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet low calorie balanced akan lemah.

Determinan ketiga yaitu perceived behavioral control adalah persepsi individu mengenai kemampuan mereka untuk menampilkan perilaku. Perceived behavioral control didasari oleh control beliefs dan power of contro factors, yaitu keyakinan mengenai ada atau tidak adanya faktor-faktor yang mendukung atau menghambat dalam menampilkan suatu perilaku. Jika individu yang mengalami obesitas memiliki keyakinan bahwa terdapat faktor-faktor mendukung atau mempermudah, seperti pendapatan yang dimiliki individu yang mengalami obesitas maupun keluarga individu yang mengalami obesitas dalam ketersediaan dana untuk membayar biaya untuk menjalani program diet low calorie balanced di Praktek Dokter “X” Bandung, maka individu yang mengalami obesitas


(48)

Universitas Kristen Maranatha memiliki persepsi bahwa menjalani program diet low calorie balanced mudah dilakukan, sehingga intention individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet low calorie balanced akan kuat. Sebaliknya, jika individu yang mengalami obesitas memiliki keyakinan bahwa faktor-faktor yang mempersulit, seperti kurangnya ketersediaan dana untuk membayar biaya untuk menjalani program diet low calorie balanced di Praktek Dokter “X” Bandung, maka individu yang mengalami obesitas memiliki persepsi bahwa menajalani program diet low calorie balanced sulit untuk dilakukan, sehingga intention individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet low calorie balanced menjadi lemah.

Ketiga determinan akan mempengaruhi kuat atau lemahnya intention seseorang dalam menampilkan suatu perilaku. Pengaruh ketiga determinan tersebut terhadap intention dapat berbeda-beda satu sama lain. Ketiga determinan tersebut dapat sama-sama kuat mempengaruhi intention, atau dapat salah satu saja yang kuat dalam mempengaruhi intention, tergantung kepada determinan apa yang dianggap paling penting dalam mempengaruhi intention. Misalkan individu yang mengalami obesitas memiliki subjective norms yang positif dan determinan tersebut memiliki pengaruh yang kuat, maka intention individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet low calorie balanced akan kuat walaupun dua determinan lainnya negatif. Sebaliknya, apabila subjective norms yang dimiliki individu yang mengalami obesitas negatif dan kedua determinan lainnya positif, maka intention individu yang mengalami obesitas dalam menjalani


(49)

Universitas Kristen Maranatha program diet low calorie balanced akan lemah. Hal ini dikarenakan bahwa subjective norms memiliki pengaruh yang paling kuat terhadap intention.

Attitude toward the behavior, subjective norms dan perceived behavioral control juga berhubungan satu sama lain. Apabila diantara ketiga determinan tersebut memiliki hubungan yang erat yang positif, maka individu yang mengalami obesitas memiliki sikap favourable seperti menyukai dalam menajalani program diet low calorie balanced akan memiliki persepsi bahwa keluarga, teman dan dokter menuntut mereka dengan mendukung dan memberikan teguran atau peringatan dalam menajalani program diet low calorie balanced dan adanya kesediaan untuk mematuhi tuntutan orang-orang tersebut, sehingga individu yang mengalami obesitas memiliki persepsi bahwa mereka mampu dalam menjalani program diet low calorie balanced dan sikapnya akan semakin menyukai dalam menjalani program diet low calorie balanced.

Sebaliknya apabila antara attitude toward the behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control memiliki hubungan yang negatif, maka individu yang mengalami obesitas memiliki sikap yang unfavourable seperti tidak menyukai program diet low calorie balanced yang sedang dilakukan, keterbatasan biaya untuk menjalani program diet low calorie balanced, tidak dapat memakan makanan yang disukai dengan sesuka hati sehingga individu yang mengalami obesitas memiliki persepsi bahwa mereka tidak mampu dalam menjalani program diet low calorie balanced dan individu yang mengalami obesitas pun memiliki persepsi bahwa keluarga, teman, dokter tidak menuntut mereka untuk menjalani program diet dan individu yang mengalami obesitas pun bersedia untuk mematuhi


(50)

Universitas Kristen Maranatha orang-orang tersebut, maka sikapnya akan semakin tidak menyukai untuk menjalani program diet low calorie balanced.

Interaksi ketiga determinan tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi kuat atau lemahnya intention individu yang mengalami obesitas dalam menajalani program diet low calorie balanced di Praktek Doketer “X” Bandung. Skema kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut :


(51)

Universitas Kristen Maranatha Control Beleifs Normative Beliefs Behavioural beleifs Perceived behavioural control Subjective Norms Attitude toward the behaviour Intention Menjalani Program diet low calorie

balanced Faktor-faktor yang mempengaruhi:

- Informasi - Pendapatan - Dukungan sosial - Suasana hati

Individu yang mengalami obesitas yang sedang menjalani program diet low calorie balanced di

Praktek Dokter “X”


(52)

Universitas Kristen Maranatha 1.6. Asumsi

Dari kerangka pemikiran diatas, peneliti mempunyai asumsi, yaitu :

 Intention individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet low calorie balanced di Praktek dokter ”X” Bandung dipengaruhi oleh attitude toward behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control.

 Determinan-determinan individu yang mengalami obesitas dan sedang menjalani program diet low calorie balanced di Praktek dokter ”X” Bandung memiliki kekuatan yang berbeda-beda.

Individu yang mengalami obesitas memiliki derajat intention dengan kekuatan yang berbeda-beda dalam menjalani program diet low calorie balanced di Praktek dokter ”X” Bandung.

Kekuatan dari ketiga determinan intention dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu belief ,suasana hati, manfaat informasi, pendapatan, dan dukungan sosial.

1.7 Hipotesis Hipotesis Utama :

Terdapat pengaruh signifikan determinan-determinan terhadap intention dalam menjalani program diet low calorie balanced pada individu yang mengalami obesitas di Praktek dokter “X” Bandung.


(53)

Universitas Kristen Maranatha Hipotesis Sekunder :

Hipotesis 1

Terdapat pengaruh yang signifikan attitude toward the behavior terhadap intention dalam menjalani program diet low calorie balanced pada individu yang mengalami obesitas di Praktek Dokter ”X” Bandung.

Hipotesis 2

Terdapat pengaruh yang signifikan subjective norms terhadap intention dalam menjalani program diet low calorie balanced pada individu yang mengalami obesitas di Praktek Dokter ”X” Bandung.

Hipotesis 3

Terdapat pengaruh yang signifikan perceived behavioral control terhadap intention dalam menjalani program diet low calorie balanced pada individu yang mengalami obesitas di Praktek Dokter “X” Bandung.


(54)

76 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesiimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kontribusi determinan-determinan intention terhadap intention dalam menjalani program diet low calorie balanced di Praktek dokter “X” Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Ketiga determinan, yaitu attitude toward the behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control secara bersama-sama mempengaruhi intention individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet low calorie balanced.

2. Determinan yang memberikan kontribusi paling besar dan signifikan terhadap intention dalam menjalani program diet low calorie balanced pada individu yang mengalami obesitas di Praktek Dokter “X” Bandung adalah attitude toward the behavior.

3. Determinan yang memberikan kontribusi terbesar kedua dan signifikan terhadap intention dalam menjalani program diet low calorie balanced pada individu yang mengalami obesitas di Praktek Dokter “X” Bandung adalah subjective norms.


(55)

Universitas Kristen Maranatha 4. Perceived behavioral control memberikan kontribusi terkecil dan tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intention dalam menjalani program diet low calorie balanced pada individu yang mengalami obesitas di Praktek Dokter “X” Bandung

5.2 Saran

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh melalui penelitian, diajukan beberapa saran praktis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepntingan, antara lain :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang mengalami obesitas memiliki keyakinan akan konsekuensi dari menjalani program diet low calorie balanced dari informasi yang mereka terima, oleh karena itu bagi dokter, keluarga serta teman individu yang mengalami obesitas disarankan untuk dapat memberikan informasi yang lebih mengenai efektivitas menjalani program diet low calorie balanced, sehingga dengan banyaknya informasi yang mereka terima akan lebih membuat individu yang mengalami obesitas memiliki sikap yang favourable dalam menjalani program diet low calorie balanced.

2. Bagi individu yang mengalami obesitas yang memiliki niat yang lemah, disarankan untuk meningkatkan niat individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet low calorie balanced melalui dukungan dokter dan orang-orang terdekat indvidu yang mengalami obesitas, sehingga individu yang mengalami obesitas dapat menjalani program diet


(56)

Universitas Kristen Maranatha low calorie balanced secara disiplin dalam usahanya untuk menurunkan berat badan. Sedangkan bagi individu yang mengalami obesitas yang memiliki niat yang kuat, disarankan untuk mempertahankan niatnya dalam menjalani program diet low calorie balanced, sehingga individu yang mengalami obesitas dapat melihat bahwa manfaat dari menjalani program diet low calorie balanced bagi dirinya sangatlah penting.


(57)

Universitas Kristen Maranatha University Press, McGraww-Hill education.

Ajzen, Icek. 2006. Constructing a TpB Questionnaire: Conceptual and Methodological Considerations.

Ajzen, Icek. 1991. Organizational of Behavior and Human decision Processes. University of Massachusetts at Amherst.

Bamberg, Sebastian., Ajzen, Icek, Schimdt, Peter. 2003. Choice of Travel Mode in the Theory of Planned Behavior : The Roles of Past Behavior, Habit, and Reasoned Action. Journal of basic and Applied social Psychology, 25. 175-187. Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Francis, Jillian J., Eccles, Martin P. 2004. Constructing Questionnaires Based On The Theory of Planned Behavior. A Manual for Health Services Researchers. United Kingdom : Centre for Health Services Research, University of Newcastle.

Furlong, Nancy E., Lovelace, Eugene A., Lovelace, Kristin L. 2000. Research Methods and Statistics. Florida : Harcourt College Publishers

Guilford, J. P. 1956. Fundamental Statistic in Psychology and Education. (3rd Ed.). Tokyo : Mc. Graw-Hill Kogakusha company. Ltd.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Santrock, John. W., 2002. Life Span Development. Edisi ketujuh. Jakarta Penerbit


(58)

Universitas Kristen Maranatha 2007.

Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas

Kristen Maranatha

Wiramihardja, Kunkun K., 2004. Obesitas dan Penanggulangannya. Bandung : Penerbit Granada.


(59)

Universitas Kristen Maranatha III. Januari 2006.

http // id.wikipedia.org/wiki/obesitas www.gizikesehatan.ugm.ac.id www.hanyawanita.com www.indoposo.co.id


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesiimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kontribusi determinan-determinan intention terhadap intention dalam menjalani program diet low calorie balanced di Praktek dokter “X” Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Ketiga determinan, yaitu attitude toward the behavior, subjective norms, dan

perceived behavioral control secara bersama-sama mempengaruhi intention

individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet low calorie

balanced.

2. Determinan yang memberikan kontribusi paling besar dan signifikan terhadap

intention dalam menjalani program diet low calorie balanced pada individu

yang mengalami obesitas di Praktek Dokter “X” Bandung adalah attitude

toward the behavior.

3. Determinan yang memberikan kontribusi terbesar kedua dan signifikan terhadap intention dalam menjalani program diet low calorie balanced pada individu yang mengalami obesitas di Praktek Dokter “X” Bandung adalah


(2)

77

4. Perceived behavioral control memberikan kontribusi terkecil dan tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intention dalam menjalani program diet low calorie balanced pada individu yang mengalami obesitas di Praktek Dokter “X” Bandung

5.2 Saran

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh melalui penelitian, diajukan beberapa saran praktis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepntingan, antara lain :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang mengalami obesitas memiliki keyakinan akan konsekuensi dari menjalani program diet low

calorie balanced dari informasi yang mereka terima, oleh karena itu bagi

dokter, keluarga serta teman individu yang mengalami obesitas disarankan untuk dapat memberikan informasi yang lebih mengenai efektivitas menjalani program diet low calorie balanced, sehingga dengan banyaknya informasi yang mereka terima akan lebih membuat individu yang mengalami obesitas memiliki sikap yang favourable dalam menjalani program diet low calorie balanced.

2. Bagi individu yang mengalami obesitas yang memiliki niat yang lemah, disarankan untuk meningkatkan niat individu yang mengalami obesitas dalam menjalani program diet low calorie balanced melalui dukungan dokter dan orang-orang terdekat indvidu yang mengalami obesitas,


(3)

78

low calorie balanced secara disiplin dalam usahanya untuk menurunkan

berat badan. Sedangkan bagi individu yang mengalami obesitas yang memiliki niat yang kuat, disarankan untuk mempertahankan niatnya dalam menjalani program diet low calorie balanced, sehingga individu yang mengalami obesitas dapat melihat bahwa manfaat dari menjalani program diet low calorie balanced bagi dirinya sangatlah penting.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, Icek. 2005. Attitudes, Personality and Behavior. England : Open University Press, McGraww-Hill education.

Ajzen, Icek. 2006. Constructing a TpB Questionnaire: Conceptual and

Methodological Considerations.

Ajzen, Icek. 1991. Organizational of Behavior and Human decision Processes. University of Massachusetts at Amherst.

Bamberg, Sebastian., Ajzen, Icek, Schimdt, Peter. 2003. Choice of Travel Mode in the Theory of Planned Behavior : The Roles of Past Behavior, Habit, and Reasoned Action. Journal of basic and Applied social

Psychology, 25. 175-187. Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Francis, Jillian J., Eccles, Martin P. 2004. Constructing Questionnaires Based

On The Theory of Planned Behavior. A Manual for Health Services Researchers. United Kingdom : Centre for Health Services Research,

University of Newcastle.

Furlong, Nancy E., Lovelace, Eugene A., Lovelace, Kristin L. 2000. Research

Methods and Statistics. Florida : Harcourt College Publishers

Guilford, J. P. 1956. Fundamental Statistic in Psychology and Education. (3rd

Ed.). Tokyo : Mc. Graw-Hill Kogakusha company. Ltd.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Santrock, John. W., 2002. Life Span Development. Edisi ketujuh. Jakarta Penerbit


(5)

Singarimbun, Masri., Eefendi Sofian. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta : PT Midas Surya Grafindo.

Sudjana, 1996. Metode Statistika. Edisi keenam. Bandung : penerbit Tarsito. 2007.

Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung : Fakultas Psikologi

Universitas

Kristen Maranatha

Wiramihardja, Kunkun K., 2004. Obesitas dan Penanggulangannya. Bandung :


(6)

DAFTAR RUJUKAN

Majalah Ethical Diggest. Artikel Utama : Sindrom Dunia Baru. No. 23. Tahun III. Januari 2006.

http // id.wikipedia.org/wiki/obesitas www.gizikesehatan.ugm.ac.id www.hanyawanita.com www.indoposo.co.id


Dokumen yang terkait

Kontribusi Determinan-Determinan Intention terhadap Intention Menjalani Perilaku Hidup Sehat pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas "X".

0 0 13

Kontribusi Determinan-Determinan Intention terhadap Derajat Intention untuk Menjalani Proses Penyembuhan pada Penderita Pasca Stroke di Klinik Akupunktur "X" Bandung.

0 0 33

Studi Kontribusi Determinan-determinan Intention Terhadap Intention untuk Tidak Melakukan Premarital Intercourse pada Mahasiswa Universitas "X" Bandung yang Berpacaran.

0 0 27

Kontribusi Ketiga Determinan-determinan Intention Terhadap Intention untuk Membaca Textbook pada Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas Psikologi di Universitas "X" Bandung.

0 0 35

Kontribusi Determinan-determinan Intention Terhadap Intention untuk Rutin Hadir dalam Bimbingan pada Dokter yang akan Mengikuti Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UDKI) (Studi Pada Dokter Peserta Bimbingan Belajar Medicuss Group Bandung).

0 1 29

Kontribusi Determinan-determinan Terhadap Intention Untuk Menaati Diet Kalori pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II (Penelitian Terhadap Pasien di Rumah Sakit "X" Bandung).

0 1 38

Studi Kontribusi Determinan-determinan Intention Terhadap Intention Untuk Berhenti Merokok Pada Pelajar SMA "X" di Kota Bandung Yang Merokok.

0 0 47

Kontribusi Determinan-determinan Terhadap Intention Untuk Berhenti Menggunakan Narkoba Pada Pecandu Narkoba Yang Sedang Menjalani Rehabilitasi di Rumah Sakit "X" Bogor.

0 1 61

Kontribusi Determinan-determinan Intention Terhadap Intention Untuk Meminum Obat Secara Teratur Pada Pengidap AIDS di Yayasan "X" Bandung.

0 0 40

Kontribusi Determinan-determinan Terhadap Intention Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Sedang Menjalankan Program Diet di Klinik "X" Bandung.

0 0 61