PENGARUH FASILITAS PEMBELAJARAN DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP PEMBELAJARAN EFEKTIF DI SMA NEGERI KABUPATEN PURWAKARTA.
viii
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN .……… ii
KATA PENGANTAR ……….. iii
UCAPAN TERIMAKASIH………. v
ABSTRAK………. vi
DAFTAR ISI……….. viii
DAFTAR TABEL……… xi
DAFTAR GAMBAR………... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah ………... 7
2. Rumusan Masalah ……….. 8
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum ……….. 9
2. Tujuan Khusus ………. 9
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis ……….. 10
2. Manfaat Praktis ……… 10
E. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar ……… 12
2. Hipotesis ……….. 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Administrasi Pendidikan 1. Pengertian Administrasi Pendidikan……… 16
2. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan ……… 19
3. Posisi Pembelajaran Efektif dalam Adminisatrasi Pendidikan ……… 22
B. Pembelajaran Efektif 1. Definisi Pembelajaran……….. 26
2. Konsep Pembelajaran efektif………... 31
3. Desain Pembelajaran ……… 43
C. Fasilitas PembelajaranSekolah 1. Ruang Lingkup Fasilitas Pembelajaran...……… 49
2. Perabot Sekolah……… 51
3. Alat dan Media Pembelajaran………..……… 53
4. Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran ………. 57
D. Kosep Kinerja Mengajar Guru 1. Pengertian Kinerja Guru……….. 58
2. Proses Belajar Mengajar di Kelas……… 68
(2)
ix BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Lokasi dan Subyek Penelitian……… 96
B. Variabel Penelitian………. 99
C. Instrumen Penelitian……….. 102
D. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen……… 107
E. Teknik Pengumpulan Data……… 110
F. Pendekatan Penelitian……… 112
G. Prosedur dan Tahapan Penelitian 1. Tahap Persiapan……….. 113
2. Tahap Pelaksanaan………. 113
3. Tahap Pengolahan Data……….. 114
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Editing Data ……… 118
2. Pengkodean Data ……… 118
3. Tabulasi Data ……….. 119
B. Pemaparan Variabel Penelitian 1. Gambaran Umum Fasilitas Pembelajaran ………. 121
a. Subvariabel Alat dan Media Pembelajaran……….. 123
b. Subvariabel Perabot Sekolah……… 125
2. Gambaran Umum Kinerja Mengajar Guru………. 126
a. Subvariabel Kompetensi Profesional Guru……….. 128
b. Subvariabel Kompetensi Personal Guru……….. 129
c. Subvariabel Kompetensi Sosial……… 131
3. Gambaran Umum Pembelajaran Efektif……… 132
a. Subvariabel Pengkondisian Pembelajaran……… 134
b. Subvariabel Melakukan Ekplorasi Dalam Pembelajaran………. 135
c. Subvariabel Konsolidasi Pembelajaran, Pembentukan Kompetensi Sikap dan Prilaku………. 137
d. Subvariabel Teknik Penggunaan Media Pembelajaran………… 138
e. Subvariabel Penilaian Pembelajaran………. 139
C. Pengujian Persyaratan Analisi Data 1. Uji Normalitas Distribusi……… 141
a. Variabel Fasilitas Pembelajaran……… 142
b. Variabel Kinerja Mengajar Guru……….. 143
c. Variabel Pembelajaran Efektif………. 143
2. Uji Homogenitas………. 144
D. Hasil Analisis Korelasi dan Regresi Ganda untuk X1 dan X2 dengan Y menggunakan Program SPSS 1. Pengujian Hipotesis Penelitian Pertama……… 145
2. Pengujian Hipotesis Penelitian Kedua……….. 146
3. Pengujian Hipotesis Penelitian Ketiga……….. 148
4. Pengujian Hipotesis Penelitian Keempat……….. 151
E. Rangkuman Hasil Analisis Data……….. 154
F. Pembahasan hasil Analisis Data 1. Deskripsi Fasilitas Pembelajaran……….. 156
(3)
x
2. Deskripsi Kinerja Mengajar Guru………. 157
3. Deskripsi Pembelajaran Efektif……… 159
4. Hubungan Antarvariabel……….. 160
5. Pengaruh Fasilitas Pembelajaran terhadap Pembelajaran Efektif… 160 6. Pengaruh Kinerja Mengajar Guru terhadap Pembelajarn efektif… 161 7. Pengaruh antara Fasilitas Pembelajaran dan Kinerja Mengajar Guru terhadap Pembelajaran Efektif……… 161
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan………. 163
B. Implikasi………. 165
C. Rekomendasi ………. 166
DAFTAR PUSTAKA………. 168 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(4)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia, salah satunya tenaga adalah terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang sangat cepat. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha pengembangan sumber daya manusia, walaupun usaha pengembangan sumber daya manusia tidak hanya dilakukan melalui pendidikan khususnya pendidikan formal atau sekolah, tetapi sampai detik ini, pendidikan masih dipandang sebagai sarana dan wahana utama untuk pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan dengan sistematis, programatis, dan berjenjang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan dalam Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan sebagai berikut.
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
(5)
Kenyataan ini sudah lebih dari cukup untuk mendorong pakar dan praktisi pendidikan melakukan kajian sistematik untuk membenahi atau memperbaiki sistem pendidikan nasional. Agar lulusan sekolah mampu beradaptasi secara dinamis dengan perubahan dan tantangan itu, pemerintah melontarkan gagasan tentang manajemen pendidikan yang berbasis sekolah (school-based management) yang memberikan ruang yang luas bagi sekolah dan masyarakatnya untuk menentukan program dan rencana pengembangan diri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing. Sejalan dengan gagasan desentralisasi pengelolaan pendidikan, maka fungsi-fungsi pengelolaan sekolah perlu diberdayakan secara maksimal agar dapat berjalan secara efektif untuk menghasilkan mutu lulusan yang diharapkan oleh masyarakat dan bangsa. Implementasi gagasan tersebut perlu didukung oleh seperangkat instrument yang akan mendorong sekolah berupaya meningkatkan efektivitas fungsi-fungsi pengelolaannya secara terus-menerus sehingga mampu berkembang menjadi learning organization. Pembelajaran efektif merupakan salah satu instrumen yang diharapkan dapat digunakan oleh pengelola pendidikan untuk mengetahui tingkat keberhasilan setiap sekolah. Pembelajaran efektif apabila terjadinya perubahan-perubahan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor menurut Mulyasa (2004:119) ada beberapa indikator pembelajaran efektif, yaitu
No. Tahapan Kegiatan KBM
1 Apersepsi
a. memulai pembelajaran yang diketahui oleh siswa b. memotivasi Siswa
2 Eksplorasi Siswa diarahkan untuk mengenal bahan dan mengkaitkan dengan pengetahuan yang dimiliki 3 Konsolidasi pembelajaran
a. Mengaktifkan siswa
b. Mengkaitkan dengan kehidupan siswa 4 Pembentukan kompetensi
sikap dan prilaku Melalui kompetensi bertanya 5 Penilaian formatif Test tulis dan test lisan
(6)
Guru sebagai pendidik yang memiliki peranan penting dalam pembelajaran yang efektif. Dalam menjalankan tugasnya haruslah profesional sesuai dengan Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Pengertian guru adalah :
Pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Untuk itu betapa besarnya peran guru dalam pencapaian tujuan pendidikan di sekolah khususnya sebagai pihak internal yang harus diperhatikan dari berbagai aspek. Proses pendidikan tentulah bukan sesuatu yang mudah, tetapi memerlukan berbagai sumber daya yang saling mendukung, memerlukan sistem penyelenggaraan yang baik, sistem evaluasi yang seimbang dan berkesinambungan. Pengertian lain dari guru keputusan Menteri Aparatur Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84 tahun 1993 Guru adalah :
“pegawai negeri yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan dengan tugas utama mengajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk taman kanak-kanak atau membimbing peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah”.
Peningkatan kinerja guru sebagai tenaga kependidikan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan sekolah sebagai sebuah organisasi . Sejalan dengan hal itu Sondang P. Siagian ( 2008 : 27 ) mengemukakan bahwa :
“Manejemen sumber daya manusia yang baik ditujukan kepada peningkatan kontribusi yang dapat diberikan oleh para pekerja dalam organisasi kearah tercapainya tujuan organisasi…Dibentuknya satuan organisasi yang mengelola sumber daya manusia dimaksudkan bukan sebagai tujuan, akan tetapi sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktifitas kerja organisasi sebagai keseluruhan”.
(7)
Sumber daya manusia memegang peranan penting, salah satu item dalam sistem pendidikan adalah guru, guru yang menyampaikan materi pembelajaran dan siswa belajar secara aktif, inovatif, dan kreatif. Guru merupakan faktor penting dalam proses belajar mengajar dikelas sehingga harus memiliki kompetensi yang memadai. Profesionalisme menjadi syarat utama guru untuk dapat mencapai tujuan pendidikan, amanat Undang-Undang Dasar 1945 yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa “ menjadi landasan yang harus dipegang teguh demi kemajuan bangsa dan negara.
Pengaturan tentang guru ( pendidik ), dan tenaga kependidikan telah diatur didalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ( UU RI No.20 Tahun 2003 ), yang dapat dilihat pasal 39 ayat (2) yang berbunyi :
“Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik perguruan tinggi”. Seorang guru harus selalu memacu diri dalam pengembangan pembelajaran, mulai sari perencanaan, pelaksanaan pembelajaran,dan evaluasi, sehingga ia mampu tampil dengan professional, dengan satu karakteristiknya ialah memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, memotivasi, membimbing, dan mengarahkan mereka agar dapat mengembangkan semua potensi secara optimal. Guru sebagai tenaga pendidik merupakan faktor penting dalam administrasi pendidikan, sebab inti dari proses pendidikan di sekolah pada dasarnya adalah guru, karena keterlibatannya yang langsung pada kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidik dalam suatu lembaga pendidikan akan menentukan bagaimana kontribusinya bagi pencapaian tujuan. Dengan demikian guru harus mampu mengantarkan peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan. Adapun dalam pencapaian tujuan pendikan nasional, dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan jenjang dan
(8)
jenis sekolah. Tujuan jenjang pendidikan SMA tercantum dalam keputusan Menteri Pendidikan Nasional ( Mendiknas) No.053 / V / 2001 tanggal 19 April 2001, tentang Pedoman Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah adalah:
”(a) meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan tinggi dan mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi, dan kesenian; dan
(b) meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar”.
Guru merupakan suatu fundamental yang paling pokok dalam proses pendidikan dan sangat menentukan mutu pendidikan, serta merupakan faktor yang paling mendasar dalam mewujudkan dan meningkatkan sumber daya manusia sesuai dengan tujuan pendidikan SMA, sehingga perlu dilakukan berbagai langkah untuk meningkatkan pembelajaran efektif secara optimal.
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas. Duffy dan Roehler dalam Muhibin syah (1989 ) mengatakan :
“apa yang dilakukan guru agar proses belajar mengajar berjalan lancar, bermoral dan membuat siswa merasa nyaman merupakan bagian dari aktivitas mengajar, juga secara khusus mencoba dan berusaha untuk mengimplementasikan kurikulum dalam kelas”.
Sementara itu pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Jadi pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk
(9)
memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum.
Salah satu hal yang perlu dilakukan dalam meningkatkan klualitas pembelajaran efektif adalah peningkatan fasilitas pembelajaran. Fasilitas pembelajaran adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sehingga membantu proses pembelajaran itu sediri.
Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan Peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang standar Nasioanal Pendidikan bahwa pendidikan nasional berpusat pada peserta didik agar dapat:
”(a) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;, (b)belajar untuk memahami dan menghayati; (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain; dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan”.
Untuk menjamin terwujudnya hal tersebut diperlukan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang memadai tersebut harus memenuhi ketentuan minimum yang ditetapkan dalam standar sarana dan prasarana. Standar sarana dan prasarana ini disusun untuk lingkup pendidikan formal, jenis pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu: Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah (SMA/MA). Standar sarana dan prasarana sesuai Permendiknas No.24 tahun 2007 mencakup:
1. Kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah;
2. kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah / madrasah.
(10)
Sarana pembelajaran di suatu sekolah sangat menentukan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Alat pelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran sangat membantu guru dalam menciptakan proses belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan bagi peserta didik. Alat peraga misalnya bisa menghilangkan verbalisme, terhadap sesuatu yang baru dikenalkan pada materi pembelajaran. Sarana pembelajaran ini sangat berpengaruh terhadap kinerja guru didalam pembelajaran di kelas. Dan pada akhirnya pembelajaran akan efektif sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan guru.
Dari latar belakang tersebut diatas, maka penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Fasilitas Pembelajaran dan Kinerja Mengajar Guru terhadap Pembelajaran Efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta.
B.
Identefekase Masalah dan Rumusan Masalah Peneletean
1. Identifikasi MasalahMengidentifikasi masalah tidak lain adalah mengurai lebih jelas lagi tentang masalah yang telah ditetapkan dalam latarbelakang masalah. Dalam identifikasi masalah berisikan perumusan ekplisit dari masalah-masalah yang terkandung dalam suatu analisa. Pada penelitian ini dapat dikemukan bahwa pendidikan menengah memiliki peran yang penting dalam meningkatkan sumber daya manusia, memiliki makna yang stratejik terutama dilihat dari fungsinya sebagai penyedia bahan atau input bagi perguruan tinggi dan menampung lulusan atau output bagi sekolah menengah pertama yang begitu banyak dari segi jumlah. Ada beberapa masalah berkaitan dengan Sekolah Menengah Atas, yaitu diantaranya :
(11)
a. Fasilitas pembelajaran berpengaruh terhadap pembelajaran efektif sehingga diperlukan fasilitas lengkap, seperti media pembelajaran, ruang belajar, buku-buku, perpustakaan dan sebagainya.
b. Kinerja guru sangat berpengaruh terhadap pembelajaran efektif, dalam proses belajar mangajar guru harus dapat meningkatkan profesionalisme sebagai tenaga pendidik dan pengajar di sekolah
c. Belum maksimalnya pemberdayaan fasilitas pembelajaran sebagai penunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar yang mendorong kinerja guru lebih baik lagi.
d. Sumber daya manusia terutama guru dan fasilitas pembelajaran yang kurang memadai masih harus ditingkatkan dalam rangka pembelajaran yang efektif..
e. Masih terdapat guru yang menggunakan paradigma lama dalam proses pembelajaran di kelas sehingga kurang optimal kinerja mengajarnya.
f. Kurangnya perhatian dari pihak stakeholder terhadap pengembangan fasilitas pembelajaran di sekolah
g. Belum semua sekolah menyediakan fasilitas pembelajaran yang mencakup sarana dan prasarana yang memadai dalam menunjang kinerja tenaga guru sehingga pembelajaran kurang efektif.
2. Rumusan Masalah Penelitian.
Bertitik tolak dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di uraikan diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah, ”Apakah terdapat
(12)
pengaruh antara fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru terhadap pembelajaran efektif?” Rumusan tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian berikut.
a. Bagaimanakah profil-profil dari fasilitas pembelajaran, kinerja mengajar guru dan pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta ? b. Apakah ada korelasi antara fasilitas pembelajaran, kinerja mengajar guru
terhadap pembelajaran efektif ?
c. Seberapa besar pengaruh antara fasilitas pembelajaran dengan pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta?
d. Seberapa besar pengaruh antara kinerja mengajar guru dengan pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta ?
e. Seberapa besar pengaruh fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru secara bersama-sama dengan pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta ?
C.
Tujuan Peneletean
1. Tujuan UmumTujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru terhadap pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta.
2. Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan Khusus dari penelitian ini aadalah sebagai berikut : Adapun tujuan penelitian dengan mengacu pada masalah tersebut diatas adalah:
a. Untuk Mengetahui Profil fasilitas pembelajaran, kinerja mengajar dan pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta
(13)
b. Ingin menganalisis korelasi antara fasilitas pembelajaran, kinerja mengajar guru dan pembelajaran efektif
c. Ingin menganalisis pengaruh antara fasilitas pembelajaran dengan pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta.
d. Ingin menganalisis pengaruh antara kinerja mengajar guru dengan pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta.
e. Ingin menganalisis pengaruh antara fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru secara bersama-sama dengan pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta .
D.
Manfaat Peneletean
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat,baik itu yang bersifat toritis maupun praktis atau pragmatis. Dan hasil penelitian menjadi khasanah peningkatan pengetahuan sebagai manisfestasi dari tri darma perguruan tinggi bagi dunia pendidikan khususnya dan umumnya bagi bangsa dan Negara. Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi pemikiran positif bagi lingkungan pendidikan, untuk itu manfaat penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis
Memberikan tambahan dalam khasanah keilmuan Administrasi Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang menunjang terhadap pendidikan di Indonesia khususnya tentang fasilitas pembelajaran, kinerja mengajar guru yang mempengaruhi pembelajaran efektif di SMA
(14)
Hasil penelitian dapat memberikan sumbangsih acuan pemikiran dalam peningkatan mutu pembelajaran efektif khususnya di tingkat pendidikan menengah di kabupaten Purwakarta dan di Indonesia pada umumnya, melalui kesadaran dalam perencanaan pendidikan yang matang bahwa penyediaan fasilitas pembelajaran dan peningkatan mutu kinerja mengajar guru Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat dijadikan sebagai data informasi untuk kalangan praktisi pendidikan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menjadikan proses belajar mengajar guru dikelas dilaksanakan dengan pembelajaran yang efektif, sehingga secara konfrehensif meningkatkan kualitas output atau lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Adapun manfaat yang dapat diprediksikan dari penelitian ini secara praktis diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Bagi penulis, menambah wawasan pengetahuan hasil penelitian tentang pengaruh fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru terhadap pembelajaran efektif, dengan langsung melakukan penelitian dilapangan yang menjadi lahan bekarja penulis, sehingga setelah penelitian selesai diharapkan ada pengaruh signifikan khususnya terhadap kinerja mengajar penulis di masa yang akan datang.
b. Bagi Guru-guru, yang menjadi responden, dalam penelitian, semoga dengan membaca secara langsung angket yang diberikan dan bertatap muka dengan penulis dapat melakukan tukar menukar informasi kondisi sekolah masing-masing yang berkaitan dengan fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar serta pembelajaran efektif, sehingga pada akhirnya meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas.
(15)
c. Bagi kepala sekolah dan pemerintah, dengan penelitian ini sebagai masukan dalam penyediaan fasilitas pembelajaran harus diutamakan sebagai penunjang pembelajaran di kelas itu sendiri sehingga efektif dan efisien dengan kualitas yang membanggakan, sehingga dapat memberikan reward bagi guru yang memiliki kinerja mengajar terbaik.
d. Bagi para peneliti, sebagai masukan untuk dapat melakukan penelitian dengan lebih baik, akurat dengan tempat, waktu dan populasi yang berbeda.
E.
Anggapan Dasar dan Hepoteses
1. Anggapan DasarAnggapan dasar merupakan hal yang penting dalam penelitian karena menjadi pangkal dalam penetapan hipotesis. Hal ini sesuai dengan pedoman karya tulis ilmiah UPI yaitu : “Anggapan dasar berfungsi sebagai titik awal dimulainya penelitian, dan merupakan landasan untuk merumuskan hipotesis” (UPI, 2008 : 51), untuk itu penulis merumuskan angapan dasar penelitian sebagai berikut :
a. Fasilitas pembelajaran merupakan sarana penunjang peningkatkan pembelajaran efektif sehingga mutu pendidikan juga dapat terdorong kearah yang lebih baik. Dengan adanya fasilitas pembelajaran sesuai dengan kualifikasi yang diharapkan, maka dapat meningkatkan kinerja mengajar guru yang profesional. Fasilitas pembelajaran yang refresentatif dapat meningkatkan pembelajaran yang efektif didalam kelas. Pentingnya sarana dan prasarana dalam Undang-undang No.20
(16)
tahun 2003 tentang Sistem Pendikan Nasional pada bab IX, menjelaskan
“bahwa sarana dan prasarana merupakan bagian dalam standar nasional pendidikan, yang merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
b. Kinerja mengajar guru, yang profesional sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya dapat meningkatkan pembelajaran efektif di sekolah menengah, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Kinerja seseorang dapat ditingkatkan bila ada kesesuaian antara pekerjaan dengan keahliannya, begitu pula halnya dengan penempatan guru pada bidang tugasnya. Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya secara mutlak harus dilakukan. Bila guru diberikan tugas tidak sesuai dengan keahliannya akan berakibat menurunnya cara kerja dan hasil pekerjaan mereka, juga akan menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka. Rasa kecewa akan menghambat perkembangan moral kerja guru dan juga kemampuannya sehingga pembelajaran tidak efektif. Secara konkrit kemampuan guru dalam bekerja dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
”Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan kegiatan mental, terutama dalam penguasaan sejumlah materi yang akan diajarkan kepada siswa yang sesuai dengan kurikulum, cara dan metode dalam menyampaikannya dan cara berkomunikasi maupun tehknik mengevaluasinya.
Kemampuan fisik adalah kapabilitas fisik yang dimiliki seseorang terutama dalam mengerjakan tugas dan kewajibannya”. (Daryanto, 2001: 40).
(17)
c. Pembelajaran Efektif
Dalam kegiatan belajar mengajar dikelas guru melakukan pembelajaran efektif yaitu, pembelajaran dimana siswa memperoleh keterampilan-keterampilan yang spesifik, pengetahuan dan sikap serta merupakan pembelajaran yang disenangi siswa. Intinya bahwa pembelajran dikatakan efektif apabila terjadi perubahan-perubahan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor
Dengan berdasarkan pada anggapan dasar tersebut, maka penulis mempunyai paradigma penelitian dalam penelitian kuntitatif yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa:
gejala itu dapat diklaksifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal ( sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti tersebut disebut sebagai paradigma penelitian”. (Sugiyono, 209 : 43).
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel independent dan satu dependent. Pada paradigma ini terdapat empat rumusan masalah asosiatif ( tiga korelasi sederhana dan satu korelasi ganda ), bahwa dengan melihat adanya pengaruh variabel bebas yaitu fasilitas pembelajaran (X1) dan kinerja guru (X2), serta keduanya secara bersama berpengaruh terhadap variabel terikat adalah pembelajaran efektif (Y), maka kerangka berpikir penulis dapat digambarkan dalam gambar berikut:
(18)
Gambar 1. Paradigma Penelitian
2. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut adalah :
a. Terdapat korelasi positif antara fasilitas pembelajaran (X1), kinerja mengajar guru (X2) dengan pembelajaran efektif (Y)
b. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas pembelajaran (X1) dengan pembelajaran efektif (Y) di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta
rX1Y
R2X1X2Y rX2Y
(Y) Pembelajaran
Efektif (X1)
Fasilitas Pembelajaran
(X2)
(19)
c. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kinerja mengajar guru (X2) dengan pembelajaran efektif (Y) di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta
d. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas pembelajaran (X1) dan kinerja mengajar guru (X2) secara bersama-sama dengan pembelajaran efektif (Y) di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta.
(20)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Lokasi dan Subyek Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Data yang digunakan adalah data primer yang di peroleh dari responden yang menjadi sampel penelitian yaitu guru yang ada diwilayah tertentu SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta..
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian metode kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif dipilih dengan alasan bahwa data-data yang terkumpul adalah data kuantitatif berupa angka-angka dan diolah dengan menggunakan statistik.
Lokasi yang dijadikan tempat penelitian tentang pengaruh fasilitas pembelajaran, kinerja mengajar guru terhadap pembelajaran efektif ini adalah Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Kabupaten Purwakarta.
Tabel 3.1. Daftar Nama Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Di Kabupaten Purwakarta
No. Nama Sekolah Alamat
1 SMAN I Purwakarta Jln.R.E. Martadinata Purwakarta 2. SMAN 2 Purwakarta Jln.Raya Sadang Purwakarta
3. SMAN 3 Purwakarta Jln.Ibrahim Singadilaga Purwakarta 4. SMAN I Pasawahan Kecamatan Pasawahan
5. SMAN I Wanayasa Kecamatan Wanayasa
6. SMAN I Bungursari Kecamatan Bungursari 7. SMAN I Sukatani Kecamatan Sukatani
8. SMAN I Cibatu Kecamatan Cibatu
9. SMAN I Jatiluhur Kecamatan Cibatu 10. SMAN I Tegal Waru Kecamatan Tegal waru 11. SMAN I Sukasari Kecamatan Sukasari
12. SMAN I Campaka Kecamatan Campaka
13 SMAN 1 Maniis Kecamatan Maniis
14 SMAN 1 Darangdan Kecamatan Darangdan Sumber : Dinas Pendidikan Kab.Purwakarta
(21)
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah para guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Se Kabupeten Purwakarta, Adapun populasi penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2. Populasi Penelitian Guru SMA Negeri di Kab. Purwakarta
No. Nama Sekolah
Jumlah Guru
Jumlah Guru per sekolah PNS/CPNS GTT
1 SMAN I Purwakarta 56 12 68
2. SMAN 2 Purwakarta 58 7 65
3. SMAN 3 Purwakarta 42 3 45
4. SMAN I Pasawahan 31 4 35
5. SMAN I Wanayasa 35 4 39
6. SMAN I Bungursari 24 6 30
7. SMAN I Sukatani 36 2 38
8. SMAN I Cibatu 20 6 26
9. SMAN I Jatiluhur 27 7 34
10. SMAN I Tegal Waru 18 15 33
11. SMAN I Sukasari 1 9 10
12. SMAN I Campaka 7 9 16
13 SMAN 1 Maniis 8 6 14
14 SMAN 1 Darangdan 34 1 35
Jumlah Total 397 91 488
Sumber : Dinas Pendidikan Kab.Purwakarta
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan area sampling dan
purposive sampling. Area sampling digunakan untuk menentukan SMA yang dijadikan
lokasi penelitian, dalam hal ini satu SMA diambil sebagai wakil dari satu wilayah. Sedangkan purposive sampling digunakan untuk mengambil sampel, yakni seluruh guru SMA terpilih untuk dijadikan sampel penelitian dan mengisi angket tertutup yang telah disediakan dengan bersifat anonim untuk memberikan kebebasan kepada responden dalam menjawab setiap item pertanyaan dalam angket tersebut. Sampel yang diambil dari populasi, karena sampel adalah bagian dari jumlah dan kerakteristik yang dimiliki oleh
(22)
populasi. Pengambilan sampel juga memperhatikan dari keterbatasan dana, tenaga dan waktu penelitian, sehingga yang terpenting sampel yang diambil refresentatif mewakili semua populasi. Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara pengambilan sampel yang refresentatif dari populasi.
Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan sampling area dan sampling purposive. Area sampling atau cluster sampling ialah “ teknik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap wilayah geografis yang ada”( Akdon , 2008 : 102 ) sedangkan sampling purposive adalah dikenal dengan sampling pertimbangan adalah teknik sampling yang digunakan jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Adapun teknik sampling area atau sampling kluster wilayah, digunakan untuk menentukan SMA yang dijadikan sampel. Kegiatan ini dengan cara mengambil satu SMA dari satu wilayah, sehingga penulis mengambil sampelnya adalah guru yang mengajar di SMA yang ada di wilayah tengah, wilayah barat, wilayah timur, wilayah utara, dan wilayah selatan Kabupaten Purwakarta.
Sedangkan sampling purposif digunakan untuk mengambil sampel,yekni seluruh guru dari SMA yang mewakili wilayah tersebut. Hal ini dilakukan agar sampel yang digunakan biasa mewakili seluruh populasi. Adapun sampel penelitian ini adalah sebagai berikut.
(23)
Tabel. 3.3 Sampel Penelitian
No. Nama Sekolah Wilayah Jumlah Guru Ket
PNS PTT Total
1. SMAN 3 Purwakarta Tengah 42 3 45
2. SMAN Jatiluhur Barat 27 7 34
3. SMAN Cibatu Timur 20 6 26
4. SMAN Bungursari Utara 24 6 30
5. SMAN Pasawahan Selatan 31 4 35
Jumlah 145 25 170
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Purwakarta B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Dalam Penelitian ini variabel yang akan diteliti yaitu ada dua variabel bebas ( Independent) dan satu terikat (dependent). Adapun varibel-variabel tersebut adalah dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Varibel bebas ( independent variable ) : 1) Fasilitas Pembelajaran (X1)
Adalah sarana dan prasarana merupakan bagian dalam standar nasional pendidikan,yang merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Fasilitas pembelajaran diuraikan menjadi dimensi-dimensi sebagai berikut :
a) alat dan media pembelajaran b) perabot sekolah
2) Kinerja Mengajar Guru (X2)
Adalah pelaksanaan atau unjuk kerja yang dilakukan guru di sekolah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dan di uraikan dengan berlandaskan pada kompetensi guru, yang dapat dijabarkan menjadi dimensi- dimensi
(24)
a) kompetensi professional b) kompetensi personal guru c) kompetensi sosial guru
a. Variabel terikat ( dependent variable ) :
Varibel terikat pada penelitian ini adalah pembelajaran efektif (Y) yang di uraikan dalam subvariabel-subvariabel sebagai berikut :
1). pengkondisian pembelajaran
2) melakukan ekplorasi dalam pembelajaran
3) konsolidasi pembelajaran, pembentukan kompetensi sikap dan prilaku
4) teknik penggunaan media pembelajaran 2) penilaian pembelajaran
2. Definisi Operasional a. Pengaruh
Merurut kamus besar bahasa Indonesia ( 2002 : 849) , “pengaruh diartikan daya yang ada yang di timbulkan oleh sesuatu ( orang, benda ) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau watak seseorang”.
Sedangkan pengertian lain menurut Badudu dan Zain ( 1994 : 1031) yaitu sebagai berikut : “Pengaruh adalah (1) daya yang menyebabkan sesuatu yang terjadi ; (2) sesuatu tang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain; dan (3) tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain”. Jadi pengaruh memperlihatkan adanya sebab akibatatau hubungan kausal antara variabel dalam penelitian ini.
b. Fasilitas Pembelajaran
Dalam UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pada Bab IX bahwa fasilitas pembelajaran yaitu sarana dan prasarana merupakan bagian dalam standar nasional
(25)
pendidikan, yang merupakan kriteria minimal tentang system pendidikan di seluruh wilayah hokum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasarkan Permen Diknas No 24 tahun 2007 Sarana pembelajaran diartikan “segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan dalam pembelajaran”.
Sedangkan berdasarkan SK Mendiknas No.053/U/2001 tanggal 19 april 2001 tentang pedoman penyusunan standar pelayanan minimal penyelenggaraan sekolah bidang pendidikan dasar dan menengah, sarana pembelajaran meliputi :
(a) Sarana fisik sekolah ( bangunan, perabot sekolah, sarana pendidikan sekolah), (b) media pendidikan ( perangkat keras dan lunak ), (c) alat peraga dan alat praktek, (d) pembukuan sekolah ( buku teks utama, buku teks pelengkap, buku bacaan, dan buku sumber.
c. Kinerja Mengajar Guru
“Kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, atau unjuk kerja” ( Mulyarsa, 2003 : 136). Sedangkan pendapat michel 1978 (dalam Mulyarsa, 2003 : 138), ‘kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu : quality of work, prompetness, initiative, capability, and comunication’. Pendapat lain menyatakan bahwa, ‘kinerja adalah perbuatan dan prestasi serta keterampilan yang ditujukan oleh seseorang didalam melakukan perbuatan dan pekerjaan” (soeprihatno, 1998 : 7 ).
Sedangkan pendapat Rahman Abror ( 1993 : 141 ) mengemukakan pendapat nya lebih spesifik mengenai kinerja mengajar guru, yakni sebagai berikut.
Guru yang professional adalah guru yang memiliki kompetensi : (1) menguasai bahan yang diajarkan, (2) mengelola program pembelajaran, (3) menmgelola kelas, (4) menggunakan sumber dan media, ( 5) menguasai landasan pendidikan, (6) mengelola interaksi pembelajaran, (7) menilai prestasi siswa
(26)
Kinerja dapat disimpulkan sebagai pelaksanaan unjuk kerja, dan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan organisasi, meliputi adanya sasaran atau target, kuantitas, kualitas, efektifitas dan efisiensi. Sedangkan kinerja mengajar guru adalah pelaksanaan atau unjuk kerja yang dilakukan guru di sekolah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
3 Pembelajaran efektif
Ada beberapa pengertian tentang pembelajaran diantaranya menurut Poerwadarminta Pembelajaran merupakan terjemahan dari bahasa inggris “Instruction”, yang dalam bahasa Yunani disebut “instructus” atau “instruere” yang berarti menyampaikan pikiran dengan demikian arti intruksional adalah penyampaian pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran . Pengertian ini lebih mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan peserta didik ( Dimyati dan mujiono, 1999 : 13 ). Pengertian lain, pembelajaran adalah “usaha-usaha terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik” (Arief S. Sadiman, 1990 ; 15 ). Pembelajaran efektif adalah apabila dalam proses pembelajaran setiap elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa senang, puas dengan hasil pembelajaran, membawa kesan, sarana/fasilitas memadai, materi dan metode affordable, guru profesional. Tinjauan utama efektivitas pembelajaran adalah outputnya, yaitu kompetensi siswa.
C.
Instrumen Penelitian
Pada penelitian kuantitatif, penelitian umumnya menggunakan instrument ( alat ukur ) untuk mengumpulkan data, sedangkan instrumen penelitian merupakan alat ukur untuk mengukur variabel yang diteliti. Jumlah instrumen tergantung pada jumlah variabel
(27)
yang diteliti. Setiap instrumen akan mempunyai skala, sedangkan skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala interval dari satu sampai lima mengenai fasilitas pembelajaran, kinerja mengajar guru dan pembelajaran efektif. Untuk dapat mengkuantitatifkan data yang diperoleh dari daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dijawab oleh para responden. Sementara itu butir-butir pertanyaan kuesioner dibuat dalam bentuk pilihan ganda, di mana setiap butir pertanyaan terdiri dari lima alternatif jawaban. Kemudian data jawaban para responden diberi skor dengan menggunakan system Skala
Likert. Menurut pendapat Sugiyono (2003 : 107) “skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Dalam hal ini ada lima klasifikasi jawaban yang diberikan dengan kemungkinan pemberian skor jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif samapai negatif, adalah sebagai berikut :
Alat ukur penelitian angket memiliki alternatif jawaban yang diberi skor dari nilai 1 sampai 5, yaitu :
1. Variabel fasilitas pembelajaran meliputi : 5 = SM atau Sangat Memadai;
4 = MD atau Memadai; 3 = CM atau Cukup Memadai; 2 = TM atau Tidak Memadai;
1 = STM atau sangat Tidak Memadai
2. Variabel kinerja mengajar guru dan pembelajaran efektif meliputi : 5 = SS atau Sangat Setuju;
4 = S atau Setuju; 4 = N atau Ragu-ragu; 2 = Kurang Setuju;
(28)
1 = TS atau Sangat Tidak Setuju.
Pada penelitian ini instrument dirancang sesuai dengan sub-sub variabel dan indikator untuk setiap variabel, sedangkan alat pengumpulan datanya adalah angket yaitu : daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon ( responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping itu responden mengetahui informasi tertentu yang di minta. Pada penelitian ini angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu responden diberikan sejumlah pertanyaan yang menggambarkan hal-hal yang diungkap dari ketiga variabel dengan alternatif pilihan jawaban, selanjutnya responden diminta untuk menjawab setiap item sesuai dengan pilihannya dengan membubuhkan tanda silang pada alternatif jawaban yang telah tersedia. Pembuatan angket didasarkan pada acuan kisi-kisi rancangan instrument penelitian dengan dijabarkan pada pertanyaan angket tersebut.
Metode pengumpulan data angket dalam penelitian ini di bagi menjadi tiga bagian yaitu ;
1). Angket untuk mengumpulkan data mengenai fasilitas pembalajaran sekolah. 2). Angket untuk mengumpulkan data mengenai kinerja mengajar guru pada
Sekolah Menengah Atas
3) Angket untuk mengumpulkan data mengenai pembelajaran efektif di Sekolah Menengah Atas
Pada penelitian ini dengan mempertimbangkan kepraktisan dan efisiensi dalam pelaksanaan pengumpulan data dilapangan, ketiga angket tersebut digabung menjadi satu
Berdasarkan kajian pustaka tersebut diatas dan merujuk pada landasan hukum, diantaranya adalah UU No. 20 tahun 2003, tentang sistem Pendidikan Nasional, UU No.14
(29)
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 8 , Permen Diknas No.13 tahun 2007 dan Permen Diknas No 24 tahun 2007 tentang sarana dan prasarana pendidikan, dikembangkan menjadi konsep operasional dalam pembuatan kisi-kisi intrumen penelitian
Adapun kisi-kisi instrument penelitian dari variabel–variabel penelitian adalah, sebagai berikut :
Tabel 3.4. : Kisi-Kisi Instrumen Yang Diperlukan Untuk Mengukur Kejelasan Fasilitas Pembelajaran, Kinerja Mengajar guru dan Pembelajaran Efektif
No. Variabel Subvariabel Indikator-indikator No.Item
1.
Fasilitas Pembelajaran (X1)
Alat dan Media Pembelajaran
1) Adanya buku pelajaran tiap
pelajaran 1-2
2) Alat-alat tulis dan penunjang
pembelajaran 3-6
3) Alat laboratorium 7-8
4) Media visual 9-12
5) Media audio 13
6) Media audio visual 14-16 7) Teknologi Informasi 17-20 Perabot Sekolah 1) Ruang belajar yang
memadai, bersih dan sehat 21 2) Ruang kelas memiliki
peralatan lengkap 22
3) Jumlah kelas yang cukup untuk semua rombongan belajar
23 4) Memadainya ruang
laboratorium 24
5) Memadainya ruang
perpustakaan 25
2
Kinerja
Mengajar Guru (X2)
Kompetensi Professional Guru
1) Membuat rencana mengajar 1 2) Menguasai kurikulum 2-5 3) Bahan pelajaran yang
bervariasi
4) Pengeloaan program belajar
mengajar 7
5) Pengelolaan kelas 8
6) Penggunaan media dan
sumber belajar 9
7) Pengelolaan kegiatan belajar
(30)
8) Penilaian hasil belajar 15 Kompetensi
Personal
1) Memiliki sikap disiplin dalam menjalankan tugas sebagai guru
16 2) Mampu besikap terbuka 17 3) Memiliki sikap adil dalam
bersikap terhadap peserta didik
18 4) Mampu bersikap sebagai
motivator dalam proses kegiatan belajar mengajar
29 5) Memiliki sikap kewibawaan
prilaku dalam setiap proses pembelajaran
20 Kompetensi
Sosial
1) Dapat berinteraksi dengan
kepala sekolah 21
2) Dapat berinteraksi dengan
teman sejawat 22
3) Dapat berinteraksi dengan
staf 23
4) Dapat berinteraksi dengan
orang tua siswa 24
5) Dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitar lingkungan sekolah
25 3. Pembelajaran
Efektif (Y)
Pengkondisian pembelajaran
1) Ketepatan waktu mengajar 1 2) Mempersiapkan buku / LKS 2 3) Kesiapan alat tulis 3 4) Penertiban suasana
pembelajaran 4
5) Kebersihan tempat
pembelajaran 5
6) Menumbuhkan motivasi
belajar peserta didik 6 7) Menggunakan fasilitas
pembelajaran secara maksimal 7 Melakukan ekplorasi dalam pembelajaran
1) Melakukan Bimbingan
diskusi kelas 8
2) Menggunakan metode variasi
dalam pembelajaran 9
3) Melakukan stimulus dan
respon terhadap pesrta didik 10 4) Memakai model
pembelajaran 11
5) Menggunakan internet untuk
pembelajaran 12
(31)
pembelajaran pembentukan kompetensi belajar mengajar
bertanya pada saat
pembelajaran berlangsung 2) Tugas-tugas dikerjakan
dirumah 14
3) Menjawab pertanyaan dengan tepat setelah
diberikan kepada siswa pada saat pembelajaran
15 4) Menginformasikan standar
kompetensi dan kompetensi dasar kepada peserta di didik
16 Teknik
penggunaan media
1) Menggunakan alat peraga
pembelajaran 17
2) Dapat menggunakan infokus 18 3) Dapat menggunakan laptop 19 Penilaian
pembelajaran
1) Mengadakan evaluasi setiap
akhir pembelajaran 20-25
D. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba instrument penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kualitas instrument yang meliputi sekurang-kurangnya, validitas dan realibilitas instrument.
Uji validitas dan reliabilitas akan digunakan dengan menghitung nilai alfa atau dengan Cronbach’s Alpha. Penghitungan Cronbach’s Alpha dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi di antara butir-butir pernyataan dalam kuesioner. Secara umum, bahwa reliabilitas yang ditentukan oleh nilai Cronbach’s Alpha – kurang dari 0,06 dinyatakan kurang baik. Untuk uji reliabilitas yaitu dengan membandingkan antara antara nilai korelasi gutman split half atau r hitung dengan r tabel, Untuk itu bisa di lihat dalam tabel di bawah ini :
(32)
Tabel 3.5 Hasil Uji reliabilitas
No. Variabel
Nilai korelasi gutman split half
R tabel Kesimpulan
1 X1 0,925 0,514 Reliabel
2 X2 0,945
0,514 Reliabel
3 Y 0,901
0,514 Reliabel
Uji validitas ini menggunakan bantuan program SPSS 14.0 for Windows, dan
Ms.Excel yang dilakukan secara acak terhadap 15 orang responden yakni guru di SMA
Negeri 1 Pasawahan Kabupaten Purwakarta. Berdasarkan pengujian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3.6 Validitas Butir Fasilitas Pembelajaran Butir
Soal
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item Total Correlation
Cronbach’s Alpha if Item Deleted
rtabel Validitas
Soal 1 83,81 288,429 0,666 0,968 0,514 Valid Soal 2 84,69 275,829 0,753 0,966 0,514 Valid Soal 3 84,38 272,250 0,812 0,966 0,514 Valid Soal 4 84,81 276,029 0,788 0,966 0,514 Valid Soal 5 84,56 276,529 0,658 0,967 0,514 Valid Soal 6 84,56 276,263 0,588 0,968 0,514 Valid Soal 7 85,81 268,429 0,852 0,966 0,514 Valid
Soal 8 85,56 269,463 0,876 0,965 0,514 Valid Soal 9 84,94 279,929 0,799 0,966 0,514 Valid
Soal 10 85,56 262,929 0,832 0,966 0,514 Valid Soal 11 85,06 283,263 0,785 0,967 0,514 Valid Soal 12 84,81 280,296 0,706 0,967 0,514 Valid Soal 13 84,56 277,196 0,597 0,968 0,514 Valid Soal 14 84,44 275,863 0,865 0,966 0,514 Valid Soal 15 84,50 294,533 0,347 0,969 0,514 Tidak Valid Soal 16 85,06 278,063 0,792 0,966 0,514 Valid Soal 17 84,88 287,983 0,370 0,969 0,514 Tidak Valid Soal 18 85,94 275,929 0,783 0,966 0,514 Valid Soal 19 84,00 287,467 0,706 0,967 0,514 Valid Soal 20 85,56 267,196 0,889 0,965 0,514 Valid Soal 21 85,06 270,329 0,796 0,966 0,514 Valid
(33)
Soal 22 84,94 278,063 0,879 0,966 0,514 Valid Soal 23 85,19 262,563 0,895 0,965 0,514 Valid Soal 24 84,88 281,050 0,755 0,967 0,514 Valid Soal 25 84,94 275,263 0,742 0,967 0,514 Valid
Tabel 3.7 Validitas Butir Kinerja Mengajar Guru Butir
Soal
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item Total Correlation
Cronbach’s Alpha if Item Deleted
rtabel Validitas
Soal 1 89,88 239,983 0,229 0,963 0,514 Tidak Valid Soal 2 90,31 228,763 0,676 0,959 0,514 Valid Soal 3 90,00 229,200 0,636 0,960 0,514 Valid Soal 4 90,13 223,583 0,802 0,958 0,514 Valid Soal 5 90,06 228,196 0,646 0,959 0,514 Valid Soal 6 90,00 231,300 0,553 0,960 0,514 Valid Soal 7 90,69 217,296 0,854 0,957 0,514 Valid Soal 8 90,44 218,263 0,863 0,957 0,514 Valid Soal 9 90,06 230,329 0,717 0,959 0,514 Valid Soal 10 90,l56 212,796 0,888 0,957 0,514 Valid Soal 11 90,31 232,096 0,606 0,960 0,514 Valid Soal 12 90,38 228,917 0,657 0,959 0,514 Valid Soal 13 90,06 229,867 0,551 0,960 0,514 Valid Soal 14 90,06 227,733 0,786 0,958 0,514 Valid Soal 15 89,88 239,450 0,381 0,961 0,514 Tidak Valid Soal 16 90,31 225,029 0,838 0,958 0,514 Valid Soal 17 90,31 231,829 0,489 0,961 0,514 Tidak Valid Soal 18 91,66 222,329 0,809 0,958 0,514 Valid Soal 19 89,69 235,296 0,538 0,960 0,514 Valid Soal 20 90,75 219,400 0,851 0,957 0,514 Valid Soal 21 90,25 220,733 0,803 0,958 0,514 Valid Soal 22 90,19 225,096 0,791 0,958 0,514 Valid Soal 23 90,44 214,663 0,832 0,958 0,514 Valid Soal 24 90,06 232,739 0,521 0,960 0,514 Valid Soal 25 90,25 223,133 0,777 0,958 0,514 valid
Tabel 3.8 Validitas Butir Pembelajaran Efektif Butir
Soal
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item Total Correlation
Cronbach’s Alpha if Item Deleted
rtabel Validitas
Soal 1 89,75 187,267 0,704 0,940 0,514 Valid
Soal 2 89,88 190,783 0,532 0,942 0,514 Valid
Soal 3 89,25 193,267 0,425 0,943 0,514 Tidak Valid
Soal 4 89,44 185,862 0,724 0,940 0,514 Valid
Soal 5 89,38 190,383 0,550 0,942 0,514 Valid
(34)
Soal 7 89,88 182,117 0,727 0,939 0,514 Valid
Soal 8 89,75 181,533 0,886 0,937 0,514 Valid
Soal 9 89,38 190,250 0,734 0,940 0,514 Valid
Soal 10 90,25 188,467 0,535 0,942 0,514 Valid
Soal 11 89,75 189,933 0,579 0,941 0,514 Valid
Soal 12 89,81 187,896 0,603 0,941 0,514 Valid
Soal 13 89,56 189,996 0,503 0,942 0,514 Tidak Valid
Soal 14 89,44 188,529 0,676 0,940 0,514 Valid
Soal 15 89,44 188,129 0,568 0,942 0,514 Valid
Soal 16 89,75 186,867 0,599 0,941 0,514 Valid
Soal 17 89,69 187,296 0,545 0,942 0,514 Valid
Soal 18 90,38 182,117 0,851 0,938 0,514 Valid
Soal 19 89,31 195,962 0,319 0,944 0,514 Tidak Valid
Soal 20 90,13 181,583 0,837 0,938 0,514 Valid
Soal 21 89,63 186,117 0,648 0,941 0,514 Valid
Soal 22 89,63 189,583 0,622 0,941 0,514 Valid
Soal 23 89,63 179,850 0,740 0,939 0,514 Valid
Soal 24 89,38 196,650 0,306 0,944 0,514 TValid
Soal 25 89,38 186,117 0,622 0,941 0,514 Valid
Dari soal yang tersebut diatas terdapat dua bagian yaitu soal yang valid dan yang tidak valid untuk soal yang valid selanjutnya dipakai dalam penelitian sebagai intrumen atau alat untuk mendapatkan data dari responden dilapangan. Sedangkan untuk soal yang belum valid dalam uji coba tersebut diatas dicari penyebab tidak validnya soal itu dan selanjutnya dilakukan perbaikan atas saran pembimbing yang ahli dibidangnya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang diperoleh dan akan di analisis dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden, kemudian di analisis secara kuantitatif. Cara atau pengumpulan data yang dipakai oleh peneliti adalah teknik angket, studi kepustakaan dan dokumentasi, yaitu dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Teknik angket atau kuesioner
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
(35)
untuk mendapatkan jawaban. Pertanyaan yang diberikan dalam angket sudah disediakan jawabannya sehingga responden hanya memilih salah satu item jawaban tersebut. Jenis angket yang seperti ini dinamakan angket pertanyaan tertutup. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data fasilitas pembelajaran, kinerja mengajar guru dan pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta. Langkah–langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data melalui angket adalah sebagai berikut :
2. . Penyusunan kisi-kisi instrumen yang berdasarkan pada teori yang menjadi acuan varibel dan subvariabel penelitian, serta indikator-indikatornya.
a. Penyusunan butir-butir instrumen penelitian
b. Pengujian validitas dan reliabilitas butir instrumen.
c. Menyeleksi butir soal berdasarkan validitas dan reliabilitasnya dan berdasarkan hasil uji coba terhadap guru sebagai responden, didapatkan beberapa butir soal tidak mencapai taraf valid sehingga di ganti atau direvisi berdasarkan pendapat ahli, dalam hal ini pembimbing. Setelah dilakukan revisi maka diperoleh jumlah butir instrumen tetap yaitu :
1) Instrumen fasilitas pembelajaran sebanyak 25 item soal 2) Instrumen kinerja mengajar guru sebanyak 25 item soal 3) Instrumen pembelajaran efektif sebanyak 25 item soal
d. Penyebaran angket atau kuesioner kepada responden yang telah ditetapkan sesuai dengan pengambilan sampling dari populasi.
(36)
2. Studi Dokumentasi
Pada penelitian ini studi dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data berupa informasi yang berhubungan dengan penelitian, yaitu data yang terdapat di kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purwakarta serta di sekolah yang dijadikan sampel.
F. Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif dipilih karena data-data yang diperoleh peneliti melalui angket merupakan data kuantitatif berupa angka-angka yang harus diolah dengan statistik.
Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif yang bersifat ex post facto. Sedangkan Penelitian deskriftif adalah :
”penelitian yang digunakan untuk mengolah data dengan cara mendeskrifsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi” ( Sugiyono, 1999 : 169)
Selanjutnya Sugiyono ( 1999 : 7 ) mengemukakan bahwa penelitian ex post faccto adalah ”suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut”.
G. Prosedur dan Tahapan Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang dilakukan pada dasarnya ada empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pengolahan data, dan tahap penarikan kesimpulan. Adapun langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
(37)
1. Tahap persiapan
Ada beberapa langkah yang deilakukan peneliti sebelum terjun penelitian dilapangan, peneliti mengadakan beberapa persiapan terlebih dahulu agar tidak mengalami hambatan dalam proses penelitian selanjutnya. Persiapan itu diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan masalah penelitian. b. Menyusun hipotesis
c. Menentukan lokasi, polpulasi, dan sampel penelitian
d. Menyusun kisi-kisi intrumen berdasarkan variabel dan dimensi penelitian, baik variabel independen maupun variabel dependen
e. Menyusun butir instrumen f. Mengujicobakan instrumen
g. Mangadakan uji validitas dan uji reliabilitas butir instrumen
h. Mengajukan permohonan izin penelitian kepada instansi subyek penelitian 2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini dilaksanakan setelah semua persiapan selesai dan penelitian dilapangan dilaksanakan sekitar bulan April 2010. Adapun penyebaran angket dilaksanakan pada lima Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten Purwakarta, langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi responden penelitian pada sekolah yang dijadikan sampel. 2) Melaksanakan penyebaran dan pengumpulan angket yang telah di uji validitas
dan reliabilitasnya.
3) Melakukan editing dan menyusun data jawaban responden ke dalam lembaran matrik untuk mempermudah pengolahan data.
(38)
4) Mengolah data bantuan SPSS fo 3. Tahap pengolaha
Proses pengukuran skala deferensial semanti kesalahan yang mungkin a dilanjutkan langkah-langka dilakukan adalah sebagai be
a. Menghitu dengan tu responden menggunak
P
=Dimana :
P = Prosen
X = Skor r XId = Skor id
b. Mendeskr Langkah be menmdeskripsikan bertujuan untuk me guru dan pembelaja Untuk mengetahui peneliti dalam peng
window 14.00.
ta mentah dengan menggunakan pendekatan k
for windows 14.00
han Data
an terhadap data yang diperoleh dari respon ntic ( semantic seferensial scale). Kemudi n ada baik dari jawaban maupun pengisian da
kah analisis data yang diperoleh atau dikumpu i berikut :
itung persentase skor rata-rata dari setiap ver tujuan untuk mengetahui kecenderungan n terhadap variabel-variabel penelitian.
akan rumus:
sentase skor rata-rata yang dicari r rata-rata setiap variabel r ideal setiap variabel
krifsikan variabel
berikutnya setelah menghitung prosentase n setiap variabel, lengkap dengan subvariabe mengetahui bagaimana fasilitas pembelajaran, ajaran efektif di SMA Negeri yang ada di Kabu ui masing-masing variabel beserta subvariab enghitungannya menggunakan Ms Excel dan
n kuantitatif, melalui
onden menggunakan dian mengedit dari data responden, dan pulkan dari responen
veriabel dan Y an umum jawaban
Penghitungan ini
se variabel, penulis belnya. Kegiatan ini an, kinerja mengajar abupaten Purwakarta. iabel-subvariabelnya, n program SPSS for
(39)
c. Pengujian normalitas distribusi
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sample tersebut bersumber dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov melalui bantuan program SPSS for windows
14.00.
d. Menguji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menguji asumsi apakah rata-rata ketiga variabel tersebut mempunyai varian yang sama atau tidak. Untuk uji homogenitas ini menggunakan uji Levene dengan bantuan SPSS for windows14.00.
e. Menguji hipotesis.
Menguji hipotesis penelitian ini dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi. digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas atau independent variable dan variabel terikat atau dependent variable,
variabel independent terhadap variabel dependen, dan menganalisis regresi yang
digunakan untuk memprediksi perubahan nilai variabel dependen apabila variabel
independent nya berubah. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS for window 14.0.
Dengan tujuan untuk memudahkan data yang akan diklarifikasikan ke dalam kategori-kategori, serta selanjutnya dibandingkan dengan menghitung frekuensi dan prosentasi. Selanjutnya, analisis statistik regresi yang digunakan dalam menguji pengaruh yang signifikan antara fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru terhadap pembelajaran efektif.
Menguji hipotesis digunakan teknik statistic regresi sederhana; regresi ganda; korelasi sederhana; dan korelasi ganda.
(40)
1. Rumus Persa 2. Rumus Persa 3. Rumus Korel r hitung =
dimana : rhitung = Koefis X = Variab Y = Variab N = Jumlah
4. Rumus Kore
RX1.X2.Y = Untuk memu bebas dan variabel t
Interp
Interval Koefes 0,80 - 1,0 0,60 - 0,7 0,40 - 0,5 0,20 - 0,3 0,00 - 0,1
f. Tahap Pe Pengolahan penulis menjabarkan bersifat mendeskrifsi penelitian penulis me
rsamaan Regresi Sederhana : Ŷ = a + b1
rsamaan Regresi Ganda : Ŷ = a + b1
relasi Pearson Product Moment (PPM) :
( Riduan, 20
efisien korelasi iabel Bebas iabel Terikat
lah responden
orelasi Ganda sebagai berikut
mudahkan interpretasi mengenai kekuatan kore el terikat, digunakan tabel dibawah ini yaitu seba
Tabel 3.9
rpretasi Korelasi Antar Variabel
fesien i Tingkat Hubungan ,000 ,799 ,599 ,399 ,199 Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah Pengambilan Kesimpulan
an data selesai dilakukan dengan bantuan SPSS an setiap bagian hasil perhitungan statistic de ifsikan hasil tersebut. Berdasarkan hasil temuan mencoba menjawab semua permasalahan yang
1
1X1 + b2X2
2008 : 279 )
relasi antara variabel bagai berikut.
SS for widows 14.0, dengan bahasa yang uan yang didapat dari ng telah di rumuskan.
(41)
(42)
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian, penulis pada bab ini akan menyampaikan simpulan dan rekomendasi. Adapun uraian yang dapat disampaikan penulis adalah sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dengan ini penulis akan merumuskan kesimpulan.
1. Gambaran umum rata-rata jawaban responden terhadap pertanyaaan penulis adalah fasilitas pembelajaran kategori tinggi, yaitu sebesar 78,06%, kinerja mengajar kategori tinggi, yaitu sebesar 75,56%, pembelajaran efektif kategori tinggi, yaitu sebesar 74,06% dari skor idealnya. Memperlihatkan persebaran yang nmenunjukan gejala umum dari jawaban responden terhadap pertanyaan peneliti
2. Adanya korelasi yang positif antara fasilitas pembelajaran, kinerja mengajar guru dan pembelajaran efektif di SMA Negeri Kabupaten Purwakarta, untuk melihat lebih lanjut korelasi tersebut dapat dijabarkan dalam koefisien korelasi sebagai berikut :
a. Koefisien korelasi yang positif antara fasilitas pembelajaran dengan kinerja mengajar guru adalah 0,388 pada tingkat signifikan 0,00.
b. Koefisien korelasi yang positif antara fasilitas pembelajaran dengan pembelajaran efektif mengajar guru adalah 0,537 pada tingkat signifikan 0,00
c. Koefisien korelasi yang positif antara Kinerja mengajar guru dengan pembelajaran efektif adalah 0,315 pada tingkat signifikan 0,00
(43)
3. Terdapat pengaruh yang signifikan dari fasilitas pembelajaran terhadap pembelajaran efektif sebesar 0,537 ditunjukan dengan persamaan regresi linier Ŷ= 35,769 + ,489X1 Ini memperlihatkan pengaruh tergolong cukup kuat, dengan kontribusi sebesar 28,8 %. Sedangkan tingkat signifikan koefisien korelasi satu sisi (1 tailed) dari output menghasilkan angka 0,00 atau 0. Karena probabilitas jauh dibawah 0,01 atau 0,05, maka pengaruh antara fasilitas pembelajaran terhadap pembelajaran efektif signifikan.
4. Terdapat pengaruh yang signifikan dari kinerja mengajar guru terhadap pembelajaran efektif sebesar 0,315, ditunjukan dengan persamaan regresi linier Ŷ= 35,769 + 0,125X2, Ini memperlihatkan pengaruh tergolong rendah, dengan kontribusi hanya 9.9 %. Sedangkan tingkat signifikan koefisien korelasi satu sisi (1 tailed) dari output menghasilkan angka 0,00 atau 0. Karena probabilitas jauh dibawah 0,01 atau 0,05, maka pengaruh antara kinerja mengajar guru terhadap pembelajaran efektif signifikan.
5. Terdapat pengaruh yang signifikan dari fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru secara bersama-sama terhadap pembelajaran efektif sebesar 0,55 tergolong belum cukup kuat, dengan kontribusi sebesar 30,2%, karena sisanya sebesar 69,8 % ditentukan factor lainnya ( motivasi siswa, lingkungan sekolah, kurikulum, dan sebagainya ) di luar fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru.
. Fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru terhadap pembelajaran efektif memiliki persamaan regresi linier Ŷ=35,769+0,490X1+0,103X2.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran efektif bisa ditingkatkan dengan memaksimalkan fasilitas pembelajaran dan kinerja guru secara professional.
(44)
A. Implikasi
Dengan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis merumuskan implikasi dalam peningkatan pembelajaran yang efektif adalah sebagai berikut :
Setelah melihat hasil penelitian maka gambaran rata-rata jawaban responden sebesar 75,56% dari skor ideal, hal ini menunjukan perlunya peningkatan kinerja mengajar guru agar pembelajaran di tingkat sekolah menengah lebih bermutu dan siap menghadapi persaingan dimasa yang akan datang. Sebagai professional yang diberikan tugas mengemban peningkatan mutu pendidikan, guru diharuskan meningkatkan kualifikasi pendidikannya.
Menurut Cooper mengutip pendapat B.O. Smith (dalam Suparlan, 2004) yang telah menyarankan bahwa seorang guru yang terlatih harus disiapkan dengan empat bidang kompetensi agar ia menjadi guru yang efektif yaitu :
Command of theoretical knowledge about learning and human behavior. Display of attitudes that fostter learning and genuine human realtionship. Cammand of knowledge in the subject matter to be taught.
Control of technical skills of teaching that facilitate student learning.
Setelah hasil temuan dilapangan, ditemukan fasilitas pembelajaran belum merata dan belum optimal sehingga guru masih kekurangan fasilitas yang memadai dalam menciptakan pembelajaran yang efektif, hal ini bisa dilihat dari rata-rata prosentase yang berkisar pada angka 78,06% dari skor idealnya. Pembelajaran efektif ada karena diciptakan oleh guru bukan berlangsung secara kebetulan, untuk itu guru dituntut mampu melakukan pembelajaran dengan baik sesuai dengan kaidah yang sudah ditentukan. Pelaksanaan pembelajaran berlangsung efektif karena kinerja mengajar guru yang searah dengan indicator pembelajaran efektif.
(45)
Jadi muara dari pembelajaran efektif adalah kinerja mengajar guru yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dan harus dimiliki oleh seorang guru. Apabila hal itu tidak dipenuhi maka pembelajaran efektif akan sulit dicapai.
B. Rekomendasi
Dengan berdasarkan implikasi, penulis merumuskan rekomendasi kepada pihak-pihak terkait dalam peningkatan pembelajaran yang efektif. Untuk meningkatkan kinerja mengajar guru maka harus tahu akan tugasnya yaitu diantaranya guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua ke dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya. Adapun yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal akan tertanam dalam diri siswa. Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan datang tercermin dari potret guru di masa sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan sangat bergantung dari "citra" guru di tengah-tengah masyarakat.
(46)
Untuk itu peran pemerintah sangat diharapkan dalam meninmgkatkan fasilitas pembelajaran karena peningkatan fasilitas berkaitan dengan anggaran yang telah tersedia, kemudahan birokrasi dalam menunjang tersedianya fasilitas pembelajaran.
Pembelajaran efektif dapat tercapai secara maksimal apabila peran guru sebagai ujung tombak dalam pembelajaran sudah menunjukan kinerja yang baik seperti menguasai materi pembelajaran, senang terhadap pekerjaan, menghargai siswa sebagai manusia yang sedikitnya telah memiliki pengalaman pribadi dan pengetahuan.
(47)
(48)
DAFTAR PUSTAKA
Akdon, (2008) Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi
Pendidikan. Bandung : Dewa Ruchi
Ahmad Batinggi, (1999). Manajerial Pelayanan Umum. Jakarta :Universitas Terbuka.
Armstrong, Michael. (2003 ) The Art of HRD ; Strategic Human Resource Managemant. London : Kogan page Limited, N1 9JN.
Arief S. Dan Suwarto.(2007), Metode dan teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta : Penerbit Andi
Burhanuddin. (1990), Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan, Malang : PT. Bumi Aksara.
Bush, Tonny & Coleman M .(2000). Leadership Strategic Management in
Education. London : A Sage Publication
Castetter, William (1992) The Human resocurce Function in Educational
Administration. New Jersey : Schuster Company
Ciptono F, 1997. Prinsip-prinsip Total Quality Service..Yogyakarta : Andi Offset
Danim, Sudarwan.(2002). Inovasi Pendidikan dalam Upaya Profesionalisme Tenaga
Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Davis, Russell G.(1980). Planning Education For development.Cambridge Vol. II, Massachusetts. USA.
Davis, Russell G.(1980). Planning Education For development.Cambridge Vol. II, Massachusetts. USA.
Daryanto, Drs. (2009). Paduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta : Publiher
Depdiknas.(2008).Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2008.
Departemen Agama RI.(2000). Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Islam.
Engkoswara. (1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Fatah, Nanang. (1996). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
(49)
Fred CL.& BJ.Irby (2006).The Principalship;Vision to action
Belmot- CA.USA: Sam Houston State University
Gie, The Liang. (1989). Ensiklopedi Administrasi. Jakarta: PT. Air Agung Putra. Hadi, Sutrisno . (1984). Metodologi Reseach Jilid II, Cetakan XIV, Yayasan
Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah mada,Yogyakarta.
Hoy & Miscel, (1987). Education Administration.: Theory, Research and
Practice. New York : Random Hause.
Keraf, Gorys. (1994). Komposisi. Ende : Nusa Indah
Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mangkunegara , S.Tb. dan Hubies . (2003). Manajeman Mutu Sumber Daya
Manusia. Bogor : Galia Indonesia
Moch.Idochi Anwar.(2003). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan, Bandung : Alfabeta
Morphet, E.L., Jhons, R.L., Reller,T.L.(1974) Educational Organization and
Administration : Concept, Practice, and Issues. Englewood Cliffs, New Jersey :
Prentice-Hal,Inc.
Muchlisoh, (1996). Pendidikan bahasa Indonesia. Universitas Terbuka
Mufti Ahmad(2007). Administrasi & Supervisi Pendidikan, Palembang : IAIN Raden Fatah Press
Muhibbin, Syah, (1995). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan baru, Bandung: Remaja RosdaKarya.
Mulyasa, (2002). Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Mulyasa, E. (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Munir, (2000). Manajemen Pelayanan Publik. Bina Aksara. Jakarta
Nanang, Fattah.(2006). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : PT Rosdakarya Ningrum, Epon.(2009). Kompetensi Profesional Guru dalam Konteks Strategi
Pembelajaran. Bandung : Buana Nusantara.
Oxford University. (2003). Oxford Learner’s Pocket Dictionary, Third Edition. Oxford: Oxford University Pres
(50)
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan
Pidarta, (1997). Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: PT. Bina Rineka Cipta.
Purwanto, Ngalim. (2007). Administrasi pendidikan dan supervisi pendidikan. Bandung:PT Remaja Rosda Karyta
Razik, Taher A. & Swanson, Austin D. (1995). Fundamental Concept of Educational
Leadership and Managment. Colombus-Ohio: Prentice Hall.
Riduwan (2008). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta
Riduwan dan Akdon. (2005). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta.
Sagala, Syaiful, (2003).Manajemen Berbasis Sekolah &Masyarakat. Bandung : Alfabeta
_____________.(2006) Adminisrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung : . AlFabeta _____________. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
_____________.(2010). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sarwono, J. (2009). Statistik itu mudah. Panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi
Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: Andi
Satori, Djam’an, et all. (2003). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Jawa
Barat. Bandung: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Satori, Djam’an. (2000). Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah. Makalah Depdiknas: Bandung.
Sa’ud, S. Udin, Makmun S. Abin.(2007). Perencanaan Pendidikan Suatu pendekatan
Komprehensif. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
Schein, Edgar H. (1992). Organizational Culture and Leadership (second edition). California: McMillan Internatinal Publishing Group.
Siagian, Sondang.(2008). Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta:Bumi Aksara
(51)
Siagian, Sondang, P. (1992). Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta : PT Rineka Cipta
Soebroto, R.(1980). Pokok- pokok Pengertian Ilmu Jakarta : Balai Pembinaan Administrasi, Akademi Administrasi Taha Usaha Negara
Soewarno Handayaningrat, (1996). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen. Jakarta : Gunung Agung.
Steers, Richard M. et al. (1985). Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Subiyantoro, Arief. (2006). Metod dan Teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta : Andi Offset
Sugiyono.(2003).Metode Penelitian Administrasi.Bandung : Alfabeta Sugiyono.(2007).Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Suharsimi, Arikunto. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT.Bumi Aksara
Surakhmad, Winarno. (1979). Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars Sururi dan S. Nugraha.(2007). Belajar SPSS for Windows.Untuk Mengelola Data
Penelitian. Bandung : Dewa Ruchi
The Liang Gie,. (1992). Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty Tsauri, Sofyan.(2007). Administrasi dan supervisi pendidikan. Jember : Center for
society studies
Umar, Tirtarahardja, dan S.L. La Sulo.( 2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. UPI.(2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.
Usman, Moh. Uzer. (1994). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Yusak Burhanuddin.(2005). Administrasi Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia
(1)
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Akdon, (2008) Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi
Pendidikan. Bandung : Dewa Ruchi
Ahmad Batinggi, (1999). Manajerial Pelayanan Umum. Jakarta :Universitas Terbuka.
Armstrong, Michael. (2003 ) The Art of HRD ; Strategic Human Resource Managemant. London : Kogan page Limited, N1 9JN.
Arief S. Dan Suwarto.(2007), Metode dan teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta : Penerbit Andi
Burhanuddin. (1990), Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan, Malang : PT. Bumi Aksara.
Bush, Tonny & Coleman M .(2000). Leadership Strategic Management in
Education. London : A Sage Publication
Castetter, William (1992) The Human resocurce Function in Educational
Administration. New Jersey : Schuster Company
Ciptono F, 1997. Prinsip-prinsip Total Quality Service..Yogyakarta : Andi Offset
Danim, Sudarwan.(2002). Inovasi Pendidikan dalam Upaya Profesionalisme Tenaga
Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Davis, Russell G.(1980). Planning Education For development.Cambridge Vol. II, Massachusetts. USA.
Davis, Russell G.(1980). Planning Education For development.Cambridge Vol. II, Massachusetts. USA.
Daryanto, Drs. (2009). Paduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta : Publiher
Depdiknas.(2008).Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2008.
Departemen Agama RI.(2000). Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Islam.
Engkoswara. (1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Fatah, Nanang. (1996). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
(3)
Fred CL.& BJ.Irby (2006).The Principalship;Vision to action
Belmot- CA.USA: Sam Houston State University
Gie, The Liang. (1989). Ensiklopedi Administrasi. Jakarta: PT. Air Agung Putra. Hadi, Sutrisno . (1984). Metodologi Reseach Jilid II, Cetakan XIV, Yayasan
Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah mada,Yogyakarta.
Hoy & Miscel, (1987). Education Administration.: Theory, Research and
Practice. New York : Random Hause.
Keraf, Gorys. (1994). Komposisi. Ende : Nusa Indah
Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mangkunegara , S.Tb. dan Hubies . (2003). Manajeman Mutu Sumber Daya
Manusia. Bogor : Galia Indonesia
Moch.Idochi Anwar.(2003). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan, Bandung : Alfabeta
Morphet, E.L., Jhons, R.L., Reller,T.L.(1974) Educational Organization and
Administration : Concept, Practice, and Issues. Englewood Cliffs, New Jersey :
Prentice-Hal,Inc.
Muchlisoh, (1996). Pendidikan bahasa Indonesia. Universitas Terbuka
Mufti Ahmad(2007). Administrasi & Supervisi Pendidikan, Palembang : IAIN Raden Fatah Press
Muhibbin, Syah, (1995). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan baru, Bandung: Remaja RosdaKarya.
Mulyasa, (2002). Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Mulyasa, E. (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Munir, (2000). Manajemen Pelayanan Publik. Bina Aksara. Jakarta
Nanang, Fattah.(2006). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : PT Rosdakarya Ningrum, Epon.(2009). Kompetensi Profesional Guru dalam Konteks Strategi
Pembelajaran. Bandung : Buana Nusantara.
Oxford University. (2003). Oxford Learner’s Pocket Dictionary, Third Edition. Oxford: Oxford University Pres
(4)
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan
Pidarta, (1997). Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: PT. Bina Rineka Cipta.
Purwanto, Ngalim. (2007). Administrasi pendidikan dan supervisi pendidikan. Bandung:PT Remaja Rosda Karyta
Razik, Taher A. & Swanson, Austin D. (1995). Fundamental Concept of Educational
Leadership and Managment. Colombus-Ohio: Prentice Hall.
Riduwan (2008). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta
Riduwan dan Akdon. (2005). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta.
Sagala, Syaiful, (2003).Manajemen Berbasis Sekolah &Masyarakat. Bandung : Alfabeta
_____________.(2006) Adminisrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung : . AlFabeta _____________. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
_____________.(2010). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sarwono, J. (2009). Statistik itu mudah. Panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi
Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: Andi
Satori, Djam’an, et all. (2003). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Jawa
Barat. Bandung: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Satori, Djam’an. (2000). Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah. Makalah Depdiknas: Bandung.
Sa’ud, S. Udin, Makmun S. Abin.(2007). Perencanaan Pendidikan Suatu pendekatan
Komprehensif. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
Schein, Edgar H. (1992). Organizational Culture and Leadership (second edition). California: McMillan Internatinal Publishing Group.
Siagian, Sondang.(2008). Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta:Bumi Aksara
(5)
Siagian, Sondang, P. (1992). Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta : PT Rineka Cipta
Soebroto, R.(1980). Pokok- pokok Pengertian Ilmu Jakarta : Balai Pembinaan Administrasi, Akademi Administrasi Taha Usaha Negara
Soewarno Handayaningrat, (1996). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen. Jakarta : Gunung Agung.
Steers, Richard M. et al. (1985). Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Subiyantoro, Arief. (2006). Metod dan Teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta : Andi Offset
Sugiyono.(2003).Metode Penelitian Administrasi.Bandung : Alfabeta Sugiyono.(2007).Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Suharsimi, Arikunto. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT.Bumi Aksara
Surakhmad, Winarno. (1979). Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars Sururi dan S. Nugraha.(2007). Belajar SPSS for Windows.Untuk Mengelola Data
Penelitian. Bandung : Dewa Ruchi
The Liang Gie,. (1992). Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty Tsauri, Sofyan.(2007). Administrasi dan supervisi pendidikan. Jember : Center for
society studies
Umar, Tirtarahardja, dan S.L. La Sulo.( 2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. UPI.(2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.
Usman, Moh. Uzer. (1994). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Yusak Burhanuddin.(2005). Administrasi Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia
(6)