DETERMINAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI INTERNET Mya Dewi Trisnawati Komarudin Achmad (Universitas Brawijaya) Abstract - 149 DETERMINAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN pemda melalui internet

DETERMINAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH MELALUI INTERNET
Mya Dewi Trisnawati
Komarudin Achmad
(Universitas Brawijaya)

Abstract
This research aims to know the influence of political competition, local
government size, leverage, local government wealth, local government type,
and audit opinion on publication of local government financial statements
through the internet. After issued regulations on public disclosure, local
governments required to be transparent one through the publication of
financial statements on the internet. This is consistent with agency theory
which states that the asymmetry information between local governments
(agent) with the public (principal) can be trimmed through accountability and
transparency of financial management. The sample of this research is 210
local governments selected by purposive sampling method and analyzed using
logistic regression. The result of this research shows that political competition,
local government size, leverage, and local government wealth have influence
toward publication of local government financial statements through the
internet. This research failed to prove the influence of local government type

and audit opinion on publication of local government financial statements
through the internet. Internet programs into the village make increased use of
the internet in the district. This caused local government of the city and district
not different to publish financial statements through the internet. On the other
side, unqualified opinion does not necessarily indicate the good signal of local
government financial management. Meanwhile, other audit opinion does not
directly indicate that the signal of local government financial management is
bad.
Keywords : audit opinion, leverage, local government, political competition,
publication of financial statements through the internet, size, type, wealth.

1.

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membuat penggunaan internet

semakin meningkat. Saat ini internet sudah menjadi kebutuhan yang penting bagi
kehidupan masyarakat. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
memproyeksikan jumlah pengguna internet di Indonesia sebesar 63 juta pengguna pada
tahun 2012 dan diprediksi akan meningkat pada tahun 2014 mencapai 107 juta pengguna.

Perkembangan internet membawa perubahan dalam penyebaran berbagai informasi,
termasuk informasi keuangan pemerintah.
Transparansi informasi pemerintah mulai menjadi perhatian sejak dikeluarkannya
Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang
menyebutkan bahwa setiap informasi publik harus bersifat terbuka, serta dapat diakses oleh
pengguna secara cepat, tepat waktu, biaya ringan, dan cara yang sederhana. Suatu
pemerintah daerah (pemda) yang transparan harus mampu menyediakan informasi yang
dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat dan pengguna lainnya. Salah satu alat yang
dapat digunakan untuk meningkatkan derajat transparansi dan mengurangi asimetri
informasi antara pejabat publik dengan masyarakat adalah melalui pemanfaatan media
internet (e-government) terkait dengan penyusunan dan penggunaan anggaran atau
publikasi laporan keuangan pemda (World Bank, 2003; KNKG, 2010).
Publikasi laporan keuangan melalui internet merupakan salah satu bentuk
pengungkapan secara sukarela (voluntary disclosure) dan bentuk pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan daerah kepada masyarakat. Internet adalah media yang mudah
dijangkau oleh masyarakat dan sarana yang efektif bagi pemerintah untuk meningkatkan
derajat transparansi (Scott, 2006). Penggunaan internet membuat publikasi laporan
keuangan menjadi lebih cepat dan mudah, sehingga dapat diakses oleh siapa pun, kapan
pun, dan di mana pun.
Terkait dengan pemanfaatan fasilitas internet oleh pemda di Indonesia, saat ini

sebagian besar pemda telah memiliki website resmi. Website tersebut digunakan untuk
memberikan informasi umum tentang daerah, informasi kegiatan pelayanan masyarakat,
sosialisasi peraturan, dan sarana berkomunikasi interaktif dengan masyarakat (Puspita dan
Martani, 2012). Penelitian Muhammad dalam Rahman dkk. (2013) menunjukkan bahwa
website pemda belum digunakan secara optimal dalam mengembangkan pelaporan
keuangan. Rata-rata indeks tingkat pengungkapan informasi keuangan pemda terbukti
lebih rendah daripada rata-rata indeks pengungkapan informasi non keuangan. Dengan

kata lain, setiap pemda memiliki alasan dan pertimbangan tersendiri untuk melakukan
publikasi atau tidak melakukan publikasi laporan keuangan melalui website yang dimiliki.
Beberapa penelitian terdahulu telah mencoba untuk menggali bukti empiris tentang
beberapa faktor yang menjadi determinan atas publikasi laporan keuangan pemda melalui
internet (website). Namun, penelitian-penelitian tersebut belum menunjukkan hasil yang
konsisten. Penelitian Rahman dkk., (2013), serta Garcia dan Garcia (2010) menunjukkan
bahwa kompetisi politik dalam suatu pemda akan mendorong publikasi laporan keuangan
pemda melalui internet. Namun, beberapa hasil penelitian lain menunjukkan bahwa
kompetisi politik tidak berpengaruh terhadap pelaporan informasi keuangan pemda melalui
internet (Laswad dkk., 2005; Sinaga dan Prabowo, 2011; Afryansyah dan Haryanto, 2013).
Ukuran pemda yang besar akan mendorong pemda untuk menyediakan informasi
keuangan pada situs resmi mereka (Cinca, 2008; Garcia dan Garcia, 2010; Medina, 2012).

Namun, beberapa penelitian menujukkan bahwa ukuran pemda tidak memiliki pengaruh
terhadap pelaporan keuangan pemda melalui internet (Laswad dkk., 2005; Sinaga dan
Prabowo, 2011; Rahman dkk., 2013; Afryansyah dan Haryanto, 2013; Mamat dkk., 2013).
Penelitian Laswad dkk., (2005) dan Rahman dkk., (2013) menunjukkan bahwa
leverage berpengaruh terhadap pelaporan keuangan pemda melalui internet. Namun, hasil
berbeda diperoleh dari penelitian yang dilakukan Sinaga dan Prabowo (2011), Medina
(2012), serta Mamat dkk. (2013) yang menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh
terhadap pelaporan informasi keuangan secara sukarela pada situs resmi pemda.
Kekayaan suatu pemda akan mempengaruhi keputusan pemda untuk melaporkan
informasi keuangannya di internet (Laswad dkk., 2005; Cinca, 2008; Rahman dkk., 2013).
Namun, hasil penelitian Sinaga dan Prabowo (2011), Afryansyah dan Haryanto (2013),
serta Mamat dkk. (2013) menunjukkan bahwa pelaporan informasi keuangan pemda
melalui internet tidak dipengaruhi oleh kekayaan yang dimiliki pemda tersebut.
Tipe pemerintah daerah juga berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan pemda
melalui internet. Pemerintah kota cenderung lebih bersikap transparan dalam menyediakan
informasi keuangan pada website resminya (Laswad dkk., 2005; Sinaga dan Prabowo,
2011; Medina, 2012). Namun, penelitian Rahman dkk., (2013) tidak dapat membuktikan
adanya hubungan antara tipe pemda dengan pelaporan keuangan pemda melalui internet.
Selain beberapa faktor yang telah dijelaskan sebelumnya, opini audit yang
merupakan salah satu indikator kualitas akuntabilitas keuangan pemda juga diduga

berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan pemda melalui internet. Semakin tinggi
penyimpangan dalam laporan keuangan pemda akan mendorong pemda untuk menutupi

informasi yang dimiliki, sehingga tingkat pengungkapan laporan keuangan menjadi rendah
(Handayani, 2010).
Ketidakkonsistenan hasil penelitian sebelumnya dan belum adanya penelitian
mengenai pengaruh opini audit terhadap publikasi laporan keuangan pemda, membuat
peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian mengenai determinan apa sajakah yang
mempengaruhi publikasi laporan keuangan pemda melalui internet? Mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Rahman dkk., (2013) dan dengan menambahkan opini audit
sebagai variabel yang diduga berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan pemda
melalui internet, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
kompetisi politik, ukuran pemda, leverage, kekayaan pemda, tipe pemda, dan opini audit
terhadap publikasi laporan keuangan pemda melalui internet. Selanjutnya, penelitian ini
diharapkan mampu menyediakan bukti empiris untuk pengembangan teori di bidang
akuntansi dan keuangan sektor publik terkait permasalahan determinan publikasi laporan
keuangan pemda melalui internet. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan
penilaian implementasi dan pengembangan kebijakan Good Public Governance di
Indonesia.


2.

TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Telaah Literatur
2.1.1

Teori Keagenan
Teori keagenan (agency) adalah hubungan yang muncul ketika satu pihak (principal)

memberikan kewenangan dan tanggung jawab kepada pihak lain (agent) untuk melakukan
pengambilan keputusan sesuai kepentingan principal (Jensen dan Meckling, 1976;
Broadbent dkk., 1996; Soudry, 2007; Donaldson dalam Luby, 2009; Medina, 2012). Dalam
sektor pemerintahan, masyarakat selaku principal memberikan amanat kepada pemerintah
selaku agent untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat (Hilmi dan Martani, 2012; Medina, 2012; Limpo dkk., 2013).
Hubungan keagenan ini dapat memunculkan agency problem berupa asimetri informasi
dan konflik kepentingan.
Pemda memiliki informasi pemerintahan yang lebih banyak dibandingkan dengan
masyarakat, sehingga terjadi asimetri informasi antara pemda dan masyarakat. Sementara

itu, masyarakat tentu tidak dapat mengawasi seluruh tindakan dan keputusan yang dibuat
oleh pemda, sehingga pemda memiliki kesempatan untuk bertindak sesuai kepentingannya
tanpa menghiraukan kepentingan masyarakat (Slyke, 2006; Soudry, 2007; Luby, 2009;

Puspita dan Martani, 2012; Syafitri, 2012; Medina, 2012; Limpo, 2013). Dalam upaya
mengurangi agency problem, muncul biaya yang harus ditanggung baik oleh principal
maupun agent untuk mengawasi kinerja pemda dan memastikan bahwa pemda bertindak
sesuai kepentingan masyarakat. Publikasi laporan keuangan pemda melalui internet
merupakan salah satu cara efektif untuk mengatasi agency problem dengan biaya yang
ringan (Puspita dan Martani, 2012; Afryansyah, 2013).

2.1.2

Teori Signalling
Teori signalling menjelaskan bahwa pemerintah sebagai pihak yang diberi amanat

oleh masyarakat berkeinginan menunjukkan sinyal yang baik kepada masyarakat, agar
masyarakat dapat terus mendukung kinerja pemerintah saat ini, sehingga kegiatan
pemerintahan dapat berjalan dengan baik (Puspita dan Martani, 2012; Hilmi dan Martani,
2012). Pemda akan berusaha melakukan pelaporan keuangan melalui website secara lebih

optimal untuk menunjukkan bahwa pemda telah menjalankan amanat yang diberikan oleh
rakyat (Puspita dan Martani, 2012). Masyarakat juga dapat dengan mudah dan cepat
mengakses informasi keuangan terkait penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, sehingga
dapat mengurangi asimetri informasi yang terjadi.

2.1.3

Publikasi Laporan Keuangan Pemda Melalui Internet
Berdasarkan PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP),

laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para
pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.
Komponen-komponen yang terdapat dalam suatu set laporan keuangan pokok adalah
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), neraca, laporan arus kas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK).
Publikasi laporan keuangan pemda melalui internet adalah salah satu bentuk
pengungkapan secara sukarela yang merupakan perwujudan dari pelaksanaan egovernment. E-government adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam
kegiatan pemerintahan untuk memberikan kemudahan informasi dan pelayanan kepada
masyarakat, unit bisnis, pegawai, dan stakeholder lainnya, sehingga dapat meningkatkan

efisiensi, efektifitas, transparansi, serta akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan.
(Bhatnagar, 2003; Wescott, 2003; Sosiawan, 2008; Puspita dan Martani, 2012; Hartono
dalam Medina, 2012). Melalui publikasi laporan keuangan di internet, pemda dapat

menyampaikan informasi keuangan secara cepat, mudah, dan berbiaya ringan. Sementara
pengguna laporan keuangan pemda, khususnya masyarakat, dapat mengakses informasi
keuangan pemda dengan mudah, kapan saja, dan di mana saja.
Kemudahan dalam mengakses informasi keuangan pemda, dapat meningkatkan
pengawasan dari masyarakat. Hal tersebut mendorong pemda untuk bersikap lebih
transparan dan mempertanggungjawabkan kinerjanya dengan lebih baik. Namun,
kenyataannya tidak semua pemda mempublikasikan laporan keuangan pada website resmi
mereka. Determinan seperti kompetisi politik, ukuran pemda, rasio pembiayaan utang
(leverage), kekayaan pemda, tipe pemda, dan opini audit, diduga berpengaruh terhadap
publikasi laporan keuangan pemda melalui internet.

2.2 Pengembangan Hipotesis
Kompetisi politik yang tinggi dalam suatu pemda akan meningkatkan pengawasan
dari para saingan politik dan masyarakat. Pemda yang memiliki kompetisi politik tinggi
menanggung biaya pengawasan (monitoring cost) yang lebih tinggi dengan memberikan
informasi lebih lanjut yang menunjukkan pemenuhan janji mereka sebelum pemilu (Baber

dalam Laswad dkk., 2005). Hal ini mendorong pemda untuk memilih media pelaporan
keuangan yang paling efektif dan efisien, salah satunya melalui internet. Melalui publikasi
laporan keuangan di internet pemda dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan dalam
memenuhi kebutuhan pengawasan oleh saingan politik. Selain itu, pemda juga dapat
menunjukkan sinyal yang baik kepada masyarakat, sehingga diharapkan pejabat daerah
terpilih dapat memiliki peluang untuk dipilih kembali pada pemilihan periode berikutnya.
Penelitian Rahman dkk., (2013) menunjukkan bahwa semakin tinggi persaingan politik,
maka akan mendorong pemda untuk melaporkan informasi keuangannya di internet. Hasil
tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Garcia dan Garcia (2010).
Namun, Laswad dkk., (2005), Sinaga dan Prabowo (2011), serta Afryansyah dan Haryanto
(2013) menyatakan bahwa kompetisi politik tidak berpengaruh terhadap tingkat
pengungkapan informasi akuntansi secara sukarela melalui internet. Berdasarkan uraian di
atas peneliti membuat hipotesis sebagai berikut :
H1 : Kompetisi politik berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan
pemerintah daerah melalui internet.

Suatu pemda yang berukuran besar memiliki jumlah dan transfer kekayaan yang
besar pula, sehingga pemda akan mendapatkan pengawasan yang lebih besar. Pemda yang

besar juga lebih kompleks dalam pengelolaan keuangannya, sehingga semakin banyak

informasi keuangan yang harus dilaporkan untuk mengurangi terjadinya asimetri
informasi. Pengawasan dan kebutuhan pelaporan yang lebih besar oleh pemda yang
berukuran besar, menyebabkan pemda harus menanggung biaya pengawasan dan biaya
pelaporan yang lebih tinggi. Internet merupakan media yang paling efektif bagi pemda
dalam mempublikasikan laporan keuangan dalam rangka pelaksanaan transparansi dan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan. Melalui internet, pemda dapat memberikan
informasi keuangan secara cepat, rinci, dan biaya yang ringan. Penelitian Medina (2012)
menunjukkan bahwa ukuran pemda berpengaruh terhadap ketersediaan informasi keuangan
pada situs resmi pemda. Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian Cinca (2008), serta
Garcia dan Garcia (2010). Namun, penelitian Laswad dkk., (2005), Sinaga dan Prabowo
(2011), Afryansyah dan Haryanto (2013), Rahman dkk., (2013), serta Mamat dkk. (2013)
menunjukkan pelaporan keuangan pemda melalui internet tidak dipengaruhi oleh ukuran
pemda tersebut. Berdasarkan uraian di atas peneliti membuat hipotesis sebagai berikut :
H2 : Ukuran pemerintah daerah berpengaruh positif terhadap publikasi laporan
keuangan pemerintah daerah melalui internet.

Leverage mengindikasikan sejauh mana pemda menggunakan dana yang dipinjam untuk
membiayai aset yang dimiliki (Sinaga dan Prabowo, 2011). Kreditor akan selalu mengawasi kinerja
pemda dalam menggunakan dana yang dipinjam dan menilai kemampuan pemda dalam melunasi
kewajibannya. Leverage yang tinggi membuat pengawasan dan informasi yang dibutuhkan oleh
kreditor semakin besar, sehingga pemda menanggung biaya yang tinggi dalam memenuhi
kebutuhan pengawasan oleh kreditor. Internet merupakan media yang paling cost effective bagi
pemda dalam mempublikasikan informasi keuangannya. Melalui publikasi laporan keuangan di
internet, pemda dapat memberikan informasi pemerintahan secara lebih rinci dengan biaya yang
ringan, sehingga dapat memfasilitasi kreditor dalam mengawasi kinerja pemda. Menurut Laswad
dkk., (2005) dan Rahman dkk., (2013) leverage berpengaruh terhadap pelaporan keuangan pemda
secara sukarela melalui internet. Namun, penelitian Sinaga dan Prabowo (2011), Medina (2012),
serta Mamat dkk. (2013) menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap ketersediaan
informasi keuangan pada situs resmi pemda. Berdasarkan uraian di atas peneliti membuat hipotesis
sebagai berikut :
H3 : Pembiayaan utang (leverage) berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan
pemerintah daerah melalui internet.

Kekayaan pemda menunjukkan tingkat kemakmuran dalam suatu daerah. Kekayaan
yang besar cenderung rentan terhadap penyalahgunaan, sehingga masyarakat menjadi lebih

tertarik dalam mengawasi kinerja pemda dan menuntut transparansi atas pengelolaan
keuangan pemda. Pemda dengan kekayaan yang besar menanggung biaya pengawasan
yang lebih tinggi dalam memenuhi tuntutan transparansi dari masyarakat, sehingga pemda
akan berusaha memilih media pelaporan yang paling efektif. Melalui publikasi laporan
keuangan di internet, pemda dapat menyampaikan informasi keuangan secara lebih
lengkap dengan biaya ringan, sehingga dapat mengurangi asimetri informasi yang terjadi
antara pemda dan masyarakat. Laswad dkk., (2005), Cinca (2008), Handayani (2010), dan
Rahman dkk., (2013) menyatakan bahwa semakin besar kekayaan pemda, maka
kecenderungan pemda untuk melaporkan informasi keuangan melalui internet juga
semakin tinggi. Namun, penelitian Sinaga dan Prabowo (2011), Afryansyah dan Haryanto
(2013), serta Mamat dkk. (2013) menunjukkan bahwa kekayaan pemda tidak berpengaruh
terhadap pelaporan keuangan pemda secara sukarela melalui internet. Berdasarkan uraian
di atas peneliti membuat hipotesis sebagai berikut :
H4 : Kekayaan pemerintah daerah berpengaruh positif terhadap publikasi laporan
keuangan pemerintah daerah melalui internet.

Laswad dkk., (2005) menyebutkan bahwa tingkat pengungkapan secara sukarela di
internet pada daerah kabupaten masih kurang jika dibandingkan dengan daerah kota. Akses
dan penggunaan internet di daerah kota cenderung lebih tinggi dibandingkan daerah
kabupaten, sehingga mendorong pemerintah kota untuk lebih mengoptimalkan
pemanfaatan website yang dimiliki, salah satunya dengan mempublikasikan laporan
keuangan melalui internet. Penelitian Laswad dkk., (2005), Sinaga dan Prabowo (2011),
serta Medina (2012) menunjukkan bahwa tipe pemda memiliki pengaruh terhadap
pelaporan informasi keuangan pemda melalui internet. Namun, penelitian Handayani
(2010) dan Rahman dkk., (2013) tidak dapat membuktikan adanya hubungan antara tipe
pemda dengan pelaporan keuangan pemda melalui internet. Berdasarkan uraian di atas
peneliti membuat hipotesis sebagai berikut :
H5 : Tipe pemerintah daerah berpengaruh positif terhadap publikasi laporan
keuangan pemerintah daerah melalui internet.

Opini audit merupakan salah satu indikator kualitas akuntabilitas keuangan dilihat atas
penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Opini audit secara bertingkat
terdiri dari : Tidak Wajar (TW), Tidak Memberikan Pendapat (TMP), Wajar Dengan
Pengecualian (WDP), dan yang terbaik adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Pemda

yang mendapat opini WTP akan cenderung melakukan publikasi laporan keuangan melalui
internet untuk menunjukkan sinyal kualitas pengelolaan keuangan yang baik dan dapat
dipertanggungjawabkan. Sebaliknya, opini audit selain WTP dapat menimbulkan konotasi
atau persepsi publik akan adanya penyimpangan dalam pengelolaan keuangan daerah,
sehingga pemerintah cenderung menutupi informasi keuangannya. Penelitian Handayani
(2010) menunjukkan bahwa tingkat penyimpangan mempunyai hubungan negatif
signifikan terhadap tingkat pengungkapan. Semakin tinggi tingkat penyimpangan, maka
pemda cenderung untuk menutupi informasi yang dimiliki, sehingga tingkat pengungkapan
menjadi lebih rendah. Berdasarkan uraian di atas peneliti membuat hipotesis sebagai
berikut :
H6 : Opini audit berpengaruh positif terhadap pelaporan keuangan pemerintah
daerah melalui internet.

3.

METODE PENELITIAN
Populasi penelitian ini adalah seluruh pemda di Indonesia pada tahun 2012.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan
kriteria pemerintah kabupaten/kota di Indonesia, mempunyai website resmi dan dapat
diakses, laporan keuangan tahun anggaran 2012 tersedia, memiliki jumlah kewajiban, tidak
termasuk dalam kategori daerah tertinggal, dan menyediakan data penelitian secara
lengkap untuk seluruh variabel independen.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah publikasi laporan keuangan
pemda, kompetisi politik, ukuran pemda, rasio pembiayaan utang (leverage), kekayaan
pemda, tipe pemda, dan opini audit. Variabel dependen publikasi laporan keuangan pemda
melalui internet, diakses dari website masing-masing pemerintah kabupaten/kota. Data
komposisi anggota DPRD berdasarkan partai politik diperoleh dari website pemda, website
Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan buku Daerah Dalam Angka. Data total aset pemda,
total kewajiban pemda, dan total PAD bersumber dari LKPD yang diperoleh dari Pusat
Informasi dan Komunikasi BPK RI. Data jumlah penduduk diperoleh dari website
Kemendagri, yaitu www.kemendagri.go.id. Data terkait opini audit atas LKPD diperoleh
dari Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I 2013 oleh BPK yang dipublikasikan
melalui www.bpk.go.id. Adapun pengukuran variabel dalam penelitian dapat dilihat pada
Tabel 1.

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah
regresi logistik (logistic regression). Metode ini dipilih karena variabel dependen bersifat
kategorikal atau dikotomi (nominal), dan variabel independen berupa kombinasi data rasio
dan nominal. Model regresi logistik yang digunakan adalah :
DWEB = α + β 1 POLCOM + β 2 LnSIZE + β 3 LnLEV + β 4 LnWEALTH +
β 5 DTYPE + β 6 DOPI + e
= Dummy Publikasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah melalui Internet
= Konstanta
= Slope atau Koefisien Regresi
Ln
= Logaritma Natural
POLCOM = Kompetisi Politik
SIZE
= Ukuran Pemerintah Daerah
LEV
= Rasio Pembiayaan Utang (Leverage)
WEALTH = Kekayaan Pemerintah Daerah
DTYPE = Dummy Tipe Pemerintah Daerah
DOPI
= Dummy Opini Audit
e
= error
Pengujian

yang

dilakukan

dalam

model

regresi

logistik

meliputi

Uji

Multikolinearitas, Uji Nilai -2 Log Likelihood, Hosmer and Lemeshow Test, Koefisien
Determinasi (Nagelkerke R Square), Omnibus Test of Model Coefficients, dan Uji
Koefisien Regresi.

4.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Data dan Statistik Deskriptif
Penelitian ini menggunakan sampel 210 Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia.
Ringkasan perhitungan sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel 2. Dari keseluruhan
sampel, sebanyak 28 (13%) pemda melakukan publikasi laporan keuangan melalui internet.
Sedangkan sisanya sebanyak 182 (87%) pemda tidak mempublikasikan laporan keuangan
melalui internet. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat publikasi laporan keuangan pemda di
Indonesia masih sangat rendah.
Tabel 3 menyajikan statistik deskriptif variabel independen. Variabel kompetisi politik
(POLCOM) memiliki nilai minimum sebesar 0,09 (Kabupaten Serdang Bedagai), nilai
maksimum sebesar 0,91 (Kabupaten Luwu Utara), dan rata-rata sebesar 0,61. Variabel
ukuran pemda (SIZE) mempunyai nilai maksimum Rp 35.358.824.156.594,80 (Kota
Surabaya), nilai minimum Rp 495.223.811.542,63 (Kabupaten Tulang Bawang Barat), dan
rata-rata sebesar Rp 2.733.953.829.539,73. Variabel rasio pembiayaan utang (LEV)
mempunyai nilai minimum 0,0000028 (Kabupaten Boyolali), nilai maksimum 0,0472799
(Kabupaten Kapuas), dan rata-rata sebesar 0,0055592, yang menunjukkan bahwa sumber
pembiayaan pemda yang berasal dari pinjaman pihak luar hanya sebesar 0,56%. Variabel
kekayaan pemda memiliki nilai minimum Rp 21.756,69/jiwa (Kabupaten Tulang Bawang
Barat), nilai maksimum Rp 938.975,85/jiwa (Kabupaten Bintan), dan rata-rata sebesar Rp
200.477,03/jiwa. Sampel penelitian terdiri dari 59 (28%) pemerintah kota dan 151 (72%)
pemerintah kabupaten. Dari jumlah tersebut, sebanyak 53 (25%) pemda mendapatkan opini
audit WTP dan sebanyak 157 (75%) pemda mendapat opini audit Non WTP.

4.1.2

Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas pada penelitian ini dilihat dengan menggunakan matriks

korelasi. Pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai korelasi antar variabel independen tidak
melebihi 0,80, yang menunjukkan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas di antara
variabel independen dalam penelitian, sehingga model regresi dapat dikatakan baik.

4.1.3

Hasil Pengujian Hipotesis
Tabel 5 menunjukkan penurunan nilai -2 Log Likelihood sebesar 18,142, yang berarti

bahwa keseluruhan model regresi dalam penelitian ini adalah baik. Tabel 6 menunjukkan
hasil uji Hosmer and Lemeshow dengan nilai sig. sebesar 0,08 lebih besar dari 0,05 yang

berarti bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasi,
sehingga model dapat dikatakan layak (fit). Nilai Nagelkerke R Square pada Tabel 7 adalah
sebesar 0,152 yang menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian mampu
menjelaskan 15,2% variabel dependennya. Sedangkan sisanya sebesar 84,8% dijelaskan
oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Hasil Omnibus Test of Model
Coefficients pada Tabel 8 menunjukkan nilai chi-square sebesar 18,142 dengan
signifikansi 0,006 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
kompetisi politik, ukuran pemda, rasio pembiayaan utang (leverage), kekayaan pemda, tipe
pemda, dan opini audit secara bersama-sama berpengaruh terhadap publikasi laporan
keuangan pemda melalui internet.
Hasil uji koefisien regresi dapat dilihat pada Tabel 9. Berdasarkan tabel tersebut
dapat diketahui bahwa variabel kompetisi politik (POLCOM) dan ukuran pemda (SIZE)
terbukti berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemda melalui internet
pada tingkat signifikansi 5%. Variabel rasio pembiayaan utang (LEV) dan kekayaan pemda
(WEALTH) terbukti berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemda
melalui internet pada tingkat signifikansi 10%. Hal ini berarti bahwa hipotesis pertama,
kedua, ketiga, dan keempat diterima. Sedangkan, variabel tipe pemda (DTYPE) dan opini
audit (DOPI) memiliki nilai probabilitas (sig.) lebih besar dari α = 5%, 10%. Penelitian ini
gagal membuktikan adanya pengaruh tipe pemda dan opini audit terhadap publikasi
laporan keuangan pemda melalui internet. Berdasarkan hasil pengujian regresi logistik,
maka persamaan regresi yang terbentuk adalah :
DWEB = -31,673 + 3,502(POLCOM) + 0,711(LnSIZE) + 0,267(LnLEV) +
0,754(LnWEALTH) - 0,995(DTYPE) + 0,254(DOPI) + e

4.2 Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini menunjukkan kompetisi
politik yang tinggi mendorong pemda untuk mempublikasikan laporan keuangan pada
website yang dimiliki. Kepala daerah dari suatu pemerintahan yang berkompetisi politik
tinggi, menanggung biaya pengawasan (monitoring cost) yang lebih besar, dikarenakan
lebih banyak pihak yang mengawasinya (Baber, Evans, dan Patton, dalam Laswad dkk.,
2005). Oleh karena itu, pemda akan berusaha memilih media penyebaran informasi yang
paling efektif, salah satunya melalui media internet. Melalui publikasi laporan keuangan di

internet, pemda dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk memfasilitasi pengawasan
oleh para saingan politik.
Berdasarkan teori keagenan, pemda memiliki kecenderungan untuk bertindak sesuai
kepentingan mereka dan mengabaikan janji-janji yang diberikan pada saat pemilu. Saingan
politik akan selalu berusaha untuk mengawasi kinerja pemda terpilih dan mencari-cari
kelemahannya, sehingga pemda menanggung biaya jangka panjang yang tinggi dalam
memberikan informasi lebih lanjut yang menunjukkan pemenuhan janji mereka sebelum
pemilu. Melalui publikasi laporan keuangan pemda di internet, pemda dapat menunjukkan
hasil kinerja kepada masyarakat, dengan cepat, mudah, dan berbiaya ringan, sehingga
pemda akan mendapat penilaian positif dan pejabat daerah terpilih memiliki peluang yang
besar untuk dipilih kembali pada pemilu periode berikutnya. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian Garcia dan Garcia (2010) dan Rahman dkk., (2013). Namun, hasil ini
berbeda dengan penelitian Laswad (2005), Sinaga dan Prabowo (2011), serta Afryansyah
dan Haryanto (2013).
Selanjutnya, hasil pengujian hipotesis kedua mengindikasikan bukti empiris bahwa
pemda yang besar cenderung mempublikasikan laporan keuangan melalui internet. Pemda
yang besar memiliki pengelolaan keuangan yang lebih kompleks, sehingga pemda akan
mendapatkan pengawasan yang besar dan semakin banyak informasi keuangan yang harus
dilaporkan untuk mengurangi terjadinya asimetri informasi. Hal ini membuat pemda harus
menanggung biaya pengawasan dan pelaporan yang lebih tinggi.
Mengingat kebutuhan pengawasan dan pelaporan yang lebih besar oleh pemda yang
berukuran besar, maka diharapkan pemda dapat mengadopsi metode pelaporan yang paling
efektif. Internet dianggap sebagai media yang paling efektif dan efisien bagi pemda dalam
pelaksanaan transparansi laporan keuangan. Melalui internet pemda dapat melaporkan
informasi keuangannya secara mudah, cepat, dan berbiaya ringan. Hasil penelitian ini
sesuai penelitian Cinca (2008), Garcia dan Garcia (2010) dan Medina (2012). Namun, hasil
ini berbeda dengan penelitian Laswad dkk., (2005), Sinaga dan Prabowo (2011),
Afryansyah dan Haryanto (2013), Rahman dkk., (2013), serta Mamat dkk. (2013).
Adapun hasil pengujian hipoteis ketiga dalam penelitian ini menjelaskan bahwa
leverage yang tinggi mendorong pemda untuk melakukan publikasi laporan keuangan pada
website mereka. Kreditor akan memonitor pemda untuk mengawasi penggunaan dana yang
dipinjamkan dan menilai kemampuan pemda dalam melunasi kewajibannya. Kreditor
menghendaki pemda untuk dapat menyusun laporan keuangan secara transparan dan
akuntabel. Internet merupakan media yang efektif dan efisien bagi pemda untuk memenuhi

kebutuhan kreditor, dengan biaya yang ringan. Publikasi laporan keuangan melalui internet
dapat memfasilitasi kreditor untuk memperoleh informasi mengenai pemda dan mengawasi
kinerja pemda dalam mempertanggungjawabkan penggunaan dana yang dipinjam. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Laswad dkk., (2005). Namun, hasil ini berbeda
dengan penelitian Rahman dkk., (2013), Sinaga dan Prabowo (2011), Medina (2012), serta
Mamat dkk., (2013).
Hasil pengujian hipotesis keempat membuktikan bahwa kekayaan pemda yang besar
akan mendorong pemda tersebut untuk melakukan publikasi laporan keuangan melalui
internet. Styles dan Tennyson (dalam Medina, 2012) mengatakan bahwa semakin tinggi
tingkat kekayaan pemda, maka semakin tinggi pemantauan oleh masyarakat, dan semakin
tinggi pula permintaan informasi yang disediakan pada website untuk mengukur kinerja
pemda. Kekayaan yang besar cenderung lebih rentan terhadap penyalahgunaan, sehingga
mendorong masyarakat untuk lebih mengawasi kinerja pemda dan menuntut transparansi
pengelolaan keuangan.
Pemda dengan kekayaan besar menanggung biaya pengawasan yang lebih tinggi
dalam memenuhi tuntutan transparansi dari masyarakat. Publikasi laporan keuangan
melalui internet merupakan cara efektif bagi pemda dalam memenuhi kewajiban akan
transparansi. Melalui publikasi laporan keuangan di internet, pemda dapat menyampaikan
informasi keuangan secara lebih lengkap dengan biaya murah, sehingga dapat mengurangi
asimetri informasi yang terjadi antara pemda dan masyarakat. Hasil penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian Laswad dkk., (2005) dan Rahman dkk., (2013). Namun, hasil ini
berbeda dengan penelitian Sinaga dan Prabowo (2011), Afryansyah dan Haryanto (2013),
serta Mamat dkk. (2013).
Berbeda dengan hasil pengujian hipotesis pertama hingga keempat, hasil pengujian
hipotesis kelima mengindikasikan bahwa keputusan pemda untuk melakukan publikasi
laporan keuangan melalui internet tidak dipengaruhi oleh tipe pemda tersebut. Saat ini
penggunaan internet sudah hampir menjangkau seluruh wilayah di Indonesia. Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kominfo) hingga terus mengupayakan akses internet hingga
menjangkau masyarakat di pedesaan dengan membuat program Internet Masuk Desa,
sehingga masyarakat kota dan kabupaten memiliki kemampuan yang sama dalam
mengakses informasi melalui internet. Penggunaan internet yang semakin berkembang di
daerah kabupaten, membuat internet juga menjadi media yang efektif bagi pemerintah
kabupaten dalam melaporkan informasi keuangannya. Hal ini menyebabkan pemerintah
kota dan kabupaten tidak berbeda dalam melakukan publikasi laporan keuangan melalui

internet. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Handayani (2010) dan Rahman dkk.,
(2013). Namun, hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Laswad dkk., (2005), Sinaga dan
Prabowo (2011), serta Medina (2012).
Sedangkan hasil pengujian hipotesis keenam gagal membuktikan adanya pengaruh
opini audit terhadap publikasi laporan keuangan pemda melalui internet. Opini audit WTP
yang diperoleh pemda tidak mendorong pemda untuk mempublikasikan laporan keuangan
pada website mereka. Opini audit selain WTP tidak berarti bahwa kredibilitas dan
akuntabilitas pemda buruk. Sebagai suatu organisasi publik, kinerja pemda tidak hanya
tersaji dalam laporan keuangan saja. Bahkan, ada kasus pemda yang dengan sengaja
melakukan suap demi mendapat opini WTP. Kasus suap tersebut dilakukan oleh Pemda
Kota Bekasi agar LKPD Kota Bekasi untuk tahun anggaran 2009 memperoleh opini audit
WTP dari BPK. Sebelumnya, kasus suap lain yang melibatkan auditor BPK juga
ditemukan di tahun 2009. Pada tahun tersebut, salah seoranga auditor BPK ditetapkan
sebagai tersangka tindak pidana suap kasus korupsi Anggaran Belanja Tambahan tahun
2004 di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Penyuapan terhadap auditor BPK
oleh pejabat Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dilakukan dengan tujuan untuk
mengubah hasil temuan yang didapatkan oleh auditor BPK (Koran Jakarta, 2010). Selain
itu juga disinyalir konteks audit BPK lebih berfokus kepada aspek kelengkapan
administrasi dan mengesampingkan fakta-fakta yang ada di lapangan (Khadafi, 2010).
Banyaknya kasus tersebut di atas semakin menunjukkan kepada masyarakat bahwa
opini WTP bukan merupakan jaminan pemda bebas dari korupsi. Opini WTP tidak lagi
menunjukkan sinyal pengelolaan keuangan pemda yang baik. Persepsi masyarakat yang
mulai berubah membuat opini audit tidak secara langsung mempengaruhi pemda dalam
mempublikasikan laporan keuangan melalui internet.

5.

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dapat diketahui bahwa kompetisi
politik, ukuran pemda, rasio pembiayaan utang (leverage), dan kekayaan pemda terbukti
berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan pemda melalui internet. Kompetisi
politik yang tinggi mendorong pemda untuk mempublikasikan laporan keuangan untuk
mengurangi biaya yang harus dikeluarkan dalam memenuhi kebutuhan pengawasan oleh
saingan politik dan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat. Ukuran
pemda berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan pemda melalui internet. Pemda
yang besar cenderung melakukan publikasi laporan keuangan melalui internet dalam
memenuhi kebutuhan pengawasan dan pelaporan yang lebih rinci, sehingga pemda dapat
menghemat biaya yang dikeluarkan.
Leverage berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan pemda melalui internet.
Semakin tinggi leverage membuat pemda cenderung bersikap lebih transparan dengan
mempublikasikan laporan keuangan melalui internet guna memfasilitasi pengawasan yang
dilakukan oleh kreditor. Kekayaan pemda juga berpengaruh terhadap publikasi laporan
keuangan pemda melalui internet. Semakin tinggi kekayaan yang dimiliki pemda, maka
semakin tinggi pengawasan dan tuntutan transparansi dari masyarakat, sehingga pemda
akan berusaha untuk lebih transparan dengan mempublikasikan laporan keuangan melalui
internet.
Penelitian ini gagal membuktikan adanya pengaruh tipe pemda dan opini audit
terhadap publikasi laporan keuangan pemda melalui internet. Program Internet Masuk
Desa oleh Kominfo mendorong perkembangan internet di daerah kabupaten. Hal ini
membuat tidak adanya perbedaan antara pemerintah kota dan kabupaten dalam melakukan
publikasi laporan keuangan melalui internet. Opini audit juga tidak berpengaruh secara
langsung terhadap publikasi laporan keuangan pemda melalui internet, dikarenakan adanya
perubahan persepsi dalam masyarakat terkait opini WTP. Opini WTP tidak menjamin
pengelolaan keuangan pemda yang baik dan bersih dari korupsi, sementara opini non WTP
belum tentu menunjukkan pengelolaan keuangan pemda yang buruk.

5.2 Implikasi Penelitian
Penelitian ini memberikan beberapa implikasi yang salah satunya adalah terkait
dengan tambahan bukti empiris dan referensi dalam bidang akuntansi dan keuangan sektor
publik mengenai determinan publikasi laporan keuangan pemda melalui internet, yang

antara lain adalah kompetisi politik, ukuran pemda, rasio pembiayaan utang (leverage), dan
kekayaan pemda. Selain itu, keberadaan penelitian ini juga mampu memberikan gambaran
kepada masyarakat tentang transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemda
sehingga dapat menilai pelaksaksanaan kebijakan sekaligus upaya perbaikan mekanisme
Good Public Governance di Indonesia. Penelitian ini juga bermanfaat bagi investor,
kreditor, dan donatur terkait pertimbangan untuk melakukan kerjasama di bidang keuangan
dengan suatu pemda.

5.3 Keterbatasan dan Saran
Keterbatasan penelitian ini yang pertama adalah pengukuran variabel publikasi
laporan keuangan pemda hanya dengan

menggunakan variabel

dummy tanpa

memperhatikan jumlah laporan keuangan yang dipublikasikan dan tingkat kemudahan
dalam mengakses laporan keuangan tersebut. Keterbatasan yang kedua adalah kemampuan
menjelaskan publikasi laporan keuangan pemda melalui internet dalam penelitian ini masih
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada faktor-faktor lain yang dapat menjelaskan
publikasi laporan keuangan pemda melalui internet.
Berdasarkan keterbatasan penelitian

yang telah dijelaskan, maka peneliti

memberikan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan. Penelitian selanjutnya dapat
menggunakan skala poin untuk mengukur variabel publikasi laporan keuangan pemda
melalui internet dengan memperhatikan penilaian terhadap jumlah laporan keuangan yang
dipublikasikan dan tingkat kemudahan dalam mengakses laporan keuangan. Selain itu,
penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap
publikasi laporan keuangan pemda melalui internet, seperti jumlah pengguna internet pada
masing-masing daerah, tingkat pendidikan masyarakat, keberadaan situs Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), dan tingkat popularitas website pemda.

DAFTAR PUSTAKA
Afryansyah, Rahmad D dan Haryanto. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan Informasi Akuntansi di Internet oleh Pemerintah Daerah.
Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No. 3, Tahun 2013. http://ejournals1.undip.ac.id/. (Diakses tanggal 7 November 2013).
Anonim. 2010.
Auditor Mencoreng BPK. http://www.koran-jakarta.com/beritadetail.php?id=55638 edisi 24 Juni 2010 (Diakses tanggal 12 Mei 2014).
Bhatnagar, S. 2003. Transparency and Corruption: Does E-Government Help.
Commonwealth Human Rights Initiative.
Broadbent, J dkk. 1996. The Development of Principal – Agent, Contracting and
Accountability Relationships in The Public Sector : Conceptual and Cultural
Problems. Critical Perspectives on Accounting 7, 259-284.
Cinca., Carlos Serrano dkk. 2008. Factors Influencing E-Disclosure In Local Public
Administrations. DTECONZ, 2008-03.
García, Ana Cárcaba. Jesús García-García. 2010. Determinants of Online Reporting of
Accounting Information by Spanish Local Government Authorities. Local
Government Studies, Volume 36, Issue 5.
Handayani, Sri. 2010. Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun 2006. Jurnal Ilmu Administrasi Vol. VII, No. 2,
Tahun 2010. STIA LAN Jakarta.
Hilmi, A. Z., & D. Martani. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi. Simposium Nasional
Akuntansi XV Banjarmasin, 20-23 September 2012.
Jensen, M. C & Meckling, W.H. 1976. Theory of The Firm: Manajerial Behaviour, Agency
Costs, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics 3, 305-360.
Khadafi.
2010.
Temuan
BPK
Jauh
Dari
Fakta.
http://www.jpnn.com/read/2010/10/12/74411/Temuan-BPK-Jauh-Dari-Fakta- Jawa
Pos National Network, edisi 12 Oktober. (Diakses tanggal 12 Mei 2014).
Komisi Nasional Kebijakan Governance. 2010. Konsep Pedoman Good Public
Governance.
Laswad, Fawzi dkk. 2005. Determinants of Voluntary Internet Financial Reporting by
Local Government Authorities. Journal of Accounting and Public Policy, 24; 101–
121.
Limpo, Morina dkk. 2013. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah terhadap
Accountability Disclosure pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi
Banten. Simposium Nasional Akuntansi XVI Manado, 25-28 September 2013.
Luby, M. J. 2009. Agency Problems in Public Management: Evidence from Debt
Management Function. Public Management Research Association Conference 10th.

Mamat, Nor Hasikin dkk. 2013. Internet Reporting by Malaysian Statutory Bodies: An
Analysis of Disclosure Practices. Malaysian Journal of Research, Vol. 1, No.1,
January.
Medina, Febri. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Transparansi Informasi Keuangan
pada Situs Resmi Pemerintah Daerah Indonesia. Skripsi Sarjana.
http://lontar.ui.ac.id. (Diakses tanggal 7 November 2013).
Puspita, R., & D. Martani. 2012. Analisis Pengaruh Kinerja dan Karakteristik Pemda
Terhadap Tingkat Pengungkapan dan Kualitas Informasi dalam Website Pemda.
Simposium Nasional Akuntansi XV Banjarmasin, 20-23 September 2012.
Rahman, Aditya dkk. 2013. Determinan Internet Financial Local Government Reporting di
Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XVI Manado, 25-28 September 2013.
Scott, James K. 2006. “ E ” the People: Do U.S. Municipal Government Web Sites Support
Public Involvement?. Public Administration Review, May-June.
Sinaga, Yurisca F dan Tri Jatmiko Wahyu Prabowo. 2011. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pelaporan Keuangan di Internet Secara Sukarela oleh Pemerintah
Daerah. Jurnal Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id/. (Diakses tanggal
7 November 2013).
Slyke, D. M. V. 2006. Agents or Stewards: Using Theory to Understand the GovernmentNonprofit Social Service Contracting Relationship. Journal of Public Administration
Research and Theory 7, 157-187.
Sosiawan, E. A. 2008. Evaluasi Implementasi E-Government Pada Situs Web
Pemerintah Daerah Di Indonesia : Prespektif Content Dan Manajemen.
Soudry, O. 2007. A Principal-Agent Analysis of Accountability in Public Procurement. G.
Piga and K. Thai (Eds) Advancing Public Procurement: Practices, Innovation and
Knowledge Sharing, Chapter 19, 432-451. Boca Raton : PRAcademics Press.
Syafitri, Febriyani. 2012. Analisis Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah terhadap
Tingkat Pelaporan Keuangan. Skripsi Sarjana. http://lontar.ui.ac.id. (Diakses tanggal
7 November 2013).
World Bank. 2003. Combating Corruption in Indonesia Enhancing Accountability for
Development. East Asia Poverty Reduction and Economic Management Unit.
Wescott, C. G. 2003. E-government to combat corruption in the Asia Pacific Region.
International Anti-Corruption Conference 11th.
. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik.

LAMPIRAN

Variabel Penelitian
Publikasi Laporan
Keuangan Pemerintah
Daerah melalui
Internet (DWEB)
Kompetisi Politik
(POLCOM)

Tabel 1
Pengukuran Variabel Penelitian
Pengukuran
Jika pemda mempublikasikan salah satu
komponen laporan keuangan pada website
maka diberi angka 1, dan jika pemda tidak
mempublikasikan salah satu komponen laporan
keuangan pada website akan diberi angka 0.
Jumlah anggota dewan partai non
pendukung kepala daerah
Jumlah total anggota dewan

Ukuran Pemda (SIZE)

Ln Total Aset

Rasio Pembiayaan
Utang (LEV)

Ln

Kekayaan Pemda
(WEALTH)
Tipe Pemda (DTYPE)
Opini Audit BPK
(DOPI)

Total Kewajiban

Total Aset
Total PAD
Ln
Jumlah Penduduk
Angka 1 untuk pemerintah kota dan angka 0
untuk pemerintah kabupaten.
Angka 1 untuk pemda yang mendapat opini
audit WTP dan angka 0 untuk pemda yang
mendapat opini audit non WTP.

WEALTH 210
Valid N
210
(listwise)

21.756,69

Rasio

,91

Rasio
Rasio
Nominal
Nominal

529
-34
-66
-75
-15
-103
-26
210

Tabel 3
Statistik Deskriptif Variabel Independen
Minimum
Maximum
Mean

POLCOM 210
,09
SIZE
210 495.223.811.542,63
LEV
,0000028
210

Nominal

Rasio

Tabel 2
Ringkasan Perhitungan Sampel
Pemerintah Daerah di Indonesia Tahun 2012
Dikurangi :
Pemerintah Daerah Provinsi
Tidak memiliki website atau website tidak dapat diakses
LKPD tahun 2012 tidak tersedia
Tidak memiliki jumlah kewajiban
Merupakan daerah tertinggal
Data anggota DPRD berdasarkan partai politik tidak tersedia
Jumlah Sampel Penelitian

N

Skala

Std. Deviation
,6126

,15912

35.358.824.156.594,80 2.733.953.829.539,73

3.065.452.697.592,93

,0472799
938.975,85

,0055592
200.477,03

0,0075372
160.620,82

Tabel 4
Korelasi Antar Variabel Independen
Constan
t
Step 1

Constant
POLCOM
LnSIZE
LnLEV
LnWEALTH
DTYPE
DOPI

1,000
-,174
-,861
-,059
-,266
,236
,121

POLCO
M
-,174
1,000
-,029
,000
,200
-,204
,061

Ln
SIZE
-,861
-,029
1,000
,097
-,243
,054
-,042

Ln
LEV

Ln
WEALT
H

DTYP
E

DOPI

-,266
,200
-,243
,103
1,000
-,592
-,189

,236
-,204
,054
-,195
-,592
1,000
-,044

,121
,061
-,042
,037
-,189
-,044
1,000

-,059
,000
,097
1,000
,103
-,195
,037

Tabel 5
Hasil Uji Nilai -2 Log Likelihood
Nilai -2 Log Likelihood
Block 0
164,923
Block 1
146,781
Tabel 6
Hosmer and Lemeshow Test
Step
Chi-square
df
Sig.
1
14,070
8
,080

Step
1

Tabel 7
Koefisien Determinasi
Cox &
-2 Log
Snell R
Nagelkerke R
likelihood
Square
Square
a
146,781
,083
,152

Tabel 8
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square
df
Sig.
Step 1 Step
18,142
6
,006
Block
18,142
6
,006
Model
18,142
6
,006

a

Step 1

POLCOM
LnSIZE
LnLEV
LnWEALTH
DTYPE
DOPI
Constant

Tabel 9
Hasil Uji Regresi Logistik
B
S.E.
Wald
3,502
1,615
4,703
,711
,358
3,939
,267
,154
3,001
,754
,432
3,043
-,995
,625
2,537
,254
,492
,267
-31,673 10,285
9,483

df
1
1
1
1
1
1
1

Sig.
,030
,047
,083
,081
,111
,606
,002

Exp(B)
33,183
2,036
1,307
2,126
,370
1,289
,000