BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengelolaan Pendidikan

  Istilah pengelolaan merupakan inti dari manajemen atau administrasi. Secara konseptual pengelolaan sama dengan manajemen. Hal tersebut sebagaimana yang dikemukakan oleh Husnaini Usman (2004: 3).

  Ia menyatakan bahwa “management

  

  diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan. Dalam konteks administrasi keduanya mempunyai persamaan arti, dengan kandungan makna to control yang artinya mengatur dan mengurus. Istilah pengelolaan adalah suatu kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan baik bersama orang lain, atau melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi.

  Hersey dan Blanchard menurut Stoner dalam Sudjana (2000:17) memberi arti pengelolaan sebagai berikut “Managemen as working with and through

  

individual and groups to accomplish organizational

goals” (pengelolaan merupakan kegiatan yang

  dilakukan bersama dan melalui orang-orang serta kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan- tujuan organisasi).

  Sumijo Soebedjo dalam Sudjana (2000:17) mengemukakan bahwa “Management the process of

  

planning, organizing, leading, and controlling the efforts

of organizing members and of using all other

organizational resources achieve statet organizational

goals

  ”. Kalau kita simpulkan dari kedua pengertian di atas konsep manajemen atau pengelolan merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan secara inovatif terhadap segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana prasarana secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

  Menurut M.Manulang (2006:5) manajemen merupakan sebuah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Terkait dengan proses pelaksanaan manajemen, Nanang Fattah (2004:1) mengemukakan bahwa:

  

Dalam proses manajemen terlihat fungsi-fungsi pokok

yang ditampilkan oleh seorang manajer/pimpinan.

  

Perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing),

Pemimpinan (leading), dan Pengawasan (Controlling).

Oleh karena itu manajemen diartikan sebagai proses

merencarakan, mengorganisasikan, memimpin, dan

mengendalikan upaya organisasi dengan segala

aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efekfit

dan efisien.”

  Pengelolaan yang baik sangat diperlukan dalam keberhasilan suatu organisasi, hal senada seperti yang disampaikan oleh (Muhroji, et al (2004) mengemukakan pengelolaan berarti mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola suatu organisasai dengan baik untuk mencapai kriteria yang diharapkan dalam sebuah organisasi tersebut. Hal ini berarti bahwa manajer atau pemimpin organisasi berusaha agar tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat tercapai.

  Berdasarkan hal di atas maka pengertian pengelolaan mengandung unsur usaha dan proses. Usaha ditunjukkan oleh kemauan kepala sekolah, tenaga edukatif dan tenaga administratif yang terlibat, sedangkan proses ditunjukkan oleh jalannya usaha dalam rangka pencapaian tujuan disekolah. Usaha dan proses tersebut berupa kegiatan-kegiatan pengelolaan, seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Berdasarkan proses-proses yang dikedepankan oleh para ahli manajemen tersebut, maka menurut Suryobroto (2004:33) mengabstrasikan bahwa pengelolaan/ manajemen menjadi empat proses yaitu: planning, orginizing, actuating, dan controling.

  Hal senada disampaikan pula oleh (Pidarta, 2004: 13) memberikan penjelasan bahwa empat fungsi pengelolaan yakni merencanakan, mengorganisasi, memotivasi dan mengontrol. Menurut Suryobroto (2004: 35) pengelolaan pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan.

  Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pemantauan. Berdasarkan Mulyono (2008 : 25-27) proses pengelolaan meliputi; 1.

  Perencanaan

Perencanaan adalah proses kegiatan rasional dan sistemik

dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-

langkah yang akan dilaksanakan di kemudian hari dalam

rangka usaha mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Perencanaan ini mengandung arti: pertama, manajer

memikirkan dengan matang terlebih dahulu sasaran dan

tindakan berdasarkan pada beberapa metode, rencana

atau logika dan bukan berdasarkan perasaan. Kedua,

rencana mengarahkan tujuan organisasi. Ketiga,

disamping itu rencan merupakan pedoman

untuk:a)Organisasi memperoleh dan menggunakan

sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan, b)

Anggota organisasi melaksanakan aktivitas yang

konsisten dengan tujuan dan prosedur yang sudah

ditetapkan, dan c) Memonitor dan mengukur kemajuan

untuk mencapai tujuan, sehingga tindakan korektif dapat

diambil bila kemajuan tidak memuaskan.

  2. Pengorganisasian

Pengorganisai adalah menyusun hubungan perilaku yang

efektif dan antar personalia, sehingga mereka dapat

bekerjasama secara efisien dan memperoleh keputusan

pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas dalam situasi

lingkungan yang ada guna mencapai tujuan dan sasaran

tertentu.

  3. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan

rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai

tujuan secara efektif dan efisien. Rencana yang telah

disusun akan mempunyai nilai jika dilaksanakan dengan

efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan, setiap organisasi

harus memiliki kekuatan yang mantap dan meyakinkan

sebab jika tidak kuat, maka proses pendidikan yang

diinginkan sulit terealisasi.

  4. Pengawasan

Pengawasa dapat diartikan sebagai upaya untuk

  

merekam, memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan

meluruskan berbagai hal yang kurang tepat, serta

memperbaiki kesalahan. Pengawasan meruapakn kunci

keberhasilan dalam keseluruhan proses pengelolaan,

perlu dilihat secara komprehensip, terpadu dan tidak

terbatas hal-hal tertentu.

  Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah suatu usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). Manajemen dibutuhkan setidaknya untuk mencapai tujuan, menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan, dan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.

2.2. Supervisi Akademik

2.2.1 Konsep Supervisi Akademik

  Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membuat guru untuk mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh,1989, Glickman,et al; 2007), dalam Dirjen PMPTK(2014:164). Supervisi akademik tidak terlapas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru dalam proses pembelajaran, antara lain untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul: Apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan peserta didik di dalam kelas? Aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan peserta didik?Apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik? Apa kelebihan dan kekurangan dan bagaimana cara mengembangkannya? Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakuakan penilaian kinerja bukan berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program tindak lanjut.

  Dalam kaitannya dengan manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah, supervisi lebih ditekankan pada pembinaan dan peningkatan kemampuan dan kinerja tenaga kependidikan/guru di sekolah dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk memahami dan wawasan yang lebih luas tentang supervisi, dalam

  Carter Good’s Dictionary of Education

  dikemukakan definisi supervisi sebagai berikut : Segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran, termasuk mensti-mulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi, dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran.

  Sutisna (1985) dalam Mulyasa (2013:240) mendeskripsikan supervisi sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Dengan kata lain supervisi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang disediakan untuk membantu para guru dalam menjalankan pekerjaannya agar lebih baik. Peran supervisor adalah mendukung, membantu dan membagi, bukan menyuruh. Sahertian (1990) dalam Mulyasa (2013:240) mengemukakan bahwa supervisi merupakan usaha mengalami, mengarahkan, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah, baik secara individu maupun secara kolektif, agar labih mengerti dan lebih efetif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran sehingga dapat menstimulasi dan membimbing pertumbuhan setiap murid secara kontinu agar lebih cepat berpartisipasi dalam

  Kata akademik dalam konteks sekolah, dipertautkan dengan segala hal yang berhubungan dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang harus dikuasai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran, sehingga yang disebut kegiatan akademik adalahkegiatan proses pembelajaran dan hal-hal lain yang terkait misalnya penyusunan jadwal akademik pembelajaran dan silabus. Supervisi akademik adalah menilai dan membina guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar kompetensi peserta didik mencapai optimal (Sujana, 2008; 3). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membina para guru untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi peserta didik mencapai optimal.

  Tujuan supervisi akademik yaitu untuk mengembangkan kompetensi guru, mengembangkan kurikulum dan mengembangkan kelompok kerja guru dan membimbing guru untuk menyusun penelitian tindakan kelas. Seorang kepala sekolah dalam melakukan supervisi akademik dengan baik dan benar, sehingga sesuai dengan tujuannya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses pembelajaran, maka kepala sekolah harus paham memahami dan terampil dalam teknik supervisi. Sebagaimana diungkapkan Glickman, at al; (2007), bahwa untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal.

  Kimbal Wiles (dalam Maryono, 2011:18) menyatakan “Supervision is assistance in the

  development of a batter teaching- learning situation”.

  Supevisi adalah proses bantuan untuk meningkatkan situasi belajar mengajar agar lebih baik. Pengertian di atas menunjukkan bahwa supervisi adalah proses bantuan, bimbingan, atau pembinaan supervisor kepada guru untuk memperbaiki proses pembelajaran. meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar (goal,

  

material, technique, method, teacher,student an

envirovment). Situasi belajar inilah yang seharusnya

  diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi akademik. Dengan demikian layanan supervisi akademik mencakup seluruh aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Konsep supervisi tidak bisa disamakan dengan inspeksi, inspeksi lebih menekankan kepada kekuasaan dan bersifat otoriter, sedangkan supervisi lebih menekankan kepada persahabatan yang dilandasi oleh pemberian pelayanan dan kerjasama yang lebih baik diantara guru-guru, karena bersifat demokratis. Kegiatan supervisi adalah proses pendidikan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah.

  Jadi supervisi tidak lain adalah usaha memberikan layanan kepada stakeholder pendidikan, terutama guru-guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Seorang supervisor yang baik memiliki lima keterempilan dasar sebagai berikut: 1) keterampilan dalam hubungan antar manusia; 2) keterampilan dalam proses kelompok; 3) keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan; 4) keterampilan dalam mengatur personalia sekolah; dan 5) keterampilan dalam evaluasi.

  Menurut Purwanto Ngalim (2010:76) mengatakan bahwa supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Sedangkan Adam dan Dickey (1959:2) yang dikutip oleh Sahertian (2008: 17) mengemukakan supervisi adalah program yang terencana untuk memperbaiki pengajaran. Inti dari program supervisi pada hakekatnya memperbaiki hal belajar mengajar. Program dapat berhasil jika supervisor memiliki keterampilan (skill) dan cara kerja yang efisien dalam kerjasama dengan guru dan petugas pendidikan lainnya. Rumusan di atas mempertegas bahwa yang guru agar selalu berkembang dalam jabatan. Supervisi merupakan suatu inservice education dan usaha mengembangkan kelompok (group) secara bersama, program supervisi itu bertumpu pada suatu prinsip yang berakar mendalam pada pengakuan bahwa tiap orang itu mempunyai potensi untuk berkembang. Potensi itu harus merealisasikan dirinya melalui dorongan dan bantuan agar dapat menemukan jati dirinya sehingga ia mampu berpartisipasi. Usaha supervisi adalah penerepan prinsip demokrasi, sehingga potensi-potensi manusia dapat berkembang secara kontinyu, baik secara pribadi maupun secara bersama dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dimana ia berada.

  Pendapat ini sejalan dengan Boarman, at al (1953) mengatakan supervisi suatu usaha menstimulasi, mengkoordinir dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. Dengan demikian mereka dapat menstimulasi dan membimbing pertumbuhan tiap murid secara kontinyu serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern (Sahertian, 2008 : 17).

  Pada hakikatnya supervisi mengandung beberapa kegiatan pokok, yaitu pembinaan yang kontinyu, pengembangan kemampuan profesional personel, perbaikan situasi belajar mengajar, dengan sasaran akhir pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbuhan pribadi peserta didik. Dengan kata lain, dalam supervisi ada proses pelayanan untuk membantu atau membina guru-guru. Pembinaan ini menyebabkan perbaikan atau peningkatan kemampuan profesional guru, kemudian selanjutnya ditransfer ke dalam perilaku mengajar sehingga terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih efektif dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Jadi pengertian supervisi lebih difokuskan kepada upaya maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran, sehingga guru dan tenaga kependidikan lainnya merasakan bimbingan dari seorang supervisor, bukan sebagai hubungan antara atasan dengan bawahan tetapi suatu hubungan kemanusiaan.

  Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa supervisi akademik adalah bantuan profesional yang diberikan kepala sekolah pada guru yang merupakan serangkaian kegiatan pada guru untuk dapat mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

2.2.2 Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik

  Fungsi dan tujuan supervisi, kedua hal ini cukup sulit untuk dibedakan sebab sering suatu obyek dapat diterangkan dari fungsi dan dapat pula dari segi tujuan. Fungsi utama supervisi akademik adalah ditujukan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Senada dengan yang diungkapkan oleh Burton dan Bruckner (1955: 3) bahwa fungsi utama supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik. Sedangkan menurut Brigg dalam Sahertian (2008: 21) mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi bukan perbaikan pembelajaran saja, tetapi juga untuk mengkoordinasikan, menstimulasi, dan mendorong ke arah pertumbuhan profesi guru yang lebih baik. Dengan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dasar supervisi ialah memperbaiki situasi belajar mengajar di sekolah dapat diperbaiki bila supervisor atau kepala sekolah yang memiliki lima keterampilan dasar supervisi. Supervisi berfungsi juga sebagai program pelayanan untuk memajukan pengajaran, dalam situasi belajar sering terjadi masalah, baik yang dihadapi guru maupun siswa.

  Guru sering menghadapi kesulitan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi bimbingan kepada guru agar dapat mengelola pembelajaran secara lebih efektif termasuk bantuan menyelesaikan masalah belajar siswa. Selain itu supervisi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan hubungan manusia untuk mencapai tujuan, guru ataupun kepala sekolah tidak dapat melakukan sendiri maka perlu kerja sama dan bantuan sesama guru, kepala sekolah ataupun masyarakat. Pada kenyatannya, tidak semua guru dan kepala sekolah mampu melaksanakan hubungan kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait, maka tugas supervisor membantu guru mengenali diri dan mengenali tugas- tugasnya, serta bagaimana untuk menyelesaikannya.

Gambar 2.1. dibawah ini menunjukkan salah satu tujuan supervisi akademik yaitu membantu guru

  mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum, mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK) (Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987).

  Selain itu, supervisi akademik memiliki fungsi mendasar (essential funcation) dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk.,1981; dan Glickman,et al;2007) karena hasil supervisi akademik dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionlisme guru.

  Pengembangan Profesionalisme

   TIGA TUJUAN SUPERVISI

  Pertumbuhan Pengawasan Motivasi

  Kualitas

Gambar 2.1 Tiga Tujuan Supervisi Akademik

  Dari gambar di atas, maka dapat ditegaskan bahwa tujuan supervisi akademik antara lain membantu guru- guru,(1) mengembangkan proses belajar mengajar, (2) menerjemahkan kurikulum ke dalam bahasa belajar pengalaman belajar mengajar, menggunakan sumber dan metode mengajar, memenuhi kebutuhan belajar dan menilai kemajuan siswa, membina moral kerja, menyesuaikan diri, dan (4) membantu mengembangkan profesional guru.

  2.2.3 Prinsip-prinsip Supervisi Akademik

  Proses pelaksanaan supervisi memiliki beberapa prinsip antara lain:

  a.

  

Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai aspek-aspek

instumen.

  b.

  

Sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan

program supervise yang matang dan tujuan pembelajaran.

  c.

  Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrument.

  d.

  Realistis, artinya berdasarkan kenyatan sebenarnya.

  e.

  

Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-maalah yang

mungkin akan terjadi.

  f.

  

Konstruktif, artinya mengembangkan kreatifitas dan inovasi

guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.

  g.

  

Kooperatif, artinya ada kerja sama yang antara supervisor dan

guru dalam mengembangkan pembelajaran.

  h.

  

Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih,

dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran. i.

  

Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi

pelaksanaan supervisi akademik. j.

  Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpatisipasi.

k. artinya mampu menciptakan hubungan

Humanis, kemanusiaan yang harmonis,terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor. l.

  

Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara

teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah) m.

  Terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan. n.

  

Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi

akademik (Dodd, 1972) dalam BPSDMPK dan PMP (2013:165).

  2.2.4 Teknik Supervisi Akademik

  Teknik supervisi akademik terdiri atas dua macam, yaitu teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan pada gambar 2.2. di bawah ini.

  Kunjungan kelas Observasi kelas

  Supervisi Pertemuan individu

  Teknik individual supervisi

  Kunjungan Akademik antarkelas

  Supervisi Pertemuan/rapat kelompok Diskusi kelompok Lokakarya/konfere nsi

Gambar 2.2 Teknik Supervisi Akademik

2.2.5 Prosedur Supervisi Akademik

  Prosedur supervisi akademik merupakan rangkaian kegiatan supervisi untuk memberikan bantuan dan bimbingan kepada kepala sekolah dan guru agar termotifasi melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam bidang akademik dengan cara memilih pendekatan, metode, dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Prosedur pelaksanaan supervisi akademik terdiri atas: 1) Tahap persiapan meliputi: (a) menyiapkan instrument dan (b) menyiapkan jadwal bersama, 2) Tahap pelaksanaan, yaitu pelaksanaan observasi supervisi baik secara langsung maupun tidak langsung, 3) Tahap pelaporan, meliputi; (a) mengidentifikasi hasil pengamatan pada saat observasi, (b) menganalisis hasil supervisi, (c) mengevaluasi bersama antara supervisor dengan kepala sekolah dan guru, (d) membuat catatan hasil supervisi yang didokumentasikan sebagai laporan, 4) Tahap tindak lanjut, meliputi: (a) mendiskusikan dan membuat solusi bersama, (b) memberitahukan hasil pelaksanaan supervisi akademik, dan (c) mengkomunikasikan hasil pelaksanaan supervisi akademik antara kepala sekolah dan guru.

2.2.6 Instrumen Supervisi Akademik

  Menurut Alwi. (2002:437) kata instrument dapat diartikan sebagai: (1) alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran),(2) saran penelitian (berupa seperangkat tes, angket). Arikunto, (1988:48-52) langkah-langkah yang harus dilalui dalam menyusun instrument apapun, termasuk instrument supervisi akademik sekolah adalah sebagai berikut : a) merumuskan tujuan yang akan dicapai b) membuat kisi-kisi c) membuat butir-butir instrumen d) menyusun instrument. Namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan model instrumen supervisi yaitu pedoman wawancara (interview), digunakan untuk memperoleh informasi yang mendalam.

2.3 Tindak Lanjut Supervisi Akademik

  Kepala sekolah dalam kedudukan dan tanggung jawabnya sebagai supervisor melaksanakan program tindak lanjut hasil supervisi dilakukan sebagaimana tercantum dalam permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses meliputi: (a) memberi penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang memenuhi standar, (b) memberi kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan. Pelaksanaan tindak lanjut yang dilakukan kepala sekolah menganalisis kelemahan dan kekuatan guru dengan alat instrumen penilaian kinerja guru (IPKG), sehingga hasil analisis catatan supervisor dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran, meningkatkan profesional guru. Dari umpan balik itu pula tercipta suasana komunikasi yang harmonis, memberi kesempatan untuk mendorong guru memperbaiki kinerjanya kegiatan sebagai berikut: a) Pembinaan langsung, pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang bersifat khusus, yang perlu perbaikan dengan segera dari hasil analisis supervisi, pembinaan dapat dilakukan melalui pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau pengadakan pelatihan. b) Pembinaan tidak langsung adalah hal-hal yang bersifat umum dari hasil analisis supervisi.

  Apabila guru-guru yang performance-nya sudah baik dapat diberikan inovasi-inovasi dengan model pengembangan coaching. Hayes (2003) menulis bahwa coaching adalah kunci dari keberhasilan dalam suatu proses manajemen, karena coaching membawa orang- orang selalu berkontribusi sebagai mitra kerja yang aktif, efektif dapat memaksimalkan potensi dimiliki seseorang pribadi. Hal ini selaras dengan Parsloe (1999) yang juga mengatakan bawa coaching adalah suatu proses yang memungkinkan pembelajaran dan pengembangan diri terjadi sehingga meningkatkan kinerjanya.

  Model pelaksanaan feed back supervisi akademik dapat digunakan coaching dengan model GROW ME. Model GROW ME berorienntasi pada pengembangan manusia oleh Ng (2005) dengan tahapan sebagai berikut : (a) Goals (G)- Tujuan, (b) Reality(R)

  • –Realitas (c)

  Options (O)-Alternatif (d) What’s Next/Will (W)- Langkah

  selanjutnya (e) Monitoring (M)- dan (f) Evaluasi (E). PPTK dan PMP (2014: 37) Berikut disajikan tehnik coaching pada gambar 2.3. di bawah ini ;

  Tujuan Realitas

  Evaluasi Coaching

  Monitoring Alternatif Langkah selanjutnya

Gambar 2.3 Tehnik coaching Dari gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : (1)Goals (G)- Tujuan yaitu Coachee menentukan sendiri

  

tujuan,Coach bertanya tentang tujuan, makna dan indikator

sukses sampai tujuan; (2)Reality (R)-Realitas yaitu Coachee/guru

menilai dirinya sendiri, bagaimana kondisi sekarang dan mengapa

begitu. Coach bertanya tentang kondisi dan alasannya, dan upaya

yang pernah dilakukan; (3)Options (O)

  • – Alternatif artinya Coachee

    bertanya kepada dirinya tentang solusi untuk mencai tujuan.

    Coach meminta coachee mengeksplorasi berbagai alternativi dan

    menawarkan saran-saran dengan hati-hati; (4)

  What’s Next? -

Langkah Selanjutnya. Coachee mengungkapkan rencana

alternativi pemecahan masalah berikut tahapan, serta potensi

hambatan dan pemecahannya, serta alokasi waktunya. Coach

meminta coachee memegang teguh pilihan rencana tindakan dan

mengidentifikasi langkah, hambatan, dukungan,cara mengatasi,

serta waktu yang diperlukan. Coach dan Coachee membuat

komitmen tentang rencana tersebut dan didokumentasikan; (5)

Monitoring (M) artinya Coachee mengecek dan mereview kemajuan

pencapaian tujuan tahapan GROW, Coach bertanya tentang proses

mencapai tujuan, posisi, konsistensi waktu, dukungan yang

dibutuhkan.Coachee dan Coach berbagi pengalaman tentang hasil

pengamatannya. Coach member umpan balik yang kreatif, akurat,

konstruktif dan memotivasi; (6) Evaluasi ( E ) yang artinya

Coachee pengevaluasi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

dan alasannya. Coach bertanya tentang hasil evaluasi pencapaian

tujuan dan alasannya, bagian yang signifikan, serta komentar.

  

Coach memberiksn hasil evaluasi, bila mana hasil evaluasi jauh

berbeda diperlukan penyamaan persepsi dan kreteria. Coachee

merayakan kesuksesan dan Coach menyatakan dukungan atas

usaha-usaha yang telah dilakuakan coachee, dalam BPSDMK dan

PMP (2013: 39)

  Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tindak lanjut supervisi akademik adalah tindakan yang dilakukan kepala sekolah setelah hasil pengamatan, pemantauan dari pelaksanaan supervisi pembelajaran yang dilakukan seorang supervisor dengan tujuannya untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan guru yang diperoleh dari proses pembelajaran yang dilakukan.

2.4 Kompetensi Kepala Sekolah

  Kepala sekolah merupakan jabatan karir yang diperoleh seseorang setelah sekian lama sebagai guru. Seseorang diangkat dan dipercaya menduduki jabatan kepala sekolah. Tanggungjawab dan tugas pokok kepala sekolah di sekolah dasar mengalami perkembangan dan perubahan. Kepala sekolah tidak hanya bertanggungjawab atas kelancaran di satuan pendidikan secara teknis akademis saja. Sebagai pemimpin di satuan pendidikan, kepala sekolah merupakan orang yang paling bertanggungjawab terhadap keberhasilan pendidikan di sekolah dan membangun kerjasama dengan tim kerja yang solid untuk menyelesaikan berbagai macam persoalan dalam penyelenggaraan program kegiatan sekolah.

  Menurut Pidarta (2009: 13) bahwa kepala sekolah mempunyai lima macam posisi yaitu sebagai manajer, administrator, motor penggerak, hubungan dengan masyarakat, pemimpin, dan sebagai supervisor. Salah satu kompetensi kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik.Dalam hal ini sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah, ada konsep untuk memudahkan diingat yaitu EMASLIM (Educator,

  

Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Innovator,

Motivator) di sekolah. Berkaitan dengan kemampuan

  profesional, tugas dan fungsi kepala sekolah menurut Supriadi,D (1998) yang dikutip dalam Wahyudi (2009 :64) berpendapat bahwa pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang lama dan intensif pada lembaga yang mendapat pengakuan dan dapat dipertanggungjawabkan.

2.5 Penelitian Relevan

  Hasil penelitian terdahulu yang relevan dangan pelaksanaan supervisi akademik untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan profesionalisme guru di sekolah sebagai bahan untuk membandingkan dengan penelitian ini. Hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan yang terkait dengan peleksanaan supervisi akademik kepala sekolah, yaitu sebagai berikut:

  1. Penelitian Hamadi (FISIPUI, 2011:113) dengan tesisnya berjudul

  “ Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Kecamatan

Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur

  ”.

  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulkan untuk menjawab permasalahan sebagai berikut: a.

  Pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah tidak banyak memberikan manfaat untuk perbaikan pembelajaran dan meningkatkan profesional guru. Karena kepala sekolah sendiri tidak memahami tentang pengertian, fungsi, tujuan prinsip dan teknik serta pendekatan supervisi dalam melaksanakan supervisi di sekolah. Untuk program supervisi saja belum semua kepala sekolah mampu menyusunnya, apalagi melaksanakannya secara terprogam dan kontinyu, sehingga membuat guru kurang termotivasi untuk mempersiapkan diri dalam melaksanakan tugas, karena hasil supervisi belum dimanfaatkan untuk dapat membina dan mengembangkan potensi guru. Pada hal supervisi akademik bertujuan memberikan layanan dan bantuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan kompetensi guru.

  b. yang dapat mempengaruhi Faktor-faktor pelaksanaan supervisi akademik yaitu, fator yang mendukung antara lain program supervisi yang telah disusun, komitmen terhadap tugas dan tanggungjawab, motivasi serta penilaian terhadap kinerja kepala sekolah. Sedangkan faktor yang menghambat pelaksanaan supervisi akademik yaitu, kompleksitas dan beban tugas yang tinggi, rendahnya kompetensi, kurangnya komunikasi dan wawasan ilmu pengetahuan serta penguasan teknologi. Hal ini sangat menjadi kendala dalam pelaksanaan supervisi terhadap guru di sekolah, apalagi kompetensi yang dimiliki sangat rendah dan berdampak terhadap pengelolaan sekolah secara keseluruhan.

  c. supervisi akademik yang Pelaksanaan dilaksanakan oleh kepala sekolah terhadap guru- guru belum tercapai secara efektif. Sehingga supervisi akademik belum memiliki dampak yang besar untuk membantu guru dalam memperbaiki administratif, masih ada kepala sekolah yang tidak mampu menyusun program supervisi, tidak melaksanakan supervisi, melaksanakan supervisi hanya sebagai tugas saja ,sehingga belum ada umpan balik bagi guru untuk perbaikan dalam pembelajaran.

2. Jurnal internasional berjudul Supervision as

  Profesional Development: Compatible or Strange bedfellows in the Policy Quest for Increased Student Achievement oleh Rucinski and Hazi (2007: 3)

  bahwa supervisi merupakan usaha evaluasi guru yang berguna untuk meningkatkan kualifikasi guru sebagai tenaga pengajar. Prosesnya berlangsung secara berjangka atau bertahap yang dilakukan dalam rangka peningkatan pembelajaran siswa di kelas melalui guru yang disupervisi.

2.6 Kerangka Berpikir

  Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Perencanaan supervisi akademik adalah proses kegiatan rasional dan sistemik dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan nantinya dalam rangka usaha mencapai tujuan secara efektif dan efisien pada proses supervisi akademik untuk meningkatkan proses pembelajaran guru.

  Pelaksanaan supervisi akademik adalah tahap dimana proses kegiatan dari supervisi akademik berlangsung dengan perencanaan yang sudah disusun sebelumnya.

  Tindak lanjut supervisi akademik adalah tindakan yang dilakukan kepala sekolah setelah hasil dari supervisi akademik dilakukan yang tujuannya untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan guru yang diperoleh dari proses pembelajaran yang dilakukan.

  Gambar 2.4 Kerangka Berpikir

  

PENGELOLAAN

SUPERVISI

AKADEMIK

KEPALA

SEKOLAH

PERENCANAAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT SUPERVISI SUPERVISI SUPERVISI AKADEMIK AKADEMIK AKADEMIK KEPALA KEPALA KEPALA SEKOLAH SEKOLAH SEKOLAH

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Sekolah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Dalam Peningkatan Kinerja Gurudi Sdn Pakintelan 01 Gunungpati Kota Semarang

0 0 43

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Dalam Peningkatan Kinerja Gurudi Sdn Pakintelan 01 Gunungpati Kota Semarang

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Dalam Peningkatan Kinerja Gurudi Sdn Pakintelan 01 Gunungpati Kota Semarang

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dasar Di Gugus Baskara Sumirat UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang

0 0 10

BAB II TINJAUAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dasar Di Gugus Baskara Sumirat UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang

0 0 14

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dasar Di Gugus Baskara Sumirat UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang

0 0 11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dasar Di Gugus Baskara Sumirat UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang

0 1 36

h. The students find a classroom action research-based article froma journal (National or - Fostering Students' Autonomy Through Poster

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dasar Di Gugus Baskara Sumirat UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

0 0 10