PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA.
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA
PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI
CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh
FATIA INDRIATI 0905878
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA
PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN
MELALUI
CONNECTED TEACHING
BERBANTUAN
MULTIMEDIA
Oleh Fatia Indriati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Fatia Indriati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
FATIA INDRIATI
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING
BERBANTUAN MULTIMEDIA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr.rer.nat. Adi Rahmat, M.Si NIP. 196512301992021001
Pembimbing II
Dr. Hj. Any Fitriani, M.Si NIP. 196502021991032001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
Dr. Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002
(4)
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vi PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP
BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
ABSTRAK
Pembelajaran mengenai konsep bioteknologi, khususnya aplikasi bioteknologi modern di sekolah menengah atas dewasa ini masih banyak terkendala oleh rendahnya inovasi pembelajaran. Banyak guru yang sekedar menggunakan metode ceramah, penugasan membaca dan merangkum untuk membelajarkan topik bioteknologi kepada siswa. Padahal sebagai suatu disiplin ilmu yang aplikatif, analitis dan integratif, bioteknologi seyogyanya dipelajari dengan menggunakan strategi yang tepat. Penelitian ini merupakan salah satu upaya optimalisasi pembelajaran bioteknologi modern, dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan analisis sebagai salah satu jenjang kognitif yang relevan dengan karakteristik bioteknologi, setelah siswa diberi pembelajaran menggunakan strategi connected teaching berbantuan multimedia yang menghubungkan konsep bioteknologi modern, subkonsep kloning sel hewan dengan konsep biologi sel, embriologi hewan, genetika dan hereditas. Metode yang digunakan adalah weak experiment, dengan desain penelitian The One Group Pretest-Posttest Design. Instrumen yang digunakan berupa soal-soal pilihan ganda beralasan yang seluruhnya berjenjang kognitif C4 (analisis) dan dengan level analisis yang berbeda-beda. Subjek penelitian terdiri dari 28 siswa kelas XII IPA semester 2 di SMAN 1 Cisarua. Taraf peningkatan kemampuan analisis diukur dengan N-gain. Rata-rata N-gain secara keseluruhan adalah 0,45 yang termasuk kategori cukup. Jumlah siswa yang memenuhi kriteria N-gain yang diharapkan sebanyak 71,43%. Adapun rata-rata N-Gain pada kemampuan analisis elemen, analisis hubungan dan analisis organisasi prinsip secara berturut-turut sebesar 0,28, 0,20 dan 0,52, dengan rata-rata jumlah siswa yang meraih N-gain yang diharapkan sebanyak 59,52%, 37,5%, dan 72,62%. Perbedaan ini dipengaruhi oleh ketepatan strategi connected teaching dan multimedia bagi tiap level analisisnya.
Kata Kunci : kemampuan analisis, bioteknologi modern, connected teaching, multimedia.
(5)
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vii IMPROVEMENT OF STUDENTS ANALYTICAL SKILL IN MODERN BIOTECHNOLOGY CONCEPTS THROUGH CONNECTED TEACHING
ASSISTED MULTIMEDIA
ABSTRACT
Learning about biotechnology, particularly modern biotechnology application in high school today is still a lot of learning constrained by low innovation. A lot of teachers simply using lectures, reading assignments and summarizing the topics to teach biotechnology concepts. In fact, as a discipline that applicative, analytical and integrative, biotechnology should be studied using appropriate strategy. This study is an effort to optimize in learning modern biotechnology, with the aim to determine the improvement of analytical skills as one of the cognitive level that are relevant with biotechnology characteristics, after the students are given learning with connected teaching strategy assisted multimedia. This Learning strategy linked modern biotechnology concepts, animal cells cloning sub concept with cell biology, animal embryology, genetics and heredity. The method used is weak experiment, with one group pretest-posttest design. The instrument used in the form of multiple choice questions tiered cognitive wholly unwarranted C4 (analysis) and with different levels of analysis. Research subjects consisted of 28 students in twelve grade of SMAN 1 Cisarua science program. The extent of the increase analytical skills measured by N-gain. The Average N-gain overall was 0,45 which includes enough categories. Percentage of students who got the criteria for expected N-gain as much as 71,43%. The average N-gain in the ability of element analysis, linkage analysis and analysis of organizational principles respectively of 0,28, 0,20 and 0,52, with the average number of students who achieve the expected N-gain are 59,52%, 37,5%, and 72,62%. This difference is influenced by the accuracy of connected teaching strategy and multimedia for each analysis level.
Keyword: analytical skill, connected teaching, multimedia, modern biotechnology.
(6)
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN i
HALAMAN HAK CIPTA ii
PERNYATAAN iii
KATA PENGANTAR iv
UCAPAN TERIMA KASIH v
ABSTRAK vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian 1 1.2Identifikasi dan Perumusan Masalah 6
1.3Tujuan Penelitian 7
1.4Manfaat Penelitian 8
BAB II. PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
2.1 Peningkatan Kemampuan Analisis Siswa 9 2.2 Konsep Bioteknologi Modern 13
2.2.1 Kloning Sel Hewan 17 2.3 Strategi Connected Teaching 25 2.4 Multimedia Pembelajaran 27
(7)
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ix
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 31 3.2 Desain Penelitian 31
3.3 Metode Penelitian 32
3.4 Definisi Operasional 32 3.5 Prosedur Penelitian 34 3.6 Instrumen Penelitian 39 3.7 Proses Pengembangan Instrumen 41 3.8 Teknik Pengumpulan Data 47
3.9 Analisi Data 47
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Kemampuan Analisis Siswa Sebelum Pembelajaran dengan Menggunakan Connected Teaching Berbantuan Multimedia 4.2Kemampuan Analisis Siswa Setelah Pembelajaran dengan
Menggunakan Connected Teaching Berbantuan Multimedia
4.3Peningkatan Kemampuan Analisis Siswa 59 4.3.1 Peningkatan Kemampuan Analisis Siswa Pada Level Analisis
Elemen 65
4.3.2 Peningkatan Kemampuan Analisis Siswa Pada Level Analisis
Hubungan 71
4.3.3 Peningkatan Kemampuan Analisis Siswa Pada Level Analisis Organisasi Prinsip 75
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan 80
5.2 Rekomendasi 81
DAFTAR PUSTAKA 83
LAMPIRAN 87
52
(8)
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
x
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1. Kompetensi yang Diperlukan Untuk Mempelajari Konsep Kloning Sel
Hewan Secara Analitis dan Terkoneksi... 38
3.2. Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest ... 40
3.3. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal... 42
3.4. Hasil Uji Taraf Kesukaran Butir Soal ... 42
3.5. Klasifikasi Daya Pembeda Butir Soal ... 43
3.6. Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal ... 44
3.7. Klasifikasi Validitas Butir Soal ... 44
3.8. Hasil Uji Validitas Butir Soal ... 45
3.9. Klasifikasi Reliabilitas Soal ... 45
3.10. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 46
3.11. Klasifikasi Nilai N-Gain ... 49
3.12. Kategorisasi Peningkatan Kemampuan Analisis Siswa ... 51
4.1. Kemampuan Analisis Siswa Sebelum Proses Pembelajaran ... 52
4.2. Kategorisasi Nilai Pretest Siswa ... 53
4.3. Nilai Rata-rata Pretest Siswa Pada Tiap Level Analisis Soal ... 54
4.4. Kemampuan Analisis Siswa Setelah Proses Pembelajaran ... 55
4.5. Kategorisasi Nilai Posttest Siswa... 55
4.6. Nilai Rata-rata Posttest Siswa Pada Tiap Level Analisis Soal ... 58
4.7. Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest Siswa ... 60
4.8. Presentase Jumlah Siswa Dengan Kategori N-Gain Tertentu ... 61
4.9. N-Gain Rata-rata Siswa Perlevel Analisis Soal ... 63
4.10. Hasil Uji Normalitas N-Gain Untuk Tiap Level Analisis Soal ... 63
4.11. Hasil Uji-t Satu Sampel Terhadap Rata-rata N-Gain Perlevel Analisis Soal ... 64
4.12. Ketepatan Strategi Pembelajaran Bagi Peningkatan Kemampuan Analisis Elemen Siswa ... 66
(9)
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
xi 4.13. Ketepatan Strategi Pembelajaran Bagi Peningkatan Kemampuan
Analisis Hubungan Siswa ... 72 4.14. Ketepatan Strategi Pembelajaran Bagi Peningkatan Kemampuan
(10)
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1. Bagan Hubungan Antar Faktor yang Mempengaruhi Fenotip Individu dan Biosfer ... 18 2.2. Proses Kloning Sel Hewan yang Menghasilkan Domba Dolly ... 21 3.1. Diagram Alur Proses Pembelajaran ... 37 4.1. Grafik Perbandingan Pencapaian Nilai Siswa Sebelum dan Setelah
Proses Pembelajaran ... 56 4.2. Grafik Perbandingan Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest Perlevel
Analisis Soal ... 59 4.3. Presentase Jumlah Siswa yang Meraih N-Gain yang Diharapkan ... 62 4.4. Jumlah Rata-rata Siswa yang Meraih N-Gain dengan Kategori
Tertentu pada Tiap Level Analisis Soal ... 62 4.5. Presentase Jumlah Siswa yang Memperoleh N-Gain dengan Kategori
Tertentu Pada Tiap Soal Berlevel Analisis Elemen ... 65 4.6. Contoh Jawaban Posttest Siswa pada Soal Nomor 1 ... 68 4.7. Contoh Jawaban Posttest Siswa pada Soal Nomor 4 ... 69 4.8. Presentase Jumlah Siswa Berdasarkan Perolehan N-Gain pada
Soal-soal Berlevel Analisis Hubungan ... 71 4.9. Contoh Jawaban Posttest Siswa pada Soal Nomor 6 ... 73 4.10. Contoh Jawaban Posttest Siswa pada Soal Nomor 7 ... 74 4.11. Presentase Jumlah Siswa yang Meraih N-Gain dengan Kategori
Tertentu Pada Soal-soal Berlevel Analisis Organisasi Prinsip ... 76 4.12. Contoh Jawaban Posttest Siswa pada Soal Nomor 2 ... 78
(11)
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
A. Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 87
B. Rekapitulasi Data Uji Statistik ... 97
C. Rekapituasi Data Uji Coba Instrumen... 101
D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 104
E. Instrumen Penelitian (Soal Pretest/ Posttest) ... 124
F. Gambar Tampilan Multimedia Pembelajaran ... 135
G. Surat Perijinan Penelitian ... 154
H. Dokumentasi Penelitian ... 157
I. Riwayat Hidup Penulis ... 160
(12)
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Bioteknologi sebagai teknik manipulasi organisme atau komponen organisme untuk melakukan tugas-tugas praktis atau menghasilkan produk yang bermanfaat (Campbell et al. 2002), merupakan bidang yang dewasa ini banyak dipelajari oleh berbagai kalangan. Penelitian-penelitian di bidang bioteknologi telah banyak dilakukan dan menghasilkan produk-produk yang bermanfaat bagi kehidupan banyak orang. Teknik kloning, stem cell (sel punca), protein sel tunggal, kultur jaringan, produksi antibiotik, antibodi monoklonal, bioremediasi, hingga rekayasa genetik merupakan beberapa contoh produk bioteknologi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang kompleks dan menantang, secara inovatif. Bioteknologi memang topik ilmiah yang penting. Dalam beberapa tahun mutakhir ia telah merangsang transformasi banyak hal dalam industri kimia, pertanian dan kedokteran (Marx, 1991).
Bioteknologi sebagai ilmu terapan, memang memiliki ciri khas, yakni adanya pemanfaatan proses-proses biologis untuk menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Proses-proses biologis tersebut terutama merupakan proses metabolisme tingkat sel dan jaringan. Sehingga untuk memanfaatkan bioteknologi dan memahami bioteknologi sebagai suatu proses, diperlukan pemahaman yang kuat, menyeluruh dan komprehensif mengenai ilmu, prinsip dan teknik-teknik dasarnya. Menurut Rahmat (2011) sebagai ilmu terapan, bioteknologi didasari oleh berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti genetika, biologi molekuler, mikrobiologi, biokimia, teknik laboratorium, fisika, teknik informatika, hingga teknik kimia. Sehingga memahami bioteknologi berarti memahami berbagai ilmu tersebut.
Bioteknologi sebagai ilmu terapan, selain dijadikan sebagai objek penelitian dewasa ini dijadikan pula sebagai objek industri dan produksi (Suharto,
(13)
2
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1995). Produk-produknya telah banyak diujicobakan dan digunakan di berbagai bidang industri. Contohnya industri pertanian yang telah banyak menggunakan tumbuhan transgenik, kultur jaringan dan hibridisasi sebagai upaya peningkatan kualitas dan kuantitas hasil panen, industri pangan yang banyak menggunakan teknik fermentasi dan rekayasa jalur metabolisme untuk menghasilkan berbagai bahan makanan yang bernilai tinggi, serta industri kesehatan yang telah menggunakan antibodi monoklonal, stem cell dan terapi gen sebagai upaya penyembuhan secara tuntas dan berkelanjutan bagi pasien. Pemanfaatan bioteknologi di berbagai bidang secara luas tersebut, membuat para peneliti memprediksi bahwa bioteknologi akan menjadi salah satu bidang sains terapan yang memiliki peranan yang sangat penting di abad ke 21 (Grillo, 2007). Bahkan Massachusetts Biology Education Foundation di Amerika Serikat pun memperkirakan akan dibukanya 8500 bidang pekerjaan baru yang berhubungan dengan bioteknologi di tahun 2014 di berbagai sektor.
Di bidang pendidikan di Indonesia, melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bioteknologi telah secara khusus diperkenalkan kepada para
siswa di kelas XII IPA melalui standar kompetensi yang berbunyi “memahami
prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta implikasinya pada salingtemas” (BSNP, 2006). Melalui standar kompetensi tersebut diharapkan para siswa dapat memahami hakikat bioteknogi, prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta peranan dan implikasinya dalam bidang sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat. Para siswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami bahwa bioteknologi merupakan cabang dari biologi yang aplikatif dan memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia.
Kendati telah ada standar kompetensi khusus bagi siswa SMA untuk mempelajari bioteknologi, namun implementasi di lapangan masih banyak terkendala oleh rendahnya inovasi pembelajaran. Menurut Rustaman (2007) selama ini kebanyakan guru membelajarkan topik bioteknologi hanya dengan metoda ceramah, penugasan membaca dan merangkum suatu bahan bacaan yang terkait dengan materi tersebut. Banyak guru yang mengajar di kelas XII yang belum memahami secara mendalam dasar-dasar pengetahuan yang dibutuhkan
(14)
3
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
untuk menjelaskan materi bioteknologi sekaligus menemukan cara pembelajaran yang tepat (Purwianingsih et al. 2009). Mereka pun mengaku kesulitan memperoleh sumber bahan ajar yang memadai, terutama bahan ajar bersifat up to date, serta terkendala kemampuan bahasa Inggris, sebagai bekal mempelajari sumber-sumber bahan ajar bioteknologi. Padahal bioteknologi sebagai ilmu terapan yang sistematis, seyogyanya dipelajari dengan menggunakan strategi, metode, pendekatan dan media yang tepat agar efektivitas pembelajaran tercapai.
Menurut Purwianingsih et al. (2009) Sebagai suatu ilmu, bioteknologi mempunyai beberapa karakteristik khusus, diantaranya merupakan ilmu yang bersifat multidisipliner, lebih banyak bersifat aplikatif sehingga membutuhkan penguasaan konsep-konsep dasar yang cukup, banyak menimbulkan kontroversi (terutama produk-produk bioteknologi yang bersifat transgenik) serta berkembang sangat pesat karena manfaatnya bersentuhan langsung dengan peningkatan taraf hidup manusia. Hal ini mengindikasikan bahwa untuk membelajarkan materi bioteknologi kepada siswa, tidak hanya cukup sebatas hafalan ataupun pemahaman saja. Perlu diraih jenjang kognitif yang lebih tinggi yang dapat membuat siswa benar-benar memahami hakikat bioteknologi sebagai ilmu, sebagai proses maupun sebagai produk. Jenjang kognitif yang idealnya perlu dicapai sebagai hasil belajar, minimal adalah kemampuan analisis sesuai dengan karakteristik bioteknologi yang dilandasi oleh berbagai ilmu dan metode di dalamnya, sehingga pemahaman siswa dapat lebih sistematis dan saling terhubung. Jika kemampuan analisis telah dikuasai, maka kemampuan selanjutnya yang perlu dikuasai siswa adalah kemampuan untuk mengevaluasi, sehingga siswa dapat menentukan apakah bioteknologi yang digunakan tepat atau tidak. Hal ini dilakukan guna meminimalisir dampak negatif yang muncul. Dan pada akhirnya, kemampuan kognitif tertinggi yang dapat dicapai oleh siswa pada materi bioteknologi adalah kemampuan merancang produksi bahan atau zat hasil bioteknologi yang bermanfaat bagi kehidupan.
Untuk mencapai hasil belajar dengan jenjang-jenjang kognitif yang tinggi tersebut, guru sebagai perencana, pelaksana dan pengevaluasi kegiatan pembelajaran tentunya perlu merancang kegiatan pembelajaran yang tepat dan
(15)
4
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sesuai, sehingga dapat mendorong siswa meraih hasil yang diharapkan. Untuk meraih kemampuan analisis, guru perlu merancang kegiatan pembelajaran yang dapat memicu siswa untuk memahami komponen-komponen bioteknologi yang digunakan beserta peranan dan hubungannya masing-masing, sehingga pemahaman yang terbentuk bersifat kompleks, mendalam dan sistematis. Adapun untuk meningkatkan kemampuan evaluasi, maka guru perlu merancang suatu pembelajaran yang berbasis masalah atau tantangan, sehingga dapat memacu siswa untuk memberikan penilaian terhadap suatu aksi atau penerapan bioteknologi berdasarkan hasil analisis yang ia lakukan. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara peningkatan penguasaan dan sikap serta persepsi positif siswa terhadap bioteknologi (Sohan, 2003; Dawson & Schibeci, 2003; Bal et al. 2007; dalam Purwianingsih et al. 2009). Dapat dikatakan bahwa apabila seorang siswa telah menguasai dengan benar dan mampu memutuskan secara kritis tentang bioteknologi, maka mereka akan dapat bersikap secara benar terhadap bioteknologi. Oleh karena itu, kemampuan memahami dan menganalisis konsep bioteknologi haruslah menjadi landasan yang dibekalkan pada siswa.
Kemampuan analisis sebagai modal dasar untuk memahami bioteknologi sebagai suatu ilmu yang dilandasi oleh berbagai ilmu lain, proses yang sistematis dan menghasilkan produk yang bermanfaat, dapat dikembangkan dengan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat. Penelitian terdahulu dengan judul
“Connected Teaching Through Concept Tracing And Questioning Helps Student Toward Better Understanding On Plant Development Concepts” (Rahmat, 2011), menawarkan sebuah solusi bagi pembelajaran mengenai konsep yang bersifat analitis, sistematis dan integratif agar lebih mudah dikuasai. Peneliti menemukan bahwa untuk meningkatkan pemahaman siswa, perlu dilakukan penghubungan antara konsep yang sedang dipelajari dengan konsep-konsep lainnya yang relevan dan melandasinya.
Strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk menghubungkan suatu ilmu atau konsep dengan konsep-konsep dan ilmu lain yang relevan tersebut, adalah strategi connected teaching (Cone et al. 2009). Strategi pembelajaran ini
(16)
5
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada masing-masing ilmu yang diintegrasikan. Dalam strategi connected teaching, keahlian, topik dan konsep yang sesuai dengan kurikulum pembelajaran difokuskan terutama pada pengalaman belajar dan konten-konten dari subjek atau pengetahuan lain digunakan untuk meningkatkan, memperluas atau melengkapi pengalaman belajar siswa (Cone et al. 2009), sehingga hasil belajar lebih optimal.
Connected teaching sebagai sebuah strategi pembelajaran, dalam pelaksanaannya perlu didukung oleh media yang dapat merangsang siswa untuk lebih aktif berfikir dan menganalisis. Sebab dalam connected teaching siswa akan dipancing untuk mengingat kembali konsep-konsep yang telah ia pelajari sebelumnya sebagai dasar untuk membangun pengetahuan baru yang lebih integratif dan bermakna. Diperlukan media pembelajaran yang berperan dalam menghasilkan keseragaman pengamatan siswa terhadap sesuatu, menanamkan konsep dasar yang konkrit dan realistis, membangkitkan motivasi, serta merangsang kegiatan belajar siswa (Rustaman et al. 2005).
Bioteknologi sebagai cabang ilmu biologi yang perlu dipelajari oleh siswa kelas XII SMA, memiliki banyak sekali contoh produk dan aplikasinya di berbagai bidang. Beberapa contoh aplikasi bioteknologi yang sering dimunculkan di buku-buku biologi SMA kelas XII adalah mengenai proses fermentasi, rekayasa genetik, kultur jaringan, antibodi monoklonal, bayi tabung, kloning sel hewan (transfer inti), dan lain-lain. Kloning sel hewan sebagai salah satu contoh aplikasi bioteknologi modern, dapat menjadi salah satu tema yang menarik untuk ditunjukan pada siswa. Tidak hanya sebagai teori, namun juga sebagai sesuatu yang bisa menunjukan bagaimana pengetahuan tentang sel, genetika, hereditas dan sistem reproduksi hewan diterapkan, walaupun bukan untuk dipraktikan secara komersil. Tema tersebut bahkan pernah dijadikan tema salah satu film fiksi ilmiah ternama produksi Hollywood, yakni film Jurassic Park (Solusindo, 2000). Telah diproduksi pula sebuah virtual lab mengenai proses kloning tikus oleh University of Utah, yang secara rinci menunjukan tahap-tahap pengkloningan seekor tikus dengan metode transfer inti sel somatis secara sederhana namun jelas.
(17)
6
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Virtual lab tersebut dapat dijadikan media untuk menunjukan kepada siswa langkah-langkah proses kloning suatu hewan secara lebih jelas dan sistematis.
Adanya berbagai media pembelajaran yang mampu merepresentasikan berbagai proses dalam bioteknologi secara jelas dan sistematis ini, membuat media tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pendukung bagi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi connected teaching. Diharapkan semua ini pada akhirnya dapat menambah ragam inovasi pembelajaran pada konsep bioteknologi.
1.2Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka untuk pembelajaran mengenai bioteknologi khususnya contoh-contoh aplikasi bioteknologi, diperlukan strategi dan media yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan lebih efektif, integratif dan bermakna.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah strategi connected teaching, yang mana strategi ini berperan menghubungkan pengetahuan mengenai suatu konsep dengan konsep-konsep lainnya yang relevan dan mendasar. Media yang dipilih untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran bisa bermacam-macam sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, sehingga dapat digunakan multimedia pembelajaran sebagai solusinya. Adapun kemampuan siswa yang bisa diukur sebagai parameter, beragam. Salah satunya yang cukup relevan dan penting bagi konsep bioteknologi adalah kemampuan analisis, yakni kemampuan untuk menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut (Rustaman et al. 2005). Kemampuan analisis yang diukur dibedakan menjadi 3 level, yakni kemampuan analisis elemen, kemampuan analisis hubungan dan kemampuan analisis organisasi prinsip. Konsep spesifik yang dicoba untuk diangkat dalam penelitian ini adalah konsep kloning sel hewan sebagai salah satu contoh bioteknologi modern yang analitis dan integratif.
Oleh karena itu, maka rumusan masalah yang dimunculkan dalam
(18)
7
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
konsep bioteknologi modern subkonsep kloning sel hewan melalui connected teaching berbantuan multimedia?”. Rumusan masalah tersebut dijabarkan lagi menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian, sebagai berikut:
1) Bagaimanakah peningkatan kemampuan analisis siswa pada level analisis elemen, analisis hubungan dan analisis organisasi prinsip?
2) Bagaimanakah ketepatan strategi connected teaching dan multimedia yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa pada setiap levelnya?
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai peningkatan kemampuan analisis yang dapat dicapai oleh siswa dalam pembelajaran mengenai konsep bioteknologi modern, subkonsep kloning sel hewan melalui strategi connected teaching berbantuan multimedia. Sedangkan tujuan spesifik yang senada dengan pertanyaan penelitian yang diungkapkan adalah:
1) Untuk mengukur peningkatan kemampuan analisis yang dicapai oleh siswa pada level analisis elemen, analisis hubungan dan analisis organisasi prinsip 2) Untuk mengevaluasi ketepatan strategi connected teaching dan multimedia
yang digunakan sebagai pendukung dalam meningkatkan kemampuan analisis siswa pada setiap levelnya
Diharapkan melalui penelitian ini didapatkan referensi ilmiah baru mengenai potensi penggunaan connected teaching berbantuan multimedia dalam aktivitas pembelajaran serta teknik pengimplementasiannya secara tepat, terutama dalam pembelajaran mengenai konsep bioteknologi modern subkonsep kloning sel hewan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang berupa kemampuan analisis.
(19)
8
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1.4Manfaat Penelitian
Penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Analisis Siswa Pada Konsep Bioteknologi Modern Melalui Connected Teaching Berbantuan Multimedia” ini, diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya:
1) Manfaat dari segi teori
Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat menambah referensi mengenai penelitian tentang strategi connected teaching serta penelitian tentang pembelajaran konsep bioteknologi bagi lingkungan akademis Universitas Pendidikan Indonesia khususnya, dan Indonesia umumnya. Agar tema penelitian di bidang pendidikan biologi semakin inovatif dan beragam.
2) Manfaat dari segi kebijakan
Melalui penelitian ini, diharapkan kebijakan untuk meraih kompetensi dasar
“memahami prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta implikasinya pada salingtemas”, dalam pembelajaran bioteknologi oleh guru-guru biologi kelas XII di sekolah dapat dilaksanakan secara lebih tepat, menarik dan inovatif. 3) Manfaat dari segi praktik
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi gambaran dan pertimbangan bagi guru-guru biologi kelas XII di lapangan, bahwa untuk membelajarkan bioteknologi tidak hanya dengan metoda ceramah atau penugasan membaca dan merangkum suatu bahan bacaan terkait dengan materi tersebut saja seperti yang sering dilakukan, namun siswa juga dapat diberikan tantangan untuk menganalisis contoh-contoh bioteknologi modern. 4) Manfaat dari segi isu serta aksi sosial
Manfaat ini diharapkan terutama bagi siswa. Diharapkan siswa dapat lebih mengerti dan memahami prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta potensi pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu diharapkan pula siswa dapat membiasakan berfikir analitis dan integratif.
(20)
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat pengambilan data bagi penelitian ini adalah SMAN 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Subjek penelitian terdiri dari 1 kelas XII IPA semester genap tahun ajaran 2012/2013, yang menaungi 28 orang siswa di dalamnya. Dari keseluruhan jumlah siswa tersebut, siswa laki-laki berjumlah 10 orang siswa sedangkan siswa perempuan berjumlah 18 orang.
Alasan dipilihnya siswa kelas XII IPA semester genap untuk penelitian ini adalah karena siswa-siswi pada tingkat tersebut wajib mempelajari konsep bioteknologi, melalui standar kompetensi yang berbunyi “Memahami prinsip -prinsip dasar bioteknologi serta implikasinya pada salingtemas”. Selain itu, siswa-siswi tersebut juga pernah menempuh standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diperlukan untuk mempelajari konsep bioteknologi modern subkonsep kloning sel hewan secara terkoneksi. Standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut diantara adalah tentang konsep biologi sel, sistem reproduksi hewan (embriologi), hereditas dan genetika.
3.2 Desain Penelitian
Penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Analisis Siswa Pada Konsep Bioteknologi Modern Melalui Connected Teaching Berbantuan Multimedia” ini, dirancang dengan menggunakan desain penelitian The One-Group Pretest-Posttest Design (Suryabrata, 2010).
Pretest Perlakuan Posttest
T1 X T1’
T1 : Nilai pretest siswa di kelas eksperimen (menggunakan connected teaching berbantuan multimedia).
(21)
32
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
X : Pembelajaran mengenai konsep bioteknologi modern subkonsep kloning sel hewan dengan menggunakan connected teaching berbantuan multimedia.
T1’ : Nilai posttest siswa di kelas eksperimen (menggunakan connected teaching berbantuan multimedia)
Peningkatan kemampuan analisis siswa sebagai pengaruh dari penggunaan strategi connected teaching berbantuan multimedia = T1 – T1’. Dengan desain ini maka, penelitian hanya dilakukan pada kelompok sampel yang diberi perlakuan saja. Dengan kata lain, tidak ada kelompok kontrol dalam penelitian ini.
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah weak experiment. Metode penelitian ini dikatakan “weak” karena tidak memiliki kelas kontrol untuk mengetahui validitas internal (Suryabrata, 2010). Dengan metode ini, hasil dari perlakuan terhadap kelas eksperimen dapat langsung dilihat dan dibahas, tanpa membandingkannya dengan kelas kontrol.
Metode weak experiment ini dipilih karena hanya ada satu kelas XII di lokasi penelitian, yang kondusif untuk dijadikan subjek penelitian. Kegiatan pembelajaran untuk kelas XII di lokasi penelitian, lebih difokuskan pada kegiatan pemantapan untuk menghadapi ujian nasional. Oleh karena itu, dalam pemilihan subjek penelitian pun tidak dilakukan secara random.
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional dari variabel-variabel di dalam penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Analisis Siswa pada Konsep Bioteknologi Modern Melalui Connected Teaching Berbantuan Multimedia” ini, dijelaskan sebagai berikut:
1) Peningkatan kemampuan analisis siswa: N-Gain antara nilai pretest dan posttest yang dijaring melalui instrumen pretest-posttest berupa soal-soal pilihan ganda beralasan yang seluruhnya berjenjang kognitif C4 (analisis) menurut taksonomi Bloom revisi (Anderson et al. 2010) dan dengan level
(22)
33
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
analisis yang berbeda-beda. Level analisis yang digunakan terdiri dari level analisis elemen, level analisis hubungan dan level analisis organisasi prinsip. N-Gain diukur secara keseluruhan maupun perlevel analisis.
2) Konsep Bioteknologi Modern: konsep mengenai salah satu contoh bioteknologi modern, yakni proses kloning sel hewan. Kloning sel hewan termasuk bioteknologi modern karena dalam metodenya terdapat rekayasa teknik guna menghasilkan replika genetis, anatomis dan morfologis dari seekor hewan dengan metode transfer inti sel somatis pada sel telur yang telah dihilangkan intinya.
3) Connected Teaching: yaitu suatu strategi pembelajaran yang menghubungkan konsep yang sedang dipelajari dengan konsep-konsep lainnya yang relevan. Langkah pembelajaran yang dilakukan, dimulai dengan penyampaian informasi mengenai proses kloning yang menghasilkan domba Dolly, kemudian dilakukan penghubungan konsep antara kloning sel hewan dengan biologi sel, genetika, sistem reproduksi (embriologi hewan) dan hereditas, terakhir dilakukan pembentukan konsep secara utuh mengenai kloning sel hewan.
4) Multimedia: yang dimaksud multimedia dalam penelitian ini adalah media-media pembelajaran yang terdiri dari slide presentasi (yang telah disiapkan oleh peneliti), virtual lab tentang kloning tikus yang dikembangkan oleh University of Utah, video dokumenter tentang bioteknologi, video animasi tentang perbedaan antara pembelahan mitosis dan meiosis, video animasi tentang proses pengkloningan domba yang menghasilkan domba Dolly, video animasi mengenai proses sintesis protein serta video animasi tentang embriologi manusia, yang digunakan secara terpadu guna mendukung aktivitas connected teaching. Media-media tersebut ada yang sudah dimodifikasi oleh peneliti, yakni dengan disisipkannya beberapa pertanyaan di dalamnya, agar dapat merangsang aktivitas berfikir siswa secara analitis dan terkoneksi dan adapula yang tidak dimodifikasi.
5) Ketepatan media yang digunakan: persentase jumlah siswa yang mampu meraih N-Gain yang melebihi atau sama dengan N-Gain yang diharapkan
(23)
34
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berdasarkan pengaruh multimedia pembelajaran dalam aktivitas connected teaching yang dilaksanakan.
3.5Prosedur Penelitian
Penelitian untuk mengetahui peningkatan kemampuan analisis siswa pada konsep bioteknologi modern subkonsep kloning sel hewan melalui connected teaching berbantuan multimedia ini, dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Persiapan
Dalam kegiatan persiapan dilakukan berbagai hal, antara lain:
a. Identifikasi masalah yang akan diteliti beserta variabel-variabelnya, b. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai
dengan masalah yang diteliti,
c. Penyusunan instrumen penelitian berupa soal pretest-posttest yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus pada RPP,
d. Judgement instrumen penelitian dan RPP yang telah dibuat kepada dosen pembimbing,
e. Uji coba instrumen dan RPP di kelas uji coba, yakni 1 kelas XII IPA yang lain di lokasi penelitian,
f. Evaluasi dan revisi RPP serta instrumen bersama dosen pembimbing berdasarkan hasil uji coba di kelas uji coba,
g. Persiapan pelaksanaan RPP dan penggunaan instrumen di kelas eksperimen yang menjadi subjek penelitian.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil evaluasi dan revisi RPP serta instrumen penelitian yang telah dilakukan pada tahap persiapan, maka tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dan dengan urutan sebagai berikut:
a. Pertemuan I
1) Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, siswa diminta untuk mengisi soal pretest.
(24)
35
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Kegiatan pembelajaran dimulai dengan apersepsi untuk menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi belajar pada siswa, menggali pengetahuan awal siswa dan mengaitkan konsep yang akan diajarkan dengan konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Pada kegiatan ini juga disajikan informasi mengenai proses kloning yang menghasilkan domba Dolly.
3) Siswa duduk berpasangan dengan temannya guna mendiskusikan jawaban-jawaban pertanyaan yang akan diberikan oleh guru mengenai aspek-aspek yang berhubungan dengan kloning sel hewan. sistem diskusi ini sama dengan metode Think pair Share. Tak lupa tiap pasangan siswa diberi selembar kertas untuk menuliskan jawaban dari pertanyaan yang akan diberikan oleh guru.
4) Pada kegiatan inti, guru pertama-tama menampilkan virtual lab mengenai proses kloning sel hewan dengan metode transfer inti sel. Guru mengulangi tayangan tersebut sekali lagi, kemudian memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa seputar metode yang ditunjukkan dalam virtual lab tersebut yang berkaitan dengan konsep biologi yang lain, seperti biologi sel, sistem reproduksi (embriologi hewan), genetika dan hereditas.
5) Siswa mengisi jawaban secara berpasangan pada lembar yang bertuliskan “jawaban sebelum diskusi”. Jawaban tersebut akan dibahas pada pertemuan selanjutnya melalui diskusi kelas.
Total multimedia yang digunakan dalam pembelajaran yaitu sebanyak 7 buah, yang terdiri dari 1 virtual lab sebagai multimedia pembelajaran yang utama, 5 video animasi serta 1 slide presentasi sebagai multimedia pendukung. Pada pertemuan I hanya ditayangkan virtual lab, slide presentasi dan dua video animasi saja, yakni animasi tentang refleksi pemanfaatan bioteknologi di berbagai bidang dewasa ini serta video animasi mengenai proses kloning sel hewan yang menghasilkan domba Dolly. Sisanya ditayangkan pada pertemuan II.
(25)
36
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Pertemuan II
1) Kegiatan pembelajaran pada pertemuan II juga diawali dengan apersepsi untuk menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi belajar pada siswa dan mengaitkan konsep yang akan diajarkan dengan konsep yang telah dipelajari sebelumnya.
2) Siswa kembali duduk bersama rekan diskusinya seperti pada pertemuan pertama. Lalu guru memberikan kertas jawaban mereka masing-masing untuk diisi kembali oleh jawaban yang benar hasil diskusi kelas.
3) Guru menampilkan kembali tayang virtual lab tentang proses kloning seekor tikus beserta pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mengenai hal tersebut seperti pada pertemuan pertama.
4) Pada kegiatan inti, siswa diajak untuk melakukan diskusi kelas guna membahas jawaban yang benar dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan oleh guru mengenai aspek-aspek yang berhubungan dengan proses kloning sel hewan. Siswa kemudian menuliskan jawaban yang benar di lembar bertajuk “Jawaban Setelah diskusi”.
5) Guru membantu memperjelas konsep dengan menampilkan multimedia-mutimedia pendukung, agar siswa dapat berpikir secara analitis dan terkoneksi.
6) Setelah diskusi kelas selesai, siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan konsep yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran secara keseluruhan dari pertemuan I hingga pertemuan II.
7) Terakhir, siswa diminta untuk mengisi soal posttest sebagai evaluasi kegiatan pembelajaran.
Secara singkat, langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang telah diuraikan diatas, dapat dilihat pada diagram alur berikut ini.
(26)
37
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(Sumber : dokumentasi pribadi)
Gambar 3.1
Diagram Alur Proses Pembelajaran
Pembelajaran yang menghubungkan konsep kloning sel hewan dengan cabang ilmu biologi lain yang relevan ini, pada subjek penelitian yang merupakan siswa-siswi kelas XII IPA semester genap, dilakukan berdasarkan pengalaman siswa-siswi tersebut dalam menempuh berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar mengenai konsep biologi sel, sistem reproduksi (embriologi hewan), genetika dan hereditas. Sehingga diharapkan pengalaman tersebut dapat menjadi modal dasar dalam menempuh pembelajaran yang analitis dan terkoneksi
Siswa mengisi pretest
Kegiatan apersepsi
Siswa duduk dengan pasangan diskusi
Setiap pasangan diskusi diberi lembar jawab Siswa menyimak
virtual lab tentang kloning sel hewan Siswa diberi
pertanyaan seputar aspek-aspek kloning sel hewan
Siswa mendiskusikan
dan mengisi jawaban
Siswa melakukan diskusi kelas untuk
meluruskan jawaban
Siswa menyimpulkan konsep
Siswa mengisi posttest
Guru membantu dengan menayangkan
multimedia pendukung
(27)
38
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tentang kloning sel hewan ini. Kompetensi-kompetensi dasar yang dimaksud, diuraikan dalam Tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1
Kompetensi yang Diperlukan Untuk Mempelajari Konsep Kloning Sel Hewan Secara Analitis dan Terkoneksi
No. Standar Kompetensi Kompetensi dasar
1. Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
Mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
2. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/ penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas
Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI serta kelainan/ penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia 3. Memahami penerapan
konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya pada salingtemas
a. Menjelaskan konsep gen, DNA dan kromosom
b. Menjelaskan hubungan gen (DNA) – RNA – polipeptida dan proses sintesis protein
c. Menjelaskan keterkaitan antara proses pembelahan mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat
d. Menerapkan prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat
4. Memahami prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta implikasinya pada salingtemas
Menjelaskan arti, prinsip dasar, dan jenis-jenis bioteknologi
(28)
39
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang diambil setelah pembelajaran dilakukan, adalah mengolah data yang diperoleh dan menyusun laporan penelitiannya dalam bentuk skripsi sesuai dengan metode pembahasan yang telah dirancang.
3.6Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka disusunlah instrumen penelitian berupa tes tertulis. Tes tertulis ini terdiri dari 8 soal pilihan ganda beralasan yang kesemuanya merupakan merupakan soal berjenjang kognitif C4 (analisis), terkoneksi dengan konsep-konsep biologi lain yang relevan, disesuaikan dengan tujuan pembelajaran khusus yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan memiliki level analisis yang berbeda-beda.
Setiap butir soal dapat dijawab dengan skor maksimal 3 poin. Jika siswa menjawab opsi benar, pernyataan alasannya benar, dan hubungan antar keduanya tepat serta bersifat analitis, maka siswa mendapatkan poin 3. Namun jika opsi benar, pernyataan alasan benar namun tidak tepat (tidak analitis), maka siswa mendapat poin 2. Adapun jika hanya opsinya saja yang benar atau pernyataan alasannya saja yang benar, maka siswa mendapat poin 1. dan jika siswa menjawab salah opsi maupun pernyataan alasannya maka siswa mendapatkan poin nol.
Tes tertulis tersebut diberikan dalam bentuk pretest dan posttest. Pretest digunakan untuk menjaring kemampuan analisis awal siswa, sedangkan posttest digunakan untuk mengukur kemampuan analisis akhir siswa setelah diberi pembelajaran mengenai proses kloning sel hewan dengan menggunakan strategi connected teaching berbantuan multimedia. Penggunaan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda beralasan dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan berfikir pada siswa dalam menjawab soal, mengingat kemampuan analisis (C4) merupakan kemampuan kognitif yang cukup tinggi dan memerlukan pemikiran yang mendalam. Sehingga diharapkan dengan adanya keleluasaan tersebut, kemampuan analisis yang mereka miliki dapat dioptimalkan. Esensi soal pretest sama dengan soal posttest. Kisi-kisi untukt soal pretest dan posttest ditunjukan dalam Tabel 3.2 di bawah ini.
(29)
40
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.2
Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest
Nomor Soal
Konsep yang Dihubungkan Level Analisis Konsep 1 Konsep 2
1 Contoh-contoh bioteknologi
Klasifikasi bioteknologi menjadi bioteknologi modern dan
bioteknologi konvensional
Analisis elemen
2 Hereditas Karakteristik hewan hasil kloning
Analisis organisasi
prinsip 3 Biologi sel Karakteristik sel yang
dibutuhkan untuk proses kloning sel hewan
Analisis elemen
4 Biologi sel Teknik pengkloningan Domba Dolly
Analisis elemen 5 Embriologi
hewan
Teknik implantasi embrio hasil kloning Analisis organisasi prinsip 6 Embriologi hewan
Teknik pemilihan sel telur yang akan digunakan untuk proses kloning
Analisis hubungan
7 Genetika Tahapan proses kloning sel hewan
Analisis hubungan 8 Hereditas Karakteristik hewan hasil
kloning
Analisis organisasi
(30)
41
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.7 Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen yang terdiri dari 8 butir soal diambil dari 10 butir rancangan soal yang terlebih dahulu dikembangkan melalui penyusunan, judgement dan revisi bersama pembimbing. Kesepuluh soal tersebut telah diujicobakan di kelas uji coba, yakni kelas XII IPA yang lain di lokasi penelitian yang sama dan sama-sama sedang mempelajari materi bioteknologi. Instrumen yang digunakan dianalisis tingkat kesukarannya, daya pembedanya, validitas serta reliabilitasnya.
1. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan masalah, sedangkan soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa karena di luar kemampuannya (Arikunto, 2008). Dibutuhkan proporsi yang seimbang antara soal yang sukar, sedang dan mudah.
Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Rumus untuk mencari indeks kesukaran adalah:
(Arikunto, 2008) Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = jumlah skor siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah skor ideal siswa peserta tes pada item tersebut
Nilai Indeks yang diperoleh diinterpretasikan secara lebih spesifik dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.3 berikut:
(31)
42
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.3
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
Nilai TK Kriteria
0,00 TK 0.30 Sukar 0,30 < TK 0,70 Sedang 0,70 < TK 1,00 Mudah
(Arikunto, 2008) Hasil uji taraf kesukaran terhadap instrumen yang telah disusun adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Taraf Kesukaran Butir Soal
Nomor Soal
Taraf Kesukaran
(TK)
Kategori Nomor Soal
Taraf Kesukaran
(TK)
Kategori
1 0,52 Sedang 6 0,25 Sukar 2 0,79 Mudah 7 0,45 Sedang 3 0,35 Sedang 8 0,77 Mudah 4 0,59 Sedang 9 0,44 Sedang 5 0,5 Sedang 10 0,65 Sedang
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa sebagian besar (70%) soal yang diuji, memiliki taraf kesukaran sedang. Fakta ini bersesuaian dengan pendapat Arikunto (2008) bahwa soal-soal yang berjenjang kognitif C4 (analisis) dan C3 (aplikasi), termasuk soal yang tingkat kesukarannya sedang. Sementara itu, Soal-soal berjenjang kognitif C1 (ingatan) dan C2 (pemahaman) termasuk soal yang tingkat kesukarannya rendah, sedangkan soal-soal yang berjenjang kognitif C5 (evaluasi) dan C6 (produksi/ konstruksi) termasuk soal yang tingkat kesukarannya tinggi.
(32)
43
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2008). Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan rumus:
(Arikunto, 2008) Keterangan:
DP = Daya pembeda butir soal
JA = jumlah skor ideal siswa kelompok atas JB = jumlah skor idela siswa kelompok bawah
BA = jumlah skor siswa kelompok atas yang menjawab soal tersebut dengan betul
BB = jumlah skor siswa kelompol bawah yang menjawab soal tersebut dengan betul
Nilai DP yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5
Klasifikasi Daya Pembeda Butir Soal
Nilai DP Kriteria
Negatif Soal dibuang 0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali
(33)
44
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berikut adalah hasil uji daya pembeda terhadap instrumen:
Tabel 3.6
Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal
No. Soal DP Kategori No. Soal DP Kategori
1 0,67 Baik 6 0,12 Jelek 2 0,24 Cukup 7 0,24 Cukup 3 0,12 Jelek 8 0,26 Cukup 4 0,29 Cukup 9 0,40 Cukup 5 0,29 Cukup 10 0,26 Cukup
3. Validitas
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengukur tingkat kevalidan atau kesahihan dari instrumen yang telah dibuat maka dilakukan uji validitas instrumen. Untuk menguji validitas butir soal, digunakan software Anatest V4 sesuai prosedur pengolahan data yang telah diatur di dalamnya.
Pengukuran terhadap validitas butir soal menggunakan software Anates V4 menghasilkan angka-angka koefisien korelasi (rxy) yang dapat diinterpretasikan sesuai Tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7
Klasifikasi Validitas Butir Soal
Nilai rxy Kriteria
0 ≤ rxy ≤ 0,20 Sangat rendah 0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah 0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup 0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi 0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi
(Arikunto, 2008)
Berdasarkan uji validitas instrumen yang telah dilakukan, hasilnya ditunjukkan dalam Tabel 3.8 berikut:
(34)
45
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Butir Soal
Nomor Soal
Validitas (rxy)
Kategori Nomor Soal
Validitas (rxy)
Kategori
1 0,62 Tinggi 6 0,34 Rendah 2 0,49 Cukup 7 0,54 Cukup 3 0,35 Rendah 8 0,76 Tinggi 4 0,36 Rendah 9 0,68 Tinggi 5 0,48 Cukup 10 0,52 Cukup
4. Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan (Arikunto, 2008). Uji reliabilitas dilakukan untuk memperoleh gambaran keajegan suatu instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat memberikan data yang ajeg dan sesuai kenyataan. Reliabilitas soal dapat dicari dengan menggunakan software Anates V4, sesuai prosedur pengolahan data yang telah diatur di dalamnya.
Dari pengukuran reliabilitas instrumen dengan menggunakan software Anates V4, akan didapat nilai koefisien reliabilitas (α), yang dapat diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria berikut:
Tabel 3.9
Klasifikasi Reliabilitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria
1,00 ≥ α > 0,80 Sangat Tinggi 0,80 ≥ α > 0,60 Tinggi 0,60 ≥ α > 0,40 Cukup 0,40 ≥ α > 0,20 Rendah 0,20 ≥ α > 0,00 Sangat Rendah
(35)
46
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hasil uji reliabilitas instrumen dengan menggunakan software Anates V4, menunjukkan nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,80 yang termasuk kategori tinggi.
Hasil uji tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas ini selanjutnya menjadi dasar pertimbangan bagi peneliti untuk memilih ataupun memperbaiki butir soal yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian. Hasil Uji Instrumen secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut:
Tabel 3.10
Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
No. Soal
Tingkat Kesukaran
Daya
Pembeda Validitas Reliabilitas Keputusan
1 Sedang Baik Tinggi
Tinggi
Digunakan 2 Mudah Cukup Cukup Digunakan 3 Sedang Jelek Rendah Dibuang 4 Sedang Cukup Rendah Diperbaiki 5 Sedang Cukup Cukup Digunakan 6 Sukar Jelek Rendah Dibuang 7 Sedang Cukup Cukup Digunakan 8 Mudah Cukup Tinggi Dgunakan 9 Sedang Cukup Tinggi Digunakan 10 Sedang Cukup Cukup Digunakan
Berdasarkan hasil uji instrumen, maka soal yang digunakan adalah soal nomor 1, 2, 5, 7, 8, 9 dan 10 serta soal nomor 4 dengan perbaikan validitasnya terlebih dahulu. Total jumlah soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian adalah 8 butir soal.
(36)
47
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.8 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui proses pembelajaran secara langsung di kelas kepada siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Tahapan pengumpulan data yang dilakukan, adalah sebagai berikut:
1) Memberikan soal pretest pada kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan analisis siswa sebelum proses pembelajaran.
2) Memberikan perlakuan, yakni pembelajaran mengenai konsep kloning sel hewan menggunakan connected teaching berbantuan multimedia kepada kelas eksperimen.
3) Memberikan soal posttest kepada kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan analisis siswa setelah proses pembelajaran.
3.9 Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi data hasil pretest siswa dan data hasil posttest siswa yang dapat menggambarkan kemampuan analisis siswa pada konsep kloning sel hewan yang dihubungkan dengan konsep-konsep biologi lain yang relevan, seperti konsep biologi sel, genetika, hereditas, sistem reproduksi (embriologi hewan) dan konsep dasar bioteknologi. Data yang didapat selanjutnya diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penentuan Skor Pretest dan Posttest
Skor ditentukan berdasarkan metode Rights Only, yakni hanya menghitung jawaban yang bernilai benar saja. Skor pretest dan posttest setiap siswa ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:
S = ∑ R Keterangan:
S: Skor siswa
(37)
48
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Penentuan Nilai Pretest dan Posttest
Penentuan nilai pretest dan posttest didasarkan pada skor yang diperoleh siswa. Rumus untuk mengubah skor total menjadi nilai adalah:
Nilai = Skor yang diperoleh siswa x 100 Skor total (maksimal)
3. Pengelompokan Siswa Berdasarkan Nilai
Oleh karena soal pretest dan posttest yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini seluruhnya berjenjang kemampuan kognitif C4 (analisis), dengan level analisis yang berbeda-beda, maka nilai yang diperoleh tidak bisa dibandingkan dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Tingkat kesulitan soal berjenjang kognitif C4 berbeda dengan soal-soal berjenjang kognitif C1, C2, C3, C5 maupun C6 yang biasa digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa. Untuk mengukur penguasaan konsep siswa atau untuk sebuah tes formatif, jenis-jenis soal yang biasa digunakan adalah soal berjenjang kognitif C1 hingga C6 dengan proporsi yang seimbang.
Kendati demikian, nilai yang diperoleh masing-masing siswa pada pretest atau posttest dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori, yakni nilai pretest/posttest yang tergolong rendah, nilai pretest/ posttest yang tergolong sedang dan nilai pretest/posttest yang tergolong tinggi, berdasarkan rentang nilai tertentu. Proses penentuan patokan bagi masing-masing kategori nilai tersebut adalah, sebagai berikut:
1) Mengurutkan nilai siswa dari yang tertinggi hingga terendah 2) Menentukan rentang antara nilai tertinggi dengan nilai terendah
3) Membagi rentang nilai siswa ke dalam 3 Kelas interval (dengan panjang masing-masing kelas interval sama). Ketiga kelas interval tersebut terdiri dari kelas interval untuk nilai yang tergolong rendah, kelas interval untuk nilai yang tergolong sedang dan kelas interval untuk nilai yang tergolong tinggi.
(38)
49
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4) Mengklasifikasikan nilai masing-masing siswa pada kriteria yang sudah ditentukan.
Dari hasil pengelompokan ini, dapat diketahui presentase jumlah siswa yang tergolong meraih nilai yang rendah, sedang maupun tinggi serta perbedaan presentase tersebut antara hasil pretest dan posttest.
4. Perhitungan N-Gain
Nilai N-Gain dihitung untuk melihat kadar peningkatan kemampuan analisis yang dicapai tiap siswa setelah perlakuan. N-Gain adalah Gain ternormalisasi yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(Hakke dalam Ilmiati, 2010) Keterangan:
: N-Gain
T1 : Nilai/ skor pretest T2 : Nilai/ skor posttest
Is : Nilai/ skor maksimal pretest/posttest
Nilai N-Gain yang diperoleh kemudian dikategorikan berdasarkan kriteria berikut:
Tabel 3.11
Klasifikasi Nilai N-Gain
Nilai N-Gain ( ) Klasifikasi Kategori ≥ 0,7 Tinggi
Diharapkan
Sedang
< 0,3 Rendah Tidak diharapkan
(39)
50
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5. Uji Normalitas N-gain
Uji normalitas N-Gain dilakukan untuk mengetahui apakah data N-gain yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kormogorov-Smirnov, dengan penghitungan melalui program komputer SPSS 16.0. Adapun ketentuannya adalah, jika hasil perhitungan
(sig) lebih besar dari alfa (α) = 0,05 maka data berdistribusi normal. Namun,
jika hasil perhitungan (sig) lebih kecil dari alfa (α) = 0,05 maka data
berdistribusi tidak normal.
Uji normalitas dilakukan terhadap N-Gain keseluruhan, N-gain rata-rata untuk soal berlevel analisis elemen, N-gain rata-rata untuk soal berlevel analisis hubungan dan N-gain rata-rata untuk soal berlevel analisis organisasi prinsip.
6. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas, maka dilakukanlah uji hipotesis terhadap rata-rata N-Gain secara keseluruhan maupun rata-rata N-Gain pada setiap level analisis soal. Uji hipotesis yang digunakan adalah t-test one sampel (uji-t satu sampel) untuk rata-rata tunggal dengan bantuan software SPSS 16.0. Uji ini dipilih karena berdasarkan uji normalitas yang dilakukan sebelumnya, semua data yang diuji berdistribusi normal (Hardjodipuro, 1988).
Hipotesis yang diuji adalah Hipotesis nol (H0) yang berbunyi, “rata -rata N-Gain hitung adalah sama dengan 0,3”. Sedangkan hipotesis tandingannya (H1) berbunyi: “rata-rata N-Gain hitung tidaklah sama dengan 0,3”. Kriteria ujinya adalah tolak H0, jika nilai sig. yang muncul pada output hasil perhitungan SPSS 16.0 lebih kecil dari alfa (α) = 0,05. 7. Menyimpulkan Kategori Peningkatan Kemampuan Analisis Siswa
Peningkatan kemampuan analisis siswa sebagai hasil belajar dalam penelitian ini, dapat dikategorikan berdasarkan jumlah siswa yang meraih N-Gain yang diharapkan. Menurut Suryosubroto (2010), hasil belajar
(40)
51
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
siswa dinyatakan baik apabila sekurang-kurangnya 85% dari seluruh siswa memenuhi kriteria ketuntasan belajar. Namun, jika ketuntasan belajar hanya mencapai 75% (kisaran ¾) dari seluruh siswa, maka hasil belajar dikatakan cukup. Sementara itu, jika ketuntasan yang dicapai kurang dari 60%, maka hasil belajar dinyatakan kurang. Kategorisasi tersebut dapat dijabarkan dalam Tabel 3.12 di bawah ini.
Tabel 3.12
Kategorisasi Peningkatan Kemampuan Analisis Siswa
Kategori Jumlah Siswa yang mencapai N-Gain yang diharapkan (%)
Baik n ≥ 85% Cukup 60% ≤ n < 85% Kurang n < 60% Ket: n = jumlah siswa
(41)
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
80
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data-data hasil penelitian yang telah dibahas pada BAB sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi connected teaching berbantuan multimedia dapat membantu meningkatkan kemampuan analisis siswa pada konsep bioteknologi modern, subkonsep kloning sel hewan. Peningkatan kemampuan analisis ini terlihat dari diperolehnya rata-rata N-Gain siswa secara keseluruhan sebesar 0,45 yang termasuk kategori cukup. Adapun jumlah siswa yang meraih N-Gain yang diharapkan adalah sebanyak 71,43%. Dengan hasil ini, maka kategori peningkatan kemampuan analisis siswa secara keseluruhan sebagai sebuah hasil belajar tergolong cukup.
Adapun jika dilihat dari tiap level kemampuan analisis, maka rata-rata N-Gain tertinggi diperoleh pada level analisis organisasi prinsip, yakni sebesar 0,52. Jumlah siswa yang meraih N-gain dengan kisaran yang diharapkan pada level analisis ini rata-rata sebanyak 72,62%, sehingga kategori peningkatan kemampuan analisisnya tergolong cukup. Tingginya pencapaian ini, disebabkan karena strategi connected teaching berbantuan multimedia yang digunakan mampu memancing sebagian besar siswa untuk memahami alur hubungan antarkonsep secara detail, sederhana, namun sistematis. Sedangkan rata-rata N-Gain yang diperoleh pada level analisis elemen adalah 0,27. Nilai tersebut berada di bawah kisaran N-gain yang diharapkan. Kurang maksimalnya pencapaian ini karena strategi connected teaching berbantuan multimedia yang digunakan kurang bisa memberikan patokan secara jelas dan pasti bagi perbedaan mendasar antar konsep yang dihubungkan untuk memacu peningkatan kemampuan analisis elemen pada sebagian besar siswa. Jumlah siswa yang mampu meraih N-Gain yang diharapkan pada level analisis elemen rata-rata sebanyak 59,52%. Adapun Rata-rata N-Gain siswa pada kemampuan analisis hubungan adalah 0,20. Kurang maksimalnya hasil yang diperoleh ini, disebabkan karena strategi connected teaching berbantuan
(42)
81
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
multimedia yang digunakan kurang bisa menggambarkan secara jelas hubungan antarkonsep yang ditanyakan bagi sebagian besar siswa. Jumlah siswa yang meraih N-Gain yang diharapkan pada kemampuan analisis hubungan ini rata-rata sebanyak 37,5%.
5.2 Rekomendasi
Taraf peningkatan kemampuan analisis yang diperoleh melalui penelitian ini masih memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dan ditingkatkan lagi menjadi lebih optimal. Banyak kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini yang dapat diperbaiki demi optimalisasi penelitian-penelitian pada ranah yang sama selanjutnya.
Untuk itu, maka beberapa saran yang dapat disampaikan guna memperoleh peningkatan kemampuan analisis yang lebih optimal pada pembelajaran atau penelitian dengan menggunakan strategi connected teaching berbantuan multimedia adalah:
1) Bagi para pembuat kebijakan dalam bidang pendidikan dapat mengusulkan penggunaan strategi connected teaching berbantuan multimedia oleh para guru di kelas, khususnya guru biologi yang dilakukan secara sederhana, teratur namun efektif. Sebab strategi tersebut terbukti dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa, yang jelas merupakan kemampuan kognitif tingkat tinggi. Jika guru terbiasa menerapkan strategi tersebut dalam aktivitas pembelajaran, maka untuk mempelajari bioteknologi modern pun akan lebih mudah.
2) Bagi para guru, khususnya guru biologi yang terbiasa melaksanakan pembelajaran di kelas, strategi connected teaching berbantuan multimedia ini dapat menjadi salah satu alternatif strategi pembelajaran yang menarik dan menantang bagi siswa serta dapat membantu meraih kemampuan analisis yang diharapkan. Namun, strategi dan media yang diterapkan harus sesuai dengan level kemampuan analisis yang ingin dicapai, agar pembelajaran berjalan efektif. Berdasarkan penelitian ini, maka kemampuan analisis elemen akan lebih berkembang jika digunakan strategi connected
(43)
82
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
teaching dan multimedia yang mampu memberikan satu patokan pasti kepada siswa mengenai landasan bagi sebuah konsep. Dari patokan tersebut siswa bisa menganalisis sendiri sesuai dengan pengetahuan yang ia miliki. Sedangkan kemampuan analisis hubungan akan lebih berkembang jika strategi connected teaching dan media pembelajaran yang dipilih mampu menggambarkan secara jelas dan lugas hubungan antar konsep yang dikoneksikan, dan bukan media ataupun penyampaian yang terlalu luas atau berbelit-belit. Adapun untuk meningkatkan kemampuan analisis organisasi prinsip siswa strategi connected teaching dan multimedia yang digunakan harus mampu memancing siswa untuk memahami alur dan prinsip hubungan antar konsep secara sederhana namun pasti, logis dan sistematis. 3) Bagi para peneliti selanjutnya yang berminat meneliti permasalahan dengan
tema yang sama, maka metode penelitian yang digunakan dapat dikembangkan menjadi lebih baik, misalnya dengan penggunaan kelas kontrol dalam penelitian agar peningkatan kemampuan siswa dapat dibandingkan dengan kelas kontrol, penggunaan multimedia yang lebih tepat, efektif, kreatif dan inovatif agar pembelajaran lebih menarik dan optimal, penggunaan target kemampuan kognitif yang lebih tinggi agar potensi optimal siswa dapat lebih tergali, penggunaan rubrik pembelajaran agar pengamat dapat menilai efektivitas proses pembelajaran, angket maupun pembahasan konsep yang lebih menantang.
4) Untuk pemecahan masalah dilapangan yang berkaitan dengan inovasi pembelajaran biologi umumnya dan pembelajaran mengenai materi bioteknologi khususnya yang sering terkendala teknis dan kapasitas pemahaman guru, maka hal tersebut kini bukan lagi masalah. Sebab teknis pembelajaran tidak harus selalu sulit dan membingungkan. Cukup dengan menghubungkan konsep yang dipelajari dengan konsep lain yang relevan secara sederhana dan media pembelajaran yang tepat, maka hasil belajar pun akan meningkat.
(1)
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
multimedia yang digunakan kurang bisa menggambarkan secara jelas hubungan antarkonsep yang ditanyakan bagi sebagian besar siswa. Jumlah siswa yang meraih N-Gain yang diharapkan pada kemampuan analisis hubungan ini rata-rata sebanyak 37,5%.
5.2 Rekomendasi
Taraf peningkatan kemampuan analisis yang diperoleh melalui penelitian ini masih memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dan ditingkatkan lagi menjadi lebih optimal. Banyak kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini yang dapat diperbaiki demi optimalisasi penelitian-penelitian pada ranah yang sama selanjutnya.
Untuk itu, maka beberapa saran yang dapat disampaikan guna memperoleh peningkatan kemampuan analisis yang lebih optimal pada pembelajaran atau penelitian dengan menggunakan strategi connected teaching berbantuan multimedia adalah:
1) Bagi para pembuat kebijakan dalam bidang pendidikan dapat mengusulkan penggunaan strategi connected teaching berbantuan multimedia oleh para guru di kelas, khususnya guru biologi yang dilakukan secara sederhana, teratur namun efektif. Sebab strategi tersebut terbukti dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa, yang jelas merupakan kemampuan kognitif tingkat tinggi. Jika guru terbiasa menerapkan strategi tersebut dalam aktivitas pembelajaran, maka untuk mempelajari bioteknologi modern pun akan lebih mudah.
2) Bagi para guru, khususnya guru biologi yang terbiasa melaksanakan pembelajaran di kelas, strategi connected teaching berbantuan multimedia ini dapat menjadi salah satu alternatif strategi pembelajaran yang menarik dan menantang bagi siswa serta dapat membantu meraih kemampuan analisis yang diharapkan. Namun, strategi dan media yang diterapkan harus sesuai dengan level kemampuan analisis yang ingin dicapai, agar pembelajaran berjalan efektif. Berdasarkan penelitian ini, maka kemampuan analisis elemen akan lebih berkembang jika digunakan strategi connected
(2)
82
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
teaching dan multimedia yang mampu memberikan satu patokan pasti kepada siswa mengenai landasan bagi sebuah konsep. Dari patokan tersebut siswa bisa menganalisis sendiri sesuai dengan pengetahuan yang ia miliki. Sedangkan kemampuan analisis hubungan akan lebih berkembang jika strategi connected teaching dan media pembelajaran yang dipilih mampu menggambarkan secara jelas dan lugas hubungan antar konsep yang dikoneksikan, dan bukan media ataupun penyampaian yang terlalu luas atau berbelit-belit. Adapun untuk meningkatkan kemampuan analisis organisasi prinsip siswa strategi connected teaching dan multimedia yang digunakan harus mampu memancing siswa untuk memahami alur dan prinsip hubungan antar konsep secara sederhana namun pasti, logis dan sistematis. 3) Bagi para peneliti selanjutnya yang berminat meneliti permasalahan dengan
tema yang sama, maka metode penelitian yang digunakan dapat dikembangkan menjadi lebih baik, misalnya dengan penggunaan kelas kontrol dalam penelitian agar peningkatan kemampuan siswa dapat dibandingkan dengan kelas kontrol, penggunaan multimedia yang lebih tepat, efektif, kreatif dan inovatif agar pembelajaran lebih menarik dan optimal, penggunaan target kemampuan kognitif yang lebih tinggi agar potensi optimal siswa dapat lebih tergali, penggunaan rubrik pembelajaran agar pengamat dapat menilai efektivitas proses pembelajaran, angket maupun pembahasan konsep yang lebih menantang.
4) Untuk pemecahan masalah dilapangan yang berkaitan dengan inovasi pembelajaran biologi umumnya dan pembelajaran mengenai materi bioteknologi khususnya yang sering terkendala teknis dan kapasitas pemahaman guru, maka hal tersebut kini bukan lagi masalah. Sebab teknis pembelajaran tidak harus selalu sulit dan membingungkan. Cukup dengan menghubungkan konsep yang dipelajari dengan konsep lain yang relevan secara sederhana dan media pembelajaran yang tepat, maka hasil belajar pun akan meningkat.
(3)
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
83
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L. W. et al. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Bloom, B. S. (1956). Taxonomy of Educational Objectives. London: David
McKay Company, inc.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Campbell, N. A., Reece, J. B. dan Mitchell, L. G. (2002). Biologi: Jilid I (Edisi kelima). Jakarta: Erlangga.
Campbell, N. A., Reece, J. B. dan Mitchell, L. G. (2002). Biologi: Jilid II (Edisi kelima). Jakarta: Erlangga.
Cone, T. P., Werner, P. H. and Cone, S. L. (2009). Models for interdisciplinary
teaching in physical education. [Online]. Tersedia:
www.humankinetics.com /products/allproducts/interdisciplinary-teaching-through physical-education-2nd-edition [30 januari 2013] Darajat, A. (2012). Penguasaan Konsep dan Motivasi Belajar Siswa SMA Dalam
Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Media Animasi Pada Konsep Sistem Pernapasan. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Echols, J. M. dan Shadily, H. (1996). Kamus Inggris-Indonesia: An English-Indonesian Dictionary. Jakarta: PT Gramedia.
Fahruddin. (2010). Bioteknologi Lingkungan. Bandung: Alfabeta.
Feradis. (2010). Bioteknologi Reproduksi Pada Ternak. Bandung: Alfabeta. Fiel’ardh, K. et al. (2012). “Review Paper on Bioremediation”. Makalah pada
(4)
84
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gaffar, S. (2010). Bioteknologi Molekul: Aplikasi dan Teori. Bandung: Widya Padjadjaran.
Girod, G. R. (2002). Connected Teaching and Learning: A Handbook for Teacher Educators on Teachers Work Sample Methodology. AACTE Publication: Washington DC, Amerika Serikat.
Grillo, S. (2007). Careers and Education in Biotechnology. [Online]. Tersedia: www.massbioed.org/writable/files/CareerInformation/careers_and_educa tion.vers2.pdf [27 Februari 2013]
Hardjodipuro, S. (1988). Statistik Nonparametrik. Jakarta: IKIP Jakarta.
Hariyum, A. (1986). Pembuatan Protein Sel Tunggal. Jakarta: PT. Waca Utama Pramesti
Ilmiati, A. R. (2010). Pengaruh Penugasan Pembuatan Presentasi Multimedia Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Imun dan Kemampuan Berkomunikasi Lisan Siswa. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Isnaeni, W. (2006). Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Kemdikbud. (2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia: Kamus Versi Online. [Online]. Tersedia: http://kbbi.web.id/ [29 Agustus 2013].
Kurnadi, K. A. (2009). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi UPI.
Marx, J.L. (1991). Revolusi Bioteknologi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Nasir, M. (2002). Bioteknologi Molekuler. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Permatasari, Y. (2011). Pengaruh Penggunaan Media Permainan Edukasi
Terhadap Hasil Belajar Siswa Mengenai Konsep Kepadatan Populasi. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Purwianingsih, W., Rustaman, N. Y. dan Redjeki, S. (2009). Identifikasi Kesulitan Pembelajaran Bioteknologi pada Guru SLTA Se-Jawa Barat. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/direktori/fpmipa/jur._pend._biologi [20 Februari 2013]
(5)
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Rahmat, A. (2011). “Connected Teaching Through Concept Tracing And
Questioning Helps Student Toward Better Understanding On Plant Development Concepts”. paper in 5th International Seminar on Science Education, Indonesia University of Education Bandung.
Rahmat, A. (2011). Bioteknologi: Pendahuluan. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/sps/prodi.pendidikan_ipa [27 Februari 2013]
Rahmat, A. (2005). “Etika Bioteknologi: Pandangan Terhadap Resiko Tumbuhan
Transgenik”. Makalah pada Diskusi Penyusunan Pemetaan Etika
Teknologi Informasi dan Penyusunan Instrumen Bioetika Bidang Pertanian, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Riandi. (2010). Media Pembelajaran Biologi. [Online]. Tersedia: file.upi.edu [29 Agustus 2013]
Rustaman, N. Y. (2007). “Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah dalam Pendidikan Sains dan Assesmennya”. Makalah pada The 1st International Seminar on Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Rustaman, N. Y. et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Sarwiko, D. (2009). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Menggunakan Macromedia Director Mx (Studi Kasus Mata Kuliah Pengolahan Citra Pada Jurusan S1 Sistem Informasi). [Online]. Tersedia: http://www.gunadarma.ac.id/library [27 Februari 2013]
Solusindo, A. (2000). Jurassic Park 3D. [Online]. Tersedia: http://www.21cineplex.com/jurassic-park-3d-movie,3145,13JPA3.htm [24 Februari 2013]
Suharto. (1995). Bioteknologi dalam Dunia Industri. Yogyakarta: Andi Offset. Sukra, Y. (2000). Wawasan Ilmu Pengetahuan Embrio: Benih Masa Depan.
Jakarta: Depdiknas.
Sumastri. (2005). Bioteknologi: Modul Diklat Berjenjang. Bandung: Pusat Pengembangan dan Penataran Guru IPA.
(6)
86
Fatia Indrianti,2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI MODERN MELALUI CONNECTED TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Suryo. (2010). Genetika. Yogyakarta: Gadjah Mada Univesity Press.
Suryosubroto. (2010). Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Tempo. (2010). Domba Kloning Dolly Lahir Kembali. [Online]. Tersedia:
http://www.tempo.co/read/news/2010/11/30/061295627/Domba-Kloning-Dolly-Lahir-Kembali [20 Februari 2013]
Uno, H. B. (2010). Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Widayanti, H. dan Krishnayanti, I. K. (2003). Bioteknologi: Imperialisme Modal dan Kejahatan Globalisasi. Yogyakarta: INSIST Press.