BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Course Review Horay dan Picture and Picture dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi K

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat IPA

  Pada hakikatnya IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) berarti ilmu tentang pengetahuan alam. Hendro Darmojo dan Jenny R.E Kaligis (1992: 3), berpendapat bahwa ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan yang tasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Menurut Maslichah Asy’ari (2006: 7), Ilmu Pengetahuan Alam atau sains didefinisikan sebagai pengetahuan tentang alam yang diperoleh dengan cara terkontrol. Maslichah Asy’ari (2006: 7) mengemukakan hakikat Ilmu Pengetahuan Aalam atau sians terdapt tiga dimensi, yaitu sains sebagai ilmu, sains sebagai proses, dan sains sebagai produk. 1)

  Sains sebagai ilmu Bahwa keberadaan dan perkembangan ilmu harus diusahakan dengan adanya aktivitas manusia serta aktivitas harus dilakukan dengan menggunakan metode tertentu dan akhirnya metodis tersebut akan menghasilkan pengetahuan yang sistematis. Dengan pengertian tersebut maka sains mencakup tiga aspek yaitu aspek aktivitas, aspek metode, dan aspek pengetahuan.

  2) Sains sebagai proses

  Proses sains adalah sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu itu selanjutnya. Sebagi suatu proses, sains merupakan cara kerja, cara berfikir, dan cara memecahkan suatu masalah. Cara kerja sains tersebut disebut dengan istilah metode ilmiah. Untuk usia anak SD, metode ilmiah dikembngkan secara bertahap dan berkesinmbungan dengan harapan pada akhirnya akan terbentuk suatu paduan yng lebih utuh sehingga anak SD dapat melakukan penelitian sederhana.

  3) Sains sebagai produk Bahwa produk sains merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun dalam bentuk fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori.

  2.1.2 Karakteristik IPA

  Dalam pembelajaran IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep - konsep, atau prinseip-prinsip saja melainkan juga suatu proses penemuan. Di sekolah diharapkan menjadi wahana bagi perserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari - hari. Oleh karena itu karakteristik IPA dapat diuraikan sebagai berikut: a.

  Proses belajar IPA yang melibatkan alat indra untuk mencatat data dan mengolah data agar dihasilkan kesimpulan yang tepat.

  b.

  Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara (tehnik).

  c.

  Belajar IPA dilakukan dengan berbagai macam alat, terutama untuk membantu pengamatan.

  d.

  Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan - kegiatan ilmiah, studi kepustakaan, mengunjungi suatu obyek, penyusunan hipotesis, dan yang lainnya.

  e.

  Belajar IPA merupakan proses aktif.

  2.1.3 Ruang Lingkup IPA

  Ruang Lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemehaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam kurikulum KTSP relatif sama jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat dalam kurikulum KTSP sebagai berikut: a.

  Mahkluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

  Pembelajarn IPA di Sekolah Dasar tidak terleas dari disiplin ilmu dan penerpannya dalam masyarakat. Pembelajaran Ilmu Penegtahuan Alam di Sekolah Dasar menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui pengamatan dan pengembangan keterampilan proses serta sikap ilmiah. Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah untuk

  c.

  2.1.5 Pembelajarn IPA di Sekolah Dasar

  Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

  Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan g.

  f.

  Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

  e.

  Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

  d.

  Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

  Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep - konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari

  b.

  b.

  Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

  Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) antara lain: a.

  2.1.4 Tujuan IPA

  Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda - benda langit lainnya.

  d.

  Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

  c.

  Benda atau materi, sifat - sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.

  • – hari.
membantu siswa memperoleh ide, pemahaman, dan keterampilan (life skill) esensial sebagai warg negara. Life skill yang hatus dimilki oleh siswa dalah kemampuan menggunakan alat tertentu, kemampuan ,mengamati benda dan lingkungan sekitar, kemampuan mendengarkan, kemampuan berkomunikasi secara efektif, menanggapi dan memecahkan masalah secara efektif. Menurut Maslichah Asy’ari (2006: 23), tujuan dari pembelajaran sains di

  Sekolah Dasar sebagai berikut: 1)

  Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi, dan masyarakat. 2)

  Mengembangkan keterampilan sebagai proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3)

  Mengembagkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. 4)

  Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. 5)

  Menghargai alam sekitar dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar akan lebih efektif jika siswa aktif berpartisipasi atau melibatkan diri dalam proses.pembelajaran. Depdikbud (Maslichah Asy’ari, 2006: 44) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip pembelajaran yang dapat mewujudkan situasi belajar siswa aktif sebagai berikut: 1)

  Prinsip motivasi Motivasi adalah daya dorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

  Motivasi dari dalam diri siswa akan mendorong rasa ingin tahu, keinginan mencoba, mandiri, dan ingin maju. Oleh karena itu motivasi siswa perlu ditumbuhkan.

  2) Prinsip latar

  Pada hakikatnya siswa telah memiliki pengetahuan awal. Oleh karena itu, dalam pembelajaran sebaiknya guru perlu menggali pengetahuan keterampilan dan pengalaman yang dimilki siswa. 3)

  Prinsip menemukan Pada dasarnya siswa memilki rasa ingin tahu yang besar sehingga potensial untuk menemukan sesuatu. Oleh karena itu, siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensialnnya. 4)

  Prinsip beajar sambil melakukan (learning by doing) Pengalaman yang diperoleh melalui bekerja merupakan hasilbelajar yang tidak mudah terlupakan. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar sebaiknya siswa diarahkan untuk melakukan kegiatan. 5)

  Prinsip belajar sambil bermain Bermain dapat menimbulkan suasana gembira dan menyenangkan, sehingga dapat mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam pembelajarn perlu diciptakan suasana yang menyenagkan lewat kegiatan bermain yang kreatif.

  6) Prinsip hubungan sosial

  Melalui kegiatan kelompok siswa mengetahui kekurangan dan kelebihannya, sehingga tumbuh kesadaran perlunya interaksi dan kerja sama dengan orang lain.

2.2. Model Course Ruview Horay (CRH)

  Pembelajaran Course Riview Horay (CRH) adalah salah satu pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk aktif untuk belajar. Pembelajaran ini merupakan cara belajar yang menekankan pada pemahamn materi yang di ajarkan guru dengan penyelesaian soal atau pertayaan (Harianto,2012:404).

  Menurut Dwiantara (2010) model pembelajaran Course Review Horay

  (CRH) adalah suatu metode pembelajaran dengan pengujian pemahaman

  menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya,

  Sedangkan menurut Imran (dalam Nur Malechah, 2011) Model pembelajaran

  Course Riview Horay (CRH) meupakan suatu model pembelajaran dengan

  pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapat tanda benar vertikal atau horizontal, atau diagonal langsung berteriak horay. Model pembelajaran

  Course Review Horay (CRH) merupakan model pembelajaran yang dapat

  menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab dengan benar makan siswa tersebut diwajibkan berteriak horay atau yel - yel lain yang disukai.

  Jadi,model pembelajaran Course Review Horay (CRH) ini merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan guru agar dapat tercipta suasana pembelajaran didalam kelas yang lebih menyenangkan serta dan meningkatkan kemampuan siswa dalam berkompetensi secara positif dalam pembelajaran, selain itu juga dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa, serta membantu siswa untuk mengingat konsep yang dipelajari dengan mudah. Model pembelajaran Course Review Horay (CRH) ini juga merupakan suatu model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk mengubah suasana pembelajaran di dalam kelas dengan lebih menyenagkan, sehingga siswa merasa lebih tertarik. Karena dalam model pembelajaran CRH ini, apabila siswa dapat menjawab secara benar maka siswa tersebut diwajibkan memeriahkan kata ‘horay’’ ataupun yel - yel yang disukai dan telah disepakati oleh kelompok maupun individu siswa itu sendiri. Model pembelajaran Course Review Horay (CRH) juga merupakan suatu model pembelajaran dengan pengujian pemahaman siswa menggunakan soal dimana jawaban soal dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor dan untuk siswa atau kelompok yang mendapatkan jawaban atau tanda dari jawaban yang benar terlebih dahulu harus berteriak ‘horay’ atau menyayikan yel - yel kelompoknya.

2.2.1 Prinsip / Ciri Model pembelajaran Course Riview Horay (CRH)

  Beberapa ciri dari pembelajaran Course Review Horay RCH adalah siswa, setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman sekelompoknya ikut membantu mengembangkan keterampilan - keterampilan interpersonal kelompok dan guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

  Dengan model Course Riview Horay (CRH), siswa dapat memahami materi yang tekah diberikan dengan mudah. Pemahaman siswa tentang materi yang bersangkutan dievaluasi dengan cara yang menyenagkan, sehingga dapat meningkatkan semangat belajar. Selain itu, model Course Riview

  

Horay (CRH) menerapkan pembelajaran sekaligus hiburan, dengan demikian

  siswa tidak mengalami kejenuhan dalam proses belajar. Karena pada anak usia SD sudah mengalami kejenuhan dalam proses belajar, maka dari itu diperlukan model, yang membuat anak tertarik pada guru menjelaskan. Kebutuhan objek belajar dirasa sesuai dengan materi pelajaran yang akan diberikan, Contohnya Ilmu Pengetahuan Alam. Pelajaran tersebut cocok dengan model ini, agar siswa dapat lebih mudah mengingat materi yang akan disampaikan oleh gurunya dan juga istilah-istilah yang ada dalam pelajaran tersebut. Tujuan Penerapan Model Course Riview Horay(CRH) 1.

  Mendorong siswa untuk Ikut Aktif Dalam Belajar Model ini merupakan cara belajar mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman materi yang di ajarkan guru dengan cara menyelesaikan soal-soal. Pada Pembelajaran Course Review Horay (CRH) aktifitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru hanya bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing. Suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar.

  2. Melatih Siswa untuk mencapai tujuan - tujuan hubungan sosial yang pada akhirnya mempengaruhi model ini dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif yang melahirkan sikap ketergantungan yang dan mengembangkan keterampilan bekerja antar kelompok. Kondisi ini akan memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mempelajari konsep - konsep belajar.Pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

  Perkembangan yang didapatkan dari model pembelajaran Course Review Horay

  (CRH): 1.

  Motorik, dalam model ini tersebut adanya perkembangan motorik yang terjadi pada siswa melalui ekspresi dan respon dari siswa. dengan mencoba untuk menjawab pertanyaan / kuis dari guru. Dan adanya gerakan yang membuat siswa merasa lebih baik rileks melakukan mengangkat tangan dan berteriak sperti ‘horey’’.

  2. Kognitif, dapat mengevaluasi materi yang telah diberikan oleh guru terhadap siswa, membuat siswa lebih berfikir dan berkonsentrasi serta menyimak pertanyaan yang diberikan. Pengetahuan siswa lebih berkembang untuk mencari tahu tentang hal - hal yang bersangkutan dengan materi tersebut.

  3. Bahasa, dalam model ini siswa masih menggunakan bahasa yang belum formal dan masih menggunakan gaya bahasa sehari - hari layaknya berbicara dengan teman sebaya. Sehingga pengembangan bahasa yang didapat dari penerapan model ini kurang menonjol.

  4. Afektif, suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga siswa menjadikan suasana kelas lebih akrap. Rasa gembira dan percaya diri secara tidak langsung akan terlihat dalam diri siswa. Penerapan model ini juga dapat mempererat kedekatan antar siswa maupun guru, karena komukasi yang terjadi saat penerapan model ini merupakan komunikasi dua arah. Dimana memberikan pertanyaan, dan siswa memberikan umpan balik dengan berteriak ‘horay’’.

2.2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Course Review Horay(CRH)

  Informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau kelompok menulis nomor sembarang dan di masukan kedalam kotak, guru membacakan soal yang nomornya dipilih acak, siswa yang punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab jika jawaban benar diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel horay atau yang lainnya, pemberian reward, penyimpulan, evaluasi dan refleksi. Adi Wijaya (2007) menuliskan langkah-langkah model pembelaajaran

  Course Riview Horay (CRH)adalah sebagai berikut: Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dalam proses

  pembelajaran dengan lebih terperinci. Inti dalam penyampaian kompetensi yang ingin dicapai adalah siswa dapat memahami materi pelajaran yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay (CRH).

  2. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai dengan topik.

  Guru menjelaskan materi pelajaran sesuai dengan topik pelajaran yang sedang diajarkan. Dalam menjelaskan materi pelajaran lebih jelas dan terperinci.

  3. Melakukan tanya jawab untuk melakukan pemantapan.

  Setelah guru menyajikan materi pelajaran, maka guru melakukan tahap pemantapan kepada siswa. Tahap pemantapan untuk dilakukan dengan melakukan tanya jawab, baik tanya jawab antara siswa dengan siswa dan guru dengan siswa, demikian juga sebaliknya. Misalkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan memecahkan pertayaan dari siswa.

  4. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok.

  Kelompok kecil ini bersifat heterogen yang beranggotakan 4-5 orang. Lalu memberikan tugas kelompok untuk untuk berdiskusi dan membacakan

  5. Untuk menguji pemahaman siswa disruh membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan dan diisi dengan nomor yang ditentukan oleh guru.

  6. Guru membacakan soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya didalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru.

  Guru mengambil nomor soal secara acak dan membacakan soal tersebut, lalu diintruksikan untuk mendiskusikan siswa. Untuk menjawab pertayaan guru, siswa langsung mendiskusikan bersama kelompoknya. Setelah berdiskusi, jawaban dari pertayaan guru harus dituliskan pada kotak esuai dengan nomor yang ada.

  7. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa telah ditulis dalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi.

  8. Guru akan meminta salah satu anggota kelompok tiap kelompok untuk membacakan hasil jawaban yang telah didiskusikan oleh kelompoknya.

  Tiap anggota kelompok bergilir untuk menjawab pertayaan dari guru.

  9. Bagi yang benar, guru memberikan tanda (√ ) dan langsung berteriak horay atau menyanyikan yel - yelnya.

  10. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak horay.

  11. Guru memberikan reward pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang banyak memperoleh horay.

  12. Penutup.

  Penutup dari model ini adalah menyimpulkan dan evaluasi, serta refleksi. Setelah dilakukan penghitungan jawaban yang benar, maka dapat dilakukan penyimpulan. Penyimpulan dapat dilakukan oleh kelompok yang memiliki nilai paling tinggi atau dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran.

2.2.3 Kelebihan Model Course Review Horay ( CRH)

  Dalam setiap model pembelajaran past memilki kelemahan ataupun kelebihan masing-masing. Kelebihan model pembelajaran Course Review

  Horay ( CRH ) antara lain: a.

  Pembelajarn lebih menarik Artinya, dengan menggunakan model pembelajarn Course Review Horay ( siswa akan lebih bersemangat dalam menerima materi yang akan

  CRH disampaikan oleh guru karena banyak games ataupun sumulasi lainnya.

  b.

  Mendorong siswa untuk dapat terjun kedalam situasi pembelajaran. Artinya, siswa diajak ikut serta dalam melakukan suatu permainan atau simulasi yang diberikan guru kepada peserta didiknya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan oleh guru.

  c.

  Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan hiburan atau permaina, dengan begitu siswa tidak dan merasakan jenuh yang bisa menjadikannya tidak berkonsentrasi terhadap apa yang dijelaskan oleh guru.

  d.

  Siswa lebih semangat karena suasana belajar lebih menyenangkan. Artinya, kebanyakan siswa mudah merasakan jenuh apabila metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Oleh karena itu, dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) mampu membangkitkan semangat belajar terutama anak sekolah dasar yang notabene masih ingin bermain-main.

  e.

  Adanya komunikasi dua arah.

  Artinya, siswa dengan guru mampu berkomunikasi dengan baik, dapat melatih siswa agar dapat berbicara secara kritis, kreatif dan inovatif. Sehingga tidak akan menutup kemungkinan bahwa akan semakin banyak terjadi interaksi diantara guru dan siswa.

2.2.4 Kekurangan model pembelajaran Course Review Horay (CRH)

  Kekurangan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) antara lain sebagai berikut: a.

  Siswa aktif dan siswa tidak aktif nilai disamakan.

  Artinya, guru hanya akan menilai kelompok yang banyak mengatakan horey. Oleh karena itu, nilai yang diberikan oleh guru dalam satu kelompok tersebut sama tanpa bisa membedakan mana siswa yang aktif b.

  Adanya peluang untuk melakukan curang.

  Artinya, guru tidak akan mengontrol siswanya dengan baik apakah ia mencontek ataupun tidak. Guru akan memperhatikan perkelompok yang menjawab horey, sehingga peluang adanya kecurangan sangat besar.

a. Penerapan Model Course Review Horay Dalam Pembelajaran 1.

  Prinsip Reaksi Winataputra (2001:8-9) berpendapat bahwa sistem adalah pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan pada siswa, termasuk bagaimana guru memberikan respon terhadap siswa. Dalam kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan model Course Review Horay (CRH).

  a.

  Guru mengacak nomor bagi siswa yang dapat nomor harus siap-siap untuk menjawabnya yang ditulis dalam kartu tersebut.

  2. Sistem Sosial Menurut Winataputra (2001:8), Sistem sosial adalah situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam model tersebut.

  3. Daya Dukung Winataputra (2001:9) mengemukakan bahwa sistem pendukung adalah suatu sarana bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran dengan pokok bahasan energi.

  1. Kartu digunakan siswa untuk menulis nomor dan jawaban 2.

  Baterai digunakan sebagai salah satu contoh sumber energi listrik.

  3. Lilin sebagai salah satu contoh sumber energi panas dan cahaya.

  4. Apel digunakan sebagai salah satu contoh sumber energi Kimia 5.

  Handphone digunakan sebagai salah satu contoh sumber energi bunyi

4. Dampak Instruksional dan dampak pengiring

  Dampak instruksional adalah dampak atau hasil belajar yang dicapai

  Dampak pengiring yang secara khusus akan didapatkan oleh para siswa dalam pembelajaran energi dalam model Course Riview Horay

  (CRH) adalah kreatif, bekerja keras, mandiri dan bertanggung jawab.

Bagan 2.1 Dampak instruksional dan pengiring model Course Riview Horay

  Keterangan Dampak Instruksional Dampak Pengiring

  Model Course Riview Horay Kemampuan mengidentifikas i sumber energi dan kegunaanya

  Kemampuan untuk menjelaskan tujuan penggunaan Mampu menerapkan cara menghemat energi

  Kreatif Kerja Mandiri Bertanggung

  Kerja sama

Tabel 2.1 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran IPA Materi Energi dengan Model Course Review Horay (CRH)

  4. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok.

  5. Siswa membuat kartu serta diisi nomor yang sudah ditentukan oleh guru.

  4. Siswa tediri dari 5-6 orang didalam kelompok mendiskusikan tentang contoh penggunaan sumber energi.

  2. Siswa mengidentifikasi sumber-sumber energi serta kegunaanya serta mencatat hal-hal yang dianggap penting 3. Siswa bertanya bila ada yang belum dimengerti tentang sumber energi dan kegunaannya.

  Siswa mendengarkan dengan baik.

  6. Membacakan soal secara 1.

  5. Untuk menguji pemahaman disuruh membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan dan diisi dengan nomor yang ditentukan oleh guru

  3. Melakukan tanya jawab untuk melakukan pemantapan.

  Kegiatan Guru Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Siswa 1. Guru menyampaikan langkah- langkah serta kompetensi yang ingin dicapai sebelum pembelajaran dimulai.

  2. Menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai dengan topik.

  Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

  6. Guru mengambil nomor secara 1.

  4. Guru memberikan lembar kerja siswa untuk menjelaskan salah satu contoh penggunaan sumber energi secara berkelompok 5. Guru meminta siswa membuat kartu serta diisi nomor untuk menguji pemahaman siswa tentang materi yang sudah dijelaskan yaitu materi sumber energi dan kegunaanya.

  3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab bila ada yang mengalami kesulitan.

  2. Guru menjelaskan serta mendemonstrasikan materi pelajaran tentang sumber energi dan kegunaannya

  6. Siswa yang tersebut. jawabannya didalam kartu yang sesuai dibacakan atau kotak yang nomornya oleh guru langsung disebutkan guru. berdiskusi bersama kelompok dan jawaban dari pertanyaan guru harus dituliskan pada kotak yang sesuai dengan nomor yang ada.

  7.

  7.

  7. Guru mendiskusikan soal Setelah pembacaan soal dan Siswa ikut berdiskusi dan jawaban siswa yang jawaban telah ditulis dalam tentang jawaban yang sudah ditulis dalam kartu kartu atau kotak, guru dan sudah di tulis dalam tadi. siswa mendiskusikan soal kartu tersebut. yang telah diberikan tadi.

  8.

  8.

  8. Guru meminta membacakan Meminta salah satu anggota Siswa yang jawabnnya bagi salah satu kelompok untuk mendapatkan soal kelompok yang membacakan hasil jawaban sesuai dengan didalamanya terdapat siswa yang telah didiskusikan nomornya membacakan yang mendapatakan soal oleh kelompoknya. jawaban yang diberikan sesuai dengan nomornya oleh guru sebagai perwakilan kelompoknya.

  9. Guru 9. yang benar, 9.

  Bagi Siswa yang langsung meminta siswa memberikan tanda (v) dan mendapatkan tanda

  (√) untuk memberikan tanda langsung berteriak horay langsung berteriak

  (√) bagi jawaban yang atau menyanyikan yel- horay. benar serta berteriak horay yelnya.

  10. Guru 10.

  10. Siswa Nilai dihitung dari menghitung siswa yang jawaban yang benar dan menunggu guru banyak berteriak horay. yang banyak berteriak menghitung siswa yang

11. Guru 11.

  Memberikan reward pada akan memberikan reward yang memperoleh nilai

  11. Siswa mendapatkan bagi siswa yang paling tinggi atau yang banyak reward bagi yang banyak berteiak horay. memperoleh horay. paling banyak berteriak horay

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture

2.3.1 Pembelajaran Kooperatif

  Menurut Trianto (2007: 41) Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang bernaung dalam teori kontruktivisme. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Menurut Rusman (2011) pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan.

  Sedangkan menurut Lie (2002: 12) Pembelajaran Kooperatif adalah sistem pengajaran yan memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pada pembelajaran Kooperatif ada unsur-unsur yang harus dipenuhi. Hal ini seperti dikemukakan oleh Johnson dalam Lie (2002: 30) : ‘Tidak semua kerja kelompok bisa dianggap Cooperatif Learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur pembelajaran kooperatif harus diterapkan, yaitu:

  (1) saling ketergantungan positif (2) tanggung jawab perorangan (3) tatap muka (4) komunikasi anatar anggota (5) evaluasi proses kelompok

  (1) Saling Ketergantungan Positif

  Keberasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotannya. Kegagalan satu anggota kelompok saja berarti kegagalan kelompok. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, guru perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri. Penilaian dilakukan adalah penilaian individu dan penilaian kelompok. Dengan demikian setiap siswa memilki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan nilai pada kelompoknya.

  (2) Tanggung Jawab perseorangan

  Jika tugas dan penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik, sehingga masing-masing anggota kelompok akan melaksanakan tanggung jawabnnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok dapat dilakukan.

  (3) Tatap muka

  Setiap angota kelompok diberikan kesempatan bertemu muka dan berdiskusi. Keiatan interaksi ini akan membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing- masing.

  (4) Komunikasi antar anggota

  Keberasilan suatu kelompok juga bergantung paa kesediaan para anggotanya untuk mengutarakan pendapat mereka. Disinilah peranan guru untuk memotivasi siswanya agar berani mengutarakan pendapatnya. Proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan dan emosional siswa.

  (5) Evaluasi proses kelompok

  Evaluasi proses kelompok bertujuan untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja mereka agar selanjutnya dapat bekerja sama dengan lebih baik.

2.3.2 Picture and Picture

  Model pembelajaran Picture and picture menurut Sholeh (2011: 217) untuk menerangkan sebuah materi dan menanamkan pesan yang ada dalam materi tersebut. Menurut Suprijono metode picture and picture adalah metode pembelajaran yang menggunakan gambar dipasangkan atau diurutkan menjadi logis. Sedeangkan menurut Hamdani (2011:89) model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Menurut Bidan diah (2012) Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.

  Model pembelajaran picture and picture lebih cocok untuk pembelajaran di SD dimana model picture and picture lebih mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran, sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilakan sesuai dengan materi pelajaran. Bila sekolah sudah menggunakan ICT bisa menggunakan power poin yang ditampilkan.

2.3.3 Prinsip / Ciri Model pembelajaran Picture and Picture

  Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture lebih mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar- gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu. Atau jika disekolah sudah menggunakan ICT dalam menggunakan power point. Menurut Johnson dalam (Lie, 2002 : 48), prinsip-prinsip dalam model pembelajaran kooperatif tipe

  Picture and Picture

  adalah sebagai berikut: 1. Setiap anggota (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompok.

  2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota-anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

  3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

  4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

  5. Setaip anggota kelompok (siswa) berbagai kemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

  6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta pertanggung jawaban secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang gambar-gambar menjadi gambar yang sesuai. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berfikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

2.3.4 Langkah-langkah Pembelajaran Picture and Picture

  Model pembelajaran Picture and Picture menggunakan media gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjajdi yang logis. Adapun langkah- langkah model pembelajaran Picture and Picture menurut Suprijono (2011: 125) adalah sebagai berikut.

  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai Kompetensi yang ingin dicapai harus jelas agar memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajaran serta sebagai alat intuk mengukur ketercapaian tujuan yang hendak dicapai.

  2. Guru menyampaikan materi sebagai pengantar.

  Sebelum memulai pembelajaran, apresepsi sangat diperlukan bagi seorang guru dalam proses pembelajaran. Apresepsi tentunya berkaitan dengan kompetensi yang akan disampaikan.

2.3.5 Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture

  2. Melatih berfikir logis dan sistematis.

  Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas serta sesuai dengan materi pelajaran.

  Menurut Menurut Istarani (2011: 18) kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture sebagai berikut: 1.

  5. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.

  4. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.

  3. Membantu siswa belajar berfikir berdasakan sudut pandang suatu subjek bahasa dengan memberikan kebebasan siswa dalam prakrik berfikir.

  Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.

  3. Guru memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Media gambar dalam apresepsi membantu siswa dalam memahami konsep yang abstrak.

  Picture and Picture sebagai berikut: 1.

  Menurut Istarani (2011: 18) kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif

  8. Guru melakukan kesimpulan atau rangkuman dati pembelajaran.

  7. Siswa menulis karangan berdasarkan urutan gambar.

  6. Dari alasan gambar tersebut, guru menanamkan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

  5. Guru menanyakan alasan pemikiran urutan gambar tersebut.

  4. Guru memanggil siswa secara bergantian mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

2.3.6 Kekurangan Model Pembelajaran Picture and Picture

2. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki.

  3. Baik guru maupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

  4. Tidak tersedia dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.

a. Penerapan Model Picture and Picture Dalam Pembelajaran 1.

  Prinsip Reaksi Winataputra (2001:8-9) berpendapat bahwa sistem adalah pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan pada siswa, termasuk bagaimana guru memberikan respon terhadap siswa. Dalam kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan model Picture and Picture a.

  Guru menunjuk salah satu siswa untuk menempelkan gambar didepan bagi siswa yang ditunjuk harus siap untuk maju kedepan.

  2. Sistem Sosial Menurut Winataputra (2001:8), Sistem sosial adalah situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam model tersebut.

  3. Daya Dukung Winataputra (2001:9) mengemukakan bahwa sistem pendukung adalah suatu sarana bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan model tersebut.

1. Kertas karton digunakan untuk menempelkan gambar.

  2. Gambar-gambar sumber energi ( lilin, senter, baterai, makanan, air, angin, api unggun)

4. Dampak Instruksional dan dampak pengiring

  Dampak instruksional adalah dampak atau hasil belajar yang dicapai dengan cara mengarahkan pada siswa pada tujuan yang diharapkan. Dampak pengiring yang secara khusus akan didapatkan oleh para siswa dalam pembelajaran energi dalam model Picture and Picture adalah kreatif, bekerja keras, mandiri dan bertanggung jawab.

  \

Bagan 2.2 Dampak instrusional dan pengiring model Picture and Picture

  Keterangan Dampak Instruksional Dampak Pengiring

Tabel 2.2 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran IPA Materi Energi Dengan Model Picture and Picture

  Kegiatan Guru Tahap Pelaksanaan Kegiatan Siswa 1.

  Guru menyampaikan 1.

  Menyampaikan kompetensi 1.

  Siswa mendengarkan

  Picture and Picture Kemampuan mengidentifikas i sumber energi dan kegunaanya

  Kemampuan untuk menjelaskan tujuan penggunaan Mampu menerapkan cara menghemat energi dirumah dan

  Kreatif Kerja Mandiri Bertanggung jawab kompetensi yang dingin dicapai sebleum pelajaran dimulai.

2. Menyampaikan materi sebagai pengantar.

  2. Guru mendemonstrasikan materi tentang sumber- sumber energi.

  3. Guru memperlihatkan gambar lilin, baterai, air, angin, makanan, gitar yang bekaitan dengan sumber-sumber energi.

  4. Guru meminta siswa secara bergantian maju kedepan untuk menempelkan gambar sesuai dengan jenisnya.

  5. Guru meminta siswa yang maju kedepan untuk memberikan alasanya kenapa bisa menempelkan gambar tersebut dibagian kolom tersebut.

  6. Guru mendengarkan alasan siswa setelah itu memberi penjelasan tentang gambar tersebut serta menananamkan yang ingin dicapai.

  3. Memperlihatkan gambar- gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi pelajaran.

  4. Memanggil siswa secara bergantian mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

  5. Menanyakan alasan pemikiran urutan gambar tersebut.

  6. Dari alasan gambar tersebut, menanamkan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. kompetensi apa saja yang ingin dicapai dalam pembelajaran hari ini.

  2. Siswa memperhatikan guru saat mendemonstrasikan materi tentang sumber- sumber energi.

  3. Siswa memerhatikan gambar-gambar sumber energi serta bertanya bila belum mengerti tentang gambar.

  4. Siswa yang maju kedepan harus menentukan untuk menempelkan gambar yang dianggap sesuai.

  5. Siswa memberikan penjelasan tentang gambar yang sudah ditempelkan di depan.

  6. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang gambar tersebut serta siswa belajar untuk memahami materi yang ingin dicapai.

  7.

  7.

  7. Guru meminta siswa Menulis karangan Secara berkelompok untuk menulis karangan berdasarkan urutan gambar. siswa membuat karangan berdasarkan urutan berdsarkan urutan gambar. gambar tersebut.

  8.

  8.

  8. Guru melakukan Melakukan kesimpulan atau Siswa mendengarkan kesimpulan tentang rangkuman dari kesimpulan tentang materi yang sudah pembelajaran. materi yang sudah dipelajari hari ini. dipelajari hari ini.

2.4 Hasil Belajar

  Perubahan perilaku atau hasil belajar dalam pengertian ini sudah termasuk menemukan sesuatu yang baru yang sebelumnya belum ada. Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu, berbentuk tes yang disusun secara terencana, baik test tertulis, lisan maupun test perbuatan.

  Menurut S. Nasution (1989: 25) berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.

  Menurut Anthony Robbins (dalam Trianto,2010) belajar yaitu sebagai proses menciptakan hububungan antar sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari pengertian tadi belajar memuat beberapa unsur yaitu (1) penciptaan hubungan, (2) sesuatu hal (pengetahuan) yang baru, dan (3) sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jadi dalam makna belajar, disini bukan berangkat dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui (nol) tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan yang baru.

  Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila ditunjukan oleh siswa merasa berhasil dan memperoleh kepuasan dalam belajar, dan hal ini yang akan mendorong siswa untuk belajar lebih baik lagi. Dan tentunya bahan pembelajaran. Anitah (2009) berpenfapat bahwa hasil belajar harus menunjukan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Hal ini mengandung arti bahwa perubahan tingkah laku secara keseluruhan yng mencangkup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. ;ebih rinci Romizoswki (dalam Anitah 2009: 2.19) menyebutkan yang dapat menunjukan hasil belajar yaitu: 1) keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat keputusan memecahkan masalah dan berfikir logis; 2) keterampilan psikomotor berkaitan denga kemampuan tindak fisik dan kegiatan perseptual; 3) keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan

  

self control; keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan

kepemimpinan.

  Sedangakan menurut Nasution dalam Sunarto (2005) mendefinisikan prestasi belajar atau hasil belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan), sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

  Hasil belajar merupakan hasil pengukuran dari penilaian kegiatan belajar atau proses belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf atau kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh anak dalam waktu tertentu. Hasil belajar dapat di tentukan dari test sebagai ranah kognitif, sedangkan perubahan sikap dari ranah afektif dan dari keterampilan sebagai ranah psikomotorik. Dalam penilian tesebut guru dapat mengetahui bagaimana hasil belajar yang didapat oleh siswa.

  Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian hasil belajar,dapat disimpukan bahwa hasil belajar merupakan hasil proses keseluruhan yang dilakukan siswa melalui kegitan pembelajaran yang dilakukan dikelas untuk mencapai kompetensi yang berupa ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. perubahan tingkah laku untuk ranah afektif, dan menunjukan keterampilan dalam kegiatan pembelajaran dari ranah psikomotorik.

2.5 Kajian Penelitian yang Relevan

  Penelitian yang relevan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dari Davis Dwi Cahyo Nugroho dan lika pratiwi, Nugroho (2011) melakukan penelitian tindakan kelas, dengan judul penerapan model pembelajaran Course Riview Horay (CRH) untuk meningkatkan pembelajaran IPA siswa kelas VC SDN Bandungrejosari 1 kota Malang. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran Course

  Review Horay (CRH) pada pembelajaran IPA siswa kelas VC SDN

  Bandungrejosari 1 kota Malang dengan standar kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dan kompetensi dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat - sifat cahaya dapat dilaksanakan sesuai dengan langkah model pembelajaran Course Riview Horay (CRH). Keaktifan siswa pada pembelajaran dengan penerapan Course Riview Horay

  (CRH) meningkat dari 84,27 pada awal siklus 1 menjadi 96,46 pada akhir

  siklus II. Hasil belajar juga meningkat dari rata - rata 57,8 dan ketuntasan kelas 30% sebelum tindakan kelas menjadi rata - rata 76,63 dan ketuntasan kelas mencapai 76,25% pada akhir siklus II.

  Puput Hermawan, Siti Kamsiyati, Idam Ragul Widianto Atmojo (2013) dengan judul Pengaruh model kooperatif tipe Course Riview Horay

  (CRH) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV semester II tahun ajaran

  2012/2013 di SD segugus R.A Kartini di Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali.Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelumnya pada kelas eksperimen memilki rata-rata nilai 59,10 dan kelompok kontrol memilki rata- rata 57,30 setelah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi perlakuan hasil tes menunjukan kelompok eksperimen memperoleh rata-rata nilai 71,74 sedangkan kelompok kontrol memperoleh rata-rata nilai 69,90.

  Demikian juga dengan Pratiwi (2011) yang melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan model Course Riview Horay (CRH) untuk meningkatkan pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Merjosari 1 Malang. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model Course

  

Riview Horay (CRH) pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Mejosari 1

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Example Non-Examples Melalui Permainan Terka Gambar untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Bahasa Indones

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA antara Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas V SD Negeri Se-Gugus Singoprono 1 Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA antara Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas V SD Negeri Se-Gugus Singoprono 1 Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA antara Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas V SD Negeri Se-Gugus Singoprono 1 Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/

0 0 65

2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupate

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahu

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahu

0 0 64

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahu

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahu

0 1 103

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Course Review Horay dan Picture and Picture dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Kelas 3 Gugus Ki Hajar Dewatara Gubug Grobogan

0 0 6