LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL SEMESTER 5 PER

LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER V
PERAWATAN DAN PERBAIKAN

Disusun oleh :
Nur Rizki Kurniati

(3.31.13.1.14)

Nur Rohman

(3.31.13.1.15)

Reski Trimayuda Marani

(3.31.13.1.16)

Rizal Nur Ardianto

(3.31.13.1.17)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2015
1

BAB I
PANEL KONTROL MESIN PEMANAS (TANUR LISTRIK)

1. Tujuan Khusus:
Setelah Melaksanakan Praktek mahasiswa dapat:
 Membaca gambar rangkaian control panel mesin Pemanas Listrik
 Memeriksa kondisi peralatan yang akan diapaki pada panel control dalam
kondisi baik atau rusak
 Merakit panel control mesin Pemanas Listrik
 Mengoperasikan panel control Pemanas Listrik
 Mencari penyebab kerusakan dan memperbaiki panel control

2. Teori Pendahuluan
Mesin Pemanas Listrik (Tanur Listrik) adalah sebuah mesin untuk
memanaskan bahan produksi. Tanur listrik ini bekerja dua tahap pemanasan.

Pertama bahan dipanaskan sampai suhu 800o C, tahap berikutnya dipanaskan
dari 800o C sampai 820o C selama beberapa waktu yang di tentukan telah
tercapai proses pemanasan berhenti, Heater mati dan pintu tanur membuka,
dengan lengan mekanik akan mengambil bahan yang telah di panaskan dan di
taruh pada tempat tertentu, jatuhnya benda yang telah di panaskan tersebut
mengenai sensor sehingga ban berjalan bergerak kembali untuk membawa
kembali bahan yang akan dipanaskan masuk pada tanur listrik untuk
dipanaskan, proses ini akan berulang terus sampai yang akan di panaskan
habis.
3. Alat dan Bahan yang dipakai
a. MCB 3 fasa 10 A
b. MCB 1 fasa 6 A
c. Kontaktor
d. Kontak bantu
e. TOLR
f. Timer
g. Push button
h. Emergency switch
i. Lampu indicator
j. Line up terminal 10mm

k. Box panel lengkap 75x 45 x 20
l. Profil C alumunium
m. Wire duct plast 43 x 43 mm

3 buah
1 buah
4 buah
4 buah
2 buah
2 buah
3 buah
1 buah
8 buah
45 buah
1 buah
1,5 m
2 lonjor
2

n.

o.
p.
q.

Kabel NYAF 1mm
Kabel NYAF 4 x 1,5 mm
Lampu tanda
Limit switch

15 m
10 m
8 buah
3 buah

4. Gambar Rangkaian

3

4


5

6

5. Langkah Kerja
a. Memeriksa semua peralatan yang akan dipakai apakah masih baik atau
sudah rusak.
b. Mempelajari gambar diagram pengawatan dan diagram waktu dengan teliti
c. Mempersiapkan panel beserta perlengkapan profit, dack panel dll
7

d. Memasang peralatan panel, profit C, dack panel dll
e. Memasang pengawatan pada peralatan panel
f. Memeriksa hubungan pengawatan apakah sudah baik tidak ada hubung
g.
h.
i.
j.
k.


singkat
Mencoba panel dengan tegangan nominal
Memasang panel pada tempat yang telah disediakan
Menghubungkan panel dengan mesin
Mencoba untuk dioperasikan
Jika ada kerusakan segera diperbaiki / diganti

6. Diskripsi Kerja
1. Mesin pemanas ini akan bekerja secara otomatis.tombol start S11 di tekan
maka konveyor (K11m) akan bekerja dan membawa barang yang akan di
panaskan.
2. Jika ada barang yang masuk tanur dan mengenai sensor S12AE maka
konveyor akan berhenti dan menghidupkan kontaktor K13 sebagai penutup
pintu tanur.
3. Saat K13 bekerja menutup pintu tanur, sehingga akan menekan LS1,
sehingga K14M juga akan menutup pintu tanur sisi 2 sehingga mengenai
LS2.
4. Lalu K18M (pemanas pertama) bekerja. Proses pemanasan berlangsung
sampai suhu 800o C yang di kendalikan oleh Th1, pada saat ini heater
bekerja secara bintang. Heater bekerja secara delta sampai suhu 820o C dan

Th 2 akan mematikan Heater.
5. Pintu keluar (pintu sisi 2) akan membuka dan lengan mekanik akan
mengambil bahan yang telah diproses sehingga masuk dalam tempat
penampung dan mengenai sensor.
6. Sensor ini akan memerintahkan konveyor bergerak kembali membawa
bahan yanag akan dipanaskan, demikian proses akan mengulang terus
sampai bahan habis.
7. Kesimpulan
a. Sebelum praktek, alat dan bahan harus dipastikan dalam kondisi baik.
b. Dikarenakan praktek dilaksanakan secara berkelompok, maka sebelum
praktek harus dilakukan pembagian tugas agar pekerjaan bisa dikerjakan
secara efektif dan efisien.
c. Setiap terjadi trouble shooting maka harus dicatat dan dianalisa penyebab
kesalahannya.

8

d. Dalam praktek harus selalu mengingatkan apabila ada rekan praktek yang
bertindak dengan mengabaikan keselamatan kerja.


BAB II
PANEL KONTROL MESIN PENGHEMBUS UDARA (AIR BLAST)

1. Tujuan Khusus
Setelah Melaksanakan Praktek mahasiswa dapat:
 Membaca gambar rangkaian control panel mesin Air Blast
 Memeriksa kondisi peralatan yang akan diapaki pada panel control dalam
kondisi baik atau rusak
 Merakit panel control mesin Air Blast
 Mengoperasikan panel control Air Blast
 Mencari penyebab kerusakan dan memperbaiki panel control
9

2. Teori Pendahuluan
Air Blast merupakan suatu proses tranformasi yang menggunakan tenaga
hembusan angin. Mesin ini dapat difungsikan sebagai pemindah bahan berupa
serbuk atau biji bijian seperti Tepung, makanan ternak atau semen. Jika bahan
yang ada di suatu tempat penimbunan akan dipindahkan ke tempat untuk proses
berikutnya. Maka proses pemindahan ini dapat menggunakan angin yang di
hembuskan dari fan, dengan melewati pipa saluran., maka bahan yang berupa

serbuk, semen, tepung dan biji bijian tersebut di lewatkan pada pipa dan
dihembuskan angin dari fan sehingga sampai disuatu tempat yang ditentukan
untuk proses selanjutnya. Semua proses transportasi tersebut berada dalam
lorong pipa yang tertutup. Sehingga tidak sampai berhamburan.
3. Alat dan Bahan yang dipakai
a. MCB 3 fasa 10 A
b. MCB 1 fasa 6 A
c. Kontaktor
d. Kontak bantu
e. TOLR
f. Relay
g. Timer
h. Push button
i. Emergency switch
j. Lampu indicator merah
k. Lampu indicator hijau
l. Line up terminal 10mm
m. Box panel lengkap 75x 45 x 20
n. Profil C alumunium
o. Wire duct plast 43 x 43 mm

p. Kabel NYAF 1mm
q. Kabel NYAF 4 x 1,5 mm

3 buah
1 buah
4 buah
4 buah
4 buah
4 buah
2 buah
5 buah
1 buah
4 buah
4 buah
40 buah
1 buah
1,5 m
2 lonjor
20 m
10 m


10

4. Gambar Rangkaian

11

12

13

5. Langkah Kerja
a. Memeriksa semua peralatan yang akan dipakai apakah masih baik atau
b.
c.
d.
e.
f.

sudah rusak.
Mempelajari gambar diagram pengawatan dan diagram waktu dengan teliti
Mempersiapkan panel beserta perlengkapan profit, dack panel dll
Memasang peralatan panel, profit C, dack panel dll
Memasang pengawatan pada peralatan panel
Memeriksa hubungan pengawatan apakah sudah baik tidak ada hubung

g.
h.
i.
j.

singkat
Mencoba panel dengan tegangan nominal
Memasang panel pada tempat yang telah disediakan
Menghubungkan panel dengan mesin
Mencoba untuk dioperasikan,Jika ada kerusakan segera diperbaiki / diganti

6. Diskripsi Kerja
1. Mesin penghembus udara ini mempunyai dua buah motor, motor ini di
gunakan sebagai blower dan penggetar. Alat ini mempunyai 2 fungsi
operasiyaitu otomatis dan manual.
2. Saat kedudukan otomatis, system kerjanya di control menggunakan sensor
dan timer. Saat tombol start (S6B) di tekan maka kontaktor utama K6M
pengasutan star delta bekerja.Motor akan bekerja dengan pengasutan star
terlebih dahulu yang dikendalikan menggunakan kontaktor K7M.
3. Saat sensor sudah mendeteksi adanya aliran maka kontaknya akan menutup
dan menghidupkan kontaktor penggetar ( K13M). Proses ini akan bekerja
secara normal.Saat K7M bekerja timer K11T juga bekerja sehingga apabila
setting watu timer sudah tercapai K7M akan mati dan pengasutan motor
akan berubah delta yang dikendalikan menggunakan kontaktor K8Mkarena
sudah ada beban yang akan dihembuskan.
4. Saat bak penampung penuh maka sensor akan mendeteksi sehingga K16
bekerja dan secara otomatis timer K14T bekerja. Setelah beberapa saat
maka kontak K14T yang terdapat pada kontaktor penggetar akan membuka
mematikan kontaktor K13M penggetar.
5. Saat posisi manual saat tombol start S6B untuk blower ditekan maka
blower akan bekerja bintang dan secara otomatis menggunakan timer akan
bekerja delta. Setelah blower bekerja tombol start S14 untuk penggetar baru
bisa ditekan dan menghidupkan kontaktor penggetar. Proses bekerja secara
normal. Saat pada bak penampung sudah penuh maka yang pertama kali di
matikan adalah kontaktor penggetar. Setelah penggetar mati maka
blowerdapat dimatikan.
14

7. Kesimpulan
Mekanisme kerja dari Mesin Air Blast memiliki tingkat pemahaman
yang mudah, yang perlu diperhatikan adalah mengenai ketelitian pembacaan
rangkaian dan kekuatan dalam pengencangan setiap sambungan kabel baik
dalam komponen maupun di tiap terminal. Dalam bab ini kita diharapkan dapat
menguasai sistem kerja manual dan otomatis dalam rangkaian kontrol panel
yang di aplikasikan pada Mesin Air Blast (Penghembus Udara).
Kerusakan atau trouble timbul akibat kurang teliti dalam penyambungan
kabel, alat yang kurang memadai, serta komponen baru yang perlu dipelajari
lebih awal. Koordinasi dan kerjasama antar anggota kelompok pun sangat
mempengaruhi hasil kerja dari perakitan Panel Kontrol Mesin Air Blast ini.
Jadi, dalam hal efisien waktu dan efisien kerja telah tercapai secara maksimal.

BAB III
INSTALASI PENERANGAN PADA RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM
INFORMAASI LAMPU DAN BELL

1. Tujuan Khusus
Setelah Melaksanakan Praktek mahasiswa dapat :
 Membaca Gambar Instalasi Penerangan dengan system informasi lampu
dan bell
 Memeriksa kondisi peralatan yang akan di pakai pada Instalasi penerangan
dalam kondisi baik atau rusak
15

 Memasang Instalasi Penerangan pada rumah sakit dengan system informasi
lampu dan bell
 Memperbaiki bagian yang rusak atau tidak fungsi
2. Teori Pendahuluan
Instalasi penerangan banayak di terapkan pada bangunan bangunan rumah
tingkat, kantor, pabrik dll. Pada Prinsipnya system yang digunakan sama dan
sama dalam pengoperasisannya, namun ada beberapa sedikit perbedaan pada
system penerangan pada rumah sakit, terutama instalasi pada kamar pasien
yang dilengkapi dengan lampu dan panggil atau bell. Sarana pemanggilan ini
sangat penting apabila pasien memerlukan perawat jaga, jika pasien dalam
keadaan darurat. Pemasangan sarana pemanggilan ini pada masing masing
berbeda tergantung banyak kamar yang dihuni dan fungsi masing masing
kamar untuk pasien. Pemasangan lampu tanda pemanggilan biasanya di
letakkan pada tiga tempat, seperti pada tempat perawat jaga, pintu blok, dan
kamar pasien. Demikian pula dengan system alarm, hanya bedanaya satu alarm
tergantung di pasang pada kamar pasien semua ini adalah untuk memudahkan
pasien jika memanggil perawat jaga atau sebaliknya jika perawat member tanda
apada pengunjung untuk segesa meninggalkan tempat pasien karena jam
kunjungan telah selesai.
3. Alat dan Bahan yang dipakai
a. Sakelar tekan dan lampu in plester
b. Sakelar tekan in plester
c. Sakelar tekan dan lampu
d. Sakelar tekan on plester
e. Sakelar tekan kecil
f. Lampu 40 W 220 V
g. Sakelar 2 arah on plester
h. Sakelar silang on plester
i. Kotak hubung on plester
j. Alarm 220 V
k. Staircase 220 V
l. MCB 6 A 220 V
m. Fuse 10 A
n. Profil C
o. Kabel NYA 1,5 mm
p. Kabel NYM 3x 1,5 mm

9 buah
4 buah
3 buah
3 buah
9 buah
15 buah
2 buah
2 buah
4 buah
9 buah
3 buah
3 buah
1 buah
1,5 m
secukupnya
secukupnya

4. Gambar Instalasi Penerangan
a. Gambar tata letak lampu dan bell
16

b. Gambar diagram pengawatan

17

18

5. Langkah Kerja
a. Mempersiapkan kabel NYA 1 x 1,5 mm dan NYM 3 x 1,5 mm
b. Memasang kabel kedalam pipa pipa sesuai dengan gambar pengawatan
c. Melakukan pengecekan dan penyambungan pada kotak hubung
d. Memasang impuls switch pada panel
e. Memasang tombol tekan dan lampu di ruang jaga (luar ruangan)
f. Memasang sakalar dan stop kontak
g. Memasang bell
h. Melakukan pengecekan
i. Jika ada bagian yang tidak dapat dioperasikan maka segera dicari letak
kerusakannya dan di perbaiki
6. Diskripsi Kerja
19

1. Lampu A dapat dioperasikan dari sakelar tukar A1,A2.
2. Lampu B dioperasikan menggunakan saklar impuls dengan menekan push
button B1,B2, dan B3, yang berada di dalam kompleks rumah akit dan PB
yang terletak di luar (di ruang jaga)
3. Bell E dioperasikan dari push button E didalam ruang pasien dan tombol PE
yang berada di luar (ruang jaga). Bell D dioperasikan dari push button D
yang terletak didalam ruang pasien dan tombol PD yang berada diluar
(ruang jaga). Bell C dapat dioperasikan dari push button C yang terletak
didalam ruang pasien dan tombol PC yang berada di luar (ruang jaga)
4. Lampu F dioperasikan menggunakan saklar impuls dengan menekan push
buttonF1, F2, dan F3, yang berada di dalam kompleks rumah akit dan PF
yang terletak di luar (di ruang jaga)
5. Lampu K dioperasikan menggunakan saklar impuls dengan menekan push
button K1, K2, dan K3, yang berada di dalam kompleks rumah akit dan
PKyang terletak di luar (di ruang jaga)
6. Bell G dioperasikan dari push buttonG didalam ruang pasien dan tombol
PG yang berada di luar (ruang jaga). Bell H dioperasikan dari push button
H yang terletak didalam ruang pasien dan tombol PH yang berada diluar
(ruang jaga). Bell Idapat dioperasikan dari push button I yang terletak
didalam ruang pasien dan tombol PI yang berada di luar (ruang jaga).
7. Bell L dioperasikan dari push button L didalam ruang pasien dan tombol PL
yang berada di luar (ruang jaga). Bell M dioperasikan dari push buttonM
yang terletak didalam ruang pasien dan tombol PM yang berada diluar
(ruang jaga). Bell Ndapat dioperasikan dari push button N yang terletak
didalam ruang pasien dan tombol PN yang berada di luar (ruang jaga).

7. Kesimpulan
Instalasi penerangan pada rumah sakit dapat dioperasikan di tiga (3) tempat,
supaya dapat memudah kan pasien dengan perawat dalam berkomunikasi.
BAB IV
PANEL KONTROL MESIN PENGGILING (MILLING)

1. Tujuan Khusus:
Setelah Melaksanakan Praktek mahasiswa dapat:
20

 Membaca gambar rangkaian control panel mesin Milling
 Memeriksa kondisi peralatan yang akan diapaki pada panel control dalam
kondisi baik atau rusak
 Merakit panel control mesin Milling
 Mengoperasikan panel control Milling
 Mencari penyebab kerusakan dan memperbaiki panel control

2. Teori Pendahuluan
Mesin penggiling terdiri dari beberapa unit motor antara lain:
1. Dua motor Induksi fasa tiga untuk menjalankan ban berjalan (konveyor)
2. Satu motor rotor lilit dengan tiga step pengasutan (untuk mesin penggiling)
3. Satu motor induksi fasa tiga untuk penggetar
4. Satu motor induksi fasa tiga untuk menggerakkan roda spiral
Masing-masing motor bekerja berurutan. Jika mesin milling akan dioperasikan
maka yang pertama kali di hidupkan adalah motor konveyor 1, yang kedua
adalah motor milling, ketiga motor konveyor 2, keempat motor penggerak roda
spiral dan yang terakhir motor penggetar. Jika mesin akan di matikan maka
harus dimulai dari motor penggetar, motor roda spiral, motor konveyor 2, motor
milling dan yang terakhir motor konveyor 1.
3. Alat dan Bahan yang dipakai
a. MCB 3 fasa 10 A
b. MCB 1 fasa 6 A
c. Kontaktor
d. Kontak bantu
e. TOLR
f. Timer
g. Push button
h. Emergency switch
i. Lampu indicator
j. Line up terminal 10mm
k. Box panel lengkap 75x 45 x 20
l. Profil C alumunium
m. Wire duct plast 43 x 43 mm
n. Kabel NYAF 1mm
o. Kabel NYAF 4 x 1,5 mm
p. Lampu

3 buah
1 buah
8 buah
2 buah
5 buah
3 buah
20 buah
1 buah
8 buah
45 buah
1 buah
1,5 m
2 lonjor
15 m
10 m
8 buah

4. Gambar Rangkaian

21

22

23

24

5. Langkah Kerja
a. Memeriksa semua peralatan yang akan dipakai apakah masih baik atau
b.
c.
d.
e.
f.

sudah rusak.
Mempelajari gambar diagram pengawatan dan diagram waktu dengan teliti
Mempersiapkan panel beserta perlengkapan profit, dack panel dll
Memasang peralatan panel, profit C, dack panel dll
Memasang pengawatan pada peralatan panel
Memeriksa hubungan pengawatan apakah sudah baik tidak ada hubung

g.
h.
i.
j.
k.

singkat
Mencoba panel dengan tegangan nominal
Memasang panel pada tempat yang telah disediakan
Menghubungkan panel dengan mesin
Mencoba untuk dioperasikan.
Jika ada kerusakan segera diperbaiki / diganti

6. Diskripsi Kerja
1. Mesin milling di lengkapi dengan operasi pilihan menggunakan selector
switch normal dan perawatan. Saat posisi normal untuk menstart awal harus
menghidupkan konveyor 1 terlebih dahulu.
2. S19A di tekan maka kontaktor konveyor 1 (K19M) bekerja. Maka push
button S36A dapat dioperasikan untuk penggetar yang menjatuhkan bahanbahan yang bakan digiling. S21A (tombol start motor milling) di tekan dan
motor milling akan bekerja. Secara bersamaan timer K22T kontrol waktu
yang telah disetting untuk tahap pertama bekerja.
3. Setelah waktu tercapai maka kontaktor untuk tahap 1 (K23) bekerja. Secara
otomatis timer pengatur ke tahap 2 (K24T) bekerja dan setelah waktu
tercapai K25 (tahap 2) bekerja dan timer K26T bekerja
4. Setelah setting waktu pada K26T tercapai maka K27 bekerja dan
mematikan K23dan K25 sehingga yang bekerja hanya K27 untuk proses
tahap 3.
5. Saat K27M sudah bekerja tombol start untuk konveyor 2 (S31B) baru bisa
di operasikan, kontaktor mesin konveyor 2(K31M) bekerja. Setelah
konveyor 2 bekerja maka tombol start untuk roda spiral (S33A) di tekan
dan kontaktor K33M bekerja.
6. Motor penggetar (K36) bisa kembali bekerja dengan menekan tombol start
untuk mesin penggetar (S36) dengan fungsi looping. Dan untuk
mematikannya pun harus dari motor penggetar terlebih dahulu, lalu roda
spiral, konveyor 2, mesin milling dan konveyor 1.
7. Jika pada posisi perawatan maka motor bisa di matikan dan di hidupkan
secara acak.
25

7. Kesimpulan
Pada praktek Panel Kontrol mesin penggiling ini dapat dioperasikan pada dua
kondisi, yaitu kondisi normal dan kondisi repair (perawatan). Pada kondisi
normal, maka motor akan bekerja secara berurutan, baik saat menstart maupun
mematikan. Sedangkan pada kondisi repair motor dapat dihidupkan darimana
saja karena sistemnya tidak berurutan.

PENUTUP

Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum Perawatan dan Perbaikan, mahasiswa menjadi
terampil dalam memahami dan merangkai rangkaian panel kontrol air blast, tanur
listrik, milling, dan instalasi listrik dan bell pada rumah sakit dengan baik dan
benar. Dari praktikum job – job tersebut dapat disimpulkan bahwa:
a. Pada praktikum panel kontrol Tanur Listrik/ Mesin Pemanas, kami dapat
memahami bagaimana proses mesin ini untuk memanaskan bahan produksi
dan kami juga dapat merangkai rangkaian kontrol mesin pemanas ini
dengan baik dan benar. Mesin ini bekerja dalam dua tahap pemanasan yaitu
bahan dipanaskan sampai suhu 800o C yang dikendalikan oleh Th11 dan
kemudian dari 800o C - 820o C selang beberapa waktu sampai proses
pemanasan berhenti yang kemudian heater akan dimatikan oleh Th2.
Kemudian pintu keluar akan membuka dan lengan mekanik akan
mengambil bahan yang telah diproses sehingga masuk dalam tempat
penampungan lalu mengenai sensor. Sensor tersebut yang akan
memerintahkan konveyor bergerak kembali membawa bahan yang akan
dipanaskan, kemudian proses berulang-ulang.

26

b. Pada praktikum panel kontrol Air Blast/ Mesin Penghembus Udara, kami
dapat memahami bagaimana proses kontrol pemindahan suatu bahan seperti
biji-bijian atau tepung ke tempat proses selanjutnya melalui pipa tertutup
tanpa berhamburan dimana-mana dengan menggunakan hembusan angin.
Kami juga dapat memahami bagaimana merangkai rangkaian kontrol
tersebut agar bekerja dengan sempurna. Air blast ini menggunakan dua
motor, yaitu satu motor sebagai penghembus udara dan satunya lagi sebagai
penggetar. Dapat dikerjakan dengan dua cara yaitu otomatis dan manual.
c. Pada praktikum instalasi penerangan dan bell pada rumah sakit, kami dapat
merangkai dan mempraktekkan bagaimana instalasi sistem informasi
dengan lampu dan bell pada rumah sakit seperti yang biasa kami lihat pada
rumah sakit dan kami pun dapat merangkainya dengan baik dan benar.
Kami juga dapat mengetahui bagaimana cara memeriksa kondisi peralatan
apakah masih baik untuk digunakan atau tidak, kemudian memperbaiki
bagian yang rusak. Instalasi lampu dan bell pada rumah sakit ini prinsipnya
sama dengan instalasi-instalasi yang pernah diajarkan tetapi bedanya pada
peletakan informasi lampu yang berada pada tempat perawat, pintu blok
dan kamar pasien lalu informasi bell pada kamar pasien yang memudahkan
pasien untuk memanggil perawat dan juga apabila perawat memberi tanda
pada pengunjung untuk segera meninggalkan kamar pasien karena jam
kunjungan telah selesai.
d. Pada praktikum panel kontrol Milling/ Mesin Penggiling, kami dapat
memahami, merangkai, dan mempraktekkan panel kontrol tersebut dan
bagaimana proses penggilingan suatu bahan. Mesin penggiling ini terdiri
dari lima unit motor, dua motor induksi tiga fasa untuk konveyor, satu
motor rotor lilit untuk mesin penggiling, satumotor induksi tiga fasa untuk
penggetar, satu motor induksi tiga fasa untuk menggerakkan roda spiral.
Motor-motor tersebut bekerja berurutan dimulai dari motor yang bekerja
paling akhir yaitu motor konveyor 1, lalu motor milling, dan seterusnya
sampai motor penggetar. Dimatikan dimulai dari motor penggetar dan
seterusnya kebalikan dari penyalaan. Dioperasikan dengan selektor operasi
normal dan perawatan.
27

28