Pengenalan alat alat Cuaca pdf

Disusun oleh :

Rizki Nurmalasari 135040118133007

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda , dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan interpretasi dari data2 yang banyak dehingga memerlukan statistik dalam pengerjaannya, orang2 sering juga mengatakan klimatologi sebagai meteorologi statistik (Tjasyono, 2004).

Untuk menentukan iklim suatu tempat atau daerah diperlukan data cuaca yang telah terkumpul lama (10-30 tahun)yang didapatkan dari hasil pengukuran cuaca dengan alat ukur yang khusus atau instrumentasi klimatologi. Alat ‑ alat

yang digunakan harus tahan lama dari pengaruh ‑ pengaruh buruk cuaca untuk dapat setiap waktu mengukur perubahan cuaca.Alat dibuat sedemikian rupa agar hasil pengukuran tidak berubah ketelitiannya.Pemeliharaan alat yang baik membawa keuntungan pemakaian lebih lama.

Pemasangan alat di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu agar tidak salah ukur, harus difikirkan tentang halangan dari bangunan ‑ bangunan ataupun pohon ‑ pohon di dekat alat.Agar data yang diperoleh dapat dibandingkan, kemudian perbedaan data yang didapat bukanlah akibat kesalahan prosedur, tetapi betul ‑ betul akibat iklimnya yang berbeda. Berdasakan hal tersebut perlunya adanya pengetahuan mengenai alat-alat klimatologi tersebut, baik dari kegunaan

atau fungsinya dan cara menggunakannya. Adapun alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun Meteorologi Pertanian diantaranya alat pengukur curah hujan (Ombrometer), Alat pengukur kelembaban relatif udara (Hygrometer), alat pengukur suhu udara (Termometer Biasa, Termometer Maksimum, Termometer Minimum, dan Termometer Maximum- Minimumalat pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air), alat pengukur panjang penyinaran matahari (Solarimeter tipe Combell Stokes), alat pengukur suhu tanah (Termometer Tanah), dan alat pengukur atau fungsinya dan cara menggunakannya. Adapun alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun Meteorologi Pertanian diantaranya alat pengukur curah hujan (Ombrometer), Alat pengukur kelembaban relatif udara (Hygrometer), alat pengukur suhu udara (Termometer Biasa, Termometer Maksimum, Termometer Minimum, dan Termometer Maximum- Minimumalat pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air), alat pengukur panjang penyinaran matahari (Solarimeter tipe Combell Stokes), alat pengukur suhu tanah (Termometer Tanah), dan alat pengukur

Stasiun meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan mengirimkan kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum). Untuk yang keras menyimpan modul-modul setiap 15 menit. Hal ini dapat menghasilkan kira-kira 20 nilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan akhir disetiap interval keluaran. Ukuran utama dibuat di stasiun meteorologi danau vida, pemakaian alat untuk temperatur udara, kelembaban relatif, temperatur tanah (Fontain, 2002).

1.2 Tujuan

1) Untuk mengetahui deskripsi BMKG, tugas BMKG, definisi taman alat, persyaratan tata letak taman alat

2) Untuk mengetahui definisi radiasi, macam-macam alat pengukur radiasi matahari beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi radiasi matahari serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur unsur matahari

3) Untuk mengetahui definisi suhu, macam-macam alat pengukur suhu beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi suhu serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur suhu

4) Untuk mengetahui definisi kelembaban, macam-macam alat pengukur kelembaban beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi kelembaban serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur kelembaban

5) Untuk mengetahui definisi evaporasi, macam-macam alat pengukur evaporasi beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi

evaporasi serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur evaporasi

6) Untuk mengetahui definisi curah hujan, macam-macam alat pengukur curah hujan beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi curah hujan serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur curah hujan

7) Untuk mengetahui definisi angin, macam-macam alat pengukur angin beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi angin serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur angin

8) Untuk mengetahui definisi awan, macam-macam alat pengukur awan beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi awan serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur awan

9) Untuk mengetahui alat-alat lain yang dipasang di stasiun BMKG

1.3 Manfaat

1) Dapat mengetahui deskripsi BMKG, tugas BMKG, definisi taman alat, persyaratan tata letak taman alat

2) Dapat mengetahui definisi radiasi, macam-macam alat pengukur radiasi matahari beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi radiasi matahari serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur unsur matahari

3) Dapat mengetahui definisi suhu, macam-macam alat pengukur suhu beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi suhu serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur suhu

4) Dapat mengetahui definisi kelembaban, macam-macam alat pengukur kelembaban beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi kelembaban serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur kelembaban

5) Dapat mengetahui definisi evaporasi, macam-macam alat pengukur evaporasi beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi evaporasi serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur evaporasi

6) Dapat mengetahui definisi curah hujan, macam-macam alat pengukur curah hujan beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi

curah hujan serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur curah hujan

7) Dapat mengetahui definisi angin, macam-macam alat pengukur angin beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi angin serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur angin

8) Dapat mengetahui definisi awan, macam-macam alat pengukur awan beserta cara kerjanya, faktor- faktor yang mempengaruhi awan serta kelebihan dan kekurangan alat pengukur awan

9) Dapat mengetahui alat-alat lain yang dipasang di stasiun BMKG

BAB II METODOLOGI

1.1 Tempat dan waktu fieldtrip

Tempat : BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geologi) Sawahan –

Nganjuk Waktu : Hari Rabu, 02 Desember 2015 Pukul : 09.00 WIB - Selesai

1.2 Alat dan bahan fieldtrip

1.2.1 Alat

a) Kamera untuk mendokumentasikan alat-alat yang ada di taman alat

dan di ruangan

b) Bolpoin untuk menulis atau meresume

c) Papan dada untuk landasan menulis

d) Modul untuk Panduan fieldtrip

e) Kertas A4 untuk menulis atau meresume

1.2.2 Bahan

1. Sangkar Meteo : sebagai tempat untuk meletakkan termometer suhu udara.

2. Termometer maksimum dan minimum : alat untuk mengukur suhu udara.

3. Termometer bola basah dan bola kering : alat untuk mengukur suhu udara.

4. Open pan Evaporimeter : alat untuk mengukur evaporasi

5. Penangkar hujan type hell man :alat untuk mengukur curah hujan dengan otomatis

6. Pengankar hujan type ombrometer : alat untuk mengukur curah hujan dengan manual

7. Solarimeter Campbell stoke : alat untuk mengukur intensitass radiasi matahari

8. Cup Anemometer : alat untuk mengukur kecepatan angin

9. Seismograph : alat untuk mencatat skala gempa bumi

BAB III ISI

3.1 BMKG

3.1.1 Deskripsi BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG), sebelumnya bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi,klimatologi, dan geofisika. Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.

Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan

Meteorologisch Observatorium (Observatorium Magnetik dan Meteorologi) yang dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika tersebut diganti menjadi Kisho Kauso Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua yakni:

namaMagnetisch

en

Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia, Yogyakarta, khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang berada di Jakarta dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga. Pada tanggal 21 Juli 1947, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang berkedudukan di Jalan Gondangdia, Jakarta. Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan

Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya pada tahun 1950, Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.

Pada tahun 1955, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Namun 10 tahun kemudian diubah lagi menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika.

Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, yang pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada dibawah Departemen Perhubungan. Pada tahun 2002, melalui Keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika. Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, BMG berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (BMKG, 2014).

3.1.2 Tugas dari BMKG

Tugas dari BMKG : Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :

a) Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

b) Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

c) Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

d) Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

e) Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

f) Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim.

g) Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

h) Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

i) Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. j) Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan

jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

k) Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. l) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. m) Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. n) Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. o) Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG. p) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG. q) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG; k) Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. l) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. m) Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. n) Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. o) Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG. p) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG. q) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;

3.1.3 Definisi Taman Alat

Taman alat ialah sebidang tanah atau hamparan suatu lahan pada tempat tertentu, dimana pada lahan tersebut merupakan tempat alat-alat pengukur unsur cuaca dipasang (Tim Dosen Klimatologi, 2013)

3.1.4 Persyaratan Tata Letak Taman Alat

Persyaratan dasar yang harus dipenuhi untuk pembuatan taman alat ialah:

1. Berada di permukaan tanah datar, rata dan sepenuhnya tertutup rumput pendek yang terpelihara dengan baik. Taman alat hendaknya tidak diletakkan di atas permukaan berbatu atau berpasir.

2. Diletakkan di tengah-tengah daerah terbuka, jauh dari pepohonan dan gedung

3. Cukup luas dan masing-masing alat tersusun dengan baik, sehingga tidak saling menghalangi.

4. Diberi pagar kawat setinggi kira-kira 1 – 2 meter.

5. Pintu masuk disebelah utara atau selatan dan terkunci baik Modul Praktikum Klimatologi 4 Luas taman alat tergantung jumlah dan macam alat.

Menurut WMO untuk pemasangan alat yang terdiri dari pengukur suhu udara dan kelembaban udara saja, memerlukan sebidang tanah berukuran paling sempit yaitu 9 x 6 meter. Adapun untuk sebuah stasiun klimatologi pertanian yang lengkap dibutuhkan daerah terbuka yang berukuran paling sempit 10 x 10 meter (Doorenbas, 1976).

3.2 Radiasi Matahari

3.2.1 Definsi Radiasi Matahari

Radiasi matahari merupakan unsure iklim/cuaca utama yang akan mempengaruhi keadaan unsure iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan radiasi dipermukaan bumi akan menciptakan pola angin yang selanjutnya Radiasi matahari merupakan unsure iklim/cuaca utama yang akan mempengaruhi keadaan unsure iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan radiasi dipermukaan bumi akan menciptakan pola angin yang selanjutnya

3.2.2 Macam-Macam Alat Pengukur Radiasi Matahari Dan Beserta Cara Kerjanya.

Alat-alat pengukur radisai matahari ada Solarymeter, dalam solarymeter ini menggunakan 2 kertas pias, yaiut kertas pias tipe campbell stokes dan kertas pias tipe jordan ada Actinograph :

A. Solarymeter tipe Campbel stokes

Digunakan untuk mengukur lama matahari bersinar. Data yang dihasilkan dinyatakan dalam satuan jam atau persen (%).

Bagian-bagian alat :

a) Lensa bola kaca pejal, r = 7,3 cm

b) Busur pemegang bola kaca pejal

c) Sekrup pengunci kedudukan lensa

d) Sekrup pengatur kemiringan

e) Mangkuk tempat kertas pias

Cara Kerja :

Sinar yang datang difokuskan pada bola kristal yang dibawahnya ada kertas pias, jika sinar terfokus akan membuat/menimbulkan geresan hitam pada kertas hitam. Goresan ini yang digunakan yang digunakan untuk mengukur intensitas sinar matahari, ini dilakukan setiap hari. Pias combell- stokes tidak akan terbakar jika radiasi matahari minimum belum tercapai (kira-kira 0,2 sampai (n) cm-2 menit-1).

B. Solarymeter Tipe Jordan

Digunakan untuk mengukur lamanya penyinaran surya per jam. Prinsip kerja alat ini adalah pembakaran pias. Bagian-bagian Alat :

a) Cela sinar,

b) silinder Jordan,

c) tutup silinder Jordan c) tutup silinder Jordan

e) dasar alat

f) kaki penyangga.

Cara kerja :

Berkas sinar yang masuk akan bereaksi dengan kalium Fero sianida atau Ferro amonim sitrat yang sebelumnya telah dioleskan pada kertas pias.Garam pero akan beroksidasi sehingga membentuk noda apabila kertas pias kita cuci dengan aquades. Dari panjang noda yang terbentuk akan dapat diukur panjang penyinaran aktual.

C. Actinograph

Actinograph adalah alat untuk mengukur total intensitas dari radiasi matahari langsung. Maksud dari pengukuran intensitas radiasi matahari ini adalah untuk mengetahui total intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang langsung maupun yang dibaurkan oleh atmosfer. Bagian-bagian alat :

a) Sensor, yang terdiri dari masing-masing 2 strip bimetal yang bercat hitam dan putih

b) Glass dome (bulatan bola gelas), mentransmisikan 90% energi elektromagnetik

c) Plat pengatur bimetal

d) Mekanik pembesar

e) Tangkai dan pena pencatat

f) Drum clock / silinder berputar yang dilengkapi dengan kertas pias

g) Pengatur atau perata-rata air

h) Kontainer silica gel, menyerap uap air agar tidak terjadi kondensasi pada permukaan glassdome

i) Bagian dasar j) Penutup atau cover

Cara Kerja :

Berperekam atau otomatis mengukur setiap saat pada siang hari radiasi surya yang jatuh ke alat. Sensor atau yang peka bila kena sinar surya terdiri atas bimetal (dwilogam) berwarna hitam mudah menyerap radiasi Berperekam atau otomatis mengukur setiap saat pada siang hari radiasi surya yang jatuh ke alat. Sensor atau yang peka bila kena sinar surya terdiri atas bimetal (dwilogam) berwarna hitam mudah menyerap radiasi

3.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Radiasi Matahari 1.Jarak matahari.

Semakin jauh jarak bumi terhadap matahari → semakin rendah jumlah radiasi matahari yg sampai di PB

2. Sudut datang radiasi matahari

Besar kecilnya sudut datang sinar matahari pd PB. Jumlah yg diterima berbanding lurus dg sudut datang. Sinar dengan sudut datang yg miring kurang memberikan energi pd PB disebabkan karena energinya tersebar pd permukaan yg luas dan juga karena sinar tersebut harus menempuh lap ATM yg > jauh dibanding jika sinar dg sudut datang yg ┴.

3. Panjang hari (sun duration)

Semakin panjang pan jang hari → semakin banyak jumlah radiasi matahari yang sampai di PB

4. Pengaruh Atmosfer

Sinar yang melalui atmosfer sebagian akan diadsorbsi oleh gas-gas, debu dan uap air, dipantulkan kembali, dipancarkan dan sisanya diteruskan ke PB (Herlina, 2015).

3.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Alat Pengukur Unsur Radiasi Matahari

Berikut adalah tabel kelebihan dan kekurangan alat-alat pengukur unsur radiasi matahari yang telah dibahas diatas:

Nama Alat Ukur

Kelebihan

Kekurangan

Solarimeter Type

a. Kertas pias yang dipasang harus Compbell-Stokes

a. Dapat menyesuaikan letak

kedudukan matahari pada saat tepat agar cahaya matahari dapat alat

dipasang

dengan tepat jatuh ke kertas tersebut.

menggunakan kertas pias yang

b. Mengganti kertas pias setelah

bentuknya berbeda-beda.

terbakar bila ingin mengukur lama b. Tidak peka terhadap radiasi penyinaran matahari pada hari baru.

selanjutnya. Jadi dinilai kurang praktis.

c. Alat ini harus diletakkan di tempat terbuka dan tempat yang banyak mengenai cahaya matahari.

Solarimeter Type Jordan

a. Langsung dapat diketahui

a. Harus diperhatikan standar dari

baku terhadap sinar b. Dapat diatur pengatur ditentukan oleh ketelitian penyiapan kemiringannya tergantung letak kertas pias. tempat

besarannya.

kepekaan

b. Pengamatan atau pencatatan data berdasarkan datangnya sinar tidak boleh ditunda matahari di tempat pengamatan.

pengamatan

yang

c. Penyimpanan alat ini harus rapat. d. Kurang praktis.

Aktinograf

a. Pencatat data otomatis

a. Alat ini perlu dikalibrasi secara

tercatat pada kertas grafik.

periodic selama 6 bulan sekali b. Kedap terhadap radiasi dengan menggunakan piranometer. gelombang panjang dan hanya

b. Pencatatan mengalami kelambanan mengukur radiasi gelombang sekitar 5 menit dengan nilai

pendek.

kesalahan sekitar 10-15%.

(Herlina, 2015)

3.3 Suhu

3.3.1 Definisi Suhu

Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukur dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi simuka bumi adalah didaerah tropis (sekitar ekoator) dan makin ke kutub semakin dingin. Di lain pihak, pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa terasa dingin jika ketinggian semakin bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukur dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi simuka bumi adalah didaerah tropis (sekitar ekoator) dan makin ke kutub semakin dingin. Di lain pihak, pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa terasa dingin jika ketinggian semakin bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan

lapse rate. Pada udara kering, lapse rate adalah 1 ˚C (Lakitan, 1997)

3.3.2 Macam-Macam Alat Pengukur Suhu Dan Beserta Cara Kerjanya

Alat pengukur suhu udara ada 4 macam antara lain :  Termometer bola kering  Termometer bola basah

 Termometer maksimum  Termometer minimum

Alat pengukur suhu udara dipengaruhi langsung oleh matahari Oleh Karena itu alat-alat tersebut harus ditempatakan pada tempat tertentu yaitu pada sangkar meteorology.

a. Termometer bola kering

Alat ini berfungsi untuk mengukur kelembaban udara. Pada prinsipnya alat ini hampir sama dengan thermometer bola basah yang membedakan hanya pada cara kerjanya. Alat ini bekerja melalui proses pemuatan. Jika suhu naik, air raksa dalam pipa kapiler akan memuai dan bergerak naik.

Cara Kerja :

Tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya.

b. Termometer bola basah

Alat ini berfungsi untuk mengukur suhu udara. Pada saaat pengukuran alat ini dipasang berdampingan dengan bola kering pada tiang statis.

Termometer ini terdiri dari tabung gelas yang didalamnya terdapat pipa kapiler. Pada ujung yang lain dihubungkan dengan air yang ada pada bak (dihubungkan dengan kain muslin dan baik air dihubungkan dengan udara luar).

Cara kerja :

Termometer bola basah dalam proses kerjanya dihuibungkan dengan udara luar melalui kain muslin yang dihubungkan dengan air. Pada dasarnya alat ini bekerja melalui proses penguapan. Pada saaat suhu nai,k maKa air yang ada pada kain mudslin akan menguap sehingga air raksa dalam pipa kapiler bergeak turuin dan mennyusut

c. Termometer maksimum

Thermometer ini berfungsi untuk mengetahui suhu maksimum dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam jangka waktu satu hari. Tetapi di atas reservoid terdapat suatu bagian yang sempit karena adanya stip kaca. Jika suhu naik air raksa dalam reservoir a kan memmuai dan dipaksa melalui bagian sempit ke dalam pipa kapiler. Jika suhunya turun, air raksa dalam pipa kapiler tidak kembali dalam reseervoir karena tertahan bagian yang sempit.

Cara Kerja :

Suhu max dan min dibaca pada ujung bawah indeks, setelah itu Indeks bagian kanan menunjukkan suhu max, indeks bagian kirimenunjukkan suhu min.

d. Termometer minimum

Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu terendah dalam waktu tertentu yaitu dalam waktu satu hari. Di dalam pipa kapiler terdapat stip kaca karena reaksi alkohol tidak seberapa cepat. Maka reservoir termometer ini dapat dibuat dalam bentuk tapak kuda.

Cara Kerja :

Jika terdapat penurunan suhu udara maka alcohol dalam reservoir akan menyumbat sehingga alcohol dalam pipa kapiler akan mengisi ruang hampa yang terjadi dalam reservoir, sehingga indeks yang ada dldam pipa kapile ikut menggesser sesuia dengan penurunan suhu udara saaat itu

Bila suhu udara naik, maka alcohol akan memuai mengisi atau mendesak alcohol dalam pipa kapiler sehingga permmukaannya akan Bila suhu udara naik, maka alcohol akan memuai mengisi atau mendesak alcohol dalam pipa kapiler sehingga permmukaannya akan

Temperatur yang terendah dan tecapai pada suatu saat ditunjukkan oleh suatu stip kaca yang terdapat dalam bejana kapiler. apabila temperatur itu turun maka stip kaca dibawa oleh kekuatan alcohol, akan tetap pada tempatnya jika temperature naik. Jadi ujung stip menunjukkan temperature yang terendah (Lakitan, 2002).

3.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Suhu

Temperatur udara adalah tingkat atau derajat panas dari kegiatan molekul dalam atmosfer yang dinyatakan dengan skala Celcius, Fahrenheit, atau skala Reamur. Perlu diketahui bahwa suhu udara antara daerah satu dengan daerah lain sangat berbeda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh hal-hal tersebut (Kamala sari, 2007).

a. Sudut Datangnya Sinar Matahari Sudut datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari, sedangkan sudut terbesar pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00 siang. Sudut datangnya sinar matahari yaitu sudut yang dibentuk oleh sinar matahari dan suatu bidang di permukaan bumi. Semakin besar sudut datangnya sinar matahari, maka semakin tegak datangnya sinar sehingga suhu yang diterima bumi semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil sudut a. Sudut Datangnya Sinar Matahari Sudut datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari, sedangkan sudut terbesar pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00 siang. Sudut datangnya sinar matahari yaitu sudut yang dibentuk oleh sinar matahari dan suatu bidang di permukaan bumi. Semakin besar sudut datangnya sinar matahari, maka semakin tegak datangnya sinar sehingga suhu yang diterima bumi semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil sudut

b. Tinggi Rendahnya Tempat Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara yang disebabkan adanya perbedaan tinggi rendah suatu daerah disebut amplitudo. Perbedaan temperatur tinggi rendahnya suatu daerah dinamakan derajat geotermis. Suhu udara rata- rata tahunan pada setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut.

c. Angin dan Arus Laut Angin dan arus laut mempunyai pengaruh terhadap temperatur udara. Misalnya, angin dan arus dari daerah yang dingin, akan menyebabkan daerah yang dilalui angin tersebut juga akan menjadi dingin.

d. Lamanya Penyinaran Lamanya penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari letak garis lintangnya. Semakin rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah tersebut mendapatkan sinar matahari dan suhu udaranya semakin tinggi. Sebaliknya, semakin tinggi letak garis lintang maka intensitas penyinaran matahari semakin kecil sehingga suhu udaranya semakin rendah. Indonesia yang terletak di daerah lintang rendah (6 °LU – 11 °LS) mendapatkan penyinaran matahari relatif lebih lama sehingga suhu rata-rata hariannya cukup tinggi.

e. Awan Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu daerah terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan sinar matahari tertutup oleh awan dan kemampuan awan menyerap panas matahari. Permukaan daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas, sedangkan permukaan lautan lebih lambat menerima panas dan lambat pula e. Awan Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu daerah terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan sinar matahari tertutup oleh awan dan kemampuan awan menyerap panas matahari. Permukaan daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas, sedangkan permukaan lautan lebih lambat menerima panas dan lambat pula

3.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Alat Pengukur suhu

a) Kelebihan Termometer Maximum Kelebihan termometer maksimum yaitu jika suhu panas maka air raksa bergerak keatas tetapi jika suhu turun, permukaan air raksa tetap pada kedudukan seperti pada waktu suhu panas, hal ini disebabkan adanya konstruksi yang menutup air raksa ke tandon (reservoir) kembali ke term, ommeter harus dikitas-kitaskan dengan kuat.

 Kelemahannya harus diletakan pada posisi hampir mendatar agar mudah terjadi pemuaian.

b) Termometer minimum yaitu agar gaya grafitasi tidak ada maka termometer minimum diletakkan mendatar.

 Kelemahannya bekerja hanya gaya permukaannya saja. (Kurniawana, 2002)

3.4 Kelembapan

3.4.1 Definisi Kelembapan

Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif (Tjasyono, 1992)

3.4.2 Macam-Macam Alat Pengukur Kelembapan Dan Beserta Cara Kerjanya

1. Psikometer Assman

C. Prinsip kerjanya berdasarkan hukum termodinamika. Cara pemasangannya yaitu jinjing (portable). Untuk pengamatannya kain kassa pada TBB dibasahi. Kemudian pegas kipas diputar sehingga kipas akan mengalirkan udara dengan kecepatan 5 m/s di bagian reservoirnya. Pengamatan dilakukan setelah suhu termometer konstan.

Satuan alat ini yaitu o C dengan ketelitian 0.2

2. Higrograph

Higrograf ini terdiri dari silinder choronometer, batang penulis (pena), sumbu pengatur, seutas rambut dan kotak pelindung.

Cara Kerja :

Naik turunnya pena dan gerak mendatarnya, ditentukan oleh silinder dan oleh serat rambut. Apabila udara ini lembab, maka rambut memanjang diteruskan oleh sumbu pengatur kebatang pena, kemudian pena bergerak naik (persentase lengas naik). Sebaliknya, jika udara mengering, rambut mengerut, lalu pena turun (persentase lengas turun), (Kurniawan, 2002)

3.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelembaban

a. Sinar matahari Sumber panas utama untuk bumi dan atmosfer adalah matahari, dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Energi radiasi dari matahari yang sampai kepermukaan bumi disebut insolation (incoming solar radiation). Insolation terdiri atas sinar-sinar dengan panjang gelombang lebih pendek dalam spektrum matahari dan paling efektif memanasi bumi. Jika sinar dari spektrum matahari mencapai bumi sebagian diserap dan dirubah dari gelombang panjang yang dikenal sebagai panas.

b. Kabut Kabut dapat terjadi diwaktu malam yang cerah, ketika udara yang dingin yang mengalir melalui permukaan air yang masih panas hal seperti itu yang terjadi didaerah kutub yang disebut asap laut dan juga terdapat diatas selokan-selokan pada pagi hari. Kabut dapat terjadi pada cuaca tanpa angin sebagai akibat dari temperatur yang turun terus. Kabut terdiri dari tetes-tetes air yang sangat kecil yang melayang-layang di udara dan mengakibatkan berkurangnya penglihatan mendatar pada pada permukaan bumi hingga kurang dari 1 km. Tetes-tetes kecil ini dapat dilihat dengan mata biasa, jika berada pada suatu tempat yang cukup penerangan. Mereka bergerak mengikuti gerakan udara yang ada. Udara dalam keadaan kabut akan terasa lembab, sejuk dan basah dengan kelembaban udara disekitar 100%.

c. Hujan Hujan adalah jatuhan titik air yang mencapai tanah. Hujan yang tidak dapat mencapai tanah disebut verga. Hujan yang mencapai tanah dapat diukur dengan jalan mengukur tinggi air dengan cara-cara tertentu. Hasil pengukuran ini kemudian disebut curah hujan dengan tanpa mengingat macam atau bentuk hujan pada saat mencapai tanah. Intensitas hujan ditentukan dari tingkat berakumulasinya curah hujan diatas suatu permukaan yang datar, jika air hujan tersebut tidak mengalir. Fluktuasi kandungan uap air di udara lebih besar pada lapisan udara dekat permukaan dan semakin kecil dengan bertambahnya ketinggian. Hal ini terjadi karena uap air bersumber dari permukaan dan proses kondensasi berlangsung juga pada permukaan. Pada siang hari kelembaban lebih tinggi pada udara dekat permukaan disebabkan penambahan uap air hasil evepotranspirasi dari permukaan.

Proses ini berlangsung karena permukaan tanah menyerap radiasi matahari selama siang hari tersebut. Sebaliknya pada malam hari kelembaban lebih rendah pada udara dekat permukaan. Pada malam hari akan berlangsung proses kondensasi atau pengembunan yang memanfaatkan uap air yang berasal dari udara. Oleh sebab itu, Kandungan uap air di udara dekat permukaan tersebut akan berkurang. Kelembaban udara pada ketinggian lebih dari 2 meter dari permukaan tidak menunjukan perbedaan yang nyata antara malam dan siang hari. Pada lapisan udara yang lebih tinggi tersebut, pengaruh angin menjadi lebih besar. Udara lembab dan udara kering dapat tercampur lebih cepat. (Lakitan, 2002). Tinggi rendahnya kelembaban udara dapat menentukan besar kecilnya kandungan bahan pencemar baik di ruang tertutup maupun ruangterbuka akibat adanya pelarut bahan pencemar yang menyebabkan terjadinya pencemaran.

3.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Alat Pengukur Kelembapan

1. Psicrometer Assman

a) Kelebihan alat ini yaitu bisa dipasang di dalam sangkar atau digantung pada tiang/dipegang, biasanya alat ini dipasang pada balon berawak.

b) Kekurangannya yaitu kemampuan kecepatan angin terbatas sekitar 5m/detik.

2. Higrograph

a) Kelebihannya Kelebihan alat ini yaitu dapat mengukur kelembaban relatif secara langsung dan terdapat tabel untuk mengubah pembacaan temperatur ke data kelembaban udara.

b) Kekurangannya hubungan kelembaban dan pemasangan tidak linear, tidak terlalu teliti (sekitar 5%), meskipun rambut kuda mempunyai sifat higroskopis yang baik (Kurniawan, 2002).

3.5 Evaporasi

3.5.1 Definisi Evaporasi

Evaporasi secara umum dapat didefinisikan dalam sua kondisi, yaitu : (1) evaporasi yang berarti proses penguapan yang terjadi secara alami, dan (2) evaporasi yang dimaknai dengan proses penguapan yang timbul akibat diberikan uap panas 9steam) dalam suatu peralatan. Evaporasi dapt diartikan sebagai proses penguapan dari liquid (cairan) dengan penambahan panas (Trewartha, 1980).

3.5.2 Macam-Macam Alat Pengukur Evaporasi Dan Beserta Cara Kerjanya

Alat – alat untuk mengukur evaporasi ada 3 macam yaitu : Open pan evaporimeter, Lysimeter, pichemeter.

a. Open Pan evaporimeter

Bagian-bagian alat :

1. Panci untuk menampung air yang berdiameter 120 cm dan tinggi 30 cm

2. Hook geuge (batang berskala) untuk mengetahui ketinggian air dalam panic

3. stiff well (bejana) untuk menempakkan hook geuge sehingga mudah pembacaan

4. kayu penopang untuk penyangga panic sehingga tidak bersentuhan dengan tanah karena tanah menngandung panas yang akan menambah penguapan

5. temometer aur untuk mengukur suhu air permukaan.

cara kerja :

Panci penguapan diisi air setinggi 20 cm sehingga di atas rongga 5 cm pengukuran dilaksanakan pada permukaan air dalam keadaan tenang di dalam tabung peredam riak. Untuk mengukur dan membaca skalanya, maka tabung pengaman didekaatkan ke panci dengan maksud agar permukaan air tetap tenang dan tidak terlalu bergelombang. Sesudah itu sekrup patrol diputar sambil melihat ujung panci dari hungging di dalam tabung pengaman. Skrup pengontrol yaitu berada di atas penyangga hugging berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan skala. Jika sikrup itu diputar kembali ke kanan maka tiang skala turun angka yang dibaca adalah angka yang terdapat tegak lurus demngan sekrup pengontrol. Adapun skala yang terrtera pada skala adalah angka (1) sampai (100).

b. Piche meter Bagian-bagian alat :

a. Tabung kaca tempat air yang berskala dalam satuan mm.

b. Kawat penjepit tempat meletakkan kertas berpori.

c. Penggantung

d. Satuan Alat : ml

e. Satuan Pengukuran : mm

f. Ketelitian Alat : 0,1 ml Prinsip kerja : Selisih tinggi permukaan air.

Cara kerja :

Air yang terdapat dalam pinche evaporimeter akan menguap (yang terdapat pada tabuing yang berisi air). Kertas saring dan air dihubungkan dengan pipa kapiler yang menjaga supaya kertas saring selalu kering dan jenuh. Dari pembacaan berturut-turut volume air yang tinggal ditabung Air yang terdapat dalam pinche evaporimeter akan menguap (yang terdapat pada tabuing yang berisi air). Kertas saring dan air dihubungkan dengan pipa kapiler yang menjaga supaya kertas saring selalu kering dan jenuh. Dari pembacaan berturut-turut volume air yang tinggal ditabung

c. Lysimeter

Alat ini berguna untuk mengukur penguapan air didalam tanah yang mana ditanah tempat pengujian tersebut terdapat beberapa jenis tanah dengan keadaan permukaan yang berbeda. Seperti permukaan satu dengan yang lain, ada yang terdapat tanah kosong (bare Land), tanah yang ditanami rumput, tanah yang ditanami pepohonan kecil, dan bisa juga tanah berpasir.

Cara kerja :

Cara kerja alat ini adalah, tiap pagi, kira-kira pukul 07.00 atau 08.00 waktu setempat. Atau berpedoman sebelum matahari terlalu tinggi juga bisa, tuang air pada masing-masing tanah pengujian sebanyak 8 liter air. Setelah itu tunggu sampai 24 jam. Ambil air melalui kran yang berada dibagian bawah, dan kemudian dilakukan pengukuran, berapa liter jumlah air yang meluap (sisa air) (Kurniawan, 2002)

3.5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi evaporasi

1. Radiasi Matahari Pada setiap perubahan bentuk zat; dari es menjadi air (pencairan), dari zat cair menjadi gas (penguapan) dan dari es lengsung menjadi uap air (penyubliman) diperlukan panas laten (laten heat). Panas laten untuk penguapan berasal dari radiasi matahari dan tanah. Radiasi matahari merupakan sumber utama panas dan mempengaruhi jumlah evaporasi di atas permukaan bumi, yang tergantung letak pada garis lintang dan musim. Radiasi matahari di suatu lokasi bervariasi sepanjang tahun, yang tergantung pada letak lokasi (garis lintang) dan deklinasi matahari. Pada bulan Desember kedudukan matahari berada paling jauh di selatan, sementara pada bulan Juni kedudukan matahari berada palng jauh di utara. daerah yang berada di belahan bumi selatan menerima radiasi maksimum matahari pada bulan Desember, sementara radiasi terkecil pada bulan Juni, begitu pula sebaliknya. Radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi juga dipengaruhi oleh penutupan awan. Penutupan oleh 1. Radiasi Matahari Pada setiap perubahan bentuk zat; dari es menjadi air (pencairan), dari zat cair menjadi gas (penguapan) dan dari es lengsung menjadi uap air (penyubliman) diperlukan panas laten (laten heat). Panas laten untuk penguapan berasal dari radiasi matahari dan tanah. Radiasi matahari merupakan sumber utama panas dan mempengaruhi jumlah evaporasi di atas permukaan bumi, yang tergantung letak pada garis lintang dan musim. Radiasi matahari di suatu lokasi bervariasi sepanjang tahun, yang tergantung pada letak lokasi (garis lintang) dan deklinasi matahari. Pada bulan Desember kedudukan matahari berada paling jauh di selatan, sementara pada bulan Juni kedudukan matahari berada palng jauh di utara. daerah yang berada di belahan bumi selatan menerima radiasi maksimum matahari pada bulan Desember, sementara radiasi terkecil pada bulan Juni, begitu pula sebaliknya. Radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi juga dipengaruhi oleh penutupan awan. Penutupan oleh

2. Temperatur Temperatur udara pada permukaan evaporasi sangat berpengaruh terhadap evaporasi. Semakin tinggi temperatur semakin besar kemampuan udara untuk menyerap uap air. Selain itu semakin tinggi temperatur, energi kinetik molekul air meningkat sehingga molekul air semakin banyak yang berpindah ke lapis udara di atasnya dalam bentuk uap air. Oleh karena itu di daerah beriklim tropis jumlah evaorasi lebih tinggi, di banding dengan daerah di kutub (daerah beriklim dingin). Untuk variasi harian dan bulanan temperatur udara di Indonesia relatif kecil.

3. Kelembaban Udara Pada saat terjadi penguapan, tekanan udara pada lapisan udara tepat di atas permukaan air lebih rendah di banding tekanan pada permukaan air. Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan terjadinya penguapan. Pada waktu penguapan terjadi, uap air bergabung dengan udara di atas permukaan air, sehingga udara mengandung uap air.

Udara lembab merupakan campuran dari udara kering dan uap air. Apabila jumlah uap air yang masuk ke udara semakin banyak, tekanan uapnya juga semakin tinggi. Akibatnya perbedaan tekanan uap semakin kecil, yang menyebabkan berkurangnya laju penguapan. Apabila udara di atas permukaan air sudah jenuh uap air tekanan udara telah mencapai tekanan uap jenuh, di mana pada saat itu penguapan terhenti. Kelembaban udara dinyatakan dengan kelembaban relatif.

Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan perairan laut cukup luas, mempunyai kelembaban udara tinggi. Kelembaban udara tergantung pada musim, di mana nilainya tinggi pada musim penghujan dan berkurang pada musim kemarau. Di daerah pesisir kelembaban udara akan lebih tinggi daripada di daerah pedalaman.

4. Kecepatan Angin Penguapan yang terjadi menyebabkan udara di atas permukaan evaporasi menjadi lebih lembab, sampai akhirnya udara menjadi jenuh 4. Kecepatan Angin Penguapan yang terjadi menyebabkan udara di atas permukaan evaporasi menjadi lebih lembab, sampai akhirnya udara menjadi jenuh

Untuk di negara Indonesia, kecepatan angin relatif rendah. Pada musim penghujan angin dominan berasal dari barat laut yang membawa banyak uap air, sementara pada musim kemarau angin berasal dari tenggara yang kering ( Triadmojo, 2010)

3.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Alat Pengukur Evaporasi

1. Piche Evaporimeter :

a) Kelebihan

 Memiliki konstruksi yang sederhana karena mudah pengamatan dan penggunaanya yang praktis.  Dapat diketahui besarnya penguapan dari penyusutan air

dalam tabung pada waktu pengamatan berikutnya.

 Ukuran alat kecil sehingga mudah dipasang atau ditempatkan di lapang

 Harganya relative murah.

b) Kekurangan

 Ukuran sensor yang terlalu kecil menyebabkan representative untuk mewakili permukaan alamiah.

 Permukaan sensor mudah tertutup oleh debu atau ditumbuhi lumut atau jamur, hilangnya sejumlah air yang diuapkan tidak

lagi dapat menggambarkan tinggi air dalam reservoir.  Tidak ada keseragaman bahan sensor, warna, dan ukuran,

menyebabkan kesulitan penggunaan data/hasil atmosfer dari berbagai tipe.

 Mudah rusak  Hasilnya tidak seragam karena hasil pembacaannya sangat

2. Panci Evaporasi :

a) Kelebihan

 Alat ini mempunyai ketelitian 0,02 mm lebih teliti dibandingkan evaporimeter piche.

 Dapat mengukur evaporasi setiap hari.  Evaporasi dapat diukur walau terjadi hujan.

b) Kekurangan:  Apabila terjadi hujan lebat minimal 54 ml, air akan tumpah

air dari bak sehingga besarnya penguapan yang terjadi tidak dapat diukur dan pengukuran volume air dengan cara menambahkan atau mengurangi. Hal ini dirasa kurang praktis. Selain itu, harus diamati secara rutin.

 Sering terjadi gangguan oleh debu, burung (binatang), dan lumut, serta percikan air hujan sehingga nilai kebenaran dan

ketelitiannya masih kurang (Danda, 2015)

3.6 Curah Hujan

3.6.1 Definisi Curah Hujan

Curah hujan adalah jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah selama waktu tertentu. Untuk mengetahui besarnya curah hujan digunakan alat yang disebut penakar hujan (P. Switzerb, 2006).

Curah hujan merupakan unsur iklim yang sangat penting dalam siklus hidrologi. Studi iklim yang membahas mengenai curah hujan pada suatu area hingga saat ini masih terbatas pada area yang kecil. Hal ini diakibatkan oleh jumlah data stasiun penakar hujan yang terbatas (Aldrian, 2003)

3.6.2 Macam-Macam Alat Pengukur Curah Hujan Dan Beserta Cara Kerjanya

Alat pengukur curah hujan ada dua macam yaitu alat pengukur

curah hujan tipe Hellman dan alat pengukur curah hujan Ombrometer.

a) Alat Pengukur Hujan Type Hellman.

Alat ini bekerja secara otomatis, tingginya 150 cm dari permukaan tanah. Alat ini berfungsi untuk mengukur besarnya curah hujan dalam satu Alat ini bekerja secara otomatis, tingginya 150 cm dari permukaan tanah. Alat ini berfungsi untuk mengukur besarnya curah hujan dalam satu

Cara Kerja Alat :

Pada saat terjadi hujan, air huajan ayang jatuh akan masuak kedalam mulut corong kermudian diteruskan dalam saluran pelampung. Bila huajan berlanhsung terus, maka pelampung akan terangkat adan pena pencatat akan terangkat pula dan akan membentuk grafik pada kertas pias, bila pena pencatat telah menunjukakan angka 10 maka penah tersebut akan kembali ke angka nol begitu seterusnya sampai hujan berhenti adan apabiala air dalam pelampung telah penuh maka pada kertas pias akan terdapat dua garis yaitu:

 Garis vertical yang menunjukkan besar kecilnya curan hujan.

 Garis horizontal yang menunjukkan jam (waktu) sealama turunnya hujan. Jumlah curah hujan dalam sehari berdasarkan grafik yang ditunjukkan

pada kertas pias dapat dihitung dengan rumus : (d x 10) + Y mm dimana :

d = Berapa kali tecapai curah hujan dalam 10 mm Y = nilai skala terakhir yang ditunjukkan pada grafik Pada setiap penggunaan pias baru , pena harus dikembalikan pada angka nol. Jika curah hujan setempat rendah dan penah tidak mencapai angka nol , maka kita dapat menambahkan air dengan bantuan gelas ukur dengan ketentuan bahwa air yang ditambahkan harus ducatat jumlahnya.

Misalnya : Keduduakan terakhir dari pena pencatat menunjukkan 7mm maka untuk mengembalikan ke skala nol harus ditambah air dalam tabung sebanyak 3 mm. Setelah skala nol pias Hellman kembali pada selinder jam tersebut. Setelah kertas pias terpasang maka selinder jam dikembaliakan pada tempat semuala setelah kunci pemuta pernya diputar, sehingga selinder terpawang dengan posisi teagak pada sumbu putarnya.

b) Alat Penakar Hujan Tipe Ombrometer

Alat ini bekerja secara manual, alat ini terbuat dari aluminium yang bentuknya menyerupai sebuah tabunh yang berbentuk corong, alat ini diacat putih atau cat perak untuk menghindarkan pengaruh radiasi sinar matahari yang menyebabkan penguapan. Pada mulut corong dibuat menyempit untuk menghindarkan terjadinya penguapan. Alat ini mempunyai tinggi 120 cm dari permukaaan tanah yang diletakkan pada tempat terbuaka. Alat ini berfungsi untuk mengukur jumlah curah huajan yang jatuh pada permukaan tanah selama 1 hari (24) jam, curah hujan ini dicatat dan diamati pada jam 07.00 pagi.

Cara kerja:

Air hujan yang jauh kepermukaan bumi akan masuk melalui mulut corong dan diteruskan kedalam bak penampung yang dialirkanmelalui pipa sempit yang ada diujung corong penakar, air dalam tabung tersebut ditakar dengan cara air yang berada dalam reservoir dikeluarkan melalui kran dan diamasukkan dalam gelas ukur.Penunjukan intensitas air dalam gelas ukur menunjukkan jumlah curah hujan dalam 1 hari (24 ajam)

 Bila tidak ada hujan,maka data ditulis (-)  Bila hujan lebih kecil dibulatkan ke nol (0)  Bila hujan lebih besar dari nol ditulis (1)

(Arkin dan Meisner, 1987).

3.6.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi curah hujan