Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Course Review Horay dan Picture and Picture dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Kelas 3 Gugus Ki Hajar Dewatara Gubug Grobogan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Gambaran Umum Subjek penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara .

  Subjek dalam penelitain ini adalah kelas 3 SD Negeri Penadaran 01 sebagai kelas eksperimen dan di SD Negeri Penadaran 02 sebagai kelas kontrol. latar belakang kedua kelas ini adalah mayoritas dari keluarga petani dan pedagang. Penelitian pada kedua sekolah ini menggunakan model Course Riview Horay

  (CRH) sebagai kelas ekpserimen dan menggunakan model Picture and Picture pada kelas kontrol. Subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1

  berikut ini.

Tabel 4.1 Subjek penelitian

  No NamaSD Kelompok Jumlah Siswa

  1. Eskperimen

  20 SDN Penadaran 01

  2. Kontrol

  21 SDN Penadaran 02 Jumlah Subyek Penelitian

  41 Dari Tabel 4.1 dapat dilihat pada kelas eksperimen terdapat 20 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan dan pada kelas kontrol kontrol terdapat 21 siswa yang terdiri dari 10 laki-laki dan 11 siswa perempuan.Pelaksanaan penelitian di kelas eskperimen dilakukan 2 kali pertemuan dan 2 kali pertemuan pada kelas kontrol. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa pendekatan kepada siswa yang tujuannya agar peneliti tidak dianggap orang asing serta bisa lebih akrak pada siswa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah: 1) sebelum sebanyak 2 kali berturut-turut. 2) peneliti ikut aktif dalam kegiatan siswa pada saat jam istirahat maupun disaat pembelajaran. 3) peneliti melakukan perkenalan dan menjalin keakraban kepada siswa. Pelaksaan penelitian di kelas eksperimen dan kelas kontrol tercantum dalam jadwal kegiatan yang dilaksanakan seperti pada Tabel 4.2 berikut

Tabel 4.2 Jadwal kegiatan No Hari/tanggal Kegiatan

  1. Rabu, 4 Februari a.Melakukan perkenalan dengan guru dan 2015 siswa (kelas eksperimen) b.Masuk kedalam kelas untuk mengamati proses pembelajaran.

  2. Jumat, 6 Februari a.Melakukan perkenalan dengan guru dan 2015 siswa (kelas kontrol) b.Masuk kedalam kelas untuk mengamati proses pembelajaran.

  3. Kamis, 7 Mei Memberikan pretes kepada kelas eskperimen.

  2015

  4. Jumat, 8 Mei 2015 Memberikan pretes kepada kelas control

  5. Jumat, 8 Mei 2015 Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas eksperimen

  6. Senin, 11 Mei Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas eksperimen 2015 melanjutkan materi tentang energi, memberikan postes.

  7. Sabtu, 9 Mei 2015 Kegiatan pembelajarn 1 pada kelas control

  8. Rabu, 13 Mei Kegiatan pembelajarn 2 pada kelas kontrol serta 2015 melanjutkan materi tentang energi, memberikan postes.

4.2 Hasil Peneltian

  Pada bab III sudah dibahas mengenai lokasi penelitian yang dilaksanakan di SDN Gugus Ki Hajar Dewatara Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Kemudian juga membahas mengenai pengujian instrumen soal berupa pilihan ganda untuk mencapai indikator hasil belajar yang menunjukan bahwa terdapat 35 item soal yang valid terdapat 30 item soal dengan tingkat realibiltas (

  cronbach’s alpha) 0, 679. Selain itu dalam bab III juga dibahas

  mengenai teknik analisis data yang meliputi uji prasyarat dan uji hipotesis, uji prasyarat ini terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji t (uji beda rata-rata). Uji normalitas dengan acuan Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas dengan Levene Satistic dengan ketentuan apabila nilai probabilitas/signifikansi > 0,05 maka dapat dinyatakan data-data tersebut homogen dan berdistribusi normal sehingga dapat dilakukan uji t (uji beda rata-rata) sebagai acuan untuk menguji hipotesis.

  Setelah sudah dibahas secara terperinci pada bab III, langkah selanjutnya pada bab IV ini akan memaparkan hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi hasil implementasi pembelajaran dengan menggunakan model Course Review Horay ( CRH) sebagai kelas eksperimen serta hasil penelitian implementasi menggunakan model

  Picture And Picture sebagai kelas kontrol, deskripsi komparasi hasil

  pengukuran, hasil uji beda penelitian, hasil uji hipotesis, hasil pembahasan dan keterbatasan penelitian. Berikut uraian dari hasil penelitian dan pembahasan.

  

4.2.1 Hasil penelitian pada Implementasi Pembelajaran dengan Model

Course Review Horay (CRH) sebagai kelas Eksperimen Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen ini terdiri

  dari dua kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan selama 70 menint (2 x 35 menit). Pertemuan pertama dilakukan pada hari senin sabtu tanggal Senin, 11 mei 2015. Sebelum kegiatan dilakukan guru harus menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat peraga, buku pelajaran, lembar kerja siswa serta ruangan untuk proses belajar mengajar. Pada kegiatan pembalajaran ada 5 aspek yang diamati diantaranya adalah sebagai berikut : 1) mengkondisikan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran, 2) melakukan apersepsi pembelajaran, 3) menjelaskan tujuan pembelajaran, 4) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay (CRH), 5) melakukan motivasi pembelajaran. Semua aspek tersebut terlaksana dengan runtut. Pada kegiatan inti pembelajaran aspek yang diamati adalah sintak pembelajaranya adalah sebagai berikut ini : 1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2) Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai dengan topik. 3) Melakukan tanya jawab untuk melakukan pemantapan. 4) Guru membagi siswa dalam kelompok- kelompok. 5) Untuk menguji pemahaman siswa disuruh membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan dan diisi dengan nomor yang ditentukan oleh guru. 6) Guru membacakan soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya didalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru. 7) Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa telah ditulis dalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi. 8) Guru akan meminta salah satu anggota kelompok untuk membacakan hasil jawaban yang telah didiskusikan oleh kelompoknya. 9) Bagi yang benar, siswa memberikan tanda (v) dan langsung berteriak horay atau menyanyikan yel-yelnya. 10) Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak horay. 11) Guru memberikan reward pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang banyak memperoleh horay. 12) Penutup.

4.2.2 Tingkat Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

  Deskripsi hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan materi Energi di kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran

  Course Review Horay (CRH) pretes dan postes dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut ini.

Tabel 4.3 Descriptive Statistics

  N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Pretest

  20

  26.00 90.00 59.2000 17.15747 Posttest

  20

  66.00 96.00 80.4500 9.62713 Valid N

  20 (listwise)

  Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen (nilai pretes) sebelum proses pembelajaran dengan model Course Review

  Horay (CRH) sebesar 59.20. Sedangkan setelah menggunakan model Course Riview Horay (CRH) rata-rata nilai (postes) meningkat menjadi

  80.45. Selain itu dapat dilihat nilai terendah yang didapat saat pretes yaitu 26 dan nilai tertinggi 90. Sedangkan pada posttes nilai terendah yaitu 66 dan nilai tertinggi yaitu 96. Jumlah yang mengikuti pretes dan posttes sejumlah 20 siswa.

  a. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Guna mengetahui pengaruh model pembelajaran Course Review

  Horay (CRH) perlu dilakukan distribusi frekuensi perolehan hasil belajar

  siswa kelas eksperimen siswa kelas 3 Gugus Kihajar Dewantara Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan, purwodadi. Cara untuk menentukan kategori menggunakan rumus 1+ 3,3 log n. dari perhitungan ini diperoleh banyaknya kategori dari 20 siswa kelas eksperimen. Acuan kategori perolehan nilainya adalah sebagai berikut: kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik. Agar mengetahui perolehan hasil belajar siswa kelas eksperimen berada pada kategori apa perlu dilakukan interval tertinggi dikurangi skor terendah dibagi dengan banyaknya kategori yang ditetapkan (kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik). Secara visual rumus untuk mencari interval tersebut dirumuskan sebagai berikut adalah interval untuk SD Ekperimen

  Interval = ` Interval = = 14 Interval yang didapatkan adalah 14. Maka nilai terendah atau kurang berada pada interval 26

  • – 39, hampir cukup berada pada interval 40 – 53, cukup berada pada interval 54
  • – 67, baik berada pada interval 68– 81, sangat baik berada pada interva
  • – 96

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi hasil belajar siswa kelas eksperimen

  No Interval Kategori Hasil belajar Pretes Postes Frekuensi % Frekuensi %

  1

  26 Kurang

  2

  10 - -

  • – 39

  2

  40 Hampir

  5

  25 - -

  • – 53 cukup

  3

  54 Cukup

  8

  40

  1

  5

  • – 67

  4

  68 Baik

  3

  15

  9

  45

  • – 81

  5

  82 Sangat baik

  2

  10

  10

  50

  • – 96 Total

  20 100 20 100 Berdasarkan Tabel 4.4. diatas, diketahui bahwa hasil belajar pretes pada siswa kelas esperimen yang mendapat nilai pada interval 25

  • – 39 atau berada pada kategori kurang adalah 2 siswa dengan presentase 10%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 40
  • – 54 atau berada pada kategori hampir cukup adalah 5 siswa dengan presentase 25%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 55 - 69 atau berada pada kategori cukup adalah 8 siswa dengan presentase 40%. Siswa yang mendapat nilai pada
presentase 15 %. Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 85 - 100 atau berada pada kategori Sangat Baik adalah 2 siswa dengan persentase 10 %.. Dari hasil distribusi frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pretes kelas eskperimen, sebagian berada pada kategori kurang baik dan cukup baik. Berdasarkan pada tabel 4.4, diketahui bahwa hasil belajar posttes pada siswa kelas III SD Negeri Penadaran 01, Tidak ada siswa yang mendapat nilai pada interval 26

  • – 39 atau berada pada kategori kurang,Tidak ada siswa yang mendapat nilai pada interval 40
  • – 53 atau berada pada kategori hampir cukup. Siswa yang mendapat nilai pada interva
  • – 67 atau berada pada interval cukup adalah 1 dengan presentase 5 % . Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 68
  • – 81 atau berada pada kategori Baik adalah 9 siswa dengan persentase 45 %. Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 82 - 96 atau berada pada interval sangat baik adalah 10 siswa dengan persentase 50 %. Dari hasil distribusi frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pretes kelas eskperimen, sebagian berada pada kategori baik dan sangat baik a.

  Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen Rata-rata hasil belajar dapat dilihat dari nilai perolehan rata-rata keseluruhan baik pretes maupun postes. Pemaparan rat-rata hasil belajar yang dimasudkan yaitu untuk melihat perubahan / peningkatan nilai serta presentase sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan pembelajaran model Course Riview Horay (CRH). Dapat dilihat rata-rata maupun berubahan peningkatannya, disajikan Tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5 Rata-rata hasil belajar dan perubahan rata-rata hasil belajar

  

siswa kelas eksperimen

  Rata-rata Hasil Belajar Perubahan Pretes Posttest

  59,20 80, 45 21,05 Dari Tabel 4.5, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar pretes pada kelas eksperimen adalah 59.20, kemudian rata-rata hasil belajar posttes kelas eksperimen adalah 80.45. Ini berati setelah diberikan perlakuan pembelajarn dengan model Course Riview

  Horay (CRH) siswa kelas eskperimen mengalami kenaikan hasil

  belajar yaitu 21.05. Nilai pretest dan posttes pada kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar grafik 4.1 berikut ini.

Gambar 4.1 Grafik Nilai Pretes dan Posttes Kelompok Eksperimen

4.3 Hasil Penelitian Pada Implementasi Pembelajaran Sebagai kelas Kontrol

  Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol ini terdiri dari dua kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan selama 70 menit (2x35 menit). Pertemuan pertama dilakukan pada hari Sabtu ,9 mei 2015 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 13 mei 2015. Sebelum kegiatan dilakukan guru harus menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat peraga, buku pelajaran, lembar kerja siswa serta ruangan untuk proses belajar mengajar. Pada kegiatan pembalajaran ada 5 aspek yang diamati diantaranya adalah sebagai berikut : 1) mengkondisikan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran, 2) melakukan apersepsi pembelajaran, 3) menjelaskan tujuan pembelajaran, 4) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture, 5) melakukan motivasi pembelajaran. Semua aspek tersebut terlaksana dengan runtut. Pada inti pembelajaran aspek yang diamati adalah sintak pembelajaran diantaranya sebagai berikut : 1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2) Guru menyampaikan materi sebagai pengantar. 3) Guru memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi pelajaran. 4) Guru memanggil siswa secara bergantian mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. 5) Guru menanyakan alasan pemikiran urutan gambar tersebut. 6) Dari alasan gambar tersebut, guru menanamkan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. 7) Siswa menulis karangan berdasarkan urutan gambar. 8) Guru melakukan kesimpulan atau rangkuman dari pembelajaran.

4.3.1 Tingkat Hasil Belajar Kelompok Kontrol

  Deskripsi hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan materi Energi sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model Picture and Picture pretes dan postes dapat dilihat Tabel 4.6 dibawah ini.

  Tabel 4.6

Descriptive Statistics

  N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Pretest

  21

  26.00 83.00 57.0952 14.16653 Postets

  21

  60.00 96.00 75.3333 10.95597 Valid N

  21 (listwise)

  Dari Tabel 4.6 dapat dilihat nilai minimal pretes kelompok kontrol adalah 26 dan nilai tertingginya adalah 83. Nilai rata-rata dapat diperoleh adalalah 57.09. Untuk hasil posttes kelompok kontrol nilai minimum adalah 60 dan nilai tertingginya adalah 96. Nilai rata-rata dapat diperoleh adalah 75.33 a.

  Distribusi frekuensi hasil belajar berdasarkan kategori Untuk mengetahui adanya model pembelajaran Picture and Picture perlu dilakukan distribusi frekuensi hasil belajar siswa kelas kontrol.

  Untuk melihat distribusi frekuensi perlu dilakukan kategori. Untuk menentukan kategori menggunakan rumus 1+ 3,3 log n. Dari perhitungan ini diperoleh banyaknya kategori dari 21 sisswa kelas kontrol adalah lima kategori. Acuan kategori perolehan nilainya adalah sebagai berikut: kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik. Agar mengetahui perolehan hasil belajar siswa kelas kontrol berada pada kategori apa perlu dilakukan interval terlebih dahulu. Interval nilai siswa menggunakan rumus yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah dibagi dengan banyaknya kategori yang ditetapkan (kurang, hamper cukup, cukup, baik dan sangat baik). Sebagai berikut

  Interval = Interval = = 14 Interval yang didapatkan adalah 14, maka nilai terendah atau kurang berada pada interval 26 - 39, hampir cukup berada pada interval 40

  • – 53, cukup berada pada interval 54
  • – 67, baik berada pada interval 68 – 81, sangat baik berada pada interval 82 - 96. Dapat dilihat Tabel 4.7 distribusi frekuensi hasil belajar sebagai berikut ini.

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi hasil belajar siswa kelas kontrol

  No Interval Kategori Hasil belajar Pretes Postes Frekuensi % Frekuensi %

  1

  26 Kurang

  2

  9 - -

  • – 39

  2

  40 Hampir

  6

  29 - -

  • – 53 cukup 3 54 - 67 Cukup

  8

  38

  6

  29

  4

  68 Baik

  4

  19

  8

  38

  • – 81

  5

  82 Sangat baik

  1

  5

  7

  33

  • – 96 Total

  21 100 21 100 Berdasarkan pada tabel 4.7, diketahui bahwa hasil belajar pretes pada siswa kelas kontrol, siswa yang mendapat nilai 26

  • – 39 atau berada pada kategori kurang adalah 2 siswa dengan presentase 9 %. Siswa yang mendapat nilai pada interval 40
  • – 53 atau berada dalam kategori hampir cukup adalah 6
  • >– siswa dengan presentase 29 %. Siswa yang mendapat nilai pada interval 54 67 atau berada pada interval cukup adalah 8 siswa dengan presentase 38 %. Siswa yang mendapat nilai pada interval 68
  • – 81 atau berada pada interval baik adalah 4 siswa dengan presentase 19 %. Siswa yang mendapat nilai pada interva
  • – 96 atau berada pada interval sangat baik adalah 1 siswa dengan presentase 5 %.

  Pada postes siswa kelas kontrol, berdsarakan tabel distribusi frekuensi diatas, diketahui bahwa tidak ada siswa yang mendapat nilai interval 26

  • – 39 atau pada kategori kurang dan siswa yang mendapatkan nilai pada interval 40
  • – 53 pada kategori hampir cukup. Terdapat sebanyak 6 siswa yang bberada pada interval 54 – 67 dan yang masuk dalam interval cukup adalah 29 %.

  Siswa yang mendapat nilai pada interval 68

  • – 81 yang berada pada kategori
baik adalah 8 siswa dengan presentase 38 %, dan siswa yang mendapatkan nilai pada interval 82

  • – 96 adalah 7 siswa dengan presentase 33 %. Berdasarkan hasil diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar posttes pada kelompok kontrol masuk dalam kategori baik.

b. Rata-rata Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol

  Rata-rata hasil belajar adalah nilai perolehan rata-rata keseluruhan baik pretest maupun posttest. Pemaparan rata-rata hasil belajar dimaksudkan untuk melihat perubahan perolehan/ peningkatan persentase sebelum dan setelah diberikan perlakuan dengan pembelajaran model Picture and Picture. Adapun rata-rata maupun perubahan peningkatannya, disajikan dalam Tabel berikut ini:

Tabel 4.8 Rata – rata Hasil Belajar Dan Perubahan Rata-rata Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol

  Rata-Rata Hasil Belajar Perubahan Pretes Posttest

  57,09 75,33 18,24 Dari Tabel 4.8 diatas, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar pretes adalah 57,09 kemudian arat-rata dalam posttes yaitu 75,33. Itu berarti, setelah diberikan pembelajaran model Picture and Picture siswa kelas kontrol terjadi kenaikan rata-rata hasil belajar yaitu 18,24. Dapat dilihat gambar grafik 4.2 dibawah ini.

Gambar 4.2 Grafik Nilai Pretes dan Posttes Kelompok Kontrol

4.4 Diskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol.

  Berdasarkan urain diatas perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran yang berbeda yaitu

  Course Riview Horay (CRH) sebagai kelas eksperimen Dn model Picture adn Picture sebagai kelas kontrol. Dalam kegiatan

  pembelajaran dengan menggunakan sintak dua model yang berbeda tetapi pada kenyataa nnya untuk hasil belajar siswa lebih meningkat yang menggunakan model Course Riview Horay (CRH) dibandingkan dengan Picture adn Picture. Tetapi untuk hasil keseluruhannya kedua model ini rata-rata sudah melebihi KKM yang ditentukan sekolah. Untuk hasil perbedaan pada kedua kelompok ini dapat dilihat pada

Tabel 4.9 berikut ini :

  Tabel 4.9

Komparasi Hasil Pengukuran Hasil Belajar Kelompok

Eksperimen Dan Kelompok Kontrol

  Tahap Rerata skor ( mean) Keterangan pengukuran Kelompok selisih skor Eksperimen Kontrol

  Awal 59.20 57,09 2,11 Akhir 80,45 75,33 5,12

  Gain skor 21,25 18,24 3,01 Dari Tabel 4.9 dapat dilihat tahap awal pada kelas eksperimen nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 59,20 dan nilai akhir 80,45 dengan keuntungan yang diperoleh adalah 21,25. Sedangkan pada kelas kontrol nilai awal yang diperoleh adalah 57,09 dan nilai akhir 75,33 dengan keuntungannya adalah 18,24. Untuk selisih secara keseluruhan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dari tahap awal mendapatkan 2,11 sedangkan tahap akhir adalah 5,12 dengan nilai keuntungan 3,01.

4.5 Hasil Uji perbedaan

  Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan menghitung rata-rata masing-masing kelompok kelas, kemudian diuji perbedaannya menggunakan uji t yang dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0. Uji t dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan hasil belajar dengan menggunakan model Course Riview

  Horay (CRH) pada kelas eksperimen dan Picture anda Picture pada

  kelas kontrol. Sebelum uji t terlebih dahulu sudah dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

  Seperti yang telah diuraikan di bab III penggunaan teknik statistik uji t dalam penelitian ini berdasarkan pada kebutuhan dalam Sugiyono dalam Priyatno (2010:32), uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok yang tidak berhubungan. Sebelum dilakukan uji t test (Independent Samples

  T Test ) sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian (homogenitas)

  dengan F test (Levena,s Test), artinya jika varian sama, maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variances Not Assumed (Duwi Priyatno, 2010: 35). Langkah-langkah uji F sebagai berikut:

  (1) Menentukan Hipotesis

  H o : Kedua varian adalah sama (varian kelas eksperimen dan kelas kontrol). H a : Kedua varian adalah berbeda (varian kelas eksperimen dan kelas kontrol). (2)

  Kriteria Pengujian (berdasarkan signifikansi) H o diterima jika signifikansi > 0,05 H ditolak jika signifikansi < 0,05

  o

  (3) Membandingkan signifikansi

  Nilai signifikansi > 0,05, maka H o diterima dan Nilai signifikansi < 0,05, maka H ditolak.

  o

  Langkah-langkah Uji Independent Samples T Test sebagai berikut: (1)

  Menentukan Hipotesis H o : tidak ada perbedaan antara rata-rata skor posttest kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

  H a : ada perbedaan antara rata-rata skor posttest kelas eksperimen dengan kelas kontrol. (2)

  Menentukan tingkat signifikansi Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05.

  (3) Menentukan t hitung

  Nilai t hitung (Equal Variances Assumed atau Equal Variances Not Assumed ). (4)

  Menentukan t tabel Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2. Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025). (5)

  Kriteria Pengujian H o diterima jika t hitung < t tabel H o ditolak jika t hitung > t tabel Berdasarkan signifikansi: H o diterima jika signifikansi > 0,05 H o ditolak jika signifikansi < 0,05

  (6) Kesimpulan

  Tahap Uji Beda Rata-Rata dengan Uji Independent T Test ini menggunakan program SPSS Statistics 16.0 for windows. Rumusan hipotesis statistik (Sugiyono, 2010:120) sebagai berikut: H

  o

  : μ1 = μ2 H a

  : μ1 ≠ μ2

4.5.1 Uji Prasyarat

  Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes evaluasi setelah pembelajaran (posttest), dianalisislah perbedaan hasil belajar dua kelompok penelitian. Namun, sebelum melakukan uji beda terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, yang dimaksud uji prasyarat yakni uji normalitas dan uji homogenitas.

  Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data. Pada uji normalitas ini digunakan non parametric. Uji ini dilakukan dengan melihat signifikansi pada

  Kolmogrov-Smirnov. Dengan asumsi, data berdistribusi normal jika

  nilai memiliki probabilitas (P) lebih besar dari 0,05. Perhitungan uji normalitas pada penelitian ini menggunakan SPSS 16.0. Berikut

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest-Posttest Hasil Belajar Kelompok

  

Kontrol dan Kelompok Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

  Postes pretest pretest eksperime posttest eksperimen control n control

  N

  20

  21

  20

  21 Normal Mean 59.2000 57.0952 80.4500 75.3333

  a

  Parameters Std.

  Deviatio 1.833111 14.45191 1.091041 1.071531 n Most Extreme Absolute .125 .105 .186 .147 Differences

  Positive .114 .068 .186 .147 Negative -.125 -.105 -.118 -.074

  Kolmogorov-Smirnov Z .530 .506 .788 .705 Asymp. Sig. (2-tailed) .942 .960 .564 .703

  a. Test distribution is Normal.

  Berdasarkan tabel 4.10 uji normalitas tersebut diketahui bahwa nilai probalitas Asymp. Sig. (2-tailed) pada Kolmogorov-Smirnov Z pada kelompok eksperimen 0,942 dan pada kelompok kontrol nilai probalitas Asymp. Sig. (2-tailed) pada Kolmogorov-Smirnov Z 0,960 Probabilitas signifikansi Kolmogorov-Smirnov kedua kelompok menunjukkan lebih dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa data berdsitribusi dengan normal.

  Sedangkan pengujian homogenitas digunakan untuk mengetahui tidaknya sama dua kelompok penelitian. kriteria pengujian ini yakni jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka data dikatakan bahwa kedua kelompok penelitian ini sama berikut hasil uji homogenitas soal posttest terhadap dua kelompok penelitian dengan menggunakan Test Of Homogeneity Of Variance.

  Test of Homogeneity of Variances

  Kontrol Levene Statistic df1 df2 Sig.

  1.095

  4 11 .406 Dari uji homogenitas tersebut nilai signifikansi 0,406. Maka dapat dikatakan bahwa dua kelompok penelitian ini sama atau homogen. Hal ini ditunjukkan pada nilai probabilitas yang lebih besar dari nilai alpha (α ) 0.05.

4.6 Hasil Uji T

  Uji hipotesis pada penelitian ini adalah dengan membandingkan hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri Penadaran 01 yang diajarkan dengan model

  

Course Review Horay (CRH) dan SD Negeri Penadaran 02 yang diajarkan

  dengan model Picture and Picture, untuk melihat perbedaan hasil belajar pada kedua kelompok ini, sekaligus melihat apakah model Course Riview

  

Horay (CRH) memberikan pengaruh pada hasil belajar. Untuk melakukan uji

  hipotesis, digunakan Independent Sampel Test, untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh penggunaan model pembelajaran Course Review Horay

  

(CRH) dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Dapat dilihat dibawah ini

analisis uji T sebagai berikut.

Tabel 4.11 Analisis Uji postes kelompok eksperimen dan

  kelompok kontrol

Independent Samples Test

  Levene's Test for

  Equality of Variances t-test for Equality of Means

  95% Confidence Sig. Std.

  Interval of the (2- Mean Error

  Difference taile Differe Differe F Sig. T Df

  d) nce nce Lower Upper Ni Equal .

  1.25 .021 lai variances .103 .750 39 4.27778 3.39896 -2.59728

  11.15

  9

  6 assumed 283

  Equal .

  1.25 36.3 .021 variances not 4.27778 3.40664 -2.62891

  11.18

  6

  48

  7 assumed 447 Dari tabel 4.11 dapat diketahui probabilitas sig (2tailed) 0,216 dan 0,217.

  Probabilitas ini lebih dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa kedua kelompok penelitian ini sama atau tidak memiliki perbedaan.

  Tahap yang dilakukan setelah melakukan uji beda pada kelompok penelitian yaitu uji hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang sudah diajukan. Sebelumnya, hipotesis yang diajukan yaitu Ada perbedaan yang positif dan signifikan hasil belajar Matematika siswa kelas 3 SD Penadaran 01 yang menggunakan model

  

Course Review Horay (CRH), dengan siswa yang menggunakan model

  Adapun kriteria pengujian hipotesis berdasarkan taraf Picture and Picture. signifikansi yakni jika probabilitas lebih dari 0,05 maka dapat dinyatakan tidak terdapat perbedaan, dan jika probabilitas signifikansinya dapat dikatakan bahwa kurang dari 0,05 maka dapat dinyatakan terdapat perbedaan antara dua kelompok penelitian.

  4.7 Uji Hipotesis

  Dapat dilihat tabel 4.11 bahwa pada hasil uji beda diketahui bahwa nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,216 dan 0,217. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis berdasarkan probabilitas dapat dikatakan bahwa H O diterima.

  Karena nilai signifikansi probabilitas pada uji beda lebih dari 0,05. Dengan diterimanya H maka ditolaklah H . Secara empirik, hasil dari pengujian

  o a

  hipotesis menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang positif dan signifikan hasil belajar IPA siswa kelas 3 SD Negeri Penadaran 01 yang menggunakan model Course Review Horay (CRH) dengan siswa yang menggunakan model Picture and Picture .

  4.8 Pembahasan Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Penadaran 01 kelas 3 Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan,Purwodadi sebagai kelas eksperimen dengan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Course Review

  Horay (CRH) berjalan lancar sesuai dengan rencana pelaksanaan

  pembelajaran. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan di SD Negeri Penadaran 02 kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Purwodadi sebagai kelompok kontrol yang melaksanakan pembelajarannya dengan menggunakan model Picture and Picture. Disini guru pada kedua kelompok penelitian sudah melaksanakan sintak pembelajaran dengan runtut. Seperti yang tercantum pada bab 1 yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran

  Course Review Horay (CRH) dan Picture and Picture.

  Hasil analisis persyaratan kedua kelompok adalah homogen karena nilai sig adalah 0,942 > 0,05, maka didapat kesimpulan bahawa kedua varian tersebut (kelas eksperimen dan kelas kontrol) homogen, sehingga kelompok tersebut dapat dilakukan untuk penelitian. dari uji normalitas untuk pretes kelompok eksperimen nilai dari Asyimp.sig (2tailed)adalah 0,942 > 0,05, maka diambil kesimpulan nilai pretes kelompok eksperimen berdistribusi

  0,564 > 0,05, maka diambil kesimpulan nilai pretes kelompok kontrol berdistribusi normal, sehingga data dari kedua kelompok tersebut berdistribusi normal.

  Analisis deskriptif dari skor hasil belajar siswa setelah pembelajaran diketahuilah bahwa nilai tertinggi yang diperoleh dari kelompok eksperimen yaitu 96 dan nilai terendahnya 66, dengan rata-rata skor hasil belajar 80,45. Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh pada kelompok kontrol yaitu 96 dan nilai terendahnya adalah 60 dengan rata-rata skor hasil belajar 75,33. Adapun dari 20 siswa kelompok eksperimen terdapat 19 siswa yang tuntas KKM mata

  pelajaran IPA kelas III di SD Negeri Penadaran 01 dengan persentase 95% dan 1 siswa tidak tuntas KKM dengan persentase 5%. Sedangkan pada 21 siswa kelompok kontrol terdapat 15 siswa tuntas KKM mata pelajaran IPA kelas III SD Negeri Penadaran 02 dengan presentase 71% dan 6 siswa tidak tuntas KKM dengan presentase 29%.

  Analisis berikutnya yaitu melakukan uji beda pada skor hasil belajar kedua kelompok penelitian. uji beda ini dilakukan dengan Independent Sample T

  

Test pada SPSS 16.0. Uji beda dilakukan dengan melihat probabilitas

  sig.(2tailed) menunjukkan koefesien 0,216. Probabilitas ini lebih besar dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara dua kelompok penelitian. setelah melakukan uji beda, dilakukan uji hipotesis . Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan kriteria signifikan. probabilitas sig (2tailed) dari uji beda menunjukkan kurang dari 0,05. Maka penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang positif dan signifikan hasil belajar

  IPA siswa kelas 3 SD Negeri Penadaran 01 yang menggunakan model Course

  

Riview Horay (crh) dengan siswa SD Negeri Penadaran 02 yang

  menggunakan model Picture and Picture Hasil uji beda dan hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan antara kedua kelompok penelitian terhadap hasil postes, sejalan dengan adanya perbedaan rata-rata antara kedua kelompok penelitian dan jumlah siswa yang tidak tuntas KKM. dari rat-rata skor hasil belajar, siswa pada kelompok dibandingkan rata-rata pada kelompok kontrol. Sedangkan berdasarkan jumlah siswa yang tuntas KKM siswa pada kelompok eksperimen lebih banyak yang menuntaskan KKM dibandingkan siswa dari kelompok kontrol. Maka uji beda yang dilakukan semakin memperkuat hasil penelitian ini yang menyatakan memang ada perbedaan antara dua kelompok penelitian terhadap hasil belajar.

  Hasil belajar yang diperoleh kelompok eksperimen dengan perlakuan menggunakan model Course Review Horay (CRH) dinyatakan lebih unggul dibandingkan dengan kelompok kontrol yang mendapat perlakuan dengan menggunakan model Picture and Picture. Hal yang menyebabkan model

  

Course Review Horay (CRH) lebih unggul dibanding kan dengan model

Picture and Picture karena model Course Review Horay (CRH memiliki

  beberapa kelebihan antara lain yaitu: a) Pembelajarn lebih menarik, Artinya, dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay ( CRH siswa akan lebih bersemangat dalam menerima materi yang akan disampaikan oleh guru karena banyak games ataupun simulasi lainnya. b) Mendorong siswa untuk dapat terjun kedalam situasi pembelajaran artinya, siswa diajak ikut serta dalam melakukan suatu permainan atau simulasi yang diberikan guru kepada peserta didiknya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan oleh guru. c) Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan hiburan atau permainan, dengan begitu siswa tidak akan merasakan jenuh yang bisa menjadikannya tidak berkonsentrasi terhadap apa yang dijelaskan oleh guru. Siswa lebih semangat karena suasana. d) belajar lebih menyenangkan artinya, kebanyakan siswa mudah merasakan jenuh apabila metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Oleh karena itu, dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) mampu membangkitkan semangat belajar terutama anak sekolah dasar yang notabene masih ingin bermain-main. e) adanya komunikasi dua arah artinya, siswa dengan guru mampu berkomunikasi dengan baik, dapat melatih siswa agar dapat berbicara secara kritis, kreatif dan inovatif. Sehingga tidak akan guru dan siswa. Yaitu dengan kegiatan tanya jawab antara siswa guru dengan siswa. Di saat siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh gurunya maka dari situ maka akan timbul interaksi anatar guru dengan siswa.

  `Selain mempunyai kelebihan model Course Review Horay (CRH) juga mempunyai kelemahan antara lain : a) Siswa aktif dan siswa tidak aktif nilai disamakan, artinya, guru hanya akan menilai kelompok yang banyak mengatakan horey. Oleh karena itu, nilai yang diberikan oleh guru dalam satu kelompok tersebut sama tanpa bisa membedakan mana siswa yang aktif dan yang tidak aktif. b) Adanya peluang untuk melakukan curang, artinya, guru tidak akan mengontrol siswanya dengan baik apakah ia mencontek ataupun tidak. Guru akan memperhatikan perkelompok yang menjawab horey, sehingga peluang adanya kecurangan sangat besar. Sebaiknya guru bisa mengontrol siswa disaat proses kegiatan pembelajaran sehingga guru dapat mengetahui mana siswa yang lebih paham tentang materi yang sudah diajarkan. Serta guru mengawasi bagi siswa yang menjawab pertanyaan yang sudah diberikan supaya bisa mengetahui apakah siswa tersebut berbuat curang atau dengan kemampuan sendiri.

  Dalam model pembelajaran Course Review Horay (CRH ada sintak yang sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran antara lain melakukan tanya jawab untuk melakukan pemantapan antara guru dengan siswa. Dalam hal ini siswa diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada materi yang kurang paham serta melakukan pemantapan agar semua siwa benar-benar sudah paham tentang materi yang sudah dijelaskan tadi.

  Sintak selanjutnya adalah siswa diuji pemahaman untuk membuat kartu dengan nomor yang sudah ditentukan oleh gurunya. Teknik ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang sudah diajarkan tadi serta benar-benar berkonstrasi dengan nomor yang sudah ditulis tadi.

  Selanjutnya siswa mendengarkan guru membacakan soal secara acak gurunya. Semua siswa harus berkonstrasi bila guru sedang membacakan soal yang secara acak, bagi siswa yang nomornya sama dengan soal yang dibacakan guru siswa langsung menuliskan jawabnnya di kartu. Hal ini berfungsi untuk mengetahui kesiapan siswa dalam menjawab soal yang diberikan serta melatih siswa untuk mencoba menjawab dengan pemahannya sendiri.

  Selanjutnya yaitu siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi. Hal ini digunakan untuk mengetahui bagaimana kerjasama kelompok untuk menentukan jawabannya serta berani untuk mengungkapkan pendapatnya di dalam kelompok selanjutnya siswa yang mendapat nomor yang sesuai dengan soal bisa memilah-milah jawabnnya kelompok untuk diambil yang menurutnya benar.

  Sintak selanjutnya perwakilan satu kelompok mengungkapkan pendapatnya. Langsung menyampaikan jawabannya serta mengungkapkan alasannya. Teknik ini untuk melatih siswa untuk lebih aktif serta berani mengungkapkannya, sehingga siswa bisa lebih aktif dibandingkan dengan gurunya.

  Selanjutnya yaitu siswa diberikan reward bagi kelompok yang paling banyak berteriak horay. Hal ini untuk bisa memotivasi siswa untuk lebih bisa aktif serta bisa membangun siswa untuk lebih semangat dalam pembelajaran.

  Sedangkan yang menggunakan model Picture and Picture juga mempunyai sintak atau langkah-langkah pembelajaran yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain yaitu siswa di perlihatkan gambar-gambar yang mengenai materi yang akan dibahas.

  Selanjutnya siswa secara bergantian maju kedepan untuk menempelkan gambar yang sesuai dengan perintahnya.Teknik ini digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang sudah di pelajarinya.

  Selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan alasnya kenapa gambar tersebut di tempelakan di bagian situ. Dalam hal ini terhadap materi yang sudah disampaikan serta melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

  Model pembelajaran Course Riview Horay bisa dikatakan lebih unggul dibandingkan dengan model Picture and Picture. Dikarenakan pada model Picture and Picture mempunyai kelemahan antara lain yaitu a) sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas serta sesuai dengan materi pelajaran. b) Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki. c) Baik guru maupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran. d) Tidak tersedia dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang di inginkan. Seharusnya guru lebih bisa kreatif untuk mencari atau menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan materi pelajaran serta di dukung dana yang diberikan sekolah untuk bisa memfasilitasi apa yang dibtuhkan guru untuk kegiatan proses pembelajaran.

  Dimana dalam keberasilan kegiatan belajar mengajar tergantung bagaimana model yang akan di terapkan. Selain itu dalam model Course Riview Horay lebih bisa membuat siswa lebih bersemangat dan bisa membuat suasana kelas lebih menyenangkan, selain dengan permainan model Course Riview Horay juga lebih bisa mudah dipahami oleh para siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

4.9 Keterbatasan Penelitian

  Penelitian yang dilakukan di SD Negeri Gugus Kihajar Dewantara Gubug Grobogan, secara keseluruhan berjalan dengan lancar. Tetapi ada juga mengalami kesulitan atau kendala selama proses pembelajaran yang berlangsung yaitu alat peraga yang sulit di temukan serta belum terdapat media pebelajaran LCD yang menjadi penunjang siswa untuk bisa tercapainya model pembelajaran yang lebih efektif lagi. Selain itu ada juga kendala lainnya yaitu sulit untuk mengatasi siswa serta mengkondisikan siswa pada saat melakukan kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan para siswa masih terasa asing dengan guru yang mengajar selain itu juga anak- anaknya sulit untuk dikendalikan. Serta disaat proses belajar mengajar banyak siswa di kelas lain mengganggu karena di ajar dengan guru baru.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA antara Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas V SD Negeri Se-Gugus Singoprono 1 Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA antara Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas V SD Negeri Se-Gugus Singoprono 1 Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/

0 0 65

2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupate

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahu

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahu

0 0 64

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahu

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahu

0 1 103

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Course Review Horay dan Picture and Picture dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Kelas 3 Gugus Ki Hajar Dewatara Gubug Grobogan

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Course Review Horay dan Picture and Picture dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi K

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Course Review Horay dan Picture and Picture dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Kelas 3 Gugus Ki Hajar Dewatara Gubug Grobogan

0 0 18