IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI: Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VII G di SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VII G di SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi
oleh:
Encep Saeful Kamal 1006695
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VII G di SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
oleh
Encep Saeful Kamal
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Encep Saeful Kamal 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi atau cara lainnya tanpa izin penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
ENCEP SAEFUL KAMAL
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VII G di SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I,
Drs. H. Toto Subroto, M.Pd. NIP. 196208081987031002
Pembimbing II,
Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd. NIP. 197508122009121004
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
(4)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR GRAFIK ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii BAB I PENDAHULUAN ...
A. Latar Belakang Penelitian
...
B. Identifikasi Masalah Penelitian
...
C. Batasan Masalah Penelitian ...
D. Rumusan Masalah Penelitian
...
E. Tujuan Penelitian ... F. Manfaat Penelitian ...
1 1 8 9 9 10 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS TINDAKAN ... A. Kajian Pustaka ...
1. Hakikat Model Pembelajaran Inkuiri
...
2. Hakikat Hasil Belajar PJOK
...
3. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas
...
B. Kerangka Berpikir
... 11 11 11 21 22 24 26
(5)
viii
C. Hipotesis Tindakan ...
BAB III METODE PENELITIAN
...
A. Tujuan Operasional Penelitian
...
B. Setting Penelitian ...
C. Fokus Penelitian
...
D. Metode Penelitian ... E. Prosedur Penelitian ...
F. Data Penelitian
...
G. Teknik Analisis Data
... 27 27 27 28 28 28 31 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
...
A. Hasil Penelitian ...
1. Deskripsi Latar Penelitian
...
a. Keadaan Fisik Lingkungan ...
b. Pelaksanaan Pembelajaran PJOK
...
2. Perencanaan Penelitian ...
3. Analisis Hasil Tindakan
...
a. Analisis Hasil Tindakan I Siklus I
...
b. Analisis Hasil Tindakan II Siklus I
...
c. Analisis Hasil Tindakan I Siklus II
... 34 34 34 34 36 36 39 39 46 51 56 61 67 73 75 77
(6)
ix
d. Analisis Hasil Tindakan II Siklus II
...
e. Analisis Hasil Tindakan I Siklus III
...
f. Analisis Hasil Tindakan II Siklus III
...
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...
C. Diskusi Penemuan
...
D. Kelemahan Penelitian ... BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN ...
A. Simpulan Hasil Penelitian
...
B. Implikasi Hasil Penelitian
...
79 79 80
C. Rekomendasi Hasil Penelitian
...
80
DAFTAR PUSTAKA
... 82 LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(7)
ABSTRAK
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VII G di SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
oleh
Encep Saeful Kamal 1006695
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah pembelajaran PJOK belum mengarah pada pengembangan dimensi kreatif, bentuk pembelajaran hanya sekedar melatih teknik yang cenderung mengabaikan prinsip individualitas, dan strategi pembelajaran yang cenderung berpusat pada guru. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan perubahan melalui penerapan model pembelajaran inkuiri untuk membiasakan siswa berpikir kreatif dalam bentuk gerak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran PJOK di SMP Pasundan 4 Bandung. Melalui penelitian ini diharapkan dapat ditemukan alternatif model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran PJOK yang lebih efektif dan lebih tepat bagi siswa, khususnya siswa Kelas VII G di SMP Pasundan 4 Bandung.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi: perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII G SMP Pasundan 4 Bandung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu catatan observasi, lembar penilaian, catatan lapangan, dan alat untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan tahapannya yang meliputi data reduction, data display, dan conclusion.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peneliti sudah mampu mengimplementasikan model pembelajaran inkuiri dan sudah mampu menghadapi kesulitan ketika pelaksanaan tindakan seperti mengondisikan siswa, menyampaikan materi dengan jelas, menilai kinerja siswa, dan memberikan umpan balik terhadap respon yang ditampilkan oleh siswa. Hasil pada aspek afektif, nilai rata-rata pada tindakan ke 1 sampai tindakan ke 6 adalah 76-83-81-86-83-94. Pada aspek kognitif, nilai rata-rata pada tindakan ke 1 sampai tindakan ke 6 adalah 73-82-75-83-84-88. Pada aspek psikomotor, nilai rata-rata pada tindakan ke 1 sampai tindakan ke 6 adalah 66-79-78-82-80-89.
Sebagai kesimpulan pembahasan dalam penelitian ini yaitu dengan implementasi model pembelajaran inkuiri, siswa perlahan-lahan mampu membiasakan diri untuk berpikir kreatif, dengan menampilkan gerakan-gerakan yang kreatif sesuai dengan kemampuannya.
(8)
ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF INQUIRY LEARNING MODEL IN PHYSICAL EDUCATION LEARNING
(A Classroom Action Research in Class VII G of SMP Pasundan 4 Bandung Year of Study 2014/2015)
by
Encep Saeful Kamal 1006695
The problems studied in this research is the study PJOK not lead to the development of creative dimension, a form of learning just practice techniques tend to ignore the principle of individuality, and learning strategies which tends to be centered on the teacher. This prompted researchers to make changes through the implementation of inquiry learning model to familiarize students creative thinking in the form of motion.
The purpose of this research is to improve and enhance the quality of PJOK learning in SMP Pasundan 4 Bandung. Through this research can be found an alternative model of inquiry learning in PJOK learning more effective and more appropriate for students, especially students of Class VII G in SMP Pasundan 4 Bandung.
The method used is the method of classroom action research (PTK). Research procedures performed include: planning, implementation, observation, analysis and reflection. The subjects were students of class VII SMP Pasundan 4 Bandung. The instrument used in this study is observational record, assessment sheets, field notes, and the tools for documenting learning activities. Data analysis technique used is descriptive analysis with stages that include data reduction, a data display, and conclusion.
The results showed that the researchers have been able to implement inquiry learning model and has been able to face difficulties when implementing such actions condition the students, presenting the material clearly, assessing student performance, and provide feedback to the response shown by the students. The yield on the affective aspect, the average value of the action to 1 to act to 6 are 76-83-81-86-83-94. On cognitive aspects, the average value of the action to 1 to act to 6 are 73-82-75-83-84-88. On psychomotor aspects, the average value of the action to 1 to act to 6 are 66-79-78-82-80-89.
In conclusion of the discussion in this research is the implementation of inquiry learning model, students were able to slowly get used to thinking creatively, by displaying creative movements according to his ability.
(9)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini, suatu bangsa dikatakan maju apabila bangsa tersebut memiliki tingkat kualitas hidup yang tinggi. Tingginya kualitas hidup seseorang ditandai dengan keunggulan individu dalam kehidupannya, yang dapat dilihat dari kontrol pribadi, hubungan sosial, kemampuan intelektual, kondisi materi, dan tercapainya tujuan hidup. Seperti yang diungkapkan oleh Cohen & Lazarus, (dalam Maria, 2013, hlm. 2) bahwa :
kualitas hidup adalah tingkatan yang menggambarkan keunggulan seorang individu yang dapat dinilai dari kehidupan mereka. Keunggulan individu tersebut biasanya dapat dinilai dari tujuan hidupnya, kontrol pribadinya, hubungan interpersonal, perkembangan pribadi, intelektual dan kondisi materi.
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup adalah dengan cara meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).
Syaripudin (2010, hlm. 126) mengungkapkan bahwa “dalam proses pendidikan yang berlangsung di lingkungan atau lembaga memiliki tiga sifat, yaitu informal, formal dan nonformal.” Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa:
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Sekolah merupakan bentuk dari pendidikan formal yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Dalam proses pendidikan di sekolah, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah mewajibkan adanya beberapa mata pelajaran dan muatan lokal yang harus dipelajari oleh siswa. Salah satu sumbangan mata pelajaran yang penting untuk mendidik siswa adalah mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK).
(10)
2
Mata pelajaran PJOK dijadikan sebagai alat atau media untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, dengan memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan kualitas individu. Seperti yang dikemukakan oleh Mahendra (2009, hlm. 3) bahwa “pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam hal kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.” Hal senada diungkapkan oleh Tarigan (2012, hlm. 74) bahwa “pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan, sehingga tujuan pendidikan jasmani seyogianya selaras dengan tujuan yang ingin dicapai dalam dunia pendidikan Indonesia.” Dari kedua pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa, pendidikan jasmani di sekolah sangat berperan sekali dalam pembentukan manusia yang utuh, sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa tujuan dan fungsi pendidikan nasional adalah:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, pada bagian lampiran tertera bahwa “tujuan pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral dan aspek pola hidup sehat... “. Dari tujuan pendidikan jasmani di atas, maka dapat dikelompokkan bahwa tujuan pendidikan jasmani di sekolah harus mencakup tiga ranah. Ketiga ranah tersebut diantaranya ranah kognitif, ranah psikomotor, dan ranah afektif. Dalam pembelajaran PJOK, ketiga ranah ini harus bisa dibina melalui serangkaian aktivitas jasmani yang terstruktur dan terprogram dengan baik, sehingga nantinya diharapkan dalam diri siswa, ketiga ranah ini bisa dibina dan berkembang secara beriringan.
(11)
3
Merujuk pada Permendiknas No.22 Tahun 2006, maka dapat diterangkan bahwa dalam ranah kognitif, PJOK dapat menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta kemampuan nalar siswa. Proses kognitif merupakan kegiatan yang mengharuskan siswa untuk menggunakan dan melatih kemampuan intelektualnya. Proses kognitif dimulai dari kemampuan mengingat informasi, baik informasi yang sederhana ataupun kompleks, hingga pada tahap penafsiran yang tersusun dengan rapi, yang selanjutnya pada tahap membuat kesimpulan tentang informasi yang diterima. Dalam pembelajaran PJOK, seorang guru memulai pembelajaran dengan terlebih dahulu memberikan instruksi atau informasi mengenai suatu gerakan kepada siswa. Melalui kecerdasan yang dimiliki siswa, para siswa akan menafsirkan informasi yang diterimanya, berkaitan dengan apa, mengapa, dan bagaimana. Contohnya ketika pembelajaran aktivitas permainan bolabasket, mengenai konsep mencari ruang. Berdasarkan informasi yang diterima siswa dari gurunya, siswa berusaha untuk menafsirkan apa yang diinstruksikan oleh gurunya, kemudian siswa akan membuat perencanaan gerak dalam benaknya, mengenai bagaimana pelaksanaan gerakan yang akan dilakukannya sesuai dengan instruksi gurunya. Dengan demikian melalui contoh tersebut di atas, hal ini membuktikan bahwa siswa menggunakan kemampuan intelektualnya untuk membuat perencanaan gerakan dalam benaknya, mengenai gerakan yang akan dilakukannya.
Dalam ranah afektif, mata pelajaran PJOK dapat menumbuhkembangkan keterampilan sosial, stabilitas emosional, dan perilaku-perilaku positif. Ketika bermain, baik secara sadar atau tidak sadar siswa akan belajar bersosialisasi, bekerja sama, saling berbagi, dan tolong menolong. Semua perilaku ini akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ranah afektif. Contohnya ketika pada pembelajaran aktivitas permainan sepakbola. Siswa akan paham bahwa untuk memasukkan bola ke gawang lawan atau ingin memenangkan permainan, maka siswa akan sadar dengan sendirinya bahwa untuk bisa memenangkan suatu permainan, mereka harus percaya diri untuk menang, dan bisa bekerja sama dengan teman setimnya. Hal ini disebabkan karena tanpa kerjasama dan rasa percaya diri, maka tidak dapat memenangkan permainan. Dengan begitu apabila
(12)
4
kerja samanya baik, maka kemungkinan untuk memenangkan permainan sangat besar. Kalaupun kalah juga, siswa dituntut untuk menjunjung tinggi sportivitas, dengan menghargai tim yang menang, serta tidak frustasi dengan kekalahannya; karena dalam permainan pasti ada yang menang atau yang kalah. Dengan demikian melalui contoh tersebut di atas, hal ini membuktikan bahwa pada pembelajaran PJOK, siswa dapat menumbuhkembangkan kemampuan afektifnya.
Dalam ranah psikomotor, PJOK dapat menumbuhkembangkan keterampilan gerak dan meningkatkan kebugaran jasmani. Sudah tidak asing lagi bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, seperti yang diungkapkan oleh Cholik Mutohir (dalam Tarigan, 2012, hlm. 79)
bahwa „tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan jasmani dan tidak
ada pendidikan jasmani tanpa media gerak, karena gerak sebagai aktivitas jasmani merupakan dasar alami manusia untuk belajar mengenal dunia dan dirinya sendiri.‟ Lebih lanjut Rusli Lutan (dalam Tarigan, 2012, hlm. 79) menjelaskan
bahwa „pendidikan jasmani itu tak lain adalah proses belajar untuk bergerak, dan
belajar melalui gerak.‟ Dari kedua pendapat tersebut, dapat dijelaskan bahwa, tujuan pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani dapat mengoptimalkan kebutuhan manusia, yakni kebutuhan bergerak. Dengan pendidikan jasmani kita bisa belajar untuk bergerak; seperti berjalan, berlari, ataupun meloncat. Karena bergerak merupakan salah satu kebutuhan dasar alami manusia. Tanpa bergerak maka manusia tidak akan bisa hidup mandiri dalam menghadapi tuntutan hidup. Siswa yang jarang bergerak pasti memiliki tingkat kebugaran jasmani yang rendah, sehingga siswa tersebut akan mudah sekali terkena penyakit. Oleh sebab itu sangat penting sekali bagi siswa untuk mengoptimalkan kebutuhan jasmaninya dengan cara bergerak. Sehingga dengan begitu siswa bisa hidup dengan badan yang sehat dan bisa belajar tanpa ada gangguan kesehatan tubuh. Contohnya ketika pada pembelajaran PJOK pada materi aktivitas atletik. Seorang guru harus mengerti mengenai bentuk materi yang akan diajarkan kepada siswanya. Jika materinya tentang aktivitas atletik, maka guru tersebut harus bisa mengajarkan gerakan yang bermakna dan bermanfaat bagi siswa, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Seperti
(13)
5
siswa belajar lari cepat dengan gerakan yang benar. Maka manfaatnya banyak sekali dari contoh tersebut, selain siswa jadi bisa gerakan lari cepat, maka kebugaran siswa juga akan meningkat. Dengan demikian melalui contoh tersebut di atas, hal ini membuktikan bahwa pada pembelajaran PJOK, siswa dapat menumbuhkembangkan kemampuan psikomotor.
Dalam tujuan pendidikan nasional, salah satu tujuannya adalah membentuk manusia yang kreatif. Pentingnya kreatif menurut Munandar (dalam Tite Juliantine, 2009, hlm. 4) mengungkapkan bahwa „kreativitas adalah esensial untuk pertumbuhan dan keberhasilan pribadi, dan sangat vital untuk pembangunan Indonesia ... .‟ Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kreativitas sangat penting untuk pertumbuhan dan keberhasilan seseorang, serta maju tidaknya suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh kreativitas.
Dalam pembelajaran PJOK, kreativitas dapat dikembangkan baik secara inheren ataupun melalui intervensi dari guru. Secara inheren dimensi kreativitas bisa dikembangkan melalui aktivitas olahraga dan permainan beregu yang terpilih, salah satu contohnya pada aktivitas permainan sepakbola. Dalam permainan sepak bola biasanya siswa secara tidak sadar sedang mengembangkan kreativitas, tanpa disuruh langsung oleh gurunya. Contohnya dalam permainan sepakbola, siswa dituntut untuk melakukan passing dengan cara, tenaga, dan sudut yang berbeda-beda, dikarenakan dalam permainan sepak bola situasinya selalu berubah, sehingga memerlukan gerakan atau tindakan yang berbeda dari sebelumnya.
Kreativitas juga bisa dikembangkan melalui intervensi dari guru, yaitu dengan cara menerapkan metode, pendekatan, atau model pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas. Suatu model pembelajaran yang lebih menekankan pada perkembangan kreativitas adalah model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri menurut Metzler (dalam Tite Juliantine, 2013, hlm. 94) menyatakan bahwa „model pembelajaran inkuiri dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan intelektual siswa, membantu siswa untuk menjadi ekspresif, kreatif, dan mempunyai keterampilan dalam bidang psikomotor.‟ Dari pendapat di atas, sudah dapat dipastikan bahwa model pembelajaran inkuiri bisa digunakan untuk melatih dan mengembangkan kreativitas siswa.
(14)
6
Berdasarkan pengamatan penulis ketika PPL di SMP Pasundan 4 Bandung dan observasi awal, cukup banyak permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran PJOK. Permasalahan tersebut diantaranya lapangan PJOK di sekolah ini terlalu kecil untuk dijadikan tempat pembelajaran PJOK. Luas lapangan hanya seluas lapangan bulu tangkis yakni 13,4 x 6,1 m atau 81,74 m2. Kemudian permasalahan proses pembelajaran diantaranya pada kegiatan awal, guru tidak menyuruh siswanya untuk melakukan pemanasan. Padahal pemanasan itu sangat penting supaya tidak terjadi cedera, dan alangkah baiknya pemanasan itu dilakukan dalam bentuk permainan. Dalam kegiatan inti, penulis melihat motivasi belajar siswa kurang begitu terlihat, sehingga siswa pun menjadi kurang aktif. Guru menyuruh siswa secara bergantian untuk melakukan push up dan squat jump dengan durasi waktu yang cukup lama. Penulis melihat kebanyakan siswa kurang senang dengan bentuk pembelajaran yang seperti ini. Proses pembelajaran dari awal hingga akhir, tidak ada kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas, karena guru hanya menginstruksikan perintah gerak kepada siswa tanpa memberikan rangsangan kepada siswa untuk berpikir kreatif. Kemudian pada pembelajaran sepakbola, pada awalnya guru mengajarkan teknik dasar sepakbola, tapi sesudah itu siswa disuruh bermain sepakbola secara bebas, tanpa diawasi oleh guru. Selain itu juga, penulis melihat guru tidak melaksanakan kegiatan akhir, padahal kegiatan akhir ini sangat penting untuk mengevaluasi proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
Penulis juga menemukan permasalahan yang terjadi di SMP Pasundan 4 Bandung ketika melakukan observasi awal. Permasalahan tersebut diantaranya guru PJOK di sekolah ini, belum memiliki struktur program pembelajaran, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Berdasarkan fakta yang terjadi pada pembelajaran PJOK di sekolah ini, maka penulis mengklasifikasikan permasalahan menjadi dua jenis, yaitu secara umum dan secara khusus. Secara umum permasalahan yang terjadi diantaranya luas lapangan yang digunakan untuk pembelajaran PJOK terlalu kecil, sehingga untuk melakukan tugas gerak guru harus membagi-bagi siswa untuk bergiliran dalam penggunaan lapang. Kemudian dari sisi guru, guru di sekolah ini, belum memiliki
(15)
7
struktur program pembelajaran; silabus; dan RPP, padahal perangkat pembelajaran merupakan pedoman bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran. Guru PJOK di sekolah ini juga kurang bervariasi dalam penggunaan metode, pendekatan, dan model pembelajaran. Lalu guru kurang melakukan pengawasan terhadap siswanya ketika pembelajaran berlangsung, padahal pengawasan sangat penting untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, dan pengawasan juga penting untuk melihat sejauh mana perkembangan siswa. Kemudian guru di sini lebih mementingkan ranah psikomotoriknya saja, ranah kognitif, dan afektif kurang diperhatikan. Pembelajaran PJOK hanya sebatas melatih kemampuan fisik saja, tanpa mengajarkan nilai-nilai yang terkandung dalam materi PJOK yang sedang diajarkannya.
Secara khusus permasalahan yang berhubungan dengan kreativitas, diantaranya pembelajaran di sini sifatnya teacher center, padahal untuk materi olahraga permainan beregu lebih baik siswa diberi kebebasan untuk bergerak dan paradigma pendidikan yang sekarang seharusnya siswa yang lebih aktif atau student center. Siswa seharusnya mencari dan menemukan sendiri informasi yang dibutuhkannya, tidak disuapi terus oleh gurunya. Kemudian guru kurang memberikan rangsangan kepada siswanya untuk bertanya atau berpikir untuk memecahkan masalah yang terjadi, sehingga akhirnya siswa menjadi kurang kreatif.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di sekolah SMP Pasundan 4 Bandung ini, maka hal ini mendorong penulis untuk mengkaji permasalahan tersebut. Penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. PTK ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut di atas, karena tujuan dari PTK itu sendiri menurut Hidayat (2013, hlm. 6) bahwa tujuan utama PTK adalah “upaya perbaikan atau peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas atau di lapangan olahraga.” Adapun solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, penulis menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri.
Alasan penulis menerapkan model pembelajaran inkuiri sebagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan di atas, hal ini dikarenakan pada umumnya permasalahan yang timbul seperti siswa kurang kreatif dan aktif dalam bergerak,
(16)
8
dikarenakan siswa hanya bergerak jika disuruh oleh gurunya. Pembelajaran pun didominasi oleh guru, sedangkan siswa kurang sekali berpikir untuk mencari dan menemukan gerakan yang cocok untuk dirinya sesuai dengan kemampuannya. Siswa jarang sekali menggunakan kemampuan intelektualnya untuk mencari tahu sendiri hal-hal baru yang dibutuhkannya, atau istilahnya siswa mencari makan sendiri tidak disuapi terus oleh gurunya. Untuk itu kiranya sangat tepat apabila model pembelajaran inkuiri diterapkan untuk memecahkan permasalahan tersebut, sesuai dengan pendapat Gulo (dalam Trianto, 2007, hlm. 135) bahwa model
inkuiri merupakan „suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis; sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.‟
Dengan diadakannya penelitian tindakan kelas ini, maka diharapkan bisa mengatasi permasalahan pembelajaran PJOK yang terjadi di SMP Pasundan 4 Bandung. Sehingga kualitas pembelajaran menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Dan siswa akan menjadi lebih aktif, kreatif, dan mandiri dalam mencari dan menemukan, serta mengatasi permasalahan yang dihadapinya sesuai dengan kemampuannya.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, maka permasalahan yang terkait dengan pembelajaran PJOK di SMP Pasundan 4 Bandung, dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pada umumnya siswa kurang aktif dalam pembelajaran PJOK. 2. Motivasi belajar siswa kurang muncul ketika proses pembelajaran. 3. Siswa kurang kreatif ketika proses pembelajaran.
4. Lapangan yang digunakan untuk pembelajaran PJOK terlalu kecil. 5. Guru belum memiliki struktur program pembelajaran, silabus, dan RPP. 6. Guru kurang kreatif dan inovatif dalam menerapkan metode, pendekatan,
(17)
9
7. Guru kurang memberikan rangsangan kepada siswa untuk berpikir kreatif dalam pembelajaran PJOK.
8. Guru lebih mementingkan ranah psikomotorik saja, sedangkan aspek kognitif dan afektif kurang diperhatikan.
9. Kurangnya pengawasan guru terhadap para siswa ketika proses pembelajaran. 10. Guru kurang memperhatikan pada proses kegiatan awal dan kegiatan akhir.
C. Batasan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah penelitian tersebut di atas, maka cukup banyak permasalahan yang terjadi pada pembelajaran PJOK di SMP Pasundan 4 Bandung. Dalam konteks Penelitian Tindakan Kelas ini, dikarenakan keterbatasan penulis, maka penulis membatasi masalah penelitian hanya pada masalah yang berhubungan dengan kreativitas siswa dengan cara menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Pendidikan Jasmani kelas VII G di SMP Pasundan 4 Kota Bandung. Adapun keterbatasan penulis diantarnya:
1. Keterbatasan waktu peneliti untuk meneliti karena dalam waktu proses perkuliahan di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan yang tersedia selama tujuh tahun.
2. Keterbatasan biaya yang juga mempengaruhi terhadap proses pengamatan karena untuk biaya pengamatan peneliti mengeluarkan biaya seperti transportasi, logistik, dan biaya perkuliahan.
3. Keterbatasan psikologis peneliti karena tuntutan orang tua supaya cepat menyelesaikan studi kuliah.
D. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan batasan masalah tersebut di atas, maka fokus penelitian yang hendak dikaji dalam penelitian tindakan kelas ini, dapat dirumuskan sebagai
berikut: “Bagaimana penerapan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran
(18)
10
E. Tujuan Penelitian
Melalui penelitian tindakan kelas ini, tujuan penelitiannya adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan; di SMP Pasundan 4 Kota Bandung.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berjalan dengan baik, sehingga nantinya akan bermanfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori pembelajaran yang sudah ada, khususnya mengenai model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran PJOK.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PJOK 2) Meningkatkan kreativitas siswa ketika proses pembelajaran PJOK
3) Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mampu memecahkan masalah yang dihadapinya, dengan kemampuan yang dimilikinya.
b. Bagi Guru PJOK
1) Bertambahnya pengetahuan dan keterampilan guru dalam menggunakan model pembelajaran inkuiri
2) Meningkatkan profesionalitas seorang guru, terutama dalam kompetensi pedagogis.
c. Bagi Sekolah
Meningkatkan mutu atau kualitas sekolah, melalui meningkatnya kualitas pembelajaran dan pencapaian SKL siswa
(19)
(20)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Operasional Penelitian
Tujuan operasional pada penelitian ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan keterampilan peneliti dalam menerapkan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran PJOK di SMP Pasundan 4 Kota Bandung.
B. Setting Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pasundan 4 Bandung pada mata pelajaran PJOK. Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII G tahun pelajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa 40 orang, terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.
2. Waktu dan Jadwal Kegiatan Penelitian a. Waktu Penelitian
Perkiraan waktu yang dibutuhkan peneliti adalah 15 bulan, yang dimulai dan direncanakan dari Bulan Maret 2014 sampai dengan Bulan April 2015.
b. Jadwal Kegiatan Penelitian
Berikut adalah jadwal kegiatan penelitian, yang dapat dilihat pada matriks di bawah ini:
Matriks 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Nama Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Penyusunan
proposal skripsi 2 Bimbingan
proposal skripsi
3 Seminar proposal
skripsi
(21)
28
No. Nama Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
5 Penulisan BAB I
(Pendahuluan)
6
Penulisan BAB II (Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis Tindakan)
7
Penulisan BAB III (Metodologi Penelitian) 8 Tindakan
Penelitian
9
Penulisan BAB IV (Hasil Penelitian dan Pembahasan) 10
Penulisan BAB V (Kesimpulan dan Saran)
C. Fokus Penelitian
Penelitian difokuskan pada penerapan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran PJOK di SMP Pasundan 4 Kota Bandung.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Hal-hal yang terkait dengan penelitian tindakan kelas, telah dipaparkan dan dijelaskan pada bagian sebelumnya, pada BAB II bagian 3. Beberapa langkah yang kongkrit dalam melaksanakan penelitian ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam pembahasan prosedur penelitian di bawah ini.
E. Prosedur Penelitian
1. Refleksi Awal
Peneliti melakukan refleksi awal dimulai dengan mengobservasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran PJOK di SMP Pasundan 4 Kota Bandung. Maksud dari observasi ini adalah untuk mengamati
(22)
29
kegiatan pembelajaran dan menganalisis masalah-masalah yang terkait dengan fokus penelitian.
Fokus masalah yang diteliti atau yang diobservasi meliputi tindakan yang dilakukan oleh guru, seperti penerapan model; metode; strategi; dan pendekatan pembelajaran. Penulis juga mengamati tentang respon siswa terhadap tindakan yang diberikan oleh guru dan sarana prasarana pendukung pembelajaran yang terdapat di sekolah yang dijadikan tempat penelitian.
Data-data yang terkait dengan fokus penelitian yang diamati selanjutnya dijadikan dasar-dasar pembuatan perencanaan dalam PTK ini. Dalam penelitian ini, salah satu perencanaan yang dibuat peneliti adalah RPP. Sesuai dengan batasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini, maka RPP yang dibuat berorientasi pada penerapan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran PJOK.
2. Perencanaan
a. Membuat struktur program dan silabus PJOK kelas VII
1) Mempelajari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PJOK Kelas VII 2) Mempelajari kalender akademik SMP Pasundan 4 Bandung
3) Mempelajari panduan pengembangan silabus mata pelajaran PJOK dalam
Permendiknas No. 23 Tahun 2006
4) Dalam rangka pembuatan struktur program dan silabus PJOK kelas VII, peneliti bekerjasama dengan guru PJOK di SMP Pasundan 4 Bandung.
b. Membuat RPP
1) Mempelajari SKL Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Dasar dan Menengah
2) Mempelajari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(23)
30
3) Mempelajari silabus PJOK kurikulum 2013, untuk dijadikan pedoman dalam pembuatan RPP mata pelajaran PJOK dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri.
4) Mempelajari Lampiran Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Adapun komponen dan sistematika RPP mencakup: (1) sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, dan alokasi waktu; (2) kompetensi inti; (3) kompetensi dasar; (4) indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; (6) kegiatan pembelajaran; (7) penilaian, pembelajaran remedial, dan pengayaan; (8) media/alat, bahan, dan sumber belajar.
5) Dalam rangka pembuatan RPP dalam konteks pembelajaran PJOK, pada penelitian ini mengenai substansi yang dituliskan dalam RPP, peneliti mendiskusikan RPP dengan dosen pembimbing skripsi.
c. Menjalin kerjasama dan kesepahaman dengan observer
1) Dalam penelitian ini, peneliti bekerjasama dengan observer yang merupakan guru PJOK di sekolah tempat dilaksanakannya penelitian. Peneliti mendiskusikan tugas-tugas pokok dengan observer berkaitan dengan penerapan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran PJOK. Observer harus bersedia membantu peneliti dalam memperoleh data berupa data observasi.
2) Karena yang diterapkan oleh peneliti adalah model pembelajaran inkuiri, maka observer harus mengetahui hakikat tentang model pembelajaran inkuiri. Observer diminta untuk mempelajari dengan seksama dan mendiskusikan jika ada hal yang tidak dimengerti terkait dengan model pembelajaran inkuiri, sehingga nanti diharapkan observer ketika dalam proses observasi bisa mengobservasi dengan baik.
3. Pelaksanaan dan Observasi
Dalam tahap pelaksanaan sekaligus observasi, peneliti dan observer melaksanakan:
(24)
31
a. Peneliti melaksanakan proses pembelajaran PJOK, dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri yang sudah dirancang dalam RPP.
b. Peneliti mencatat permasalahan yang muncul ketika pelaksanaan pembelajaran dalam catatan lapangan.
c. Observer dalam penelitian ini merupakan salah satu guru PJOK di sekolah tempat dilaksanakannya penelitian. Observer bertugas mengamati proses pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan lembar observasi yang harus diisinya.
4. Refleksi
Dalam tahapan refleksi ini, peneliti melakukan analisis data dengan melakukan kategorisasi dan penyimpulan data yang terkumpul dalam tahapan pengamatan. Dalam hal ini, peneliti menelaah dan mengevaluasi terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran PJOK.
F. Data Penelitian
1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber, yakni siswa dan guru. Kedua sumber tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Siswa
Untuk melihat respon siswa, dalam hal ini yang berhubungan dengan kreativitas siswa dalam pembelajaran PJOK.
b. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran PJOK.
2. Jenis dan Alat Pengumpul Data
Jenis data dalam penelitian ini berupa data deskriptif kualitatif tentang permasalahan dan cara pemecahan masalah, yang teridentifikasi oleh peneliti dalam bentuk catatan observer, lembar penilaian, catatan lapangan, dan alat dokumentasi.
(25)
32
G. Teknik Analisis Data
Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 334) menyatakan bahwa ‘data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and enable you to present what you have discovered to others.’ Berdasarkan pendapat Bogdan di atas, teknik analisis untuk data kualitatif yaitu dengan cara menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, ataupun bahan lainnya, sehingga dapat dipahami kesimpulan data tersebut, dan bisa dimengerti oleh orang lain.
Hiberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm 337) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu: data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
Proses analisis dimulai dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Setelah data terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik kualitatif supaya diperoleh data yang sesuai dengan fokus masalah. Data tersebut meliputi perkataan, tindakan, hasil belajar, dan peristiwa lainnya yang diamati selama proses pelaksanaan pembelajaran PJOK berlangsung. Secara garis besar analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Sesudah data dikumpulkan, yang diperoleh dari catatan lapangan, catatan observer, dan lembar observasi penilaian hasil belajar siswa, kemudian data tersebut dipilih sesuai dengan fokus masalah.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, proses berikutnya adalah menyajikan data dalam bentuk grafik beserta penjelasannya.
(26)
33
3. Kesimpulan
Pada tahap ini, semua data yang terkumpul berdasarkan fokus masalah disimpulkan sesuai dengan hasil yang didapatkan dalam penelitian.
(27)
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN
A. Simpulan Hasil Penelitian
Simpulan disusun berdasarkan tujuan, pertanyaan penelitian dan analisis data hasil penelitian. Secara keseluruhan setelah melakukan penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran inkuiri dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran PJOK pada kelas VII G di SMP Pasundan 4 Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peneliti sudah mampu mengimplementasikan model pembelajaran inkuiri dan sudah mampu menghadapi kesulitan ketika pelaksanaan tindakan seperti mengondisikan siswa, menyampaikan materi dengan jelas, menilai kinerja siswa, dan memberikan umpan balik terhadap respon yang ditampilkan oleh siswa. Semua kesulitan itu diperbaiki secara terus menerus pada setiap tindakannya dengan cara mendiskusikannya dengan observer dan dosen pembimbing, sampai pada tindakan II siklus III peneliti sudah mampu mengatasi kesulitan tersebut dan sudah merasa terampil dalam menerapkan model pembelajaran inkuiri.
Dengan implementasi model pembelajaran inkuiri, siswa perlahan-lahan mampu membiasakan diri untuk berpikir kreatif, dengan menampilkan gerakan-gerakan yang kreatif sesuai dengan kemampuannya. Dalam pelaksanaan pembelajarannya baik ketika game maupun drill, melalui rangsangan yang diberikan oleh guru untuk berkreasi dalam menampilkan gerakan, banyak respon kreatif yang ditampilkan oleh siswa.
Dalam implementasi model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran PJOK yang dilakukan peneliti sebanyak enam pertemuan, pada pencapaian hasil belajar mengalami peningkatan pada setiap siklusnya, baik pada aspek afektif, aspek kognitif, maupun aspek psikomotor.
(28)
80
B. Implikasi Hasil Penelitian
Simpulan hasil penelitian mengenai implementasi model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran PJOK tersebut, mengandung implikasi sebagai berikut: 1. Peneliti telah memiliki keterampilan dalam menerapkan model pembelajaran
inkuiri dan mampu mengondisikan siswa, menyampaikan materi dengan jelas, menilai kinerja siswa, dan memberikan umpan balik terhadap respon yang ditampilkan oleh siswa, sehingga dapat menumbuhkan kesiapan peneliti untuk mengajar di sekolah.
2. Kemandirian siswa dalam berpikir kreatif meningkat dengan rangsangan yang diberikan oleh peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran inkuiri, sehingga dapat mengembangkan intelektual siswa dan kemandirian siswa dalam belajar.
3. Hasil belajar siswa meningkat pada aspek afektif, aspek kognitif, dan aspek psikomotor setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri tersebut, sehingga berdampak pada meningkatnya SKL di sekolah tersebut.
C. Rekomendasi
Rekomendasi penelitian disusun berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian. Penulis mencoba mengajukan rekomendasi yang sekiranya dapat dipertimbangkan untuk dijadikan bahan masukan, bagi beberapa pihak yang terkait di dalam proses pembelajaran, peneliti tujukan kepada:
1. Guru mata pelajaran PJOK
a. Kepada guru mata pelajaran PJOK, jika ingin berhasil dalam menerapkan model pembelajaran inkuiri, hendaknya guru terlebih dahulu harus mampu mengondisikan siswa, menyampaikan materi dengan jelas, menilai kinerja siswa, dan memberikan umpan balik terhadap respon yang ditampilkan oleh siswa, dengan begitu hasil belajar yang didapatkan oleh siswa dapat optimal. b. Kepada guru mata pelajaran PJOK, hendaknya mempelajari model
(29)
81
olahraga dan permainan beregu, supaya kreativitas siswa bisa ditingkatkan dengan optimal.
c. Kepada guru mata pelajaran PJOK, hendaknya menerapkan model pembelajaran inkuiri dalam bentuk permainan, dengan rangsangan dan umpan balik yang dilakukan terus menerus terhadap respon yang ditampilkan oleh siswa. Hal ini dimaksudkan upaya keaktifan siswa untuk mengeksplor kreativitasnya bisa lebih berkembang dan pembelajaran akan menjadi lebih menarik.
d. Kepada guru mata pelajaran PJOK, jika ingin menerapkan model pembelajaran inkuiri, hendaknya para siswa harus mengetahui dulu mengenai konsep dan prinsip pada materi yang akan diajarkan, sehingga nantinya siswa akan mengerti terkait gerakan apa yang harus dilakukan.
2. Siswa
Kepada siswa jika ingin menampilkan gerakan yang kreatif, terlebih dahulu siswa harus memahami konsep dan prinsip gerakan tersebut.
3. Observer
Kepada observer, sebelum mengobservasi diharapkan untuk mengetahui terkait hal yang harus diobservasi sesuai dengan fokus masalah penelitian, dengan cara terlebih dahulu harus mempelajari bahan observasi yang dalam hal ini yaitu implementasi model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran PJOK.
4. Rekan mahasiswa atau peneliti selanjutnya
Kepada rekan mahasiswa, jika ingin melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri, disarankan untuk meneliti dengan kelas yang berbeda, jumlah tindakan yang lebih banyak, dan lebih baik lagi dalam kegiatan observasinya.
(1)
31
a. Peneliti melaksanakan proses pembelajaran PJOK, dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri yang sudah dirancang dalam RPP.
b. Peneliti mencatat permasalahan yang muncul ketika pelaksanaan pembelajaran dalam catatan lapangan.
c. Observer dalam penelitian ini merupakan salah satu guru PJOK di sekolah tempat dilaksanakannya penelitian. Observer bertugas mengamati proses pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan lembar observasi yang harus diisinya.
4. Refleksi
Dalam tahapan refleksi ini, peneliti melakukan analisis data dengan melakukan kategorisasi dan penyimpulan data yang terkumpul dalam tahapan pengamatan. Dalam hal ini, peneliti menelaah dan mengevaluasi terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran PJOK.
F. Data Penelitian 1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber, yakni siswa dan guru. Kedua sumber tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Siswa
Untuk melihat respon siswa, dalam hal ini yang berhubungan dengan kreativitas siswa dalam pembelajaran PJOK.
b. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran PJOK.
2. Jenis dan Alat Pengumpul Data
Jenis data dalam penelitian ini berupa data deskriptif kualitatif tentang permasalahan dan cara pemecahan masalah, yang teridentifikasi oleh peneliti
(2)
Encep Saeful Kamal, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Teknik Analisis Data
Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 334)
menyatakan bahwa ‘data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and enable you to present what you have discovered to others.’ Berdasarkan pendapat Bogdan di atas, teknik analisis untuk data kualitatif yaitu dengan cara menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, ataupun bahan lainnya, sehingga dapat dipahami kesimpulan data tersebut, dan bisa dimengerti oleh orang lain.
Hiberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm 337) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu: data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
Proses analisis dimulai dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Setelah data terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik kualitatif supaya diperoleh data yang sesuai dengan fokus masalah. Data tersebut meliputi perkataan, tindakan, hasil belajar, dan peristiwa lainnya yang diamati selama proses pelaksanaan pembelajaran PJOK berlangsung. Secara garis besar analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Sesudah data dikumpulkan, yang diperoleh dari catatan lapangan, catatan observer, dan lembar observasi penilaian hasil belajar siswa, kemudian data tersebut dipilih sesuai dengan fokus masalah.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, proses berikutnya adalah menyajikan data dalam bentuk grafik beserta penjelasannya.
(3)
33
3. Kesimpulan
Pada tahap ini, semua data yang terkumpul berdasarkan fokus masalah disimpulkan sesuai dengan hasil yang didapatkan dalam penelitian.
(4)
Encep Saeful Kamal, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN
A. Simpulan Hasil Penelitian
Simpulan disusun berdasarkan tujuan, pertanyaan penelitian dan analisis data hasil penelitian. Secara keseluruhan setelah melakukan penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran inkuiri dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran PJOK pada kelas VII G di SMP Pasundan 4 Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peneliti sudah mampu mengimplementasikan model pembelajaran inkuiri dan sudah mampu menghadapi kesulitan ketika pelaksanaan tindakan seperti mengondisikan siswa, menyampaikan materi dengan jelas, menilai kinerja siswa, dan memberikan umpan balik terhadap respon yang ditampilkan oleh siswa. Semua kesulitan itu diperbaiki secara terus menerus pada setiap tindakannya dengan cara mendiskusikannya dengan observer dan dosen pembimbing, sampai pada tindakan II siklus III peneliti sudah mampu mengatasi kesulitan tersebut dan sudah merasa terampil dalam menerapkan model pembelajaran inkuiri.
Dengan implementasi model pembelajaran inkuiri, siswa perlahan-lahan mampu membiasakan diri untuk berpikir kreatif, dengan menampilkan gerakan-gerakan yang kreatif sesuai dengan kemampuannya. Dalam pelaksanaan pembelajarannya baik ketika game maupun drill, melalui rangsangan yang diberikan oleh guru untuk berkreasi dalam menampilkan gerakan, banyak respon kreatif yang ditampilkan oleh siswa.
Dalam implementasi model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran PJOK yang dilakukan peneliti sebanyak enam pertemuan, pada pencapaian hasil belajar mengalami peningkatan pada setiap siklusnya, baik pada aspek afektif, aspek kognitif, maupun aspek psikomotor.
(5)
80
B. Implikasi Hasil Penelitian
Simpulan hasil penelitian mengenai implementasi model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran PJOK tersebut, mengandung implikasi sebagai berikut: 1. Peneliti telah memiliki keterampilan dalam menerapkan model pembelajaran
inkuiri dan mampu mengondisikan siswa, menyampaikan materi dengan jelas, menilai kinerja siswa, dan memberikan umpan balik terhadap respon yang ditampilkan oleh siswa, sehingga dapat menumbuhkan kesiapan peneliti untuk mengajar di sekolah.
2. Kemandirian siswa dalam berpikir kreatif meningkat dengan rangsangan yang diberikan oleh peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran inkuiri, sehingga dapat mengembangkan intelektual siswa dan kemandirian siswa dalam belajar.
3. Hasil belajar siswa meningkat pada aspek afektif, aspek kognitif, dan aspek psikomotor setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri tersebut, sehingga berdampak pada meningkatnya SKL di sekolah tersebut.
C. Rekomendasi
Rekomendasi penelitian disusun berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian. Penulis mencoba mengajukan rekomendasi yang sekiranya dapat dipertimbangkan untuk dijadikan bahan masukan, bagi beberapa pihak yang terkait di dalam proses pembelajaran, peneliti tujukan kepada:
1. Guru mata pelajaran PJOK
a. Kepada guru mata pelajaran PJOK, jika ingin berhasil dalam menerapkan model pembelajaran inkuiri, hendaknya guru terlebih dahulu harus mampu mengondisikan siswa, menyampaikan materi dengan jelas, menilai kinerja siswa, dan memberikan umpan balik terhadap respon yang ditampilkan oleh siswa, dengan begitu hasil belajar yang didapatkan oleh siswa dapat optimal. b. Kepada guru mata pelajaran PJOK, hendaknya mempelajari model
(6)
Encep Saeful Kamal, 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
olahraga dan permainan beregu, supaya kreativitas siswa bisa ditingkatkan dengan optimal.
c. Kepada guru mata pelajaran PJOK, hendaknya menerapkan model pembelajaran inkuiri dalam bentuk permainan, dengan rangsangan dan umpan balik yang dilakukan terus menerus terhadap respon yang ditampilkan oleh siswa. Hal ini dimaksudkan upaya keaktifan siswa untuk mengeksplor kreativitasnya bisa lebih berkembang dan pembelajaran akan menjadi lebih menarik.
d. Kepada guru mata pelajaran PJOK, jika ingin menerapkan model pembelajaran inkuiri, hendaknya para siswa harus mengetahui dulu mengenai konsep dan prinsip pada materi yang akan diajarkan, sehingga nantinya siswa akan mengerti terkait gerakan apa yang harus dilakukan.
2. Siswa
Kepada siswa jika ingin menampilkan gerakan yang kreatif, terlebih dahulu siswa harus memahami konsep dan prinsip gerakan tersebut.
3. Observer
Kepada observer, sebelum mengobservasi diharapkan untuk mengetahui terkait hal yang harus diobservasi sesuai dengan fokus masalah penelitian, dengan cara terlebih dahulu harus mempelajari bahan observasi yang dalam hal ini yaitu implementasi model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran PJOK.
4. Rekan mahasiswa atau peneliti selanjutnya
Kepada rekan mahasiswa, jika ingin melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri, disarankan untuk meneliti dengan kelas yang berbeda, jumlah tindakan yang lebih banyak, dan lebih baik lagi dalam kegiatan observasinya.