Human Security dalam Perspektif Keamana

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rakhmat
dan hidayah-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Selain
itu, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada Ibu Rahmi Fitriyanti,
M.Si, yang telah membimbing kami dalam mata kuliah Isu-Isu Global
Kontemporer.
Makalah ini berjudul “Human Security dalam Perspektif Keamanan
Nasional, Regional, dan Global”. Dalam makalah ini, kami membahas
tentang pengertian, jenis-jenis, faktor-faktor, ancaman serta dampak dari
konsep human security tersebut. Kami juga menambahkan beberapa studi
kasus yang kiranya terkait dengan isu human security.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca dalam
menambah wawasannya mengenai isu-isu internasional dan studi-studi
hubungan internasional, khususnya bagi mahasiswa yang sedang menjalani
studi Ilmu Hubungan Internasional. Kami mengharapkan dan menerima
respon pembaca berupa kritik dan saran terhadap makalah ini agar dapat
diperbaiki dan menjadi lebih baik lagi di kemudian hari.

Ciputat, 22 Maret 2014
Hormat kami,


Penulis

1

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................

i

Daftar Isi .................................................................................................

ii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................

1

B. Rumusan Masalah ...............................................................


2

C. Tujuan ..................................................................................

2

D. Sistematika Penulisan ..........................................................

3

BAB II. KERANGKA PEMIKIRAN .....................................................

4

BAB III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Human Security..............................................

6

B. Jenis-Jenis Human Security .............................................


10

C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Human Security ........

12

D. Ancaman Terhadap Human Security yang Berdampak
Lintas-Batas (Transnasional) .......................................... .

12

E. Dampak Ancaman Human Security Bagi Keamanan
Nasional, Regional, dan Global ...................................... .

16

BAB IV. KESIMPULAN .......................................................................

19


DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

iv

2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Human Security merupakan satu dari isu-isu global kontemporer yang
menjadi salah satu isu yang sangat serius untuk dibahas, baik di kalangan
akademisi, maupun di kalangan para pengambil kebijakan. Pasca Perang
Dingin, isu human security baru mulai mendapat perhatian dari masyarakat
luas di seluruh dunia setelah sebelumnya mengalami kegagalan di akhir
Perang Dunia II.
Human security juga ikut mengalami pergeseran sejalan dengan
kemunculannya di dunia internasional. Konsep keamanan dari human
security mengalami perubahan dari isu-isu militer dan politik menjadi fokus
terhadap permasalahan dan kondisi yang terjadi dalam individu dan

masyarakat dan pergeseran dari national security pada masa Perang Dunia I
dan II, serta Perang Dingin menjadi human security.
United Nations Development Program (UNDP) dalam Human
Development Report 1994 merupakan badan Perserikatan Bangsa-Bamgsa
(PBB) pertama yang memperkenalkan konsep human security. Badan PBB
berpendapat bahwa konflik yang terjadi saat ini lebih banyak terjadi di
dalam negara dibandingan dengan konflik antarnegara.1 Berbeda halnya
ketika kita kembali pada masa Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan Perang
Dingin yang diliputi oleh konflik antarnegara, sehingga masih terpusat pada
national security.
Konsep human security lebih bersifat universal. Artinya, konsep
keamanan ini tidak hanya terbatas pada sebuah negara saja, namun berlaku
untuk umum. Bagi seluruh umat manusia di dunia. Mengingat bahwa
ancaman bisa datang kepada siapa saja, tanpa memandang negara mana
manusia tersebut berada. Sebuah peristiwa pun dapat dikategorikan sebagai
1Muhibin Raihan Ramadhan, “Human Security”. Jurnal tersedia dalam
http://id.scribd.com/doc/51882487/Human-Security, diunduh pada 20 Maret 2014, Pkl.
19.05 WIB

1


human security apabila telah sampai mengancam keamanan nasional suatu
negara. Karena dari ancaman keamanan nasional, bukan tidak mungkin akan
meluas hingga mencapai lingkup global.
Untuk itulah mengapa human security sangat mendapatkan perhatian di
era sekarang ini, bahkan menjadi prioritas utama PBB untuk memberantas
segala bentuk ancaman human security yang ada. Di sini, penulis akan
menjelaskan betapa pentingnya human security, tidak hanya dalam
perspektif keamanan nasional, namun juga keamanan regional dan global.
Penulis juga akan memaparkan tentang jenis-jenis human security, faktorfaktor yang memengaruhi human security, ancaman dan dampak terhadap
human security, serta beberapa contoh kasus terkait dengan human security.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan konsep human security?
2. Apa saja jenis-jenis dan faktor yang memengaruhi human security?
3. Apa saja ancaman yang muncul terhadap human security yang
berdampak lintas-batas (transnasional)?
4. Bagaimana dampak terhadap ancaman human security bagi
keamanan nasional, regional, dan global?

C. Tujuan


Tujuan kami menulis makalah ini adalah agar kami dapat memaparkan
lebih jelas mengenai human security dalam perspektif keamanan nasional,
regional, dan global. Dan tentunya agar pembaca dapat mengetahui seberapa
pentingnya konsep human security dalam isu-isu global kontemporer dan
sejarah kemunculannya. Selain itu, pembaca juga dapat menganalisis isu-isu
yang berkaitan dengan konsep human security.

2

D. Sistematika Penulisan
Penulisan dalam makalah ini dibagi menjadi empat bab. Bab I
merupakan Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang penulisan
makalah, tujuan penulisan makalah, dan sistematika penulisan.
Selanjutnya merupakan Bab II. Kerangka Teori. Dalam Kerangka Teori,
penulis mencoba mengaitkan konsep human security dengan pendekatan
hubungan internasional yang relevan dengan konsep dari salah satu isu-isu
global kontemporer tersebut.
Bab III merupakan bab pembahasan. Penulis mencoba menjelaskan
lebih banyak mengenai konsep human security. Dimulai dari pengertian

human security, jenis-jenis human security, faktor-faktor human security,
dan dampak serta ancaman dari human security tersebut.
Dan yang terakhir ialah Bab IV yang berisi tentang kesimpulan yang
penulis tarik dari bab pembahasan agar dapat lebih mudah dipahami oleh
pembaca.

3

BAB II
KERANGKA TEORI
Dalam konsep human security, kami menggunakan
pendekatan liberal sebagai kerangka pemikiran. Liberal
adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi
politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan
dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama. 2Aktor
utama dari paham liberal adalah individu. Liberalisme
mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan
oleh kebebasan berpikir bagi para individu. 3 Dari pernyataan
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perhatian dasar
liberalisme adalah kemajuan, kebebasan dan kesejahteraan

individu.
Kebebasan individu dalam konteks liberalisme
berhubungan dengan hak asasi manusia yang merupakan
bagian

dari

human

security

yang

diawali

dengan

pengesahan United Declaration of Human Rights

dan


Piagam PBB.
Dilihat dari literaturnya, konsep human security telah
didukung dan diimplementasikan dengan baik di negaranegara barat. Para pendukung human security mencotohkan
keberhasilannya dalam memenuhi kebutuhan keamanan
rakyatnya sebagai bukti positif implementasi pendekatan
keamanan baru ini. Di antara negara-negara barat, Kanada
dan Norwegia dipandang sebagai contoh terbaik karena
kedua

negara

mengembangkan

inilah

yang

agenda


paling

human

berjasa

security

di

dalam
ranah

2 John Stuart Mill, On Liberty and Utilitarianism (New York: Bantam Books, 1993), hal.
12-16.
3 Sukarna, Ideologi : Suatu Studi Ilmu Politik (Bandung : Penerbit Alumni, 1981).

Internasional.

Kedua

negara

tersebut

menggabungkan

human security dengan human rights, international laws,
equitable socio-economic development dan promotion of
humanitarian agenda.
Kanada merupakan negara pionir dalam menempatkan
human security sebagai salah satu pilar kebijakam luar
negeri. Dalam hal ini, politik luar negeri Kanada fokus pada
“freedom from pervasive threats to people’s rights, safety or
lives” atau lebih dekat pada “freedom from fear”.
Ketika menjadi Dewan Keamanan PBB pada 1990-an,
Kanada berinisiatif memasukkan isu-isu kemanusiaan ke
ranah high politics. Kanada berharap, PBB lebih terfokus
dalam

mencegah

mekanisme

krisis

intervensi

kemanusiaan,

yang

struktur sosial ekonomi

lebih

untuk

menegakkan

cepat,

memperkuan

mencegah konflik,

dan

membangun kembali masyarakat pascaperang.Dengan kata
lain

konsep

human

security

termasuk

dalam

bagian

pendekatan Canadian approach.
Sejak saat itu, International Commision on Intervention
and State Sovereignty (ICISS) mengajukan perdebatan dari
“right to interve” ke “responsibility to protect”. Artinya
kedaulatan yang dimiliki negara merupakan tanggung jawab
yang diberikan untuk melindungi

warga negaranya dalam

hal genosida, kejahatan perang, pembasmian etnis, dan
kejahatan melawan kemanusiaan.
Menguatnya human security di Barat menjadikan
konsep ini sebagai doktrin dari pemikiran Eropa yang
sebagaimana kita ketahui bahwa Eropa adalah penganut
liberal.

Selain

itu,

negara-negara

di

Asia

yang

telah

menerapkan konsep human security seperti Indonesia,
Malaysia, Singapura, terutama Jepang juga beranggapan

5

bahwa gagasan human security merupakan refleksi dari ideide demokrasi liberal dan hak asasi manusia.

6

BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Human Security
Pasca berakhirnya Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur
terkait dengan perang ideologi, isu-isu internasional tidak lagi berpusat pada
isu militer dan politik saja. Ada banyak isu-isu terbaru yang sebelumnya
tidak mendapat perhatian, kini mendapatkan perhatian serius dari
masyarakat luas dari berbagai kalangan di dunia. Isu inilah yang kemudian
disebut dengan isu-isu global kontemporer.
Sejalan dengan hal tersebut, konsep keamanan pun turut mengalami
pergeseran yang cukup signifikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pergeseran
yang terjadi kurang lebih dipengaruhi dengan munculnya isu-isu global
kontemporer.
Pada masa Perang Dunia (PD) I, PD II, dan Perang Dingin, konsep
keamanan hanya terpusat pada national security. Mengingat bahwa pada
masa itu, masih banyak terjadi perang antarnegara. Sehingga konsep
keamanan lebih bersifat state-centric.
Namun konsep national security mengalami pergeseran menjadi sebuah
konsep yang tidak lagi terpusat pada negara, melainkan terpusat pada
individu dan masyarakat di negara manapun di seluruh dunia. Konsep inilah
yang kita kenal sekarang dengan konsep human security.
Konsep human security yang mengemuka pasca Perang Dingin
langsung mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan, seperti kalangan
pengkaji keamanan dan para pengambil kebijakan. Beberapa pengertian
mengenai human security mulai dikemukakan oleh berbagai ahli.
Seperti pengertian human security yang dikemukakan oleh Hans Van
Ginkel (Rector, United Nations University) dan Edward Newman:

“In policy terms, human security is an integrated, sustainable,
comprehensive security from fear, conflict, ignorance, poverty,
social and cultural deprivation, and hunger, resting upon
positive and negative freedoms.”4

Amitav Acharya dalam karyanya juga menuliskan bahwa human
security mempunyai tiga definisi, yaitu:
freedom from fear (as stressed by human rights advocates in
Asia and elsewhere), freedom from want (as stressed by some
Asian governments such as Japan), and freedom from cruelty
and suffering in times of conflict (as stressed by the former
Canadian Foreign Minister Lloyd Axworthy).5

Menurut Barry Buzan dalam makalahnya yang berjudul Human
Security: What It Means, and What It Entails, mengatakan bahwa:
“keamanan

manusia

merupakan

satu

konsep

yang

problematis, khususnya dijadikan sebagai bagian dari analisis
atas keamanan internasional. Bentuk keamanan ini memiliki
agenda yang berbeda yang menjadikan sebagai isu keamanan
internasional dapat ditemukan dalam pemahaman keamanan
militer-politik tradisional. Dalam konteks ini, keamanan bagi
suatu negara senantiasa berkaitan dengan kelangsungan
hidup. Sementara itu, identitas merupakan kunci dari
pemahaman keamanan bagi suatu bangsa”.6

Konsep Human Security pertama sekali berkembang sejalan dengan
berdirinya Palang Merah Internasional (International Red Cross) pada
1896. Kemudian pada 1945 melalui “Piagam PBB” konsep human security
disahkan dan disusul oleh “Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia”
pada 1948.

4 Hans Van Ginkel dan Edward Newman, In Quest of “Human Security”. Jurnal tersedia di
http://www.un.org/News/Press/docs/1999/19991012.dsgsm70.doc.html, diakses pada 19
Maret 2014, pkl. 22.14 WIB.
5 Amitav Acharya, The Nexus Between Human Security and Traditional Security in Asia
dalam Human Security in East Asia. Korean: Korean National Commission for UNESCO,
2004,
Hijrah
S.
Har,
[jurnal
on-line]
Pp.8.
tersedia
di
http://id.scribd.com/doc/112265785/Bahan-Untuk-Human-Security, diakses pada 19 Maret
2014, pkl 22.10 WIB.
6Barry Buzan, “Human Security: What It Means, and What It Entails”, Makalah yang
dipresentasikanpadathe 14th Asia Pacific Roundtable on Confidence Building and Conflict
Resolution, Kuala Lumpur, Juni 2000, hal. 1-3.

7

Namun sayangnya konsep human security harus mengalami kegagalan
pasca PD II yang disusul dengan Perang Dingin. Pada masa ini, konsep
national security lebih mendominasi mengingat pada masa itu dunia masih
dilingkupi oleh perang antarnegara.
Konsep human security kembali mengemuka pasca Perang Dingin pada
awal 1990-an. Hal ini didukung dengan adanya keinginan PBB atas desakan
negara-negara dunia ketiga agar PBB lebih berperan aktif dalam
mengantisipasi perkembangan isu-isu global kontemporer pasca Perang
Dingin.
Pasca Perang Dingin isu yang mengemuka tidak lagi terpusat mengenai
militer dan politik. Isu-isu non-militer yang tidak terpikirkan kini menjadi
isu yang sangat serius untuk dibahas dan dicari solusinya. Seperti, isu
lingkungan, HAM, kesehatan, kemiskinan, dan teknologi.
Keinginan PBB untuk berperan aktif dalam perkembangan human
security pasca Perang Dingin ini lalu ditegaskan kembali dalam laporan
tentang Pembaharuan PBB bahwa menjelang millennium ketiga, PBB akan
lebih berperan, terutama dalam melaksanakan lima misi utama, yaitu:
1. Perdamaian dan keamanan,
2. Masalah-masalah ekonomi dan sosial,
3. Kerjasama pembangunan,
4. Masalah-masalah kemanusiaan, dan
5. Penegakan HAM. 7
Selain itu juga terdapat tujuh element yang termasuk dalam konsep
Human Security yaitu :
1) Keamanan

Ekonomi

(Economic

Security)

mengacu

pada

kenikmatan individu atas pendapatan dasar/ basic income, baik
melalui pekerjaan yang menguntungkan atau dari jaring pengaman
sosial.

7 United Nations, Renewing the United Nations, hal. 23-26.

8

2) Keamanan Pangan (Food Security) mengacu pada akses individu
terhadap makanan melalui aset, pekerjaan, atau penghasilan yang
dimilikinya.
3) Keamanan Kesehatan (Health Security) mengacu pada kebebasan
individu dari berbagai penyakit dan melemahkan penyakit dan
aksesnya kepada perawatan kesehatan.
4) Keamanan Lingkungan (Environmental Security) mengacu pada
integritas tanah, udara, dan air, yang membuat manusia betah untuk
tinggal/ habitable.
5) Keamanan Pribadi (Personal Security) mengacu pada kebebasan
individu dari kejahatan dan kekerasan, khususnya perempuan dan
anak-anak.
6) Keamanan Komunitas (Community Security) mengacu pada
martabat budaya dan perdamaian antar-komunitas di mana individu
hidup dan tumbuh.
7) Keamanan Politik (Political Security) mengacu pada perlindungan
terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).8
Berdasarkan Human Development Report 1994 yang dikeluarkan oleh
UNDP, definisi konsep keamanan manusia mengandung dua aspek penting:
1.

Keamanan manusia merupakan keamanan dari ancaman-ancaman
kronis seperti kelaparan, penyakit, dan represi.

2. Keamanan manusia pun mengandung makna adanya perlindungan
atas pola-pola kehidupan harian seseorang baik itu di dalam rumah,
pekerjaan, atau komunitas dari berbagai gangguan yang datang
secara tiba-tiba serta menyakitkan.9

B. Jenis-Jenis Human Security
8 Erwin Ruhiyat, Pengantar Kajian Human Security. Taki-Taki [jurnal on-line]; tersedia di
http://id.scribd.com/doc/114988976/Pengantar-Human-Security, diunduh pada 20 Maret
2014, pkl. 19.07 WIB.
9 UNDP, 1994, hal. 23.

9

Lima Dimensi Keamanan dari Realisme menuju Neo-Realisme menurut
Anak Agung Banyu Perwita, yaitu:10
1.

The Origin of Threats
Ancaman kontemporer dapat berasal dari lingkup domestik dan

global, dimana ancaman yang berasal dari dalam negeri biasanya terkait
dengan isu-isu primordial, seperti, etnis, budaya, dan agama.
Sejak tahun 1989 hingga 2004, 90 dari 118 konflik bersenjata yang
terjadi di dunia diakibatkan oleh sentimen budaya, agama, dan etnis.
Sementara itu, 75% dari pengungsi dunia yang mengalir ke berbagai
negara lainnya didorong oleh alasan yang sama (sentimen budaya,
agama, dan etnis).
Dalam konteks komunal yang bernuansa agama, Robert A. Seiple
dan Dennis R. Hoover menegaskan bahwa “faktor agama semakin
berperan dalam hubungan internasional kontemporer. Kegagalan dalam
menyikapi

faktor

agama

dalam

hubungan

internasional

akan

meningkatkan terjadinya konflik internasional yang mempengaruhi
umat manusia dalam menciptakan stabilitas keamanan dan perdamaian
internasional”.
2.

The Nature of Threats
Secara tradisional, dimensi ini menyoroti ancaman yang bersifat

militer. Namun, persoalan keamanan meluas karena juga menyangkut
berbagai aspek lain, seperti:
a. Ekonomi,
b. Sosial-Budaya,
c. Lingkungan Hidup,
d. Demokratisasi,
e. HAM
Akibatnya, isu-isu global kontemporer makin beragam dengan
kehadiran sejumlah isu baru, seperti:
10 Anak Agung Banyu Perwita, Lima (5) Dimensi Keamanan dari Realisme menuju NeoRealisme, tersedia di http://www.azizfahri.blogspot.com/2011/04/jenis-jenis-humansecurity.html?m=1, diakses pada 21 Maret 2014, 15.18 WIB.

10

a. Konflik SARA,
b. Ketidakamanan ekonomi (Economic Insecurity)
c. Degradasi lingkungan termasuk adanya kemungkinan
penggunaan senjata pemusnah massal, seperti, senjata nuklir,
biologi, dan kimia oleh aktor negara serta aktor-aktor nonnegara.
3.

Changing Response
Isu-isu global kontemporer perlu diatasi dengan berbagai

pendekatan non-militer, seperti, ekonomi, politik, hukum, dan sosial
budaya.
4.

Changing Responsibility of Security
Tingkat keamanan yang tinggi sangat tergantung pada seluruh

interaksi individu pada tataran global. Tercapainya Human Security
tidak hanya tergantung pada negara saja, tetapi juga sangat ditentukan
oleh kerjasama transnasional di antara aktor non-negara.
5. Core Values of Security
Nilai-nilai baru dalam tataran individual maupun global yang perlu
dilindungi antara lain:
a. Penghormatan pada HAM,
b. Demokratisasi,
c. Perlindungan terhadap lingkungan hidup,
d. Upaya memerangi kejahatan lintas-batas (transnational crime),
seperti, narkotika, money laundering, dan terorisme.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Human Security

11

Berkembangnya konsep human security dalam isu-isu hubungan
internasional tidak terlepas dari faktor-faktor yang turut memengaruhi
perkembangan human security.
Konsep human security menekankan pada pentingnya sentralitas
manusia sebagai individu maupun kelompok dalam seluruh kerangka
keamanan. Faktor human security lebih difokuskan pada tataran individu
yang membutuhkan:
1.

Kepastian

atas

“Pembangunan

yang

Berkelanjutan”
2.

Kepastian Hukum

3.

Good Governance

4.

Keadilan Sosial pada Tingkat Makro11

Persoalan human security akan melemahkan sumber daya manusia.
Terutama di negara-negara berkembang yang masih berada dalam masa
transisi politik, diliputi berbagai masalah disintegrasi bangsa, krisis ekonomi
berkepanjangan, konflik etnis, serta merebaknya korupsi di antara para
pejabat pemerintahan, dan aparat penegak hukum. Berbagai persoalan
domestic ini juga meningkatkan berbagai ancaman terhadap human
security.12
D. Ancaman Terhadap Human Security yang Berdampak Lintas-Batas
(Transnasional)
Human security bersifat umum maka dikatakan “transnasional” karena
tidak memandang batas negara. Ancaman human security pada tataran
domestik dengan adanya gelombang globalisasi sangat berpengaruh pada
lingkungan internasional. Hal ini menjadikan ancaman human security
sebagai perhatian serius bagi seluruh negara. Semua negara pastinya akan
terkena ancaman darinya.

11
Faktor-Faktor
yang
Memengaruhi
Human
Security.
Tersedia
http://azizfahri.blogspot.com/?m=1, diakses pada 21 Maret 2014, pkl. 15.17 WIB
12 Ibid.

di

12

Pemberlakuan kerjasama internasional perlu digalang masyarakat dari
seluruh elemen negara maupun non-negara demi menciptakan keamanan
dalam lingkup domestik, regional, dan internasional.
Keberadaan institusi internasional seperti PBB adalah refleksi dari
kerjasama internasional yang digalangkan oleh negara. PBB dibentuk dari
tujuan menjaga keamanan dunia, yakni dengan menjawab tantangan atas
human security.
Konsep keamanan dalam politik internasional telah berubah, fokus
utama pada awalnya adalah keamanan negara ini ada juga fokus terhadap
pemenuhan hak-hak dasar manusia seiring adanya terpaan gelombang
globalisasi. Tentu saja, strategi pemenuhan hak-hak dasar tersebut tidak
menghilangkan tujuan PBB untuk menjaga stabilitas keamanan dunia.
a.

Analisa Kasus Ancaman Besar Human Security
Saat ini masyarakat dunia sedang menghadapi setidaknya tiga ancaman

besar. Pertama adalah soal keamanan internasional, khususnya krisis di
Timur Tengah dan juga sebagian Afrika. Kedua, krisis pangan dan ketiga
yaitu permasalahan perubahan iklim (climate changes).
Secara khusus ketiga ancaman ini terdapat di dalamnya faktor-faktor
yang menjelaskan secara detail. Faktor seperti ekonomi dan politik
mendasari sebab dari kemunculan sebuah isu suatu ancaman yang sedang
hangat diperbincangkan sekarang. Pada intinya semua faktor ini dengan
secara potensial memunculkan isu-isu kontemporer karena adanya
gelombang globalisasi.13
Krisis di Timur Tengah diawali dengan adanya isu faktor ekonomi dan
politik yang melanda negara Tunisia dan berakhir kepada runtuhnya rezim
pemerintahan Zein Abeden Ben Ali. Krisis ini selanjutnya merambat ke
negara Mesir dan Libya sehingga berujung kepada lengsernya para
pemimpin diktator pada masing-masing negaranya.

13 Eka An Aqimuddin, PBB dan Tantangan Human Security, Negara Hukum, 29 Oktober
2012, [jurnal on-line]. Tersedia di http:///www.negarahukum.com/hukum/pbb-dantantangan-human -security.html, diakses pada 20 Maret 2014, 19.00 WIB.

13

Ancaman lokal mengenai faktor ekonomi dan politik yang berkaitan
dengan human security seperti kurangnya lapangan kerja dan tidak adanya
jaringan pengamanan sosial politik sehingga berdampak kepada ancaman
keamanan pangan, kesehatan, dan lingkungan.
Ancaman kesehatan yang melanda krisis pangan di Afrika disebabkan
faktor ekonomi pula. Terlihat secara kacamata sosial, keberadaan
masyarakat di Afrika yang busung lapar menarik para relawan untuk
memberikan bantuan.
Human security sekarang adalah sebuah konsep yang telah bergeser
kepada level kepentingan untuk memenuhi HAM. Komunitas relawan
menjelaskan gambaran kerjasama yang dilakukan dalam ruang lingkup
kecil. Adapun demi membela HAM, terdapat organisasi-organisasi besar
dalam upayanya membasmi krisis di Afrika, seperti: UNICEF, WHO, dan
sebagainya.
Konsep human security masuk dalam bahasan pembelajaran isu-isu
global kontemporer dikarenakan konsep ini kini tidak menjelaskan secara
tradisional lagi, namun lebih kontemporer dan kompleks. Keterkaitan
lingkungan dengan manusia sangat memengaruhi terciptanya keamanan dan
perdamaian dunia.
Faktor lingkungan merupakan salah satu penyebab ancaman human
security seperti kasus asap di Riau yang menjadi sorotan bagi media-media
di Nusantara. Arah jalur angin yang membawa asap Riau menuju Singapura
menjadikan negara ini terkena dampaknya dan mengganggu sektor sakral,
seperti transportasi, pariwisata, dan sebagainya.
Untuk lebih jelasnya, kita dapat melihat Human Development Report
dari United Nations Development Program (UNDP) 1994. Menurut laporan
tersebut, ancaman terhadap human security sangat terkait dengan tujuh
elemen human security, yaitu: 14
1) Ancaman terhadap keamanan ekonomi: kurangnya lapangan
kerja produktif dan menguntungkan, kerja apa adanya, tidak adanya
jaringan pengaman sosial yang dibiayai publik.
14 Loc.Cit, Erwin.

14

2) Ancaman terhadap ketahanan pangan: kurangnya hak makanan/
food entitlements, termasuk kurang akses yang cukup terhadap
aset,pekerjaan, dan pendapatan yang terjamin.
3) Ancaman terhadap keamanan kesehatan: penyakit infeksi dan
parasit, penyakit pada sistem peredaran darah dan kanker, kurangnya
air bersih, polusi udara, kurangnya akses ke fasilitas perawatan
kesehatan.
4) Ancaman

terhadap

keamanan

lingkungan:

penurunan

ketersediaan air, polusi air, menurunnya lahan garapan, deforestasi,
desertifikasi, polusi udara, bencana alam.
5) Ancaman

terhadap

keamanan

pribadi:

kejahatan

dengan

kekerasan, perdagangan narkoba, kekerasan dan penyalahgunaan
anak-anak dan perempuan.
6) Ancaman terhadap keamanan masyarakat: perceraian, runtuhnya
bahasadan budaya tradisional, diskriminasi etnis dan perselisihan,
genosida dan pembersihan etnis.
7) Ancaman terhadap keamanan politik: represi pemerintah,
pelanggaran hak asasi manusia secara sistematis, militerisasi.
b. Elemen Kunci Untuk Menciptakan Human Security
Terdapat dua elemen kunci yang berpotensi untuk menciptakan human
security. Elemen pertama adalah sebuah kemungkinan untuk seluruh umat
masyarakat pada suatu negara merasa aman, nyaman, dan damai di tempat
mereka berada.
Elemen kedua adalah terjaminnya kenyamanan seluruh masyarakat
dengan tanpa adanya diskriminasi hak dan kewajiban meliputi ekonomi,
politik, sosial, ekonomi dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara
masing-masing. Penjelasan ini merupakan tanggapan dari pendapat yang
dikemukakan dalam UNDP 1994.15
15 http://www.undp.org/hdro/1994/94.htm, diakses pada 20 Maret 2014, pkl 19. 10 WIB.

15

Isu perubahan iklim merupakan agenda terpenting dan tersulit yang
harus ditangani oleh PBB. Meski konvensi tentang perubahan iklim United
Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) telah ada
sejak 1992, namun implementasi dari ketentuan tersebut masih sulit
terlaksana. Perbedaan kepentingan antara negara maju dan negara
berkembang adalah penyebabnya.
Negara-negara berkembang mengharapkan komitmen negara-negara
maju untuk mengurangi emisi karbonnya sebagai penyebabnya utama
perubahan iklim. Negara-negara maju menuduh negara-negara berkembang
berperan besar dalam perubahan iklim karena menghilangkan hutan alami
sebagai mekanisme alami penyebab karbondioksida. Pada titik ini, prinsip
kerjasama yang berkeadilan harus diutamakan.
Perbedaan sudut pandang inilah yang harus mampu diselesaikan oleh
PBB. Sebab pada akhirnya, persoalan human security adalah bagaimana
kerjasama internasional atas prinsip keadilan yang dikoordinasi oleh PBB
dapat memenuhi hak-hak dasar setiap manusia (individu) di atas
kepentingan negara.
Konsep green politic adalah suatu cara di dalam pengambilan kebijakan
politik atas bentuk perhatian dari kekuasaan negara. Keadaan keterkaitan
lingkungan dan manusia adalah faktor penting dalam menciptakan
keamanan dan perdamaian dunia. Green politic yang mencuat pada ruang
hubungan internasional haruslah dimaksimalkan potensinya dan tidak hanya
menjadi “pajangan” belaka. Mengingat krisis global adalah ancaman buruk
bagi ketahanan lingkungan yang akhirnya berujung pada human security.

E. Dampak Ancaman Human Security Bagi Keamanan Nasional,
Regional, dan Global
Dalam konsepnya, human security merupakan salah satu masalah yang
membutuhkan penyelesaian secara luas, baik regional maupun global.
Dalam penyelesaiannya membutuhkan beberapa aktor, baik dari dalam

16

maupun luar negaranya, yang bersama-sama dapat menangani ancaman,
baik di masa sekarang maupun di masa depan.
Permasalahan seperti perdagangan manusia, merupakan masalah yang
tidak dapat ditangani hanya dari dalam negeri saja karena harus melibatkan
banyak aktor dan penanganan kasus seperti ini harus dilakukan dengan
menjalin kerja sama dengan pihak di luar negaranya agar tercipta keamanan
dalam jangka panjang.
National security bertujuan untuk melindungi kedaulatan negara.
Dalam hal ini negara

merupakan bagian yang penting dalam national

security. Negara dapat melakukan apa saja dengan alasan melindungi
keamanan nasional. Dalam konsep human security, aktor utamanya adalah
individu.
Menurut konsep ini, individu memegang peranan penting dalam
stabilitas kehidupan masyarakat, baik secara nasional, maupun internasional
(global). Hal ini disebabkan karena tatanan masyarakat, baik di tingkat
nasional maupun internasional, terdiri dari individu-individu yang memiliki
kebutuhan akan keamanan.
Jadi, jika keamanan setiap individu ini terpenuhi, maka kestabilan
kehidupan masyarakat di tingkat yang lebih tinggi bukanlah hal yang tidak
mungkin. Namun, tetap saja terdapat ancaman-ancaman yang akan
melibatkan individu secara langsung, di antaranya:
1. Ancaman terhadap keamanan ekonomi yang berakibat kurangnya
lapangan pekerjaan yang produktif dan menguntungkan sehingga
memiliki dampak yang sangat serius, yaitu banyaknya masyarakat
miskin yang pengangguran, kejahatan dimana-mana, dan anak-anak
yang putus sekolah juga kelaparan yang mengakibatkan busung
lapar, kematian, dan lain-lain.
2. Ancaman terhadap keamanan kesehatan dan lingkungan yang
berakibat banyaknya kematian dikarenakan lingkungan yang kurang
sehat, tidak tersedianya air bersih, polusi udara, kurangnya akses
menuj fasilitas kesehatan.

17

3. Ancaman terhadap keamanan masyarakat dan pribadi seperti
kejahatan dengan kekerasan, penyalahgunaan narkoba, kekerasan
dan penyalahgunaan terhadap anak-anak dan perempuan, runtuhnya
bahasa dan budaya tradisional, diskriminasi dan perselisihan etnis,
genosida, dan pembersihan etnis.
4. Ancaman

terhadap

keamanan

politik

di

antaranya

represi

pemerintah, pelanggaran HAM secara sistematis, militeralisasi, dan
lain-lain.
Menurut Human Development Report dari United Nations Development
Program (UNDP) 1994, ancaman human security menyebarkan efek yang
melampaui batas-batas nasional. Ini dikelompokkan menjadi enam area:16
• Pertumbuhan penduduk yang terkait erat dengan kemiskinan global,
degradasi lingkungan, dan migrasi internasional.
• Disparitas dalam pendapatan global menyebabkan konsumsi
berlebihan dan kelebihan produksi di negara-negara industri dan
kemiskinan dan degradasi lingkungan di negara-negara berkembang.
• Peningkatan migrasi internasional sebagai fungsi dari pertumbuhan
penduduk, kemiskinan, dan kebijakan-kebijakan negara-negara
industri telah memberikan kontribusi terhadap aliran migran
internasional seperti juga peningkatan pengungsi dan pengungsi
internal.
• Berbagai bentuk kerusakan lingkungan (hujan asam, kanker kulit,
dan pemanasan global), berkurangnya keanekaragaman hayati, dan
penghancuran lahan basah, terumbu karang, dan hutan temperate
serta hutan hujan tropis.
• Perdagangan

obat,

yang

telah berkembang

menjadi

industri

multinasional global.
• Terorisme internasional yang telah menyebar dari Amerika Latin
pada tahun 1960 menjadi fenomena global.

16 Loc.Cit., Erwin.

18

BAB IV
KESIMPULAN
Sejak berakhirnya Perang Dingin, isu-isu non-militer mulai mengemuka
dan mendapat perhatian dari masyarakat luas. Tidak hanya itu, isu-isu nonmiliter juga mulai dikaji oleh berbagai kalangan, seperti civitas academia
dan para pengambil kebijakan. Isu non-militer tersebut kemudian lebih
dikenal dengan isu-isu global kontemporer karena tidak lagi bersifat
tradisional, dan bahkan bersifat lebih kompleks. Salah satu isu global
kontemporer tersebut ialah konsep human security.
Konsep human security merupakan sebuah konsep yang lebih luas dan
bersifat universal. Disebut universal karena konsep ini lebih terfokus pada
kondisi yang terjadi pada individu dan masyarakat. Tidak terbatas pada
individu dan masyarakat dalam sebuah negara saja, melainkan seluruh umat
manusia yang ada di dunia. Konsep ini jauh berbeda dengan konsep
national security yang berkembang pada periode PD I, PD II, dan Perang
Dingin dimana keamanan yang dimaksud bersifat state-centric.
Human security pun sangat terkait dengan isu-isu global kontemporer
lainnya, seperti isu kesehatan, lingkungan, ekonomi, politik, pangan,
kemiskinan, dan khususnya isu mengenai HAM, yang mana isu-isu tersebut
mulai mendapat perhatian yang serius pula dari seluruh masyarakat dunia.
Sejalan dengan perkembangan human security pada era sekarang, tentu
tidak luput dari ancaman-ancaman terhadap konsep human security ini yang
berimbas munculnya dampak-dampak terhadap ancaman konsep human
security. Ancaman tersebut tidak terbatas pada sebuah negara saja, tetapi
juga lintas-batas (transnasional).
Seperti yang dapat kita lihat dalam kasus yang sekarang terjadi, yakni
kebakaran hutan di Riau, Indonesia. Kebakaran hutan yang terjadi di Riau
sangat mengancam keamanan manusia. Tidak hanya keamanan manusia
yang terancam, namun health security, environmental security, dan personal
security pun juga ikut terancam.

Dampak dari kebakaran hutan Riau saling berkaitan satu sama lain.
Masyarakat Riau yang seharusnya terbebas dari penyakit, kini harus
menanggung berbagai penyakit pernapasan karena menghirup asap dari
kebakaran hutan. Masyarakat Riau juga mengalami ketidaknyamanan
terhadap lingkungan tempat mereka tinggal akibat kebakaran hutan yang
terjadi.
Secara jelas diterangkan bahwa keamanan lingkungan berarti mengacu
pada kenyamanan manusia di habitat yang ditempatinya. Apabila
masyarakat sudah tidak merasa nyaman terhadap habitat mereka, maka
sudah jelas itu termasuk ancaman terhadap keamanan manusia.
Human security juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena konsep
ini dapat meluas tanpa melihat batas negara dimana ancaman terhadap
human security terjadi. Sebagai contoh, masih dalam kasus yang sama pada
kebakaran hutan Riau. Kasus kebakaran hutan Riau bahkan meluas hingga
ke negeri tetangga Indonesia, seperti Malaysia dan Singapura yang turut
merasakan asap kebakaran hutan tersebut. Akibatnya, kebakaran hutan di
Riau mendapat kecaman keras dari kedua negara tersebut.
Bukan tidak mungkin hubungan bilateral yang terjalin antara Indonesia
dengan kedua negara ini diambang kehancuran apabila pemerintah
Indonesia tidak segera bertindak tegas terhadap kebakaran hutan Riau.
Oleh karena itu, kami berpendapat bahwa konsep human security saat
ini semakin berkembang pesat dan bahkan menjadi prioritas utama. Bukan
hanya oleh state actor, tapi juga non-state actors. Dan tentunya, dengan isuisu kemanusiaan yang sedang berlangsung saat ini, konsep human security
menjadi agenda utama bagi aktor-aktor internasional dalam menangani
kasus yang terkait dengan umat manusia tanpa melihat lintas-batas negara.

20

DAFTAR PUSTAKA
Amitav Acharya. The Nexus Between Human Security and Traditional
Security in Asia. 2008. Dalam Human Security in East Asia.
Korean: Korean National Commission for UNESCO.
http://id.scribd.com/doc/112265785/Bahan-Untuk-Human-Security,
Aqimuddin, Eka An. PBB dan Tantangan Human Security
http:///www.negarahukum.com/hukum/pbb-dan-tantangan-human
-security.html, diakses pada 20 Maret 2014.
Barry Buzan, “Human Security: What It Means, and What It Entails”.
Kuala Lumpur: the 14th Asia Pacific Roundtable on Confidence
Building and Conflict Resolution.2000.
________. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Human Security.
http://azizfahri.blogspot.com/?m=1, diakses pada 21 Maret 2014.
Fierke, K. M., Critical Approaches to International Security. Cambridge:
Polity Press, 2007.
Ginkel Hans Van dan Edward Newman. In Quest of “Human Security”.
http://www.un.org/News/Press/docs/1999/19991012.dsgsm70.doc.htm
l, diakses pada 19 Maret 2014.
http://www.undp.org/hdro/1994/94.htm
Mill, John Stuart Mill. On Liberty and Utilitarianism. New York: Bantam
Books, 1993.
Perwita, Anak Agung B., Lima (5) Dimensi Keamanan dari Realisme
menuju Neo-Realisme.
http://www.azizfahri.blogspot.com/2011/04/jenis-jenis-humansecurity.html?m=1, diakses pada 21 Maret 2014.
Ramadhan, Muhibin Raihan. “Human Security”.
http://id.scribd.com/doc/51882487/Human-Security, diunduh pada 20
Maret 2014.
Ruhiyat, Erwin. Pengantar Kajian Human Security. Jakarta: Taki-Taki.
http://id.scribd.com/doc/114988976/Pengantar-Human-Security,
diunduh pada 20 Maret 2014.
Sukarna. Ideologi : Suatu Studi Ilmu Politik. Bandung : Penerbit Alumni,
1981.
United Nations, Renewing the United Nations.
United Nations Development Programs, 1994.