PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEM (1)

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN
MENGIDENTIFIKASI VARIABEL SISWA KELAS X-6 SMA NEGERI 3 MAKASSAR
Arie Arma Arsyad, Khaeruddin1), Abdul Haris2)
1)
Jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar
E-mail: ariearmaarsyad@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen dengan desain penelitian one group pretest-posttest design
yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengidentifikasi variabel melalui penerapan metode
eksperimen dalam pembelajaran fisika pada siswa kelas X/6 SMA Negeri 3 Makassar tahun ajaran 2010/2011.
Hipotesis penelitian yaitu: jika menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran fisika maka kemampuan
mengidentifikasi variabel siswa kelas X/6 SMA Negeri 3 Makassar akan meningkat. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas X/6 SMA Negeri 3 Makassar yang terdaftar pada tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 22
orang. Untuk mengetahui peningkatan skor kemampuan mengidentifikasi variabel dapat dilihat dari perbandingan
skor pre-test dan post-test. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan kemampuan
mengidentifikasi variabel siswa adalah 20%. hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa kemampuan
mengidentifikasi variabel siswa kelas X/6 SMA Negeri 3 Makassar setelah diterapkan metode eksperimen
meningkat secara signifikan.
KATA KUNCI

: Metode Eksperimen, Kemampuan Mengidentifikasi Variabel.


ABSTRACT
This is pre experimental research design one group pretest-posttest that aims to find improved ability to identify the
variable through the application of experimental method in physics teaching students class X/6 SMA Negeri 3
Makassar the ability to identify the variable will increase. These research subjects are students enrolled in the school
year 2010/2011 with a total 22 people. To know these score increased ability to identify the variable can be seen
from the comparison of pretest and posttest scores. The result of descriptive analysis showed that the average
student increased ability to identify variables is 20%. Inferential analysis results showed that students ability to
identify variables after application of experimental methods has increased significantly.
Keywords: experimental method, ability to identify the variable.

I.

PENDAHULUAN
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
dan teknologi, para ahli telah berupaya untuk menciptakan berbagai pendekatan atau metode
pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dengan
munculnya berbagai metode pembelajaran yang dijadikan pedoman dala kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Fisika sebagai wahana pendidikan tidak hanya digunakan untuk mencapai tujuan misalnya
mencerdaskan siswa, akan tetapi dapat pula untuk membentuk kepribadian siswa, serta mengembangkan

keterampilan tertentu. Hal itu mengarahkan perhatian kepada pembelajaran nilai-nilai dalam kehidupan
melalui fisika. Mempelajari fisika merupakan salah satu sarana berpikir ilmiah dan berpikir logis serta
mempunyai peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui penggunaan
strategi belajar yang mampu mengembangkan cara belajar siswa aktif. Dengan demikian guru harus
menguasai berbagai bentuk metode mengajar dan menggunakan metode yang sesuai untuk setiap materi
yang akan diajarkannya. Untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), disediakan laboratorium
IPA yang dilengkapi dengan alat-alat praktikum. Namun yang dialami adalah fasilitas tersebut kadang
belum digunakan secara efektif dan efisien dalam proses pembelajaran demi perbaikan mutu pendidikan
khususnya Fisika. Melalui observasi yang dilakukan oleh penulis, diperoleh bahwa SMA Negeri 3
Makassar memiliki tiga buah laboratorium IPA. Juga diperoleh data nilai rata-rata Ujian Akhir Sekolah
siswa kelas XII sebagai berikut :

Tabel 1.2.: Nilai Rata-Rata UAS SMA Negeri 3 Makassar
TA 2007-2009
No.
1.
2.
3.


Mata
Pelajaran
Biologi
Fisika
Kimia

Tahun Ajaran
2007/2008 2008/2009 2009/2010
82,7
57,8
77,4
59,0
75,4
79,1
83,6
83,5
85,5
Sumber: SMA Negeri 3 Makassar

Faktor yang diduga turut mempengaruhi pembelajaran fisika yang belum maksimal ini adalah

pembelajaran fisika yang cenderung menggunakan metode ceramah di mana siswa hanya menerima
informasi dari guru tanpa mencoba membuktikannya atau menemukan sendiri konsep yang dipelajari
melalui kegiatan eksperimen. Padahal, jika siswa menemukannya sendiri, siswa akan lebih mudah
memahami pelajaran tersebut. Pada kegiatan pembelajaran, guru berperan memilih salah satu mentode
dan strategi yang dianggap efektif dan efisien dalam memperoleh hasil yang optimal. Menentukan metode
dan strategi yang tepat dan dominan haruslah dengan pertimbangan dan alasan yang tepat, olehnya itu
guru tidak boleh sembarangan saja memilih metode dan strategi pembelajaran untuk mengajarkan suatu
pokok pembahasan materi.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan identifikasi
variabel terhadap suatu permasalahan dalam pembelajaran. Oleh karena itu penulis berkesimpulan bahwa
salah satu metode yang tepat adalah digunakan dalam pembelajaran agar dicapainya tujuan yang
dimaksud adalah dengan penggunaan metode eksperimen. Pemilihan metode ini didasarkan karena
selama penulis berasumsi bahwa dengan diadakannya eksperimen maka siswa akan dapar merasakan
sendiri yang dikerjakan sehingga abstraksi dalam pikiran siswa dapat diminimalisir. Melalui metode
eksperimen ini penulis juga beranggapan akan dapat menarik perhatian dan minat siswa, mengingat di
SMA Negeri 3 Makassar selama ini dalam proses pembelajaran fisika sangat jarang melakukan
praktikum. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul β€œPenerapan
Metode Eksperimen Terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Variabel Pada Siswa Kelas X/6 SMA
Negeri 3 Makassar”.
II. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian pra eksperimen.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di SMA Negeri 3 Makassar.
B. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini ada dua macam yaitu variabel bebas dan variabel tidak bebas.
a. Variabel bebas yaitu metode eksperimen
b. Variabel tidak bebas yaitu kemampuan mengidentifikasi variabel.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yaitu β€œOne Group Pretest-Posttest Design”.
Adapun model desainnya dapat digambarkan sebagai berikut.
O1
X
O2

(Sugiyono, 2010: 112)
Keterangan:
O1 : Nilai Prestest (sebelum diberi perlakuan)

O2 : Nilai Post test (sebelum diberi perlakuan)

Dari pola desain di atas, dapat dikatakan bahwa variabel X adalah pemberian perlakuan
berupa kegiatan eksperimen. Sedangkan O1 adalah pemberian tes tentang kemampuan
mengidentifikasi variabel dari materi yang dieksperimenkan yang berupa soal pilihan ganda. O2
adalah tes akhir yaitu berupa soal pilihan ganda untuk menentukan perbedaan hasil tes antara
kemampuan mengidentifikasi variabel fisika melalui metode eksperimen maupun pembelajaran
fisika dengan metode pembelajaran yang digunakan sebelumnya.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Metode eksperimen adalah suatu metode pengajaran dimana siswa melakukan percobaannya
sendiri, mengamati prosesnya, serta menulis hasil percobaan kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan ke kelas dan guru mengevaluasinya. Kegiatan eksperimen dalam penelitian ini
meliputi:
a. Kegiatan eksperimen yang berkaitan dengan optika geometri
b. Kegiatan eksperimen yang berkaitan dengan suhu dan kalor
2. Kemampuan mengidentifikasi variabel adalah skor yang dicapai siswa dari aspek kognitif
sebelum dan setelah melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran dengan metode
eksperimen yang diperoleh dengan tes.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Negeri 3 Makassar pada tahun
ajaran 2010/2011 yang berjumlah 9 (sembilan) kelas dengan jumlah siswa 287 orang.
2. Sampel penelitian
Pengambilan sampel dilakukan secara acak dari populasi, sehingga diperoleh 1 kelas.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara pemberian tes kemampuan mengidentifikasi variabel
kepada siswa sebagai sampel. Tes tersebut diberikan sebelum (pretest) dan setelah (posttest) metode
pembelajaran diterapkan.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis
inferensial.
1. Analisis Deskriptif
Analisis ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai persentasi penacapaian hasil
kemampuan mengidentifikasi variabel siswa yang diajar dengan metode eksperimen. Pencapaian
tersebut berupa nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata serta deviasi. Skor tertinggi merupakan
skor paling tinggi dari skor yang ada, begitu pula untuk skor terendahnya yaitu skor yang paling
rendah dari skor yang ada baik untuk pretest maupun untuk postest.
Skor rata-rata diperoleh dari persamaan,

Standar deviasi diperoleh dari persamaan,

𝑆𝑑 =

π‘₯=
𝑓𝑖 π‘₯𝑖2 βˆ’

𝑓𝑖 π‘₯ 𝑖
𝑓𝑖

π‘›βˆ’1

𝑓𝑖 π‘₯𝑖
𝑛

2

2. Analisis Inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan. Namun
sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas.
a. Pengujian normalitas
Pengujian normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi

normal atau tidak. Untuk menguji data tersebut digunakan rumus Chi-Kuad2rat, sebagai berikut:

𝑋2 =

π‘˜ (π‘‚π‘–βˆ’πΈπ‘–)
𝑖=1
𝐸𝑖

2

(Sudjana, 1992: 273)

Dengan
X2
= nilai Chi-Kuadrat
Oi
= frekuensi pengamatan
Ei
= frekuensi harapan
K

= banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian:
Apabila 

2

hitung

ο‚£  2 tabel dengan dk = k-3 pada taraf signifikan  = 0.05, maka data tersebut

dikatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
1) Pengujian normalitas skor kemampuan mengidentifikasi variabel siswa kelas X6 SMA
Negeri 3 Makassar pada pretest.
2
= 3, 894
Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan Chi-kuadrat diperoleh nilai 𝑋𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔

2
2
<

dan π‘‹π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
= 7,81 dengan k = 6 pada taraf signifikansi Ξ± = 0,05. Terlihat bahwa 𝑋𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔

2
π‘‹π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
menunjukkan skor kemampuan mengidentifikasi variabel siswa kelas X6 SMA Negeri 3
Makassar pada pretest berasal dari populasi berdistribusi normal.
2) Pengujian normalitas skor kemampuan mengidentifikasi variabel siswa kelas X6 SMA
Negeri 3 Makassar pada postest.
2
= 4,974
Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan Chi-kuadrat diperoleh nilai 𝑋𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔
2
2
<
dan π‘‹π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
= 7,81 dengan k = 6 pada taraf signifikansi Ξ± = 0,05. Terlihat bahwa 𝑋𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔

2
π‘‹π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
menunjukkan skor kemampuan mengidentifikasi variabel siswa kelas X6 SMA Negeri 3
Makassar pada posttest berasal dari populasi berdistribusi normal.
b. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis bertujuan untuk menjawab masalah yang dihipotesiskan yaitu apakah terdapat
peningkatan yang signifikan kemampuan mengidentifikasi variabel sebelum dan setelah melakukan
kegiatan eksperimen.
Pengujian hipotesis menggunakan statistik parametrik berupa uji-t dengan rumus:

𝑑=

𝑀𝑑

π‘₯2𝑑
𝑁 (𝑁 βˆ’1)

(Suharsimi Arikunto, 2002: 275)

Di mana
t
= harga t
Md
= Mean dari deviasi (d) antara post-test dan pre-test
π‘₯ 2 𝑑 = Jumlah kuadrat deviasi
xd
= Deviasi masing-masing subjek (d – Md)
N
= Banyaknya subjek

Kriteria pengujian hipotesis:
𝐻0 ∢ πœ‡ ≀ πœ‡0
𝐻𝑖 : πœ‡ > πœ‡0
Hipotesis Hi diterima jika 𝑑𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 β‰₯ π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ dimana dk ο€½ (n ο€­ 1) . Untuk harga-harga
lainnya Hi ditolak pada taraf nyata  ο€½ 0.05

Perumusan hipotesis :
Ho : Tidak terdapat peningkatan yang signifikan kemampuan mengidentifikasi variabel
fisika siswa sebelum dan setelah melakukan kegiatan eksperimen
Hi : Terdapat peningkatan yang signifikan kemampuan mengidentifikasi variabel fisika
siswa sebelum dan setelah melakukan kegiatan eksperimen

c.

Pengujian Gain
Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain
ternormalisasi (N-Gain) sebagai berikut:
𝑔=

π‘†π‘π‘œπ‘ π‘‘ βˆ’ π‘†π‘π‘Ÿπ‘’
π‘†π‘šπ‘Žπ‘˜π‘  βˆ’ π‘†π‘π‘Ÿπ‘’

(Meltzer, 2002)

Keterangan:
Spost
= Skor tes terakhir
Spre
= skor tes awal
Smaks
= skor tertinggi yang dicapai siswa
Tabel 1.3.: Kriteria tingkat N-Gain
Batasan
𝑔 > 0,7
0,3 ≀ 𝑔 ≀ 0,7
𝑔 < 0,3

Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
(R. R Hake. 1999)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Deskriptif
Berikut ini dikemukakan hasil deskriptif pencapaian skor kemampuan mengidentifikasi variabel
siswa kelas X6 SMA Negeri 3 Makassar tahun ajaran 2010/2011 yang diterapkan metode
eksperimen dalam pembelajaran fisika.
Tabel 4.1.: Hasil pengolahan data skor kemampuan mengidentifikasi variabel siswa kelas
X6 SMA Negeri 3 Makassar tahun ajaran 2010/2011 yang diterapkan dengan
metode eksperimen dalam pembelajaran fisika.
Skor
skor tertinggi
skor terendah
skor rata-rata
Standar deviasi

Pretest
10
0
4,37
2,472

Posttest
17
0
6,45
4,59

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa skor rata-rata kemampuan mengidentifikasi
variabel siswa kelas X-6 SMA Negeri 3 Makassar setelah diterapkan metode eksperimen adalah
6,45 dari skor ideal 19 yang mungkindicapai oleh siswa dengan standar deviasi 4,59. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan mengidentifikasi variabel siswa mengalami peningkatan.

Hasil analisis Presentase
Pencapaian Kemampuan Mengidentifikasi Variabel Siswa.
Jika skor kemampuan mengidentifikasi variabel ini dianalisis dengan menggunakan
persentase pada distribusi frekuensi maka diperoleh tabel distribusi frekuensi sebagai
berikut:
Tabel 4.2.: Distribusi frekuensi dan persentase kumulatif skor kemampuan
mengidentifikasi variabel kelas X6 SMA Negeri 3 Makassar tahun ajaran
2010/2011 sebelum diajar dengan metode eksperimen.
Skor

fi

frekuensi
relatif (%)

0-1

3

13.64

2-3

Kumulatif Kurang Dari
f.kumulatif
kurang dari
(%)
0
0.00

Kumulatif Sama Atau Lebih
sama atau
f. kumulatif (%)
lebih
0
100.00

3

13.64

2

13.64

2

86.36

4-5

9

40.91

4

27.27

4

72.73

6-7

5

22.73

6

68.18

6

31.82

8-9

1

4.55

8

90.91

8

9.09

10 - 11

1

4.55

10

95.45

10

4.55

22

100.00

11

100.00

11

0.00

Jumlah

Tabel distribusi persentase kumulatif kemampuan mengidentifikasi variabel siswa tersebut
menunjukkan bahwa skor rata-rata siswa yaitu 4,37 berada pada interval 4-5 sebagai titik taksiran
sedang. Dimana ada 13,64% siswa yang berada pada taksiran rendah dan ada 86,36% siswa yang
berada pada taksiran tinggi.
Data distribusi di atas dapat disajikan dalam histogram sebagai berikut:
10
0-1

frekuensi

8

2-3

6

4-5
4

6-7

2

8-9

0

10 - 11
1
frekuensi skor
dan

Tabel 4.3.: Distribusi
persentase kumulatif skor kemampuan
mengidentifikasi variabel kelas X6 SMA Negeri 3 Makassar tahun ajaran
2010/2011 setelah diajar dengan menggunakan metode eksperimen.
Kumulatif Kurang Dari
f.kumulatif
kurang dari
(%)

Kumulatif Sama Atau Lebih
sama atau
f. kumulatif (%)
lebih

Skor

fi

frekuensi
relatif (%)

0-2

5

22.73

0

0.00

0

100.00

3-5

5

22.73

3

22.73

3

77.27

6-8

6

27.27

6

45.45

6

54.55

9 - 11

3

13.64

9

72.73

9

27.27

12 - 14

1

4.55

12

86.36

12

13.64

15 - 17

2

9.09

15

90.91

15

9.09

Jumlah

22

100.00

17

100.00

17

0.00

frekuensi

Tabel distribusi persentase kumulatif kemampuan mengidentifikasi variabel siswa tersebut
menunjukkan bahwa skor rata-rata siswa yaitu 6,45 berada pada interval 6-8 sebagai titik taksiran
sedang. Dimana ada 22,73% siswa yang berada pada taksiran rendah dan ada 77,27% siswa yang
berada pada taksiran tinggi.
Data distribusi di atas dapat disajikan dalam histogram sebagai berikut:
7
6
5
4
3
2
1
0

0-2
3-5
6-8
9 - 11
12 - 14
15 - 17
skor 1

Jika peningkatan skor kemampuan mengidentifikasi variabel siswa kelas X6 SMA Negeri 3
Makassar dianalisis dengan menggunakan diagram batang maka dapat dibuat gambar peningkatan
skor kemampuan mengidentifikasi variabel setiap siswa pada pretest dan posttest sebagai berikut:
Tabel 4.4.: Hasil pengolahan data peningkatan skor kemampuan mengidentifikasi
variabel siswa kelas X6 SMA Negeri 3 Makassar tahun ajaran 2010/2011
yang diajar dengan metode eksperimen
Subjek

Skor

Peningkatan

Presentase
Peningkatan (%)

Prestest

Postest

1

5

9

4

21

2

8

10

2

11

3

4

3

-1

-5

4

4

15

11

58

5

3

3

0

0

6

0

8

8

42

7

0

3

3

16

8

0

1

1

5

9

1

7

6

32

10

0

2

2

11

11

1

4

3

16

12

0

3

3

16

13

1

2

1

5

14

10

17

7

37

15

0

0

0

0

16

0

7

7

37

17

6

13

7

37

18

4

7

3

16

19

1

1

0

0

20

3

6

3

16

21

3

8

5

26

22

2

11

9

47

Rata-rata

20

Skor

Gambar 4.5.: Distribusi frekuensi peningkatan skor kemampuan mengidentifikasi
variabel siswa kelas X6 SMA Negeri 3 Makassar pada pretest dan
posttest.
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

Skor Prestest
Skor Postest

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Siswa

2. Hasil Analisis Inferensial
Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dengan menggunakan uji efektifitas treatment adalah (Hi) :
Terdapat peningkatan skor kemampuan mengidentifikasi variabel siswa kelas X 6 SMA Negeri 3
Makassar tahun ajaran 2010/2011 yang signifikan setelah diterapkan metode eksperimen dalam
pembelajaran fisika.
Pengujian statistiknya:
Kriteria pengujian untuk uji-t adalah
thitung > ttabel maka Hi diterima, namun jika harga thitung < ttabel maka Hi ditolak dan Ho diterima.
Hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t pada taraf nyata Ξ± = 0,05 secara keseluruhan
diperoleh thitung = 13,409 karena thitung lebih besar dari ttabel = 1,72 maka Hi diterima dan
peningkatannya_signifikan.
Tabel 4.6.: Hasil pengujian peningkatan dengan rumus Gain ternormalisasi (N-Gain).
Siswa

Skor

N-Gain

Kategori

9

0,3

Sedang

8

10

0,2

Rendah

3

4

3

-0,1

Rendah

4

4

15

0,7

Tinggi

5

3

3

0,0

Rendah

6

0

8

0,4

Sedang

7

0

3

0,2

Rendah

8

0

1

0,1

Rendah

9

1

7

0,3

Sedang

10

0

2

0,1

Rendah

11

1

4

0,2

Rendah

12

0

3

0,2

Rendah

13

1

2

0,1

Rendah

14

10

17

0,8

Tinggi

15

0

0

0,0

Rendah

Prestest

Postest

1

5

2

16

0

7

0,4

Sedang

17

6

13

0,5

Sedang

18

4

7

0,2

Rendah

19

1

1

0,0

Rendah

20

3

6

0,2

Rendah

21

3

8

0,3

Sedang

22

2

11

0,5

Sedang

Secara rata-rata hasil perhitungan diperoleh g = 0,24 yang artinya skor kemampuan
mengidentifikasi variabel siswa meningkat dalam kategori rendah.
B. Pembahasan
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa skor kemampuan mengidentifikasi variabel diterapkan
metode eksperimen (pre-test) dan setelah diterapkan metode eksperimen (post-test) diperoleh hasil
yang berbeda-beda. Dari data hasil penelitian pre-test diperoleh kesimpulan bahwa pada umumnya
siswa belum mampu mengidentifikasi setiap variable-variabel yang ada. Diperoleh juga bahwa ada
siswa yang mampu mengenali setiap variable pada percobaan tetapi belum mampu mengetahui
mengapa variable itu dipilih. Sedangkan dari data hasil post-test, diperoleh bahwa terdapat
peningkatan setelah diterapkannya metode eksperimen sehingga siswa sudah mampu mengenal dan
mengidentifikasi setiap variable-variabel yang terdapat dalam masing-masing unit praktikumnya.
Pada skor rata-rata kemampuan mengidentifikasi variabel setelah diterapkan metode
eksperimen lebih tinggi yaitu 6,45 dengan standar deviasi 4,59 dibandingkan skor rata-rata sebelum
diterapkan metode eksperimen yaitu 4,37 dengan standar deviasi 2,47. Berdasarkan tabel dan grafik
secara keseluruhan terlihat bahwa skor maksimum sebelum diterapkan metode eksperimen berada
pada interval skor 10 – 11, sedangkan setelah diterapkan metode eksperimen berada pada interval
skor 15 – 17. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan mengidentifikasi variabel siswa kelas X 6
SMA Negeri 3 Makassar setelah diterapkan metode eksperimen mmengalami peningkatan.
Hasil analisis inferensial diperoleh bahwa data skor mengidentifikasi variabel baik sebelum
maupun sesudah diterapkan metode eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Sehingga untuk pengujian hipotesisnya digunakan uji-t. Dari hasil pengujian hipotesis terlihat bahawa
hipotesis yang dirancang dari awal terbukti di lapangan yang memang didukung oleh berbagai kajian
teori.
Hal tersebut diatas sejalan dengan bahwa eksperimen atau percobaan yang dilakukan akan
membuat siswa lebih percaya atas kesimpulan yang diperolehnya dari kegiatan dibanding menerima
penjelasan dari guru atau buku (Udin S. Winaputra, 2001: 252). Menurut Sumaji (1998), dalam
melakukan kegiatan eksperimen dapat diubah-ubah objek atau kejadian sehingga dapat diamati
perubahan yang terjadi. Dengan demikian siswa dapat semakin memahami objek atau kejadian
tersebut. Untuk mengembangkan kreativitas siswa agar berpikir untuk mengembangkan maka dapat
digunakan metode eksperimen. Melalui kegiatan eksperimen siswa dapat lebih mudah memahami
konsep yang dipelajari, karena di dalam kegiatan eksperimen ini siswa mengalami dan menemukan
sendiri, siswa juga lebih aktif dan kreatif sehingga dapat mengembangkan keterampilan tertentu
untuk menemukan hal-hal baru yang bermanfaat yang berupa konsep yang sederhana, seperti
mengidentifikasi sebuah atau beberapa variabel pada eksperimen sehingga mereka nantinya tidak
bingung lagi untuk memahami konsep tersebut.
Dengan adanya pemahaman seperti itu maka proses belajar lebih baik dan kemampuan dalam
mengidentifikasi variabel-variabel lebih baik pula. Merunut dari pemaparan diatas dapat dikatakan
bahwa metode eksperimen baik digunakan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan mengidentifikasi variabel siswa.

Siswa-siswa yang dulunya kurang mampu mengenali variabel-variabel dalam mata pelajaran
fisika kini dapat mengenali dan mengidentifikasi variabel-variabel tersebut dengan adanya metode
ini. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa masih terdapat siswa yang kemampuan mengidentifikasinya
masih kurang mengenali variabel tersebut. Hal ini disebabkan karena pembagian kelompok yang
anggotanya masih banyak sehingga masih terdapat siswa yang tidak terlibat langsung dalam
melakukan eksperimennya. Selain itu terdapat juga siswa yang kurang berminat dengan metode ini.
IV. PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan
mengidentifikasi variabel siswa kelas X6 SMA Negeri 3 Makassar tahun ajaran 2010/2011
meningkat secara signifikan dalam kategori rendah setelah diterapkan metode eksperimen dalam
pembelajaran fisika.
B. Saran
1. Kepada guru di SMA Negeri 3 Makassar agar dalam pembelajaran fisika digunakan metode
eksperimen.
2. Kepada penentu kebijakan dalam bidang pendidikan di SMA Negeri 3 Makassar agar hasil
penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan di SMA Negeri 3 Makassar.
3. Kepada peneliti lain yang berminat ingin menyelidiki variabel-variabel yang relevan pada
materi dengan situasi dan kondisi yang berbeda agar membagi siswa dalam beberapa
kelompok dengan jumlah anggota yang kecil agar setiap siswa dapat berperan aktif dalam
kegiatan eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Baharuddin. 1985. Metodologi Penelitian Pendidikan IPA (Buku I). Makassar: P3T IKIP Ujung Pandang.
Hake, Richard, R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Depatment Of Physics, Indiana University.
Helmiyanti, Andi. 2007. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII-G SMP Negeri 19
Makassar Melalui Kegiatan Praktikum. Skripsi. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Memes, Wayan. 2000. Model Pembelajaran di SMP. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah
Menengah.
Meltzer, David. E. 2002. The Relationship Between Mtehematics Prepration and Conceptual Lerning
Gains in Physics: A Possible .Hidden Variable. In Diagnostic Pretest Scores. Department of
Physics and Astronomy, Iowa State University.
Prasetyo, Zuhdan K. 2004. Kapita Selekta Pembelajaran Fisika. Jakarta: Universitas Negeri Terbuka.
Semiawan, Conny dkk. 1998. Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta: PT Gramedia.
Soejitno, Soetardjo. 1998. Proses Belajar Mengajar Dengan Metode Pendekatan Keterampilan Proses.
Surabaya: SIC.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suriati. 2008. Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengidentifikasi Variabel dengan Menggunakan
Metode Eksperimen pada Siswa Kelas VIII-2 SMP 1 Penrang. Skripsi. Makassar: Universitas
Negeri Makassar.
Sumaji, dkk. 1998. Pendidikan Sains Yang Humanitis. Yogyakarta: Kanisius.
Winaputra, Udin. S. 1992. Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Universitas Terbuka.