HUBUNGAN KERJASAMA ANTARA GURU DAN ORANG

HUBUNGAN KERJASAMA ANTARA GURU DAN ORANGTUA
DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Satu persepsi tujuan yang sama guru dan orang tua dalam pendidikan yakni mengasuh,
mendidik, membimbing, membina serta memimpin anaknya menjadi orang dewasa dan dapat
memperoleh kebahagiaan hidupnya dalam arti yang seluas-luasnya. Hal ini sebagai penunjang
pencapaian visi Bangsa Indonesia berdasarkan ketetapan MPR RI No. IV/2004 tentang GBHN
(1996:66).
Hal besar itu akan diawali dari pendidikan dari orangtua sebagai pendidik pertama dalam rumah
tangga. Sebagai tindak lanjut pendidikan, orangtua yang mempunyai ruang lingkup dan kapasitas
yang sangat terbatas maka anak itu disekolahkan. Disinilah dibutuhkan kerja sama yang baik
antara guru dan orangtua murid, sehingga murid senantiasa tetap berada dalam kontrol-kontrol.
Dengan demikian murid tidak mempunyai peluang untuk melakukan hal-hal yang mengarah
pada tindakan yang melanggar tatanan kemasyarakatan.
Dengan kerja sama antara guru dan murid menyebabkan terjadinya pertukaran informasi antara
guru dan orangtua sekitar fenomena dan peristiwa yang melingkupi diri murid dalam kehidupan
sehari-harinya. Pertukaran informasi sekitar fenomena kehidupan murid baik dalam lingkungan
sekolah, keluarga maupun masyarakat merupakan suatu titik nadi kehidupan yang perlu
diperhatikan oleh guru dan orangtua dalam rangka mengawasi aktivitas keseharian murid,
khususnya dalam aktivitas belajarnya.

Kerjasama pengawasan antara guru dan orangtua murid tersebut dimaksudkan agar aktivitas
keseharian setiap murid tidak larut dalam aktivitas yang dapat mengganggu aktivitas belajarnya.
Melalui kerjasama tersebut orangtua akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang
tingkat keberhasilan anaknya dalam mengikuti aktivitas disekolah. Disamping itu, orangtua juga
akan mengetahui kesulita-kesulitan apa yang sering dihadapi anak-anaknya disekolah, juga dapat
memperoleh informasi tentang kondisi anak-anaknya dalam menerima pelajaran, tingkat
kerajinan, malas, bodoh, atau bagaimana etikanya dalam pergaulannya. Sebaliknya, guru dapat
pula mendapatkan informasi tentang kondisi kejiwaan muridnya yang dipengaruhi oleh
lingkungan keluarganya, dan keadaan murid dalam kehidupannya ditengah-tengah masyarakat
dan sebagainya.
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah (guru), orangtua murid,
masyarakat, dan pemerintah. Dengan demikian, semua pihak yang terkait harus senantiasa
menjalani hubungan kerja sama dan interaksi dalam rangka menciptakan kondisi belajar yang
sehat bagi para murid. Interaksi semua pihak yang terkait akan mendorong murid untuk
senantiasa melaksanakan tugasnya sebagai pelajar, yakni belajar dengan tekun dan bersemangat.

Selain interaksi tersebut, ada juga interaksi yang mutlak harus dilaksanakan yang secara
langsung dapat mewujudkan aktivitas belajar yang baik, yakni interaksi antara guru dan murid.
Interaksi yang dimaksud mengindikasikan terpadunya dua jenis kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Aktivitas belajar yang dilakoni murid sebagai pelajar dan aktivitas

mengajar yang dilakukan oleh guru sebagau tugas profesional guru dalam pandangan Sudjana
(1994:31) bahwa:
Kegiatan yang diharapkan dapat mendorong murid untuk lebih aktif dan lebih bergairah dalam
belajar karena kegiatan belajar dan mengajar yang berdaya guna dimaksudkan untuk mencapai
tujuan pengajaran atau pembelajaran.
Selanjutnya, hubungan timbal balik antara orangtua dan guru yang benilai informasi tentang
situasi dan kondisi setiap murid akan melahirkan suatu bentuk kerja sama yang dapat
meningkatkan aktivitas belajar murid baik di sekolah maupun di rumah.
Hubungan kerja sama antara guru dan orangtua murid sangatlah penting. Hal ini tidak tercapai
akan berimplikasi pada kemunduran kualitas proses belajar mengajar, dan akan menurunkan
mutu pendidikan. Dengan demikian, maka diperlukan langkah-langkah yag dapat mendukung
terlaksananya peningkatan aktivitas belajar dari murid yang dilakukan oleh orangtua, guru dan
keduanya dalam hubungan kerja sama saling membantu dalam meningkatkan aktivitas belajar
dari murid tersebut. Walaupun kendala yang dihadapi yang tentunya tidak sedikit, tetapi dengan
tujuan yang jelas sebagai pelaksana dan penanggung jawab pendidikan oleh orangtua dirumah
atau di keluarga, dan guru dilingkungan sekolah maka hubungan tersebut dapat diwujudkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bentuk hubungan kerja sama antara guru dan orangtua dalam meningkatkan
aktivitas belajar murid?

2. Apa yang harus dilakukan oleh guru dalam meningkatkan aktivitas belajar murid?
3. Apa yang harus dilakukan oleh orangtua dalam meningkatkan aktivitas belajar murid?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai dalam karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui:
1. Bentuk hubungan kerja sama orangtua dengan guru, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas
belajar murid.
2. Kegiatan-kegiatan yang baik dilakukan oleh guru yang dapat meningkatkan aktivitas belajar
murid.

3. Kegiatan yang harus dilakukan oleh orangtua murid agar aktivitas belajar anaknya dapat
ditingkatkan.
BAB II PEMBAHASAN KERJASAMA ANTARA GURU DAN ORANGTUA
DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
A. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik maupun mental didalam belajar selalu
berkaitan, sebagai contoh bahwa ketika orang itu sedang belajar dengan membaca. Secara
kelihatan bahwa membaca menghadapi suatu buku tetapi mungkin pikiran dan sikap mentalnya
tidak bertuju pada buku yang dibaca. Ini menunjukkan tidak ada keserasian antara fisik dan
mental. Jelas bahwa aktivitas dalam arti luas, baik yang bersifat fisik/jasmani maupun
mental/rohani karena keduanya akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal.

Untuk memudahkan pemahaman mengenai belajar, maka diawali dengan mengemukakan
definisi belajar dari beberap ahli pendidikan. Adapun pengertian belajar menurut para ahli adalah
sebagai berikut:
1. Ali (1983:14) belajar diartikan sebagai “proses perubahan perilaku’ akibat interaksi individu
dengan lingkunga.”
2. Slameto (2003) “belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendir dalam
interasi dengan lingkungannya.”
3. Sahabuddin (2004), “belajar adalah sebagai suatu proses kegiatan yang menimbulkan
kelakuan lama sehingga seseorang lebih mampu memecahkan masalah dalam menyesuiakan diri
terhadap situasi-situasi yang dihadapi dalam hidupnya.”
Bila dianalisis pengertian belajar diatas, menagndung unsur-unsur yang sama yaitu:
1) Belajar itu merupakan suatu kegiatan yang didasari dan mempunyai tujuan.
2) Proses belajar itu mengakibatkan perubahan tingkah laku dan perubahan itu disebabkan oleh
pengalaman-pengalaman atau latihan-latihan dan bukan disebabkan oleh pertumbuhan atau
kematangan.
3) Perubahan tingkah laku dalam belajar sifatnya menetap.
B. PERANAN DAN FUNGSI GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Proses belajar-mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru
sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa belajar mengajar banyak mengakar pada berbagai


pendangan dan konsep, perwujudan proses belajar mengajar dapat terjadi dalam beberapa model.
Pengertian proses belajar mengajar dikemukakan oleh Usman (1989: 1) bahwa:
Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru
dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatifuntuk
mencapai tujuan tertentu.
Dari pengertian proses belajar mengajar yang telah diutarakan, maka kemudian melahirkan
strategi dan penerapannya.
C. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ORANGTUA DALAM AKTIVITAS BELAJAR
MURID
Anak akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya, dimana ia pertama kali menerima
berbagai aspek pendidikan secara alami dari kedua orangtuanya. oleh karena itu, bentuk pertama
dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga Namun demikian bukan berarti bahwa pola
pendidikan dalam keluarga adalah formal. Seperti yang dikemukakan oleh Zakiah (1984:35)
bahwa:
Pada umunya pendidikan dalam rumah tangga bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan
pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan
strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan.
Orangtua yang terdiri dari ibu dan ayah memegang peranan penting dalam perkembangan anakanaknya. Anak yang sejak lahir selalu berada disamping ibunya akan mendapatkan kasih sayang
dan perhatian ibunya. Sehingga kemudian ia akan meniru atau menuruti segala yang

didapatkannya.
D. HUBUNGAN KERJASAMA ANTARA GURU DAN ORANGTUA DALAM
MENNINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MURID
1. Adanya Kunjungan kerumah anak didik
Pelaksanaan kunjungan kerumah anak didik berdampak positif diantaranya :
2. Diundangnya Orangtua Kesekolah
Kalau ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah yang memungkinkan untuk
dihadiri oleh orangtua maka akan positif sekali bila orangtua diundang untuk datang kesekolah.
3. Case Conference
Case Conference merupakan rapat atau conference tentang kasus. Conference biasanya dipimpin
oleh orang yang paling mengetahui persoalan bimbingan konseling khususnya tentang kasus
yang dimaksud tujuannya agar mencari jalan yang paling tepat agar masalah anak didik dapat
diatasi dengan baik.

4. Badan pembantu sekolah
Badan pembantu sekolah adalah organisasi orangtua murid atau wali murid dan guru yang
dimaksud kerjasama yang paling organisasi antara sekolah atau guru dengan orangtua murid.
5. Mengadakan Surat Menyurat Antara Sekolah Dan Keluarga
Surat menyurat diperlukan terutama pada waktu-waktu yang sangat diperlukan pada perbaikan
pendidikan anak didik, seperti surat peringatan dari guru kepada orangtua jika anaknya perlu

lebih giat, sering membolos, sering berbuat keributan dan sebagainya.
6. Adanya Daftar Nilai Atau Raport
Raport yang biasanya di berikan setiap catur wulan kepada para murid dapat dipakai sebagai
penghubung antara sekolah dengan orangtua. Sekolah dapat memberi surat peringatan atau
meminta bantuan orangtua bila hasil raport anaknya kurang baik atau sebaliknya jika anaknya
mempunyai keistimewaan dalam suatu mata pelajaran, agar dapat lebih giat mengembangkan
bakatnya atau minimal mampu mempertahankan apa yang sudah dapat diraihnya.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hubungan kerjasama antara guru dan orangtua dalam meningkatkan aktivitas belajar murid
adalah Adanya kunjungan ke rumah anak didik,di undangnya orangtua ke sekolah, case
Conference, badang pembantu sekolah, mengadakan surat menyurat antara sekolah dan keluarga,
adanya daftar nilai atau raport.
2. Yang harus dilakukan oleh guru dalam meningkatkan aktivitas belajar murid adalah
memberikan bimbingan dan dorongan dalam mengimbangkan sikap dan tingkah laku agar murid
menguasai materi pelajaran yang diajarkan, memeberikan motivasi kepada murid agar dapat
mencapai hasil belajar yang baik, merangsang dan memberi dorongan untuk belajar dengan baik
dan efektif.
3. Yang dilakukan orangtua dalam meningkatkan aktivitas belajar murid adalah:
a. Membantu anak bila mendapat kesulitan dalam memahami tugas yang diberikan.

b. Mengontrol waktu belajar anak dirumah.
c. Membantu anak dalam menggunakan waktu luangnya untuk belajar.
d. Memberikan perhatian yang cukup kepada anak dalam hal belajar.
B. Saran-Saran

1. Orangtua dan guru harus terlibat da1am belajar murid, baik di rumah maupun di sekolah agar
murid tersebut dapat' mencapai hasil belajar yang baik dan berkualitas.
2. Hubungan antara orangtua dan guru dalam meningkatkan aktivitas belajar murid hams tetap
dipelihara dengan baik agar murid mendapat pendidikan yang lebih berkualitas dan bermanfaat
bagi murid.