Peningkatan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Ips Melalui Media Permainan : penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas VIII B Semester II tahun ajaran 2014-2015 di SMP Negeri 4 Kota Bandung.

(1)

Sharfina Harahap, 2015

PENINGKATAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA PERMAINAN

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII B SMPN 4 BANDUNG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh

SHARFINA HARAHAP

1105765

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Sharfina Harahap, 2015

PENINGKATAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA PERMAINAN

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII B SMPN 4 BANDUNG)

Oleh

Sharfina Harahap

1105765

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

©Sharfina Harahap 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Sharfina Harahap, 2015

LEMBAR PENGUJI

Skripsi ini telah diujikan pada :

Hari/Tanggal : Kamis, 25 Juni 2015

Tempat : Gedung FPIPS, Lantai 2

PanitiaUjian :

1. Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris : Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014 198601 1 001

3. Penguji 1. Drs. H. Faqih Samlawi, MA. NIP.19600408 198803 1 001

2. Dr. Hj. Siti Nurbayani K, S.Pd.,M.Si. NIP. 19700711 1994032 002

3. Ir. Yakub Malik, M.Pd NIP. 19590101 198901 1 001


(5)

Sharfina Harahap, 2015

ABSTRAK

Peningkatan Kerjasama Siswa dalam Pembelajaran IPS Melalui Media Permainan. Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII B Semester II tahun ajaran

2014-2015 di SMP Negeri 4 Kota Bandung.

Penelitian ini berawal dari keresahan penulis terhadap permasalahan yang terjadi di kelas VIII B SMP Negeri 4 Bandung terkait kerjasama siswa. Permasalahan ini merupakan temuan dari observasi yang dilakukan pada pertemuan bulan Maret tahun 2015. Permasalahan yang dijumpai adalah kerjasama siswa dalam pembelajaran IPS. Kondisi ini menyebabkan kurang teraplikasinya kerjasama siswa yang baik dan benar. Melihat permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan proses pembelajaran, maka peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas dengan disain penelitian Model Lewin Menurut Elliot (Wiriatmadja, 2011:64) dalam 3 Siklus. Alternatif pemecahan masalah yang dipilihyaitu peningkatan kerjasama siswa dalam pembelajaran IPS melalui media permainan. Hal ini dikatakan berhasil dengan melihat perkembangan indikator Johnson dan Johnson 1994 yaitu penerimaan dalam pembagian kelompok, komunikasi, bertukar informasi dan pendapat, aktif dalam kelompok, menunjukan kekompakan, tanggung jawab pada kelompok dan tercapainya tujuan kelompok. Seluruh aspek ini mengalami perkembangan dengan baik dari siklus pertama hingga siklus terakhir dengan persentase pada siklus pertama siswa memiliki kualifikasi cukup 42,8%. Kemudian pada siklus kedua 71,4%. Pada siklus ke tiga mengalami peningkatan yang baik dalam presentase 95,23% dan hal ini dikatakan kesimpulannya, media permainan dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran IPS kelas VIII B SMP 4 Bandung.


(6)

Sharfina Harahap, 2015

ABSTRACT

THE USE OF GAME TO IMPROVE STUDENT’S TEAMWORK ABILITY IN LEARNING SOCIAL SCIENCE EDUCATION.

A Classroom Action Research in SMPN 4 Bandung, Class VIII B Second Semester, Year 2014-2015.

This study was conducted based on the writer’s concern towards the problem of student’s teamwork ability in SMPN 4 Bandung Class VIIIB. That problem was found during the observation in March 2015 during a Social Science Education class. It causes the lack of students working in a team. Considering the problem that would be observed deeply which is still related to the process of learning, the writer chose a classroom action research with Lewin Research Model based on Elliot (Wiriatmadja, 2011:64) in 3 cycles. This study used a game as the media for learning to improve student’s teamwork ability. According to the indicators development from Johnson and Johnson 1994, the method is considered as successful in student’s acceptance in making group, communication, exchanging information and opinion, being active in group work, showing the ability of compactness, being responsible towards group

and achieving group’s goal. All the aspects mentioned have been successfully improved from the

first cycle until the last which was shown by students’ percentage reached 42, 8% in the first cycle. In the second cycle, the percentage reached 71,4%. Then, in the third cycle, the percentage increased well until it reached 95,23% which is called as. To conclude, Game as the media of learning can improve student’s teamwork ability.


(7)

Sharfina Harahap, 2015

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Pendidikan ... 9

1. Pendidikan sebagai suatu proses. ... 9

2. Tujuan Pendidikan ... 9

3.Belajar dan Pembelajaran ... 9

B. Pembelajaran IPS ... 10

1.Hakikat Pembelajaran IPS ... 10


(8)

ii Sharfina Harahap, 2015

3.Karakteristik Pembelajaran IPS ... 12

C. Cooperative (Kerjasama) ... 12

1. Cooperative Learning ... 13

2. Kerjasama...13

3. Kerjasama dalam Pembelajaran IPS...14

D. Media Pembelajaran IPS...14

E. Permainan...14

1. Media Permainan...15

2. Bermain...17

3. Jenis-Jenis Bermain...17

4. Fungsi Bermain...18

5. Cooperative Games...18

6. Macam-Macam Permainan...19

E. Permainan Dalam Pembelajaran IPS...19

1. Permainan Ular Tangga...19

2. Permainan Bajak Laut...21

3. Permainan Paralon Bocor...22

F. Penelitian Terdahulu...23

BAB III METODE PENELITIAN ... .33

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... .26

B. Desain Penelitian ... .26


(9)

iii Sharfina Harahap, 2015

2. Identifikasi Masalah...28

3. Solusi Penanganan ... 29

4. Perencanaan...30

5. Pelaksanaan ... 37

6. Refleksi ... 38

C. Metode Penelitian ... 38

D. Fokus Penelitian ... 40

1.Cooperative (Kerjasama) ... 40

2.Cooperative Learning ... 40

3. Kerjasama...41

4. Permainan...42

E. Instrumen Penelitian...42

F. Teknik Pengumpulan Data... 50

G. Teknik Pengolahan Data...52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 53

1. Deskripsi Sekolah ... 53

2. Deskripsi Kelas ... 54

B. Pelaksanaan Observasi Awal ... 54

C. Rencana Tindakan...57

1. Siklus I ... 58

2. Siklus II ... 96

3. Siklus III ... 129

D. Analisis Hasil Pengolahan Data Peningkatan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Media Permainan ... 155


(10)

iv Sharfina Harahap, 2015

2. Pelaksanaan ... 163

3. Kendala dan Solusi... 194

4. Hasil Peningkatan...196

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 129

A. Kesimpulan ... 208

B. Saran... 214

DAFTAR PUSTAKA ... 215

LAMPIRAN ...


(11)

v Sharfina Harahap, 2015

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

Tabel 2.1 Jenis-jenis Bermain ... 17

Tabel 3.1 Perencanaan Tindakan 1-3 Siklus I ... 30

Tabel 3.2 Perencanaan Tindakan 1-3 Siklus II...32

Tabel 3.3 Perencanaan Tindakan 1-3 Siklus III...33

Tabel 3.4 Pemetaan KD, Materi, Permainan, dan Tugas...35

Tabel 3.5 Indikator Kerjasama Siswa...41

Tabel 3.6 Format Lembar Observasi Kegiatan Guru...43

Tabel 3.7 Pedoman Observasi Peningkatan Kerjasama Siswa ... 44

Tabel 3.8 Penilaian Indikasi Kerjasama... 45

Tabel 3.9 Penilaian Kelompok ... 46

Tabel 3.10 Pedoman Wawancara Pra Siklus ... 46

Tabel 3.11 Pedoman Wawancara Siswa Siklus I...48

Tabel 3.12 Pedoman Wawancara Siswa Siklus II ... 49

Tabel 3.13 Pedoman Wawancara Siswa Siklus III...49

Tabel 3.14 Rumus Verifikasi Data Penelitian...50

Tabel 3.15 Konversi Rata-Rata Presentase ... 50

Tabel 4.1 Nama Kelompok Tindakan 1 Siklus I... 64

Tabel 4.2 Nama Kelompok Tindakan 2 Siklus I... 77


(12)

vi Sharfina Harahap, 2015

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Kerjasama Siswa Siklus I ... 87

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Indikasi Kerjasama Siswa Siklus I...90

Tabel 4.6 Penilaian Kelompok Siklus I...92

Tabel 4.7 Nama Kelompok Tindakan 1 Siklus II...100

Tabel 4.8 Nama Kelompok Tindakan 2 Siklus II...110

Tabel 4.9 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II...119

Tabel 4.10 Hasil Penilaian Kerjasama Siswa Siklus II...121

Tabel 4.11 Hasil Penilaian Indikasi Kerjasama Siswa...124

Tabel 4.12 Penilaian Kelompok Siklus II...126

Tabel 4.13 Nama Kelompok Tindakan 1 Siklus III...133

Tabel 4.14 Nama Kelompok Tindakan 2 Siklus III...139

Tabel 4.15 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus III...146

Tabel 4.16 Hasil Penilaian Kerjasama Siswa Siklus III...148

Tabel 4.17 Hasil Penilaian Indikasi Kerjasama Siswa Siklus III...151

Tabel 4.18 Penilaian Kelompok Siklus III...153

Tabel 4.19 Klasifikasi Pengembangan Indikator dalam Pembelajaran IPS Melalui Media Permainan...203

Grafik 4.1 Hasil Presentase dalam Observasi Peningkatan Kerjasama Siswa dalam Pembelajaran IPS melalui Media Permainan setiap siklusnya (I-III)...155


(13)

vii Sharfina Harahap, 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model Elliot ... 26

Gambar 3.2 Pembelajaran IPS menggunakan Penggunaan Media Permainan untuk meningkatkan kerjasama siswa...29

Gambar 4.1 Video Animasi Interaksi Sosial ... 61

Gambar 4.2 Komik Materi Interaksi Sosial ... 62

Gambar 4.3 Contoh-contoh Interaksi Sosial ... 63

Gambar 4.4 Media Permainan Ular Tangga ... 68

Gambar 4.5 Komik Bentuk-bentuk Interaksi Sosial...73

Gambar 4.6 Contoh Bentuk-bentuk Interaksi Sosial...74

Gambar 4.7 Pelaksanaan Permainan Ular Tangga...77

Gambar 4.8 Contoh Tugas...78

Gambar 4.9 Hasil Tugas...82

Gambar 4.10 Peresentasi Hasil Permainan Ular Tangga...83

Gambar 4.11 Tayangan Video Keragaman Budaya...99

Gambar 4.12 Contoh Keragaman Budaya...100

Gambar 4.13 Contoh Keragaman Agama...108

Gambar 4.14 Pelaksanaan Permainan Bajak Laut...110


(14)

viii Sharfina Harahap, 2015

Gambar 4.16 Presentasi Hasil Permainan Bajak Laut...117

Gambar 4.17 Pelaksaan Permainan Paralon Bocor...140

Gambar 5.1 Kunjungan Ke Museum...213

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1...

 SK Penelitian dari Fakultas ...

 SK Penelitian dari Sekolah ...

 Buku Bimbingan Kegiatan Skripsi ...

 SK dari Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ... LAMPIRAN 2...

 Instrumen Penelitian Tindakan Kelas (PTK) siklus I-III ... 1. Pedoman Observasi Kerjasama Siswa... 2. Pedoman Observasi Indikasi Kerjasama Siswa... 3. Pedoman Observasi Kegiatan Guru... 4. Pedoman Wawancara Guru... 5. Pedoman Wawancara Siswa(Sebelum Penelitian)... 6. Pedoman Wawancara Siswa(Setelah Penelitian)... 7. Pedoman Penilaian Kelompok...

 Rencana Pelaksanaan Pemebelajaran (RPP) ... LAMPIRAN 3...

 Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Siklus I-III ... 1. Pedoman Observasi Kerjasama Siswa... 2. Pedoman Observasi Indikasi Kerjasama Siswa... 3. Pedoman Observasi Kegiatan Guru... 4. Pedoman Wawancara Guru... 5. Pedoman Wawancara Siswa(Sebelum Penelitian)... 6. Pedoman Wawancara Siswa(Setelah Penelitian)... 7. Pedoman Penilaian Kelompok...


(15)

ix Sharfina Harahap, 2015


(16)

208

Sharfina Harahap, 2015

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

1. Perencanaan peningkatan kerjasama siswa dalam pembelajaran IPS melalui media permainan di kelas VIII-B SMPN 4 Bandung.

Dalam perencanaan “Peningkatan Kerjasama Siswa dalam Pembelajaran IPS melalui media permainan’”. Peneliti melakukan perencanaan yang sesuai dengan model PTK yang peneliti pilih yaitu model Lewin Menurut Elliot dalam (Wiriatmadja, 2011:64). Secara umum para tahap perencanaan peneliti mempersiapkan perangkat berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), kompetensi inti dan kompetensi dasar, media permainan ular tangga, permainan bajak laut, permainan paralon bocor, LKS (lembar kegiatan siswa), dan perangkat evaluasi (tes dan non tes).

Penelitian ini dilakukan dalam tiga tindakan setiap siklusnya. Masing-masing tindakan memiliki karakteristik tersendiri yang penulis rencanakan, yaitu tindakan satu mengkaji materi, tindakan dua fokus pelaksanaan penggunaan media permainan, dan tindakan tiga untuk mengkomunikasikan hasil belajar IPS yang didapatkan dari media permainan. Perencanaan ini dilakukan untuk beberapa siklus, sampai mengalami peningkatan dan data jenuh. Kemudian secara khusus perencanaan diawali dengan tahap melakukan tinjauan lapangan. Menyiapkan kompetensi inti dan dasar disertakan indikator, tujuan, metodel penunjang, media permainan, dan sebagai alat evaluasi peneliti menyiapkan instrumen yang relevan seperi lembar observasi, LKS, lembar awancara, lembar penilaian kelompok.

2. Pelaksanaan peningkatan kerjasama Ssswa alam Pembelajaran IPS Melalui Media Permainan di kelas VIII-B SMPN 4 Bandung.

Pelaksanaan secara umum dari siklus I sampai siklus III berjalan dengan baik. Pelaksanaan diawali dengan, pada tahap pertama yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam hal pembelajaran kerjasama kelompok dengan tema sifat-sifat dan bentuk-bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat. Metode yang


(17)

209

Sharfina Harahap, 2015

akan digunakan dalam tindakan menggunakan metode kooperatif sebagai pembelajaran.

Media yang digunakan adalah media power point yang di dalamnya terdapat materi serta contoh-contoh gambar yang berkaitan dengan materi yang dijelaskan dan menayangkan video yang berkaitan dengan materi yang dijelaskan. peneliti akan melaksanakan tindakan dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar. Beberapa hal yang dipersiapkan oleh peneliti untuk menunjang kegiatan pembelajaran menggunakan metode kooperatif . Pada setiap siklus media yang digunakan adalah gambar yang diambil dari internet dan tayangan video yang diambil dari internet yang berhubungan dengan materi yang diajarkan dan media permainan.

Pelaksanaan evaluasi pada siklus menggunakan penilaian individu dan penilaian kelompok, dan lembar observasi. hal ini dilakukan agar terlihat kerjasama siswa dan kerjasama di dalam kelompok dengan menggunakan metode kooperatif dan media permainan.

3. Kendala dan solusi yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan media permainan untuk meningkatkan kerjasama siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-B SMPN 4 Bandung.

Dari tiga siklus yang peneliti lakukan masing-masing siklus terindikasi adanya kendala, namun setiap siklus memiliki karakteristik yang berbeda. Kendala tersebut diantaranya pada siklus I dalam penerimaan kelompok, siswa yang tidak aktif dalam kelompok, ketidaknyamanan siswa dalam kelompok dan tidak siswa tidak percaya diri. Dari kendala tersebut berdasarkan hasil lembar observasi, penilaian indikasi, penilaian kelompok dan penilaian kelompok. Diperoleh solusi yaitu memberikan mtivasi kepada siswa agar tidak memilih-milih teman, kemudian lebih didekatkan lagi dan diberikan pengarahan, dan mengajak siswa untuk kembali ke kelompoknya.

Kendala pada siklus II diantaranya Pada saat pembagian kelompok, walaupun sudah berkurang. Solusi yang dapat diberikan dari kendala siklus II adalah ebih memotivasi dan mengaskan kepada siswa bahwa teman sekelompok kalian dapat diajak kerjasama yang baik dan benar, bahwa teman sekelompok


(18)

210

Sharfina Harahap, 2015

kalian ingin menyelesaikan tugas secara bersama-sama dan lebih menyemangati siswa agar siswa semangat dalam bekerjasama kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas.

Berdasarkan hasil penelitian Siklus III, tidak ada kendala dikarenakan. Hal ini karena siswa sudah dapat menerima teman-teman sekelompokmya, siswa sudah nyaman dengan teman-temannya pada saat berkelompok, terlihat dari hasil penelitian siklus III siswa sudah tidak memilih-milih teman dalam kerjasama kelompok, siswa aktif dalam membantu teman sekelompok, siswa aktif bertukar informasi dan pendapat, siswa lebih percaya diri dan terlihat dari terciptanya tujuan yang sangat baik. Dengan tercapainya hasil fluktuasi peningkatan yang baik antara siklus I sampai siklus III. Dengan hasil peningkatan tersebut peneliti menyatakan bahwa data sudah jenuh sehingga peneliti tidak melanjutkan siklus berikutnya.

4. Hasil peningkatan kerjasama siswa dalam pembelajaran IPS melalui media permainan di kelas VIII-B SMPN 4 Bandung.

Pada siklus 1-3 dapat terlaksana dengan baik. Pada siklus satu berdasarkan hasil observasi dalam konteks kerjasama siswa diperoleh hasil (CUKUP). Siklus II diperoleh (BAIK) Pertama, indikator penerimaan dalam pembagian kelompok memperoleh hasil kualifikasi cukup dan Siklus III (BAIK).

Hasil Siklus I diperoleh (CUKUP), Pertama dari indikator penerimaan dalam pembagian kelompok memperoleh hasil kualifikasi kurang. Hal ini dikarenakan pada saat pembagian kelompok yang diacak oleh guru, sebagian besar siswa meminta digantikan kelompoknya, seperti ada yang ingin pindah ke kelompok lain, ada yang ingein bersama sahabatnya, ada yang tidak ingin satu kelompok dengan singannya.

Kedua, Indikator siswa berkomunikasi dengan baik dan benar dengan teman sekelompoknya memperoleh hasil kualifikasi cukup. Hal ini dikarenakan siswa yang sebagian kecil hanya diam saja, dan juga siswa yang berkomunikasi seperlunya saja. Kemudian ketiga, Indikator siswa bertukar informasi/pendapat memperoleh kualifikasi kurang. Hal ini dikarenakan sebagian besar siswa tidak bertukar informasi dikarenakan ketidak nyaman yang membuat siswa terlihat


(19)

211

Sharfina Harahap, 2015

diam saja, dan terlihat beberapa siswa yang menjawab sendiri pertanyaan tanpa mendiskusikan dan bertukar informasi. Hal ini disebabkan karena siswa masih terlihat egois dan kompetitif.

Keempat, Indikator siswa aktif dalam kelompok memperoleh hasil kualifikasi kurang, hal ini dikarenakan sebagian besar siswa yang terlihat tidak aktif yang disebabkan ketidaknyamanan dengan teman kelompoknya yang menyebabkan siswa terlihat diam dan tidak mau aktif dalam kelompok. Resolusi yang diberikan adalah memberikan motivasi kepada siswa, dan mengajak siswa untuk lebih peduli, lebih bekerjasama dengan teman sekelompoknya.

Dari hasil Siklus II diperoleh (BAIK) Pertama, indikator penerimaan dalam pembagian kelompok memperoleh hasil kualifikasi cukup . Hal ini dikarenakan pada saat pembagian kelompok yang diacak oleh guru masih ada sebagian kecil siswa yang ingin pindah ke kelompok lain, dan ingin bersama sahabatnya. Kedua, indikator siswa berkomunikasi dengan baik dan benar dengan teman sekelompoknya memperoleh hasil kualifikasi baik. Hal ini dikarenakan siswa yang sebagian kecil awalnya hanya diam saja sudah mulai beradaptasi dengan kelompok yang berbeda lagi, siswa juga terlihat yang awalnya hanya diam saja tetapi diajak oleh teman sekelompoknya menjadi tidak diam lagi untuk berkomunikasi. Kelompok tersebut sudah menunjukkan peduli terhadap teman sekelompoknya. Ketiga, indikator kelompok dapat menunjukkan kekompakan memperoleh hasil kualifikasi cukup. Hal ini dikarenakan sebagian kecil siswa yang hanya diam saja dan tidak percaya diri yang menyebabkan kelompok masih cukup dalam menunjukkan kekompakan.

Dari hasil siklus III diperoleh (BAIK) Pertama, indikator penerimaan dalam pembagian kelompok memperoleh hasil kualifikasi baik . Hal ini dikarenakan pada saat pembagian kelompok yang diacak oleh guru sudah terlihat hasil yang sangat bagus karena hampir seluruh siswa menerima kelompok yang diberikan oleh guru dan langsung ingin bermain. Hal ini dikarenakan siswa sudah mulai merasa nyaman sudan terlihat menerima teman sekelompoknya.


(20)

212

Sharfina Harahap, 2015

Kedua, indikator siswa berkomunikasi dengan baik dan benar dengan teman sekelompoknya memperoleh hasil kualifikasi baik. Hal ini dikarenakan siswa sudah terlihat berkomunikasi dengan teman sekelompoknya, sudah tidak malu-malu lagi dan terlihat percaya diri, siswa sudah terlihat nyaman dengan kelompok yang berbeda lagi. Ketiga, indikator siswa bertukar informasi dan pendapat memperoleh kualifikasi baik. Hal ini dikarenakan siswa yang sudah terlihat dalam bertukar infomasi yang sudah berani, yang terlihat percaya diri dalam berukar informasi walaupun dalam menjodohkan pernyataan tersebut salah tetapi siswa terlihat tetap aktif dalam bertukar pendapat dan tidak takut salah. Hal ini sangat bagus sekali dikarenakan kerjasama kelompok sangat membutuhkan adanya bertukar informasi/pendapat untuk menyelesaikan tugas-tugas dan permainan tersebut

Kemudian keempat, indikator siswa aktif dalam kelompok memperoleh hasil kualifikasi baik, hal ini dikarenakan siswa sudah aktif dalam berkomunikasi, dalam bertukar infomasi yang membuat siswa terlihat aktif dalam kelompok, siswa sudah tidak takut salah lagi dikarenakan teman sekelompoknya juga sudah menerima kekurangan dan kelebihan teman sekelompoknya. Hal ini yang menjadikan siswa aktif dalam kelompoknya.

Kelima, indikator kelompok dapat menunjukkan kekompakan memperoleh hasil kualifikasi cukup. Hal ini dikarenakan siswa sudah kompak dalam bertukar informasi, aktif dalam kelompok, pembagian tugas secara adil dan semua tugas dan permainan diselesaikan secara bekerjasama.

Keenam, indikator siswa bertanggung jawab pada kelompok menunjukkan kekompakan memperoleh hasil baaik. Hal ini dikarenakan sebagian besar siswa sudah menunjukkan bertanggung jawab kepada kelompoknya seperti dalam hal berkomunikasi siswa sudah tidak terlihat diam, dalam hal bertukar infomasi dan pendapat siswa terlihat percaya diri dan tidak takut salah, dalam menyelesaikaan tugas dan permainan siswa mengerjakan secara bekerjasama.

Ketujuh, indikator terciptanya tujuan kelompok memperoleh hasil kualifikasi baik. Hal ini dikarenakan tujuan kelompok seperti berkomunikasi, bertukar informasi/pendapat, aktif dalam kelompok dan menunjukkan kekelompakan sudah terlihat sangat bagus, dan tugas-tugas yang ada di dalam


(21)

213

Sharfina Harahap, 2015

permainan dapat terselesaikan dengan cara kerjasama yang sangat bagus. Hal ini yang membuat terciptanya tujuan kelompok sudah terwujud dengan baik dan benar.

Dengan tercapainya hasil fluktuasi peningkatan yang baik antara siklus I sampai siklus III, di buktikan dengan peneliti bersama siswa diluar siklus berkunjung ke tiga tempat yaitu museum sri baguda, museum geologi dan alun-alun. Penigkatan kerjasama siswa juga terlihat dari siswa ingin sekelas jalan-jalan berkunjung kemuseum. Beikut dokumentasi hasil kunjungan ke museum sri baduga, museum geologi dan alun alun

Gambar 5.1 Kunjungan ke Museum Sri baduga, Museum Geologi dan Alun-alun


(22)

214

Sharfina Harahap, 2015 B.Saran

Bagi siswa

1. Lebih mengembangkan sikap kerjasama antar siswa, karena dengan bekerjasama dapat meningkatkan sosialisasi pada siswa.

Bagi guru

1. Dapat menerapkan dan mendukung siswa untuk terus bekerjasama.

2. Dapat menerapkan media dan metode yang menunjang untuk siswa menjadi aktif kerjasama.

3. Dapat menerapkan media permainan karena dengan media permainan siswa menjadi aktif dalam bekerjasama, memotivasi siswa dalam pembelajaran, menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan membuat siswa lebih cepat dan mudah mengerti dalam pembelajaran IPS.

Bagi sekolah

1. Terus tingkatkan media pembelajaran untuk menunjang pembelajaran siswa, agar tercapai hasil pembelajaran yang maksimal.

2. Tingkatkan dalam hal kerjasama siswa di lingkungan sekolah agar siswa terus bersosialisasi.


(23)

Sharfina Harahap, 2015

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:Depdiknas Hamid, H. Dkk. (2012) Prosiding seminar nasional.Bandung: UPI

Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning Metode, Tekhnik, Struktur, dan Model Penerapan

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Konseptual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama

Komalasari, K.. (2011). Media Pembelajaran IPS. Bandung

Lie, A. (2002). Cooperatif Learning Mempraktikan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kekas. Jakarta: Grasindo

Mardalis. (2009). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Montolalu,dkk. (2007). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Ruhimat Toto. (2009). “Kurikulum Pembelajaran. Jurusan Kurikulum Tekhnologi

Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan.” Universitas Pendidikan Indonesia. Sanjaya, Wina (2004). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan. Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Kencana.

Sanjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV. Yasindo Multi Aspek.

Sanjaya, Wina (2012). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Soekanto, Soerjono. (2007) Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: P.T.Raja Grafindo

Sudono, Anggani. (1995). Alat Permainan dan Sumber Belajar. Jakarta:


(24)

Sharfina Harahap, 2015

Sugianto. Mayke. (1995). Bermain , Mainan Dan Permainan. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: ALFABETA

Suwardjo dan Eliana, Evalmania. (2011). 55 Permainan (Games) dalam Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Paramitra Publishing.

Triharsono, Agung. Permainan Kreatif dan Edukatif. Yogyakarta: C.V ANDI

Suwardjo dan Eliana, Evalmania. (2011). 55 Permainan (Games) dalam Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Paramitra Publishing.

Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Rosada. Internet:

Adjio. (2012). Pembelajaran Dengan Menggunakan Media Ular Tangga. [Online]. Tersedia di http://adzjiotarbiyah.blogspot.com/2012/03/media-pembelajaran -dengan-ular-tangga-html [Februari 2013].

Janah, Arinil. (2009). Laporan PTK Ular Tangga PKn. [Online]. Tersedia di http://arinil.wordpress.com/2009/10.28/laporan-ptk-ular-tangga-pkn/.


(1)

diam saja, dan terlihat beberapa siswa yang menjawab sendiri pertanyaan tanpa mendiskusikan dan bertukar informasi. Hal ini disebabkan karena siswa masih terlihat egois dan kompetitif.

Keempat, Indikator siswa aktif dalam kelompok memperoleh hasil

kualifikasi kurang, hal ini dikarenakan sebagian besar siswa yang terlihat tidak aktif yang disebabkan ketidaknyamanan dengan teman kelompoknya yang menyebabkan siswa terlihat diam dan tidak mau aktif dalam kelompok. Resolusi yang diberikan adalah memberikan motivasi kepada siswa, dan mengajak siswa untuk lebih peduli, lebih bekerjasama dengan teman sekelompoknya.

Dari hasil Siklus II diperoleh (BAIK) Pertama, indikator penerimaan dalam pembagian kelompok memperoleh hasil kualifikasi cukup . Hal ini dikarenakan pada saat pembagian kelompok yang diacak oleh guru masih ada sebagian kecil siswa yang ingin pindah ke kelompok lain, dan ingin bersama sahabatnya. Kedua, indikator siswa berkomunikasi dengan baik dan benar dengan teman sekelompoknya memperoleh hasil kualifikasi baik. Hal ini dikarenakan siswa yang sebagian kecil awalnya hanya diam saja sudah mulai beradaptasi dengan kelompok yang berbeda lagi, siswa juga terlihat yang awalnya hanya diam saja tetapi diajak oleh teman sekelompoknya menjadi tidak diam lagi untuk berkomunikasi. Kelompok tersebut sudah menunjukkan peduli terhadap teman sekelompoknya. Ketiga, indikator kelompok dapat menunjukkan kekompakan memperoleh hasil kualifikasi cukup. Hal ini dikarenakan sebagian kecil siswa yang hanya diam saja dan tidak percaya diri yang menyebabkan kelompok masih cukup dalam menunjukkan kekompakan.

Dari hasil siklus III diperoleh (BAIK) Pertama, indikator penerimaan dalam pembagian kelompok memperoleh hasil kualifikasi baik . Hal ini dikarenakan pada saat pembagian kelompok yang diacak oleh guru sudah terlihat hasil yang sangat bagus karena hampir seluruh siswa menerima kelompok yang diberikan oleh guru dan langsung ingin bermain. Hal ini dikarenakan siswa sudah mulai merasa nyaman sudan terlihat menerima teman sekelompoknya.


(2)

212

Kedua, indikator siswa berkomunikasi dengan baik dan benar dengan

teman sekelompoknya memperoleh hasil kualifikasi baik. Hal ini dikarenakan siswa sudah terlihat berkomunikasi dengan teman sekelompoknya, sudah tidak malu-malu lagi dan terlihat percaya diri, siswa sudah terlihat nyaman dengan kelompok yang berbeda lagi. Ketiga, indikator siswa bertukar informasi dan pendapat memperoleh kualifikasi baik. Hal ini dikarenakan siswa yang sudah terlihat dalam bertukar infomasi yang sudah berani, yang terlihat percaya diri dalam berukar informasi walaupun dalam menjodohkan pernyataan tersebut salah tetapi siswa terlihat tetap aktif dalam bertukar pendapat dan tidak takut salah. Hal ini sangat bagus sekali dikarenakan kerjasama kelompok sangat membutuhkan adanya bertukar informasi/pendapat untuk menyelesaikan tugas-tugas dan permainan tersebut

Kemudian keempat, indikator siswa aktif dalam kelompok memperoleh hasil kualifikasi baik, hal ini dikarenakan siswa sudah aktif dalam berkomunikasi, dalam bertukar infomasi yang membuat siswa terlihat aktif dalam kelompok, siswa sudah tidak takut salah lagi dikarenakan teman sekelompoknya juga sudah menerima kekurangan dan kelebihan teman sekelompoknya. Hal ini yang menjadikan siswa aktif dalam kelompoknya.

Kelima, indikator kelompok dapat menunjukkan kekompakan memperoleh hasil

kualifikasi cukup. Hal ini dikarenakan siswa sudah kompak dalam bertukar informasi, aktif dalam kelompok, pembagian tugas secara adil dan semua tugas dan permainan diselesaikan secara bekerjasama.

Keenam, indikator siswa bertanggung jawab pada kelompok menunjukkan

kekompakan memperoleh hasil baaik. Hal ini dikarenakan sebagian besar siswa sudah menunjukkan bertanggung jawab kepada kelompoknya seperti dalam hal berkomunikasi siswa sudah tidak terlihat diam, dalam hal bertukar infomasi dan pendapat siswa terlihat percaya diri dan tidak takut salah, dalam menyelesaikaan tugas dan permainan siswa mengerjakan secara bekerjasama.

Ketujuh, indikator terciptanya tujuan kelompok memperoleh hasil

kualifikasi baik. Hal ini dikarenakan tujuan kelompok seperti berkomunikasi, bertukar informasi/pendapat, aktif dalam kelompok dan menunjukkan kekelompakan sudah terlihat sangat bagus, dan tugas-tugas yang ada di dalam


(3)

permainan dapat terselesaikan dengan cara kerjasama yang sangat bagus. Hal ini yang membuat terciptanya tujuan kelompok sudah terwujud dengan baik dan benar.

Dengan tercapainya hasil fluktuasi peningkatan yang baik antara siklus I sampai siklus III, di buktikan dengan peneliti bersama siswa diluar siklus berkunjung ke tiga tempat yaitu museum sri baguda, museum geologi dan alun-alun. Penigkatan kerjasama siswa juga terlihat dari siswa ingin sekelas jalan-jalan berkunjung kemuseum. Beikut dokumentasi hasil kunjungan ke museum sri baduga, museum geologi dan alun alun

Gambar 5.1 Kunjungan ke Museum Sri baduga, Museum Geologi dan Alun-alun


(4)

214

B.Saran Bagi siswa

1. Lebih mengembangkan sikap kerjasama antar siswa, karena dengan bekerjasama dapat meningkatkan sosialisasi pada siswa.

Bagi guru

1. Dapat menerapkan dan mendukung siswa untuk terus bekerjasama.

2. Dapat menerapkan media dan metode yang menunjang untuk siswa menjadi aktif kerjasama.

3. Dapat menerapkan media permainan karena dengan media permainan siswa menjadi aktif dalam bekerjasama, memotivasi siswa dalam pembelajaran, menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan membuat siswa lebih cepat dan mudah mengerti dalam pembelajaran IPS.

Bagi sekolah

1. Terus tingkatkan media pembelajaran untuk menunjang pembelajaran siswa, agar tercapai hasil pembelajaran yang maksimal.

2. Tingkatkan dalam hal kerjasama siswa di lingkungan sekolah agar siswa terus bersosialisasi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:Depdiknas

Hamid, H. Dkk. (2012) Prosiding seminar nasional.Bandung: UPI

Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning Metode, Tekhnik, Struktur, dan Model Penerapan

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Konseptual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama

Komalasari, K.. (2011). Media Pembelajaran IPS. Bandung

Lie, A. (2002). Cooperatif Learning Mempraktikan Cooperatif Learning di

Ruang-ruang Kekas. Jakarta: Grasindo

Mardalis. (2009). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Montolalu,dkk. (2007). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Ruhimat Toto. (2009). “Kurikulum Pembelajaran. Jurusan Kurikulum Tekhnologi

Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan.” Universitas Pendidikan Indonesia.

Sanjaya, Wina (2004). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan.

Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Kencana.

Sanjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV. Yasindo Multi Aspek.

Sanjaya, Wina (2012). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Soekanto, Soerjono. (2007) Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: P.T.Raja Grafindo Sudono, Anggani. (1995). Alat Permainan dan Sumber Belajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti


(6)

Sugianto. Mayke. (1995). Bermain , Mainan Dan Permainan. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: ALFABETA

Suwardjo dan Eliana, Evalmania. (2011). 55 Permainan (Games) dalam

Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Paramitra Publishing.

Triharsono, Agung. Permainan Kreatif dan Edukatif. Yogyakarta: C.V ANDI Suwardjo dan Eliana, Evalmania. (2011). 55 Permainan (Games) dalam

Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Paramitra Publishing.

Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Rosada. Internet:

Adjio. (2012). Pembelajaran Dengan Menggunakan Media Ular Tangga. [Online]. Tersedia di http://adzjiotarbiyah.blogspot.com/2012/03/media-pembelajaran

-dengan-ular-tangga-html [Februari 2013].

Janah, Arinil. (2009). Laporan PTK Ular Tangga PKn. [Online]. Tersedia di http://arinil.wordpress.com/2009/10.28/laporan-ptk-ular-tangga-pkn/.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung.

2 3 43

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN INDONESIA BAGUS DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 4 Bandung kelas VIII-A dalam Pembelajaran IPS melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus NET TV).

1 9 79

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MELALUI MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Kota Bandung.

0 2 50

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR SISWA MELALUI IMPLEMENTASI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VII-D SMP Negeri 4 Kota Bandung.

0 1 70

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung.

0 3 50

PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA MELALUI TAYANGAN REALITY SHOW DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

0 4 51

PENGGUNAAN MEDIA KORAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SLOGAN: penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas VIII b di SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

0 6 40

PENERAPAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS JURNALISTIK SISWA SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII A Semester II Tahun Ajaran 2013-2014 di SMP Negeri 19 Kota Bandung.

2 2 78

MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran IPS di Kelas VIII-12 SMP Negeri 1 Bandung.

1 2 47

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MELALUI MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Kota Bandung - repository UPI S IPS 1102881 Title

0 0 5