HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TE (1)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIV/AIDS
DENGAN TINDAKAN PENCEGAHANNYA PADA SISWA SMA NEGERI I TUAL
Nenny M. Rupilu*, Franckie R.R. Maramis*, Woodford B. S. Joseph
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK
Jumlah penderita HIV/AIDS di Maluku sejak pertama kali ditemukan pada 1994 hingga semester satu
2010 melampaui 1.000 kasus. Kepala Dinas Kesehatan Maluku Fat Basalamah yang ditemui ANTARA di
kantornya di Ambon Jumat mengatakan, secara komulatif HIV/AIDS di Maluku sejak 1994 hingga
semester satu 2010 mencapai 1071 kasus terdiri dari 543 kasus HIV dan 528 kasus AIDS. Data yang
diperoleh ANTARA menyebutkan, penyebaran HIV/AIDS tertinggi di Kota Ambon yakni 705 kasus
terdiri dari 338 kasus HIV dan 367 kasus AIDS. Sementara posisi kedua ditempati oleh Kabupaten
Maluku Tenggara daerah di mana virus HIV/AIDS pertama kali ditemukan di Maluku dengan jumlah
penderita 110 orang terdiri dari 69 kasus HIV dan 41 kasus AIDS.
Penelitian ini merupakan penelitian bersifat survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional
Study (potong lintang). Penelitianini dilaksanakan di SMA Negeri I Tual pada bulan Febuari-November
2013.Populasi pada penelitian ini adalahsiswakelas X,XI, SMA Negeri I Tual dengan total siswa 786.
Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 400 siswa dengan menggunakan teknik simple random
sampling. Analisis hubungan pengetahuan dengan tindakan pencegahan HIV/AIDSmenggunakan uji chi
square dengan derajat signifikan (p>0,05). Analisis bivariat menggunakan uji chi square. (CI=95% dan
α=0,05).
Hasil Penelitian menggunakan uji chi square maka menghasilkan nilai probabilitas 0,69

hubungan pengetahuan dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS.Dan nilai probabilitas pada sikap
terhadap tindakan menghasilkan nilai probabilitas 0,01.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan
dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMA Negeri I Tual, terdapat hubungan antara sikap
dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMA Negeri I Tual.
Kata kunci :Pengetahuan, Sikap, Tindakan, HIV/AIDS
ABSTRACT
The number of people living with HIV/AID Sin Maluku since it was first discovered in1994 until the first
half of 2010 exceeded 1,000 cases. Chief Medical Officer of Maluku Fat Basalamah encountered by AFP
in his office in Ambon on Friday said it cumulative HIV/AID Sin Maluku from 1994 until the first half of
2010 reached 1071casesconsisted of 543 HIV cases and 528 AIDS cases. Data obtained by AFP said, the
spread of HIV/AIDS in the city of Ambon 705cases consisting of 338cases of HIV and 367 AIDS cases.
While these cond position is occupied by Southeast Maluku district areas where HIV /AIDS was first
discovered in Maluku with the number of 110 persons consisting of 69 cases of HIV and 41AIDS cases.
This study is a survey of analytic approach is cross sectional study (cross-sectional). This study
was conducted in State high school I Tual February-November 2013 population in this study was student
of class X, XI, State high school I Tual with students 786.total number of sample sin this study were 400
students using simple random sampling technique. Analysis of the relationship of knowledge eto action to
prevent HIV/AIDS using the chi square test with a signify cant degree (p>0.05). Bivariate analysis using
chi square test.(CI =95% and α=0.05).

The study results using the chi-square test resulted in a probability value of 0.69 precautions
relationship with knowledge of HIV /AIDS. And the value of probability measure son attitudes toward
generating a probability value of 0.01.
Based on the results of this study concluded that there was no correlation between knowledge
and preventive measures of HIV/AIDS in the State high school students I Tual, there is a relationship
between attitudes to preventive measures of HIV /AID Sin the State high school students I Tual.
Keywords: Knowledge, Attitude, Action, HIV/AIDS

1

Remaja merupakan salah satu periode
dari perkembangan manusia. Masa ini
merupakan masa perubahan atau
peralihan dari masa kanak-kanakan ke
masa dewasa yang meliputi perubahan
biologi, perubahan psikologi dan
perubahan
sosial.
Masa
remaja

umumnya dimulai dari usia 10-13 tahun
dan berakhir pada usia 18-22
tahun.Sekolah Menegah Atas (SMA)
Negeri I Tual merupakan salah satu
SMA unggulan yang terdapat di Kota
Tual. SMA Negeri 1 Tual memiliki
jumlah siswa yang cukup banyak yaitu
786 orang.
Berdasarkan latar belakang tersebut
diatas maka penulis merasa perlu
diadakan penelitian Hubungan antara
Pengetahuan dan Sikap tentang
HIV/AIDS
dengan
Tindakan
Pencegahannya pada siswa SMA Negeri
I Tual.

Pendahuluan
Acquired Immune Deficiency Syndrome

(AIDS) adalah sekumpulan gejala dan
infeksi atau sindrom yang timbul karena
rusaknya sistem kekebalan tubuh
manusia
akibat
infeksi
virus
HIV.Human Immunodeficiency Virus
(HIV) adalah virus yang secara
progresif merusak sel-sel darah putih
yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang
tugasnya menjaga sistem kekebalan
tubuh. Karena sistem kekebalannya
rusak, orang yang terkena virus ini akan
menjadi rentan terhadap infeksi.
Meskipun kedokteran telah dapat
memperlambat laju perkembangan
virus, namun penyakit ini belum benarbenar bisa disembuhkan.Saat ini yang
ada hanyalah menolong penderita untuk
mempertahankan tingkat kesehatan

tubuhnya (Russel, 2011).
Jumlah penderita HIV/AIDS di
Maluku sejak pertama kali ditemukan
pada 1994 hingga semester satu 2010
melampaui 1.000 kasus. Kepala Dinas
Kesehatan Maluku, Fat Basalamah yang
ditemui ANTARA di kantornya di
Ambon, Jumat mengatakan, secara
komulatif, HIV/AIDS di Maluku sejak
1994 hingga semester satu 2010
mencapai 1.071 kasus, terdiri dari 543
kasus HIV dan 528 kasus AIDS.
"Penyebarannya sudah menjangkau
semua kabupaten/kota di Maluku.Untuk
itu masyarakat diharapkan mewaspadai
penularan virus HIV/AIDS yang
mematikan itu," kata Fat Basalamah.
Data
yang diperoleh ANTARA
menyebutkan, penyebaran HIV/AIDS

tertinggi di Kota Ambon, yakni 705
kasus, terdiri dari 338 kasus HIV dan
367 kasus AIDS. Sementara posisi
kedua ditempati oleh Kabupaten
Maluku Tenggara, daerah di mana virus
HIV/AIDS pertama kali ditemukan di
Maluku dengan jumlah penderita 110
orang, terdiri dari 69 kasus HIV dan 41
kasus AIDS.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian survei analitik dengan
pendekatan cross sectional study (studi
potong lintang).Penelitian dilakukan di
SMA Negeri I Tual.Berdasarkan survei
awal penelitian, diperoleh jumlah
populasi adalah 786 siswa.Pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan rumus penentuan

sampel
Notoatmodjo
(2005).Hasil
perhitungan yang diperoleh adalah 400
siswa yang menjadi sampel dalam
penelitian ini. Pembagian sampel
menurut tingkatan kelas adalah kelas X
sebanyak 227 siswa, kelas XI sebanyak
173 siswa. Pengumpulan data dilakukan
dengan menyebarkan kuesioner kepada
responden.Kuesioner yang digunakan
adalah kuesioner yang sudah diuji
validitas dan reliabilitasnya. Analisis
data dilakukan melalui dua tahap yaitu
analisis
univariat
untuk
mendeskripsikan tentang pengetahuan
dan sikap tentang HIV/AIDS dengan


2

Tabel 3 Distribusi Gambaran Umum
Tindakan
Responden
Terhadap
HIV/AIDS.
Tindakan Responden
tentang HIV/AIDS
n
%
Baik
225
56,2
Tidak Baik
17543,8

tindakan pencegahannya pada siswa
Sekolah Menengah Atas Negeri I Tual
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

dan analisis bivariat untuk melihat
hubungan antara pengetahuan dan sikap
tentang HIV/AIDS dengan tindakan
pencegahannya dengan menggunakan
uji chi square dengan bantuan program
aplikasi SPSS versi 20 for windows
dengan derajat kepercayaan 95.
Hasil Penelitian
Tabel 1.Distribusi Gambaran Umum
tingkat Pengetahuan Responden tentang
pencegahan HIV/AIDS.

Total

Pembahasan
1.Pengetahuan tentang Pencegahan
HIV/AIDS
Pengetahuan Tentang HIV/AIDS
Berdasarkan hasil skoring yang telah
ditetapkan dengan menggunakan 7

pertanyaan untuk mengukur variabel
pengetahuan responden, dapat diketahui
bahwa secara umum pengetahuan
responden tentang HIV/AIDS dapat
dikategorikan baik yaitu sejumlah 104
(26%) responden memiliki pengetahuan
baik sedangkan responden yang
berpengetahuan tidak baik sebanyak
296 siswa (76%).. Dari jumlah tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa yang
paling banyak adalah responden yang
berpengetahuan
baik.Proporsi
responden dengan tingkat pengetahuan
baik tentang HIV/AIDS terlihat lebih
tinggi, hal ini sebabkan oleh adanya
faktor lain yang mempengaruhi
pengetahuan responden selain sumber
informasi (televisi, radio, majalah,
koran dan buku) yaitu status sosial

ekonomi,
budaya,
agama,
dan
pengalaman.
Berkaitan
dengan
pengalaman, semakin
tua umur
seseorang maka pengalaman akan
semakin banyak (Notoatmodjo, 2007).
Dari hasil penelitian tersebut bisa juga
dikatakan bahwa SMA Negeri IRatahan

n
%
Baik
104
26
Tidak Baik
296
76
Total
400
100
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat
diketahui bahwa sebagian besar
responden memiliki pengetahuan baik
sebanyak 104 siswa (26%) sedangkan
responden yang berpengetahuan tidak
baik sebanyak 296 siswa (76%).
Tabel 2.Distribusi Gambaran Umum
Sikap Responden tentang pencegahan
HIV/AIDS.
Sikap Responden
Tentang HIV/AIDS n
%
Positif
227
56,8
Negatif
17343,2
400

100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
bahwa responden yang memiliki
tindakan baik sebanyak 50 siswa
(73,5%) sedangkan responden yang
memiliki tindakan yang tidak baik
sebanyak 18 siswa (26,5%).

Pengetahuan Responden
Tentang HIV/AIDS

Total

400

100

Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat
diketahui bahwa sebagian besar
responden memiliki sikap positif
(Memiliki kecenderungan Menjauhi
HIV/AIDS) sebanyak 227 siswa
(56,8%) sedangkan responden yang
memiliki sikap negatif 173 (43,2%)
memiliki kecenderungan mendukung
penularan HIV/AIDS)

3

menunjukkan tindakan yang baik dan
175
(43,8%)
responden
yang
menunjukkan tindakan yang tidak baik.
Menurut Juliastika (010) dalam
penelitiannya mengenai Hubungan
Pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan
Sikap dan Tindakan Penggunaan
Kondom Pria pada Wanita Pekerja Seks
di Kota Manado yakni semakin baik
pengetahuan
responden
mengenai
HIV/AIDS,
maka
mempengaruhi
tindakan untuk selalu menggunakan
kondom saat berhubungan seks. Hal ini
juga sama seperti yang dikemukakan
oleh
Sianturi
(2012)
dalam
penelitiannya tentangHubungan Faktor
Predisposisi, Pendukung, Dan Penguat
Dengan Tindakan Penggunaan Kondom
Pada
WPS
Untuk
Pencegahan
HIV/AIDS Di Kabupaten Serdang
Bedagai, yang menyatakan bahwa
penggunaan kondom yang lebih
konsisten ditemukan pada kelompok
yang
memiliki
pengetahuan
komprehensif.
Menurut Sofyan (2007), sekitar 16%
remaja mengaku sudah berpengalaman
melakukan hubungan seks pada usia 1315 tahun, dan 44% diusia 16-18 tahun.
Pemberian informasi masalah seksual
menjadi
penting,
terlebih
lagi
mengingat remaja berada dalam potensi
seksual yang aktif. Pada penelitian
Dalimunthe, dkk (2013) menyatakan
bahwa sebagian besar responden
(89,5%) memiliki pengetahuan yang
baik tentang seks bebas, maka hal
tersebut memiliki dampak yang baik
untuk dapat menghindari hal-hal yang
beresiko tertular HIV/AIDS.

menyediakan fasilitas yang dapat
mendukung
atau
mempermudah
responden dalam mengakses segala
informasi
mengenai
HIV/AIDS,
contohnya tersedianya perpustakaan
sekolah, laboratorium komputer atau
internet sehingga memungkinkan para
siswa untuk memperoleh informasi
mengenai HIV/AIDS.
2.Sikap Terhadap tentang HIV/AIDS
Hasil
penelitian
terhadap
responden yang didapat yaitu sebagian
besar responden menunjukkan sikap
positif 227 (56,8%)dan responden
menunjukkan sikap negatif173 (43,2%)
Sikap responden terhadap penyakit
HIV/AIDS merupakan gambaran yang
menunjukkan respon siswa terhadap
pernyataan yang berkaitan dengan
pandangan,
perasaan
dan
kecenderungan
untuk
melakukan
tindakan terhadap penyakit HIV/AIDS
(Tosi, dkk, 2010).Menurut Azwar
(2009,) keadaaan tersebut dapat terjadi
karena adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi
sikap
selain
pengetahuan, yakni untuk dapat menjadi
dasar pembentukkan sikap, pengalaman
pribadi haruslah meninggalkan kesan
yang kuat, pada umumnya, individu
cenderung untuk memiliki sikap yang
konfirmis atau searah dengan sikap
orang
yang
dianggap
penting,
kecenderungan ini dimotivasi oleh
keinginan untuk menghindari konflik
dengan orang yang dianggap penting
tersebut.
3.Tindakan Pencegahan
tentang
HIV/AIDS
Penelitian
terhadap
tindakan
pencegahan
HIV/AIDS
yang
dilaksanakan di SMA Negeri I Tual
dilakukan
dengan
menggunakan
kuesioner yang berisi 7 pertanyaan. Dari
hasil penelitian diperoleh hasil bahwa
sebesar 225 (56,2%) responden yang

4. Hubungan Antara Pengetahuan
tentang HIV/AIDS dengan Tindakan
Pencegahan HIV AIDS.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
menggunakan perhitungan chi square
dengan bantuan program SPSS version
20 for windows, di peroleh nilai

4

probabilitas p = 0,382, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara
pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan
tindakan pencegahan HIV/AIDS pada
siswa SMA Negeri I Tual. Hal ini
berarti
bahwa
semakin
baik
pengetahuan tentang HIV/AIDS, maka
semakin
baik
pula
tindakan
pencegahannya dan sebaliknya.
Hasil serupa juga didapatkan
oleh penelitian yang dilakukan oleh
Rishadi dkk(2012), yang menyatakan
bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan dengan upaya pencegahan
HIV/AIDS. Tidak adanya hubungan
pengetahuan dengan upaya pencegahan
HIV/AIDS dapat terjadi karena
kurangnya kesadaran akan hal-hal
berisiko akan infeksi HIV. Sesuai
pendapat Notoatmodjo (2010) bahwa
pengetahuan terdiri darienam tingkatan
yaitu tahu, memahami, aplikasi,sintesis,
analisis dan evaluasi. Mengacu pada
tingkat pengetahuan siswa-siswi SMA
Negeri I Tual, baru sampai pada tahap
tahu dan belum bisa mengevaluasi
pengetahuan tersebut.

Penelitian ini pula didukung
oleh penelitian yang dilakukan Rishadi
dkk (2012) yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara sikap terhadap
HIV/AIDSdengan
tindakan
pencegahannya.Adanya ketidaksesuaian
sikap terhadap upaya pencegahan HIV
dan AIDS disebabkan pengetahuan
tentang HIV yang dimiliki seseorang
tidak sejalan dengan sikapnya dan tidak
ada upaya dalam mengubah tindakan
atau tingkah laku yang ada pada dirinya.
Ketika sikap baik atau positif responden
ada, kemungkinan juga cenderung
melakukan upaya pencegahan HIV dan
AIDS yang kurang baik, hal ini bisa
dapat terjadi karena pengetahuan yang
dimiliki responden. Kecenderungan
sikap positif untuk melakukan upaya
pencegahan yang kurang baik bisa
disebabkan karena pemahaman akan
HIV
dan
AIDS
tidak
secara
menyeluruh. Beberapa faktor seperti
tingkat pendidikan, faktor lingkungan
(tempat tinggal), dan akses informasi
yang tidak sampai ke wilayah mereka
bisa
menjadi
faktor
penyebab
kurangnya kesadaran akan bahaya HIV
dan AIDS.

5. Hubungan Antara Sikap tentang
HIV/AIDS
dengan
Tindakan
Pencegahan HIV AIDS.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
menggunakan perhitungan chi square
dengan bantuan program SPSS version
20 for windows, di peroleh nilai
probabilitas p = 0,005, maka dapat
disimpulkan juga bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara sikap
terhadap HIV/AIDS dengan tindakan
pencegahan HIV/AIDS pada siswa
SMA Negeri I Tual. Penelitian ini
sejalan juga dengan yang diungkapkan
oleh Muhlisin (2009), yang juga
menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara sikap terhadap HIV/AIDS
dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS
pada anak remaja usia sekolah

Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat sebanyak 43,2% siswa-siswi
yang memiliki pengetahuan tidak
baik dan sebesar 56,8% responden
memiliki pengetahuan baik.
2. Terdapat sebesar 43,2% responden
mempunyai sikap negatif dan sebesar
56,8% responden yang mempunyai
sikap positif.
3. Terdapat sebesar 43,8% responden
mempunyai tindakan pencegahan
tidak baik dan responden mempunyai
tindakan pencegahan baik 56,2%.
4. Tidak terdapat hubungan antara
pengetahuan
dengan
tindakan

5

pencegahan HIV/AIDS siswa-siswi
di SMA Negeri I Tual
5. Terdapat hubungan antara sikap
dengan
tindakan
pencegahan
HIV/AIDS siswa-siswi SMA Negeri
I Tual.

http://digilib.uns.ac.id/upload/do
kumen/125400208201003371.p
df.
Diakses pada tanggal 15
Agustus 2013
Dalimunthe R. C , Kristina dan Nadeak.
2013. Tingkat Pengetahuan
Pelajar SMA Harapan-1 Medan
Tentang Seks Bebas Dengan
Risiko HIV/AIDS. E-Journal FK
USU Vol 1 No 1, Halaman 2
(Online).
(http://jurnal.usu.ac.id.jurnal.
Diakses pada tanggal 19 Agustus
2013)
Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia. 2003. “Pedoman
Nasional Perawatan, Dukungan
Dan Pengobatan Bagi ODHA”.
Jakarta : Dirjen PPM dan PL
Hutapea R. 2003. AIDS & PMS Dan
Perkosaan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
HIV/AIDS di Maluku Lampaui 1.000
Kasus

Antar
News
(Online)http://antaramaluku.com
/print/7412/hivaids-di-malukulampaui-1000-kasus
Diakses pada tanggal 17 July 2014.
Iyang D . Sukandar 2008 Pendidikan
Remaja Sebaya Jakarta:
Palang Merah Indonesia
Juliastika 2012 Hubungan Pengetahuan
Tentang HIV/AIDS Dengan
Sikap Tindakan Penggunaan
Kondom Pria Pada Wanita
Pekerja Seks diKota Manado.
http://ejournal.unsrat.ac.id.kesmas.
Download.bmk
Diakses pada tanggal 9 Oktober 2013
Kemenkes RI. 2011.Statistik Kasus
HIV/AIDS di Indonesia, Laporan
Triwulan IV tahun 2011. Ditjen
PPM & PL Depkes RI, JakartaIndonesia.
KomisimAIDSmIndonesia.m2010.Info
HIV/AIDS,m(Online).
(http://aidsina.org/modules.php?n

Saran
1. Bagi pihak sekolah agar lebih
meningkatkan lagi cara penyampaian
materi tentang HIV/AIDS kepada
para siswa-siswi, misalnya dengan
menggunakan alat peraga saat
mengajar, tentang kasus HIV/AIDS
yang terjadi pada remaja yang akibat
ditimbulakan,
serta
memasang
gambar, poster, ataupun pamphlet
HIV/AIDS dilingkungan sekolah.
2. Remaja kiranya mengaktifan diri
dalam kegiatan keagamaan serta
kegiatan ekstrakulikuler sekolah
serta pramuka, PMR, OSIS serta
kegiatan positif lainnya agar tidak
mudah terlibat dalam pergaulan
bebas yang mengakibatkan fatal bagi
anak remaja.
3. Secara khusus, dibutuhkan peran
serta
orang
tua,
keluarga,,
lingkungan dan tenaga kesehatan.
Peran tenaga kesehatan diharapkan
dapat memberikan penyuluhanpenyuluhan mengenai HIV/AIDS
dikalangan remaja.
4. Diperlukan upaya penyebaran
informasi mengenai HIV dan AIDS
oleh institusi pemerintah baik
melalui media cetak maupun
elektronik.
DAFTAR PUSTAKA
Barliantari, L. 2007. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perilaku
Perawatan Kepada Penderita
HIV,
DKI
Jakarta,
Kotamadya Jakarta
Timur.
(online)

6

Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan Dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta :
PT. Rineka Cipta
Notoatmodjo,
(2007).Kesehatan
Masyarakat
Ilmu
Dan
Seni.Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu
Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Nursalam, dan Kurniawati ND. 2007.
“Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Terinfeksi”. Jakarta :
Salemba Medika
Setyowati D, dan Pawestri. 2012.
Gambaran Perilaku
Seksual
Pranikah
Pada
Mahasiswa
Pelaku Seks Pranikah Di
Universitas X Semarang. LPPM
UNIMUS 2012ISBN : 978-60218809-0-6.Halaman
178
(Online).
http://jurnal.unimus.ac.id.
Diakses pada 9 Septemberr 2013.
Sianturi A. S. 2012. Hubungan Faktor
Predisposisi, Pendukung, Dan
Penguat Dengan Tindakan
Penggunaan Kondom Pada
WPS
Untuk
Pencegahan
HIV/AIDS
Di
Kabupaten
Serdang
Bedagai.
Jurnal
Precure |Tahun 1 Volume 1 |
Februari 2013 | Epi Treat UnitUniversitas Sumatera Utara|
Halaman
2
(Online).(http://jurnal.usu.ac.id
Diakses pada 18 September
2013).
Oktarina.
2009. Hubungan Antara
Karakteristik
responden,
Keadaan Wilayah
dengan
Pengetahuan, Sikap terhadap
HIV/AIDS
di
Jakarta.
(Online).(http://whoindonesia.h
ealthrepository.org/bitstream/1
23456789/608/1/Terhadap%20
HIV/AIDS.pdf).
Diakses tanggal 18 September 2013

ame=FAQ&myfaq=yes&id_cat=
1&categories=HIV-AIDS#top,
Diakses pada tanggal 8 Maret
2013).
Kusumastuti, F. 2010. Hubungan
antara Pengetahuan dan Sikap
Seksual
Pranikah
Remaja.Skripsi
(Tidak
Diterbitkan). Program Studi D IV
Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas
Sebelas
Maret.
Surakarta
Rantealo, F. 2012. Hubungan Antara
Tingkat Pengetahan Tentang
HIV/AIDS dengan Sikap Seksual
Pranikah Remaja di SMP Negeri
8 Manado. Skripsi (Tidak
Diterbitkan). Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam
Ratulangi. Manado
Rishadi A, dkk. 2012. Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Calon
Tenaga Kerja Indonesia dengan
Upaya Pencehagan HIV dan
AIDS Di BP3TKI Makassar.
Makassar (Online)
http://Frepository.unhas.ac.id/F
bitstreamFhandleF/123456789/
hubungan pengetahuan dan
sikap calon tenaga kerja
indonesia
dengan
upaya
pencegahan hiv dan aids.
Pdf.bmk
Diaksespadatanggal5 September
2013.
Muhlisin.2009. Hubungan Pengetahuan
dan Sikap tentang HIV/AIDS
pada
siswa
SMK
Muhammadiyah Salatiga dengan
Praktik Pencegahan. (Online)
http//:eprints.undip.ac.id.pdf.bm
khubungan pengetahuan dan
sikap tentang hiv/aids pada
siswa
smk
muhammadiyahdengan praktik
pencegahan.pdf.bmk
Diakses pada tanggal 13 Oktober 2013.

7

Pemberantasannya. Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pratama.

Price,

S dan Wilson, L. 2005
.Patofisiologi. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran
Pratiwi L. N, dan Basuki. H. 2011.
Analisis Hubungan Pengetahuan
Pencegahan HIV/AIDS dan
Perilaku Seks Tidak Aman Pada
Remaja Usia 15-24 Tahun di
Indonesia.Buletin
Penelitian
Sistem Kesehatan – Vol. 14 No.
2 April 2011: 192–202, Halaman
199.(Online).
http://ejournal.litbang.depkes.go.
id
Diakses pada 20 September 2013.
Rachmawati. 2009. Narkoba, AIDS
dan
Kita.
(Online)
http://ikonbali.org/25/11/2007/p
enyadaran/narkoba-aids-dankita.html,
Diakses tanggal 22 September 2013)
Russel M. D. 2011. Bebas dari 6
Penyakit Paling Mematikan.
Yogyakarta: MedPress.
Tosi

A,
Romeo.
P
dan
Marni.2010.Hubungan Antara
Pengetahuan Siswa Tentang
HIV/AIDS Dengan Sikap Siswa
Terhadap Penyakit HIV/AIDS Di
SMA Negeri 6 Kota Kupang
Tahun 2010.Halaman 4, Vol. 05
No. 01 Des 2010. (Online)
(http://mediakesehatanmasyarak
at.files.wordpress.com/2012/2/0
6/artikel-pertamaariyanto.pdf
.,Diakses pada tanggal 17 Oktober
2013).
Widodo. 2005. Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku tentang Kehamilan,
Persalinan serta Komplikasinya
pada
Ibu
Hamil
Nonprimigravidadi
RSUPN
Cipto Mangunkusumo.Jakarta:
Majalah Kedokteran Indonesia.
Widoyono. 2008.
Epidemiologi,

Penyakit Tropis
Penularan dan

8