Kurikulum malaysia Kemen terian Pelajaran
KURIKULUM MALAYSIA
Artikel
Dosen: Nur Azizah S.Pd.M.Ed.,Ph.D..
Disusun oleh:
Kelompok / PAUD A
Fakhri
17717251008
Novi Pardarina
17717251012
Tri Wahyuni Rezkiputri
17717251017
PASCASARJANA
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
Pendahuluan
Malaysia merupakan negara multi rasial yang terdiri dari bangsa Melayu, Cina, India,
Kadazan, Iban, Murut dan beberapa kelompok etnis minoritas lainnya. Keberadaan masyarakat
majemuk di Malaysia dimulai sejak era Kesultanan Malaka dimana pedagang dari China, India,
Arab dan lain-lain datang dan menetap secara permanen di Malaka. Sejak saat itu, berbagai
komunitas etnis telah hidup dengan damai dan mereka dengan bebas mempraktikkan iman dan
budaya mereka secara saling menghormati. Adanya masyarakat multi-rasial juga merupakan
warisan pemerintah kolonial Inggris. Penjajah tersebut memperkenalkan kebijakan 'pembagian
dan aturan' termasuk dalam hal perancangan kurikulum pendidikan di negara ini. Pada saat itu,
pendidikan mencerminkan kepentingan pendudukan kolonial Inggris. Ini jelas digambarkan
melalui subjek Sejarah dimana penguasa kolonial Inggris telah menyalurkan propaganda mereka
secara efektif. Pihak berwenang Inggris memperkenalkan kurikulum yang berbeda di sekolah
yang beraliran bahasa Inggris dan Melayu. Hal ini diakui oleh Abdul Razaq (2007) yang
menggambarkan bahwa kurikulum saat itu hanya terkait dengan Inggris dan masyarakat Eropa
lainnya. Di sisi lain, sekolah-sekolah Cina dan Tamil menggunakan kurikulum mereka sendiri
(Khoo Kay Kim, 1992). Menurut Jamaliah (2005), ini kemudian akan menciptakan kesenjangan
antara murid-murid sekolah yang menggunakan bahasa Inggris, Cina dan Tamil dalam hal
pendidikan Sejarah. Oleh karena itu, hal itu menimbulkan identitas yang berbeda dan
mengurangi nilai kerja sama antar masyarakat. Setelah negara mencapai kemandiriannya,
pengaruh kurikulum Inggris semakin menurun (Maharom Mahmood, 2001).
Berdasarkan pembahasan diatas, pendidikan multikultural menjadi azas dalam
perangcangan kurikulum di Malaysia, termasuk dalam merancang kurikulum untuk anak usia
dini. Pemerintah selalu melibatkan 4 ras mayoritas dalam menyusun kurikulumnya . Hal itu bisa
kita lihat disetiap kurikulum di Malaysia menggunakan empat Bahasa, yaitu Melayu, Bahasa
Inggris, Cina, dan Tamil. Kandungan kurikulum pendidikan di Malaysia pun menitikberatkan
pada aspek-asek yang berhubungan erat dengan sikap toleransi dan saling menghargai.
Kurikulum Pendidikan anak Usia Dini di Malaysia pun tak lepas dari pengaruh asspek ini.
Pembahasan
Di Malaysia, sistem pendidikan untuk anak-anak usia prasekolah dilakukan di Taman
Asuhan Kanak-kanak atau Taska dan Taman Didikan Kanak-kanak atau Tadika. Taska
diperuntukkan sebagai tempat mengasuh dan menjaga anak-anak yang berusia nol hingga empat
tahun. Sementara anak usia empat hingga enam tahun dididik di Tadika. Keduanya memakai
kurikulum terpadu yang digunakan dalam program pendidikan yang disusun negara. Di
Indonesia, kedua model pendidikan ini dapat dikategorikan ke dalam Taman Kanak-kanak dan
PAUD.
Taska bertujuan mendidik anak-anak agar mereka mampu bersosialisasi dan berinteraksi
di antara sesamanya atau dengan orang dewasa di sekelilingnya. Taska juga ingin melahirkan
kanak-kanak berkepribadian mulia dan membina generasi masa depan yang berkualitas. Sama
halnya dengan Taska, Tadika juga memiliki tujuan serupa untuk semua anak tanpa melihat latar
belakang sosial, agama, lokasi tempat tinggal, keadaan kesehatan mental dan fisik serta
perkembangan intelektual mereka.
Aktivitas pengajaran dan pembelajaran yang digunakan di Taska merujuk pada
Kurikulum Permata Negara Malaysia. Kurikulum ini digagas pada 2004 oleh Rosmah Mansor,
istri Perdana Menteri Malaysia keenam, Najib Tun Razak. Program yang punya tagline ‘setiap
anak permata negara’ ini merupakan langkah untuk menangani masalah sosial di kalangan
remaja dan belia.
Tujuan Kurikulum Permata Negara berdasarkan yang tercantum dalam panduan
kurikulum permata negara tahun 2012 ialah untuk menyediakan program pengasuhan dan
pendidikan awal yang terpadu untuk anak-anak yang berumur 0-4 tahun. Kurikulum ini juga
menyediakan peluang kepada anak-anak untuk mendapat pengalaman pembelajaran awal yang
berkualitas untuk melahirkan modal insan negara yang mempunyai kepribadian mulia,
kerohanian yang mantap, kecerdasan intelektual yang tinggi, menghargai berbagai budaya,
patriotik, dan mengamalkan gaya hidup sehat.
Kurikulum Permata dirancang dengan berfokus kepada pembinaan kualitas individu
kanak-kanak. Bagi pihak yang ingin mendirikan Taska di Malaysia, kurikulum ini merupakan
panduan utama. Aspek yang dititikberatkan dalam kurikulum adalah interaksi dengan kanakkanak, kaidah pengasuhan secara holistik, dan panduan dalam merancang kegiatan untuk
menguji perkembangan anak. Teori dalam Kurikulum Permata menitikberatkan pada bagaimana
cara anak membina kepribadian, emosi, rohani, sosial, fisik, motoric, kreativitas, bahasa dan
intelektualitasnya. Kurikulum yang mengadopsi teori-teori dari ahli pendidikan anak seperti
Montessori, Reggio Emilia, Vygotsky, dan Piaget ini tidak hanya mengajarkan pembelajaran
melalui bermain, tapi juga menjelaskan tentang aktivitas-aktivitas rutin seperti cara makan,
minum susu, mandi, cara menggunakan toilet, tidur, bergaul dan bermain.
Rancangan kurikulum permata menggunakan RPP, RPS, RPM, RPH. Di Taska, tersedia
ruang-ruang khusus bagi anak untuk melakukan berbagai aktivitas mereka dan didampingi guru
yang mengasuh. Di setiap ruang ini, anak-anak bebas beraktivitas sesuai dengan tahap
perkembangannya. Selain di dalam ruangan, kegiatan pembelajaran juga dilakukan di luar kelas.
Kelas terbagi menurut kegiatan dan usia anak, mulai dari bayi sampai usia empat tahun. Ada
ruang untuk pengasuhan bayi, dan kelas untuk anak tiga hingga empat tahun. Untuk bayi, mereka
lebih banyak diberikan kegiatan pengasuhan dan stimulasi untuk membantu perkembangan. Alat
dan bahan bermain yang disediakan sesuai dengan kebutuhan bayi. Disediakan juga tempat tidur
dalam ruangan khusus sehingga tidak dapat dimasuki selain guru yang menangani bayi.
Jika ada anak berkebutuhan khusus, mereka tetap disatukan dengan anak-anak normal
lainnya di dalam kelas yang sama. Penyatuan ini supaya anak-anak berkebutuhan khusus
memperoleh kesempatan dan bimbingan yang sama dalam membina perkembangan serta
pertumbuhannya. Selain itu, ada juga ruang khusus bagi anak-anak ini dengan berbagai macam
alat yang disediakan untuk menjadikan mereka istimewa. Anak berkebutuhan khusus akan
memberi inspirasi bahwa manusia terlahir sebagai makhluk istimewa. Mereka harus diberikan
perlakuan baik sesuai kebutuhan untuk menjadi lebih baik. Walaupun dalam proses pengajaran
mereka disatukan dengan anak-anak normal, tapi ditangani guru khusus. Di setiap kelas
dilengkapi dengan buku catatan harian (daily log book) berisi kegiatan yang dilakukan kanakkanak dan catatan dari guru. Saban hari, catatan itu diberikan kepada kepada orang tua, sehingga
dapat memberikan perhatian yang sama kepada si anak di rumah.
Sedangkan untuk kegiatan pembelajaran dan pendidikan Tadika berlandaskan pada
Kurikulum Standar Prasekolah Kebangsaan (KSPK). KSPK sendiri didasari oleh akta pendidikan
Malaysia nomor 550 tahun 1996. Panduan kurikulum ini ini diluluskan dan disahkan oleh mentri
dibawah bagian 22. Kurikulum pra sekolah diartikan sebagai program pendidikan bagi anak-anak
yang berumur 4-6 tahun. Kurikulum prasekolah kebangsaan hendaknya digunakan oleh semua
Tadika yang ada di Malaysia. Kurikulum Prasekolah Kebangsaan yang ditentukan dalam Bagian
(1) harus menyatakan pengetahuan, keterampilan dan nilai yang diharapkan oleh siswa pada
akhir masa pendidikan pra sekolah mereka masing-masing. Setiap tadika yang ingin
melaksanakan kurikulum selain Kurikulum Pra Sekolah Kebangsaan, sebelum kurikulum lebih
lanjut tersebut, harus memperoleh persetujuan tertulis dari dewan Jenderal atas maksud tersebut
dengan cara yang telah ditentukan.
Tujuan Kurikulum Pra Sekolah Kebangsaan berdasarkan panduan kurikulum tahun 2017
yaitu Mengembangkan potensi siswa berusia empat sampai enam tahun secara komprehensif dan
terpadu dalam aspek fisik, emosional, spiritual, intelektual dan sosial melalui lingkungan belajar
yang aman dan asuh serta kegiatan belajar yang menyenangkan, kreatif dan bermakna. Hal ini
untuk meningkatkan ketrampilan, menanamkan kepercayaan diri dan membentuk konsep diri
yang positif pada siswa sehingga mereka siap menghadapi tantangan dan mengikuti
pembelajaran selanjutnya. Kurikulum Standard Prasekolah Kebangsaan menyediakan peluang
kepada murid untuk mencapai objektif seperti berikut:
1. Menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan baik.
2. Mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari untuk murid beragama
Islam.
3. Mengamalkan nilai-nilai murni masyarakat Malaysia.
4. Menghargai dan peka terhadap budaya masyarakat Malaysia.
5. Menyayangi dan menghargai alam sekitar.
6. Memngembangkan konsep diri yang positif dan keyakinan diri.
7. Mempraktikkan amalan kesehatan, membina kebugarann badan dan menjaga
keselamatan diri.
8. Mengaplikasikan pemikiran kritis, kreatif dan inovatif serta kemahiran menyelesaikan
masalah dalam pembelajaran dan kehidupan seharian.
Kurikulum Prasekolah berfokus untuk melahirkan murid yang mempunyai kemampuan
berkomunikasi dan bersosialisasi dengan percaya diri. Di samping itu, kurikulum ini mencitacitakan murid yang mampu menghadapi tantangan, menyelesaikan masalah, berkeinginan untuk
belajar dan mempersiapkan diri untuk belajar lebih lanjut.
Sementara untuk kerangka Kurikulum Pra Sekolah 2017 dapat dilihat dari gambar
dibawah ini
Yang membedakan Taska dan Tadika selain dari kelompok umur dan kurikulum yang
digunakan, juga dapat dilihat dalam kegiatan pembelajaran. Taska lebih difokuskan pada
permainan dan juga kegiatan yang dilakukan sehari-hari, sementara Tadika mulai
menitikberatkan aspek kognitif dalam kegiatan belajarnya, seperti mulai dikenalkannya
matematika awal dan pembelajara bahasa pada Tadika.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan mengenai kurikulum PAUD Malaysia
adalah mereka menggunakan kurikulum untuk tingkata PAUD yang berbeda. Taska yang
ditunjukan bagi anak-anak usia 0-4 tahun menggunakan kurikuulum permata Negara, sementara
Tadika untuk usia 4-6 tahun menggunakan Kurikulum Pra Sekolah Kebangsaan. Aspek yang
dikembangkan hampir sama terkait dengan kognitif, fisik-motorik, sosioemosional, dan moralkeagamaan. Selain itu Pada dasarnya pembelajaran anak usia prasekolah sangat ditentukan oleh
kurikulum yang digunakan dan perencanaan pembelajaran yang disusun serta kreativitas guru
yang dapat menjadikan anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Apa yang
dilakukan Malaysia lewat Kurikulum Permata dan Kurikulum Pra Sekolah Kebangsaan yang
digunakan Taska dan Tadika mungkin saja menarik untuk diadopsi di Indonesia.
Referensi
Abdul Razaq Ahmada,et.al. 2010. International Conference on Learner Diversity 2010:
Malaysian Secondary School History Curriculum and Its Contribution towards Racial
Integration. Elsevier Ltd
Aziz Zahara, et.al. 2010. International Conference on Learner Diversity 2010: A Study of
National Integration: Impact of Multicultural Values. Elsevier Ltd
Bahagian Pendidikan Awal Kanak-Kanak (PERMATA), Jabatan Perdana Menteri. 2013.
KURIKULUM PERMATA NEGARA : ASUHAN DAN DIDIKAN AWAL KANAKKANAK 0 – 4 TAHUN. Selangor: Bahagian Pendidikan Awal Kanak-kanak (Permata)
Malakolunthu Suseela. 2010. WCLTA 2010: Culturally responsive leadership for multicultural
education: The case of “Vision School” in Malaysia. Elsevier Ltd
Peneraju Pendidikan Negara. 2017. Kurikulum Standar Prasekolah Kebangsaan (KSPK).
Selangor: Kementrian Pendidikan Malaysia
Warliani Ita. 2016.
http://www.bppauddikmasaceh.id/melihat-konsep-paud-di-malaysia/.
Diakses 13 Februari 2018
Artikel
Dosen: Nur Azizah S.Pd.M.Ed.,Ph.D..
Disusun oleh:
Kelompok / PAUD A
Fakhri
17717251008
Novi Pardarina
17717251012
Tri Wahyuni Rezkiputri
17717251017
PASCASARJANA
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
Pendahuluan
Malaysia merupakan negara multi rasial yang terdiri dari bangsa Melayu, Cina, India,
Kadazan, Iban, Murut dan beberapa kelompok etnis minoritas lainnya. Keberadaan masyarakat
majemuk di Malaysia dimulai sejak era Kesultanan Malaka dimana pedagang dari China, India,
Arab dan lain-lain datang dan menetap secara permanen di Malaka. Sejak saat itu, berbagai
komunitas etnis telah hidup dengan damai dan mereka dengan bebas mempraktikkan iman dan
budaya mereka secara saling menghormati. Adanya masyarakat multi-rasial juga merupakan
warisan pemerintah kolonial Inggris. Penjajah tersebut memperkenalkan kebijakan 'pembagian
dan aturan' termasuk dalam hal perancangan kurikulum pendidikan di negara ini. Pada saat itu,
pendidikan mencerminkan kepentingan pendudukan kolonial Inggris. Ini jelas digambarkan
melalui subjek Sejarah dimana penguasa kolonial Inggris telah menyalurkan propaganda mereka
secara efektif. Pihak berwenang Inggris memperkenalkan kurikulum yang berbeda di sekolah
yang beraliran bahasa Inggris dan Melayu. Hal ini diakui oleh Abdul Razaq (2007) yang
menggambarkan bahwa kurikulum saat itu hanya terkait dengan Inggris dan masyarakat Eropa
lainnya. Di sisi lain, sekolah-sekolah Cina dan Tamil menggunakan kurikulum mereka sendiri
(Khoo Kay Kim, 1992). Menurut Jamaliah (2005), ini kemudian akan menciptakan kesenjangan
antara murid-murid sekolah yang menggunakan bahasa Inggris, Cina dan Tamil dalam hal
pendidikan Sejarah. Oleh karena itu, hal itu menimbulkan identitas yang berbeda dan
mengurangi nilai kerja sama antar masyarakat. Setelah negara mencapai kemandiriannya,
pengaruh kurikulum Inggris semakin menurun (Maharom Mahmood, 2001).
Berdasarkan pembahasan diatas, pendidikan multikultural menjadi azas dalam
perangcangan kurikulum di Malaysia, termasuk dalam merancang kurikulum untuk anak usia
dini. Pemerintah selalu melibatkan 4 ras mayoritas dalam menyusun kurikulumnya . Hal itu bisa
kita lihat disetiap kurikulum di Malaysia menggunakan empat Bahasa, yaitu Melayu, Bahasa
Inggris, Cina, dan Tamil. Kandungan kurikulum pendidikan di Malaysia pun menitikberatkan
pada aspek-asek yang berhubungan erat dengan sikap toleransi dan saling menghargai.
Kurikulum Pendidikan anak Usia Dini di Malaysia pun tak lepas dari pengaruh asspek ini.
Pembahasan
Di Malaysia, sistem pendidikan untuk anak-anak usia prasekolah dilakukan di Taman
Asuhan Kanak-kanak atau Taska dan Taman Didikan Kanak-kanak atau Tadika. Taska
diperuntukkan sebagai tempat mengasuh dan menjaga anak-anak yang berusia nol hingga empat
tahun. Sementara anak usia empat hingga enam tahun dididik di Tadika. Keduanya memakai
kurikulum terpadu yang digunakan dalam program pendidikan yang disusun negara. Di
Indonesia, kedua model pendidikan ini dapat dikategorikan ke dalam Taman Kanak-kanak dan
PAUD.
Taska bertujuan mendidik anak-anak agar mereka mampu bersosialisasi dan berinteraksi
di antara sesamanya atau dengan orang dewasa di sekelilingnya. Taska juga ingin melahirkan
kanak-kanak berkepribadian mulia dan membina generasi masa depan yang berkualitas. Sama
halnya dengan Taska, Tadika juga memiliki tujuan serupa untuk semua anak tanpa melihat latar
belakang sosial, agama, lokasi tempat tinggal, keadaan kesehatan mental dan fisik serta
perkembangan intelektual mereka.
Aktivitas pengajaran dan pembelajaran yang digunakan di Taska merujuk pada
Kurikulum Permata Negara Malaysia. Kurikulum ini digagas pada 2004 oleh Rosmah Mansor,
istri Perdana Menteri Malaysia keenam, Najib Tun Razak. Program yang punya tagline ‘setiap
anak permata negara’ ini merupakan langkah untuk menangani masalah sosial di kalangan
remaja dan belia.
Tujuan Kurikulum Permata Negara berdasarkan yang tercantum dalam panduan
kurikulum permata negara tahun 2012 ialah untuk menyediakan program pengasuhan dan
pendidikan awal yang terpadu untuk anak-anak yang berumur 0-4 tahun. Kurikulum ini juga
menyediakan peluang kepada anak-anak untuk mendapat pengalaman pembelajaran awal yang
berkualitas untuk melahirkan modal insan negara yang mempunyai kepribadian mulia,
kerohanian yang mantap, kecerdasan intelektual yang tinggi, menghargai berbagai budaya,
patriotik, dan mengamalkan gaya hidup sehat.
Kurikulum Permata dirancang dengan berfokus kepada pembinaan kualitas individu
kanak-kanak. Bagi pihak yang ingin mendirikan Taska di Malaysia, kurikulum ini merupakan
panduan utama. Aspek yang dititikberatkan dalam kurikulum adalah interaksi dengan kanakkanak, kaidah pengasuhan secara holistik, dan panduan dalam merancang kegiatan untuk
menguji perkembangan anak. Teori dalam Kurikulum Permata menitikberatkan pada bagaimana
cara anak membina kepribadian, emosi, rohani, sosial, fisik, motoric, kreativitas, bahasa dan
intelektualitasnya. Kurikulum yang mengadopsi teori-teori dari ahli pendidikan anak seperti
Montessori, Reggio Emilia, Vygotsky, dan Piaget ini tidak hanya mengajarkan pembelajaran
melalui bermain, tapi juga menjelaskan tentang aktivitas-aktivitas rutin seperti cara makan,
minum susu, mandi, cara menggunakan toilet, tidur, bergaul dan bermain.
Rancangan kurikulum permata menggunakan RPP, RPS, RPM, RPH. Di Taska, tersedia
ruang-ruang khusus bagi anak untuk melakukan berbagai aktivitas mereka dan didampingi guru
yang mengasuh. Di setiap ruang ini, anak-anak bebas beraktivitas sesuai dengan tahap
perkembangannya. Selain di dalam ruangan, kegiatan pembelajaran juga dilakukan di luar kelas.
Kelas terbagi menurut kegiatan dan usia anak, mulai dari bayi sampai usia empat tahun. Ada
ruang untuk pengasuhan bayi, dan kelas untuk anak tiga hingga empat tahun. Untuk bayi, mereka
lebih banyak diberikan kegiatan pengasuhan dan stimulasi untuk membantu perkembangan. Alat
dan bahan bermain yang disediakan sesuai dengan kebutuhan bayi. Disediakan juga tempat tidur
dalam ruangan khusus sehingga tidak dapat dimasuki selain guru yang menangani bayi.
Jika ada anak berkebutuhan khusus, mereka tetap disatukan dengan anak-anak normal
lainnya di dalam kelas yang sama. Penyatuan ini supaya anak-anak berkebutuhan khusus
memperoleh kesempatan dan bimbingan yang sama dalam membina perkembangan serta
pertumbuhannya. Selain itu, ada juga ruang khusus bagi anak-anak ini dengan berbagai macam
alat yang disediakan untuk menjadikan mereka istimewa. Anak berkebutuhan khusus akan
memberi inspirasi bahwa manusia terlahir sebagai makhluk istimewa. Mereka harus diberikan
perlakuan baik sesuai kebutuhan untuk menjadi lebih baik. Walaupun dalam proses pengajaran
mereka disatukan dengan anak-anak normal, tapi ditangani guru khusus. Di setiap kelas
dilengkapi dengan buku catatan harian (daily log book) berisi kegiatan yang dilakukan kanakkanak dan catatan dari guru. Saban hari, catatan itu diberikan kepada kepada orang tua, sehingga
dapat memberikan perhatian yang sama kepada si anak di rumah.
Sedangkan untuk kegiatan pembelajaran dan pendidikan Tadika berlandaskan pada
Kurikulum Standar Prasekolah Kebangsaan (KSPK). KSPK sendiri didasari oleh akta pendidikan
Malaysia nomor 550 tahun 1996. Panduan kurikulum ini ini diluluskan dan disahkan oleh mentri
dibawah bagian 22. Kurikulum pra sekolah diartikan sebagai program pendidikan bagi anak-anak
yang berumur 4-6 tahun. Kurikulum prasekolah kebangsaan hendaknya digunakan oleh semua
Tadika yang ada di Malaysia. Kurikulum Prasekolah Kebangsaan yang ditentukan dalam Bagian
(1) harus menyatakan pengetahuan, keterampilan dan nilai yang diharapkan oleh siswa pada
akhir masa pendidikan pra sekolah mereka masing-masing. Setiap tadika yang ingin
melaksanakan kurikulum selain Kurikulum Pra Sekolah Kebangsaan, sebelum kurikulum lebih
lanjut tersebut, harus memperoleh persetujuan tertulis dari dewan Jenderal atas maksud tersebut
dengan cara yang telah ditentukan.
Tujuan Kurikulum Pra Sekolah Kebangsaan berdasarkan panduan kurikulum tahun 2017
yaitu Mengembangkan potensi siswa berusia empat sampai enam tahun secara komprehensif dan
terpadu dalam aspek fisik, emosional, spiritual, intelektual dan sosial melalui lingkungan belajar
yang aman dan asuh serta kegiatan belajar yang menyenangkan, kreatif dan bermakna. Hal ini
untuk meningkatkan ketrampilan, menanamkan kepercayaan diri dan membentuk konsep diri
yang positif pada siswa sehingga mereka siap menghadapi tantangan dan mengikuti
pembelajaran selanjutnya. Kurikulum Standard Prasekolah Kebangsaan menyediakan peluang
kepada murid untuk mencapai objektif seperti berikut:
1. Menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan baik.
2. Mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari untuk murid beragama
Islam.
3. Mengamalkan nilai-nilai murni masyarakat Malaysia.
4. Menghargai dan peka terhadap budaya masyarakat Malaysia.
5. Menyayangi dan menghargai alam sekitar.
6. Memngembangkan konsep diri yang positif dan keyakinan diri.
7. Mempraktikkan amalan kesehatan, membina kebugarann badan dan menjaga
keselamatan diri.
8. Mengaplikasikan pemikiran kritis, kreatif dan inovatif serta kemahiran menyelesaikan
masalah dalam pembelajaran dan kehidupan seharian.
Kurikulum Prasekolah berfokus untuk melahirkan murid yang mempunyai kemampuan
berkomunikasi dan bersosialisasi dengan percaya diri. Di samping itu, kurikulum ini mencitacitakan murid yang mampu menghadapi tantangan, menyelesaikan masalah, berkeinginan untuk
belajar dan mempersiapkan diri untuk belajar lebih lanjut.
Sementara untuk kerangka Kurikulum Pra Sekolah 2017 dapat dilihat dari gambar
dibawah ini
Yang membedakan Taska dan Tadika selain dari kelompok umur dan kurikulum yang
digunakan, juga dapat dilihat dalam kegiatan pembelajaran. Taska lebih difokuskan pada
permainan dan juga kegiatan yang dilakukan sehari-hari, sementara Tadika mulai
menitikberatkan aspek kognitif dalam kegiatan belajarnya, seperti mulai dikenalkannya
matematika awal dan pembelajara bahasa pada Tadika.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan mengenai kurikulum PAUD Malaysia
adalah mereka menggunakan kurikulum untuk tingkata PAUD yang berbeda. Taska yang
ditunjukan bagi anak-anak usia 0-4 tahun menggunakan kurikuulum permata Negara, sementara
Tadika untuk usia 4-6 tahun menggunakan Kurikulum Pra Sekolah Kebangsaan. Aspek yang
dikembangkan hampir sama terkait dengan kognitif, fisik-motorik, sosioemosional, dan moralkeagamaan. Selain itu Pada dasarnya pembelajaran anak usia prasekolah sangat ditentukan oleh
kurikulum yang digunakan dan perencanaan pembelajaran yang disusun serta kreativitas guru
yang dapat menjadikan anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Apa yang
dilakukan Malaysia lewat Kurikulum Permata dan Kurikulum Pra Sekolah Kebangsaan yang
digunakan Taska dan Tadika mungkin saja menarik untuk diadopsi di Indonesia.
Referensi
Abdul Razaq Ahmada,et.al. 2010. International Conference on Learner Diversity 2010:
Malaysian Secondary School History Curriculum and Its Contribution towards Racial
Integration. Elsevier Ltd
Aziz Zahara, et.al. 2010. International Conference on Learner Diversity 2010: A Study of
National Integration: Impact of Multicultural Values. Elsevier Ltd
Bahagian Pendidikan Awal Kanak-Kanak (PERMATA), Jabatan Perdana Menteri. 2013.
KURIKULUM PERMATA NEGARA : ASUHAN DAN DIDIKAN AWAL KANAKKANAK 0 – 4 TAHUN. Selangor: Bahagian Pendidikan Awal Kanak-kanak (Permata)
Malakolunthu Suseela. 2010. WCLTA 2010: Culturally responsive leadership for multicultural
education: The case of “Vision School” in Malaysia. Elsevier Ltd
Peneraju Pendidikan Negara. 2017. Kurikulum Standar Prasekolah Kebangsaan (KSPK).
Selangor: Kementrian Pendidikan Malaysia
Warliani Ita. 2016.
http://www.bppauddikmasaceh.id/melihat-konsep-paud-di-malaysia/.
Diakses 13 Februari 2018