STUDI TENTANG PROSES SISTEM ADMINISTRASI AKADEMIK UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG.
X
STUDI TENTANG PROSES SISTEM ADMIKISTRASI AKADEMIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
T E S I S
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syafat Program Pasea Sarjana
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
Oleh
SAN USI
409 / A / XVI - 8
FAKULTAS
PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 87
DlSETUJUl
DAN
DISAHKAN OLEH
Prof. Dr. ACHMAD
PEMBIMBING
SANUSI S.H., M. PA.
Pembimbing I
\
~z.
.Dr. MOHAMMAD
^
FAKrtY ^AFFAR, M.Ed.
'erfibTmbing II
MARET
FAKULTAS
INSTITUT
1987
PASCA
SARJANA
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
ABSTRAK
Perguruan tinggi sebagai suatu sistea sosial, produktivitasnya ditentukan oleh keberadaan sistea itu sendiri dan faktor-faktor pendukungnya, Dalaa bahasa
John
McManaaa (1971:23-43) keberadaan sistea tersebut digaa -
barkan pada tiga arah yakni analisis terhadap kebutuhan
yang harus dikerjakan(systea Analysis), disain pengerjaan
kebutuhan (systea design) dan operasionalisasi pekerjaan
(systea management).
Dalam pada itu sebagai sistea sosi
al, perguruan tinggi (dalaa hal ini Unisba) terdiri atas
berbagai kegiatan adainistrasi, yang masing-aasingnya didukung oleh kegiatan-kegiatan yang lebih terperinci. Ke
giatan adainistrasi tersebut, aenurut PP.5/1980 pada pokoknya terdiri atas dua jalur yakni jalur adainistrasi
akadeaik dan keaahasiswaan serta jalur adainistrasi uaua.
Sedangkan faktor pendukung sistem, selain unsur -
unsur yang berbentuk barang, yang lebih penting lagi adalah manusia-nya. Hal ini raenyangkut sejauh-mana perfor -
aance anggota-anggota organises! aendukung operasionalisa-
si sistea.
Meaurut Hoy dan Miskel (1978:116) dan Mitchell
(1978:327) indikator performance itu adalah aotivasi, ke-
aaapuan, ketepatan waktu, kualitas kerja, keraampuan berinisiatip dan berkoaunikasi.
Diproyeksikan pada Uni6ba sebagai Perguruan xinggi
Swasta (PTS),
penulis aencoba menstudi sistea proses
adainistrasi akademik. Sesuai dengan pola pikir tersebut
ix
di atas, raaka persoalan yang dikembangkan dalam studi
ini adalah pertama.tentang deskripsi sistem adainistrae
si akademik dan kedua. adalah tentang performance per sonil yang terlibat administrasi akademik.
Berdasarkan hasil penelitian serta diskusi dengan
berbagai teori dan konsep-konsep yang relevan, akhir stu
di ini aenyimpulkan bahwa :
1. Kebanyakan perangkat subsistera bekerja belum
berorientasi pada tujuan. Keadaan ini disebabkan bukan
hanya oleh kekurangan yang melekat pada individual per
formance, tapi lebih jauh berkaitan dengan sistea peaga
angkatan personil itu sendiri.
2. Kekurangan ini punya daapak terhadap efektivitas struktur dan alur proses administrasi akadeaik. Karena itulah kadang terlihat intervensi terhadap proses.
Naaun sejauh ini ternyata intervensi yang aua belum atau
tidak jadi "trigger" bagi mekanisme administrasi akadem
raik secara raenyeluruh. Hal ini bisa jadi lantaran inter
vensi tidak dilakukan pada hal yang sangat mendasar.
3. Secara individual, personil Unisba bekerja le
bih didasari intrinsik motif daripada ekstrinsik motif.
Namun demikian ternyata hal ini tidak berkorelasi secara
positip dengan kemampuan dan kualitad kerja, kemampuan
berinisiatip dan berkamunikasi.
4. Kepemimpinan Unisba pada periode KHEZ Muttaqien
mendapat dukungan lebih dilantarankan perasaan ketentra-
man beragama dan perlindungan pribadi daripada karena
kepercayaan kepengurusan administrasi akademik. Pada giliraanya hal ini punya dampak terhadap ketertiban dan ke-
beresan pekerjaan atau tugas-tugas administrasi, baik
yang raenyangkut akademik, kemahasiswaan maupun adminis
trasi umura.
Pada saat yang sama keadaan ini aembias pada ke
pemimpinan tingkat unit PBM. Catatan pokok dalam hal ini
adalah bahwa ternyata senioritas keilmuan tidak dapat
menjadi jaminan akan efisiensi .dan efektivitas adminis
trasi akademik. Senioritas keilmuan adalah satu hal dan
kemampuan meng-adrainistrasi secara efisien dan efektif
adalah hal lain. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan
oleh Prof.Dr. Oteng Sutisna M.Sc. (1983: V6) bahwa pangkat dan keilmuan tidak menjadikan sesorang sebagai pemimp
pin, tapi dapat meningkatkan kepemirapinannya.
Berpijak dari beberapa butir kesimpulan itulafa
dirasakan perlunya keterpaduan perencanaan administrasi
akademik, terutama mengenai perangkat pendukung sistem
baik berupa alat/bahan atau barang-barang maupun dan ini
yang terutama individual performance dari setiap personil
yang terlibat.
xi
DAFTAR I SI
Halaman
i
KATA PENGANTAR
iv
PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KSIH
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR/TABEL
ix
ABSTRAK
xi
BAB
I
A. Latar Belakang Masalah
B.
BAB
1
PENDAHULUAN
%
Rumusan Masalah Penelitian
1
7
C. Tujuan Penelitian
11
D. Pentingnya Penelitian
12
II STUDI KEPUSTAKAAN
A. Kedudukan Administrasi Akademik
Ik
Ik
B. Pendekatan Sistem dalam Administrasi
Akademik
C. Penampilan Personil
16
46
D. Rangkuman Hasil Studi Kepustakaan
dan Kaitannya dengan Masalah Pene
litian
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
78
79
81
B. Metoda Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
BAB
82
C. Pedoman Pengolahan dan Analisis Data
85
D. Definisi Operasional, Penentuan Kri
teria dan Asumsi yang Digunakan
87
IV HASIL PENELITIAN
9k
A. Pola ^asar Sistem Administrasi Aka
demik
9k
)
BAB
V
B. Penampilan Personil
159
C. Gaya Kepemimpinan
175
DISKUSI, KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
183
AA Diskusi
1. Pola ^asar Sistem Administrasi
Akademik
2. Penampilan
183
203
B. Kesimpulan
209
C, Rekomendasi
212
DAFTAR BACAAN
215
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Pedoman Wawancara
218
B. Pedoman Observasi
2.22.
C. Pedoman Studi Dokuraenter
223
DAFTAR GAMBAR
No.
1.
Halaman
GAMBAR
Gambar
1.
Alur dan Subjek Pelaksana
Administrasi Akademik
6
Diagram Masalah Penelitian
2.
Gambar
2.
5.
Gambar
3. Model Bagan Alur Pelaksana Sistem
k.
Gambar
4.
10
27
Diagram Alur Kegiatan Sistem Ad
ministrasi Akademik
31
5.
Garabar
5. Sistem Proses Administrasi Akademik
J+6
6.
Gambar
6. Kaitan antara Kebutuhan dan Tlngkah
Laku
49
7.
Gambar
7. Hubungan antara Motivasi dan Keraung
kinan Sukses
50
Kebutuhan Fisiologi Dominan
52
8.
Gambar
8.
9.
Gambar
9. Kebutuhan Rasa Aman
10.
11.
Gambar 10.
Gambar 11.
Dominan
52
Hubungan antara Kebutuhan dengan
Perkembangan Osikologi Maslow
52
Hubungan Teori Maslow dengan
55
Teori Herzberg
12.
Gambar 12.
Empat Gaya Dasar Kepemimpinan
69
13.
Gambar 13.
Hubungan antara Gaya Kepemimpinan
Tingkat Kematangan dan Sumber Kekuasaan
73
U.
Gambar 14.
Kaitan antara Teori dengan Permasalahan
80
DAFTAE
No.
TABEL
TABEL
Halaman
1.
Tabel
1. Hubungan Iklim dengan Motivasi
2.
Tabel
2. Jumlah Mahasiswa Baru Unisba
Tahun Akademi 1982-1986
3.
Tabel
Tabel
95
3. Jumlah Herregistrasi Mahasiswa
Tahun Akademi
4.
67
1984/1985
103
4. Daftar Pengunjung Perpuatakaan
Unisba bagi Mahasiswa Baru 1986
ix
109
No.
5.
6.
7.
TABEL
Halaman
Tabel
5. Jadwal Penggunaan Ruangan
Tabel
Semester Ganjil 1985/1986
6. Efisiensi dan ffektivitas Perkuliahan Beberapa Fakultas
Tabel
124
125
7. Jumlah Mahasiswa Baru, Sarjana
Muda dan Sarjana Periode 1977
- 1986
1/+4.
su
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Umat Islam Indonesia merupakan umat terbesar jumlahnya dibanding umat penganut agama lain yang ada di In
donesia. Namun sebagaimana dicatat dalam sejarah, posisinya dalam bidang pendidikan formal belum atau tidak men-
cerminkan keberadaan jumlahnya. Hal ini dilantarankan pa
da masa penjajahan umat Islam Indonesia kurang mendapat
kesempatan pendidikan —sebagaimana jenis pendidikan yang
didapatkan umat lain— dibanding umat beragama lainnya.
Posisi sosiologis tersebut di atas, mendorong umat
Islam pasea kemerdekaan "memburu" dunia pendidikan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang serba sedikit dan baru.
Lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola kelompok-kelompok
masyarakat Islam pada dua atau tiga dekade pertama masa k
kemerdekaan, ditangani oleh lebih banyak semangat dan keimanan daripada kemampuan manajerial yang profesional.
Keadaan demikian, merupakan refleksi dari keberada
an umat Islam pada masa penjajahan, yang karenanya -pada
umuranya dapat dikatakan— mutu pendidikan yang dikelola
kelompok-kelompok masyarakat Islam kurang atau rendah,bila dibanding lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola ke-
lompok lain yang mendapat peluang pendidikan lebih banyak
saat masa penjajahan. Kondisi demikian merugikan pelajar
J
atau mahasiswa, merugikan orangtua yang memasukkan anaknya
ke lembaga-lembaga pendidikan Islam, lebih jauh malah me
rugikan masyarakat Islam pada umumnya, karena terhambatnya
pemanfaatan tenaga-tenaga muda yang berada di lembaga pen
didikan tersebut.
Namun demikian sebagaimana terjadi pada umumnya ma
syarakat di negara yang sedang berkembang, peledakan pendi-
duk, formalisme keilmuan, formalidme administratif, orien-
tasi kuantitatif massal ( Achmad Sanusi, 1985:18) selain
hausnya akan "pengalaman pendidikan formal", maka lembaga
-lembaga pendidikan tersebut tetap mendapat kunjungan siswa atau mahasiswa.
Dalam suasana demikianlah, Universitas Islam ^andung
—untuk selanjutnya disebut Unisba, didirikan pada tahun
1959—, pada tahun tujuhpuluhan, berkembang pesat baik da
lam hal input, proses maupun output. Perkembangan demikian
tidak dapat dilepaskan dari kaitannya dengan kepemimpinan
kharismatik Rektor saat itu yakni Dr.KHEZ. Muttaqien, yang
disamping sebagai Rektor, beliau juga merupakan Bapak umat
dan tokoh agama. Si fat-si fat kepemimpinan beliau memenuhi
persyaratan untuk perkembangan suatu pergruan tinggi swast
ta (PTS) sebagaimana disimpulkan oleh hasil penelitian
Mansur Mulyakusumah (1982:2+6) yakni kepekatanggapan terha
dap berbagai potensi sumberdaya internal maupun eksternal
serta kemampuan mendayagunakan potensi itu seoptimal mungkin.
•/Dalam pada itu perkembangan pada dekade selanjutnya
yakni tahun delapanpuluhan,
mempunyai trend yang berbe-
da dengan dekade sebelumnya. Dekade ini ditandai dengan
menurunnya jumlah pendaftar yang meaaeuki Unisba. Penu-
runan peminat tersebut, mempengaruhi sistem seleksi un
tuk kemudian berakibat pada penurunan mutu calon mahasis
wa. Pada gilirannya hal yang terakhir ini akan mempenga
ruhi keberhasilan belajar yang berkelanjutan dengan meningginya angka drop-out.
Selain kelemahan manajerial sebagaimana dieebut
kan, D.A.Tisnaamidjaja (1986:7) menunjuk kelemahan-kelemahan lain yang umumnya terdapat pada PTS-PTS di Indone
sia yakni :
1. tenaga pengajar yang kurang waktu untuk tercapainya pengajaran yang efektif,
2. kekurangan tenaga penelitian baik kualitatip ma
upun kuantitatip,
3. motivasi tenaga pengajar untuk memegang lebih
dari satu macam pekerjaan, dan
4. kelemahan masukan mahasiswa yang berpengaruh ter
hadap produktivitas perguruan tinggi.
Dilihat dari tugas penyelenggara pendidikan dan
pengajaran ( UU No.21/196l dan PP.5/1980) kelemahaa, ma
najerial pendidikan dan pengajaran merupakan kelemahan
yang sangat mendasar, karena akan berarti kelemahan pengelolaan program pendidikan untuk kemudian menutunnya mutu
akademik.
Pada beberapa tahun terakhir ini, secara kelemba-
gaan Unisba menghadapi beberapa persoalan pokok penunjang
kelancaran administrasi akademik, antara lain ialah :
1. Minat calon mahasiswa (enrollment) menurun. Ke-
adaan ini berpengaruh besar terhadap sistem seleksi. Apalagi bila diingat calon yang mendaftar adalah calon-ealon
limpahan yang tidak lulus masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Kondisi mutu calon mahasiswa demikian, berakibat negatip
terhadap keberhasilan proses belajar mengajar untuk akhir
nya meningginya angka drop-out.
2. Manajemen kelembagaan, baik tingkat universitas
maupun tingkat fakultas atau jurusan, selama ini dipegang
oleh tenaga part-timer dengan manajemen sistem remote-con
trol, karenanya perubahan ke arah yang lebih baik sukar
dilaksanakan, kalau tidak dikatakan tidak pernah terjadi.
3. Disiplin civitas akademika dalam melaksanakan
pendidikan dan pengajaran sebagai tugas utama universitas.
Hal ini berkaitan erat dengan jumlah tenaga luar biasa dan
kurang kontrol dari atasan langsung, di samping masalah ke
sadaran dan tanggung jawab terhadap tugas.
4. Ketrampilan personil adakemik dalam menangani
bidang kerjanya masing-masing.
5. Efisiensi dan ffektivitas kerja unit-unit yang
terltbat kegiatan administrasi akademik .
6. Sistem informasi kurang mampu menjaring arus
masalah dari bawah, pada saat yang sama berbagai perangkat
sistem dari atas tidak atau kurang terkomunikasikan.
7. Kampus yang tersebar pada berbagai lokasi yakni
Tamansari, Ciburial, Ariajipang dan Abdulmuis. Keadaan ini
•empengaruhi mobilitas tenaga pengajar tetap maupun luar
biasa selain pengahmburan tenaga admin!stratip.
8.Perpustakaan yang terbatas, baik dalam bahasa In
donesia maupun bahasa asing, pada saat yang sama mahasiswa
dan dosenpun terbatas kemampuannya dalam memanfaatkan peipus&kaan bahasa asing yang sementara ini ada.-
Be rbagai kendala produktivitas pendidikan tersebut
di atas, secara administratip dapat diatasi melalui berba
gai pendekatan, yakni pendekatan tugas, pendekatan proses,
pendekatan kepemimpinan dan pendekatan proses sosial(Oteng
Sutisna, 1983:27-28). Namun demikian, walau diakui bahwa
berbagai pendekatan tersebut sebenarnya komplenenter, pada
tahap awal tetap diperlukan semacaa perumusan pekerjaan da
lam peristilahan dan konsep yang logis dan cocok dengan
lingkungan tempat administrator bekerja.
Berangkat dari keperluan tersebut, studi ini akan
meneliti sistem proses adainistrasi akademik yang terjadi
di Unisba serta penampilan kerja personil yang terlibat
administrasi pendidikan, baik tingkap pimpinan secara khusus maupun penampilan individual secara umumnya.
Dalam pada itu kegiatan-kegiatan yang terlibat da
lam administrasi akademik sejak mahasiswa masuk sampai ma
hasiswa dikembalikan ke masyarakat adalah sebagai berimkut:
1. Pendaftaran dan seleksi penerimaan mahasiswa
baru,
2. Registrasi mahasiswa,
3. Penyusunan jadwal kuliah,
4. OPSPEK/ P-Zf
5. Fenentuan program studi mahasiswa,
6. Pelaksanaan perkuliahan,
7. Ujian tengah dan akhir semester,
8. Penyelesaian akhir program studi, dan
9. Wisuda.
Kegiatan-kegiatan tersebut ditangani oleh unit ke
giatan baik di tingkat Universitas maupun di tingkat Fa-
kultas. Alur kegiatannya bila dikaitkan dengan alur waktu
dan pelaksana kegiatan dapat digambarkan sebagai berikut:
UNIT KEGIATAN TINGKAT
UNIVERSITAS
UNIT KEGIATAN TINGKAT
FAKULTAS/JURUSAN
Pendaftaran dan seleksi as
hasiswa baru oleh
Panitya
Panferimaan Mahasiswa Baru
I
Registrasi Mahasiswa oleh
Bagian Keuangan Unisba
Penyu suanan/Pengusulan]
jadwal oleh unit PBM
J
OPSPEK/ P-Z+ oleh
Panitya TingkJJniversi tas [
Penyusunan Jadwal Induk
oleh Bagian Akademik
U
Penentuan Program Studif
oleh unit PBM
r
[Pelaksanaan Perkuliahan?
j,
—'
Ujian TS dan AS di Unitj
[ Wisuda ]j
GBR.l
i
Penyelesaian akhir program
ALUR DAN SUBJEK PELAKSANA ADM.AKADEMIK
Koordinasi pekerjaan administrasi akademik Unisba
tercermin dalaa SK. Rektor
No. 205/D./f/SK/REK/1985 ten
tang Susunan Satuan Pelaksana Universitas Islam Bandung
dan SK. Rektor No. 206/D.VSK/REK/1985 tentang Uraian Tu
gas, Wewenang dan Tanggung jawab Satuan Pembantu Pimpinan
Universitas. Tidak semua bentuk kegiatan administrasi aka«-
demik terangkat dalam struktur tersebut lantaran beberapa
kegiatan ditangani oleh panitya yang dibentuk beberapa wak
tu sebelum kegiatan dilaksanakan, jadi sifatnya sementara
tidak permanen seperti penerimaan mahasiswa baru, OPSPEK/
P-4 dan Wisuda.
B» Rurausan Masalah Penelitian
Unit-unit kegiatan administrasi akademik, baik pada
dirinya sendiri maupun dalaa kesatuan rangkaian kegiatan
membentuk kesatuan
sistem.
Pada ditinya sendiri hal ini
berfungsi sebagai subsistem. Dilihat dari pola dasar sis
tem (Tim Sistemik IKIP Bandung, 1983:4-3), baik sistea se
cara keeeluruhan maupun subsistem masing-masing akan meapu
nyai tujuan, struktur serta proses administrasi akademik.
Dalam pada itu baik tujuan, struktur maupun proses
suatu administrasi, efektivitas pelaksanaannya akan sangat
berkaitan dengan penampilan subjek pelaksana sistem terse
but. Secara individual penampilan pelaksana sistem akan
ditentukan oleh 6 komponen yang terkait pada masing-masing
indiKidu yakni motivasi, kemaapuan kerja, kualitas kerja,
ketepatan waktu, inisiatip dan komunikasi.
8
Sedangkan dilihat dari segi kepemimpinan, efektivitasnya akan sangat berkaitan dengan gaya pengarahan
dan
dukungan yang dapat ditampilkan pemimpin terhadap staf
(Hersey and Blanchard, 1982:150-155). Namun demikian keempat gaya kepemimpinan tersebut, pada ujungnya tidak akan
terlepas dari kondisi staf. Dengan demikian gaya-gaya in-
struksi, konsultasi, partisipasi dan delegasi merupakan
deskripsi yang tidak hanya tergantung pada sifat dan watak
pemimpin saja, tapi juga berkait dengan kondisi terutama
motivasi dan ability staf penyangga kebijaksanaan pimpinan.
Dengam melihat berbagai kendala yang dihadapi Unis
ba sebagaimana disebutkan di muka, pola dasar sistem admi
nistrasi akademik dan pendukung efektivitas penampilan per
sonil '( pimpinan, dosen dan staf/sevice personnel), maka
dalam penelitian ini akan dikaji
bagaimana proses sistem
administrasi akademik di Unisba saat kini. Pengkajian hal
ini berguna dalam rangka usaha mencapai tujuan institusional Unisba yakni melahirkan sarjana muslim yang mujahid,
mujtahid dan mujaddid.
Sejalan dengan hal itu, rumusan masalahnya akan di-
jabarkan pada dua permasalahan pokok, yakni :
1. Bagaimana pola dasar sistem administrasi akade
mik di Unisba ?
2. Sejauhmana penampilan personil, efektif dalam
mendukung sistem administrasi yang dikembangkan Unisba ?
9
Lebih jauh dua permasalahan pokok tersebut dioperasionalkan melalui beberapa pertanyaan penelitian sebagai
berikut :
1. Bagaimana deskripsi tujuan tiap subsistem admi
nistrasi akademik Unisba sejak mahasiswa masuk sampai dengan mahasiswa diwisuda ?
2. Bagaimana deskripsi struktur organisasi tiap
subsistem administrasi akademik Unisba sejak mahasiswa ma
suk sampai dengan diwisuda ?
3. Bagaimana alur kerja proses administrasi akadea
mik tiap subsistem sejak mahasiswa baru masuk sampai dengan diwisuda
9
4. Sejauhmana penampilan personil (motivasi, kemam
puan kerja, kualitas kerja, ketepatan waktu, inisiatip dan
komunikasi) mendukung efektivitas administrasi akademik ?
5. Bagaimana gaya kepemimpinan Pimpinan Unisba dan
sejauhmana relevan dengan penampilan staf administrasi
akademik ?
"ua pertanyaan pokok yang dikembangkan jadi lin,a pertanyaan penelitian tersebut di atas, Ja.ab.nny. akan meru
pakan aodal y.ng dapat dijadikan bahan untuk me*a=u produktivitas pendidikan di U„ivereitae Islam ^^ ^
r. diagraaatik per.asai.han penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
GBR.2 DIAGRAM MASALAH PENELITIAN
Pola Dasar Sis
tem Administrasi
Akademik
Dukungan Struk
tur Organisasi
SISTEM PROSES
Alur Proses Ad
EFEKTIVITAS
ADMINISTRASI
ministrasi Aka
ADMINISTRASI
demik.
AKADEMIK
AKADEMIK
UNISBA
Penampilan
Penampilan
Personil
Individual
Gaya
Kepemimpinan
11
C. Tu.luan Penelitiap
1. Tuluan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mem -
peroleh gambaraa tentang sistem proses administrasi aka
demik Universitas Islam Bandung dalam mencapai missi/tujuaa institusionalnya sebagaimana tercantum pada statute
Universitas.
2. Tuluan Khusus
Dalam hal ini penelitian lebih ditujukan pada evaluasi sistem proses administrasi akademik pada hal-hal
yang menyangkut :
a. Pencapaian tujuan sistem proses administrasi
akademik, baik pada tingkat sub kegiatan maupun pada keseluruhan sistemnya.
b. Struktur organisasi sistem proses administrasi
akademik baik pada tingkat sub kegiatan maupun pada keseluruhan sistemnya.
c Alur kerja proses administrasi akademik pada
tingkat subsistem kegiatan dan sistem keseluruhannya.
d. Penampilan personil administrasi akademik yaag
meliput motivasi, kemampuan dan kualitas kerja, ketepataa waktu, inisiatip dan komunikasinya.
e. Gaya kepemimpinan adainistrasi akademik baik
pada tingkat Universitas maupun pada tingkat unit kegiat
an proses belajar mengajar.
12
D» Pentingnva Penelitian
Sebagaimana disebutkan di muka, penelitian ini
bersifat analisis dan evaluatif dengan objek materianya
proses sistem adainistrasi akademik Unisba, baik pada
tingkat sub kegiatan maupun pada keseluruhan sistemnya.
Masalah ini berkaitan dengaa penampilan Unisba da}aa hal
proses belajar mengajar dan adainistrasinya. Diharapkan
hasil penelitian ini menjadi umpan balik bagi Unisba,khususnya dalam bidang administrasi akademik.
Lebih khusus lagi penelitian ini dianggap penting,
bila ditinjau
daris
1. Asnek Teoritik
Dengan penelitian ini diharapkan dapat aenguji ke-
berlakuan teori-teori yang berkaitan dengan teori sistem,
teori organisasi, kepemimpinan, kemunikasi dan sistem pen
didikan tinggi.
2» Aspek Praktis Operasional
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang proses sistea administrasi akademik, ba
ik tingkat Universitas maupun tingkat Fakultas di ling-
kungan Unisba. Dari gambaran tersebut diharapkan dapat
dikembangkan sistem proses adainistrasi akadeaik yang le
bih efektif dan efisien sehingga Unisba semakin lama seaakin maju baik secara kualitatip maupun kuantitatip.
Dalam pada itu penelitian ini ditunjang oleh :
13
a. Latar-belakang pekerjaan, pengetahuan dan kea
maapuan penulis yang sementara ini aeabidangi pekerjaan
administrasi akademik di Unisba.
b. Peluang untuk diteliti yang cukup luas, sebab
kegiatan ini sudah berjalan lama dan terus menerus dan
karenanya memungkinkan untuk diadakan studi evaluatip.
c. Peluang yaag besar untuk mendapatkan
dan bahanabahan yang diperlukan.
sumber
BAB III
PHOSEDUB PENELITIAN.
A. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi ada
lah seluruh karakteristik yang menyangkut proses adminis
trasi akademik Universitas Islam Bandung, khususnya yang
berkenaan dengan kegiatan antara pendaftaran mahasiswa
baru sampai dengan wisuda. Sedangkan anggota populasinya
adalah seluruh pimpinan, dosen, staf administrasi
serta
mahasiswa Universitas Islam Bandung.
Adapun sampelnya, bila
dilihat dari alur proses
terdiri atas seluruh unit kegiatan, jadi bersifat studi
kasus. Memang dengan demikian sukar menghasilkan generalisasi proses administrasi akademik perguruan tinggi pada
umumnya, dilihat dari segi ini hasilnya hanya akan terba
tas pada kasus penelitian ini saja. Sedangkan bila dili
hat dari anggota unit kegiatan, sampelnya diambil secara
purpossive. yakni diwawancarai beberapa personil baik
staf maupun pimpinan, yang sudah cukup lama menangani ad
ministrasi akademik di Unisba. Dengan demikian walaupun
"turun" ke lapangan penelitian bergerak antara kurun wak
tu bulan Agustus sampai dengan Oktober 1986, permasalaha
an yang terangkat tidak terbatas pada kejadian pada kurun
eaktu tersebut saja, tapi mewakili kejadian pada kurun
waktu tiga periode kepemimpinan KHEZ Muttaqien.
81
82
B. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Penelitian.
Penelitian ini termasuk pada penelitian yang si-
fatnya kasuistik di lapangan tertentu, bertujuan untuk
mempelajari secara intensif latar belakang, kejadian
saat kini, serta interaksi lingkungan pada unit sosial
yang sudah given antar pribadi maupun kelompok. Dengan
memakai kaca-mata Stephen Isaac dan William B.Michael
(1982:42), metode yang digunakan adalah "Case and Field"
yang pada umumnya bertujuan "To study intensively the
background, current status, and tnviromental interacti
ons of agiven social unit: an individual, group, institation or community".
Sedangkan melalui kaca-mata Suchman (pada David
Kline, 1980:IX-10) hal ini termasuk metode evaluasi
proses yang berpengertian lebih khusus, yakni berhubung
an dengan objek yang dapat dievaluasi dari suatu program,
Dalam hal ini meliputi "effort, performance, adequacy
of performance, efficiency and process".
2. Teknik Pftngumpulan Data
Kegiatan yang dilakukan dalam «saha mengumpulkan data meliputi serangkaian langkah-langkah sejak da
ri persiapan pelaksanaan pengumpulan data sampai dengan
data itu diklasifikasikan dan dikonstruksi dalam laporan penelitian.
83
Rangkaian kegiatan tersebut lengkapnya dapat di
ungkapkan sebagai berikut :
(1) Segera setelah "research design" menemukan
bentuknya, menghubungi pihak-pihak yang dijadikan nara
sumber yakni Pj.Rektor Unisba, Panitya Penerimaan Maha
siswa Baru, Bagian Keuangan Unisba, beberapa dekan fak
kultas, Kepala Perpustakaan Pusat, Kepala Bagian Akade
mik, Kepala Bagian Kemahasiswaan, beberapa staf fakul
tas (Psikologi, Ekonomi, Hukura dan Tarbiyah), Kepala
Bagian Umum, beberapa pekerja teknis baik di tingkat
Universitas mappun tingkat Fakultas.seria beberapa tokoh mahasiswa baik yang terlibat dalam kegiatan ting
kat Universitas (BPKM, DKM Masjid Al Asy'ari) maupun
tingkat fakultas.
Usaha menghubungi tersebut terdiri atas dua je
nis, pertama menghubungi dalam pengertian membuat perjanjian untuk pertemuan/wawancara, kedua menghubungi
dalam pengertian mengadakan wawancara. Pada beberapa
staf dan malah pimpinan ternyata cukup dengan sekali
mendatangi saja yakni langsung wawancara.
(2) Pengumpulan data melalui wawancara, observasi
dan studi dokumentar. Wawancara dilakukan dalam ben
tuk terstruktur dan tidak terstruktur, yakni melalui
pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan dan kemudi
an ditambahkan pertanyaan-pertanyaan baru yang tidak
ada dalam persiapan pertanyaan bila jawaban beckembang
84
pada hal-hal di luar pertanyaan tapi masih relevan de
ngan permasalahan penelitian yang menjadi garapan.
Observasi dilakukan lebih ditujukan untuk mem-
peroleh data tentang perilaku keorganisasian seperti
alur penerimaan mahasiswa baru dengan seleksinya, re
gistrasi, pengambilan program studi, pelaksanaan perku
liahan, ujian tengah semester, pelaksanaan ujian sia
dang sarjana dan pelaksanaan wisuda. Observasi dilakuk
kan dengan memakai dua cara, yakni langsung dan tidak
langsung. Termasuk pada hal-hal yang diobservasi ada
lah faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dan efek**
tivitas organisasi, sehubungan dengan individual per*
formance baik staf maupun pimpinan.
Studi dokumenter dilakukan dengan mempelajari
berbagai dokumen baik yang dari Unisba sendiri maupun
dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan atau Departemen Agama. Hal ini berkaitan dengan masalah-masalah
struktur organisasi, deskripsi tugas-tugas, pembagian
ruangan kuliah, jadwal kegiatan akademik, pedoman aka
demik, peraturan ujian-ujian, ijazah serta kewajibankewajiban lain dari personil baik administratif mau
pun akademik.
Penghimpunan data melalui upaya tersebut di
atas, sebagaimana dikemukakan bertautan dengan konsen
sus antara pewawancara dengan responden. Namun
85
demikian kadangkala terjadi penyimpangan di luar konsen
sus, baik lantaran halangan dari pihak responsen maupun
pewawancara. Sebaliknya terjadi juga yakni, wawancara
susulan seandainya data yang didapat dirasakan kurang
mengungkapkan persoalan penelitian.
Beberapa pertimbangan yang menguatkan dilaksanakannya teknik pengumpulan data demikian adalah :
Pertama, bahwa penelitian ini bersifat evaluatif
studi kasus dan kualitatip, tidak menggunakan formula
statistik, digunakan untuk melihat alur dan struktur
serta tujuan unit-unit kegiatan dalam bentuk peraturan
atau petunjuk-petunjuk pelaksanaan.
Kedua, proses pelaksanaan administrasi akademik
berdasarkan aturan-aturan, kemudian dilaksanakan. Untuk
mengetahui hal demikian, cukup memadai dengan raempelajari dokumen-dokumen, wawancara atau observasi.
Ketiga, bahwa anggota pelaksana subsistem kegi
atan berbeda-beda dengan karakteristik masing-masing
yang berbeda pula. Dengan demikian heteroginitas
dan
variabilitas objek kajian memungkinkan untuk digunakan
nya teknik pengumpulan data seperti tersebut di atas.
C. Pedoman Pengolahan da^ Analisis Data
Pengolahan data yang sudah terkumpul( baik me-
lui wawancara, studi dokumenter maupun observasi), melaui cara-cara
(1) pemeriksaan dan pengelompokan
86
dokumen-dokumen sesuai dengan permasalahan perunit kek
giatan,
(b) pengelompokan hasil wawancara dan (c) men-
deskripsikan hasil observasi. Melalui prosedur terse
but data terklasifikasikan pada masalah-masalah peneMtian. Langkah ini kemudian diikuti dengan upaya mendes-
kripsikan dan merekonstruksi proses subsistem dan per
formance personil baik administratif maupun akademik,
berdasarkan kriteria judgemental seperti yang telah di
kemukakan pada tujuan khusus bab yang pertama.
Melalui cara bertahap demikian, akan tergambarkan deskripsi proses administrasi akademik dan perfor
mance personil, baik persubsistem maupun keseluruhan,
sekaligus dengan kriteria evaluatif tentang efektivitasnya tentang :
(1) Tujuan subsistem pendaftaran dan seleksi
mahasiswa baru, registrasi mahasiswa, penyusunan jadwal
kuliah,
OPSPEK/P-4, penentuan program studi mahasiswa,
pelaksanaan perkuliahan, ujian tengah dan akhir semes
ter, penyelesaian akhir program studi dan wisuda, De
ngan demikian akan tergambar pula keterkaitan antar tu
juan subsistem disamping keterikatan tiap subsistem ter
hadap tujuannya masing-masing.
(2) Struktur keorganisasian tiap subsistem se
bagaimana subsistem-subsistem yang ada pada tujuan bu
tir satm di atas.
87
(3) Alur proses administrasi akademik yakni be?
rupa tahapan kerja kronologis persubsistem dari sejak
penerimaan mahasiswa baru sampai wisuda, selain gam
baran sejauh mana efektivitas proses dapat mencapai tu
juan yang telah dicanangkan.
(4) Penampilan personil baik staf maupun pimpin
an dari segi motivasi, kemampuan kerja, kualitas kerja,
ketepatan waktu, inisiatip dan komunikasi.
(5) Gaya penampilan pimpinan Universitas Islam
Bandung, baik pada tingkat Universitas maupun pada ting
kat fakultas,serta sejauhmana pengaruhnya terhadap efek
tivitas kerja personil.
Melalui pengolahan dan analisis sebagaimana dise
but di atas, diharapkan masalah penelitian dapat dijawab sesuai dengan data lapangan yang ditemukan.
D. Definisi Operasional. Penentuan Kriteria dan Asumsi
yang Digunakan
Sesuai dengan rumusan permasalahan, maka peneli
tian ditujukan pada lima aspek, yakni :
1. Aspek deskripsi perangkat tuiuan subsistem.
Secara operasional tujuan diartikan sebagai per
ubahan yang diingini untuk kemudian diusahakan pencapaiannya. Pada tujuan, keinginan diterjemahkan dalam ben
tuk rencana-rencana yang mendukung tercapainya tujuan-
88
tujuan secara bertahap. Pada saat yang sama pencapaian
tujuan akan harus didukung oleh kesiapan perangkat keras dan lunak secara seimbang.
Untuk mementukan kondisi perangkat tujuan subr
sistem efektif mencapai tujuan ditetapkan kriteria eva
luatif sebagai berikut :
a)perangkat tujuan subsistem efektif bila cukup
tersedia perangkat lunak, perangkat keras dan manpower
sesuai dengan beban kerja yang harus ditanggungnya. Kri
teria ini didasarkan pada asumsi bahwa :
1) personil subsistem punya keterikatan melaksanakan tugas dan wewenang sesuai beban kerja yang harus
dipertanggung-jawabkannya.
2) perangkat lunak dan keras pada tiap subsistem
sudah memenuhi persyaratan minimal untuk kelancaran tu
gas yang menjadi beban kerja subsistem.
b) perangkat tujuan subsistem efektif bila dita
ngani oleh manajer/pimpinan subsistem yang memiliki "ma
nagerial skill" . Kriteria ini didasarkan pada asumsi :
1) bahwa kultur kepegawaian pada umumnya di In
donesia lebih terikat pada keterampilan pimpinan dari
pada terikat pada sistem yang telah dicanangkan.
2) bahwa pimpinan subsistem bertanggungjawab un
tuk mengkoordinasikan kegiatan yang ditugaskan padanjta.
Berdasarkan kriteria tersebut di atas, maka
89
ditentukan kanlah "jugment" sebagai berikut :
- Efektif bila kedua kriteria terpenuhi
- Kurang efektif bila ada sebagian kriteria tidak ter
penuhi , dan
- Tidak efektif bila kriteria yang disebutkan di atas
sama sekali tidak ada.
2. Aspek deskripsi struktur organisasi subsistem.
Secara opBrasional struktur organisasi dimaksudkan
sebagai susunan bagian-bagian kerja yang ditangani oleh
seorang atau lebih personil untuk melaksanakan beban
tugas yang menjadi tanggung-jawab organisasi (dalam hal
ini subsistem) tersebut. Sebagai suatu model, maka
struktur merupakan suatu patokan untuk mengukur suatu
kenyataan.
Kriteria evaluatif bagi struktur subsistem ten
tang efektif tidaknya adalah sebagai berikut :
a) Struktur subsistem dianggap efektif bila cu-
kup dapat menampung beban kerja yang harus dipertanggung-jawabkannya, baik dilihat dari kuantiias maupun ku
alitas perangkat lunak, keras dan manpower-nya. Hal ini
didasarkan pada asumsi bahwa :
1) pembagian kerja pada struktur harus sesuai de
ngan dan ditunjang oleh perangkat keras yang memadai.
2) beban kerja pada struktur harua terbagi habis
pada bagian-bagian, dan karenanya bagian-bagian harus
ditangani personil-personil yang "performance"nya baik.
90
b) Struktur subsistem dianggap efektif bila di
kelola oleh pimpinan yang tanggap terhadap mekanisme
kerja organisasi. Hal ini didasarkan pada asumsi :
1) bahwa pimpinan merupakan motivator dan eekaligus koordinator dalam mendiuamisasi roda organisasi
subsistem administrasi akademik.
2) bahwa pimpinan berkewajiban untuk menumbuhkan
"sense of belongingness1' dan "sense of responsibility"
para anggota subsistem administrasi akademik.
"Judgment" efektivitas bagi aspek ini sama deng
an judgment bagi aspek yang pertama.
3. Aspek alur kerja proses administrasi akademik.
Secara operasional alur kerja proses berarti aktivitas-aktivitas organisasi yang menjadikan berbagai
masukan pada subsistem dipadukan untuk jadi satu bentuk
keluaran. Kriteria evaluatif bagi proses administrasi
akademik adalah
:
a) Proses administrasi akademik efektif, bila
aktivitas dalam proses menghasilkan keluaran yang sesu
ai dengan program yang telah ditentukan. Hal ini dida
sarkan pada asumsi
:
1) bahwa aktivitas proses merujuk pada perenca
naan hasil yang telah disepakati atau jadi tugas sebelumnya.
2) bahwa bagian-bagian yang terlibat proses ad
ministrasi akademik sudah disiapkan untuk bekerja
91
sesuai dengan tugas-tugas yang menunjang kesatuan pro
ses subsistem administrasi akademik.
b) Proses administrasi akademik efektif, bila ma
najemen proses melaksanakan kontrol yang sesuai dengan
aspirasi kerja personil yang terlibat proses administra
si akademik. Hal ini didasarkan pada asumsi :
1) bahwa kontrol pimpinan (langsung seperti teo
ri X atau tidak langsung seperti teori Y nya Mc Gregor)
merupakan bagian dari mekanisme proses administrasi aka
demik.
2) bahwa motivasi kerja personil merupakan perpa-
duan dari dorongan kebutuhan objektif personil dalam me
nyelesaikan tugasnya dengan sikap manajer terhadap staf.
"Judgment" efektivitas bagi aspek ini sama dengan
judgment bagi aspek yang pertama.
4. Aspek "individual performance" personil admi
nistrasi akademik.
Secara operasional performance seseorang dapat di
lihat dari segi-segi raotivasi-nya, kemampuan kerja, kua
litas kerja, ketepatan waktu, inisiatip dan komunikasinya terhadap hal-hal yang bertautan dengan tugas dan wewenangnya.
Kriteria evaluatifnya adalah :
a) "Individual Performance"
personil efektif, bi
la kualifikasi atau mutu keenam seginya sesuai dengan
patokan yang telah ditentukan organisasi dalam hal ini
92
subsistem kegiatan administrasi akademik. Hal ini dida
sarkan pada asumsi
:
1) bahwa "personnel recruitment" akan merujuk
pada kebutuhan objektif
administrasi akademik sesuai
dengan norma yang disepakati bersama di Unisba.
2) bahwa aturan kerja atau pengembangan personil
organisasi subsistem administrasi akademik akan berori-
entasi pada upaya mengkondisi mutu enam aspek tersebut.
b) "Individual Performance" efektif, bila pimpin
an subsistem kegiatan administrasi akadeaik mampu me-
ningkatkan kualifikasi atau mutu keenara aspek performan
ce tersebut. Hal ini didasarkan pada asumsi :
1) bahwa kualifikasi keenam segi individual per
formance sukar didapat secara merata pada seseorang.
2) bahwa sebagian dari tugas pengembangan organi
sasi adalah mengembangkan keenam aspek yang terdapat pa
da "individual performance".
"Judgment" efektivitas aspek ini sama dengan
judgment pada aspek yang pertama.
5• Aspek gaya kepemimpinan
Administrasi Akade -
mik.
Secara operasional gaya kepemimpinan dapat dili
hat dari kemampuannya dalam hal mengoperasionalkan tu-
juan-tujuan organisasi serta mengkondisi suasana organi
sasi sehingga menunjang pencapaian tujuannya.
Kriteria
93
evaluatif bagi gaya kepemimpinan administrasi akademik
ini adalah sebagai berikut :
a) Pemimpin administrasi akademik efektif, bila
mampu mengoperasionalkan tujuan-tujuan organisasi menja
di tujuan yang ditil dan bertahap serta membagi habis
jadi tugas-tugas personil yang dipimpinnya,
Hal ini di
dasarkan pada asumsi :
1) bahwa tujuan-tujuan organisasi pada dasarnya
merupakan kesatuan dari beberapa tujuan sub organisasi
yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan saling
menunjang pada tujuan yang secara bertahap lebih tinggi.
2) bahwa tugas-tugas organisasi sebagai operasionalisasi tujuan-tujuan merupakan aktivitas-aktivitas
pekerjaan yang menjadi kewajiban tiap personil pendu kung organisasi tersebut.
b) Pemimpin administrasi akademik efektif, bila
mampu nemotivasi personil, mempertinggi kemampuan dan
performance personil organisasinya. Hal ini didasarkan
pada asumsi :
1) bahwa motivasi, kemampuan dan performance per
sonil merupakan indikator dari produktivitas organisasi.
2) bahwa tugas seorang pemimpin adalh menciptakan
dan raemelihara lingkungan yang kondusif terhadap kebu
tuhan anggota, baik untuk berprestasi, berafiliasi mau
pun untuk mencapai posisi tertentu.
BAB V
DISKUSI, KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dengan melihat hasil penelitian yang terungkap pa
da bab terdahulu, sesuai dengan tujuan penelitian yang te
lah dicanangkan, dapat dikemukakan beberapa hal yang pBnulis anggap crucial untuk kemudian setelah mendapat pembahasan melalui bagian Diskusi, dijadikan landasan untuk
menarik kesimpulan yang selanjutnya jadi bahan rekomendasi.
A.
Diskusi
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, diskusi akan
diarahkan pada dua masalah pokok yakni pertama yang berka
itan dengan Pola Dasar Sistem Administrasi Akademik, dan
yang kedua yang menyangkut penampilan personil. Pada masa
lah pertama diskusi dikembangkan melalui tinjauan aspekaspek tujuan,
struktur keorganisasian dan proses. Sedangk
kan masalah kedua ditinjau penampilan pimpinan dan person
il pelaksana teknis.
1.
Pola Dasar Sistem Administrasi Akademik
a. Tujuan Subsistem
Dalam kesatuan arah pada tujuan sistem admini strarsi akademik Unisba, tiap subsistem kegiatan administrasi
akademik mempunyai tujuan khas masing-masing yang saling
berkaitan. Dilihat dari norma umum tiap tujuan subsistem
ternyata terdapat beberapa hal internal maupun eksternal
yang menjadi barier atas pencapaian subsistem, untuk se
lanjutnya secara total mempengaruhi efektivitas
183
sistem
184
administrasi akademik Unisba secara keseluruhan.
Tujuan subsistem Pendaftaran dan Seleksi Penerima
an Mahasiswa Baru adalah mendaftar dan menyeleksi mahasis
wa yang akan memasuki Unisba sehingga terjaring calon yang
mempunyai kemampuan melaksanakan dan mengikuti studi di
Unisba. Dalam kenyataannya pencapaian tujuan ini terhambat oleh pertimbangan "orientasi kuantitas". Pertimbangan
hal ini jadi mendudiki porsi yang sangat dominan, bukan lan
taran standing suatu Universitas dibayangi oleh jumlah ma
hasiswa tapi lantaran kebutuhan objektip akan dana untuk
kelancaran mekanisme akademik memang memerlukannya. Dili
hat dari segi ini Unisba masih dalam fase Fisik dan Fasi
litas dengan faktor kritis dana dan untuk itu masih harus
memantapkan raw input (Soekisno Hadikoemoro,1984:30). Di
kecualikan dari orientasi kuantitas ini adalah Fakultas
Psikologi, lantaran pada umumnya —setidaknya pada 5 ta
hun terakhir ini— pendaftar pada fakultas ini selalu melebihi program yang direncanakan.
Masalah "orientasi kuantitas" ini berkaitan dengan
jumlah jenis fakultas dan status, yakni fakultas yang jum
lahnya untuk Indonesia atau Jawa Barat sedikit padahal bi
dang ilmunya sudah dikenal seperti Fakultas Psikologi, ma
ka walaupun statusnya masih Terdaftar, pendaftar itu ba _
nyak. Namun jenis fakultas yang jumlahnya untuk Jawa Barat
sudah cukup banyak seperti Hukum, Teknik, Ekonomi atau fa
kultas Syari'ah, Usguluddin dan Tarbiyah, maka standing
status ini cukup menentukan, disamping lokasi dan sarana.
, 185
Dalam pada itu status PTS walaupun pada dasarnya
merupakan gambaran mutu organisasi dan akademik PTS,
ta
pi dalam kenyataan saat kini lebih merupakan masalah ke
bijaksanaan dan alut birokrasi administrasi Depdikbud
atau Depag. Dengan demikian PTS yang belum mempunyai sta
tus Dipersamakan, terjepit oleh dua pandangan formalisme
yakni formalisme keilmuan dari sudut masyarakat yang di-
biaskan melalui status dan formalisme manajemen dari pi
hak biroktat yang dibiaskan melalui layanan-layanan admi
nistrasi yang adaptif.
Masalah beruntun sebagai akibat orientasi kuanti
tas ini adalah menurunnya kualitas sistem seleksi, untuk
kemudian berakibat pula menurunnya mutu calon mahasiswa,
yang pada gilirannya mempengaruhi keberhasilan belajar
yang berkelanjutan dengan meningginya angka drop-out.
Tujuan subsistem
registrasi adalah mencatat popn-
lasi mahasiswa yang sah sesuai dengan atau memenuhi persya
ratan administrasi universitas. Hasil penelitian menunjuk
kan bahwa tujuan subsistem ini tidak tercapai secara efek
tif. Banyak mahasiswa yang belum memenuhi persyaratan ad
ministrasi registrasi (yakni membayar sebagian atau selu
ruh SPP Unisba) mengikuti kegiatan akademik/perkuliahan.
Mengingat kejelasan jumlah populasi mahasiswa ba
nyak kaitannya dengan keperluan administrasi Universitas
/Fakultas baik ke dalam (daftar kelas, absensi, pembuatan
kartu mahasiswa, penyediaan kursi/ruangan kuliah serta
kartuperpustakaan ) maupun ke luar (ekspose pada ...
.
186
masyarakat, Kopertis, Kopertais), maka kegiatan subsis
tem ini perlu lebih mendapatkan pembenahan. Selama ini
kegiatan registrasi menyatu dengan kegiatan pembayaran
SPP. Karena itu ditangani oleh Bagian Keuangan dan tidak
oleh Bagian Akademik.
Bila subsistem ini lebih ditekankan pada pembayar
an SPP/ Bagian KeUangan, sebaiknya ditentukan batas waktunya dengan jelas umpamanya tanggal sekian sampai tang
gal sekian untuk fakultas anu, tanggal sekian untuk fa
kultas anu dst.nya dengan masing-masing gelombang tidak
lebih dari tiga atau malah dua hari. Namun hal ini harus
dibarengi dengan peluang untuk mengangsur pembayaran SPP
6ecara jelas dan tegas pula di samping informasi yang
gencar dan beruntun tiga atau empat minggu sebelumnya.
Secara simultaa hal ini perlu dibarengi dengan kontrol
kesiapan ruang kuliah dan intensitas kehadiran dosen, se
bab manakala yang dua terakhir itu kurang mendapat per
hatian akan memudahkan mahasiswa keluar tanpa pembereean
uang kuliah. Kepentingan pembatasan waktu yang sempit
tersebut di atas, dimaksudkan untuk mengakomodasi kepen
tingan internal di atas.
Bila subsistem ini lebih ditekankan pada pencatat-
an populasi mahasiswa, maka sebaiknya dipisahkan dari p
kegiatan pembayaran SPP dan ditangani oleh Bagian Akademik. Dengan pembatasan waktu seperti di atas, hal ini
akan mempercepat penyelesaian registrasi, sebab biasanya
pembayaran registrasi relatip murah.
Namun secara
187
simultan hal inipun harus dibarengi dengan ketegasan peng
ambilan kontrak kridit SKS dan pembayaran SPP berdasarkan
jumlah kridit yang diambil tersebut. Kemungkinan lain ada
lah penekanan kedua-duanya. Bila hal ini ditempuh maka
tetap diawali dengan penekanan terhadap registrasi dengan
pemisahan pembayarannya dengan SPP atau penyatuan sedemikian rupa sehingga mahasiswa tidak segan membayar lantaran
memiliki uang yang tidak memadai bila harus membayar keduanya.
Memang terdapat berbagai kemungkinan mengapa maha
siswa Unisba kebanyakan telat berherregistrasi dan memba
yar SPP. Walau diakui bahwa SPP Unisba relatip murah dife
banding PTS yang lain, namun para mahasiswa Unisba mun
cul dari masyarakat yang kondisi sosial ekonominya dapat
dikatagorikan kelas menengah bawah. Mungkin juga lantaran
sikap negatip terhadap penyelenggaraan kegiatan PBM se
hingga mereka merasa tidak terlala harus diburu-buru mem
bayar SPP, namun dapat juga lantaran pengalaman tahun-tahun sebelumnya yang menunjukkan begitu besar toleransi
Universitas terhadap mahasiswa yang telat membayar SPP.
Tuiuan QPSPEK
sebagaimana ditemukan dalam pe
nelitian ini dapat dikatakan terlalu banyak,tidak sesuai
dengan jadwal acara dan peluang biaya dan waktu yang dialokasikan. Sebaliknya tujuan penataran P4 justru sangat
simpel dan tampaknya tumpang tindih dengan mata- kuliah
Pancasila MKDU yang biasa dilaksanakan pada semester per
tama.
188
Over-loading nya tujuan OPSPEK di Unisba dilanta-
rankan terlalu banyaknya menarapung berbagai keinginan/pe-
san. Pesan-pesan dari Mendikbud berupa ifawasan Almamater,
Rektor, Dekan, BPKM sampai pada pesan-pesan dari Senat
Mahasiswa masing-masing fakultas. Belum lagi Himpunan. Ju
rusan bagi fakultas-fakultas yang jurusannya dikelola se
jak awal secara mandiri. Dihadapkan pada waktu, dana dan
daya yang terdedia, pada akhirnya acara OPSPEK ini kurang
efektif.
Dua kemungkinan yang dapat ditempuh untuk mengatasi
hal ini. Pertama dikurangi butir-butir tujuan yang ingin
dicapai, sebab memang hal itu tidak realistik dan kedua.
ditambah waktu dan biaya untuk mencapai tujuan-tujuan itu,
namun barang tentu alternatip kedua ini mengandung risiko
besar, bukan saja dana dan waktu tapi juga sekaligus me-
nyeret kalender akademik yang dalam keadaan sekarangpun
masih belum dilaksanakan tepat waktu.
Seandainya tidak ada tujuan lain di luar tujuan in
struksional yang dfekanalkan selama ini dalam penataran P4
tampaknya lebih bijaksana penataran P4 ini ditiadakan.
Hal ini selain kegiatan akademik ini tidak punya dampak
akademik sama sekali, juga everloping dengan kegiatan aka
demik di SLTP, SLTfi baik pada kegiatan pembukaannya dalam
bentuk penataran P4 juga, atau pada mata pelajaran PSPB
dan PMP. Tambahan lagi di Unisba sendiri ada khusus mata
kuliah Pancasila setara 2 SKS. Secara teoritis diakui bah
wa nilai Penataran P4 punya kontribusi tertentu pada
189
nilai akhir semester mata kuliah Pancasila, tapi dalam
kenyataannya,administrasi hal itu belum menunjang secara
baik.
Persoalan yang muncul dari hasil penelitian tentang
penyusunan jadwal kuliah,
adalah
berkisar dalam hal
terbatasnya jumlah ruangan. Keterbatasan ruangan ini menyebabkan kesediaan dosen mengajar, peluang waktunya sa
ngat dibatasi dalam pengertian penyusunan dan kesediaan
waktu mengajar harus disesuaikan dengan waktu-waktu dosen
lain pada jurusan dan fakultas lain yang memerlukan ruang
an yang sama. Padahal sebagaimana diketahui, terutama do
sen Luar Biasa, mempunyai otoritas penentuan waktu kuliah
yang besar. Walau pada akhirnya terdapat tarik menarik pe
luang tapi ternyata hal itu cukup banyak mengorbankan te
naga dan terutama waktu kuliah. Sebab untuk sampai pada
kecocokan ruang dan waktu tersebut ternyata diperlukan pe
mantauan kembali ruangan-ruangan yang dijadwalkan.
Diharapkan dengan dibangunnya ruangan perkuliahan
tambahan di kampus Tamansari, kesulitan ruangan tersebut
paling tidak untuk tahuan akademi 1986/1987 bisa teratasi.
Berkaitan dengan subsistem registrasi, subsistem
penentuan program studi masih lebih ditentukan oleh fakufc-
tas. Hal ini lantaran pertimbangan, mahasiswa jangan ter
lalu dirugikan dengan sistem pembayaran SPP yang masih m
menganut bayaran pertahun
akademi. Melalui kegiatan sub
sistem ini sesungguhnya dapat menggiring mahasiswa untuk
membayar SPP tepat waktu, sebab tanpa kartu/tanda bukti
190
pembayaran SPP kegiatan perwalian yang menentukan prog
ram studi seharusnya tidak perlu dilaksanakan, Yang ber
jalan di sebagian jurusan adalah mereka mentfalankan perwa
lian yang hasilnya menentukan program studi dan berdasar
kan itu mahasiswa membayar SPP. Cara demikian selain me-
nyimpang dari sistem yang berlaku di Unisba, juga memberi
peluang yang besar pada mahasiswa untuk tidak membayar
SPP. Sebab pada aaat di ruangan kuliah, mahasiswa tidak
diperiksa apakah sudah membayar SPP atau belum, Dilihat
dari deskripsi kegiatan demikiani, sebetulnya penentuan.
program studi yang dilatarbelakangi oleh pikiran "maha siswa menentukan program sendiri sesuai dengan kemampuan
nya sendiri" belum dapat dilaksanakan secara efektif.
Dilihat dari segi tujuan, subsistem adainistrasi
perkuliahan sudah dapat dikatakan berjalan efektif, kecu-
ali mengenai ruang kuliah (dalam artian jumlah dan kapa-
sitas). Sedangkan subsistem pelaksanaan UTS dan UAS, kecuali hal-hal yang berkaitan dengan pemantauan kemampuan
mahasiswa oleh orangtua mereka, pada umumnya tujuan sub
sistem administrasi UTS dan UAS dapat tercapai dengan ba
ik. Ketiadaan laporan hasil studi pada orangtua mahasiswa
secara teoritis akan dapat menurunkan semangat orangtua
dalam mendorong anaknya belajar, namun demikian kultur
laporan anak yang oral, biasanya mengatasi keinginan orang
tua untuk mengetahui prestasi akademik anak-anaknya.
Dari beberapa dokumen hasil ujian, ternyata bahwa
hasil ujian akhir semester tidak jadi feed back bagi para
191
dosen untuk mempertinggi kualitas raetodologi
PBM. Hal
ini ditandai dengan jumlah kelulusan yang tiap-tiap ta
hun berkisar pada presentaseu yang relatip tetap, di sa
tu segi serta tiadanya perhatian para dosen terhadap dokumen-dokumen hasil ujian pada sisi lain. Yang ironi
adalah terdapat dosen yang tidak memeriksa hasil ujian
mahasiswanya, sehingga angka ujian keluar (pada saat ma
hasiswa akan ujian negara) tanpa melalui penilaian kemam
puan mahasiswa yang bersangkutan, Walaupun jumlah dosen
yang berperilaku demikian
STUDI TENTANG PROSES SISTEM ADMIKISTRASI AKADEMIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
T E S I S
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syafat Program Pasea Sarjana
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
Oleh
SAN USI
409 / A / XVI - 8
FAKULTAS
PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 87
DlSETUJUl
DAN
DISAHKAN OLEH
Prof. Dr. ACHMAD
PEMBIMBING
SANUSI S.H., M. PA.
Pembimbing I
\
~z.
.Dr. MOHAMMAD
^
FAKrtY ^AFFAR, M.Ed.
'erfibTmbing II
MARET
FAKULTAS
INSTITUT
1987
PASCA
SARJANA
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
ABSTRAK
Perguruan tinggi sebagai suatu sistea sosial, produktivitasnya ditentukan oleh keberadaan sistea itu sendiri dan faktor-faktor pendukungnya, Dalaa bahasa
John
McManaaa (1971:23-43) keberadaan sistea tersebut digaa -
barkan pada tiga arah yakni analisis terhadap kebutuhan
yang harus dikerjakan(systea Analysis), disain pengerjaan
kebutuhan (systea design) dan operasionalisasi pekerjaan
(systea management).
Dalam pada itu sebagai sistea sosi
al, perguruan tinggi (dalaa hal ini Unisba) terdiri atas
berbagai kegiatan adainistrasi, yang masing-aasingnya didukung oleh kegiatan-kegiatan yang lebih terperinci. Ke
giatan adainistrasi tersebut, aenurut PP.5/1980 pada pokoknya terdiri atas dua jalur yakni jalur adainistrasi
akadeaik dan keaahasiswaan serta jalur adainistrasi uaua.
Sedangkan faktor pendukung sistem, selain unsur -
unsur yang berbentuk barang, yang lebih penting lagi adalah manusia-nya. Hal ini raenyangkut sejauh-mana perfor -
aance anggota-anggota organises! aendukung operasionalisa-
si sistea.
Meaurut Hoy dan Miskel (1978:116) dan Mitchell
(1978:327) indikator performance itu adalah aotivasi, ke-
aaapuan, ketepatan waktu, kualitas kerja, keraampuan berinisiatip dan berkoaunikasi.
Diproyeksikan pada Uni6ba sebagai Perguruan xinggi
Swasta (PTS),
penulis aencoba menstudi sistea proses
adainistrasi akademik. Sesuai dengan pola pikir tersebut
ix
di atas, raaka persoalan yang dikembangkan dalam studi
ini adalah pertama.tentang deskripsi sistem adainistrae
si akademik dan kedua. adalah tentang performance per sonil yang terlibat administrasi akademik.
Berdasarkan hasil penelitian serta diskusi dengan
berbagai teori dan konsep-konsep yang relevan, akhir stu
di ini aenyimpulkan bahwa :
1. Kebanyakan perangkat subsistera bekerja belum
berorientasi pada tujuan. Keadaan ini disebabkan bukan
hanya oleh kekurangan yang melekat pada individual per
formance, tapi lebih jauh berkaitan dengan sistea peaga
angkatan personil itu sendiri.
2. Kekurangan ini punya daapak terhadap efektivitas struktur dan alur proses administrasi akadeaik. Karena itulah kadang terlihat intervensi terhadap proses.
Naaun sejauh ini ternyata intervensi yang aua belum atau
tidak jadi "trigger" bagi mekanisme administrasi akadem
raik secara raenyeluruh. Hal ini bisa jadi lantaran inter
vensi tidak dilakukan pada hal yang sangat mendasar.
3. Secara individual, personil Unisba bekerja le
bih didasari intrinsik motif daripada ekstrinsik motif.
Namun demikian ternyata hal ini tidak berkorelasi secara
positip dengan kemampuan dan kualitad kerja, kemampuan
berinisiatip dan berkamunikasi.
4. Kepemimpinan Unisba pada periode KHEZ Muttaqien
mendapat dukungan lebih dilantarankan perasaan ketentra-
man beragama dan perlindungan pribadi daripada karena
kepercayaan kepengurusan administrasi akademik. Pada giliraanya hal ini punya dampak terhadap ketertiban dan ke-
beresan pekerjaan atau tugas-tugas administrasi, baik
yang raenyangkut akademik, kemahasiswaan maupun adminis
trasi umura.
Pada saat yang sama keadaan ini aembias pada ke
pemimpinan tingkat unit PBM. Catatan pokok dalam hal ini
adalah bahwa ternyata senioritas keilmuan tidak dapat
menjadi jaminan akan efisiensi .dan efektivitas adminis
trasi akademik. Senioritas keilmuan adalah satu hal dan
kemampuan meng-adrainistrasi secara efisien dan efektif
adalah hal lain. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan
oleh Prof.Dr. Oteng Sutisna M.Sc. (1983: V6) bahwa pangkat dan keilmuan tidak menjadikan sesorang sebagai pemimp
pin, tapi dapat meningkatkan kepemirapinannya.
Berpijak dari beberapa butir kesimpulan itulafa
dirasakan perlunya keterpaduan perencanaan administrasi
akademik, terutama mengenai perangkat pendukung sistem
baik berupa alat/bahan atau barang-barang maupun dan ini
yang terutama individual performance dari setiap personil
yang terlibat.
xi
DAFTAR I SI
Halaman
i
KATA PENGANTAR
iv
PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KSIH
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR/TABEL
ix
ABSTRAK
xi
BAB
I
A. Latar Belakang Masalah
B.
BAB
1
PENDAHULUAN
%
Rumusan Masalah Penelitian
1
7
C. Tujuan Penelitian
11
D. Pentingnya Penelitian
12
II STUDI KEPUSTAKAAN
A. Kedudukan Administrasi Akademik
Ik
Ik
B. Pendekatan Sistem dalam Administrasi
Akademik
C. Penampilan Personil
16
46
D. Rangkuman Hasil Studi Kepustakaan
dan Kaitannya dengan Masalah Pene
litian
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
78
79
81
B. Metoda Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
BAB
82
C. Pedoman Pengolahan dan Analisis Data
85
D. Definisi Operasional, Penentuan Kri
teria dan Asumsi yang Digunakan
87
IV HASIL PENELITIAN
9k
A. Pola ^asar Sistem Administrasi Aka
demik
9k
)
BAB
V
B. Penampilan Personil
159
C. Gaya Kepemimpinan
175
DISKUSI, KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
183
AA Diskusi
1. Pola ^asar Sistem Administrasi
Akademik
2. Penampilan
183
203
B. Kesimpulan
209
C, Rekomendasi
212
DAFTAR BACAAN
215
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Pedoman Wawancara
218
B. Pedoman Observasi
2.22.
C. Pedoman Studi Dokuraenter
223
DAFTAR GAMBAR
No.
1.
Halaman
GAMBAR
Gambar
1.
Alur dan Subjek Pelaksana
Administrasi Akademik
6
Diagram Masalah Penelitian
2.
Gambar
2.
5.
Gambar
3. Model Bagan Alur Pelaksana Sistem
k.
Gambar
4.
10
27
Diagram Alur Kegiatan Sistem Ad
ministrasi Akademik
31
5.
Garabar
5. Sistem Proses Administrasi Akademik
J+6
6.
Gambar
6. Kaitan antara Kebutuhan dan Tlngkah
Laku
49
7.
Gambar
7. Hubungan antara Motivasi dan Keraung
kinan Sukses
50
Kebutuhan Fisiologi Dominan
52
8.
Gambar
8.
9.
Gambar
9. Kebutuhan Rasa Aman
10.
11.
Gambar 10.
Gambar 11.
Dominan
52
Hubungan antara Kebutuhan dengan
Perkembangan Osikologi Maslow
52
Hubungan Teori Maslow dengan
55
Teori Herzberg
12.
Gambar 12.
Empat Gaya Dasar Kepemimpinan
69
13.
Gambar 13.
Hubungan antara Gaya Kepemimpinan
Tingkat Kematangan dan Sumber Kekuasaan
73
U.
Gambar 14.
Kaitan antara Teori dengan Permasalahan
80
DAFTAE
No.
TABEL
TABEL
Halaman
1.
Tabel
1. Hubungan Iklim dengan Motivasi
2.
Tabel
2. Jumlah Mahasiswa Baru Unisba
Tahun Akademi 1982-1986
3.
Tabel
Tabel
95
3. Jumlah Herregistrasi Mahasiswa
Tahun Akademi
4.
67
1984/1985
103
4. Daftar Pengunjung Perpuatakaan
Unisba bagi Mahasiswa Baru 1986
ix
109
No.
5.
6.
7.
TABEL
Halaman
Tabel
5. Jadwal Penggunaan Ruangan
Tabel
Semester Ganjil 1985/1986
6. Efisiensi dan ffektivitas Perkuliahan Beberapa Fakultas
Tabel
124
125
7. Jumlah Mahasiswa Baru, Sarjana
Muda dan Sarjana Periode 1977
- 1986
1/+4.
su
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Umat Islam Indonesia merupakan umat terbesar jumlahnya dibanding umat penganut agama lain yang ada di In
donesia. Namun sebagaimana dicatat dalam sejarah, posisinya dalam bidang pendidikan formal belum atau tidak men-
cerminkan keberadaan jumlahnya. Hal ini dilantarankan pa
da masa penjajahan umat Islam Indonesia kurang mendapat
kesempatan pendidikan —sebagaimana jenis pendidikan yang
didapatkan umat lain— dibanding umat beragama lainnya.
Posisi sosiologis tersebut di atas, mendorong umat
Islam pasea kemerdekaan "memburu" dunia pendidikan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang serba sedikit dan baru.
Lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola kelompok-kelompok
masyarakat Islam pada dua atau tiga dekade pertama masa k
kemerdekaan, ditangani oleh lebih banyak semangat dan keimanan daripada kemampuan manajerial yang profesional.
Keadaan demikian, merupakan refleksi dari keberada
an umat Islam pada masa penjajahan, yang karenanya -pada
umuranya dapat dikatakan— mutu pendidikan yang dikelola
kelompok-kelompok masyarakat Islam kurang atau rendah,bila dibanding lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola ke-
lompok lain yang mendapat peluang pendidikan lebih banyak
saat masa penjajahan. Kondisi demikian merugikan pelajar
J
atau mahasiswa, merugikan orangtua yang memasukkan anaknya
ke lembaga-lembaga pendidikan Islam, lebih jauh malah me
rugikan masyarakat Islam pada umumnya, karena terhambatnya
pemanfaatan tenaga-tenaga muda yang berada di lembaga pen
didikan tersebut.
Namun demikian sebagaimana terjadi pada umumnya ma
syarakat di negara yang sedang berkembang, peledakan pendi-
duk, formalisme keilmuan, formalidme administratif, orien-
tasi kuantitatif massal ( Achmad Sanusi, 1985:18) selain
hausnya akan "pengalaman pendidikan formal", maka lembaga
-lembaga pendidikan tersebut tetap mendapat kunjungan siswa atau mahasiswa.
Dalam suasana demikianlah, Universitas Islam ^andung
—untuk selanjutnya disebut Unisba, didirikan pada tahun
1959—, pada tahun tujuhpuluhan, berkembang pesat baik da
lam hal input, proses maupun output. Perkembangan demikian
tidak dapat dilepaskan dari kaitannya dengan kepemimpinan
kharismatik Rektor saat itu yakni Dr.KHEZ. Muttaqien, yang
disamping sebagai Rektor, beliau juga merupakan Bapak umat
dan tokoh agama. Si fat-si fat kepemimpinan beliau memenuhi
persyaratan untuk perkembangan suatu pergruan tinggi swast
ta (PTS) sebagaimana disimpulkan oleh hasil penelitian
Mansur Mulyakusumah (1982:2+6) yakni kepekatanggapan terha
dap berbagai potensi sumberdaya internal maupun eksternal
serta kemampuan mendayagunakan potensi itu seoptimal mungkin.
•/Dalam pada itu perkembangan pada dekade selanjutnya
yakni tahun delapanpuluhan,
mempunyai trend yang berbe-
da dengan dekade sebelumnya. Dekade ini ditandai dengan
menurunnya jumlah pendaftar yang meaaeuki Unisba. Penu-
runan peminat tersebut, mempengaruhi sistem seleksi un
tuk kemudian berakibat pada penurunan mutu calon mahasis
wa. Pada gilirannya hal yang terakhir ini akan mempenga
ruhi keberhasilan belajar yang berkelanjutan dengan meningginya angka drop-out.
Selain kelemahan manajerial sebagaimana dieebut
kan, D.A.Tisnaamidjaja (1986:7) menunjuk kelemahan-kelemahan lain yang umumnya terdapat pada PTS-PTS di Indone
sia yakni :
1. tenaga pengajar yang kurang waktu untuk tercapainya pengajaran yang efektif,
2. kekurangan tenaga penelitian baik kualitatip ma
upun kuantitatip,
3. motivasi tenaga pengajar untuk memegang lebih
dari satu macam pekerjaan, dan
4. kelemahan masukan mahasiswa yang berpengaruh ter
hadap produktivitas perguruan tinggi.
Dilihat dari tugas penyelenggara pendidikan dan
pengajaran ( UU No.21/196l dan PP.5/1980) kelemahaa, ma
najerial pendidikan dan pengajaran merupakan kelemahan
yang sangat mendasar, karena akan berarti kelemahan pengelolaan program pendidikan untuk kemudian menutunnya mutu
akademik.
Pada beberapa tahun terakhir ini, secara kelemba-
gaan Unisba menghadapi beberapa persoalan pokok penunjang
kelancaran administrasi akademik, antara lain ialah :
1. Minat calon mahasiswa (enrollment) menurun. Ke-
adaan ini berpengaruh besar terhadap sistem seleksi. Apalagi bila diingat calon yang mendaftar adalah calon-ealon
limpahan yang tidak lulus masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Kondisi mutu calon mahasiswa demikian, berakibat negatip
terhadap keberhasilan proses belajar mengajar untuk akhir
nya meningginya angka drop-out.
2. Manajemen kelembagaan, baik tingkat universitas
maupun tingkat fakultas atau jurusan, selama ini dipegang
oleh tenaga part-timer dengan manajemen sistem remote-con
trol, karenanya perubahan ke arah yang lebih baik sukar
dilaksanakan, kalau tidak dikatakan tidak pernah terjadi.
3. Disiplin civitas akademika dalam melaksanakan
pendidikan dan pengajaran sebagai tugas utama universitas.
Hal ini berkaitan erat dengan jumlah tenaga luar biasa dan
kurang kontrol dari atasan langsung, di samping masalah ke
sadaran dan tanggung jawab terhadap tugas.
4. Ketrampilan personil adakemik dalam menangani
bidang kerjanya masing-masing.
5. Efisiensi dan ffektivitas kerja unit-unit yang
terltbat kegiatan administrasi akademik .
6. Sistem informasi kurang mampu menjaring arus
masalah dari bawah, pada saat yang sama berbagai perangkat
sistem dari atas tidak atau kurang terkomunikasikan.
7. Kampus yang tersebar pada berbagai lokasi yakni
Tamansari, Ciburial, Ariajipang dan Abdulmuis. Keadaan ini
•empengaruhi mobilitas tenaga pengajar tetap maupun luar
biasa selain pengahmburan tenaga admin!stratip.
8.Perpustakaan yang terbatas, baik dalam bahasa In
donesia maupun bahasa asing, pada saat yang sama mahasiswa
dan dosenpun terbatas kemampuannya dalam memanfaatkan peipus&kaan bahasa asing yang sementara ini ada.-
Be rbagai kendala produktivitas pendidikan tersebut
di atas, secara administratip dapat diatasi melalui berba
gai pendekatan, yakni pendekatan tugas, pendekatan proses,
pendekatan kepemimpinan dan pendekatan proses sosial(Oteng
Sutisna, 1983:27-28). Namun demikian, walau diakui bahwa
berbagai pendekatan tersebut sebenarnya komplenenter, pada
tahap awal tetap diperlukan semacaa perumusan pekerjaan da
lam peristilahan dan konsep yang logis dan cocok dengan
lingkungan tempat administrator bekerja.
Berangkat dari keperluan tersebut, studi ini akan
meneliti sistem proses adainistrasi akademik yang terjadi
di Unisba serta penampilan kerja personil yang terlibat
administrasi pendidikan, baik tingkap pimpinan secara khusus maupun penampilan individual secara umumnya.
Dalam pada itu kegiatan-kegiatan yang terlibat da
lam administrasi akademik sejak mahasiswa masuk sampai ma
hasiswa dikembalikan ke masyarakat adalah sebagai berimkut:
1. Pendaftaran dan seleksi penerimaan mahasiswa
baru,
2. Registrasi mahasiswa,
3. Penyusunan jadwal kuliah,
4. OPSPEK/ P-Zf
5. Fenentuan program studi mahasiswa,
6. Pelaksanaan perkuliahan,
7. Ujian tengah dan akhir semester,
8. Penyelesaian akhir program studi, dan
9. Wisuda.
Kegiatan-kegiatan tersebut ditangani oleh unit ke
giatan baik di tingkat Universitas maupun di tingkat Fa-
kultas. Alur kegiatannya bila dikaitkan dengan alur waktu
dan pelaksana kegiatan dapat digambarkan sebagai berikut:
UNIT KEGIATAN TINGKAT
UNIVERSITAS
UNIT KEGIATAN TINGKAT
FAKULTAS/JURUSAN
Pendaftaran dan seleksi as
hasiswa baru oleh
Panitya
Panferimaan Mahasiswa Baru
I
Registrasi Mahasiswa oleh
Bagian Keuangan Unisba
Penyu suanan/Pengusulan]
jadwal oleh unit PBM
J
OPSPEK/ P-Z+ oleh
Panitya TingkJJniversi tas [
Penyusunan Jadwal Induk
oleh Bagian Akademik
U
Penentuan Program Studif
oleh unit PBM
r
[Pelaksanaan Perkuliahan?
j,
—'
Ujian TS dan AS di Unitj
[ Wisuda ]j
GBR.l
i
Penyelesaian akhir program
ALUR DAN SUBJEK PELAKSANA ADM.AKADEMIK
Koordinasi pekerjaan administrasi akademik Unisba
tercermin dalaa SK. Rektor
No. 205/D./f/SK/REK/1985 ten
tang Susunan Satuan Pelaksana Universitas Islam Bandung
dan SK. Rektor No. 206/D.VSK/REK/1985 tentang Uraian Tu
gas, Wewenang dan Tanggung jawab Satuan Pembantu Pimpinan
Universitas. Tidak semua bentuk kegiatan administrasi aka«-
demik terangkat dalam struktur tersebut lantaran beberapa
kegiatan ditangani oleh panitya yang dibentuk beberapa wak
tu sebelum kegiatan dilaksanakan, jadi sifatnya sementara
tidak permanen seperti penerimaan mahasiswa baru, OPSPEK/
P-4 dan Wisuda.
B» Rurausan Masalah Penelitian
Unit-unit kegiatan administrasi akademik, baik pada
dirinya sendiri maupun dalaa kesatuan rangkaian kegiatan
membentuk kesatuan
sistem.
Pada ditinya sendiri hal ini
berfungsi sebagai subsistem. Dilihat dari pola dasar sis
tem (Tim Sistemik IKIP Bandung, 1983:4-3), baik sistea se
cara keeeluruhan maupun subsistem masing-masing akan meapu
nyai tujuan, struktur serta proses administrasi akademik.
Dalam pada itu baik tujuan, struktur maupun proses
suatu administrasi, efektivitas pelaksanaannya akan sangat
berkaitan dengan penampilan subjek pelaksana sistem terse
but. Secara individual penampilan pelaksana sistem akan
ditentukan oleh 6 komponen yang terkait pada masing-masing
indiKidu yakni motivasi, kemaapuan kerja, kualitas kerja,
ketepatan waktu, inisiatip dan komunikasi.
8
Sedangkan dilihat dari segi kepemimpinan, efektivitasnya akan sangat berkaitan dengan gaya pengarahan
dan
dukungan yang dapat ditampilkan pemimpin terhadap staf
(Hersey and Blanchard, 1982:150-155). Namun demikian keempat gaya kepemimpinan tersebut, pada ujungnya tidak akan
terlepas dari kondisi staf. Dengan demikian gaya-gaya in-
struksi, konsultasi, partisipasi dan delegasi merupakan
deskripsi yang tidak hanya tergantung pada sifat dan watak
pemimpin saja, tapi juga berkait dengan kondisi terutama
motivasi dan ability staf penyangga kebijaksanaan pimpinan.
Dengam melihat berbagai kendala yang dihadapi Unis
ba sebagaimana disebutkan di muka, pola dasar sistem admi
nistrasi akademik dan pendukung efektivitas penampilan per
sonil '( pimpinan, dosen dan staf/sevice personnel), maka
dalam penelitian ini akan dikaji
bagaimana proses sistem
administrasi akademik di Unisba saat kini. Pengkajian hal
ini berguna dalam rangka usaha mencapai tujuan institusional Unisba yakni melahirkan sarjana muslim yang mujahid,
mujtahid dan mujaddid.
Sejalan dengan hal itu, rumusan masalahnya akan di-
jabarkan pada dua permasalahan pokok, yakni :
1. Bagaimana pola dasar sistem administrasi akade
mik di Unisba ?
2. Sejauhmana penampilan personil, efektif dalam
mendukung sistem administrasi yang dikembangkan Unisba ?
9
Lebih jauh dua permasalahan pokok tersebut dioperasionalkan melalui beberapa pertanyaan penelitian sebagai
berikut :
1. Bagaimana deskripsi tujuan tiap subsistem admi
nistrasi akademik Unisba sejak mahasiswa masuk sampai dengan mahasiswa diwisuda ?
2. Bagaimana deskripsi struktur organisasi tiap
subsistem administrasi akademik Unisba sejak mahasiswa ma
suk sampai dengan diwisuda ?
3. Bagaimana alur kerja proses administrasi akadea
mik tiap subsistem sejak mahasiswa baru masuk sampai dengan diwisuda
9
4. Sejauhmana penampilan personil (motivasi, kemam
puan kerja, kualitas kerja, ketepatan waktu, inisiatip dan
komunikasi) mendukung efektivitas administrasi akademik ?
5. Bagaimana gaya kepemimpinan Pimpinan Unisba dan
sejauhmana relevan dengan penampilan staf administrasi
akademik ?
"ua pertanyaan pokok yang dikembangkan jadi lin,a pertanyaan penelitian tersebut di atas, Ja.ab.nny. akan meru
pakan aodal y.ng dapat dijadikan bahan untuk me*a=u produktivitas pendidikan di U„ivereitae Islam ^^ ^
r. diagraaatik per.asai.han penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
GBR.2 DIAGRAM MASALAH PENELITIAN
Pola Dasar Sis
tem Administrasi
Akademik
Dukungan Struk
tur Organisasi
SISTEM PROSES
Alur Proses Ad
EFEKTIVITAS
ADMINISTRASI
ministrasi Aka
ADMINISTRASI
demik.
AKADEMIK
AKADEMIK
UNISBA
Penampilan
Penampilan
Personil
Individual
Gaya
Kepemimpinan
11
C. Tu.luan Penelitiap
1. Tuluan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mem -
peroleh gambaraa tentang sistem proses administrasi aka
demik Universitas Islam Bandung dalam mencapai missi/tujuaa institusionalnya sebagaimana tercantum pada statute
Universitas.
2. Tuluan Khusus
Dalam hal ini penelitian lebih ditujukan pada evaluasi sistem proses administrasi akademik pada hal-hal
yang menyangkut :
a. Pencapaian tujuan sistem proses administrasi
akademik, baik pada tingkat sub kegiatan maupun pada keseluruhan sistemnya.
b. Struktur organisasi sistem proses administrasi
akademik baik pada tingkat sub kegiatan maupun pada keseluruhan sistemnya.
c Alur kerja proses administrasi akademik pada
tingkat subsistem kegiatan dan sistem keseluruhannya.
d. Penampilan personil administrasi akademik yaag
meliput motivasi, kemampuan dan kualitas kerja, ketepataa waktu, inisiatip dan komunikasinya.
e. Gaya kepemimpinan adainistrasi akademik baik
pada tingkat Universitas maupun pada tingkat unit kegiat
an proses belajar mengajar.
12
D» Pentingnva Penelitian
Sebagaimana disebutkan di muka, penelitian ini
bersifat analisis dan evaluatif dengan objek materianya
proses sistem adainistrasi akademik Unisba, baik pada
tingkat sub kegiatan maupun pada keseluruhan sistemnya.
Masalah ini berkaitan dengaa penampilan Unisba da}aa hal
proses belajar mengajar dan adainistrasinya. Diharapkan
hasil penelitian ini menjadi umpan balik bagi Unisba,khususnya dalam bidang administrasi akademik.
Lebih khusus lagi penelitian ini dianggap penting,
bila ditinjau
daris
1. Asnek Teoritik
Dengan penelitian ini diharapkan dapat aenguji ke-
berlakuan teori-teori yang berkaitan dengan teori sistem,
teori organisasi, kepemimpinan, kemunikasi dan sistem pen
didikan tinggi.
2» Aspek Praktis Operasional
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang proses sistea administrasi akademik, ba
ik tingkat Universitas maupun tingkat Fakultas di ling-
kungan Unisba. Dari gambaran tersebut diharapkan dapat
dikembangkan sistem proses adainistrasi akadeaik yang le
bih efektif dan efisien sehingga Unisba semakin lama seaakin maju baik secara kualitatip maupun kuantitatip.
Dalam pada itu penelitian ini ditunjang oleh :
13
a. Latar-belakang pekerjaan, pengetahuan dan kea
maapuan penulis yang sementara ini aeabidangi pekerjaan
administrasi akademik di Unisba.
b. Peluang untuk diteliti yang cukup luas, sebab
kegiatan ini sudah berjalan lama dan terus menerus dan
karenanya memungkinkan untuk diadakan studi evaluatip.
c. Peluang yaag besar untuk mendapatkan
dan bahanabahan yang diperlukan.
sumber
BAB III
PHOSEDUB PENELITIAN.
A. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi ada
lah seluruh karakteristik yang menyangkut proses adminis
trasi akademik Universitas Islam Bandung, khususnya yang
berkenaan dengan kegiatan antara pendaftaran mahasiswa
baru sampai dengan wisuda. Sedangkan anggota populasinya
adalah seluruh pimpinan, dosen, staf administrasi
serta
mahasiswa Universitas Islam Bandung.
Adapun sampelnya, bila
dilihat dari alur proses
terdiri atas seluruh unit kegiatan, jadi bersifat studi
kasus. Memang dengan demikian sukar menghasilkan generalisasi proses administrasi akademik perguruan tinggi pada
umumnya, dilihat dari segi ini hasilnya hanya akan terba
tas pada kasus penelitian ini saja. Sedangkan bila dili
hat dari anggota unit kegiatan, sampelnya diambil secara
purpossive. yakni diwawancarai beberapa personil baik
staf maupun pimpinan, yang sudah cukup lama menangani ad
ministrasi akademik di Unisba. Dengan demikian walaupun
"turun" ke lapangan penelitian bergerak antara kurun wak
tu bulan Agustus sampai dengan Oktober 1986, permasalaha
an yang terangkat tidak terbatas pada kejadian pada kurun
eaktu tersebut saja, tapi mewakili kejadian pada kurun
waktu tiga periode kepemimpinan KHEZ Muttaqien.
81
82
B. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Penelitian.
Penelitian ini termasuk pada penelitian yang si-
fatnya kasuistik di lapangan tertentu, bertujuan untuk
mempelajari secara intensif latar belakang, kejadian
saat kini, serta interaksi lingkungan pada unit sosial
yang sudah given antar pribadi maupun kelompok. Dengan
memakai kaca-mata Stephen Isaac dan William B.Michael
(1982:42), metode yang digunakan adalah "Case and Field"
yang pada umumnya bertujuan "To study intensively the
background, current status, and tnviromental interacti
ons of agiven social unit: an individual, group, institation or community".
Sedangkan melalui kaca-mata Suchman (pada David
Kline, 1980:IX-10) hal ini termasuk metode evaluasi
proses yang berpengertian lebih khusus, yakni berhubung
an dengan objek yang dapat dievaluasi dari suatu program,
Dalam hal ini meliputi "effort, performance, adequacy
of performance, efficiency and process".
2. Teknik Pftngumpulan Data
Kegiatan yang dilakukan dalam «saha mengumpulkan data meliputi serangkaian langkah-langkah sejak da
ri persiapan pelaksanaan pengumpulan data sampai dengan
data itu diklasifikasikan dan dikonstruksi dalam laporan penelitian.
83
Rangkaian kegiatan tersebut lengkapnya dapat di
ungkapkan sebagai berikut :
(1) Segera setelah "research design" menemukan
bentuknya, menghubungi pihak-pihak yang dijadikan nara
sumber yakni Pj.Rektor Unisba, Panitya Penerimaan Maha
siswa Baru, Bagian Keuangan Unisba, beberapa dekan fak
kultas, Kepala Perpustakaan Pusat, Kepala Bagian Akade
mik, Kepala Bagian Kemahasiswaan, beberapa staf fakul
tas (Psikologi, Ekonomi, Hukura dan Tarbiyah), Kepala
Bagian Umum, beberapa pekerja teknis baik di tingkat
Universitas mappun tingkat Fakultas.seria beberapa tokoh mahasiswa baik yang terlibat dalam kegiatan ting
kat Universitas (BPKM, DKM Masjid Al Asy'ari) maupun
tingkat fakultas.
Usaha menghubungi tersebut terdiri atas dua je
nis, pertama menghubungi dalam pengertian membuat perjanjian untuk pertemuan/wawancara, kedua menghubungi
dalam pengertian mengadakan wawancara. Pada beberapa
staf dan malah pimpinan ternyata cukup dengan sekali
mendatangi saja yakni langsung wawancara.
(2) Pengumpulan data melalui wawancara, observasi
dan studi dokumentar. Wawancara dilakukan dalam ben
tuk terstruktur dan tidak terstruktur, yakni melalui
pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan dan kemudi
an ditambahkan pertanyaan-pertanyaan baru yang tidak
ada dalam persiapan pertanyaan bila jawaban beckembang
84
pada hal-hal di luar pertanyaan tapi masih relevan de
ngan permasalahan penelitian yang menjadi garapan.
Observasi dilakukan lebih ditujukan untuk mem-
peroleh data tentang perilaku keorganisasian seperti
alur penerimaan mahasiswa baru dengan seleksinya, re
gistrasi, pengambilan program studi, pelaksanaan perku
liahan, ujian tengah semester, pelaksanaan ujian sia
dang sarjana dan pelaksanaan wisuda. Observasi dilakuk
kan dengan memakai dua cara, yakni langsung dan tidak
langsung. Termasuk pada hal-hal yang diobservasi ada
lah faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dan efek**
tivitas organisasi, sehubungan dengan individual per*
formance baik staf maupun pimpinan.
Studi dokumenter dilakukan dengan mempelajari
berbagai dokumen baik yang dari Unisba sendiri maupun
dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan atau Departemen Agama. Hal ini berkaitan dengan masalah-masalah
struktur organisasi, deskripsi tugas-tugas, pembagian
ruangan kuliah, jadwal kegiatan akademik, pedoman aka
demik, peraturan ujian-ujian, ijazah serta kewajibankewajiban lain dari personil baik administratif mau
pun akademik.
Penghimpunan data melalui upaya tersebut di
atas, sebagaimana dikemukakan bertautan dengan konsen
sus antara pewawancara dengan responden. Namun
85
demikian kadangkala terjadi penyimpangan di luar konsen
sus, baik lantaran halangan dari pihak responsen maupun
pewawancara. Sebaliknya terjadi juga yakni, wawancara
susulan seandainya data yang didapat dirasakan kurang
mengungkapkan persoalan penelitian.
Beberapa pertimbangan yang menguatkan dilaksanakannya teknik pengumpulan data demikian adalah :
Pertama, bahwa penelitian ini bersifat evaluatif
studi kasus dan kualitatip, tidak menggunakan formula
statistik, digunakan untuk melihat alur dan struktur
serta tujuan unit-unit kegiatan dalam bentuk peraturan
atau petunjuk-petunjuk pelaksanaan.
Kedua, proses pelaksanaan administrasi akademik
berdasarkan aturan-aturan, kemudian dilaksanakan. Untuk
mengetahui hal demikian, cukup memadai dengan raempelajari dokumen-dokumen, wawancara atau observasi.
Ketiga, bahwa anggota pelaksana subsistem kegi
atan berbeda-beda dengan karakteristik masing-masing
yang berbeda pula. Dengan demikian heteroginitas
dan
variabilitas objek kajian memungkinkan untuk digunakan
nya teknik pengumpulan data seperti tersebut di atas.
C. Pedoman Pengolahan da^ Analisis Data
Pengolahan data yang sudah terkumpul( baik me-
lui wawancara, studi dokumenter maupun observasi), melaui cara-cara
(1) pemeriksaan dan pengelompokan
86
dokumen-dokumen sesuai dengan permasalahan perunit kek
giatan,
(b) pengelompokan hasil wawancara dan (c) men-
deskripsikan hasil observasi. Melalui prosedur terse
but data terklasifikasikan pada masalah-masalah peneMtian. Langkah ini kemudian diikuti dengan upaya mendes-
kripsikan dan merekonstruksi proses subsistem dan per
formance personil baik administratif maupun akademik,
berdasarkan kriteria judgemental seperti yang telah di
kemukakan pada tujuan khusus bab yang pertama.
Melalui cara bertahap demikian, akan tergambarkan deskripsi proses administrasi akademik dan perfor
mance personil, baik persubsistem maupun keseluruhan,
sekaligus dengan kriteria evaluatif tentang efektivitasnya tentang :
(1) Tujuan subsistem pendaftaran dan seleksi
mahasiswa baru, registrasi mahasiswa, penyusunan jadwal
kuliah,
OPSPEK/P-4, penentuan program studi mahasiswa,
pelaksanaan perkuliahan, ujian tengah dan akhir semes
ter, penyelesaian akhir program studi dan wisuda, De
ngan demikian akan tergambar pula keterkaitan antar tu
juan subsistem disamping keterikatan tiap subsistem ter
hadap tujuannya masing-masing.
(2) Struktur keorganisasian tiap subsistem se
bagaimana subsistem-subsistem yang ada pada tujuan bu
tir satm di atas.
87
(3) Alur proses administrasi akademik yakni be?
rupa tahapan kerja kronologis persubsistem dari sejak
penerimaan mahasiswa baru sampai wisuda, selain gam
baran sejauh mana efektivitas proses dapat mencapai tu
juan yang telah dicanangkan.
(4) Penampilan personil baik staf maupun pimpin
an dari segi motivasi, kemampuan kerja, kualitas kerja,
ketepatan waktu, inisiatip dan komunikasi.
(5) Gaya penampilan pimpinan Universitas Islam
Bandung, baik pada tingkat Universitas maupun pada ting
kat fakultas,serta sejauhmana pengaruhnya terhadap efek
tivitas kerja personil.
Melalui pengolahan dan analisis sebagaimana dise
but di atas, diharapkan masalah penelitian dapat dijawab sesuai dengan data lapangan yang ditemukan.
D. Definisi Operasional. Penentuan Kriteria dan Asumsi
yang Digunakan
Sesuai dengan rumusan permasalahan, maka peneli
tian ditujukan pada lima aspek, yakni :
1. Aspek deskripsi perangkat tuiuan subsistem.
Secara operasional tujuan diartikan sebagai per
ubahan yang diingini untuk kemudian diusahakan pencapaiannya. Pada tujuan, keinginan diterjemahkan dalam ben
tuk rencana-rencana yang mendukung tercapainya tujuan-
88
tujuan secara bertahap. Pada saat yang sama pencapaian
tujuan akan harus didukung oleh kesiapan perangkat keras dan lunak secara seimbang.
Untuk mementukan kondisi perangkat tujuan subr
sistem efektif mencapai tujuan ditetapkan kriteria eva
luatif sebagai berikut :
a)perangkat tujuan subsistem efektif bila cukup
tersedia perangkat lunak, perangkat keras dan manpower
sesuai dengan beban kerja yang harus ditanggungnya. Kri
teria ini didasarkan pada asumsi bahwa :
1) personil subsistem punya keterikatan melaksanakan tugas dan wewenang sesuai beban kerja yang harus
dipertanggung-jawabkannya.
2) perangkat lunak dan keras pada tiap subsistem
sudah memenuhi persyaratan minimal untuk kelancaran tu
gas yang menjadi beban kerja subsistem.
b) perangkat tujuan subsistem efektif bila dita
ngani oleh manajer/pimpinan subsistem yang memiliki "ma
nagerial skill" . Kriteria ini didasarkan pada asumsi :
1) bahwa kultur kepegawaian pada umumnya di In
donesia lebih terikat pada keterampilan pimpinan dari
pada terikat pada sistem yang telah dicanangkan.
2) bahwa pimpinan subsistem bertanggungjawab un
tuk mengkoordinasikan kegiatan yang ditugaskan padanjta.
Berdasarkan kriteria tersebut di atas, maka
89
ditentukan kanlah "jugment" sebagai berikut :
- Efektif bila kedua kriteria terpenuhi
- Kurang efektif bila ada sebagian kriteria tidak ter
penuhi , dan
- Tidak efektif bila kriteria yang disebutkan di atas
sama sekali tidak ada.
2. Aspek deskripsi struktur organisasi subsistem.
Secara opBrasional struktur organisasi dimaksudkan
sebagai susunan bagian-bagian kerja yang ditangani oleh
seorang atau lebih personil untuk melaksanakan beban
tugas yang menjadi tanggung-jawab organisasi (dalam hal
ini subsistem) tersebut. Sebagai suatu model, maka
struktur merupakan suatu patokan untuk mengukur suatu
kenyataan.
Kriteria evaluatif bagi struktur subsistem ten
tang efektif tidaknya adalah sebagai berikut :
a) Struktur subsistem dianggap efektif bila cu-
kup dapat menampung beban kerja yang harus dipertanggung-jawabkannya, baik dilihat dari kuantiias maupun ku
alitas perangkat lunak, keras dan manpower-nya. Hal ini
didasarkan pada asumsi bahwa :
1) pembagian kerja pada struktur harus sesuai de
ngan dan ditunjang oleh perangkat keras yang memadai.
2) beban kerja pada struktur harua terbagi habis
pada bagian-bagian, dan karenanya bagian-bagian harus
ditangani personil-personil yang "performance"nya baik.
90
b) Struktur subsistem dianggap efektif bila di
kelola oleh pimpinan yang tanggap terhadap mekanisme
kerja organisasi. Hal ini didasarkan pada asumsi :
1) bahwa pimpinan merupakan motivator dan eekaligus koordinator dalam mendiuamisasi roda organisasi
subsistem administrasi akademik.
2) bahwa pimpinan berkewajiban untuk menumbuhkan
"sense of belongingness1' dan "sense of responsibility"
para anggota subsistem administrasi akademik.
"Judgment" efektivitas bagi aspek ini sama deng
an judgment bagi aspek yang pertama.
3. Aspek alur kerja proses administrasi akademik.
Secara operasional alur kerja proses berarti aktivitas-aktivitas organisasi yang menjadikan berbagai
masukan pada subsistem dipadukan untuk jadi satu bentuk
keluaran. Kriteria evaluatif bagi proses administrasi
akademik adalah
:
a) Proses administrasi akademik efektif, bila
aktivitas dalam proses menghasilkan keluaran yang sesu
ai dengan program yang telah ditentukan. Hal ini dida
sarkan pada asumsi
:
1) bahwa aktivitas proses merujuk pada perenca
naan hasil yang telah disepakati atau jadi tugas sebelumnya.
2) bahwa bagian-bagian yang terlibat proses ad
ministrasi akademik sudah disiapkan untuk bekerja
91
sesuai dengan tugas-tugas yang menunjang kesatuan pro
ses subsistem administrasi akademik.
b) Proses administrasi akademik efektif, bila ma
najemen proses melaksanakan kontrol yang sesuai dengan
aspirasi kerja personil yang terlibat proses administra
si akademik. Hal ini didasarkan pada asumsi :
1) bahwa kontrol pimpinan (langsung seperti teo
ri X atau tidak langsung seperti teori Y nya Mc Gregor)
merupakan bagian dari mekanisme proses administrasi aka
demik.
2) bahwa motivasi kerja personil merupakan perpa-
duan dari dorongan kebutuhan objektif personil dalam me
nyelesaikan tugasnya dengan sikap manajer terhadap staf.
"Judgment" efektivitas bagi aspek ini sama dengan
judgment bagi aspek yang pertama.
4. Aspek "individual performance" personil admi
nistrasi akademik.
Secara operasional performance seseorang dapat di
lihat dari segi-segi raotivasi-nya, kemampuan kerja, kua
litas kerja, ketepatan waktu, inisiatip dan komunikasinya terhadap hal-hal yang bertautan dengan tugas dan wewenangnya.
Kriteria evaluatifnya adalah :
a) "Individual Performance"
personil efektif, bi
la kualifikasi atau mutu keenam seginya sesuai dengan
patokan yang telah ditentukan organisasi dalam hal ini
92
subsistem kegiatan administrasi akademik. Hal ini dida
sarkan pada asumsi
:
1) bahwa "personnel recruitment" akan merujuk
pada kebutuhan objektif
administrasi akademik sesuai
dengan norma yang disepakati bersama di Unisba.
2) bahwa aturan kerja atau pengembangan personil
organisasi subsistem administrasi akademik akan berori-
entasi pada upaya mengkondisi mutu enam aspek tersebut.
b) "Individual Performance" efektif, bila pimpin
an subsistem kegiatan administrasi akadeaik mampu me-
ningkatkan kualifikasi atau mutu keenara aspek performan
ce tersebut. Hal ini didasarkan pada asumsi :
1) bahwa kualifikasi keenam segi individual per
formance sukar didapat secara merata pada seseorang.
2) bahwa sebagian dari tugas pengembangan organi
sasi adalah mengembangkan keenam aspek yang terdapat pa
da "individual performance".
"Judgment" efektivitas aspek ini sama dengan
judgment pada aspek yang pertama.
5• Aspek gaya kepemimpinan
Administrasi Akade -
mik.
Secara operasional gaya kepemimpinan dapat dili
hat dari kemampuannya dalam hal mengoperasionalkan tu-
juan-tujuan organisasi serta mengkondisi suasana organi
sasi sehingga menunjang pencapaian tujuannya.
Kriteria
93
evaluatif bagi gaya kepemimpinan administrasi akademik
ini adalah sebagai berikut :
a) Pemimpin administrasi akademik efektif, bila
mampu mengoperasionalkan tujuan-tujuan organisasi menja
di tujuan yang ditil dan bertahap serta membagi habis
jadi tugas-tugas personil yang dipimpinnya,
Hal ini di
dasarkan pada asumsi :
1) bahwa tujuan-tujuan organisasi pada dasarnya
merupakan kesatuan dari beberapa tujuan sub organisasi
yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan saling
menunjang pada tujuan yang secara bertahap lebih tinggi.
2) bahwa tugas-tugas organisasi sebagai operasionalisasi tujuan-tujuan merupakan aktivitas-aktivitas
pekerjaan yang menjadi kewajiban tiap personil pendu kung organisasi tersebut.
b) Pemimpin administrasi akademik efektif, bila
mampu nemotivasi personil, mempertinggi kemampuan dan
performance personil organisasinya. Hal ini didasarkan
pada asumsi :
1) bahwa motivasi, kemampuan dan performance per
sonil merupakan indikator dari produktivitas organisasi.
2) bahwa tugas seorang pemimpin adalh menciptakan
dan raemelihara lingkungan yang kondusif terhadap kebu
tuhan anggota, baik untuk berprestasi, berafiliasi mau
pun untuk mencapai posisi tertentu.
BAB V
DISKUSI, KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dengan melihat hasil penelitian yang terungkap pa
da bab terdahulu, sesuai dengan tujuan penelitian yang te
lah dicanangkan, dapat dikemukakan beberapa hal yang pBnulis anggap crucial untuk kemudian setelah mendapat pembahasan melalui bagian Diskusi, dijadikan landasan untuk
menarik kesimpulan yang selanjutnya jadi bahan rekomendasi.
A.
Diskusi
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, diskusi akan
diarahkan pada dua masalah pokok yakni pertama yang berka
itan dengan Pola Dasar Sistem Administrasi Akademik, dan
yang kedua yang menyangkut penampilan personil. Pada masa
lah pertama diskusi dikembangkan melalui tinjauan aspekaspek tujuan,
struktur keorganisasian dan proses. Sedangk
kan masalah kedua ditinjau penampilan pimpinan dan person
il pelaksana teknis.
1.
Pola Dasar Sistem Administrasi Akademik
a. Tujuan Subsistem
Dalam kesatuan arah pada tujuan sistem admini strarsi akademik Unisba, tiap subsistem kegiatan administrasi
akademik mempunyai tujuan khas masing-masing yang saling
berkaitan. Dilihat dari norma umum tiap tujuan subsistem
ternyata terdapat beberapa hal internal maupun eksternal
yang menjadi barier atas pencapaian subsistem, untuk se
lanjutnya secara total mempengaruhi efektivitas
183
sistem
184
administrasi akademik Unisba secara keseluruhan.
Tujuan subsistem Pendaftaran dan Seleksi Penerima
an Mahasiswa Baru adalah mendaftar dan menyeleksi mahasis
wa yang akan memasuki Unisba sehingga terjaring calon yang
mempunyai kemampuan melaksanakan dan mengikuti studi di
Unisba. Dalam kenyataannya pencapaian tujuan ini terhambat oleh pertimbangan "orientasi kuantitas". Pertimbangan
hal ini jadi mendudiki porsi yang sangat dominan, bukan lan
taran standing suatu Universitas dibayangi oleh jumlah ma
hasiswa tapi lantaran kebutuhan objektip akan dana untuk
kelancaran mekanisme akademik memang memerlukannya. Dili
hat dari segi ini Unisba masih dalam fase Fisik dan Fasi
litas dengan faktor kritis dana dan untuk itu masih harus
memantapkan raw input (Soekisno Hadikoemoro,1984:30). Di
kecualikan dari orientasi kuantitas ini adalah Fakultas
Psikologi, lantaran pada umumnya —setidaknya pada 5 ta
hun terakhir ini— pendaftar pada fakultas ini selalu melebihi program yang direncanakan.
Masalah "orientasi kuantitas" ini berkaitan dengan
jumlah jenis fakultas dan status, yakni fakultas yang jum
lahnya untuk Indonesia atau Jawa Barat sedikit padahal bi
dang ilmunya sudah dikenal seperti Fakultas Psikologi, ma
ka walaupun statusnya masih Terdaftar, pendaftar itu ba _
nyak. Namun jenis fakultas yang jumlahnya untuk Jawa Barat
sudah cukup banyak seperti Hukum, Teknik, Ekonomi atau fa
kultas Syari'ah, Usguluddin dan Tarbiyah, maka standing
status ini cukup menentukan, disamping lokasi dan sarana.
, 185
Dalam pada itu status PTS walaupun pada dasarnya
merupakan gambaran mutu organisasi dan akademik PTS,
ta
pi dalam kenyataan saat kini lebih merupakan masalah ke
bijaksanaan dan alut birokrasi administrasi Depdikbud
atau Depag. Dengan demikian PTS yang belum mempunyai sta
tus Dipersamakan, terjepit oleh dua pandangan formalisme
yakni formalisme keilmuan dari sudut masyarakat yang di-
biaskan melalui status dan formalisme manajemen dari pi
hak biroktat yang dibiaskan melalui layanan-layanan admi
nistrasi yang adaptif.
Masalah beruntun sebagai akibat orientasi kuanti
tas ini adalah menurunnya kualitas sistem seleksi, untuk
kemudian berakibat pula menurunnya mutu calon mahasiswa,
yang pada gilirannya mempengaruhi keberhasilan belajar
yang berkelanjutan dengan meningginya angka drop-out.
Tujuan subsistem
registrasi adalah mencatat popn-
lasi mahasiswa yang sah sesuai dengan atau memenuhi persya
ratan administrasi universitas. Hasil penelitian menunjuk
kan bahwa tujuan subsistem ini tidak tercapai secara efek
tif. Banyak mahasiswa yang belum memenuhi persyaratan ad
ministrasi registrasi (yakni membayar sebagian atau selu
ruh SPP Unisba) mengikuti kegiatan akademik/perkuliahan.
Mengingat kejelasan jumlah populasi mahasiswa ba
nyak kaitannya dengan keperluan administrasi Universitas
/Fakultas baik ke dalam (daftar kelas, absensi, pembuatan
kartu mahasiswa, penyediaan kursi/ruangan kuliah serta
kartuperpustakaan ) maupun ke luar (ekspose pada ...
.
186
masyarakat, Kopertis, Kopertais), maka kegiatan subsis
tem ini perlu lebih mendapatkan pembenahan. Selama ini
kegiatan registrasi menyatu dengan kegiatan pembayaran
SPP. Karena itu ditangani oleh Bagian Keuangan dan tidak
oleh Bagian Akademik.
Bila subsistem ini lebih ditekankan pada pembayar
an SPP/ Bagian KeUangan, sebaiknya ditentukan batas waktunya dengan jelas umpamanya tanggal sekian sampai tang
gal sekian untuk fakultas anu, tanggal sekian untuk fa
kultas anu dst.nya dengan masing-masing gelombang tidak
lebih dari tiga atau malah dua hari. Namun hal ini harus
dibarengi dengan peluang untuk mengangsur pembayaran SPP
6ecara jelas dan tegas pula di samping informasi yang
gencar dan beruntun tiga atau empat minggu sebelumnya.
Secara simultaa hal ini perlu dibarengi dengan kontrol
kesiapan ruang kuliah dan intensitas kehadiran dosen, se
bab manakala yang dua terakhir itu kurang mendapat per
hatian akan memudahkan mahasiswa keluar tanpa pembereean
uang kuliah. Kepentingan pembatasan waktu yang sempit
tersebut di atas, dimaksudkan untuk mengakomodasi kepen
tingan internal di atas.
Bila subsistem ini lebih ditekankan pada pencatat-
an populasi mahasiswa, maka sebaiknya dipisahkan dari p
kegiatan pembayaran SPP dan ditangani oleh Bagian Akademik. Dengan pembatasan waktu seperti di atas, hal ini
akan mempercepat penyelesaian registrasi, sebab biasanya
pembayaran registrasi relatip murah.
Namun secara
187
simultan hal inipun harus dibarengi dengan ketegasan peng
ambilan kontrak kridit SKS dan pembayaran SPP berdasarkan
jumlah kridit yang diambil tersebut. Kemungkinan lain ada
lah penekanan kedua-duanya. Bila hal ini ditempuh maka
tetap diawali dengan penekanan terhadap registrasi dengan
pemisahan pembayarannya dengan SPP atau penyatuan sedemikian rupa sehingga mahasiswa tidak segan membayar lantaran
memiliki uang yang tidak memadai bila harus membayar keduanya.
Memang terdapat berbagai kemungkinan mengapa maha
siswa Unisba kebanyakan telat berherregistrasi dan memba
yar SPP. Walau diakui bahwa SPP Unisba relatip murah dife
banding PTS yang lain, namun para mahasiswa Unisba mun
cul dari masyarakat yang kondisi sosial ekonominya dapat
dikatagorikan kelas menengah bawah. Mungkin juga lantaran
sikap negatip terhadap penyelenggaraan kegiatan PBM se
hingga mereka merasa tidak terlala harus diburu-buru mem
bayar SPP, namun dapat juga lantaran pengalaman tahun-tahun sebelumnya yang menunjukkan begitu besar toleransi
Universitas terhadap mahasiswa yang telat membayar SPP.
Tuiuan QPSPEK
sebagaimana ditemukan dalam pe
nelitian ini dapat dikatakan terlalu banyak,tidak sesuai
dengan jadwal acara dan peluang biaya dan waktu yang dialokasikan. Sebaliknya tujuan penataran P4 justru sangat
simpel dan tampaknya tumpang tindih dengan mata- kuliah
Pancasila MKDU yang biasa dilaksanakan pada semester per
tama.
188
Over-loading nya tujuan OPSPEK di Unisba dilanta-
rankan terlalu banyaknya menarapung berbagai keinginan/pe-
san. Pesan-pesan dari Mendikbud berupa ifawasan Almamater,
Rektor, Dekan, BPKM sampai pada pesan-pesan dari Senat
Mahasiswa masing-masing fakultas. Belum lagi Himpunan. Ju
rusan bagi fakultas-fakultas yang jurusannya dikelola se
jak awal secara mandiri. Dihadapkan pada waktu, dana dan
daya yang terdedia, pada akhirnya acara OPSPEK ini kurang
efektif.
Dua kemungkinan yang dapat ditempuh untuk mengatasi
hal ini. Pertama dikurangi butir-butir tujuan yang ingin
dicapai, sebab memang hal itu tidak realistik dan kedua.
ditambah waktu dan biaya untuk mencapai tujuan-tujuan itu,
namun barang tentu alternatip kedua ini mengandung risiko
besar, bukan saja dana dan waktu tapi juga sekaligus me-
nyeret kalender akademik yang dalam keadaan sekarangpun
masih belum dilaksanakan tepat waktu.
Seandainya tidak ada tujuan lain di luar tujuan in
struksional yang dfekanalkan selama ini dalam penataran P4
tampaknya lebih bijaksana penataran P4 ini ditiadakan.
Hal ini selain kegiatan akademik ini tidak punya dampak
akademik sama sekali, juga everloping dengan kegiatan aka
demik di SLTP, SLTfi baik pada kegiatan pembukaannya dalam
bentuk penataran P4 juga, atau pada mata pelajaran PSPB
dan PMP. Tambahan lagi di Unisba sendiri ada khusus mata
kuliah Pancasila setara 2 SKS. Secara teoritis diakui bah
wa nilai Penataran P4 punya kontribusi tertentu pada
189
nilai akhir semester mata kuliah Pancasila, tapi dalam
kenyataannya,administrasi hal itu belum menunjang secara
baik.
Persoalan yang muncul dari hasil penelitian tentang
penyusunan jadwal kuliah,
adalah
berkisar dalam hal
terbatasnya jumlah ruangan. Keterbatasan ruangan ini menyebabkan kesediaan dosen mengajar, peluang waktunya sa
ngat dibatasi dalam pengertian penyusunan dan kesediaan
waktu mengajar harus disesuaikan dengan waktu-waktu dosen
lain pada jurusan dan fakultas lain yang memerlukan ruang
an yang sama. Padahal sebagaimana diketahui, terutama do
sen Luar Biasa, mempunyai otoritas penentuan waktu kuliah
yang besar. Walau pada akhirnya terdapat tarik menarik pe
luang tapi ternyata hal itu cukup banyak mengorbankan te
naga dan terutama waktu kuliah. Sebab untuk sampai pada
kecocokan ruang dan waktu tersebut ternyata diperlukan pe
mantauan kembali ruangan-ruangan yang dijadwalkan.
Diharapkan dengan dibangunnya ruangan perkuliahan
tambahan di kampus Tamansari, kesulitan ruangan tersebut
paling tidak untuk tahuan akademi 1986/1987 bisa teratasi.
Berkaitan dengan subsistem registrasi, subsistem
penentuan program studi masih lebih ditentukan oleh fakufc-
tas. Hal ini lantaran pertimbangan, mahasiswa jangan ter
lalu dirugikan dengan sistem pembayaran SPP yang masih m
menganut bayaran pertahun
akademi. Melalui kegiatan sub
sistem ini sesungguhnya dapat menggiring mahasiswa untuk
membayar SPP tepat waktu, sebab tanpa kartu/tanda bukti
190
pembayaran SPP kegiatan perwalian yang menentukan prog
ram studi seharusnya tidak perlu dilaksanakan, Yang ber
jalan di sebagian jurusan adalah mereka mentfalankan perwa
lian yang hasilnya menentukan program studi dan berdasar
kan itu mahasiswa membayar SPP. Cara demikian selain me-
nyimpang dari sistem yang berlaku di Unisba, juga memberi
peluang yang besar pada mahasiswa untuk tidak membayar
SPP. Sebab pada aaat di ruangan kuliah, mahasiswa tidak
diperiksa apakah sudah membayar SPP atau belum, Dilihat
dari deskripsi kegiatan demikiani, sebetulnya penentuan.
program studi yang dilatarbelakangi oleh pikiran "maha siswa menentukan program sendiri sesuai dengan kemampuan
nya sendiri" belum dapat dilaksanakan secara efektif.
Dilihat dari segi tujuan, subsistem adainistrasi
perkuliahan sudah dapat dikatakan berjalan efektif, kecu-
ali mengenai ruang kuliah (dalam artian jumlah dan kapa-
sitas). Sedangkan subsistem pelaksanaan UTS dan UAS, kecuali hal-hal yang berkaitan dengan pemantauan kemampuan
mahasiswa oleh orangtua mereka, pada umumnya tujuan sub
sistem administrasi UTS dan UAS dapat tercapai dengan ba
ik. Ketiadaan laporan hasil studi pada orangtua mahasiswa
secara teoritis akan dapat menurunkan semangat orangtua
dalam mendorong anaknya belajar, namun demikian kultur
laporan anak yang oral, biasanya mengatasi keinginan orang
tua untuk mengetahui prestasi akademik anak-anaknya.
Dari beberapa dokumen hasil ujian, ternyata bahwa
hasil ujian akhir semester tidak jadi feed back bagi para
191
dosen untuk mempertinggi kualitas raetodologi
PBM. Hal
ini ditandai dengan jumlah kelulusan yang tiap-tiap ta
hun berkisar pada presentaseu yang relatip tetap, di sa
tu segi serta tiadanya perhatian para dosen terhadap dokumen-dokumen hasil ujian pada sisi lain. Yang ironi
adalah terdapat dosen yang tidak memeriksa hasil ujian
mahasiswanya, sehingga angka ujian keluar (pada saat ma
hasiswa akan ujian negara) tanpa melalui penilaian kemam
puan mahasiswa yang bersangkutan, Walaupun jumlah dosen
yang berperilaku demikian