BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tantangan dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah peningkatan mutu. Pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional melalui berbagai bentuk kebijakan serta

  kegiatan telah berusaha dengan keras melaksanakan amanat yang tercantum dalam UU Dasar 1945, Bab

  XIII pasal 31: (1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. (2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.

  Berbagai kebijakan bidang pendidikan dimaksud diantaranya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP ini adalah kriteria minimal tentang komponen pendidikan yang memungkinkan setiap jenjang dan jalur pendidikan mengembangkan pendidikan secara optimal sesuai dengan karakteristik dan kekhasan programnya. PP Nomor 19 Tahun 2005 tersebut mengamanatkan bahwa setiap pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualitas akademik adalah tingkatan pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik. Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran meliputi: a) kompetensi pedagogik, b) kompetensi kepribadian, c) kompetensi sosial, dan d) kompetensi profesional.

  Empat pilar dalam pembangunan pendidikan di

  • – Indonesia sebagaimana pada Renstra tahun 2009 2015 adalah (1) availability (ketersediaan), (2)

  

affordability (keterjangkauan), (3) Quality (kualitas

  pendidikan), dan (4) assurance (penjaminan mutu pendidikan). Pilar ketiga, adalah quality atau kualitas pendidikan.Pilar peningkatan kualitas pendidikan merupakan pilar yang penting. Pilar peningkatan kualitas pendidikan merupakan kesinambungan yang tak terpisahkan dengan pilar pemerataan dan peningkatan akses pendidikan. Setelah keberhasilan program penuntasan wajib belajar 9 tahun sebagai wujud keberhasilan pilar pemerataan dan peningkatan akses pendidikan, pilar peningkatan mutu pendidikan kini harus menjadikan perhatian utama kita, bukan saja dari output dan outcome tetapi yang lebih penting adalah input dan proses pendidikan yang terjadi di dalam ruang kelas, maupun yang terjadi di lingkungan kerjanya (black box theory).

  Kualitas mutu pendidikan di sekolah merupakan tanggungjawab bersama antara kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya yang berada di sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin disekolah agar dapat menghasilkan pendidikan bermutu harus didukung oleh kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi, sosial, dan kewirausahaan (Permendiknas Nomor 13 tahun 2007). Demikian halnya guru, ia harus memiliki empat kompetensi yang melekat dan kuat pada dirinya yaitu kompetensi kepribadian, sosial, paedagogik, dan profesional untuk dapat melaksanakan tugas sebagai guru yang memiliki profesionalitas tinggi.

  Kepala sekolah sebagai manajerial dan supervisor mempunyai peran penting dalam menggerakan dan mengarahkan kompetensi profesional guru agar mumpuni dalam melaksanakan pembelajaran. Sebagai manajerial dan supervisor kepala sekolah dituntut mampu mengelola pelaksanaan supervisi akademik dengan baik.

  Tugas pengawasan dan pembinaan guru menjadi wewenang dan tanggung jawab kepala sekolah. Karena kepala sekolah merupakan pemimpin satuan pendidikan yang bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan yang dipimpinnya. Sebagai pemimpin pendidikan di sekolah, kepala sekolah memiliki tanggung jawab legal untuk mengembangkan staf, kurikulum, dan pelaksanaan pendidikan disekolahnya (Depdiknas, 2007).

  Kepala Sekolah memegang peranan penting dalam menggerakkan kehidupan sekolah untuk mencapai tujuan. Terkait hal tersebut Wahjosumidjo (2003: 89) menyatakan “Sebagai kekuatan sentral yang menjadi penggerak kekuatan sekolah, kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsinya guna mencapai keberhasilan sekolah serta memiliki kepedulian terhadap staf dan siswa”.

  Sebagai penggerak dan kekuatan sentral di sekolah, kepala sekolah harus memiliki, menguasai dan melaksanakan kemampuan yang meliputi: kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi, kompetensi kewirausahaan, dan kompetensi sosial sebagaimana diatur dalam Permendiknas Nomor 13 tahun 2007.

  Satu dari lima kompetensi kepala sekolah yang berfungsi dan mempunyai peran penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah yaitu kompetensi supervisi. Salah satu perwujudan kompetensi supervisi adalah pelaksanaan supervisi akademik, yaitu supervisi yang berkaitan dengan aspek pelaksanaan tugas, pemantauan, penilaian dan pelatihan profesional guru dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanan kegiatan pokok sesuai beban kerja guru sebagimana di atur pada PP 74 tahun 2008.

  Kegiatan supervisi akademik pada intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan amanat Permendiknas nomor 41 tahun 2007, yaitu tentang Standar Proses untuk pendidikan dasar dan menengah, yang menyatakan bahwa salah satu dimensi kompetensi kepala sekolah/madrasah adalah supervisi akademik yang nantinya guru akan memperoleh bimbingan darikepala sekolah secara langsung.

  Menurut Mulyasa (2013: 249), menyatakan bahwa supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru, melalui siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat dan umpan balik yang objektif dan segera. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Suharsimi (2004:5) yang menyatakan bahwa supervisi akademik adalah supervisi yang menitik beratkan pengamatan pada masalah akademik, yaitu yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar.

  Terkait dengan supervisi akademik Suharsimi (2004: 13) menegaskan bahwa supervisi akademik mempunyai fungsi sebagai kegiatan meningkatkan mutu pembelajaran, sebagai pemicu atau penggerak terjadinya perubahan pada unsur-unsuryang terkait dengan pembelajaran, dan sebagai kegiatan memimpin dan membimbing.

  Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik adalah pengawasan dari atasan kepada guru yang fungsinya untuk membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukankan.

  Tugas pembinaan dan pengawasan guru menjadi wewenang dan tanggungjawab kepala sekolah, karena merupakan bagian dari tugas kepala sekolah yang meliputi melaksanakan pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan dan pembelajaran. Sebagai pemimpin pendidikan di sekolah maka kepala sekolah memiliki tanggungjawab untuk mengelola supervisi akademik disekolah dengan baik. Kepala sekolah memegang peranan penting dalam menggerakkan kehidupan sekolah untuk mencapai tujuan. Wahjosumidjo (2003: 89) juga menyatakan “Sebagai kekuatan sentral yang menjadi penggerak kekuatan sekolah.Kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsinya guna mencapai keberhasilan sekolah serta memiliki kepedulian terhadap staf dan siswa”.

  Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam usaha pembinaan guru untuk mencapai tujuan sekolah adalah supervisi akademik.Sebagai pemimpin pendidikan kepala sekolah memiliki tugas di bidang administrasi dan tugas di bidang supervisi. Secara tegas Dirjen PMPTK Depdiknas (2007) menjelaskan bahwa:

  Tugas di bidang supervisi adalah tugas-tugas kepala sekolah yang berkaitan dengan pembinaan guru untuk perbaikan pengajaran. Supervisi merupakan suatu memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki atau meningkatkan proses dan situasi belajar mengajar. Sasaran akhir dari kegiatan

supervisi adalah meningkatkan hasil belajar siswa.

  Menyadari hal tersebut, betapa pentingnya untuk meningkatkan aktifitas, kreatifitas, kualitas dan profesionalisme guru, sebagaimana seorang supervisor juga melaksanakan penilaian atau evaluasi, mengenai tugas kepala sekolah untuk mensupervisi guru pada proses pembelajaran pemberian motivasi, pemberian bimbingan, melalui supervisi.

  Dari hasil pengamatan peneliti dilapangan bahwa supervisi akademik kepala sekolah di Gugus Ibu Kartini Gunungpati Semarang secara umum ditemukan beberapa kelemahan bahwa supervisi akademik kepala sekolah di Gugus Ibu Kartini Gunungpati Semarang belum berjalan dengan baik, diantaranya kepala sekolah belum memahami tugasnya sebagai supervisor. Dalam melakukan supervisi belum melakukan tahapan yang benar yaitu dengan perencanaan program supervisi akademik, pelaksanaan program supervisi akademik, dan tindak lanjut hasil supervisi akademik.

  Demikian halnya dengan guru-guru di Gugus Ibu menjalankan profesinya, sebagai guru terutama dalam memahami landasan kependidikan, belum melakukan pengembangan kurikulum atau silabus, belum sempurnanya membuat perencanaan pembelajaran, belum optimal dalam melaksanakan pembelajaran, belum optimal dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar, hal ini mengakibatkan mutu pendidikan belum optimal. Fenomena masih belum optimalnya mutu proses pembelajaran di Gugus Ibu Kartini, diperoleh melalui hasil studi pendahuluan dan diskusi yang dilakukan oleh penulis terhadap sesama kepala sekolah dan guru-guru di Gugus Ibu Kartini.

  Berdasarkan kenyataan ini, kalau dibiarkan akan mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan di Gugus Ibu Kartini khususnya. Oleh karena itu permasalahan tersebut harus segera diatasi. Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah di SD Inti yang ada di Gugus Ibu Kartini ini yaitu SDN Pongangan Gunungpati Kota Semarang. Pemilihan hanya pada SD inti dikarenakan sebagai acuan untuk SD imbas oleh karena itu pengelolaan supervisi akademik yang baik akan menghasilkan kualitas pembelajaran yang baik pula, baik dari segi kompetensi guru maupun output sekolah

  Keberadaan SD di gugus Ibu Kartini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana peningkatan mutu pendidikan utamanya tentang pelaksanaan supervisi terhadap profesionalisme guru-guru dalam pembelajaran. Hasil observasi yang dilakukan peneliti didua SD imbas gugus Ibu Kartini menunjukkan bahwa (1) belum semua guru mendapatkan bimbingan dari kepala sekolah untuk peningkatan kemampuannya dalam mengelola kegiatan pembelajaran; (2) kepala sekolah belum melaksanakan kegiatan supervisi akademik sesuai kebutuhan guru untuk meningkatkan kompetensinya; (3) belum semua guru memahami tujuan supervisi akademik; (4) kegiatan supervisi akademik oleh kepala sekolah dirasakan sebagai bebanbagi sebagian guru; (5) kepala sekolah melaksanakan supervisi akademik dengan berorientasi pada peningkatan mutu pembelajaran;(6) kegiatan supervisi akademik belum dikelola secara sistematis; (7) perencanaan supervisi akademik belum melalui tahap-tahap perencanaan secara optimal; (8)belum semua program supervisi akademikdapat terlaksana; dan (9) belum semua guru memperoleh balikan dari hasil supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah.

  Melihat fenomena yang terjadi sebagaimana dijelaskan di atas, tentu dapat diprediksi bahwa mutu pendidikan sekolah dasar menjadi terabaikan, karena salahsatu kriteria pencapaian mutu pendidikan adalah sumber daya kepala sekolah dan guru.

  SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang sebagai SD inti sangat menarik untuk dijadikan objek penelitian dalam rangka membuktikan asumsi penulis. Penulis mencoba mencari pemecahan dengan melakukan kajian lapangan tentang pengelolaa supervisi akademik dengan melakukan penelitian di SDN Pongangan Gunungpati Kota Semarang.

  Pemilihan penelitian di SDN Pongangan dikarenakan merupakan SD inti dengan jika hasil penelitian baik dapat digunakan sebagai acuan bagi SD imbas. Karena diduga SDN Pongangan telah melakukan pengelolaan supervisi akademik yang terdokumentasi, terlaksana dengan baik, ditindaklanjuti sesuai dengan program.

  Berdasarkan uraian yang diungkapkan di atas dan mengingat pentingnya supervisi akademik disebuah sekolah maka peneliti melakukan penelitian yang terfokus dapada manajemen supervisi akademik yang dilakukan di SDN Pongangan dengan judul:

  

Pengelolaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah di

  SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang”. Dengan alasan bahwa SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang merupakan SD inti di SD Gugus Ibu Kartini yang dalam perencanaan serta pelaksanaan supervisi akademik baik oleh Kepala Sekolah maupun guru masih tergolong lemah dan harus segera diperbaiki.

1.2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah:

  1. Bagaimana perencanaan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang agar dapat menghasilkan proses kegiatan belajar mengajar yang baik? 2. Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah di SDN Pongangan

  Kecamatan Gunungpati Kota Semarang? 3. Bagaimana tindak lanjut supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah di SDN Pongangan

  Kecamatan Gunungpati Kota Semarang ? 1.3.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan tentang:

  1. Perencanaan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang agar dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan baik.

  2. Pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

  3. Tindak lanjut supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

1.4. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat baik secara teoritis dan praktis bagi para pemerhati pendidikan: 1.

  Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan wawasan dan pengetahuan dalam melaksanakan kegiatan supervisi akademik.

2. Secara Praktis a.

  Kepala Sekolah Dapat dijadikan salah satu rujukan dalam menyusun program, melaksanakan program dan mengevaluasi program supervisi akademik di sekolah.

  b.

  Bagi Guru 1)

  Dapat memberikan bekal pengetahuan dan wawasan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berkualitas. 2)

  Dapat memberikan bekal untuk menghadapi supervisi yang dilakukan kepala sekolah.

  c.

  Bagi Pengawas Dapat dijadikan bahan dan masukan dalam melaksanakan supervisi akademik bagi Kepala Sekolah dan Guru d. Masukan informasi bagi pihak yang terkait untuk dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam penyusunan strategi dan program peningkatan profesionalisme guru sekolah dasar.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Supervisi a. Pengertian Supervisi - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Dalam Peningkatan Kinerja Gurudi Sdn Pakintelan 01 Gunungpati Kota Semarang

0 0 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Sekolah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Dalam Peningkatan Kinerja Gurudi Sdn Pakintelan 01 Gunungpati Kota Semarang

0 0 43

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Dalam Peningkatan Kinerja Gurudi Sdn Pakintelan 01 Gunungpati Kota Semarang

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Dalam Peningkatan Kinerja Gurudi Sdn Pakintelan 01 Gunungpati Kota Semarang

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dasar Di Gugus Baskara Sumirat UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang

0 0 10

BAB II TINJAUAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dasar Di Gugus Baskara Sumirat UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang

0 0 14

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dasar Di Gugus Baskara Sumirat UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang

0 0 11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dasar Di Gugus Baskara Sumirat UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang

0 1 36

h. The students find a classroom action research-based article froma journal (National or - Fostering Students' Autonomy Through Poster

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dasar Di Gugus Baskara Sumirat UPTD Pendidikan Kecamatan Tembalang

0 0 14