Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Tolakan Pada Lompat Jauh Melalui Permainan Katak Dan Bangau Di Kelas IV SDN Neglasari II Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut.

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TOLAKAN PADA LOMPAT JAUH MELALUI PERMAINAN KATAK DAN BANGAU DI KELAS IV SDN NEGLASARI II KECAMATAN

KADUNGORA KABUPATEN GARUT SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

PP

Oleh

ANANG SUPRIATNA 0701132

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010


(2)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Tolakan Pada Lompat Jauh Melalui Permainan Katak Dan Bangau Di SDN Neglasari II Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut, ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya penyalahgunaan terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Garut, Juni 2011 Yang Membuat Pernyataan

Anang Supriatna NIM. 0701132


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TOLAKAN PADA LOMPAT JAUH MELALUI PERMAINAN KATAK DAN BANGAU

DI KELAS IV SDN NEGLASARI II KECAMATAN KADUNGORA KABUPATEN GARUT

Oleh ANANG SUPRIATNA

0701132

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I,

Dr. Ayi Suherman, M.Pd NIP. 196002151984111001

Pembimbing II,

Indra Safari, M.Pd

NIP. 197709022008011016

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Penjas Upi Kampus Sumedang

Dr. Ayi Suherman, M.Pd NIP. 196002151984111001


(4)

vi DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

UCAPAN TERIMA KASIH ii

ABSTRAK v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 9

C. Tujuan Penelitian 10

D. Manfaat Penelitian 11

1. Bagi Siswa 11

2. Bagi Guru 11

3. Bagi Sekolah 11

4. Bagi Lembaga 12

5. Bagi Peneliti Lanjut 12

E. Batasab Istilah 12

BAB II LANDASAN TEORITIS 15

A. Kajian Pustaka 15

1. Pengertian Pendidikan 15

2. Pengertian Pembelajaran 17

3. Pendidikan Jasmani 20

a. Pengertian Pendidikan Jasmani 20

b. Tujuan Pendidikan jasmasni 21

c. Hakikat Pendidikan Jasmani 22

d. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani 23

4. Pembelajaran Atletik 24

5. Karakteristik Atletik 26

6. Nomor Nomor Lompat Jauh 29

7. Teknik Lompat Jauh 29


(5)

vii

Pendidikan Jasmani 35

B. Hasil Penelitian Yang Relevan 39

C. Hipotesis Tindakan 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 43

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 43

1. Lokasi Penelitian 34

2. Waktu Penelitian 44

B. Subjek Penelitian 45

C. Metode dan Desain Penelitian 47

1. Metode Penellitian 47

2. Desain Penelitian 50

D. Intrumen Penelitian 54

1. Wawancara 54

2. Observasi 54

3. Tes Hasil Belajar 55

4. Catatan Lapangan 56

E. Teknik Pengumpulab Data 57

F. Pengolahan Data dan Analisis Data 58

1. Pengolahan Data 58

2. Analisis Data 60

G. Prosedur Penelitian 61

H. Validasi Data 65

1. Member chek 65

2. Triangulasi 66

3. Audit trail 66

4. Expert opinion 66

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN 67

A. Paparan Data Penelitian 67

1. Paparan Data Awal 67

B. Paparan Data Tindakan Siklus I 72

1. Paparan Data Siklus I 72

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I 72 b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I 73 1. Data Hasil Perencanaan Siklus I 73 c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus I 75

1. Paparan Data Hasil Observasi

Kinerja Guru Siklus I 76

2. Paparan Data Hasil Observasi

Aktivitas Siswa Siklus I 82

3. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Silus I 84 d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I 87


(6)

viii

1. Analisis dan Refleksi Perencanaan

Pembelajaran Siklus I 87

2. Analisis dan Refleksi Pelaksanaan

Pembelajaran Siklus I 88

3. Analisis dan Rerfleksi Aktifitas Siswa Siklus I 89

4. Analisis dan Rerfleksi Hasil Belajar Siklus I 90 2. Paparan Data Tindakan Siklus II 93

a. Paparan Data Perencananaan Siklus II 93 b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II 93

1. Data Hasil Perencanaan Siklus II 93

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus II 98

1. Paparan Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II 98 2. Paparan Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 101

3. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Silus II 104

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II 106

1. Analisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus II 106

2. Analisis dan Refleksi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 107

3. Analisis dan Rerfleksi Aktifitas Siswa Siklus II 108

4. Analisis dan Rerfleksi Hasil Belajar Siklus II 109

3. Paparan Data Tindakan Siklus III 112

a. Paparan Data Perencananaan Siklus III 112

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III 113

1. Data Hasil Perencanaan Siklus III 113

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus III 118

1. Paparan Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III 118

2. Paparan Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III 120

3. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Silus III 124

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus III 126

1. Analisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus III 126

2. Analisis dan Refleksi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III 127

3. Analisis dan Rerfleksi Aktifitas Siswa Siklus III 128

4. Analisis dan Rerfleksi Hasil Belajar Siklus III 129

C. Paparan Data Pendapat Siswa dan Guru 131

1. Paparan Pendapat Siswa 131

2. Paparan Pendapat Guru 131

D. Pembahasan 132


(7)

ix

2. Pembahasan Aktivitas Siswa 134

3. Pembahaasan Hasil Belajar Siswa 136

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 138

A. Kesimpulan 138

1. Perencanaan 138

2. Pelaksanaan 139

3. Hasil Belajar 140

B. Saran 141

1. Bagi Siswa 141

2. Bagi Guru 142

3. Bagi Lembaga 142

4. Bagi Peneliti Lanjut 142

DAFTAR PUSTAKA 143

LAMPIRAN 145


(8)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1: Jadwal Kegiatan Penelitian 45

3.1: Daftar Siswa SDN Neglasari II 46

4.1 : Data Awal Hasil Belajar Siswa 69

4.2 : data hasil perencanaan Siklus I 73

4.3 : Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I (Tahap

Perencanaan) 76

4.4 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 81 4.5 : Data Hasil Belajar Siswa Siklus I 84 4.6 : Rekapitulasi Hasil Perolehan

Prosentase Perencanaan Siklus I 87 4.7 : Rekapitulasi Hasil Perolehan Prosentase Pelaksanaan

Siklus I 88

4.8 : Rekapitulasi Hasil Perolehan Prosentase Aktivitas Siswa

Siklus I 89

4.9: Rekapitulasi hasil Perolehan Prosentase Data

peningkatan Hasil Belajar Sisawa Siklus I 90 4. 10 : Data Hasil Perencanaan Siklus II 94 4.11: Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II (Tahap

Perencanaan) 99 4.12: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 101

4.13: Hasil Belajar Siswa Siklus II 104

4.14: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan

Siklus II 108

4.15: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan

Kinerja Guru Siklus II 108

4.16: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 110 4.17: Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil

Belajar Anak Pada Pembelajaran Lompat Juah II 111 4.18: Data Hasil Perencanaan Siklus III 114 4.19: Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III (Tahap

Perencanaan) 119

4.20: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III 122

4.21: Hasil Belajar Siswa Siklus III 125

4.22: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan

Kinerja Guru Siklus III 128

4.23: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan

Kinerja Guru Siklus III 128

4.24 : Hasil BelajarAktivitas Siswa Siklus III 130 4.25: Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil Belajar


(9)

xi

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Halaman 2.1 :Sikap dan Gerakan Pada Waktu Melakukan Tolakan 32

2.2: Sikap Badan Diudara Pada Lompat Jauh Gaya Jongkok 34

2.3: Sikap Badan Pada Waktu Mendarat 35

2.4: Permainan Katak dan Bangau 38

3.1: Denah SDN Neglasari II 43

3.2: Model Kemmis dan Taggart 51

3.3: Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK 52

4.1 : Presentase perencanaan Siklus I 74

4. 2 : Kinerja Guru Pada Siklus I 81

4. 3 : Aktivitas Siswa Pada Siklus I 84

4. 4 : Hasil Belajar siswa Pada Siklus 1 87

4. 5 : Peningkatan Kinerja Guru, Aktivitas Siswa

dan Hasil belajar 92

4. 6 : Presentase Perencanaan Siklus II 95

4. 7 : Kinerja Guru Pada Siklus II 101

4. 8 : Aktivitas Siswa Pada Siklus II 104

4. 9 : Hasil Belajar Pada Siklus II 107

4. 10 : Peningkatan Kinerja Guru, Aktivitas Siswa

dan Hasil Belajar 112

4. 11 : Presentase Perencanaan Siklus III 115

4. 12 : Kinerja Guru Pada Siklus III 121

4. 13 : Aktivitas Siswa Pada Siklus III 124

4. 14 : Hasil belajar Pada Siklus III 127

4. 15 : Peningkatan Hasil Kinerja Guru, Aktivitas Siswa

dan Hasil Belajar 132

4. 16 : Kinerja Guru Siklus I, II dan III 136

4. 17 : Aktivitas Siswa Siklus I, II dan III 137


(10)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 : Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus I 147 2 : Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus II 151 3: Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus III 155

4: Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I 159

5: Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II 161 6: Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III 162 7: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 163 8: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 165 9: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III 166

10: Format Wawancaa Untuk Guru 167

11:Format Wawancara Untuk Siswa 169

12: Catatan Lapangan 170


(11)

vi DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

UCAPAN TERIMA KASIH ii

ABSTRAK v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 9

C. Tujuan Penelitian 10

D. Manfaat Penelitian 11

1. Bagi Siswa 11

2. Bagi Guru 11

3. Bagi Sekolah 11

4. Bagi Lembaga 12

5. Bagi Peneliti Lanjut 12

E. Batasab Istilah 12

BAB II LANDASAN TEORITIS 15

A. Kajian Pustaka 15

1. Pengertian Pendidikan 15

2. Pengertian Pembelajaran 17

3. Pendidikan Jasmani 20

a. Pengertian Pendidikan Jasmani 20

b. Tujuan Pendidikan jasmasni 21

c. Hakikat Pendidikan Jasmani 22

d. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani 23

4. Pembelajaran Atletik 24

5. Karakteristik Atletik 26

6. Nomor Nomor Lompat Jauh 29

7. Teknik Lompat Jauh 29


(12)

vii

Pendidikan Jasmani 35

B. Hasil Penelitian Yang Relevan 39

C. Hipotesis Tindakan 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 43

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 43

1. Lokasi Penelitian 34

2. Waktu Penelitian 44

B. Subjek Penelitian 45

C. Metode dan Desain Penelitian 47

1. Metode Penellitian 47

2. Desain Penelitian 50

D. Intrumen Penelitian 54

1. Wawancara 54

2. Observasi 54

3. Tes Hasil Belajar 55

4. Catatan Lapangan 56

E. Teknik Pengumpulab Data 57

F. Pengolahan Data dan Analisis Data 58

1. Pengolahan Data 58

2. Analisis Data 60

G. Prosedur Penelitian 61

H. Validasi Data 65

1. Member chek 65

2. Triangulasi 66

3. Audit trail 66

4. Expert opinion 66

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN 67

A. Paparan Data Penelitian 67

1. Paparan Data Awal 67

B. Paparan Data Tindakan Siklus I 72

1. Paparan Data Siklus I 72

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I 72 b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I 73 1. Data Hasil Perencanaan Siklus I 73 c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus I 75

1. Paparan Data Hasil Observasi

Kinerja Guru Siklus I 76

2. Paparan Data Hasil Observasi

Aktivitas Siswa Siklus I 82

3. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Silus I 84 d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I 87


(13)

viii

1. Analisis dan Refleksi Perencanaan

Pembelajaran Siklus I 87

2. Analisis dan Refleksi Pelaksanaan

Pembelajaran Siklus I 88

3. Analisis dan Rerfleksi Aktifitas Siswa Siklus I 89

4. Analisis dan Rerfleksi Hasil Belajar Siklus I 90 2. Paparan Data Tindakan Siklus II 93

a. Paparan Data Perencananaan Siklus II 93 b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II 93

1. Data Hasil Perencanaan Siklus II 93

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus II 98

1. Paparan Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II 98 2. Paparan Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 101

3. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Silus II 104

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II 106

1. Analisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus II 106

2. Analisis dan Refleksi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 107

3. Analisis dan Rerfleksi Aktifitas Siswa Siklus II 108

4. Analisis dan Rerfleksi Hasil Belajar Siklus II 109

3. Paparan Data Tindakan Siklus III 112

a. Paparan Data Perencananaan Siklus III 112

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III 113

1. Data Hasil Perencanaan Siklus III 113

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus III 118

1. Paparan Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III 118

2. Paparan Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III 120

3. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Silus III 124

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus III 126

1. Analisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus III 126

2. Analisis dan Refleksi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III 127

3. Analisis dan Rerfleksi Aktifitas Siswa Siklus III 128

4. Analisis dan Rerfleksi Hasil Belajar Siklus III 129

C. Paparan Data Pendapat Siswa dan Guru 131

1. Paparan Pendapat Siswa 131

2. Paparan Pendapat Guru 131

D. Pembahasan 132


(14)

ix

2. Pembahasan Aktivitas Siswa 134

3. Pembahaasan Hasil Belajar Siswa 136

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 138

A. Kesimpulan 138

1. Perencanaan 138

2. Pelaksanaan 139

3. Hasil Belajar 140

B. Saran 141

1. Bagi Siswa 141

2. Bagi Guru 142

3. Bagi Lembaga 142

4. Bagi Peneliti Lanjut 142

DAFTAR PUSTAKA 143

LAMPIRAN 145


(15)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1: Jadwal Kegiatan Penelitian 45

3.1: Daftar Siswa SDN Neglasari II 46

4.1 : Data Awal Hasil Belajar Siswa 69

4.2 : data hasil perencanaan Siklus I 73

4.3 : Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I (Tahap

Perencanaan) 76

4.4 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 81 4.5 : Data Hasil Belajar Siswa Siklus I 84 4.6 : Rekapitulasi Hasil Perolehan

Prosentase Perencanaan Siklus I 87 4.7 : Rekapitulasi Hasil Perolehan Prosentase Pelaksanaan

Siklus I 88

4.8 : Rekapitulasi Hasil Perolehan Prosentase Aktivitas Siswa

Siklus I 89

4.9: Rekapitulasi hasil Perolehan Prosentase Data

peningkatan Hasil Belajar Sisawa Siklus I 90 4. 10 : Data Hasil Perencanaan Siklus II 94 4.11: Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II (Tahap

Perencanaan) 99 4.12: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 101

4.13: Hasil Belajar Siswa Siklus II 104

4.14: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan

Siklus II 108

4.15: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan

Kinerja Guru Siklus II 108

4.16: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 110 4.17: Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil

Belajar Anak Pada Pembelajaran Lompat Juah II 111 4.18: Data Hasil Perencanaan Siklus III 114 4.19: Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III (Tahap

Perencanaan) 119

4.20: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III 122

4.21: Hasil Belajar Siswa Siklus III 125

4.22: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan

Kinerja Guru Siklus III 128

4.23: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan

Kinerja Guru Siklus III 128

4.24 : Hasil BelajarAktivitas Siswa Siklus III 130 4.25: Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil Belajar


(16)

xi

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Halaman 2.1 :Sikap dan Gerakan Pada Waktu Melakukan Tolakan 32

2.2: Sikap Badan Diudara Pada Lompat Jauh Gaya Jongkok 34

2.3: Sikap Badan Pada Waktu Mendarat 35

2.4: Permainan Katak dan Bangau 38

3.1: Denah SDN Neglasari II 43

3.2: Model Kemmis dan Taggart 51

3.3: Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK 52

4.1 : Presentase perencanaan Siklus I 74

4. 2 : Kinerja Guru Pada Siklus I 81

4. 3 : Aktivitas Siswa Pada Siklus I 84

4. 4 : Hasil Belajar siswa Pada Siklus 1 87

4. 5 : Peningkatan Kinerja Guru, Aktivitas Siswa

dan Hasil belajar 92

4. 6 : Presentase Perencanaan Siklus II 95

4. 7 : Kinerja Guru Pada Siklus II 101

4. 8 : Aktivitas Siswa Pada Siklus II 104

4. 9 : Hasil Belajar Pada Siklus II 107

4. 10 : Peningkatan Kinerja Guru, Aktivitas Siswa

dan Hasil Belajar 112

4. 11 : Presentase Perencanaan Siklus III 115

4. 12 : Kinerja Guru Pada Siklus III 121

4. 13 : Aktivitas Siswa Pada Siklus III 124

4. 14 : Hasil belajar Pada Siklus III 127

4. 15 : Peningkatan Hasil Kinerja Guru, Aktivitas Siswa

dan Hasil Belajar 132

4. 16 : Kinerja Guru Siklus I, II dan III 136

4. 17 : Aktivitas Siswa Siklus I, II dan III 137


(17)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 : Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus I 147 2 : Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus II 151 3: Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus III 155

4: Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I 159

5: Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II 161 6: Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III 162 7: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 163 8: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 165 9: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III 166

10: Format Wawancaa Untuk Guru 167

11:Format Wawancara Untuk Siswa 169

12: Catatan Lapangan 170


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, pendidikan sebagai usaha sadar diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan, keterampilan, sikap dan kepribadian yang sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu diantaranya adalah mendorong berkembangnya kreativitas peserta didik, tak lupa juga dengan aspek-aspek yang lain seperti keimanan, ketaqwaan, kecerdasan, semangat kebangsaan, serta yang lain-lainnya sehingga tercipta keseimbangan dan keselarasan. Pendidikan juga berfungsi sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia, pendidikan juga merupakan suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup.

Pendidikan jasmani adalah ”proses belajar untuk bergerak, dan belajar melalui gerak. Maksudnya selain belajar dan dididik melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran, dalam pendidikan jasmani itu anak diajarkan untuk bergerak. Melalui pengalaman itu akan terbntuk perubahan dalam aspek jasmani dan rohaninya “ (Rusli Lutan 2002: 15).

Bukan hal yang mudah untuk mencapai tujuan tersebut, seharusnya guru- guru dapat membantu siswa dalam mengembangkan kualitaas kepribadiannya melalui proses belajar mengajar yang benar-benar kondusif.


(19)

2

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang direncanakan secara sistematis dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.

Secara sederhana, pendidikan jasmani itu tak lain adalah proses belajar untuk bergerak. Belajar melalui pengalaman salah satu ciri yang unik dari pendidikan jasmani. Bergerak bagi anak merupakan suatu keputusan yang sangat penting, bahkan hampir dari sebagian dari seluruh waktunya dihabiskan untuk bergerak, misalnya berjalan, berlari, melompat, dan melempar. Apabila bentuk-bentuk gerak yang telah dimiliki oleh anak-anak tersebut dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan baik, maka akan sangat bermanfaat bagi pendidikan disekolah dasar, terutama yang erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat.

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam kurikulum 2006/ KTSP terdapat beberapa aspek diantaranta permainan dan olahraga diantaranya meliputi cabang olahraga atletik.

Bentuk-bentuk kegiatan yang tepat dengan prilaku anak didik adalah kegiatan dalam atletik, atletik memiliki kegiatan yang khas yakni jalan, lari, lempar, dan lompat, yang merupakan pondasi bagi keterampilan anak dalam


(20)

3

bermain. Atletik dapat dikembangkan menjadi kegiatan bermain atau olahraga yang diperlombakan dalam bentuk jalan, lari lempar dan lompat. Atletik merupakan dasar bagi pembinaan olahraga, maka atletik sangat penting dan perlu diajarkan dengan karakteristik siswa.

Salah satu nomor dalam atletik adalah lompat jauh Menurut Saputra Yhuda (2010: 63) “lompat jauh merupakan salah satu aktivitas pengembangan kemampuan daya gerak yang dilakukan dari satu tempat ke tempat yang lainnya”. Menurut Syarifudin (1992: 90). “Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke dapan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin diudara dengan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya”.

Dalam lompat jauh terdapat empat tahapan gerak yaitu seperti awalan, menolak, melayang diudara, dan mendarat Jarver (1986: 35). Dari yang telah diuraikan di atas, dalam membina dan meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan daya gerak siswa sekolah dasar terhadap lompat jauh, guru pendidikan jasmani merancang bentuk-bentuk gerakan menarik yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar. Dalam proses pembelajaran lompat jauh, guru harus lebih memfokuskan proses pembelajaran pada pematangan kemampuan gerak dominan lompat jauh, yaitu keseimbangan dan kekuatan otot tungkai dengan melalui model permainan yang digunakan.

Kondisi yang terjadi pada sekolah dasar tentang olahraga atletik lompat jauh kurang berkembang, padahal lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat atletik yang dilombakan dalam setiap SPKS/Porseni SD tidak berkembang


(21)

4

cabang olahraga atletik nomor lompat jauh ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya tidak semua sokolah dasar memiliki bak lompat jauh, kurangnya minat siswa, kurangnya kreatif guru pendidikan jasmani dalam mengkemas materi kebentuk permainan atau dengan menggunakan media dalam menyampaikan pembelajaran lompat jauh. Sarana merupakan faktor pendukung untuk menunjang tercapainya tujuan dalam proses pembelajaran secara maksimal.

Dan juga beberapa faktor penyebab kurangnya berkembang cabang olahraga atletik khususnya lompat jauh di SD Negri Neglasari II Desa Cikembulan Kec. Kadungora Kab. Garut, maka dalam pelaksanaan pembelajaran guru pendidikan jasmani harus dapat menentukan model pembelajaran altetik yang dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar peserta didik dalam lompat jauh. Dengan menggunakan model permainan katak dan bangau untuk meningkatkan pembelajaran tolakan pada lompat jauh.

Berdasarkan uraian di atas, mendorong penulis untuk dapat mengembangkan kembali cabang olahraga atletik khususnya lompat jauh di SD Negri Neglasari II dengan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai upaya perbaikan dan peningkatan pelaksanaan pembelajaran di sekolah yang bersangkutan yaitu SD Negri Neglasari II Kec. Kadungora kab. Garut, melalui judul “meningkatkan kemampuan gerak dasar tolakan pada lompat jauh melalui permainan katak dan bangau di kelas IV SDN Neglasari II Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut”.

Untuk membina dan meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan daya gerak siswa sekolah dasar, maka guru pendidikan jasmani perlu merancang


(22)

5

bentuk-bentuk yang menarik bagi siswa usia sekolah dasar pendekatan bermain, menjadi kata kuncinya karena siswa sekolah dasar memiliki karakteristik belajar sambil bermain.

Alasan mengapa mengambil dengan masalah ini karena kasus yang terjadi disekolah dasar pada proses belajar mengajar penjas khususnya pada pembelajaran atletik nomor lompat jauh pada tolakan, siswa terlihat kurang antusias dan kurang serius dalam menerima pelajaran tersebut, serta guru juga yang hanya menggunakan metode komando. Dengan kondisi yang demikian, terdapat kesenjangan antara keinginan yang diharapkan dengan kondisi yang terjadi. Yaitu siwa hampir 65 % tidak dapat melakukan gerakan tolakan pada lompat jauh dengan baik.

Jika hal tersebut tidak diteliti dan dibiyarkan begitu saja tentu akan timbul permasalahan dalam hal pembelajaran yaitu siswa tidak akan dapat berhasil dalam pembelajaran atletik tentunya pada tolakan nomor lompat jauh. Dan tentu bilamana diteliti dan diketahui kasus yang terjadi dalam proses pembelajaran ini akan diketahui solusi serta pemecahan masalah yang harus dilakukan oleh guru. Dan tentu bila telah diketahui permasalah serta pemecahan masalahnya tentu akan terdapat keuntungan yaitu hasil dari pembelajaran tolakan pada nomor lompat jauh akan tercapai sesuai dengan harapan yang diinginkan.

Dalam upaya pencapaian belajar perlu difokuskan terlebih dahulu kekosentrasian siswa yang penuh terhadap apa materi yang akan mereka terima dari guru. Bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat berharga untuk


(23)

6

anak-anak. Permainan mampu menggerakan untuk berlatih, bergembira dan rileks.

Permainan Katak dan Bangau sebagai salah satu materi ajar dalam pembelajaran lompat jauh. Permainan katak dan bangau ini memiliki banyak manfaat untuk berlatih tolakan pada lompat jauh siswa pada kelas IV. Jadi tidak memungkinkan bagi seorang guru menerapkan pembelajaran tolakan pada lompat jauh ini sesuai dengan buku panduan atau peraturan yang sesungguhnya pada siswa kelas IV.

Berdasarkan hasil Observasi, wawancara, dan tes yang dilaksanakan pada tanggal 24 November 2010 menggambarkan bahwa pada pembelajaran tolakan pada lompat jauh, ternyata anak benar- benar kurang menguasai kemampuan ini. Hasil tes terinci pada tabel 1.1.


(24)

7

Tabel 1.1 Data Hasil Tes Awal

No Nama

Aspek yang Dinilai

Skor Nilai Ket

Gerakan Awal

Saat Melakukan

Setelah Melakukan

3 2 1 3 2 1 3 2 1 T BT

1 Enur K √ √ √ 4 44 √

2 Nina √ √ √ 4 44 √

3 Arsyianita √ √ √ 5 55 √

4 Sindi Apriani √ √ √ 5 55 √

5 Dian Ristiana √ √ √ 5 55 √

6 Eva Kusmayanti √ √ √ 5 55 √

7 Ihsan Darmawan √ √ √ 6 66 √

8 Leni Lelita √ √ √ 5 55 √

9 Ratna Sari √ √ √ 5 55 √

10 Rini Kurnia √ √ √ 5 55 √

11 Rangga A √ √ √ 5 55 √

12 Sandi A √ √ √ 6 66 √

13 Sarif Hidayat √ √ √ 7 77 √

14 Silfia F √ √ √ 7 77 √

15 Shelawati √ √ √ 7 77 √

16 Tedi Wirajab √ √ √ 5 55 √

17 Zaenal Mustofa √ √ √ 7 77 √

18 Nurul Aeni √ √ √ 5 55 √

19 Rizal Permana √ √ √ 5 55 √

20 Hendrayana P √ √ √ 6 66 √

Jumlah 109 1199 Rata- rata 5,45 59,95


(25)

8

Keterangan : T = Tuntas

BT = Belum Tuntas Skor Ideal = 9

Nilai = Skor yang diperoleh X 100 Skor Ideal

Nilai KKM = 70

Jika siswa mendapat nilai ≥ 70 dikatakan tuntas.

Jika siswa mendapat nilai < 70 dikatakan belum tuntas.

Berdasarkan hasil observasi, data awal yang didapatkan dari hasil observasi dapat diinterpretasikan bahwa ada 7 orang siswa (35 %) dinyatakan lulus, dan 13 orang siswa (65 %) dinyatakan tidak lulus. Penulis sangat yakin akan masalah hasil belajar anak kelas IV ini begitu kurang, terutama pada pembelajaran tolakan pada lompat jauh. Maka dari itu penulis akan mencoba melakukan penelitian dari masalah ini.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar tolakan adalah dengan menggunakan pembelajaran permainan katak dan bangau. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar tolakan. Dengan menggunakan pembelajaran ini diharapkan dapat menumbuhkan rangsangan terhadap siswa untuk dapat meningkatkan hasil belajarnya.


(26)

9

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar tolakan pada Lompat Jauh diSD Neglasari II Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran gerak dasar tolakan pada lompat jauh di kelas IV SD Neglasari II Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut?

c. Bagaimana aktifitas siswa dalam pembelajaran tolakan pada lompat jauh di kelas IV SD Neglasari II Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut?

d. Bagaimana peningkatan hasil belajar tolakan pada lompat jauh di SDN Neglasari Kecamatan Kadungora kabupaten Garut?

2. Pemecahan Masalah

Mengacu pada pokok permasalahan dalam mengatasi permasalahan yang telah ditemukan diatas, perlu satu media pembelajaran yang dapat menarik minat siswa, sehingga siswa dapat melakukan tolakan yang baik. Alternatif yang digunakan dalam mengatasi permasalahan siswa kurang mampu melakukan tolakan pada lompat jauh gaya jongkok yakni dengan melalui permainan katak dan bangau.


(27)

10

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam pelaksanaannya dilakukan beberapa tahap yaitu:

a. Tahapan persiapan

Pada tahap ini guru merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan. Persiapan yang dilakukan adalah mempersiapkan rencana pelaksanaan (RPP). Media yang akan digunakan, serta lembar penilaian yang akan digunakan. Dalam mempersiapkan media yaitu dengan permainan katak dan bangau yang akan digunakan sebagai media dalam pembelajaran tolakan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan ini yaitu siswa melakukan gerakan permainan katak dan bangau, sesuai dengan pada perencanaan yang telah dirancang guru.

c. Tahap Evaluasi

Untuk mengukur tingkat keberhasilan, dilakukan evaluasi pada awal dan akhir pelaksanaan tindakan dengan menggunakan tes perbuatan.

Adapun target dalam penelitian ini yaitu, KKM yang telah ditentukan disekolah ini 70 sementara target yang ingin dicapai peneliti adalah 85% dari jumlah siswa mampu mencapai batas minimal tersebut.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari paparan latar belakang dan masalah penelitian diatas, maka tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


(28)

11

a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran tolakan pada lompat jauh.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran tolakan pada lompat jauh.

c. Untuk mengetahui aktifitas siswa pada pembelajaran tolakan pada lompat jauh.

d. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar tolakan pada lompat jauh.

D. Manfaat

Dalam penelitian yang telah dilaksanakan, diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak diantaranya yaitu:

1. Bagi Siswa

Siswa dapat memperoleh pembelajara olahraga dan pendidikan jasmani dengan menyenangkan serta tidak mudah jenuh dalam memahami pembelajaran tolakan pada lompat jauh.

2. Bagi Guru

Dalam hal ini terdapat manfaat juga bagi guru yaitu, guru dapat terdorong untuk berkreatif dalam penyampaian materi pelajaran yang lain khususnya dalam lompat jauh sehingga dapat memberikan motivasi terhadap siswa untuk belajar penjas dan atletik nomor lompat jauh.

3. Bagi Sekolah

Dapat menimbulkan respon dan daya tarik masyarakat yang positif serta dapat memberikan kontribusi dalam mesningkatkan hasil pembelajaran


(29)

12

ditingkat pendidikan, dan dapat membantu juga dalam tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi Lembaga

Dapat dijadikan aset berharga apabila para siswa- siswinya dapat berprestasi dalam mengaplikasikannya di lapangan yang sebenarnya.

5. Bagi Peneliti lanjut

Untuk menambah ilmu pengetahuan, serta sejauh mana ilmu pengetahuan tersebut dapat diaplikasikan dalam pembelajran dilapangan terutama pada pembelajaran tolakan pada lompat jauh.

E. Batasan Istilah 1. Meningkatkan

Meningkatkan adalah suatu proses perubahan yang terjadi pada diri hasil belajar atau latihan (SISDIKNAS, 2003: 19). Meningkatkan merupakan perkembangan pada diri siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak berani menjadi berani, dari yang tidak bisa menjadi bisa.

2. Gerak dasar

Gerak dasar adalah kemampuan awal yang dimiliki seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 359). Gerak dasar adalah kegiatan permulaan yang akan dilakukan pada setiap awal perbuatan, kemampuan


(30)

13

yang dimiliki seseorang untuk memulai atau melaksanakan aktivitas yang akan dilaksanakan.

3. Tolakan

Tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerakan dari gerakan horizontal ke gerakan vertikal yang dilakukan secara cepat (Syarifuddin 1992: 91). Tolakan adalah dorongan dengan tekanan untuk mencapai hasil yang dituju pada setiap gerakan yang akan dilakukan.

4. Lompat Jauh

Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas kedepan dalam upaya membawa titik berat badan selama mumgkin diudara (melayang diudara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya (Syharifuddin 1992: 91). Lompat jauh adalah sejenis acara olahraga dimana seseorang atlet mencoba mendarat sejauh-jauhnya dalam rangka untuk mencapai hasil lompatan yang maksimal.

6. Lompat jauh gaya jongkok (Tuck)

Lompat jauh gaya jongkok, cara melakukannya adalah pada waktu lepas dari tanah (papan tolakan), keadaan sikap badan di udara yaitu jongkok, dengan jalan membulatkan badab dengan kedua lutut ditekuk, kedua tangan kedepan. Pada waktu akan mendarat kedua kaki dijulurkan kedepan, kemudian mendarat pada kedua kaki dengan bagian tumit lebih dahulu, kedua tangan kedepan (Syharifuddin 1992: 91). Lompat jauh gaya jongkok adalah salah satu bentuk dari cabang olahraga atletik dalam nomor


(31)

14

lompat. Lompat jauh gaya jongkok ini juga merupakan gaya yang paling sering dilaksanakan pada sekolah khususnya pada sekolah dasar, karena dianggap gaya yang paling mudah untuk dipelajari.

7. Permainan

Permainan yaitu suatu bentuk usaha untuk menciptakan kesenangan, kegembiraan dan juga terdapat unsur sebagai melatih yang tanpa disadari dan yang sadari (Syharifuddi, 1992: 32). Permainan merupakan alat bagi anak-anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak dikenali sampai pada yang diketahuinya.

8. Permainan katak dan bangau

Permainan katak dan bangau adalah permainan yang dapat menunjukan suatu kekhasan dan keunikan dalam melakukan peremainan, dan berdampak pada perubahan fisik pada anak didik, dimana anak akan mempunyai kekuatan otot tungkai, daya tahan otot tungkai yang menunjang pada kemampuan anak dalam melakukan tolakan pada lompat jauh, sehingga permainan katak dan bangau ini akan memberikan kontribusi pada anak akan mempunyai kemampuan gerak dasar atletik terutama pada tolakan lompat jauh (Kuswardoyo, 1994: 5). Permainan katak dan bangau adalah bentuk permainan yang disesuaikan untuk menumbuhkan rasa senang anak didik (siswa), dan juga dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi kejenuhan, kebosanan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.


(32)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. lokasi

Lokasi penelitian dilakukan di SD Neglasari II Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut. SD Negri Neglasari II Kecamatan Kadungora Kab Garut.

Gambar 3.1

Denah SDN Neglasai II

Dipilih sebagai lokasi dalam penelitian ini, karena peneliti merupakan salah satu pengajaran di SD Neglasari II Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut tersebut, sehingga cukup mengetahui keadaan akademis


(33)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

44

dan keadaan lingkungan sekolahnya. Hal ini dapat mempermudah dalam proses penelitian.

2. Waktu penelitian

Lamanya penelitian yang dilakukan adalah 4 bulan, yaitu dari bulan Februari sampai bulan Mei 2011. Karena dalam PTK dilakukan untuk meningkatkan proses hasil belajar di Sekolah Dasar. Maka kegiatan penelitian dilakukan dalam beberapa siklus sehingga permasalahan yang muncul dalam data awal dapat diatasi. Untuk mencapai itu diperlukan waktu yang cukcup lama.

Penelitian ini direncanakan memerlukan waktu penelitian selama 4 bulan yaitu mulai Februari 2011 sampai bulan Mei 2011.


(34)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

45

NO URAIAN KEGIATAN

WAKTU PENELITIAN

Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan dan pembekalan

2. Perencanaan

3. Pelaksanaan Siklus 1

4. Pelaksanaan Siklus 2

5. Pelaksanan Siklus 3

6. Pengolahan Data

7. Penyusunan Laporan

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negri Neglasari II Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut pada tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Siswa kelas IV SD Negri Neglasari II Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut ini dipilih sebagai subjek dalam penelitian, karena peneliti


(35)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

46

menilai perlu adanya suatu inovasi dalam pembelajaran dikelas IV yang dapat membawa pembaharuan dan perubahan dalam pembelajaran agar siswa dapat lebih termotivasi dan meningkatkan minat belajar sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat khususnya dalam pembelajaran atletik nomot lompat jauh.

Tabel 3.2

Daftar Siswa SDN Neglasari II

Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut

No. Kelas Banyak siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 I 13 23 32

2 II 10 21 46

3 III 9 22 33

4 IV 8 12 20

5 V 12 22 33

6 VI 21 11 36


(36)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

47

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Berpedoman pada latar belakang bahwa permasalahan dalam penelitian ini muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung oleh guru dan siswa di lapangan, dimana masalahnya banyak siswa kelas IV yang kurang mampu dan kurang antusias untuk melaksanakan pembelajaran atletik khususnya tolakan pada lompat jauh dengan baik karena kekuatan otot tungkai anak yang kurang mendapat latihan kekuatan.

Oleh sebab itu diperlukan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran tersebut. Salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) atau Class Acktion Research. Arti dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif untuk memahami, meningkatkan kemahiran, memperbaiki proses pembelajaran.

Sesuai dengan pendapat dari Rohiati (2008: 13) “Bagaimana sekelomopok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencoba suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu”.

Sementara yang dimaksud dengan metoda itu sendiri seperti yang dikemukakan oleh Surakhman (1989: 131) adalah “merupakan cara utama yang dikemukakan untuk mencapai tujuan”. Sedangkan alasan bagi peneliti


(37)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

48

menggunakan metode penelitian tindakan kelas ini bertolak dari latar belakang masalah yang terjadi dalam pembelajaran dilapangan. Dalam hal ini peneliti mencoba mengupayakan dalam meningkatkan kemampuan gerak dasar atletik tolakan pada lompat jauh melalui permainan katak dan bangau pada siswa kelas IV SDN Neglasari II Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut.

Beberapa ahli mengemukakan tentang pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) salah satu diantaranya adalah.

Menurut Mc Taggart (dalam Dikdasmen, 1993: 3).” Penelitian Tindakan Kelas biasanya dilakukan oleh guru dikelas atau ditempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau meningkatkan proses pembelajaran yang sudah dilakukannya”.

Menurut D Hopkins (yang diterjemahkan oleh Tim Pelatihan Proyek PGSM, 1996: 6 ) mengmukakan bahwa

Class Acktion Research adalah : sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan , yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahan terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek- praktek pembelajaran tersebut dilakukan.

Menurut Dikdakmen (1999 : 8) arti dari PTK adalah “ Penelitian Tindakan Kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru dan siswa-siswinya, yaitu suatu kesatuan kerja sama dengan persepektif berbeda. Misalnya, bagi guru demi mutu profesionalnya dan bagi siswa peningkatkan prestasinya”.

Dengan mengacu pada pendapat diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian tindakan yang


(38)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

49

dilakukan didalam kelas atau dilapangan dengan tujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas praktek pembelajaran pendidikan jasmani sehingga PTK berfokus pada permasalahan praktik yaitu permasalah yang muncul pada proses pembelajaran pendidikan jasmani yaitu pada anak yang kurang mampu menguasai gerak dasar atletik tolakan pada lompat jauh.

Dengan demikian bidang kajian penelitian ini yaitu praktik pembelajaran pendidikan jasmani dengan memfokuskan pada upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar tolakan pada lompat jauh melalui penggunaan permainan katak dan bangau pada siswa kelas IV SDN Neglasari II Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut.

Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dan kuantitatif Bogdan dan Tailor (dalam Moleong 1998: 3), mengemukakan bahwa:

Metodologi kualitatif sebagai prosedur penilaian yang data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang individu tersebut secara holistic (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.

Metodologi kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.


(39)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

50

Jadi dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif yaitu penelitian kolaborasi semua pihak terkait, dan juga antara proses dan hasil dari apa yang telah diteliti.

2. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini adalah bentuk penelitian yang praktis yaitu dilaksanakan di dalam kelas atau lapangan, yang berdasarkan kapada permasalahn yang terjadi pada keseharian dalam pelaksanaan pembelajaran disekolah. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK), peneliti tidak berperan sebagai penonton mengenai apa yang dilakukan guru yang dikenai tindakan dan guru terhadap siswanya.dalm hal ini siswa tidak diperlakukan sebagai objek yang dikenai tindakan dan guru sebagai pelaku dan pengumpul data , akan tetapi siwa dimungkinkan secara aktif berperan serta dalam melaksankan tindakan.

Desain penelitian yang akan dilaksankan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk proses pengkajian berdaur siklus. Dalampenelitian ini penulis menggunakan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan MC Taggart, yaitu suatu sistem spiral yang saling terkait.

Adapun model siklus Kemmis dan MC Taggart ini terdiri dari empat tahap yakni, rencana tindakan (plan), pelaksanaan tindakan (act), observasi (observer), dan refleksi (reflect). Hasil dari refleksi pada siklus pertama merupakan bahan pertimbangan untuk merancang tindakan pada siklus selanjutnya. Untuk memudahkan pemahaman tentang tahapan-tahapan siklus tersebut secara visual dapat dilukiskan dalam gambar seperti berikut:


(40)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

51

Gambar 3.2

Moddel Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1998:111)

Sehubungan dengan desain model spiral Kemmis dan Taggart, siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan meliputi empat tahap yaitu tahap perencanaan (plan), pelaksanaan (act), observasi (observe), dan refleksi (reflect). Seperti yang tampak pada bagan berikut ini:


(41)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

52

Gambar 3.3 Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK (diadopsi dari Kasbolah, 1998: 70)

Untuk mengatasi setiap permasalahan yang muncul atau mungkin terjadi dalam proses pembelajaran, guru harus selalu membuat perencanaan pembelajaran terlebih dahulu baru kemudian pelaksanaan tindakan sebagai implementasi perencanaan tersebut. Pelaksanaan tindakan selalu disertai pengamatan dan observasi, baik oleh pelaku tindakan itu sendiri maupun oleh onserver lain. Observasi diakukan sebagai upaya mengumpulkan data. Observasi berperan melihat, mendengar, dan mencatat segala apa yang terjadi

Refleksi Observasi Rencana tindakan Pelaksanaan tindakan Refleksi Observasi Pelaksanaan tindakan Rencana tindakan Rencana tindakan


(42)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Cholik (1996:14) menyatakan bahwa:

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.

53

selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Selanjutnya observer melaksanakan diskusi balikan terhadap data yang telah diperolehnya.

Dalam pelaksanaan diskusi tentang data yang diperoleh dari hasil observasi maupun dari tes, akan diseleksi, disederhanakan, diorganisasaikan, secara sistematik dan rasional serta dengan teknik triangulasi akan diperoleh suatu kesimpulan. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan refleksi. Refleksi dilakukan secara bersama-sama untuk mengetahui hal-hal mana yang perlu mendapat perhatian untuk dipertahankan, ditingkatkan atau ditinggalkan. Jika kegiatan refleksi dilakukan dengan benar melibatkan semua pihak terkait, makka kegiatan pembelajaran atau pelaksanaan tindakan akan selalu bermuara pada hasil suatu tindakan, yaitu penyusunan perencanaan dan tindakan perbaikan berikutnya.

Dengan mengadakan pengkajian seperti membuat perencanaan pembelajaran yang berorientasi pada suatu tujuan, melaksanakan perencanaan tersebut yang disertai pengamatan guna memperoleh data pelaksanaan pembelajaran, baik tentang kelebihan maupun kelemahannya, hasilnya dianalisis dan dikaji secara bersama-sama guna pelaksanaan penyusunan perencanaan perbaikan. Rangkaian kegiatan tersebut merupakan satu siklus.


(1)

dapat diperoleh nilai yang berkategori Baik (B) adalah sebesar 61%, dan yang berkategori Cukup (C) adalah 39%, pada siklus II dapat diperoleh nilai yang berkategori Baik (B) adalah sebesar 89%, dan yang berkategoro Cukup adalah sebesar 11%, dan pada siklus III yang memperoleh nilai kategori Baik adalah 100%, dan kategori Cukup (C) adalah 0%.

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, guru menyampaikan tujuan penggunaan permainan katak dan bangau untuk meningkatkan gerakan awal, saat melakukan dan ssetelah melakukan pada pembelajaran gerak dasr tolakan pada lompat jauh.

Penilaian dilakukan selam proses pembelajaran berlangsung dan pengetesan juga dilakukan pada akhir pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan observasi, wawancara, dan aktivitas siswa yang meliputi antusias dan pertisipasi, sedangkan tes akhir dilakukan dengan tes perbuatan atau tes praktek melakukan gerakan menolak dengan satu kaki pada pembelajaran lompat jauh.

Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III, peningkatan tersebut dapat dilihat dari prosentase setiap siklusnya selama penggunaan permainan katak dan bangau pada pembelajaran gerak dasr tolakan pada lompat jauh. Siklus I diperoleh dengan hasil 73%, dan pada siklus II memperoleh prosentase 90% mengalami enaian dibandingkan dengan siklus I, kemudian pada siklus III diperoleh 90% juga, meskipun pada


(2)

tahap ini tidak mengalami peningkatan tetapi hasil dari siklus II juga sudah memenuhi target yang sudah ditentuka.

3. Hasil Belajar

Berdasrkan data hasil tes praktek gerakan tolakan yanh telah dilaksanakan, dapat disimpulkan prosentase hasil belajar dari mulai siklus I sampai dengan siklus III, pada siklus I siswa yang tuntas berkisar 45%, atau 9 orang siswa dan yang belum tuntas yaitu sebesar 55%, atau sekisar 55%. Pada siklus II siswa yang tuntas yaitu 60% atau 12orang siswa, sementara yang belum tuntasnya yaitu 40% atau dengan jumlah siswa 8 orang. Kemudian pada tahapan ini siswa yang tunttas yang derjumlah 18 siswa, atau sekitar 90%, sedangkan siswa yng berktiteria tidak tuntas yaitu 2 orang siswa atau 10%. Dengan demikian berdasrkan data diatas penggunaan permainan katak dan bangau dalam pembelajaran gerak dasr tolakan pada lompat jauh sangat membantu siswa kelas IV SDN Neglasari II Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut sehingga penelitian dapat diselesaikan sampai pada siklus III.


(3)

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis mengajukan saran- saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Dalam menggunakan permainan katak dan bangau sebelum melakukan kegiatan terlebih dahulu memperhatikan petunjuk atau peraturan- peraturan pembelajarannya.

b. Metode pembelajaran ini baik digunakan untuk siswa kelas IV atau siswa kelas rendah, karena akan mempermudah siswa untuk melakukan gerakan tolakan.

2. Bagi Guru

a. Guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan mengelola siswa dilapangan dan menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dengan menggunakan metode permainan pembelajaran tersebut. Pembelajaran ini baik digunakan untuk guru kelas IV dalam melakukan pembelajaran lompat juah.

b. Hal yang harus diperhatikan gurtu sebelum menggunakan permainan katak dan bangau, terlebih dahulu menyiapkan sarana dan prasarana yang akan dibutuhkan dalam penerapan permainan katak dan bangau, yang jelas mudah dimengerti oleh siswa sekolah dasar.

c. Guru hendaknnya termotivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya dan profesinalismenya, dalam upaya membawa siswa mempermudah untuk memahami materi yang disampaikan. Oleh karena itu hendaknnya


(4)

guru dapat memilih media pembelajaran yang tepat dalam setiap pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

a. Untuk lebih ditingkatkan lagi dalam mengkondisian tenaga kependidikannya, guna meningkatkan kualitas siswa yang berjiwa pancasila.

b. Untuk menarik minat siswa pada tahun pembelajaran baru, dengan model- model pembelajaran yang bentuk menari.

c. Pertahankan nama baik sekolah dimata masyarakat luas.

d. Hadapi apa yang terjadi dan menimpa pada sekolah baik itu berupa lahir ataupun batinnya.

4. Untuk Lembaga

a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani b. Dapat menerapkan permainan katak dan bangau pada pembelajaran atletik

untuk meningkatkan gerak dasar tolakan pada lompat jauh. d. Bagi Peneliti Lain

a. Bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian, disarankan supaya mengadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak.

b. Bagi peneliti yang lain yang berminat mengembangkan permainan sebagai media pembelajaran disarankan untuk memilih permainan yang memiliki nilai yang bermakna.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Mahendra. (1993). Teori Belajar dan Pembelajaran Motorik. Jakarta: Deparetemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Arikunto, Suharsini. (2002). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya.

AR, Syamsudin. (2006). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rosda. Cholik, Lutan Rusli. (1996/ 1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Jakarta : Depdikbud Dirjendikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Departemen Pendidikan Buku Nasional UPI (2006). Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia.

Giriwijoyo. Santosa. H.Y.S. (2007). Ilmu Faal Olahraga Bandung : Universitas Pendidikan Indonesi.

Handoko. (1986). Atletik. Bandung. Pioner Jaya.

Karta, Dinata. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas pendidikan Jasmani.

Kuswardoyo. (1994). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Semarang: Aneka Ilmu.

Sadulloh Uyoh, (2007). Pedagogik. Jakarta: Cipta Utama

Saputra, M. Y. (2001). Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar: Jakarta : Depdikbud.

Soemitro, (1992). Permainan Kecil. Jakarta :

Deparetemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Suherman, Ayi. (2010). Penelitian Pendidikan, Bandung: Bintang WarliArtika Syarufudin, Aip, Muhadi. (1993). “Pendidikan Jasmani dan Kesehatan”, Jakarta:

Deparetemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.


(6)

Wiki. Pedia. (2007). Pengertian Pendidikan. diskusipendidikan. forumotion: Online Tersedia

Wiraatmaja. R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas Bandung : UPI PT Remaja Rosda Karya.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TOLAKAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MELOMPATI PARIT PADA SISWA KELAS V SDN CILANGKAP I KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG.

0 29 100

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN KATA DI KELAS V SDN CIBOBOKO KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG.

0 2 37

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN ENGKLEK DI KELAS IV SDN BAGINDA II KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 412

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN LOMPAT ANGKA : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Weru Kidul 1 Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.

0 4 61

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TOLAKAN PADA LOMPAT JAUH MELALUI PERMAINAN PEREPET JENGKOL DI KELAS IV SDN KADU KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG.

0 2 47

MENINGKATKAN GERAK DASAR TOLAKAN DALAM PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH MELALUI PERMAINAN GALAH JIDAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BANGKIR KABUPATEN SUMEDANG.

2 11 32

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MENOLAK PADA LOMPAT JAUH DALAM PEMBELAJARAN ATLETIK MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN SONDAH PADA SISWA KELAS V SDN CINANGGERANG II KECAMATAN PAMULIHAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 60

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR ATLETIK LOMPAT JAUH GAYA GANTUNG MELALUI PERMAINAN MELOMPATI BAN PADA SISWA KELAS IV SDN MARGALUYU KECAMATAN SUKASARI KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 48

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN BERPOS PADA SISWA KELAS IV SDN BABAKAN LAPANG KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG.

0 0 48

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN BERPOS PADA SISWA KELAS IV SDN BABAKAN LAPANG KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG.

0 1 48