KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA.

(1)

KABUPATEN MAJALENGKA

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

Awang Setiawan

1204791

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH

TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI

DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA

Oleh

Awang Setiawan

S.Pd. STKIP YASIKA Majalengka, 2005

Sebuah Tesis yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Administrasi Pendidikan

© Awang Setiawan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Pembimbing I

Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd.

NIP. 19700524 199402 2 001

Pembimbing II

Dr. Hj. Cicih Sutarsih, M.Pd.

NIP. 19700929 199802 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D. NIP. 19530612 198103 1 003


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Perumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Manfaat Penelitian ... 12

F. Struktur Organisasi Tesis ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 15

1. Efektivitas Sekolah dalam Konteks Administrasi Pendidikan ... 15

a. Konsep Dasar Administrasi Pendidikan ... 15

b. Pengertian Sekolah ... 16

c. Fungsi Sekolah ... 19

d. Pengertian Efektivitas Sekolah ... 21

e. Karakteristik dan Indikator Sekolah Efektif ... 28

2. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 34

a. Pengertian Kepemimpinan ... 34

b. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 36

c. Pengertian Kepemimpinan Transformasional ... 38

d. Komponen Kepemimpinan Transformasional ... 41

3. Iklim Sekolah ... 47

a. Pengertian Iklim Sekolah ... 47


(5)

Awang Setiawan, 2014

B. Kerangka Pemikiran ... 50

C. Asumsi Dasar dan Hipotesis Penelitian ... 53

1. Asumsi Dasar ... 53

2. Hipotesis Penelitian ... 53

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 55

1. Lokasi Penelitian ... 55

2. Populasi ... 55

3. Sampel Penelitian ... 57

B. Metode Penelitian ... 60

C. Definisi Operasional ... 61

D. Instrumen Penelitian ... 66

1. Skala Pengukuran ... 66

2. Penyusunan Instrumen ... 67

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 67

1. Uji Coba Instrumen ... 67

a. Uji Coba Responden ... 67

b. Pelaksanaan Uji Coba ... 68

c. Tujuan Pelaksanaan Uji Coba ... 68

d. Uji Validitas ... 68

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 68

A. Uji Validitas ... 70

a) Validitas Variabel X1 ... 70

b) Validitas Variabel X2 ... 71

c) Validitas Variabel Y ... 73

B. Uji Reliabilitas ... 74

a) Hasil Uji Reliabilitas X1 ... 75

b) Hasil Uji Reliabilitas X2 ... 75

c) Hasil Uji Reliabilitas Y ... 76

F. Teknik Pengumpulan Data ... 76

G. Teknik Analisis Data ... 77

1. Analisis Data Deskriptif ... 77

2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 78

a. Uji Normalitas Distribusi Data ... 78

b. Uji Linieritas Data ... 79

3. Menguji Hipotesis Penelitian ... 79

a. Analisis Korelasi Sederhana ... 79

b. Analisis Regresi Sederhana ... 81

c. Analisis Korelasi Ganda ... 81

d. Analisis Regresi Ganda ... 81

4. Alat Bantu ... 82


(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 83

1. Deskripsi Data ... 83

a. Gambaran Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 84

b. Gambaran Iklim Sekolah ... 87

c. Gambaran Efektivitas Sekolah ... 90

2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 93

a. Uji Normalitas ... 93

b. Uji Linieritas ... 99

3. Pengujian Hipotesis ... 101

a. Pengujian Hipotesis 1 ... 102

b. Pengujian Hipotesis 2 ... 106

c. Pengujian Hipotesis 3 ... 109

4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 114

1. Analisis Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka ... 114

2. Analisis Iklim Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka ... 117

3. Analisis Efektivitas Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka ... 119

4. Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Efektivitas Sekolah ... 121

5. Kontribusi Iklim Sekolah terhadap Efektivitas Sekolah .. 123

6. Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Efektivitas Sekolah ... 124

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 127

B. Rekomendasi ... 128 DAFTAR PUSTAKA


(7)

Awang Setiawan, 2014

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Data Akreditasi SD Negeri di Kecamatan Lemahsugih ... 9

3.1. Data Populasi Penelitian ... 56

3.2. Rekapitulasi Jumlah Responden Penelitian ... 58

3.3. Hasil Uji Validitas Variabel X1 ... 70

3.4. Hasil Uji Validitas Variabel X2 ... 71

3.5. Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 73

3.6. Hasil Uji Reliabilitas X1 ... 75

3.7. Hasil Uji Reliabilitas X2 ... 75

3.8. Hasil Uji Reliabilitas Y ... 76

3.9. Kriteria Skor Rata-rata Variabel ... 78

3.10 Tolok Ukur Koefisien Korelasi ... 80

4.1. Konsultasi Kecenderungan Umum Responden ... 83

4.2. Gambaran Kepemimpinan Transformasional ... 85

4.3. Gambaran Iklim Sekolah ... 88

4.4. Gambaran Efektivitas Sekolah ... 91

4.5. Hasil Uji Normalitas Variabel X1 ... 94

4.6. Hasil Uji Normalitas Variabel X2 ... 95

4.7. Hasil Uji Normalitas Variabel Y ... 97

4.8. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data ... 98

4.9. Hasil Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y ... 99

4.10. Hasil Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y ... 100

4.11. Tolok Ukur Koefisien Korelasi ... 102

4.12. Uji Korelasi Variabel X1 terhadap Y ... 103

4.13. Uji Regresi Variabel X1 terhadap Y ... 104

4.14. Koefisien Determinasi X1 terhadap Y ... 105

4.15. Uji Korelasi Variabel X2 terhadap Y ... 106

4.16. Uji Regresi Variabel X2 terhadap Y ... 107


(8)

4.18. Hasil Pengujian Korelasi Ganda ... 110

4.19. Uji Regresi Variabel X1 dan X2 terhadap Y ... 111

4.20. Koefisien Determinasi Variabel X1 dan X2 terhadap Y ... 112


(9)

Awang Setiawan, 2014

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Sekolah ... 10

2.1 Kerangka Pemikiran ... 52

2.2 Hubungan Antar Variabel Penelitian ... 54

4.1 Normal PP Plot Kepemimpinan Transformasional ... 95

4.2 Normal PP Plot Iklim Sekolah ... 96

4.3 Normal PP Plot Efektivitas Sekolah ... 98

4.4 Scatterplot Linieritas X1 terhadap Y ... 100

4.5 Scatterplot Linieritas X2 terhadap Y ... 101

4.6 Koefisien Determinasi Variabel X1 dan X2 terhadap Y ... 114

4.7. Gambaran Kepemimpinan Trnasformasional Kepala Sekolah ... 115

4.8. Gambaran Iklim Sekolah ... 118


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian

2. Lampiran 2 Pengolahan Data

3. Lampiran 3 Surat Keputusan dan Perizinan


(11)

Awang Setiawan, 2014

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Efektivitas Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka (Awang Setiawan NIM. 1204791)

ABSTRAK

Sekolah sebagai suatu sistem memiliki komponen inti berupa input, proses dan output yang merupakan satu kesatuan utuh. Di dalam konteks keterkaitan input, proses dan output pendidikan itu, aspek efektivitas merupakan salah satu aspek yang harus mendapat perhatian serius dan diutamakan di sekolah. Oleh karena itu, pengembangan sekolah menjadi sekolah efektif merupakan prasyarat peningkatan mutu pendidikan.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran dan kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan iklim sekolah baik secara parsial maupun simultan terhadap efektivitas sekolah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan kontribusi: (1) kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap efektivitas sekolah, (2) iklim sekolah terhadap efektivitas sekolah, dan (3) kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan iklim sekolah secara bersama-sama terhadap efektivitas sekolah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey dan data diambil menggunakan angket dengan lima pilihan jawaban berskala Likert. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi pearson product

moment, regresi dan determinasi. Populasi penelitian adalah Sekolah Dasar

Negeri di Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka yang berjumlah 42 sekolah dengan jumlah responden 395 guru. Sampel penelitian adalah 42 unit sampel dengan teknik disproportionate stratifield random sampling.

Temuan penelitian menunjukkan: (1) kepemimpinan transformasional kepala sekolah berkontribusi terhadap efektivitas sekolah dengan koefisien determinasi rendah; (2) iklim sekolah berkontribusi terhadap efektivitas sekolah dengan koefisien determinasi sedang; dan 3) kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan iklim sekolah berkontribusi secara bersama-sama terhadap efektivitas dengan koefisien determinasi sedang.

Dalam upaya meningkatkan efektivitas sekolah, Kepala sekolah harus lebih mengapresiasi gagasan/pendapat yang diberikan guru dengan cara melakukan pertemuan secara berkala dan terprogram untuk dapat menerima masukan dari guru dan staf sekolah, mengirimkan guru dalam pelatihan-pelatihan peningkatan profesionalisme guru serta memberikan pengakuan dan penghargaan atas prestasi yang diperoleh guru. Kepada pihak-pihak yang terkait langsung dengan penyelenggaraan pendidikan hendaknya memberikan dukungan nyata terhadap upaya-upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Iklim Sekolah dan Efektivitas Sekolah


(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu bangsa. Melalui pendidikan setiap peserta didik difasilitasi, dibimbing dan dibina, untuk menjadi warga negara yang menyadari dan merealisasikan hak dan kewajibannya. Kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara ini apabila dimiliki secara kolektif oleh setiap warga negara, maka akan mempersatukan mereka menjadi suatu bangsa.

Pendidikan juga merupakan alat yang ampuh untuk menjadikan setiap peserta didik dapat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Melalui pendidikan dapat dihilangkan rasa perbedaan kelas atau kasta, karena dimata hukum setiap warga negara adalah sama dan harus memperoleh perlakuan yang sama. Pendidikan juga dapat menjadi wahana baik bagi negara untuk membangun sumber daya manusia yang diperlukan dalam pembangunan maupun juga bagi setiap peserta didik untuk dapat mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai barometer dari kualitas kehidupan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu alur dari perjalanan suatu bangsa menuju pada sebuah peradaban yang di idamkan-idamkan oleh semua umat manusia. Pendidikan merupakan upaya mendorong semua komponen masyarakat untuk komitmen dan konsisten dalam mengembangkan dunia pendidikan Indonesia. Pemerintah pun demikian harus komitmen dan konsisten dalam kebijakan sistem pendidikan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyatakan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk


(13)

Awang Setiawan, 2014

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan pada kenyataannya merupakan upaya yang tidak sederhana dan kompleks, suatu proses yang sistematis, berkesinambungan dan penuh dengan tantangan. Pendidikan akan senantiasa terus-menerus berubah sejalan dengan perkembangan era teknologi dan informasi. Pendidikan akan selalu menjadi sorotan publik karena pendidikan membawa dampak yang luas menyangkut kepentingan semua orang, bukan hanya berdampak pada investasi sumber daya tetapi akan meluas pada suatu kondisi kehidupan masyarakat baik pada masa kini maupun di masa depan. Oleh sebab itu, pendidikan memerlukan suatu upaya perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan akan pendidikan serta menjadi tuntutan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia menuju masyarakat yang bermartabat.

Sagala (2006: 6-7) mengemukakan bahwa ada beberapa problematika pendidikan nasional yang jika diambil intisari penekanannya terletak pada (1) kebijakan pendidikan masih cenderung sebagai alat kekuasaaan; (2) paradigma keberhasilan baru dikatakan berhasil jika memenuhi kepentingan kekuasaan; (3) tugas utama pendidikan dirumuskan berada pada ruang kegiatan realita belaka dan mewariskan masa lalu (Status Quo); (4) anggaran pendidikan khususnya untuk kebutuhan pembelajaran belum pernah menembus angka 7,5% baik yang bersumber dari APBD maupun APBN dari anggaran yang telah ditentukan sebesar 20%; (5) kebijakan perubahan kurikulum tidak diuji atas dasar kebutuhan (need assessment); (6) rendahnya kualitas kesejahteraan dan perlindungan terhadap profesi guru; (7) hubungan pengelolaan yang kompleks dan birokratis; (8) biaya pendidikan yang cukup mahal terutama bagi sekolah-sekolah yang favorit; (9) pengangguran pada lulusan sekolah menengah terus bertambah dikarenakan fase kerja bagi lulusan sekolah labil; (10) tekanan ekonomi yang kuat.

Selanjutnya Sagala, (2006: 8) mengemukakan bahwa problematika pendidikan berimplikasi pada beberapa hal, yaitu: 1) Sekolah pada semua


(14)

3

jenjang dan level diurus seadanya, kreativitas dan inovatif tidak mendapat tempat yang layak karena bertentangan dengan pandangan pemegang kekuasaan; 2) Pihak sekolah menerima sarana dan prasarana pendidikan di sekolah seadanya, tidak dapat memberikan masukan atau komentar; 3) Guru bekerja tidak maksimal. Mereka bekerja hanya memenuhi jam kerja sesuai yang dijadwalkan karena jika mereka bekerja keras karier dan prestasinya tetap tidak jelas; 5) Ruang gerak lulusan sekolah jadi sempit karena kualitas sekolah seadanya.

Dalam beberapa tahun terakhir, upaya pembenahan dan penyempurnaan kinerja organisasi khususnya organisasi sekolah menjadi sesuatu hal yang sangat penting untuk segera dilakukan. Hal ini disebabkan karena adanya tuntutan terhadap mutu pendidikan sebagai konsekuensi langsung dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat.

Sekolah sebagai suatu sistem memiliki komponen inti berupa input, proses dan output yang merupakan satu kesatuan utuh dan saling terkait, terikat, mempengaruhi, membutuhkan, dan menentukan. Di dalam konteks keterkaitan input, proses dan output pendidikan itu, aspek efektivitas merupakan salah satu aspek yang harus mendapat perhatian serius dan diutamakan di sekolah. Oleh karena itu, pengembangan sekolah menjadi sekolah efektif merupakan prasyarat peningkatan mutu pendidikan.

Pentingnya pengembangan sekolah efektif bukan hanya terkait dengan peningkatan mutu pendidikan, melainkan juga sejalan dengan kebijakan otonomi daerah di bidang pendidikan. Dalam kerangka implementasi kebijakan tersebut, kepemimpinan kepala sekolah sebagai pencipta dan pengembang sekolah efektif harus diletakkan dalam kaitan integratif dengan implementasi manajemen berbasis sekolah.

Edmonds, (dalam Hoy dan Miskel 2008: 302) menyebutkan lima karakteristik efektivitas lembaga pendidikan, yaitu: (1) harapan yang tinggi dari pengajar; (2) kepemimpinan instruksional yang kuat dari pemimpin lembaga pendidikan tersebut; (3) iklim yang teratur, tenang dan berorientasi


(15)

Awang Setiawan, 2014

kerja pendidikan; (4) melaksanakan kegiatan akademik yang terfokus; (5) pemantauan atas prestasi kerja siswa.

Sedangkan menurut Sagala (2006:76) ada beberapa faktor yang turut membentuk sekolah efektif yaitu sebagai berikut :

1) Lingkungan strategis. Keterlibatan secara sinergis kelompok informal, kebutuhan individu, dan tujuan birokrasi secara bersama-sama supaya dapat berperan optimal sehingga terwujud stabilitas staf yang ditandai suasana hubungan antar manusia (organizational climate).

2) Harapan. Harapan yang tinggi dari keefektifan pengajaran oleh para pengajar dengan penggunaan waktu yang efektif dan pengembangan staf lembaga pendidikan yang memadai haruslah memperhatikan kondisi fasilitas fisik yang ada.

3) Iklim Sekolah. Iklim sekolah yang baik teratur pada orientasi kerja, tenang, berorientasi kerja pendidikan, terpelihara dan tercapainya hasil akademik, serta melakukan pemantauan secara rutin terhadap kemajuan aktivitas personel maupun kemajuan belajar siswa.

4) Peran Pemerintah. Adanya dukungan pemerintah pusat kaitannya dengan standarisasi, dukungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota kaitannya dengan fasilitas, dan adanya dukungan orang tua yang cukup.

Karakteristik pada tingkat sekolah yang efektif berkaitan erat dengan manajemen sekolah, kepemimpinan, komitmen, konsistensi tujuan dengan program dan target sekolah, lingkungan strategis internal maupun eksternal, harapan, iklim sekolah dan peran masyarakat.

Para pakar berpendapat bahwa efektivitas harus dipahami dari segi kualitas, ketepatan dalam menggunakan metode, iklim kelas yang positif, hubungan antar siswa yang harmonis dan lebih ditekankan pada hasil dan langkah-langkah efisiensi. Para pakar mengevaluasi dalam hal hubungan prestasi akademik dengan biaya yang dikeluarkan per siswa. Untuk mengukur efektivitas suatu sekolah dapat dilihat dari masukan, proses dan hasil tergantung dari etos kerja di sebuah sekolah yang akan menentukan hasil yang baik. Etos kerja ini dikembangkan dan dipelihara dalam periode waktu


(16)

5

tertentu, dikonsolidasi selama bertahun-tahun dan dikerjakan dengan ketekunan dan kerja keras.

Belajar bukan konsep independen yang hanya dilakukan oleh siswa secara sepihak tetapi merupakan interaksi dengan lingkungan dan berbagai daya dukung yang lain. Asas penting dan menjadi landasan bergerak dalam pengelolaan pendidikan menuju sekolah efektif adalah pernyataan bahwa “ semua anak dapat belajar”. Hal ini mengisyaratkan pada kita bahwa sekolah merupakan wahana yang menyediakan tempat yang terbaik bagi anak untuk belajar, a place for better learning. Artinya, semua upaya manajemen dan kepemimpinan yang terjadi di sekolah diarahkan bagi usaha membuat seluruh peserta didik belajar.

Efektivitas sekolah terkait pula dengan kualitas. Kualitas adalah gambaran dan karakteristik dari lulusan yang menunjukkan kemampuannya atau kompetensinya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat, misalnya nilai hasil ujian akhir, prestasi olahraga, karya tulis ilmiah dan prestasi pentas seni. Kualitas tamatan dipengaruhi oleh tahapan-tahapan kegiatan sekolah yang saling berhubungan, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Dengan demikian, hasil pendidikan yang bermutu memiliki nuansa kuantitatif dan kualitatif. Artinya, disamping ditunjukkan oleh indikator seberapa banyak siswa yang berprestasi sebagai mana dilihat dalam perolehan nilai yang tinggi, juga ditunjukkan oleh seberapa baik kepemilikan kualitas pribadi para siswanya, seperti tampak dalam kepercayaan diri, kemandirian, disiplin, kerja keras dan ulet, terampil, berbudi pekerti, beriman dan bertaqwa, bertanggung jawab sosial dan kebangsaan, apresiasi, dan lain sebagainya. Analisis di atas memberikan pemahaman yang jelas bahwa konsep efektivitas sekolah berkaitan langsung dengan mutu kinerja sekolah.

Sekolah merupakan suatu organisasi yang dirancang untuk dapat memberikan sumbangan atau kontribusi dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan bagi masyarakat. Upaya peningkatan kualitas sekolah perlu ditata,


(17)

Awang Setiawan, 2014

(output) yang mampu bersaing di lingkungan masyarakat. Pengelolaan sekolah yang dimaksud di atas berkaitan dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah sehingga mampu mewujudkan sekolah yang efektif dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Dalam sistem persekolahan, lulusan merupakan fokus tujuan, lulusan berkualitas tidak mungkin terwujud tanpa proses pendidikan yang bermutu. Proses pendidikan yang bermutu tidak mungkin tercapai tanpa adanya organisasi persekolahan yang tepat. Oleh karena itu untuk mewujudkan kinerja organisasi yang tepat dan bermutu maka diperlukan adanya kepemimpinan yang memadai. Kepemimpinan tersebut harus mampu memotivasi atau memberi semangat kepada para stafnya dengan jalan memberikan inspirasi atau mengilhami kreativitas mereka dalam bekerja. Kepemimpinan sendiri tidak hanya berada pada posisi puncak struktur dalam organisasi pendidikan tetapi juga meliputi setiap tingkat dalam organisasi. Dalam kepemimpinan tersebut tentunya harus mendapatkan dukungan komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak khususnya seluruh warga sekolah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan satu aspek yang penting dalam suatu organisasi sekolah.

Kepemimpinan tersebut harus mampu memotivasi atau memberi semangat kepada para stafnya dengan jalan memberikan inspirasi atau mengilhami kreativitas mereka dalam bekerja. Kepemimpinan sendiri tidak hanya berada pada posisi puncak struktur dalam organisasi pendidikan tetapi juga meliputi setiap tingkat dalam organisasi. Dalam kepemimpinan tersebut tentunya harus mendapatkan dukungan komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak khususnya seluruh warga sekolah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan satu aspek yang penting dalam suatu organisasi sekolah.

Kepemimpinan merupakan faktor penggerak organisasi melalui penanganan perubahan dan manajemen yang dilakukannya sehingga keberadaan pemimpin bukan hanya sebagai simbol semata, akan tetapi keberadaannya harus dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan


(18)

7

organisasi. Dengan demikian dapat dipahami bahwa keberhasilan organisasi sekolah dalam mencapai tujuan yang ingin diraih sangat tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah yaitu apakah kepemimpinannya mampu menggerakkan semua sumber daya yang dimiliki sekolah secara efektif dan efisien serta terpadu dengan proses manajemen yang dilakukannya.

Dalam konsep manajemen pendidikan modern menggariskan bahwa efektifitas manajemen sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan manajernya dalam membuat keputusan bermutu dengan menerapkan langkah-langkah yang bermutu juga. Oleh karena itu, tuntutan yang paling penting dalam bidang manajemen sekolah adalah kebutuhan akan manajer dan pemimpin sekolah yang profesional yang dapat memanfaatkan sumber-sumber potensial yang ada dalam organisasi sekolah secara efektif dan efisien guna meningkatkan kinerja organisasi.

Kepemimpinan pada hakikatnya adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya, pemimpin memiliki kekuasaan untuk

mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan

pelaksanaan tugas-tugasnya. Kepemimpinan pendidikan yang diperlukan saat ini adalah kepemimpinan yang didasarkan pada nilai-nilai budaya dan agama, serta mampu mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan khususnya dan umumnya atas kemajuan-kemajuan yang diraih di luar sistem sekolah. Gaya kepemimpinan transformasional merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang dianggap paling efektif untuk diterapkan pada organisasi sekolah terutama dalam meningkatkan kinerja organisasi, dimana gaya kepemimpinan ini memiliki makna mengubah sesuatu ke dalam bentuk lain, dengan kata lain mampu melakukan perubahan.

Begitu juga dengan iklim sekolah yang merupakan atmosfer sosial dari suatu lingkungan belajar yang merupakan ciri utama dari suatu sekolah. Iklim sekolah yang baik akan berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Sebaliknya, iklim sekolah yang yang tidak kondusif, membuat tidak nyaman dalam


(19)

Awang Setiawan, 2014

efisiensi kerjanya, sehingga hasil yang diperoleh tidak memuaskan dan akan sangat berpengaruh pada efektivitas sekolah.

Namun pada kenyataannya dari 42 Sekolah Dasar Negeri yang ada di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka, penerapan efektivitas sekolah masih cukup beragam. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perbedaan sebutan yakni ada yang yang disebut Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) dan ada Sekolah Pelayanan Minimum (SPM). Demikian juga apabila dilihat dari latar belakang pendidikan, pengetahuan, skill, pengalaman, aktualisasi dan sosialisasi, dari masing-masing kepala sekolah juga berbeda-beda.

Hal lain yang menjadi bukti keberagaman efektivitas sekolah dasar di Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka adalah dilihat dari tingkat akreditasi sekolah sebagaimana dalam tabel berikut.

Tabel 1.1.

Data Akreditasi Sekolah Dasar Negeri di Lingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka

No. Tingkat Akreditasi

Sekolah Jumlah Sekolah Prosentase

1 Terakreditasi A 3 SD 7,14

2 Terakreditasi B 34 SD 80,95

3 Terakreditasi C 5 SD 11,91

Jumlah 42 SD 100

Sumber data: UPTD Pendidikan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 42 SD Negeri yang ada di UPTD Pendidikan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka hanya 7,14% sekolah yang telah memiliki akreditasi A, dan 80,95% sekolah terakreditasi B. Sedangkan sisanya yaitu 11,91% masih terakreditasi C. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada beberapa sekolah yang tingkat akreditasinya masih rendah.

Permasalahan lain yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka diantaranya adalah kurangnya kerjasama kemitraan antara pihak sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat. Hal ini berpengaruh pada kurangnya dukungan masyarakat dan pemerintah daerah terhadap program-program yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sehingga realisasinya menjadi kurang efektif.


(20)

9

Dengan adanya berbagai fenomena tersebut sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam melalui sebuah penelitian yang difokuskan pada judul ”Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah Terhadap Efektivitas Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka”.

B. Identifikasi Masalah

Bertolak dari latar belakang permasalahan di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor yang dapat meningkatkan efektivitas sekolah seperti dikemukakan oleh Edmond (Hoy dan Miskel, 2008:302) yaitu: (1) harapan yang tinggi dari pengajar; (2) kepemimpinan instruksional yang kuat dari pemimpin lembaga pendidikan tersebut; (3) iklim yang teratur, tenang dan berorientasi kerja pendidikan; (4) melaksanakan kegiatan akademik yang terfokus; dan (5) pemantauan atas prestasi kerja siswa.

Sedangkan Scheerens (2003:42) memberikan analisa tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan efektivitas sekolah yaitu: (1) Prestasi, orientasi, harapan tinggi, (2) Kepemimpinan Pendidikan, (3) Konsensus dan kohesi antar staf, (4) Kualitas kurikulum/kesempatan belajar, (5) Iklim Sekolah, (6) Potensi evaluative, (7) Keterlibatan orang tua, (8) Iklim kelas, dan (9) waktu belajar efektif.

Dari paparan permasalahan di atas menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas sekolah. Faktor-faktor tersebut antara lain kepemimpinan kepala sekolah, tujuan sekolah, implementasi kurikulum, alokasi sumber daya, iklim sekolah, program dan pembiayaan, partisipasi masyarakat, dan prestasi/hasil belajar. Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:


(21)

Awang Setiawan, 2014

Diadaptasi dari Wayne K Hoy & Cecil G. Miskel (2008:302-303) dan Scheerens (2003 : 42)

Gambar 1.1.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Sekolah

C. Perumusan Masalah

Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi efektivitas sekolah, maka penelitian ini difokuskan pada faktor kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah. Oleh sebab itu rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan iklim sekolah berkontribusi terhadap efektivitas sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka?“.

Rumusan masalah tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gambaran kepemimpinan transformasional kepala sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka ?

2. Bagaimanakah gambaran iklim sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka ?

Efektivitas sekolah

Prestasi/Hasil belajar

Partisipasi masyarakat

Program dan pembiayaan

Iklim sekolah

Alokasi sumber daya Kepemimpinan

kepala sekolah Tujuan

sekolah

Implementasi kurikulum


(22)

11

3. Bagaimanakah gambaran efektivitas sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka ?

4. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap efektivitas sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka ?

5. Seberapa besar kontribusi iklim sekolah terhadap efektivitas sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka ? 6. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah

dan iklim sekolah secara simultan terhadap efektivitas sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas sekolah. Berdasarkan faktor-faktor yang telah diidentifikasi tujuan spesifik penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Gambaran kepemimpinan transformasional kepala sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka.

2. Gambaran iklim sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka.

3. Gambaran efektivitas sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka.

4. Besaran kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap efektivitas sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka.

5. Besaran kontribusi iklim sekolah terhadap efektivitas sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka. 6. Besaran kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan

iklim sekolah secara simultan terhadap efektivitas sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka.


(23)

Awang Setiawan, 2014

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari aspek teoritis maupun praktis.

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam hal : a. Pengembangan ilmu administrasi pendidikan, khususnya pada

kepemimpinan transformasional kepala sekolah, iklim sekolah dan efektivitas sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka.

Hal lain yang dapat digali dari penelitian ini adalah kemungkinan munculnya pengembangan konsep-konsep konstektual yang berkenaan dengan keterkaitan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan iklim sekolah dengan karakteristik organisasi sekolah yang memberikan kontribusi ke arah tercapainya efektivitas sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.

b. Memberikan informasi mengenai bagaimana meningkatkan efektivitas Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka.

c. Dapat dijadikan model dalam pengembangan kepemimpinan

transformasional kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap efektivitas Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kinerja sekolah yang dikaitkan dengan pelaksanaan pengelolaan sekolah yang dihadapkan dengan masa depan yang penuh tantangan dari berbagai kekuatan, kelemahan, dan peluang yang dimiliki oleh lembaga agar dapat meningkatkan efektivitas sekolah.

b. Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka dalam mengembangkan konsep kepemimpinan transformasional kepala


(24)

13

sekolah dan iklim sekolah dalam membina tenaga kependidikan pada lembaga yang dikelolanya untuk peningkatan efektivitas sekolah. c. Kepala Sekolah dalam tugas dan perannya mengelola lembaga

pendidikan beserta program-programnya untuk menghadapi berbagai perubahan lingkungannya baik internal maupun eksternal.

d. Lembaga pendidikan dalam menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan dengan program-program pendidikan.

e. Sebagai masukan bagi instansi yang berwenang dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan terhadap kepala sekolah dalam meningkatkan efektivitas sekolah.

F. Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi tesis pada penelitian ini memaparkan 5 bab, yaitu sebagai berikut:

Bab I berisi pendahuluan yang menjelaskan tentang dasar alasan masalah yang diteliti, mulai dari latar belakang masalah yang menjelaskan alasan mengapa masalah ini diteliti. Identifikasi dan perumusan masalah yang memaparkan variabel-variabel yang akan diteliti dan merumuskan masalah yang akan diteliti. Selanjutnya tujuan penelitian memaparkan tujuan dari penelitian yang dilakukan peneliti. Manfaat penelitian untuk mengetahui, manfaat apa yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini.

Bab II menjelaskan mengenai kajian pustaka yang memaparkan konsep/teori yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, kerangka pemikiran merupakan konsep yang digunakan yang menggambarkan masalah yang akan diteliti, dan hipotesis penelitian.

Bab III memaparkan mengenai metodologi penelitian yang menjabarkan tentang lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode yang digunakan, termasuk beberapa komponen yaitu teknik pengumpulan data, definisi operasional, langkah-langkah dan proses penelitian dan pengumpulan data serta instrumen penelitian.


(25)

Awang Setiawan, 2014

Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari pengolahan dan analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, hipotesis penelitian, gambaran kecenderungan umum dan pembahasan atau analisis temuan.

Bab V berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi terhadap hasil temuan penelitian.


(26)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar Negeri yang tersebar di Wilayah UPTD Pendidikan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka yang berjumlah 42 sekolah. Adapun alasan pemilihan lokasi di kecamatan tersebut adalah dengan pertimbangan sebagai berikut:

a) Berdasarkan informasi dari Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Majalengka dijelaskan bahwa belum ada penelitian sejenis yang pernah dilakukan di wilayah UPTD Pendidikan kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka.

b) Lokasi penelitian cukup strategis dan mudah dijangkau oleh peneliti.

2. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Sedangkan menurut Akdon dan Hadi, S. (2005:96) menyatakan bahwa populasi merupakan objek dan subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi merupakan keseluruhan dari objek dan subjek penelitian yang berada dalam suatu wilayah yang memenuhi syarat-syarat tertentu sebagai objek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar Negeri yang berada di lingkungan kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka yang berjumlah 42 Sekolah Dasar Negeri. Adapun sasaran


(27)

Awang Setiawan, 2014

penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru se-kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka yang berjumlah 395 orang terdiri dari 42 kepala sekolah dan 353 orang guru. Berikut adalah data populasi guru sekolah dasar di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka.

Tabel 3.1.

Data Populasi Penelitian

No. Nama Sekolah Jumlah Populasi

Kepala sekolah Guru

1 SDN Bangbayang I 1 6

2 SDN Bangbayang II 1 7

3 SDN Borogojol I 1 8

4 SDN Borogojol II 1 9

5 SDN Cipasung I 1 7

6 SDN Cipasung II 1 7

7 SDN Cibulan I 1 8

8 SDN Cibulan II 1 9

9 SDN Lemahputih I 1 9

10 SDN Lemahputih II 1 6

11 SDN Lemahputih III 1 11

12 SDN Lemahputih IV 1 8

13 SDN Lemahputih V 1 9

14 SDN Margajaya I 1 9

15 SDN Margajaya II 1 8

16 SDN Margajaya III 1 8

17 SDN Padarek IV 1 9

18 SDN Padarek I 1 9

19 SDN Padarek II 1 6

20 SDN Padarek III 1 9

21 SDN Sukajadi I 1 6

22 SDN Sukajadi II 1 10

23 SDN Sukajadi III 1 10

24 SDN Sadawangi I 1 6

25 SDN Sadawangi II 1 8

26 SDN Sadawangi III 1 8

27 SDN Sadawangi IV 1 11

28 SDN Kepuh 1 8

29 SDN Mekarwangi I 1 8

30 SDN Mekarwangi II 1 12

31 SDN Cigaleuh I 1 8

32 SDN Cigaleuh II 1 12

33 SDN Cigaleuh III 1 3

34 SDN Mekarmulya I 1 6

35 SDN MekarMulya II 1 9

36 SDN Kalapadua I 1 10

37 SDN Kalapadua II 1 9

38 SDN Kalapadua III 1 9

39 SDN Kalapadua IV 1 8

40 SDN Sinargalih I 1 10


(28)

57

42 SDN Sinargalih III 1 8

Jumlah 42 353

3. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Di dalam penelitian diperkenankan untuk meneliti sebagian dari jumlah populasi apabila peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena berbagai alasan.

Penelitian ini difokuskan pada efektivitas Sekolah Dasar Negeri yang ada di wilayah kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka. Oleh sebab itu, teknik pengambilan sampel dalam penenlitian ini adalah menggunakan sampel berpeluang (probability sampling) dengan teknik sampel berstrata tapi kurang proporsional (disproportionate stratifield

random sampling).

Untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian ini, peneliti mengambil seluruh kepala Sekolah Dasar Negeri yang ada di wilayah penelitian sejumlah 42 orang sebagai sampel, sedangkan untuk menentukan jumlah sampel dari guru adalah dengan menggunakan rumus Slovin dalam Riduwan sebagai berikut:

N

n = --- 1 + N x (e2)

Keterangan :

n = Ukuran sampel N = Ukuran Populasi

e = Tingkat kesalahan sampel yang masih ditolelir dengan tingkat kepercayaan penelitian apabila digeneralisasikan.

Tingkat toleransi pada penelitian atau tingkat kesalahan pada penelitian ini adalah 0,1 atau 10% dan tingkat kepercayaan penelitian ini adalah 0,90 atau 90%.


(29)

Awang Setiawan, 2014

Berdasarkan rumus tersebut tersebut diperoleh jumlah sampel (n) untuk guru sekolah dasar di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka, yaitu sebagai berikut:

N

n = --- 1 + N x ( e2)

353

n = --- 1 + 353 x (0,1)2

n = 77,9 dibulatkan = 78 orang guru.

Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah seluruh sampel dalam penelitian ini adalah 120 orang yang terdiri dari 42 orang kepala sekolah dan 78 orang guru.

Untuk menentukan jumlah guru dari tiap sekolah yang akan dijadikan sampel penelitian, ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut:

1. SDN Bangbayang I

6

n = --- x 78 responden = 1,32 responden 353

n = 1,32 dibulatkan = 1 responden.

Setelah dihitung secara rinci setiap SD satu persatu, akhirnya diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 3.2.

Rekapitulasi Jumlah Responden Penelitian

No. Nama Sekolah

Jumlah

Populasi Jumlah Responden Kepsek Guru Kepsek Guru Total

1 SDN Bangbayang I 1 6 1 1 2

2 SDN Bangbayang II 1 7 1 2 3

3 SDN Borogojol I 1 8 1 2 3

4 SDN Borogojol II 1 9 1 2 3

5 SDN Cipasung I 1 7 1 2 3

6 SDN Cipasung II 1 7 1 2 3


(30)

59

8 SDN Cibulan II 1 9 1 2 3

9 SDN Lemahputih I 1 9 1 2 3

10 SDN Lemahputih II 1 6 1 1 2

11 SDN Lemahputih III 1 11 1 2 3

12 SDN Lemahputih IV 1 8 1 2 3

No. Nama Sekolah

Jumlah

Populasi Jumlah Responden Kepsek Guru Kepsek Guru Total

13 SDN Lemahputih V 1 9 1 2 3

14 SDN Margajaya I 1 9 1 2 3

15 SDN Margajaya II 1 8 1 2 3

16 SDN Margajaya III 1 8 1 2 3

17 SDN Padarek IV 1 9 1 2 3

18 SDN Padarek I 1 9 1 2 3

19 SDN Padarek II 1 6 1 1 2

20 SDN Padarek III 1 9 1 2 3

21 SDN Sukajadi I 1 6 1 1 2

22 SDN Sukajadi II 1 10 1 2 3

23 SDN Sukajadi III 1 10 1 2 3

24 SDN Sadawangi I 1 6 1 1 2

25 SDN Sadawangi II 1 8 1 2 3

26 SDN Sadawangi III 1 8 1 2 3

27 SDN Sadawangi IV 1 11 1 2 3

28 SDN Kepuh 1 8 1 2 3

29 SDN Mekarwangi I 1 8 1 2 3

30 SDN Mekarwangi II 1 12 1 3 4

31 SDN Cigaleuh I 1 8 1 2 3

32 SDN Cigaleuh II 1 12 1 3 4

33 SDN Cigaleuh III 1 3 1 0 1

34 SDN Mekarmulya I 1 6 1 1 2

35 SDN MekarMulya II 1 9 1 2 3

36 SDN Kalapadua I 1 10 1 2 3

37 SDN Kalapadua II 1 9 1 2 3

38 SDN Kalapadua III 1 9 1 2 3

39 SDN Kalapadua IV 1 8 1 2 3

40 SDN Sinargalih I 1 10 1 2 3

41 SDN Sinargalih II 1 10 1 2 3

42 SDN Sinargalih III 1 8 1 2 3

Jumlah 42 353 42 78 120

Penelitian ini adalah penelitian populasi yaitu meneliti tingkat efektivitas sekolah pada 42 Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka. Oleh sebab itu data akhir sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 42 sampel yang ditentukan


(31)

Awang Setiawan, 2014

dengan cara menghitung rata-rata sampel guru dari tiap sekolah, kemudian dijumlahkan dengan kepala sekolah dan dirata-ratakan sehingga menjadi satu unit analisis dari tiap sekolah. Dengan demikian jumlah unit analisis sampel yang digunakan adalah 42 unit sampel.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara kerja untuk mengumpulkan data kemudian mengolah data tersebut sehingga menghasilkan data yang dapat memecahkan permasalahan dalam penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:1) bahwa, “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Hal senada dikemukakan Kerlinger dalam Riduwan (2008 :49) bahwa:

Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari berasal dari data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Merujuk pada pendapat di atas maka masalah kepemimpinan transformasional kepala sekolah, iklim sekolah, dan efektivitas sekolah pada umumnya bersifat kontekstual yang diasumsikan mempunyai hubungan yang kontekstual pula. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey, dengan alasan metode survey dianggap paling relevan untuk penelitian yang menggunakan populasi cukup besar sehingga dapat ditemukan distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis dan psikologis. Jenis penelitian survey ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1), iklim sekolah (X2), dan efektivitas

sekolah (Y).

Penelitian ini juga menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam menjaring data dari sumbernya, untuk itu diperlukan kejelasan sumber data yaitu populasi dan sampel dari sisi homogenitas, volume dan sebarannya. Karena data hasil penelitian berupa angka-angka yang harus diolah secara statistik, maka antar variabel-variabel yang dijadikan objek penelitian harus


(32)

61

jelas korelasinya sehingga dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai pengolah data yang pada gilirannya hasil analisis dapat dipercaya (reliabilitas dan validitas), dengan demikian mudah untuk digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan rujukan yang cukup akurat.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti atau semacam petunjuk pelaksanaan cara mengukur suatu variabel. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu dua variabel bebas (independent variable) dan satu variabel terikat (dependent

variable). Variabel bebas adalah kepemimpinan transformasional kepala

sekolah (X1) dan Iklim Sekolah (X2), sedangkan variabel terikat adalah

efektivitas sekolah (Y). Berikut ini adalah definisi operasional untuk setiap variabel penelitian.

1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah adalah perilaku seorang

pemimpin sekolah dalam mentransformasi perubahan dengan

menunjukkan fungsinya sebagai katalisator dan agen perubahan, memiliki kharisma, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual dan pertimbangan individual kepada semua unsur yang ada di sekolah. Variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah ini diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut :

a. Penentu arah program sekolah

1) Menetapkan program pengembangan kurikulum

2) Menetapkan program pengembangan fasilitas pembelajaran

3) Menetapkan program pengembangan sarana dan prasarana sekolah 4) Menetapkan program pengembangan guru

5) Menetapkan program pengembangan keuangan sekolah b. Agen perubahan

1) Memotivasi guru dalam bekerja 2) Mampu mengevaluasi kinerja guru


(33)

Awang Setiawan, 2014

3) Memperlakukan guru sesuai kemampuannya 4) Menjalin networking dengan lembaga lain

c. Kharisma/pengaruh ideal

1) Menunjukkan kepribadian yang patut diteladani 2) Memiliki keahlian dasar dalam memimpin sekolah 3) Memiliki pengetahuan tentang administrasi sekolah 4) Melibatkan guru dalam perencanaan kegiatan sekolah d. Motivasi inspirasional

1) Memperlakukan personil dengan santun 2) Menumbuhkan sikap antusias dalam bekerja

3) Menumbuhkan sikap saling menghargai pendapat rekan kerja 4) Mengembangkan loyalitas personil terhadap lembaga

e. Stimulasi intelektual

1) Mengkomunikasikan harapan yang tinggi kepada staf 2) Menetapkan aturan untuk memfokuskan kegiatan sekolah 3) Memotivasi staf untuk sukses

4) Memfasilitasi pengembangan profesionalisme staf 5) Membina kepribadian staf

6) Memberikan kebebasan berpendapat dan berinovasi f. Pertimbangan individual

1) Menilai guru dalam mengekspresikan gagasan dan pendapat mereka.

2) Menumbuhkan rasa optimis guru terhadap masa depan 3) Memberikan penghargaan terhadap prestasi staf 4) Adanya pengakuan atas hasil kerja guru

5) Mencari berbagai sumber gagasan baru 6) Melakukan supervisi terhadap kinerja guru

2. Iklim sekolah adalah kualitas dari lingkungan sekolah yang terus menerus dialami guru-guru baik lingkungan fisik pekerjaan maupun lingkungan


(34)

63

non fisik pekerjaan yang meliputi kenyamanan dalam bekerja, kesejahteraan dan kompensasi, terpenuhinya sarana dan prasarana sekolah, adanya dukungan pemimpin, pengawasan dan disiplin kerja, hubungan yang harmonis dan kebijakan pengelolaan sekolah yang mempengaruhi produktivitas kerjanya. Variabel iklim sekolah ini diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut :

a. Kenyamanan dalam bekerja yang meliputi: 1) Menjaga kebersihan sekolah

2) Menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan nyaman b. Kesejahteraan dan kompensasi yang meliputi:

1) Mendapatkan kesejahteraan sesuai aturan sekolah 2) Mendapatkan honor dari kegiatan ekstra kurikuler

3) Guru dan siswa mendapatkan penghargaan atas pencapaian prestasi dan kinerjanya

c. Terpenuhinya sarana dan prasarana sekolah yang meliputi:

1) Ruang kerja (seperti ruang kerja guru dan ruang kelas) memenuhi Standar Nasional Pendidikan

3) Kepala sekolah mengecek ketersediaan sarana dan prasarana sekolah

4) Kepala sekolah aktif mencari sumber pembiayaan untuk penyediaan fasilitas sekolah

5) Sekolah memiliki media pembelajaran dan alat peraga yang sesuai standar pemerintah

6) Kepala sekolah memfasilitasi guru dalam pengadaan sarana pembelajaran

d. Adanya dukungan pemimpin, pengawasan dan disiplin kerja yang meliputi:

1) Guru mendapat perhatian dari kepala sekolah tentang kesulitan yang dialami


(35)

Awang Setiawan, 2014

3) Adanya pengawasan dan disiplin kerja melalui peraturan sekolah

e. Hubungan yang harmonis yang meliputi:

1) Menjalin keakraban dan saling menghargai sesama teman sejawat 2) menjalin komunikasi dengan orang tua dan pemerintahan

setempat.

f. Kebijakan pengelolaan sekolah yang meliputi:

1) Menetapkan kebijakan pengelolaan sekolah diketahui oleh komite sekolah

2) Mengevaluasi kegiatan sekolah bersama-sama dengan komite sekolah.

3. Yang dimaksud dengan efektivitas sekolah dalam penelitian ini adalah keberhasilan yang dicapai sekolah yaitu tingkat kesesuaian antara hasil-hasil yang dicapai dengan yang telah ditetapkan yang meliputi: perumusan tujuan sekolah, ekspektasi guru dan staf tinggi, implementasi kurikulum, pemanfaatan sumber daya, adanya kerjasama kemitraan antara sekolah, orang tua dan masyarakat serta komitmen yang tinggi dari staf sekolah terhadap program sekolah. Variabel efektivitas sekolah ini diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut :

a. Perumusan tujuan sekolah (visi, misi dan tujuan) yang meliputi: 1) Rumusan visi sekolah dinyatakan dengan jelas dan menarik. 2) Mampu menjelaskan bagaimana visi itu dapat dicapai 3) Memberikan kewenangan untuk mencapai visi sekolah

4) Adanya kesesuaian antara tujuan sekolah dengan kondisi/ kemampuan sekolah

5) Dapat dipahami oleh seluruh warga sekolah

6) Adanya dukungan orang tua terhadap suksesnya visi sekolah 7) Dijadikan dasar pengambilan keputusan


(36)

65

1) Guru memberikan bimbingan khusus pada siswa yang lemah prestasinya

2) Guru meyakini bahwa semua siswa dapat belajar optimal 3) Guru meluangkan waktu lebih untuk mendampingi siswa 4) Guru menguasai bahan pelajaran

5) Guru memiliki kelayakan jenjang pendidikan 6) Rata-rata KKM tercapai

7) Kepala sekolah menanamkan kesadaran kepada guru terhadap tugas pokoknya.

c. Implementasi kurikulum yang meliputi:

1) Adanya pengorganisasian kurikulum yang jelas

2) Sekolah memiliki program kegiatan ekstra kurikuler dan keagamaan yang jelas

3) Adanya koordinasi dengan komite sekolah dalam penetapan kurikulum

d. Pemanfaatan sumber daya yang meliputi: 1) Guru memonitor kemajuan siswa

2) Siswa responsif terhadap kegiatan sekolah

3) Siswa mengikuti kegiatan ektra kurikuler sesuai bakat dan minatnya

4) Siswa memiliki motivasi untuk meraih prestasi dan melanjutkan studi

5) Strategi belajar yang bervariasi

6) Pekerjaan rumah yang sering, penilaian dan umpan balik 7) Guru memfasilitasi siswa belajar aktif

8) Memotivasi siswa untuk meraih prestasi akademik dan non akademik

e. Adanya kerjasama kemitraan antara sekolah, orang tua dan masyarakat yang meliputi:


(37)

Awang Setiawan, 2014

2) Adanya komunikasi yang baik antara sekolah dengan orang tua siswa

3) Adanya dukungan pemerintah daerah setempat

f. Komitmen yang tinggi dari staf sekolah terhadap program sekolah yang meliputi:

1) Guru dilibatkan dalam menyusun rencana strategis sekolah 2) Seluruh staf mendukung kebijakan yang ditetapkan sekolah 3) Seluruh staf menjaga nama baik sekolah

D. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2008:148). Sedangkan Riduwan (2008:71) mengemukakan bahwa instrumen penelitian menjelaskan semua alat pengambilan data yang digunakan, proses pengumpulan data, dan teknik penentuan kualitas instrumen (validitas dan reliabilitas).

Berdasarkan teori diatas, maka untuk memperoleh data tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah, iklim sekolah dan efektivitas sekolah maka digunakan alat pengumpul data berupa kuesioner (angket) dengan terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen berdasarkan definisi operasional dari masing-masing variabel penelitian. Angket yang telah disusun, diuji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.

1. Skala Pengukuran

Dalam menyusun kuesioner peneliti menggunakan skala likerts. Skala likers digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:93). Dengan menggunakan skala likerts ini penulis ingin mengetahui bagaimana gambaran dan kontribusi kepemimpinan


(38)

67

transformasional kepala sekolah, iklim sekolah dan efektivitas sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka.

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ketiga variabel penelitian ini adalah angket skala likerts dengan lima alternatif jawaban, yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Hampir Tidak Pernah (HTP), dan Tidak Pernah (TP).

Adapun pemberian skor untuk masing-masing kontinum adalah sebagai berikut:

Skor 5 : untuk kategori jawaban selalu (SL) Skor 4 : untuk kategori jawaban sering (SR)

Skor 3 : untuk kategori jawaban kadang-kadang (KD) Skor 2 : untuk kategori jawaban hampir tidak pernah (HTP) Skor 1 : untuk kategori jawaban tidak pernah (TP)

2. Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan indikator-indikator masing-masing variabel. Untuk mendapatkan keshahihan dilakukan melalui pendefinisian dan study kepustakaan serta diskusi dengan pembimbing. Instrumen pada masing-masing indikator disusun dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: (1) membuat kisi-kisi berdasarkan indikator variabel, (2) menyusun pernyataan sesuai dengan indikator variabel, (3) melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator serta ketepatan dalam menyusun angket dari aspek yang diukur. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian ini selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

E. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Coba Instrumen

a. Uji Coba Responden

Instrumen penelitian ini diuji cobakan melalui responden yang tidak termasuk sampel penelitian. Jumlah responden uji coba


(39)

Awang Setiawan, 2014

sebanyak 30 (tiga puluh ) orang guru sekolah dasar yang berada di wilayah UPTD Pendidikan kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka. Jumlah ini dianggap sudah cukup memenuhi syarat untuk uji coba.

b. Pelaksanaan Uji Coba

Uji coba instrumen dilakukan dengan melalui langkah berikut: a) membagikan angket terhadap responden (guru), b) memberi keterangan atau penjelasan mengenai cara pengisian angket, c) para

responden melakukan pengisian sesuai aturan atau petunjuk, d) responden mengumpulkan kembali angket yang telah diisi.

c. Tujuan Pelaksanaan Uji Coba

Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan yang kemungkinan besar dapat terjadi pada item-item angket baik dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia maupun dalam setiap jawaban dan pernyataan yang ada. Uji coba ini juga dilakukan untuk menganalisis intrumen sehingga bisa diketahui sumbangan butir-butir pernyataan terhadap indikator yang telah ditetapkan pada masing masing variabel. Selanjutnya untuk mengetahui butir pernyataan yang valid dan reliabel maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

d. Uji Validitas

Arikunto (2010:167) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan uji validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur. Jenis validitas yang dipakai peneliti adalah validitas logis. Sedangkan menurut Sugiyono (Akdon 2008:143) mengemukakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau keshohihan suatu alat ukur. Jika instrumen dikatakan valid berarti instrumen itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.


(40)

69

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian Validitas dan reliabilitas instrumen dapat diketahui melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Pearson Product

Moment terhadap nilai-nilai antara variabel X dan variabel Y. Seperti

yang diungkapkan Sugiyono, dalam Akdon ( 2008:144): r = n∑xy - (∑x) - (∑y)

{n∑x² - (∑x)²} {n∑Y² - (∑Y)²} Keterangan :

n = Jumlah responden

ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y

ΣX = Jumlah skor tiap butir ΣY = Jumlah skor total

ΣX² = Jumlah skor X dikuadratkan ΣY² = Jumlah skor Y dikuadratkan

Selanjutnya dihitung dengan uji t atau uji signifikasi. Uji ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Uji signifikansi ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono, dalam Akdon (2008:144) yaitu:

t = r √n-2 √ 1-r² Keterangan:

r = Koefisien Korelasi n = Banyak populasi

Distribusi (Tabel t) untuk α= 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2),

dengan kaidah keputusan, jika t hitung > t tabel berarti valid, sebaliknya jika

t hitung < t tabel, berarti tidak valid.

Sedangkan untuk pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung reabilitas seluruh item angket dengan menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut:

a) Mencari r tabel apabila dengan α=0.05 dan derajat kebebasan (dk=n-1)


(41)

Awang Setiawan, 2014

Dengan kaidah pengambilan keputusan jika r hitung > r tabel berarti item angket reliabel, sebaliknya jika r hitung < r tabel berarti item angket tidak reliabel.


(42)

71

A. Uji Validitas

Dalam penelitian ini, uji validitas menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS versi 17.0 for windows. Dengan demikian, untuk mengetahui tingkat validitas instrumen maka dapat melihat angka pada kolom corrected item-total correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung) dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika r hitung > r tabel maka

item tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan. Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka item tersebut dinyatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan untuk penelitian.

a) Validitas Variabel X1 (Kepemimpinan Transformasional

Kepala Sekolah)

Dengan perhitungan menggunakan rumus tersebut di atas, maka untuk variabel X1 (kepemimpinan transformasional kepala sekolah)

yang terdiri dari 31 item pernyataan, ternyata r hitung > r tabel sehingga

dinyatakan valid seluruhnya. Dengan demikian seluruh

pernyataan/item soal layak digunakan untuk penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut, dimana nilai r hitung diambil dari nilai Item-Total Statistics dengan menggunakan SPSS versi 17.0 sebagai berikut:

Tabel 3.3.

Hasil Uji Validitas Variabel X1

(Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah) No. Item Soal r hitung α r tabel

= 0.05; n = 30

Valid/tidak

valid Keputusan

Soal No. 1 0.501 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 2 0.480 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 3 0.652 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 4 0.529 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 5 0.625 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 6 0.516 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 7 0.591 >0.361 Valid Digunakan


(43)

Awang Setiawan, 2014

Soal No. 9 0.376 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 10 0.441 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 11 0.656 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 12 0.646 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 13 0.647 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 14 0.643 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 15 0.489 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 16 0.602 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 17 0.762 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 18 0.639 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 19 0.579 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 20 0.402 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 21 0.389 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 22 0.638 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 23 0.581 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 24 0.475 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 25 0.738 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 26 0.536 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 27 0.484 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 28 0.485 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 29 0.535 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 30 0.782 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 31 0.638 >0.361 Valid Digunakan

b) Validitas Variabel X2 (Iklim Sekolah)

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Iklim Sekolah No. Item Soal r hitung α r tabel

= 0.05; n = 30

Valid/tidak

valid Keputusan

Soal No. 1 0.539 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 2 0.437 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 3 0.457 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 4 0.242 <0.361 Tidak Valid Dieliminasi

Soal No. 5 0.408 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 6 0.513 >0.361 Valid Digunakan


(44)

73

Soal No. 8 0.158 <0.361 Tidak Valid Dieliminasi

Soal No. 9 0.051 <0.361 Tidak Valid Diperbaiki

Soal No. 10 0.210 <0.361 Tidak Valid Diperbaiki

Soal No. 11 0.663 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 12 0.663 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 13 0.400 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 14 0.497 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 15 0.243 <0.361 Tidak Valid Dieliminasi

Soal No. 16 0.669 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 17 0.520 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 18 0.449 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 19 0.431 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 20 0.625 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 21 0.409 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 22 0.508 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 23 0.520 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 24 0.632 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 25

0.645 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 26

0.473 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 27

0.280 <0.361 Tidak Valid Diperbaiki

Soal No. 28

0.243 <0.361 Tidak Valid Dieliminasi

Soal No. 29

0.434 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 30

0.476 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 31

0.407 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 32

0.435 >0.361 Valid Digunakan

Dari 32 item soal pada angket ternyata, item soal nomor 4, 8,

9, 10, 15, 27 dan 28 memiliki nilai r hitungyang lebih kecil dari r tabel (r hitung < r tabel) dengan tingkat signifikansi 5%. Setelah

berkonsultasi dengan pembimbing, item soal nomor 4, 8, 15, dan 28 yang tidak valid dieliminasi, sedangkan item soal nomor 9, 10, dan 27 sudah dilakukan judgement expert dan diperbaiki bahasanya sehingga sesuai dengan kapasitas responden. Maka item soal nomor 8,10 dan 27 layak digunakan untuk penelitian sehingga terdapat 28 item soal


(45)

Awang Setiawan, 2014

c) Validitas Variabel Y(Efektivitas Sekolah)

Tabel 3.5.

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Efektivitas Sekolah

No. Item

Soal r hitung

r tabel

α= 0.05; n = 30 Valid/tidak valid Keputusan

Soal No. 1 0.793 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 2 0.795 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 3 0.759 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 4 0.624 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 5 0.748 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 6 0.716 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 7 0.589 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 8 0.811 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 9 0.539 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 10 0.357 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 11 0.371 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 12 0.657 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 13 0.615 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 14 0.364 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 15 0.711 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 16 0.541 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 17 0.593 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 18 0.677 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 19 0.466 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 20 0.598 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 21 0.209 <0.361 Tidak Valid Diperbaiki

Soal No. 22 0.617 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 23 0.429 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 24 0.594 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 25 0.577 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 26 0.456 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 27 0.609 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 28 0.827 >0.361 Valid Digunakan


(46)

75

Soal No. 30 0.536 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 31 0.440 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 32 0.545 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 33 0.571 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 34 0.492 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 35 0.554 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 36 0.580 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 37 0.711 >0.361 Valid Digunakan

Soal No. 38 0.482 >0.361 Valid Digunakan

Dari 38 item soal yang digunakan dalam uji coba, ternyata item soal nomor 21 memiliki r hitung < r tabel dengan taraf signifikansi 95% sehingga soal nomor 21 dinyatakan tidak valid. Setelah dikonsultasikan kepada pembimbing soal tersebut diperbaiki bahasanya sehingga sesuai dengan kapasitas dan layak digunakan untuk variabel efektivitas sekolah. Dengan demikian total soal yang digunakan tetap terdiri dari 38 item.

B. Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan melalui bantuan komputer dengan program SPSS versi 17.0 for windows. Dalam analisis ini apabila data dikatakan reliabel harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas perhatikan angka pada Guttaman Split-Half Coefficient yang merupakan nilai r hitung dibandingkan dengan nilai r tabel, jika r hitung > r tabel maka item tersebut reliabel, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka item tersebut dinyatakan tidak reliabel.


(47)

Awang Setiawan, 2014

a) Hasil Uji Reliabilitas Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

Tabel 3.6.

Hasil Uji Reliabilitas (X1) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value 0.904

N of Items 16a

Part 2 Value 0.911

N of Items 15b

Total N of Items 31

Correlation Between Forms 0.682

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .811

Unequal Length 0.811

Guttman Split-Half Coefficient 0.803

Pengujian reliabilitas menggunakan bantuan SPSS (Statistical

Product and Service Solutions) Versi 17.0. Untuk pengujian

reliabilitas dilihat dari nilai Guttman Split-Half Coefficient sebesar 0,803. Korelasi berada pada kategori sangat kuat, bila dibandingkan dengan r hitung (0.803) > r tabel (0.361). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen kepemimpinan transformasional kepala sekolah tersebut reliabel.

b) Hasil Uji Reliabilitas Iklim Sekolah

Tabel 3.7.

Hasil Uji Reliabilitas Iklim Sekolah

Cronbach's Alpha Part 1 Value 0.799

N of Items 16a

Part 2 Value 0.847

N of Items 16b

Total N of Items 32

Correlation Between Forms 0.720

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length 0.837

Unequal Length 0.837


(48)

77

Pengujian reliabilitas dilihat dari nilai Guttman Split-Half

Coefficient sebesar = 0,837. Korelasi berada pada kategori sangat

kuat, bila dibandingkan dengan r hitung (0.837) > r tabel (0.361). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen iklim sekolah tersebut reliabel untuk digunakan sebagai penelitian.

c) Hasil Uji Reliabilitas Efektivitas Sekolah

Tabel 3.8.

Hasil Uji Reliabilitas Efektivitas Sekolah

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value 0.927

N of Items 19a

Part 2 Value 0.899

N of Items 19b

Total N of Items 38

Correlation Between Forms 0.891

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length 0.942

Unequal Length 0.942

Guttman Split-Half Coefficient 0.933

Pengujian reliabilitas dilihat dari nilai Guttman Split-Half

Coefficient sebesar = 0,933 . Korelasi berada pada kategori sangat

kuat, bila dibandingkan dengan r hitung (0.933) > r tabel (0.361).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen efektivitas sekolah tersebut reliabel untuk digunakan sebagai penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

“Data ialah bahan mentah yang perlu diolah, sehingga menghasilkan

informasi atau keterangan, baik kuantitatif ataupun kualitatif yang

menunjukkan fakta” (Riduwan, 2008:106). Adapun teknik atau cara

pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah teknik angket.

Angket (kuesioner) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Akdon dan Hadi, S. 2005:131). Teknik angket atau kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang kepemimpinan


(49)

Awang Setiawan, 2014

transformasional kepala sekolah, iklim sekolah dan efektivitas sekolah. Langkah-langkah pengumpulan data melalui angket adalah sebagai berikut.

a) Penyusunan kisi-kisi instrumen dengan berlandaskan rujukan teoritis yang berhubungan dengan variabel dan dimensi penelitian, serta indikator-indikatornya.

b) Penyusunan butir instrumen.

c) Pengujian validitas dan reliabilitas butir instrumen.

d) Menyeleksi butir soal berdasarkan validitas dan reliabilitasnya.

e) Penyebaran angket/kuesioner kepada responden yang telah ditetapkan sebelumnya.

G. Teknik Analisis Data

Langkah-Langkah pengolahan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan distribusi frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada masing-masing variabel. Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh skor rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS), dengan rumus :

̅

=

Keterangan :

X = skor rata-rata yang dicari

X = jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban)

N = jumlah responden

Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel 3.9. kriteria dan penafsiran seperti di bawah ini:


(50)

79

Tabel 3.9.

Kriteria Skor Rata-rata Variabel

Rentangan Nilai Pilihan Jawaban Kriteria

4,21 - 5,00 Selalu Sangat Tinggi

3,41 - 4,20 Sering Tinggi

2,61 - 3,40 Kadang-kadang Cukup

1,81 - 2,60 Hampir tidak pernah Rendah 1,00 – 1,80 Tidak Pernah Sangat Rendah Sumber: Sugiyono (2005)

2. Pengujian Persyaratan Analisis

Syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji hipotesis, analisis regresi, baik regresi linear sederhana maupun regresi ganda. Persyaratan tersebut adalah syarat normalitas dan syarat kelinieran regresi X1 terhadap Y dan X2 terhadap Y.

a. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan analisis dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan parametrik atau non parametrik. Untuk pengolahan data parametrik, data yang dianalisis harus berdistribusi normal, sedangkan pengolahan data non parametrik data yang dianalisis berdistribusi tidak normal.

Pengujian ini bertujuan untuk apakah ketiga variabel penelitian tersebut memiliki penyebaran data yang normal atau tidak. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi

17,0 for Windows, atau dapat pula menggunakan rumus Chi Kuadrat:

X² = ∑ ( O1– E1 )²

E1

Keterangan

X² = Chi Kuadrat yang dicari O1 = Frekuensi hasil penelitian


(51)

Awang Setiawan, 2014

b. Uji Linieritas Data

Uji Linieritas data dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17,0 for Windows, Uji linieritas dapat dilihat dari nilai signifikasi dari deviation of linierity untuk XІ terhadap Y serta XЇ terhadap Y. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier.

3. Menguji Hipotesis Penelitian

Teknik yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis adalah: (1) Hipotesis 1 dan 2 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana. (2) Hipotesis 3 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda.

a. Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hunbungan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi (r) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

r = n∑xy - (∑x) - (∑y)

{n∑x² - (∑x)²} {n∑Y² - (∑Y)²} Keterangan:

n = Jumlah responden

ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y ΣX = Jumlah skor tiap butir

ΣY = Jumlah skor total

ΣX² = Jumlah skor X dikuadratkan ΣY² = Jumlah skor Y dikuadratkan

Dari rumus di atas dapat dijelaskan bahwa rxy merupakan koefisien

korelasi dari variabel X dan variabel Y dapat dilihat dengan membandingkan r hitung dengan r tabel pada tingkat kepercayaan 95%. Bila r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka terdapat pengaruh yang positif.


(52)

81

Untuk lebih memudahkan dalam menafsirkan harga koefisien korelasi, menurut Sugiyono (2012: 184) sebagai berikut:

Tabel 3.10.

Tolok Ukur Koefisien Korelasi

Nilai Koefisien Kriteria

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2012: 184)

1) Uji Signifikansi

Uji signifikansi ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut signifikan terhadap Variabel Y. Uji signifikansi ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 144), yaitu:

t = r √n-2 √ 1-r² Keterangan:

t = Nilai t hitung

r = Koefesien Korelasi hasil n = Jumlah responden

Meguji taraf signifikansi yaitu dengan membandingkan harga

r hitung dengan r tabel dengan tingkat kepercayaan tertentu dan dengan dk = n – 2. Koefisien dikatakan signifikan atau memiliki arti apabila harga r hitung > r tabel.

2) Uji Koefisien Determinasi

Mencari derajat hubungan berdasarkan Koefisien Determinasi (KD) dengan maksud mengetahui sejauhmana kontribusi yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(53)

Awang Setiawan, 2014

KD = (r²) x 100% Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi yang dicari r² = Koefisien Korelasi

b. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi dimaksudkan untuk mengetahui hubungan fungsional antara variabel penelitian. Dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:

Ŷ = a + bX

Keterangan:

Ŷ = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi a = Konstanta, apabila harga X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan terjadi pada X

X = Harga variabel X

c. Analisis Korelasi Ganda

Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas X secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat Y.

Analisis korelasi ganda menggunakan rumus: RxІxЇy, sedangkan untuk mencari signifikasi digunakan rumus Fhitung yang kemudian

dibandingkan dengan Ftabel.

Untuk mencari kesimpulan, jika Fhitung Ftabel maka Ho ditolak,

artinya signifikan, sebaliknya jika Fhitung Ftabel maka Ho diterima,

artinya tidak signifikan.

d. Analisis Regresi Ganda

Analisis regresi ganda adalah alat peramalan pengaruh dua variabel bebas (X) atau lebih terhadap variabel terikat (Y), untuk membuktikan ada


(54)

83

atau tidaknya hubungan fungsi kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan variabel terikat.

Untuk mengetahui kontribusi antara variabel bebas terhadap variabel terikat yang dikontrol oleh variabel bebas lainnya, atau secara bersama-sama digunakan rumus analisis regresi ganda sebagai berikut:

Ŷ = a + b₁X₁ + b2X2 + E

Keterangan:

Ŷ = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi. a = Nilai konstanta

bІ = Nilai koefisien regresi xІ bЇ = Nilai koefisien regresi xЇ xІ = Variabel bebas xІ

xЇ = Nilai koefisien regresi xЇ E = Prediktor

4. Alat Bantu

Untuk membantu analisis data, kegiatan penghitungan statistik menggunakan program SPSS (Statistical Package of Social Science) Versi

17.0 for Windows sehingga dapat diperoleh perhitungan statistik deskriptif

seperti koefisien korelasi, koefisien determinasi, validitas, reliabilitas, mean, deviasi standar, skor minimum, skor maksimum, distribusi frekuensinya dan lainnya yang dibutuhkan dalam analisis data.

5. Tahap Penafsiran/Penguraian Data

Dari analisis dan perhitungan terhadap data mentah hasil angket, dihasilkan data penelitian yang berbentuk angka-angka. Data tersebut harus diberi pemaknaan dengan cara menafsirkan dan menguraikan dalam bentuk kata-kata atau kalimat yang sesuai dengan kriteria dan keperluan yang telah menjadi ketentuan dalam penelitian ini.

Penafsiran atas penelitian ini sangat diperlukan untuk membuat kesimpulan penelitian khususnya yang menyangkut variabel-variabel yang diteliti dan hubungan antar variabel tersebut. Lebih lanjut untuk


(55)

Awang Setiawan, 2014

menguraikan hasil analisis dan penafsiran terhadap hasil penelitian akan diuraikan dalam Bab IV.


(1)

(2)

Awang Setiawan, 2014

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(3)

(4)

Awang Setiawan, 2014

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(5)

Awang Setiawan, 2014


(6)

Awang Setiawan, 2014

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Awang Setiawan, dilahirkan di Majalengka pada tanggal

02 Desember 1975. Ayahanda bernama Madria (alm) dan Ibunda Cioh Kasiah (almh), anak keenam dari tujuh bersaudara. Pada saat menulis tesis ini berdomisili di Blok Sidamukti Rt 01 Rw 02 Desa Sadawangi Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat.

Riwayat pendidikan: SDN Sadawangi I, lulus dan berijazah tahun 1988; SMP Negeri I Lemahsugih, lulus dan berijazah tahun 1992; SMA PGRI I Majalengka Jurusan Biologi, lulus dan berijazah tahun 1994; D-II / Akta II IKIP Bandung Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar lulus dan berijasah tahun 1998, S-1 / Akta IV STKIP YASIKA Majalengka Jurusan Pendidikan Matematika, lulus dan berijazah tahun 2005; kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung melalui Program Beasiswa Peningkatan Kualifikasi akademik S-2 bagi PTK SD dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2012.

Riwayat pekerjaan: Tahun 1999 diangkat menjadi CPNS sebagai guru di SD Negeri Pangasinan II Desa Pangasinan Kecamatan Gunungsindur Kabupaten Bogor (TMT 01 Maret 1999) sampai tahun 2003. Kemudian pada tahun 2003 mengajukan mutasi ke lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka dan ditempatkan di SD Negeri Sadawangi III Desa Sadawangi Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka sampai dengan sekarang. Dari pernikahan dengan Iwi Kartiwi dikaruniai seorang putra bernama Vidy Aditya Pratama.


Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PENDIDIKAN DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA SEKOLAH DASAR NEGERI KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PENDIDIKAN DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KEBONAGUNG PACITAN.

0 1 15

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH CIOMAS KABUPATEN BOGOR.

2 3 68

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CIRANJANG KABUPATEN CIANJUR.

0 1 23

KONTRIBUSI PERILAKU KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA KOMITE SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA.

0 1 63

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kemampuan Profesional Guru Dan Iklim Sekolah Terhadap Prestasi Sekolah Dasar Di Ekskawedanan Ambarawa Kabupaten Semarang

0 2 14

PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN KATAPANG.

0 3 65

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN MAJALENGKA.

0 5 60

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF PADA SD NEGERI DI KECAMATAN PURWAKARTA.

1 5 69

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SMP NEGERI SE-KABUAPTEN PURWAKARTA.

0 0 72

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA - repository UPI T ADP 1204781 Title

0 0 3