KESENIAN TOPENG KALENG SINAR ASMARA ELOY GROUP DI DESA TEGALSARI KECAMATAN PURWASARI KABUPATEN KARAWANG.

(1)

KESENIAN TOPENG KALENG SINAR ASMARA ELOY GROUP DI DESA TEGALSARI KECAMATAN PURWASARI

KABUPATEN KARAWANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari

Oleh Ai Nurhayati

0907268

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Kesenian Topeng Kaleng Sinar Asmara Eloy Group Di Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang. mengenai proses penciptaan Kesenian Topeng Kaleng, proses transmisi Kesenian Topeng Kaleng, dan bentuk penyajian Kesenian Topeng Kaleng. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif. tujuannya untuk mendeskripsikan serta menganalisis tentang permasalahan proses penciptaan Kesenian Topeng Kaleng, proses transmisi Kesenian Topeng Kaleng, dan bentuk penyajian Kesenian Topeng Kaleng. hasil penelitian menunjukan bahwa Kesenian Topeng Kaleng merupakan permainan anak-anak melalui kreativitasnya dengan cara melihat, mendengar, dan meniru terhadap kesenian-kesenian yang ada di Kabupaten Karawang khususnya Topeng Banjet. selain dukungan dari bapak Sapna (Asoy) yang tidak hanya memfasilitasi minat anak-anak beliau juga membimbingnya, maka terbentuklah group kesenian yang dinamakan Kesenian Topeng Kaleng. kesenian tersebut termasuk kedalam seni teater rakyat yang di dalamnya terdapat unsur lakon, tari dan musik. dalam penyajiannya terdapat bagian awal pertunjukan, bagian inti pertunjukan, dan bagian akhir pertunjukan. dalam kegiatan awal pertunjukan terdapat persiapan-persiapan sebelum memulai pertunjukan, kegiatan inti terdapat tatalu, sambutan, lagu pembukaan, tarian, lawakan atau bodoran, lakon, dan penutup. serta kegiatan akhir yaitu selesainya acara pertunjukan. adapun unsur-unsur pendukung dalam pertunjukan terdapat tempat, penari, pangrawit atau nayaga, busana, dan musik. dapat disimpulkan bahwa Kesenian Topeng Kaleng merupakan hasil dari kreativitas anak-anak dengan maksud untuk memanfaatkan barang-barang bekas serta melestarikan dan mengembangkan kesenian tradisional agar menambah khasanah kesenian tradisional sekaligus dijadikan kesenian yang berasal dari Kabupaten Karawang.


(3)

DAFTAR ISI

hal LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN………... i

ABSTRAK ………. ii

KATA PENGANTAR……… iii

DAFTAR ISI ……….. v

DAFTAR GAMBAR ………. vii

DAFTAR TABEL ……….. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah ……….. 3

C. Tujuan Penelitian ……… 4

D. Manfaat Penelitian ……….. 4

E. Organisasi Penelitian ………. 5

BAB II LANDASAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu ……… 7

B. Kesenian Tradisional ……… 9

C. Bentuk Penyajian Seni Tradisional ……….. 11

D. Transmisi/Pewarisan ……… 13

E. Teater Rakyat ……… 16

F. Sekilas Tentang Topeng ………... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ………. 19

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ……… 20

C. Definisi Operasional ……… 20

D. Instrumen Penelitian ………. 21

E. Teknik Pengumpulan Data ………... 22

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ………... 25


(4)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……… 29

2. Proses Penciptaan Kesenian Topeng Kaleng ………… 29

3. Proses Transmisi Kesenian Topeng Kaleng ………… 33

4. Bentuk Penyajian Kesenian Topeng Kaleng ………… 37

a. Bagian Awal Pertunjukan ………... 37

b. Bagian Inti Pertunjukan ………. 41

c. Bagian Akhir pertunjukan ……….. 5. 5. Unsur-unsur pendukung Kesenian Topeng Kaleng …… 53 53 B. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 62

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN ………. 64

B. REKOMENDASI ………. 65

DAFTAR ISTILAH ………... 66

DAFTAR PUSTAKA ……… 67

LAMPIRAN ……….... 69 RIWAYAT HIDUP


(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan jenis kesenian baik tradisi maupun kreasi. Salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki potensi kesenian tradisi yang beragam adalah Kabupaten Karawang. keanekaragaman kesenian di Kabupaten Karawang diantaranya seperti Topeng Banjet, Kliningan, Bajidoran, Tanjidor, Reog, Pencak Silat, Topeng Cilik, Wayang Golek, Degung, Sisingaan, dan kesenian kreasi Topeng Kaleng. keberadaan kesenian-kesenian tersebut menyatu dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Karawang. Salah satu bentuk kesenian yang digemari masyarakat dewasa ini adalah kesenian Topeng Kaleng. Kesenian Topeng Kaleng adalah jenis teater rakyat yang mencerminkan tentang kehidupan dan karakter masyarakat Karawang. Istilah Topeng Kaleng belum begitu banyak orang yang mengenalnya, kesenian ini tumbuh dan berkembang di Kampung Pakopen Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang.

Topeng Kaleng merupakan hasil kreativitas para seniman Topeng Kaleng di lingkung Seni Sinar Asmara. Dalam perjalanannya yaitu dengan cara Ngamen atau berkeliling dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya. Tetapi sekarang ini sudah terbukti dengan frekuensi pertunjukan yang cukup tinggi. Selain dalam acara pernikahan, khitanan, juga pada perayaan hari-hari besar kepemerintahan seperti penyambutan tamu dan festival-festival di berbagai tempat. Kesenian Topeng Kaleng bukan hanya di daerah kabupaten Karawang melainkan di kota-kota lain seperti Bekasi, Bandung, Purwakarta, Subang, dan Indramayu.

Kata Topeng memiliki pengertian yang sempit dan luas Pertunjukan yang memakai Topeng, seperti wayang wong di Yogyakarta dan Bali tidak disebut Topeng karena tidak semua pertunjukan bertopeng disebut Topeng. Sebaliknya, pertunjukan yang tidak memakai Topeng seperti yang sekarang terdapat di Betawi


(6)

dan Karawang, justru disebut Topeng. sebagaimana yang dikatakan oleh Suryaatmaja (1980:30) menyatakan bahwa:

Kata “Topeng” atau “Kedok” adalah penutup muka yang dibuat dari kayu (kertas dan sebagainya) berupa orang (binatang, dan sebagainya). Akan tetapi pengertian Topeng itu sendiri lambat laun berkembang dan sekarang digunakan sebagai sebutan terhadap pertunjukannya, yaitu dengan timbulnya sebutan bahwa suatu pertunjukan dengan memakai Kedok disebut Topeng.

Menurut pemaparan di atas, istilah Topeng memiliki pengertian sebagai penutup muka atau properti yang bentuknya menyerupai bentuk muka manusia atau binatang yang digunakan untuk menari. selain itu kata Topeng memilki pengertian lain seperti dalam pertunjukan Topeng Kaleng ini yang merupakan sebuah pertunjukan teater rakyat di dalamnya terdapat unsur lakon, tari dan musik.

Nama Topeng Kaleng bukan di ambil dari nama properti yang di gunakan untuk penutup muka. Melainkan hanya sebagai musik pengiring yang di ambil dari sebuah barang-barang bekas peralatan rumah tangga. pada awalnya alat-alat tersebut hanya sedikit seperti ember, tutup botol, dan kaleng. Tetapi setelah mendapatkan bimbingan dari Bapak Asoy kemudian alat-alat tersebut menjadi berkembang seperti rantang, panci, kastrol, ember, dan sebagainya.

Dalam pertunjukan Topeng kaleng memiliki dua fungsi seni pertunjukan menurut Soedarsono, (2002:118-270) yaitu sebagai fungsi primer dan fungsi sekunder. fungsi primer seni pertunjukan yaitu: 1). Sebagai sarana ritual 2). Sebagai sebagai sarana hiburan 3). Sebagai presentasi estetis. Adapun fungsi sekunder merupakan pertunjukan yang bisa multifungsi, tergantung dari perkembangan masyarakat pendukungnya. fungsinya sebagai pengikat kebersamaan, media komunikasi, interaksi, ajang gengsi, bisnis, dan mata pencaharian, termasuk juga untuk pariwisata.

Berdasarkan hal tersebut, maka kesenian Topeng Kaleng yang terdapat di Lingkung Seni Sinar Asmara Eloy Group Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang. Mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai ritual dan hiburan pribadi.

Untuk tarian yang dibawakan dalam kesenian Topeng Kaleng terdapat dua tarian yaitu tari Jaipong dan tari topeng Banjet. Tari merupakan gerakan tubuh


(7)

sebagai bagian dari komunikasi bahasa tubuh. Oleh karena itu, tubuh berfungsi sebagai bahasa tari untuk memperoleh makna gerak. dalam tari terdapat unsur-unsur yang kompleks seperti unsur-unsur gerak, irama, musik, rupa, serta unsur-unsur pendukung lainnya. gerakan anggota tubuh yang selaras dengan tari, irama, dan musik merupakan ungkapan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan oleh pencipta tari melalui penari. Adapun ungkapan lain dari Suryadewi (1988:170), bahwa:

anak-anak menari kegirangan, burung-burung menari di atas pohon dan masih banyak lagi orang memakai kata tari untuk mengungkapkan sesuatu yang ingin disampaikan dan dinyatakan. Walaupun demikian tari biasanya diasosiasikan dengan pola-pola gerak yang tidak biasa, yaitu gerak yang membentuk perilaku yang mengandung daya hidup, indah dan kadang-kadang aneh.

Dari pernyataan di atas, tari merupakan serangkaian gerak tubuh yang diatur sedemikian rupa, sebagai komunikasi bahasa. Dan terdapat unsur-unsur yang mendukung seperti unsur gerak, irama, musik, rupa dan unsur pendukung lainnya.

Atas dasar itu, peneliti ingin mengamati Kesenian Topeng Kaleng yang mempunyai ciri khas dan mempunyai keunikan, antara lain hampir sebagian besar anggotanya anak-anak, waditra yang digunakan terbuat dari ala-alat bekas peralatan rumah tangga khususnya Kaleng, yang terdapat dalam pertunjukan. Topeng Kaleng terbagi dua yaitu tari Jaipong dan tari topeng Banjet. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk memilih topik tentang

“Kesenian Topeng Kaleng Sinar Asmara Eloy Group Di Desa Tegalsari

Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti membatasi permasalahan, secara khusus pada segi proses penciptaan, proses transmisi, dan bentuk penyajian. Selanjutnya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:


(8)

1. Bagaimana Proses Penciptaan Kesenian Topeng Kaleng Sinar Asmara Eloy Group di Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang?

2. Bagaimana Proses Transmisi Kesenian Topeng Kaleng Sinar Asmara Eloy Group di Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang? 3. Bagaimana Bentuk Penyajian Kesenian Topeng Kaleng Asmara Eloy

Group di Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan Kesenian Topeng Kaleng yang ada di Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang. Sedangkan secara khusus penelitian ini mempunyai tujuan yaitu:

1. Mendeskripsikan Proses Penciptaan Kesenian Topeng Kaleng Sinar Asmara Eloy Group di Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang.

2. Mendeskripsikan Proses Transmisi Kesenian Topeng Kaleng Sinar Asmara Eloy Group di Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang.

3. Mendeskripsikan Bentuk Penyajian Kesenian Topeng Kaleng Sinar Asmara Eloy Group di Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan terhadap kearifan budaya lokal, menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan tentang Kesenian Topeng Kaleng Sinar Asmara Eloy Group di Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang, dan bermanfaat bagi: 1. Peneliti

Menambah wawasan mengenai pengetahuan seni dan budaya yang ada di Jawa Barat. Serta memberikan konstribusi bagi perkembangan dan


(9)

kelestarian Kesenian. Topeng Kaleng Sinar Asmara Eloy Group di Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang. Sebagai salah satu bentuk kesenian tradisional dengan cara mendokumentasikannya kedalam bentuk karya tulis, menjadikan kesenian tersebut dapat terangkat dan dikenal oleh masyarakat luas

2. Pendidik Seni

Bertambah pengetahuan dalam bidang ilmu seni. 3. Pemerintah Setempat

Menambah pendokumentasian kesenian yang ada di Kabupaten Karawang Serta dapat menjaga dan melindungi kelestarian daerah.

4. Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI Bandung

Memberikan konstribusi dalam menambah sumber pustaka yang ada di jurusan dan dapat dibaca oleh para mahasiswa.

5. Masyarakat

Menambah catatan penting bagi masyarakat umum khususnya masyarakat Karawang untuk lebih mengetahui dan mengenal budayanya. dan diharapkan juga dapat memberikan informasi tentang Kesenian Topeng Kaleng serta untuk memberikan wawasan bagi masyarakat luas, seniman, dan generasi muda untuk menghargai, mempertahankan, melestarikan seni budaya bangsa setempat.

E. Stuktur Organisasi Penelitian

Pada struktur organisasi penulisan penelitian ini akan dijabarkan dalam sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang pendahuluan yang di dalamnya terdapat uraian pokok mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian skripsi. Latar belakang berisi uraian tentang apa yang menjadi masalah penelitian yang berkaitan dengan judul, serta alasan mengapa masalah itu perlu diteliti. Rumusan masalah memuat


(10)

tentang masalah yang ada, dalam bentuk pertanyaan penelitian. Tujuan peneliti mengemukakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian. Manfaat penelitian ini berisi uraian tentang manfaat tentang hasil penelitian bagi peneliti, pendidik seni, pemerintah setempat, jurusan pendidikan seni tari, dan masyarakat. BAB II : LANDASAN TEORETIS

Bab ini berisi landasan teoretis, peneliti memaparkan mengenai penelitian terdahulu, berbagai kajian kepustakaan yang akan peneliti gunakan sebagai bahan acuan dalam proses penelitian, serta mengkaji data pengamatan dari berbagai sumber.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada Bab ini membahas mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen yaitu metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data. Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan yaitu menggunakan teknik observasi, studi kepustakaan, studi dokumentasi, dan teknik wawancara.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan penjabaran semua dari hasil penelitian dan pembahasan yang di dalamnya membahas tentang data-data hasil penelitian dan analisis hasil penelitian oleh peneliti. Diantaranya gambaran umum lokasi penelitian, latar belakang kesenian topeng kaleng, struktur pertunjukan topeng kaleng dan unsur-unsur pendukung pada kesenian topeng kaleng.

BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab terakhir merupakan bagian penutup dari skripsi ini yang berupa kesimpulan dan rekomendasi terhadap analisis temuan penelitian. Kesimpulan berisi tentang jawaban atas pertanyaan dari peneltian atau rumusan masalah. Rekomendasi yaitu sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian.


(11)

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian dimana dengan metode ini diharapkan membantu memudahkan jalannya penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. hal ini akan di deskripsikan berdasarkan fakta di lapangan. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini bersifat deskriptif analisis, dengan tujuan untuk memberi gambaran atau menggambarkan dan menginterprestasikan data-data yang ditemukan di lapangan secara sistematis. Oleh karena itu, fakta dan karakteristik yang diteliti sifatnya alamiah. Mengenai metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, Sugiyono (2011:15) mengemukakan bahwa:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen, teknik pengumpulan data dilakukan dengan trianggulasi atau gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Metode penelitian ini digunakan untuk mencari berbagai sumber informasi dalam mengumpulkan data, melalui observasi dan melakukan wawancara, peneliti mendapatkan berbagai sumber data yang diharapkan sehingga dapat menggabungkan informasi dan mengkaji apa saja yang menjadi bahan dan keperluan dalam penelitian. Adapun judul penelitiannya yaitu tentang Kesenian Topeng Kaleng di Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang.


(13)

Metode penelitian tersebut sangat tepat untuk digunakan oleh peneliti dalam pemecahan masalah yang ada pada sekarang ini

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian

Lokasi atau tempat penelitian merupakan tempat dimana proses penelitian berlangsung yaitu di daerah karawang. Adapun lokasi penelitiannya di Kampung Pakopen Rt 01/Rw 03 Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang.

2. Subjek Penelitian

Setelah melihat kesenian yang ada di Desa Tegalsari, peneliti tertarik terhadap kesenian Topeng Kaleng yang dilakukan anak-anak. Adapun yang dijadikan subjek penelitian dengan pembinaan Bapak Sapna (Asoy) yang kini difungsikan sebagai sarana bermain dan berkreativitas anak-anak. Kampung Pakopen Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang.

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari gambaran yang tidak jelas dan kesalahpahaman, maka peneliti memberikan batasan istilah yang ada dalam penelitian ini, diantaranya:

Kesenian Menurut William A. Haviland adalah keseluruhan sistem yang melibatkan proses penggunaan imajinasi manusia secara kreatif di dalam sebuah kelompok masyarakat dengan kebudayaan tertentu.

Topeng Menurut Indah A. Nurani merupakan sebagai penutup wajah, dengan alasan yang berbeda-beda, mulai dari religi, sosiologis, hingga kesenian dan tontonan.

Kaleng adalah lembaran baja yang dibalut timah. Kaleng sering diartikan sebagai tempat penyimpanan atau wadah yang terbuat dari logam dan digunakan untuk mengemas makanan, minuman, atau produk lain. dalam pengertian ini, kaleng juga termasuk wadah yang terbuat dari aluminium. Sedangkan Menurut Asoy Ka yaitu karakter Topeng, Leng yaitu lelengkah halu (bayi yang baru bisa berjalan).


(14)

Topeng Kaleng adalah bentuk kesenian yang menyajikan seni tari, seni peran, seni musik. Topeng Kaleng bukanlah nama dari jenis Topeng khusus yang melainkan diambil dari nama alat bekas peralatan rumah tangga seperti Rantang.

Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang adalah suatu wilayah yang kaya akan jenis keseniannya diantaranya seperti kesenian Topeng Kaleng.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Nasution (1988) dalam Sugiyono, menyatakana bahwa:

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Instrumen yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data perlu diketahui keandalan instrumennya atau teruji kesahihannya dan keajegannya agar diperoleh data yang dapat dipercaya. Adapun alat yang digunakan untuk memperlancar penelitian berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, wawancara tidak langsung, wawancara langsung, dan kamera foto yang dapat mempermudah mendapatkan data-data. Jadi maksud penelitian yang berjudul Kesenian Topeng Kaleng Sinar Asmara Eloy Group Di Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang adalah untuk mengetahui proses penciptaan kesenian Topeng Kaleng, Struktur Pertunjukan dan unsur-unsur pendukung dalam Kesenian Topeng Kaleng.

Instrument penelitian yang digunakan diantaranya:

a. Pedoman Observasi

Pedoman observasi disusun kedalam beberapa bagian yakni untuk meninjau atau mengamati langsung ke lokasi penelitian.


(15)

b. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara yaitu sebagai pegangan dalam kegiatan wawancara dengan beberapa narasumber yang dapat menunjang dalam objek penelitian. Adapun pedoman wawancara yang digunakan peneliti sebagai berikut:

1. Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara tatap muka.

2. Wawancara tidak langsung adalah wawancara yang dilakukan bukan secara tatap muka melainkan melalui saluran komunikasi jarak jauh. 3. Wawancara berstandar adalah wawancara yang direncanakan berdasarkan

pedoman atau daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. 4. Wawancara tidak berstandar adalah wawancara yang tidak direncanakan

berdasarkan pedoman atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan.

c. Pedoman Dokumntasi

Pedoman dokumentasi berupa foto, video, dan perekam suara. yang digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan wawancara dengan narasumber dan saat pengambilan gambar atau pengambilan video.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan setelah peneliti menyusun dasar teori dan membuat alat ukur penelitian. Data yang dikumpulkan harus valid, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data hal ini untuk memudahkan peneliti dalam memperoleh data-data yang berkaitan dengan judul penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:

Untuk melaksanakan penelitian dan memperoleh data yang dibutuhkan, maka teknik pengumpulan data perlu ditentukan. Untuk itu teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Menurut Nasution (1988) dalam Sugiyono menyatakan bahwa “Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai kenyataan yang diperoleh melalui


(16)

observasi” Observasi dilakukan oleh peneliti dengan mengadakan pengamatan secara langsung di lapangan terhadap Kesenian Topeng Kaleng Sinar Asmara Eloy Group Di Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang.

Observasi atau pengamatan bertujuan mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena sosial (perilaku, kejadian-kejadian, keadaan dan sebagainya). Tujuan yang lebih jelas yaitu mengarahkan dan memusatkan penelitian kepada apa yang harus diamati, siapa yang akan diamati dan keterangan apa yang perlu dikumpulkan.

Observasi dilakukan di Kampung Pakopen Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang. teknik ini dilakukan untuk mengamati secara langsung dan mencatat seluruh data yang diperoleh dari lokasi penelitian. observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam mencari dan mengumpulkan data tentang Kesenian Topeng Kaleng Sinar Asmara Eloy Group Di Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang. Selain mengamati proses penciptaan, proses transmisi, juga mengamati bentuk penyajian kesenian Topeng Kaleng, alat atau waditra yang digunakan, mengamati bentuk penyajian kesenian Topeng Kaleng yang terdiri dari bagian awal atau bubuka, bagian tengah, serta bagian akhir atau penutup. Mengamati properti yang digunakan, rias dan busana, dan penonton.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan cara membaca buku-buku yang menunjang dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Serta teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber-sumber tertulis yang berupa dokumen, surat kabar, skripsi, tesis, internet maupun hasil laporan yang relevan dengan objek penelitian. Tempat-tempat untuk studi pustaka adalah di perpustakaan UPI dan perpustakaan STSI.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan suatu cara untuk melihat pendokumentasian hasil penelitian di lapangan. Peneliti akan mendokumentasikan data-data hasil


(17)

penelitian berupa foto dan video selama kegiatan berlangsung. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar mempermudah peneliti dalam pengolahan data, serta sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan penelitian.

d. Teknik Wawancara

Peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa narasumber. Narasumber itu terbagi dua yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer yaitu narasumber yang langsung memberikan informasi dan terlibat langsung dalam kesenian, sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan informasi. Wawancara dilakukan langsung dengan tokoh-tokoh kesenian Topeng Kaleng, seniman di kampung Pakopen dan Narasumber lainnya. Arikunto (2006) menyatakan “Wawancara harus dilaksanakan dengan efektif, artinya dalam kurun waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh data sebanyak-banyaknya. Bahasa yang jelas dan terarah, suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh objektif dan dapat

dipercaya”. Menurut paparan Arikunto, dapat disimpulkan bahwa mengadakan wawancara harus menggunakan waktu dengan efektif, bahasa yang digunakan jelas dan mudah di pahami serta suasana pada saat wawancara harus rileks. Adapun langkah-langkah dalam mengadakan penelitian Menurut Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, sebagai berikut:

1) Menetapkan kepada siapa wawancara akan dilakukan.

2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.

3) Mengawali atau membuka wawancara. 4) Melangsungkan alur wawancara.

5) Mengonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya. 6) Menuliskan hasil wawancara.

7) Identifikasi tindak lanjut hasil wawancara.

Peneliti mewawancarai Bapak Sapna (Asoy) selaku Pembina kesenian Topeng Kaleng, Bapak Darsam selaku sekertaris dari kesenian Topeng Kaleng, Bapak Doris seniman Karawang, Ibu Sri Dinar Munsan selaku tokoh yang mengetahui kesenian Topeng Kaleng, serta pemain pelaku kesenian Topeng


(18)

Kaleng untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai permasalahan yang diteliti.

Wawancara yang dilakukan yaitu wawancara secara terstruktur dan tidak terstruktur. Menurut Sugiyono (2011) wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis dan alternative jawabannya disiapkan. Adapun wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap menganalisis data yaitu sebagai tindak lanjut dari teknik pengumpulan data yang masih mentah. Tahap selanjutnya adalah teknik analisis data sehingga menghasilkan uraian yang sistematis dan dapat dituangkan dalam bentuk laporan. Analisis data kualitatif yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh dengan cara pengecekan kembali data sebelumnya. Bogdan mendefinisikan bahwa “Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dipahami dan temuanya dapat diinformasikan kepada orang lain”.

Menurut pemaparan di atas bahwa data yang telah kita dapat dari hasil wawancara kemudian disusun secara sistematis sehingga kita dapat memahami dan menginformasikan kepada orang lain. Miles dan Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. dalam analisis data terdapat tiga tahapan yaitu Reduksi Data, Penyajian Data, dan Kesimpulan.


(19)

Adapun uraiannya sebagai berikut:

1. Reduksi (meringkas) Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berart merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Display (Penyajian) Data

Setelah melakukan reduksi data, maka langkah selanjutnya adalah mendispleykan data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan lain-lain. Dengan penyajian data secara singkat dan jelas akan memudahkan peneliti dalam melaksanakan kerja selanjutnya.

3. Kesimpulan

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah menarik kesimpulan dan vertitifikasi. Dengan menarik kesimpulan dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa rumusan masalah dalam penelitan kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Dalam penelitian ini meliputi penafsiran mengenai bagaimana proses penciptaan Kesenian Topeng Kaleng, bagaimana proses Transmisi Kesenian Topeng Kaleng, bagaimana bentuk penyajian Kesenian Topeng Kaleng, dan unsur-unsur pendukung pada Kesenian Topeng Kaleng.

G. Langkah-langkah Penelitian

Beberapa tahapan langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam melakukan penelitian tersebut diantaranya:


(20)

Pada tahap awal peneliti melakukan berbagai persiapan dalam mengumpulkan data, sebelum melakukan proses mengumpulkan data penelitian terlebih dahulu melakukan langkah-langkah. Langkah pertama yaitu menentukan objek penelitian, bagaimana penelitian ini memiliki tujuan serta manfaat bagi perkembangan serta kemajuan ilmu pengetahuan mengenai kesenian khususnya di daerah Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Karawang.

Pada awalnya peneliti mendengar mengenai kesenian Topeng Kaleng, kemudian peneliti datang langsung ke lokasi dan berbincang dengan Pembinanya. Dari hasil perbincangan itu peneliti merasa tertarik untuk meneliti kesenian Topeng Kaleng. Pada tahap ini peneliti memperoleh data secara langsung yang nantinya diperlukan sebagai analisis selanjutnya. Persiapan penelitian berfungsi untuk memfokuskan permasalahan yang akan diteliti agar tidak adanya informasi yang simpang siur sebelum peneliti terjun langsung ke lapangan. Persiapan-persiapan yang dilakukan peneliti sebagai berikut:

a. Pra survey dilakukan di Desa Tegalsari, untuk mengetahui keberadaan kesenian Topeng Kaleng.

b. Mengurus izin penelitian, permohonan izin mengadakan survey penelitian dengan surat rector UPI kepada tokoh kesenian Topeng Kaleng.

c. Melakukan pengamatan terhadap kesenian Topeng Kaleng yang menjadi fokus penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian

Peneliti melakukan penelitian didukung dengan instrument penelitian, untuk memperoleh data melalui tahap pengolahan data, analisis data, seperti berikut ini:

a. Tahap Pengumpulan Data

Pada tahapan pengumpulan data, Pengamatan difokuskan kepada kesenian Topeng Kaleng tentang proses penciptaan, proses transmisi, bentuk penyajian, serta unsur-unsur pendukung pada kesenian Topeng Kaleng. Melakukan wawancara dengan narasumber yang berhubungan dengan


(21)

penelitian.

b. Tahap Pengolahan Data

Dalam tahapan pengolahan data bila data terkumpul diperkirakan memiliki tingkat kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan melalui pengaturan dan penyusunan yang baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian.

3. Tahap Menganalisis Data

Kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis data, sebagai berikut:

a. Memeriksa data yang sudah terkumpul dari hasil penelitian, dengan cara memilah milih data dan mengklasifikasikannya sesuai dengan yang dilakukan peneliti

b. Menyusun serta menganalisis data yang sudah terkumpul, dengan cara display data yang sudah diklasifikasikan. Kemudian data-data tersebut dianalisis.

c. Penulisan laporan penelitian

Setelah semua data dianalisis dan disusun berdasarkan permasalahan yang diperoleh, maka selanjutnya seluruh data dikumpulkan untuk dijadikan suatu laporan penelitian yang bersifat deskriptif, dengan berpedoman pada buku penulisan karya ilmiah serta tidak lepas dari proses bimbingan kepada pembimbing I dan pembimbing II. Kemudian hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian mengenai Kesenian Topeng Kaleng Sinar Asmara Eloy Group di Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang. Demikianlah pemaparan tentang metode penelitian pada bab III ini.


(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil data yang di peroleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa Kesenian Topeng Kaleng Sinar Asmara Eloy Group yang dibina oleh bapak Sapna (Asoy) merupakan permainan anak-anak yang kemudian menjadi bentuk kesenian.

Pertunjukan kesenian Topeng Kaleng Sinar Asmara Eloy Group diadakan pada acara pernikahan, khitanan, hajat bumi, dan sebagainya. Kesenian ini merupakan hasil dari kreativitas anak-anak dengan maksud untuk memanfaatkan barang-barang bekas seperti dari peralatan rumah tangga yaitu kaleng, serta melestarikan dan mengembangkan kesenian tradisional yang berasal dari Kabupaten Karawang untuk menambah khasanah kesenian tradisional. Kesenian Topeng Kaleng yang ada di Kabupaten Karawang ini merupakan perkembangan dari Kesenian Topeng Banjet pendul. Sistem Proses pewarisan Kesenian Topeng Kaleng yaitu dari lingkungan keluarga. Anak-anak dari proses melihat, mendengar, dan meniru kemudian berkreativitas sesuai kemampuannya dengan pembinaan dari Bapak Sapna (Asoy).

Bentuk penyajian kesenian Topeng Kaleng terdapat tiga bagian yaitu bagian awal pertunjukan, bagian inti pertunjukan, dan bagian akhir atau penutup. Rias yang digunakan yaitu menggunakan rias sehari-hari, dan untuk adegan lakon menggunakan rias karakter. busana dalam pertunjukan terdapat busana pangrawit, busana penari, dan busana pemeran bodoran, dan lakon.

Kesenian Topeng Kaleng di Desa Tegalsari tepatnya di Kampung Pakopen merupakan salah satu kesenian yang merupakan bentuk kebudayaan yang perlu dilestarikan keberadaannya.


(23)

B. Rekomendasi

Dalam penelitian yang diperoleh bukanlah sebuah jaminan hasil yang dianggap maksimal. Maka dari itu diperlukan saran-saran yang bersifat membangun. Adapun rekomendasi tersebut ditujukan kepada pihak-pihak sebagai berikut:

1. UPI

Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi tolak ukur bagi para calon peneliti bahwa perkembangan seni pertunjukan di jawa barat masih banyak dan beranekaragam yang perlu digali dan belum diketahui untuk menjadi sebuah kajian

2. Para Pelaku Seni

Dapat memberikan motivasi untuk mengembangkan dan melestarikan kesenian Topeng Kaleng serta terus melakukan inovasi dan kreativitas yang sejalan dengan perkembangan zaman. tetapi tidak mengubah nilai-nilai yang ada.

3. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Karawang

Menjaga dan melestarikan Kesenian Topeng Kaleng ini serta memberikan apresiasi kepada peserta didik di sekolah formal agar mencintai kesenian-kesenian yang menjadi bagian pewarisan nilai-nilai budaya.

4. Pembaca

Setelah membaca tulisan ini diharapkan memiliki pengetahuan dan wawasan dalam memahami kekayaan seni dan budaya yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Khususnya masyarakat Karawang mengenai Kesenian Topeng Kaleng.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A. K. (1982). Pembinaan Kehidupan Teater di Indonesia. Bandung : ASTI Press

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Harymawan, RMA. (1993). Drama Turgi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Kayam, Umar. (1981). Seni, Tradisi, Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan.

Lubis Herlina Nina, Sejarah Kabupaten Karawang, Pemerintah Kabupaten Karawang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Masunah, Juju dan Karwati, Uus. (2003). Topeng Cirebon. Bandung: P4ST UPI. Moleong, Lexy.(2007) Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya

Nalan, Arthur. S. (1996). Kapita Selekta Tari. Bandung : STSI Press

Narawati, Tati. (2003) Wajah Tari Sunda Dari Masa Ke Masa, Bandung : P4ST UPI

Narawati, Tati. Dan Soedarsono, (2005) Tari Sunda Dulu, Kini dan Esok. Bandung : P4ST UPI.

Rahayu, Tati. (2010). “Pertunjukan Topeng Kaleng Mekar Budaya di Kampung Tegalluhur Desa Cibatu Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi”. Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Tari FPBS UPI.

Rosala, Dedi (2004). Seniman Dua Zaman (Sebuah Biografi) Tesis Seni Pertunjukan, Yogyakarta : UGM.

Sedyawati, Edi. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan. Soedarsono. (2002). Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Soemardjo, J. (1997), Perkembangan Teater dan Drama Indonesia. Bandung : STSI Press.

Suanda Amsar. T, (2009) Tari Topeng Cirebon Bahan Ajar. Bandung : Jurusan Tari STSI


(25)

________(2011) Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D), Alfabeta :Bandung.

Supriatna, Agus. (1996). “Topeng Banjet Bang Pendul di Kabupaten Karawang”. Bandung : Skripsi Jurusan Seni Teater, ASTI Bandung.

Suryaatmadja, R. I. Maman. (1980). Topeng Cirebon dalam Perkembangan Serta Peranannya dalam Masyarakat Jawa Barat Khususnya Di Daerah Cirebon. Bandung: ASTI Bandung.

Yuliawati, Teti. (2002). “Topeng Banjet Baskom Di Kampung Karang Jati Kabupaten Karawang”. Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik FPBS UPI.

http://. Karawang kab.go.id/selayang-pandang/2013-02-03-14-28-10/2013-02-16-05-06-02/Purwasari.html.


(1)

Pada tahap awal peneliti melakukan berbagai persiapan dalam mengumpulkan data, sebelum melakukan proses mengumpulkan data penelitian terlebih dahulu melakukan langkah-langkah. Langkah pertama yaitu menentukan objek penelitian, bagaimana penelitian ini memiliki tujuan serta manfaat bagi perkembangan serta kemajuan ilmu pengetahuan mengenai kesenian khususnya di daerah Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Karawang.

Pada awalnya peneliti mendengar mengenai kesenian Topeng Kaleng, kemudian peneliti datang langsung ke lokasi dan berbincang dengan Pembinanya. Dari hasil perbincangan itu peneliti merasa tertarik untuk meneliti kesenian Topeng Kaleng. Pada tahap ini peneliti memperoleh data secara langsung yang nantinya diperlukan sebagai analisis selanjutnya. Persiapan penelitian berfungsi untuk memfokuskan permasalahan yang akan diteliti agar tidak adanya informasi yang simpang siur sebelum peneliti terjun langsung ke lapangan. Persiapan-persiapan yang dilakukan peneliti sebagai berikut:

a. Pra survey dilakukan di Desa Tegalsari, untuk mengetahui keberadaan kesenian Topeng Kaleng.

b. Mengurus izin penelitian, permohonan izin mengadakan survey penelitian dengan surat rector UPI kepada tokoh kesenian Topeng Kaleng.

c. Melakukan pengamatan terhadap kesenian Topeng Kaleng yang menjadi fokus penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian

Peneliti melakukan penelitian didukung dengan instrument penelitian, untuk memperoleh data melalui tahap pengolahan data, analisis data, seperti berikut ini:

a. Tahap Pengumpulan Data


(2)

Ai Nurhayati, 2014

Kesenian topeng kaleng sinar asmara eloy group di desa tegalsari kecamatan purwasari Kabupaten karawang

Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian.

b. Tahap Pengolahan Data

Dalam tahapan pengolahan data bila data terkumpul diperkirakan memiliki tingkat kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan melalui pengaturan dan penyusunan yang baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian.

3. Tahap Menganalisis Data

Kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis data, sebagai berikut:

a. Memeriksa data yang sudah terkumpul dari hasil penelitian, dengan cara memilah milih data dan mengklasifikasikannya sesuai dengan yang dilakukan peneliti

b. Menyusun serta menganalisis data yang sudah terkumpul, dengan cara display data yang sudah diklasifikasikan. Kemudian data-data tersebut dianalisis.

c. Penulisan laporan penelitian

Setelah semua data dianalisis dan disusun berdasarkan permasalahan yang diperoleh, maka selanjutnya seluruh data dikumpulkan untuk dijadikan suatu laporan penelitian yang bersifat deskriptif, dengan berpedoman pada buku penulisan karya ilmiah serta tidak lepas dari proses bimbingan kepada pembimbing I dan pembimbing II. Kemudian hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian mengenai Kesenian Topeng Kaleng Sinar Asmara Eloy Group di Desa Tegalsari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang. Demikianlah pemaparan tentang metode penelitian pada bab III ini.


(3)

64

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil data yang di peroleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa Kesenian Topeng Kaleng Sinar Asmara Eloy Group yang dibina oleh bapak Sapna (Asoy) merupakan permainan anak-anak yang kemudian menjadi bentuk kesenian.

Pertunjukan kesenian Topeng Kaleng Sinar Asmara Eloy Group diadakan pada acara pernikahan, khitanan, hajat bumi, dan sebagainya. Kesenian ini merupakan hasil dari kreativitas anak-anak dengan maksud untuk memanfaatkan barang-barang bekas seperti dari peralatan rumah tangga yaitu kaleng, serta melestarikan dan mengembangkan kesenian tradisional yang berasal dari Kabupaten Karawang untuk menambah khasanah kesenian tradisional. Kesenian Topeng Kaleng yang ada di Kabupaten Karawang ini merupakan perkembangan dari Kesenian Topeng Banjet pendul. Sistem Proses pewarisan Kesenian Topeng Kaleng yaitu dari lingkungan keluarga. Anak-anak dari proses melihat, mendengar, dan meniru kemudian berkreativitas sesuai kemampuannya dengan pembinaan dari Bapak Sapna (Asoy).

Bentuk penyajian kesenian Topeng Kaleng terdapat tiga bagian yaitu bagian awal pertunjukan, bagian inti pertunjukan, dan bagian akhir atau penutup. Rias yang digunakan yaitu menggunakan rias sehari-hari, dan untuk adegan lakon menggunakan rias karakter. busana dalam pertunjukan terdapat busana pangrawit, busana penari, dan busana pemeran bodoran, dan lakon.

Kesenian Topeng Kaleng di Desa Tegalsari tepatnya di Kampung Pakopen merupakan salah satu kesenian yang merupakan bentuk kebudayaan yang perlu


(4)

65

Ai Nurhayati, 2014

Kesenian topeng kaleng sinar asmara eloy group di desa tegalsari kecamatan purwasari Kabupaten karawang

Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

Dalam penelitian yang diperoleh bukanlah sebuah jaminan hasil yang dianggap maksimal. Maka dari itu diperlukan saran-saran yang bersifat membangun. Adapun rekomendasi tersebut ditujukan kepada pihak-pihak sebagai berikut:

1. UPI

Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi tolak ukur bagi para calon peneliti bahwa perkembangan seni pertunjukan di jawa barat masih banyak dan beranekaragam yang perlu digali dan belum diketahui untuk menjadi sebuah kajian

2. Para Pelaku Seni

Dapat memberikan motivasi untuk mengembangkan dan melestarikan kesenian Topeng Kaleng serta terus melakukan inovasi dan kreativitas yang sejalan dengan perkembangan zaman. tetapi tidak mengubah nilai-nilai yang ada.

3. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Karawang

Menjaga dan melestarikan Kesenian Topeng Kaleng ini serta memberikan apresiasi kepada peserta didik di sekolah formal agar mencintai kesenian-kesenian yang menjadi bagian pewarisan nilai-nilai budaya.

4. Pembaca

Setelah membaca tulisan ini diharapkan memiliki pengetahuan dan wawasan dalam memahami kekayaan seni dan budaya yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Khususnya masyarakat Karawang mengenai Kesenian Topeng Kaleng.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A. K. (1982). Pembinaan Kehidupan Teater di Indonesia. Bandung : ASTI Press

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Harymawan, RMA. (1993). Drama Turgi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Kayam, Umar. (1981). Seni, Tradisi, Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan.

Lubis Herlina Nina, Sejarah Kabupaten Karawang, Pemerintah Kabupaten Karawang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Masunah, Juju dan Karwati, Uus. (2003). Topeng Cirebon. Bandung: P4ST UPI. Moleong, Lexy.(2007) Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya

Nalan, Arthur. S. (1996). Kapita Selekta Tari. Bandung : STSI Press

Narawati, Tati. (2003) Wajah Tari Sunda Dari Masa Ke Masa, Bandung : P4ST UPI

Narawati, Tati. Dan Soedarsono, (2005) Tari Sunda Dulu, Kini dan Esok. Bandung : P4ST UPI.

Rahayu, Tati. (2010). “Pertunjukan Topeng Kaleng Mekar Budaya di Kampung Tegalluhur Desa Cibatu Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi”. Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Tari FPBS UPI.

Rosala, Dedi (2004). Seniman Dua Zaman (Sebuah Biografi) Tesis Seni

Pertunjukan, Yogyakarta : UGM.

Sedyawati, Edi. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan. Soedarsono. (2002). Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.


(6)

Ai Nurhayati, 2014

Kesenian topeng kaleng sinar asmara eloy group di desa tegalsari kecamatan purwasari Kabupaten karawang

Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

________(2011) Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan R&D), Alfabeta :Bandung.

Supriatna, Agus. (1996). “Topeng Banjet Bang Pendul di Kabupaten Karawang”.

Bandung : Skripsi Jurusan Seni Teater, ASTI Bandung.

Suryaatmadja, R. I. Maman. (1980). Topeng Cirebon dalam Perkembangan Serta

Peranannya dalam Masyarakat Jawa Barat Khususnya Di Daerah Cirebon. Bandung: ASTI Bandung.

Yuliawati, Teti. (2002). “Topeng Banjet Baskom Di Kampung Karang Jati Kabupaten Karawang”. Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari,

dan Musik FPBS UPI.

http://. Karawang kab.go.id/selayang-pandang/2013-02-03-14-28-10/2013-02-16-05-06-02/Purwasari.html.