RUMUS PRAKTIS MUDAH MENGHAFAL AL QURAN B

RUMUS PRAKTIS MUDAH MENGHAFAL
AL QUR’AN (Buktikan !!)
Jul 28
Posted by SALAFIYUNPAD™
Pada postingan artikel sebelumnya kami sampaikan tentang kiat-kiat untuk dapat menghafal
ayat-ayat Al Qur’an apalagi pada bulan Sya’ban ini, sebagian Salaf berlomba-lomba menghafal
Al Qur’an dan memuraja’ah hafalan mereka. Nah, pada postingan kali ini, kami sampaikan
rumus praktis bagi antum yang ber’azzam untuk dapat menyelesaikan hafalan Al Qur’an al
Karim setelah mempelajari metode-metode sebagai bekal dalam meraih kemampuan untuk dapat
menghafal Al-Qur‘ân secara baik. Semoga bermanfaat!
RUMUS PRAKTIS MENGHAFAL AL QUR’AN
Jumlah Hafalan /
Hari

PREDIKSI SELESAI TAHFIZH AL QUR’AN

TAHUN

BULAN

HARI


1 ayat

17

7

9

2 ayat

8

9

18

3 ayat

5


10

13

4 ayat

4

4

24

5 ayat

3

6

7


6 ayat

2

11

4

7 ayat

2

6

3

8 ayat

2


2

12

9 ayat

1

11

12

10 ayat

1

9

3


11 ayat

1

7

6

12 ayat

1

5

15

13 ayat

1


4

6

14 ayat

1

3

-

15 ayat

1

2

1


16 ayat

1

1

6

17 ayat

1

-

10

18 ayat

-


11

19

19 ayat

-

11

1

½ lembar

3

4

24


1 lembar

-

10

6

\

Berbenah Diri Untuk Penghafal Al-Qur’an
Jul 26
Posted by SALAFIYUNPAD™
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menjamin kemurnian Al-Qur‘ân telah
memudahkan umat ini untuk menghafal dan mempelajari kitab-Nya. Allah ‘Azza wa Jalla
memerintahkan para hamba-Nya agar membaca ayat-ayat-Nya, merenungi artinya, dan
mengamalkan serta berpegang teguh dengan petunjukNya. Dia Subhanahu wa Ta’ala telah
menjadikan hati para hamba yang shalih sebagai wadah untuk memelihara firman-Nya. Dada
mereka seperti lembaran-lembaran yang menjaga ayat-ayat-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala

berfirman :
Sebenarnya, Al-Qur‘ân itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi
ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim … (Qs
al-Ankabût/29:49).
Dahulu, para sahabat Radhiallahu’anhum yang mulia dan Salafush-Shalih, mereka berlombalomba menghafal Al-Qur‘ân, generasi demi generasi. Bersungguh-sungguh mendidik anak-anak
mereka dalam naungan Al-Qur‘ân, baik belajar maupun menghafal disertai dengan pemantapan
ilmu tajwid, dan juga mentadabburi yang tersirat dalam Al-Qur‘ân, (yaitu) berupa janji dan
ancaman.
Berikut ini adalah nasihat yang disampaikan oleh Dr. Anis Ahmad Kurzun diangkat dari risalah
beliau Warattilil Qur’âna Tartîla, dan diterjemahkan oleh al-Akh Zakariyya al-Anshari.
Pembahasan ini menyangkut metode-metode, sebagai bekal dalam meraih kemampuan untuk
dapat menghafal Al-Qur‘ân secara baik.
Karena, sebagaimana disebutkan oleh Imam Ibnu Rajab al-Hanbali Rahimahullah , bahwasanya
dahulu, para salaf mewasiatkan agar betul-betul memperbagus dan memperbaiki amalan

(membaca dan menghafal Al-Qur‘ân, Red.). Bukan hanya sekedar memperbanyak (membaca
dan menghafalnya, Red.), karena amalan yang sedikit disertai dengan memperbagus dan
memantapkannya, itu lebih utama daripada amalan yang banyak tanpa disertai dengan
pemantapan. Lihat Risalah Syarah Hadits Syaddâd bin Aus, karya Ibnu Rajab, hlm. 35.
Mudah-mudahan dengan kedatangan bulan Ramadhan yang penuh kemuliaan ini, dapat kita

manfaatkan untuk meningkatkan perhatian kita kepada Al-Qur‘ân, mempelajarinya,
mentadabburi, memperbaiki bacaan, dan menghafalnya.
SATU Ikhlas, Kunci Ilmu dan Pemahaman
Jadikanlah niat dan tujuan menghafal untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala, dan selalu ingat bahwasanya yang sedang Anda baca ialah Kalamullah. Berhati-hatilah
Anda dengan faktor yang menjadi pendorong dalam menghafal, apakah untuk meraih kedudukan
di tengah-tengah manusia, ataukah ingin memperoleh sebagian dari keuntungan dunia, upah dan
hadiah? Allah tidak menerima sedikit pun dari amalan melainkan apabila ikhlas karena-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dan (menjalankan) agama dengan lurus. (Qs al-Bayyinah/98:5).
DUA Menjauhi Maksiat dan Dosa
Hati yang penuh dengan kemaksiatan dan sibuk dengan dunia, tidak ada baginya tempat cahaya
al-Qur’ân. Maksiat merupakan penghalang dalam menghafal, mengulang dan mentadabburi AlQur‘ân. Adapun godaan-godaan setan dapat memalingkan seseorang dari mengingat Allah.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah. (Qs alMujâdilah/58:19).
‘Abdullah bin Al-Mubarâk meriwayatkan dari adh-Dhahhak bin Muzâhim, bahwasanya dia
berkata;”Tidak seorang pun yang mempelajari Al-Qur`ân kemudian dia lupa, melainkan karena
dosa yang telah dikerjakannya. Karena Allah berfirman Subhanahu wa Ta’ala : (Dan apa saja
musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri) –Qs
asy- Syûra/42 ayat 30- . Sungguh, lupa terhadap Al-Qur`ân merupakan musibah yang paling
besar.1
Ketahuilah, Imam asy-Syafi’i yang terkenal dengan kecepatannya menghafal, pada suatu hari ia
mengadu kepada gurunya, Waqi‘, bahwa hafalan Al-Qur‘ânnya lambat. Maka gurunya
memberikan terapi mujarab, agar ia meninggalkan maksiat dan mengosongkan hati dari segala
hal yang dapat memalingkannya dari Rabb. Imam asy-Syafi’i berkata:
Saya mengadu kepada Waqi’ buruknya hafalanku,
maka dia menasihatiku agar meninggalkan maksiat.

Dan ia mengabarkan kepadaku bahwa ilmu adalah cahaya,
dan cahaya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak diberikan kepada pelaku maksiat.
Imam Ibnu Munadi berkata,”Sesungguhnya menghafal memiliki beberapa sebab (yang
membantu). Di antaranya, yaitu menjauhkan diri dari hal-hal yang tercela. Hal itu dapat
terwujud, apabila seseorang mencegah diri (dari keburukan, Pent.) Pent.), menghadap kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan ridha, memasang telinganya, dan pikirannya bersih dari arrâin.”2
Yang dimaksud dengan ar-râ‘in, ialah sesuatu yang menutupi hati dari keburukan maksiat,
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati
mereka. (Qs al-Muthaffifin/83:14).
Barang siapa menjauhkan dirinya dari kemaksiatan, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala
membukakan hatinya untuk selalu mengingat-Nya, mencurahkan hidayah kepadanya dalam
memahami ayat-ayat-Nya, memudahkan baginya menghafal dan mempelajari Al-Qur‘ân,
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik. (Qs al-’Ankabût/29:69).
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah telah membawakan perkataan Ibnu Abi Hâtim berkaitan dengan
makna ayat ini: “Orang yang melaksanakan apaapa yang ia ketahui, niscaya Allah Subhanahu wa
Ta’ala akan memberinya petunjuk terhadap apa yang tidak ia ketahui”.3
TIGA Memanfaatkan Masa Kanak-Kanak dan Masa Muda
Saat masih kecil, hati lebih fokus karena sedikit kesibukannya. Dikisahkan dari al-Ahnaf bin
Qais, bahwasanya ia mendengar seseorang berkata:
“Belajar pada waktu kecil, bagaikan mengukir di atas batu”. Maka al-Ahnaf berkata,”Orang
dewasa lebih banyak akalnya, tetapi lebih sibuk hatinya.”4
Seharusnya siapa pun yang telah berlalu masa mudanya supaya tidak menyia-nyiakan waktu
untuk menghafal. Jika ia konsentrasikan hatinya dari kesibukan dan kegundahan, niscaya ia akan
mendapatkan kemudahan dalam menghafal Al-Qur‘ân, yang tidak dia dapatkan pada selain AlQur‘ân. Allah berfirman Subhanahu wa Ta’ala:
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur‘ân untuk pelajaran, maka adakah yang mau
mengambil pelajaran? (Qs al-Qomar/54:17).
Demikianlah di antara keistimewaan Al-Qur‘ân. Perlu Anda ketahui, tatkala manusia telah
mencapai usia tua, saraf penglihatannya akan melemah. Kadangkala dia tidak mampu membaca

Al-Qur‘ân yang ada di mushaf. Dengan demikian, yang pernah dihafal dalam hatinya, akan dia
dapatkan sebagai perbendaharaan yang besar. Dengannya ia membaca dan bertahajjud. Tetapi
jika sebelumnya ia tidak pernah menghafal Al-Qur‘ân sedikit pun, maka alangkah besar
penyesalannya.
EMPAT Memanfaatkan Waktu Semangat dan Ketika Luang
Tidak sepantasnya bagi Anda, wahai pembaca, menghafal pada saat jenuh, lelah, atau ketika
pikiran Anda sedang sibuk dalam urusan tertentu. Karena hal itu dapat mengganggu kosentrasi
menghafal. Tetapi pilihlah ketika semangat dan pikiran tenang. Alangkah bagus, jika waktu
menghafal (dilakukan) ba’da shalat Subuh. Saat itu merupakan sebaik-baik waktu bagi orang
yang tidur segera.

LIMA Memilih Tempat yang Tenang
Yaitu dengan menjauhi tempat-tempat ramai, bising. Sebab, hal itu akan mengganggu dan
membuat pikiran bercabang-cabang. Maka ketika Anda sedang berada di rumah bersama
anakanak, atau (sedang) di kantor, di tempat bekerja, di tengah teman-teman, jangan mencobacoba menghafal sedangkan suara manusia di sekitar Anda. Atau di tengah jalan ketika sedang
mengemudi, di tempat dagangan ketika transaksi jual beli. Ingatlah firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala :
Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya … (Qs alAhzab/33:4).
Sebaik-baik tempat yang Anda pilih untuk menghafal ialah rumah-rumah Allah (masjid) agar
mendapatkan pahala berlipat ganda. Atau di tempat lain yang tenang, tidak membuat
pendengaran dan penglihatan Anda sibuk dengan yang ada di sekitar Anda.
ENAM Kemauan dan Tekad yang Benar
Kemauan yang kuat lagi benar sangat mempengaruhi dalam menguatkan hafalan,
memudahkannya, dan dalam berkonsentrasi. Adapun seseorang yang menghafal karena
permintaan orang tua atau gurunya tanpa didorong oleh kemauannya sendiri, ia tidak akan
mampu bertahan. Suatu saat pasti akan tertimpa penyakit futur (penurunan semangat).
Keinginan bisa terus bertambah dengan motivasi, menjelaskan pahala dan kedudukan para
penghafal Al-Qur‘ân, orang yang selalu bersama Al-Qur‘ân, dan membersihkan jiwa yang
berlomba dalam halaqah, di rumah atau di sekolah. Tekad yang benar akan menghancurkan
godaan-godaan setan, dan dapat menahan jiwa yang selalu memerintahkan keburukan.
Imam Ibnu Rajab al-Hanbali berkata:

Barang siapa memiliki tekad yang benar, setan pasti akan putus asa (mengganggunya). Kapan
saja seorang hamba itu ragu-ragu, setan akan mengganggu dan menundanya untuk melaksanakan
amalan, serta akan melemahkannya.5
TUJUH Menggunakan Panca Indra
Kemampuan dan kesanggupan seseorang dalam menghafal berbeda-beda. Begitu juga kekuatan
hafalan seseorang dengan yang lainnya bertingkat-tingkat. Akan tetapi, memanfaatkan beberapa
panca indra dapat memudahkan urusan dan menguatkan hafalan dalam ingatan.
Bersungguh-sungguhlah, wahai Pembaca, gunakanlah indra penglihatan, pendengaran dan
ucapan dalam menghafal. Karena masing-masing indra tersebut memiliki sistem tersendiri yang
dapat mengantarkan hafalan ke otak. Apabila metode yang digunakan itu banyak, maka hafalan
menjadi semakin kuat dan kokoh.
Adapun caranya, yaitu Anda mulai terlebih dahulu membacanya dengan suara keras, apa yang
hendak dihafalkan, sedangkan Anda melihat ke halaman yang sedang Anda baca. Dengan terus
melihat dan mengulanginya sampai halaman tersebut terekam dalam memori Anda. Sertakan
pendengaran Anda dalam mendengarkan bacaan, lalu merasa senang. Apalagi jika Anda
membaca dengan suara senandung yang disukai oleh jiwa.
Seseorang yang menghafal Al-Qur‘ân dengan melihat mushaf, sedangkan ia diam, atau dengan
cara mendengarkan kaset murottal tanpa melihat mushaf, atau merasa cukup ketika menghafal
hanya membaca dengan suara lirih, maka semua metode ini tidak mengantarnya mencapai tujuan
dengan mudah.
Perlu Anda ketahui, bahwasanya (dalam menghafal) manusia ada dua macam.
1. Orang yang lebih banyak menghafal dengan cara mendengar daripada menghafal dengan
melihat mushaf. Ingatannya ini disebut Sam’iyyah (pendengaran).
2. Orang yang lebih banyak menghafal dengan cara melihat. Apabila ia membaca satu
penggal ayat Al-Qur‘ân (akan) lebih bisa menghafal daripada (hanya dengan)
mendengarkannya. Ingatannya ini disebut Bashariyyah (penglihatan).
Apabila Anda termasuk di antara mereka, maka sebelum menghafal, perbanyaklah membaca ayat
dengan melihat mushaf dalam waktu yang lebih lama. Kemudian tutuplah mushaf dan tulis ayatayat yang baru saja Anda hafal dengan tangan. Setelah itu cocokkan yang Anda tulis dengan
mushaf, agar Anda mengetahui mana yang salah, dan tempattempat hafalan yang lemah,
sehingga Anda dapat mengulangi untuk memantapkannya.
Jika Anda memperhatikan bahwa Anda selalu salah dalam satu kalimat tertentu atau lupa setiap
kali mengulangnya, maka tanamkan kalimat tersebut dalam memori Anda dengan membuat
kalimat serupa yang Anda ketahui. Dengan demikian, Anda akan mengingat kalimat tersebut
dengan kalimat yang Anda buat.

Imam Ibnu Munadi telah menunjukkan kepada kita masalah ini dengan perkataannya: “Seorang
guru hendaklah mempraktekkan metode ini kepada murid. Yaitu memerintahkannya agar
mengingat nama, atau sesuatu yang dia ketahui yang serupa dengan kalimat al-Qur`ân yang ia
selalu lupa, sehingga akan menjadikannya ingat, insya Allah.”6
Kemudian beliau berdalil dengan perkataan Ali Radhiallahu’anhu kepada Abu Musa
Radhiallahu’anhu : “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan
agar aku memohon petunjuk dan kebenaran kepada Allah. Lalu aku mengingat kalimat
(petunjuk) dengan (petunjuk jalan), dan aku mengingat (kebenaran) dengan (membetulkan
busur)”.7

DELAPAN Membatasi Hanya Satu Cetakan Mushaf
Bagi para penghafal, utamakan memilih cetakan mushaf, yang diawali pada tiap-tiap halamannya
permulaan ayat dan diakhiri dengan akhir ayat. Ini memiliki pengaruh sangat besar dalam
menanamkan bentuk halaman dalam memori (ingatan), dan mengembalikan konsentrasi terhadap
halaman tersebut ketika mengulang. Jika cetakan mushaf berbeda-beda, akan menimbulkan
ingatan halaman dalam otak berbeda-beda, dan akan membuyarkan hafalannya, serta tidak bisa
konsentrasi.
Begitu pula saya wasiatkan kepada saudaraku agar bersungguh-sungguh menggunakan mushaf
saku, atau mushaf yang terdiri dari beberapa bagian, sesuai dengan cetakan mushaf yang sedang
Anda hafal. Ini merupakan hal yang sangat baik. Setiap kali Anda mendapatkan waktu luang dan
semangat, dimana pun Anda berada, supaya segera memanfaatkan waktu tersebut untuk
menghafal hafalan baru, atau mengulang hafalan lama.
SEMBILAN Pengucapan yang Betul
Setelah Anda memilih waktu, tempat yang sesuai dan membatasi hanya satu cetakan mushaf
yang hendak Anda hafal, maka wajib bagi Anda membetulkan pengucapan dan mengoreksi
kalimat-kalimat Al-Qur‘ân kepada seorang guru yang mutqin (ahli) sebelum mulai menghafal.
Atau dengan cara mendengarkannya melalui kaset murattal seorang qari‘. Hal ini supaya Anda
terjaga dari kekeliruan. Karena apabila kalimat yang telah Anda hafal itu salah, akan sulit bagi
Anda membetulkannya setelah terekam dalam memori.
Imam Ibnu Munadi berkata,”Ketahuilah, menghafal itu memiliki beberapa sebab. Di antaranya,
seseorang membaca kepada orang yang lebih banyak hafalannya, karena orang yang dibacakan
kepadanya lebih mengetahui kesalahan daripada orang yang membaca.”8
Wahai saudaraku, bersungguh-sungguhlah menghadiri majlis-majlis tahfizhul-Qur‘ân, bertatap
muka dengan para hafizh dan guruguru yang mutqin, agar Anda terhindar dari kesalahan dan
dapat menghafal dengan landasan yang kokoh.

Saya wasiatkan juga kepada saudaraku para pengajar Al-Qur‘ân, di masjid-masjid, di sekolahsekolah agar bersungguh-sungguh membetulkan bacaan para murid pada ayat-ayat yang hendak
mereka hafal, dan mengarahkan mereka supaya betul-betul mengoreksi kalimatkalimat AlQur‘ân yang sering terjadi padanya kesalahan. Begitu juga seorang guru meminta kepada para
muridnya agar selalu mengulangulang hafalan kepada sesama teman untuk menjaga mereka dari
kemungkinan terjadinya kesalahan.
SEPULUH Hafalan yang Saling Bersambung
Jangan lupa, wahai saudaraku! Jadikanlah hafalan Anda saling berkaitan. Setiap kali Anda
menghafal satu ayat kemudian merasa telah lancar, maka ulangilah membaca ayat tersebut
dengan ayat sebelumnya. Kemudian lanjutkan menghafal ayat berikutnya sampai satu halaman
dengan menggunakan metode ini.
Disamping itu, apabila Anda telah menghafal satu halaman, maka harus membacanya kembali
sebelum meneruskan ke halaman berikutnya. Begitu pula apabila hafalan Anda sudah sempurna
satu surat, hendaklah menggunakan metode tadi, agar rangkaian ayatayat itu dapat teringat dalam
memori Anda. Sungguh, jika tidak menggunakan metode ini, membuat hafalan Anda tidak
terikat. Dan ketika menyetor hafalan, Anda akan membutuhkan seorang guru yag selalu
mengingatkan permulaan tiap-tiap ayat. Begitu juga akan membuat Anda mengalami kesulitan
ketika muraja‘ah hafalan.
SEBELAS Memahami Makna Ayat
Di antara yang dapat membantu Anda menggabungkan ayat dan mudah dalam menghafal, yaitu
terus-menerus meruju‘ kepada kitab-kitab tafsir yang ringkas, sehingga Anda memahami makna
ayat meskipun global. Atau paling tidak, Anda menggunakan kitab Kalimatul Qura’ni Tafsiiru
wa Bayan karya Syaikh Hasanain Muhammad Makhlûf. Dengan mengetahui makna-makna
kalimat, dapat membantu Anda memahami makna ayat secara global.
DUA BELAS Hafalan yang Mantap
Sebagian pemuda membaca penggalan ayat, dua sampai tiga kali saja. Lalu menyangka bahwa ia
telah hafal. Lantas pindah ke penggalan ayat berikutnya karena ingin tergesagesa disebabkan
waktunya sempit, atau karena persaingan di antara temannya, atau disebabkan desakan seorang
guru kepadanya. Perbuatan ini, sama sekali tidak benar dan tidak bermanfaat. Sedikit tetapi
terus-menerus itu lebih baik, daripada banyak tetapi tidak berkesinambungan. Hafalan yang
tergesa-gesa mengakibatkan cepat lupa.
Fakta ini tersebar di kalangan para penghafal. Penyebabnya, kadangkala seseorang merasa puas
dan tertipu terhadap dirinya ketika hanya mencukupkan membaca penggalan ayat beberapa kali
saja. Apabila ia merasa penggalan ayat tadi sudah masuk dalam ingatannya, maka ia beralih ke
ayat berikutnya. Dia menyangka, semacam ini sudah cukup baginya.
Faktor yang mendukung fakta ini, karena sebagian pengampu hafalan mengabaikan persoalan ini
ketika penyetoran hafalan. Padahal semestinya, seorang penghafal tidak boleh berhenti

menghafal dan mengulang dengan anggapan bahwa ia telah hafal ayat-ayat tersebut. Bahkan ia
harus memantapkan hafalannya secara terus-menerus mengulang ayat-ayat yang dihafalnya.
Karena setiap kali mengulang kembali, akan lebih memperbagus hafalannya, dan meringankan
bebannya ketika muraja‘ah.
TIGA BELAS Terus-Menerus Membaca
Tetaplah terus membaca Al-Qur‘ân setiap kali Anda mendapatkan kesempatan. Karena banyak
membaca, dapat memudahkan menghafal dan membuat hafalan menjadi bagus. Banyak
membaca termasuk metode paling utama dalam muraja‘ah.
Cobalah Anda perhatikan, sebagian surat dan ayat yang sering Anda baca dan dengar, maka
ketika menghafalnya, Anda tidak perlu bersusah payah. Sehingga apabila seseorang telah sampai
hafalannya pada ayat-ayat tersebut, maka dengan mudah ia akan menghafalnya. Contohnya surat
al-Wâqi‘âh, al-Mulk, akhir surat al-Furqân, apalagi juz ‘amma dan beberapa ayat terakhir dari
surat al-Baqarah.
(Dengan sering membaca), dapat dibedakan antara seorang murid (yang satu) dengan murid
lainnya. Barang siapa yang memiliki kebiasaan setiap harinya selalu membaca dan memiliki
target tertentu yang ia baca, maka menghafal baginya (menjadi) mudah dan ringan. Hal ini dapat
dibuktikan dalam banyak keadaan. Ayat mana saja yang ingin dihafal, hampir-hampir
sebelumnya seperti sudah dihafal. Akan tetapi yang sedikit membaca dan tidak membuat target
tertentu setiap harinya untuk dibaca, ia akan mendapatkan kesulitan yang besar ketika
menghafal.
Perlu diketahui, wahai saudaraku! Membaca Al-Qur‘ân termasuk ibadah paling utama dan
mendekatkan diri kepada Allah. Setiap huruf yang Anda baca mendapatkan satu kebaikan, dan
kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Sama halnya dengan banyak
membaca surat-surat yang telah dihafal, ia dapat menambah kemantapan hafalan dan
tertanamnya dalam memori. Khususnya pada waktu shalat, maka bersungguh-sungguhlah Anda
melakukan muraja‘ah yang telah dihafal dengan membacanya ketika shalat. Ingatlah, qiyamullail
(bangun malam) dan ketika shalat tahajjud beberapa raka’at, Anda membaca ayat-ayat yang
Anda hafal merupakan pintu paling agung di antara pintu-pintu ketaatan, dan membuat orang
lain yang sulit menghafal menjadi iri terhadap apa yang Anda hafal.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah membimbing kita kepada metode ini, yang merupakan
kebiasaan orangorang shalih, supaya hafalan Al-Qur‘ân kita menjadi kuat melekat, dan selamat
dari penyakit lupa. Dari Sahabat ‘Abdullâh bin ‘Umar Radhiallahu’anhu bahwasanya Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Dan apabila shahibil-Qur‘ân (penghafal Al-Qur‘ân) menghidupkan malamnya, lalu membaca
Al-Qur‘ân pada malam dan sianganya, niscaya ia akan ingat. Dan apabila dia tidak bangun,
maka niscaya dia akan lupa. (HR Muslim).
EMPAT BELAS Menghafal Sendiri

Sedikit Manfaatnya Karena kebiasaan manusia itu menundanunda amalan. Setiap kali terlintas
dalam pikirannya bahwa ia harus segera menghafal, datang kepadanya kesibukan-kesibukan dan
jiwa yang mendorongnya untuk menunda amalan. Akibatnya membuat tekadnya cepat melemah.
Adapun menghafal bersama seorang teman atau lebih, mereka akan membuat langkah-langkah
tertentu. Masing-masing saling menguatkan antara yang satu dengan lainnya, sehingga
menumbuhkan saling berlomba di antara mereka, serta memberi teguran kepada yang
meremehkan. Inilah metode yang dapat mengantarkan kepada tujuan, Insya Allah.
Cobalah perhatikan, betapa banyak pemuda telah menghafal sekian juz di halaqah tahfizhulQur’ân di masjid, kemudian mereka disibukkan dari menghadiri halaqah ini. Mereka menyangka
akan (mampu) menyempurnakan hafalan sendirian saja, dan tidak membutuhkan halaqah lagi.
Tiba-tiba keinginan itu menjadi lemah lalu )ia pun) berhenti menghafal. Yang lebih parah lagi,
orang yang seperti mereka kadang-kadang disibukkan oleh berbagai urusan dan pekerjaan.
Kemudian mereka tidak mengulang hafalan yang telah dihafalnya. Hari pun berlalu, sedangkan
semua hafalan mereka telah lupa. Mereka telah menyia-nyiakan semua yang telah mereka
peroleh.
Menghafal sendiri bisa membuka peluang pada diri seseorang terjerumus ke dalam kesalahan
saat ia mengucapkan sebagian kalimat. Tanpa ia sadari, kesalahan itu terkadang terus berlanjut
dalam jangka waktu yang lama. Tatkala ia memperdengarkan hafalannya kepada orang lain atau
kepada seorang ustadz di halaqah, maka kesalahannya akan nampak.
Oleh karena itu, wahai saudaraku! Pilihlah menghafal bersama mereka apa yang mudah bagi
Anda untuk menghafalnya dari Kitabullâh, mengulang hafalan Anda bersama mereka. Ini
merupakan sebaik-baik perkumpulan orangorang yang saling mencintai karena Allah
Subhanallahu wa Ta’ala.
LIMA BELAS Teliti Terhadap Ayat-Ayat Mutasyabihat
Sangat penting untuk memperhatikan ayat-ayat mutasyabih (serupa) di sebagian lafazhlafazhnya, dan membandingkan ayat-ayat mutasyabih itu di tempat-tempat (lainnya). Ketika
Anda menghafalnya, alangkah baik jika ayat-ayat mutasyabih itu disalin di buku yang khusus.
Supaya letak ayat-ayat mutasyabih itu dapat Anda ingat ketika mengulangi membacanya.
Dapat dilihat pada sebagian penghafal yang tidak memperhatikan letak ayat-ayat mutasyabih
yang satu dengan lainnya. Sehingga mereka terjatuh dalam kesalahan ketika menyetor hafalan,
disebabkan tidak memperhatikan letak ayat-ayat mutasyabih itu. Dalam hal ini, suatu ayat
tertentu membuat mereka menjadi ragu dikarenakan menyerupai dengan ayat pada surat lain.
Ketika membaca ayat-ayat tersebut, ternyata berpindah ke surat berikutnya tanpa mereka sadari.
Bisa jadi ketika menyetor hafalan, kadangkala berpindah ke ayat mutasyabih yang ketiga atau
keempat apabila ayat mutasyabih itu ada di beberapa tempat. Oleh karena itu, metode yang
paling baik agar hafalan menjadi mantap, yaitu memusatkan perhatian terhadap ayat-ayat yang
sama antara satu dengan lainnya. Curahkan kesungguhan dan fokuskan diri Anda dalam
mencermatinya.

Para ulama telah menyusun berbagai kitab dalam masalah ini. Di antara kitab yang paling bagus.
ialah kitab Mutasyabihul Quranil ‘Azhim karya Imam Abi al-Hasan bin al-Munadi wafat pada
tahun 366 H, dan kitab Asraru Tikrari fil Quran karya seorang qari‘ handal, Muhammad bin
Hamzah al-Karmani, seorang ulama abad kelima Hijriyah. Sebagian ulama juga menyusun
Mandzumah Syi’riyyah (susunan bait-bait sya’ir) dalam masalah ini, untuk memudahkan para
penuntut ilmu menghafalnya. Di antaranya, kitab Nudzhmu Mutasyabihil Quran karya Syaikh
Muhammad at-Tisyiti, (ia) termasuk ulama abad kesebelas Hijriyah.
Imam Ibnu Munadi dalam menjelaskan pentingnya mengetahui letak (tempat-tempat) ayat-ayat
Al-Qur‘ân yang mutasyabih, (beliau) berkata: “Mengetahui tempat-tempat ayat-ayat mutasyabih,
sesungguhnya dapat membantu menambah kekuatan hafalan seseorang, dan melatih orang yang
masih menghafal. Sebagian ahli qiraat telah membukukan hal ini, lalu menyebutnya dengan almutasyabih, penolak dari buruknya hafalan”.9
Oleh karena itu, bersungguh-sungguhlah, wahai saudaraku dengan wasiat dan bimbingan ini.
Segeralah menghafal Kitabullâh, merenungi ayat-ayatnya, dan berpegang teguh dengan
petunjuknya, sebab Kitabullâh merupakan cahaya yang nyata dan jalan yang lurus. Allah
berfirman Subhanahu wa Ta’ala :
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu
banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya.
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan
kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan,
dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada
cahaya yang terang benderang dengan seidzin- Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
(Qs al-Mâidah/5:15-16).
(1)

Fadha‘ilul-Qur‘ân, karya Ibnu Katsir, hlm. 147.
Mutasyabihul- Qur‘ânil-’Azhim, karya Imam Ibnu Munadi, hlm. 25.
(3)
Tafsir Ibnu Katsir (3/432).
(4)
Adabud-Du-nya wad-Dîn, karya al Mawardi, hlm. 57.
(5)
Risalah Syarah Hadits Syaddâd bin Aus, karya Imam Ibnu Rajab, hlm. 37.
(6)
Mutasyabihul- Qur‘ânil-Azhim, karya Ibnu Munadi, hlm. 56, secara ringkas.
(7)
Mutasyabihul- Qur‘ânil-Azhim, hlm. 55, dan hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dalam
kitab Shahîhnya, no. 2725.
(8)
Mutasyabihul- Qur‘ânil-Azhim, hlm. 25.
(9)
Mutasyabihul-Qur‘ânil-Azhim, hlm. 59, secara ringkas.
(2)

Majalah As-sunnah Edisi Ramadhan (06-07)/Tahun XI/1428H/2
Sumber:http://bukhari.or.id

CARA MUDAH MENGHAFAL ALQUR’AN

Agu 5
Posted by SALAFIYUNPAD™
Pada edisi sebelumnya, telah kami posting RUMUS PRAKTIS MUDAH MENGHAFAL AL
QUR’AN maupun bekal-bekal yang harus dipersiapkan oleh para penghafal Al Qur’an Al Karim.
Sedangkan pada edisi kali ini, kami akan berikan penjelasan tentang CARA MUDAH
MENGHAFAL AL QUR’AN yang ditulis oleh Syeikh Abdul Muhsin Al-Qasim. Beliau
adalah Imam dan Khatib di Masjid Nabawi. Semoga Artikel kali ini bermanfaat dan dapat
menambah semangat kaum Muslimin untuk dapat menyelesaikan hafalan Al Qur’an yang mulia.
Selamat mencoba. [admin]
‫ وعلى آله وصحبه أجمعين‬، ‫الحمد لله والصلة والسلم على نبينا محمد‬
Berikut adalah metode untuk menghafal Al-Quran yang memiliki keistimewaan berupa kuatnya
hafalan dan cepatnya proses penghafalan. Kami akan jelaskan metode ini dengan membawa
contoh satu halaman dari surat Al-Jumu’ah:
1. Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali :
‫ي دحسمدبدح ل مل د حمه حما مفي ال د حسحماحوا م‬
‫ت حوحما مفي ال لأ حلرمض ال لحمل ممك ال لقد ددومس ال لحعمزيمز ال لححمكيمم‬
2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali:
‫ح‬
‫ب حوال لمحك لحمحة حوإملن حكادنوا مملن قحلبدل ل حمفي‬
‫دهحو ال د حمذي حبحع ح‬
‫ث مفي ال لأ دمدم دمييحن حردسوللا ممن لدهلم ي حتلدلو ح‬
‫عل حيلمهلم آحيامتمه حوي دحز د مكيمهلم حوي دحعل مددمدهدم ال لكمحتا ح‬
‫حضحلانل دممبينن‬
3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali:
‫خمريحن ممن لدهلم ل ح د حما ي حل لححدقوا مبمهلم حودهحو ال لحعمزيدز ال لححمكيدم‬
‫حوآح ح‬
4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali:
‫حذل محك حفلضدل الل د حمه ي دؤلمتيمه حملن ي ححشادء حوالل د حده دذو ال لفحلض م‬
‫ل ال لحعمظيمم‬
5. Bacalah keempat ayat ini dari awal sampai akhir sebanyak 20 kali untuk
mengikat/menghubungkan keempat ayat tersebut
6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali:
‫ل ال لمححمامر ي حلحممدل أ حلسحفالرا مبلئحس حمثحدل ال لقحلومم ال د حمذيحن حك د حذدبوا مبآ ححيا م‬
‫ت الل د حمه حوالل د حده حلا‬
‫ح دممدلوا التدحلوحراحة دث دحم ل حلم ي حلحممدلوحها حكحمثح م‬
‫حمثحدل ال د حمذيحن د‬
‫ي حلهمدي ال لقحلوحم ال د ح‬
‫ظال ممميحن‬
7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali:
‫ت إملن دكن لتدلم حصامدمقيحن‬
‫علمتدلم أ حن د حك دلم أ حلول محيادء ل مل د حمه مملن ددومن ال دحنامس حفتححمن دحدوا ال لحملو ح‬
‫قدلل حيا أ حي دحها ال د حمذيحن حهاددوا إملن حز ح‬

8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali:
‫عمليمم مبال د ح‬
‫ظال ممميحن‬
‫حوحلا ي حتححمن دحلون حده أ ححبلدا مبحما قح د حدحم ل‬
‫ت أ حي لمديمهلم حوالل د حده ح‬
9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali:
‫ب حوال دحشحهاحدمة حفيدن حمدبدئك دلم مبحما دكن لتدلم تحلعحمدلوحن‬
‫عال ممم ال لحغيل م‬
‫قدلل إم دحن ال لحملو ح‬
‫ت ال د حمذي تحمف دروحن ممن لده حفإمن د حده دمحلامقيك دلم دث دحم تدحر ددوحن إمحلى ح‬
10. Bacalah ayat kelima sampai ayat kedelepan sebanyak 20 kali untuk
mengikat/menghubungkan keempat ayat tersebut
11. Bacalah ayat pertama sampai ayat kedelepan sebanyak 20 kali untuk menguatkan/mengitqankan hafalan untuk halaman ini
Demikianlah ikuti cara ini dalam menghafal setiap halaman Al-Qur’an. Dan janganlah
menghafal lebih dari seperdelapan juz dalam setiap hari agar tidak berat bagi anda untuk
menjaganya.
Bagaimana cara menggabungkan antara menambah hafalan dan muraja’ah?
Janganlah anda menghafal Al-Quran tanpa proses muraja’ah/pengulangan. Hal ini dikarenakan
jika anda terus menerus menambah hafalan Al-Quran lembar demi lembar hingga selesai
kemudian anda ingin untuk mengulang kembali hafalan anda dari awal maka hal itu akan berat
dan anda dapati diri anda telah melupakan hafalan yang lalu. Oleh karena itu, jalan terbaik
(untuk menghafal) adalah dengan menggabungkan antara menambah hafalan dan muraja’ah.
Bagilah Al-Quran menjadi 3 bagian dimana setiap bagian terdiri dari 10 juz. Jika anda menghafal
satu halaman setiap hari, maka ulangilah 4 halaman sebelumnya sampai anda menghafal 10 juz.
Jika anda telah mencapai 10 juz, maka berhentilah selama sebulan penuh untuk muraja’ah
dengan cara mengulang-ngulang 8 halaman dalam setiap harinya.
Setelah sebulan penuh muraja’ah, maka mulailah kembali untuk menambah hafalan yang baru
baik satu atau dua halaman setiap harinya tergantung kemampuan serta barengilah dengan
muraja’ah sebanyak 8 halaman dalam sehari. Lakukan ini sampai anda menghafal 20 juz. Jika
anda telah mencapainya, maka berhentilah dari menambah hafalan baru selama 2 bulan untuk
mengulang 20 juz. Pengulangan ini dilakukan dengan mengulang 8 halaman setiap hari.
Setelah 2 bulan, mulailah kembali menambah hafalan setiap hari sebanyak satu sampai dua
halaman dengan dibarengi muraja’ah/pengulangan 8 halaman sampai anda menyelesaikan
seluruh Al-Qur’an.
Jika anda telah selesai menghafal seluruh Al-Qur’an, ulangilah 10 juz pertama saja selama satu
bulan dimana setiap hari setengah juz. Kemudian ulangilah 10 juz kedua selama satu bulan
dimana setiap hari setengah juz bersamaan dengan itu ulangilah pula 8 halaman dari 10 juz
pertama. Kemudian ulangilah 10 juz terakhir selama satu bulan dimana setiap hari setengah juz

bersamaan dengan itu ulangilah pula 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz
kedua.
Bagaimana cara memuraja’ah/mengulang Al-Quran seluruhnya jika saya telah
menyelesaikan system muraja’ah diatas?
Mulailah dengan memuraja’ah Al-Qur’an setiap hari sebanyak 2 juz. Ulangilah sebanyak 3 kali
setiap hari hingga anda menyelesaikan Al-Qur’an setiap 2 minggu sekali. Dengan melakukan
metode seperti ini selama satu tahun penuh, maka –insya Allah- anda akan dapat memiliki
hafalan yang mutqin/kokoh.
Apa yang harus dilakukan setelah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dalam satu tahun?
- Setelah setahun mengokohkan hafalan Al-Qur’an dan muraja’ahnya, jadikanlah Al-Qur’an
sebagai wirid harian anda sampai akhir hayat sebagaimana Rasulullah ‫صلى الله عليه وسلم‬
menjadikannya sebagai wirid harian. Adalah wirid Rasulullah dengan membagi Al-Qur’an
menjadi 7 bagian sehingga setiap 7 hari Al-Qur’an dapat dikhatamkan. Berkata Aus bin
Hudzaifah ‫رحمه الله‬: Aku bertanya pada sahabat-sahabat Rasulullah – ‫ – صلى الله عليه وسلم‬tentang
bagaimana mereka membagi Al-Qur’an (untuk wirid harian). Mereka berkata: 3 surat, 5 surat, 7
surat, 9 surat, 11 surat, dan dari surat Qaf sampai selesai. (HR. Ahmad). Yaitu maksudnya
mereka membagi wirid Al-Quran sebagai berikut:
- Hari pertama: membaca surat “al fatihah” hingga akhir surat “an-nisa”,
- Hari kedua: dari surat “al maidah” hingga akhir surat “at-taubah”,
- Hari ketiga: dari surat “yunus” hingga akhir surat “an-nahl”,
- Hari keempat: dari surat “al isra” hingga akhir surat “al furqan”,
- Hari kelima: dari surat “asy syu’ara” hingga akhir surat “yaasin”,
- Hari keenam: dari surat “ash-shafat” hingga akhir surat “al hujurat”,
- Hari ketujuh: dari surat “qaaf” hingga akhir surat “an-naas”.
Wirid Rasulullah – ‫ – صلى الله عليه وسلم‬di singkat oleh para ulama dengan perkataan: ‫فمي بشوق‬
(famii bisyauqi). Dimana setiap huruf dari kata ini merupakan surat awal dari kelompok surat
yang dibaca setiap hari.
Bagaimana membedakan antara ayat-ayat mutasyaabih/mirip di dalam Al-Qur’an?
Cara yang paling afdhal jika anda mendapati 2 ayat yang mirip adalah dengan membuka mushaf
pada setiap ayat yang mirip tersebut, lalu perhatikanlah perbedaan diantara kedua ayat tersebut
kemudian berikanlah tanda yang dapat mengingatkan anda akan perbedaan itu. Lalu ketika anda
memuraja’ah, perhatikanlah perbedaan yang anda tandai sebelumnya beberapa kali hingga anda
mantap menghafal tentang kemiripan dan perbedaan diantara keduanya.
Kaidah-kaidah dan batasan-batasan dalam menghafal Al-Qur’an
o Wajib bagi anda menghafal dengan bantuan seorang ustadz/syeikh untuk membenarkan bacaan
anda

o Hafallah 2 halaman setiap hari. Satu halaman setelah Subuh, dan satu halaman lagi sesudah
Ashar atau sesudah Maghrib. Dengan cara ini, maka anda akan mampu menghafal Al-Qur’an
seluruhnya dengan mutqin/kokoh dalam waktu satu tahun. Adapun jika anda menambah hafalan
diatas 2 halaman setiap hari maka hafalan anda akan lemah disebabkan semakin banyaknya ayat
yang harus dijaga..
o Hendaklah menghafal dari surat An-Naas sampai Al-Baqarah karena hal tersebut lebih mudah.
Namun setelah selesai menghafal seluruh Al-Quran, hendaklah muraja’ah anda dimulai dari surat
Al-Baqarah sampai An-Naas
o Hendaklah menghafal dengan menggunakan satu cetakan mushaf karena hal ini dapat
menolong anda dalam memantapkan hafalan dan meningkatkan kecepatan dalam mengingat
posisi-posisi ayat serta awal dan akhir setiap halaman Al-Qur’an.
o Setiap orang yang menghafal dalam 2 tahun pertama biasanya masih mudah kehilangan
hafalannya. Masa ini dinamakan dengan Marhalah Tajmi’ (fase pengumpulan). Janganlah
bersedih atas mudahnya hafalan anda hilang atau banyaknya kekeliruan anda. Karena memang
fase ini merupakan fase cobaan yang sulit. Dan waspadalah, karena syaithan akan mengambil
kesempatan ini untuk menggoda anda agar berhenti dari menghafal Al-Qur’an. Maka janganlah
perdulikan rasa was-was syaithan tersebut dan teruskan menghafal karena sesungguhnya itu
adalah harta yang sangat berharga yang tidak diberikan pada setiap orang.
Sumber: http://www.sahab.net/forums/showthread.php?t=342445 [mirror]
Artikel: www.salafiyunpad.wordpress.com

Tips Menghafal Al-Qur’an
Tips Add comments
Dec 202010

Al-Qur’an, sumber dari segala sumber hukum umat Islam. Panduan langsung dari Allah SWT
untuk kita agar selamat di dunia dan di akhirat. Allah SWT menjanjikan pahala besar bagi yang
membacanya, memahaminya, dan melaksanakannya. Adalah impian setiap muslim untuk bisa
menghafalkan Al-Qur’an.
Secara umum, berikut adalah beberapa tips untuk dapat menghafal Al-Qur’an dari seorang hafiz
juara lomba menghafal qur’an di tingkat nasional maupun internasional, Mudhawi Ma’arif
(semoga Allah merahmati beliau):
Untuk memudahkan kita dalam menghafal, ada syarat-syarat yang harus kita pegang kuat-kuat,
yaitu:

1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
2. Berniat mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menjadi hamba-hamba pilihan-Nya
yang menjaga Al-Qur’an
3. Istiqomah (teguh hati).
4. Menguasai bacaan al-qur’an dengan benar, baik tajwid maupun makharij setiap huruf.
5. Adanya seorang pembimbing dari ustad/ustadzah (al-hafidz/al-hafidzah).
6. Minimal sudah pernah khatam Al-Qur’an 20 kali (dengan membaca setiap ayat 5 kali).
7. Konsisten menggunakan satu jenis mushaf al-qur’an (al-qur’an pojok).
8. Konsisten menggunakan pensil/bolpen/stabilo sebagai pembantu.
9. Memahami ayat yang akan dihafal
Ada tiga tahap utama yang harus dilakukan seorang penghafal Al-Qur’an, yaitu:
1. Persiapan
(isti’dad)
Kewajiban utama penghafal al-qur’an adalah harus menghafalkan setiap harinya minimal
satu halaman dengan tepat dan benar dengan memilih waktu yang tepat untuk menghafal.
Contohnya:
1. Sebelum tidur malam, lakukan persiapan terlebih dahulu dengan membaca dan
menghafal satu halaman secara cepat (jangan langsung dihafal secara mendalam).
2. Setelah bangun tidur hafalkan satu halaman tersebut dengan hafalan yang
mendalam dengan tenang lagi konsentrasi.
3. Ulangi terus hafalan tersebut (satu halaman) sampai benar-benar hafal diluar
kepala.
2. Pengesahan
(tashih/setor)
Setelah melakukan persiapan secara matang dengan selalu mengingat-ingat suatu
halaman tertentu, berikutnya tashihkan (setorkan) hafalan kita kepada ustad/ustadzah.
Setiap kesalahan yang telah ditunjukkan oleh ustad, lakukan hal-hal berikut:
1. Berikan tanda kesalahan dengan mencatatnya (dibawah atau diatas huruf yang
lupa)
2. Ulangi setoran sampai dianggap benar oleh ustad.

3. Bersabarlah untuk tidak menambah materi dan hafalan baru kecuali materi dan
hafalan lama benar-benar sudah dikuasai dan disahkan.
3. Pengulangan
(muroja’ah/penjagaan)
Setelah setor, jangan meninggalkan tempat (majelis) untuk pulang sebelum hafalan yang
telah disetorkan diulangi lagi beberapa kali terlebih dahulu (sesuai dengan anjuran
ustad/ustadzah) sampai ustad benar-benar mengijinkan kita untuk pulang.
Memang luar biasa perjuangan seorang penghafal Al-Qur’an. Wajarlah jika Allah menjanjikan
pahala besar bagi siapapun yang sanggup menghafalkan Al-Qur’an. Semoga tips di atas bisa
membantu kita untuk menghafalkan kitab suci kita tercinta. Wallahu’alam bisshawab.

Referensi:
1. Mudhawi Ma’arif.
2. Sebuah web yang enggan dicantumkan namanya.