PDF ini HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DENGAN SIKAP IBU BAYI BALITA DALAM PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DI POSYANDU CEMPAKA II BIRU PANDANAN WONOSARI KLATEN TAHUN 2012 | Setyorini | Jurnal Kebidanan Ind

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG
KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DENGAN SIKAP IBU BAYI BALITA
DALAM PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS)
DI POSYANDU CEMPAKA II BIRU PANDANAN
WONOSARI KLATEN
TAHUN 2012
Oleh
Catur Setyorini 1) dan Deti Ekowati 2)
1)

Dosen Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta
ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG
KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DENGAN SIKAP IBU BAYI BALITA
DALAM PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DI
POSYANDU CEMPAKA II BIRU PANDANAN WONOSARI KLATEN
TAHUN 2012. Dewasa ini perubahan berat badan merupakan indikator yang
sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan anak. KMS adalah kartu yang
memuat kurva pertumbuhan normal berdasarkan indeks antropometri berat badan
menurut umur. Melalui KMS, ibu dapat mengetahui kelompok bahan makanan

sesuai gizi seimbang dan pedoman pemberian makanan yang sehat untuk balita
ibu, sehingga diharapkan balita ibu akan bertumbuh dan berkembang. Mengingat
pentingnya informasi yang ada dalam KMS, sebaiknya setiap ibu yang
mempunyai balita memiliki KMS. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui
hubungan tingkat pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS dengan sikap ibu bayi
balita dalam penggunaan KMS.
Metode penelitian yang digunakan adalah desain analitik dengan pendekatan cross
sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling
dimana sampelnya adalah ibu bayi balita yang datang ke posyandu cempaka II
pada tanggal 23 Juni 2012 sebanyak 33 responden. Alat pengumpulan data
menggunakan kuesioner yaitu kuesioner pengetahuan dan sikap. Uji statistik
menggunakan Spearmen Rank pada taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan (p value <
0,05) antara tingkat pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS dengan sikap ibu
dalam penggunaan KMS di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari
Klaten Tahun 2012. Kesimpulan semakin baik tingkat pengetahuan ibu bayi balita
tentang KMS, maka semakin baik pula sikap ibu dalam penggunaan KMS
sehingga terbentuk perilaku yang baik dalam penggunaan KMS.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Ibu Bayi Balita, Kartu Menuju Sehat


Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap
Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati)

50

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah

Perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk
memantau pertumbuhan anak. Bila kenaikan berat badan anak lebih rendah dari
yang seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan anak beresiko akan
mengalami kekurangan gizi. Sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih besar dari
yang seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan gizi.1
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva
pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut
umur. Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau resiko kelebihan gizi dapat
diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih
cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.1
Pada saat ini pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan utama
posyandu yang jumlahnya mencapai lebih dari 260 ribu yang tersebar di seluruh

wilayah Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007
menunjukkan bahwa sebanyak 74,5% (sekitar 15 juta) balita pernah ditimbang
minimal 1 kali selama 6 bulan terakhir, 60,9% diantaranya ditimbang lebih dari 4
kali, sebanyak 65% (sekitar 12 juta) balita memiliki KMS.1
Bentuk dan pengembangan KMS ditentukan oleh rujukan atau standar
antropometri yang dipakai, tujuan pengembangan KMS serta sasaran pengguna.
KMS di Indonesia telah mengalami 3 kali perubahan. KMS yang pertama
dikembangkan pada tahun 1974 dengan menggunakan rujukan Harvard. Pada
tahun 1990 KMS revisi dengan menggunakan rujukan dari WHO-NCHS. Pada
tahun 2008 KMS balita di revisi berdasarkan standar antropometri WHO tahun
2005, yang telah membedakan antara KMS untuk laki-laki dan perempuan. KMS
ini juga untuk mengetahui keadaan gizi dan mengenali apakah seorang anak
tumbuh normal.1
Dengan Kartu Menuju Sehat (KMS), ibu dapat mengetahui perkembangan
yang harus dicapai oleh balita ibu, mulai dari gerakan kasar, gerakan halus,
pengamatan, bicara aktif sampai sosialisasi sesuai perkembangan usianya. Melalui
KMS, ibu juga dapat memantau pertumbuhan fisik balita terutama berat
badannya. Berat badan terkait dengan tingkat kesehatan balita ibu. Dengan KMS,
ibu dapat mengetahui pertumbuhan berat badan ideal yang harus dicapai oleh
balita ibu sesuai dengan perkembangan usianya.2

Melalui Kartu Menuju Sehat (KMS), ibu dapat mengetahui kelompok
bahan makanan sesuai gizi seimbang dan pedoman pemberian makanan yang
sehat untuk balita ibu, sehingga diharapkan balita ibu akan bertumbuh dan
berkembang. Mengingat pentingnya informasi yang ada dalam KMS, sebaiknya
setiap ibu yang mempunyai balita memiliki KMS. KMS harus dibawa ketika
memeriksakan balita di posyandu, puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan
lainnya. Semua balita di Posyandu telah diberikan Kartu Menuju Sehat (KMS),
tetapi banyak balita yang tidak membawa Kartu Menuju Sehat (KMS) pada saat
datang ke Posyandu.3
Setelah seseorang mengetahui mengenai stimulus atau objek, proses
selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap
Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati)

51

tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan
pengetahuan kesehatan.4
Di Posyandu Cempaka II terdapat banyak ibu bayi balita yang lupa
membawa KMS ke posyandu bahkan ibu tidak mempunyai KMS. Hal ini

disebabkan karena pengetahuan ibu balita tentang KMS sangat kurang dan
menyebabkan sikap ibu dalam penggunaan KMS juga sangat kurang.
Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan melalui wawancara pada 5
ibu yang mempunyai balita di Posyandu Cempaka II tanggal 12 Maret 2012,
terdapat 1 ibu memiliki pengetuhuan baik, 2 ibu mempunyai pengetahuan cukup
dan 2 ibu mempunyai pengetahuan kurang tentang Kartu Menuju Sehat (KMS).
Mereka hanya sebatas tahu tentang KMS selalu dibawa ke posyandu, tanpa
mengetahui bagaimana pentingnya KMS untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan balitanya. Dan sikap ibu dalam penggunaan KMS hanya 1 ibu
yang sikapnya cukup, sebagian besar ibu masih kurang menyadari penggunaan
KMS yang penting untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita.
Selain itu, karena tingkat ekonomi sebagian besar warga menengah kebawah,
menyebabkan mereka kurang memperhatikan masalah pentingnya KMS dan
penggunaan KMS.
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Hubungan tingkat pengetahuan ibu bayi balita tentang Kartu Menuju
Sehat (KMS) dengan sikap ibu bayi balita dalam penggunaan Kartu Menuju Sehat
(KMS) di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten Tahun 2012”.
2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita
tentang Kartu Menuju Sehat (KMS) dengan Sikap Ibu Bayi Balita dalam
Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan
Wonosari Klaten Tahun 2012?”.
3. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum penelitian adalah mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan ibu bayi balita tentang Kartu Menuju Sehat dengan sikap ibu ibu
bayi balita dalam penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) di Posyandu Cempaka
II Biru Pandanan Wonosari Klaten Tahun 2012. Sedangkan Tujuan Khususnya
adalah : (a) Mengetahui tingkat pengetahuan ibu bayi balita tentang Kartu Menuju
Sehat (KMS) di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten Tahun
2012. (b) Mengetahui sikap ibu bayi balita dalam penggunaan Kartu Menuju
Sehat (KMS) di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten Tahun
2012. (c) Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu bayi balita tentang Kartu
Menuju Sehat (KMS) dengan sikap ibu bayi balita dalam penggunaan Kartu
Menuju Sehat (KMS) di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten
Tahun 2012.


Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap
Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati)

52

METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian analitik dengan rancangan cross
sectional. Pada penelitian analitik, peneliti mencoba menggali bagaimana dan
mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika
korelasi antara fenomena baik antara faktor risiko dengan faktor efek. Pendekatan
cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antar
faktor-faktor resiko dengan faktor efek, dengan cara pendekatan, yang diobservasi
sekaligus dalam waktu yang bersamaan.17 Sifat penelitian adalah penelitian
korelasi (hubungan) yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara 2
variabel yaitu untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu bayi balita
dengan sikap ibu bayi balita dalam penggunaan kartu menuju sehat (KMS).17
2. Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
penelitian untuk dipelajari dan kemudiaan ditarik kesimpulannya. Variabel
penelitian dalam penelitian ini adalah : 18 (a) Variabel Independen (bebas) adalah
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah pengetahuan ibu bayi balita tentang kartu menuju sehat (KMS). (b)
Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
sikap ibu bayi balita dalam penggunaan kartu menuju sehat (KMS).
3. Definisi Operasional

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel diamati
atau diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi batasan atau “Definisi
Operasional”. Definisi Operasional ini juga bermanfaat untuk mengarahkan
kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang
bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur).17

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap
Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati)


53

Tabel 1
Definisi Operasional
Variabel
Variabel
bebas
(Pengetahuan ibu
bayi balita tentang
kartu
menuju
sehat)

Definisi operasional

Kategori

Segala
sesuatu

yang 1. Baik jika: x > 26
diketahui ibu bayi balita 2. Cukup jika: 20 ≤ x ≤ x 26
mengenai kartu menuju 3. Kurang jika: x < 20
sehat meliputi pengertian,
penjelasan
umum, isi,
bagian,
fungsi
dan
kegunaan KMS

Variabel terikat Suatu
respon
yang 1.
(sikap ibu bayi diberikan ibu bayi balita 2.
balita
dalam dalam penggunaan KMS 3.
penggunaan kartu
menuju sehat)


Baik : 62,4-85
Cukup : 39,7-62,3
Kurang : 17-39,6

Alat Ukur

Skala

Kuesioner

Ordinal

Kuesioner

Ordinal

4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian, sumber data atau subyek penelitian, mempunyai karakteristik, tertentu,
berbeda sesuai dengan tujuan penelitian.17 Populasi penelitian ini adalah ibu yang
mempunyai bayi balita di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten
bulan Juni tahun 2012 sejumlah 76 orang. Sampel adalah sebagian yang diambil
dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.17
Pada penelitian ini menggunakan Accidental sampling yaitu teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Jadi sampel dalam
penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi balita dan datang ke Posyandu
Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten yang secara kebetulan dijumpai oleh
peneliti pada tanggal 23 Juni 2012 tahun 2012 sejumlah 33 responden.
5. Alat dan Metode Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data atau instrumen penelitian adalah alat-alat yang
akan digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen dalam penelitian ini berupa
kuesioner (daftar pernyataan).17 Kuesioner dalam penelitian ini ada 2 yaitu
kuesioner pengetahuan dan kuesioner sikap.
Berdasarkan uji validitas di Posyandu Cempaka I pada tanggal 7 Juni tahun 2012
dengan jumlah responden 20 orang, kuesioner pengetahuan 34 pertanyaan dinyatakan
valid semua, diperoleh nilai rhitung (0.449-779) > rtabel (0,444) dengan N=20 pada tingkat
kepercayaan 0,05. Sedangkan kuesioner sikap terdiri dari 17 pertanyaan dinyatakan valid
semua. Hasil diperoleh nilai rhitung (0,467-780) > rtabel (0,444) dengan N=20 pada tingkat
kepercayaan 0,05.

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap
Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati)

54

Berdasarkan uji reabilitas didapatkan nilai apha cronbach’s pengetahuan
yaitu 0,936, sedangkan nilai alpha cronbach’s sikap yaitu 0,839 dan dinyatakan
reliabel karena nilai alpha cronbach’s > 0,70.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh secara langsung dari responden yaitu dari kuesioner yang berisikan
jawaban yang didapatkan langsung dari ibu yang mempunyai bayi balita di
Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten tahun 2012.
6. Metode Pengolahan dan Analisa Data

Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data.
Langkah-langkah pengolahan data :
1.
Editing, adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan.17 Editing yang dilakukan di penelitian ini
meliputi meneliti kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden, dan
mengembalikan kembali kepada responden apabila masih terdapat
pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab.
2.
Coding, kegiatan memberi kode numerik (angka) terhadap data pada
semua variabel.17 Dalam penelitian ini penulis memberikan kode pada
analisa data yaitu untuk variabel tingkat pengetahuan ibu bayi balita
tentang KMS menggunakan ketegori baik, cukup dan kurang. Kategori
kurang diberikan kode (1), cukup (2), dan baik (3). Variabel sikap dalam
pennggunaan KMS menggunakan kategori baik, cukup, dan kurang,
kategori kurang diberikan kode (1), cukup (2), dan baik (3).
3.
Data Entry, kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam
master tabel atau database komputer.17 Data entry dalam penelitian
meliputi ini mmemasukkan hasil penelitian yang berupa jawaban dari
semua item soal yang telah diisi oleh responden kedalam master tabel yang
telah dibuat sebelumnya.
4.
Tabulating, adalah kegiatan pengorganisasian data sedemikian rupa agar
dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan
dianalisis.17 Dalam penelitian ini peneliti melakukan penghitungan
berdasarkan kategori-kategori yang telah ditentukan dan menyajikannya ke
dalam tabel-tabel data.
Analisis data menggunakan Analisis Univariate dan Analisis Bevariate.
1.
Analisis Univariate
Tingkat pengetahuan responden dikategorikan dengan 3 kategori yaitu :
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > 26, dalam arti kata
pengetahuan responden dikatakan baik jika bisa menjawab pertanyaan
benar 27 pertanyaan atau lebih.
b. Cukup, bila nilai 20 ≤ x ≤ 26, dalam arti kata pengetahuan responden
dikatakan cukup jika bisa menjawab pertanyaan benar 20 sampai 26
pertanyaan.
c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < 20, dalam arti kata
pengetahuan responden dikatakan kurang jika bisa menjawab
pertanyaan benar kurang dari 20 pertanyaan.
Kategori sikap ibu bayi balita dikategorikan menjadi 3 yaitu:
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap
Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati)

55

2.

a. Baik
: 62,4-85, jika jumlah nilai jawaban responden 63-85.
b. Cukup
: 39,7-62,3, jika jumlah nilai jawaban responden 40-62.
c. Kurang
: 17-39,6, jika jumlah nilai jawaban responden 17-39.
Analisis Bevariate
Analisis bevariate yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkorelasi kemudian dibuat dalam bentuk tabel
silang. Sumber data untuk kedua variabel yang akan dikonversikan dapat
berasal dari sumber yang tidak sama, jenis data yang dikorelasikan adalah
data ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan Korelasi Spearman Rank.
Apabila hasil perhitungan hitung > tabel, maka Ho ditolak artinya
ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang KMS dengan sikap ibu
dalam penggunaan KMS.26 Bila nilai N lebih dari 30, dimana dalam tabel
tidak ada maka pengujian signifikasi menggunakan rumus :18
t= r
Uji signifikan tersebut untuk menarik kesimpulan apakah terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap. Dikatakan
signifikan bila nilai Zhitung > Ztabel atau thitung > ttabel.18 Dan dengan melihat
nilai signifikan (p) jika nilai p < 0,05 maka dikatakan signifikan atau ho
ditolak begitu sebaliknya.10
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.

Hasil Penelitian

Penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu bayi balita tentang
KMS dengan sikap ibu bayi balita dalam penggunaan KMS telah dilaksanakan
pada tanggal 23 Juli tahun 2012 di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan
Wonosari Klaten, dengan menggunakan kuesioner pengetahuan dan sikap pada 33
ibu bayi balita. Sebelum penulis menyajikan hasil penelitian, terlebih dahulu
penulis sajikan data mengenai karakteristik responden meliputi umur, pendidikan
dan pekerjaan
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur
No
1
2
3
4
5

Umur
16-20 tahun
21 – 25 tahun
26 – 30 tahun
31 – 35 tahun
36-40 tahun
Jumlah

Frekuensi (F)
5
5
7
10
6
33

Prosentase (%)
15,2
15,2
21,1
30,3
18,1
100

Sumber: Data Primer Tahun 2012

Karakteristik responden berdasarkan umur diketahui mayoritas
responden berumur antara 31 – 35 tahun yaitu sejumlah 10 responden (30,3 %)
sedangkan paling sedikit adalah responden yang berumur < 21 dan antara 21 – 25
yaitu sejumlah 5 responden (15,2 %).
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap
Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati)

56

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Pendidikan
No
1
2
3
4

Pendidikan
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat PT
Jumlah

Frekuensi (F)
6
9
11
7
33

Prosentase (%)
18,2
27,3
33,3
21,2
100

Sumber : Data Primer Tahun 2012
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diketahui mayoritas
pendidikan responden adalah tamat SMA yaitu sejumlah 11 responden (33,3 %)
sedangkan paling sedikit adalah tamat SD yaitu sejumlah 6 responden (18,2 %).
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan
No
1
2
3

Pekerjaan
IRT
Swasta
PNS
Jumlah

Frekuensi (F)
18
11
4
33

Prosentase (%)
54,5
33,3
12,2
100

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan diketahui mayoritas
responden adalah ibu rumah tangga yaitu sejumlah 18 responden (54,5%),
sedangkan yang paling sedikit adalah PNS sejumlah 4 responden (12,2%).
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden
No
1
2
3

Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah

Frekuensi (F)
5
24
4
33

Prosentase (%)
15,2
72,7
12,1
100

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan
ibu bayi balita terbanyak adalah cukup sebanyak 24 responden (72,7%).
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Sikap responden
No
1
2
3

Sikap Ibu Bayi Balita
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah

Frekuensi
11
20
2
33

Prosentase (%)
33,3
60,6
6,1
100

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan tabel diatas dapat dillihat bahwa sikap ibu bayi balita
dalam penggunaan KMS terbanyak adalah cukup sebanyak 20 responden
(60,6%).
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap
Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati)

57

Tabel 7
Tabel Silang Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Sikap
PENGETAHUAN * SIKAP Crosstabulation

Kurang
PENGETAHUAKurang Count
1
% within PENGETAHUA25.0%
Cukup Count
1
% within PENGETAHUA 4.2%
Baik
Count
0
% within PENGETAHUA .0%
Total
Count
2
% within PENGETAHUA 6.1%

SIKAP
Cukup
2
50.0%
17
70.8%
1
20.0%
20
60.6%

Baik

Total

1
25.0%
6
25.0%
4
80.0%
11
33.3%

4
100.0%
24
100.0%
5
100.0%
33
100.0%

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan ibu bayi balita yang
memiliki pengetahuan kurang dengan sikap kurang sebanyak 1 responden
(25,0%), pengetahuan kurang dengan sikap cukup ada 2 responden
(50,0%), pengetahuan kurang dengan sikap baik sebanyak 1 responden
(25,0%), pengetahuan cukup dengan sikap kurang sebanyak 1 responden
(4,2%), pengetahuan cukup dengan sikap cukup sebanyak 17 responden
(70,8%), pengetahuan cukup dengan sikap baik sebanyak 6 responden
(25,0%), pengetahuan baik dengan sikap cukup sebanyak 1 responden
(20,0%), pengetahuan baik dengan sikap baik sebanyak 4 responden
(80,0%), sedangkan pengetahuan baik dengan sikap kurang tidak dijumpai.
Tabel 8
Korelasi Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap
Correlations
PENGET
AHUAN
Spearman's rho PENGETAHUANCorrelation Coefficien 1.000
Sig. (2-tailed)
.
N
33
SIKAP
Correlation Coefficien
.379*
Sig. (2-tailed)
.030
N
33

SIKAP
.379*
.030
33
1.000
.
33

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber : Data Primer Tahun 2012

Untuk mengetahui hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi
Balita tentang KMS dengan Sikap Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan
KMS di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten tahun
2012 dilakukan analisis korelasi dengan menggunakan Spearmen Rank
dengan taraf signifikansi 5% melalui bantuan SPSS for windows 17.00.

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap
Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati)

58

Didapatkan nilai rs sebesar (0,379) dengan p value 0,030 < 0,05,
sehingga Ho : ditolak. Maka kesimpulannya ada hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS dengan sikap ibu bayi balita
dalam penggunaan KMS di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan
Wonosari Klaten tahun 2012.
Dari hasil perhitungan thitung sebesar 2,28 dengan nilai ttabel sebesar
2,042 sehingga thitung > ttabel . Maka kesimpulannya ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS dengan sikap
ibu bayi balita dalam penggunaan KMS di Posyandu Cempaka II Biru
Pandanan Wonosari Klaten tahun 2012.
2.

Pembahasan

Pada penelitian ini didapatkan pengetahuan ibu bayi balita mayoritas cukup
dikerenakan mayoritas umur ibu bayi balita 31-35 tahun, sehingga semakin
matang usia seseorang, semakin banyak pengalaman ibu bayi balita dan karena
ibu sudah mempunyai anak lebih dari satu sehingga sudah mempunyai
pengalaman sebelumnya tentang KMS, hal ini juga akan berpengaruh pada
pengetahuan ibu bayi balita. Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh
pada pertambahan pengetahuan yang diperoleh, akan tetapi pada umur-umur
tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan menerima atau mengingat suatu
pengetahuan berkurang.8 Sedangkan pengalaman adalah sebagai sumber
pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan
cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan
masalah yang dihadapi masa lalu.9
Sedangkan untuk sikap mayoritas sikap responden adalah cukup, hal ini
dikarenakan pengaruh orang lain yang dianggap penting yaitu kader posyandu
yang memberikan pengarahan dan penjelasan tentang penggunaan KMS yang
seharusnya. Sikap ibu yang baik dipengaruhi oleh pengetahuan yang baik
sehingga memberikan sikap yang positif yaitu dengan selalu membawa KMS saat
posyandu dan saat datang ke petugas kesehatan jika bayi balita sakit atau
imunisasi dan selalu menyimpan KMS dengan baik.
Berdasarkan perhitungan statistik untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS dengan sikap ibu bayi balita dalam
penggunaan KMS di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten tahun
2012 menggunakan Spearmen Rank Spearmen Rank dengan taraf signifikansi 5%
melalui bantuan SPSS for windows 17.00. Didapatkan nilai rs sebesar (0,379)
dengan p value 0,030 < 0,05, sehingga Ho : ditolak. Maka kesimpulannya ada
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS dengan sikap
ibu bayi balita dalam penggunaan KMS di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan
Wonosari Klaten tahun 2012. Dari hasil perhitungan thitung sebesar 2,28 dengan
nilai ttabel sebesar 2,042 sehingga thitung > ttabel . Maka kesimpulannya ada hubungan
yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS dengan
sikap ibu bayi balita dalam penggunaan KMS di Posyandu Cempaka II Biru
Pandanan Wonosari Klaten tahun 2012.

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap
Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati)

59

Dalam penelitiaan ini didapatkan hasil ada hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS dengan sikap ibu bayi balita dalam
penggunaan KMS di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten tahun
2012. Dengan demikian dalam penentuan sikap untuk memilih suatu pilihan dapat
dipengaruhi salah satunya oleh pengetahuan. Pengetahuan adalah hasil “tahu”, hal
ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek, individu
mempunyai dorongan utuk mengerti.19 Setelah seseorang mengetahui mengenai
stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap
stimulus atau obyek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap
kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan.4
Pengetahuan tentang KMS sangat penting bagi ibu bayi balita karena
dengan pengetahuan yang baik ibu bayi balita dapat mengetahui pentingnya KMS
dan penggunaan KMS yang seharusnya agar dapat memantau pertumbuhan dan
perkembangan bayi balita.
Pada penelitian yang dilakukan Juhairiyah tahun 2007 mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan
judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Penggunaan KMS
untuk Pemantauan Pertumbuhan Balita”. Hasil penelitian menunjukkan ada
hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam penggunaan KMS untuk
pemantauan pertumbuhan balita. Dan pengetahuan mempunyai hubungan yang
positif dengan sikap, proses pembentukan sikap terjadi karena adanya
pengetahuan yang dimiliki responden.
Seperti teori yang di uraikan diatas bahwa dengan pengetahuan tentang
KMS yang baik sangat membantu ibu dalam memantau pertumbuhan dan
perkembangan bayi balita dan akan berpengaruh dengan sikap ibu bayi balita
dalam penggunaan KMS. Sehingga dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
dengan pengetahuan ibu bayi balita yang cukup tentang KMS akan memberikan
sikap yang cukup juga bagi ibu bayi balita dalam penggunaan KMS.
SIMPULAN DAN SARAN
1.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan tentang Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita Tentang Kartu Menuju Sehat (KMS) dengan
Sikap Ibu Bayi Balita Dalam Penggunaan KMS di Posyandu Cempaka II Biru
Pandanan Wonosari Klaten Tahun 2012 maka dapat ditarik simpulan :
a. Pengetahuan ibu bayi balita tentang KMS di Posyandu Cempaka II Biru
Pandanan Wonosari Klaten tahun 2012 mayoritas memiliki pengetahuan
cukup sebanyak 24 responden (72,7%).
b. Sikap ibu bayi balita dalam penggunaan KMS di Posyandu Cempaka II
Biru Pandanan Wonosari Klaten tahun 2012 mayoritas memiliki sikap
cukup sebanyak 20 responden (60,6%).
c. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu bayi
balita tentang KMS dengan sikap ibu bayi balita dalam penggunaan KMS
di Posyandu Cempaka II Biru Pandanan Wonosari Klaten Tahun 2012
karena rs sebasar 0,379 dengan thitung (2,28) > ttabel (2,042) dengan pvalue
(0,030) < (0,05).
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap
Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati)

60

2.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat memberikan saran
kepada pihak-pihak yang terkait diantaranya :
a. Bagi Responden
Penelitian ini diharapkan masyarakat lebih meningkatkan pengetahuan ibu
bayi balita tentang KMS dengan memanfaatkan sumber informasi dari
kader posyandu, bidan, puskesmas, Rumah sakit, atau media-media
lainnya.
b. Bagi Institusi
Agar memperbanyak daftar pustaka dan menambah referensi tentang
Kartu Menuju Sehat (KMS).
c. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian yang terkait dengan
penelitian sejenis ini dengan penambahan variabel, jumlah responden,
metode pengambilan data dengan teknik wawancara dan cakupannya
supaya diperluas agar penelitian selanjutnya lebih baik dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes.RI. 2009. Pedoman Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS)
Balita. Jakarta
2. Depkes Jawa Barat. 2011. http://jabar.bkkbn.go.id/detail/program/21/
diakses tanggal 15 februari 2012 jam 11.20 WIB
3. Anomim.
2010.
Kartu
Menuju
Sehat
Baru
Diluncurkan.
http://dinkesbanggai.wordpress.com/2010/01/01/kartu-menujusehat-model-baru-diluncurkan/ diakses tanggal 15 februari 2012
jam 11.10 WIB
4. Notoatmojo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta
5. Ariawati, H. 2007. Tingkat Pengetahuan Mahasiawa Tingkat II Tentang
KMS di Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘ulum tahun 2010.
Surakarta: Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.
6. Juhairiyah. 2010. Hubungan tingakat pengetahuan dengan sikap ibu balita
dalam penggunaan KMS untuk pemantauan pertumbuhan balita.
http://alulum.baak.web.id/files/2.%20juhairiyah%januari%202010.
pdf. Diakses tanggal 20 juni 2012 jam 12.45 WIB.
7. Notoatmojo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
Rineka Cipta

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap
Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati)

61

8. Wawan, Dewi. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika
9. Notoatmojo, S. 2007. Definisi Pengetahuan serta Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Pengetahuan.http://duniabaca.com/definisipengetahuan-serta-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuanhtml.diunduh pada tanggal 18 Maret 2012 jam 17.15 WIB
10. Riwidikdo. 2007. Statistik Kesehatan.Yogyakarta : Mitra Cendikia Press
11. Depkes RI, 2009. Pedoman penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS)
Balita, Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Direktorat Jendral Bina
Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan RI 2009.
Bubidan.com, kabarbisnis.com diakses tanggal 15 februari 2012
jam 11.10 WIB
12. Giatno, B. 2005. Buku Pegangan Kader Posyandu. Jawa Timur : Dinas
Kesehatan
13. Nursalam. 2005. Ilmu kesehatan anak. Jakarta : Salemba Medika
14. Depkes, RI. 2008. Referensi Kesehatan. http://creasoft.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 14 Februari 2012 jam 14.20 WIB
15. Anonim. 2012. Kartu Menuju Sehat. http://anakspesial-edu.com/ kartumenuju-sehat-kms di akses 15 februari 2012 jam 11.05 WIB
16. Wibowo, A. 2011. Kartu Menuju Sehat (KMS) Untuk Tumbuh Kembang
Optimal.http://medicalera.com/info_answer.php.thread=20359.
Diakses tanggal 4 Mei 2012 jam 13.30 WIB
17. Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.
Rineka Cipta
18. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung : Penerbit Alfabeta
19. Ridwan, K. 2010. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Path
Analisis). Bandung : Alfabeta
20. Hidayat. 2008. Metodelogi Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif.
Surabaya : Health Books Publishing
21. Azwar. 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogjakarta :
Pustaka Pelaja
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap
Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati)

62

22. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi
VI. Jakarta : Rineka cipta
23. Notoatmojo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :
Rineka Cipta
24. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
25. Simamora, B. 2004. Riset Pemasaran Falsafah, Teori dan Aplikasi.
Jakarta : Gramedia Pustaka
26. Saryono S,dkk. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta :
Nuha Medika
27. Sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan KuantitatifKualitatif. Jakarta : Salemba Medika

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita tentang KMS dan Sikap
Ibu Bayi Balita dalam Penggunaan KMS (C. Setyorini dan D.Ekowati)

63