STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN ETILENDIAMIN TETRAACETAT DAN ETILENGLIKOL BIS-(B-AMINOETILETER)-TETRAACETAT PADA PENENTUAN KADAR KALSIUM DENGAN ADANYA MAGNESIUM SECARA KELATOMETRI Repository - UNAIR REPOSITORY

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  5 gak pengglj ^ aai : etilsi ; diai *; ii ; - t e t h a - st ierbai : dii o'i/i ACETAT DAi: EIILEKGLIK.GL BIS-(^-AI-*Ii;OETILETER)-

  • tjstra a c e t a t p a d a pei e w i k a d a r kalsiui ; :;T A : .

  DEi.bAi: ADAEYA KAGKESIUK SECARA KELATOIIETfJ SKHIPEI

  l e s c a p a i g ELAK

  EI3UAT UKTUi: I-Jn-1E:;'JKI EYARAT-SYARAT SARJAKA PARKACI PADA FAZUX.TAS PARIIASI

  • UEIVERSITAS AIELAMGGA

  19B7

  fF y <il

  Oleh

  s

  YbLISTIAKl 058210515 , ' j niRPUSTASLAA* 1-VMXTBRSlTAS AlRi-ANOOA* g U R A B A

  Disetujui oleh Penbimbing CA Dra/ Kv. K. SOEIIARSOKG Dra. ITv. KOOR ERI-IA LT. S.

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  KATA PENGARTAR Dengan nama Allah- Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.. Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Ma­ ha Kuasa atas rahmat yang telah dilimpahkan-Nya, sehing- ga selesailali tugas kami dalam menyusim skripsi ini un- tuk memenuhi tugas akhir mencapai gelar Sarjana Parmasi pada Fakultas Parmasi Universitas Airlangga.

  Adapun skripsi yang kami pilih ini berjudul "STUDI PEEBAiTDIKGAi: PEKGGUNAM ETILENDIAKIN TETRAACITA? DAK ETI LEKGLIKOL BIS-($ -AKINOETILETER)-TETRAACETAT PADA PENEHTU AK KADAK KALSIUM DENG AH ADAI.TA IiAGNESIUK SECAKA XELATOME TRI". Penentuan kadar Kalsium dengan adanya kagnesium i- ni menggunakan indikator Calcon.

  Pada kesempatan ini perkenankanlah kami menj^ampai - kan rasa terima kasih serta penghargaan kepada yang ter- hormat ibu Dra. Ky,. M. Soeharsono dan ibu Dra. Ny. Roor Erma K.S., sebagai pembimbing skripsi kami yang dengan rela hati telah banyak menyediakan waktu,\tenaga serta memberi petunjuk dari permulaan hingga akhir skripsi ini,

  Juga kami sampaikan rasa terima kasih kepada paniti a Skripsi Fakultas Parmasi Universitas Airlangga yang te lah bersusah payah memeriksa, menilai dan memberi saran- saran perbaikan demi penyelesaian skripsi ini, serta ke- padc Bapak/lbu dosen yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan saran-sarannya kami sampaikan terima kasih. ii

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  Terima kasih kami sampaikan pula kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan doron^an dan bantuan ser ta para peturas laboratorium dan perpustakaan yang telah banyak membcinta dalam pelaksanaan skripsi ini.

  Ilepada Almamater Universitas Airlangga, khususnya Fakultas Farmasi dimana kami memperoleh asuhan, bimbing- an dan ilmu selama ini kami sampaikan rasa terima kasih.

  Akhirnya semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberi bala- san yang berlimpah kepada semua pihak yang telah memban- tu kami dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi kita semua.

  Surabaya, aval Desember 1987. iii

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  DAFIAR ISI Halaman

  ICATA PE1*GAL7T A R ............................ ... ii DAFTAR ISI ................................ ... iv DAFTAR TABEL .............................. ... vi DAFTAR LAE j PIHAIJ

  ........................... ' vii BAB : I . PEUDAEULUAH .......................... ... 1

  II. TINJAUAK PUSTAKA

  1

  . Xeori kelatometri .................... 5

2 . Macam-macam pembentuk kelat ....... ...

  6 3. Pembentuk kelat unt.uk Ca dan Mg . .. ..

  7

  4. Konstanta stabilitas kelat logam-EDTA dan logam-EGTA.................... ... 11

  5. Cara menentukan titik akhir titrasi kelatometri...................... ...

  12

  13

  6 . Beberapa cara titrasi kelatometri ...

  7. Indikator........................ ... 15 8 . Pembakuan larutan pembentuk kelat ...

  19 III. METODA PENELITIAH

  1

  .. Bahan penelitian dan penyediaannya

  1.1. Bahan penelitian............ .... 21 1.2. Penyediaan bahan penelitian ....

  21

  2 . Metoda penelitian dan pelaksanaan

  2.1. .Pembakuan larutan E D T A ....... ... 23

  2.2. Pembakuan larutan E G T A ..... ..... 23 iv

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  Ealaman

  2.5. Cara kerja

  2.5.1. Penentuan kadar Ca++ de­ ngan larutan E D T A ........ 23 2. 3- 2. Penentuan kadar Ca++ de­ ngan larutan E G T A ........ 25

  2.3.3. Titrasi blanko ........ .. 25

  2.4. Perh.itungan untuk mendapatkan kembali kadar Kalsium ........ .. 25

  2

  5 26 . . Ketoda analisis hasil penelitian.

  IV. HASIL PEI7ELITIA1C 1 . Kasil perhitungan kadar kalsium...... 29

  2. Analisa varian .................... .. 30

  V. PEHBAKASAX .......................... .. 35

  VI. EESIKPULAi'! LASARA1. ................. . 38

  VII. RIKGEASAE ........................... ...39

  VIII. LAFTAR PUSTAEA...................... ...40 LAKPIRAE v

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFEAR TABEL

  Tabel : halaman

  I. Prosentase pendapatan kembali (Recove­ ry) Kalsium dengan titran EGTA...... 29'

  II. Prosentase pendapatan kenbali (Recove­ ry) Kalsium dengan titran EDTA .....

  30 III. Hasil-hasil percobaan titrasi kelatome tri dengan titran pembentuk kelat EftIA dan EGTA ..........................

  31 IV. Hasil perhitungan anava ............

  32

  v i

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  DAFTAR LAl'IPIRiJ: Lanpiran :

  Halaman A. Tabel F .........................

  43

  • B. Tabel t .........................

  44 C . Pembakuan larutan EDTA dan EGTA .... -45 D. Perhitungan analisa varian .......

  47 vii

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  BAB I PEKDAEuLUAl; Mineral merupakan salah satu dari bermacam-macam kebutuhan pokok yang tak kalah pentingnya dalam menun- jang kelangsungan pr.oses metabolisme dalam tubuh; Heski pun dibutuhkan hanj'a dalam jumlah kecil, mineral sangat besar artinya bagi kesehatan tubuh manusia. Dari bermacam-macam mineral, Kalsium dan Magnesium sa- ngatlah penting. peranannya. Kalsium terlibat dalam peme liharaan tulang, fungsi saraf dan penting dalam pembeku an darah. Jumlah Kalsium seluruimya di dalam tubuh. kira kira 1 Kg, 99^ diantaranya terdapat dalam tulang. Kadar

  (9) normal Kalsium 2,5 nmol/1. Pengaturan kadar Kalsium di dalam tubuh berkaitan de­ ngan hormon kelenjar anak gondok, bila kadar Kalsium me nurun akan terjadi gangguan fungsi hormon tersebut.

  Seorang ibu yang mengalami hipoparatiroidism, maka pada bayinya akan mengalami hipokalsemia dan sering terjadi kejang-kejang. Bila keadaan ini berlangsung cukup lama maka pertumbuhan tulang si anak akan menjadi lemah dan mempengaruhi kehidupan selanjutnya. Magnesium juga penting dalam tubuh mengingat peranannya dalam cairan intraseluler, sebagai kofaktor ensim, ter­ libat dalam pengangkutan phosphat, kontraksi otot dan menjaga stabilitas asam nukleat. Kadar Magnesium di da-

  1

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  ; M i M t f a i r l a n o o a ® M I ? B R S 1 T A S " FBRPUSTAKAA* S U K H * > A... lam cairan intraseluler danplasma kira-kira 15 dan 0,75 sampai 1,1 mmol/l. Kadar Magnesium seluruhnya di dalam tubuh kira-kira 1000 mmol,

  50 ^ diantaranya berada dalan

  tulang.(5) Pada keadaan tubuh kekurangan Magnesium, juga akan trer- jadi kejang-kejang dan kepekaan susunan saraf yang me - ningkat.

  ICalsium dan Magnesium di alam ini sering terdapat bersama-sama misalnya dalam tanah, air, karang, dolomit, batu kapur. Kakanan juga banyak mengandung Ca dan Kg mi salnya susu, agar-agar bubuk, tmnbuhan seperti savi, ba yam, dan sebagainya. Sediaan farmasi seringkali terda - pat dalam kombinasi antara Ca dan Kg, misalnya obat- o- batan-seperti multivitamin, -antasida, sebagai pelincir dan pengisi tablet, dan sebagainya. Adanya kombinasi Kalsium dan Magnesium seringkali menim bulkan kesukaran dalam penentuan kadar Kalsium, -karena keduanya mempunyai sifat-sifat kimia yang harnpir sama. Pembentukan endapan dari kedua ion logam tersebut dapat dipakai sebagai dasar untuk menentukan kadar Ca dan Kg.

  Penentuan kadar Kalsium cairan tubuli sangatlah pen ting untuk menghindari terjadinya keadaan hipokalsemia

  6

  ataupun hip rkalsemia. Demikian . juga dengan 3-Iagnesium untuk menghindari hipomagnesia. Penentuan kadar Kalsium dan Kagnesium dapat dilakukan dengan cara graviraetri, volumetri yaitu kelatometri dan potensiometri serta dengan alat-alat canggih seperti spektrofotometri serapan atom dan spektrofotometri si -

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  nar tainpak. Pada penelitian ini akan dilakukan metoda kelatonctri de ngan menggunakan penbentuk kelat yang berbeda yaitu EDTA dan EGTA. Kadar Ca dan !;g baik di dalani cairan tubuh caupun dal an; obat-obatan cukup besar, sehingga diharapkan dapat digu- nakan netoda volumetri disamping itu- alat yang aipakai sederhana, cudah dilakukan dan keteiitian cukup tinggi.

  Penentuan kadar Ca dicauping Mg dengan SDTA maupun EGTA, terlebih dahulu dilakukan pengendapan terhadap Mg dengan penanbahan larutan KcOH 15# pH=12,5 menjadi Magne ciun-hidrokcida, sedang indikator yang dipakai Calcon de ngan pcrubahan warna dari nerah ©enjadi biru. Hal ini .

  1

  10

  terjaai knrena Ksp ■= ,S x ”^ jauh lebih ke -

  ) 2 )2

  cil dari ICsp Ca( K = 5,5 x 10~^ maka endapan Kg( H

  akan t.?rbentuk lebih dahulu dari pada endapan Ca(OH 10 7

  • ) 2

  9 Dis&mping itu K stabilitas kelat Ca-EDTA = 1 x 1 0 ,

  Ca-EGTA =' 1 x 10^ jauh lebih besar dari pada K stab'ili-

  8 ’ 7 tas kelat Kg-EDTA = 1 x 10 dan Mg-EGTA = 1 x 105’2.

  Dengan demikian endapan CaCOH^ dapat dititrasi dengan 2DTA maupun EGTA.

  Mengingat waktu dan xayilitas yang tersedia naka pe nelitian dalam skripsi ini fiibataei pada "STUDI PERBAKDI

  t

  EG AH PEEGGUNAAJi ETILEHDIA3III; TETRAACETAT DAi: ETIXEI.GIa EOL

  BI S-r ((^ -AJIIlTOETIIiETER) -trETRAACETAT PADA PE1TEIT2UA17 EA- DAR EALSIUft DSI5GA1. ADAiTTA- J-IAGirESIUh •SECARA EELA20MBTRI" .

  Dalam penelitian ini perbandingan Kalsiun dan fi^g-

  4 nesium dipilih kadar ICalsiun lebih besar dari Magnesium sampai perbandingan sama (

  

1 :

1 ), dengan pertinbangan per:

  bandingan tersebut dianggap mencakup perbandingan KalsI ud dan Magnesium yang terdapat dalam cairan tubuh, maka nan dan obat-obatan. Dalam satu penggunaan titran pem - bentuk kelat, tiap perbandingan ditentukan sebanyak em- pat kali'percobaan.

  Hipotesa penelitian ini ialah untuk mengetahui ada: nya perbedaan kadar Kalsium yang didapatkan kembali de­ ngan adanya Magbesium antara penggunaan EDTA dan EG-TA.

  Untuk pengolahan data digunakan Analisa Varian de- ngah model "Randomized Complete Block Design*' (RCB). Dari hasil analisa ini dapat diketahui apakah ada perbe daan yang bermakna antar metoda yang dibandingkan, an - tar sampel dan antaraksi antara metoda dengan sainpel percobaan pada batas kepercayaan yang diteiatukan. Bila ada perbedaan yang bermakna dilanjutkan dengan "Least Significant Difference” tes untuk membeaakan harga rata rata satu dengan yang lain, Dari penelitian ini diharapkan dapat dipilih titran pem bentuk kelat yang baik untuk penentuan kadar Kalsium de ngan adanya Magnesium secara kelatometri. ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  TIKJAUA1; PUSTAEA

  1. Teori Kelatometri

  .^ 1

  1

  ^ Teori kompleksometri atau kelatometri berdasar - kan teori Lewis mengenai asam-basa dan teori Werner • mengenai senyava koordinasi. Menurut Lev;is basa ada - lah suatu zat dengan pasangan elektron sunvi yang da­ pat mengadakan ikatan koordinasi dengan ion positip.

  Sedang asem adalah suatu zat atau ion yang dapat teri kat pada pasangan elektron sunyi dari basa. Senyawa komplek didefinisikan sebagai kombinasi dari molekul-molekul atau ion-ion melalui ikatan koordina- si dan hasil dari kombinasi tersebut dapat merupakan molekul atau lebih sering dalam bentuk ion (bermuatan) misalnya FeSCB*4*, Fe(CK)g” Komplek semacan ini merupa kan suatu komplek dalam bentuk terbuka (bukan cincin).

  Sedang kelat merupakan suatu ligan multidentat yang dapat mengikat logam dalam bentuk ikatan seperti cin­ cin (ring). Logam merupakan ion pusat, ligannya dinamakan ’’chela­ ting agent" yang biasanya terdapat atom N, S dan 0 se bagai elektron donor kuat. Komplek yang terjadi dengan ikatan dalam bentuk cin - cin yang disebut kelat lebih stabil dari pada komplek yang sama tetapi bukan dalam bentuk cincin (terbuka).

  BAB II

  5 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  • Kflcan-cioccir pembentuk kelat. ^7,16)

  

2

2 , , . ,

  2 2 \

  2

  X

  E. -K± (CE0)-0-(CH0)-0-(CE0)-N- E

  2 E^C-COO" x + +

  h o o c - c e

  (CDTA)

  N

  / H * / V 000* C Z 0

  x

  (ELTA) H2°

  2

  2

  E00C-CHo H oC-C00E E 0C CE CEo-C00E

  \ / \2 / \

  2

  2

  N-CH^-OEo-K CHo . K /

  H00C-CEo E oC-C00H CHo-C00H \ 2 J ' / 2

  (Di-na EDTA) (NTA)

  c, eL

  OOC-CE- E^C-COOE CE„-COCH c.

  / \ \

  CE2 E,C-C00" CH--COOE \ ? / l E-IvtcH0-CH„iE-E fiiu-CE,-COO~

  .... palam titrasi''kelatometri terdapat beberapa se • nyavrc. ■oer^bentuk - kelat. Kacam pembentuk kelat yang'te* lali dikenal dapat .dililiat sebagai berikut ..

  • \

  “00C-CE2 h 2 c - c o o e ( e g t a ) ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Dari bermacam-macam pembentuk kelat di atas EDTA-lah

  t

  yang banyal: dipakai. Dalara perdagangan pembentuk ke­ lat (komplekson) yang umum ada tiga macam yaitu : komplekson I (ETA), komplekson II (EDTA) dan komplek son- III (garam Di-natrium EDTA yang serins disebut EDTA saja). Komplekson lainnj^a yaitu GDTA dan EGTA. EGTA'cierupakan komplekson yang baru dibanding kom plekson lainnya.

  Pembentuk kelat untuk Ca dan Hr.

  Senyawa pembentuk kelat yang sangat baik untul: penentuan kadar Ca adalah EDTA, CDTA dan EGTA^(16).

  • Stabilitas komplek yang dibentuk oleh CDTA dengan logam lebih besar dari pada EDTA, sehingga dapat di pakai untuk titrasi larutan yang lebih encer atau- pun pada pH yang lebih rendali, tetapi reaksi yang terjadi umumnya lebih lambat, CDTA sering dipakai dalam penentuan kadar Ca dengan adanya sejumlah be­ sar Ba atau sejumlah kecil Sr.
  • Sebagai senyawa pembentuk kelat. untuk penentuan
  • dar Ca yang berada bersama'dengan Kg digunakan EDTA atau EGTA. ...

  3.1. Ethylenediamine tetraacetic acid (EDTA) = Ethyle ne diamine-IC,K

  1 -tetraacetic acid = Asam edetat =

  Trilon B = Versene = Chelaton 3 = Sequestrene = T - 1 1 T T T ( 3 , 7 , 1 6 ) Lomplekson III.

  EDTA merupakan asam poli karboi:silat dengan rumus bangun sebagai berikut : ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  8 HOOC-CKp EpC-COO

  \

  ' H - I\ - CH p - C H p - K - H / d \

  “OOC-CH2 k 2 c - co ob Dalam persamaan-persamaan reaksi umumnya ditu - liskan sebagai H^Y karena dalam larutan asamnya sediri berbentuk zwitter-ion ganda dimana dua proton yang pertama agak mudah dilepas (pH^=2,18 pK2= 2,73), sedang proton yang ketiga dan keem- pat terionisasi lemah (pK^=

  6

  ,

  20

  ; pE^=

  10

  , ), sehingga sering dalam bentuk asamnya. G-aram Di-natriumnya dikenal sebagai Titriplex . Ill = Kelaton III yang mengandung dua molekul a ir hablur (I^KpY.

  20

  ) paling banyak dipakai, karena lebih mudah larut dari pada bentuk asam­ nya, mudah dimurnikan maupun disimpan dalam ben tuk larutan. EDTA merupakan ligan heksadentat, sebab dapat mengikat logam melalui dua atom Nitrogen dan em pat atom Oksigen dari gugus karboksil. Pemben­ tuk kelat ini dengan ion logam dapat membentuk senyawa kelat yang stabil, karena atom logam te rikat di dalam ruangan aiantara atom-atom lain. (

  16 ) .

  Kelat yang terbentuk antara ion logam dengan

  1 EDTA mempun 3 rai struktur yang sama tetapi berbeda dalam muatannya.

  Rumus garamnya (Kelaton III) dapat ditulis ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  r v ' t__ •. - I^E^Y dan dalam larutan terionisasi mcnjadi Na+ dan H^Y- , sehingga reaksi antara Kelaton III de­ ngan logam K dapat ditulis sebagai berikut :

  • 91
    • Logam valensi II + !'"^+ ---* Logam valensi III KgY- + K^+ --- >

  17Y~ + 2K+

  Logam valensi IV E^Y- + K*+ --- KY +2?!' * Logam valensi I; “2*™ + ^n+ ---* MY^n~ ^ + 2H+

  Jadi dapat dilihat b~hwa selalu

  1 gram ion logam

  menghasilkan 2gram ion E+ atau 1 gram ion logam sama dengan

  

2 gram ekivalen.

  3.2. Ethylene glycol bis-((j>-aminoetileter)-E,l\T'-tetra acetic acid (EGTA). ^5,16»17) EGTA sama dengan EDTA merupakan asam poli - karboksilat dengan rumus bangun sebagai berikut:

  2

  5

  ooc-ch h c-cooh

  \ + + ^

  H-N±( C1I0) -0- (CH,) o-0- (CH,) ,±lf-K

  ^ 2

  / ^ ^ * \

  2

  2 H00C-CH E C-C00_

  Dalam persamaam-persamaan reaksi umumnya ditulis kan sebagai E^Z. E^Z ini mempunyai harga pK

  1 = 2 , .

  pE

  2 =2,68; pIC-=8,85; pK 4 =9,43-

  Sebelum digunakan sebagai titran pembentuk kelat dilarutkan dahulu dalam KaOK untuk membentuk ga- ramnya yang larut dalam air. Seperti halnya EDTA, EGTA dalam bentuk garaumya

  2

  2

  dapat ditulis iTa H Z dan dapat terionisasi dalam larutan menjadi Na+ dan menyerupai Kelaton

  III, sehingga reaksinya dengan ion logam dapat

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

10 dituliskan seperti pads EDTA.

  Kelebihan Eelaton II sebagai penitrasi dalam kelatome tri rnerapunyai sifat. sangat stabil, larut, stoichione-

  1: 1

  tris, membentuk kelat dengan berbagai ion logam, konstanta stabilitas. kelatnya dengan berbagai ion lo- gam. bermacam-macam pula sehingga secara selekt.ip da - pat dilakukan pengaturan pH yang diperlukan untuk ti- trasi. Garam. Di-natriumnya dapat dipakai sebagai zat baku primer, dengan logam Liembentuk kelat yang mudah larut dan penentuan titik akhir titrasi dapat diamati

  1

  dengan berbagai macam cara.( ) Suatu contbh struktur kelat logam bivalen (misalnya

  Ca) adalah sebagai berikut :

  • ( r. + ) (
    • pH yang dipilih dapat dihitung dari hubungan

  1 . H 4 Z- - - - - V E + + H j Z " , ■ E1 = 1 , 0 z 1 0 " 2

  2. KjY----» H+ + H

  2 Y= , E

  2

  = 2,0 i lO^

  

. H p Y- - - - > H + + H Y 5 - , IC5 = 6 , 3 x 1 0 ~ 7

  4. IIY

  3 ---> H+ + Y4" , K 4 = 5,0 x 10 ~ 11

  Sedang jumlah Z4- dapat dihitung melalui tahapan ioni- sasi dari EGTA, yaitu :

  2. HjZ"---v H+ + H?Z= ,

  (dalam semua bentuk) terhadap bentuk Jumlah Y^“ dapat dihitung melalui tahapan ionisasi da­ ri EDTA, yaitu :

  Z 2

  = 4,8 x 10~2.

  3. H

  2 Z=---» H+ + HZ3- , == 7,1 i 10 ' 8

  4. EZ^---- > H+ + Z4-- ,

  K 4

  = 2,7 x 10

  " 9

  1 . E^Y ---* H+ + IijY- , E 1 = 1,0 x .10"2

  adalah perbandingan dari total EDTA yang tidak di kombinasi (dalam semua bentuk) terhadap bentuk Y^" a - tau perbandingan dari total EGTA yang tak aikombinasi

  11

  )(n-4) + ( I,'Y )(n_4)+ (

  4 4 Konstanta s

  tabilitas kelat loram-EDTA dsn logam-EGTA, Reaksi logam bervalensi n dengan ion EDTA atau de ngan ion EGTA dapat ditunjukkan sebagai berikut :

  Kn+ + y4-

  i

  z4- ---^ LIY }(n-4)+

  i

  (

  K2

  k z

  cA.

  )<-n"4) + K = --- — -----

  7

  — atau K = -- — -----

  j

  y

  ) ( i'/+ ) .( z4- ) Konstanta stabilitas (konstanta pembentuk kelat) pada

  K/cCf

  dima na

  Sehingga pada pE basa hampir seluruhnya EDTA dalam ben tuk EY^~ dan Y^~, sedang EGTA dalam bentuk dan Z^~, Jadi reaksi antara Kalsium dengan. EDTA atau antara ICal sium dengan EGTA dalam dua sistem yaitu : ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  M I LI K PBRPUSTABLAA*

  '•HTfERSITAS AIKLANG^’ S U R A B A Y t

  (1) . EY5 ---^ E+ + Y4- dengan K = K4 ( Y4" ) ( II+ )

  4 K4 ( HY3-)

  Z, = ------- 5 ----- --- > ( I4" )=— i— -----

  4 { HY3 ) ( H+ ) (2). Ca++ + Y4- ---> CaY=

  ( CaY= ) tab. - ( Ca++ ) ( Y4" .) (1) dan (2) :

  ( Ca ) ( H+ ) - ^'stab. ( Ca++ ) ( HY ’3 ) K

  4 Harga konstanta stabilitas (dinyatakan sebagai log K) dari kelat Ca-EDTA adalah 10,7 dan Mg-EDTA'8,7.

  Sedang untuk kelat Ca-EGTA dan Hg-SJG-TA adalah 11,0 dan 5,2.

  Dengan kenaikan pH larutan, maka ada kecenaerung- an terjadinya hidroksida dari logam-logam yang sukar larut, dimana reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:

  (.MY + n oi I" --- > K(0H)n + Y4" Besarnya hidroksida dari .( MY tergantung pada hasil kelarutan dari hidroksida ion logam dan juga kon stanta stabilitas kelatnya. Dengan dasar ini maka dapat ditentukan kadar Ca yang terdapat bersama-sama Mg secara kelatometri. Pada pH antara 12-13 secara kuantitatip Mg diendapkan sebagai hidroksidanya sedang Ca tetap dalam bentuk larutan.

  Cara menentukan titik akhir titrasi kelatometri. O O Ada beberapa cara untuk menentukan titik akhir ti trasi antara ion logam dengan pembentuk kelat, yaitu :

  5.1. Berdasarkan terbentuknya ion H4" (perubahan pH).

  13 Ion. B+ yang teriadi dapat diamati dengan dua ma- can car a :

  • Titrasi asam-baca dengan senakai indikator pH atau dengan memakai pH-meter.
  • Titrasi Jodometri dengan memakai campuran \Joaat joaida dan yang terjadi dititrasi dengan la­ rutan baku thio-sulfat.

  5.2. Berdasarkan perubahan konsentrasi ion logam (pH).

  Di sini dipakai indikator logam yang dapat bereak si relatip cepat pada waktu terjadinya pe rub all an pH.

  5.3. Secara instrumental dapat dilakukan dengan titra­ si potensiometri, anperometri, kor.duktometri dan spektrofotometri.

  6

  . Beberapa cara titrasi kelatometri. (1

  6

  ) Titrasi dari larutan ion logam dengan memakai Eom plekson disebut titrasi kompleksometri atau kelatome- tri. Ada beberapa tip© reaksi dengan komplekson antara

  1

  ain : 6.1. Titrasi langsung.

  Larutan yang mengandung ion logam didapar pa da pH tertentu yang sesuai, misalnya pada pH 10 dengan memakai larutan dapar salmiak, kemudian di titrasi dengan larutan baku (EDTA maupun EGTA). Titik akhir titrasi diamati dengan memakai indika tor logam dimana perubahan vramanya berdasarkan perubahan kadar ion logam (pK). Kadang-kadang se- beluni titrasi perlu' ditambah tartrat, sitrat un ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  14 tuk mencegah pengendapan dari logam hidroksida.

  6 .2. Titrasi tidal-: lan£sun£.

  Beberapa ion logam tidak dapat dititrasi se cara langsung, hal ini mungkin disebabkan oleh karena :

  • mengendap pada pH yang diperlukan untuk titra­ si,
  • pembentukan kelatnya sangat lambat, - tidak ada indikator logam yang sesuai. untuk mengatasi hal ini, larutan yang berisi ion logam ditambah larutan baku (EDTA atau EGTA) da­ lam jumlah berlebih dan tertentu, kemudian dida- par pada pH yang sesuai. Kelebihan larutan baku dititrasi kembali dengan larutan baku ion logam.

  6.3. Titrasi nengusiran.

  Titrasi pengusiran ini dilakukan bila ion logam tidak atau sedikit sekali bereaksi dengan indikator .logam atau bila ion logam tersebut mem bentuk kelat yang lebih stabil dari pada kelat dengan logam lainnya misal Ca atau'Mg. Beaksinya dapat ditulis sebagai berikut :

  Kn+ + ---» MY(n-4)+ + 2 H+ Ion H+ yang terjadi dapat dititrasi dengan laru­ tan baku ITaOH. Titik akhir titrasi dapat diamati dengan memakai indikator asam-basa atau dengan cara potensiometri. larutan ion logam yang akan ditentukan harus sudah dinetralkan sebelum diti­ trasi, sehingga tidak menimbulkan kesukaran. ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  7. Indikator (4,5,7,16,17) Pengamatan titik akhir titrasi dapat dilakukan secara potensio.~:etri atau secara visual juga masih ba nyak dipakai. Indikator yang digunakan adalah indika­ tor logam.

  Dalam titrasi kelatometri secara visual ini, pemilih- an indikator logan cangat penting. Syarat-s.varat yang harus dipenuhi oleh indikator logam untuk menentukan titik akhir titrasi secara visual adalah

  • Memberikan perubahan varna yan-~ jelas pada titik ak hir titrasi.
  • Kemberikan reaksi warna yang spesipik dan selektip.
  • Memberikan komplek kelat antara logam-indikator ha­ rus lebih kecil dari pada kelat logam komplekson, sehingga pada titik akhir titrasi koplekson dapat mengikat logam dari kelat logam-indikator.
  • Indikator bebasnya mempunyai varna yang berlainan dengan varna dari kelat logam-indikator.
  • Indikator harus sangat peka terhadap ion logam se­ hingga perubahan varnanya sedekat mungkin dengan ti tik ekivalennya.
  • Syarat-syarat di atas harus dapat dipenuhi pada dae rah pH dimana titrasi dilakukan.

  Indikator logam membentuk kelat dengan ion logam, dimana varnanya berbeda dengan varna indikator bebas­ nya.

  !•; + • Ind. * E-InS.

  (D varna I ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga varna II

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  16 Tetapan stabilitanya : ( M-Ind.) Hj-Ind. ( K ) ( Ind. )

  Bila larutan ini dengan titran pembentuk kelat misal- nya EDTA, maka selama titrasi ion logam yang bebas - menbentuk kelat dengan EDTA, sampai ion logam yang be bas telali habis, maka penambahan titran pembentuk ke­ lat selanjutnya akan mengikat logam yang berada dalam bentuk kelat dengan imdikator. Dengan aemikian indika tor akan dibebaskan kembali dan terjadilah perubahan varna. Jadi selama titrasi terjadi reaksi :

  

11 + EDTA ---V M-EDTA (2)

  Tetapan stabilitanya : ( M-EDTA )

  LK-SDTA ( m )) ( EDTA. ) Pada dekat titik ekivalen terjadi reaksi :

  M-Ind. + EDTA --- > K-EDTA -f Ind. (3) Reaksi ini hanya akan terjadi bila kelat K-EDTA lebili

  .stabil dari pada kelat M-Ind,, dengan kata lain teta­ pan stabilitas kelat M-EDTA lebih besar dari pada te­ tapan stabilitas kelat M-Ind. Jadl’EK-EDTA'^ EK-Ind. atau pl"M-EDTA^ pKK-Ind.’

  Disamping itu, perubahan wam a indikator dipengaruhi oleh pH. Misalnya indikator Calcon dapat ditulis de - ngan K^Ind.", menunjukkan sifat asam-basa sebagai be­ rikut :

  17 P^Ind.

  • Hind me rail ■bo.ru mera

  Pada pH 7,4-- 13,5 sat warna ini bervrarna biru, dapat membentulc kelat yang berwarna merah dengan ion-ion lo gam. Pada penentuan kadar Ca dengan,adanya Lg dapat diatasi dengan menggunakan indikator Caicon, karena pH 3 rang digunakan untuk titrasi tinggi (pH 12,5). Perubahan varna indikator logam pada titrasi kelatome triidapat disebabkan oleh indikator yang dibebaskan dari kelat logamnya atau perubahan pH d'.ri larutan , yang mungkin terjadi sebelum titik ekivalen. Dengan mengingat hal tersebut di atas maka perlu di - perhatikan suasana lar.itan untuk mendapatkan titik e- kivalen yang tepat, Untuk ini larutan harus didapar sehingga perubahan w a m a yang terjadi han}'a disebab - Ean oleh bebasnya ion indikator dari kelat logamnya. Beberapa.macam indikator logam yang dapat untuk menen tukan kadar Ca :

  • Kurexide.
  • Eriochrome Black T .(Solochrome Black).
  • Patton and Reeder’s indicator.
  • Solochrome Dark Blue (caicon).
  • Calmagite.
  • Calcichrome.
  • Past Sulphon Black P.
  • Sincon, dan lain-lain. Indikator logam yang umum dipakai padc- titrasi Ca de­ ngan adanya Kg yaitu Murexide dan Caicon. ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  18 Calcon dan Hurexide digunakan untuk titrasi pada pH

  12, 5

  ; karena suasana basa kuat ini maka I»Ig akan dien

  ) 2

  dapkan sebagai Mg(OH)2. Terjadinya endapan Mg(OH

  a- kan nengadsorpsi wama indikator Kurexide dan kelat C a-Murexide, sehingga warna pada titik akhir titrasi tidak begitu jelas dan hasil Ca yang didapat akan le­ ft ih sedikit dari keadaan semula. Untuk mengatasi hal ini perlu ditambah indikator yang lebih banyak. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas lebih baik digu- nakan Calcon.(14)

  • Calcon atau Solochrome Dark Blue.

  Calcon juga disebut Eriochrome Blue black R yang mempunyai Colour Index fto. 202.. Zat wama ini mempunyai runus bangun sebagai berikut :

  OH HO ^-S ~ Ha+

  1

  2

  

1

  2

  4 Natrium -( hidroksi- -naftilazo)- -naitol- -sul- fonat.

  Zat warna .ini mempunyai dua gugus fenol yang dapat terionisasi melepaskan dua atom hidrogen dengan

  &2 p = 7,4 dan pK^ = 1 3 , 5 . .

  Indikator ini dipakai dalam titrasi- kelatometri un tuk menentukan kadar Ca disamping Mg. Titrasi ter­ sebut harus dilakukan pada pH-sekitar 12,5 untuk menghindari gangguan dari Kg, karena pada pH ini

  Kg akan diendapkan secara kuantitatip sebagai hi - droksidanya.

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  19 I-iolekul yang netral (bentuk Il^Ind.) yang hanya ter ja di pada media asan) kuat bervrarna hijau, pada pH 7,0 bervrarna merah, pH 10 berwarna biru dan pada pH 13,5 berwarna merah. Kelatnya dengan Ca bervrarna merah pada pH 12,5 dan pe rubahan varna pada titik akhir titrasi yaitu dari ne- rah menjadi biru.

  8 . Pembakuan larutan -pembentuk kelat.

  8.1. Pembakuan larutan EDTA.(3,4,12,16) Larutan EDTA dapat dibakukan dengan bebera<=> • pa cara sebagai berikut :

  8.1.1. Dengan larutan baku ZnSO,( cara langsung).

  Dibuat larutan baku ZnSO^ dengan me- nimbang kristal Z n S O ^ ^ O dan dilarutkan dalam air bebas logam, Dipipet larutan ba ku ZnSO^ dengan volume tertentu, diencer- kan dengan air bebas logam, ditambah laru tan dapar salmiak sampai pH 10, ditambah indikator EBT 50 mg, kemudian dititrasi dengan larutan EDTA sampai terjadi peruba han warna dari merah menjadi biru, Bila larutan ZnSO^ yang dipakai sebagai titran perubahan warna dari biru menjadi merah.

  8.1.2. Dengan larutan baku CaCl^f cara langsung).

  Dibuat larutan baku CaCL

  2 dengan me-

  nimbang Ca"C ^ p,a. dilarutkan dalamair be bas' logam dengan penambahan larutan HC1 secukupnya. Larutan dididihkan untuk men^

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

20

  02

  hilangkan C yang terjadi, keiaudian di­ ne tralkan dengan larutan UaOH dan diencer kan sampai volume tertentu, dipipet laru­ tan baku CaCl^ dengan volume tertentu, di encerkan dengan air bebas logam, kemudian ditambah larutan NaOIi 4N sampai pH 12,5 dan ditambah indikator Calcon 100 mg. Eemudian dititrasi dengan larutan EDTA

  . sampai terjadi perubahan vam a dari merah menjadi biru.

  8.1.3. Denman larutan baku HgCL„(cara tak Ians-

  cl

  J ^ - - sung).

  Dalam pembakuan ini dilakukan titra­ si secara tidak langsung, yaitu dilakukan titrasi dua kali, sehingga dapat diketahu hi titer dua macam larutan yang dipakai yaitu EDTA dan MgSO^/MgClg.

  

E G T A .

  8.2. Pembakuan larutan (16) Larutan EGTA dapat dibakukan dengan bebera- pa cara sebagai berikut :

  8.2.1. Dengan larutan baku CaCl^Ccara langsung).

  Pembakuan larutan EGTA dengan laru - tan baku CaCl^ caranya sama dengan pemba­

  • G O

  kuan larutan EDTA. Atau- dapat juga diguna

  N A L R

  kan indikator Zincon, digunakan dapar sal

  I A

  CQ miak pH 10 dan ditambah larutan Zn-EGTA,

  S < TA

  titrasi diakhiri sampai terjadi perubahan

  SI

  S3

  ER tm varna dari biru menjadi merah oranye.

  XT

  4N Bahan penelitian dan nenyediaannya.

  1.1. Lab.au -penelitian. bahan penelitian yang digunakan jika. tidal: ainyatakan lain n.erspunyai deraj at kenurnian prc- analira (p .a.).

  • Cal-C-r .

  ✓

  “ iigCO^j 7 H

  2 0.

  • EDTA.
  • EGTA.
  • Caicon.
  • l.aCl.
  • l-TaOi:.

  1.2. Pen.vediaan bah an penelitian.

  1.2.1. Penyediaan air bebas logậ (aquariem).

  1.2.2. Penbuatan larutan baku EDTA 0.05 K .

  Bitinbang 18,6100 g Di-natriun EDTA dilarutkan dalarj air bebas logan nanipai vo lurr.e satu liter. Penyinpanan larutan ini sebaiknya aalan botol plactik, botol pirex atau botol politen, sebab botol biaca akan dapat nelepaskan kation logam dan anion ke dalari larutan ZETA.

  i ~ —>

  ___ i I aI A:

  21 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  22 1.2.3* Pembuatan larutan baku EGTA 0.05 K .

  Ditinbang 19,0100 g EGTA, dilarutkan

  

1 100

  dalaa KaOH K nil, keisu&ian dieneer - kan dengan air bebas logam sarr.pai volurae satu liter. Penyimpanan saraa dengan laru­ tan £DTA,

  1.2.4. Larutan basa untuk titrasi.

  . Eitimbang 15 g iiaOH padat, dilarut -

  100 kan dalam nl air bebas logaiL.

  V

  1 .2.5* Larutan baku induk 0.5 -.

  Ditiisbang teliti 123,2400 g MgSO^TK^O dilarutkan dalam 200 ml air bebas logam,

  1

  6

  ditambah i ml larutan HC U, kemudian ditambah air bebas logam sampai volume sa tu liter.

  1.2.6. Larutan baku indufa Ca+* 0.5 M .

  Ditimbang teliti CaCO^ dengan berat

  50 ,0 450 g -setelah dipanaskan seteng&h jam

  pada 110°C. Kemudian dilarutkan dalsas HC1 aecukupnya, ditambah

  50 al air bebas lo -

  gas, dididihkan agar GO

  2 yang terjadi hi^

  lang. Larutan ini kerauaian didinginkan, dinetralkan dengan larutan NaOH 1& dan di encerkan dengan air bebas logam sampai vo. luae satu liter.

  1.2.7. Indikator Caicon. ritiabang 200 £g indikator Caicon dan aiencerkan dengan KaCl anhidrus sa&pai be-

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  23 rat 10 g. Untuk setiap kali titraci digu­ nakan 100 mg, 2 . Ketoda penelitian dan pelaksanaan. Dalam penelitian-penelitian ini dapat dibagi se­ bagai borikut :

  2

  1

  . . Pembakuan larutan EDTA. ' Pembakuan larutan EDTA dengan larutan baku

  Ca++ adalah sebagai berikut : Dipipet larutan baku Ca++ 10,0 ml, ditambah 5 ml larutian KaOH 15# (diperiksa pH-nya satcpai 12-13 dengan pK-meter) dalam labu erlenmeyer 100 ml, aitanbah indikator Calcon 2^- 100 mg, kemudian di‘ titrasi dengan larutan EDTA carapai terjaai peru­ bahan vrarna dari merah menjadi -biru.

  2.2. Pembakuan larutan EGTA.

  Pembakuan laruta

  2 : EGTA dengan larutan baku

  Ca++, sama dengan.urutan kerja seperti di atas, dilakukan titrasi dengan memakai indikator Cal­ con

  2 # 100 mg dengan perubahan varna dari merah ■ menjadi biru.

  2

  3 . ..Cara kerja.

  2.3.1. Penentuan kadar Ca~t"f 'dengan larutan EDTA.

  Sebelun dilakukan penentuan kadar *\ a++, terlebih dahulu dibuat larutan baku kerja sebagai berikut :

  • Dipipet larutan baku induk Ca+_i" 10,0. ml diencerkan dengan air bebas logara sam-

  10 0 ,0

  pai volume ml (untuk pembakuan

  • Dipipet larutan baku induk Kg+T>

  2,0

  100' s.g, keiaudian dititraci dengan larutan IDTA e&npai terjadi peruba­ han warna dari nerah menjadi biru.

  f-

  ml, ditanbah 5 ml larutan ITaOK 15# (diperiksa pll-nya 12 sampai 15 dengan pl.-neter) , ditanbah indi­ kator Caicon 2

  100

  Dipipet larutan baku kerja 10,0 cl dimasuk kan aalau labu erlenneyer

  nl; diencerkan dengan air bebas logan sanpai voluse 100,0 nl (larutan II).

  Dipipet larutan baku induk Ca++ 10-0 nl ditanbah larutan baku induk ;-g++

  10 0 ,0 ml (larutan I).

  nl. Eesradian dipipet 1 ,0 nl ditanbah larutan baku induk Ca++ 1Q,0 nl diencerkan dengan air bebac logan carpal volume

  10 ,0

  nl, diencerkan dengan air bebac logan sampai volume

  1, 0

  24 EDTA dan “G-TA) .

  • Larutan III, IV, V dan VI perlakuannya sama seperti larutan II hanya larutan ba ku induk kg++ yang ditanbahkan berbeda mulai 4,0 nl; 6,0 nl; 8,0 nl; dan 10f0nl; kenudian diencerkan dengan air-bebas lo- gan sanpai volume 10 0 ,0 nl.

  ( 1 nl 0,1 r. EDTA = 4,008 mg Ca++. ) ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

25 2.3.2. Penentuan kadar Ca~H~ dengan larutan EG?/..

  Penentuan kadar Ca+‘r dengan TCGTA sa­ ma der-gan urutan kerja di atac,.dilakukan titrasi dengan larutan EG?A sanpai terja- di perubahan vam a dari nerah menjadi bi­ ru.

  ( 1 nil 0,1 i: EGTA = 4,008 nr Ca^+ ) 2 .

  3 . 3 . Dilakukan titrasi blanko sebagai berikut.

  10 ,0

  Dipipet r.l air bebas logar^ di-

  100

  nasukkan dalai: labu erlenneyer nl, di tanbah 5 nl larutan E&OE 1 5% {• dibuat pH-, nya 12-13 dengan pH-rceter), ditanbah ir.di

  2%

  kator Calcon 100 ir.g, dititraci dengan larutan ZDTA/EGTA sampai terjadi peruba­ han vrama dari merah menjadi biru. 2,4. Perhitungan untuk nendapatkan kembali' kadar I'al- siun dengan adanya #agnesius: secara kelatometri.

  Untuk nenghitung ker.bali kadar Kalsium aa- lair. carapuran dengan Kagnesium digunakan ru~ur yang diturunkan dari ruaus dasar V^xl^ = V

  2 xK 2 : x 200 x

  , V„ x I'.v 4,008 kadar = --- --------------- x 1005 ®

  0 ,1

  

2

  x x dimana : Y- : volume titran pada saat titik akhir titra il- ■*' — ci dikurangi volune blanko. : horzalitao titran. £,

  B : berat cancel Ca++ dihitunr dari be rat pe-

  • E 40,08 niabangan CaCO- — * ---- x berat CaCO^

  100,09 J

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

j ' j

  'y y

  1

  )

  o r\

  Antar treatment : S , = - ' ■, a

  d

  r r. a. b

  Antar rampel : B =

  IV T * V VI Untuk nenrhitvxr kargra I digunakan ruaus-ruEius :

  O

  J r.b

  —

  2 B. iz=

  1 JI

  r.a Antar metoda dari sanpel: (A3)^.“ r.a. d r.a.b

  d

  III

  26 4,006 adalah ekivalenri r-r a++ untuk tiap

  11

  1 nl

  0,1 V. titrar:.

  200

  adalah pen^encerar. rula.i dari baku induk sampai volu;_e pada e-aat titraci.

  ( 2

  10

  )

  I II

  2 .

  5

  . . :.etoaa analisir nasil penelitian. * ’ Hacil pcnra^atan anal±sis kuantitatip dihi­ tung secara etatictik dengan analir.is varian uo- del "Jiandoruized uor.plete Block Desi£nn (KOI) / ];esain Kandonieasi len.~kap.

  Kadar Kalsiun yanc didapat. dari hacil penelitian dapat dibuat tabel eebacai berikut : ! Titran !

  sc - ta

  ^renlikaci sanpe3>^^ 3 ' 4

  • I .2 Antar netoda

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  i =1 3=1 =1 k <r

  2 Experimental error : E = - S ^

  Kemudian disusun tabel anava untuk ’’Factorial in a Randomised Complete Block Design” sebagai berikut

  TABEL

" AliAV A F CH F ACT O R I AL II\ RAI J D O kI Z E D C O ilP L B E S B LO CI .

  A

  D23IGi;n

  

D e g r e e s Sum o f M ean

So u r c e o f v a r i a t i o n o f Fr e e d o m ' Sq u a r e s Sq u a r e T r e a t m e n t s

  1 A (m e t o d a ) ( a - ) A „ , r/ ( a - D ^ N

  1 Ay y

  X Ey y / ( b - ) B ( s a m p e l ) Byy/(b-0

  1

  (h - 0

  

V

V ( A B ) V„ ( a - ) ( b — ) AB

  (AB)yy

  1

  1 ( - 1 ) ( - 1 ) ( ) ( )

  a b a - 1 b - 1

  X Ex p e r i m e n ­ > a b . ( r - ) .

  t a l e r r o r r - ) *ab-

  (

  1

  (= x)

  T o t a l y 2 ( r a b - )

  1

  dimana : a= metoda, b: sampel, r : replikasi Jika ditinjau efek dari metoda, sampel percobaan dan antaraksi antara metoda dengan sampel percobaan, hal ini dapat diketahui dengan membandingkan harga F per- hitungan terhadap F tabel. Apabila harga F perhitu - ngan lebih besar dari F tabel, berarti ada perbedaan

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  28 yang bentakna. Bila hal ini terjadi, perhitungan di- lanjutkan dengan LSD tes dengan rumus sebagai berikut

  LSD = tK:sE (-^7 + 4 - ) Bila selisih harga rata-rata ( I ) lebih besar dari IiD, maka ada perbeaaan yang bermakna.

  Untuk harga rata-rata yang masuk trayek : 100>- + -JLSD adalah yang paling baik.

  BAB IV KA3IL PEliELITIAK

  99,94 99,94 99,94

  29 K l U * fBRPUSTAtAA*-..

  99,51 99,02 98,83 98,54

  100,00

  99,72 99,04 98,85 98,07 3 100,47 99,99 99,79 99,50 99,02 98,05 4 100,97

  100,01

  100,50,

  2

  98,54

  99,94 99,94

  1. Hasil perhitungan kadar Kalsium dengan adanya Magnesium secara kelatometri.

  1

  %

  E3 B4 ' B5

  E1 B2

  Re.pl ikasi

  kadar _ ++ Ca

  b