Supervisi Akademik Untuk Meningkatkan Ki

SUPERVISI AKADEMIN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA
GURU DI SD NEGERI 2 BARU PANGKALAN BUN

Disusun Oleh :
Ratih Sulistyowati
942015010

PROGRAM PASCA SARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2015
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Guru sebagai ujung tombak proses pendidikan memiliki banyak dimensi
peran yang harus diembannya dalam konteks pencapaian tujuan pendidikan.
Sebagai ujung tombak, kualitas guru akan menentukan kualitas mutu layanan dan
lulusan yang dihasilkan. Untuk menjaga kualitas pendidikan yang diselenggarakan,
komponen guru merupakan salah satu prioritas konsentrasi manajemen pendidikan.

Ada banyak keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki guru menyebabkan
kualitas layanan menjadi rendah. Latar belakang pendidikan, tidak bisa dipungkiri
ada banyak kasus di sekolah guru yang mengampu suatu mata pelajaran yang bukan
vaknya, keterbatasan fisik, kondisi psikologis guru, pengalaman/pemahaman
tentang lembaga, pengalaman bekerja, kekurang mampuan melakukan adaptasi
dengan adanya perubahan (metode, kebijakan, teknologi) menyebabkan kualitas
layanan menjadi rendah.
Sekolah sebagai unit satuan terkecil pendidikan harus senantiasa mampu
mengikuti perkembangan zaman. Jangan sampai tercipta suatu kondisi dimana
sekolah hanyalah merupakan lembaga formalitas, bukan sebagai agen pembaharu,
transmiter, dan mandiri. Melihat perkembangan lingkungan yang semakin cepat,
sekolah harus senantiasa up to date dalam menyikapi perubahan-perubahan.
Adaptasi dan penyesuaian sekolah terhadap perubahan lingkungan fisik dan
pendidikan perlu bimbingan dan binaan.
Supervisi bertujuan meningkatkan kualitas dan kinerja. Dengan bimbingan
dan bantuan, kualitas profesional guru dan lembaga akan senantiasa bisa di jaga dan
ditingkatkan. Jadi dalam hal ini, peran supervisi dalam proses pengelolaan
pendidikan menduduki peran yang penting (Arikunto, 2012: 290). Menurut Pidarta
(2009: 1) supervisi selalu mengacu pada kegiatan memperbaiki proses
pembelajaran. Kegiatan-kegiatan tersebut juga tidak bisa terlepas dari tujuan akhir

setiap sekolah, yaitu menghasilkan lulusan yang berkualitas.

1

Untuk mengetahui bagaimana kualitas dalam proses KBM, Kepala Sekolah
wajib melakukan pengawasan seperti yang tercantum dalam Permendiknas Nomor
13 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa Kepala Sekolah wajib memenuhi standar
kepala sekolah/madrasah yang berlaku nasional yaitu antara lain merencanakan
program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru,
melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan
dan teknik supervisi yang tepat, serta menindaklanjuti hasil supervisi akademik
terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Sesuai dengan
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Isi disebutkan bahwa (1)
Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian hasil pembelajaran; (2) Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan
cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan dan konsultasi; (3) Kegiatan supervisi
dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan.
Berdasarkan studi pendahuluan, di SD Negeri 2 Baru Pangkalan Bun
Kalimantan Tengah, terdapat banyak kendala dalam proses pembelajaran. Pengajar
sulit untuk menarik minat siswa dalam belajar. Kurangnya minat siswa selama

PBM berlangsung ditandai dengan banyak siswa yang tidak memperhatikan ketika
guru mengajar.
Dari paparan di atas, maka peneliti ingin meneliti tentang bagaimana
memecahkan masalah tentang kesulitan yang dialami oleh pengajar.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan adanya paparan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
1.

Apakah pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana yang
telah digariskan?

2.

Apakah pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan instruksinya?

3.

Apa kelemahan dan kesulitan guru dalam bekerja?

4.


Bagaimana cara untuk meningkatkan kinerja guru dalam perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan belajar yang berkualitas?

5.

Bagaimana

cara

untuk

meningkatkan

kompetensi

pendidik

dalam


pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB)?

2

1.3 Tujuan Penelitian
1.

Mengetahui pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana
yang telah digariskan.

2.

Mengetahui

pelaksanaan

pembelajaran

dapat


berjalan

sesuai

dengan

instruksinya.
3.

Mengetahui kelemahan dan kesulitan guru dalam bekerja.

4.

Untuk meningkatkan kinerja guru dalam perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar yang berkualitas.

5.

Untuk meningkatkan kompetensi pendidik dalam pengembangan keprofesian
berkelanjutan (PKB).


1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1

Manfaat Teoritis
Bagi para akademisi, bisa dipakai untuk menambah pengetahuan
dalam dunia pendidikan khususnya mengenai perencanaan supervisi kepala
sekolah untuk meningkatkan kinerja guru.

1.4.2

Manfaat Praktis
Bagi sekolah dan yayasan, penelitian ini memberikan masukan dalam
pelaksanaan supervisi dalam rangka untuk memecahkan masalah yang
berkaitan untuk memperbaiki kinerja guru.

3

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Supervisi Kepala Sekolah
Dalam kaitannya dengan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah,
menurut Purwanto (2004: 32), Jones (Mulyasa 2004: 155), dan Carter (Suhertian
2000: 17) pengertian supervisi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh
proses administrasi pendidikan yang merupakan usaha dari petugas-petugas sekolah
yang terdiri atas aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru
dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif dan
mengembangkan efektivitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan
tugas-tugas utama pendidikan dengan tujuan untuk memperbaiki pengajaran,
termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guruguru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta
evaluasi pengajaran. Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi/syarat-syarat
yang essensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Dari
definisi tersebut maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa dia
hendaknya pandai meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat mana sajakah
yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di
sekolah itu semaksimal mungkin dapat tercapai. Jadi supervisi kepala sekolah
merupakan upaya seorang kepala sekolah dalam pembinaan guru agar guru dapat
meningkatkan kualitas mengajarnya dengan melalui langkah-langkah perencanaan,
penampilan mengajar yang nyata serta mengadakan perubahan dengan cara yang
rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.

2.2 Tujuan Supervisi
Tujuan supervisi menurut Sergiovanni (Pidarta 1992: 249) adalah:
-

Tujuan akhir adalah untuk mecapai pertumbuhan dan perkembangan siswa
(yang bersifat total).

-

Tujuan kedua adalah membantu kepala sekolah dalam menyelesaikan program
pendidikan dari waktu ke waktu secara kontinyu.
4

-

Tujuan perantara adalah membina guru-guru agar dapat mendidik para siswa
dengan baik atau menegakkan disiplin kerja secara manusiawi.

2.3 Fungsi Supervisi
Fungsi supervisi menurut pedoman supervisi dalam kurikulum 1975 antara

lain (Rohadi dkk 1991: 72):
-

Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan kurikulum dengan segala sarana
dan prasarana.

-

Membantu serta membina guru dengan cara memberi petunjuk, penerangan
dan latihan agar mereka dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan
mengajarnya.

-

Membantu guru untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah.

2.4 Faktor yang Memengaruhi Berhasil Tidaknya Supervisi
Menurut Purwanto (2004: 118) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
berhasil tidaknya supervisi atau cepat-lambatnya hasil supervisi antara lain:
-


Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada.

-

Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah.

-

Tingkatan dan jenis sekolah.

-

Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia.

-

Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri.
Di antara faktor-faktor tersebut faktor kecakapan dan keahlian kepala sekolah

itu sendiri adalah yang terpenting. Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang
tersedia, jika kepala sekolah itu sendiri tidak mempunyai kecakapan dan keahlian
yang diperlukan, semuanya itu tidak akan ada artinya. Sebaliknya, adanya
kecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh kepala sekolah, segala kekurangan yang
ada akan menjadi perangsang yang mendorongnya untuk selalu berusaha
memperbaiki dan menyempurnakannya.

5

2.5 Teknik Supervisi
Upaya dan kegiatan supervisi yang terarah pada usaha mencapai sasarannya
dilaksanakan dengan menggunakan teknik supervisi sebagai berikut:
1.

Kunjungan Kelas.
Kunjungan kelas sering disebut kunjungan supervisi yang dilakukan oleh
kepala sekolah (pengawas) adalah teknik paling efektif untuk mengamati guru
bekerja, alat, metode dan teknik mengajar tertentu yang dipakainya, dan untuk
mempelajari situasi belajar secara keseluruhan dengan memperhatikan semua
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan murid.

2.

Pembicaraan Individual.
Pembicaraan individual merupakan teknik supervisi yang sangat penting
karena kesempatan yang diciptakan bagi kepala sekolah untuk bekerja secara
individual dengan guru sehubungan dengan masalah-masalah profesional
pribadinya (Sutisna 1987: 226).

3.

Observasi Kelas.
Observasi kelas tujuannya untuk dapat melakukan pengamatn mengenai
satu atau dua aspek tertentu dari proses belajar mengajar yang berlangsung di
kelas. Aspek-aspek yang perlu diobservasi:
-

Kegiatan siswa atau guru dalam proses belajar mengajar.

-

Penggunaan media dalam hubungannya dengan TIK.

-

Metode yang ditempuh atau cara guru mengorganisasi proses belajar
mengajar.

-

Faktor

penunjang

pelaksanaan

pengajaran

seperti

sumber-sumber

prosedur, alat atau bahan dan perlengkapan yang memperlancar proses
belajar mengajar.
4.

Kunjungan Kelas antar guru merupakan langkah supervisi yang perlu
dikembangkan

di

sekolah. Terutama

guru-guru

yang

masih

kurang

berpengalaman, dapat belajar dari kemahiran mengajar guru-guru yang
berpengalaman.

6

5.

Musyawarah Kerja, Lokakarya, Rapat Kerja, Karya Wisata yang sengaja
direncanakan untuk menambah pengalaman, meningkatkan kemampuan,
menemukan atau menerapkan teknik mengajar yang labih.

6.

Sumber

materi

kurukulum

perlu

dikembangkan

karena

merupakan

perpustakaan khusus yang berisi bahan-bahan yang dihasilkan melalui
pengembangan kurikulum yaitu melalui laboratorium kurikulum dan media
kurikulum (Tim Pengembangan MKDK 1991: 223-235).
2.6 Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah sesuai
dengan fungsinya sebagai supervisor menurut Purwanto (2004: 119) antara lain:
-

Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam
menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.

-

Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah
termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan
keberhasilan proses belajar-mengajar.

-

Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan
metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang
sedang berlaku.

-

Membina kerja sama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan pegawai
sekolah lainnya.

-

Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai
sekolah,

antara

lain

dengan

mengadakan

diskusi-diskusi

kelompok,

menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka untuk
mengikuti penataran-penataran, seminar, sesuai dengan bidangnya masingmasing.
-

Membina hubungan kerja sama antara sekolah komite sekolah dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan para siswa.
\

7

2.7 Kinerja Guru
Menurut Mangkunegara (Rorlen 2007: 53) mengatakan bahwa istilah kinerja
berasal dari kata “job performance” atau “actual performance” yaitu unjuk kerja
atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Prestasi kerja atau
kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugas yang dibebankan kepadanya. Secara teoritis penilaian atau pengukuran
prestasi kerja atau kinerja memberikan informasi yang dapat digunakan pimpinan
untuk membuat keputusan tentang promosi jabatan. Penilaian prestasi kerja atau
kinerja memberikan kesempatan kepada pimpinan dan orang yang dinilai untuk
secara bersama membahas perilaku kerja dari yang dinilai. Pada umumnya setiap
orang menginginkan dan mengharapkan umpan balik mengenai prestasi kerjanya.
Penilaian memungkinkan bagi penilai dan yang dinilai untuk secara bersama
menemukan dan membahas kekurangan-kekurangan yang terjadi dan mengambil
langkah perbaikannya.
Menurut Steers (1985) prestasi kerja seseorang merupakan gabungan dari tiga
faktor penting yaitu:
-

Kemampuan, perangai, minat;

-

Kejelasan, dan penerimaan atas penjelasan seorang pekerja;

-

Tingkat motivasi.
Menurut Refni dkk (2007: 111) kompetensi instruksional yang diperlukan

guru untuk mengajar di kelas meliputi sebelas jenis kemampuan utama sebagai
berikut:
-

penguasaan dasar-dasar ilmu kependidikan,

-

penguasaan teoribelajar dan prinsip-prinsip pembelajaran serta penerapannya
dalam proses pembelajaran,

-

kemampuan memahami karakteristik peserta didik sebagai warga belajar,

-

kemampuan memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan dan materi pelajaran,

-

kemampuan memilih dan mengembangkan alat dan bahan ajar serta
memanfaatkan media dansumber belajar,
8

-

kemampuan memilih dan mengembang-kan alat evaluasi hasil belajar yang
sesuai dengan tujuan belajar,

-

kemampuan menyusun rencana pembelajaran,

-

kemampuan mengelola interaksi kelas serta menciptakan proses belajar yang
optimal,

-

kemampuan memperagakan unjuk kerja pembelajaran,

-

kemampuan menilai proses dan hasil pembelajaran,

-

kemampuan mengajarkan ilmu yang dimilikinya secara profesional.

9

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di SD Negeri 2 Baru Pangkalan Bun Kalimantan
Tengah dengan waktu penelitian adalah Januari sampai Maret 2016.
3.2 Teknik Supervisi
Teknik supervisi digunakan Teknik supervisi individual yaitu pelaksanaan
supervisi perseorangan terhadap guru dengan cara kunjungan kelas dan observasi
kelas. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari hasil
supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya.
3.3 Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian ini adalah guru-guru di SD Negeri 2 Baru Pangkalan Bun
Kalimantan Tengah yang berjumlah 15 orang.
3.4 Metode Pelaksanaan Program
Untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam pelaksanaan supervisi,
maka dilalui langkah-langkah sebagai berikut (Arikunto, 2012: 305):
1.

Pertemuan Pendahuluan
Pertama pendahuluan ini merupakan satu langkah sangat penting dan
menentukan keberhasilan supervisi. Yang dilakukan dalam pertemuan
pendahuluan ini adalah:
a.

Supervisor menyusun program supervisi dan mensosialisasikan program
yang akan dilaksanakan kepada guru-guru yang akan dsipuervisi.

b.

Menciptakan kekeluargaan yang intim antara guru dengan supervisor
(establish rapport) agar komunikasi selama kegiatan dapat berlangsung
secara efektif.

c.

Supervisor melakukan pengamatan untuk mengetahui kekurangan guru
dalam mengajar melalui kunjungan kelas yang sebelumnya telah
disampaikan kepada guru yang bersangkutan.
10

d.

Supervisor dan guru berdiskusi mengenai proses pembelajaran yang telah
berlangsung.

e.

Membuat kesepakatan (contract) antara guru dengan supervisor tentang
aspek proses belajar mengajar yang akan dikembangkan dan ditingkatkan.
Jadi, dengan singkat dalam pertemuan pendahuluan ini disepakati

bersama mengenai:
1.

Sasaran atau keterampilan mengajar yang akan diamati secara cermat oleh
supervisor.

2.

2.

Strategi observasi yang akan dilaksanakan.

3.

Panduan atau instrumen observasi yang akan digunakan.

4.

Kriteria atau tolak ukur yang akan digunakan dalam pengisian observasi.

5.

Persiapan mengajar oleh guru, yakni materi pembelajaran dan RPP.

Perencanaan oleh guru dan supervisor
Dalam perencanaan ini dirundingkan:
a.

Persiapan mengajar yang sudah dibuat terlebih dahulu untuk dibicarakan
kekurangan-kekurangan yang mungkin masih perlu dibenahi, serta
membicarakan bagian dari persiapan tertulis tersebut yang akan mendapat
perhatian khusus.

b.

Persiapan media atau alat-alat pelajaran yang akan digunakan sekaligus
strategi penggunaannya.

c.

Cara-cara mencatat atau perekaman data yang akan digunakan oleh
supervisor serta arah pengambilan data. Hal ini perlu dibicarakan agar
guru tidak merasa terganggu pada waktu pelaksanaan.

3.

Pelaksanaan latihan mengajar dan observasi
Pada waktu ini, guru melaksanakan mengajar dan supervisor melakukan
pengamatan dengan menggunakan instrumen observasi.

4.

Mengadakan analisa data
Dalam langkah ini supervisor mengajak guru untuk mendiskusikan apa
yang telah dilaksanakan oleh guru waktu mengajar. Hal-hal yang perlu
didiskusikan adalah:
a.

Kesenjangan apa yang telah direncanakan dengan pelaksanaannya.

11

b.

Hasil rekaman baik yang dituliskan dalam instrumen observasi, kaset, dan
instrumen lainnya yang digunakan untuk merekam data.

c.

Cara atau strategi yang digunakan dalam penyampaian umpan balik.
Apabila disepakati bahwa umpan balik disampaikan secara tertulis agar
terdokumentasikan dengan baik maka setelah selesai diskusi analisis data
rekaman, supervisor menuliskan kesimpulan akhir untuk umpan balik
kepada guru. Jika umpan balik dilakukan secara lisan, perlu diatur waktu
penyampaian serta siapa saja yang akan diundang.

5.

Diskusi memberikan umpan balik
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan umpan balik yang dilakukan
oleh supervisor kepada guru. Dalam memberikan umpan balik, ada beberapa
tahapan:
a.

Guru diminta untuk mengungkapkan persepsi (kesannya) mengenai
kegiatan mengajar yang ia lakukan.

b.

Supervisor besama-sama dengan guru menganalisis kegiatan tersebut
langkah demi langkah di lengkapi dengan data hasil pengamatan
supervisor. Dalam hal ini guru melakukan penilaian terhadap diri sendiri.

c.

Guru dan supervisor menarik kesimpulan dari latihan yang dilakukan,
dimana isinya mengenai hal-hal apa yang sudah berhasil dilakukan dan hal
apa yang masih harus diperbaiki. Serta membuat keputusan tentang
keputusan apa yang akan dilakukan selanjutnya.

6.

Instrumen Pengamatan Pada Proses Belajar Mengajar
Berikut adalah instrumen yang digunakan pada tahap pendahuluan, yaitu
instrumen yang digunakan supervisor pada saat kunjungan kelas.
a.

Lembar Pengamatan Proses Belajar Mengajar
IDENTITAS DATA
Nama Sekolah

:

Kelas

:

Nama guru

:

Bidang Studi

:

Sub bidang studi

:

12

Pokok bahasan

:

Hari/tanggal

:

Waktu pengamatan

:

Mulai pukul

:

Berakhir pukul

:

Nama Pengamat

:

PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda check (V) pada kolom B (Baik), S (Sedang), K (Kurang),
sesuai dengan keadaannya.
PERSIAPAN TERTULIS
B

S

K

Rumusan Tujuan Instruksional Khusus
a. Ditinjau dari bentuk tingkah laku
b. Ditinjau dari kekhususannya
c. Ditinjau dari sasaran
d. Ditinjau dari ukuran keberhasilan
Imbangan aspek ingatan, pemahaman, aplikasi dan aspekaspek lain dalam tujuan instruksional khusus
Kesesuaian antara tujuan dengan materi pelajaran dengan
metode/pendekatan, yaitu kesesuaian antara:
a. Alat pelajaran dengan tujuan
b. Alat pelajaran dengan materi
c. Alat pelajaran dengan usia siswa
Ketetapan pemilihan sumber bahan
Keragaman sumber bahan
Evaluasi
a. Frekuensi pemberian dan ketepatan waktu
b. Kualitas butir-butir soal
c. Kesesuaian dengan tujuan instruksional khusus
d. Cara memberikan skor
PELAKSANAAN PELAJARAN DI KELAS
B
I.

Pendahuluan
1. Cara memasuki ruangan kelas
2. Perhatian terhadap hal-hal

yang

S

K

sekiranya
13

3.

mengganggu jalannya pelajaran
Kontak awal dengan siswa-siswa dalam kelas
(mengucapkan

I.

salam,

absensi,

menyuruh

menyiapkan alat yang diperlukan, dan sebagainya)
4. Perhatian kepada seluruh kelas
Kegiatan belajar mengajar
1. Cara menghubungkan pelajaran yang lalu dengan
pelajaran yang akan diberikan
2. Penjelasan tentang tujuan instruksional khusus
3. Penyampaian pokok materi pelajaran
4. Penggunaan alat pelajaran/media
5. Cara mengikutsertakan siswa dalam kegiatan
6. Penuh tidaknya keterlibatan siswa
7. Banyaknya siswa yang dapat terlibat dalam kegiatan
8. Cara menyampaikan informasi
9. Cara memberikan informasi tentang materi baru
10. Cara mengajukan pertanyaan (bahasa, rumusan)
11. Banyaknya siswa yang mendapat kesempatan
menjawab pertanyaan
12. Hubungan pertanyaan dengan cara memotivasi siswa
13. Cara memotivasi siswa pada umumnya
14. Cara memberikan jawaban terhadap pertanyaan
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.

siswa
Hubungan antara guru dengan siswa (akrab)
Hubungan antara siswa satu dengan siswa lainnya
Keseluruhan interaksi belajar mengajar
Suasana kelas (hidup, terlalu tenang atau mati)
Cara guru menolong siswa yang tidak tertib
Menolong siswa yang mengalami kesulitan belajar
Menangani siswa yang lebih cepat dari yang lain
Menggunakan kalimat dengan jelas dan sederhana
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan

logis dan berurutan
24. Pemberian contoh untuk menerangkan pembelajaran
25. Kesesuaian antara contoh dengan taraf berpikir dna
lingkungan siswa
26. Variasi pertanyaan yang diajukan
27. Efektivitas penggunaan waktu yang tersedia
28. Perhatian tertuju hanya kepada pelajaran yang
sedang diajarkan
II. Akhir Pelajaran
1. Membuat kesimpulan pelajaran (oleh guru, guru

14

2.
3.
4.

bersama siswa, atau siswa sendiri)
Mengadakan penilaian perseorangan
Mengadakan evaluasi terhadap kelas
Cara meberikan motivasi kepada siswa agar belajar

5.
6.

lebih lanjut
Hasil (prestasi) siswa yang diajarkan
Catatan yang dibuat oleh siswa

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2012. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media bekerjasama
dengan FIP UNY.
Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pidarta, M. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta.
________. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Akasara.
Purwanto, M. Ngalim. 2004. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Refni D, dkk. 2007. Kinerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas: Studi
Evaluatif Terhadap lulusan Program Akta Mengajar FKIP. Universitas Terbuka,
Jurnal Pendidikan, Volume 8, Nomor 2, September 2007.
Rohadi, A, dkk. 1991. Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah.
Jakarta: Bumi Aksara.
Rorlen, V. 2007. Pengaruh Iklim Organisasi dan Kedewasaan terhadap kinerja
Karyawan Pada PT.Graha Tungki Arsitektika Jakarta, Business & Menegemen
Journal Bunda Mulia Vol 3 Nomor 1, maret 2007.
Steers, RM. 1985. Efektivitas Organisasi Seri Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Suhertian, Piet A. 2000. Konsep-konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka
pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
Sutisna, O. 1987. Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa

15

TIM Pengembangan MKDK. 1991. Administrasi Pendidikan. Semarang: IKIP
Semarang
Dokumen:
1. Permendiknas No. 13 Tahun 2007
2. Permendiknasi No. 47 Tahun 2007

16