Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Numbered Head Together Berbantuan Power Point untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas 5 SD Negeri Ringinharjo 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Gambaran Daerah Peneltian

  Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri Ringinharjo 01 yang terletak di kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Akses menuju SD N Rininharjo 01 cukup sulit, karena letah wilayah yang lumayan jauh dari pusat kota sehingga harus melewati jalan yang cukup jelek. Jarak yang harus ditempuh dari Kecamatan Gubug untuk sampai ke SD Negeri Ringinharjo 01 sekitar 7 km.

  Karakter yang dimiliki oleh masing-masing siswa SD Negeri Ringinharjo 01 sangat beragam. Beberapa siswa sangat cepat dalam menangkap materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, tetapi masih banyak juga yang kurang tanggap alam memahami materi pembelajaran. Selain itu berbagai prestasi juga pernah diraih oleh SD Negeri Ringinharjo 01 Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan terutama pada tingkat kecamatan. Kondisi ekonomi orang tua/wali siswa sangat beragam, ada yang mampu, ada yang berkecukupan, tetapi juga banyak yang kondisi ekonomi yang masih lemah. Pekerjaan orang tua /wali siswa yang paling dominan adalah sebagai petani dan buruh tani.

4.2 Deskripsi Kondisi Awal

  Sebelum siklus I dan siklus II dilaksanakan, pembelajaran Matematka di kelas 5 SD Negeri Ringinharjo 01 masih menggunakan metode konvensional. Guru dalam melaksanakan pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan belum menggunakan media pembelajaran yang menarik dan efektif. Media yang digunakan dalam pembelajaran kurang inovatif akibatnya siswa lebih sering berbicara sendiri, jarang terlibat secara aktif dalam pembelajaran, serta rendahnya pemahaman terhadap konsep matematika yang telah diajarkan, ternyata masih banyak siswa yang belum memahami materi dengan baik sehingga masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM.

  Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri Ringinharjo 01 semester II tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 22 siswa pada pembelajaran Matematika, menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai evaluasi yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Matematika yang telah dilakukan. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan nilai sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi Nilai Hasil Belajar Matematika Prasiklus

  

Rentang Frekuensi Persentase Keterangan

  40-49 4 18,18% Belum Tuntas 50-58 4 18,18% Belum Tuntas 59-67 8 36,37% Belum Tuntas 68-76 3 13,63% Tuntas 77-85 3 13,63% Tuntas

  Jumlah

22 100%

Rata-rata 60,13

  Nilai tertinggi

  85 Nilai terendah

  40 Dilihat dari nilai prasiklus dan ketuntasan hasil belajar, menunjukkan

  bahwa hasil belajar di kelas 5 SD Negeri Ringinharjo 01 masih rendah. Terlihat dari jumalah siswa sebanyak 22 anak masih ada 16 anak atau 75% yang belum mencapai KKM yaitu ≥70. Dapat dilihat pada rentang nilai 40-49 ada 6 siswa, rentang nilai 50-58 aa 4 siswa, rentang nilai 59-67 ada 8 siswa, rentang nilai 68-76 ada 3 siswa, rentang nilai 77-85 ada 3 siswa. Nilai tertinggi 85, sedangkan nilai terendah adalah 40.

  Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil belajar dari siswa kelas 5 SD Negeri Ringinharo 01 seester II tahun ajaran 2014/2015, penulis akan melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan pembelajaran Numbered Head Together berbantuan Power Point guna meningkatkan hasil belajar siswa pada mata peajaran Matematika yang akan dilakukan dalam dua siklus. Siklus 1 pembelajaran dilakukan dengan pokok bahasan “Sifat Bangun Datar”, dan siklus 2 pembelajaran dilakukan dengan pokok bahasan “Sifat Bangun Ruang”

4.3 Siklus I

  Pelaksanaan siklus I dengan Kompetensi Dasar “Mengidentifikasikan sifat- sifat bangun datar” dilakukan dalam 3 kali pertemuan (2 kali pertemuan tatap muka 1 kali pertemuan evaluasi) dengan rincian sebagai berikut.

4.3.1 Tahap Perencanaan

  Hasil belajar pada saat observasi menjadi dasar untuk merencanakan tindakan yang tepat agar hasil belajar siswa meningkat. Model pembelajaran yang akan digunakan adalah model pembelajaran Numbered Head Together berbantuan power point. Pada tahap ini, penulis mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa: 1.

  RPP dengan materi bangun datar dan bangun ruang 2. Media pembelajaran. Media yang digunakan adalah video 3. Lembar diskusi kelompok sebagai sarana untuk mengerjakan tugas mengenai hasil penyelidikan yang dilakukan bersama kelompok.

4. Lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.

5. Soal evaluasi yang akan diberikan pada pertemuan ketiga tiap siklus setelah pembelajaran selesai.

  Setelah semua perangkat pembelajaran disiapkan, penulis kemudian berkonsultasi dengan guru kelas 5 mengenai RPP yang telah disusun dan berdiskusi tentang jalannya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan agar pada pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar.

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan

  Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada bulan April 2015 di kelas 5 SD Negeri Ringinharjo 01 Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan dengan jumlah siswa sebanyak 22 anak. Pembelajaran dilaksankan oleh guru kelas 5 dan yang menjadi observer adalah teman sejawat dari guru. Setiap tahap pelaksaan tindakan dilakukan berdasarkan scenario pembelajaran yang telah drencanakan dalam bentuk Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP).

  Pelaksanaan pembelajaran dengan model Numbered Head Together berbantuan power point akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.

  Pelaksanaan Pertemuan I Siklus I

  Pada pertemuan pertama, dilaksanakan pada tanggal 16 Maret dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (70 menit) pembelajaran dengan materi teknologi produksi. Sebelum melakukan pembelajaran, terlebih dahulu mempersiapkan hal- hal yang diperlukan. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsen siswa, mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran, menjelaskan bahwa pembelajaran akan dilakukan dengan model pembelajaran

  

Numbered Head Together berbantuan power point kemudian dilanjutkan

pemberian apersepsi dengan menanyakan mengenai benda-benda di dalam kelas.

  Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Pada tahap Numbered Head Together berbantuan power point yang pertama yaitu orientasi permasalahan pada siswa, guru menyajikan power point macam-macam bangun datar.

  Kegiatan inti, guru menggali pengetahuan dasar siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun datar yang sudah ditampilkan, agar pemikiran siswa dapat terarah pada fokus permasalahan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada tahap pengorganisasian siswa untuk mandiri, guru membentuk kelompok secara heterogen dimana 1 kelompok terdiri dari 4 siswa, kemudian guru membagikan lembar permasalahan kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan solusi pemecahan masalahnya melalui pengumpulan data dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar. Pada tahap Numbered Head Together yang ketiga, guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi siswa untuk melakukan investigasi mandiri dan kelompok.

  Pada tahap Numbered Head Together yang keempat, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi hasil presentasi. Pada tahap kelima, dengan mengacu jawaban siswa, guru membahas penyelesaian masalah dan memberikan saran perbaikan atas hasil presentasi yang telah disampaikan. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila terdapat hal-hal yang belum jelas. Setelah itu guru membimbing siswa untuk meringkas dan membuat kesimpulan.

  Dalam kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah yang harus dikerjakan oleh masing-masing siswa dan menyampaikan materi pertemuan selanjutnya agar siswa dapat mempersiapkan diri dalam pembelajaran selanjutnya.

  Pelaksanaan Pertemuan II Siklus I

  Pertemuan kedua pada siklus satu ini dilaksanakan pada tanggal 17 Maret dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (70 menit). Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsen siswa, mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran, meminta siswa mengumpulkan PR dan mengulas pembelajaran sebelumnya. Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan tujuan pembelajaran yang akan permasalahan pada siswa, guru menyajikan power point tentang sifat bangun datar.

  Kegiatan selanjutnya yaitu guru menggali pengetahuan dasar siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi teknologi komunikasi agar pemikiran siswa dapat terarah pada fokus permasalahan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada tahap pengorganisasian siswa untuk mandiri, guru membentuk kelompok secara heterogen dimana 1 kelompok terdiri dari 4 siswa, kemudian guru membagikan lembar permasalahan kepada masing- masing kelompok untuk didiskusikan solusi pemecahan masalahnya melalui pengumpulan data dengan melakukan pengamatan sehari-hari. Pada tahap

  

Numbered Head Together yang ketiga, guru berkeliling untuk mengamati,

  memotivasi, dan memfasilitasi siswa untuk melakukan investigasi mandiri dan kelompok.

  Pada tahap Numbered Head Together yang keempat, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi hasil presentasi. Pada tahap kelima, dengan mengacu jawaban siswa, guru membahas penyelesaian masalah dan memberikan saran perbaikan atas hasil presentasi yang telah disampaikan. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila terdapat hal-hal yang belum jelas. Setelah itu guru membimbing siswa untuk meringkas dan membuat kesimpulan.

  Dalam kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pemberian pesan moral kepada siswa tentang manfaat bangun datar dalam kehidupan sehari- hari. Kemudian guru memberitahu akan diadakan evaluasi pada pertemuan selanjutnya dan meminta siswa untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya agar dapat mengerjakan soal evaluasi dengan lancar.

  Pelaksanaan Pertemuan III Siklus I

  Pertemuan ketiga ini dilakukan pada tanggal 18 Maret dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran (35 menit). Pertemuan ketiga ini hanya digunakan untuk evaluasi. Siswa diminta mengerjakan 20 soal secara individu tanpa mengganggu refleksi dan motivasi lalu mengakhiri kegiatan pembelajaran kepada siswa dengan memberikan pesan penyemangat agar siswa dapat lebih aktif dan bersemangat dalam belajar.

4.3.3 Hasil Observasi Siklus I

   Hasil observasi/pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktifitas siswa

  pada siklus I ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item pernyataan pada lembar pengamatan aktivitas guru sejumlah 15 item terdiri dari: kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Lembar pengamatan siswa sejumlah 15 item yang terlihat pada saat pelaksanaan kegiatan kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Adapun hasil pengamatan aktivitas guru dan aktifitas siswa dapat dilihat pada penjelasan berikut:

1. Hasil Observasi Guru

  Berdasarkan observasi yang saat melakukan pembelajaran Matematika siklus I dengan model pembelajaran Numbered Head Together berbatuan power

  point , didapatkan hasil yang akan dipaparkan pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus I

  No Aspek Indikator Skor

  1 Pra 1.

  3 Kesiapan ruang, alat, dan media Pembelajaran pembelajaran 2.

  2 Memberi kesiapan siswa 3.

  3 Kesiapan kegiatan apersepsi dengan materi ajar

  4.

  2 Menyampaikan kompetensi tujuan yang akan dicapai

  2 Kegiatan Inti Penguasaan materi pembelajaran Pembelajaran 5.

  4 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

  6.

  4 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 7. Pengaturan waktu pembelajaran sesuai dengan rencana

  Pendekatan/strategi pembelajaran 8.

  3

  2

  3

  3

  19. Membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa

  Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

  4 Kegaiatan Akhir 18.

  4

  3

  3

  3

  3

  4

  4

  Guru membagi siswa secara heterogen 9. Guru memberikan soal diskusi kepada setiap kelompok

  4

  4

  4

  16. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

  Menggunakaan bahasa lisan secara jelas dan lancar

  Penggunaan Bahasa 15.

  14. Melibatkan siswa dala pemanfaatan media

  13. Menggunakan media secara efekti dan efisien

  Menayangkan video yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari

  Pemanaatan media pembelajaran atau sumber belajar 12.

  11. Membimbing siswa pada saat mempresentasikan hasil kerja siswa

  10. Membimbing siswa pada saat diskusi kelompok

17. Menyampaikan dengan gaya yang sesuai

20. Melaksanakan tindak lanjut

  Total

  65 Penilaian: jumlah seluruh skor (total skor) Kategori:

  = sangat tidak baik ≤28 29-50 = tidak baik 51-70 = baik 71-80 = sangat baik

  Berdasarkan lembar observasi guru pada pembelajaran Matematika siklus I, terdapat 3 aspek yang dinilai yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada aspek pertama yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan tersebut dibagi menjadi 4 yaitu Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran, memeriksa kesiapan siswa, melakukan kegiatan apersepsi, dan menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan. Skor yang diperoleh dalam kegiatan kegiatan pendahuluan mencapai 10. Guru sudah baik dalam mempersiapkan kesiapan ruang, alat, media pembelajaran dan elakukan kegiatan apersepsi. Namun dalam memeriksa kesiapan siswa dan menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai serta rencana kegiatan guru kurang melaksanakan dengan baik.

  Aspek kedua yaitu aspek kegiatan inti. Dari aspek kegiatan inti, diperoleh skor sebesar 47. Di dalam kegiatan inti, terdapat penguasan materi, penerapan strategi pembelajaran yang mendidik, penerapan Numbered Head Together, pemanfaatan power point dalam pembelajaran dan penggunaan bahasa. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Guru telah menjelaskan langkah-langkah Numbered Head Together dengan jelas, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama secara kelompok dan berdiskusi dengan kelompoknya. Namun dalam kegiatan presentasi kurang berjalan dengan baik. Penyampaian hasil diskusi kelompok masih kurang efektif.

  Pada pembelajaran yang berlangsung, guru membimbing siswa merencanakan diskusi dengan baik. Pada saat siswa melakukan diskusi, guru membimbing siswa setiap kelompok. Ketika siswa bingung saat melakukan diskusi, guru dengan sabar membimbing siswa. Guru juga menghimbau agar siswa tidak mengganggu kelompok lain

  Aspek ketiga yaitu kegiatan akhir dengan skor 8 yang terbagi menjadi 3 rincian kegiatan. Pada aspek ini guru sudah baik dalam melaksanakan Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik dan Melaksanakan kegiatan evaluasi. Namun guru belum melaksanakan tindak lanjut dengan baik.

  Jumlah keseluruhan dari semua aspek yaitu 65 dengan kriteria baik. Namun saat kegiatan presentasi belum berjalan secara baik karena guru kurang membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi.

2. Hasil Observasi Siswa

  Untuk hasil observasi siswa saat mengikuti pembelajaran Numbered Head

  Together berbatuan Power Point siklus I, dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I

  

No Aspek Skor

  1 Kegiatan Pendahuluan

  9

  2 Kegiatan Inti

  36

  3 Kegiatan Akhir

  6 Total Skor

  51 Kategori Baik

  Penilaian: Jumlah seluruh skor (total skor) Kategori: ≤ 19 = sangat tidak baik 20-38 = tidak baik 39-50 = baik 51-68 = sangat baik

  Pada tabel 4.3 terlihat diperoleh total skor untuk aktivitas siswa sebesar 51 dengan kategori baik. Pada aspek kegiatan pendahuluan, skor yang diperoleh adalah 9 yang terbagi menjadi 4 rincian kegiatan. Siswa mempersiapkan buku catatan dan buku pelajaran dengan baik. Namun beberapa siswa belum menunjukkan sikap duduk tenang ditempat duduk masing-masing, malu-malu dalam menjawab pertanyaan guru dalam kegiatan apersepsi, dan belum memperhatikan dengan seksama ketika dijelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

  Pada aspek kedua yaitu kegiatan inti, diperoleh skor 36 yang terbagi menjadi 13 rincian kegiatan. Siswa kurang aktif memberikan kontribusi mengenai apa yang akan mereka pelajari. Siswa mau berkelompok sesuai petunjuk guru, akan tetapi sebagian siswa kurang terlibat dalam pemecahan masalah. Hanya siswa yang pandai dalam kelompok itu saja yang mengerjakan tugas, sementara siswa yang lain mengganggu kelompok yang lain.

  Pada aspek ketigat yaitu kegiatan akhir, diperoleh skor sebesar 6 yang terbagi menjadi 2 rincian kegiatan. Dari kedua rincian kegiatan, siswa sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Siswa aktif membuat rangkuman, mengerjakan soal evaluasi tanpa mengganggu temannya.

  Dari lembar observasi siswa saat pembelajaran Matematika siklus I, diperoleh hasil bahwa siswa sudah mengikuti pembelajaran dengan baik, namun siswa masih belum melaksanakan langkah-langkah pembelajaran Numbered Head

  

Together berbatuan Power Point yang mengakibatkan siswa belum semua aktif

  dalam pemecahan masalah. Beberapa siswa juga masih sering mengganggu kelompok lain saat pembelajaran berlangsung.

4.3.4 Hasil Belajar

  Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan ketuntasan hasil belajar Matematika pada siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.4

  Tabel 4.4

Distribusi Nilai Hasil Belajar Matematika Siklus I

Rentang Frekuensi Persentase Keterangan

  60-66 7 31,8 % Belum Tuntas 67-72 3 27,3 % Tuntas

  73-78 6 13,6 % Tuntas 79-84 4 18,2% Tuntas 85-90 2 9,1 % Tuntas

  Jumlah

22 100%

Rata-rata 73,22

  Nilai tertinggi

  90 Nilai terendah

  60 Dari tabel 4.4, dapat dilihat bahwa dari 22 siswa, yang memperoleh nilai

  60-66 ada 7 siswa, yang memperoleh nilai 67-72 ada 3, yang memperoleh nilai 73-78 ada 6 siswa, yang memperoleh nilai 79-84 ada 4 siswa, yang memperoleh nilai 85-90 ada 2 siswa. Rata-rata nilai siklus I sebesar 73,75 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60.

  Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui pada siklus I bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 7 siswa atau 31,8%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 15 siswa dengan persentase 68,2%.

4.3.5 Tahap Refleksi

  Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus I, penulis mengalami beberapa masalah yang berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam memahami materi. Hal ini terlihat pada hasil obeservasi yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran. hasil belajar dari 5 siswa yang belum mencapai ketuntasan. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa belum memahami betul langkah- langkah Numbered Head Together yang dijelaskan oleh guru. Pembagian kelompok secara heterogen tidak berjalan dengan lancar dikarenakan siswa tidak mendengarkan perintah guru dengan seksama. Beberapa siswa membuat kegaduhan dalam kelompok dengan mengganggu teman yang sedang melakukan diskusi. Cara mengatasi permasalahan tersebut dengan menjelaskan langkah- Pembagian kelompok secara acak agar terbentuk kelompok yang heterogen. Pembagian permasalahan diskusi sebaiknya bersifat menyeluruh agar siswa bisa berdiskusi dan tidak mengganggu teman.

4.4 Deskripsi Siklus II

  Pelaksanaan siklus II dengan Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi Sifat- Sifat Bangun Ruang

  ” dilakukan dalam 3 kali pertemuan (2 kali pertemuan tatap muka 1 kali pertemuan evaluasi) dengan rincian sebagai berikut.

  4.4.1. Tahap Perencanaan

  Hasil refleksi siklus I menjadi acuan untuk melaksanakan tindakan siklus

  II guna meningkatkan hasil belajar siswa. Pada tahap ini, penulis menyiapkan perangkat pembelajaran yang berupa RPP, lembar observasi guru dan siswa, lembar diskusi kelompok, soal evaluasi akhir dan berbagai media untuk menunjang pembelajaran.

  4.4.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan

  Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada bulan April 2015 di kelas dan sekolah yang sama dengan siklus I. Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal

  22 April 2015, pertemuan kedua pada tanggal 23 April 2015 dan pertemuan ketiga pada tanggal 24 April 2015.

  Pelaksanaan Siklus II pertemuan 1

  Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu 22 April 2015 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (70 menit). Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran, mengabsen kelas dan melakukan apersepsi dengan bertanya jawab mengenai berbagai jenis benda yyang terdapat di dalam kelas. Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Pada tahap Numbered Head Together yang pertama yaitu orientasi permasalahan pada siswa, guru menampilkan power point mengenai bangun ruang.

  Kegiatan selanjutnya guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok heterogen. Masing-masing kelompok mendapatkan nomor ang wajib dipakai di kelompok memperhatikan penjelasan guru mengenai bangun ruang yang ditampilkan melalui power point. Tahap berikutnya, guru memberikan pertanyaan kepada setiap siswa, kemudian masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang dierikan oleh guru. Guru menyebutkan satu nomor yang akan maju mewakili kelompoknya untuk menyampaikan hasil diskusi.

  Pada tahap Numbered Head Together yang keempat, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknnya dan kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi hasil presentasi. Pada tahap kelima, dengan mengacu jawaban siswa, guru membahas penyelesaian masalah dan memberikan saran perbaikan atas hasil presentasi yang telah disampaikan. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila terdapat hal-hal yang belum jelas. Setelah itu guru membimbing siswa untuk meringkas dan membuat kesimpulan.

  Dalam kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah yang harus dikerjakan oleh masing-masing siswa dan menyampaikan materi pertemuan selanjutnya agar siswa dapat mempersiapkan diri dalam pembelajaran selanjutnya.

  Pelaksanaan siklus II pertemuan II

  Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa 23 April 2015 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (70 menit). Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran, meminta siswa mengumpulkan PR dan mengulas materi yang lalu. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab berkaitan dengan pengetahuan siswa mengenai jenis bangun ruang yang pernah mereka jumpai. Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Pada tahap Numbered Head Together berbantuan power point yang pertama yaitu guru menggali pengetahuan dasar siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan jenis bangun ruang apa saja ang pernah mereka lihat, yang telah ditmpilkan agar pemikiran siswa dapat terarah pengorganisasian siswa untuk mandiri, guru membentuk kelompok secara heterogen dimana 1 kelompok terdiri dari 4 siswa, kemudian guru membagikan nomor kepala yang harus dipakai selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Selanjutnya guru membberikan pertanyaan untuk didiskusikan dengan kelompok. Pada tahap Numbered Head Together yang ketiga, guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi siswa untuk melakukan diskusi bersama kelompok.

  Pada tahap Numbered Head Together yang keempat, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi hasil presentasi. Pada tahap kelima, dengan mengacu jawaban siswa, guru membahas penyelesaian masalah dan memberikan saran perbaikan atas hasil presentasi yang telah disampaikan. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila terdapat hal-hal yang belum jelas. Setelah itu guru membimbing siswa untuk meringkas dan membuat kesimpulan.

  Dalam kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut berupa pemberian pesan moral kepada siswa. Kemudian guru memberitahu akan diadakan evaluasi pada pertemuan selanjutnya dan meminta siswa untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya agar dapat mengerjakan soal evaluasi dengan lancar.

  Pelaksanaan Pertemuan III Siklus II

  Pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Sabtu 24 April 2015 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (70 menit) hanya digunakan untuk evaluasi. Siswa diminta mengerjakan 20 soal secara individu tanpa mengganggu siswa yang lain dengan waktu 25 menit. Guru memantau siswa selama evaluasi berlangsung. Setelah 25 menit siswa guru memberikan refleksi dan motivasi lalu mengakhiri kegiatan pembelajaran.

4.4.3 Hasil Observasi Siklus II

  Hasil observasi/pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktifitas siswa pada siklus II ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item pernyataan pada lembar pengamatan aktivitas guru sejumlah 28 item terdiri dari sejumlah 22 item yang terlihat pada saat pelaksanaan kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Adapun hasil pengamatan aktivitas guru dan aktifitas siswa dapat dilihat pada penjelasan berikut: 1.

   Observasi Guru

  4

Tabel 4.5 Hasil Observasi kinerja Guru Pada Siklus II

  No Aspek Indikator Skor

  1 Pra Pembelajaran 1.

  Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran

  Hasil dari lembar pengamatan aktivitas guru yaitu pada pelaksanaan pembelajaran guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap Numbered Head Together secara runtut dari mulai kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir, didapatkan hasil yang akan dipaparkan pada tabel 4.5

  4

2. Memberi kesiapan siswa 3.

  4. Menyampaikan kompetensi tujuan yang akan dicapai

  4

  Kesiapan kegiatan apersepsi dengan materi ajar

  2 Kegiatan Inti Pembelajaran

  Penguasaan materi pembelajaran 5.

  Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

  6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

  7. Pengaturan waktu pembelajaran sesuai dengan rencana

  4

  4

  4

  4

  3

  Pendekatan/strategi pembelajaran

  4 8. Guru membagi siswa secara heterogen 9.

  4 Guru memberikan soal diskusi kepada setiap kelompok

  10.

  3 Membimbing siswa pada saat diskusi kelompok

  11. Membimbing siswa pada saat mempresentasikan hasil kerja siswa

  Pemanaatan media pembelajaran atau

  4

  sumber belajar

  4 12. Menayangkan video yang berhubungan

  4 dengan materi yang sedang dipelajari

  13. Menggunakan media secara efekti dan

  3 efisien

  14. Melibatkan siswa dala pemanfaatan

  3 media

  Penggunaan Bahasa

  4 15. Menggunakaan bahasa lisan secara jelas dan lancar

  16. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

  17. Menyampaikan dengan gaya yang sesuai

  4 Kegaiatan 18.

  4 Melakukan refleksi pembelajaran dengan Akhir melibatkan siswa 19.

  4 Membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa 3 20. Melaksanakan tindak lanjut

  Total

  76 Aspek pertama yang diamati adalah kegiatan pendahuluan. Skor yang diperoleh sebesar 15 dengan 4 rincian kegiatan yaitu kesiapan ruang, alat, media pembelajaran, emeriksa kesiapan siswa, melakukan kegiatan apersepsi, dan menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan. Guru sudah sangat baik dalam melaksanakan semua kegiatan pendahuluan.

  Aspek kedua yang diamati adalah kegiatan inti. Skor yang diperoleh sebesar 50 dengan 5 rincian kegiatan yaitu penguasan materi, penerapan strategi pembelajaran yang mendidik, penerapan Numbered Head Together , pemanfaatan

  

Power Point dalam pembelajaran dan penggunaan bahasa. Guru melaksanakan

  kegiatan pembelajaran dengan sangat baik. Guru telah menjelaskan langkah- langkah Numbered Head Together dengan jelas, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama secara kelompok, bertanya dan berdiskusi dengan kelompoknya. Hampir semua rincian dilaksanakan guru dengan sangat baik.

  Aspek ketiga yaitu kegiatan akhir diperoleh skor 11 yang terbagi menjadi 3 rincian kegiatan. Pada aspek ini guru sudah sangat baik dalam melaksanakan semua rincian kegiatan yaitu membimbing siswa untuk menggabungkan rangkuman kesimpulan semua kelompok, melakukan refleksi pembelajaran, memberikan evaluasi, membimbing siswa untuk memberikan tindak lanjut.

  Berdasarkan hasil observasi guru pada siklus II, didapatkan hasil bahwa guru telah telah menjelaskan langkah-langkah Numbered Head Together berbatuan power point secara rinci sehingga saat melakukan diskusi kelompok dan mempresentasikan hasil kelompoknya siswa tidak bingung. Pembelajaran juga lebih menyenangkan sehingga siswa lebih fokus mengukuti dan aktif dalam

2. Observasi Siswa

  Hasil observasi siswa saat mengikuti pembelajaran Matematika siklus II dengan model pembelajaran Numbered Head Together berbatuan power point, dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Hasil Observasi Siswa Siklus II

  No Aspek Skor

  1 Kegiatan Awal

  16

  2 Kegiatan Inti

  49

  3 Kegiatan Akhir

  8 Total Skor

  73 Kategori Sangat Baik

  Penilaian: Jumlah seluruh skor (total skor) Kategori: ≤ 19 = sangat tidak baik 20-38 = tidak baik 39-57 = baik 58-76 = sangat baik

  Pada aspek pertama yaitu kegiatan pendahuluan, diperoleh skor sebesar 16 yang terbagi menjadi 4 rincian kegiatan yaitu siswa duduk tenang ditempat duduk masing-masing, mempersiapkan buku catatan dan buku pelajaran, siswa mampu menjawab pertanyaan guru dalam kegiatan apersepsi, dan siswa memperhatikan dengan seksama ketika dijelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Siswa sudah melaksanakan rincian kegiatan pendahuluan dengan baik.

  Pada aspek kedua yaitu kegiatan inti, diperoleh skor 4 yang terbagi menjadi 13 rincian kegiatan. Sebagian besar rincian pada kegiatan inti sudah dilaksanakan dengan baik. Siswa lebih aktif bertanya, memperhatikan pembelajaran, ikut serta dalam penggunaan video sehingga pembelajaran sangat menyenangkan tidak membosankan.

  Pada aspek ketiga yaitu kegiatan akhir, diperoleh skor sebesar 8 yang terbagi menjadi 2 rincian kegiatan. Pada 2 rincian kegiatan, siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan sangat baik. Pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan sehingga siswa tidak ada lagi yang saling menggangu satu sama lain. Siswa juga mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan teliti

  Dari hasil lembar observasi siswa, diketahui siswa terlihat semangat dan antusias dalam pembelajaran karena media yang digunakan sangat menarik dan jarang dijumpai secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Pembagian materi dan pemecahan masalah yang bersifat menyeluruh, membuat siswa memahami semua topik yang dibahas.

4.4.4 Hasil Belajar

  Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil perolehan ketuntasan hasil belajar Matematika pada siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.7

Tabel 4.7 Distribusi Nilai Hasil Belajar Matematika Siklus II

  

Interval Frekuensi Persentase Keterangan

  60-68 4 18% Belum Tuntas 69-76 5 22,8 % Tuntas 77-84 7 31,8% Tuntas 85-92 5 22,8% Tuntas

  93-100 1 4,5 % Tuntas

  Jumlah

22 100%

Rata-rata 79,18

  Nilai tertinggi 100 Nilai terendah

  60 Dari tabel 4.7, dapat dilihat bahwa dari 22 siswa, yang memperoleh nilai

  60-68 ada 4 siswa, yang memperoleh nilai 69-76 ada 5 siswa, yang memperoleh nilai 77-84 ada 7 siswa, yang memperoleh nilai 85-92 ada 5 siswa, yang memperoleh nilai 93-100 ada 1 siswa. Rata-rata nilai siklus II sebesar 79,18 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60.

  Dari tabel dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 4 siswa atau 18%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 18 siswa dengan persentase 81%.

4.4.5 Tahap Refleksi

  Setelah guru melaksanakan pembelajaran pada siklus II, yang menjadi refleksi pada siklus ini adalah meningkatnya hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar siswa siswa. Guru telah menerapkan model pembelajaran Numbered Head

  

Together berbantuan power point dengan sangat baik. Dilihat dari aktivitas siswa,

  siswa telah mengikuti pembelajaran dengan sangat baik dan tidak mengganggu kelompok lain. Siswa terlihat aktif dan antusias mengikuti pembelajaran karena menggunakan media yang menarik. Selain itu, pembagian topik penyelidikan yang bersifat menyeluruh membuat siswa memahami semua topik yang dibahas.

  Kekurangan pada pembelajaran siklus I sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II menjadi lebih baik. Hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II juga meningkat dan telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan.

4.5 Hasil Analisis Data

  Berdasarkan hasil tindakan kelas yang telah dilakukan dapat diketahui telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui model Numbered Head Together

  “Memahami Sifat-Sifat Bangun Datar Dan Bangun Ruang Serta Hubungan Antarbangun

  ” bagi siswa kelas 5 SD Negeri Ringinharjo 01 pada semester II Tahun ajaran 2014/2015. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini.

Tabel 4.8 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

  Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Ketuntasan

  Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Belajar

  Siswa (%) Siswa (%) Siswa (%) Tidak 16 72,7 7 31,8

  4

  18 Tuntas Tuntas 6 27,3 15 68,2

  18

  81 Jumlah 22 100 22 100 22 100

  Rata-rata 60,13 73,22 79,18 Nilai Nilai

  85 90 100 Tertinggi Nilai

  40

  60

  60 Terendah

  Dari tabel 4.8 di atas terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika, sebelum dilaksanakan tindakan hanya terdapat 6 atau 27,3% siswa yang tuntas dan 16 atau 72,7% siswa yang tidak tuntas, pada siklus I meningkat menjadi 15 atau 68,2% siswa yang tuntas dan 7 atau 31,8% siswa yang tidak tuntas, pada siklus II ketuntasan hasil belajar Matematika meningkat menjadi 18 atau 81% siswa tuntas dan 4 atau 18% siswa tidak tuntas. Hal ini dapat digambarkan pada diagram perbandingan ketuntasan hasil belajar di bawah ini.

Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

  Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan juga dapat diketahui bahwa telah terjadi peningkatan kinerja guru pada saat diterapkan model

  

Numbered Head Together berbantuan power point pada mata pelajaran

  Matematika tentang sifat bangun datar dan bangun ruang serta hubungan antarbangun kelas 5 SD Negeri Ringinharjo 01 pada semester II tahun ajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase yang diperoleh guru pada kategori sangat baik ketika menerapkan model Numbered Head Together berbantuan power point. Semakin besar perolehan persentase dalam kategori sangat baik mengindikasikan bahwa keberhasilan kinerja guru dalam menerapkan model Numbered Head Together berbantuan power point juga semakin meningkat. Keberhasilan kinerja guru tersebut dapat dilihat pada diagram hasil observasi aktivitas guru dan siswa dengan kategori sangat baik pada siklus I dan siklus II.

  Keberhasilan tidak hanya pada guru, tetapi peningkatan juga terjadi pada aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari diagram perbandingan persentase hasil observasi aktivitas siswa yang diperoleh pada saat dilakukan pengamatan pada siklus I dan siklus II pada gambar 4.6.

  Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran Numbered Head

  

Together berbantuan power point terbukti dapat meningkatkan hasil belajar

  Matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Ringinharjo 01 Kecamatan Gubug

  Kabupaten Grobogan semester II tahun ajaran 2014/2015. Penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together berbantuan power point dapat membuat siswa menjadi lebih semangat dan menambah antusias karena mereka belajar melalui pengalaman langsung yang berkesan sehingga informasi yang mereka dapatkan saat berdiskusi dalam kelompok kecil, dapat tertanam di dalam otak dan tidak mudah dilupakan.

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ringinharjo 01 Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan dengan subjek penelitian siswa kelas 5. Proses pembelajaran sebelum dilaksanakan penelitian ini masih bersifat konvensional dimana guru hanya berceramah dan masih berpusat pada guru. Acuan pembelajaran hanya menggunakan buku paket sebagai sumber belajar dan belum menggunakan media pembelajaran yang inovatif. Hal ini yang membuat hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Ringinharjo 01 masih rendah. Siswa yang telah tuntas KKM (≥70) hanya 6 dari 22 siswa dan yang belum tuntas KKM sebanyak 16 siswa. Berdasarkan data tentang ketuntasan hasil belajar Matematika pada saat observasi, maka perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika.

  Peningkatan hasil belajar IPS dengan model pembelajaran Numbered Head

  

Together berbantuan power point dapat dilihat dari dan jumlah siswa yang telah

  tuntas KKM dan hasil perolehan nilai pada siklus I dan II. Pada siklus I sebanyak 15 siswa atau 31,8% siswa telah mencapai KKM. Rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 75 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Pada siklus I masih ditemukan kendala yaitu siswa belum memahami betul langkah-langkah model pembelajaran yang dijelaskan oleh guru. Kegiatan menyampaikan hasil diskusi kelompok atau presentasi masih belum berjalan dengan baik.

  Pada siklus II, dari 22 siswa jumlah siswa yang telah tuntas KKM sebanyak 18 siswa atau 81% dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Pada siklus II indikator kinerja dalam penelitian ini sudah terpenuhi sehingga tidak perlu

  Pada penelitian ini, penulis hanya mempersiapkan hal-hal non teknis seperti mempersiapkan media pembelajaran, mempersiapkan RPP, lembar observasi siswa dan guru, lembar kerja siswa, tes formatif untuk evaluasi. Pada saat pembelajaran berlangsung, guru kelas 5 bertindak sebagai pelaksana pembelajaran yang mengajarkan pembelajaran Matematika. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa hasil aktivitas siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan, begitu juga dengan kinerja guru sudah sesuai dengan yang diharapkan.

  Model Pembelajaran Numbered Head Together berbantuan power point merupakan model pembelajaran dimana menghadapkan siswa pada masalah yang sesuai dengan kehidupan nyata dan siswa berdiskusi dalam kelompok kecil secara heterogin yang beranggotakan 4 siswa. Guru menyajikan sebuah masalah atau memberikan soal yang harus dipecahkan oleh siswa. Siswa berdiskusi bersama kelompoknya sesuai materi yang diberikan oleh guru. Selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok dan kelompok yang lainnya memberikan tanggapan.

  Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri Ringinharjo Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan semester II tahun ajaran 2014/2015 dengan menggunakan model Numbered Head Together berbantuan power point terbukti telah terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dari sebelum dilaksanakan tindakan penelitian sampai pada tahap pelaksanaan siklus II.

  Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan model Numbered

  

Head Together berbantu power point dapat mengubah pola pikir siswa yang awal

  mulanya malas berpikir kritis, kreatif, dan analitis menjadi selalu ingin mengetahui hal-hal yang baru, kemudian melakukan penulusuran ilmiah sehingga memperoleh kesimpulan sendiri melalui pembuktian yang nyata secara berkelompok dimana guru hanya bertindak sebagai fasilitator.

  Hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa apabila pembelajaran menerapkan model Numbered Head Together berbantu power point maka hasil belajar Matematika bagi siswa kelas 5 di SD Negeri Ringinharjo 01 pada semester II tahun pelajaran 2014/2015 akan meningkat.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahu

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahu

0 1 103

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Course Review Horay dan Picture and Picture dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Kelas 3 Gugus Ki Hajar Dewatara Gubug Grobogan

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Course Review Horay dan Picture and Picture dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi K

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Course Review Horay dan Picture and Picture dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Kelas 3 Gugus Ki Hajar Dewatara Gubug Grobogan

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Course Review Horay dan Picture and Picture dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Kelas 3 Gugus Ki Hajar Dewatara Gubug Grobogan

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Course Review Horay dan Picture and Picture dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Kelas 3 Gugus Ki Hajar Dewatara Gubug Grobogan

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Course Review Horay dan Picture and Picture dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Kelas 3 Gugus Ki Hajar Dewatara Gubug Grobogan

0 1 59

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Numbered Head Together Berbantuan Power Point untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas 5 SD Negeri Ringinharjo 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Numbered Head Together Berbantuan Power Point untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas 5 SD Negeri Ringinharjo 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 1 17