Tugas Manajemen Strategis dalam me

Tugas Manajemen Strategis

ANALISIS VISI dan MISI RS. BETHESDA dan
RS DAERAH Dr. SOEGIRI

Disusun Oleh :
Aprilia Wahyuning S

14010110151035

PROGRAM STUDI S1 ILMU PEMERINTAHAN
FAKUTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Visi dan misi suatu organisasi merupakan gambaran ideal organisasi atas apa
yang dicapai dimasa yang akan datang melalui kegiatan operasionalnya. Untuk

mencapai visi dan misi tersebut organisasi menyusun rencana-rencana strategis yang
harus dilakukan oleh setiap anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan
rencana-rencana strategis tersebut, organisasi sering menghadapi hambatan bahkan
kegagalan. Hal ini dapat dilihat pada system kinerja rumah sakit pemerintah dan
swasta.
Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu
pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat, namun hasilnya belum optimal.
Faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas pelayanan pemerintah adalah ketidak
tahuan pegawai negeri sipil mengenai apa yang menjadi harapan pimpinan akan
pelayanan yang disediakan dan bagaimana cara memenuhi harapan tersebut; ketidak
sesuaian antara kemampuan yang dimiliki pegawai dengan pekerjaan yang harus
dilakukan; terlalu minim peralatan serta teknologi yang dipergunakan akan berakibat
pelayanan yang diberikan tidak

dapat sesuai dengan diharapkan; inappropriate

supervisory control system, tidak adanya sistem evaluasi dan penghargaan dalam
instansi pemerintah;

lack of perceived control, ketidakmampuan pegawai dalam


menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam proses pemberian pelayanan yang
disebabkan wewenang yang tidak mereka miliki sehingga mereka juga tidak terlatih
untuk mengatasi permasalahan yang muncul dengan lebih baik; lack of team work,
tidak adanya kerjasama antara pegawai dan pimpinan organisasi dalam memberikan
pelayanan akan berakibat buruk terhadap kinerja yang dihasilkan. Permasalahan juga
bisa diakibatkan kurang adanya dukungan pegawai.
Penyebab belum optimalnya kinerja organisasi pemerintah yang telah
disebutkan diatas umumnya terjadi hampir diberbagai organisasi pemerintah lainnya
termasuk rumah sakit. Rumah sakit terdiri dari rumahs akit milik pemerintah dan
swasta baik swasta yayasan keagamaan maupun kemanusiaan, sebagai suatu

organisasi yang ingin berkembang dan survive terhadap perubahan lingkungan dan
kebutuhan organisasi maka suatu organisasi yang bersifat pelayanan kepada publik
memerlukan kinerja yang baik sehingga mutu pelayanan yang diberikan dapat
memuaskan pelanggan. Rumah sakit keagamaan saat ini terkenal sebagai rumahsakit
menengah atas, tarif sebagian besar kelas perawatannya mahal. Hal ini wajar terjadi
karena untuk biaya operasional, bantuan dari charity funds sudah berkurang tajam
jika ditinjau dari kehendak untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat, adanya
peran serta swasta dalam pelayanan kedokteran, banyak menjanjikan pelbagai

keuntungan karena pengelolaannya lebih fleksibel serta dinamis, akan lebih sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Pelayanan kedokteran yang dikelola oleh
pihak swasta pada umumnya memang lebih bermutu dari pada pelayanan kedokteran
yang dikelola oleh pihak pemerintah. Berbagai masalah yang muncul di rumah sakit
daerah maupun rumah sakit keagamaan yaitu kemampuan rumah sakit yang tidak
mencukupi untuk memenuhi misi sosialnya. Rumah sakit non profit cenderung tidak
efisien misal penggunaan poliklinik hanya digunakan pada saat pagi hari atau tidak
seimbangnya jumlah spesialis dengan jumlah tindakan.
Berdasarkan aspek sejarah, sistem manajemen rumah sakit bergantung pada
kebijakan politik pemerintah dari masa ke masa. Banyak rumah sakit-rumah sakit
pemerintah Indonesia kekurangan dana, termasuk untuk memberikan gaji yang layak
dan insentif bagi para dokternya. Subsidi

pemerintah

untuk

rumah

sakit


pemerintah dilakukan terutama untuk gaji tenaga dan pembelian alat. Dalam hal
penggajian

karyawan,

termasuk

dokter,

sistem

pengganjian mengikut

pola

penggajian pegawai negeri sipil. Dokter digolongkan sebagai sarjana yang digaji
sama dengan

sarjana lain. Tidak ada perbedaan antara karyawan berjenjang.


Menyadari perlunya subsidi agar rumah sakit dapat berjalan, maka di dekade
1990-an pemerintah memberikan biaya operasional melalui subsidi OPRS dari
Departemen Kesehatan dan SBO dari Departemen Dalam Negeri. Kedua jenis
subsidi operasional ini tidak diperbolehkan untuk insentif dokter. Insentif bagi
dokter di rumah sakit sebagai tambahan Akibatnya para dokter spesialis

pemerintah meluangkan waktu untuk bekerja di rumah sakit swasta atau
mendirikan berbagai

lembaga

pelayanan

kesehatan

swasta

karena memang


merupakan tuntutan pasar. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya fenomena
berbagai rumah sakit khususnya rumah sakit swasta yang didirikan atau dimiliki
oleh dokter spesialis pemerintah di berbagai kota.
B. Rumusan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini penulis mengangkat permasalahan yaitu
bagaimana visi dan misi antara rumah sakit pemerintah dengan swasta dalam
mendukung kinerja pelayanan kepada masyarakat?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Rumah Sakit Bethesda
RS Bethesda merupakan RS swasta terbesar di Yogyakarta yang berlokasi di
Jalan Jendral Sudirman. Jalan tersebut akhir-akhir ini bertambah ramai kendaraan
sehingga seringkali jalan tersebut macet. RS. Bethesda dikenal sebagai pusat layanan
kesehatan yang terbaik di Kota Jogja dan dikenal memiliki standard kesehatan yang
tinggi, yang tercemin pada kualitas para tenaga medisnya. Didukung dengan diagnosa
yang cermat dan teknologi pengobatan yang modern, menjamin bahwa kita akan

senantiasa mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaik melalui tenaga medis RS.
Bethesda. RS Bethesda Yogyakarta menunjukkan sistem manajemen rumah sakit

yang mengarah ke lembaga modern.
Di seluruh dunia, para manajer rumah sakit perlu memperhatikan secara
seksama dinamika lingkungan. Tanpa memperhatikan dinamika lingkungan ada
kemungkinan sistem manajemen yang dipergunakan tidak akan cocok dan masa
depan rumah sakit menjadi suram. Secara praktis,

apabila

seseorang tidak

mempunyai pemahaman mengenai perubahan manajemen rumah sakitnya maka
manajer

rumah

sakit

tidak akan

mampu


melakukan

penafsiran

terhadap

kejadian-kejadian di lingkungan rumah sakit. Akibat lain yaitu ia tidak mengetahui
tindakan apa yang sebaiknya dilakukan.
Visi Rumah sakit Bethesda yakni menjadi rumah sakit pilihan dan jejaring
yang memuaskan customer melalui pelayanan profesional, prima dalam lingkup kerja
nasional dan internasional. Sedangkan misi Rumah sakit Bethesda yakni
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang holistik, unggul, efisien dan efektif,
yang berwawasan lingkungan, menyelenggarakan pelatihan, penelitian, dan
pengembangan manajemen yang berkesinambungan untuk menghasilkan SDM yang
kapabel, berkomitmen, sejahtera, dan berjiwa kasih, mewujudkan pelayanan
kesehatan terjangkau, memuaskan customer dan mampu berkembang dengan baik,
menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi agar pelayanan mampu bersaing di era globalisasi.
Sejalan dengan visi yang dimiliki rumah sakit Bethesda yang menggerakkan

pelayannya berdasarkan kasih, dapat dilihat bahwa profit bukanlah yang menjadi
tujuan utama dari rumah sakit Bethesda. Komitmen pelayanan terhadap lingkungan
sekitar menjadi salah satu elemen yang dapat menjadikan Bethesda tetap solid
hingga saat ini.
Rumah sakit yang memiliki motto "Tolong Dulu Urusan Belakang" terlihat
didalam setiap pelayanan kepada pasien yang membutuhkan tanpa membedakan
suku, agama dan golongan. Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada
semua pasien menjadi prioritas utama dalam setiap gerak langkah Rumah Sakit

Bethesda sejak pertama kali Bethesda berdiri pada tahun 1899 hingga saat
ini. Penanganan kesehatan diberikan secara holistik dan efektif. Selalu berusaha
mewujudkan pelayanan yang terjangkau dengan tetap menjaga mutu. SDM yang terus
menerus dikembangkan dan diberdayakan dari sisi kopetensi, dan diimbangi fasilitas,
sarana dan prasarana, menerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
1. Analisis lingkungan internal dan eksternal
Misi, visi, pedoman nilai, dan tujuan perlu dikaji secara mendalam dengan
analisis lingkungan eksternal dan internal rumah sakit. Pengkajian ini pada
hakekatnya menilai apakah rumah sakit mempunyai kemampuan dan peluang
untuk melaksanakan misinya. Sebagai konsekuensinya para pemimpin diharapkan
memutuskan arah rumah sakit dan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan.

Letak rumah sakit Bethesda yang sangat strategis berada di pusat kota
Yogyakarta tepatnya di Jalan Sudirman membuat rumah sakit tersebut mudah diakses.
Dan rumah sakit ini berada di tengah kawasan pemukiman yang padat penduduk
membuat pasien ataupun orang yang akan bekunjung mudah mendapatkan
transportasi. Dalam hal pelayanan masyarakatpun rumah sakit ini tergolong bagus
manajemennya.

Pelayanan

dengan

menggunakan

teknologi

canggih

dan

mengutamakan kesembuhan penanganan pasien secara maksimal menjadi kekuatan

dalam menjalankan operasionalisasi rumah sakit Bethesda ini yang di dukung dengan
banyak dokter spesialis serta jumlah perawat dan tenaga medis lainnya yang
professional. Dalam operasionalisasi kegiatannya rumah sakit ini telah memiliki 29
klinik yang di dukung dengan dokter umum 26 orang, dokter spesialis 59 orang,
dokter gigi 3 orang dan perawat 642 orang serta paramedic dan non paramedic
sebanyak 542 orang. Walaupun tarif yang diberikan lebih tinggi dibandingkan dengan
rumah sakit milik pemerintah daerah namun harga yang ditawarkan sesuai dengan
pelayanan yang diberikan sehingga pasien tidak mempermasalahkan tariff yang tidak
murah tersebut. Meskipun rumah sakit Bethesda merupakan milik swasta tetapi
rumah sakit ini melayani pasien dengan jaminan askes dan astek.

Melalui peran kepemimpinan manajer rumah sakit yang berpegang teguh pada
misi dan visi serta moto rumah sakit, hal ini menjadikan peran rumah sakit Bethesda
sangat penting bagi masyarakat Yogyakarta. Komitmen yang dipegang yaitu
mengutamakan menolong pasien terlebih dahulu tanpa memandang besarnya akhir
dari biaya perawatan membuat kekuatan bagi rumah sakit ini. Adanya perubahan
dinamika lingkungan dan teknologi di era globalisasi menuntut rumah sakit untuk
melakukan perubahan pada manjemennya ke dalam subsistem global. Untuk itu
rumah sakit Bethesda menjalin kerjasama dengan rumah sakit luar negeri dan juga
rumah sakit ini mengarah ke lembaga kesehatan modern.
Hambatan dan persaingan yang dihadapi rumah sakit Bethesda yaitu
banyaknya rumah sakit swasta yang tak kalah bagusnya dalam hal pelayanan
kesehatan di Yogyakarta. Seperti RS Panti Rapih mengembangkan berbagai rumah
sakit satelit; di utara kota memperluas RS Panti Nugroho, di timur dengan RS Panti
Rini, dan di selatan mengembangkan RS Ganjuran. RS PKU Muhammadiyah.
Tantangan pesaing yang terbesar adalah rumah sakit Happy Land yaitu sebuah rumah
sakit modern dengan konsep inovatif yang memadukan antara pelayanan
kesehatan, perbelanjaan, dan rekreasi.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta kemacetan lalu lintas, polusi udara, serta
polusi suara menjadi ancaman bagi RS Bethesda. Perubahan lingkungan bukan
hanya pengaruh lingkungan fisik tetapi juga perubahan oleh beberapa hal seperti
peningkatan harapan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan rumah sakit,
adanya UU Praktik Kedokteran, globalisasi sumber daya manusia, perubahan
kebijakan Menteri Kesehatan mengenai pembiayaan bagi keluarga miskin hingga
perbaikan sarana transportasi. Adanya persaingan di rumah sakit-rumah sakit swasta
dengan biaya yang dapat di jangkau oleh masyarakat terutama miskin menjadi
tantangan bagi rumah sakit Bethesda.
B. Rumah Sakit Dr. Soegiri Kabupaten Lamongan

Visi RSD Dr. Soegiri Lamongan adalah merupakan cita-cita yang
menggambarkan akan dibawa kemana RSD Dr. Soegiri Lamongan di masa
mendatang dan visi selalu berpijak pada kondisi, potensi, tantangan dan hambatan
yang ada. Sehubungan dengan analisis dan pendalaman tersebut, maka ditetapkanlah
visi RSD Dr. Soegiri Lamongan adalah sebagai berikut :
”Terwujudnya RSD Dr. Soegiri sebagai pilihan utama pelayanan
Kesehatan dan Rujukan bagi masyarakat Kabupaten Lamongan”.
Sedangkan misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh instansi
Pemerintah agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan
persyaratan misi tersebut diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan
dapat mengenal instansi pemerintah, mengetahui peran dan program-programnya
serta hasil yang akan diperoleh di masa mendatang. Dari gambaran tersebut maka
ditetapkan misi RSD Dr. Soegiri Lamongan adalah sebagai berikut :
1.

Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit

2.

Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan sumber daya
Rumah Sakit baik medis, paramedis maupun non medis.

3.

Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana Rumah Sakit.

2. Analisa Lingkungan Internal dan Eksternal
Pelayanan kesehatan merupakan hak dasar bagi warga negara seperti halnya
pendidikan sebagai upaya membangun sumber daya manusia. Pemerintah pusat
memberikan perhatian serius terhadap masalah kesehatan. Melalui Departemen
Kesehatan Pemerintah Indonesia berusaha mewujudkan Indonesia Sehat. Oleh karena
itu Pemerintah Kabupaten telah berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita tersebut
dan berusaha mewujudkan Lamongan Sehat dengan segala sumber daya yang ada.
Rumah sakit Dr. Soegiri memiliki jumlah tenaga relatif mencukupi, sehingga
merupakan potensi yang dapat digerakkan apabila dikelola dengan baik. Selain itu

sarana dan prasarana Rumah Sakit yang relatif mencukupi dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Lokasi RSD Dr. Soegiri yang cukup strategis dan
mudah dicapai oleh masyarakat membuat RSD ini memberikan kemudahan dalam hal
transportasi untuk dijangkau oleh masyarakat. Dengan menyesuaikan dengan
penghasilan masyarakat pola tarif retribusi pelayanan yang masih terjangkau oleh
masyarakat. Pemberlakuan standar tarif sesuai dengan kemampuan ekonomi
masyarakat membuat rumah sakit daerah masih menjadi favorit terutama kalangan
menengah kebawah. Untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat maka
pemimpin rumah sakit harus menjankan operasionalisasinya sesuai dengan
komitmen berupa visi, misi dan tujuan dari RSD Dr. Soegiri dalam rangka
memberikan pelayanan prima.
Pemberian dukungan Pemerintah Pusat maupun Daerah yang besar terhadap
isu kemiskinan dan kesehatan membuat rumah sakit ini sangat berkomitmen untuk
memberikan pelayanan utama untuk kesembuhan pasien selain itu juga didukung
makin tingginya tingkat kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan jasa pelayanan
kesehatan.
Dengan memperhatikan manajemen pelayanan serta hubungan koordinasi
yang baik dengan Puskesmas sehingga pelayanan kesehatan rujukan dari Puskesmas
dapat berjalan dengan baik, sehingga penanganan pelayanan kesehatan untuk
masyarakat dapat segera ditangani. Keberhasilan pelayanan kesehatan yang dicapai
oleh RS Dr.Soegiri dapat dilihat dengan mulai meningkatnya kepercayaan dari
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di RSD Dr. Soegiri, terbukti dengan
didapatnya penghargaan Pelayanan Publik tingkat Jawa Timur dan ISO 9001:2000.
Untuk lebih meningkatkan kemampuan tenaga medis dalam melayani msyarakat
rumah sakit DR.Soegiri memberi kesempatan bagi tenaga kesehatan berupa dana
pengembangan untuk meningkatkan profesionalisme kerja demi kesembuhan
msyarakat.

Meskipun visi dan misi telah ditetapkan namun dalam pelaksanaannya masih
terdapat kelemahan dalam instansi itu sendiri diantaranya adalah jumlah SDM relatif
mencukupi namun masih perlu adanya pembinaan disiplin serta profesionalisme
pegawai yang belum optimal; Belum adanya sistem penjenjangan karier, penghargaan
dan punishment yang mampu mendorong kinerja pegawai, sehingga motivasi para
pegawai untuk memberikan kinerjanya yang terbaik kurang bersemangat karena
kurangnya penghargaan dari pemerintah. Hal inilah yang menyebabkan para dokter
lebih banyak beralih untuk bekerja di rumah sakit swasta terutama dokter spesialis,
karena di rumah sakit swasta insentif yang akan mereka terima jauh lebih besar
daripada kepunyaan pemerintah. Selain itu dengan semakin modernnya teknologi di
era globalisasi ini diperlukan teknologi yang canggih dan cepat untuk menunjang
pelayanan terhadap pasien namun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh rumah
sakit dr. Soegiri perlu adanya peningkatan IPTEK untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat. Terdapatnya 3 rumah sakit swasta di Kabupaten
Lamongan bisa menjadi ancaman bagi rumah sakit ini apabila tidak ada peningkatan
sistem pelayanannya. Makin meningkatnya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang prima, membuat masyarakat akan cenderung lebih memilih swasta
walaupun harga atau tarif yang diberikan sedikit lebih tinggi namun sebanding
dengan kepuasan yang mereka terima. Hal ini dikarenakan semakin ketatnya
persaingan dengan Rumah Sakit Swasta dalam memberikan pelayanan kesehatan
pada masyarakat.
Untuk dapat mewujudkan Visi dan Misi RSD Dr. Soegiri Lamongan
diperlukan adanya suatu rumusan yang menjadi tonggak kunci penentu keberhasilan.
Berdasarkan analisis internal maupun eksternal, rumusan faktor kunci penentu
keberhasilan untuk mencapai Visi dan Misi tersebut adalah sebagai berikut :
a.

Menciptakan SDM Rumah Sakit yang kompeten, kredibel, inovatif dan mampu
berperilaku sebagai pelayan masyarakat melalui peningkatan kapasitas SDM

aparatur, peningkatan system penjenjangan dan karier, serta system penempatan
pegawai sesuai dengan bakat dan latar belakang pendidikan.
b.

Memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi untuk meningkatkan kualitas
layanan dalam rangka memberikan layanan yang prima pada masyarakat.

c.

Mengikutsertakan masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan di
bidang kesehatan.

d.

Meningkatkan kerjasama lintas program maupun lintas sektor serta dukungan
dari Pemerintah Kabupaten dalam rangka meningkatkan kualitas layanan
kesehatan.

C. Analisis Perbandingan Rumah Sakit Daerah dan Rumah Sakit Swasta
Secara kesatuan, sebuah rumah sakit akan menjadi organisasi yang lemah
apabila para pelaku dalam subsistem di rumah
pandang yang sama, visi yang sama terhadap

sakit

tidak

mempunyai

cara

perubahan lingkungan selain rasa

memiliki tentunya. Sebagai gambaran, bagaimana subsistem di sebuah Rumah
Sakit Daerah (RSD) bereaksi terhadap pendirian RS swasta baru yang modalnya
dimiliki oleh dokter pemerintah yang bekerja di RSD tersebut. Pendirian rumah
sakit swasta oleh para dokter spesialis tersebut timbul karena terdapat sekelompok
orang yang tidak puas dengan

pelayanan

RSD.

Kelompok

ini

mempunyai

kemauan dan kemampuan untuk membayar pelayanan secara lebih yang tidak
mungkin dijalankan di RSD. Dalam hal ini peluang pasar untuk pendirian rumah
sakit swasta mempengaruhi proses pelayanan di rumah sakit pemerintah. Dalam
kasus ini, proses klinik di RSD tersebut mempunyai risiko

tinggi untuk

mengalami kemunduran akibat pendirian rumah sakit swasta milik para dokter
yang bekerja di RSUD tersebut. Proses klinik di RSD tersebut menjadi terganggu
karena dokter dan sebagian perawat melakukan kegiatan klinik serupa di RS
swasta.
Besarnya

tarif

dan

mutu pelayanan membuat ada semacam dua lapis

pelayanan rumah sakit. Rumah sakit pemerintah identik dengan rumah sakit

bermutu rendah dan faktor pelayanan terkadang tidak memuaskan pasien.
Sementara rumah sakit swasta memiliki keunggulan yang merupakan kebalikan
dari sifat-sifat rumah sakit pemerintah. Oleh karena itu, rumah sakit swasta
lebih menarik dokter untuk bekerja di dalamnya. Seperti yang terjadi di Yogyakarta
peran dokter spesialis untuk sebuah rumah sakit sangatlah diperlukan namun yang
terjadi dokter spesialis lebih memilih untuk masuk ke rumah sakit bethesda dan
rumah sakit swasta lainnya daripada milik pemerintah. Jika jumlah tenaga medis
tidak seimbang dengan kapasitas pelayanan, maka berbagai lembaga swasta
tersebut akan

menggunakan

tenaga

dari

RS

pemerintah,

sehingga

ada

kemungkinan jam pelayanan di RS pemerintah lebih singkat dari yang seharusnya.
Jika tidak ada komitmen dari Pemda/Pemkot dan DPRD untuk pengembangan
institusi

pelayanan

kesehatan milik

pemerintah

maka

mutu

pelayanan

di

berbagai institusi tersebut akan lebih rendah dibanding rumah sakit swasta.

BAB III
PENUTUP
Penyusunan misi dan visi rumah sakit merupakan fase penting dalam
tindakan strategis

rumah

sakit. Hal

ini sebagai hasil

penafsiran terhadap

lingkungan yang berubah. Penafsiran-penafsiran yang dilakukan dengan cerdas akan
mendorong pemimpin untuk berpikir mengenai misi organisasi dan keadaan
organisasi yang dicita-citakan. Pemikiran ini merupakan dasar untuk menetapkan
strategi pengembangan lembaga. Lebih lanjut, pemimpin rumah sakit memerlukan
pernyataan misi dan visi sebagai isi komunikasi dalam meningkatkan komitmen
seluruh pihak terkait.

Kelemahan dari rumah sakit swasta yaitu kurangnya kepemilikan penguasaan
teknologi kedokteran dan obat-obat yang semakin cepat berkembang. Apa yang
sepuluh tahun yang lalu dianggap baru, saat ini dapat dikatakan ketinggalan
zaman. Kemajuan teknologi kedokteran sangat mempengaruhi proses subsistem
klinik.

Demikian

pula

teknologi

komputer

semakin mempengaruhi proses

subsistem klinik maupun nonklinik. Sehingga hal ini menyebabkan rumah sakit
swasta lebih terlihat modern dalam pelayanan maupun system manajemen
pelayanannya. Operasionalisasi rumah sakit daerah yang mendapat subsidi
pemerintah yang sangat membantu operasionalnya untuk menjalankan misi
sosialnya. Namun subsidi dari pemerintah yang terbatas tersebut membuat pemberian
pelayanan kepada masyarakat tidaklah maksimal, dikarenakan rumah sakit daerah
bukan berorientasi profit tetapi untuk kesejahteraan masyarakat maka anggaran dana
yang dipakai untuk operasionalisasi tergantung dari pemerintah. Hal ini berbeda
dengan swasta yang dalam operasionalisasinya secara mandiri sehingga swasta akan
memaksimalkan operasionalisasinya untuk mendapatkan profit dari masyarakat.
Penyebab RS pemerintah kalah bersaing dengan swasta adalah kesulitan
mengelola sumber daya manusia, khususnya dokter spesialis. Fakta yang ada saat
ini adalah sumber daya spesialis mempunyai

komitmen di berbagai tempat,

pendapatan rendah di rumah sakit pemerintah, tidak terlatih bekerja secara tim,
dan cenderung lebih banyak waktunya bekerja di rumah sakit swasta. Keadaan
tersebut terjadi karena memang rumah sakit pemerintah tidak mampu memberi
insentif dan suasana kerja menarik untuk sumber daya manusia, khususnya para
spesialis. Pada intinya, kompensasi yang diterima oleh sumber daya manusia di
rumah sakit pemerintah sangat rendah. Rumah sakit pemerintah

tidak pernah

menjadi sumber pendapatan dokter secara penuh. Akibatnya, sejak puluhan
tahun lalu tidak ada dokter spesialis yang bekerja secara penuh waktu di rumah
sakit pemerintah. Seluruh spesialis mempunyai pendapatan di luar yang jauh lebih
tinggi dibanding dengan yang mereka peroleh di rumah sakit pemerintah. Oleh

karena itu, perlu dipikirkan visi mengenai keadaan sumber daya manusia.
Pemimpin rumah sakit harus mampu menyusun visi rumah sakit berkaitan
dengan para spesialis agar kinerja mereka dapat meningkat. Pertanyaan penting
di sini adalah hal-hal apakah yang harus dipikirkan dalam menyusun visi yang
terkait dengan dokter spesialis. Aspek materi, aspek kepuasan kerja atau aspek
lain perlu dipertimbangkan dalam penyusunan misi.

DAFTAR PUSTAKA
www.bethesda.jogja.com di akses tamggal 3 juni 2012
www.gudeg.net di akses tamggal 3 juni 2012
http://tech.groups.yahoo.com/group/community_relations_uajy/message/41 di akses
tamggal 3 juni 2012
http://deny.blogs.ukrida.ac.id/blogs/2010/10/05/visi-dan-misi-rangkuman-agama di
akses tamggal 3 juni 2012
http://cdbethesda.org/index.php?m=AGwLZw==&s=XTIOYA di akses tamggal 12
juni 2012

http://www.docstoc.com/collection/10222/MUTU-PELAYANAN-RUMAH-SAKIT
di akses tamggal12 juni 2012
http://www.scribd.com/doc/68176086/1-Lingkungan-Dan-Strategi-RS di akses
tamggal 12 juni 2012
http://manajemen-rs.net/dmdocuments/6_Rencana%20Manajemen.pdf di akses
tamggal 3 juni 2012
http://www.docstoc.com/docs/6579354/ANALISIS-FAKTOR-EKSTERNAL di akses
tamggal 3 juni 2012
http://manajemen-rs.net/dmdocuments/ASPEK_BAB%20II%20-%20PRINSIPPRINSIP%20%20MANAJEMEN%20STRATEGIS.pdf di akses tamggal 12 juni
2012
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3661/1/09E01472.pdf di akses
tamggal 3 juni 2012