PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH: Studi pada Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong.

(1)

ABSTRAK ... iv

PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Pertanyaan Penelitian... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 8

D. Asumsi... 10

E. Kerangka Fikir... 11

F. Hipotesis Penelitian... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Mengenal Produktivitas Sekolah dalam Konteks Administrasi... 17

B. Produktivitas Sekolah ... 30

C. Iklim Organisasi Sekolah... 43

D. Kepemimpinan Transformasional... 50

E. Peningkatan Produktivitas Sekolah melalui Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Sekolah ... 76

F. Penelitian Terdahulu... 79

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 86

B. Paradigma Penelitian ... 86

C. Populasi dan Penentuan Sample ... 86

D. Definisi Operasional ... 92

1. Kepemimpinan Transformasionala Kepala Sekolah ... 92

2. Iklim Organisasi Sekolah... 93


(2)

E. Instrumen Penelitian ... 94

1. Pengujian Instrumen ... 98

2. Uji Coba Instrumen ... 101

F. Teknik Pengumpulan Data ... 105

G. Teknik Analisis Data ... 106

1. Uji Persyaratan Analisis ... 106

2. Pengolahan dan Analisis Data ... 108

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ………... 118

1.Kondisi umum Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ……… 120

2. Kondisi umum Iklim Organisasi Sekolah ... 122

3. Kondisi umum Deskripsi Produktivitas Sekolah....…... 124

B. Analisis Data ……… 125

1. Uji Persyaratan Analisis ………. 126

a. Uji Normalitas... 127

1.Uji Normalitas Data Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)... 128

2.Uji Normalitas Data Iklim Organisasi Sekolah (X2)... 128

3.Uji Normalitas Data Produktivitas Sekolah ... 129

b. Uji Linieritas... 129

1.Uji Linieritas data Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) terhadap Produktivitas Sekolah(Y). 129 2.Uji Linieritas Iklim (X2)Organisasi Terhadap Produktivitas Sekolah (Y)... 130

3. Uji Linierias data Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Iklim Organisasi Sekolah... 131

2. Pengujian Hipotesis ………... 131

a) Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) Terhadap Produktivitas Sekolah (Y)... 132


(3)

c) Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) Terhadap Iklim Organisasi Sekolah (X2)... 143 d) Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) dan

Iklim Organisasi Sekolah Secara Bersama Terhadap Produktivitas

sekolah (Y)... 149

C. Pembahasan ………... 153

1. Deskripsi Kepemimpinan Transformasional

Kepala Sekolah... 154 2. Deskripsi Iklim Organisasi Sekolah... 159 3. Deskripsi Produktivitas Sekolah...……….... 164 4. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) Terhadap

Produktivitas sekolah (Y)... 167 5. Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah (X2) terhadap Produktivitas Sekolah

(Y)...……... 169 6. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala sekolah (X1)

terhadap Iklim Organisasi Sekolah (X2) ... 173 7. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) dan Iklim

organisasi sekolah (X2) secara bersama-sama Terhadap Produktivitas sekolah (Y) ... 176 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 180 B. Implikasi ... 185 C. Rekomendasi ... 187 DAFTAR PUSTAKA


(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tantangan dunia internasional menunjukkan bahwa bangsa Indonesia saat ini sedang menghadapi berbagai persaingan global. Persaingan ini menuntut dimilikinya sumber daya manusia yang kompeten dibidangnya yang disertai dengan kepemilikan akhlak mulia.

Pendidikan dianggap sebagai suatu investasi yang paling berharga dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya insani untuk pembangunan suau bangsa karena pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk menyiapkan suatu generasi yang akan datang sehingga mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa.

Undang-undang No 20 tahun 2003 BAB II Pasa 3 menyatakan bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dimana proses tersebut harus ada pendidik yang memberikan keteladanan membangun kemauan dan


(5)

pengembangan kreatifitas peserta didik ( UU No.20.thn 2003 Bab III pasal 4 ayat 4 ). Sehingga mampu menghadapi perubahan dan tantangan masa kini dan masa yang akan datang baik perubahan yang datang dari dalam maupun perubahan yang datang dari luar.

Pada kenyataannya, pendidikan belum sepenuhnya memberikan pencerahan pada masyarakat melalui nilai manfaat dari pendidikan itu sendiri. Kenyataan ini dibuktikan dengan rendahnya kualitas kelulusan, relevansinya dengan kebutuhan masyarakat masih rendah. Sumberdaya manusia yang disiapkan melalui pendidikan sebagai penerus belum memenuhi harapan masyarakat dan lebih ironisnya terjadi krisis moral sebagai bangsa yang bermartabat.

Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan guru penentu keberhasilan pendidikan. Hal ini dikarenakan guru bersentuhan langsung dengan “coore bussinesnya” pendidikan di sekolah oleh sesbab itu hendaknya guru memiliki otoritas dalam hal pendayagunaan factor-faktor lain sehingga PBM menjadi bermutu dan menjadi factor utama dalam menentukan mutu pendidikan.

Berkaitan dengan posisi guru dalam berbagi kebijakan pendidikan, Shuman dan Sykes dalam Hammond (1999:xii) menyatakan:

the teacher must be the key. The literature on effective school is meaningless, debates over educational policy are moot, if the primary agents of instruction are incapable of performing their function well . . . it


(6)

3

seem unlikely that increasing the financial rewards of teaching alone will suffice, though it is certainly necessary. The character of the work will have to change in order to attract and hold the more highly trained, talented, and commited teacher required for 1980s and beyond”

Kondisi yang demikian, jelas menuntut guru sebagai fihak yang terlibat dalam proses pendidikan di sekolah untuk selalu berupaya menjalankan tugasnya secara dinamis dan inovatif sesuai dengan perkembangan dan tuntutan perubahan. Tuntutan masyarakat akan kualitas pendidikan selalu berimplikasi pada tuntutan akan perlunya guru yang berkualitas istimewa yang dapat membantu memenuhi kebutuhan peserta didik dengan pengetahuan yang terus berkembang makin kompleks disertai dengan keterampilan (Hammond, 2006:4). Pelaksanaan peran dan tugas guru yang monoton sesuai dengan kebiasaan yang ada jelas akan menjadikan proses pendidikan selalu ketinggalan, sehingga peran institusi sekolah sebagai lembaga pendidikan yang penting di masyarakat akan mengalami kemerosotan karena tidak memberi kepuasan pada stakeholder pendidikan yang tuntutannya cenderung makin meningkat. Keadaan tersebut menunjukkan pentingnya upaya-upaya untuk mengembangkan untuk mengembangkan efektivitas kinerja guru dari kinerja guru yang bersifat rutin kearah kinerja yang efektif dan produktif sehingga mampu meningkatkan produktivitas pendidikan melalui peningkatan produktivitas sekolah yang dikembangkan efektivitas penyelenggaraan pendidikan di dalam kelas.


(7)

Produktivitas Sekolah bukan sesuatu yang berdiri sendiri, dia dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor eksternal berkaitan dengan supra sistem sekolah yakni otoritas yang secara herarkhis berada di atasnya, serta kondisi sekolah yang mengitarinya. Supra sistem ini jelas akan berpengaruh pada kualitas kinerja guru. Sedangkan faktor internal berkaitan dengan karakteristik personal guru seperti tingkat kreativitas yang pada dasarnya berkaitan dengan dimensi kapasitas dan kondisi individu, disamping itu dalam melaksanakan peran dan tugasnya sebagai guru, interaksinya dengan lingkungan sekolah, seperti kepemimpinan, iklim, serta sistem dan kebijakan sekolah juga akan menentukan pada perwujudan kinerja guru yang akan mendasari pola hubungan pribadinya dengan organisasi sekolah.

Karenaya dibutuhkan tingkat kemampuan yang tinggi dalam menangani lembaga sekolah untuk memberikan konstribusi dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam menghadapi tantangan tantangan yang ada baik masa sekarang maupun yang akan datang apakah tantangan tersebut muncul dari dalam ataukah datang dari luar.

Kepala sekolah yang profesional adalah kepala sekolah yang produktif, kreatif, inovatif dalam mewujudkan visi dan misi serta tujuan menjadi kenyataan sekalipun lingkungan dan situasi mudah berubah. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan – perubahan atas kebijakan yang terkait dengan


(8)

5

dunia pendidikan baik secara internal maupun eksternal dalam era MBS dan perubahan global .

Sebagai pemimpin organisasi kepala sekolah dituntut kemampuannya untuk mengimbangi pola pikir dan refleksi paradigma-paradigma baru dalam arus globalisasi dalam mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan tersebut sesuai dengan arah dan tujuan organisasi kepada seluruh lapisan komponen sekolah agar diperoleh pemahaman yang sama dan merasa memiliki untuk meningkatkan komitmen diantara personil dalam mewujudkan visi dan tujuan organisasi (Komariah dan Triatna 2006:41).

Interaksi antara perilaku guru dan perilaku pimpinan sekolah akan menentukan iklim sekolah yang bagaimana yang akan terwujud, iklim sekolah yang baik dan kondusif bagi kegiatan pendidikan akan menghasilkan interaksi edukatif yang efektif sehingga upaya pencapaian tujuan pendidikan sekolah akan berjalan dengan baik. Karenanya kepala sekolah sebagai pimpinan organisasi bersama seluruh personil seyogyanya menciptkan suasana kerja yang nyaman sehingga suasana iklim organisasi menjadi kekuatan utama dalam meningkatkan produktivitas pendidikan sebab iklim organisasi adalah sifat lingkungan yang langsung atau tidak langsung sangat mempengaruhi perilaku personil yang ada dalam lingkungan sekolah dalam mengolah input secara efektif dan efisien agar out put yang dihasilkan sekolah memiliki kemandirian dan mampu berkompetisi di dalam masyarakat. Salah satu bentuk


(9)

kepemimpinan yang diyakini mampu untuk mengimbangi kondisi yang digambarkan di atas adalah bentuk kepemimpinan transformasional

Dengan demikian kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah dipandang sebagai kualitas internal yang menentukan kualitas kerja sama antara guru dengan kepala sekolah dan antara guru dengan tenaga kependidikan lainnya dalam mewujudkan lingkungan kerja yang kondusif sehingga pelaksanaan pendidikan disekolah dapat terlaksana secara efektif dan efisien yang berdampak pada produktivitas sekolah.

Pada kenyataanya dilapangan khususn pada Madrasah Aliyah Kota dan kabupaten sorong membuktikan bahwa tidak semua kepala sekolah memiliki kemampuan memimpin sekolah secara profesional. Adanya kesenjangan dan kurang maksimalnya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan berdampak pula pada rendahnya mutu produktivitas sekolah, sehingga berimplikasi pada adanya dugaan bahwa hal tersebut terjadi karena kepemimpinan masing-masing kepala sekolah dalam menerapkan gaya kepemimpinan dan iklim kerja dalam meningatkan produktivitas sekolah berbeda-beda, hal ini mengakibatkan kualitas masing-masing sekolah berbeda pula. Fenomena itu sangat menarik untuk dikaji lebih dalam melalui sebuah penelitian “PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH“ ( Studi pada Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong )


(10)

7

B. Rumusan dan Pertanyaan Penelitian

Pokok permasalahan yang akan diteliti adalah mengenai keterkaitan antara Produktivitas Sekolah dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dengan dibatasi pada faktor Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Sekolah. Adapun permasalahan yang ingin dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Bagaimana gambaran tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah pada Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong (X1) ?

2) Bagaimana gambaran tentang iklim organisasi sekolah pada Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong (X2) ?

3) Bagaimana gambaran produktivitas sekolah pada Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong (Y) ?

4) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan trasformasional kepala sekolah (X1) terhadap produktivitas sekolah pada Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong (Y) ?

5) Seberapa besar pengaruh iklim organisasi sekolah (X2) terhadap produktivitas sekolah pada Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong (Y) ?

6) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan transformasional pada Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong (X 1) terhadap iklim organisasi sekolah pada madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong (X2) ?


(11)

7) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1) dan iklim organisasi sekolah (X2) secara bersama-sama terhadap produktivitas sekolah pada Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong (Y) ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1) Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang:

a) Deskripsi mengenai:

(1) Tingkat persepsi guru atas Kepemimpinan Kepala Madrasah Aliyah di Kota dan Kabupaten Sorong.

(2) Tingkat persepsi/sikap Guru atas nilai-nilai Produktivitas Sekolah yang berlaku di Madrasah Aliyah di Kota dan Kabupaten Sorong. (3) Tingkat Produktivitas Madrasah Aliyah di Kota dan Kabupaten

Sorong.

b) Penjelasan (eksplanasi) mengenai:

(1) Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Madrasah Aliyah di Kota dan Kabupaten Sorong terhadap Produktivitas Sekolah.


(12)

9

(2) Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah terhadap Produktivitas Sekolah pada madrasah aliyah kota dan kabupaten Sorong.

(3) Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Madrasah di Kota dan Kabupaten Sorong terhadal Iklim Organisasi.

(4) Pengaruh kepemimpinan Transformasional Kepala Madrasah Aliyah kota dan Kabupaten Sorong dan iklim organisasi terhadap produktivitas sekolah.

2) Manfaat penelitian

Penelitian ini pada dasarnya ingin mengungkap dan mengkaji secara empiris tentang sebagian faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas sekolah, khusunya dalam proses pembelajaran di kelas, dimana hasil penelitiannya nanti diharapkan dapat bergunan, baik dari segi teoritis maupun dari segi praktis. Untuk itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berdasarkan bukti-bukti empiris tentang bagaimana produktivitas sekolah di madrasah aliyah Kota dan Kabupaten Sorong dipengaruhi oleh faktor individu yang melatarbelakanginya dan juga dipengaruhi oleh faktor organisasi yang dalam penelitian ini terdiri dari Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Sekolah. Dengan kenyataan ini diharapkan akan makin mendorong upaya-upaya pengkajian tentang Produktivitas sekolah.


(13)

D. Asumsi

Peneliti dipandang perlu merumuskan asumsi-asumsi penelitian dengan maksud (1) agar terdapat landasan berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti; (2) mempertegas variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian; (3) berguna untuk kepentingan menentukan dan merumuskan hipotesis; (4) dalam merumuskan asumsi-asumsi penelitian ini melalui telaahan berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah, iklim organisasi dan produktivitas sekolah.

Asumsi-asumsi merupakan sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya dapat diterima oleh peneliti. Asumsi-asumsi ini diperlukan untuk memperkuat permasalahan, membantu peneliti dalam menjelaskan penetapan obyek penelitian, wilayah pengambilan data dan instrumen pengumpulan data. Asumsi-asumsi dirumuskan sebagai landasan bagi hipotesis penelitian, yaitu:

1) Kepemimpinan transformasional kepala sekolah merupakan ujung tombak dan kemudi bagi jalannya lembaga pendidikan. Suatu lembaga pendidikan tanpa memiliki pemimpin yang adaptif dan kreatif, menyebabkan kurang optimalnya lembaga pendidikan, bahkan dapat mengalami kemunduran. Kepemimpinan transformasional pada dasarnya pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi,


(14)

11

dan pemimpin memiliki wawasan jauh ke dapan dan berupaya memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tetapi di masa datang

2) Iklim organisasi sekolah adalah kondisi yang lansung atau tidak langsung mempengaruhi kinerja guru dan dapat dipandang dari berbagai sudut, tiga persperktif yang umumnya digunakan adalah keterbukaan perilaku, kesehatan pengaruh antar pribadi, dan humanisme dalam idiologi dalam pengendalian siswa (Wayne K. Hoy, 2001:189).

3) Produktivitas pendidikan merupakan suatu ukuran efektivitas berupa masukan yang merata, keluaran yang bermutu, ilmu dan keluaran yang gayut dengan kebutuhan, pendapatan tamatan yang memadai;dan efisiensi berupa: kegairahan motivasi belajar yang tinggi, semangat kerja besar, kepercayaan berbagai pihak, pembiayaan sekecil mungkin, tetapi hasil yang besar (Engkoswara Buchori Alma, 2003:64).

E. Kerangka Pikir

Produktivitas merupakan efisiensi dari penggunaan sumberdaya untuk menghasilkan keluaran (output), sedangkan ukuran produktivitas pada umumnya adalah ratsio yang berhubungan dengan keluaran ( barang dan Jasa) terhadap masukan ( tenaga kerja, modal, mesin, dan sebagainya ). produktivitas bertalian dengan hasil kerja yang baik pelaksanan tugas-tugas dengan cara terbaik , dan pemanfaatan sumber-sumber daya secara efisien dan


(15)

tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi dengan mendasarkan produktivitas pada tiga aspek yaitu ; prestasi akademis, kreativitas, dan pemimpin . ( Fattah 2008 : 16 ).

Produktivitas sekolah meliputi (1) The administrator Production Function (PFI); yaitu fungsi manajerial (administrasi); (2) The Psychologis’s Production Function (PPF); yaitu fungsi behavior (psikologis); dan (3) The Economic Production Function (EPF); yaitu fungsi ekonomi (ekonomis) (Thomas J. Alan, 1971:12-13). Sekolah yang produktif dan efektif mempunyai beberapa demensi, yaitu (1) kebermaknaan proses belajar mengajar (PBM); (2) manajemen sekolah/pengelolaan sekolah; (3) keefektifan budaya sekolah (iklim organisasi sekolah yang kondusif); dan (4) kepemimpinan kepala sekolah yang kuat. Dimensi tersebut mencakup kata kunci; (1) konteks; (2) input (3) proses; (4) output; dan (5) outcome.

Kepemimpinan merupakan proses yang menghubungkan aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan (Rauch & Behling, 1984). James M. Liphan (1985), mengartikan kepemimpinan sebagai berikut:

The leadership as the behavior of an individual that interactive a new structure in interaction within a social system by changing the goals, objectives, configuration, procedures, input processes, or output of the system.


(16)

13

Kepemimpinan transformasional menurut burns (1978) dalam Razik Swanson (1995:95) bahwa “ transformation refers to the ability of leaders and followers to raise each other to hinger levels of motivation and morality”.

Kepemimpinan transformasional secara sederhana merupakan sebagai proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan yang mengutamakan pemberian kesempatan yang mendorong semua unsur atau elemen sekolah (guru, siswa, pegawai/staf, orangtua siswa, masyarakat sekitar dan lainnya) untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values system) yang luhur, sehingga semua unsur yang ada di sekolah tersebut bersedia untuk berpartisipatif secara optimal dalam mencapai visi sekolah.

Kepemimpinan transformasional mempunyai visi yang memberi motivasi untuk menghadapi berbagai masalah yang dihadapi dalam organisasi melalui stimulasi intelektual, serta memberi inspirasi bagi pengembangan organisasi dengan memberi perhatian, membimbing, serta memberi saran pada anggota organisasi untuk mentransformasikan mereka berkinerja lebih baik dalam konteks perubahan yang terjadi. Jaap scheeren (2003:49), menyatakan bahwa;


(17)

Kepemimpinan pendidikan yang kuat, penekanan pada ketrampilan dasar, iklim yang aman dan rapi, harapan tinggi prestasi murid dan penilaian kemajuan murid.

Hal tersebut mengindikasikan Seorang pemimpin harus dapat mengelola guru secara produktif dan ia harus mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, yang biasa diistilahkan dengan iklim kerja yang kondusif. Suasana yang demikian akan dapat memungkinkan para guru dapat bekerja dengan nyaman, tenang, tidak terburu-buru, penuh keakaraban dan saling menghargai di antara para guru. Iklim organisasi sekolah yang demikian sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas sekolah.

Sebagaiamana yang dinyatakan oleh James L. Gibson dkk. Dalam Guru Tisna (2009) bahwa ; “ Climate is set of properties of the work environment perceived directly or indirectly by the employees who work in this environment and is assumed to be a major force in influencing their behavior on the job.” Artinya iklim merupakan satu set perlengkapan dari suatu lingkungan kerja yang dirasakan secara langsung atau tidak langsung oleh karyawan yang bekerja di lingkungan tersebut dan beranggapan akan menjadi kekuatan utama yang mempengaruhi tingkah laku mereka dalam bekerja.Dengan demikian iklim organisasi berhubungan erat dengan persepsi individu terhadap lingkungan sosial organisasi yang mempengaruhi organisasi dan perilaku anggota organisasi. Olehkarenanya kepala sekolah harus memiliki kepiawaian dalam hal kemampuan untuk merubah kekuatan utama


(18)

15

yang ada dalam lingkungan kerja menjadi energy sumberdaya dalam peningkatan produktivitas sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah akan berpengaruh terhadap produktivitas sekolah. Oleh sebab itu, seyogyanya kepala sekolah agar selalu melakukan upaya untuk terjadi kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang baik dan tercipta iklim kerja dalam organisai sekolah yang kondusif dan berusaha dengan berbagai cara untuk meningkatkan produktivitas sekolah sebagaimana yang telah ditentukan. Secara konseptual, produktivitas sekolah akan meningkat jika tercipta iklim organisassi sekolah yang kondusif dan jika kepemimpinan transformasional kepala sekolah tersebut juga tinggi.

F. Hipotesisi Penelitian

Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1) Kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh positif terhadap produktivitas sekolah.

2) Iklim organisasi sekolah berpengaruh positif terhadap produktivitas sekolah.


(19)

3) Kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh positif terhadap iklim organisasi sekolah.

4) Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah berpengaruh positif terhadap produktivitas sekolah.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, karena menggunakan data yang tidak mengalami perlakuan khusus dalam pengumpulan data (bersifat alamiah, bukan buatan), maka penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian survey (Sugiyono, 2008:12). Penelitian survey menurut Sangarimbun dan Effendi (1989:3) adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Selanjutnya Alreck dan Settle (1995:456) mengatakan bahwa:

A research technique where information requirement are specified, a population is identified, a sample selected and systematically questioned, and the results analyzed, generalized to the population, and reported to meet the information needs.

Survey adalah merupakan teknik/metode penelitian yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi dari suatu sampel dalam suatu populasi untuk kemudian dianalisis guna memperoleh generalisasi atas populai dimana sampel itu diambil/ditarik.

B. Paradigma Penelitian

Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti disebut sebagai paradigma penelitian (Sugiyono, 2008:65). Secara sederhana paradigma penelitin ini dapat ditunjukkan seperti gambar berikut:


(21)

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

X1 : Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

X2 : Iklim Organisasi Sekolah

Y : Produktivitas Sekolah

Paradigma atau pola hubungan antar variabel penelitian pada dasarnya merupakan rencana studi/penelitian yang menggambarkan prosedur dalam menjawab pertanyaan masalah penelitian. Menurut Stelltiz dalam Umar (2003:90) terdapat tiga jenis desain penelitian yaitu: desain eksploratoris, desain deskriptif, dan desain kausal. Desain eksploratoris merupakan desain penelitian untuk menjajagi dan mencari ide-ide atau hubungan-hubungan yang baru atas persoalan-persoalan yang relatif baru. Desain deskriptif merupakan desain penelitian yang bertujuan menguraikan sifat atau karakteristik suatu gejala atau masalah tertentu, dan desain kausal merupakan desain penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan atau pengaruh antar variabel.

Dengan mengacu pada masalah penelitian serta jenis desain penelitian, maka desain penelitian ini adalah desain kausal, dimana kajiannya dimaksudkan untuk menganalisis hubungan/pengaruh antar variabel yaitu

X1

X2


(22)

87

Produktivitas Sekolah (Y), Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) dan Iklim Organisasi Sekolah (X2).

C. Populasi dan Penentuan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi kasus (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Di dalam Encyclopedia of Educational Evaluation disebutkkan bahwa. ”A

population is a set (or collection) of all elements processing one or more attributes of interest”. Sementara Sugiyono (2008:117) memberikan

penjelasan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk diperlajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dan dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi (Suharsimi Arikunto, 2006:132).


(23)

Sedangkan Sugiyono (2008:118) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin memperlajari semua yang ada pada pupulasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulan akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif atau mewakili.

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: Probability sampling dan Nonprobability sampling.

Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Non-Probability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling

(Sugiyono, 2008:119).

Suharsimi (2006:133) menjelaskan bahwa pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sample (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain, sampel harus representative. Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.


(24)

88

Tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih.

Teknik pengambilan sampel juga bisa menggunakan rumus Slovin (dalam Husein Umar, 2003:120), yaitu:

2

.

1 N e

N n

+ =

Dimana:

N = ukuran populasi

e = kelonggaran ke

n = sampel

tidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir (dalam penelitian ini ditetapkan 5%).

Roscoe dalam bukunya yang berjudul Research Methods for Busines (Sugiyono:74) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini:

1) Ukuran sample yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai

dengan 500.

2) Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai

negeri-swasta dan lain-lain), maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.

3) Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate

(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variable penelitiannya ada 5 (independent dan dependent), maka jumlah anggota sample = 10 x 5 = 50.


(25)

4) Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok control, maka jumlah anggota sample masing-masing kelompok antara 10 sampai dengan 20.

Penelitian ini dilaksanakan di Kota dan Kabupaten Sorong, oleh karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua guru Madrasah Aliyah di kota dan Kabupaten Sorong. Karena jumlah variabel dalam penelitian ini ada 3 (tiga) variabel, yaitu 2 (dua) variabel bebas (indepensenti) dan 1 (satu) variable terikat (dependent), maka penulis menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 45 sampel. Pengambilan sampel sebanyak 45 ini diambil secara acak (random) dan proporsional pada guru-guru yang tersebar di Madrasah Aliyah di kota dan Kabupaten Sorong, seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Penetuan Jumlah Sampel

No. Nama Sekolah

Jumlah Guru

Jumlah Sampel

1 MA Kota Sorong 87 15

2 MA Muh. Kab.

Sorong

43 9

3 MA Nurul Yakin 34 7

4 MA Alma’arif 42 9

5 MA Hidayatullah 35 5


(26)

81

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang akan dikaji terdiri dari tiga variabel, yaitu Produktivitas Sekolah (Y), Kepemimpinan Transformasional

Kepala Sekolah (X1) dan Iklim organisasi sekolah (X2). Dari masing-masing

variabel tersebut dikelompokkan ke dalam dua jenis variabel, yaitu variabel

bebas (independent variable) yang terdiri dari variabel X1 dan X2, dan

variabel terikat (dependent variable) yang terdiri dari variabel Y.

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan penelitian, maka variabel-variabel tersebut perlu dijabarkan ke dalam bentuk operasional guna melakukan pengukuran bagi kepentingan analisis. Untuk itu berikut ini akan dikemukakan operasional dari variabel tersebut serta penjabarannya ke dalam indikator-indikator sebagai acuan dalam penyusunan instrumen penelitian.

1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)

Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat diartikan sebagai bentuk atau gaya yang diterapkan kepala sekolah dalam mempengaruhi bawahannya (guru, tenaga administrasi, siswa dan orang-tua peserta didik) untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki penekanan dalam hal pernyataan visi dan misi yang jelas, penggunaan komunikasi secara efektif, pemberian rangsanan intelektual, serta perhatian pribadi terhadap permasalahan individu anggota organisasinya. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah menuntut kemampuannya dalam berkomunikasi, terutama


(27)

komunikasi persuasif yang penekanannya melalui aspek (a) karismatik, (b)

kepekaan Individu, (c) Stimulasi intelektual, dan (d) Inspiratif.

2. Iklim organisasi sekolah (X2)

Iklim organisasi sekolah adalah serangkaian sifat lingkungan kerja atau suasana yang dinilai langsung atau tidak langsung mempengaruhi kualitas kerja guru dan seluruh personil yang ada di sekolah. Iklim organisasi yang kondusif sangat dibutuhkan oleh guru untuk menumbuhkan dorongan dalam diri guru agar semangat kerjanya semakin tinggi. Iklim kerja yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tingkat keterbukaan komunikasi antara orang-orang yang terlibat dalam pekerjaanya yang disebut “open climate” Yaitu : Supportive ( keterdukungan), directive, restrictive( membatasi ), collegial ( pertemanan ), intimate dan disengaged . yang telusuri melalui aspek kondisi lingkungan fisik pekerjaan dan aspek lingkungan pekerjaan yang menggambarkan kondisi social orang-orang yang sedang bekerja antara satu dengan yang lainnya,

3. Produktivitas Sekolah

Produktivitas berkaitan dengan seluruh proses perencanaan, penataan dan pendayagunaan sumber daya untuk merealisasikan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Ditinjau dari aspek efektifitas dengan menelusuri aspek aspek yang terkait berupa aspek (a).Efektifitas prestasi (b).Efektivitas proses (c). Kepuasan orang tua dan stake holder


(28)

83

E. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2008:148).

Instrumen penelitan dalam bidang pendidikan sering disusun sendiri, termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen dalam penelitian ini ada tiga, yaitu instrument untuk mengukur kepemimpinan Transformasional kepala sekolah, Iklim organisasi sekolah dan Produkitivitas Sekolah.

Sesuai dengan karakteristik penelitiian dengan pendekatan kuantitatif, penyusunan instrumen penelitian sebagai alat untuk mengumpulkan data menjadi hal yang penting yang akan menentukan pada kualitas hasil penelitian. Dalam hubungan ini alat pengumpul data, khususnya angket, dimaksudkan untuk mengukur variabel-variabel penelitian sehingga dapat diperoleh data kuantitatif untuk kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan formula statistik yang relevan dengan tujuan penelitian.

Untuk lebih jelasnya instrumen penelitian ini disusun dalam bentuk kisi-kisi sebagai berikut.


(29)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Variabel Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Produktivitas Sekolah

1. Variabel Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala sekolah (X1)

Variabel Definisi variabel Aspek Indicator Item Kepemimpinan

Transformasional Kepala Madrasah Aliyah Sorong ( X1 )

Penjabaran konsep kepemimpinan transformasional kepala sekolah dari aspek ; Kharisma, kepekaan individu, stimulasi

intelektual dan inspiratif.

1.Kharisma

2. Kepekaan Individu

3.Stimulasi intelek tual

1.1.Menjadi figur sekolah

1.2.Mempertinggi psrtisipasi guru staf sekolah dan siswa perencanaan kegiatan sekolah

1.3.Membangkitkan diri dan semua unsure dalam kegiatan sekolah

1.4.Membangkitkan rasa saling menghargai 1.5.Menyemangati guru untuk

mengekpresikan gagasan dan pendapat mereka 1.6.Mengorbankan kepentingan pribadi untuk kelompok 1.7.Menumbuhkan loyalitas untuk organisasi

2.1 Mempertinggi rasa optimis guru terhadap masa depan

2.2 Memberi penghargaan dan pengakuan atas kerja guru

2.3 Mencari berbagai sumber ide baru dan menyapaikan kepada staf 2.4mengenal guru-guru perindividu 3.1.Mengkondisikan 1,2 3,4 5,6 7,8 9,10 11,12 13,14 15,16 17,18 19,20 21,22 23,24


(30)

85

4..Inspiratif.

sekat-sekat perbedaan secara fleksibel , memberikan kebebasan berpendapat

3.2.Mendorong staf untuk mampu berfikir dengan cara – cara yang baru

3.3.Mempertinggi inovasi staf untuk sukses melalui kerja keras dan profesional 4.1.Mengkomunikasik an harapan yang tinggi bagi staf 4.2.Menggunakan symbol untuk

memfokuskan sebagai usaha

4.3.Mengemukakan tujuan utama melalui cara yang sederhana.

25,26

27,28

29,30

31,32

33,34

Catatan : Konsep Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dikembangkan dari Burns ( 1978 ) , Komaria dan Triatna ( 200 : 6 )

Tabel 3.3

2.Kisi-Kisis Variabel Iklim Organisasi Sekolah ( X 2 )

Variabel Definisi

variabel

Aspek Indicator Item

Iklim organisasi sekolah ( x 2 )

Penjabaran konsep Iklim organisasi sekolah/madrasah aliyah sorong yang digambarkan dalam kondisi fisik lingkungan, dan kondisi lingkungan pekerjaan. 1.Kondisi fisik lingkungan 2.Kondisi lingkungan

1.1.Tersedianya sarana dan prasarana sekolah 1.2.adanya tata tetertib yang berlaku disekolah 1.3.Meberikan

penghargaan pada staf terhadap tugas

2.1.Adanya dukungan pemimpin dalam

1,2,3 4,5,6

7,8


(31)

pekerjaan menjalankan tugas 2.2.pengambilan keputusan yang cepat 2.3. Pengendalian yang disiplin

2.4.Kesatuan Kepentingan

2.5.adanya tujuan program sekolah sesuai dengan tujuan

2.6.adanya kemandirian 2.7.adanya imbalan berdasarkan prestasi 2.8. Penetapan kebijakan pengelolaan sekolah bersama-sama dengan komite sekolah. 12,13,14 15,16,17 18,19,20 21,22,23 24,25,26 27,28,29 30,31,32

Catatan : Konsep iklim organisasi sekolah di kembangkan dari Wayne K.Hoy (2008 : 175 ) dan Sagala ( 2008 : 130 )

Tabel 3.4

3.Kisi-Kisi Instrumen Variabel Produktivitas Sekolah ( Y )

varuabel Definisi fariabel Aspek Indicator Iitem Kondisi actual

produktivitas sekolah/madrasah aliyah sorong ( Y )

Kondisi actual produktivitas sekolah/madrasah aliyah sorong yang ditampilkan dalam efektifitas prestasi, , efektifitas hasil, efektifitas proses serta kepuasan stake holder. 1.Efektifitas prestasi 2.Efektivitas proses

1.1 Jumlah siswa yang terdaftar 1.2Jumlah

tamatan yang banyak

1.3 Mutu tamatan yang tinggi dan Relevansi yang tinggi

2.1 Kegairahan belajar dan Semangat kerja yang tinggi 2.2.Mampu

berbuat kreatif dan bekerja secara dinamis 2.3. memiliki jiwa

juang

2.4.pemanfaatan tenaga SDM

1,2,3 4,5 6.7.8 9,10,11 ,12,13 ,14,15 16,17. 18,.19 20,21 22,23


(32)

87

3. Kepuasan orang tua dan stake holder

dengan baik 2.5.peman faatan

waktu sekolah yang baik 2.6 Pemanfaatan

dana Sekolah yang tepat sasaran

3..1 Kepercayaan dari berbagai orang tua komite sekolah dan stake holder

24,25, 26

27,28, 29

30,31, 32,333, 34

Catatan : Konsep Produktivitas Sekolah dikembangkan dari Thomas J.Alan ( 1971 : 12-23 ) dan Fattah (2008 : 15-12 ).

1. Pengujian Instrumen

a) Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2005:267). Validitas instrumen dalam penelitian ini diawali dengan validitas konstrak (construct validity) dan validitas isi (content

validity). Untuk menguji validitas konstrak dan validitas isi, dapat

digunakan pendapat dari ahli (judment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang isi dan aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan


(33)

dengan para ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Mungkin para ahli akan memberi keputusan: instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka yang telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti (Sugiyono, 2008:177).

Setelah pengujian validitas konstrak dan validitas isi dari ahli dan berdasarkan pengalaman selesai, maka diteruskan dengan uji validitas empirik (empirical-validity) di lapangan, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total, dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment:

Ha : instrumen soal valid. Ho : instrumen soal tidak valid

α = 0,05 atau 5%

Ha diterima bila r(hitung) > r(tabel)

b) Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005:267). Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal

( )( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

Y Y

N X X

N

Y X XY N rxy

Σ − Σ Σ

− Σ

Σ Σ − Σ =


(34)

88

dapat dilakukan dengan test-retestb (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2005:273).

Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian, dapat digunakan Teknik Belah Dua (split half) yang dianalis dengan rumus Spearman Brown. Untuk keperluan itu, maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen nomor ganjil dan kelompok instrumen nomot genap. Selanjutnya skor total antara kelompok ganjil dan kelompok genap dicari korelasinya dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment:

Kemudian hasil korelasi tersebut dimasukkan dalam rumus Spearman Brown: b b i r r r + = 1 . 2 (Sugiyono, 2008:190)

Riduwan dan Sunarto (2007:348) mengatakan: Reriabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Reiliabel artinya dapat dipercaya juga dapat

( )( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

Y Y N X X N Y X XY N rxy Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ =


(35)

diandalkan. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal (stability/test retest, equivalent atau gabungan keduanya) dan secara internal (analisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen).

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid pasti rerliabel (Riduwan dan Sunarto, 2007:353).

2. Uji Coba Instrumen

Untuk melakukan uji coba instrumen secara empirik dalam penelitian ini dilakukan pada 20 responden guru-guru SMA Negeri Bandung yang diambil secara acak. Dan hasilnya sebagaimana ditunjukkan pada pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Uji validitas empirik instrumen

Kepemimpinan Transfomasional Kepala Sekolah (X1)

No. Koefisien t T

Keputusan Item

Pertanyaan Korelasi (hitung) (tabel)

1 0.65 3.62 1.73 valid

2 0.85 6.79 1.73 valid

3 0.77 5.11 1.73 valid

4 0.67 3.78 1.73 valid

5 0.79 5.42 1.73 valid

6 0.46 2.21 1.73 valid

7 0.46 2.20 1.73 valid

8 0.66 3.74 1.73 valid

9 0.80 5.73 1.73 valid

10 0.81 5.87 1.73 valid

11 0.71 4.28 1.73 valid

12 0.72 4.38 1.73 valid

13 0.76 4.92 1.73 valid

14 0.77 5.12 1.73 valid

15 0.87 7.51 1.73 valid

16 0.78 5.35 1.73 valid


(36)

101

18 0.89 8.32 1.73 valid

19 0.76 4.90 1.73 valid

20 0.83 6.41 1.73 valid

21 0.01 0.05 1.73 tidak valid

22 0.65 3.64 1.73 valid

23 0.37 1.70 1.73 tidak valid

24 0.69 4.02 1.73 valid

25 0.57 2.91 1.73 valid

26 0.85 6.79 1.73 valid

27 0.45 2.15 1.73 valid

28 0.67 3.85 1.73 valid

29 0.78 5.23 1.73 valid

30 0.74 4.74 1.73 valid

31 0.86 7.26 1.73 valid

32 0.70 4.17 1.73 valid

33 0.70 4.17 1.73 valid

34 0.78 5.23 1.73 valid

Berdasarkan Tabtel 3.3 di atas, ternyata dari 34 item soal yang diujicobakan secara empirik, insturmen penelitian (angket) Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terbukti ada 2 item soal yang tidak valid yaitu item 21 dan 23. Namun setelah dikonsultasikan dengan pembimbing dan disesuaikan maka semua item soal yang sudah diujicobakan akan dipakai dalam penelitian ini (Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 3.3).

Tabel 3.6

Uji validitas empirik instrumen Iklim organisasi sekolah (X2)

No. Koefisien T t

Keputusan Item

Pertanyaan Korelasi (hitung) (tabel)

1 0.66 3.72 1.73 valid

2 0.85 6.82 1.73 valid

3 0.80 5.57 1.73 valid


(37)

5 0.79 5.42 1.73 valid

6 0.41 1.92 1.73 valid

7 0.44 2.06 1.73 valid

8 0.66 3.70 1.73 valid

9 0.82 6.16 1.73 valid

10 0.81 5.80 1.73 valid

11 0.72 4.40 1.73 valid

12 0.70 4.18 1.73 valid

13 0.76 5.00 1.73 valid

14 0.77 5.12 1.73 valid

15 0.88 7.89 1.73 valid

16 0.82 6.16 1.73 valid

17 0.79 5.40 1.73 valid

18 0.92 10.01 1.73 valid

19 0.78 5.30 1.73 valid

20 0.86 7.08 1.73 valid

21 0.73 4.59 1.73 valid

22 0.60 3.21 1.73 valid

23 0.65 3.67 1.73 valid

24 0.72 4.35 1.73 valid

25 0.59 3.10 1.73 valid

26 0.84 6.49 1.73 valid

27 0.43 2.02 1.73 valid

28 0.33 1.49 1.73 tidak valid

29 0.73 4.59 1.73 valid

30 0.70 4.17 1.73 valid

31 0.28 1.25 1.73 tidak valid

32 0.69 4.00 1.73 valid

Dari Tabtel 3.4 di atas, ternyata dari 32 item soal yang diujicobakan secara empirik, insturmen penelitian (angket) Iklim organisasi sekolah terbukti dua (2) item tidak valid yaitu item no 28 dan 31. Namun setelah dikonsultasikan dengan pembimbing dan sesuaikan maka semua item soal yang sudah diujicobakan akan dipakai dalam penelitian ini (Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 3.4).


(38)

103

Tabel 3.7

Uji validitas empirik instrumen Produktivitas Sekolah (Y)

No. Koefisien T t

Keputusan Item

Pertanyaan Korelasi (hitung) (tabel)

1 0.79 5.43 1.73 valid

2 0.55 2.80 1.73 valid

3 0.47 2.26 1.73 valid

4 0.66 3.68 1.73 valid

5 0.79 5.43 1.73 valid

6 0.55 2.80 1.73 valid

7 0.52 2.60 1.73 valid

8 0.66 3.74 1.73 valid

9 0.78 5.26 1.73 valid

10 0.82 6.11 1.73 valid

11 0.72 4.44 1.73 valid

12 0.71 4.27 1.73 valid

13 0.72 4.44 1.73 valid

14 0.70 4.12 1.73 valid

15 0.33 1.48 1.73 tidak valid

16 0.75 4.86 1.73 valid

17 0.67 3.79 1.73 valid

18 0.86 7.23 1.73 valid

19 0.70 4.12 1.73 valid

20 0.81 5.96 1.73 valid

21 0.24 1.06 1.73 tidak valid

22 0.70 4.12 1.73 valid

23 0.33 1.48 1.73 tidak valid

24 0.63 3.46 1.73 valid

25 0.56 2.84 1.73 valid

26 0.82 6.19 1.73 valid

27 0.49 2.37 1.73 valid

28 0.73 4.48 1.73 valid

29 0.85 6.76 1.73 valid

30 0.76 4.96 1.73 valid

31 0.85 6.96 1.73 valid

32 0.68 3.94 1.73 valid

33 0.68 3.94 1.73 valid

34 0.85 6.76 1.73 valid

Melihat Tabtel 3.5 di atas, ternyata dari 34 item soal yang diujicobakan secara empirik, insturmen penelitian (angket) Produktivitas


(39)

Sekolah terbukti ada tiga (3) item soal yang tidak valid yaitu item no. 15, 21 dan 23. Namun setelah dikonsultasikan dengan pembimbing dan sesuaikan maka semua item soal yang sudah diujicobakan akan dipakai dalam penelitian ini (Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 3.5)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan untuk kepentingan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah angket, wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

1. Angket

Angket merupakan daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk memperoleh data yang disebarkan kepada seluruh responden yang menjadi sampel dalam penelitian.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pemerolehan data melalui tanya jawab dengan pihak yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan dengan pejabat yang membidangi Madrasah Aliyah di Kabupaten Sorong. Wawancara ini dimaksudkan untuk menambah pemahaman tentang masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini.


(40)

105

3. Observasi

Yaitu teknik pemerolehan data melalui pengamatan langsung kepada obyek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dilakukan kepada semua Madrsah Aliyah di Kota dan Kabupaten Sorong untuk lebih menambah pemahaman tentang masalah yang menjadi fokus penelitian.

4. Studi Dokumentasi

Merupakan cara pemerolehan data melalui bukti-bukti atau dokumen tertulis yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dokumen-dokumen yang menjadi sumber data diperoleh dari Kantor Dinas Pendidikan dan Kantor Kementrian Agama kota dan Kabupaten Sorong.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Uji Persyaratan Analisis a) Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Apabila ternyata datanya berdistribusi normal maka olah data yang digunakan adalah dengan statistik parametris, dan apabila datanya tidak normal, maka olah data yang digunakan dengan statistik nonparametris (Sugiyono, 2007:233). Dan rumus yang digunakan untuk uji normalitas data adalah:


(41)

(Sugiyono, 2008:241) b) Uji Linieritas

Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas. Maksudnya apakah garis regresi antar variabel independent dan variabel

dipendent membentuk garis linier atau tidak. Kalau tidak linier maka

analisis regresi tidak dapat dilanjutkan (Sugiyono, 2008:265).

Adapun untuk menguji linieritas hubungan antar variabel dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Merumuskan Hipotesis, yaitu:

Ho : hubungan antar variabel berpola tidak llinier Ha : hubungan antar variabel berpola linier

2) Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE), dengan rumus:

3) Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC), dengan rumus:

4) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC), dengan

rumus:

(

)

− = t t f f f0 2

2

χ

      Σ − Σ = k E n Y Y JK 2 2 ( )

E s TC JK JK

JK = Re

2 − = k JK RJK TC TC


(42)

107

5) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE), dengan rumus:

6) Mencari Nilai F(hitung), dengan rumus:

7) Mencari Nilai F (tabel), dengan rumus:

8) Menentukan keputusan pengujian linieritas, dengan ketentuan: Jika, F (hitung) > F (tabel), maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti linier, dan Jika, F (hitung) < F (tabel), maka Ha diterima dan Ho ditolak, berarti tidak linier (Riduwan, 2007:104).

2. Pengolahan dan Analisis Data

a) Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data adalah merupakan cara yang ditetapkan dan dilakukan oleh peneliti dalam mengkaji data yang diperoleh sehingga menjadi informasi yang dapat digunakan dalam mewujudkan tujuan penelitian. Hal tersebut senada dengan pendapat Surakhmad (1985:109) yang mengemukakan bahwa :

Mengolah data adalah usaha yang konkrit yang membuat data itu ”berbicara”, sebab betatapun besarnya jumlah dan tingginya nilai data yang terkumpul (sebagai hasil fase pelaksanaan pengumpulan data),

k n JK

RJK E

E =

E TC hitung

RJK RJK

F =

) ( , ) ( ) 1

(( dkTC dkE tabel F


(43)

apabila tidak disusun dalam satu organisasi dan diolah menurut sistematik yang baik, niscaya data itu tetap menjadi bahan-bahan yang ”membisu seribu bahasa”.

Langkah-langkah pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Penyeleksian data yang diperoleh dari angket sehingga dapat

diyakinkan bahwa data yang diperoleh layak untuk diolah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2) Pembobotan nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap

item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan.

3) Menghitung skor rata-rata dari setiap variabel untuk mengetahui

kecenderungan umum jawaban responden terhadap variabel penelitian.

4) Mencari kecenderungan skor rata-rata setiap variabel dengan rumus

sebagai berikut :

responden jumlah

N

responden jawaban

alternatif setiap

dari skor jumlah X

responden skor

rata rata X

Keterangan N X X

: : :

:

− =

5) Mengkonsultasikan rata-rata dengan tabel konsultasi hasil


(44)

108

Penentuan kualifikasi penafsiran dan rentang nilai dari konsultasi hasil perhitungan didasarkan dari pengembangan nilai skala yang ditetapkan oleh peneliti yaitu skala Likert. Hasil pengembangan tersebut maka diperoleh tabel konsultasi hasil perhitungan kecenderungan rata-rata sebagai berikut :

Tabel 3. 8

Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan Kecenderungan Skor Rata-Rata

RENTANG NILAI KRITERIA

4,01 – 5,00 3,01 – 4,00 2,01 – 3,00 1, 01 – 2,00

0,01 – 1,00

Sangat Baik Baik Cukup Rendah Sangat Rendah

b) Untuk menguji hipotesis ada pengaruh Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah (X1) terhadap Produkitivitas

Sekolah (Y).

Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak ada hubungan antara kepemimpinan Transformasional kepala


(45)

Ha : ada hubungan antara kepemimpinan Transformasional kepala sekolah dengan Produkitivitas Sekolah.

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:

Dan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus:

(Sugiyono, 2008:259)

Kemudian nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan derajat kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan ketentuan:

Ho: diterima, jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel dan Ha: diterima, jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel.

Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:261).

Adapun persamaan regresi yang dimaksud adalah:

Dimana,

Y = nilai yang diprediksikan a = konstanta

b = koefisien regresi

) ( ) ( x2 y2

xy rxy

Σ Σ

Σ =

2

1 2

r n r t

− − =

X b a


(46)

111

X = nilai variabel independen

Untuk mencari nilai a dan b pada persamaan regresi, dengan menggunakan rumus:

(Sugiyono, 2005:245) Kemudian menentukan koefisien determinasi dengan mencari

nilai r 2, untuk menentukan prosentasi pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2005:250).

c) Untuk menguji hipotesis ada pengaruh Iklim organisasi sekolah (X2)

terhadap Produkitivitas Sekolah (Y).

Pertama kali yang yang dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak ada hubungan antara Iklim organisasi sekolah dengan

Produkitivitas Sekolah.

Ha : ada hubungan antara Iklim organisasi sekolah dengan

Produkitivitas Sekolah.

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:

(Sugiyono, 2008:259)

Dan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus:

) ( ) ( x2 y2

xy rxy Σ Σ Σ = 2 2 2 2 2 ) ( ) )( ( ) ( ) )( ( ) )( ( i i i i i i i i i i i i i X X N Y X Y X N b X X N Y X X X Y a Σ − Σ Σ Σ − Σ = Σ − Σ Σ Σ − Σ Σ =


(47)

(Sugiyono, 2008:259)

Kemudian nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan derajat kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan ketentuan:

Ho: diterima, jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel dan Ha: diterima, jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel.

Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:261). Adapun persamaan regresi yang dimaksud adalah:

Dimana,

Y = nilai yang diprediksikan a = konstanta

b = koefisien regresi

X = nilai variabel independen

Untuk mencari nilai a dan b pada persamaan regresi, dengan menggunakan rumus: (Sugiyono, 2005:245) 2 1 2 r n r t − − = X b a

Y= +

2 2 2 2 2 ) ( ) )( ( ) ( ) )( ( ) )( ( i i i i i i i i i i i i i X X N Y X Y X N b X X N Y X X X Y a Σ − Σ Σ Σ − Σ = Σ − Σ Σ Σ − Σ Σ =


(48)

113

Kemudian menentukan koefisien determinasi dengan mencari

nilai r2, untuk menentukan prosentasi pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2005:250).

d) Untuk menguji hipotesis ada pengaruh Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah (X1) terhadap Iklim organisasi sekolah (X2)

Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak ada hubungan antara kepemimpinan Transformasional kepala

sekolah dengan Iklim organisasi sekolah.

Ha : ada hubungan antara kepemimpinan Transformasional kepala

sekolah dengan Iklim organisasi sekolah.

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:

(Sugiyono, 2008:259)

Dan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus:

(Sugiyono, 2008:259)

Kemudian nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan derajat kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan ketentuan:

Ho: diterima, jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel dan

) ( ) ( x2 y2

xy rxy

Σ Σ

Σ =

2

1 2

r n r t

− − =


(49)

Ha: diterima, jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel.

Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:261). Adapun persamaan regresi yang dimaksud adalah:

Dimana,

Y = nilai yang diprediksikan a = konstanta

b = koefisien regresi

X = nilai variabel independen

Untuk mencari nilai a dan b pada persamaan regresi, dengan menggunakan rumus:

(Sugiyono, 2005:245)

Kemudian menentukan koefisien determinasi dengan mencari

nilai r 2, untuk menentukan prosentasi pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2005:250).

X b a

Y= +

2 2 2 2 2 ) ( ) )( ( ) ( ) )( ( ) )( ( i i i i i i i i i i i i i X X N Y X Y X N b X X N Y X X X Y a Σ − Σ Σ Σ − Σ = Σ − Σ Σ Σ − Σ Σ =


(50)

115

e) Untuk menguji hipotesis ada pengaruh Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah (X1) dan Iklim organisasi

sekolah (X2) secara bersama-sama dengan Produkitivitas Sekolah (Y).

Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak ada hubungan antara kepemimpinan Transformasionalkepala

sekolah dan Iklim organisasi sekolahsecara bersama-sama dengan Produkitivitas Sekolah.

Ha : ada hubungan antara kepemimpinan Transformasionalkepala

sekolah dan Iklim organisasi sekolahsecara bersama-sama dengan Produkitivitas Sekolah.

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:

Dimana,

Ryx1x2 : korelasi antaran X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y.

r yx1 : korelasi Product Moment antara X1 dengan Y.

r yx2 : korelasi Product Moment antara X2 dengan Y.

r x1x2 : korelasi Product Moment antara X1 dengan X2.

(Sugiyono, 2008:266) 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 x x r x x r yx r yx r yx r yx r x yx R − − + =


(51)

Dan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus:

Dimana,

R : koefisien korelasi ganda k : jumlah variable independen n : jumlah sampel

(Sugiyono, 2008:266)

Kemudian nilai F-hitung dibandingkan dengan nilai F-tabel dengan derajat kebebasan, dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan 5%, dengan ketentuan:

Ho: diterima, jika nilai F-hitung lebih kecil dari nilai F-tabel dan Ha: diterima, jika nilai F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel.

Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresi ganda. Persamaan regresi ganda ini dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai kedua variabel independen secara bersama-sama dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:267). Adapun persamaan regresi ganda yang dimaksud adalah:

Dimana,

Y = nilai yang diprediksikan ) 1 (

/ ) 1 (

/

2 2

− − −

=

k n R

k R Fh

2 2 1 1 X b X

b a


(52)

117

a = konstanta

b1 = koefisien regresi independen 1

b2 = koefisien regresi independen 2

X1 = nilai variabel independen 1

X2 = nilai variabel independen 2

Untuk mencari nilai a, b1 dan b2 pada persamaan regresi ganda,

dengan menggunakan persamaan:

) 3 ( . . . ) 2 ( . . . ) 1 ( . . . 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 X b X X b X a Y X X X b X b X a Y X X b X b n a Y + Σ + Σ = Σ + Σ + Σ = Σ Σ + Σ + = Σ (Sugiyono, 2005:252)


(53)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan data penelitian tentang ”Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi Sekolah terhadap Produkivitas Sekolah”, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Madrasah Aliyah di Kota dan Kabupaten Sorong yang diukur dengan aspek (1) karisma (2) stimulasi Intelektual, (3) Kepekaan individu (4) Inspiratif memiliki pengaruh signifikan terhadap produktivitas sekolah dengan nilai kategori ”cukup”. Hal ini dimaknai bahwa Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah di Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong cukup baik. Namun demikian kategori tersebut belum mencapai nilai kategori sebagaimana yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu; kategori ”Baik”. maka dalam hal ini di pandang perlu upaya untuk meningkatkan aspek –aspek yang berpengaruh terhadap kepemimpinan transfromasional kepala sekolah di Kota dan Kabupaten Sorong, agar kepemimpinan transformasional kepala Sekolah di Madrasah Aliyah semakin meningkat lebih khusus pada aspek Kepekaan Individu dan inspiratif yang memperoleh nilai terendah dalam penilaian kepemimpinan


(54)

181

transformasional kepala sekolah pada madrasah aliyah Kota dan Kabupaten Sorong. Secara umum berdasarkan hasil yang ditunjukkan dari persepsi guru Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong terkait dengan sikap kepala sekolah bahwa masih kurang dalam beberapa hal seperti mengenal guru-guru secara individu, melatih dan membimbing, mempertinggi optimis guru dan memberikan penghargaan atas prestasi kerjanya. Maka dalam hal ini kepala sekolah pada madrasah aliyah Kota dan Kabupaten Sorong perlu lebih peka terhadap keadaan bawahan, menjadi katalisator serta mampu memotivasi guru –guru dalam melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien agar jiwa kepemimpinan transformasionalannya semakin kuat.

2. Iklim Organisasi Sekolah di Madarasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong yang dipengaruhi oleh indikator kondisi fisik lingkungan dan kondisi lingkungan pekerjaan secara umum memperoleh nilai dengan kategori “ Cukup”. dengan demikian iklim organisasi sekolah pada madrasah aliyah kota dan kabupaten Sorong dipandang cukup baik. Namun karena belum memenuhi kategori sesuai dengan yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu; kategori “Baik” maka dalam penelitian ini dipandang perlu dilakukan upaya-upaya dalam meningkatkan iklim organisasi sekolah tersebut agar pengaruh Iklim Organisasi sekolah semakin kondusif terutama pada aspek kondisi lingkungan pekerjaan. Ditemukan dalam penelitian ini bahwa khusus dalam hal kemadirian, dukungan pimpinan dalam pelaksanaan tugas , pengendalian


(55)

disiplin serta kesatuan tujuan dan kepentingan dalam organisasi belum maksimal berdasarkan landasan keilmuan dalam penelitian ini dipandang perlu adanya nilai-nilai yang dibangun untuk dijalani bersama baik dari hal hubungan yang harmonis serta dukungan yang saling menumbuhkan motivasi agar nilai-nilai yang dibangun dalam iklim organisasi sekolah pada madrasah aliyah kota dan kabupaten Sorong lebih optimal lagi.

3. Produktivitas sekolah pada madrasah aliyah Kota dan Kabupaten Sorong yang dipengaruhi oleh aspek-aspek dan indikatornya yang terdiri atas efektitas prestasi, Efektifitas Proses dan aspek kepuasan orang tua dan stake holder secara umum memperoleh nilai dengan kategori ”cukup”. Artinya produktivitas sekolah pada madrasah aliyah kota dan kabupaten sorong cukup baik Namun demikian karena belum memenuhi kriteria yang sesuai dengan harapan dalam penelitian ini, yaitu kriteria ”Baik” maka dari hasil penelitian ini memandang perlu ada upaya-upaya untuk meningkatkan produktivitas sekolah pada Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong. Dari ketiga aspek tersebut. Variabel efektivitas prestasi adalah aspek yang memperoleh nilai terendah yang tergambar dari lulusan yang dihasilkan kurang memiliki prestasi yang tinggi, hal ini disebabkan karena rata-rata kesiapan guru terhadap dokumen pembelajaran kurang serta lemahnya ketaatan terhadap tata tertib yang berlaku. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlu upaya yang mengarah pada peningkatan prestasi pada Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong melalui adanya aturan tata tertib yang ditaati oleh seluruh


(56)

183

personil sekolah, setiap guru hendaknya ditingkatkan kemampuan dan pengetahuannya terhadap pembuatan perangkat pembelajaran melalui worshop atau pelatihan-pelatihan yang terkait, guru-guru difasilitasi pihak sekolah dalam menyusun perangkat mengajar serta kegiatan guru juga yang terkait dengan bimbingan bagi siswa diluar waktu belajar agar siswa lulusan madrasah aliyah Kota dan Kabupaten Sorong memiliki prestasi yang tinggi dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

4. Kepemimpinan Transformasional kepala sekolah pada Madarasah Aliyah di Kota dan Kabupaten Sorong yang didasarkan pada hasil perhitungan coefisien determinasi menunjukkan nilai sebesar 13% . hal tersebut menunjukkan pengertian adanya pengaruh positif dan signifikan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Produkivitas Sekolah di Madarasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong dan sisanya 87% ditentukan oleh faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Seperti kualitas dan kompetensi kepala sekolah, kepribadian, pendidikan profesi, reward dan lain-lain

5. Iklim organisasi sekolah yang didasarkan pada hasil perhitungan coefisien determinasi menunjukkan nilai sebesar 17%. Jumlah prosentasi tersebut menunjukkan pengertian adanya pengaruh positif dan signifikan Iklim Organisasi Sekolah terhadap Produktivitas Sekolah di Madarasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong dan sisanya 83% ditentukan oleh faktor lainnya yang


(57)

tidak diteliti dalam penelitian ini seperti motivasi, hubungan/komunikasi dan lain-lain

6. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan iklim organisasi sekolah secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas sekolah. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi determinasi antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah di Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong terhadap produkivitas sekolah berkontribusi sebesar 33% . Jumlah prosentase tersebut menunjukkan pengertian adanya pengaruh positif dan signifikan dari Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan iklim organisasi sekolah secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas sekolah sedangkan 67 % lainnya dipengaruhi oleh aspek-aspek yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Misalnya sistem kompensasi, Pembiayaan pendidikan dan lain-lain. Hal tersebut mensyaratkan bahwa terjadinya peningkatan produktivitas tidak lepas dari pengaruh iklim yang kondusif serta pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah. Agar terjadi peningkatan terhadap produktivitas sekolah melalui iklim organisasi sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah maka kepala sekolah hendaknya memiliki kemampuan dalam mengarahkan seluruh sumber daya yang ada agar lebih optimal serta menjalin hubungan yang harmonis dengan seluruh personil yang ada di sekolah masyarakat juga stakeholder yang ada dilingkungan Madrasah Aliyah Kota dan Kabupaten Sorong. Dipandang dari


(58)

185

segi keilmuan Hal tersebut dapat terwujud jika kepala sekolah memiliki wawasan yang jauh kedepan dan mampu melakukan perubahan-perubahan kearah yang lebih baik dengan cara menggiring bawahannya untuk memiliki tujuan yang sama yang diangkat dari nilai-nilai kebersamaan dan menjadi visi dan tujuan bersama. Misalnya dengan melibatkan semua personil dalam perencanaan program sekolah menumbuhkan rasa memiliki terhadap sekolah serta menjadikan tujuan organisasi menjadi tujuan pribadi serta memiliki hubungan baik dengan masyarakat dan stakehorlder yang ada.

B. Implikasi

Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini memberikan gambaran dan beberapa implikasi secara keilmuan, yaitu :

1. Produktivitas sekolah harus ditempatkan dalam konteks organisasi sekolah secara keseluruhan. Hal ini dimaksudkan agar peningkatan dan pengembangan Produktivitas sekolah merupakan bagian yang terintegrasi dengan program sekolah, sehingga pengembangannya dapat berkesinambungan, karena mendapat dukungan dari organisasi.

2. pengembangan inovasi pendidikan dalam tataran teknis melalui pelaksanaan peran dan tugas guru dalam proses pembelajaran. Produktivitas Sekolah apabila berhasil dikembangkan secara terus menerus akan membantu dalam keberhasilan pengembangan inovasi pendidikan untuk itu diperlukan upaya untuk mengintegrasikan berbagai perkembangan baru dan kebijakan baru


(1)

189

kemudian diiringi dengan tambahan kompensasi dengan diberikannya tunjangan profesi, maka perlu mengembangkan manajeman kinerja yang dapat mendorong pada peningkatan dan pengembangan kinerja guru secara berkesinambuangan. Hal ini dimaksudkan agar terjadi peningkatan profesionalisme guru terkait dengan meningkatnya kinerja guru ke arah yang lebih baik dan produktif.

1. Untuk penelitian lebih lanjut; Perlu peningkatan lebih jauh dan mendalam tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas dan Produktivitas Sekolah dengan pendekatan yang berbeda, misalnya pendekatan kualitatif, agar dapat diketahui secara lebih cermat dan mendalam tentang faktor penentu dari Produktivitas Sekolah. Dan untuk pendekatan yang sama, yakni kuantitatif, pengukuran variabel secara substantif bukan didasarkan persepsi atas suatu kondisi, perlu dikembangkan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman yang lebih akurat.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Alreek, Pamela L., & Robert R. Sttle, (1995). The Survey Research Hand Book, Chicago, Irwin.

Ali Mohammad, dkk. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan , Bandung: Peadagogiana Press.

Arikunto S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Cuttance P. Dan Reynolds Davis (1992) School Effectiviness; Research,policy and Practice .USA New York: Great Britain

Danim (2008). Visis Baru Manajemen Sekolah:Darinit birokrasi ke Lembaga akademik , Cetakan ketiga, jakarta: Bumi Aksara

Danim S.dan Suparno, (2009). Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas Dirjen Dikdasmen Direktorat Tenaga Kependidikan (2003). Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar.

Engkoswara (2002). Lembaga Pendidikan Sebagai Pusat Pembudayaan, Cetakan Pertama, Bandung: Yayasan Amal Keluarga,..

_______ (2001). Paradigma Manajemen Pendidikan Menyongsong otonomi Daerah, Cetakan kedua, Bandung: Yayasan Amal Keluarga,..

Edward (2009) Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah Terhadap Kemampuan Profesional Tenaga Pendidik pada SMK Di Kabupaten bangka. Tesis Pada Pasca Sarjana Program StudiAdministrasi Pendidikan UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Enciklopedia of Busines , http://www.referenceforbusiness.com/manajement/pr-Sa/Productivity-concepts-and-measure.html. (06-06-2010)

Fattah N.(2008). Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja RosdaKarya

Gibson, james L.,John M. Ivancenvich, James H. Donely. Jr. ( 1973) Organization : structure, Proces, Behavior, Dallas : Busess Publications, Inc

Guru Tisna (2009) Iklim Organisasi sekolah [online].tersedia: http://gurutisna.wordpress.com/2009/03/05/iklim-organisasi/.


(3)

Gorton Richard et.al (2007) School Leadership& Administration:Inportant Concepts, caseStudies &Stimulations Seventh Edition, : New York, McGraw Hill co.

Hasibuan M. (2003). Organisasi dan Motivasi:Dasar Peningkatan Produktivitas . Jakarta : Bumi Aksara.

Haslinda (2008) Pengaruh gaya Kepemimpinan Transformasional kepala SekolahdanKinerjaMengajar Guru terhadap Produktivitas Sekolah di SMA Negeri kabupaten Indra Giri Hulu, Tesis Pada Pasca sarjana Program Studi AdministrasiPendidikan UPI Bandung: tidakditerbitkan. Hammond, Linda Darling, & Gary Sykes. (1999). Teaching as the Learning

Profession, Handbook of Policy and Practice. San Francisco : Jossey – Bass.

Hadari Nawawi (2006). Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta:Gajah Mada Unirversity Press.

Hoy, Wayne K., Cecil G. Miskel, (2001). Educational Administration : Theory, Research, and Practice Sixth Edition, New York, McGraw Hill co. ________ (2008). Educational Administration: Theory, Research, and Practice,

International Edition, New York, McGraw Hill co.

Hou , http://www.sedl.org/change/leadership/history.html (02 Juni 2010)

Hersey and Blanchard (1977)Manajemen Of Organisasi Behavior,Publizing Human Resources :Third Edition. New York : Prentice Hall inc.

Irby Lunenburg (2006) The principalshi: Vision to Action , USA: Wadsworth,Cengage Learning

Ian Hay, http://www.leadingtoday.org/welwadinglearning/transformational leadership.html

Juran J.M (1995) Merancang Mutu, Ancaman Baru Mewujudkan Mutu Kedalam Barang Jasa : Jakarta: PPM

________ (1995) Leadership For Quality : USA :Juran Institute MacMillan, Inc.Buku ke II

Siagian P.Sondang (2003) Kiat Meningkatkan Produktivitas Kinerja. Jakarta: Rineka Cipta.


(4)

Komariah dan Triatna (2006) Kepemimpinan Visioner : Jakarta :Bumi Aksara Liontos, (1992 ) (http://www.ericdigests.org/1992-2/leadership.htm) (04-06-2010) Michael Hartsfield, (http://www.cbfa.org/Hartsfield.pdf ) (04-06-2010)

Muchdarsyah S (1992) Produktivitas Apa dan Bagaimana : USA : Bumi Aksara

Mulyono (2009). Manajemen Administrasi &Organisasi Pendidikan. yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Mulyasa E.(2007)Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional. Bandung: Rosda Karya

McShane, Steven L., Mary Ann Von Gilnow (2005). Organzitional Behavior, New York, McGraw Hill

Ngainum Naim (2009) Menjadi Guru Inspiratif: memberdayakan danmengubah jalan hidup siswa. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rahman at all. (2006). Peran Strategis Kapala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jatinangor: Alqaprint.

Razik A. Taher & Swanson D. Austin (1995) Fundamental Concep ofEducational LeadershipandManagemen ,New Jersey: Englewood Kongan Page Limited.

Rebore W.R. and Walmsleye.L.Angela (2007). Educational Leadership, Pearson Education Inc.

Riduwan dan Sunarto. (2007). Pengantar Statistika, untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Rifai (1972). Aministrasi dan Supervisipendidikan 2. Bandung: Jemmars

Sagala Syaiful (2000). Administrasi Pendidikan Kontenporer. Bandung: Alfabeta ________ (2008). Budaya danReinventining Organisasi Pendidikan, Bandung :

Alfabeta

________ (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan ,Bandung : Alfabeta


(5)

Sallis Edwar (1993). Total Quality Manajemen in Education,London : Kongan Page Limited

Sallis Edwar (2008). Total Quality Manajemen in Education, Manajemen Mutu pendidikan Yogyakarta: IRCISoD

Siagian S.P (2003). Sistem imformasi untuk pengambilankeputusan Jakarta : Gunung Agung

Suhardan Dadang (2006). Supervisi Bantuan Profesional. Bandung: Mutiara Ilmu Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta.

_______, (2008). Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. _______, (2009). Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta.

Sumaryani Cucu (2008)Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi sekolah Terhadap Produktivitas sekolah (SMP Karawang). Tesis Pasca sarjana pada program StudiAdministrasiPendidikan UPI Bandung: tidak diterbitkan

Surya M. (2003). Percikan Perjuangan Guru. Semarang: Aneka Ilmu. Sutermeister (1976) People and Productivity.USA: Mcgraw-Hill,Inc Sutikno Sobry (2008). LandasanPendiidkan, Bandung : Prospec

Schatz, Kenneth dan Schatz linda (tanpa Tahun). Keberhasilan daya Pengaruhdalam Manajemen . Tanpa penerbit

Scheerens Jaap. (2000). Improving School Effectiveness. United Nation Educational, Scientific, & Cultural Organization UNESCO

________. (2003). Peningkatan Mutu Sekolah .Jakarta : Logos.Wacana ilmu dan pemikiran

Small Learning , (http://web.jhu.edu/CSOS/tdmg/program/organization.html) (04-06-2010)

Usman Uzer M.(2009) Menjadi guru Profesional .Bandung : Rosda Karya

Purwantio Ngalim (2008). Administrasi dan SupervisiPendidikan. Bandung: PT. Rosda Karya.


(6)

CV Tamita Utama (2009) Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Guru dan Dosen Tahun2009.Jakarta: CV Tamita Utama.

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan (2008). Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI

Thomas J. Allan. (1971). The Productivity School A System Analysis Approach to Education Administrasi. Canada.Jhon & Son, JNC

Wahayudi (2009). Kepemimpinan Kepala Sekoalh dalam Organisasi Pembelajaran ( Learning Organization). Bandung:Alfabet.

Wahab Azis (2008) Anatomi Organisasi dan Kepemimpinana Pendidikan, Bandung: Alfabeta

Wahjoumidjo (2008). Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik danPermasalahannya,Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada

Wannef Jambak (2007) Kepala sekolah yang inspiraif . [online].tersedia:http:gurutapteng.Wordpress.com/2007/03/04.

Wacana Educa (2008) Relevansi kepemimpinan transformasional kepala sekolah [online]. Tersedia: http://secangkirkopipagi.wordpress.com/2008/08/14/ relevansi-gaya-kepemimpinan-transformasional-kepala-sekolah/


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH , BUDAYA ORGANISASI, IKLIM ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SD NEGERI KOTA MEDAN.

0 4 6

PRODUKTIVITAS SEKOLAH(Ditinjau dari Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Sekolah Produktivitas Sekolah (Ditinjau dari Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Sekolah dan Motivasi Kerja di MTs Negeri Kabupaten Pati).

0 1 15

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH : Studi pada Sekolah Menengah Pertama di Kota Cirebon.

1 3 51

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA.

0 0 97

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF PADA SD NEGERI DI KECAMATAN PURWAKARTA.

1 5 69

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN PROFESIONALITAS GURU TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH : Analisis Deskriptif pada Sekolah Dasar di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.

0 0 50

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP MUTU SEKOLAH DI SMPN KOTA BANDUNG.

0 0 62

Pengaruh Persepsi Guru mengenai Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Guru Ekonomi Madrasah Aliyah se- Kabupaten Banyumas.

0 0 1

Hubungan kepemimpinan transformasional kepala madrasah dan iklim organisasi dengan etos kerja guru Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Langkat - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 116

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI KERJAGURU SEKOLAH DASAR NEGERI

0 0 12