Kinerja Guru dalam Mendesign Pembelajara
MAKALAH
DESAIN PEMBELAJARAN PAI
TENTANG:
KINERJA GURU Dalam MENDESAIN PEMBELAJARAN
Dosen Pembimbing: Qurais M.Pd
DI SUSUN OLEH KLOMPOK III
1. ASTI RAHMAWATI
2. NURUL IMAN
3. IMAM SAPUTRA
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
SUNAN GIRI BIMA
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
II. PEMBAHASAN
A. Kinerja Guru Dalam Mendesain Pembelajaran
B. Pentingnya Perencanaan dan Desain Pembelajaran
C. Fungsi Perencanaan Dan Desain Pembelajar
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran dan kritik
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BEAKANG
Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan
dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk
dapat menjawab bebagai permasalahan lokal dan perubahan global
yang begitu pesat. Perubahan dan permasalahan tersebut seperti
pasar bebas, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
informasi, seni, budaya, yang sangat dahsyat.
Maka dengan
perkembangan tersebut harus dibarengi dengan perkembangan di
dunia pendidikan mulai dari mutu pendidikan baik mutu guru, siswa,
kurikulum, dan sarana prasarana yang berkualitas, sehingga akan
mengahsilkan sumberdaya manusia yang berkualitas pula.
Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan manusia dan
tidak terbatas pada umur. Suatu negara yang mutu pendidikannya
rendah akan mengakibatkan terhambatnya kemajuan suatu negara.
Dalam UU No. 20 / 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,
tercantum pengertian bahwa pendidikan adalah usaha dasar dan
terencana
untuk
mewujudkan
suasana
belajar
dan
proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kinerja Guru Dalam Mendesain Pembelajaran
Kata “kinerja” dalam bahasa Indonesia adalah terjema dari
kata dalam bahasa Inggris”Performance” yang berarti
1. pekerjaan, perbuatan; penampilan, pertunjukkan. Sedangkan
kinerja dalam istilah ilmu administrasi atau ilmu manajemen
memiliki pengertian yang hampir sama. Peter F. Drucker (1987:
46) menyatakan bahwa kinerja adalah uji tuntas terhadap
institusi (performance is the ultimate test for any institution).
Bantam
English
Dictionary
(1979)
dalam
Rivai
(2005:14)
performance berasal dari “to perform” dengan beberapa entries
yaitu: melakukan, menjalankan, dan melaksanakan (to do or
carry out, execute);
2. menuhi atau melaksanakan keewajiban suatu niat atau nazar (to
discharge of fulfll, as vow);
3. melaksanakan atau meyempurnakan tangung jawab (to excute
or complete an understaking);
4. melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin
(to do what is expected of a person machine). Beberapa
pengertian kinerja dikemukakan Rivai (2005:15) oleh sejumlah
ahli antara lain
a. kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan
merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan
suatu pekerjaan yang diminta (Stolovich and Keeps, 1992);
b. kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja
yang ada pada diri peekerja (Grifn, 1987);
c. kinerja merupakan suatu fungsi motivasi dan kemampuan
seseorang dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan,
seseorang
memiliki
derajat
kesediaan
dan
tingkat
kemampuan tertentu.
Sejalan dengan pendapat tersebut, kinerja atau performansi
menurut
Sagala
memiliki
pengertian
yang
bervariasi
dalam
manajemen. Performansi dari bahasa Inggris “performance” yang
berarti unjuk kerja atau kinerja, namun terminology ini telah di
Indonesiakan mejadi performansi
Robbins
(1982)
mengemukakan
bahwa
performansi
menunjukkan efektivitas dan efsiensi dalam melaksanakan tugas.
Harris, Meintyre, Littleton, dan Long (1979) mengatakan bahwa
performansi/kinerja adalah perilaku yang menunjukkan kompetensi
yang relevan dengan tugas realistis dan gambaran perilaku
difokuskan pada konteks pekerjaan yaitu perilaku diwujudkan untuk
memperjelas deskripsi-deskripsi kerja menentukan kinerja yang
akan memenuhi kebutuhan organisasi yang diinginkan beberapa
pengertian di atas penulis berkesimpulan bahwa kinerja adalah
manifestasi hasil karya yang dicapai oleh suatu institusi/guru.
Guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan
dan posisi sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Berkaitan dengan itu, maka guru akan menjadi bahan pembicaraan
banyak orang, dan tentunya tidak lain berkaitan dengan kinerja dan
totalitas dedikasi dan loyalitas pengabdiannya.
Guru sebagai tenaga pendidikan secara subtantif memegang
peranan tidak hanya melakukan pengajran atau transfer ilmu
pengetahuan (kognitif), tetapi dituntut untuk mampu memberikan
bimbingan dan pelatihan. Di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 ditegaskan pada pasal 29 bahwa: tenaga pendidikan selainn
bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaa, pengembangan,
pelayanan
dalam
satuan
pendidikan
juga
sebagai
tenaga
professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses serta menilai hasil pembelajaran, bimbingan dan pelatihan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru yang perlu
dipertimbangkan dan diperhatikan ialah:
human performance yang menggambarkan kemampuan
(ability) yang didukung oleh motivasi yang kuat;
kemampuan yang menggambarkan pengetahuan yang
didukung oleh keterampilan (skill);
motivasi
(motivation)
yang
menggambarkan
sikap
didukung oleh situasi yang kondusif untuk itu.
B. Pentingnya perencanaan dan desain pembelajaran
1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan atau rencana (planning) dewasa ini telah
dikenal oleh hampir setiap orang. Kita mengenal rencana
pembangunan, perencanaan pendidikan dan sebagainya. Defnisi
mengenai perencanaan memang diperlukan agar dalam uraian
selanjutnya
tidak
terjadi
kesimpangsiuran.
Defnisi
pada
umumnya merupakan suatu pintu gerbang untuk memasuki
pengertian-pengertian yang ada kaitannya dengan istilah yang
dipakai, dalam hal ini perencanaan. Namun hingga saat ini belum
didefnisikan secara resmi dan hingga kini perencanaan itu
sendiri belum merupakan suatu disiplin ilmu sendiri.
Kaufman mengatakan perencanaan adalah suatu proyeksi
tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan
absah dan bernilai, di dalamnya mencangkup elemen-elemen :
Mengidentifkasikan dan mendokumentasikan kebutuhan.
a.
Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan
b. Spesifkasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang
diprioritaskan.
c. Identifkasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan.
d. Sekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
yang dirasakan.
e.
Identifkasi strategi alternative yang mungkin dan alat atau
tools untuk melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap
kebutuhan, termasuk didalamnya merinci keuntungan dan
kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai
Dengan
demikian,
perencanaan
berkaitan
dengan
penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului
pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses
untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifkasikan
persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan
efsien. Berpangkal dari pemahaman diatas, maka perencanaan
mengadung enam pokok pikiran yakni :
a) Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa
depan yang diinginkan.
b) Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian
dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehingga dapat
dilihat kesenjangannya.
c)
Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usahausaha,
d) Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu
dapat beranekaragam dan merupakan alternative yang
mungkin ditempuh
e) Pemilaihan
altenatif
yang
paling
baik,
dalam
arti
mempunyai efektiftas dan efesiensi yang paling tinggi
perlu dilakukan.
f)
Altenatif yang dipilih harus diperinci sehingga dapat
menjadi pedoaman dalam mengambil keputusan apabila
akan dilaksanakan.
Berikut akan dikemukakan pendapat Banghart dan Albert
Trull. Mereka tidak memberikan batasan perencanaan pengajaran
secara eksklusif, melainkan mangatakan bahwa dalam rangka
mengerti makna perencanaan pengajaran dapat dilahar dari 3
dimensi,
yakni
karekteristik
prencanaan
pengajaran
berusaha
menggambarkan sifat-sifat aktivitas perencanaan pengajaran.
Pembicaraan
tentang
kendala-kendala
berkaitan
dengan
adanya beberapa faktor pembatas atau penghalang. Merupakan
karekteristik perencanaan pengajaran adalah :
Merupakan proses rasional, sebab berkaitan dengan tujuan
sosial dan konsep-konsepnya dirancang oleh banyak orang.
Merupakan konsep dinamik, sehingga dapat dan perlu
dimodifkasi
jika
informasi
yang
masuk
mengharapkan
demikian.
Perencanaan terdiri dari beberapa ktivitas, aktivitas itu
banyak
ragamnya,
namun
dapat
dikategorikan
menjadi
prosedur-prosedur dan pengarahan.
Perencanaan
sumber
pengajaran
dana,
berkaiatan
sehingga
harus
dengan
mampu
pemilihan
mengurangi
pemborosan, duplikasi, salah penggunaan dan salah dalam
memanajemennya.
2. Desain Pembelajaran
Istilah pengembangan sistem instruksional (instructional
system develop
ment) dan desain instruksional (instructional
design) sering dianggap sama, atau setidak-tidaknya tidak
dibedakan
secara
tegas
dalam
penggunaannya,
meskipun
menurut arti katanya ada perbedaan antara “desain” dan
“pengembangan”. Kata “desain” berarti membuat sketsa atau
pola
atau
outline
atau
rencana
pendahuluan.
Sedang
“Pengembangan” berarti membuat tumbuh secara teratur untuk
menjadikan sesuatu lebih besar, lebih baik, lebih efektif dan
sebagainya.
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut
pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai
sistem,
dan
sebagai
proses.
Sebagai
disiplin,
desain
pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang
strategi
serta
proses
pengembengan
pembelajaran
dan
pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan
ilmu
untuk
menciptakan
spesifkasi
pengembangan,
pelaksanaan,
penilaian,
memberikan
fasilitas
serta
pengelolaan
pelayanan
situasi
yang
dalam
skala
pembelajaran
makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai
tingkatan kompleksitas.
Sebagai
sistem,
desain
pembelajaran
merupakan
pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya
termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu
belajar.
Desain
pengembangan
pembelajaran
sistematis
sebagai
tentang
proses.
spesifkasi
merupakan
pembelajaran
dengan menggunakan teori pembelajaran dan teori belajar untuk
menjamin mutu pembelajaran.
Desain Pembelajaran adalah praktek penyusunan media
teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi
transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta
didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman
peserta didik, rumusan tujuan pembelajaran dan merancang
“perlakuan” berbasis media untuk membantu terjadinya transisi.
3. Model Pengembangan Desain
Perancangan
pengajaran
menurut
sistem
pendekatan
model Dick & Carey, dikembangkan oleh Walter Dick & Lou
Carey. Menurut pendekatan ini terdapat beberapa komponen
yang
akan
dilewati
di
dalam
proses
pengembangan
dan
perancangan tersebut yang berupa urutan langkah-langkah.
Urutan langkah-langkah ini tidaklah kaku. Tetapi sebagaimana
ditunjukkan Dick & Carey, bahwa telah banyak pengembang
perangkat yang mengikuti urutan secara ajek dan berhasil
mengembangkan perangkat yang efektif.
Adapun urutan perancangan dan pengembangan model ini
adalah sebagai berikut:
a. Identifkasi tujuan pengajaran
b. Melakukan analisis instruksional
c. Mengidentifkasi tingkah laku awal/karakteristik siswa
d. Merumuskan tujuan kinerja
e. Pengembangan tes acuan patokan
f. Pengembangan strategi pengajaran
g. Pengembangan atau memilih pengajaran
h. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif
i. Menulis perangkat
j. Revisi pengajaran
C. Fungsi Perencanaan Dan Desain Pembelajaran
Perecanaan pengajaran sebelum melakukan pembelajaran di
kelas sangat penting dilakukan. Oleh karena itu, hendaknya
perencanaan pengajaran disusun atau direncanakan dengan baik
dan matang sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai
dengan baik.
Fungsi Desain Pembelajaran antara lain :
1) Meningkatkan kemampuan Pembelajar (instruktur, guru, widyaiswara,
dosen, dll)
2) Menghasilkan sumber belajar
3) Mengembangkan system belajar mengajar
4) Mengembangkan Organisasi menjadi organisasi belajar.
5) Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
6) Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur
yang terlibat dalam kegiatan.
7) Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun murid.
8) Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui ketetapan dan kelambatan kerja.
9) Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja
10) Menghemat waktu, tenaga, alat dan biaya.
Manfaat yang didapat dari perencanaan pengajaran yang baik
antara lain:
Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang dilakukan
Sebagai
pola
wewenang
dasar
bagi
dalam
setiap
unsur
mengatur
yang
tugas
terlibat
dan
dalam
kegiatan pembelajara.
Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik guru
maupun murid.
Sebagai
alat
ukur
keefektifan
suatu
proses
pembelajaran sehingga setiap saat dapat diketahui
ketepatan dan kelambanan kerja
Untuk
bahan
penyusunan
data
agar
terjadi
keseimbangan kerja
untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya
Perencanaan pengajaran mempunyai beberapa faktor yang mendukung tujuan
pembelajaran tercapai misalnya.
1) Persiapan sebelum mengajar
2) Situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan
kendaraan
umum
3) Tingkat intelegensi siswa
4) Materi pelajaran yang akan disampaikan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan :
Menurut Kaufman perencanaan adalah suatu proyeksi tentang
apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan
bernilai,
Dengan
demikian,
perencanaan
berkaitan
dengan
penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului
pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses
untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifkasikan
persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan
efsien. Sesuai dengan kurikulum pendidikan pendidikan
B. Saran
Untuk meyempurnakan makalah yang sederhana ini kami
mengharapkan kritik dan saran agar tersempurnanya makalah ini.
Dan mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk kita semua..
DAFTAR PUSTAKA
Chaplin, James P., Kamus Lengkap Psikologi. (Jakarta: Rajawali
Press, 2005)
Darmadi, Hamid. Kemampuan Dasar Mengajar. (Bandung: Alfabeta.
2009)
Frank W. Banghart dan Albert Trull, Jr., Educational Planning, (New
York : Collier-Mecmilan Limited),
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008)
Jusuf Enoch, M.A,. Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan, Bumi
Aksara, Jakarta, 1992
Sagala, Syaiful. 2009. Manajemen Strategik dalam Peningkatan
Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
( Bandung: Alfabeta. 2011).
Roger A. Kaufman, Educational System Planning, (New Jersey
Prentice Hall, Inc., 1972).
Philip H. Commbs, Apakah Perencanaan Pendidikan Itu, (terj),
Bhatera Karya Aksara, Jakarta, 1982,
DESAIN PEMBELAJARAN PAI
TENTANG:
KINERJA GURU Dalam MENDESAIN PEMBELAJARAN
Dosen Pembimbing: Qurais M.Pd
DI SUSUN OLEH KLOMPOK III
1. ASTI RAHMAWATI
2. NURUL IMAN
3. IMAM SAPUTRA
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
SUNAN GIRI BIMA
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
II. PEMBAHASAN
A. Kinerja Guru Dalam Mendesain Pembelajaran
B. Pentingnya Perencanaan dan Desain Pembelajaran
C. Fungsi Perencanaan Dan Desain Pembelajar
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran dan kritik
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BEAKANG
Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan
dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk
dapat menjawab bebagai permasalahan lokal dan perubahan global
yang begitu pesat. Perubahan dan permasalahan tersebut seperti
pasar bebas, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
informasi, seni, budaya, yang sangat dahsyat.
Maka dengan
perkembangan tersebut harus dibarengi dengan perkembangan di
dunia pendidikan mulai dari mutu pendidikan baik mutu guru, siswa,
kurikulum, dan sarana prasarana yang berkualitas, sehingga akan
mengahsilkan sumberdaya manusia yang berkualitas pula.
Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan manusia dan
tidak terbatas pada umur. Suatu negara yang mutu pendidikannya
rendah akan mengakibatkan terhambatnya kemajuan suatu negara.
Dalam UU No. 20 / 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,
tercantum pengertian bahwa pendidikan adalah usaha dasar dan
terencana
untuk
mewujudkan
suasana
belajar
dan
proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kinerja Guru Dalam Mendesain Pembelajaran
Kata “kinerja” dalam bahasa Indonesia adalah terjema dari
kata dalam bahasa Inggris”Performance” yang berarti
1. pekerjaan, perbuatan; penampilan, pertunjukkan. Sedangkan
kinerja dalam istilah ilmu administrasi atau ilmu manajemen
memiliki pengertian yang hampir sama. Peter F. Drucker (1987:
46) menyatakan bahwa kinerja adalah uji tuntas terhadap
institusi (performance is the ultimate test for any institution).
Bantam
English
Dictionary
(1979)
dalam
Rivai
(2005:14)
performance berasal dari “to perform” dengan beberapa entries
yaitu: melakukan, menjalankan, dan melaksanakan (to do or
carry out, execute);
2. menuhi atau melaksanakan keewajiban suatu niat atau nazar (to
discharge of fulfll, as vow);
3. melaksanakan atau meyempurnakan tangung jawab (to excute
or complete an understaking);
4. melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin
(to do what is expected of a person machine). Beberapa
pengertian kinerja dikemukakan Rivai (2005:15) oleh sejumlah
ahli antara lain
a. kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan
merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan
suatu pekerjaan yang diminta (Stolovich and Keeps, 1992);
b. kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja
yang ada pada diri peekerja (Grifn, 1987);
c. kinerja merupakan suatu fungsi motivasi dan kemampuan
seseorang dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan,
seseorang
memiliki
derajat
kesediaan
dan
tingkat
kemampuan tertentu.
Sejalan dengan pendapat tersebut, kinerja atau performansi
menurut
Sagala
memiliki
pengertian
yang
bervariasi
dalam
manajemen. Performansi dari bahasa Inggris “performance” yang
berarti unjuk kerja atau kinerja, namun terminology ini telah di
Indonesiakan mejadi performansi
Robbins
(1982)
mengemukakan
bahwa
performansi
menunjukkan efektivitas dan efsiensi dalam melaksanakan tugas.
Harris, Meintyre, Littleton, dan Long (1979) mengatakan bahwa
performansi/kinerja adalah perilaku yang menunjukkan kompetensi
yang relevan dengan tugas realistis dan gambaran perilaku
difokuskan pada konteks pekerjaan yaitu perilaku diwujudkan untuk
memperjelas deskripsi-deskripsi kerja menentukan kinerja yang
akan memenuhi kebutuhan organisasi yang diinginkan beberapa
pengertian di atas penulis berkesimpulan bahwa kinerja adalah
manifestasi hasil karya yang dicapai oleh suatu institusi/guru.
Guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan
dan posisi sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Berkaitan dengan itu, maka guru akan menjadi bahan pembicaraan
banyak orang, dan tentunya tidak lain berkaitan dengan kinerja dan
totalitas dedikasi dan loyalitas pengabdiannya.
Guru sebagai tenaga pendidikan secara subtantif memegang
peranan tidak hanya melakukan pengajran atau transfer ilmu
pengetahuan (kognitif), tetapi dituntut untuk mampu memberikan
bimbingan dan pelatihan. Di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 ditegaskan pada pasal 29 bahwa: tenaga pendidikan selainn
bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaa, pengembangan,
pelayanan
dalam
satuan
pendidikan
juga
sebagai
tenaga
professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses serta menilai hasil pembelajaran, bimbingan dan pelatihan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru yang perlu
dipertimbangkan dan diperhatikan ialah:
human performance yang menggambarkan kemampuan
(ability) yang didukung oleh motivasi yang kuat;
kemampuan yang menggambarkan pengetahuan yang
didukung oleh keterampilan (skill);
motivasi
(motivation)
yang
menggambarkan
sikap
didukung oleh situasi yang kondusif untuk itu.
B. Pentingnya perencanaan dan desain pembelajaran
1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan atau rencana (planning) dewasa ini telah
dikenal oleh hampir setiap orang. Kita mengenal rencana
pembangunan, perencanaan pendidikan dan sebagainya. Defnisi
mengenai perencanaan memang diperlukan agar dalam uraian
selanjutnya
tidak
terjadi
kesimpangsiuran.
Defnisi
pada
umumnya merupakan suatu pintu gerbang untuk memasuki
pengertian-pengertian yang ada kaitannya dengan istilah yang
dipakai, dalam hal ini perencanaan. Namun hingga saat ini belum
didefnisikan secara resmi dan hingga kini perencanaan itu
sendiri belum merupakan suatu disiplin ilmu sendiri.
Kaufman mengatakan perencanaan adalah suatu proyeksi
tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan
absah dan bernilai, di dalamnya mencangkup elemen-elemen :
Mengidentifkasikan dan mendokumentasikan kebutuhan.
a.
Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan
b. Spesifkasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang
diprioritaskan.
c. Identifkasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan.
d. Sekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
yang dirasakan.
e.
Identifkasi strategi alternative yang mungkin dan alat atau
tools untuk melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap
kebutuhan, termasuk didalamnya merinci keuntungan dan
kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai
Dengan
demikian,
perencanaan
berkaitan
dengan
penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului
pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses
untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifkasikan
persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan
efsien. Berpangkal dari pemahaman diatas, maka perencanaan
mengadung enam pokok pikiran yakni :
a) Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa
depan yang diinginkan.
b) Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian
dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehingga dapat
dilihat kesenjangannya.
c)
Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usahausaha,
d) Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu
dapat beranekaragam dan merupakan alternative yang
mungkin ditempuh
e) Pemilaihan
altenatif
yang
paling
baik,
dalam
arti
mempunyai efektiftas dan efesiensi yang paling tinggi
perlu dilakukan.
f)
Altenatif yang dipilih harus diperinci sehingga dapat
menjadi pedoaman dalam mengambil keputusan apabila
akan dilaksanakan.
Berikut akan dikemukakan pendapat Banghart dan Albert
Trull. Mereka tidak memberikan batasan perencanaan pengajaran
secara eksklusif, melainkan mangatakan bahwa dalam rangka
mengerti makna perencanaan pengajaran dapat dilahar dari 3
dimensi,
yakni
karekteristik
prencanaan
pengajaran
berusaha
menggambarkan sifat-sifat aktivitas perencanaan pengajaran.
Pembicaraan
tentang
kendala-kendala
berkaitan
dengan
adanya beberapa faktor pembatas atau penghalang. Merupakan
karekteristik perencanaan pengajaran adalah :
Merupakan proses rasional, sebab berkaitan dengan tujuan
sosial dan konsep-konsepnya dirancang oleh banyak orang.
Merupakan konsep dinamik, sehingga dapat dan perlu
dimodifkasi
jika
informasi
yang
masuk
mengharapkan
demikian.
Perencanaan terdiri dari beberapa ktivitas, aktivitas itu
banyak
ragamnya,
namun
dapat
dikategorikan
menjadi
prosedur-prosedur dan pengarahan.
Perencanaan
sumber
pengajaran
dana,
berkaiatan
sehingga
harus
dengan
mampu
pemilihan
mengurangi
pemborosan, duplikasi, salah penggunaan dan salah dalam
memanajemennya.
2. Desain Pembelajaran
Istilah pengembangan sistem instruksional (instructional
system develop
ment) dan desain instruksional (instructional
design) sering dianggap sama, atau setidak-tidaknya tidak
dibedakan
secara
tegas
dalam
penggunaannya,
meskipun
menurut arti katanya ada perbedaan antara “desain” dan
“pengembangan”. Kata “desain” berarti membuat sketsa atau
pola
atau
outline
atau
rencana
pendahuluan.
Sedang
“Pengembangan” berarti membuat tumbuh secara teratur untuk
menjadikan sesuatu lebih besar, lebih baik, lebih efektif dan
sebagainya.
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut
pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai
sistem,
dan
sebagai
proses.
Sebagai
disiplin,
desain
pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang
strategi
serta
proses
pengembengan
pembelajaran
dan
pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan
ilmu
untuk
menciptakan
spesifkasi
pengembangan,
pelaksanaan,
penilaian,
memberikan
fasilitas
serta
pengelolaan
pelayanan
situasi
yang
dalam
skala
pembelajaran
makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai
tingkatan kompleksitas.
Sebagai
sistem,
desain
pembelajaran
merupakan
pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya
termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu
belajar.
Desain
pengembangan
pembelajaran
sistematis
sebagai
tentang
proses.
spesifkasi
merupakan
pembelajaran
dengan menggunakan teori pembelajaran dan teori belajar untuk
menjamin mutu pembelajaran.
Desain Pembelajaran adalah praktek penyusunan media
teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi
transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta
didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman
peserta didik, rumusan tujuan pembelajaran dan merancang
“perlakuan” berbasis media untuk membantu terjadinya transisi.
3. Model Pengembangan Desain
Perancangan
pengajaran
menurut
sistem
pendekatan
model Dick & Carey, dikembangkan oleh Walter Dick & Lou
Carey. Menurut pendekatan ini terdapat beberapa komponen
yang
akan
dilewati
di
dalam
proses
pengembangan
dan
perancangan tersebut yang berupa urutan langkah-langkah.
Urutan langkah-langkah ini tidaklah kaku. Tetapi sebagaimana
ditunjukkan Dick & Carey, bahwa telah banyak pengembang
perangkat yang mengikuti urutan secara ajek dan berhasil
mengembangkan perangkat yang efektif.
Adapun urutan perancangan dan pengembangan model ini
adalah sebagai berikut:
a. Identifkasi tujuan pengajaran
b. Melakukan analisis instruksional
c. Mengidentifkasi tingkah laku awal/karakteristik siswa
d. Merumuskan tujuan kinerja
e. Pengembangan tes acuan patokan
f. Pengembangan strategi pengajaran
g. Pengembangan atau memilih pengajaran
h. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif
i. Menulis perangkat
j. Revisi pengajaran
C. Fungsi Perencanaan Dan Desain Pembelajaran
Perecanaan pengajaran sebelum melakukan pembelajaran di
kelas sangat penting dilakukan. Oleh karena itu, hendaknya
perencanaan pengajaran disusun atau direncanakan dengan baik
dan matang sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai
dengan baik.
Fungsi Desain Pembelajaran antara lain :
1) Meningkatkan kemampuan Pembelajar (instruktur, guru, widyaiswara,
dosen, dll)
2) Menghasilkan sumber belajar
3) Mengembangkan system belajar mengajar
4) Mengembangkan Organisasi menjadi organisasi belajar.
5) Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
6) Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur
yang terlibat dalam kegiatan.
7) Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun murid.
8) Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui ketetapan dan kelambatan kerja.
9) Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja
10) Menghemat waktu, tenaga, alat dan biaya.
Manfaat yang didapat dari perencanaan pengajaran yang baik
antara lain:
Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang dilakukan
Sebagai
pola
wewenang
dasar
bagi
dalam
setiap
unsur
mengatur
yang
tugas
terlibat
dan
dalam
kegiatan pembelajara.
Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik guru
maupun murid.
Sebagai
alat
ukur
keefektifan
suatu
proses
pembelajaran sehingga setiap saat dapat diketahui
ketepatan dan kelambanan kerja
Untuk
bahan
penyusunan
data
agar
terjadi
keseimbangan kerja
untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya
Perencanaan pengajaran mempunyai beberapa faktor yang mendukung tujuan
pembelajaran tercapai misalnya.
1) Persiapan sebelum mengajar
2) Situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan
kendaraan
umum
3) Tingkat intelegensi siswa
4) Materi pelajaran yang akan disampaikan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan :
Menurut Kaufman perencanaan adalah suatu proyeksi tentang
apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan
bernilai,
Dengan
demikian,
perencanaan
berkaitan
dengan
penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului
pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses
untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifkasikan
persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan
efsien. Sesuai dengan kurikulum pendidikan pendidikan
B. Saran
Untuk meyempurnakan makalah yang sederhana ini kami
mengharapkan kritik dan saran agar tersempurnanya makalah ini.
Dan mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk kita semua..
DAFTAR PUSTAKA
Chaplin, James P., Kamus Lengkap Psikologi. (Jakarta: Rajawali
Press, 2005)
Darmadi, Hamid. Kemampuan Dasar Mengajar. (Bandung: Alfabeta.
2009)
Frank W. Banghart dan Albert Trull, Jr., Educational Planning, (New
York : Collier-Mecmilan Limited),
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008)
Jusuf Enoch, M.A,. Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan, Bumi
Aksara, Jakarta, 1992
Sagala, Syaiful. 2009. Manajemen Strategik dalam Peningkatan
Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
( Bandung: Alfabeta. 2011).
Roger A. Kaufman, Educational System Planning, (New Jersey
Prentice Hall, Inc., 1972).
Philip H. Commbs, Apakah Perencanaan Pendidikan Itu, (terj),
Bhatera Karya Aksara, Jakarta, 1982,