PENGGUNAAN LKS (LEMBAR KERJA SISWA) TERBUKA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) DAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN.

(1)

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, tiada pujian yang paling indah kecuali puji syukur yang datang dari lubuk qalbu dan kedalaman jiwa penulis atas nikmat yang telah dianugerahkan Allah SWT, sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan segala keterbatasannya.

Penulis meyakini bahwa lautan ilmu yang Allah sediakan tidak akan dapat diungkap hanya oleh sebuah kajian yang sangat terbatas ini. Oleh karena itu, sungguh tak pantas penulis membanggakannya, tetapi syukur merupakan kepatutan yang harus disampaikan kepada Allah sebagai bukti perhambaan penulis ke hadapan-Nya.

Penulisan tesis yang berjudul Penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) Terbuka Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep, Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Berpikir Kreatif Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran Lingkungan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang Magister Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Penulis menyadari bahwa penyelesaian tesis ini bukanlah hasil penulis sendiri, tetapi buah dari dorongan, bimbingan, dan pengarahan semua pihak, keluarga, guru dan sahabat yang telah dianugrahi Allah hati yang ikhlas dan budi yang mulia. Untuk itu, wajib bagi penulis untuk menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:


(2)

ii

1. Ibu Prof. R.R. Hertien K. Surtikanti, Ph.D., M.Sc.ES. sebagai pembimbing I dalam penulisan tesis ini. Beliau dengan penuh ikhlas membimbing dan mengarahkan penulis sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

2. Bapak Prof DR. Suroso Adi Yudianto, M.Pd. sebagai pembimbing II dalam penulisan tesis ini. Beliau pembimbing, yang sabar dan ikhlas membimbing penulis tanpa mengenal waktu dan tempat.

3. Ibu Prof. DR Liliasari, M.Pd yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga terselesaikannya tesis ini.

4. Ibu Prof. DR Anna Permanasari, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia beserta staf yang telah memberikan kesempatan yang luas kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak Prof. DR Fuad Abdul Hamied, Ph.D selaku Direktur, Asisten Direktur dan staf Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis dalam penulisan tesis, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Magister Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

6. Bapak Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, seluruh guru, staf dan para siswa SMA PGRI 2 Purwakarta, yang telah memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada penulis sehingga penelitian dapat dirampungkan dengan baik. Hubungan yang penuh kekeluargaan merupakan penghargaan yang tiada terhingga bagi penulis.


(3)

iii

7. Ibunda dan ayahanda, yang telah membimbing penulis sejak dalam buaian; mengasuh dengan penuh kasih sayang, mengorbankan apa saja yang mereka miliki, sungguh menjadi utang yang tak terbayarkan. Juga kepada kedua adikku Yopi dan Yuski.

8. Keluarga Bapak Abdullah, BA yang tak henti-hentinya memberikan do’a serta bantuannya yang penuh ikhlas untuk menyelesaikan studi dan bekerja keras menggapai cita-cita di bawah ridho Allah.

9. Anak dan suamiku yang telah rela memberikan waktu yang panjang kepada penulis; mendorong dan mendampingi penulis dalam melewati perjalanan panjang penulisan karya ini yang tidak sedikit berhadapan dengan berbagai hambatan dan rintangan. Berkat bisikannya yang penuh rasa tulus ikhlas,

penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

10.Temanku seangkatan pada Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

11.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhirnya, hanya kepada Allah penulis bertawakkal “Hasbunallooh wani’mal waqiil ni’mal maula wani’man nashiir wala haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adziiim” .

Bandung, Agustus 2011 Penulis,


(4)

iv DAFTAR ISI

Halaman:

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 6

1. Variabel Penelitian ... 7

2. Definisi Operasional ... 7

BAB II Penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) Terbuka Terhadap Meningkatan Pemahaman Konsep, Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Berpikir Kreatif Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran Lingkungan ... 8

A. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 8


(5)

v

C. Keterampilan Proses Sains (KPS) ... 16

D. Berpikir Kreatif ... 21

E. Konsep Pencemaran Lingkungan ... 25

1. Pencemaran Air ... 27

2. Pencemaran Tanah ... 29

3. Pencemaran Udara ... 30

F. Penelitian yang Relevan ... 32

BAB III Metodologi Penelitian ... 34

A. Metode Penelitian ... 34

B. Desain Penelitian ... 34

C. Subjek Penelitian ... 35

D. Instrumen Penelitian ... 35

1. Instrumen Penelitian ... 35

2. Analisis Instrumen Penelitian ... 43

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 47

1. Tahap Persiapan ... 47

2. Tahap Pelaksanaan ... 48

3. Tahap Analisis Data dan Penyusunan Laporan ... 48

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 54

A. Hasil Penelitian ... 54


(6)

vi

2. Kuesioner Tanggapan Siswa Terhadap Metode Pembelajaran 61

3. Hasil Observasi Aktifitas Siswa dan Guru ... 62

4. Hasil Wawancara ... 64

B. Pembahasan ... 66

1. Peningkatan-Peningkatan Hasil Belajar Siswa yang Terjadi Dapat Dilihat dari Setiap Aspek dan Indikator pada Soal .... 68

2. Kendala-Kendala yang Dihadapi oleh Guru dalam Pembelajaran dengan Menggunakan LKS Model Terbuka .. 77

3. Tanggapan Guru dan Siswa Terhadap Penggunaan LKS Model Terbuka untuk Materi Pencemaran Lingkungan Melalui Kuisioner dan Wawancara... 78

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 85


(7)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman:

Tabel 2.1 Format Lembar Kerja Siswa (LKS) Menurut Surachman ... 9

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 34

Tabel 3.2 Indikator Pemahaman Konsep ... 36

Tabel 3.3 Indikator Keterampilan Proses Sains (KPS) ... 37

Tabel 3.4 Indikator Berpikir Kreatif ... 48

Tabel 3.5 Penskoran untuk Soal Pilihan Ganda ... 39

Tabel 3.6 Penskoran untuk Soal Essay dengan Opsi Skala Rating ... 39

Tabel 3.7 Kisi-Kisi yang Digunakan dalam angket untuk Mengetahui Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Menggunakan LKS Terbuka ... 40

Tabel 3.8 Pedoman Observasi Aktifitas Guru... 41

Tabel 3.9 Pedoman Observasi Aktifitas Siswa ... 42

Tabel 3.10 Koefisien Validitas ... 43

Tabel 3.11 Rekapitulasi Validitas Tes Pemahaman Konsep, Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Berpikir Kreatif ... 43

Tabel 3.12 Koefisien dari Reliabilitas untuk Tes Pilihan Ganda dan Essay ... 445

Tabel 3.13 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 445

Tabel 3.14 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Tes Pemahaman Konsep, KPS dan Berpikir Kreatif ... 46

Tabel 3.15 Klasifikasi Daya Pembeda ... 47 Tabel 3.16 Rekapitulasi Daya Pembeda Tes Pemahaman Konsep,


(8)

viii

KPS dan Berpikir Kreatif ... 47

Tabel 3.17 Hasil Uji Normalitas Pretes dan Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 49

Tabel 3.18 Hasil Uji Homogenitas Varians Skor Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol Eksperimen ... 51

Tabel 3.19 Kriteria N-Gain ... 52

Tabel 4.1 Hasil Pretes, Postes dan Gain Tes Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 55

Tabel 4.2 Peningkatan Pemahaman Konsep untuk Indikator Pemahaman .... 57

Tabel 4.3 Peningkatan Pemahaman Konsep untuk Indikator Aplikasi ... 55

Tabel 4.4 Peningkatan Pemahaman Konsep untuk Indikator Analisis ... 56

Tabel 4.5 Peningkatan Pemahaman Konsep untuk Indikator Evaluasi... 56

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 59

Tabel 4.6 Hasil Pretes, Postes dan Gain Tes KPS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56

Tabel 4.7 Peningkatan KPS untuk Indikator Berkomunikasi ... 57

Tabel 4.8 Peningkatan KPS untuk Indikator Mengajukan Pertanyaan ... 57

Tabel 4.9 Peningkatan KPS untuk Indikator Merencanakan Percobaan ... 57

Tabel 4.10 Peningkatan KPS untuk Indikator Hipotesis ... 58

Tabel 4.11 Hasil Pretes, Postes dan Gain Tes Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrolu ... 58

Tabel 4.12 Peningkatan Berpikir Kreatif untuk Indikator Berpikir Lancar ... 59


(9)

ix

Tabel 4.13 Peningkatan Berpikir Kreatif untuk Indikator

Berpikir Luwes ... 59 Tabel 4.14 Peningkatan Berpikir Kreatif untuk Indikator

Keterampilan merinci ... 59 Tabel 4.15 Peningkatan Berpikir Kreatif untuk Indikator

Keterampilan Menilai... 60 Tabel 4.16 Hasil Perbedaan Dua Rata-Rata Nilai Pemahaman Konsep,

KPS dan Berpikir Kreatif dari Prets dan Postes

Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 60 Tabel 4.17 Pedoman Observasi Aktifitas Siswa ... 63 Tabel 4.17 Pedoman Observasi Aktifitas Guru ... 64


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman: Gambar 4.1 Diagram Batang Rata-Rata Nilai Pretes dan Postes

Pemahaman Konsep Kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen .68 Gambar 4.2 Diagram Batang Rata-Rata Nilai Pretes dan Postes Pemahaman

Konsep Kelas Kontrol Setiap Indikator ... 69 Gambar 4.3 Diagram Batang Rata-Rata Nilai Pretes dan Postes Pemahaman

Konsep Kelas Eksperimen Setiap Indikator ... 70 Gambar 4.4 Diagram Batang Rata-Rata Nilai Pretes dan Postes KPS

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen... 71 Gambar 4.5 Diagram Batang Rata-Rata Nilai Pretes dan Postes KPS

Kelas Kontrol... 72 Gambar 4.6 Diagram Batang Rata-Rata Nilai Pretes dan Postes KPS

Kelas Eksperimen ... 73 Gambar 4.7 Diagram Batang Rata-Rata Nilai Pretes dan Postes

Berpikir Kreatif Kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen ... .74 Gambar 4.8 Diagram Batang Rata-Rata Nilai Pretes dan Postes

Berpikir Kreatif Kelas Kontrol ... .75 Gambar 4.9 Diagram Batang Rata-Rata Nilai Pretes dan Postes


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman: A. INSTRUMEN PENELITIAN

Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 88

Lampiran A.2 Lembar Kerja Siswa ... 96

Lampiran A.3 Kisi-Kisi Soal pemahaman Konsep ... 109

Lampiran A.4 Kisi-Kisi Soal Keterampilan Proses Sains (KPS) ... 114

Lampiran A.5 Kisi-Kisi Soal Berpikir kreatif ... 122

Lampiran A.6 Format Observasi aktifitas Siswa ... 125

Lampiran A.7 Format Observasi aktifitas Guru ... 127

Lampiran A.8 Pedoman Wawancara Guru ... 129

Lampiran A.9 Pedoman Angket Siswa ... 130

B. VALIDITAS, RELIABILITAS, DAYA PEMBEDA DAN INDEKS KESUKARAN Lampiran B.1 Analisis butir Soal Pilihan Ganda ... 131

Lampiran B.2 Validitas Alat Pengumpul Data ... 135

Lampiran B.3 Data untuk Menghitung Reliabilitas tes, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda ... 155

Lampiran B.4 Analisis Butir Soal Essay ... 156

Lampiran B.5 Validitas Alat Pengumpul Data ... 157

Lampiran B.6 Data untuk Menghitung Reliabilitas tes, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Soal Essay ... 163


(12)

xii C. DATA HASIL TES

Lampiran C.1 Data Hasil Penelitian Kelas Kontrol ... 164 Lampiran C.2 Data Hasil Penelitian Kelas Eksperimen ... 183 Lampiran C.3 Data Hasil Penelitian Secara Umum Kelas Kontrol ... 199 Lampiran C.4 Data Hasil Penelitian Secara Umum Kelas eksperimen .... 201 Lampiran C.5 Data Hasil Penelitian Secara Umum Pretes dan Postes

Kelas Kontrol ... 203 Lampiran C.6 Data Hasil Penelitian Secara Umum Pretes dan Postes

Kelas Eksperimen ... 204 Lampiran C.7 Data Hasil Uji Normalitas Secara Umum Pretes dan

Postes Kelas Kontrol ... 205 Lampiran C.8 Data Hasil Uji Normalitas Secara Umum Pretes dan

Postes Kelas Eksperimen ... 206 LampiranC.9 Data Hasil Uji Homogenitas Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen ... 207


(13)

xiii

DAFTAR BAGAN

Halaman: Bagan 3.1 Alur Penelitian ... 53


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan pengajaran di sekolah pada umumnya hanya terbatas pada penalaran verbal dan pemikiran logis, pada tugas-tugas yang hanya menuntut pemikiran konvergen yaitu pemikiran menuju satu jawaban tunggal (Munandar, 1999:97). Akibatnya setiap siswa akan terbiasa berpikir konvergen sehingga bila dihadapkan pada suatu masalah, siswa akan mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah, karena rendahnya pengembangan kreatifitas siswa.

Untuk mengatasi permasalahan di atas setiap guru diharapkan melengkapi pembelajarannya dengan menerapkan keterampilan berpikir kreatif (divergen) untuk setiap konsep yang diajarkan, karena dengan keterampilan berpikir kreatif siswa akan menemukan banyak kemungkinan jawaban atas suatu masalah, dimana penekanannya adalah kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban (Munandar, 1999:47). Keterampilan berpikir kreatif sebenarnya dapat dilakukan untuk semua materi pembelajaran tidak perlu materi tertentu untuk keterampilan ini, karena pada dasarnya setiap individu memiliki potensi kreatifitas, dan perbedaaanya hanya pada kadar kreatifitasnya saja (Munandar, 1999:54; Suroso 2006:116).

Selain keterampilan berpikir kreatif, yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah khususnya IPA adalah keterampilan proses sains


(15)

2

(KPS), karena sains sebagai suatu bangun ilmu terbentuk oleh proses (ilmiah), sikap ilmiah dan produk ilmiah (Carin dan Sund, 1985). Selanjutnya Rudi (2007) mengatakan bahwa dengan KPS pembelajaran akan lebih bermakna karena siswa akan memperoleh fakta-fakta di lingkungan sekitar, kemudian diolah menjadi permasalahan, dirumuskan pemecahannya dan ditemukan alternatif jalan keluarnya. Jadi dalam proses belajarnya siswa membangun sendiri proses-proses tersebut, menemukan sendiri konsep-konsep yang memiliki kedekatan dengan persoalan lingkungannya.

Lembar Kerja Siswa (LKS) terbuka merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang tepat bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan di atas, karena LKS terbuka adalah program belajar yang dikemas dan direncanakan oleh guru untuk memberikan peluang yang besar kepada peserta didik dalam mengembangkan kreativitas dan daya nalarnya (Surachman, 1998). Selain itu juga membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis (Suyitno, 1997:40).

LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta didik. Paling tidak LKS sebagai media, sedangkan isi pesan LKS harus memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis, hirarki materi dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan efektif untuk kemampuan berpikir siswa (Hidayah, 2007:8).


(16)

3

Tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar menurut Suyitno (1997:40) adalah sebagai berikut: 1). memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik, 2). mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan, 3). mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan.

Keunggulan penggunaan lembar kerja dalam pembelajaran menurut Mustafa (dalam Roswita, 2005) adalah:

1. Mempermudah siswa dalam menggunakan lingkungan sekitarnya sebagai laboratorium IPA alam

2. Mempermudah pemanfaatan dan pengaplikasian konsep yang telah dipelajari di sekolah untuk mamahami dan menyelesaikan masalah sehari-hari secara benar dan tepat

3. Mempermudah peningkatan penguasaan konsep.

Berdasarkan pengertian dan keunggulan penggunaan LKS di atas, maka materi pencemaran lingkungan dirasa cocok untuk dijadikan materi dalam penelitian ini, karena materi pencemaran lingkungan adalah salah satu materi yang dapat menggunakan lingkungan sekitar sebagai tempat pembelajaran, sehingga peserta didik bisa memperoleh fakta-fakta dari lingkungan, kemudian di olah untuk menjadi suatu permasalahan dan merumuskan solusi-solusi atas permasalahan tersebut (Rudi, 2007). Jadi dalam proses belajarnya siswa membangun sendiri proses-proses tersebut, menemukan sendiri konsep-konsep yang memiliki kedekatan dengan


(17)

4

persoalan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan keterampilan-keterampilan yang disebutkan di atas.

Miller (2005), mendefinisikan pencemaran sebagai masuknya zat atau bahan dalam jumlah yang cukup besar di udara, air, tanah, serta makanan yang dapat mengganggu kesehatan, kelangsungan hidup, aktivitas manusia serta makhluk hidup lainnya. Berdasarkan pengertian di atas, maka pencemaran lingkungan yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah penggunaan LKS terbuka terhadap peningkatan pemahaman konsep, KPS dan berpikir kreatif siswa pada materi pencemaran lingkungan?”

Rumusan masalah di atas dapat diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Bagaimanakah peningkatan pemahaman konsep, KPS dan berpikir kreatif siswa pada materi pencemaran lingkungan setelah pembelajaran dengan mengunakan LKS terbuka?

2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi guru dalam meningkatkan kemampuan konsep, KPS dan berpikir kreatif siswa untuk pembelajaran biologi pada materi pencemaran lingkungan menggunakan LKS terbuka?


(18)

5

3. Bagaimana tanggapan guru dan siswa terhadap penggunaan LKS terbuka yang dikembangkan untuk materi pencemaran lingkungan?

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan permasalahan di atas lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Pemahaman konsep yang diukur dibatasi pada tingkat pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4) dan evaluasi (C5) berdasarkan Taxonomi Bloom yang direvisi (Anderson dan Krawthwohl, 2001).

2. KPS diukur dengan beberapa indikator, meliputi: keterampilan berkomunikasi, keterampilan proses sains mengajukan pertanyaan, keterampilan merencanakan percobaan dan keterampilan proses berhipotesis (Rustaman et al, 1992).

3. Keterampilan berfikir kreatif diukur dengan beberapa indikator, meliputi: keterampilan berpikir lancar, keterampilan berpikir luwes/fleksibel, keterampilan memperinci (mengelaborasi) dan keterampilan menilai (mengevaluasi) berdasarkan Munandar (1999:88).

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep, KPS dan berpikir kreatif siswa pada materi pencemaran lingkungan setelah pembelajaran dengan menggunakan LKS terbuka, kendala-kendala yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran menggunakan LKS terbuka, serta


(19)

6

untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru mengenai penggunaan LKS terbuka yang digunakan dalam pembelajaran pada konsep pencemaran lingkungan.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Memotivasi guru atau praktisi pendidikan khususnya guru dan praktisi biologi untuk dapat berkreasi mengembangkan perangkat pembelajarannya sendiri.

2. Menginisiasi penelitian serupa dalam rangka validasi inovasi dan pengembangan perangkat pembelajaran

3. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sains dan berpikir kreatif pada materi pencemaran lingkungan.

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Variabel bebas : Pembelajaran dengan menggunakan LKS terbuka. Variabel terikat : Hasil belajar (pemahaman konsep, keterampilan proses

sains dan berpikir kreatif).

2. Definisi Operasional

a. LKS terbuka berisi program belajar yang disusun oleh guru dan digunakan sebagai proses pembelajaran bagi siswa guna memberi


(20)

7

peluang besar bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas dan daya nalarnya, sebab LKS ini menuntut siswa untuk mempunyai jawaban lebih dari satu atas pertanyaan yang ada.

b. Pemahaman konsep adalah suatu kemampuan siswa dalam menyerap suatu materi pelajaran yang diberikan.

c. Keterampilan proses Sains adalah suatu keterampilan yang digunakan untuk menuntun siswa dalam memperoleh pengetahuan yang lebih bermakna melalui suatu rangkaian proses.

d. Berpikir kreatif adalah suatu keterampilan yang digunakan untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban atau solusi atas suatu permasalahan berdasarkan data atau informasi yang ada.


(21)

34 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment (Wiersma (1994:132), dengan desain static group pretes-postes design

(Fraenkel & Wallen, 1993). Menurut Wiersma penelitian quasi eksperimen

adalah penelitian yang menggunakan kelompok subjek secara utuh dalam eksperimen yang secara alami sudah terbentuk dalam kelas dan tidak mengontrol semua variabel yang ada.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah static group pretes-postes design atau dengan desain kelompok pretes-postes yang melibatkan dua kelompok (Fraenkel and Wallen, 1993). Desain ini digambarkan sebagai berikut dengan:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pretes Perlakuan Postes

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

O1= tes awal sebelum diberi perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

X1= pembelajaran dengan menggunakan LKS terbuka X2= Pembelajaran dengan menggunakan LKS cetak biasa

O2= tes akhir setelah diberi perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol


(22)

35

C. Subyek Penelitian

Subyek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak dua kelas, yaitu kelas X-1 sebanyak 34 siswa digunakan sebagai kelas kontrol dan mendapat pembelajaran dengan menggunakan LKS cetak biasa, Kelas X-2 sebanyak 32 siswa digunakan sebagai kelas eksperimen dan mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan LKS terbuka.

D. Instrumen Penelitian

Langkah penyusunan instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari:

1. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian yang dilaksanakan, instrumen penelitiannya meliputi beberapa komponen, diantaranya:

a. LKS Terbuka

Langkah-langkah yang dilakukan untuk penyusunan LKS terbuka, adalah:

1). Mempelajari kurikulum 2006 2). Menentukan konsep

3). Menentukan standar kompetensi 4). Menentukan kompetensi dasar

5). Menyusun kisi-kisi LKS terbuka berdasarkan kompetensi dasar 6). Membuat LKS terbuka berdasarkan kisi-kisi yang dibuat 7). Judgement dari ahli.


(23)

36

b. Tes Pemahaman Konsep

Tes pemahaman konsep terdiri dari pretes dan postes, berbentuk pilihan ganda sebanyak 15 butir. Langkah-langkah penyusunan tes pemahaman konsep adalah sebagai berikut:

1). Mempelajari kurikulum 2006. 2). Menentukan konsep.

3). Menentukan standar kompetensi. 4). Menentukan kompetensi dasar.

5). Menyusun kisi-kisi tes berdasarkan kompetensi dasar. 6). Membuat butir soal berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. 7). Judgement dari ahli.

indikator yang diukur dalam soal-soal pemahaman konsep meliputi:

Tabel 3.2

Indikator Pemahaman Konsep

No Indikator Jml Soal %

1 Pemahaman (C2) 4 27

2 Aplikasi (C3) 5 27

3 Analisis (C4) 4 27

4 Evaluasi (C5) 2 20

Total 15 100

c. Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)

Tes KPS terdiri dari pretes dan postes, berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 butir. Langkah-langkah penyusunan tes KPS adalah sebagai berikut:


(24)

37

1). Mempelajari konsep pencemaran lingkungan. 2). Mempelajari literatur tentang KPS.

3). Menyusun kisi-kisi tes KPS.

4). Menulis butir soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. 5). Judgement dari ahli.

Indikator KPS yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Tabel 3.3

Indikator KPS

No Indikator Jml Soal %

1 Keterampilan berkomunikasi 2 20

2 Keterampilan mengajukan pertanyaan 2 20 3 Keterampilan merencanakan

percobaan 3 30

4 Keterampilan proses berhipotesis 3 30

Total 10 100

d. Tes Keterampilan Berpikir Kreatif

Tes keterampilan berpikir kreatif terdiri dari pretes dan postes, tes yang dilakukan dalam bentuk esay sebanyak 5 butir. Langkah-langkah penyusunan tes berpikir kreatif adalah sebagai berikut:

1). Mempelajari konsep pencemaran lingkungan. 2). Mempelajari literatur tentang berpikir kreatif. 3). Menyusun kisi-kisi tes berpikir kreatif.

4). Menulis butir soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. 5). Judgement dari ahli.


(25)

38

Indikator berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Tabel 3.4

Indikator Berpikir Kreatif

No Indikator Jml Soal %

1 Keterampilan berpikir lancar 1 20

2 Keterampilan berpikir luwes/fleksibel 1 20 3

Keterampilan memperinci

(mengelaborasi) 1 20

4 Keterampilan menilai (mengevaluasi) 2 10

Total 5 100

Soal-soal yang akan digunakan dalam penelitian yang disebutkan di atas, sebelumnya diujicobakan terlebih dahulu pada siswa kelas XI di salah satu SMA di Purwakarta untuk mengetahui tingkat kesukaran, validasi, reliabilitas, daya pembeda serta lamanya waktu yang digunakan untuk mengerjakan soal secara keseluruhan. Dari 39 soal pilihan ganda dan essay yang diujicobakan, terdiri dari 51,3 % soal pemahaman konsep (pilihan ganda), 33,3 % soal KPS (pilihan ganda) dan 15,4 % soal berpikir kreatif (essay). Terpilih 25 soal yang terdiri dari 50,0 % soal pemahaman konsep (Pilihan ganda), 33,3 KPS (pilihan ganda) dan 16,7 % soal berpikir kreatif (essay) yang digunakan dalam penelitian. Materi yang diujikan dalam penelitian adalah pencemaran lingkungan yang meliputi pencemaran air, pencemaran tanah dan pencemaran udara.

Aturan pemberian skor untuk soal pilihan ganda dan essay dari setiap jawaban yang diberikan oleh siswa, didasarkan pada pedoman penskoran dibawah ini:


(26)

39

a).Penskoran untuk pilihan ganda

Tabel 3.5

Penskoran untuk Soal Pilihan Ganda

Skor Indikator

1 Jawaban benar

0 Jawaban salah

b).Penskoran untuk soal essay, menggunakan opsi skala rating

Tabel 3.6

Penskoran Untuk Soal Essay dengan Menggunakan Opsi Skala Rating

Kategori Skor Indikator

Skor

Tinggi 5

Jawaban yang diberikan jelas, fokus, dan akurat. Poin-poin yang relevan dikemukakan (berhubungan dengan pertanyaan dalam soal) untuk mendukung jawaban yang diberikan. Hubungan antara jawaban dengan soal tergambar secara jelas.

Skor

Sedang 3

Jawaban yang diberikan jelas dan cukup fokus, namun kurang lengkap. Contoh-contoh yang diberikan terbatas. Keterkaitan antara jawaban dengan soal kurang jelas.

Skor

Rendah 1

Jawaban yang diberikan kurang sesuai dengan apa yang dimaksudkan dalam soal, berisi informasi yang tidak akurat, atau

menunjukkan kurangnya penguasaan terhadap materi. Poin-poin yang diberikan tidak jelas, tidak memberikan contoh yang mendukung.

0 Tidak ada jawaban

catatan :

Skor 2 dan 4 bisa digunakan bila jawaban siswa tidak berada tepat pada kategori 1, 3 dan 5


(27)

40

e. Angket Siswa

Angket digunakan untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran menggunakan LKS terbuka pada materi pencemaran lingkungan. Angket ini berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang pilihan jawabannya telah disediakan. Angket hanya diberikan pada kelas eksperimen setelah seluruh materi pencemaran lingkungan dipelajari. Teknik pengolahan data angket dengan menggunakan persentase.

Kisi-kisi yang digunakan dalam angket, meliputi: Tabel 3.7

Kisi-Kisi yang Digunakan dalam angket untuk Mengetahui Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Menggunakan LKS Terbuka

No Pernyataan

1 Penyajian pelajaran oleh guru melalui LKS terbuka 2 Kesempatan siswa mengemukakan ide

3 Pemberian penghargaan oleh guru terhadap ide dan pertanyaan siswa

4 Ide dan pertanyaan siswa digunakan guru sebagai acuan proses belajar

5 Penggunaan LKS terbuka memberikan kesempatan untuk bertukar pendapat

6 Penggunaan LKS terbuka terhadap minat belajar siswa 7 Penggunaan LKS terbuka terhadap motivasi belajar siswa 8 Penggunaan LKS terbuka terhadap pemahaman konsep 9 Penggunaan LKS terbuka memberikan kesempatan siswa

merumuskan sendiri konsep yang dipelajari

10 Penggunaan LKS terbuka memberikan kesempatan siswa menemukan konsep yang dipelajari, guru sebagai fasilitator 11

Penggunaan LKS terbuka memberikan keleluasaan kepada siswa untuk tidak harus menerima konsep biologi berdasar jalan pikiran guru

12 Penggunaan LKS terbuka memberikan peluang yang besar bagi tumbuh dan berkembangnya kreatifitas siswa

13 Respon siswa terhadap penggunaan LKS terbuka dalam pembelajaran


(28)

41

f. Lembar Observasi

Pedoman observasi yang digunakan berupa daftar ceklist ”ya” atau ”tidak” berdasarkan pernyataan-pernyataan yang telah disusun sebelumnya dalam lembar observasi. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung di kelas.

Lembar observasi untuk guru digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan proses pembelajaran dengan menggunakan LKS terbuka pada materi pencemaran lingkungan. Berikut pedoman observasi aktifitas guru yang disajikan dalam tabel 3.8 di bawah ini:

Tabel 3.8

Pedoman Observasi Aktifitas Guru No Aspek yang

diobservasi Aktifitas Guru 1 Membuka

Pelajaran

Apersepsi

Pemberian motivasi Pembagian kelompok

2 Kegiatan Inti

Pembagian LKS

Memberikan pertanyaan produktif Memberikan waktu diskusi Memberikan waktu praktikum

Memberikan kesempatan untuk tanya jawab Memberikan kesempatan untuk

mengkomunikasikan hasil pembelajaran Apersepsi

Mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari

Berbagi informasi antara guru dan siswa 3 Menutup

Pelajaran

Melakukan penguatan konsep

Membimbing siswa, membuat kesimpulan Memberikan evaluasi


(29)

42

Lembar observasi siswa digunakan untuk memperoleh gambaran aktifitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran. pedoman observasi aktifitas siswa disajikan dalam tabel 3.9 di bawah ini:

Tabel 3.9

Pedoman Observasi Aktifitas Siwa No Aspek yang

diobservasi Aktifitas Siswa

1 Interaksi siswa dalam PBM

Siswa memperhatikan penjelasan guru Intensitas pertanyaan siswa serta meminta penjelasan

Aktivitas siswa dalam diskusi

Aktivitas siswa dalam mengerjakan LKS Aktivitas siswa dalam melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan

Aktivitas dalam mengkomunikasi kan hasil kerja kelompok

Aktivitas dalam menarik kesimpulan 2.

Perbuatan yang menyimpang dari PBM

Melakukan percakapan yang tidak relevan Melakukan perbuatan yang tidak relevan

g. Pedoman Wawancara

Wawancara (interview) menurut Arikunto (1987:30) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan, pertanyaan hanya diajukan oleh subjek evaluasi. Wawancara hanya dilakukan terhadap guru, digunakan untuk mengetahui pendapat guru tentang pembelajaran dengan menggunakan LKS terbuka serta beberapa hal yang berkaitan dengan kelebihan dan kelemahan penggunaan LKS terbuka ini.


(30)

43

2. Analisis Instrumen Penelitian a. Validitas

penelitian ini validitas soal diukur dengan menggunakan rumus korelasi product moment (Arikunto, 2003) dengan rumus:

Keterangan:

Rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y X = skor item

Y = skor total

N = banyaknya subyek

Penafsiran nilai korelasi berdasarkan kriteria (Arikunto, 2003) berikut: Tabel 3.10

Koefisien Validitas

Koefisien Validitas Interpretasi

0,80 – 1,00 Sangat tinggi

0,60 – 0,80 Tinggi

0,40 – 0,60 Cukup

0,20 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

Setelah penghitungan diperoleh koefisien validasi untuk setiap butir soal tes seperti pada tabel 3.1, berikut (selengkapnya lihat lampiran B hal. 180 dan 150 ):

Tabel 3.11

Rekapitulasi Validitas Tes Pemahaman konsep, KPS dan Berpikir Kreatif

No Interpretasi

Validitas Nomor Soal Jml (%)

1 Sangat Tinggi 5, 26, 28 3 10

2 Tinggi 1,3, 4, 10, 11, 13, 19, 20, 23, 25, 29 11 36,66

3 Cukup 2, 6, 8, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 21, 22,

27, 30 13 46,67

4 Rendah 7, 9, 24 3 6,67

Total 30 100

Catatan: soal 1-15 Pemahaman Konsep, 16-25 KPS dan 26-30 Berpikir Kreatif rxy =


(31)

44

b. Reliabilitas

Untuk menentukan koefisien reliabilitas tes pada soal pilihan ganda, menggunakan rumus (Arikunto, 2006:188):

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan Vt = varians total

p = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi subjek yang mendapat skor-1)

p = Banyaknya Subjek yang Skornya 1 N

q = Banyaknya Subjek yang Skornya (q = 1 – p)

Sedangkan untuk menentukan koefisien reliabilitas tes yang berbentuk essay digunakan rumus Alpha (Arikunto, 2006:196) sebagai berikut:

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan

2

b

σ = jumlah varians butir

t

2

σ = varians total

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas tes bentuk pilihan ganda dan tes essay menggunakan kriteria (Arikunto, 2003) sebagai berikut:

r

11

=

        −       − =

t b k k r 2 2 11 1 1 σ σ


(32)

45

Tabel 3.12

Koefisien dari Reliabilitas untuk Tes Pilihan Ganda dan Essay Koefisien

Reliabilitas Interpretasi

≤ 0,20 0,20 – 0,40 0,40 – 0,70 0,70 – 0,90 0,90 – 0,100

Hampir tidak ada

Derajat keterandalan rendah Derajat keterandalan sedang Derajat keterandalan tinggi Derajat keterandalan sangat tinggi

Setelah perhitungan, diperoleh koefisien reliabilitas tes secara keseluruhan dalam kategori tinggi, untuk pilihan ganda sebesar 0,89 dan essay 0,71 (selengkapnya lihat lampiran B hal. 180 dan 150 ) c. Tingkat kesukaran

Rumus yang digunakan (Arikunto, 20003) adalah:

Keterangan:

P : Indeks Kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal digunakan kriteria (Arikunto, 2003) sebagai berikut:

Tabel 3.13

Kriteria Tingkat Kesukaran

Nilai TK Interpretasi

0,00 < TK 0,30 Soal Sukar

0,31 < TK 0,70 Soal Sedang

0,70 < TK 1,00 Soal Mudah

JSB

TK=


(33)

46

Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa tingkat kesukaran tes berada pada kategori sedang dan sukar, seperti tampak pada tabel 3.14 berikut (selengkapnya lihat lampiran B hal. 180 dan 150 ):

Tabel 3.14

Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Tes Pemahaman konsep, KPS dan Berpikir Kreatif

No Interpretasi Nomor Soal Jumlah Persentase

(%)

1 Sedang 1, 7, 8, 9, 10, 12, 16, 17, 21,

22, 24, 25,26,27,28,29,30 17 56,67

2 Sukar 2, 3, 4, 5, 6, 11, 13, 14, 15,

18, 19, 20, 23, 13 43,33

Total 30 100

Catatan: soal 1-15 Pemahaman Konsep, 16-25 KPS dan 26-30 Berpikir Kreatif

d. Daya pembeda

Penghitungan daya pembeda dilakukan untuk menunjukan sejauh mana tiap butir soal mampu membedakan siswa yang menguasai bahan dan siswa yang tidak menguasai bahan. Daya pembeda dihitung dengan rumus (Arikunto, 2003):

Keterangan:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar

(ingat, P sebagai indeks kesukaran)

PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Tolak ukur untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal digunakan kriteria (Arikunto, 2003) sebagai berikut:


(34)

47

Tabel 3.15

Klasifikasi daya pembeda

Nilai Dp Interpretasi

0,00 < Dp 0,20 Jelek

0,20 < Dp 0,40 Cukup

0,40 < Dp 0,70 Baik

0,70 < Dp 1,00 Sangat Baik

Setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh indeks daya pembeda untuk setiap butir soal tes seperti tampak pada Tabel 3.16 berikut (selengkapnya lihat pada lampiran B hal. 155 dan 163):

Tabel 3.16

Rekapitulasi Daya Pembeda Tes Pemahaman konsep, KPS dan Berpikir Kreatif

No Interpretasi Nomor Soal Jumlah Persentase (%) 1 Sangat Baik 1, 4, 5, 10 12, 13, 19,

26, 28, 29, 30 11 33,33

2 Baik

2, 3, 6, 7, 8, 9, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27

19 66,67

Total 30 100

Catatan: soal 1-15 Pemahaman Konsep, 16-25 KPS dan 26-30 Berpikir Kreatif

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Ada tiga tahapan di dalam prosedur penelitian ini, yaitu: 1. Tahap persiapan

Sebelum melakukan penelitian, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh peneliti, yaitu: peneliti melakukan studi pendahuluan untuk dapat menggali permasalahan yang terdapat di lapangan, kemudian menentukan fokus permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian dan sekaligus juga menyiapkan bahan-bahan untuk mendukung pelaksanaan penelitian. Selanjutnya peneliti menyusun dan melaksanakan bimbingan


(35)

48

penyusunan proposal, seminar proposal, dan mempersiapkan surat-surat perizinan untuk melaksanakan penelitian sekaligus membuat instrumen. 2. Tahap pelaksanaan

Peneliti melakukan penelitian di tempat yang telah ditentukan, untuk selanjutnya melakukan pengumpulan data yang berupa pretes dan postes setelah pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan LKS terbuka untuk kelas eksperimen dilakukan melalui 2 pertemuan, pertemuan pertama tentang konsep pencemaran air dan pencemaran tanah, pertemuan ini guru bisa menyediakan alat dan bahan yang ada pada LKS, dan pertemuan kedua guru memberikan materi tentang pencemaran udara dengan panduan yang ada pada LKS terbuka. LKS cetak biasa untuk kelas kontrol pada materi pencemaran lingkungan.

3. Tahap analisis data dan penyusunan laporan

Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai dan data yang diperlukan terkumpul, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pengolahan data hasil penelitian dan sekaligus menyusun laporan penelitian.

Analisa data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu: a. Secara Kuantitatif

Pengolahan data yang dilakukan secara kuantitatif pada penelitian ini menggunakan uji statistik Z, karena dalam penelitian ini jumlah sampel > 30, maka berdasar Boediono dan Koster (2004:380) bila banyaknya sampel n1 ≥ 30 dan n2 ≥ 30, distribusi sampel beda dua rata-rata tersebut mempunyai distribusi normal sehingga


(36)

49

menggunakan uji statistik Z. Namun sebagai prasyarat uji statistik Z maka harus mempunyai distribusi normal dan homogen. Sehingga terlebih dahulu dilakukan penghitungan uji normalitas dan uji homogenitas.

1).Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data skor tes awal dan tes akhir berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Rumus yang digunakan adalah:

(Arikunto, 2006:290) Keterangan:

2

x = Koefisien chi kuadrat

0

f = Frekuensi hasil hasil observasi

h

f = Frekuensi teoritik atau ekspektasi/harapan

Penerimaan normalitas data didasarkan pada hipotesis berikut: Ho : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal Kriteria Uji: Terima H0 bila

2

χ

hitung <

2

χ

tabel

Perhitungan uji normalitas data pretes dan postes kelas eksperimen dan kelas kontrol pada Pengujian taraf signifikansi α = 0,05 dan db= N-3, ditampilkan dalam Tabel 4.17 berikut ini.

Tabel 4.17

Hasil Uji Normalitas Pretes dan Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Data Kelas N db χ2hitung

χ2tabel

(α = 0,05 ) Ket

Pretes Ekperimen 32 3 5,24 7,81 Normal

Kontrol 34 3 5,96 7,81 Normal

Postes Ekperimen 32 3 -23,44 7,81 Normal

Kontrol 34 3 4,78 7,81 Normal

( ) ∑ − = h h f f f x 2 0 2


(37)

50

Berdasarkan Tabel 4.17 diketahui bahwa nilai χ2hitung≤

χ2tabel. Hal ini menunjukkan bahwa nilai pretes dan postes siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal. 2).Uji Homogenitas

Setelah diketahui bahwa nilai pretes dan postes kelas eksperimen dengan kelas kontrol berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas varians.

Hipotesis yang diuji adalah: H0 :

H1 :

Dengan menggunakan rumus statistik Uji-F (Nurgana, 1993:38):

Keterangan:

b

v = Varians sampel terbesar

k

v = Varians sampel terkecil Menentukan derajat kebebasan

Keterangan:

db1 = Derajat kebebasan pembilang db2 = Derajat kebebasan penyebut

n1 = Ukuran sampel yang variansnya besar n2 = Ukuran sampel yang variansnya kecil Kriteria Uji:

Terima H0 bila Fhitung < Ftabel k

b v v

F = , v=σ2

1 1 2 2 1 1 − = − = n db n db


(38)

51

Hasil perhitungan homogenitas varians nilai pretes, postes dan gain kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada taraf signifikansi α = 0,05 disajikan dalam Tabel 4.16 berikut ini.

Tabel 4.18

Hasil Uji Homogenitas Varians Skor Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Data Kelas

Varians

Fhitung

Ftabel

Ket S2besar S2kecil (α = 0,05 )

Pretes Eksperimen &

Kontrol 98,6 87,05 1,13 1,78 Homogen

Postes Eksperimen &

Kontrol 63,36 60,99 1,04 1,78 Homogen

Gain Eksperimen &

Kontrol 26,41 22,27 1,19 1,78 Homogen

Berdasarkan Tabel 4.16 diketahui bahwa nilai Fhitung≤ Ftabel, hal ini berarti bahwa varians data pretes, postes dan gain kelas eksperimen dengan kelas kontrol adalah homogen.

3).Uji Hipotesis dengan Uji Perbedaaan Dua Rata-Rata

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas diperoleh informasi bahwa nilai pretes dan postes siswa berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi perbedaan dan peningkatan pemahaman konsep, KPS dan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka data di uji dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata (uji Z).

Hipotesis yang diuji:

Ho : ,


(39)

52

Dengan menggunakan rumus statistik Uji-Z:

Z = ,

= =

Keterangan:

= Skor rata-rata eksperimen = Skor rata-rata kontrol

= Varians skor kelompok eksperimen = Varians skor kelompok kontrol n = Jumlah subyek

(Ruseffendi, 1998:280)

4).Uji Gain Ternormalisasi

Untuk melihat peningkatan pemahaman konsep, KPS dan berpikir kreatif siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus gain skor ternormalisasi:

(Meltzer, 2002:1260)

Keterangan:

Tabel 3.19 Kriteria N-gain

Nilai Kriteria

g ≥ 0,7 tinggi

0,3 ≤ g < 0,7 sedang


(40)

53

Melaksanakan Pretes

Melaksanakan Postes

Untuk uji perbedaan dua rerata pada skor normal gain antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, hipotesis yang diuji: H0 :

H1 : b. Secara Kualitatif

Analisis data secara kualitatif dilakukan terhadap hasil angket disajikan dalam bentuk persentase, hasil observasi kegiatan dinilai secara kualitatif dan data hasil wawancara guru disajikan secara deskriptif, digunakan sebagai kesimpulan tentang ada tidaknya pandangan yang positif terhadap metode pembelajaran yang telah dilaksanakan. Untuk memperjelas penyusunan laporan, dibuat alur pelaksanaan penelitian yang disajikan dalam gambar 3.1 berikut ini.

Bagan 3.1 Alur Penelitian

Analisis Butir Soal

Penentuan Subjek Penelitian

PBM dengan LKS Cetak Biasa PBM dengan LKS Model Terbuka

Analisis Data Laporan Ujicoba Instrumen


(41)

81

81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian selama pembelajaran menggunakan LKS terbuka pada materi pencemaran lingkungan, maka dapat disimpulkan :

1. Pembelajaran dengan menggunakan LKS terbuka dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa; peningkatan tertinggi pada aspek pemahaman sebesar 40,44% dan paling rendah pada aspek aplikasi sebesar 12,25%.

2. Pembelajaran dengan menggunakan LKS terbuka dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa; peningkatan tertinggi pada indikator merencanakan percobaan sebesar 53,37% dan terendah pada indikator berkomunikasi sebesar 35,88%.

3. Pembelajaran dengan menggunakan LKS terbuka dapat meningkatkan berpikir kreatif siswa; peningkatan tertinggi terjadi pada indikator keterampilan menilai sebesar 74,90% dan terendah pada indikator berpikir luwes sebesar 68.00%.

4. Kendala yang dihadapi guru dalam mengaplikasikan LKS terbuka pada materi pencemaran lingkungan adalah jumlah siswa yang terlalu banyak dalam satu kelas dan perilaku siswa yang belum terbiasa dengan


(42)

82

penggunaan LKS, sehingga memerlukan waktu yang agak lama dalam mengorganisasikan siswa untuk belajar.

5. Guru memberi tanggapan positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan LKS terbuka pada materi pencemaran lingkungan karena mempermudah guru untuk menjelaskan suatu materi kepada siswa, dan memicu rasa penasaran siswa sehingga membuat siswa lebih tertarik dan termotivasi dalam mempelajari materi dan bersemangat dalam belajar. 6. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran dengan

menggunakan LKS terbuka untuk materi pencemaran lingkungan, karena memberikan kesempatan belajar yang lebih luas, lebih mudah untuk menemukan konsep-konsep biologi dan meningkatkan minat dan motivasi belajar.

B. Saran

Berdasarkan temuan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan maka penulis menyarankan:

1. Kepada Guru

a. Pembelajaran dengan menggunakan LKS terbuka ini masih sangat jarang dilakukan oleh guru dan siswa, mengingat butuh waktu yang cukup lama dan kreatifitas yang lebih dari guru. Untuk itu diharapkan kepada guru lebih kreatif untuk menciptakan sesuatu yang baru, sehingga dalam proses pembelajaran siswa dapat ikut aktif belajar tanpa harus kita jejali dengan materi. Karena kemungkinan semakin


(43)

83

banyak variasi media atau metode dan model dalam kegiatan belajar mengajar maka akan semakin menarik minat dan motivasi belajar siswa.

b. Guru sebaiknya menciptakan suasana belajar yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan dan menemukan gagasan-gagasan dalam bahasa dan cara mereka sendiri, sehingga dalam belajar siswa menjadi lebih berani berargumentasi, lebih percaya diri dan lebih kreatif. Gurupun dapat belajar dari beragam gagasan-gagasan dan argumen yang siswa hadirkan sekalipun gagasan tersebut masih terlalu jauh untuk dijadikan suatu konsep, sehingga diharapkan dengan demikian siswa dapat mengetahui dan memamahami suatu konsep atau prinsip-prinsip dalam biologi tanpa harus dijejali terlebih dahulu oleh guru. Dengan demikian guru dan siswa dapat saling bekerja sama dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif.

2. Kepada Lembaga yang Terkait

Pembelajaran dengan menggunakan LKS terbuka masih sangat asing baik bagi guru maupun siswa, oleh karenanya perlu disosialisasikan oleh sekolah dalam hal perencanaan dan pembuatan LKS tersebut dan dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa, khususnya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep, KPS dan berpikir kreatif siswa.


(44)

84

3. Kepada Peneliti yang Berminat

Perlu dikembangkan lagi berbagai variasi bentuk LKS untuk kompetensi dasar lainnya atau untuk materi lain dalam mata pelajaran biologi atau pada mata pelajaran lain.


(45)

85

85

DAFTAR PUSTAKA

Alfred T. C. (1973). Science Teaching in The Secondary School. Boston: Allyn and Bacon.

Alinawati. (2004). Peningkatan Mutu Pembelajaran Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran Melalui media Lembaran Kerja Mahasiswa. Bandung: Tesis. UPI

Anderson, L. W., et.al. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing; A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives.

NY: Addison Wesley Longman Inc.

Arikunto, S. (1987). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. ---(2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

---(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Boediono & Coster, W. (2004). Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas; Sederhana, Lugas dan Mudah Dimengerti. Bandung: Remaja Rosdakarya. Carin, A. A.& Robert S. (1985). Teaching Science Through Discovery 5th ed.

Colombus: Charles Merril Pubi. Co.

Dahar. R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas, (2003), Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Biologi. Jakarta, Depdiknas.

Emiliani. (2000). Peningkatan Pemahaman dan Aplikasi Siswa Tentang Konsep Keanekaragaman Hayati Melalui lembaran Kerja Rumah di Madrasah Aliyah. Bandung: Tesis PPS-UPI.

Fraenkel, J. R. dan Wallen, N. E. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education, 2nd ed. New York: Mc Graw Hill.

---.(2006). How to Design and Evaluate Research in Education. London: Mc. Graw Hill, Inc.

Hidayah, I, dkk. (2007). Workshop Pendidikan Matematika 2. Semarang: Jurusan Matematika UNNES.


(46)

86

Joyce, B, Weil, M. & C. (2000). Model of Teaching. 6th Edition. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Marzano, R. J., et.al. (1994). Asesing Student Autcome: Performance Assessment Using the Dimensions of Learning Model. Pittsbrugh: ASCD.

Meltzer, D.E. (2002). The Relationship Between Mathemathics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores. Journal of am J Phys. 70 (12).1260.

Miller, G.Y. (2005). Living in the Environment, Principles, Connection and Solution. 9th Edition. California: Wadsworth Publishing Company.

Munandar. S.C.U. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.

Jakarta: Gramedia.

Nur, M. (2001). Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: Pusat Studi Matematika dan IPA UNESA.

Nurgana, E. (1993). Statistika Penelitian. Bandung: CV Permadi Bandung.

Rudi, P. (2007). Freedom of Action dalam proses Belajar Biologi. Jurnal Ilmiah Sagasitas Edisi 8. Yogyakarta: Dinas Pendidikan Yogyakarta.

Russefendi, E.T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press

Rustaman, N., H. Firman dan Andrian. (1992). Pengembangan dan Validasi Alat Ukur Keterampilan Proses Sains pada Pendidikan Dasar 9 Tahun sebagai Persiapan Pelaksanaan Kurikulum. Laporan Penelitian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan FPMIPA IKIP. Tidak diterbitkan

---. (1995). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

---. (1999) Bagaimana Membuat Lembar Kerja. Jakarta: Pusat Pengembangan Kurikulum dan saran Pendidikan Balitbang Dikbud. Roswita, W. (2005). Pengaruh pemberian Tugas secara Individu dan Kelompok

Melalui Lembar Kerja terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Lingkungan dan Pencemaran di SMA. Bandung: Tesis UPI.

Slameto, (1995). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(47)

87

Stiggin, R. G. (1994). Student Centered Classroom Assessment. New York: McMillan College Pub.Co

Sudjana, (2000). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sumarni. (2006). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA. Bandung: Tesis UPI.

Surachman. (1998). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta. Diktat. Jurdik Biologi FPMIPA IKIP Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Surtikanti, H. K. (2003). Modul Biologi Lingkungan. Panduan untuk Mahasiswa Program Pasca sarjana UPI. Tidak Diterbitkan.

---. (2008). Biologi Lingkungan. Panduan untuk Mahasiswa Program Pasca sarjana UPI. Tidak Diterbitkan.

Suroso, AY. (2006). Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai. Bandung: Mughni Sejahtera.

Suyitno, A, dkk. (1997). Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika. Semarang: FMIPA Unnes.

Wertheim, F.S & Craker, L.E. (1987). Acid Rain and Pollen Germination in Corn.

Environmental Pollution 48, p 165-172

Wiersma, W. (1994). Research Methods In Education. Massachusetts: A Simon and Schuster Company.


(1)

82

penggunaan LKS, sehingga memerlukan waktu yang agak lama dalam mengorganisasikan siswa untuk belajar.

5. Guru memberi tanggapan positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan LKS terbuka pada materi pencemaran lingkungan karena mempermudah guru untuk menjelaskan suatu materi kepada siswa, dan memicu rasa penasaran siswa sehingga membuat siswa lebih tertarik dan termotivasi dalam mempelajari materi dan bersemangat dalam belajar. 6. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran dengan

menggunakan LKS terbuka untuk materi pencemaran lingkungan, karena memberikan kesempatan belajar yang lebih luas, lebih mudah untuk menemukan konsep-konsep biologi dan meningkatkan minat dan motivasi belajar.

B. Saran

Berdasarkan temuan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan maka penulis menyarankan:

1. Kepada Guru

a. Pembelajaran dengan menggunakan LKS terbuka ini masih sangat jarang dilakukan oleh guru dan siswa, mengingat butuh waktu yang cukup lama dan kreatifitas yang lebih dari guru. Untuk itu diharapkan kepada guru lebih kreatif untuk menciptakan sesuatu yang baru, sehingga dalam proses pembelajaran siswa dapat ikut aktif belajar tanpa harus kita jejali dengan materi. Karena kemungkinan semakin


(2)

83

banyak variasi media atau metode dan model dalam kegiatan belajar mengajar maka akan semakin menarik minat dan motivasi belajar siswa.

b. Guru sebaiknya menciptakan suasana belajar yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan dan menemukan gagasan-gagasan dalam bahasa dan cara mereka sendiri, sehingga dalam belajar siswa menjadi lebih berani berargumentasi, lebih percaya diri dan lebih kreatif. Gurupun dapat belajar dari beragam gagasan-gagasan dan argumen yang siswa hadirkan sekalipun gagasan tersebut masih terlalu jauh untuk dijadikan suatu konsep, sehingga diharapkan dengan demikian siswa dapat mengetahui dan memamahami suatu konsep atau prinsip-prinsip dalam biologi tanpa harus dijejali terlebih dahulu oleh guru. Dengan demikian guru dan siswa dapat saling bekerja sama dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif.

2. Kepada Lembaga yang Terkait

Pembelajaran dengan menggunakan LKS terbuka masih sangat asing baik bagi guru maupun siswa, oleh karenanya perlu disosialisasikan oleh sekolah dalam hal perencanaan dan pembuatan LKS tersebut dan dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa, khususnya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep, KPS dan berpikir kreatif siswa.


(3)

84

3. Kepada Peneliti yang Berminat

Perlu dikembangkan lagi berbagai variasi bentuk LKS untuk kompetensi dasar lainnya atau untuk materi lain dalam mata pelajaran biologi atau pada mata pelajaran lain.


(4)

85

85

DAFTAR PUSTAKA

Alfred T. C. (1973). Science Teaching in The Secondary School. Boston: Allyn and Bacon.

Alinawati. (2004). Peningkatan Mutu Pembelajaran Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran Melalui media Lembaran Kerja Mahasiswa. Bandung: Tesis. UPI

Anderson, L. W., et.al. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing; A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. NY: Addison Wesley Longman Inc.

Arikunto, S. (1987). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. ---(2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

---(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Boediono & Coster, W. (2004). Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas; Sederhana, Lugas dan Mudah Dimengerti. Bandung: Remaja Rosdakarya. Carin, A. A.& Robert S. (1985). Teaching Science Through Discovery 5th ed.

Colombus: Charles Merril Pubi. Co.

Dahar. R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas, (2003), Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Biologi. Jakarta, Depdiknas.

Emiliani. (2000). Peningkatan Pemahaman dan Aplikasi Siswa Tentang Konsep Keanekaragaman Hayati Melalui lembaran Kerja Rumah di Madrasah Aliyah. Bandung: Tesis PPS-UPI.

Fraenkel, J. R. dan Wallen, N. E. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education, 2nd ed. New York: Mc Graw Hill.

---.(2006). How to Design and Evaluate Research in Education. London: Mc. Graw Hill, Inc.

Hidayah, I, dkk. (2007). Workshop Pendidikan Matematika 2. Semarang: Jurusan Matematika UNNES.


(5)

86

Joyce, B, Weil, M. & C. (2000). Model of Teaching. 6th Edition. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Marzano, R. J., et.al. (1994). Asesing Student Autcome: Performance Assessment Using the Dimensions of Learning Model. Pittsbrugh: ASCD.

Meltzer, D.E. (2002). The Relationship Between Mathemathics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores. Journal of am J Phys. 70 (12).1260.

Miller, G.Y. (2005). Living in the Environment, Principles, Connection and Solution. 9th Edition. California: Wadsworth Publishing Company.

Munandar. S.C.U. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia.

Nur, M. (2001). Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: Pusat Studi Matematika dan IPA UNESA.

Nurgana, E. (1993). Statistika Penelitian. Bandung: CV Permadi Bandung.

Rudi, P. (2007). Freedom of Action dalam proses Belajar Biologi. Jurnal Ilmiah Sagasitas Edisi 8. Yogyakarta: Dinas Pendidikan Yogyakarta.

Russefendi, E.T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press

Rustaman, N., H. Firman dan Andrian. (1992). Pengembangan dan Validasi Alat Ukur Keterampilan Proses Sains pada Pendidikan Dasar 9 Tahun sebagai Persiapan Pelaksanaan Kurikulum. Laporan Penelitian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan FPMIPA IKIP. Tidak diterbitkan

---. (1995). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

---. (1999) Bagaimana Membuat Lembar Kerja. Jakarta: Pusat Pengembangan Kurikulum dan saran Pendidikan Balitbang Dikbud. Roswita, W. (2005). Pengaruh pemberian Tugas secara Individu dan Kelompok

Melalui Lembar Kerja terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Lingkungan dan Pencemaran di SMA. Bandung: Tesis UPI.

Slameto, (1995). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(6)

87

Stiggin, R. G. (1994). Student Centered Classroom Assessment. New York: McMillan College Pub.Co

Sudjana, (2000). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sumarni. (2006). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA. Bandung: Tesis UPI.

Surachman. (1998). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta. Diktat. Jurdik Biologi FPMIPA IKIP Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Surtikanti, H. K. (2003). Modul Biologi Lingkungan. Panduan untuk Mahasiswa Program Pasca sarjana UPI. Tidak Diterbitkan.

---. (2008). Biologi Lingkungan. Panduan untuk Mahasiswa Program Pasca sarjana UPI. Tidak Diterbitkan.

Suroso, AY. (2006). Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai. Bandung: Mughni Sejahtera.

Suyitno, A, dkk. (1997). Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika. Semarang: FMIPA Unnes.

Wertheim, F.S & Craker, L.E. (1987). Acid Rain and Pollen Germination in Corn. Environmental Pollution 48, p 165-172

Wiersma, W. (1994). Research Methods In Education. Massachusetts: A Simon and Schuster Company.