EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FILM BISU TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS (SAKUBUN) MAHASISWA TINGKAT II JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UPI.

(1)

ABSTRAKSI

KATA PENGANTAR...i

UCAPAN TERIMAKASIH...ii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR TABEL...vi

DAFTAR BAGAN...vii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan dan Batasan Masalah...5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...7

D. Definisi Operasional...8

E. Anggapan Dasar dan Hipotesis...9

F. Metodologi Penelitian...10

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Menulis...13

B. Sakubun...22

C. Media Pembelajaran...25

D. Film Bisu sebagai Media Pembelajaran...33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian...41


(2)

E. Teknik Pengolahan Data...45 F. Rancangan Penelitian...47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan pengumpulan data...52 B. Analisis Data...65 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan...70 B. Rekomendasi...71 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. RPP

B. Lembar Soal C. Aspek Penilaian

D. Format Penilaian Hasil Karangan E. Absensi Kelas Eksperimen dan Kontrol F. Penilaian Media

G. Hasil Karangan H. Media Film (CD) RIWAYAT HIDUP


(3)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Seperti yang diungkapkan oleh Fadli dalam Maulida (2005) bahwa, “Bahasa merupakan alat komunikasi yang bisa secara langsung maupun tidak langsung, berupa bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang dapat dilafalkan maupun dilambangkan oleh simbol-simbol”.

Pendidikan bahasa ditujukan agar pemelajar memiliki kecakapan dasar berbahasa, yakni kemampuan mambaca, menyimak, berbicara, mengapresiasi, menulis, dan menalar. Namun aspek utama yang ditekankan dari pembelajaran berbahasa ada 4, yaitu: mendengar, berbicara, membaca dan menulis.

Keempat aspek kemampuan berbahasa tersebut walaupun dapat dipilah, tetapi keempatnya merupakan sesuatu yang saling berhubungan dan penting untuk dipelajari. Sutari (1997 : 8) menyebutkan hubungan antar keempatnya sebagai sesuatu yang catur tunggal.

Dalam pembelajaran bahasa, baik bahasa asing maupun bahasa ibu kemampuan menulis merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang diperoleh paling akhir dalam rangkaian proses perolehan kemampuan berbahasa manusia. Dikatakan perolehan terakhir karena kemampuan menulis akan tercapai setelah kemampuan mendengar,


(4)

berbicara, dan membaca dikuasai. Maka dari itu, kemampuan ini merupakan penyempurna dari kemampuan berbahasa manusia. Seperti halnya ketiga kemampuan berbahasa, kemampuan menulis pun membutuhkan keterampilan khusus dari manusia. Sebagaimana dikemukakan oleh Nurgiantoro (1987 : 271) :

”Dibanding tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu.”

Menulis didefinisikan sebagai suatu aktifitas menyusun kalimat atau mengorganisasikan kalimat menjadi satu kesatuan dengan mengemukakan ide atau pendapat tentang hal yang ingin disampikan kepada pembaca. Dalam pembelajaran bahasa Jepang keterampilan menulis dikenal dengan istilah Sakubun.

Walaupun keterampilan menulis dianggap sebagai keterampilan yang sangat sulit, tetapi keterampilan menulis ini sangatlah penting untuk dikuasai. Karena, dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan kompetensi linguistik, personal, dan sosial, sehingga dapat meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi.

Tetapi untuk dapat menulis karangan, khususnya dalam bentuk karangan narasi, seseorang harus mampu mempergunakan kedua belahan otaknya, yang kiri maupun yang kanan. Seperti diketahui, belahan otak kiri berkaitan dengan kemampuan


(5)

matematis-logis, sementara belahan otak kanan berkaitan dengan penggambaran, irama dan musik. Ketika menulis karangan seseorang hanya mengembangkan salah satu belahan otaknya saja. Padahal, jika seseorang berhasil mengembangkan kedua belahan otaknya secara bersamaan, maka akan diperoleh hasil yang berlipat ganda.

Setelah melakukan survei terhadap sejumlah pemelajar bahasa Jepang, diketahui bahwa para pemelajar sering mengalami kesulitan dalam menulis, banyak faktor yang membuat mereka berfikir bahwa menulis (sakubun)merupakan salah satu mata kuliah tersulit. Salah satu masalah yang sering mereka hadapi yaitu tatkala mereka kahilangan kata-kata dan gambaran imajinasi saat menuangkan gagasannya dalam sebuah karangan bebas dalam bahasa Jepang.

Hal ini disebabkan karena para siswa pada umumnya masih sulit untuk berpikir abstrak, maka dalam usaha untuk mempermudah mengenalkan bentuk konsep pada siswa yang masih sulit untuk berpikir abstrak harus dibantu dengan memanfaatkan media.

Media menurut NEA (National Education Association) dalam Sadiman (1996 : 6) adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar atau dibaca. Media merupakan bagian dari komponen metodologi pengajaran yang berfungsi sebagai sumber dan membantu metode pengajaran yang sedang dilakukan (Sudjana, 1991 : 2).

Maka dari itu, kegunaan media sebagai salah satu sumber belajar yang mempunyai kemampuan dalam menyalurkan pesan diharapkan dapat mengatasi


(6)

faktor-faktor yang menghambat proses komunikasi tersebut. Hal ini karena suatu input akan terekam dalam benak seseorang apabila dalam prosesnya terdapat suatu kesan yang mendalam. Haryono dalam artikelnya mengatakan bahwa:

“Komunikasi verbal bukanlah bentuk komunikasi satu-satunya untuk menyampaikan pesan. Masih banyak cara lain yang dapat dipakai untuk menyampaikan pesan lain dalam bentuk visual berupa gambar-gambar, simbol dan lain-lain ”. Menurutnya ada tiga alasan menggunakan visualisasi di dalam berkomunikasi, yaitu : (1) Pesan yang disampaikan lebih menarik perhatian. Unsur perhatian inilah yang penting di dalam proses belajar, karena dari adanya perhatian timbul rangsangan (motivasi) untuk belajar. (2) Pesan yang disampaikan lebih efisien. Gambaran visual dapat mengkomunikasikan pesan dengan cepat dan nyata, oleh karena itu dapat mempercepat pemahaman pesan secara lebih komprehensif. (3) Pesan visual lebih efektif. Penyajian melalui visual dapat membuat anak didik lebih berkonsentrasi.

Mengutarakan pesan-pesan melalui visual lebih bermanfaat, efektif dan efisien daripada komunikasi melalui verbal. Hal ini dikarenakan media visual mempunyai fungsi utama untuk memberikan suatu gambaran yang lebih konkrit dibandingkan dengan berbicara atau menulis kata-kata.

Adanya hubungan erat antara visual dan verbal dalam membuat program media akan menyebabkan seseorang mempunyai kecenderungan untuk membuat gambaran visual dalam bentuk kata, kata dan gambar atau gambar saja.


(7)

Film sebagai salah satu bentuk program media audio-visual dapat merupakan media belajar yang efektif. Media yang dipergunakan dengan baik akan mendapat hasil belajar yang baik pula. Maka dari itu film yang digunakan pun harus bersifat sederhana tetapi dapat merangsang kemampuan berpikir siswa, misalnya dengan film bisu (tanpa dialog). Sehingga dengan menggunakan media film yang sederhana akan mengatasi batasan pengamatan, meningkatkan motivasi dan dapat meningkatakan kemampuan menulis karangan siswa dengan meningkatkan daya pikir serta imajinasi siswa(Novandi,2005).

Sebelumnya, pernah pula dilakukan penelitian tentang penggunaan film bisu sebagai media pembelajaran dalam mata pelajaran mengarang Bahasa Indonesia di SMP dan dalam penelitian tersebut terbukti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan film bisu dengan menggunakan metode ceramah terhadap kemampuan menulis karangan narasi siswa. (Novandi,2005)

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang keefektivitasan penggunaan film bisu sebagai media pembelajaran dalam mata kuliah menulis (sakubun) dalam bahasa Jepang, terutama dalam upaya merangsang daya imajinasi para pemelajar saat mengarang.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Penelitian ini bermaksud mengungkapkan ada tidaknya kontribusi penggunaan film bisu terhadap pembelajaran menulis karangan berbahasa Jepang (sakubun) mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang.


(8)

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan, masalah khusus penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah hasil karangan pada kelas eksperimen dengan menggunakan film bisu sebagai media pembelajaran ?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan film bisu dengan penggunaan model pembelajaran ceramah terhadap hasil karangan dalam mata kuliah Sakubun pada mahasiswa tingkat II terutama dalam segi pemakaian kosa kata, pola kalimat dan jumlah kata yang digunakan dalam karangan?

Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Masalah tentang penggunaan film bisu dibatasi pada pengajaran Mata kuliah Chukyuu Sakubun Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI.

2. Film bisu yang digunakan adalah film bisu yang dibuat sendiri dan telah disesuaikan dengan materi pembelajaran.

3. Hasil yang akan diukur adalah perkembangan kemampuan menulis pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI, terutama dalam segi pemakaian kosa kata dan pola kalimat, serta jumlah kata yang digunakan dalam karangan.


(9)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan

Beberapa tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui kemampuan menulis karangan mahasiswa setelah menggunakan media film bisu ini, baik dari segi pemakaian kosa kata, pola kalimat maupun jumlah kata yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam materi yang disampaikan.

b. Mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara penggunaan film bisu dengan penggunaan model pembelajaran ceramah terhadap kemampuan mengembangkan ide dan kosa kata mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang yang nantinya akan digunakan dalam proses menulis.

2. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi mahasiswa : Meningkatkan kemampuan menulis para siswa pada mata kuliah Sakubun.

b. Bagi Pengajar :Sebagai salah satu metode mengajar baru dan menjadi acuan serta perbandingan dalam upaya memperbaiki kondisi pengajaran di dalam kelas.


(10)

c. Bagi peneliti :Sebagai bahan kajian bagi penelitian lebih lanjut yang diharapkan dijadikan bahan masukan dan referensi bagi para peneliti selanjutnya.

D. Definisi Operasional

Untuk memudahkan dan menghindari salah tafsir dalam penelitian ini maka permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini dijelaskan ke dalam definisi operasional sebagai berikut :

1. Efektifitas berasal dari kata efektif yang berarti terdapat pengaruhnya. Efektifitas adalah akibat atau hasil daya pengaruh dari sesuatu, adanya pengaruh, akibat dan kesan. ( Poerwadarminta, 1984 : 266) Efektifitas yang dimaksud dalam penelitian ini, sebagai derajat pengaruh penggunaan media film bisu terhadap tingkat kemampuan menulis karangan mahasiswa tingkat II da lam mata kuliah Chukyuu Sakubun.

2. Media adalah sesuatu yang membawa pesan dari suatu sumber untuk disampaikan kepada penerima pesan (Danasasmita, 2009 : 119). Menurut Gagne dalam Sadiman (1996 : 6) media adalah berbagai jenis komponen dan lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

3. Media Pembelajaran adalah setiap orang, bahan atau alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pemelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap.


(11)

4. Film Bisu adalah lakon (cerita) gambar hidup yang di dalamnya tidak mengandung unsur dialog atau percakapan ( Andreas, 1998 ). Sedangkan menurut Pringle (1998), film bisu adalah film yang tidak mengandung soundtrack (latar suara). Dalam penelitian ini film bisu (silent movie) ditujukan sebagai media yang dapat membantu untuk memudahkan siswa untuk menulis karangan.

5. Menulis diartikan sebagai suatu kegiatan berbahasa yang menghasilhan huruf, kata, atau kalimat dengan menggunakan pena, pinsil, bolpoin yang ditampilkan di atas kertas, kain, papan, dan sebagainya.” Kamus Umum Bahasa Indonesia( 2001: 1547)

6. Kemampuan Menulis adalah suatu kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan menulis dan menyusun sebuah cerita, buku, sajak dan lain-lain sebagainya yang berupa rangkaian kata-kata atau kalimat.

7. Sakubun adalah suatu mata kuliah bahasa Jepang yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam menulis atau kegiatan menyampaikan pernyataan dari gagasan- gagasan melalui tulisan

E. Anggapan Dasar dan Hipotesis

“Anggapan dasar adalah suatu teori yang dijadikan sebagai kerangka berpikir oleh peneliti yang telah diyakini kebenarannya.” (Danasasmita dan Sutedi, 1996 : 13) anggapan dasar dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :


(12)

Karena para siswa pada umumnya masih sulit untuk berpikir abstrak, maka dalam usaha untuk mempermudah mengenalkan bentuk konsep pada siswa yang masih sulit untuk berpikir abstrak harus dibantu dengan memanfaatkan media, salah satunya adalah media film sebagai salah satu media visual. Kemampuan mengembangkan ide dan imajinasi dalam proses menulis mahasiswa yang menggunakan film bisu sebagai media akan lebih baik dari mahasiswa yang tidak menggunakan fsilm bisu sebagai media.

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang dianggap kemungkinan untuk menjadi jawaban yang benar (Surakhmad, 1989:68). Berdasarkan pengertian dari hipotesis maka penelitian ini memiliki hipotesis :

1. Hipotesis kerja (Hk), ”Penggunaan media Film Bisu dalam pembelajaran Sakubun efektif.”

2. Hipotesis Nol (Ho), “Penggunaan media Film Bisu dalam pembelajaran Sakubun tidak efektif.”

F. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisakan faktor-faktor lain yang mengganggu (Arikunto, 2006). Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan.


(13)

Jenis penelitian yang digunakan adalah true experimental (eksperimen murni) dengan desain penelitian Randomized Posttest Only Control Group Design. Karena dalam desain ini penulis dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Rancangan ini terdiri dari dua kelompok yang keduanya ditentukan secara acak yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest tidak dilakukan karena materi yang disampaikan sama-sama telah dipelajari oleh kedua kelompok, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Maka kemampuan siswa dalam pokok bahasan tersebut diasumsikan sama.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II Jurusan Bahasa Jepang UPI, setelah dihitung jumlah mahasiswa dalam satu kelas ada 40 orang.

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang kelas 4A .yang nantinya akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing- masing kelompok terdiri dari ±20 siswa.

Untuk memperoleh data diperlukan instrumen atau alat pengumpul data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa menulis karangan yang temanya sesuai dengan film bisu dan tema yang terdapat pada sub bab pelajaran saat itu.

Langkah-langkah statistik yang ditempuh untuk mengolah data yaitu, sebagai berikut :


(14)

1. Tabulasi data, tabulasi skor hasil pengukuran melalui table-tabel distribusi frekwensi skor dengan membuat tabel frekwensi.

2. Membuat atau menentukan ukuran kecenderungan memusat pada data yang terdiri dari mean, median, modus, standar deviasi dan mencari standar error mean kedua variabel.

3. Mencari standar error perbedaan mean X dan Y.

4. Mencari nilai thitung.

5. Memberikan interpretasi terhadap thitung.

6. Menguji kebenaran kedua hipotesis tersebut dengan cara membandingkan besarnya dengan , dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan (degrees of freedom), dengan menggunakan df atau db ini maka diperoleh nilai pada taraf signifikan 5% atau 1%.


(15)

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisakan faktor-faktor lain yang mengganggu (Arikunto, 2006). Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan.

Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk memperoleh jawaban atas hipotesis yang disusun, yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan film bisu terhadap kemampuan menulis mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang .

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah true experimental (eksperimen murni) dengan desain penelitian Randomized Posttest Only Control Group Design. Karena dalam desain ini penulis dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Rancangan ini terdiri dari dua kelompok yang keduanya ditentukan secara acak yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest tidak dilakukan karena materi yang disampaikan sama-sama telah dipelajari oleh kedua kelompok, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Maka kemampuan siswa dalam pokok bahasan tersebut diasumsikan sama.


(16)

Dalam desain ini, kelompok eksperimen diberi perlakuan atau treatment sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan atau treatment. Pengaruh adanya perlakuan atau treatment adalah (O1:O2). Dalam penelitian, pengaruh treatment

dianalisis dengan uji beda, menggunakan uji ttest misalnya kalau terdapat perbedaan

yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini desain penelitian yang digunakan.

Randomized Posttest Control Group Design

Ket:

O2: nilai posttest kelompok eksperimen

O4: nilai posttest kelompok kontrol

X: treatment atau perlakuan (Sugiyono, 2008:112)

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2008:117). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II Jurusan Bahasa Jepang UPI, setelah dihitung jumlah mahasiswa dalam satu kelas ada ±40 orang.

R X O2 R O4


(17)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populais tersebut. (Sugiyono, 2008:118). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang kelas 4A .yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, masing- masing kelompok terdiri dari ±20 siswa.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini antara lain:

1. Rancangan Pembelajaran

Rancangan pembelajaan disusun untuk mengetahui bagaimana strategi penggunan media film bisu dalam pembelajaran menulis. Penelitian dilakukan dalam empat kali pertemuan dengan empat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan alokasi waktu 2 x 45 menit. RPP disusun secara bertahap dimulai dari penggunaan media film bisu secara sederhana hingga yang cukup kompleks sesuai dengan tema yang dipelajari pada sub- bab saat itu. Ini dimaksudkan agar reaksi / respon dari siswa sebagai sumber data terhadap film bisu dapat diamati dengan baik.

2. Materi Pengajaran

Materi pengajaran dibuat sebagai acuan bagi peneliti dalam membuat media film bisu dan persiapan untuk materi yang nantinya akan diterangkan di kelas. Materi pengajaran dibutuhkan karena merupakan landasan dari pelaksanaan penelitian dan sebagai materi karangan siswa yang hasilnya akan diteliti.


(18)

3. Tes

Tes yang digunakan ialah tes sumatif, yakni tes yang diberikan pada siswa setelah dilakukan suatu pembelajaran. Ini merupakan cara untuk memperoleh umpan balik dari siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Tes dilakukan sebanyak empat kali sesuai dengan tema karangan pada saat itu.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan dijadikan bahan penelitian ini adalah hasil yang diperoleh dari post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.. Berikut ini langkah-langkah pengumpulan data:

1. Menentukan materi untuk posttest

2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 3. Membuat kisi- kisi penilaian

4. Melakukan posttest dengan instrumen yang telah diujicobakan dan layak untuk digunakan.

5. Melakukan penilaian terhadap hasil yang telah diperoleh. (format terlampir) Skala penilaian kemampuan menulis (sakubun) sebagai berikut:

a. Besarnya bobot ditentukan dari tingkat penilaian yang dilakukan. Bobot dimaksudkan untuk membedakan tingkat masing-masing komponen penilaian keterampilan menulis.

b. Pemberian nilai untuk setiap aspek dilakukan dengan memberi cek pada kolom skala nilai yang dianggap cocok.


(19)

c. Standar nilai akhir adalah 10. Hal tersebut berdasarkan standar absolut dengan rumus :

2 = nilai

E. Teknik Pengolahan Data

Setelah tes dilaksanakan, kegiatan selanjutnya adalah mengoreksi hasil pekerjaan siswa. Kegiatan mengoreksi tersebut adalah menghitung jumlah skor yang diperoleh dari hasil tes siswa. Analisis data skor biasanya dilakukan dengan teknik statistika dalam bentuk sederhana. Data tes yang diperoleh dari kegiatan mengoreksi merupakan data yang masih mentah. Untuk memudahkan analisis selanjutnya, data- data skor tersebut memerlukan penyusunan dengan membuat tabulasi kemudian dihitung frekuensi masing- masing skornya.

Pengolahan data dilakukan setelah data- data terkumpul. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan data yang telah diperoleh sehingga dapat menggambarkan masalah dalam penelitian ini.

Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan statistik komparasional. “statistik komparasional digunakan untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada tidaknya perbedaan dua variabel (atau lebih) yang sedang diteliti”. (Sudijono, 1991:297-299)


(20)

Berikut ini langkah-langkah mengelola data untuk mencari t hitung:

1. Tabel persiapan perhitungannya

No X Y x y x2 y2

Ɖ ƉƉ Ɖ M

2. Mencari mean kedua variabel dengan rumus berikut

3. Mencari standar deviasi dari variabel X dan Y dengan rumus berikut

4. Mencari standar error mean kedua variabel tersebut dengan rumus berikut \\

5. Mencari standar error perbedaan mean X dan Y dengan rumus berikut

=

Ʃ

=

Ʃ

=

Ʃ

=

Ʃ

=

− 1

=

− 1


(21)

6. Mencari nilai thitung dengan rumus berikut

7. Memberikan interpretasi terhadap thitung tersebut.

8. Menguji kebenaran kedua hipotesis tersebut dengan cara membandingkan besarnya ! dengan "#$%, dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan (degrees of freedom), dengan menggunakan df atau db ini maka diperoleh nilai "#$% pada taraf signifikan 5% atau 1%. Apabila nilai ! lebih kecil atau sama dengan nilai "#$% (thitung≤ttabel) maka Ho diterima dan

Hk ditolak. Apabila nilai ! lebih besar dari nilai ttabel (thitung ≥ttabel )

maka Ho ditolak dan Hk diterima. F. Rancangan Penelitian

Eksperimen dilaksanakan selama empat kali pertemuan. Dalam penelitian eksperimen ini dibagi 2 kelompok. Kelompok eksperimen dengan jumlah mahasiswa sebanyak 20 orang yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan media film bisu. Sedangkan kelompok kontrol sebanyak 20 orang mahasiswa yang mendapatkan metode konvensional. Adapun prosedur penelitian atau langkah langkah kegiatan yang ditempuh dalam penelitian ini dapat dilihat dengan bagan prosedur penelitian sebagai berikut :


(22)

Prosedur Penelitian

Observasi sampel - Menentukan sampel - Pengajuan izin penelitian - Perumusan instrumen penelitian

Untuk lebih jelasnya maka prosedur penelitian atau langkah langkah kegiatan yang ditempuh dalam penelitian ini dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini, yaitu :

1. Tahap Persiapan

a. Pembuatan Rancangan Penelitian

Dalam pembuatan rancangan ini terbagi atas beberapa kegiatan-kegiatan, antara lain :

1) Memilih masalah

2) Merumuskan masalah

3) Merumuskan anggapan dasar Tahap

Pelaksanaan

Kelas Eksperimen Perlakuan Posttest ( Pembelajaran dengan media film bisu

Kelas Kontrol Perlakuan Posttest

( Pembelajaran tanpa media film bisu) Tahap Pengolahan Data

Penelitian

Kesimpulan Penelitian

Pembuatan Rancangan Penelitian

1) Memilih masalah 2) Merumuskan masalah

3) Merumuskan anggapan dasar Tahap Persiapan


(23)

b. Observasi Sampel

Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu melakukan observasi ke tempat akan diadakannya penelitian. Adapun observasi yang dilakukan adalah wawancara dengan pengajar mata kuliah Chukyuu Sakubun I mengenai keadaan kelas, siswa, dan kurikulum. Dalam observasi awal ini pun dilakukan untuk memilih sampel penelitian baik untuk kelas sampel eksperimen maupun kontrol

1) Pengajuan izin penelitian

Setelah melakukan observasi awal dan terjadi kesepakatan dengan pengajar mata kuliah mengenai kesediaan menjadi objek penelitian, maka selanjutnya adalah menentukan kelas dan waktu pelaksanaan penelitian.

2) Menentukan dan menyusun instrumen penelitian

a) Menetapkan pokok bahasan, sub pokok bahasan dan alokasi waktu.

b) Membuat kisi-kisi instrumen, satuan pelajaran, instrumen tes untuk dikonsultasikan dengan pengajar yang bersangkutan. Bila semua itu layak maka kemudian mendapatkan expert judgement dari pihak pengajar untuk selanjutnya dapat dilakukan penelitian.

c) Mempersiapkan media film bisu untuk penelitian. Dimana dalam penelitian ini media film bisunya adalah media film bisu yang sengaja dibuat dan disesuaikan dengan materi penelitian.


(24)

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah satu kelas yang dibagi menjadi dua kelompok, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sampel-sampel penelitian tersebut setelah diberi penjelasan mengenai materi dan tata bahasa yang ada pada bab tersebut maka selanjutnya mereka diberikan posttest berupa perintah menulis karangan, dimana kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan media film bisu sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan tanpa dengan media film bisu, yaitu hanya dengan metode konvensional yang sering dipakai saja. Kedua kelompok hanya diberi waktu selama 40 menit untuk menyelesaikan karangan.

3. Tahap Pengolahan Data Penelitian

Setelah dilakukan uji coba dengan diberikan posttest maka akan diperoleh data-data untuk diolah. Untuk mengurangi tingkat subjektivitas dalam proses penilaian dan juga untuk mempermudah pengolahan data maka dalam instrumen penelitian diberikan skor-skor terhadap hasil karangan siswa. Pemberian skor ini sebelumnya telah ditetapkan sesuai dengan kriteria dan skala nilai yang telah dibuat sebelumnya. Data-data yang didapatkan dari hasil penelitian kemudian diperiksa dan diubah ke dalam bentuk skor yang disesuaikan dengan kriteria pemberian skor dan skala nilai yang telah ditetapkan.

Setelah memperoleh data skor, pengolahan data dilanjutkan dengan membuat tabulasi data, tabulasi skor hasil pengukuran melalui tabel-tabel distribusi frekwensi skor dengan membuat tabel frekwensi. Kemudian membuat atau menentukan ukuran


(25)

kecenderungan memusat pada data yang terdiri dari mean, median, modus, standar deviasi dan standar error mean kedua variabel. Mengolah hasil penelitian dengan melihat standar error perbedaan mean X dan Y. Maka dilanjutkan dengan mencari nilai thitung dan memberikan interpretasi terhadap thitung. Lalu menguji kebenaran kedua

hipotesis tersebut dengan cara membandingkan besarnya ℎ( )*+ dengan , -., dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan (degrees of freedom), dengan menggunakan df atau db ini maka diperoleh nilai , -. pada taraf signifikan 5% atau 1%.

4. Kesimpulan Penelitian

Langkah prosedur penelitian ini sudah merupakan langkah terakhir dari kegiatan penelitian. Dalam langkah ini peneliti mengambil konklusi dari hasil pengolahan data, dicocokkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Lalu kemudian langkah ini dilanjutkan dengan membuat penafsiran dan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan pengujian hipotesis (hasil uji hipotesis).


(26)

70

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini merupakan kesimpulan, sebagai hasil analisa data yang sesuai dengan perumusan masalah dari kegiatan penelitian berdasarkan hasil pengolahan data, sehingga akan didapat suatu rumusan informasi yang objektif. Adapun pokok-pokok yang dibahas dalam bab ini adalah terdiri dari kesimpulan dan rekomendasi.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada semua tahapan penelitan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil tes rata-rata kemampuan siswa dari empat kali pertemuan terdapat peningkatan dalam kemampuan menulis siswa, baik dalam hal pemakaian kosa kata dan pola kalimat maupun banyaknya kata yang dalam karangan. Hal ini menunjukan peningkatan kemampuan menulis siswa dalam bahasa Jepang.

2. Terdapat perbedaan kemampuan menulis pada mahasisiwa tingkat II Jurusan Bahasa Jepang UPI, yaitu antara yang menggunakan film bisu dengan yang menggunakan metode pembelajaran ceramah dalam mata kuliah Chukyuu Sakubun II.


(27)

B. Rekomendasi

Setelah menganalisis hasil peneltian, peneliti ingin menyampaikan saran atau rekomendasi bagi yang ingin meneliti pengaruh media film bisu terhadap kemampuan menulis dalam bahasa Jepang sebagai berikut :

1. Pemilihan tema dan cerita film harus dipertimbangkan dengan seksama. Karena film bisu di sini berperan sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran digunakan untuk membantu siswa agar mudah memahami materi yang akan disampaikan, maka film bisu ini harus dapat membantu anak dalam proses menulis, jangan sampai film bisu ini membuat siswa bingung dan tidak dapat menuangkan ide serta gagasan mereka.

2. Penggunaan media pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan kondisi ruangan dan jumlah siswa. Pada penggunaan media film bisu, karena penggunaannya memakai infokus maka keadaan ruangan pun harus disesuaikan, agar siswa dapat melihat dengan jelas alur cerita dari film yang sedang ditayangkan.

3. Kepada peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat ditindaklanjuti, karena masih jarangnya penelitian yang mengkaji media film sebagai media pembelajaran yang dapat membantu pembelajaran Bahasa Jepang dalam Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang. Untuk itu disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan mencoba jenis film lainya maupun melibatkan mata kuliah lainnya.


(28)

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Danasasmita, Wawan. (2009). Analisis metodelogi Pembelajaran Bahasa Jepang. Bandung : Rizqi Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.

Durachman, Memen. (1991). Hambatan Budaya Dalam Pengajaran Menulis, Dalam Parantesis : Pengajaran Bahasa Indonesia dan Pengajaran Kesusastraan. Bandung : Jurdiksastrasia FPBS IKIP Bandung.

Effendy, Onong U. (1986). Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung : PT. Alumni. Hamalik, Oemar. (1980). Media Pendidikan. Bandung : Penerbit Alumni.

Haryono, Anung. Proses Pemanfaatan Media Audio Visua. Artikel.

Matsura, Kenji.(1994). Kamus Bahasa Jepang- Indonesia. Jepang: Kyoto Sangyo University Press.

Maulida, Dita. (2009). Pengaruh Penggunaan Media Foto pada Pembalajaran Menulis dalam Bahasa Jepang. Universitas Pendidikan Indonesia : Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang. Novandi, Arief. (2005). Efektifitas Penggunaan Film Bisu Terhadap Kemampuan Menulis

Karangan Narasi Siswa dalam Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Pendidikan Indonesia : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Ogawa, Yoshio. (1982). Nihonggo Kyoiku Jiten. Tokyo : Daiosamu Toshokan.

Pierce, David. (1999). Silent Film. [Online]. Tersedia:

http://www.cinemaweb.com/silentfilm.html [8 Juli 2005].

Poerwadarminta, W.J.S. (1983). Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta: PN Balai Pustaka.

Pringle, Glen. (1998). Music in Silent Film. [Online]. Tersedia :

http://www.encyclopedia.thefreedictionary.com/silentmovies. html [10 Juli 2005]. Rahardjo, R. Peranan Media Dalam Kegiatan Instruksional.Atikel.

Rahman, Taufik. (1993). Teknik Shooting Video. Bandung : Angkasa.

Sadiman, Arif S. (1996). Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.


(29)

Sukardi. (2003). Metodelogi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara.

Surakhmad, Winarno. (1982). Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito.

Sutari, Ice dkk. (1997). Dasar-Dasar Kemampuan Menulis A, B, C. Bandung : Jurdiksastrasia FPBS IKIP Bandung.

Sutedi, Dedi. (2009). Pengantar Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung : Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang.

Tarigan, H. G. (1993). Dasar-Dasar Kemampuan Menulis. Bandung : Angkasa. . (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

. (1990). Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung : Angkasa.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Universitas Pendidikan Indonesia : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(1)

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah satu kelas yang dibagi menjadi dua kelompok, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sampel-sampel penelitian tersebut setelah diberi penjelasan mengenai materi dan tata bahasa yang ada pada bab tersebut maka selanjutnya mereka diberikan posttest berupa perintah menulis karangan, dimana kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan media film bisu sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan tanpa dengan media film bisu, yaitu hanya dengan metode konvensional yang sering dipakai saja. Kedua kelompok hanya diberi waktu selama 40 menit untuk menyelesaikan karangan.

3. Tahap Pengolahan Data Penelitian

Setelah dilakukan uji coba dengan diberikan posttest maka akan diperoleh data-data untuk diolah. Untuk mengurangi tingkat subjektivitas dalam proses penilaian dan juga untuk mempermudah pengolahan data maka dalam instrumen penelitian diberikan skor-skor terhadap hasil karangan siswa. Pemberian skor ini sebelumnya telah ditetapkan sesuai dengan kriteria dan skala nilai yang telah dibuat sebelumnya. Data-data yang didapatkan dari hasil penelitian kemudian diperiksa dan diubah ke dalam bentuk skor yang disesuaikan dengan kriteria pemberian skor dan skala nilai yang telah ditetapkan.

Setelah memperoleh data skor, pengolahan data dilanjutkan dengan membuat tabulasi data, tabulasi skor hasil pengukuran melalui tabel-tabel distribusi frekwensi skor dengan membuat tabel frekwensi. Kemudian membuat atau menentukan ukuran


(2)

51

kecenderungan memusat pada data yang terdiri dari mean, median, modus, standar deviasi dan standar error mean kedua variabel. Mengolah hasil penelitian dengan melihat standar error perbedaan mean X dan Y. Maka dilanjutkan dengan mencari nilai thitung dan memberikan interpretasi terhadap thitung. Lalu menguji kebenaran kedua

hipotesis tersebut dengan cara membandingkan besarnya ℎ( )*+ dengan , -., dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan (degrees of freedom), dengan menggunakan df atau db ini maka diperoleh nilai , -. pada taraf signifikan 5% atau 1%.

4. Kesimpulan Penelitian

Langkah prosedur penelitian ini sudah merupakan langkah terakhir dari kegiatan penelitian. Dalam langkah ini peneliti mengambil konklusi dari hasil pengolahan data, dicocokkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Lalu kemudian langkah ini dilanjutkan dengan membuat penafsiran dan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan pengujian hipotesis (hasil uji hipotesis).


(3)

70

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini merupakan kesimpulan, sebagai hasil analisa data yang sesuai dengan perumusan masalah dari kegiatan penelitian berdasarkan hasil pengolahan data, sehingga akan didapat suatu rumusan informasi yang objektif. Adapun pokok-pokok yang dibahas dalam bab ini adalah terdiri dari kesimpulan dan rekomendasi.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada semua tahapan penelitan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil tes rata-rata kemampuan siswa dari empat kali pertemuan terdapat peningkatan dalam kemampuan menulis siswa, baik dalam hal pemakaian kosa kata dan pola kalimat maupun banyaknya kata yang dalam karangan. Hal ini menunjukan peningkatan kemampuan menulis siswa dalam bahasa Jepang.

2. Terdapat perbedaan kemampuan menulis pada mahasisiwa tingkat II Jurusan Bahasa Jepang UPI, yaitu antara yang menggunakan film bisu dengan yang menggunakan metode pembelajaran ceramah dalam mata kuliah Chukyuu Sakubun II.


(4)

71

B. Rekomendasi

Setelah menganalisis hasil peneltian, peneliti ingin menyampaikan saran atau rekomendasi bagi yang ingin meneliti pengaruh media film bisu terhadap kemampuan menulis dalam bahasa Jepang sebagai berikut :

1. Pemilihan tema dan cerita film harus dipertimbangkan dengan seksama. Karena film bisu di sini berperan sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran digunakan untuk membantu siswa agar mudah memahami materi yang akan disampaikan, maka film bisu ini harus dapat membantu anak dalam proses menulis, jangan sampai film bisu ini membuat siswa bingung dan tidak dapat menuangkan ide serta gagasan mereka.

2. Penggunaan media pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan kondisi ruangan dan jumlah siswa. Pada penggunaan media film bisu, karena penggunaannya memakai infokus maka keadaan ruangan pun harus disesuaikan, agar siswa dapat melihat dengan jelas alur cerita dari film yang sedang ditayangkan.

3. Kepada peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat ditindaklanjuti, karena masih jarangnya penelitian yang mengkaji media film sebagai media pembelajaran yang dapat membantu pembelajaran Bahasa Jepang dalam Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang. Untuk itu disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan mencoba jenis film lainya maupun melibatkan mata kuliah lainnya.


(5)

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Danasasmita, Wawan. (2009). Analisis metodelogi Pembelajaran Bahasa Jepang. Bandung : Rizqi Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.

Durachman, Memen. (1991). Hambatan Budaya Dalam Pengajaran Menulis, Dalam Parantesis : Pengajaran Bahasa Indonesia dan Pengajaran Kesusastraan. Bandung : Jurdiksastrasia FPBS IKIP Bandung.

Effendy, Onong U. (1986). Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung : PT. Alumni. Hamalik, Oemar. (1980). Media Pendidikan. Bandung : Penerbit Alumni.

Haryono, Anung. Proses Pemanfaatan Media Audio Visua. Artikel.

Matsura, Kenji.(1994). Kamus Bahasa Jepang- Indonesia. Jepang: Kyoto Sangyo University Press.

Maulida, Dita. (2009). Pengaruh Penggunaan Media Foto pada Pembalajaran Menulis dalam Bahasa Jepang. Universitas Pendidikan Indonesia : Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang. Novandi, Arief. (2005). Efektifitas Penggunaan Film Bisu Terhadap Kemampuan Menulis

Karangan Narasi Siswa dalam Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Pendidikan Indonesia : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Ogawa, Yoshio. (1982). Nihonggo Kyoiku Jiten. Tokyo : Daiosamu Toshokan.

Pierce, David. (1999). Silent Film. [Online]. Tersedia:

http://www.cinemaweb.com/silentfilm.html [8 Juli 2005].

Poerwadarminta, W.J.S. (1983). Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta: PN Balai Pustaka.

Pringle, Glen. (1998). Music in Silent Film. [Online]. Tersedia :

http://www.encyclopedia.thefreedictionary.com/silentmovies. html [10 Juli 2005]. Rahardjo, R. Peranan Media Dalam Kegiatan Instruksional.Atikel.

Rahman, Taufik. (1993). Teknik Shooting Video. Bandung : Angkasa.

Sadiman, Arif S. (1996). Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.


(6)

Soelarko, RM. (1980). Audio Visual. Bandung: Bina Cipta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bendung : Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metodelogi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara.

Surakhmad, Winarno. (1982). Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito.

Sutari, Ice dkk. (1997). Dasar-Dasar Kemampuan Menulis A, B, C. Bandung : Jurdiksastrasia FPBS IKIP Bandung.

Sutedi, Dedi. (2009). Pengantar Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung : Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang.

Tarigan, H. G. (1993). Dasar-Dasar Kemampuan Menulis. Bandung : Angkasa. . (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

. (1990). Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung : Angkasa.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Universitas Pendidikan Indonesia : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEMAMPUAN BUNPO TERHADAP KEMAMPUAN SAKUBUN PADA MAHASISWA SEMESTER IV ANGKATAN 2012 PRODI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UNNES

1 29 58

PENERAPAN METODE PEER RESPONSE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS SAKUBUN MAHASISWA : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Mahasiswa Tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 20

2 8 90

EFEKTIVITAS METODE IMAGINATIVE LEARNING DIBANTU DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP PEMBELAJARAN KAIWA PADA MAHASISWA TINGKAT II JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UPI TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 4 61

PENGARUH KONTEKS KALIMAT DALAM MEMPERKIRAKAN MAKNA DAN PENGGUNAAN GIONGO GITAIGO : Penelitian terhadap Mahasiswa Tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI.

2 7 38

KORELASI CHOUKAI TERHADAP DOKKAI :Penelitian Terhadap Mahasiswa Tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI.

2 6 34

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAHASA JEPANG : Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa Tingkat I Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/ 2013.

0 2 44

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KOMIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN): Studi Eksperimen terhadap Mahasiswa Tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013.

1 1 60

ANALISIS KEMAMPUAN PEMBELAJAR BAHASA JEPANG DALAM PENGGUNAAN KAKUJOSHI “NO” : Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 53

PENGARUH PENULISAN CATATAN HARIAN MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN SHOKYUU SAKUBUN I : Penelitian terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tingkat I Tahun Ajaran 2011/ 2012.

0 1 40

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENULISAN GAIRAIGO PADA MAHASISWA TINGKAT II DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UPI - repository UPI S JEP 1101782 Title

0 0 3