PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN.

(1)

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Inpres Cikahuripan Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

ARTIKEL

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pedagogik Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Desti Nurul Wulan 0902835

JURUSAN PENDIDIKAN PEDAGOGIK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

BILANGAN PECAHAN


(2)

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BANDUNG

2013 Halaman Hak Cipta

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATERI BILANGAN PECAHAN

Oleh

Desti Nurul Wulan

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Desti Nurul Wulan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DESTI NURUL WULAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI


(5)

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

HALAMAN PERNYATAAN

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Juni 2013 Yang membuat pernyataan

Desti Nurul Wulan NIM. 0902835


(6)

i

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACT

Desti Nurul Wulan. (2013). The Improvement of Pupil’s Learning Outcome Under CTL Approach in Topic of Fraction. Bandung: Department of Teacher Education Program Pedagodik Elementary School. Faculty of Science Education. Indonesia University of Education

The research was motivated by several issues including: (1) learning is still dominated by the teacher. Students are not accustomed to be involved in working on the board, interact with friends in cooperative, filed opinions and ask; (2) The material has not been submitted in contextual learning and the methods used are still conventional., (3) student learning outcomes in the material fractions sum still many under the KKM. The purpose of this study was to determine the planning and implementation of learning the material fractions using CTL approach and to improve student learning outcomes in the material fractions using CTL approach in the fourth grade students of SDN Inpres Cikahuripan, Lembang. CTL approach is an approach that helps teachers relate what is taught to the real situation of students and to encourage students to make connections between the knowledge possessed by its application in their lives as members of families and communities. The research method used was Classroom Action Research (CAR), which was implemented in three cycles. The observations are the subject of the fourth grade students of SDN Inpres Cikahuripan as many as 23 students. The results obtained showed an increase in student learning outcomes in each cycle. The results in the first cycle average of student learning outcomes is equal to 71.7 (43.5% of students achieving scores KKM), the second cycle gained an average of 78.5 student learning outcomes (60.9% of students achieving scores KKM), and the third cycle was obtained average of 84.8 student learning outcomes (86.9% of students achieving scores KKM). Based on data analysis results obtained in the field, it can be concluded that the approach to learning with CTL on the subject of fractions improve student learning outcomes in class IV A SDN Inpres Cikahuripan Lembang West Bandung Regency. CTL approach can thus be used as a tool to improve student learning outcomes in the material fractions in fourth grade elementary school.

Keywords: Contextual Teaching and Learning, Learning Outcomes, Fractions.


(7)

ii

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan


(8)

iii

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

Desti Nurul Wulan. (2013). Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan. Bandung: Jurusan Pedagodik Program Studi Pendidikan Guru Sekolah dasar. FIP UPI.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh beberapa permasalahan diantaranya: (1) Pembelajaran masih didominasi oleh guru. Siswa tidak terbiasa dilibatkan dalam pengerjaan soal di papan tulis, berinteraksi dengan temannya secara kooperatif, mengajukan pendapat dan bertanya; (2) Materi pembelajaran belum disampaikan secara kontekstual dan metode yang digunakan masih konvesional.; (3) Hasil belajar siswa pada materi penjumlahan bilangan pecahan masih banyak yang berada dibawah KKM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanan dan pelaksanaan pembelajaran dalam materi bilangan pecahan dengan menggunakan pendekatan CTL serta untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bilangan pecahan dengan menggunakan pendekatan CTL pada siswa kelas IV SDN Inpres Cikahuripan, Lembang. Pendekatan CTL adalah pendekatan yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi nyata siswa serta mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan aplikasinya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan ialah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Subjek penelitannya adalah siswa kelas IV A SDN Inpres Cikahuripan sebanyak 23 siswa. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Hasil penelitian pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa yaitu sebesar 71.7 (43.5% skor siswa mencapai KKM), pada siklus II diperoleh rata-rata hasil belajar siswa sebesar 78.5 (60.9% skor siswa mencapai KKM), dan pada siklus III sebesar diperoleh rata-rata hasil belajar siswa sebesar 84.8 (86.9% skor siswa mencapai KKM). Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan CTL pada pokok bahasan bilangan pecahan meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV A SDN Inpres Cikahuripan Lembang Kabupaten Bandung. Dengan demikian pendekatan CTL dapat dijadikan sebagai alat bantu untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bilangan pecahan di kelas IV sekolah dasar.

Kata Kunci : Contextual Teaching and Learning, Hasil Belajar, Bilangan Pecahan.


(9)

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga keselamatan tetap tercurah atas Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para pengikutnya hingga akhir zaman.Amin.

Adapun judul skripsi yang disusun adalah “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan Pedagogik Program studi Pendidikan Guru Sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia.

Skripsi ini membahas mengenai penerapan Contextual Teaching And

Learning dalam kegiatan belajar mengajar di kelas IV A SDN Inpres Cikahuripan,

Lembang Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika dengan materi penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada: 1. Kedua Orang Tua penulis Ayahanda Dedi Sutiardi serta Ibunda Tuti Nurhayati

tercinta yang sangat banyak memberikan doa, dan mendidik penulis hingga seperti ini serta dukungan dan juga motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. 2. Bapak Dr. H. Yahya Sudarya, M. Pd selaku Dosen pembimbing I yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, kebijaksanaannya memberi saran kepada penulis selama penulisan skripsi ini. 3. Bapak Dr. H. Sufyani Prabawanto, M. Ed selaku Dosen pembimbing II yang

telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, kebijaksanaannya memberi saran kepada penulis selama penulisan skripsi ini. 4. Bapak Drs. H. Dede Somarya, M. Pd selaku Ketua Prodi PGSD FIP UPI.


(10)

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu iv

5. Bapak Dr. Dharma Kesuma, M. Pd selaku Ketua Dewan Skripsi PGSD FIP UPI. 6. Ibu Dra. Sarmasih Sariningsih selaku Kepala Sekolah SDN Inpres Cikahuripan

Lembang yang telah memberikan ijin penelitian di sekolah yang dipimpin. 7. Guru-guru SDN Inpres Cikahuripan Lembang, khususnya Ibu Sri Nurhayati

selaku wali kelas IV A atas kerjasamanya selama proses penelitian.

8. Murid-murid SDN Inpres Cikahuripan Lembang umumnya, kelas IV A khususnya atas kerjasamanya saat proses penelitian berlangsung.

9. Kedua adik penulis tersayang Dissa Nurul Ilmi dan Dhiaz Nurul Huda atas segala bantuannya kepada penulis serta menjadi pengembali keceriaan pada proses pembuatan skripsi ini.

10.Kakek Anwar dan Abah Sirod yang selalu mendorong penulis untuk menjadi seorang guru serta Nenek tercinta Enin Rohani dan Ema Hasanah yang telah setia menemani dan memberikan doa kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

11.Seseorang yang teristimewa Fani Aditya (A Ipan) yang selama ini menjadi penyemangat penulis dengan memotivasi, memberi dorongan serta segala bantuannya kepada penulis selama penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

12.Teman-teman terdekat penulis yaitu Ana Nurwahyu, Emalia R, Evi NK, Fitriyanti P, Tiarani Cita dan Ziulia Nur Anisa. Terimakasih atas persahabatan dan persaudaraan yang telah diberikan selama perkuliahan. Segala canda, tawa yang telah dilalui bersama, bersama-sama kita berjuang untuk sukses.

13.Teman-teman seangkatan PGSD 2009 pada umumnya dan teman-teman konsentrasi Matematika khususnya. Terimakasih atas persahabatan dan persaudaraan yang telah diberikan selama perkuliahan.

Bandung, Juni 2013 Penulis

Ttd


(11)

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu v


(12)

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACK ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Hipotesis Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Teori ... 7

1. Konsep Pendekatan CTL ... 7

a. Landasan Filosofi CTL ... 7

b. Prinsip Ilmiah dalam CTL ... 11

c. Komponen pendekatan CTL ... 13

d. Penerapan CTL ... 18

e. Keunggulan dan Kelemahan Penerapan CTL di Sekolah Dasar ... 20

2. Konsep Bilangan Pecahan ... 21


(13)

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vii

b. Jenis-jenis Bilangan Pecahan ... 23

c. Pengenalan Bilangan Pecahan ... 23

d. Bilangan Pecahan Senilai ... 24

e. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Pecahan ... 24

3. Hasil Belajar ... 26

B. Hasil Penelitian yang Relevan... 28

C. Kerangka Pemikiran ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Metode Penelitian ... 31

B. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 39

C. Instrumen Penelitian ... 40

1. Instrumen Pembelajaran ... 40

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 40

b. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 41

2. Instrumen Pengumpul Data ... 41

a. Instrumen Tes ... 41

b. Instrumen Non Tes ... 48

D. Prosedur Penelitian ... 49

E. Teknik Pengumpulan Data ... 55

F. Analisis Data ... 56

1. Data Kuantitatif... 56

2. Data Kualitatif... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Hasil Penelitian ... 59

1. Deskripsi Siklus I ... 60

a. Perencanaan Pembelajaran ... 60

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 61


(14)

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu viii

2. Deskripsi Siklus II ... 65

a. Perencanaan Pembelajaran ... 65

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 67

c. Hasil Belajar ... 70

3. Deskripsi Siklus III ... 74

a. Perencanaan Pembelajaran ... 74

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 76

c. Hasil Belajar ... 79

B. Pembahasan ... 83

1. Perencanaan Pembelajaran ... 83

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 85

3. Hasil Belajar Siswa ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92


(15)

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Perbedaan Pembelajaran Tradisional dan Pembelajaran CTL ... 18

3.1 Interpretasi Nilai rxy ……… 42

3.2 Validitas Siklus I ... 43

3.3 Validitas Siklus II ... 43

3.4 Validitas Siklus III ... 43

3.5 Kriteria Reliabilitas Item Tes ... 44

3.6 Kriteria Indeks Kesukaran Item Tes ... 45

3.7 Hasil Indeks Kesukaran Item Tes Siklus I ... 45

3.8 Hasil Indeks Kesukaran Item Tes Siklus II ... 46

3.9 Hasil Indeks Kesukaran Item Tes Siklus III ... 46

3.10 Kriteria Daya Pembeda Item Tes ... 47

3.11 Daya Pembeda Item Tes Siklus I ... 47

3.12 Daya Pembeda Item Tes Siklus II ... 48

3.13 Daya Pembeda Item Tes Siklus III ... 48

3.14 Teknik Pengumpulan Data ... 55

3.15 Indikator Skala Tes ... 56

4.1 Rekapitulasi Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 64

4.2 Ketuntasan Belajar Siklus I ... 65

4.3 Refleksi Pembelajaran Siklus I ... 66

4.4 Rekapitulasi Skor Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 71

4.5 Ketuntasan Belajar Siklus II ... 72

4.6 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I ke Siklus II ... 73

4.7 Rekapitulasi Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ke Siklus II ... 74


(16)

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu x

4.9 Refleksi Pembelajaran Siklus III ... 79 4.10 Rekapitulasi Skor Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 80 4.11 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III ... 81 4.12 Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Siklus II ke Siklus III ... 82 4.13 Rekapitulasi Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa


(17)

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Langkah Pembelajaran CTL ... 11

2.2 Jenis-jenis Bilangan ... 22

2.3 Kerangka Pemikiran ... 31


(18)

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A ... 95

A.1 RPP Siklus I ... 96

A.2 LKS Siklus I ... 101

A.3 RPP Siklus II ... 103

A.4 LKS Siklus II ... 108

A.5 RPP Siklus III ... 110

A.6 LKS Siklus III ... 116

LAMPIRAN B ... 118

B.1 Kisi-Kisi Instrumen Siklus I ... 119

B.2 Uji Instrumen Siklus I ... 124

B.3 Soal Tes Hasil Belajar Siklus I ... 132

B.4 Kisi-Kisi Instrumen Siklus I ... 134

B.5 Uji Instrumen Siklus I ... 139

B.6 Soal Tes Hasil Belajar Siklus I ... 147

B.7 Kisi-Kisi Instrumen Siklus I ... 149

B.8 Uji Instrumen Siklus I ... 154

B.9 Soal Tes Hasil Belajar Siklus I ... 162

B.10 Lembar Observasi ... 164

LAMPIRAN C ... 170

C.1 Rekapitulasi Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 171

C.2 Rekapitulasi Skor Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 172

C.3 Rekapitulasi Peningkatan Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I ke Siklus II ... 173 C.4 Rekapitulasi Skor Hasil Belajar Siswa


(19)

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xiii

Siklus III ... 174

C.5 Rekapitulasi Peningkatan Skor Hasil Belajar Siswa Siklus II ke Siklus III ... 175

LAMPIRAN D ... 176

D.1 LKS Siklus I ... 177

D.2 Unjuk Kerja Kelompok Siklus I ... 191

D.3 Lembar Observasi Siklus I ... 192

D.4 Tes Hasil Belajar Siklus I ... 194

D.5 LKS Siklus II ... 204

D.6 Unjuk Kerja Kelompok Siklus II ... 218

D.7 Lembar Observasi Siklus II ... 219

D.8 Tes Hasil Belajar Siklus II ... 221

D.9 LKS Siklus III ... 231

D.10 Unjuk Kerja Kelompok Siklus II ... 245

D.11 Lembar Observasi Siklus III ... 246

D.12 Tes Hasil Belajar Siklus III ... 248

LAMPIRAN E ... 258

E.1 Dokumentasi Siklus I ... 259

E.2 Dokumentasi Siklus II ... 261

E.3 Dokumentasi Siklus III ... 264


(20)

1

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada hakikatnya adalah proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia baik secara fisik maupun psikis. Hal ini sejalan dengan KTSP yang dilaksanakan di dalam sistem pendidikan nasional di Negara ini. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah kurikulum operasional yang dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang berlandasakan pada UU No. 20 Tahun 2003 dan PP No. 19 Tahun 2005. Dengan berlakunya KTSP sejak tahun 2006, sekolah memiliki kewenangan penuh dalam melaksanakan pendidikan, baik dari segi pembelajaran maupun pengelolaannya.

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi pengembangan siswa agar kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu mengantarkan Indonesia ke posisi terkemuka, paling tidak sejajar dengan Negara-negara berkembang lainnya. Pendidikan sebagai usaha sadar diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan, keterampilan, sikap dan kepribadian yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Tujuan pendidikan nasional diantaranya adalah mendorong berkembangnya kreativitas peserta didik, yang sejalan dengan perkembangan aspek-aspek yang lain seperti keimanan dan ketakwaan, kecerdasan, keterampilan, dan lain-lain, sehingga tercipta keseimbangan dan keselarasan. Pembelajaran yang sesuai KTSP adalah pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai tokoh utama dalam semua mata pelajaran, salah satuanya mata pelajaran Matematika.

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan


(21)

2

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bepikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama (Permen No. 22 Tahun 2006). Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (KTSP 2006;109)

Bilangan pecahan merupakan salah satu materi yang termasuk ke dalam aspek bilangan. Materi bilangan pecahan dibelajarkan dari kelas III sampai kelas VI dengan sub pokok materi yang bervariasi mulai dari mengenal pecahan sederhana di kelas III sampai memecahkan masalah perbandingan dan skala di kelas VI.

Masalah yang muncul dalam pembelajaran bilangan pecahan di sekolah dasar terutama di kelas IV A SDN Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat ialah sebagai berikut :

1. Kecenderungan siswa yang berasumsi bahwa materi bilangan pecahan itu sulit dan siswa hanya terpaku pada hafalan rumus-rumus;

2. Siswa tidak mampu mengerjakan soal yang berbeda dari contoh yang diberikan guru. Masalah ini terutama terjadi apabila siswa dihadapkan pada soal operasi hitung bilangan pecahan.

3. Skor siswa rendah pada materi bilangan pecahan dan kurang dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan sekolah.

4. Pembelajaran belum student-centered, karena guru disini lebih dominan. 5. Siswa tidak terbiasa dilibatkan dalam pengerjaan soal di papan tulis,

berinteraksi dengan temannya secara kooperatif, mengajukan pendapat dan bertanya.

6. Materi pembelajaran belum disampaikan secara kontekstual dan metode mengajarnya pun masih secara konvesional.

Dari banyaknya pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika, guru harus memilih pendekatan pembelajaran yang mampu menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. Dari berbagai strategi


(22)

3

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tersebut, ada satu pendekatan pembelajaran yang disebut CTL (Contextual

Teaching And Learning).

Pendekatan CTL merupakan pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan mengambil, menirukan, menceritakan, berdialog, berdiskusi pada kenyataan dunia nyata kehidupan sehari-hari.

Elaine B. Jhonson (Rusman, 2012: 187) mengemukakan bahwa “CTL adalah sebuah system yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna”. Pendekatan kontekstual adalah pendekatan pembelajaran matematika yang menekankan pada konteks pembelajaran dan lebih dekat dengan kehidupan siswa. Hal ini dimaksudkan agar kemampuan berfikir matematis siswa dapat berkembang secara optimal pada saat proses beajar mengajar.

Alasan utama mengapa penulis memilih pendekatan CTL adalah agar guru dapat membantu siswa mencapai tujuannya, dengan pendekatan ini guru bertugas mengaitkan antara materi yang akan diajarkan dengan situasi dunia nyata serta mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penenerapannya dalam kehidupan mereka (Suprijono, 2011 ; 79-80 ).

Selain itu juga sesuai dengan tujuan utama dari CTL adalah membantu siswa dengan cara tepat untuk mengaitkan makna pada pelajaran-plajaran akademik mereka

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian tentang pembelajaran Matematika dengan pendekatan CTL dalam materi bilangan pecahan, yang dituangkan dalam judul penelitian :

“Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:


(23)

4

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran matematika materi bilangan pecahan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV di SDN Inpres Cikahuripan?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran matematika materi bilangan pecahan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV di SDN Inpres Cikahuripan?

3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik terhadap materi bilangan pecahan setelah memperoleh pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan CTL pada siswa kelas IV di SDN Inpres Cikahuripan?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah seperti yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran matematika materi bilangan pecahan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV di SDN Inpres Cikahuripan. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan

CTL dalam pembelajaran matematika materi bilangan pecahan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV di SDN Inpres Cikahuripan. 3. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik

terhadap materi bilangan pecahan setelah memperoleh pembelajaran Matematika dengan menerapkan pendekatan CTL pada siswa kelas IV di SDN Inpres Cikahuripan.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang masuk dalam bidang pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran matematika di sekolah dasar dalam rangka meningkatkan


(24)

5

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sumber daya manusia. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Untuk memperoleh gambaran mengenai pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan CTL untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV A di SDN Inpres Cikahuripan sehingga dapat dijadikan alternatif pembelajaran matematika di kelas.


(25)

6

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Bagi Siswa

Melatih untuk terlibat aktif dalam pembelajaran metematika serta diharapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran matematika.

3. Bagi Sekolah

Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini, sekolah diharapkan akan menjadi satuan pendidikan yang terbiasa melakukan penelitian, sehingga akan bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran.

E. Hipotesis Tindakan

Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

“Jika siswa mendapat pembelajaran dengan pendekatan CTL pada pokok bahasan bilangan pecahan maka hasil belajar siswa di kelas IV A SDN Inpres Cikahuripan Lembang Kabupaten Bandung meningkat.”

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan beberapa istilah atau definisi operasional yaitu:

a. Pendekatan CTL

Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengakaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dengan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, mereka sebagai anggota keluarga, dan masyarakat, nantinya.

b. Pecahan

Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk

,

dimana a dan b adalah bilangan bulat, b ≠ 0, a ˂ b dan FPB (a,b) = 1. Istilah yang digunakan adalah a sebagai pembilang sedangkan b sebagai penyebut.


(26)

7

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Materi bilangan pecahan dalam penelitian ini adalah operasi hitung penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama.

c. Hasil Belajar

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah memperoleh pembelajaran yang dilakukan dalam ranah kognitif C1, C2, C3 yang diukur dengan skor akhir


(27)

32

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai Metode Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Subjek Penelitian, Prosedur Penelitian, Instrumen Penelitian yang terdiri dari Instrumen Pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta LKS dan Instrumen Pengumpul Data yaitu Tes Hasil Belajar serta Lembar Observasi, dan Analisis Data.

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk melaksanakan penelitian dengan alur tertentu sehingga tujuan dari penelitian

tercapai. Arikunto, S. (2006: 149) menjelaskan bahwa “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Sedangkan Sugiyono (2009: 3) yang mengemukakan bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu”. Dalam melakukan penelitian, terdapat berbagai macam metode. Keputusan mengenai metode yang akan dipakai akan tergantung kepada tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat, sifat masalah yang digarap dan alternatif yang mungkin digunakan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan dari metode kualitatif dan kuantitatif dengan teknik penelitian tindakan kelas (classroom

action research). Dalam penelitian tindakan kelas, guru dapat meneliti sendiri

terhadap praktek pembelajaran yang ia lakukan di kelas, melalui tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi. Hal ini sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu adanya tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. PTK merupakan metode penelitian yang memiliki 4 alur atau tahapan yang sistematis yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.


(28)

33

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PTK ini merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk memeperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. PTK merupakan salah satu bagian dari penelitian tindakan dengan tujuan yang spesifik yang berkaitan dengan kelas. Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa inggris, yaitu

Classroom Action Research, yang berarti action research (penelitian dengan

tindakan) yang dilakukan di kelas. Arikunto, S. (2010: 2) menerangkankan tiga pengertian Penelitian Tindakan Kelas, yaitu:

1. Penelitian-menunjukan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan-menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas-dalam hal ini tiak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.

Dari ketiga pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud PTK adalah penelitian yang berbentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

Elliot dalam Wiriaatmadja, R. (2010: 12) melihat penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut. Sedangkan Ebbutt dalam Wiriaatmadja, R. (2010:12) mengemukakan:

Penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Carr dan Kemis (Susi Mustika: 2010) mendefinisikan penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai berikut :


(29)

34

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

“Action research is a form of self–reflective enquiry undertaken by participants (teachers, students, or principals, for example) in social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of their own social or educational practices, their understanding of these practices, and the situation (and institution) in which the practices are carried out”.

(Penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.)

Dalam pengertian tersebut, terdapat beberapa poin penting tentang PTK. Yaitu PTK adalah suatu bentuk inquiry atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri, PTK dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, peserta didik atau kepala sekolah, PTK dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan. Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik belajar-mengajar, memperbaiki pemahaman dari praktik belajar-mengajar serta memperbaiki pemahaman dari praktik belajar-mengajar, serta memperbaiki situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilakukan.

Dari keempat ide pokok tersebut, dapat diartikan juga bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat didalamnya (guru, peserta didik, kepala sekolah) dengan menggunakan metode refleksi diri dan bertujuan untuk melakukan perbaikan di berbagai aspek pembelajaran.

Menurut Suhardjono (2010: 107) menyatakan banyak manfaat yang dapat diraih dengan dilakukannya PTK. Manfaat itu antara lain dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen pendidikan dan pembelajaran di kelas, antara lain mencakup: Inovasi pembelajaran, Pengembangan kurikulum di tingkat regional/nasional dan Peningkatan profesionalisme pendidikan.

Ada beberapa karakteristik yang ada dalam PTK. Supardi (2010: 108) menyatakan bahwa karakteristik PTK adalah:


(30)

35

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Problema yang diangkat adalah problema yang dihadapi oleh guru dikela. PTK akan dapat dilaksanakan jika pendidik sejak awal memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan produk pembelajaran yang dihadapi dikelas.

2. Adanya tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar dikelas. Tanpa tindakan tertentu, suatau penelitian juga dapat dilakukan didalam kelas, yang kemudian sering disebut dengan penelitian tindakan kelas.

Sedangkan karakteristik PTK menurut Depdikbud (1999: 9-12) yang diantaranya adalah:

1. Penelitian Tindakan Kelas itu situasional, yaitu berkaitan dengan mendiagnosa masalah dalam konteks tertentu, misalnya di kelas dalam sekolah dan berupaya menyelesaikannya dalam konteks itu. Masalahnya diangkat dari praktek pembelajaran keseharian yang benar-benar dirasakan oleh guru dan atau siswanya. Kemudian diupayakan penyelesaiannya demi peningkatan mutu pendidikan, prestasi peserta diklat, profesi guru dan mutu sekolahnya dengan jalan merefleksi diri, yaitu sebagai praktisi dalam pelaksanaan penuh keseharian tugas-tugasnya, sekaligus secara sistematik meneliti praksisnya sendiri.

2. Penelitian Tindakan Kelas itu merupakan upaya kolaboratif antara guru dan peserta-siswanya, yaitu suatu satuan kerja sama dengan perspektif berbeda. Misalnya, bagi guru demi peningkatan mutu profesionalnya dan bagi siswa demi peningkatan prestasi belajarnya. Bisa juga antara guru dan kepala sekolah, kerja sama kolaboratif ini dengan sendirinya juga partisipatori, yaitu setiap anggota tim itu secara langsung mengambil bagian dalam pelaksanaan PTK dari tahap awal sampai tahap akhir.

3. Penelitian Tindakan Kelas itu bersifat self-evaluatif, yaitu kegiatan modifikasi praksis yang dilakukan secara kontinyu, dievaluasi dalam situasi yang terus berjalan, yang tujuan akhirnya ialah untuk peningkatan perbaikan dalam praktek nyatanya.

4. Penelitian Tindakan Kelas bersifat luwes dan menyesuaikan. Adanya penyesuaian itu menjadikannya suatu prosedur yang cocok untuk bekerja di kelas, yang memiliki banyak kendala-kendala yang melatar belakangi masalah di sekolah.

5. Penelitian Tindakan Kelas terutama memanfaatkan data pengamatan dan perilaku empirik. Penelitian Tindakan Kelas menelaah ada tidaknya kemajuan, sementara Penelitian Tindakan Kelas dan proses pembelajaran terus berjalan, informasi-informasi dikumpulkan, diolah, didiskusikan, dinilai dan guru bersama siswanya berbuat melakukan suatu tindakan. Perubahan kemajuan dicermati dari


(31)

peristiwa-36

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peristiwa, dari waktu ke waktu, bukan sekedar impresionistik-subjektif, melainkan dengan melakukan evaluasi formatif.

6. Keketatan ilmiah Penelitian Tindakan Kelas memang agak longgar. Penelitian Tindakan Kelas merupakan antitesis dari desain penelitian eksperimental yang sebenarnya. Sifat sasarannya situasional-spesifik, tujuannya pemecahan masalah praktis. Oleh karena itu, temuan-temuannya tidak dapat digeneralisasi. Kendali ubahan pada ubahan bebas, tidak ada. Namun dalam pengkajian permasalahannya, prosedur pengumpulan data dan pengolahannya, dilakukan secermat mungkin dengan keteguhan ilmiah.

McNiff dalam Supardi (2010: 106) mengemukakan bahwa, tujuan PTK antara lain sebagai berikut:

1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.

3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. 4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah

sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable). Selain memiliki karakteristik, PTK juga memiliki prinsip. Suhardjono (2010: 110) mengemukakan bahwa ada prinsip PTK yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Inkuiri reflektif, PTK berangkat dari permasalahan pembelajaran riil yang sehari-hari dihadapi oleh guru dan siswa. Jadi, kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas (practice driven) dan pengambilan tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi (action driven).

2. Kolaboratif, upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti di luar kelas, tetapi ia harus berkolaborasi dengan guru. PTK merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan perbaikan yang diinginkan.

3. Reflektif, PTK lebih menekankan pada proses refleksi terhadap proses dan hasil penelitian. PTK secara terus-menerus bertujuan untuk mendapatkan penjelasan dan justifikasi tentang kemajuan, peningkatan, kemunduran, kekurangefektifan dan sebagainya dari pelaksanaan sebuah tindakan untuk dapat dimanfaatkan guna memperbaiki proses tindakan pada siklus kegiatan berikutnya.


(32)

37

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Model Penelitian Tindakan kelas yang penulis gunakan yaitu Model PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, meliputi 1) perencanaan, 2) aksi/tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi. Model PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart adalah merupakan model pengembangan dari model Kurt Lewin. Dikatakan demikian, karena di dalam suatu siklus terdiri atas empat komponen, keempat komponen.

Sesudah suatu siklus selesai di implementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Menurut Kemmis dan Mc Taggart

(Aprudin: 2012) “Penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan

refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya”.

Dalam pelaksanaannya ada kemungkinan peneliti telah mempunyai seperangkat rencana tindakan (yang didasarkan pada pengalaman) sehingga dapat langsung memulai tahap tindakan. Berikut gambaran siklus PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart:

SIKLUS I

SIKLUS II

SIKLUS III Refleksi

Pelaksanaan Refleksi

Pelaksanaan Refleksi

Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan

Pengamatan

Perencanaan

Pengamatan

Perencanaan

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS selanjutnya


(33)

38

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Gambar 3.1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart

Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa di dalamnya terdiri dari tiga perangkat komponen yang dapat dikatakan sebagai siklus, sedangkan dalam pelaksanaannya jumlah siklus sangat bergantung pada permasalahan yang akan diselesaikan. Apabila tiga siklus yang dilaksanakan belum dapat mengatasi masalah, maka akan dilakukan tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis melaksanakan model PTK dari Kemmis dan Taggart dengan 3 siklus.

Pada umumnya para peneliti mulai dari fase refleksi awal untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan masalah penelitian. Selanjutnya diikuti perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Refleksi awal

Refleksi awal dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasar rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan refleksi awal, paling tidak calon peneliti sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu


(34)

39

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

setelah rumusan masalah selesai dilakukan, selanjutnya perlu dirumuskan kerangka konseptual dari penelitian.

2) Penyusunan perencanaan

Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.

3) Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empiric agar hasil yang

diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal. 4) Observasi (pengamatan)

Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi.

5) Refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.


(35)

40

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada umumnya lebih dari satu siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah pada umumnya berdasar pada model ini yaitu merupakan siklus-siklus yang berulang.

B. Subyek dan Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negri Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, yang terletak di Jalan Pojok Tengah Desa Cikahuripan.


(36)

41

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV A SD Negri Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, yang terletak di Jalan Pojok Tengah Desa Cikahuripan yang berjumlah 23 orang dengan jumlah laki-laki 16 orang dan perempuan 7 orang.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen diperlukan untuk memperoleh atau mengumpulkan data yang akurat. Ada dua jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data. Instrumen pembelajaran merupakan perangkat yang menjadi penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran, sedangkan instrumen pengumpul data adalah perangkat yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian.

1. Instrumen pembelajaran

Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang dipakai selama pembelajaran berlangsung. Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

RPP merupakan pedoman metode dan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam setiap kali pertemuan di kelas. RPP merupakan persiapan mengajar yang di dalamnya mengandung program yang terperinci sehingga tujuan yang diinginkan untuk menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran sudah terumuskan dengan jelas. Penyususunan RPP disesuaikan dengan pendekatan CTL yang di dalamnya menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dibuat sedemikian rupa yang memcerminkan bahan ajar pendekatan kontekstual yang menuntut siswa untuk menihngkatkan hasil belajarnya.

Peneliti membuat RPP untuk tiga pertemuan dengan satu Kompetensi Dasar (KD). RPP untuk siklus pertama dirancang dengan KD 6.3 menjumlahkan pecahan, materi pokok dalam RPP ini adalah penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama. Sedangkan siklus kedua masih dengan KD yang sama yaitu 6.3 menjumlahkan pecahan, tetapi materi pokok yang


(37)

42

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berbeda yaitu penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut tidak sama. Siklus ketiga tetap pada KD 6.3 menjumlahkan pecahan dengan materi pokok gabungan dari siklus I dan siklus II.

b. LKS (Lembar Kerja Siswa)

LKS berisi soal-soal yang di dalamnya terdapat masalah yang harus diselesakan siswa secara berkelompok yang di dalamnya memuat aspek-aspek untuk mengukur hasil belajar siswa menggunakan pendekatan CTL. LKS yang dibuat adalah tiga buah LKS sesuai dengan jumlah pertemuan seluruh siklus. 2. Instrument pengumpul data.

Instrument pengumpul data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

a. Intrument Tes

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2005: 67). Instrument tes yang digunakan adalah dengan tes uraian. Alasan menggunakan tes uraian adalah untuk melihat proses berfikir matematika siswa dalam mengerjakan soal evaluasi serta untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa dalam memahami materi tentang penjumlahan bilangan pecahan yang berpenyebut sama dan tidak sama secara objektif.

Total butir yang diberikan adalah delapan butir dengan indicator hasil belajar pada setiap materi sesuai siklusnya. Indicator pada siklus pertama adalah berkaitan dengan penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama, siklus kedua berkaitan dengan penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut tidak sama dan siklus ketiga berkaitan degan operasi hitung penjumlahan bilangan pecahan yang berpenyebut sama dan tidak sama. Secara rinci indicator tersebut adalah :

1) Menyatakan penjumlahan bilangan pecahan yang berpenyebut sama dan tidak sama dalam bentuk gambar dan sebaliknya.


(38)

43

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Mengaitkan penjumlahan bilangan pecahan yang berpenyebut sama dan tidak sama.


(39)

44

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4) Mengerjakan soal cerita mengenai penjumlahan bilang pecahan berpenyebut sama dan tidak sama.

Sebelum instrument tes diberikan kepada siswa, seperangkat instrument tes tersebut diuji cobakan kelayakannya terlebih dahulu. Uji tersebut meliputi uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran tes dan daya pembeda soal untuk seluruh siklusnya.

1) Validitas

Uji validitas merupakan syarat yang terpenting dalam suatu alat evaluasi. Uji validitas ini dimaksudkan untuk mengetahui kesahihan suatu alat evaluasi. Suatu tes hasil belajar dapat dikatakan tes yang valid apabila tes tersebut benar-benar menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran dan tujuan pengukuran yang akan dicapai tersebut, dalam konteks ini tujuan yang akan dicapai adalah mengukur hasil belajar.

Menurut Suherman (2004; 120) untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi sebagai berikut :

rxy =

√ } } Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y X = Nilai setiap item soal uji coba

Y = Nilai maksimum/ ideal siswa N = Banyaknya siswa uji coba

Tabel 3.1 Interpretasi Nilai rxy

Validitas Interpretasi

0,00 ˂ rxy ≤ 0,20 0,20 ˂ rxy ≤ 0,40 0,40 ˂ rxy ≤ 0,70 0,70 ˂ rxy ≤ 0,90

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi


(40)

45

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

0,90 ˂ rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi

(Suherman, 2004; 120) Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrument ada delapan soal yang digunakan untuk setiap siklus dengan interpretasi validitas seperti berikut:

Tabel 3.2 Validitas Siklus I

No. Butir Soal Validitas Interpretasi

1 0.844 Tinggi

2 0.468 Cukup

3 0.712 Tinggi

4 0.562 Cukup

5 0.615 Cukup

6 0.698 Tinggi

7 0.455 Cukup

8 0.627 Cukup

Tabel 3.3 Validitas Siklus II

No. Butir Soal Validitas Interpretasi

1 0.474 Cukup

2 0.442 Cukup

3 0.795 Tinggi

4 0.418 Cukup

5 0.606 Cukup

6 0.868 Tinggi

7 0.681 Cukup

8 0.792 Tinggi

Tabel 3.4 Validitas Siklus III

No. Butir Soal Validitas Interpretasi

1 0.59 Cukup

2 0.45 Cukup


(41)

46

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4 0.54 Cukup

5 0.46 Cukup

6 0.54 Cukup

7 0.49 Cukup

8 0.26 Rendah

2) Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi (Purwanto, 2009; 139). Suatu tes dikatakan reliabil jika tes ini konsisten dan stabil. Maksudnya adalah kapanpun alat evaluasi ini digunakan akan memberikan hasil yang relative sama. Rumus yang digunakan untuk menghitung analisis realibilitas tes bentuk uraian menurut Suherman (2004; 154) adalah sebagai berikut :

= Keterangan :

n = Banyak butir soal = Varians skor total = Varians skor tiap total

Tabel 3.5

Kriteria Reliabilitas Item Tes

Reliabilitas Klasifikasi

0,00 ˂ rxy ≤ 0,20 0,20 ˂ rxy ≤ 0,40 0,40 ˂ rxy ≤ 0,70 0,70 ˂ rxy ≤ 0,90

0,90 ˂ rxy ≤ 1,00

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

(Suherman, 2004; 154) Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai koefisien reliabilitas soal pada setiap siklusnya adalah pada siklus pertama 0.77 memiliki reliabilitas tinggi,


(42)

47

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sedangkan pada siklus kedua 0.92 berarti memiliki reliabilitas yang sangat tinggi dan pada siklus ketiga 0.84 yang memiliki reliabilitas tinggi.

3) Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran adalah ketentuan suatu butir soal tergolong sukar, sedang atau mudah. Butir soal yang baik adalah soal yang memiliki indeks kesukaran yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran soal (Prabawanto, 2013) adalah sebagai berikut :

Keterangan :

IK = Indeks Kesukaran

= Jumlah skor seluruh anak per soal SMI = Skor Maksimum Ideal

Tabel 3.6

Kriteria Indeks Kesukaran Item Tes

Indeks Kesukaran Klasifikasi

IK = 0.00 0.00 < IK < 0.30 0.30 < IK < 0.70 0.70 < IK < 1.00

IK = 1.00

Terlalu Sukar Sukar Cukup Mudah Terlalu Mudah

(Suherman, 2004; 170)

Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrument tes keseluruhan soal didapatkan indeks kesukaran seperti berikut :

Tabel 3.7


(43)

48

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

NO SOAL IK INTERPRETASI

1 0.78 Mudah

2 0.93 Mudah

3 0.72 Mudah

4 0.90 Mudah

5 0.50 Cukup

6 0.67 Cukup

7 0.28 Sukar


(44)

49

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.8

Hasil Indeks Kesukaran Item Tes Siklus II

NO SOAL IK INTERPRETASI

1 0.67 Cukup

2 0.89 Mudah

3 0.33 Cukup

4 0.91 Mudah

5 0.64 Cukup

6 0.28 Sukar

7 0.31 Cukup

8 0.50 Cukup

Tabel 3.9

Hasil Indeks Kesukaran Item Tes Siklus III

NO SOAL IK INTERPRETASI

1 0.83 Mudah

2 0.64 Cukup

3 0.26 Sukar

4 0.83 Mudah

5 0.43 Cukup

6 0.24 Sukar

7 0.28 Sukar

8 0.48 Cukup

4) Daya Pembeda

Daya pembeda merupakan kemampuan suatu alat tes untuk membedakan siswa-siswa berdasarkan kelompoknya, yaitu kelompok atas dan


(45)

50

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kelompok bawah. Untuk menghitung daya pembeda setiap butir tes digunakan rumus (Prabawanto, 2013) :

Keterangan :

DP = Daya Pembeda

= Jumlah skor kelompok atas = Jumlah skor kelompok bawah

Tabel 3.10

Kriteria Daya Pembeda Item Tes

Daya Pembeda Klasifikasi

DP ≤ 0.00 0.00 < DP ≤ 0.20 0.20 < DP ≤ 0.40 0.40 < DP ≤ 0.70 0.70 < DP ≤ 1.00

Sangat Jelek Jelek Cukup

Baik Sangat Baik

(Suherman, 2012)

Berdasarkan hasil perhitungan uji coba butir tes maka didapatkan daya pembeda sebagai berikut :

Tabel 3.11

Daya Pembeda Item Tes Siklus I

No. Soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0.69 Baik

2 0.13 Jelek


(46)

51

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4 0.25 Cukup

5 0.56 Baik

6 0.88 Sangat Baik

7 0.38 Cukup

8 0.44 Baik

Tabel 3.12

Daya Pembeda Item Tes Siklus II

No. Soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0.44 Baik

2 0.38 Cukup

3 0.81 Sangat Baik

4 0.31 Cukup

5 0.5 Baik

6 1 Sangat Baik

7 0.56 Baik

8 0.56 Baik

Tabel 3.13

Daya Pembeda Item Tes Siklus III

No. Soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0.50 Baik

2 0.38 Cukup

3 0.69 Baik

4 0.38 Cukup

5 0.5 Baik


(47)

52

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7 0.5 Baik

8 0.63 Baik

b. Instrument Non Tes

Non tes merupakan cara penilaian yang bukan dengan alat tes. Instrumen non tes yang peneliti gunakan adalah lembar observasi, di dalam lembar observasi tercakup semua kegiatan guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Observasi merupakan suatu cara pengamatan dengan teliti serta pencatatan poin-poin secara terstruktur. Observasi dalam penelitian ini adalah observasi yang sistematik, yaitu sesuatu yang diamati sudah terdaftar secara terstruktur dan sudah diatur sesuai dengan kategorinya. hasil observasi tersebut dirangkum dalam lembar observasi. Lembar observasi ini memuat seluruh aspek yang akan diamati oleh observer untuk memperoleh suatu gambaran pelaksanaan tindakan dan memastikan kesesuaian antara yang direncanakan dengan pelaksanaan. Lembar observasi berisi point-point kegiatan aktivitas pada saat proses pembelajaran dengan pendekatan CTL berlangsung. Point-point ini berisi mengenai kegiatan yang sesuai atau tidak dengan penerapan penggunaan CTL.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ialah langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian secara rinci, konkret dan operasional. Sejalan dengan model Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukan langkah yaitu:

a. Planing (perencanaan)

b. Acting (tindakan)

c. Observing (observasi)


(48)

53

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan pada siklus kedua, dan seterusnya sampai peneliti merasa puas. Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga siklus.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi awal. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui gambaran umum pelaksanaan pembelajaran di sekolah yang menjadi subjek penelitian dan untuk mengetahui gambaran pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru dalam pembelajaran Matematika khususnya materi penjulahan bilangan pecahan. Dalam tahap ini dilakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Matematika kelas IV A SDN Inpres Cikahuripan dan beberapa siswa untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi ketika belajar tentang bilangan pecahan. Setelah mengetahui permasalahan yang ada, peneliti menetapkan strategi apa yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hasil dari tahapan ini akan ditindak lanjuti pada tahapan penyusunan rancangan tindakan untuk kemudian dilanjutkan ke tahap pelaksanaan tindakan.

Siklus I

a. Perencanaan

Sebelum penelitian ini dilaksanakan, peneliti melakukan perencanaan pelaksanaan tindakan. Perencanaan-perencanaan tersebut adalah :

 Menentukan kelas penelitian dan waktu penelitian;  Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;  Menentukan media pembelajaran;

 Menyusun alat observasi yang akan digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

 Menentukan alat evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa; dan

 Merencanakan serta melaksanakan diskusi dengan guru mitra sebagai observer untuk melihat perkembangan aktivitas siswa dan peneliti.


(49)

54

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Melaksanakan pembelajaran penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

 Menyajikan permasalahan kontekstual mengenai penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama berupa narasi.

 Siswa dikondisikan untuk berdiskusi secara berkelompok agar terjalin kerjasama antar anggota kelompok.

 Siswa mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui pengerjaan LKS.  Guru menggunakan model sebagai contoh pembelajaran yaitu berupa media

pembelajaran manipulasi bentuk Pizza dan media kertas bekas beebentuk lingkaran serta pensil warna warni yang akan digunakan untuk mewarnai kertas.

 Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya.

 Setiap kelompok menyelesaikan LKS dengan cara yang benar yang ditemukan sendiri bukan menyontek.

c. Observasi

Setelah melakukan tindakan atau pelaksanaa, tahap selanjutnya adalah melakukan observasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:

 Pelaksanaan observasi aktivitas guru (peneliti) dan siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran oleh observer;

 Pelaksanaan observasi siswa oleh guru (peneliti)

 Melakukan tes kepada siswa mengenai penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama diakhir pertemuan;

 Melaksanakan diskusi dengan guru sebagai observer peneliti dan aktivitas dan siswa.

d. Refleksi

Melaksanakan refleksi berarti melihat kembali aktivitas yang telah dilakukan serta untuk menentukan solusi masalah yang muncul berdasarkan hasil


(50)

55

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

observasi dan temuan di kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Merefleksi dapat dilakukan degan cara mengidentifikasi kembali aktivias siswa yang telah dilakukan selama proses, pembelajaran yang berlangsung pada setiap siklus, menganalisis dengan cara pengolahan data hasil evaluasi dan merinci tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan menentukan tindakan selanjutnya berdasarkan hasil analisis refleksi yang dilakukan secara kolaborasi antara guru dan peneliti .

Dengan demikian pelaksanaan penelitian meliputi analisis proses pembelajaran, analisis hasil observasi dan analisis tes kemampuan siswa. Peneliti dan observer dapat meneliti diri dengan melihat data observasi, apakah kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat meningkatkan kemampuan siswa atau tidak. Hasil dari refleksi tersebut digunakan untuk merumuskan perencanaan ulang bagi pelaksanaan tindakan di siklus berikutnya.

Siklus II

a. Perencanaan

Sebelum penelitian ini dilaksanakan, peneliti melakukan perencanaan pelaksanaan tindakan. Perencanaan-perencanaan tersebut adalah sebagai berikut  Menentukan kelas penelitian dan waktu penelitian;

 Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;  Menentukan media pembelajaran;

 Menyusun alat observasi yang akan digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

 Menentukan alat evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa; dan

 Merencanakan serta melaksanakan diskusi dengan guru mitra sebagai observer untuk melihat perkembangan aktivitas siswa dan peneliti.

b. Pelaksanaan tindakan

Melaksanakan pembelajaran penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:


(51)

56

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 Menyajikan permasalahan kontekstual mengenai penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut tidak sama berupa narasi.

 Siswa dikondisikan untuk berdiskusi secara berkelompok agar terjalin kerjasama antar anggota kelompok.

 Siswa mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui pengerjaan LKS.  Guru menggunakan model sebagai contoh pembelajaran yaitu berupa media

pembelajaran manipulasi bentuk cokelat dan media kertas bekas beebentuk persegi panjang serta pensil warna warni yang akan digunakan untuk mewarnai kertas.

 Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya.

 Setiap kelompok menyelesaikan LKS dengan cara yang benar yang ditemukan sendiri bukan menyontek.

c. Observasi

Setelah melakukan tindakan atau pelaksanaa, tahap selanjutnya adalah melakukan observasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:

 Pelaksanaan observasi aktivitas guru (peneliti) dan siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran oleh observer;

 Pelaksanaan observasi siswa oleh guru (peneliti)

 Melakukan tes kepada siswa mengenai penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut tidak sama diakhir pertemuan;

 Melaksanakan diskusi dengan guru sebagai observer peneliti dan aktivitas dan siswa.

d. Refleksi

Melaksanakan refleksi berarti melihat kembali aktivitas yang telah dilakukan serta untuk menentukan solusi masalah yang muncul berdasarkan hasil observasi dan temuan di kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Merefleksi dapat dilakukan degan cara mengidentifikasi kembali aktivias siswa yang telah dilakukan selama proses, pembelajaran yang berlangsung pada setiap siklus,


(1)

62

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata bukan angka. Data ini diperoleh melalui lembar observasi dijadikan rujukan untuk melaksanakan refleksi pada setiap siklusnya agar segala kelemahan yang ada dapat diperbaiki sehingga kinerja guru dan siswa pada siklus selanjutnya lebih baik lagi.


(2)

90 Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dari temuan penelitian yang diperoleh dilapangan selama menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran Matematika materi penjumlahan bilangan pecahan di SDN Inpres Cikahuripan Lembang Kabupaten Bandung Barat dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran pada materi penjumlahan bilangan pecahan di kelas IV A SDN Inpres Cikahuripan menggunakan pendekatan CTL dibuat berdasarkan komponen-komponen pendekatan CTL dengan beberapa perbaikan disesuaikan dengan refleksi yang dilakukan.

2. Pelaksanaan pembelajaran pada materi penjumlahan bilangan pecahan di kelas IV A SDN Inpres Cikahuripan dengan menggunakan pendekatan CTL berjalan dengan kondusif sesuai dengan yang telah direncanakan.

3. Hasil belajar siswa kelas IV A SDN Inpres Cikahuripan pada materi penjumlahan bilangan pecahan dengan menggunakan pendekatan CTL meningkat pada setiap siklusnya. Dengan peningkatan rata-rata kelas pada kategori Gain rendah dan peningkatan ketuntasan belajar pada kategori

N-Gain sedang untuk kedua siklusnya.

B. Saran

Berdasarkan analisis data dari temuan penelitian yang diperoleh dilapangan selama menerapkan pendekatan CTL pada mata pelajaran Matematika materi penjumlahan bilangan pecahan di SDN Inpres Cikahuripan Lembang Kabupaten Bandung Barat, ada beberapa hal yang disarankan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

1. Agar hasil belajar yang diperoleh terus meningkat dan baik, maka dalam pelaksanaan pembelajaran siswa tidak harus selalu dibawa dalam suasana belajar


(3)

91

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang kaku dan terlalu formal, tetapi pembelajaran akan lebih efektif jika siswa dibawa ke dalam suasana belajar yang nyata dengan dunia siswa seperti halnya dalam pembelajaran dengan pendekatan CTL dengan sajikannya permasalahan kontekstual ke dalam pembelajaran sehingga materi pembelajaran terkait dengan dunia nyata siswa

2. Pembelajaran dengan pendekatan CTL dapat dijadikan alternatif pembelajaran yang perlu dipertimbangkan oleh guru untuk dipergunakan, karena pendekatan ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa maupun hasil belajarnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meninjau permasalahan ini dari

faktor-faktor lain yang belum tersentuh oleh penulis, dan diharapkan untuk meninjau karakteristik permasalahan yang akan diteliti dengan karakteristik pendekatan CTL sehingga terjadi kecocokan untuk menyelesaikan masalah yang diteliti.


(4)

92 Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aprudin. 2012. Model-model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Para Ahli [Online]. Tersedia: http://007indien.blogspot.com/2012/05/model-model-penelitian-tindakan-kelas.html. [17 April 2013]

Arikunto, S. (2002). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto,S. dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Charles, et.al. (1987). How to Evaluate Progress in Problem Solving. Virginia: National Council of Teacher of Mathematic (NCTM)

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

SD/MI. Jakarta : Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Bahan 02 Pendidikan & Pelatihan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta:

Depdiknas

Depdikbud. (1999). Penelitian Tindakan (Action Research). Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan

Menengah Umum.

Djam’an, Satori. (2009). Kapita Selekta Problematika Pendidikan Dasar

(Metodologi). Prodi Pendas Sekolah Pasca Sarjana UPI.

Fauziah, Irma. (2012). Meningkatkan Hasil Belajar dengan Menggunakan

Pendekatan Kontextual Teaching and Learning (CTL) pada Pembelajaran Matematika Tentang Konsep Pecahan. Skripsi. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Hake, Richard.(1998).Analyzing Change/Gain Scores.[Online].

Tersedia:physics.indiana.edu/~sdi/ajpv3i.pdf [17 April 2013]

Halim, Abdul. (2009). Matematika Hakikat dan Logika. Jogjakarta: Ar-ruzz Media


(5)

93

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hamalik, Omar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Harahap, B dan Negoro, ST. (2005). Enslikopedia Matematika. Bogor: Ghalia, Indonesia

Jhonson, B. Elaine. (2011). Contextual Teaching and Learning Menjadikan

Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung:

Kaifa

Makmun, A.S. (2003). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Mustika, Susi. 2010. Upaya Peningkatan Hasil Belajar FPB dan KPK melalui

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia. Tidak diterbitkan.

Nyai Hartati (2012). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang

Penjumlahan Bilangan Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual Kelas III SD Negeri Nagrak 04 Kecamatan Gunungputri. Skripsi. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Prabawanto, Sufyani. (2013). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah,

Kreatifitas, Matematis dan Self Efficacy Mahasiswa Menggunakan Metode Metacognitive Scaffolding. Tesis. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Purwanto, Ngalim. (2009). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Risnawati, Dwi. (2010). Pendekatan Pembelajaran Kontextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Opersi Hitung Campuran di Kelas IV Sekolah Dasar. Skripsi.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada

Sagala, Syaiful H., (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(6)

Desti Nurul Wulan, 2013

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sudjana, N. & Rivai, A. (2005). Media Pengajaran. Bandung: CV. Sinar Baru Bandung.

Sudjana. (2005). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Suhardjono. (2010). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan Pengembangan

Profesi Guru Cetakan Kesepuluh. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suherman, E. (2004). Individual Textbook Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung : JICA FPMIPA UPI

Sukajati. (2008). Pembelajaran Operasi Penjumlahan Pecahan di SD

Menggunakan Berbagai Media. Yogyakarta: Departemen Pendidikan

Nasional

Supardi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Beserta

Sistematika Proposal dan Laporannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suprijono, Agus. (2011). Cooperative Learning TEORI DAN APLIKASI PAIKEM. Yogjakarta : Pustaka Pelajar

Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. (2011). Pedoman Pembelajaran

Matematika Sekolah Dasar. Jakarta : KEMENDIKNAS

Usman, U.M. dan Setiawati, L. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar

Mengajar. Bandung: Rosdakarya.

Wiriaatmadja, R. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa: kuasi ekspereimen di SMP Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

0 11 152

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS.

0 1 12

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES PEMBENTUKAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 33

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI BILANGAN BULAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 36

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 1 36

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA TENTANG MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL).

0 0 23