PENGEMBANGAN TUTORIAL MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENUMBUHKAN KARAKTER DAN JIWA KEWIRAUSAHAAN DIKALANGAN SISWA SMK

  

PENGEMBANGAN TUTORIAL MEDIA PEMBELAJARAN

UNTUK MENUMBUHKAN KARAKTER DAN JIWA

KEWIRAUSAHAAN DIKALANGAN SISWA SMK

1)

  Gde Putu Arya Oka,

  2)

  I Putu Agus Sujana Adi Putra,

  3)

  I Kade Puji Aksama

  1)

  Pendidikan Guru PAUD STKIP Citra Bakti, NTT

  2,3)

  SMK TI Globa, Bali

  

  ABSTRAK Tujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan proptotipe tutorial media pembelajaran pada topik Kerajinan Limbah untuk Mata Pelajaran Prakarya dan kewirahaan di SMK. Prosedur pengembangan prototype tutorial melalui beberapa tahap, yakni (1) analisis kebutuhan, (2) desain prototype, (3) pengembangan dan Implementasi, dan (4) evaluasi formatif melaui review expert dan Uji Coba (perserorangan, kelompok kecil dan kelompok besar). Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan skala lima. Hasil pengembangan menunjukkan bahwa prototipe tutorial media pembelajaran kerajinan dari bahan limbah memiliki tingkat validitas sangat baik dan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan di tingkat sekolah menengah kejuruan.

  

Kata-kata kunci: media pembelajaran, tutorial, kewirausahaan

PENDAHULUAN

  Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin meluas ke semua aspek kehidupan, terutama di dunia pendidikan. Semenjak meluasnya teknologi komputerisasi saat ini, dunia pendidikan telah menjadi sasaran utama penggunaan media-media yang merupakan hasil dari kemajuan IPTEK tersebut. Media yang dimaksud diantaranya adalah personal komputer (PC), laptop, notebook, dan lainlain, yang notabene saat ini telah banyak dimiliki oleh semua kalangan secara personal. Selain itu, didukung pula dengan perkembangan perangkat lunak/software yang dewasa ini perkembangannya juga semakin pesat. Salah satunya adalah perangkat lunak/software desain grafis yang saat ini banyak digunakan dalam industri kreatif saat ini. Dari fenomena ini, teknologi komputer tidak lagi hanya dapat digunakan sebagai sarana komputasi dan pengolah kata (word processor) tetapi juga dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran multimedia yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dan memahami suatu konsep dan ilmu pengetahuan secara mandiri.

  Jika kembali melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta persaingan global saat ini, mutu pendidikan acap kali mewarnai permasalahan pendidikan di Indonesia. Padahal upaya pemerintah dalam mendukung perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan telah nampak jelas. Namun kenyataannya saat ini perkembangan pendidikan di Indonesia beberapa tahun terakhir menurun drastis. Berdasarkan data yang dihimpun oleh KEMENDIKBUD dalam waktu beberapa tahun terakhir menyatakan bahwa, (1) Sebanyak 75 persen sekolah di Indonesia tidak memenuhi standar layanan minimal pendidikan; (2) Nilai rata-rata kompetensi guru di Indonesia hanya 44,5. Padahal, nilai standar kompetensi guru adalah 75; (3) Indonesia masuk dalam peringkat 40 dari 40 negara, pada pemetaan kualitas pendidikan, menurut lembaga The Learning Curve; (4) Dalam pemetaan di bidang pendidikan tinggi, Indonesia berada di peringkat 49, dari 50 negara yang diteliti; (5) Pendidikan Indonesia masuk dalam peringkat 64, dari 65 negara yang dikeluarkan oleh lembaga Programme for International Study Assessment (PISA) pada tahun 2012; dan (6) Indonesia menjadi peringkat 103 dunia, negara yang dunia pendidikannya diwarnai aksi suap-menyuap dan pungutan liar (Kompas, 2014:pp.3). Fakta- fakta tersebut menunjukkan bahwa perkembangan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah bahkan memprihatinkan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (1) kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang dijabarkan guru tidak maksimal; (2) kurang sempurnanya pembentukan karakter yang tercermin dalam sikap dan kecakapan hidup yang dimiliki oleh siswa; dan (3) rendahnya kemampuan membaca, menulis, dan berhitung siswa terutama di tingkat dasar (Depdiknas dalam Prabawa, 2011:2). Selain itu, rendahnya kualitas pendidikan juga dapat disebabkan kurangnya pendanaan, kurangnya jumlah guru, dan kurangnya fasilitas pendidikan (Hasbullah, 2006:197)

  Mutu pendidikan dalam hal ini sangat berkaitan dengan proses pembelajaran yang akan menentukan hasil belajar. Jika proses pembelajaran masih lemah, secara tidak langsung juga akan mempengaruhi mutu pendidikan. Fenomena sejenis ini terjadi di SMK TI Bali Global Denpasar. Berdasarkan pengamatan kurang lebih selama 2 tahun terkahir proses pembelajaran ditemukan halhal, antara lain: (1) kurangnya antusias dan kewirausahaan. Hal ini dapat dilihat dari sikap belajar siswa saat guru menjelaskan materi; (2) belum tersedianya media pembelajaran yang mendukung mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan, terutama media pembelajaran yang berbantuan komputer; (3) guru yang membidangi mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan untuk saat ini terbatas hanya satu orang saja. Kemudian berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi yang bersangkutan pada tengah semester, diketahui bahwa nilai rata- rata hasil belajar siswa kelas XII Multimedia pada salah satu kompetensi dasar pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan adalah 72,3.

  Nilai tersebut masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 80. Menurut penuturan guru bidang studi tersebut, faktor utama yang menyebabkan nilai rata-rata siswa di bawah KKM adalah cara guru mengajar yang masih dominan menerapkan metode ceramah pada kompetensi dasar tertentu. Selain itu juga disebabkan karena belum tersedianya media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan di SMK TI Bali Global Denpasar, terutama media pembelajaran yang berbantuan komputer. Dampaknya akan mengarah pada rendahnya minat dan motivasi belajar siswa yang akan mempengaruhi kualitas pembelajaran itu sendiri, khususnya pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Karena sampai saat ini siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi prakarya dan kewirausahaan, baik secara teori maupun aplikasi/praktik.

  Selain itu, mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan merupakan mata pelajaran wajib (kelompok B) yang harus dikuasi dan dipahami dengan baik, karena mata pelajaran tersebut mengarahkan siswa untuk memiliki skill dan keterampilan agar mampu bersaing dan siap terjun ke dunia usaha/industri. Melihat kondisi tersebut, keberadaan media pembelajaran sudah tentu menempati posisi yang sangat penting sebagai salah satu komponen pendukung pembelajaran.

  Dukungan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sangat memberikan pengaruh yang besar terhadap minat dan motivasi belajar siswa. Hamalik (dalam Arsyad, 2006:15) mengemukakan bahwa “media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”. Media CAI memiliki beberapa model dalam penyajiannya, dimana salah satunya adalah model tutorial. Model tutorial akan memberikan sajian materi/konten berupa langkah-langkah terstruktur dari awal sampai akhir suatu materi, yang memungkinkan pengguna media model ini memahami materi yang disajikan secara bertahap. Dengan kata lain, materi disajikan secara untuh kepada siswa melalui konsep mastery learning atau belajar tuntas (Sasmito, 2011:pp.1). Media pembelajaran jenis ini dipilih karena lebih diminati dan mampu memberikan rangsangan yang kuat kepada pengguna, terutama dalam hal minat dan motivasi belajar.

  METODE

  Penelitian ini merupakan penelitian Desain dan Pengembangan ini adalah untuk mewujudkan Proptotipe Tutorial Media Pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa-siswi kelas XIII semester I pada topik Kerajinan Limbah untuk Mata Pelajaran Prakarya dan kewirahaan di SMK, guna menumbuhkan karakter dan jiwa kewirausahaan, khususnya siswa-siswi SMK TI Global Bali.

  Model pengembangan prototype mengadopsi model Hanafin dan Peck. Tahapan ini terdiri dari tiga fase yaitu fase analisis kebutuhan, fase desain, dan fase pengembangan dan fase implementasi. Fase analisis kebutuhan bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dalam mengembangkan suatu media pembelajaran termasuk di dalamnya tujuan dan objektif media pembelajaran yang dibuat, pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan oleh kelompok sasaran, peralatan, dan keperluan media pembelajaran. Fase desain bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mendokumenkan kaedah yang paling baik untuk mencapai tujuan pembuatan media tersebut. Dan fase pengembangan dan implementasi bertujuan menghasilkan diagram alur, pengujian, serta penilaian formatif dan penilaian sumatif. Prosedur pengembangan prototype tutorial melalui beberapa tahap, yakni (1) analisis kebutuhan, (2) desain prototype, (3) pengembangan dan Implementasi, dan (4) evaluasi formatif melaui review expert dan Uji Coba (perserorangan, kelompok kecil dan kelompok besar).

  Uji coba produk dalam penelitian pengembangan ini terdiri dari(1) desain uji coba, (2) subjek coba, (3) jenis data, (4) metode dan instrumen pengumpulan data, dan (5) teknik analisis data. Uji coba atau disebut juga evaluasi formatif digunakan untuk membuktikan apakah produk media pembelajaran yang dikebangkan dapat dinyatakan valid atau tidak. Sadiman, dkk., (2005:182) mendefinisikan evaluasi formatif adalah “proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang efektivitas dan efisiensi bahan- bahan pembelajaran (termasuk ke dalamnya media)”. Sedangkan Tessmer (dalam Bekti, dkk., 2010:pp.6) menyatakn evaluasi formatif adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sebuah pembelajaran yang dilakukan dengan bertahap, dan digunakan untuk meningkatkan efektifitas dan daya tarik dari sebuah pembelajaran. Hasil dari evaluasi formatif ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar lebih efektif dan efisien. Menurut Sadiman (dalam Tegeh dan Kirna, 2010:95), kegiatan evaluasi dalam program pengembangan media pembelajaran dititikberatkan pada kegiatan evaluasi formatif.

  Ada empat model tahapan dalam evaluasi formatif yang dapat digunakan, yaitu evaluasi ahli/pertimbangan ahli (expertsjudgement), evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok kecil, dan uji lapangan (Tegeh dan Kirna, 2010:98-99)

  Metode dan teknik analisis data dalam pengembangan prototype tutorial menggunakan instrument uji ahli, baik instrument uji ahli desain pembelajaran, ahli isi/konten dan ahli media. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan skala 5.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

  Tahapan review produk media model tutorial oleh para ahli yakni ahli isi bidang studi, ahli desain pembelajaran, dan ahli media pembelajaran dilakukan sebelum media pembelajaran ini digunakan oleh siswa. Berikut ini adalah hasil review dari tiga para ahli disajikan dalam Tabel 1.

  Tabel 1 Skor Perolehan dari Review Ahli Expert Ahli Expert Skor Perolehan Skor Maksimum Ahli Isi Bidang Studi

  69

  75 Ahli Desain Pembelajaran

  68

  75 Ahli Media Pembelajaran

  58

  75 Administratif

  18

  20 Jumlah 213 245 Setelah dikonversikan dengan tabel konversi PAP skala 5, maka persentase tingkat pencapaian kualitas produk media CAI model tutorial ditinjau dari aspek di atas, yaitu 87% berada pada kualifikasi Baik dan Tidak perlu direvisi. Meskipun demikian, para ahli expert tersebut tetap memberikan komentar dan saran terhadap produk media pembelajaran ini agar menjadi lebih baik.

  Setelah melalui tahap review dan telah direvisi berdasarkan komentar dan saran yang diberikan oleh para ahli, selanjutnya dilakukan uji coba yang melibatkan sasaran pengguna, yaitu siswa kelas XII jurusan multimedia di SMK TI Bali Global Denpasar. Uji coba yang pertama dilakukan adalah uji coba perorangan yang melibatkan tiga orang siswa dari kelas XII multimedia 2 sebagai responden. Penilaian yang dilakukan oleh tiga orang siswa ini difokuskan pada aspek materi dan media secara keseluruhan, baik fisik maupun non-fisik, termasuk juga dari segi teknis pengoperasian. Setelah dikonversikan dengan tabel konversi PAP skala 5, maka persentase tingkat pencapaian kualitas produk media CAI model tutorial secara keseluruhan, yaitu 90% berada pada kualifikasi sangat baik.

  Setelah melalui tahap uji coba perorangan, selanjutnya dilakukan uji coba kelompok kecil yang melibatkan dua belas orang siswa dari kelas XII multimedia 3 sebagai responden. Penilaian yang dilakukan oleh dua belas orang siswa ini tetap difokuskan pada aspek materi dan media secara keseluruhan, baik fisik maupun nonfisik, termasuk juga dari segi teknis pengoperasian. Setelah dikonversikan dengan tabel konversi PAP skala 5, maka persentase tingkat pencapaian kualitas produk media CAI model tutorial secara keseluruhan, yaitu 88% berada pada kualifikasi baik.

  Setelah melalui tahap uji coba kelompok kecil dan telah direvisi berdasarkan komentar dan saran yang diberikan oleh dua orang responden pada uji coba kelompok kecil, selanjutnya dilakukan uji coba lapangan yang melibatkan tiga puluh orang siswa dari kelas XII multimedia 8 sebagai responden. Penilaian yang dilakukan oleh tiga puluh orang siswa ini tetap difokuskan pada aspek materi dan media secara keseluruhan, baik fisik maupun non-fisik, termasuk juga dari segi teknis pengoperasian. Setelah pencapaian kualitas produk media CAI model tutorial secara keseluruhan, yaitu 92% berada pada kualifikasi sangat baik.

  Pembahasan

  Pembahasan dipaparkan mulai dari aspek isi bidang studi, aspek desain pembelajaran, aspek media pembelajaran, aspek uji coba yang terdiri dari uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Berdasarkan hasil review dari ahli isi bidang studi, ahli desain pembelajaran, dan ahli media pembelajaran, diketahui bahwa tingkat pencapaian kualitas produk media berada pada kualifikasi baik, dengan persentase skor sebesar 87%. Meskipun telah memperoleh kualifikasi yang baik, jika dilihat dari komentar dan saran yang diberikan oleh para ahli tersebut di atas menunjukkan bahwa masih perlu adanya revisi terhadap produk media. Maka komentar dan saran tersebut dijadikan sebagai acuan untuk merevisi produk media pembelajaran ini. Hasil review di atas menunjukkan bahwa media model tutorial ini dapat dinyatakan valid dari aspek isi bidang studi, aspek desain pembelajaran, dan aspek media pembelajaran, dan layak untuk digunakan pada Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan Kelas XII Semester 1 di SMK TI Bali Global Denpasar Tahun Pelajaran 2016/2017.

  Sedangkan pada aspek uji coba, berdasarkan hasil penilaian dari siswa sebagai responden pada uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan, diketahui bahwa tingkat pencapaian kualitas produk media CAI model tutorial berada pada kualifikasi sangat baik, dengan persentase skor masing-masing, yakni uji coba perorangan sebesar 90%, uji coba kelompok kecil sebesar 88%, dan uji coba lapangan sebesar 92%.Meskipun telah memperoleh kualifikasi yang sangat baik, jika dilihat dari komentar dan saran yang diberikan oleh seluruh responden dari tiga aspek uji coba tersebut, hanya ada dua orang responden pada uji coba kelompok kecil yang menunjukkan bahwa masih perlu adanya revisi terhadap produk media.

  KESIMPULAN

  Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan produk pembelajaran berupa media pembelajaran berbantuan komputer (computer assisted instruction/CAI) model tutorial tentang kerajinan dari bahan limbah pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan kelas XII semester 1 di SMK TI BALI GLOBAL Denpasar tahun pelajaran 2016/2017, yang memenuhi syarat valid dari aspek ahli (1) expert (ahli isi bidang studi, ahli desain pembelajaran, dan ahli media pembelajaran), (2) uji coba perorangan, (3) uji coba kelompok kecil, dan (4) uji coba lapangan.

  Penilaian terhadap produk media dilakukan berdasarkan 4 aspek, yaitu aspek ahli expert (ahli isi bidang studi, ahli desain pembelajaran, dan ahli media pembelajaran), uji coba perorangan, aspek uji coba kelompok kecil, dan aspek uji coba lapangan. Hasil penilaian terhadap produk media tersebut antara lain: (1) ditinjau dari aspek ahli expert, produk media pembelajaran ini memperoleh kualifikasi baik dengan perolehan skor 87%; memperoleh kualifikasi sangat baik dengan perolehan skor 90%; (2) ditinjau dari aspek uji coba kelompok kecil, produk media pembelajaran ini memperoleh kualifikasi sangat dengan perolehan skor 88%; dan (3) ditinjau dari aspek uji coba lapangan, produk media pembelajaran ini memperoleh kualifikasi sangat baik dengan perolehan skor 92%. Dengan demikian produk media model tutorial tentang kerajinan dari bahan limbah memiliki tingkat validitas yang sangat baik dan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan Agung, A. A. G. (2011a). Metodologi Penelitian Pendidikan: Suatu

  Pengantar. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha.

  Agung, A. A. G. (2011b). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Singaraja: Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha.

  Ariasdi. (2008). Panduan Pengembangan Multimedia Pembelajaran.

  Tersedia pada http://www.ariasdimultimedia.wordpress.com/2008/02/12/ panduanpengembangan-multimediapembelajaran/ (diakses pada tanggal 24 Oktober 2016)

  Arsyad, A. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Azis, A. (2009). Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) pada MIN

  Pahandut dan MIN Langkai Kota Palangkaraya. Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, Volume 6, Nomor 1. Bekti, T., dkk. (2010). Uji Coba Pengembangan Desain Pembelajaran.

  Tersedia pada http://www.jadiwijaya.blog.uns.ac.id/2010 /06/06/uji- coba-pengem-bangan-desainpembelajaran/ (diakses pada tanggal 24 Oktober 2016) Bungin, B. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Edisi 1. Cetakan ke-3.

  Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Daryanto. (2010). Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting dalam

  Mencapai Tujuan Pembelajaran. Edisi 1. Cetakan ke-1. Yogyakarta: Gava Media. Emut. (2011). Mengajar Matematika Dengan Menggunakan Media

  Macromedia Flash

  8. Tersedia pada

  http://www.staff.uny.ac.id/sites/default/file s/tmp/ mengajar matematika denganmenggunakanmediaberbasismacromedia Flash_0.pdf (diakses pada tanggal 24 Oktober 2016) Hasan, I. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Cetakan ke-1.

  Jakarta: Bumi Aksara. Hasbullah. (2006). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

  Hodges, A. M. (2006). Master of Science Instructional Technology Portofolio.

  Tersedia pada http://www.arcmit01.uncw.edu/hodgesa/d efinition.htm (diakses pada tanggal 24 Oktober 2016) Indro. (2009). CAI Model Tutorial. Tersedia pada http://www.indrockz. blogspot.com/2009/11/cai-modeltutorial.html (diakses pada tanggal 24 Oktober 2016)

  Kompas. (2014). Anies Baswedan Sebut Pendidikan Indonesia Gawat Darurat. Tersedia pada http://edukasi.kompas.com/read/2014/12/

  01/13455441/anies.baswedan.sebut.pendidikan.indonesia.gawat.daru rat (diakses pada tanggal 24 Oktober 2016) Mardika, I. N. (2008). Pengembangan Multimedia dalam Pembelajaran

  Kosakata Bahasa Inggris di SD. Tersedia pada

  http://www.mardikanyom. tripod.com/ Multimedia.pdf (diakses pada tanggal 24 Oktober 2016). Oka, A.G.P. (2009). Teknik Produksi dan Pengembangan Multimedia

  Pembelajaran. Singaraja: Jurusan Teknologi Pendidikan, FIP Undiksha.

  Oka, G.P.A, (2011). Multimedia Pembelajaran. Singaraja: Jurusan Teknologi Pendidikan, FIP Undiksha. Oka, Dkk. (2017). Desain Prototipe dan Managemen Perangkat Pembelajaran Berbasis TIK Bagi Guru SMP Di Kabupaten Buleleng.

  E-Jurnal Imedtech. Vol.1(1). Tersedia online pada url:

  http://www.citrabakti.ac.id/ejournal/index.php/imedtech/article/view/5 Oka, Dkk. 2017. Model Dan Prototipe Pembelajaran Berbasis TIK Bagi Guru SMP Di Pemerintah Kota Denpasar. E-jurnal Imedtech. Vol.1(1).

  Tersedia online pada url: http://www.citrabakti.ac.id/ejournal/index.php /imedtech/article/view/6

  Prawiradilaga, D. S. (2008). Prinsip Disain Pembelajaran. Edisi 1. Cetakan ke-2. Jakarta: Kencana. Pribadi, B. A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Cetakan 1.

  Jakarta: Dian Rakyat. Rachmat, A dan Alphone Roswanto. (2006). Pengantar Multimedia. Tersedia pada http://www.lecturer.ukdw.ac.id/ anton/ download/ multimedia1.pdf (diakses pada tanggal 24 Oktober 2016)

  Sadiman, A. S., dkk. (2005). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sanjaya, W. 2008a. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Edisi 1. Cetakan ke-4. Jakarta: Kencana. Santyasa, I. W. (2007). Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Makalah disajikan dalam Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA

  Negeri Banjar Angkan Klungkung. Universitas Pendidikan Ganesha. Klungkung 10 Januari 2007.

  Sasmito, T. (2011). Model Tutorial dalam Sebuah Multimedia Pembelajaran.

  Tersedia pada http://www.teguhsasmitosdp2.wordpress. com/2011/01/ 06/85/ (diakses pada tanggal 24 Oktober 2016)

Sigit, dkk. (2008) . “Pengembangan Pembelajaran dengan Menggunakan multimedia interaktif untuk Pembelajaran yang Berkualitas”. Tulisan ini

  dipersentasikan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Fakultas. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Semarang 2- 3 April 2008. Sirait, M. (2007) . “Program Komputer Model CAI sebagai Media Pengajaran

Fisika”. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains ISSN: 1907-7157, Vol 2(2) (hlm. 94-102)

  Sfenrianto. (2008) . “Memproduksi Multimedia Interaktif: Tinjauan Perangkat Keras, Perangkat Lunak, Bentuk, dan Langkah- Langkah”. Jurnal Media Akademik, Vol. 2, No. 1 (hlm. 8-11).

  Suartama, I. K. (2011). Pengembangan Multimedia untuk Meningkatkan kualitas Pembelajaran pada Mata Kuliah Media Pembelajaran. Tesis (tidak diterbitkan). Program Studi Teknologi Pembelajaran, Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

  Sudjana, N dan Ahmad Rivai. (2005). Media Pengajaran. Cetakan ke-6.

  Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sudrajat, A. (2010). Media Pembelajaran Berbasis Komputer. Tersedia pada http://www.akhmadsudrajat.wordpress.co m/2010/07/16/media- pembe-lajaranberbasis-komputer/ (diakses pada tanggal 24 Oktober 2016) Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.

  Cetakan ke-8. Bandung: Alfabeta.

  Supriatna, D dan Mochamad Mulyadi. (2009). Konsep Dasar Desain

  

Pembelajaran. Tersedia pada http://www.tkplb.org/.../3.Konsep_Dasar

  Desain_Pembelajaran.pdf (diakses pada tanggal 24 Oktober 2016) Sutopo, A. H. 2003. Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogyakarta: Graha Ilmu. Tegeh, I. M dan I Wayan Suastra. 2010. Media Pembelajaran. Singaraja: Jurusan Teknologi Pendidikan, FIP UNDIKSHA. Tegeh, I. M dan I Made Kirna. (2010). Metode Penelitian Pengembangan Pendidikan. Singaraja: UNDIKSHA. Tegeh, I. M. (2010). Penelitian Pengembangan (Research and

  

Development). Makalah disampaikan pada Seminar Jurusan

Teknologi Pendidikan di Gedung Fakultas Ilmu Pendidikan.

  Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja 7 September 2010. Tim Puslitjaknov. (2008). Metode Penelitian Pengembangan. Tersedia pada http://www.infokursus.net/download/0604

  091354MetodePenelPengembPembelajaran.pdf (diakses pada tanggal 24 Oktober 2016) Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Bidang DIKBUD KBRI Tokyo. Wahono, R. S. (2008). 7 Langkah Mudah Membuat Multimedia

  

Pembelajaran. Tersedia pada http://www.romisatriawahono.net/2008/0

  3/03/7-langkah-mudah-membuatmultimedia-pembelajaran/ (diakses pada tanggal 24 Oktober 2016) Warpala, I. W. S. (2009). Media Pembelajaran: Arti, Posisi, Fungsi,

  Klasifikasi, dan Karakteristiknya. Tersedia pada

  http://www.edukasi.kompasiana.com/2009/12/18/media-pembelajaran- artiposisi-fungsi-klasifikasi-dan-karakteristiknya/ (diakses tanggal 24 Oktober 2016)

  Warsito, B. (2011). Perkembangan Definisi dan Kawasan Teknologi

  Pembelajaran serta Perannya dalam Pemecahan Masalah Pembelajaran. Tersedia pada

  http://www.infodiknas.com/115perkemba ngan-definisi-dan-kawasan- teknologipembelajaran-serta-perannya-dalampemecahan-masalah- pembelajaran/ (diakses pada tanggal 24 Oktober 2016)